odont zc jadi

Upload: arin

Post on 10-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

odontektomi

TRANSCRIPT

RENCANA PERAWATAN ODONTEKTOMI GIGI MOLAR KETIGA BAWAH KIRI DENGAN POSISI VERTIKAL,KLAS I, LEVEL A

Operator:Arini Tri Kusumawati101611101091

Instruktur :drg. Zainul Cholid, Sp. BM

LABORATORIUM BEDAH MULUT RSGMFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER2014Identitas Penderita

Nama: Rahmat MuharramUmur: 22 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiPekerjaan: Mahasiswa POLITEKNIK JemberAlamat: Jalan Baturaden/6 Jember - Jawa Timur

Anamnesa

Pasien datang ke RSGM UJ ingin mencabutkan gigi belakang bawah kiri yang tumbuh sebagian. Gigi tersebut tidak nyaman saat digunakan untuk makan karena terasa ada yang mengganjal. Gigi tersebut pernah sakit sekitar sebulan yang lalu, tidak di beri obat apapun dan rasa sakit mereda dengan sendirinya. Tidak pernah ada riwayat bengkak. Tidak dicurigai adanya kelainan sistemik. Keadaan sekarang tidak sakit.

Kajian Rontgenologis

Gambar:

KlasifikasiHubungan gigi impaksi terhadap ramus mandibula dengan gigi M2

Klas II : ruang antara ramus dan sisi distal M2 lebih sempit dari pada lebar mesiodistal mahkota gigi M3.Kedalaman relatif di dalam tulang rahang

Posisi B: bagian yang paling tinggi dari mahkota gigi M3 berada pada ketinggian dibawah bidang oklusal gigi M2 tetapi masih diatas garis servikal M2.Posisi sumbu panjang gigi impaksi terhadap sumbu panjang gigi M2 adalah posisi vertikal.

Jumlah dan bentuk akar gigi impaksi

Akar ganda dengan bentuk akar menguncup.Indeks kesulitan

i. Hubungan dengan ramusNilaiKlas II 2ii. Kedalaman

Level B 2iii. Posisi terhadap sumbu gigi

Vertikal 3Skor tingkat kesulitan adalah 7 yang termasuk tingkat kesulitan sangat sulit.

Diagnosa

Perikoronitis kronis pada gigi 38 oleh karena impaksi sebagian dengan posisi vertikal, kedalaman level B, relasi terhadap ramus mandibula dan distal molar dua kelas II.

Informed Consentpersetujuan pasien terhadap tindakan operasi setelah penjelasan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi setelah operasi:terjadinya trismus sementara (agak sulit membuka mulut).

Terjadinya bengkak ekstra oral sementara

terjadinya parastesi

terjadinya fraktur mandibula

Metode Pengambilan Gigi Impaksi

Metode yang digunakan adalah odontektomi, yaitu metode pengambilan gigi yang tidak erupsi atau erupsi sebagian dengan terlebih dahulu menghilangkan jaringan penghambat dan gigi dikeluarkan secara utuh. Jika tidak memungkinkan maka dilakukan odontotomi, yaitu pengambilan gigi impaksi dengan terlebih dahulu memotong atau membelah gigi tersebut.

Alat dan Bahan

7.1 Alat yang digunakan

Alat dasar kedokteran gigi :

kaca mulut, sonde, eskavator, pinset kedokteran gigi.Alat anastesi :

disposible syringe 2,5 ml.Alat pembuatan flap :

handle dan scalpel, rasparatorium (periosteal elevator), pinset anatomis.Alat untuk membuang jaringan penghambat:

contra high speed, diamond bur gigi bentuk long shank bur, diamond bur tulang bentuk ulir, chisel dan hammer.Alat pengungkit :

bein lurus (besar dan kecil), bein bengkok dan cryer.Alat pencabutan :

tang mahkota gigi molar rahang bawah, tang sisa akar rahang bawah dan tang trismus.Alat penjahitan :

needle holder, needle cutting edge, gunting dan pinset cirrurgis.Alat lain :

neirbeken, cheek retraktor, knable tang, water syringe, tempat alkohol, kain penutup wajah, lap dada, bone file, kuret, duck clamp, petridish, suction, cotton roll, deppen glass dan arteri clamp.

7.2 Bahan yang digunakanbetadine antiseptik, pehacain, vaselin, alkohol 70%, larutan PZ, aquadest steril, adrenalin, benang non absorbable (silk), cotton pellet dan tampon.

Tahap Pelaksanaana. Persiapan penderita

Persiapan penderita meliputi persiapan fisik (pasien diusahakan tidur yang cukup dan telah makan) serta persiapan psikis (perasaan cemas dan mental dengan cara memotivasi pasien).Informed Consent merupakan persetujuan pasien terhadap tindakan operasi setelah diberi penjelasan tentang kemungkinan komplikasi operasi, yaitu :

Terjadinya trismus sementara (sulit membuka mulut),

Terjadinya bengkak ektraoral sementara,

Terjadinya parestesi,

Terjadinya fraktur mandibula.

Pemeriksaan tanda-tanda vital pre operasi meliputi: pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi, dan trismus pre-operasi.

b. Persiapan alat dan bahan operasi

Mempersiapkan alat yang telah disterilkan dan bahan yang diperlukan untuk operasi odontektomi.

c. Persiapan operator dan bahan operasi

a. Assisten Operator 1 :Membantu operator saat operasi berlangsung.

Memegang suction dan cheek retractor.

b. Assisten Operator 2 :Mempersiapkan alat-alat operasi.

Mengulaskan betadine dan vaselin disekitar mulut pasien.

Membantu mengambilkan alat pada saat operasi berlangsung.

c. Assisten Operator 3 :- Melaporkan semua tahapan dan kegiatan operasi kepada instruktur.Persiapan penderita sebelum dan sesudah operasi.

Mencatat waktu tahapan-tahapan operasi.

Memasang foto rontgent.

Memegang dan mengatur posisi lampu.

d. Tahap pelaksanaan oprasi.

Asisten operasi 3 mendudukkan pasien dengan posisi tegak.

Operator melakukan asepsis daerah kerja area anestesi dengan betadine antiseptik.

Operator melakukan anestesi local dengan menggunakan pehacaine

Blok N. Alveolaris Inferior0,75 cc

Blok N. Lingualis0,5 cc

Infiltrasi N. Buccalis0,5 cc

Asisten operasi 2 melakukan asepsis ekstraoral dengan betadine searah jarum jam dan mengulas sudut mulut pendertia dengan vaselin (agar bibir tidak kering dan terluka pada saat pelaksanaan operasi), kemudian menutup muka penderita dengan kain penutup steril dan dijepit menggunakan duck clamp.

Pembuatan flap

- Tipe: Mukoperiosteal flap- Bentuk: Trapezoid- Syarat insisi: a. Harus di jaringan yang sehat,b. Harus berlandaskan tulang agar gerakan insisi terkontrol dan saat penjahitan flap tidak mudah putus,c. Gerakan satu arah sampai menembus periapikal hingga menggores tulang,d. Dasar flap harus harus cukup lebar untuk supply pembuluh darah.Teknik pembuatan flap:

Insisi mukoperiosteum menggunakan scalpel no. 12 dimulai dari insisi vertikal sebelah lingual dari linea oblique externa dari ramus ascenden sepanjang 1-2 cm sebelah distal gigi impaksi, diarahkan pada pertengahan sisi distal gigi tersebut. Insisi diteruskan pada sebelah bukal mengelilingi garis servikal m3 sampai daerah interproksimal antara m2 dan m3 rahang bawah dilanjutkan kearah mucobukal fold dengan sudut 45 derajat kemudian setelah itu dipisahkan dengan rasparatorium hingga tulang alveolar tampak.

Gambar:

f. Menghilangkan jaringan penghambat dilakukan dengan memotong tulang alveolar pada sisi distal dan bukal gigi impaksi sehingga kelengkungan terbesar gigi terbebaskan. Tujuannya adalah menghilangkan jaringan penghambat, memberikan lapang pandang, sebagai tempat tumpuan.Gambar :

g. Titik kaitan dibuat pada permukaan mesio-bukal akar dan struktur gigi yang tersisa digeser kea rah disto-oklusal menggunakan elevator.Gambar:

h. Menghaluskan tulang yang tajam dengan bone file.i. Debridement, dapat dilakukan dengan:- Curettage pada soket dengan menggunakan alat kuret untuk mengangkat serpihan tulang.-Irigasi dengan larutan PZ atau aquadest steril untuk menghilangkan serbuk gigi dan tulang sisa pengeburan.j. Kontrol perdarahan:Perdarahan normal: druk dengan tampon, langsung dilakukan penjahitan.

Perdarahan abnormal: druk dengan tampon dan adrenalin, pemberian vitamin.

k. Menutup luka operasi:` Melakukan penjahitan 3 simpul yaitu:2 simpul di daerah oklusal gigi impaksi.

1 simpul didaerah bukal.

Gambar:

V. Tahap pelaksanaan post oprasiInstruksi post odontektomi

Penderita diinstruksikan menggigit tampon selama 30-60 menit.

Penderita diberitahu kadang-kadang setelah tampon dilepas darah masih merembes, maka sebaiknya dikompres dengan air es.

Daerah luka tidak boleh dimainkan dengan lidah dan dihisap-hisap.

Tidak boleh kumur keras-keras setelah operasi.

Selama 24 jam setelah operasi tidak boleh makan dan minum yang panas

Jika ada pembengkakan setelah 24 jam disarankan kumur-kumur air garam hangat.

Disarankan untuk banyak istirahat.

Disarankan untuk meningkatkan kebersihan mulut.

Apabila masih terjadi perdarahan disarankan kontrol setelah operasi.

Disarankan untuk minum obat secara teratur sesuai resep yang diberikan.

b. Pemberian ResepR/ Amoxycillin tab 500 mg No.XII 3 dd 1IIR/ Asam mefenamat tab 500 mg No. XII p. r. n. 1II

c. Kontrol post operasiI. 24 jam post odontektomi bertujuan untuk kontrol perdarahan, keradangann, kebersihan daerah operasi dan kontrol jahitan.II. 3 hari post odontektomi bertujuan untuk mengetahui proses radang reda atau belum, kontrol kebersihan daerah operasiIII. 7 hari post odontektomi bertujuan untuk mengetahui penyembuhan tulang dan membuka jahitan.