obesitas pada kehamilan ci irene

17
Obesitas pada kehamilan Pendahuluan Obesitas selalu berdampak buruk pada setiap orang yang mengalaminya. Begitu pun pada ibu hamil yang mengalami obesitas baik sebelum, maupun saat kehamilan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan American College of Obstetrics and Gynecology, obesitas selama kehamilan dapat membahayakan untuk sang ibu dan bayi. Ibu hamil yang obesitas akan mudah terkena komplikasi, termasuk diabetes selama kehamilan, dan pre eclampsia atau toxemia (gangguan yang muncul saat kehamilan, dan biasanya saat usia kehamilan mencapai 20 minggu). Kelebihan berat badan pada ibu hamil akan mengakibatkan bayi lahir prematur, sulitnya proses melahirkan karena pertumbuhan atau berat badan bayi lebih besar daripada seharusnya, kesulitan bernapas, dan kerusakan pada otak. Para ahli menyebutkan, obesitas selama kehamilan juga dapat menyebabkan efek negatif pada sang bayi saat ia dewasa nanti. Banyak dari anak-anak ini nantinya akan mengalami obesitas, baik selama masa kecilnya ataupun saat ia dewasa. Oleh karena itu disarankan para ibu hamil untuk menjaga berat badan mereka selama kehamilan. Normalnya, kenaikan berat badan ibu hamil antara 12,5 kilogram sampai 17,5 kilogram. Dan bagi Anda yang mengalami berat badan berlebih disarankan untuk menurunkan berat badan,

Upload: petricia-tjia

Post on 13-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

obesitas kehamilan

TRANSCRIPT

Obesitas pada kehamilanPendahuluan Obesitas selalu berdampak buruk pada setiap orang yang mengalaminya. Begitu pun pada ibu hamil yang mengalami obesitas baik sebelum, maupun saat kehamilan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan American College of Obstetrics and Gynecology, obesitas selama kehamilan dapat membahayakan untuk sang ibu dan bayi. Ibu hamil yang obesitas akan mudah terkena komplikasi, termasuk diabetes selama kehamilan, dan pre eclampsia atau toxemia (gangguan yang muncul saat kehamilan, dan biasanya saat usia kehamilan mencapai 20 minggu). Kelebihan berat badan pada ibu hamil akan mengakibatkan bayi lahir prematur, sulitnya proses melahirkan karena pertumbuhan atau berat badan bayi lebih besar daripada seharusnya, kesulitan bernapas, dan kerusakan pada otak. Para ahli menyebutkan, obesitas selama kehamilan juga dapat menyebabkan efek negatif pada sang bayi saat ia dewasa nanti. Banyak dari anak-anak ini nantinya akan mengalami obesitas, baik selama masa kecilnya ataupun saat ia dewasa. Oleh karena itu disarankan para ibu hamil untuk menjaga berat badan mereka selama kehamilan. Normalnya, kenaikan berat badan ibu hamil antara 12,5 kilogram sampai 17,5 kilogram. Dan bagi Anda yang mengalami berat badan berlebih disarankan untuk menurunkan berat badan, namun diiringi pemantauan dokter. Untuk menurunkan berat badan selama kehamilan ini Anda tidak diharuskan untuk melakukan diet keras, namun diet aman dengan pemantauan dokter kandungan Anda dan olahraga ringan yang aman untuk ibu hamil. Definisi Obesitas

Obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan diatas 20% dari batas normal( brownel, 1984 ). Pasien dengan obesitas mempunyai status nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan masukan kalori dan atau penurunan penggunaan kalori (energi). Artinya, masukan kalori tidak seimbang dengan penggunaannya yang pada akhirnya berangsur-angsur berakumulasi meningkatkan berat badan. Selain kelebihan berat badan nilai TSF pada pasien dengan obesitas lebih dari 15 mm untuk laki-laki dan lebih dari 25 mm untuk wanita. (Nurachmah, 2001)Kelebihan energi pada penderita obesitas disimpan dalam bentuk lemak. Pada keadaan normal, jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu diantaranya dalam jaringan sub cutan dan didalam jaringan tirai usus. Pada orang yang menderita obesitas ogan-organ tubuhnya di paksa untuk bekerja lebih berat karena harus, membawa kelebihan berat badan oleh sebab itu pada umumnya lebh cepat gerah, capek, dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja. (Noto atmodjo, 2007)Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk menetapkan berat badan yang di inginkan individu dan untuk mendefinisikan obesitas secara klinis. Inedeks masa tubuh (IMT) merupakan prediksi derajat lemak tubuh fdan pengukurannya di rekomendasikan federal untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas. IMT di hitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam centimeter.

Klasifikasi IMT yang dapat digunakan untuk membantu dalam perhitungan IMT untuk menentukan apakah berat badan individu sesuai dengan tinggi badannya.

Tabel 2.1.b Klasifikasi IMT

KriteriaIMT

Berat Badan Kurang

Berat Badan Normal

Berat Badan Berlebih

Obesitas ( Kelas I )

Obesitas ( Kelas II)

Obesitas Ekstrim (Kelas III)< 18,5 kg/m2

18,5-24,9 kg/m2

25-29,9 kg/m2

30-34,9 kg/m2

35-39,9kg/m2

40 kg/m2

Banyak Fokus tentang konsep perhitungan kalori telah dimuat media dan diantara populasiumum. Pada umumnya asupan kalori sebaiknya sama dengan keluaran kalori.

Tabel 2.1c Petunjuk Umum Asupan Kalori Bagi Wanita Aktifitas Sedang

11-18 thn: 2200 kal/hari19-24 thn: 2100 kal/hari25-50 thn: 2300 kal/hari51 thn/ lebih: 1900 kal/hariWanita hamil ( TM II / TM III ) : Tambah 300 kal/hariIbu yang menyusui: di tambah 500 kal/hari

Ukuran kerangka tubuh dan jumlah aktifitas fisik harian adalah dua faktor dari banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan kalori

Tabel 2.1d Faktor Yang Mempengaruhi Asupan Kalori Yang Diperlukan

Ukuran TubuhUsiaTinggi BadanBerat BadanTingkat Aktifitas /Base Metabolic Rate( BMR )Status KehamilanStatus Meyusui

Bahaya Obesitas saat KehamilanKegemukan ternyata juga menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil. Tidak hanya pada masa kehamilan, ibu yang memiliki kelebihan berat badan, kemungkinan akan mengalami masalah ketika persalinan dan pasca persalinan. Kebanyakan ibu hamil mengalami obesitas karena kelebihan makan. Mitos yang mengatakan bahwa ibu hamil makan untuk dua orang menjadikan para ibu hamil makan dengan porsi berlebih. Akhirnya, terjadilah penumpukan kalori dan sisa asupan energi yang berujung pada diabetes. Mitos tersebut keliru, sebenarnya kebutuhan makan ibu hamil hanya naik rata-rata 10-15 persen.

Saat ini, kasus diabetes pada masa kehamilan (gestational diabetic) semakin meningkat. Penyebab utamanya adalah obesitas. Akibat peningkatan risiko tersebut, setiap ibu hamil diwajibkan melakukan screening kadar gula darah terutama saat usia kehamilan menginjak minggu ke 24-28. Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi ideal. Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik atau bahkan berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang cukup pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan pemantaun ekstra terhadap berat badan.

Seusai persalinan, ragam komplikasi masih menunggu. Infeksi seusai bersalin akibat banyaknya pembuluh darah si ibu hamil yang tersumbat sering terjadi. Selain itu, lemak yang berlipat-lipat pada lapisan kulit merupakan media yang kondusif untuk tumbuhnya kuman sehingga infeksi pun sangat mungkin terjadi. Risiko lainnya, plasenta yang berfungsi menyuplai oksigen menyempit karena lemak. Padahal, terhambatnya suplai oksigen dapat merusak sel-sel otak janin. Sehingga kecerdasan si kecil pun bisa jadi berkurang. Kemungkinan buruk lain, janin bisa mengalami gangguan paru-paru maupun terlahir obesitas. 1.Obesitas pada ibu hamil di pengaruhi beberapa faktor, antara lain :a. GenetikHal ini didasarkan alasan yaitu pada saat ibu sedang hamil maka unsur sel lemak yang ada didalam tubuh ibu yang berjumlah besar dan melebih normal secara otomatis akan diturunkan pada sang bayi dalam kandungan. Hal ini mengakibatkan bayi lahir dengan unsur lemak yang yang besar pula didalam tubuhnya.b. Disfungsi salah satu bagian otakSistem pengontrol suatu makan di dalam tubuh manusia terletak pada hipocampus yaitu hipocampus lateralis (menggerakkan nafsu makan) dan ventromedial (menghentikan nafsu makan). Apabila terjadi kerusakan pada salah satu sistem ini maka seseorang akan menderita kegemukan.c. Pola makan yang berlebihanOrang obesitas biasanya lebih responsif terhadap makanan dari pada orang normal. Hal ini baik terhadap rangsangan penglihatan terhadap makanan, rangsang bau makanan, ataupun mendengar makanan. Orang obesitas akan makan sesuatu jika ia merasa ingin makan, bukan karena kebutuhan akibat lapar. Itulah sebabnya mengapa orang yang pola makannya berlebihan menyebabkan ia lebih mudah gemuk.d. Kurang gerak atau olahragaPada dasarnya tingkat pengeluaran kalori tubuh dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu tingkat dan aktifitas olahraga secara umum dan angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dipertahankan untuk memelihara fungsi minimal tubuh. Orang dengan olahraga yang teratur maka pengeluaran kalori tubuhnya juga teratur, sehingga tanpa adanya kelebihan kalori yang apabila disimpan dalam dalam tubuh dapat berakibat pada kegemukan.e. EmosiKestabilan hormon setiap orang itu berbeda-beda dan dipengaruhi oleh kadar mood seseorang. Begitu juga dengan cara orang yang berbeda dalam mengatasi konflik. Ada sebagian orang makan sebanyak-banyaknya ketika ia sedang kesal atau sedih atau juga sebaliknya. Apabila orang dengan mood yang tidak menentu tersebut dan mereka menggunakan makanan untuk mengurangi apa yang ia rasakan, maka di dalam tubuh tidak mungkin bisa dihindari jika akan terjadi kelebihan kalori dari yang biasanya. Inilah yang akhirnya jika barlangsung lama akan menyebabkan kegemukan.f. Faktor lingkunganApabila seseorang itu hidup di dalam kebudayaan yang menyatakan bahwa seseorang yang gemuk itu makmur dan sejahtera, maka seseorang tidak akan peduli dengan apa yang menyebabkan kegemukan. Lebih lagi jika tidak ada permasalahan psikologi yang menyertai.

2. Dampak obesitas pada ibu hamil :a. Meningkatkan angka kematianb. Bayi yang dilahirkan terganggu pertumbuhannyac. Kesuburan menurund. Tekanan darah tinggie. Deabetesf. Membutuhkan operasi caesarg. Ibu mengalami pereklamsia3. Bahaya obesitas saat kehamilanKegemukan ternyata juga menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil karena kemungkinan akan mengalami masalah ketika persalinan dan pasca persalinan kebanyakan ibu hamil mengalami obesitas karena kelebihan makan. Banyak orang yang percaya bahwa ibu hamil makan untuk dua orang menjadikan para ibu hamil makan untuk dua orang menjadikan para ibu hamil makan dengan porsi berlebihan. Akhirnya, terjadilah penumpukan kalori dan sisa asupan energi yang berujung pada diabetes. Mitos tersebut keliru, sebenarnya kebutuhan makan ibu hamil hanya naik rata-rata 10-15 persen.Saat ini, kasus diabetes pada masa kehamilan (gestational diabetic) semakin meningkat. Penyebab utamanya adalah obesitas. Akibat peningkatan resiko tersebut, setiap ibu hamil diwajibkan melakukan screening kadar gula darah terutama saat usia kehamilan menginjak minggu ke 24-28. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi ideal. Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik bahkan tidak berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang cukup pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan pemantauan ekstra terhadap berat badan. Obesitas juga sangat membahayakan persalinan karena banyaknya pembuluh darah ibu yang tersumbat oleh lemak dan kolesterol. Selain itu, lemak yang berlipat-lipat pada lapisan kulit merupakan media yang kondusif untuk tubuhnya kuman sehingga infeksi pun sangat mungkin terjadi. Resiko lainnya, plesenta yang menyuplai oksigen menyempit karena lemak. Padahal, terhambatnya suplai oksigen dapat merusak sel-sel otak janin. Sehingga kecerdasan si kecilpun bisa menjadi berkurang. Kemungkinan buruk lain adalah janin bisa mengalami gangguan paru-paru maupun terlahir obesitas.4. Beberapa cara mencegah obesitas saat kehamilan, antara lain :Langkah pertama yang perlu dilakukan jika ibu baru menginjak trimester 1 yaitu pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat badan. Pemeriksaan ini diulang lagi di akhir trimester 3 untuk mengetahui apakah sang ibu beresiko terkena diabetes dan hipertensi. Selanjutnya, dilakukan pemantauan terhadap perkembangan janin.Langkah yang lain yaitu dengan membatasi kalori. Namun hal ini masih menjadi kontroversi. Hal ini dikarenakan pengurangan kalori ditakutkan akan mengganggu perkembangan janin. Namun pada initnya, komposisi makanan harus seimbang. Selain mengatur pola makan, dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik. Jalan pagi sangat baik untuk menjaga kondisi ibu tetap sehat. Bila asupan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi, sebaiknya mengkonsumsi suplemen makanan. Jenis nutrisi yang dibutuhkan antaranya: karbohidrat, protein/ asam amino; vitamin dan mineral; serta enzim yang diperlukan untuk memaksimalkan proses penyerapan nutrisi oleh tubuh maka asupan nutrisi ibu saat hamil dapat terpenuhi. Bila saat kehamilan mengalami obesitas, perlu dilakukan penanganan khusus. Sang ibupun harus bersikap tenang karena sikap tenang sangat bermanfaat bagi perkembangan janin. Pilihlah klinik atau rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Hal ini sebagai antisipasi jika ibu membutuhkan tindakan medis yang kompleks.5. Diit ibu hamil dengan obesitasAdapun faktor-faktor yang mengharuskan seorang ibu hamil untuk melakukan diet, salah satunya adalah kelebihan berat badan badan. Mengalami kenaikan berat badan yang terlalu drastis pada saat kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi tentunya. Oleh karena itu, untuk para ibu hamil yang diharuskan diet, hendaknya mengikuti diet makan sehat khusus untuk ibu hamil. Saat hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak konsumsi protein, kalori (untuk energi) sebanyak 300 kalori perhari, vitamin dan mineral seperti asam folat dan zat besi untuk perkembangan bayi. Beberapa prinsip makan yang baik selama kehamilan dengan melakukan cara dan diet makan yang sehat, diantaranya :a. Selalu sarapanIbu hamil disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi saat sarapan. Menghindari sarapan akan menimbulkan keinginan makan lebih banyak pada waktu makan berikutnya tiba. Selain itu, melewatkan sarapan juga menyebabkan keluhan berupa kepala pening, mual, dan lain-lain.b. Susun daftar makananIni dilakukan dengan tujuan agar tidak mengonsumsi makanansecara berlebihan dan mengatur asupan kalori harian.c. Pilih makanan berserat serta rendah kandungan lemak dan gulaPada ibu hamil konsumsi gula berlebihan cenderung menimbulkan perasaan mudah lapar. Sediakan berbagai buah atau sayuran untuk dijadikan sebagai makan selingan . konsumsi ikan, unggas, daging tanpa lemak, keju, susu krim, brokoli, wortel, dan labu.d. Usahakan untuk mengolah makananHal ini bisa dilakukan dengan cara dibakar, dipanggang, atau dikukus.e. Jadikan buah sebagai camilanIni sangat bermanfaat karena buah kaya akan vitamin yang sangat bermanfaat bagi perkembangan janin dan juga ibu sendiri.f. Perbanyak minum air putih, minimal 8 gelas per hariPada waktu hamil seringkali dehidrasi disalah artikan dan dianggap sebagai rasa lapar. Akibatnya terjadi kelebihan kalori dari yang biasanya. Perlu diingat apabila sudah memenuhi kebutuhan gizi seperti biasanya tetapi masih merasa lapar berarti yang dibutuhkan adalah minum yang sebanyak-banyaknya.g. Jangan percaya mitos orang hamil perlu makanan 2 kali lipat dari biasanyaMasih banyak yang menganggap bahwa seseorang yang sedang hamil harus banyak makan. Sebenarnya, pandangan itu tidak benar. Jangan ragu untuk mengatakan tidak, saat diminta untuk menghabiskan makanan dalam jumlah yang banyak. Katakan secara halus bahwa anda sudah kenyang.h. Makanlah makanan dengan nutrisi tertinggi dengan kandungan kalori terendah yaitu kalori dikurangi sebanyak 500-1000 dibawah kebutuhan normal.i. Kurangi asupan hidrat arangj. Konsumsi makanan yang cukup mineral dan vitamin, serta tinggi serat sehingga membuat kenyang.6. Prinsip diit pada ibu hamil dengan obesitasa. Tujuan diit pada ibu hamil dengan obesitas Memberikan makanan rendah kalori guna mencapai berat badan normal Mempertahankan tumbuh kembang bayi yang normal Mempertahankan kesehatan ibu hamil Menghindari terjadinya komplikasi kehamilanb. Syarat diit pada ibu hamil dengan obesitas Kalori dikurangi sebanyak 500-700 dibawah kebutuhan normal. Pengurangan konsumsi karbohidrat dan lemak Protein tinggi untuk pertumbuhan bayi dan pembentukan sel darah merah Tinggi vitamin dan mineral Tinggi serat untuk memberi rasa kenyangc. Pedoman untuk mengurangi lemak Sayuran-sayuran Kurangi konsumsi sayuran dengan bumbu kacang yang digoreng, ganti dengan bumbu kacanga yang disangrai Batasi konsumsi sayuran dengan bumbu kelapa yang berlebihan (seperti, urapan), atau santan kental Batasi konsumsi sayuran dengan dressing keju yang berlebihan, contohnya salad Komsumsi sayuran dengan cara direbus, dikukus, didalam bentuk segar

Buah-buahan Konsumsi buah-buahan dalam bentuk segar Kurangi konsumsi buah-buahan yang berlemak

Nasi, sereal dan roti Kalau bisa konsumsi nasi beras tumbuk/ nasi agar dan roti yang mengandung bekatul/ havermouth Batasi serela dan krackers yang berminyak/ mengandung lemak lebih dari 2 potong/hr Batasi kebiasaan sarapan dengan roti mentega dan susu full cream

Susu Gunakan susu skim, susu kedelai atau yogurth yang rendah lemak Pilih keju rendah lemak, misalnya Cottage Cheese Pilih es krim yang tidak mengandung susu, misalnya es krim yang terbuat dari sari buah Pilih makanan pencuci mulut yang terbuat dari makanan berserat seperti agar-agar dengan saus dari susu krim

Protein Pilih daging tidak berlemak dan berwarna cerah seperti daging ayam kampung (tanpa kulit), ikan, dll Hindari konsumsi jerohan, daging berlemak, otak, kepala dan brutu ayam Tingkatkan konsumsi protein nabati sebagai pengganti, seperti tahu, tempe, kacang hijau, dll Batasi konsumsi lauk yang digoreng, diolah dengan santan kental Masak dengan cara merebu, memanggang, menumis, memepes LemakKurangi konsumsi minyak goreng sampai 1 sendok makan per hari (10 gr)

Pencegahan dan Pencegahan Obesitas saat KehamilanHal pertama yang dilakukan dokter adalah melakukan serangkaian tes di trimester awal. Perlu dilakukan pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat badan. Pemeriksaan ini diulang lagi di akhir trimester 3 untuk mengetahui apakah sang ibu berisiko terkena diabetes dan hipertensi. Selanjutnya, dilakukan pemantauan terhadap perkembangan janin dari bulan ke bulan. Pencegahan lainnya adalah dengan cara membatasi kalori. Cara ini memang sering jadi kontraversi karena, di sisi lain, janin membutuhkan nutrisi lebih. Pengurangan kalori ditakutkan akan mengganggu perkembangan janin. Yang terpenting, komposisi makanan harus seimbang. Selain mengatur pola makan, dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik. Jalan pagi sangat baik untuk menjaga konsisi ibu tetap sehat.

Bila asupan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi, sebaiknya mengonsumsi food suplement. HD Clover Honey, sebagai madu terbaik yang tidak melalui proses pemanasan ataupun penyaringan sehingga kandungan enzim dan nutrisinya tetap utuh. Dilengkapi dengan konsumsi HD Polenergy 520 yang mengandung lebih dari 200 jenis nutrisi diantaranya: karbohidrat, protein/asam amino; vitamin dan mineral; serta enzim yang diperlukan untuk memaksimalkan proses penyerapan nutrisi oleh tubuh maka asupan nutrisi ibu saat hamil dapat terpenuhi.

Bila saat kehamilan mengalami obesitas, perlu dilakukan penanganan khusus. Sang ibu pun harus bersikap tenang karena sikap tenang sangat bermanfaat bagi perkembangan janin. Pilihlah klinik atau rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Ini sebagai antisipasi jika ibu membutuhkan tindakan medis yang lebih kompleks.

RINGKASAN

Sangat penting bahwa perempuan diinformasikan sebelum kehamilan tentang perlunya untuk menjadi sesehat mungkin sebelum hamil, yang mencakup memiliki BMI normal, makan seimbang diet, dan berpartisipasi dalam olahraga teratur. Hal ini juga penting bahwa pemerintah provinsi mengakui dampak pada populasi masa depan dan biaya perawatan kesehatan kehamilan rumit oleh obesitas. Sebuah informasi nasional jangka panjang Kampanye diperlukan untuk kepentingan perempuan dalam memiliki kehamilan sesehat mungkin dengan memberi mereka informasi yang mereka butuhkan untuk menjadi sehat dan memiliki BMI normal sebelum mereka mempertimbangkan kehamilan. Hanya strategi nasional dapat mengubah puas tentang pra-kehamilan berat badan dan menginformasikan wanita tentang peningkatan yang signifikan dalam risiko untuk diri mereka sendiri dan anak-anak mereka.

DAFTAR PUSTAKA1. Nurachmah, Elly. 2001.Nutrisi Dalam Keperawatan. Jakarta: KDT.2. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta.3. Purwitasari, Devi. 2009.Buku Ajar Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.4. Rayburn, William F. 2001.Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: KDT5. Varney, Helen. 2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, vol.1. Jakarta: EGC.6. Http.Balipost.html. Diakses Pada Tanggal 20 Mei 20117. Http.hdindonesia.com. Diakses Pada Tanggal 20 Mei2011