obat anti hipertensi

Upload: sri-afni

Post on 08-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

obat anti hipertensi

TRANSCRIPT

OBAT ANTI HIPERTENSI1. DIURETIKBekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dan menyebabkan ginjal meningkatkan ekskresi garam dan air.

Khasiat antihipertensi diuretik :adalah berawal dari efeknya meningkatkan ekskresi natrium, klorida, dan air, sehingga mengurangi volume plasma dan cairan ekstrasel. TD turun akibat berkurangnya curah jantung, sedangkan resistensi perifer tidak berubah pada awal terapi. Pada pemberian kronik, volume plasma kembali tetapi masih kira-kira 5% dibawah nilai sebelum pengobatan. Curah jantung kembali mendekati normal.TD tetap turun karena sekarang resistensi perifer menurun. Vasodilatasi perifer yang terjadi kemudian tampaknya bukan efek langsung tiazid tetapi karena adanya penyesuaian pembuluh darah perifer terhadap pengurangan volume plasma yang terus-menerus. Kemungkinan lain adalah berkurangnya volume cairan interstisial berakibat berkurangnya kekakuan dinding pembuluh darah dan bertambahnya daya lentur (compliance) vaskular.A. DIURETIK TIAZIDMenghambat reabsorpsi natrium dan klorida pada pars asendens ansa henle tebal, yang menyebabkan diuresis ringan. Suplemen kalium mungkin diperlukan karena efeknya yang boros kalium. 1) ( TABLET HYDROCLOROTHIAZIDE ( HTC ) ) Golongan obat antihipertnsi ini merupakan obat antihipertensi yang prosesnya melalui pengeluaran cairan tubuh via urin. Golongan antihipertensi ini cukup cepat menurunkan tekanan darah namun dengan prosesnya yang melalui pengeluaran cairan, ada kemungkinan besar potassium ( kalium ) terbuang. Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium sehingga volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer menurun. Dan menghambat reabsorpsi natrium dan klorida dalam pars asendens ansa henle tebal dan awal tubulus distal. Hilangnya K+, Na+, dan Cl- menyebabkan peningkatan pengeluaran urin 3x. Hilangnya natrium menyebabkan turunnya GFR. Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Didistribusi keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam jaringan ginjal. Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung, cirrhosis hati, gagal ginjal kronis, hipertensi, Obat awal yang ideal untuk hipertensi, edema kronik, hiperkalsuria idiopatik. Digunakan untuk menurunkan pengeluaran urin pada diabetes inspidus (GFR rendah menyebabkan peningkatan reabsorpsi dalam nefron proksimal, hanya berefek pada diet rendah garam) Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia, hipertensi pada kehamilan, hiperurisemia, hiperkalsemia, oliguria, anuria, kelemahan, penurunan aliran plasenta, alergi sulfonamide, gangguan saluran cerna. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C Dosis : o Dewasa 25 50 mg/hro Anak 0,5 1,0 mg/kgBB/ 12 24 jamB. LOOP DIURETICLebih potensial dibandingkan tiazid dan harus digunakan dengan hati-hati untuk menghindari dehidrasi. Obat-obat ini dapat mengakibatkan hipokalemia, sehingga kadar kalium harus dipantau ketat. (Furosemid/Lasix)1) FUROSEMIDE Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix, salurix, uresix. Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi. Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen tubuli ke dalam intersitium pada ascending limb of henle dan menghambat reabsorpsi klorida dalam pars asendens ansa henle tebal. K+ banyak hilang ke dalam urin. Indikasi : Diuretik yang dipilih untuk pasien dengan GFR rendah dan kedaruratan hipertensi. Juga edema, edema paru dan untuk mengeluarkan banyak cairan. Kadangkala digunakan untuk menurunkan kadar kalium serum.Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantung kongesti, sirosis hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi. Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare. Hiponatremia, hipokalemia, dehidrasi, hiperglikemia, hiperurisemia, hipokalsemia, ototoksisitas, alergi sulfonamide, hipomagnesemia, alkalosis hipokloremik, hipovolemia. Interaksi obat : indometasin menurunkan efek diuretiknya, efek ototoksit meningkat bila diberikan bersama aminoglikosid. Tidak boleh diberikan bersama asam etakrinat. Toksisitas silisilat meningkat bila diberikan bersamaan. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C Dosis : Dewasa 40 mg/hrAnak 2 6 mg/kgBB/hr

C. DIURETIK HEMAT KALIUMMeningkatkan ekskresi natrium dan air sambil menahan kalium. Obat-obat ini dipasarkan dalam gabungan dengan diuretic boros kalium untuk memperkecil ketidakseimbangan kalium. (Spirinolactone)1) AMILORID (MIDAMOR) Mekanisme Kerja : secara langsung meningkatkan ekskresi Na+ menurunkan sekresi K+ dalam tubulus kontortus distal. Indikasi : Digunakan bersama diuretik lain karena efek hemat K+ mengurangi efek hipokalemik. Dapat mengoreksi alkalosis metabolik. Efek tak diinginkan : Hiperkalemia, kekurangan natrium atau air. Pasien dengan diabetes militus dapat mengalami intoleransi glukosa. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C2) SPIRONOLAKTON (ALDACTONE) Mekanisme Kerja : antagonis aldosteron (aldosteron menyebabkan retensi Na+). Juga memiliki jerja serupa dengan amilorid. Indikasi : digunakan dengan tiazid untuk edema (pada gagal jantung kongestif), sirosis, dan sindrom nefrotik. Juga untuk mengobati atau mendiagnosis hiperaldo-steronisme. Efek tak diinginkan : seperti amilorid. Juga menyebabkan ketidakseimbangan endokrin (jerawat, kulit berminyak, hirsutisme, ginekomastia). Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C

3) TRIAMTERIN (DYRENIUM) Mekanisme Kerja : secara langsung menghambat reabsorpsi Na+ serta sekresi K+ dan H+ dalam tubulus koligentes. Indikasi : tidak digunakan untuk hiperaldosteronisme. Lain-lain seperti Spironolakton. Efek tak diinginkan : dapat menyebabkan urin menjadi biru dan menurunkan aliran darah ginjal. Lain-lain seperti amilorid. D. DIURETIK OSMOTIKMenarik air ke urin, tanpa mengganggu sekresi atau absorpsi ion dalam ginjal. (Manitol/Resectisol)1) MANITOL (MIS. RESECTISOL) Mekanisme kerja : secara osmotic menghambat reabsorpsi natrium dan air. Awalnya menaikkan volume plasma dan tekanan darah. Indikasi : gagal ginjal akut, glaucoma, sudut tertutup akut, edema otak, untuk menghilangkan kelebihan dosis beberapa obat. Efek tak diinginkan : sakit kepala, mual, muntah, menggigil, pusing, polidipsia, letargi, kebingungan, dan nyeri dada. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C2. ANTI ADRENERGIK Agonis adrenergik meningkatkan tekanan darah dengan merangsang jantung (reseptor 1) dan/atau membuat konstriksi pembuluh darah perifer (reseptor 1). Pada pasien hipertensi, efek adrenergik dapat ditekan dengan menghambat pelepasan agonis adrenergik atau melakukan antagonisasi reseptor adrenergik.a. Penghambat pelepasan adrenergik prasinaptik; dibagi menjadi antiadrenergik sentral dan perifer. Antiadrenergik sentral mencegah aliran keluar simpatis (adrenergic) dari otak dengan mengaktifkan reseptor 2 penghambat. Antiadrenergik perifer mencegah pelepasan norepinefrin dari terminal saraf perifer (misal yang berakhir di jantung). Obat-obat ini mengosongkan simpanan norepinefrin dalam terminal-terminal saraf.

b. Blocker alfa dan beta bersaing dengan agonis endogen memperebutkan reseptor adrenergik. Penempatan reseptor 1 oleh antagonis menghambat vasokontriksi dan penempatan reseptor 1 mencegah perangsangan adrenergik pada jantung.

A. ANTAGONIS RESEPTOR BETABekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan kecepatan denyut dan curah jantung.1) ASEBUTOL (BETA BLOKER) Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide. Sediaan obat : tablet, kapsul. Mekanisme kerja : menghambat efek isoproterenol, menurunkan aktivitas renin, menurunka outflow simpatetik perifer. Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma, kardiomiopati obtruktif hipertropi, tirotoksitosis. Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes mellitus, bradikardia, depresi. Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, lesu Interaksi obat : memperpanjang keadaan hipoglikemia bila diberi bersama insulin. Diuretic tiazid meningkatkan kadar trigleserid dan asam urat bila diberi bersaa alkaloid ergot. Depresi nodus AV dan SA meningkat bila diberikan bersama dengan penghambat kalsium Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr). ]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C2) ATENOLOL (BETA BLOKER)Golongan ini merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah bekerja dengan melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar pembuluh darah. Nama paten : Betablok, Farnomin, Tenoret, Tenoretic, Tenormin, internolol. Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai vasodilatasi perifer, efek pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor di ginjal. Indikasi : hipertensi ringan sedang, aritmia Kontraindikasi : gangguan konduksi AV, gagal jantung tersembunyi, bradikardia, syok kardiogenik, anuria, asma, diabetes. Efek samping : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu, gangguan tidur, kulit kemerahan, impotensi. Interaksi obat : efek hipoglikemia diperpanjang bila diberikan bersama insulin. Diuretik tiazid meningkatkan kadar trigliserid dan asam urat. Iskemia perifer berat bila diberi bersama alkaloid ergot. Dosis : 2 x 40 80 mg/hr ]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C

3) METOPROLOL (BETA BLOKER) Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang diikuti vasodilatasi perifer, efek pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor beta 1 di ginjal. Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari. Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI. Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pektoris Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III, syok kardiogenik, gagal jantung tersembunyi Efek samping : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, diare Interaksi obat : reserpine meningkatkan efek antihipertensinya Dosis : 50 100 mg/kg ]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C4) PROPRANOLOL (BETA BLOKER) Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena menurunkan curah jantung, menghambat pelepasan renin di ginjal, menghambat tonus simpatetik di pusat vasomotor otak. Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari. Sangat mudah berikatan dengan protein dan akan bersaing dengan obat obat lain yang juga sangat mudah berikatan dengan protein. Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI. Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren, stenosis subaortik hepertrofi, miokard infark, feokromositoma Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia dan blok jantung tingkat II dan III, gagal jantung kongestif. Hati hati pemberian pada penderita biabetes mellitus, wanita haminl dan menyusui. Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah, bronkospasme, agranulositosis, depresi. Interaksi obat : hati hati bila diberikan bersama dengan reserpine karena menambah berat hipotensi dan kalsium antagonis karena menimbulkan penekanan kontraktilitas miokard. Henti jantung dapat terjadi bila diberikan bersama haloperidol. Fenitoin, fenobarbital, rifampin meningkatkan kebersihan obat ini. Simetidin menurunkan metabolism propranolol. Etanolol menurukan absorbsinya. Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis pemeliharaan. ]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C

B. ANTAGONIS RESEPTOR-ALFAMenghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara normal berespon terhadap rangsangan simpatis dengan vasokonstriksi.OBAT ANTI ADREGERNIK SENTRAL.1) METILDOPA Nama Dagang: Dopamet (Alpharma), Medopa (Armoxindo), Tensipas (Kalbe Farma), Hyperpax (Soho) Indikasi: Hipertensi, bersama dengan diuretika, krisis hipertensi jika tidak diperlukan efek segera. Kontraindikasi: depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma, porfiria, dan hipersensitifitas Efek samping: mulut kering, sedasi, depresi, mengantuk, diare, retensi cairan, kerusakan hati, anemia hemolitika, sindrom mirip lupus eritematosus, parkinsonismus, ruam kulit, dan hidung tersumbat Peringatan: mempengaruhi hasil uji laboratorium, menurunkan dosis awal pada gagal ginjal, disarqankan untuk melaksanakan hitung darah dan uji fungsi hati, riwayat depresi Tingkat keamanan obat menurut (FDA) : Metildopa memiliki faktor resiko B pada kehamilan Dosis dan aturan pakai: oral 250mg 2 kali sehari setelah makan, dosis maksimal 4g/hari, infus intravena 250-500 mg diulangi setelah enam jam jika diperlukan.OBAT ANTIADRENERGIK PERIFER1) RESERPIN (MIS. SERPASIL)Mekanisme kerja : sebagian mengosongkan simpanan katekolamin pada system saraf perifer dan mungkin pada SSP. Menurunkan resistensi perifel total, frekuensi jantung, dan curah jantung.Indikasi : jarang digunakan untuk hipertensi ringan sampai sedang. Tidak dianjurkan pada kelainan psikiatri.Efek tak diinginkan : dominan parasimpatik (brakikardi, diare, bronkokonstriksi, peningkatan sekresi), penurunan kontraktilitas dan curah jantung, hipotensi postural (mengosongkan norepinefrin sehingga menghambat vasokonstriksi), ulkus peptikum, sedasi, dan depresi bunuh diri, gangguan ejakulasi, ginekomastia. Risiko hipertensi balik rendah karena durasi kerja lama. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C2) GUANETIDIN (MIS. ESIMEL)Mekanisme kerja : ditempatkan ke dalam ujung saraf adrenergic. Awalnya melepaskan norepinefrin (meningkatkan tekanan darah dan frekuensi jantung). Lalu mengosongkan norepinefrin dari terminal dan mengganggu pelepasannya. Kemudian tidak terjadi refleks takikardi karena kosongnya norepinefrin.Indikasi : hipertensi berat jika obat lain gagal. Jarang digunakan.Efek tak diinginkan : peningkatan awal frekuensi jantung dan tekanan darah (disebabkan pelepasan norepinefrin). Hipotensi ortostatik dan saat istirahat. Brakikardi, menurunnya curah jantung, dispnea pada pasien PPOM, kongesti hidung berat. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C3) GUANEDREL (HYLOREL)Mekanisme kerja : seperti guanetidin, tapi bekerja lebih cepat, melepaskan norepinefrin pada awalnya (peningkatan sementara tekanan darah), dan mempunyai aktivitas sedikit.Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang.Efek tak diinginkan ; seperti guanetidin tapi kurang berat.Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C4). PARGILIN (EUTONYL)Mekanisme kerja : menghambat monoamine oksidase dalam saraf adrenergik. Menghambat pelepasan norepinefrin.Indikasi : karena efek berbahaya, obat ini merupakan obat antihipertensi pilihan terakhir.Efek tak diinginkan : efek yang mengancam jiwa (stroke, krisis hipertensi, infark miokardial, aritmia) dapat terjadi bila diminum bersama makanan (produk fermentasi, keju) dan obat-obat (pil diet, obat-obat flu) yang mengandung simpatomimetik. ] Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori CC. ANTAGONIS KALSIUMMenurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi. Penghambat kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup dan resistensi perifer.1) DILTIAZEM (KALSIUM ANTAGONIS) Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor. Sediaan obat : Tablet, kapsul Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja kalsium melalui slow cannel calcium. Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler perifer. Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung. Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan saluran cerna. Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan bersama beta bloker. Efek terhadap konduksi jantung dipengaruhi bila diberikan bersama amiodaron dan digoksin. Simotidin meningkatkan efeknya. Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C

2) NIFEDIPIN (ANTAGONIS KALSIUM) Nama paten : Adalat, Carvas, Cordalat, Coronipin, Farmalat, Nifecard, Vasdalat. Sediaan obat : Tablet, kaplet Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler perifer, menurunkan spasme arteri coroner. Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme coroner, gagal jantung refrakter. Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat, wanita hamil dan menyusui. Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema kaki. Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker menimbulkan hipotensi berat atau eksaserbasi angina. Meningkatkan digitalis dalam darah. Meningkatkan waktu protombin bila diberikan bersama antikoagulan. Simetidin meningkatkan kadarnya dalam plasma. DOSIS : 3 X 10 MG/HR ]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C3) VERAPAMIL (ANTAGONIS KALSIUM) Nama paten : Isoptil Sediaan obat : Tablet, injeksi Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke dalam sel otot jantung dan vaskuler sistemik sehingga menyebabkan relaksasi arteri coroner, dan menurunkan resistensi perifer sehingga menurunkan penggunaan oksigen. Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren. Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok kardiogenik, fibrilasi, blok jantung tingkat II dan III, hipersensivitas. Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala, edema, lesu, dipsnea, bradikardia, kulit kemerahan. Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias menimbulkan efek negative pada denyut, kondiksi dan kontraktilitas jantung. Meningkatkan kadar digoksin dalam darah. Pemberian bersama antihipertensi lain menimbulkan efek hipotensi berat. Meningkatkan kadar karbamazepin, litium, siklosporin. Rifampin menurunkan efektivitasnya. Perbaikan kontraklitas jantung bila diberi bersama flekaind dan penurunan tekanan darah yang berate bila diberi bersama kuinidin. Fenobarbital nemingkatkan kebersihan obat ini. Dosis : 3 x 80 mg/hr ]Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C3. VASODILATORContoh vasodilator antara lain:a. Penghambat angiotensin converting enzyme (ACE)Menekan sintesis angiotensin II, suatu vasokonstriktor poten. Selain itu, penghambat ACE dapat menginduksi pembentukan vasodilator dalam tubuh. A. ACE INHIBITORBerfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Hal ini menurunkan tekanan darah baik secara langsung menurunkan resisitensi perifer. Dan angiotensin II diperlukan untuk sintesis aldosteron, maupun dengan meningkatkan pengeluaran netrium melalui urine sehingga volume plasma dan curah jantung menurun.1) KAPTOPRIL Nama paten : Capoten, Zestril Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga menurunkan angiotensin II yang berakibat menurunnya pelepasan renin dan aldosterone.dan menghambat ACE pada paru-paru, yang mengurangi sintesis vasokonstriktor, angiotensin II. Menekan aldosteron, mengakibatkan natriuesis. Dapat merangsang produksi vasodilator (bradikinin, prostaglandin). Indikasi : hipertensi, gagal jantung. hipertensi, terutama berguna untuk hipertensi dengan rennin tinggi. Obat yang disukai untuk pasien hipertensi dengan nefropatidiabetik karena kadar glukosa tidak dipengaruhi. Kontraindikasi : hipersensivitas, hati hati pada penderita dengan riwayat angioedema dan wanita menyusui. Dan semua penghambat ACE : dosis pertama hipotensi, pusing, proteinuria, ruam, takikardi, sakit kepala. Kaptopril jarang menyebabkan agrunolositosis atau neutropenia. Dosis : 2 3 x 25 mg/hr. Tingkat keamanan obat menurut (FDA) : Meskipun ACE Inhibitor dan ARBs memiliki factor resiko kategori C pada kehamilan trimester satu, dan kategori D pada trimester dua dan tiga Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia, pandangan kabur, myalgia. Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Tidak boleh diberikan bersama dengan vasodilator seperti nitrogliserin atau preparat nitrat lain. Indometasin dan AINS lainnya menurunkan efek obat ini. Meningkatkan toksisitas litium.2) RAMIPRIL Nama paten : Triatec Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan sekresi aldosterone. Indikasi : hipertensi Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, hipersensivitas. Hati hati pemberian pada wanita hamil dan menyusui. Dosis : awal 2,5 mg/hr Tingkat keamanan obat menurut (FDA) : kategori C pada kehamilan trimester satu, dan kategori D pada trimester dua dan tiga .namun obat tersebut berpotensi menyebabkan tetatogenik. Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut, bingung, susah tidur. Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Indometasin menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis litiumm meningkat.BLOCKER PINTU MASUK KALIUMMencegah influks kalsium ke dalam sel-sel otot dinding pembuluh darah. Otot polos membutuhkan influks kalsium ekstrasel untuk kontraksinya. Blockade influks kalsium mencegah kontraksi, yang menyebabkan vasodilatasi.C. VASODILATOR LANGSUNGMerelaksasi sel-sel otot polos yang mengelilingi pembuluh darah dengan mekanisme yang belum jelas, tetapi mungkin melibatkan pembentukan nitrik oksida oleh endote vascular.1) Hidralazin Nama paten : Aproseline Sediaan obat : Tablet Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi perifer menurun, meningkatkan denyut jantung. Indikasi : hipertensi, gagal jantung. Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung. Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 3 dosis. Tingkat keamanan obat menurut (FDA) : Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna, muka merah, kulit kemerahan. Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama diazodsid. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C2) DIAZOKSID (HYPERSTAT) Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vascular perifer, mungkin dengan mengantagonis kalsium. Juga meningkatkan kadar glukosa serum dengan menekan pelepasan insulin dan meningkatkan pelepasan glukosa hati. Indikasi : kontrol jangka pendek hipertensi berat di rumah sakit. Hipoglikemia akibat hiperinsulinisme yang refrakter terhadap bentuk pengobatan lain. Efek tak diinginkan : retensi air dan natrium dan efek kardiovaskular yang disebabkannya. Hiperglikemia, gangguan saluran cerna, hirsurisme, efek samping skstrapiramidal. Tingkat Keamanan Menurut FDA : Kategori C5 NAMA OBAT ANTI HIPERTENSI YANG BEREDAR DI PASARAN Tabel (Deuritik)GolonganObat Merek dagangIndikasiKontraindikasiEfek tak diharapkan

TiazidHydrodiurilIdeal untuk hipertensi, dan edema-kronikIbu hamil, anuriaHipokalemia,Hiperglikemi,Oliguria, anuria, hiperkalsemia

Loop diureticLasik (furosemid)Untuk darurat hipertensi, edema, dan edema paruKekurangan elektrolit, anuriaDehidrasi, hipokalemia, hiperglikemi, hipovolemia

Antagonis reseptor aldosteronMidamor (amilorid)Dapat mengoreksi alkalosis metabolikHiperkalemia berat dengan suplemen kalsiumHiperkalemia, kekurangan natrium atau air

Tabel (Simpatolitik)GolonganObat Merek dagangindikasikontraindikasiEfek tak diharapkan

blockerKlonidin (Catapresan)Baik untuk hipertensiBradikardi,hipotensi,sindrom simpul sinusMulut kering, hipotensi, bradikardi, sedasi

blockerAtenolol (Tenormin)Baik untuk hipertensi ringan dan sedangDiabetes berat, bradikardi, gagal jantung, asmaDepresi dan sedasi susunan saraf pusat

Tabel (Penghambat Angiotensin)GolonganObat Merek DagangindikasikontraindikasiEfek tak diharapkan

ACE inhibitorKaptopril(Capoten)Hipertensi dengan renin tinggi,Hipotensi, pusing, ruam, takikardi

ARBLosartan (Lozaar)Hipertensi esensialGangguan fungsiginjal, anak-anak, kehamilan, masa menyusuiVertigo, ruam kulit, gangguan ortostatik

Tabel (Vasodilatator)GolonganObat Merek dagang indikasikontraindikasiEfek tak diharapkan

HidralazinApresolineHipertensi sedangPenyakit jantung iskemikRetensi cairan, palpitasi, refleks takikardi

MonoksidilLonitenHipertensi yang belum terkontrolPenyakit jantung iskemikLesi otot jantung, hidralazin, hirsutisme,

NitroprusidNiprideKrisis hipertensiHipotensi berat, hepatotoksisitas