observasi

41
OBSERVASI, WAWANCARA, KUISIONER, TEKNIK SAMPLE RABU, 30 MARET 2011 OBSERVASI, WAWANCARA, KUISIONER, TEKNIK SAMPLE Pengertian observasi dapat dirumuskan sebagai berikut : “Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamatiindividu atau kelompok secara langsung” cara atau metode tersebut dapat juga dikatakan dengan menggunakan teknik dan alat-alat khusus seperti blangko- blangko, checklist, atau daftar isian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian, secara garis besar teknik observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1).Structured or controlled observation (observasi yang direncanakan, terkontrol) 2).Unstructure or informal observation (observasi informasi atau tidak terencanakan lebih dahulu). Pada structured observation, biasanya mengamat menggunakan blangko-blangko daftar isian yang tersusun, dan didalamnya telah tercantum aspek-aspek ataupun gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan itu dilakukan. Adapun pada unstructurred observation, pada umumnya pengamat belum atau tidak mengetahui sebelumnya apa yang sebenarnya harus dicatat dalam pengamatan itu. Aspek-aspek atau peristiwanya tidak terduga sebelumnya. Cara-cara Mencatatkan Observasi Ada dua cara pokok tentang mencatatkan observasi itu. 1. Unit-unit tingkah laku yang akan diamati dirumuskan atau ditentukan lebih dulu, dan catatan-catatan yang dibuat hanyalah mengenai aspek-aspek atau kegiatan yang telah ditentukan. 2. Kita mengadakan observasi tanpa menentukan lebih dulu aspek-aspek atau kegiatan-kegiatan tingkah laku yang akan diamati. Dengan demikian, menurut cara yang kedua kita dapat memperoleh data yang luas dan bervariasi (banyak macamnya)

Upload: aniezn1

Post on 11-Aug-2015

431 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OBSERVASI

OBSERVASI, WAWANCARA, KUISIONER, TEKNIK SAMPLE

R A B U , 3 0 M A R E T 2 0 1 1

OBSERVASI, WAWANCARA, KUISIONER, TEKNIK SAMPLE

Pengertian observasi dapat dirumuskan sebagai berikut :“Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamatiindividu atau kelompok secara langsung”

cara atau metode tersebut dapat juga dikatakan dengan menggunakan teknik dan alat-alat khusus seperti blangko-blangko, checklist, atau daftar isian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian, secara garis besar teknik observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :1).Structured or controlled observation (observasi yang direncanakan, terkontrol)2).Unstructure or informal observation (observasi informasi atau tidak terencanakan lebih dahulu).

Pada structured observation, biasanya mengamat menggunakan blangko-blangko daftar isian yang tersusun, dan didalamnya telah tercantum aspek-aspek ataupun gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan itu dilakukan.Adapun pada unstructurred observation, pada umumnya pengamat belum atau tidak mengetahui sebelumnya apa yang sebenarnya harus dicatat dalam pengamatan itu. Aspek-aspek atau peristiwanya tidak terduga sebelumnya.Cara-cara Mencatatkan ObservasiAda dua cara pokok tentang mencatatkan observasi itu.

1. Unit-unit tingkah laku yang akan diamati dirumuskan atau ditentukan lebih dulu, dan catatan-catatan yang dibuat hanyalah mengenai aspek-aspek atau kegiatan yang telah ditentukan.2. Kita mengadakan observasi tanpa menentukan lebih dulu aspek-aspek atau kegiatan-kegiatan tingkah laku yang akan diamati. Dengan demikian, menurut cara yang kedua kita dapat memperoleh data yang luas dan bervariasi (banyak macamnya)Cara yang pertama biasa dilakukan dalam penyelidikan formal (formal studies), sedangkan cara yang kedua baik untuk digunakan bagi situasi-situasi informal. Dalam kegiatan evaluasi proses belajar-mengajar, kedua cara mencatatkan observasi tersebut diatas sering kali diperlukan dan dilakukan oleh guru-guru di sekolah

kelebihan dan kelemahan observasiMenurut (Djumhur dan Moh. Surya) selain memiliki kelebihan, observasi juga mempunyai kelemahan - kelemahan,

yaitu:

1. Banyak data pribadi yang tidak terungkap, misalnya kehidupan pribadi yang rahasia

2. Memungkinkan terjadi ketidak-wajaran apabila yang diobservasi mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi

3. Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol

4. Subjektifitas observer sukar dihindarkan

Upaya-upaya mengatasi kelemahan dalam observasi yaitu :

Page 2: OBSERVASI

1. Data-data yang belum terungkap bisa kita resume guna menambah kelengkapan data yang akan kita gunakan. Setelah

data-data yang teresume tersebut sudah selesai kita bisa meminta bantuan misalnya dari keluarga, teman-temannya,

sahabat dekatnya.

2. Sebagai seorang peneliti harus benar-benar bisa menjaga kerahasiaan dirinya, ini dimungkinkan jika terjadi hal yang tidak

diinginkan, misalnya jika identitas observer terbongkar maka pihak yang diteliti merasa tidak nyaman dan akan

menghindar dari penelitian yang dilakukan observer yang nantinya akan menghambat proses observasi.

Wawancara

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara

narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang

pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang

mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu

tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.

Bentuk Wawancara1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.4. Wawancara pribadi.5. Wawancara dengan banyak orang.6. Wawancara dadakan / mendesak.7. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat,

seniman, olahragawan dan sebagainya.Sukses tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap wartawan juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Sikap yang baik biasanya mengundang simpatik dan akan membuat suasana wawancara akan berlangsung akrab alias komunikatif. Wawancara yang komunikatif dan hidup ikut ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi seputar materi topik pembicaraan baik oleh nara sumber maupun wartawan.Kelebihan teknik wawancara:1. Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untukmemotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasadan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.2. Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaansesuai dengan situasi yang berkembang.3. Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan darigerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.4. Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidakselalu terjadi.Kekurangan teknik wawancara:1. Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secararelatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.2. Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaianpewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.3. Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yangtertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan rmai.4. Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bilawaktu yang dimilikinya sangat terbatas.

KUESiONER

Page 3: OBSERVASI

Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan.Penyusunan kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variable-variabel apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting . Tujuan penyusunan kuesioner adalah untuk memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang tepat untuk diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden. Yang menjadi dasar pembatasan menentukan variabel-variabel tersebut adalah harus dapat dimengerti dan dirasakan manfaatnya. Kuesioner dapat berfungsi sebagai alat dan sekaligus teknik pengumpulan data yang berisi sederet pertanyaan dalam wujud konkrit.

Penyusunan kuesioner dilakukan dalam bentuk pertanyaan tertutup. Yang dimaksud dengan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang membawa responden ke jawaban yang alternatifnya sudah ditetapkan sebelumnya, sehingga responden tinggal memilih pada kolom yang sudah disediakan dengan memberi tanda ‘x’ (Arikunto, 1998: 151).Dalam hal ini, kuesioner untuk konsumen dibagi jadi 2 (dua) bagian, yaitu :1. Bagian I berisi tentang pertanyaan mengenai data umum responden.2. Bagian II berisi pertanyaan mengenai kepentingan dan kepuasan pelanggan. Bentuk pertanyaan adalah tertutup dan responden menentukan pilihan jawaban berdasarkan apa yang sudah ditentukan.

Menentukan nilai kepentingan dan kepuasan pelanggan mengenai kualitas jasa pemasaran yang digunakan terdiri dari 5 bagian yaitu 1,2,3,4 dan 5.Skala penilaian untuk persepsi adalah :Bentuk kuesioner lain adalah berisi pertanyaan faktor-faktor peluang dan pertanyaan kritis yang ditujukan kepada karyawan di PT x. Penyebaran kuesioner yang dilakukan sebelumnya melalui uji validasi konstruk untuk mengecek apakah variabel-variabelnya sudah layak atau belum.Penggunaan kuesioner tepat bila :1. Responden (orang yang merenpons atau menjawab pertanyaan) saling berjauhan.2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila mengetahui berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui suatu fitur khusu dari sistem yang diajukan.3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu.4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi dan dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut.JENIS PERTANYAAN DALAM KUISONERPerbedaaan pertanyaan dalam wawancara dengan pertanyaan dalam kuesioner adalah dalam wawancara memungkinkan adanya interaksi antara pertanyaan dan artinya. Dalam wawancara analis memiliki peluang untuk menyaring suatu pertanyaan, menetapkan istilah-istilah yang belum jelas, mengubah arus pertanyaan, memberi respons terhadap pandanmgan yang rumit dan umumnya bisa mengontrol agar sesuai dengan konteksnya. Beberapa diantara peluang-peluang diatas juga dimungkinkan dalam kuesioner. Jadi bagi penganalisis pertanyaan-pertanyaan harus benar-benar jelas, arus pertanyaan masuk akal, pertanyaan-pertanyaan dari responden diantisipasi dan susunan pertanyaan direncanakan secara mendetail.Jenis-jenis pertanyaan dalam kuesioner adalah :

1. Pertanyaan Terbuka : pertanyaan-pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan respons terbuka kepada responden. Pada pertanyaan terbuka antisipasilah jenis respons yang muncul. Respons yang diterima harus tetap bisa diterjemahkan dengan benar.

Page 4: OBSERVASI

2. Pertanyaan Tertutup : pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau menutup pilihan-pilihan respons yang tersedia bagi responden.

Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk kuesioner adalah sebagai berikut :

Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar kata-katanya tetap sederhana.

Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-jelasan dalam pilihan kata-kata. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik.

Pertanyaan harus singkat. Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan pilihan bahasa

tingkat bawah. Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam pertanyaan –

pertanyaan yang menyulitkan. Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang-orang yang

mampu merespons). Jangan berasumsi mereka tahu banyak. Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat sebelum

menggunakannya. Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah tepat bagi

responden.SKALA DALAM KUISONERPenskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-simbol terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut atau karakteristik tersebut. Alasan penganalisis sistem mendesain skala adalah sebagai berikut :

Untuk mengukur sikap atau karakteristik orang-orang yang menjawab kuesioner. Agar respoden memilih subjek kuesioner.

*Ada empat bentuk skala pengukuran , yaitu :1. Nominal : Skala nominal digunakan untuk mengklasifikasikan sesuatu. Skala nominal

merupakan bentuk pengukuran yang paling lemah, umumnya semua analis bisa menggunakannya untuk memperoleh jumlah total untuk setiap klasifikasi. Contoh : Apa jenis perangkat lunak yang paling sering anda gunakan ? 1 = Pengolah kata, 2 = Spreadsheet, 3 = Basis Data, 4 = Program e-mail

2. OrdinalSkala ordinal sama dengan skala nominal, juga memungkinkan dilakukannya kalsifikasi. Perbedaannya adalah dalam ordinal juga menggunakan susunan posisi. Skala ordinal sangat berguna karena satu kelas lebih besar atau kurang dari kelas lainnya.

3. IntervalSkala interval memiliki karakteristik dimana interval di antara masing-masing nomor adalah sama. Berkaitan dengan karakteristik ini, operasi matematisnya bisa ditampilkan dalam data-data kuesioner, sehingga bisa dilakukan analisis yang lebih lengkap.

4. RasioSkala rasio hampis sama dengan skala interval dalam arti interval-interval di antara nomor diasumsikan sama. Skala rasio memiliki nilai absolut nol. Skala rasio paling jarang digunakan.

MERANCANG KUISONERMerancang formulir-formulir untuk input data sangat penting, demikian juga merancang format kuesioner juga sangat penting dalam rangka mengumpulkan informasi mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik.

1. Format kuesioner sebaiknya adalah :

Page 5: OBSERVASI

Memberi ruang kosong secukupnya, Menunjuk pada jarak kosong disekeliling teks halaman atau layar. Untuk

meningkatkan tingkat respons gunakan kertas berwarna putih atau sedikit lebih gelap, untuk rancangan survey web gunakan tampilan yang mudah diikuti, dan bila formulirnya berlanjut ke beberapa layar lainya agar mudah menggulung kebagian lainnya.

Memberi ruang yang cukup untuk respons, Meminta responden menandai jawaban dengan lebih jelas. Menggunakan tujuan-tujuan untuk membantu menentukan format. Konsisten dengan gaya.

2. Urutan Pertanyaan Dalam menurutkan pertanyaan perlu dipikirkan tujuan digunakannya kuesioner dan menentukan fungsi masing-masing pertanyaan dalam membantu mencapai tujuan.

Pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya bagi responden untuk terus, pertanyaan harus berkaitan dengan subjek yang dianggap responden penting.

Item-item cluster dari isi yang sama. Menggunakan tendensi asosiasi responden. Kemukakan item yang tidak terlalu kontroversial terlebih dulu.

Sampel.Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampelsendiri secara harfiah berarti contoh). Hasil pengukuran atau karakteristik darisampel disebut "statistik" yaitu X untuk harga rata-rata hitung dan S atau SDuntuk simpangan baku.Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut :1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.2. Lebih cepat dan lebih mudah.3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.4. Dapat ditangani lebih teliti.Pengambilan sampel kadang-kadang merupakan satu-satunya jalan yangharus dipilih, (tidak mungkin untuk mempelajari seluruh populasi) misalnya:- Meneliti air sungai- Mencicipi rasa makanan didapur- Mencicipi duku yang hendak dibeli�� Pengambilan sampel (sampling) adalah pemilihan sejumlah itemtertentu dari seluruh item yang ada dengan tujuan mempelajarisebagian item tersebut untuk mewakili seluruh itemnya.�� Sebagian item yang dipilih disebut sampel-sampel (samples). Sedangseluruh item yang ada disebut populasi (population).Cara pengambilan sampel:1. Pengambilan sampel secara keputusan (judgemental sampling)Adalah penentuan sampel dan pemilihan masing-masing itemsampelnya diambil dengan dasar keputusan yang masuk akal menurut sipengambil sampel.Di judgemental sampling, pengetahuan atau opini dan pengalaman sipengambil sampel digunakan untuk menentukan item-item sampel yangakan dipilih dari populasi.2. Pengambilan sampel secara statistik (statistical sampling)

Page 6: OBSERVASI

Pengambilan sampel didasarkan secara random, sehingga semua itemitemdi populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilihsebagai sampel.Karena di pengambilan sampel secara statistik, item-item sampel dipilihsecara random, maka disebut juga pengambilan sampel secara random(random sampling) dan karena semua item-item di populasimempunyai kesempatan (probabilitas) yang sama untuk terpilih menjadiitem sampel, maka disebut juga dengan pengambilan sampel secaraprobabilitas (probability sampling).II. PENGAMBILAN SAMPEL.1. Tujuan.Agar sampel yang diambil dari populasinya "representatif" (mewakili),sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya.2. DefenisiDalam rangka pengambilan sampel, ada beberapa pengertian yang perludiketahui, yaitu:Populasi Sasaran (Target Populasi):Yaitu populasi yang menjadi sasaran pengamatan atau populasi dari manasuatu keterangan,akan diperoleh (misalnya efek obat pada ibu hamil) makatarget populasi adalah ibu hamil.Kerangka Sampel (Sampling Frame):Yaitu suatu daftar unit-unit yang ada pada populasi yang akan diambilsampelnya (daftar anggota populasinya).Unit Sampel(Sampling Unit):Yaitu unit terkecil pada populasi yang akan diambil sebagai sampel (KKatau RT).Rancangan SampelYaitu rancangan yang meliputi cara pengambilan sampel dan penentuanbesar sampelnya.Random.Yaitu cara mengambil sampel, dimana setiap unit dalam populasimempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.III. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL.Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untukmendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkanpopulasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar,yaitu :1. Probability Sampling (Random Sample)2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)1. Probability SamplingPada pengam bilan sampel secara random, setiap unit populasi,mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktorpemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mataatas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias.Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Inimerupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagaiberikut:- Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.- Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat

Page 7: OBSERVASI

diperkirakan.- Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.2. Penyimpangan (Error)Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilaistatistik. Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya.Perbedaan inilah yang disebut sebagai Penyimpangan (Sampling Error)Sedangkan pada non probability sampel, penyimpangan nilai sampelterhadap populasinya tidak mungkin diukur. Pengukuran penyimpangan inimerupakan salah satu bentuk pengujian statistik. Penyimpangan yang terjadipada perancangan kwesioner, kesalahan petugas pengumpul data dan pengoladata disebut Non Sampling Error.3. Cara Pengambilan SampelAda 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitusebagai berikut:3.1. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yangsama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disiniproses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secararandom. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yangprosedurnya adalah sebagai berikut:- Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).- tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).- tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)- tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel randomnumbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yangdibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolompertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomorsampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidakdiambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampelbelum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jikaada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap oranghanya mempunyai 1 nomor identifikasi.Keuntungan : - Prosedur estimasi m udah dan sederhanaKerugian : - Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.- Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas,sehingga biaya transportasi besar.3.2. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke .K" dari titik awal yangdipilih secara random, dimana:N (Jumlah anggota populasi)K =n (jumlah anggota sam pel)Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambilsebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.Cara ini dipergunakan :- Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.Keuntungan :-Perencanan dan penggunaanya mudah.-Sampel tersebar di daerah populasi.

Page 8: OBSERVASI

Kerugian : -Membutuhkan daftar populasi.3.3. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilansampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling,maupun secara systematic random sampling. Misalnya kita meneliti keadaan gizianak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥ 4-6 tahun).3.4. Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana samplingunitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalamkelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bilapopulasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yangdipelajari ada dalam setiap kelompok. Misalnya ingin meneliti gambarankarakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FKUSU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salahsatu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua sem ua mahasiswa yang beradapada tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster).Keuntungan : - Tidak memerlukan daftar populasi.- Biaya transportasi kurangKerugian : - Prosudur estimasi sulit.3.5. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat duamaupun lebih.Misalnya: provinsi kabupaten Kecamatan desa Lingkungan KK.4. Non Probability Sample (Selected Sample)Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsipprobability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanyamerupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan.Cara ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera,tidak memerlukan ketepatan yanq tingqi, karena hanya sekedar gambaran umusaja.Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut :4.1. Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping).Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya sajayang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggotasampel yang diambil.4.2. Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling).Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu.Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yangdapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yangdiperoleh bersifat kasar dan sementara saja.4.3. Sampel Berjatah (Quota Sampling).Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disinibesar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yangakan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuanyang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betuldaerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.5. Gambaran tentang pengambilan sampel.Di dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut;1. Perlu dirumuskan masalah-masalah yang dihadapi, kemudian perincilahmasalah-masalah tersebut dalam bentuk-bentuk informasi yang harus

Page 9: OBSERVASI

disajikan.2. Setelah memahami ruang lingkup masalah yang dihadapi, tetapkanlahpopulasi yang hendak diteliti itu.3. Perlu diketahui apakah informasi yang dibutuhkan sudah pernah tersedia,misalnya sebagai hasil penelitian orang lain.4. Tentukan jenis penelitian apa yang paling baik, sesuai dengan biaya yangtersedia sehingga dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan.5. Susun rencana lengkap terhadap pelaksanaan penelitian tersebut, termasukmenyusun defenisi, klasifikasi, kwesioner, petugas dan sebagainya.6. Rencanakan beberapa "Alternative Sampling Design" yang dapat memberigambaran tentang beban ongkos dan tingkat kecermatannya.7. Susun buku pedoman (manual) untuk pekerja lapangan selengkap mungkin.8. Susun rencana, tabulasi dan tetapkan bentuk serta jenis dari tabel yang final.9. Laksanakan pretest untuk menguji effektivitas kwesioner, manual, petugaslapangan dan aspek-aspek oprasional lainnya.10. Atas dasar pretest tersebut, perbaiki kwesioner, dan manual.11. Tetapkan secara terperinci prosedur samping yang final.12. Baru dilaksanakan penelitian yang sesungguhnya dan teruskan denganpengolahan serta tabulasi data seperti yang direncanakan.13. Susun analisa atau hasil-hasil tersebut.14. Buat laporan penelitianA

Referensi : Drs. M. Ngalim Purwanto. M.P. 2008. Prinsip-prinsip evaluasi pengajaran. Posted on 27 Januari, 2008 by binhasyimhttp://masrochim.blogspot.com/2009/08/kelebihan-dan-kelemahan-observasi.htmlwww.wikipedia.orgwww.google.co.idDiposkan oleh Bara_stay cool di 21.07.00

http://babylucuna.blogspot.com/2011/03/observasi-wawancara-kuisioner-teknik.html

RABU, 18 MARET 2009

Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data (Sugiyono, 2002) yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah: observasi, wawancara, dan kuesioner.

A. WawancaraWawancara digunakan untuk mendapatkan data secara langsung dari pihak perusahaan. yang merupakan komunikasi dari seseorang pekerja untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang diinginkan. Teknik wawancara memakan waktu dan biaya yang sangat besar untuk sampel yang cukup besar dan tersebar. Wawancara berarti komunikasi antara pewawancara dan orang yang diwawancara, hal ini cenderung menimbulkan perbedaan interpretasi antara keduanya. Namun dengan wawancara dapat diperoleh informasi lebih lengkap. Faktor-faktor yang mempengaruhi Interaksi Dalam Wawancara bisa dilihat pada B. KuesionerKuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam. Kuesioner dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

Page 10: OBSERVASI

1. Kuesioner tertutupSetiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.

2. Kuesioner terbukaDimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.

3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutupDimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.

4. Kuesioner semi terbukaPertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.

Dalam penelitian ini, digunakan metode pengumpulan data dengan wawancara pada saat awal penelitian.

C. ObservasiObservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang baik, pengamatan harus dilakukan dalam waktu yang lama serta pengamat harus membiasakan diri untuk tidak mengganggu kewajaran objek yang diamati sehingga hasil pengamatan dapat optimal.

dari http://ta-tugasakhir.blogspot.com/2007/10/metode-pengumpulan-data.html

Diposkan oleh Addien di Rabu, Maret 18, 2009Label: IPA, sains, Tips

http://localheroes-jogja.blogspot.com/2009/03/metode-pengumpulan-data.html

Metode Pengumpulan DataMetode Pengumpulan Data

by Hendry

 

A. Sumber DataSumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.

Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.

Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.

B. Metode Pengumpulan DataDalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.

Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).

Page 11: OBSERVASI

Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.

Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.

Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.

1. Angket

Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.

Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.

Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :

Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada

skala yang jelas dalam pilihan jawaban. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin

menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.

Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang

diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

2. ObservasiObrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

Participant ObservationDalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.

Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.

Non participant ObservationBerlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.

Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.

Page 12: OBSERVASI

Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.

Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.

3. WawancaraWawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.

Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)

Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.

2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data1. Metode ObservasiPengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:

Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan

bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :

Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;

Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.

2. Metode WawancaraYang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si

Page 13: OBSERVASI

penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.

Wawancara Tatap MukaBeberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :

Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru Bisa membaca isyarat non verbal Bisa memperoleh data yang banyak

Sementara kekurangannya adalah :

Membutuhkan waktu yang lama Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan Pewawancara perlu dilatih Bisa menimbulkan bias pewawancara Responden bias menghentikan wawancara kapanpun

Wawancara via phone

Kelebihan

Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka Bisa menjangkau daerah geografis yang luas Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)

Kelemahan

Isyarat non verbal tidak bisa dibaca Wawancara harus diusahakan singkat Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun

dihilangkan dari sampel3.Metode KuesionerKuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).

Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.

Etika dalam Pengumpulan DataBeberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :

1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.

2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.

Page 14: OBSERVASI

3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.

4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau

berpartisipasi tetap harus dihormati.6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah

mereka berpartisipasi dalam studi.7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun

mental.8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang

dikumpulkan selama study. 

Referensi :Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/

TEKNIK PENGUMPULAN DATADalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.

Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).

Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.

Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.

Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.

A. Angket

Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.

Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.

Page 15: OBSERVASI

1. Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain : Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada

skala yang jelas dalam pilihan jawaban. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin

menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.

Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang

diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

Contoh :

Terbuka : Berapa Kali Anda Ke Kampus ? …………………

Tertutup : berapa kali anda ke kekampus ? (a). 1 – 2  (b). 3 – 5 dst

Pertanyaan tidak mendua artinya pertanyaan tidak mengandung dua arti yang akan

menyulitkan responden.Contohnya : bagaimana pendapat anda tentang kondisi kelas dan kemampuan guru menjelaskan pelajaran di kelas ?

Jika pertanyan mendua seperti ini sebaiknya dipecah menjadi dua pertanyaan.

Tidak menanyakan yang sudah lupa atau tidak menggunakan pertanyaan yang menyebabkan

responden berpikir kerasContohnya :

Pertanyaan keadaan perusahaan 10 tahun lalu ?.  Umumnya pertanyaan seperti ini akan menyebabkan responden berpikir keras untuk mengingat-ingat kondisi yang terjadi di masa lalu.

Pertanyaan tidak menggiring responden. Contohnya :

Apakah anda setuju jika kesejahteraan karyawan ditingkatkan ?..jawabannya pasti …..Ya  Iyaalaaah

Atau pertanyan seperti ”Perlukah diambil tindakan tegas pada aparat hukum yang melakukan korupsi ??”….he.he.he…

Pertanyaan tidak boleh tertalu panjang atau terlalu banyak. Kalo terlalu panjang atau tertalu

banyak akan menyebabkan responden merasa jenuh untuk mengisinya. Urutan pertanyaan dimulai dari yang umum sampai ke spesifik, atau dari yang mudah menuju

ke yang sulit, atau di acak.1. Prinsip Pengukuran memuat seperangkat ujicoba instrumen. Artinya, sebelum menyebarkan

angket, perlu dilakukan beberapa percobaan sehingga selain diketahui validitas dan reliabilitasnya, juga akan diperoleh estimasi waktu pengerjaan, tingkat kesulitan dan berbagai hal lainnya.

2. Penampilan Fisik merupakan salah satu daya tarik dan keseriusan responden dalam mengisi angket. Namun tentu saja, angket yang bagus, terkesan resmi tentunya memerlukan biaya yang lebih besar dibanding angket yang di cetak di atas kertas seadanya.

B. ObservasiObrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

Page 16: OBSERVASI

Participant ObservationDalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.

Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.

Non participant ObservationBerlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.

Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.

Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.

Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.

C. WawancaraWawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.

Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)

Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.

2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/teknik-pengumpulan-data/

JAN 242010

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITASDalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedang benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data.  Pengujian instumen biasanya terdiri dari uji validitas dan reliabilitas.

A. Definisi Validitas dan ReliabilitasValiditas adalah tingkat keandalah dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat

Page 17: OBSERVASI

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2004:137). Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur.

Penggaris dinyatakan valid jika digunakan untuk mengukur panjang, namun tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat. Artinya, penggaris memang tepat digunakan untuk mengukur panjang, namun menjadi tidak valid jika penggaris digunakan untuk mengukur berat.

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Banyak rumus yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas diantaranya adalah  rumus Spearman Brown

Ket :

R 11 adalah nilai reliabilitas

R b adalah nilai koefisien korelasi

Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik), di atas 0,8 (baik).

Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrument yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable. Sugiyono (2007: 137) menjelaskan perbedaan antara penelitian yang valid dan reliable dengan instrument yang valid dan reliable sebagai berikut :

Penelitian yang valid artinya bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Artinya, jika objek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Sedangkan penelitian yang reliable bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah.

**tulisan ini diedit Tgl 28 November 2012

dirangkum dari :

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung,Alfabeta.

http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/uji-validitas-dan-reliabilitas/

Edward L. Thonrndike dan   Konektionisme  →

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

30OCT

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian dan

kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan

Page 18: OBSERVASI

kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh

karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid atau

reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Untuk mengetahui

bagaimana teknik pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif maka akan diuraikan pada pembahasan selanjutnya.

Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan

hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu

penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.

Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah

ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau

kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi

penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui

pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga

sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan

penelitian kualitatif.

Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data

lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis

(untuk penelitian kuantitatif).

Merujuk pada pengertian di atas, betapa pentingnya pengumpulan data dalam proses penelitian. Tanpa data lapangan,

proses analisis data dan kesimpulan hasil penelitian, tidak dapat dilaksanakan. Ada perbedaan yang cukup mendasar

mengenai pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu, membahas pengertian

pengumpulan data tidak hanya pada pemahaman pengertiannya saja, akan tetapi perlu dipahami juga, bagaimana

pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dalam

pelaksanaannya tidak mesti harus langsung oleh peneliti, akan tetapi dapat dilakukan melalui pihak lain yang

dipandang mampu atau kompeten dalam melaksanakan pengumpulan data. Atas dasar tersebut, maka instrumen

penelitian yang akan digunakan, harus memenuhi syarat-syarat instrumen penelitian.

Data juga dapat dibagai menjadi menjadi bermacam-macam klasisifikasi. Tergantung dari jenis, teknik, kegunaan dan

analisanya. Seperti yang terangkum berikut ini :

1. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya

1. a. Data Primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti baik perorangan maupun organisasi.

Contoh: Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.

               b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang

sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non

komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.

 2. Berdasarkan sumbernya

a. Data Internal

Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misalnya:

data keuangan, data pegawai, data produksi.

b. Data Eksternal

Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi. Contohnya adalah

data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain

sebagainya.

Page 19: OBSERVASI

3. Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya

a. Data Kuantitatif

1) Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat hari

raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2, dan lain-lain

2) Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna. Contohnya seperti

persepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat dan lain-lain.

4. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data

a. Data Diskrit

Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu PKK Sumber Ayu,

nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.

b. Data Kontinyu

Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang

lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah

mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.

5. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya

a. Data Cross Section

Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember

2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.

b. Data Time Series / Berkala

Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis.

Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004

sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dl

 A. TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUANTITATIF

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat

dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), pada laboratorium dengan metode

eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan

data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau

teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner (angket),

observasi (Sugiyono, 2006: 137)

 1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik

interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan

apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.

 Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka

maupun lewat telepon.

1. Wawancara terstruktur

Page 20: OBSERVASI

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul

data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun

sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul

data mencatatnya.

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka

pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat

membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar. Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan

masyarakat terhadap pelayanan pemerintah:

1) Bagaiamanakah tanggapan Bapak/Ibuk terhadap pelayanan pendidikan di kabupaten ini?

a) Sangat bagus

b) Bagus

c) Tidak bagus

d) Sangat tidak bagus

2) Bagaiamanakah tanggapan Bapak/Ibuk terhadap pelayanan bidang kesehatan di kabupaten ini?

a) Sangat bagus

b) Bagus

c) Tidak bagus

d) Sangat tidak bagus

 2. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibuk terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini?dan bagaimana

dampaknya terhadap pedagang dan petani”.

Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian pendahuluan malahan untuk penelitian yang lebih

mendalam tentang responden. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang

berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan

atau variabel apa yang harus diteliti.

Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga

peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap

jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah

pada satu tujuan.

Dalam melakukan wawancara maka pewawancara harus memperhatikan tentang situasi dan kondisi sehingga dapat

memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus melakukan wawancara.

 2. Kuesioner

Page 21: OBSERVASI

Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden(Iskandar,

2008: 77).

Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:

1. Prinsip penulisan angket

1) Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau

bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala

pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.

2) Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuan

berbahasa responden.

3) Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara

bisa terstruktur dan tidak terstruktur),  dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.

4) Pertanyaan tidak mendua

5) Tidak menanyakan yang sudah lupa

6) Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang

jelek saja.

7) Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh

responden dalam mengisi.

8) Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari

yang mudah menuju hal yang sulit

1. Prinsip pengukuran, angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan di teliti. Oleh karena itu instrumen angket tersebut harus daapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel variabel yang diukur.

2. Penampilan fisik angket, penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket.

 3. Observasi

Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko

pengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau

tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi

bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kepada skala

bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga

menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).

 B. TEKNIK PENGUMPLAN DATA KUALITIATIF

Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data kualitatif,

yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan 4). diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada

pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan

responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Sebelum masing-masing teknik tersebut

diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting  yang harus dipahami oleh setiap peneliti

adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian

fokus masalah mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus

kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang diperoleh.

Page 22: OBSERVASI

1. Wawancara

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara

peneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50). Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat

ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara

merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat

dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat

teknik yang lain sebelumnya.

Byrne (2001) menyarankan agar sebelum memilih wawancara sebagai metoda pengumpulan data, peneliti harus

menentukan apakah pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang yang dipilih sebagai partisipan. Studi

hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan satu proses yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi wawancara.

Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara,

yaitu:

a) The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang sebenarnya untuk membantu dalam

merencanakan pengambilan data. Hal-hal yang perlu diketahui untuk menunjang pelaksanaan pengambilan data

meliputi tempat pengambilan data, waktu dan lamanya wawancara, serta biaya yang dibutuhkan.

b) The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di dalamnya termasuk situasi yang lebih

disukai partisipan, kalimat pembuka, pembicaraan pendahuluan dan sikap peneliti dalam melakukan pendekatan.

c)  The events, menyusun protokol wawancara, meliputi:

1)Pendahuluan,

2) Pertanyaan pembuka,

3) Pertanyaan kunci, dan

4) Probing, pada bagian ini peneliti akan memanfaatkan hasil pada  bagian kedua untuk membuat kalimat pendahuluan

dan pernyataan pembuka, serta hasil penyusunan pedoman wawancara sebagai pertanyaan kunci.

b) The process, berdasarkan persiapan pada bagian pertama sampai ketiga, maka disusunlah strategi pengumpulan

data secara keseluruhan. Strategi ini mencakup seluruh perencanaan pengambilan data mulai dari kondisi, strategi

pendekatan dan bagaimana pengambilan data dilakukan.

 Karena merupakan proses pembuktian, maka bisa saja hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan informasi yang

telah diperoleh sebelumnya. Agar wawancara efektif, maka terdapat berapa tahapan yang harus dilalui yakni: 1).

mengenalkan diri, 2). menjelaskan maksud kedatangan, 3). menjelaskan materi wawancara, dan 4). mengajukan

pertanyaan (Yunus, 2010: 358).

Selain itu, agar informan dapat menyampaikan informasi yang komprehensif sebagaimana diharapkan peneliti, maka

berdasarkan pengalaman wawancara yang penulis lakukan terdapat beberapa kiat sebagai berikut; 1). Ciptakan

suasana wawancara yang kondusif dan tidak tegang, 2). Cari waktu dan tempat yang telah disepakati dengan informan,

3). Mulai pertanyaan dari hal-hal sederhana hingga ke yang serius, 4).  Bersikap hormat dan ramah terhadap informan,

5). Tidak menyangkal informasi yang diberikan informan, 6). Tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi yang tidak

ada hubungannya dengan  masalah/tema penelitian, 7). Tidak bersifat menggurui terhadap informan, 8). Tidak

menanyakan hal-hal yang membuat informan tersinggung atau marah, dan 9). Sebaiknya dilakukan secara sendiri, 10)

Ucapkan terima kasih setelah wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi jika ada informasi yang belum

lengkap.

Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in-depth interview), di mana peneliti

menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab

secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan

berkali-kali. 2). wawancara terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah

disiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni

suasana tidak hidup, karena peneliti terikat  dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sering terjadi

pewawancara atau peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka dengan

informan, sehingga suasana terasa kaku.

 2. Observasi

Page 23: OBSERVASI

Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode

penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan,

penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil

observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang.

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan

penelitian (Guba dan Lincoln, 1981: 191-193).

Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2). observasi tidak

terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:

1) Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian

informan.

2) Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga

peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.

3)  Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang

diangkat menjadi objek penelitian.

3. Dokumen

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat,

catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini

bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk

memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990: 77).

4. Focus Group Discussion

Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya

menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah

oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada

matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka

dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu

diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.

 Byrne, M. 2001. Interviewing as a data collection method. Association of Operating Room Nurses. AORN Journal

 Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California

 Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

 Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Group

Miles, M. B dan Huberman, A. M. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. California: Sage

Sanafiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: YA3

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

http://tepenr06.wordpress.com/2011/10/30/teknik-pengumpulan-data/

http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%20Awal/Perkembangan%20Peserta%20Didik/BAC/PerkemBeljrPsrtDidik_Unit4.pdf

Minggu, 03 Juli 2011

Non Tes Dalam Bimbingan dan Konseling

NON TES DALAM BIMBINGAN DAN KONSELINGDalam menyelesaikan permasalahan, kita membutuhkan data-data untuk memahami

individu. Untuk dapat memahami individu dengan sebaik-baiknya, kita perlu mengumpulkan

Page 24: OBSERVASI

data yang lengkap dan akurat mengenai individu tersebut. Jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan adalah sebagai berikut: data tentang keluarga, pertumbuhan jasmani, latar perkembangan keluarga, kesehatan dan sebagainya. Berikut ini akan dipaparkan mengenai teknik pemahaman individu teknik non tes, yang terdiri dari Teknik Wawancara (interview), Observasi/Pengamatan (Observation), Angket (Questionare), Biografis, Sosiometri, dan Studi Kasus (Case Study).

1. WAWANCARA (INTERVIEW)Pengertian

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaaan secara lisan kepada sumber data dan sumber data juga memberikan jawaban secara lisan juga. Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.Wawancara adalah salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan anak bimbing pada saat tertentu yang memerlukan bantuan. (Arifin, 1998:44). Wawancara adalah suatu teknik penilain yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog) baik secara langsung (face to face relition) secara langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya kepada orang tuanya atau kepada temannya.

Jenis-jenisMenurut responden interview

Dibagi menjadi dua yaitu interview langsung dan tidak langsung. Interview langsung terjadi apabila interview langsung dilakukan denganinterviewee. Sedangkan interview tidak langsung terjadi apabila interview dilakukan untuk mendapatkan data mengenai individu yang lain.

Menurut prosedur interviewDibagi menjadi dua yaitu interview terstruktur dan tidak

terstruktur. Interview terstruktur adalah interview yang pertanyaaan-pertanyaan interview yang diajukan sudah direncanakan secara rinci dan jelas dan dijadikan sebagai pedoman interview (interview guide). Sedangkan interview tidak terstruktur adalah interview yang pertanyaaan-pertanyaan interview yang diajukan tidak direncanakan secara rinci dan jelas, hanya memuat pokok-pokoknya saja.

Menurut situasi interviewDibagi menjadi dua yaitu interview formal dan informal. Interview formal terjadi

apabila interview dilakukan di sebuah tempat formal dan bersifat resmi. Sedangkan interview informal terjadi apabila dilakukan bukan di sebuah tempat formal dan bersifat tidak resmi, seperti percakapan biasa.

Menurut perencanaan interviewDibagi menjadi dua yaitu interview berencana dan insidental. Interview berencana

dilaksanakan apabila interview direncanakan waktu dan tempatnya. Sedangkan interview incidental dilaksanakan secara kebetulan apabila ada kesempatan mengadakan interview.

Format wawancara

Page 25: OBSERVASI

Gunarsah (2003:38-39) mengungkapkan ada lima tahapan struktur wawancara sebagai berikut :

1. Rapport.Ditandai dengan ucapan berbasa basi seperti: Apa Kabar? Tahap ini diikuti dengan

rencana yang akan dilakukan terhadap dan dengan klien, serta membawa klien merasa enak menghadapi pewawancara. Acap kali penting menerangkan tujuan dari wawancara dan apa yang konselor bisa dan tidak bisa melakukan.2. Pengumpulan Data.

Tahap untuk merumuskan masalah dan mengidentifikasikan hal-hal yang bisa dilakukan dan diberikan kepada klien. Mengetahui alasan mengapa klien sampai datang untuk wawancara dan bagaimana klien menilai atau memandang masalahnya.3. Menentukan Hasil Sesuai Dengan Arah Ke mana Klien Inginkan.

Mengetahui apa yang dikehendaki klien dan bagaimana kelak kalau persoalan sudah diatasi. Tahap yang penting bagi pewawancara untuk mengetahui apa yang dikehendaki klien dan yang senada atau tidak bertentangan dengan apa yang secara rasional dipikirkan oleh pewawancara.4. Mengemukakan Macam-macam Alternatif penyelesaian Masalah.

Diarahkan pada apa yang klien tentukan setelah menentukan dari macam-macam alternatif. Seringkali melibatkan penelaahan yang panjang mengenai dinamika-dinamika pribadinya dan merupakan tahapan yang berlangsung paling lama.5. Generalisasi dan Pengalihan Proses Belajar.

Untuk memungkinkan klien mengubah cara berpikirnya, proses belajarnya, perasaannya dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Wawancara ini jelas sudah berfungsi sebagai proses konseling itu sendiri. Kelima tahapan wawancara ini dapat disingkat dengan lima pertanyaan sederhana dan singkat sebagai berikut :

1. Apa Kabar?2. Apa Masalahnya?3. Apa yang anda inginkan akan terjadi?4. Apa yang bisa kita lakukan mengenai hal itu?5. Apakah Anda mau melakukan hal itu?

Fungsi wawancaraFungsi wawancara pada dasarnya dapat digolongkan kedalam tiga golongan besar :

1. sebagai metode primer2. sebagai metode pelengkap3. sebagai kriterium.

Apabila wawancara dijadikan satu-satunya alat pengumpulan data, atau sebagai metode diberi kedudukan yang utama dalam serangkaian metode-metode pengumpulan data lainnya, ia akan memiliki ciri sebagai metode primer.

Sebaliknya jika ia digunakan sebagai alat untuk mencari informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain, ia akan menjadi metode pelengkap. Pada saat-saat tertentu metode wawancara digunakan orang untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu datum yang telah diperoleh dengan cara lain, seperti observasi, test, kuesioner dan sebagainya.

Page 26: OBSERVASI

Digunakan untuk keperluan semacam itu metode wawancara akan menjadi batu pengukur atau kriterium.2. METODE OBSERVASI (PENGAMATAN)

PengertianObservasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan

langsung terhadap suatu obyek dalam periode tertentu dan dicatat secara sistematis. Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. (Sudijono,2009:76). Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik non tes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis. Pengamatan memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Observasi merupakan pengamatan atau pencatatan tingkah laku anak bekerja atau berbuat. (Slameto, 1988:181) Jadi, observasi atau pengamatan yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Yang paling berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan.

Perbedaan dengan teknik non tes lainnya Observasi sebagai alat penilain non tes, mempunyai beberapa kebaikan, antara lain: Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak. Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala

atau kejadian yang penting Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari teknik

lain, misalnya wawancara atau angket Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang diamati,

kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak langsung memegang peran.Jenis-jenis

1. Berdasarkan situasi yang diobservasiObservasi partisipatif dan nonpartisipatif Observasi partisipatif adalah observasi

dimana orang yang mengobservasi (observer) ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objeknya. Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-olah sebagai penonton belaka. Contoh observasi partisipatif : Misalnya guru mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru hanya sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain.

Dibagi menjadi tiga yaitu:o free situation : dilakukan dalam situasi wajaro manipulated situation : dilakukan dalam situasi yang dimanipulasio partially controlled : gabungan dari teknik free & manipulated

2. Berdasarkan keterlibatan observerObservasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah

mengatur sruktur yang berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati. Sedangkan observasi nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat

Page 27: OBSERVASI

stuktur ketegori yang akan diamati. Contoh observasi sistematis misalnya guru yang sedang mengamati anak-anak menanam bunga. Disini sebelum guru melaksanakan observasi sudah membuat kategori-kategori yang akan diamati, misalnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan, kerjasama dan kebersihan. Kemudian ketegori-kategori itu dicocokkan dengan tingkah laku murid dalam menanam bunga. Kalau observasi nonsistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori diatas, tetapi langsung mengamati anak yang sedang menanam bunga.

Dibagi menjadi tiga, antara lain:o observasi partisipasi : observer ikut terlibat observasio observasi non partisipasi : observer tidak terlibat observasio observasi quasi partisipasi : kombinasi partisipasi & non partisipasi

3. Observasi EksperimentalObservasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi

sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai kibat dari situasi yang sengaja diadakan. Waktu Pelaksanaan ObservasiObservasi dapat dilakukan pada berbagi tempat misalnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu murid olah raga, upacara dan lain-lain.

Dibagi menjadi dua yaitu terstruktur apabila aspek tingkah laku yang akan diobservasi telah dimuat dalam suatu daftar yang disusun secara sistematis. Oleh karena itu observasi ini disebut juga observasi sistematis. Bentuk catatannya ada dua jenis yaitu daftar cek (check list) dan skala bertingkat (rating scale). Sedangkan observasi tidak terstruktur adalah observer tidak menyiapkan daftar terlebih dahulu tentang aspek yang akan diobservasi. Hasil observer dicatat dalam anecdotal record atau catatan anekdot

Fungsi ObservasiSebagai alat evaluasi, observasi digunakan untuk:a. Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.

b. Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.c. Suatu tes essay / obyektif tidak dapat menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa dalam mengumpulkan data.

b.3 Berdasarkan pencatatan hasil observasi3. METODE KUEOSIONER (QUESTIONARE)Pengertian

Kueosioner atau angket adalah suatu metode pengumpulan data dengan mengajukan suatu daftar pertanyaan tertulis kepada individu dan individu yang diberikan daftar pertanyaan tersebut diminta untuk menjawab secara tertulis. Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsuang, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.Angkat adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnyaPerbedaan dengan teknik lain

Page 28: OBSERVASI

Berbeda dengan wawancara di mana penilai (evaluator) berhadapan secara alangsung (face to face) dengan peserta didik atau dengan pihak lainnya, maka dengan menggunakan angket, pengumpulan data sebagai bahan penilaian hasil belajar jauh lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga. Hanya saja, jawaban-jawaban yang diberikan acapkali tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, apalagi jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam angket itu kurang tajam, sehingga memungkinkan bagi responden untuk memberikan jawaban yang diperkirakan akan melegakan atau memberikan kepuasan kepada pihak penilaiJenis-jenis

1. Menurut subyek yang dikirimi kuesionerDibagi menjadi dua yaitu kuesionar langsung dan tidak langsung. Kuesioner secara langsung

apabila peneliti meminta data dari responden. Sedangkan kuesioner secara tidak langsung apabila peneliti memperoleh data dari orang lain.2. Menurut bentuk pertanyaan yang digunakan

Dibagi menjadi dua yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Kuesioner terbuka apabila responden diberikan kesempatan untuk menuliskan jawaban seluas-luasnya. Sedangkan kuesioner tertutup apabila pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sudah tersedia jawabannya. Responden tinggal memilih salah satu jawaban.

Fungsi angketKuesioner sebagai alat evaluasi sangat berguna untuk mengungkap latar belakang orang

tua peserta didik maupun peserta didik itu sendiri, di mana data yang berhasil diperoleh melalui kuesioner itu pada suatu saat akan diperlukan, terutama apabila terjadi kasus-kasus tertentu yang menyangkut diri peserta didik. Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.4. SOSIOMETRIPengertian

Metode sosiometri dikembangkan oleh Moreno dan Jenning ( Purwoko, 2007) metode ini didasrkan atas asumsi bahwa kelompok memiliki pola-pola struktur hubungan yang komplek, hubungan-hubungan ini dapat diungkap dengan menerapkan pengukuran baik kuantitatif maupun kulalitatif.

Sosiometri adalah adalah sutu metode untuk mengumpulkan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu dalam suatu kelompok, dengan cara menelaah relasi sosial, status sosial. Dengan demikian sosiometri dapat mengugkap dinamika sosial, popularitas individu dalam kelompok, serta untuk mengenali kesulitan hubungan sosial individu dalam kelompok. Situasi sosial kelompok dapat berupa kelompok belajar, bermain, pertemanan, kerja kelompok dll.

Proses pembuatan sosiometri dilakukan dengan jalan meminta kepada setiap individu dalam kelompok lainnya untuk memilih anggota kelompok lainnya (tiga orang) yang disenagi atau tidak dalam bekerjasama, yang masing-masing nama disusun menurut nomor urut yang paling disenagi atau paling tidak disenagi. Atas dasar saling pilihan atara anggota kelompok ini inilah dapat diketahui banyak tidaknya seorang individu dipilih oleh anggota kelompoknya, bentuk-bentuk hubungan dalam kelompok, kepopuleran dan keterasingan individu

Page 29: OBSERVASI

Beberapa hal yang perlu diingat dala melancarkan sosiometri:1. sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha menciptakan hubungan baik dengan

kelompok2. petunjuk diberikan dengan jelas3. penjelasan yang dimaksud pelancaran sosiometri4. sosiometrihendaknya diselengarakan dengan kondisi dimana siswa tidak saling

mengetahui jawabannya5. menjaga kerahasian pilihan maupun hasil6. individu harus saling mengenal

Kegunaan sosiometri adalah:1. memperbaiki hubungan sisoal individu dalam kelompok2. menentukan keanggotaan kelompok kerja3. meneliti kecenderungan potensi kepemimpinan individu dalam kelompok4. mengatur tempatduduk dalam kelas5. mengenali kekompakan dan perpecahan dalam anggota kelompok

Jenis-jenisb.1 Nominatifb.2 Skala bertingkat (Rating Scale)b.3 Siapa DiaData hasil sosiometri digambarkan dalam Sosiogram (Teknik Lingkaran, Lajur, Bebas)5. METODE OTOBIOGRAFISPengertian

Otobiografi adalah suatu metode pengumpulan data dengan menuliskan riwayat hidup sendiri, menyangkut riwayat pendidikan, riwayat prestasi, cita-cita dan harapannya masa yang akan datang, atau menggunakan tulisan yang ada tentang kehidupan seseorang.Jenis-jenis1. Otobiografi adalah suatu metode untuk mengumpulkan data tentang kepribadian seseorang

dengan mempelajari riwayat kehidupan yang ditulis oleh orang yang bersangkutan.2. Biografi adalah suatu metode untuk memahami kepribadian seseorang dengan mempelajari

riwayat hidup orang tersebut yang ditulis oleh orang lain.3. Metode Catatan Harian adalah suatu metode pengukuran kepribadian dengan jalan

mempelajari catatan harian orang tersebut. Catatan harian adalah catatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dan bersifat sangat pribadi.

4. Metode Studi Dokumenter adalah suatu metode pengumpulan data tentang keadaan seseorang dengan jalan mempelajari dokumen-dokumen yang telah ada mengenai orang tersebut. Contohnya ijazah, piagam, surat dokter dan sebagainya.

Otobiografi memiliki beberapa kelebihan antara lain:1. memberikan informasi tentang siswa secara lengkap2. bisa mengungkapkan perasaan dengan bebas dari kegiatan yang telah dilakukan3. data ini dapat mendukung data yang diperoleh dari teknik lain4. menghemat dalam pengadministraisian

sedangkan kelemahan dalam otobiografi ini:1. siswa kurang terampil dalam komunikasi secara tertulis dengan baik2. otobiografi lebih banyak mengungkap tentang fantasi

Page 30: OBSERVASI

3. tidak semua kejadian dapat diingatnya dengan baik4. data yang diperoleh dari otobiografi ini harus di padukan dengan baik dari teknik lain

agar dapat ditafsirkan secara benar5. sering terdapat kata-kata yang tidak diketahui atrinya secara benar

6. METODE STUDI KASUS (CASE STUDY)adalah pengumpulan data dengan menggabungkan berbagai pengumpulan adata sebagai dasar

mengadakan interpretasi dan diagnosis tentang tingkah laku individu. Metode ini hanya ini digunakan untuk siswa yang mengalami masalah tertentu, terutama anak yang mengalami hambatan adalam aspek perkembangan. Dengan studi kasus ini, kita mencoba mencari tahu faktor penyebabnya dan berusaha untuk memberikan bimbingan sehingga dapat mengatasi dan membantu mencarikan jalan keluar.

DAFTAR PUSTAKA:Abkin. 2005. Etika dan Kode Etik Profesi Konselor. Jakarta: Abkin

Arifin. 1998. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: PT. Golden Terayon Press

Budi Purwoko. 2007. Pemahaman Individu melalui Teknik non tes. Surabaya. Unesa University Press.

D. Gunarsah, Singgih. 2003. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia

Goldman, Leo. 1984. Using Tests in Counseling. California : Goodyear Publishing Company.

http://hariadimemed.blogspot.com/2011/06/kedudukan-tes-dalam-bimbingan-dan.html

Nur Hidayah. 1988. Buku Penunjang Teknik Pemahaman Individu Non tes. PPB FIP IKIP Malang.

Slameto. 1988. Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Triyono, 2008. Materi Pelatihan: Penggunaan Tes dalam Bimbingan dan Konseling. Malang: Universitas Negeri Malang

Diposkan oleh Hariadi di 07.56 

http://hariadimemed.blogspot.com/2011/07/non-tes-dalam-bimbingan-dan-konseling.html