obat suntik
DESCRIPTION
sterilisasiTRANSCRIPT
Obat Suntik
Arif Budiman
Keuntungan
• Obat memiliki onset (mula kerja ) yang cepat• Efek obat dapat diramalkan dengan pasti• Bioavailabilitas sempurna atau hampirsempurna• Kerusakan obat dalam tractus gastro-intestinal
(per oral) dapat dihindarkan misalnya : insulin• Obat dapat diberikan kepada penderita yang
sakit keras atau yang sedang dalam keadaankoma
Kelebihan
• Rasa nyeri pada saat disuntik, apalagi kalau harusdiberikan berulang kali
• Memberikan efek psikologis pada penderita yang takut disuntik
• Kekeliruan pemberian obat atau dosis, hampir tidak mungkin diperbaiki. Bahaya ini lebih besar lagi jika obat tsb. diberikan secara intra vena dimana obat-obat t ersebut mengikuti aliran darah.
• Pemberian ini hanya dapat dilakukan oleh dokter atautenaga medis yang berkompeten
• Harganya relatif mahal dibanding dengan sediaan obat lainnya.
Bahaya klinik pemberian parenteral
• Emboli udara iv, ia• Demam dan toksisitas• Pendarahan • Hipersensitivitas • Inkompatibilitas • Over dosage• Partikel partikulat • Flebitis radang vena obat, kelarutan • Sepsis radang parah infeksi bakteri• Trombosis pembekuan darah iv,ia
Contoh
• Pembuatan sediaan yang digunakan untuk injeksi harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari kontaminasi mikroba dan bahan asing .
• CPOB mempersyaratkan bahwa wadah akhir injeksi harus diamati satu persatu secara fisik dan tiap wadah yang menunjukkan pencemaran bahan asing secara visual harus ditolak.
2.1 Penggolongan
1. Obat atau larutan atau emulsi yang digunakan untuk injeksi, ditandai dengan nama : Injeksi ................
2. Sediaan padat kering atau cairan pekat tidak mengandung dapar, pengencer atau bahan tambahan lain. Larutan diperoleh setelah penambahan pelarut yang sesuai memenuhi
persyaratan,nama :......................steril
Penggolongan sediaan steril untuk parenteral menurut Farmakope Indonesia ed IV :
3. Sediaan padat pada 2. Tetapi mgd 1 atau lebih dapar, pengencer atau bahan tambahan lain, nama ................. untuk injeksi.
4. Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair, tidak disuntikkan intravena atau saluran spinal, nama Suspensi.........Steril
Penggolongan sediaan steril untuk parenteral menurut Farmakope Indonesia ed IV :
5. Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai membentuk larutan yang memenuhi syarat untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai, namanya ........................ steril untuk suspensi.
Penggolongan sediaan steril untuk parenteral menurut Farmakope Indonesia ed IV :
pertimbangan sebelum memulai pekerjaan untuk obat parenteral
• Pertimbangan kimiawi: tersatukan tidaknya obat dengan zat pembantu, zat pembawa, dan sebagainya
Pertimbangan farmakologi: apakah dengan penyusunan demikian penyerapan dan khasiat sesuai dengan apa yang dikehendaki
Pertimbangan teknis: alat apa yang bisa dipakai, mesin mana yang memberi hasil sebaik mungkin
FORMULA UMUM Zat aktif Pembawa Zat tambahan
Zat tambahan ini dapat berupa :• Pengatur tonisitas• Pengatur pH ( dapar )• Pengawet• Antioksidan• Anestetik lokal• Zat pengompleks• Suspending agent
Yang harus diperhatikan dari zat aktif adalah sifat kimia dan fisikanya
• Kelarutan• Titik leleh• Antaraksi kimia• Stabilitas terhadap cahaya dan oksigen• Dosis• OTT• pH• Ekivelensi NaCl, dll
DATA ZAT AKTIF YANG DIPERLUKAN KelarutanpH stabilita
pH stabilita adalah pH dimana penguraian zat aktif paling minimal, sehingga diharapkan kerja farmakologinya optimal. pH stabilita dicapai dengan menambahkan asam encer, basa lemah atau dapar.
Stabilitas zat aktif• Data ini membantu menentukan jenis sediaan, jenis bahan pembawa, metoda sterilisasi atau
cara pembuatan.• Misal jika zat aktif terurai oleh air dapat dipilih alternatif :• Memilih jenis pelarut dengan polaritas lebih rendah daripada air, seperti campuran pelarut
air-gliserin-propilenglikol atau pelarut campur lainnya.• Dibuat dalam bentuk kering dan steril yang dilarutkan saat disuntikkan .
Tak tersatukannya zat aktif DosisData ini menentukan tonisitas larutan dan cara pemberian.
Rute pemberian
• Intravena dibuat dalam bentuk larutan sejati dalam air, jika mungkin isotonis dan isohidris
atau dibuat hipertonis disuntikkan perlahan-lahan.
Fungsi bahan tambahan:
– Meningkatkan kelarutan zat aktif– Menjaga stabilitas zat aktif– Menjaga sterilitas untuk sediaan multiple dose– Mempermudah dan menjaga keamanan pemberian
• Inert secara farmakologi, fisika, maupun kimia• Tidak toksik dalam jumlah yang diberikan• Tidak mempengaruhi pemeriksaan obat
(kualitatif dan kuantitatif)• Tidak mempengaruhi khasiat zat obat• Tidak menyebabkan pengendapan zat aktif• Tidak menimbulkan reaksi antigen antibodi• Tidak bermaksud untuk memberi warna
Syarat bahan tambahan :
PENGATUR TONISITAS
• Mencegah terjadinya hemolisa sel darah akibat perbedaan tekanan antara dinding sel darah dengan tekanan dari sediaan yang disuntikkan, khususnya pada infus (volume besar)
• Mengatasi rasa nyeri akibat rute pemberian dan untuk memperbaiki penyerapan obat pada sub kutan
• Mengatasi perangsangan pada selaput otak akibat rute intra lumbar
• Contoh :• NaCl 0,9 %, Glukosa, Natrium Sitrat, Natrium Sulfat 1,6 % ,
Dekstrosa 5,5 %
PENGATUR pH ( DAPAR )• Menjamin stabilitas sediaan parenteral• Mengurangi iritasi, nyeri dan nekrosis saat pemberian
isohidri• Mendapatkan efek terapi yang optimal dalam pengobatan• Menghindari kemungkinan terjadinya reaksi-reaksi dari
sediaan• Menghambat pertumbuhan mikroorganisme, bukan tujuan
sebenarnya, tetapi larutan dalam suasana sangat asam atau sangat basa dapat digunakan untuk maksud tersebut.
• Contoh dapar :• Dapar fosfat, dapar sitrat, asam asetat / garam pH 3,5-5,7;
asam sitrat / garam pH 2,5-6; asam glutamate pH 8,2-10,2.
PENGAWET
• Mempunyai aktivitas antimikroba yang tinggi dan spektrumnya luas, bekerja pada temperatur dan pH yang luas.
• Mempunyai stabilitas yang tinggi pada range temperatur dan pH yang digunakan
• Tidak toksik pada konsentrasi yang digunakan• Tersatukan dengan komponen lain dalam sediaan• Cepat larut pada konsentrasi yang digunakan • Bebas dari bau, rasa, warna• Tidak menyebabkan keracunan, karsinogenik, iritan, dan
menyebabkan sensitisasi pada konsentrasi yang digunakan
Penambahan pengawet dapat dilakukan pada :
– Pembuatan obat suntik yang dikerjakan secara aseptik
– Bila obat suntik disterilkan dengan cara penyaringan melalui saringan bakteri
– Obat suntik yang diberikan dalam multi dose– Obat suntik yang disterilkan dengan cara
pemanasan selama 30 menit pada suhu 90 0C
Penambahan pengawet tidak dibenarkan jika :
• Bila takaran satu kali penyuntikan > 10 ml • Bila penyuntikan dilakukan secara intralumbal,
intratekal, intrasisternal, peridural. Untuk rute tersebut obat dikemas dalam wadah takaran tunggal
• Bila obat suntik daya bakteriostatiknya sudah optimum
Pengawet Konsentrasi yang lazim ( % )
Benzalkonium klorida 0.01
Benzethonium klorida 0.01
Benzil alkohol 1-2
Klorobutanol 0.25-0.5
Klorokresol 0.1-0.3
Metakresol 0.1-0.3
Fenol 0.5
Fenilmerkuri nitrat dan asetat 0.002
Metil -p- hidroksibenzoat 0.18
Propil -p- hidroksibenzoat 0.02
Butil -p- hidroksibenzoat 0.015
Timerosal 0.01
ANTIOKSIDAN
• Antioksidan digunakan untuk melindungi zat yang peka terhadap oksidasi terutama pada saat sterilisasi dengan pemanasan.
• Agen Pereduksi• Antioksidan ini mempunyai potensial oksidasi rendah
sehingga teroksidasi lebih dahulu dari pada zat aktif.Contoh : Vitamin C 0,02 – 0,1 %Natrium bisulfit 0,1 – 0,15 %Natrium pirosulfit 0,1 – 0,15 %Tiourea 0,005 %
• Agen PemblokirAntioksidan ini mencegah oksidasi dengan memutuskan rantai oksidasi.Contoh : Ester asam askorbat 0,01 – 0,015 %BHA & BHT 0,005 – 0,02 %Vitamin E 0,05 – 0,075 %
• Zat SinergisBekerja meningkatkan efek antioksidan lainnya terutama antioksidan agen pemblokir. Contoh : Vitamin C 0.01 - 0.05 %Asam sitrat 0.005 – 0.01 %Asam tartrat 0.01 – 0.02 %
• PengompleksZat ini membentuk kompleks dengan ion-ion logam yang mengkatalisis reaksi oksidasi sehingga reaksi dapat diperlambat.Contoh : Garam EDTA 0.01 – 0.075 %Selain itu juga dapat meningkatkan efektivitas pengawet, seperti benzalkonium klorida dengan EDTA, serta untuk solubilisasi, misal :
• Kofein + Na. benzoate,Teofilin +Etilendiamin, Kinin + Antipirin
• Catatan :– Natrium meta bisulfit 0,1 – 0,2 % biasanya digunakan untuk larutan bersifat asam– Natrium bisulfit 0,1 % biasa digunakan untuk injeksi epineprin, juga digunakan untuk
larutan bersifat basa adalah Na bisulfit 0,5 %– Zat antioksidan yang larut lemak ( BHA dan BHT 0,005 % - 0,02 % ) digunakan untuk
pelarut minyak ( blocking agent )
• SUSPENDING AGENT• Digunakan untuk sediaan injeksi suspensi :• Contoh : • Air : CMC Na. (0,25 %), Tylosa (0,25%),
PVP, Sorbitol (50%), • Minyak : Alumunium monostearat (2%),
gelatin (2%), manitol (50%)
• ANESTETIKA LOKAL• Digunakan untuk mengurangi rasa nyeri akibat larutan
suntik yang kental dan larutan senyawa obat yang terlalu asam. Seperti larutan obat suntik streptomycin + 0,5 % prokain HCl. Contoh : Novokain, Benzil alkohol.
• WETTING AGENT• Digunakan untuk pembasah dan mencegah pertumbuhan
kristal. Bila diperlukan dan hanya untuk pelarut air. • Contoh : • Tween 80, Propilen glikol, Lecithin, Polioksietilen –
Polioksipropilen, Polisorbat 80, Silikon antibusa, Silikon Trioleat. ( Lachman, Parenteral )
• SOLUBILIZING AGENT• Contoh : PEG 300, Propilenglikol