ojan opeb 'uu nosbisa - pustaka ilmiah universitas...

2
REPUBLlKA o Senin o Selasa o Rabu o Kamis Jumat o Sabtu o Minggu 2 3 4 5 CV 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 OJan OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul .Ags OSep OOkt ONov ODes 'UU NosBisa Pidanakan GRPP' Perubahan morfologi Tangkubanparahu membuat cekungan Bandung semakin ter- ancam. BANDUNG -- Kasus Tangku- banparahu, Kabupaten Bandung Barat, hingga kini, masih terka- tung-katung. Fakta ini, semakin mendorong masyarakat menun- tut pemerintah agar segera me- nyelesaikan persoalan itu. Un- dang-undang Nomor 5 Tahun 1990tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistem, pun siap dikibarkan untuk memida- nakan pengelola Tangkubanpa- rahu, PT Graha Rani Putra Per- sada (PT GRPP). Hal ini terungkap dalam Dis- kusi Lingkungan; Telaah Hukum UU No 5/ 1990 Tentang Konser- vasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya, Studi Kasus lndi- kasi Tindak Pidana Kejahatan Lingkungan Hidup di Kawasan Tangkubanparahu di kantor Ha- rian Republika Perwakilan Ban- dung, Jl RE Martadinata No. 126, Bandung, Kamis (5/8). Diskusi tersebut hasil kerja sama antara Harian Umuin Republika dan Forum Penyelamat Lingkungan Hidup (FPLH). Pakar Hukum dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr lndra Perwira menyatakan, undang- undang tersebut dapat memi- danakan PT GRPP, atas dasar melakukan pelanggaran dalam konservasi sumber daya alam dan ekosistem. Pelanggaran tersebut di antaranya dalam bentuk pem- buatan drainase, penggunaan ta- nah di sekitar gunung sebagai ba- han material untuk pembangun- an dan penebangan pohon dam- mar, serta penanaman pohon yang bukan asli dari wilayah Tangkubanparahu. "Padahal dalam UU tersebut melarang setiap orang yang dapat mengubah bentuk fisik dan kegiatan yang tidak sesuai peruntukannya. Dengan UU No 5/1990, PT GRPP dapat dipi- danakan," tegas lndra, dalam diskusi lingkungan tersebut, Kamis (5/8) pagi. Selain pengelola, lanjut Indra, pihak yang memberikan izin pun dapat dipidanakan karena pen- gelolaan yang dilakukan PT GRPp, tidak sesuai dengan per- untukan. Karena selama ini, PT GRPP kerap mengklaim memili- ki izin. lzin itu dari Pemkab Kabupaten Bandung Barat dan Subang, Balai Konservasi Sum- ber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat hingga rekomendasi dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. la juga menegaskan, pascape- laporan tindak pidana yang dila- kukan pihak Forum Penyelamat Lingkungan Hidup (FPLH) ke- pada Polda Jabar pada 10 Juni 2010lalu, pihak kepolisian harus segera membentuk tim ahli. Upa- ya ini, tidak hanya untuk mem- berikan legal opinion, tapi juga hasil kajian secara teknis. "Tim ahli ini harus berkeja dengan bukti-bukti pengrusakan lingkungan yang dilakukan GRPp, serta berdasarkan hasil kajian dari pakar atau ahlinya. Kalau sudah begini, Pemkab KBBdan Subang, cucitangan. BKSDAjuga menjadi pihak yang bersalah dalam kasus ini," tegasnya. Pakar hidrologi dan lingkung- an hidup dari Universitas Padja- djaran (Unpad), Chay Asdak PhD menya takan, kekha watirannya pada perubahan bentuk atau morfologi Gunung Tangkuban- parahu yang juga menjadi bagian dalam Kawasan Bandung Utara (KBU). la menilai, dengan per- ubahan morfol6gi tersebut, dapat membuat cekungan Bandung akan semakin tergenang oleh banjir akibat air hujan yang ti- dak terserap ke dalam tana , Chay mengatakan, penyera an air hujan di Tangkubanpa ahu kurang dari 40persen. Sedangkan air hujan yang mengalir dan er- potensi menjadi banjir sekitar 75- 80persen. "Banjir pun hanya ting- gal menunggu waktu," tegas dia. Hal ini, sambung Chay, ise- babkan karena kegiatan komer- sial yang mengatasnamakan pa- riwisata ekowisata alam. Pende- katan yang dilakukan hanya di- lihat dari sisi ekonominya, pa adanya penguatan konservasi lingkungan. Padahal tanpa ada- nya pengembang, gunung Tang- kubanparahu akan tetap ramai dikunjungi wisatawan," ucap- nya. Sementara itu, staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)Jabar, Hermawan, me- nyatakan pembangunan Taman Wisata Alam (TWA)di ka asan Tangkubanparahu oleh PT RPp, tidak eacat hukum. la mengata- kan, pengelolaan kawasan terse- but sudah dilengkapi Analisis Mengenai Dampak Lingk ngan (AMDAL),lengkap secara admi- nistratif dan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Sengketa berawal setelah Menteri Kehutanan RI mener- bitkan SK Nomor 306/Me hut- II/2009 tertanggal 29 Mei 2009. Surat tersebut memberikan lzin Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA) kepada PT GRPP di Ta- man Wisata Alam Gunung ['ang- kubanparahu. Surat itu dianggap cacat hu- kum. Hal ini, karena sala satu syarat penerbitan surat te sebut belum terpenuhi, yakni harus mendapat rekomendasi dari Gu- bernur atau Kepala Daera ting- kat I setempat. c23/mj09, ed: agus Kliping Humas Unpad 2010 1

Upload: vuonghanh

Post on 13-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OJan OPeb 'UU NosBisa - Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/08/republika-20100806... · 1990tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan

REPUBLlKAo Senin o Selasa o Rabu o Kamis • Jumat o Sabtu o Minggu2 3 4 5 CV 7 8 9 10 11 12 13 14 15

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31OJan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul .Ags OSep OOkt ONov ODes

'UU NosBisaPidanakan GRPP'

Perubahan morfologiTangkubanparahumembuat cekunganBandung semakin ter-ancam.

BANDUNG -- Kasus Tangku-banparahu, Kabupaten BandungBarat, hingga kini, masih terka-tung-katung. Fakta ini, semakinmendorong masyarakat menun-tut pemerintah agar segera me-nyelesaikan persoalan itu. Un-dang-undang Nomor 5 Tahun1990tentang Konservasi SumberDaya Hayati dan Ekosistem, punsiap dikibarkan untuk memida-nakan pengelola Tangkubanpa-rahu, PT Graha Rani Putra Per-sada (PT GRPP).

Hal ini terungkap dalam Dis-kusi Lingkungan; Telaah HukumUU No 5/ 1990Tentang Konser-vasi Sumber Daya Hayati danEkosistemnya, Studi Kasus lndi-kasi Tindak Pidana KejahatanLingkungan Hidup di KawasanTangkubanparahu di kantor Ha-rian Republika Perwakilan Ban-dung, Jl RE Martadinata No. 126,Bandung, Kamis (5/8). Diskusitersebut hasil kerja sama antaraHarian Umuin Republika danForum Penyelamat LingkunganHidup (FPLH).

Pakar Hukum dari UniversitasPadjadjaran (Unpad), Dr lndraPerwira menyatakan, undang-undang tersebut dapat memi-danakan PT GRPP, atas dasarmelakukan pelanggaran dalamkonservasi sumber daya alam danekosistem. Pelanggaran tersebutdi antaranya dalam bentuk pem-buatan drainase, penggunaan ta-nah di sekitar gunung sebagai ba-han material untuk pembangun-an dan penebangan pohon dam-

mar, serta penanaman pohonyang bukan asli dari wilayahTangkubanparahu.

"Padahal dalam UU tersebutmelarang setiap orang yangdapat mengubah bentuk fisik dankegiatan yang tidak sesuaiperuntukannya. Dengan UU No5/1990, PT GRPP dapat dipi-danakan," tegas lndra, dalamdiskusi lingkungan tersebut,Kamis (5/8) pagi.

Selain pengelola, lanjut Indra,pihak yang memberikan izin pundapat dipidanakan karena pen-gelolaan yang dilakukan PTGRPp, tidak sesuai dengan per-untukan. Karena selama ini, PTGRPP kerap mengklaim memili-ki izin. lzin itu dari PemkabKabupaten Bandung Barat danSubang, Balai Konservasi Sum-ber Daya Alam (BKSDA) JawaBarat hingga rekomendasi dariGubernur Jawa Barat, AhmadHeryawan.

la juga menegaskan, pascape-laporan tindak pidana yang dila-kukan pihak Forum PenyelamatLingkungan Hidup (FPLH) ke-pada Polda Jabar pada 10 Juni2010lalu, pihak kepolisian harussegera membentuk tim ahli. Upa-ya ini, tidak hanya untuk mem-berikan legal opinion, tapi jugahasil kajian secara teknis.

"Tim ahli ini harus berkejadengan bukti-bukti pengrusakanlingkungan yang dilakukan GRPp,serta berdasarkan hasil kajian daripakar atau ahlinya. Kalau sudahbegini, Pemkab KBBdan Subang,cuci tangan. BKSDAjuga menjadipihak yang bersalah dalam kasusini," tegasnya.

Pakar hidrologi dan lingkung-an hidup dari Universitas Padja-djaran (Unpad), ChayAsdak PhDmenya takan, kekha wa tirannyapada perubahan bentuk ataumorfologi Gunung Tangkuban-parahu yang juga menjadi bagiandalam Kawasan Bandung Utara(KBU). la menilai, dengan per-

ubahan morfol6gi tersebut, dapatmembuat cekungan Bandungakan semakin tergenang olehbanjir akibat air hujan yang ti-dak terserap ke dalam tana ,

Chaymengatakan, penyera anair hujan di Tangkubanpa ahukurang dari 40persen. Sedangkanair hujan yang mengalir dan er-potensi menjadi banjir sekitar 75-80persen. "Banjir pun hanya ting-gal menunggu waktu," tegas dia.

Hal ini, sambung Chay, ise-babkan karena kegiatan komer-sial yang mengatasnamakan pa-riwisata ekowisata alam. Pende-katan yang dilakukan hanya di-lihat dari sisi ekonominya, paadanya penguatan konservasilingkungan. Padahal tanpa ada-nya pengembang, gunung Tang-kubanparahu akan tetap ramaidikunjungi wisatawan," ucap-nya.

Sementara itu, staf BalaiKonservasi Sumber Daya Alam(BKSDA)Jabar, Hermawan, me-nyatakan pembangunan TamanWisata Alam (TWA)di ka asanTangkubanparahu oleh PT RPp,tidak eacat hukum. la mengata-kan, pengelolaan kawasan terse-but sudah dilengkapi AnalisisMengenai Dampak Lingk ngan(AMDAL),lengkap secara admi-nistratif dan sesuai tugas pokokdan fungsinya.

Sengketa berawal setelahMenteri Kehutanan RI mener-bitkan SK Nomor 306/Me hut-II/2009 tertanggal 29 Mei 2009.Surat tersebut memberikan lzinPengusahaan Pariwisata Alam(IPPA) kepada PT GRPP di Ta-man Wisata Alam Gunung ['ang-kubanparahu.

Surat itu dianggap cacat hu-kum. Hal ini, karena sala satusyarat penerbitan surat te sebutbelum terpenuhi, yakni harusmendapat rekomendasi dari Gu-bernur atau Kepala Daera ting-kat I setempat.

• c23/mj09, ed: agus

Kliping Humas Unpad 2010

1

Page 2: OJan OPeb 'UU NosBisa - Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/08/republika-20100806... · 1990tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan

REPUBLlKAo Selasa o Rabu o Kamis Jumat o Sabtu o Minggu

4 5 ® 7 8 9 10 11 12 13 14 1520 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

OMar OApr OMei OJun OJul .Ags OSep OOkt ONov ODes

n I temny

n Hldup

Kliping Humas Unpad 2010