oh ayam kecil (sebuah renungan) -...

2
Blognya Pak arif hartoyo | Oh Ayam Kecil..... (Sebuah Renungan) Copyright Arif Hartoyo [email protected] http://arifhartoyo.staff.ipb.ac.id/oh-ayam-kecil-sebuah-renungan/ Oh Ayam Kecil..... (Sebuah Renungan) Pada suatu hari, seekor ayam betina kecil dan berwarna merah menemukan ceceran gabah.“Siapa yang mau menanam gabah ini?” katanya. “Saya tidak mau,” kata anjing. “Saya tidak mau,” kata kucing. “Saya tidak mau,” kata babi. “Saya tidak mau,” kata kalkun. “kalau begitu,” kata ayam betina kecil sambil tersenyum, “Saya sendiri yang akan menanamnya.” Gabah itu tumbuh dan bersemilah dedaunannya yang hijau. Matahari menyinarinya dan hujan menyiraminya. Tanaman itu tumbuh subur, makin tinggi dan kuat. Tidak berapa lama, bulir-bulirnya sudah berisi dan matang. “Siapa yang mau menuai padi?” kata ayam kecil itu. “Saya tidak mau,” kata anjing. “Saya tidak mau,” kata kucing. “Saya tidak mau,” kata babi. “Saya tidak mau,” kata kalkun. “Kalau begitu,” kata ayam betina kecil sambil tersenyum, “Saya sendiri yang akan menuai-nya.” Ia segera menuai padi itu hingga selesai. “Siapa yang mau mengirik padi ini?” kata ayam betina kecil. “Saya tidak mau,” kata anjing. “Saya tidak mau,” kata kucing. “Saya tidak mau,” kata babi. “Saya tidak mau,” kata kalkun. page 1 / 2

Upload: hadat

Post on 30-Jul-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oh Ayam Kecil (Sebuah Renungan) - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf...Pada suatu hari, seekor ayam betina kecil dan berwarna merah menemukan

Blognya Pak arif hartoyo | Oh Ayam Kecil..... (Sebuah Renungan)Copyright Arif Hartoyo [email protected]://arifhartoyo.staff.ipb.ac.id/oh-ayam-kecil-sebuah-renungan/

Oh Ayam Kecil..... (Sebuah Renungan)

Pada suatu hari, seekor ayam betina kecil dan berwarna merah menemukanceceran gabah.“Siapa yang mau menanam gabah ini?” katanya. “Saya tidak mau,” kata anjing. “Saya tidak mau,” kata kucing. “Saya tidak mau,” kata babi. “Saya tidak mau,” kata kalkun. “kalau begitu,” kata ayam betina kecil sambil tersenyum, “Saya sendiri yang akanmenanamnya.” Gabah itu tumbuh dan bersemilah dedaunannya yang hijau.Matahari menyinarinya dan hujan menyiraminya. Tanaman itu tumbuh subur, makintinggi dan kuat. Tidak berapa lama, bulir-bulirnya sudah berisi dan matang. “Siapa yang mau menuai padi?” kata ayam kecil itu. “Saya tidak mau,” kata anjing. “Saya tidak mau,” kata kucing. “Saya tidak mau,” kata babi. “Saya tidak mau,” kata kalkun. “Kalau begitu,” kata ayam betina kecil sambil tersenyum, “Saya sendiri yang akanmenuai-nya.” Ia segera menuai padi itu hingga selesai. “Siapa yang mau mengirik padi ini?” kata ayam betina kecil. “Saya tidak mau,” kata anjing. “Saya tidak mau,” kata kucing. “Saya tidak mau,” kata babi. “Saya tidak mau,” kata kalkun.

page 1 / 2

Page 2: Oh Ayam Kecil (Sebuah Renungan) - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf...Pada suatu hari, seekor ayam betina kecil dan berwarna merah menemukan

Blognya Pak arif hartoyo | Oh Ayam Kecil..... (Sebuah Renungan)Copyright Arif Hartoyo [email protected]://arifhartoyo.staff.ipb.ac.id/oh-ayam-kecil-sebuah-renungan/

“Kalau begitu,” kata ayam betina kecil sambil tersenyum, “Saya sendiri yang akanmengi-riknya.” Ia mengirik semua tuaian itu menjadi gabah. “Siapa yang mau menumbuk gabah ini?” tanya ayam betina kecil. “Saya tidak mau,” kata anjing. “Saya tidak mau,” kata kucing. “Saya tidak mau,” kata babi. “Saya tidak mau,” kata kalkun. “Kalau begitu,” kata ayam betina kecil sambil tersenyum, “Saya sendiri yang akanmenumbuknya.” Ia menumbuk gabah itu menjadi beras.

“Siapa yang mau menanak beras ini?” kata ayam betina kecil. “Saya tidak mau,” kata anjing. “Saya tidak mau,” kata kucing. “Saya tidak mau,” kata babi. “Saya tidak mau,” kata kalkun. “Kalau begitu,” kata ayam betina kecil sambil tersenyum, “Saya sendiri yang akanmenanaknya.” Ia menanak beras itu hingga matang. Sekarang, telah tersedia nasiyang siap untuk dimakan. “Siapa yang mau makan nasi ini?” kata ayam betina kecil. “Sayaaaaa …,” kata anjing, kucing, babi, dan kalkun bersamaan. “Tidak,” kata ayam betina kecil sambil tersenyum, “Saya sendiri yang akanmemakannya.”

Banyak orang mau mencapai sesuatu yang enak melalui jalan pintas dan tanpabekerja.

*** Diambil dari buku Kebenaran Pasti Menang karangan J. Darminta, SJ, hlm. 46-49.

page 2 / 2