ojan opeb sulitnya kasus gayu -...

2
tUPUTAR INDONESIA • Senfn o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 @) 14 15 17 .18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 OJan OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONo"; • Des K asus Gayus tidak ubahnya dengan kasus Urip Tri Gunawan-Arthalyta, tidak ubahnya dengan kasus Anggodo. Kasus ini juga tidak ubahnya de- ngan kasus cek pelawat yang me- libatkan anggota DPR RI, tidak ubahnya dengan kasus lain yang ter-sangkut tindak pidana korupsi. Dalam UU Antikorupsi di Indo- nesia, unik dan berbeda dengan UU yang sama di negara lain, ko- rupsi diartikan secara luas, terma- suk tindak pidana suap dan delik jabatan lainnya yang diatur dalam KUHP, ditambah dengan gratifi- kasi. Di negara lain tidak dikenal tindak pidana korupsi, melainkan tindak pidana suap. Bahkan, dalam praktik, hampir seluruh tindak pidana yang ber- kaitan dengan keuangan negara didakwa dengan UU Antikorupsi N031 Tahun 1999yangtelahdiubah dengan UU No 20 Tahun 2001. UU itu mencakup tindak pidana di bi- dang perpajakan, perbankan, dan bahkansemuaketentuan pidana di UU Sektoral jika dilanggar ter- masuk tindak pidana korupsi. Gratifikasi dan Suap GayusmerupakanseorangPNS Direktorat jenderal Pajak Depar- temenKeuangan. Dalam UUNo 28 Tahun2007 tentangPerubahanKe- tiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 ten tang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan se- cara khusus ditentukan, "jika dari bukti permulaan ditemukan unsur tindak pidana korupsi pegawai Direktorat jenderal Pajak yang ter- sangkut wajib diproses menurut ke- tentuan hukum tindak pidana ko- rupsi (PasaI43Aayat3)." KasusGayusdarikacamata UU No 31Tahun1999joUUN020Tahun 2001 jelas termasuk tindak pidana suap dalam lingkup UU tersebut. Uang suap itu diterima Gayus ke- tika berada dalam posisi sebagai jiscus (petugas pajak) sehingga berlaku ketentuan Pasal43 A. Oto- matis terhadapyang bersangkutan diberlakukan PasaI5 ayat (2) ) UU No 20 Tahun 2001, yaitu ketentuan mengenai suap pasif (passive bri- bery) dengan "ancaman pidana pa- lingsingkat 1 (satu) tahundanpaling lamaS (lima) tahuridanataupidana denda paling sedikit RpSO.OOO.OOO (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp2S0.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah)". Atau dapatdiberlakukanketen- tuan Pasal12 B UU No 20 Tahun 2001, yaitu ketentuan mengenai gratifikasi. Namun batas waktu 30 hari(sesuaiPasal17UUN030Tahun 2002) untuk melaporkan kepada KPK tidak dilakukan oleh Gayus sehingga kepadanya otomatis berlaku ketentuan pidana daIam Pasal 12 B ayat (2), yaitu ancaman "pidana pen- jara seumur hidup atau pidana penjara palingsingkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua pul'Uh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp200.000.000 (duaratus juta rupiah) dan paling banyak Rpl.000.000.000 (satu miliar rupiah)". Jika dilihat dari ancaman pi- dana maka pemberlakuan keten- tuan gratifikasi lebih berat diban- dingkan dengan tindak pidana suap. Namun tampaknya haI ter- sebut tidak diperhatikan kalangan masyarakaduas. Ganjil Masalah pembuktian kasus suap tidak mudah kecuali dalam keadaan tertangkap tangan se- bagaimana sering dilakukan KPK. Sekalipun Gayus mengakui dan menyebut nama-nama pemberi suap hanya tiga perusahaan na- sional, perusahaan asing lainnya yang juga terlibat daIam penyuap- an tersebut tidak diungkap oleh Kliping Humas Unpad 2010 Gayus dan luput dari pemberitaan persnasional. Jika kita mau mengekspos per- usahaan asing itu sesungguhnya gaungnya secara internasional sa- ngat signifikan untuk menunjuk- kan kesungguhan pemerintah cc penegak hukum di Indonesia. Me- ngapa? Hal ini disebabkan perusa- ha an asing terse but tunduk ter- hadap hukumnegaranyayang juga mengharamkan perbuatan suap terhadap pejabat publik nasional atau pejabat publik asing. Peratur- an ini sejalan dengan ketentuan Konvensi PBB Antikorupsi 2003 tentang "bribery of national public officials"(PasaI15) dan "bribery of foreign public officials"(PasaI16), baik suap aktif mau- punpasif. Menurut informasi, perusaha- an asing tersebut termasuk multi-national corporation yang besar dan ternama di dalam aktivitas bisnis internasional. Menjadi pertanya-an, mengapa Gayus hanya mau membuka mulut untuk perbuatan suap perusahaari nasional saja? Hasil pemeriksaan Sulitnya Kasus Gayu T

Upload: vongoc

Post on 09-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OJan OPeb Sulitnya Kasus Gayu - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/seputarkasusgayus-2010-12-13... · Masalah pembuktian kasus suap tidak mudah kecuali

tUPUTAR INDONESIA• Senfn o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 @) 14 1517 .18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31OJan OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONo"; • Des

K asus Gayus tidak ubahnyadengan kasus Urip TriGunawan-Arthalyta, tidak

ubahnya dengan kasus Anggodo.Kasus ini juga tidak ubahnya de-ngan kasus cek pelawat yang me-libatkan anggota DPR RI, tidakubahnya dengan kasus lain yangter-sangkut tindak pidana korupsi.

Dalam UU Antikorupsi di Indo-nesia, unik dan berbeda denganUU yang sama di negara lain, ko-rupsi diartikan secara luas, terma-suk tindak pidana suap dan delikjabatan lainnya yang diatur dalamKUHP, ditambah dengan gratifi-kasi. Di negara lain tidak dikenaltindak pidana korupsi, melainkantindak pidana suap.

Bahkan, dalam praktik, hampirseluruh tindak pidana yang ber-kaitan dengan keuangan negaradidakwa dengan UU AntikorupsiN031Tahun 1999yangtelahdiubahdengan UU No 20 Tahun 2001. UUitu mencakup tindak pidana di bi-dang perpajakan, perbankan, danbahkansemuaketentuan pidana diUU Sektoral jika dilanggar ter-masuk tindak pidana korupsi.

Gratifikasi dan SuapGayusmerupakanseorangPNS

Direktorat jenderal Pajak Depar-temenKeuangan. Dalam UUNo 28Tahun2007 tentangPerubahanKe-tiga atas Undang-Undang Nomor 6Tahun 1983 ten tang KetentuanUmum Tata Cara Perpajakan se-cara khusus ditentukan, "jika daribukti permulaan ditemukan unsurtindak pidana korupsi pegawaiDirektorat jenderal Pajak yang ter-sangkut wajib diproses menurut ke-tentuan hukum tindak pidana ko-rupsi (PasaI43Aayat3)."

KasusGayusdarikacamata UUNo31Tahun1999joUUN020Tahun2001 jelas termasuk tindak pidana

suap dalam lingkup UU tersebut.Uang suap itu diterima Gayus ke-tika berada dalam posisi sebagaijiscus (petugas pajak) sehinggaberlaku ketentuan Pasal43 A. Oto-matis terhadapyang bersangkutandiberlakukan PasaI5 ayat (2) ) UUNo 20Tahun 2001, yaitu ketentuanmengenai suap pasif (passive bri-bery) dengan "ancaman pidana pa-lingsingkat 1(satu) tahundanpalinglamaS (lima) tahuridanataupidanadenda paling sedikit RpSO.OOO.OOO(lima puluh juta rupiah) dan palingbanyak Rp2S0.000.000 (dua ratuslima puluh juta rupiah)".

Atau dapatdiberlakukanketen-tuan Pasal12 B UU No 20 Tahun2001, yaitu ketentuan mengenaigratifikasi. Namun batas waktu 30hari(sesuaiPasal17UUN030Tahun2002) untuk melaporkan kepadaKPK tidak dilakukan oleh Gayussehingga kepadanya otomatisberlaku ketentuan pidanadaIam Pasal 12 B ayat (2),yaitu ancaman "pidana pen-jara seumur hidup ataupidana penjara palingsingkat4 (empat) tahun dan paling lama20 (dua pul'Uh) tahun, danpidana denda paling sedikitRp200.000.000 (duaratus jutarupiah) dan paling banyakRpl.000.000.000 (satu miliarrupiah)".

Jika dilihat dari ancaman pi-dana maka pemberlakuan keten-tuan gratifikasi lebih berat diban-dingkan dengan tindak pidanasuap. Namun tampaknya haI ter-sebut tidak diperhatikan kalanganmasyarakaduas.

GanjilMasalah pembuktian kasus

suap tidak mudah kecuali dalamkeadaan tertangkap tangan se-bagaimana sering dilakukan KPK.Sekalipun Gayus mengakui danmenyebut nama-nama pemberisuap hanya tiga perusahaan na-sional, perusahaan asing lainnyayang juga terlibat daIam penyuap-an tersebut tidak diungkap oleh

Kliping Humas Unpad 2010

Gayus dan luput dari pemberitaanpersnasional.

Jika kita mau mengekspos per-usahaan asing itu sesungguhnyagaungnya secara internasional sa-ngat signifikan untuk menunjuk-kan kesungguhan pemerintah ccpenegak hukum di Indonesia. Me-ngapa? Hal ini disebabkan perusa-ha an asing terse but tunduk ter-hadap hukumnegaranyayang jugamengharamkan perbuatan suapterhadap pejabat publik nasionalatau pejabat publik asing. Peratur-an ini sejalan dengan ketentuanKonvensi PBB Antikorupsi 2003tentang "bribery of national publicofficials"(PasaI15) dan "bribery offoreign public officials"(PasaI16),

baik suap aktif mau-punpasif.

Menurutinformasi, perusaha-an asing tersebut termasukmulti-national corporationyang besar dan ternama di dalamaktivitas bisnis internasional.Menjadi pertanya-an, mengapaGayus hanya mau membuka mulutuntuk perbuatan suap perusahaarinasional saja? Hasil pemeriksaan

Sulitnya Kasus Gayu

T

Page 2: OJan OPeb Sulitnya Kasus Gayu - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/seputarkasusgayus-2010-12-13... · Masalah pembuktian kasus suap tidak mudah kecuali

Bareskrim Polri sudah tentu men-catat semua perusahaan yang ter-libat dalam kasus suap Gayus.

Keganjilan berikutnya adalahPPATK seketika mengetahui ke-terlibatan Gayus dalam kasus per-pajakan dan notabene adalah ka-sus korupsi seharusnya melaku-kan langkah hukum proaktif ber-kerja sama denganBareskrim Polrimenelusuri dan memblokir akunGayus di beberapa rekening banknasional. Bahkan PPATK telahmemilikikewenangan besar dalampenelusuran akun tersangka se-kaligus menelisik aliran uangnya(follow the money ).

Pemblokiranyangtidakdilaku-kan secara total terhadap akun Ga-yus, termasuk kartu kredit Gayusdan istrinya, mengakibatkan ter-jadinya peristiwa keluar rutan danjalan-jalan ke Bali. Jika semualangkah hukum dilakukan olehlembaga penegak hukum yang adatermasuk PPATK sesuai denganketentuan UU yang telah diber-lakukan sejak lama berkaitan de-ngansuap,gratifikasi(korupsi)danpencucian uang maka perkara Ca-yus tidak menjadi misterius se-perti kejadian sekarangini.

KPK dalam kasus Gayus jugamemiliki kewenangan untuk me-lakukan koordinasi. jika koordi-nasi proaktif telah dilakukan KPKkepada Polri sejak awal, juga di-lakukan supervisi (Pasal6 huruf adan b; Pasal 7, Pasal8 UU KPK)mengingat perkara Gayus bukanperkara kecil, maka proses peng-ambilalihan kasus Gayus oleh KPK

tidak akan tersendat (Pasal9 UU. KPK).

Semua lang-kah hukum te-lah ada pro tap-nya di dalam UUKPK yang telah

berlakusejakTahun 2002dantelahdisosialisasikan ke seluruh instan-si termasuk instansi penegak hu-kum.Iklim pe-negakanhukumsaatini, sekali-pun dalam keadaan"babak belur", KPK tetap masih

KPKdalam kasusGayusjuga

memilikikewenangan

untuk melakukankoordinasi. Jika

koordinasiproaktif telahdilakukan KPK

kepada Polri sejakawal, jugadilakukansupervisi

mengingatperkara Gayusbukan perkara

kecil, maka prosespengambilalihankasus Gayus olehKPKtidak akan

tersendat.

merupakan tumpuan penuntasankasus korupsi sesulit apa punkarena memiliki kewenangan luarbiasa dan masih bersikap indepen-dendibandingkandengandualem-baga penegak hukum lainnya.Singkatnya, sesungguhnya tidakada yang sulit untuk mengungkaptuntas kasus tindak pidana apapuntermasuk korupsi jika dilakukandengan kesungguhan, amanah,jujur, penuh integritas, dan "zerokepentingan", termasuk masyara-katpenontondiluararena.(*) .

T