observasi kelas akselerasi di smpn 5 bandung

18
OBSERVASI KELAS AKSELERASI DI SMPN 5 BANDUNG OBSERVASI AKSELERASI SMPN 5 BANDUNG Disusun Oleh : JUANNITA N.R MEGA AYU PUTRI SUCI PUJI LAKSANI 0900917 YENI RACHMAWATI JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2010 BAB I

Upload: evita-selalu-menyayangimu

Post on 19-Jan-2016

55 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

OBSERVASI KELAS AKSELERASI DI SMPN 5 BANDUNG

OBSERVASI AKSELERASI SMPN 5 BANDUNG 

Disusun Oleh :

JUANNITA N.RMEGA AYU PUTRI

SUCI PUJI LAKSANI 0900917YENI RACHMAWATI

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2010

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah

Page 2: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

Sejak diperkenalkan beberapa tahun yang lalu, program kelas

akselerasi mendapatkan sambutan yang luar biasa hebat dari

masyarakat. Tak urung para orang tua berusaha keras agar anak

mereka bis masuk ke kelas tersebut (tentunya hal ini berlaku bagi

orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah yang mengadakan

program kelas akselerasi). Saat ditanya apa alasan orang tua

memasukkan anaknya ke kelas akselersi.. bermacam2 jawaban pun

muncul…ada yang merasa kalo anaknya itu spesial jadi pantas masuk

kelas itu, ada yang bilang kalo anaknya sendiri yang pengen(ortu

cuman memfasilitasi dan mendukung), nah jawaban paling ekstrem

yang pernah aku dengaer neh adalah karena prestise, sebuah

kebanggaan, tidak lebih!lalu aku bertanya lebih lanjut, apakah

anak anda mau dan mampu masuk ke kelas itu, ortu bilang yap dia

mampu,dia akan melakukan apapun membanggakan orang tuanya.Dari

berbagai jawaban di atas tentunya kita mampu mengambil berbagai

kesimpulan mengenai siapa penghuni kelas akselerasi itu

sendiri.Lalu apakah kelas akselerasi sendiri merupakan sebuah

program yang dapat memberikan angin segar atau malah memberikan

angin bencana bagi anak2 itu sendiri?

Siswa berbakat selalu dikaitkan dengan model Three Rings

dari Renzulli yang menyatakan bahwa keberbakatan merupakan hasil

perpaduan dari kemampuan di atas rata-rata kreativitas, dan

komitmen pada tugas.

1.2  Rumusan Masalah

1. Apa  pengertian kelas akselerasi ?

2. Bagaimana proses pembelajaran akselerasi ?

3. Tempat/ lokasi observasi

4. Bagaimana tahap penyeleksian anak akselerasi?

5. Bagaimana program pembelajaran yang ada di SMPn 5?

Page 3: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

   

1.3 Tujuan Observasi

1.     Untuk mengetahui apa itu program akslerasi

2.     Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran di program

akselerasi

3.     Untuk mengetahui bagaimana program akselerasi yang ada di

SMPN 5 Bandung

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Akselerasi

Pelayanan pendidikan bagi anak berkemampuan dan

berkecerdasan luar biasa  dalam bentuk Program Khusus (kelas

khusus) dalam waktu yang lebih   cepat  dibandingkan sekolah

Reguler.Sekolah dipandang perlu memberikan layanan  kepada siswa

yang memiliki tingkat  kemampuan, kecerdasan, bakat yang luar

Page 4: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

biasa dalam bentuk  perlakuan pendidikan peng-ajaran diatas

standar (rata-rata).Perlunya perhatian khusus kepada siswa yang

memiliki  kemampuan, kecerdasan dan bakat yang luar biasa.

Pengembangan potensi tersebut memerlukan strategi yang sistematik

dan terarah kepada anak didik sehingga lebih meperhatikan

perbedaan antar  anak didik dalam bakat dan minatnya.

Dasar hukum penyelenggaraannya yaitu:

1.  Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Pasal 8 Ayat 2

2.  Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Pasal 24 Ayat 1, Pasal 24 Ayat

2, Pasal 24 Ayat 6

3.  GBHN 1993 dan GBHN 1998

4.  Keputusan Mendiknas No. 048/U/1992 dalam Pasal 16.

5.  Keputusan Mendiknas No. 048/U/1992 dalam Pasal 16.

Colangelo (1991) menyebutkan bahwa istilah akselerasi

menunjuk pada pelayanan yang diberikan

(service delivery), dan kurikulum yang disampaikan.

Tetapi pengertian yang sering digunakan yaitu: Sebagai model

pelayanan, siswa meloncat kelas dan mengikuti pelajaran tertentu

pada kelas

di atasnya Sebagai model kurikulum, akselerasi berarti

mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa

saat itu. Dalam hal ini, akselerasi dapat dilakukan dalam kelas

reguler, ruang sumber, ataupun kelas khusus dan bentuk kelas

reguler, ruang sumber, ataupun kelas khusus dan bentuk akselerasi

yang diambil bisa telescoping dan siswa dapat menyelesaikan dua

tahun atau lebih kegiatan belajarnya menjadi satu tahun atau

dengan cara self-paced studies, yaitu siswa mengatur kecepatan

belajarnya sendiri. Calanglo mengingatkan bahwa: akselerasi

sebagai model pelayanan, gagal dalam memenuhi kurikulum

deferensiasi bagi anak berbakat. Sebagai model kurikulum,

akselerasi akan membuat anak berbakat menguasai banyak isi

pelajaran dalam waktu yang sedikit. Anak-anak ini dapat menguasai

bahan ajar secara cepat dan merasa bahagia atas prestasi yang

dicapainya, di samping segi ekonomis. Secara umum, bentuk

Page 5: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

akselerasi telescoping menimbulkan masalah pada pihak sekolah

sebagai penyelenggara dan guru, terutama dari sisi keterampilan

dan manajemen waktu.

Hasil yang ingin diharapkan dari program akselerasi adalah :

1. Kelulusan/program memiliki rata-rata  NUAN  : 7,00 atau lebih

2. Memiliki Keberhasilan yang tinggi: diterima di perguruan

Tinggi Ternama dalam dan luar negeri.

3. Mampu menghasilkan siswa yang memiliki: 

Keimanan dan ketaqwaan

Nasionalisme dan Patriotisme yang tinggi dengan kepribadian 

Pancasila

Wawasan IPTEK yang luas

Motivasi dan Komitmen yang tinggi untuk prestasi

Kepedulian sosial dan Kepemimpinan

Disiplin pribadi yang tinggi

Tanggung jawab yang tinggi

Kondisi fisik yang prima

Gemar membaca dan meneliti

Berbahasa Inggris yang baik dan lancar

2.2 PEMBELAJARAN AKSELERASI/ACSELERATED LEARNING

1. Masalah dalam Proses Belajar akselerasi di Sekolah

Masalah – masalah yang kerap terjadi di sekolah adalah :

Materi ajar yang tidak bermakna.

Belajar hanya berisi ceramah yang membosankan.

Guru hanya menyuapi (spoon feeding) siswa dengan pengetahuan

yang bersifat superficial.

Proses belajar bukan merupakan proses yang menyenangkan 

tapi menakutkan.

Proses belajar yang berlangsung di sekolah cenderung tidak

memberikan pengetahuan tentang manfaat pengtahuan yang

dipelajari. Bahan yang harus dipelajari hanya bersifat hafalan-

hafalan tanpa makna. Siswa tidak diajak untuk memanfaatkan

potensi yang dimiliki untuk membangun pengetahuan yang mempunyai

Page 6: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

makna sesuai kebutuhan dan kemampuan. Materi pelajaran yang

dipelajari seringkali tidak dikaitkan dengan dunia dan lingkungan

tempat anak tumbuh dan berkembang.Metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru seringkali tidak variatif dan hanya merupakan

ceramah yang panjang dan membosankan. Penggunaan metode ceramah

memang tidak selamanya buruk, tetapi ceramah bukan satu-satunya

cara yang dapat membuat proses pembelajaran berlangsung optimum.

Guru perlu  memiliki kemampuan dalam menggunakan metode

pembelajaran yang variatif yang lebih banyak melibatkan siswa.

Guru seringkali menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan

yang menyuapi siswa yang hanya bersikap pasif. Dalam era

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat seperti

saat ini, guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber

yang bertugas mentrasfer ilmu pengetahuan, Guru lebih dituntut

untuk berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa

memanfaatkan aneka sumber belajar yang tersedia. Untuk tentu saja

guru perlu memiliki kemampuam yamg baik dalam mengelola

aktiovitas pembelajaran.

Aktivitas Pemebelajaran yang terjadi di sekolah cenderung

memberi beban belajar yang berlebihan sehingga membuat anak tidak

memliki waktu lagi untuk bermain, Guru tidak mampu mebuat proses

belajar menjadi suatu proses yang menyenangkan yang dapat

meningkatkan kegairahan siswa untuk menggali dan membangun ilmu

pengetahuan dalam dirinya.Beban belajar yang berlebihan cenderung

membuat trauma sehingga penyelesaian pekerjaan

rumah (homework) seringkali hanya ditujukan

untuk“survival” semata. Belajar tidak lagi terjadi karena

dorongan instrinsik, tapi lebih banyak dipengaruhi oleh factor

punishment. Keempat masalah belajar yang terjadi pada dasarnya

saling terkait satu sama lain, Masalah ini berakibat langsung

terhadap rendahnya kualitas hasil bejar yang dicapai oleh siswa

setelah mengikuti aktivitas pembelajaran di sekolah.

Dave Meier (2000) mengemukakan masalah–masalah yang berlangsung

di sekolah dengan istilah – istilah sebagai berikut :

Boring lectures – ceramah yang membosankan

Page 7: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

Pour and snore – menyuapi dan siswa tertidur

Closed system – sistem tertutup

Competition between learners – kompetisi diantara siswa

Joylessness – tidak menyenangkan

University – seragam

Dogmatic – dogmatik

Passive learners – siswa pasif

Reptilian brain approach – menakut-nakuti atau mengancam

2.  Prinsip-Prinsip yang Mendasari Accelerated Learning

Accelerated Learning merupakan sebuah pendekatan alternatif

yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang terkait

dengan pembelajaran di sekolah. ImplementasiAccelerated

Learning didasari oleh beberapa prinsip penting yaitu :

Keterlibatan total individu akan meningkatkan hasil belajar

Belajar bukan merupakan proses yang bersifat pasif dalam

menyimpan pengetahuan tapi proses aktif menciptakan pengetahuam

Kolaborasi diantara siswa akan meningkatkan hasil belajar.

Belajar yang berpusat pada aktivitas jauh lebih baik dari

pada belajar yang hanya menekankan pada aktivitas presentasi

semata.

Peristiwa belajar yang menekanjkan pada belajar aktivitas

jauh lebih efektif dari pada belajar yang menekankan pada

aktivitas presentasi

Berdasarkan prinsip-prinsip  tersebut menurut Meier

implemetasi Accelerated Learning memiliki beberapa karakteristik

utama yaitu :

Flexible – luwes

Joyful – menyenangkan

Multi-pathed – multi jalur

Ends-centered – berpusat pada tujuan

Collaborative – kolaboratif

Humanistic – manusiawi

Page 8: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

Multi-sensory – multi sensor

Nurturing – menumbuhkan

Activity-centered – berpusat pada aktivitas

Mental/emotional – menggunakan mental emosional

Result based – berdasar pada  hasil

Kita dapat membandingkan karakterisitik Accelerated

Learningdengan karakteristik pembelajaran tradisional agar dapat

memahami praktek Accelerated Learning dengan baik. Karakteristik

pembelajaran tradisional yaitu :

Rigid – kaku

Serious -serius

Single pathed – jalur tunggal.

Means centered – berorientasi pada alat

Competitive – kompetitif

Behavioral – bersifat behavioristik

Verbal – hanya ceramah

Controlling – belajar sangat terkendali

Material centered – berpusat pada materi

Mental (cognitive) – menekankan pada mental / kognitif

semata

Time based – berbasis waktu

Implentasi Accelerated Learning dalam aktivitas belajar dan

pelatihan memerlukan adanya perubahan yang bersifat sistemik dan

holistik. bahwa perubahan secara mendasar perlu dilakukan karena

kondisi pendidikan saat ini sudah sangat bersifat mekanistik yang

disebabkan oleh  terlalu lamanya pendekatan behavioristik

digunakan. Menurut Penulis pendekatan behavioristik telah

meracuni proses pendidikan selama ini karena hanya merupakan

pabrik yang menghasilkan robot-robot yang dibutuhkan oleh dunia

kerja. Hal tersebut dikemukakan oleh Meier sebagai berikut :

“ Our school are, in a sense, factories in which the raw products

(children) are to be shaped and fashioned to meet the various

demands of life…Behaviorism – the belief that all learning

Page 9: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

consists of a stimulus / response, carrot –and –stick training

and that only observed behavior is worthy of study – has had a

disastrous influence on 20 th century perceptions,”

3.  Tahap – Tahap Belajar

Maier berpendapat bahwa dalam melakukan aktivitas belajar,

individu pada dasarnya melalui empat tahap penting yaitu :

Persiapan (preparation)

Presentasi (presentation)

Latihan  (practice)

Performa (performance)

Proses belajar dimulai dari adanya minat untuk mempelajari

sesuatu. Untuk melakukan aktivitas belajar, individu melakukan

persiapan yang relevan dengan usaha yang diperlukan untuk

melakukan aktivitas belajar. Adanya minat untuk mempelajari suatu

pengetahuan atau keterampilan diikuti dengan tahap berikutnya

yaitu presentasi. Dalam tahap ini individu mulai berkenalan

dengan pengetahuan dan keterampilan yang diminati untuk

dipelajari.Tahap selanjutnya adalah tahap latihan atau practice.

Pada tahap ini individu mulai mengintegrasikan pengetahuan dan

keterampilan yang dipelejari dengan pengetahuan dan keterapilan

yang telah dikuasai sebelumnya. Tahap akhir dari proses belajar

adalah  tahap saat individu memperlihatkan performa melalui

aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam

situasi yang nyata.

4.  Riset Tentang Otak dan Akselerasi Belajar

Riset tentang otak mempunyai peran penting dalam konsep

akselarasi belajar. Untuk dapat mengimplementasikan Accelerated

Learning dengan baik, pengetahuan tentang otak dan belajar dangat

perlu diperhatikan. Riset tentang peran otak dalam aktivitas

belajar manusia belakangan berkembang sangat pesat melebihi yang

telah dilakukan sebelumnya. Sama dengan organ tubuh manusia yang

lainnya, otak memperlihatkan kinerja yang luar biasa mengagumkan.

Otak telah memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap

perkembangan dan kemajuan peradaban manusia. Otak, menurut Meier,

Page 10: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

tidak pernah berhenti sedektikpun untuk mengungkap tabir

pengetahuan dan kehidupan.

Hasil riset mutakhir tentang otak memperlihatkan dan belajar

menunjukkan bahwa otak terdiri dari dua belahan (hemisphere)yaitu

belahan otal bagian kiri (left hemisphere) dan belahan otak

bagian kanan (right brain hemisphere). Belahan otak bagian kiri

terkait dengan hal-hal yamg bersifat logis dan sistematis.

Sedangkan belahan otak bagian kanan lebih banyak berhubungan

dengan aktivitas yang bersifat kreatif. Selama ini aktivitas

pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah lebih banyak menekankan

pada penggunaan belahan otak kiri yang membuat individu berfikir

logis dan sistematis berdasarkan aturan-aturan yang telah baku.

Belahan otak kanan yang merupakan otak kreatif tidak dimanfaatkan

secara optimal untuk menciptakan sesuatu yang bersifat innovatif.

Riset lain tentang peran otak dalam aktivitas belajar menhasilkan

sebuah teori baru yaitu“triune theory”. Menurut teori ini Otak

dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

The neocortex

The Neocortex merupakan bagian yang berisi 80 – 85 % massa

otak manusia. Bagian ini merupakan esensi dari fungsi aktivitas

mental tinggi (analisis, kreativitas). Bagian ini yang membuat

manusia unik dibandingkan mahluk lain dimula bumi.

The lymbic system

The lymbic system adalah pusat emosi manusia. Bagian otak ini

disebut  sebagai bagian sosioemosional. The lymbic systemjuga

memiliki bagian esensial yang berperan dalam  memori jangka

panjang (long term memory) manusia.

The brain stem

The brain stem dikenal juga dengan sebutan otak reptil atauthe

reptilian brain berperan dalam mengendalikan fungsi tubuh yang

bersifat otomatis seperti detak jantung, pernafasan dan

pencernaan. Bagai berkaitan juga dengan sifat instinktif manusia.

Otak ini akan bekerja jka manusia mendapat ancaman. Bagian otak

ini akan melindungi manusia agar tetap hidup(survive).

Page 11: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

Manusia  harus dapat menyeimbangkan peran semua bagian otak.

Dalam belajar bagian neocortex harus selalu dominan karena

merupakan bagian otak yang terkait dengan  fungsi berfikir

tingkat tinggi seperti analisis, sintesis dan kreativitas.

Triune theory mengemukakan bahwa  “A Sense of Joy” yaitu belajar

harus dalam kondisi yang menyenangkan.

Menurut triune theory proses belajar akan menjadi lebih cepat

dan mendalam apabila seluruh otak terlibat didalamnya. Manakala

perasaan seseorang sedang dalam kondisi positif, maka dia akan

berada dalam keadaan relaks. Dia akan menggunakanneocortex – otak

untuk belajar. Sebaliknya, manakala seseorang berada dalam

situasi negatif, individu akan menggunakan otak reptil – untuk

“survive” maka proses belajar akan melambat dan bahkan berhenti.

5.  Manfaat Implementasi Accelerated Learning

implementasi Accelerated Learning memberikan

keuntungan(benefits) dalam hal:

Ignite your creative imagination – menciptakan imajinasi

kreatif siswa

Get learner totally involved – membuat siswa terlibat total

Create healthier learning environments – menciptakan

lingkungan belajar yang sehat

Speed and enhance learning – mempercepat dan memperkaya

belajar

Improve retention and job performance – meningkatkan daya

ingat dan performa

Speed the design process – memepercepat proses rancangan

belajar

Build effective learning communities – membangun masyarakat

belajar yang efektif

Greatly improve technology-driven learning – meningkatkan

penggunaan teknologi dalam pembelajaran

Adapun persiapan dalam implementasi Accelerated Learning adalah

sebagai               berikut :

Page 12: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

Get learners out of a passive or resistant mental state –

Menyiapkan mental siswa menjadi aktif.

Remove learning barriers – Menghapus hambatan-hambatan dalam

belajar.

Arouse learners’ interest and curiosity – Meningkatkan minat

dan rasa ingin tahu siswa

Give learner positive learning about, and a meaningful

relationship with, the subject matter – Membuat siswa berfikir

prositif tentang materi pelajaran

Create active learners who inspired to think, learn, create,

and grow – Ciptakan siswa yang akti yang dapat berfikir dan

mencipta

Get people out of isolation and into a learning community –

Buat siswa keluar dari isolasi dan ajaklah mereka melihat

masyarakat disekitar

BAB III

LAPORAN OBSERVASI

3.1 PROFIL SEKOLAH

A. LOKASI/ALAMAT

Page 13: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

SMP 5 bandung terletak di daerah Jln. Sumatra No.40, telp. 022-

4207121 Bandung 40113

B. SEJARAH SINGKAT

            Sekitar tahun 1920-an bangunan sekolah ini didirikan,

dulu tidak dikenal dengan nama SMP Negeri 5 tetpai dengan nama

MULO yaitu sekolah rendah yang diperluas setingkat SMP jaman

sekarang. Kepala sekolah yang pertama adalah Bapak Fernandus ia

adalah seorang berkebangsaan Belanda. Baik guru-guru dan murid-

muridnya mayoritas adalah bangsa Belanda,dan bangsa lain seprti

Cina,India dan Arab,disamping itu ada pula muridnya dari bangsa

Indonesia,tentunya mereka yang bisa mengenyam pendidikan di

sekolah tersebut memiliki status sosial yang lebih tinggi

dikalangan masarakat pada waktu itu. Nama sekolah ini sangat

terkenal dari dulu sampai sekarang,banyak sekali alumnus yang

tercata yang pernah berada disekolah ini dan mempunyai gelar dan

jabatan yang sangat luar biasa saat ini,seperti BJ habibie,Iwan

Fals,dan masih banyak lagi yang lainnya.

Tahun demi tahun sekolah ini berubah dari yang asalnya bernama

MULO tetapi dijaman Jepang sekolah ini berubah nama menjadi

KOMPETAI. Kepala sekolah yang tak urung berganti hingga sekarang.

Dan akhirnya pada jaman sekarang di kenal dengan SMP Negeri 5

Bandung.

C. STUKTUR ORGANISASI SEKOLAH

1. Kepala SMP Negeri 5 Bandung ------------ Komite Sekolah

2. Wk.Kepala Sekolah,Wk.Kepsek Ur.Kurikulum,WK.Kepsek

Ur.Humas,Wk.Kepsek Ur Kesiswaan.

3. Wali Kelas/Guru-guru ------------- BK (Bimbingan Konseling)

4. Siswa – siswi.

3.2  PROSEDUR PENYELEKSIAN

A. PENGAMATAN

Siswa yang sudah terjaring/kelompok calon siswa akselarasi

diamati oleh team secara terus-menerus selama 2 bulan semester 1

kelas I dalam hal: kemampuan bersifat kritis mengemukakan

Page 14: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

pendapat  baik lisan maupun tertulis, beradaptasi bersosialisasi

dan bertanggung jawab.  

 B.  SELEKSI

     1. Psikotes

Psikotes bekerjasama dengan biro Psikologi yang berwenang

untuk mengetahui kemampuan intelegensi, kematangan emosi,

motivasi berprestasi, kreativitas dan komitmen tes

   2.  Tes Potensi Akademik (TPA)

           Mata pelajaran :  PPKn, Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris, Matematika, dan IPA.

 C.  WAWANCARA

Bertujuan untuk mendapatkan bebagai informasi tentang calon,

antara lain berupa Scor tes, latar belakang kehidupan, cita-cita

masa depan, minat sisw, motvasi.  

D.  REKOMENDASI GURU

Rekomendasi Guru berisi penilaian guru terhadap calon yang

bersangkutan dengan jelas bahwa calon siswa tersebut baik dan

diperkirakan mampu untuk menyelesaikan program Khusus.

E.  PENGAMBILAN KEPUTUSAN   

Memanggil anak dan Orang Tua yang bersangkutan untuk

mendapatkan penjelasan tentang program Akselarasi

Siswa dan Orang Tua yang telah menyetujui dengan surat

kesediaannya dinyatakan sebagai  siswa program  Percepatan

Belajar

Siswa tersebut dikelompokkan pada kelas khusus

 

3.3 PROSES BEMBELAJARAN KELAS AKSELERASI

 1.  KURIKULUM

Menggunakan KBK/KTSP yang dipadatkan dari 6 semester selama

3 tahun menjadi 6 semester dalam jangka waktu 2 tahun.

 2. PELAKSANAAN UJIAN DAN PEMBAGIAN RAPOR

Page 15: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

Ujian blok satu semester dilaksanakan 3 kali, dan pembagian

rapor dilaksanakan pada akhir bulan keempat tiap semester.

 3.  KENAIKAN KELAS

Bagi siswa program percepatan kenaikan kelas lebih awal dari

program reguler. Kenaikan kelas bagi siswa percepatan

dilaksanakan tiap delapan bulan sekali.

 4. UJIAN AKHIR NASIONAL

Bagi program percepatan, Ujian Akhir Nasional bersama-sama

dengan program regular.

3.4 DAMPAK PROGRAM AKSELERASI TERHADAP ASPEK KOGNITIF SISWA

     Dampak Program Akselerasi Terhadap Aspek Perkembangan

Kognitif Siswa Anak berbakat emiliki karakteristik sebagai anak

yang cepat memahami, cepat mengingat, memiliki pengetahuan yang

luas, dan fleksibilitas dalam berpikir, yang kesemuanya merupakan

prasyarat untuk tampilnya suatu perilaku pemecahan masalah yang

sempurna. 

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk usia anak saat mulai masuk

program akselerasi

1.  Tidak ada tekanan untuk ikut akselerasi

2.  Siswa berada pada posisi 2 % teratas tingkat inteligensinya

3.  Guru di kelas merasa senang dengan program akselerasi

4.  Orang tua siswa juga memiliki perasaan yang positif

5.  Siswa benar-benar tergolong unggul dalam suatu bidang

6.  Siswa memiliki kehidupan emosi yang stabil

7.  Siswa mengerti akan tugas, tanggung jawab, dan konsekuensi

dari program ini

8.  Siswa menginginkan atau menyetujui untuk dimasukkan dalam

program akselerasi ini.

3.5  DAMPAK AKSELERSI APADA ANAK BERBAKAT AAKADEMIK

Anak dengan kemampuan dan kecerdasan luar biasa, merupakan

suatu keinginan yang realistik karena kebutuhan pelayanan

pendidikan anak yang berbakat yaitu dibentuk layanan istimewa

Page 16: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

yang berbeda dari sekolah yang umum, diberikan pengayaan

akselerasi dalam bentuk menempatkan anak pada kelas yang lebih

tinggi sesuai dengan tingkat keberhasilan anak. Memberikan

pelayanan kepada anak berbakat yang secara sosial terisolasi dan

bosan bersekolah bukanlah hal yang mudah.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan akselerasi bagi anak

berbakat akademik adalah memenuhi kebutuhan akan tugas-tugas yang

penuh tantangan dalam bidang keberbakatan dan adanya persahabatan

diantara teman sejawat yang memiliki kemampuan yang sama. Kita

bukan hanya memerlukan anak bangsa yang panai, melainkan juga

anak bangsa yang seimbang dalam kehidupan emosi dan sosial.

3.6 PEMBELAJARAN TERPROGRAM SARANA DAN PRASARANA

 Pembelajaran Terprogram dan Prasarana/SaranaMenyusun

program pembelajaran untuk murid sekolah dasar dapat lebih

permanen karena GBPP SD tahun 1968 sampai tahun 1994 tidak ada

perbedaan yang bermakna. Ini memudahka n pengelola/pelaksana/guru

menyusun pembelajaran terprogram. Dalam kegiatan Penyusunan

pembelajaran Terprogram dilaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1.  Analisis Kurikulum/GBPP Yang dimaksud dengan analisis

kurikulum adalah suatu kajian tentang penyetaraan antara tuntutan

kurikulum/GBPP dengan kemampuan tumbuh kembangnya peserta didik

yang seimbang dan optimal.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis kurikulum:

a.  Menetapkan materi esensial

b.  Menetapkan sequence materi pembelajaran sesuai perkembangan

anak:

c.  Merumuskan tujuan pembelajaran khusus dari tiap materi dan

pokok bahasan serta contoh penilaiannya

d.  Memilih materi/pokok bahasan yang perlu diperkaya

Pengayaan harus sesuai dengan ciri-ciri anak berbakat atau anak

yang berkemampuan intelektual di atas rata-rata.

Page 17: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

2.  Menyusun Modul/Program pembelajaran Modul/program

pembelajaran ini dibuat oleh setiap pokok bahasan/tema Setiap

pokok bahasan/tema berisi:

a.  Petunjuk belajar untuk siswa, dan di situ tertera waktu

belajar, tujuan instruksional khusus.

b.  Proses belajar

c.  Latihan/tugas-tugas

d.  Penilaian diri

e.  pengayaan

3. Menyiapkan Prasarana/Sarana Yang dimaksud adalah sekolah

menyiapkan ruangan (aula perpustakaan, panggung, taman, dan lain-

ain) yang memungkinkan anak mengembangkan kreativitasnya

BAB IV

KESIMPULAN

Aktivitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah  perlu

mempertimbangkan teori pembelajaran akselerasi yang dapat membuat

proses belajar tidak lagi merupakan suatu yang menakutkan.

Faktor lain yang menjadi syarat untuk mewujudkan perilaku yang

kreatif adalah perasaan bebas. Orang yang berfikir bebas pada

umumnya akan mampu menemukan kemungkinan – kemungkinan yang dapat

digunakan sebagai alternatif -alternatif untuk menemukan solusi

dalam menyelesaikan suatu masalah.

Page 18: Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung

           

           

             

DAFTAR PUSTAKA

SMP Negeri 5 BandungPaul Suparno, Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pengamat pendidikan

Reni Akbar – Hawadi (Editor): Akselerasi, PT. Gramedi Widia Sarana Indonesia. 2004