ojan opeb o 0 doger monyet ·pembawa...

2
o Sabtu Pikiran Rakyat OSenin O.Minggu. o Selasa 0 Rabu .<Kamis o Jumat 23 17 18 19 4 56 ID 20 21 22 8 9 10 11 23 24 25 26 12 13 27 28 14 15 29 30 31 OJan OPeb ONov ODes o Mar 0 Apr OMei Doger Monyet ·Pembawa Penya:-"-k~it TRAKSI doger monyet atau topeng monyet sudah jadi hi- buran masyarakat se- jak lama. Gerak- geriknya memang mengundang tawa. Tabuhan alat . musik dari sang pawang makin mem- buat mdnyet bersemangat. Berbagai gerakan dipertontonkan si monyet, mulai dari adegan mengendarai sepe- da, berbelanja ke pasar, hingga gerak- an salat. Doger monyet kini tak hanya berke- liling dari rumah ke rumah, atraksinya sudah mudah ditemui di pusat kota, seperti di persimpangan jalan dan pusat keramaian. Beberapa titik perempatan di Kota Bandung su- dah jadi langganan aksi doger monyet. Hal yang sama juga mudah ditemui di kota-kota besar lainnya. Banyak yang pro dan kontra ter- hadap keberadaan doger monyet ini. Pertengahan ao u lalu, di Jakarta, be- berapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) pernah berdemo menolak ke- beradaan doger monyet. Mereka meminta pemerintah setempat me- razia doger monyet. Selain bentuk penyiksaan binatang, dogen monyet juga dianggap hanya modus untuk mengemis. Bahaya paling besar dari keber- adaan doger monyet itu sebenarnya adalah penyakit. Di balik gerakan lu- .Jun OJul 0 Ags cu dan muka polosnya, monyet berpotensi membawa penyakit yang bisa menular kepada manusia (zoono- sis). Kemungkinan penularan penyak- it itu semakin tinggi ketika monyet berada di tengah-tengah keberadaan manusia. Penularan penyakit dari hewan ke manusia sudah lama menjadi per- hatian dunia. Berbagai penyakit mematikan yang diderita manusia banyak yang berasal dari hewan, seperti flu burung, antraks, atau ra- bies. Beberapa hewan harus diwas- padai karena bisa menjadi agen penu- lar penyakit, salah satunya adalah monyet. Spesies monyet yang sering digu- . nakan untuk atraksi doger monyet adalah kera ekor panjang atau Maca- ca fascicularis. Habitat kera ini sebe- narnya di hutan hujan tropis, tetapi sering menjadi objek perburuan un- tuk dijadikan hewan peliharaan atau dilatih menjadi doger monyet. Popu- lasinya kini terus menurun. Atraksi doger monyet membuat in- tensitas kontak antara manusia dan monyet semakin tinggi. Masyarakat yang menonton doger monyet rentan bersentuhan dengan monyet. Bebera- pa adegan atraksi mernperlihatkan monyet bersalaman dengan salah seo- rang penonton, bahkan menciumnya. Monyet juga kerap naik ke punggung dan diam di pundak pawangnya. Penelitian Michael A Schillaci dan rekan-rekannya dijurnal Tropical Medicine and International Health (2006) mengungkapkan, atraksi doger monyet (performing monkey) paling banyak ditemukan di wilayah Asia dan telah berlangsung sejak lama. Salah satu penyebabnya adalah budaya dan kebiasaan setempat. Virus berbahaya Dalam penelitiannya, Schillaci mengumpulkan serum dari 20 monyet yang beraksi dalam doger monyet di Jakarta. Hasilnya, 10,5 persen monyet terdeteksi memiliki antibodi simian retrovirus, yakni virus yang bisa menyebabkan penu- runan kekebalan tubuh yang fatal. K 11 pin I Hum asU npad 2012 OSep OOId - Penemuan tersebut menunjukkan monyet menjadi reservoir simian virus yang bisa menular ke manusia. Cara penularan simian retrovirus ini melalui cairan tubuh, seperti lu- dah, urine, atau darah. Kontak monyet dengan manusia memu- ngkinkan terjadinya penularan simi- an retrouirus. Bukan tidak mungkin ada kontak manusia dengan cairan tubuh monyet, misalnya ketika bersalaman. Di tangan monyet bisa saja terdapat air ludah. Selain itu, penularan simian retro- virus ini bisa terjadi lewat gigitan dan cakaran. Dalam keadaan tertentu, monyet bisa mencakar atau mengigit karena merasa stres atau terancam. Cakaran dan gigitan monyet ke salah seorang penonton doger monyet bisa menjadi proses penularan virus. Gejala monyet yang terkena simian retrovirus adalah diare dan penu- runan berat badan. Gejala dari dalam tubuh dfantaranya terdapat pem- bengkakan limpa dan anemia. Monyet yang tak menunjukkan ge- jala-gejala tersebut bukan berarti se- hat, melainkan bisa sebagai reservoir simian retrovirus. Penularan simian retrovirus paling rawan terjadi pada pawang doger monyet. Sang pawang biasanya memelihara monyet di rumahnya. Mereka berbagi tempat tinggal, bahkan bisa berbagi makanan. Meskipun begitu, penonton doger monyet juga berpotensi tertular virus, apalagi jika bersentuhan dengan monyet. Kondisi ini harus menjadi perha- tian masyarakat agar lebih waspada. Selain itu, pemerintahjuga harus mu- lai berperan aktif untuk mencegah penularan penyakit. DinasPeter- nakan atau dinas sejenis di setiap pe- merintah daerah perlu melakukan langkah konkret, seperti merazia atau melarang atraksi doger monyet ini. *** Mohammad Ikhsan S, SPt, ' alumnus Fakultas Peternakan Un- pad, penulis lepas.

Upload: tranlien

Post on 01-Mar-2018

228 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: OJan OPeb o 0 Doger Monyet ·Pembawa Penya:--k~itpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/pikiranrakyat... · Nama spesies kera ini,berdasarkan binomial nomenklatur, adalah

o Sabtu

Pikiran RakyatOSenin O.Minggu.o Selasa 0 Rabu .<Kamis o Jumat

2 317 18 19

4 56 ID20 21 22

8 9 10 1123 24 25 26

12 1327 28

14 1529 30 31

OJan OPeb ONov ODesoMar 0Apr OMei

Doger Monyet·Pembawa Penya:-"-k~it

TRAKSI dogermonyet atau topengmonyet sudah jadi hi-buran masyarakat se-jak lama. Gerak-geriknya memang

mengundang tawa. Tabuhan alat .musik dari sang pawang makin mem-buat mdnyet bersemangat. Berbagaigerakan dipertontonkan si monyet,mulai dari adegan mengendarai sepe-da, berbelanja ke pasar, hingga gerak-an salat.

Doger monyet kini tak hanya berke-liling dari rumah ke rumah,atraksinya sudah mudah ditemui dipusat kota, seperti di persimpanganjalan dan pusat keramaian. Beberapatitik perempatan di Kota Bandung su-dah jadi langganan aksi dogermonyet. Hal yang sama juga mudahditemui di kota-kota besar lainnya.

Banyak yang pro dan kontra ter-hadap keberadaan doger monyet ini.Pertengahan aou lalu, di Jakarta, be-berapa lembaga swadaya masyarakat(LSM) pernah berdemo menolak ke-beradaan doger monyet. Merekameminta pemerintah setempat me-razia doger monyet. Selain bentukpenyiksaan binatang, dogen monyetjuga dianggap hanya modus untukmengemis.

Bahaya paling besar dari keber-adaan doger monyet itu sebenarnyaadalah penyakit. Di balik gerakan lu-

.Jun OJul 0Ags

cu dan muka polosnya, monyetberpotensi membawa penyakit yangbisa menular kepada manusia (zoono-sis). Kemungkinan penularan penyak-it itu semakin tinggi ketika monyetberada di tengah-tengah keberadaanmanusia.

Penularan penyakit dari hewan kemanusia sudah lama menjadi per-hatian dunia. Berbagai penyakitmematikan yang diderita manusiabanyak yang berasal dari hewan,seperti flu burung, antraks, atau ra-bies. Beberapa hewan harus diwas-padai karena bisa menjadi agen penu-lar penyakit, salah satunya adalahmonyet.

Spesies monyet yang sering digu- .nakan untuk atraksi doger monyetadalah kera ekor panjang atau Maca-ca fascicularis. Habitat kera ini sebe-narnya di hutan hujan tropis, tetapisering menjadi objek perburuan un-tuk dijadikan hewan peliharaan ataudilatih menjadi doger monyet. Popu-lasinya kini terus menurun.

Atraksi doger monyet membuat in-tensitas kontak antara manusia danmonyet semakin tinggi. Masyarakatyang menonton doger monyet rentanbersentuhan dengan monyet. Bebera-pa adegan atraksi mernperlihatkanmonyet bersalaman dengan salah seo-rang penonton, bahkan menciumnya.Monyet juga kerap naik ke punggungdan diam di pundak pawangnya.

Penelitian Michael A Schillaci danrekan-rekannya dijurnal TropicalMedicine and International Health(2006) mengungkapkan, atraksidoger monyet (performing monkey)paling banyak ditemukan di wilayahAsia dan telah berlangsung sejaklama. Salah satu penyebabnya adalahbudaya dan kebiasaan setempat.

Virus berbahayaDalam penelitiannya, Schillaci

mengumpulkan serum dari 20monyet yang beraksi dalam dogermonyet di Jakarta. Hasilnya, 10,5persen monyet terdeteksi memilikiantibodi simian retrovirus, yaknivirus yang bisa menyebabkan penu-runan kekebalan tubuh yang fatal.

K 11pin I Hum a sU n pad 2 0 1 2

OSep OOId

- Penemuan tersebut menunjukkanmonyet menjadi reservoir simianvirus yang bisa menular ke manusia.

Cara penularan simian retrovirusini melalui cairan tubuh, seperti lu-dah, urine, atau darah. Kontakmonyet dengan manusia memu-ngkinkan terjadinya penularan simi-an retrouirus. Bukan tidak mungkinada kontak manusia dengan cairantubuh monyet, misalnya ketikabersalaman. Di tangan monyet bisasaja terdapat air ludah.

Selain itu, penularan simian retro-virus ini bisa terjadi lewat gigitan dancakaran. Dalam keadaan tertentu,monyet bisa mencakar atau mengigitkarena merasa stres atau terancam.Cakaran dan gigitan monyet ke salahseorang penonton doger monyet bisamenjadi proses penularan virus.

Gejala monyet yang terkena simianretrovirus adalah diare dan penu-runan berat badan. Gejala dari dalamtubuh dfantaranya terdapat pem-bengkakan limpa dan anemia.Monyet yang tak menunjukkan ge-jala-gejala tersebut bukan berarti se-hat, melainkan bisa sebagai reservoirsimian retrovirus.

Penularan simian retrovirus palingrawan terjadi pada pawang dogermonyet. Sang pawang biasanyamemelihara monyet di rumahnya.Mereka berbagi tempat tinggal,bahkan bisa berbagi makanan.Meskipun begitu, penonton dogermonyet juga berpotensi tertular virus,apalagi jika bersentuhan denganmonyet.

Kondisi ini harus menjadi perha-tian masyarakat agar lebih waspada.Selain itu, pemerintahjuga harus mu-lai berperan aktif untuk mencegahpenularan penyakit. DinasPeter-nakan atau dinas sejenis di setiap pe-merintah daerah perlu melakukanlangkah konkret, seperti merazia ataumelarang atraksi doger monyet ini.***

Mohammad Ikhsan S, SPt, 'alumnus Fakultas Peternakan Un-pad, penulis lepas.

Page 2: OJan OPeb o 0 Doger Monyet ·Pembawa Penya:--k~itpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/pikiranrakyat... · Nama spesies kera ini,berdasarkan binomial nomenklatur, adalah

Mengenal KeraEkor Panjang

UBUHNYA kecil dan sedikit membungkuk. Ma-ta terlihat sipit dan seluruh muka hampir ditum-buhi bulu. Gerakannya lincah dan gesit. Satu lagiyang paling mencolok, ekornya panjang hinggamelebihi tinggi badannya, membuat kera terse-but memiliki nama kera ekor panjang.

Nama spesies kera ini, berdasarkan binomial nomenklatur,adalah Macacafascicularis. Warna bulu kera ini biasanyacokelat muda atau cokelat keabu-abuan. Ketika lahir, kera iniberwarna hitam. Warna tersebut berangsur-angsur berubahpada usia dua atau tiga bulan.

Data dari National Primate Research Center University Wis-consin-Madison menyebutkan, kera ekor panjang terdapat diseluruh daratan Asia hingga Asia Tenggara, seperti Filipina,Kalimantan, Sumatra, Jawa, Timor, Kepulauan Nicobar, Viet-·nam, Kamboja, Laos, dan Thailand.

Mereka lebih memilih daerah hutan dekat air untuk temp attinggal. Kera ekor panjang memanfaatkan hutan sekunder,khususnya yang berbatasan dengan permukiman manusia agarmemiliki akses ke kebun petani. Kera ekor panjang adalah pe-

. makan buah.

Ketika buah tidak tersedia pada musim kemarau, kera ekorpanjang mengandalkan sumber makanan lain seperti serangga,batang, daun muda, biji, rumput, dan jamur. Mereka mencarimakanan di hutan bakau. Sebagian besar waktu mereka di-habiskan untuk mencari makan.

Kera ekor panjang biasanya mencari makan di daerah tinggi,alasannya untuk menghindari persaingan dengan primata lain-nya. Kera ekor panjang juga kerap masuk ke permukimanmanusia untuk mendapatkan akses makanan.

Berdasarkan situs Kementerian Kehutanan, kera ekor pan-jang termasukjenis satwa primata yang tidak dilindungi di In-donesia. Populasinya masih melimpah dan di beberapa tempatmenjadi hama tanaman pangan yang ditanam di tepi hutan.Kera ekor panjang sangat mudah beradatapsi dengan ling-kungan manusia.

Akibat aktivitas kera ini yang kerap menyambangi permuki-man, upaya penangkaran mulai dilakukan. Kantor berita An-tara melaporkan, pengelola hutan wisata Gunung Baung DesaKertosari, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, JawaTimur, melakukan penangkaran agar kera ini tak mengganggumanusia.

Penangkaran kera ekor panjang telah berjalan sekitar dela-pan bulan, dan kini telah berkembang biak hingga mencapai55 kera. Populasi kera ekor panjang diharapkan terus bertam-bah dan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan medis. Hutanwisata Gunung Baung merupakan tempat pelepasliaran berba-gaijenis satwa liar, termasuk kera ekor panjang.***

Mohammad Ikhsan S, SPt .