ob skeletal
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Ob Skeletal
1/5
STRUKTUR RAHANG (SKELETAL)
Maloklusi skeletal disebabkan karena ketidaknormalan pada maksila atau mandibula.
Ketidaknormalan ini dapat berupa ukuran, posisi, maupun hubungan antara rahang.Maloklusi
skeletal juga dapat terjadi dalam tiga arah yaitu sagital, vertikal, maupun transversal. Padaarah sagital berupa rahang mengalami prognati ataupun retrognati. Pada arah vertikal berupa
tinggi wajah. Pada arah transversal berupa rahang sempit ataupun lebar.7Maloklusi skeletal
akibat malposisi atau malformasi rahang ini sering terjadi secara herediter. Pola skeletal
mandibular kelas 3 dengan prognatisme mandibular umumnya diamati menunjukkan
kecenderungan ras dan familial.Maloklusi skeletal disebabkan oleh distorsi dari mandibula
yang tepat dan ! atau pertumbuhan rahang atas selama perkembangan janin. Pasien dengan
maloklusi skeletal mungkin menderita kelainan bentuk gigi, bru"ism, gigi berjejal, trismus,
kesulitan pengunyahan, bernapas obstruksi dan pencernaan gangguan jika masalah ini tidak
diobati.
#. $as Kaukasoid
Mempunyai ciri lengkung rahang sempit dan berbentuk paraboloid, palatum
sempit,cenderung memiliki kubah palatum tinggi. gigi%geligi sering crowded, permukaan
lingual gigi insisive permanen pertama dan kedua rahang atas rata &Kiernberger, #'(( )
Pederson, #'' cit. *ukman +, --/, maloklusi gigi anterior, gigi molar permanen
rahang pertama bawah lebih panjang dan bentuk lebih tapered, mesio%distal gigi premolar
permanen kedua rahang atas lebih besar dari buko%palatal dan sering dijumpai adanya
tonjol carabelli &7-%'-0/ di sisi palatal dari tonjol mesiopalatal gigi molar permanen
pertama rahang atas.(+ari beberapa hasil penelitian menunjukkan prevalensi yang tinggi
deep bite dan maloklusi kelas 11 pada ras kaukasoid &bahkan dua kali lebih umum
daripada pada ras negroid &kulit hitam//.
. $as MongoloidMempunyai ciri lengkung gigi berbentuk elipsoid, gigi insisive rahang atas mempunyai
perkembangan penuh pada permukaan palatal bahkan lingual sehingga shovel shaped
incisor, cingulumnya dominan &2erdlicka, #'# cit. *ukman +, --/. entuk gigi molar
lebih dominan segiempat dan mempunyai fissur%fissur. Prevalensi tonjol carabelli yang
rendah.' mongoloid &ras melayu/ memiliki bentuk kepala yang lebar dan persegi.
Keadaan ini berpengaruh pada pola pertumbuhan mandibula dan maksila. 2al ini dapat
-
7/25/2019 Ob Skeletal
2/5
menjadi alasan adanya kecenderungan terjadinya jarak gigit berlebih. Pada kebiasaan
buruk yang relevan dengan terjadinya jarak gigit berlebih yaitu kebiasaan menghisap ibu
jari dan jari lain. Kebiasaan menghisap ibu jari pada insisivus tetap dapat menyebabkan
proklinasi insisivus atas dan retroklinasi insisivus bawah &penambahan jarak gigit/.
esarnya efek penambahan jarak gigit karena menghisap ibu jari tergantung pada
frekuensi dan tekanan.#4,#' beberapa penelitian secara signifikan menunjukkan prevalensi
yang tinggi maloklusi kelas 111, cross%bite dan open bite pada ras mongoloid.
3. $as 5egroid
Mempunyai ciri rahang yang cendrung bima"illary protrusion, lengkung gigi berbentuk
6, ukuran mesiodistal mahkota pada ras 5egroid paling besar dari pada ras mongoloid
dan kaukasoid sehingga prevalensi gigi berjejalnya lebih tinggi yang menyebabkan
prevalensi maloklusinya juga tinggi. gigi insisive rahang atas tidak terdapat cingulum
hanya lekuk sedikit saja, sering terdapat open bite, premolar permanen pertama rahang
bawah terdapat dua atau tiga tonjol, akar premolar rahang atas terdapat tiga akar
&trifurkasi/ &iggersstaf, cit. *ukman +, --/, gigi molar ke empat sering &banyak/
ditemukan, bentuk gigi molar pertama segiempat dan mempunyai fissur seperti sarang
laba%laba.(+ari beberapa hasil penelitian menunjukkan prevalensi yang tinggi maloklusi
kelas 111 pada ras negroid &kulit hitam/,sebaliknya lebih rendah pada maloklusi kelas 11
dibandingkan dengan ras kaukasoid.
. $as Khoisan &orang ushmen, 2ottentot/,
$as yang tergolong khusus ini memperlihatkan lengkung rahang berbentuk 6 yang sangat
nyata dengan gigi insisive kecil%kecil. edangkan ras 8ustraloid &suku aborigin dan suku%
suku di kepulauan kecil Pasifik/ yang hidup di 8sia 9enggara, Pasifik dan 8ustralia,
memperlihatkan lengkung rahang berbentuk paraboloid yang lebar dengan gigi insisive
yang besar%besar.(
-
7/25/2019 Ob Skeletal
3/5
Thalasemia
9halasemia beta mayor adalah penyakit anemia hemolitik herediter dengan berbagai derajat
kesulitan, yang mana dapat ditemukan tidak atau kurangnya ikatan globin. Pasien sering terjadikelainan tulang dan wajah yang khas thalasemia yaitu frontal yang menonjol, hipertropi maksila,
depresi dari bridge nasal, maloklusi gigi. :igi geligi pada pasien thalasemia menunjukkan
adanya protrusi, flaring dan spacing pada gigi anterior maksila, open bite sehingga dapat
menyebabkan maloklusi yang pada umumnya terjadi maloklusi klas 11 divisi # yaitu klas 11 yang
apabila gigi%gigi anterior di $8 inklinasinya ke labial atau protrusi.
-
7/25/2019 Ob Skeletal
4/5
Pasien talasemia mayor mengembangkan maloklusi skeletal kelas II setelah
protrusi maksila dan atrof mandibula. (Fig1,2) Fusi awal sutura occipital
berlangsung bersamaan dengan hiperplasia meduler dari struktur maksiloasial
anterior, menyebabkan protrusi skeletal maksila. !eringkali lengkung mandibula
yang meneropong dalam lengkung maksila ("rodie sindrom) pada pasien
thalassemia mayor #$%. &aloklusi karena protrusi maksila, peningkatan o'eret dan
anterior open bite, malar prominence, saddle nose and rontal bossing,memberikan
penampilan chip &unk asies atau acies tikus #*%. (Fig+,) mandibula ini
umumnya kurang menonol dibandingkan maksila sepertinya karena lapisan korteks
mandibula padat resists ekspansi #-%. Pertumbuhan berlebih dari sumsum tulang
rontal, temporal dan waah terus menghambat pneumatisasi dari sinus paranasal
#%. !umsum pertumbuhan berlebih pada tulang maksila dapat menyebabkan
perpindahan lateral orbital (hypertelorism) #%.
Sickle Cell Anemia7
8nemia ickle ;ell adalah kelainan herediter dari struktur hemoglobin yang
merupakan penyakit herediter homo
-
7/25/2019 Ob Skeletal
5/5
&relasi gigi distoklusi/. Keadaan rongga mulutnya ditemukan osteonekrosis pada rahang
terkhusus mandibula yang menyebabkan neuropati nerve mental, hyperplasia sumsum tulang
dari tulang fasial juga dikaitkan dengan depresi bridge nasalis, pertumbuhan yang berlebih dari
midfasial dan maloklusi. Kelainan pertumbuhan fasial dapat berpengaruh ke maloklusi seperti
protrusive maksila, dan pertumbuhan berlebih dari mandibula.4
Celah bibir dan langitlangit
;elah pada bibir dan langit%langit merupakan kelainan congenital yang sangat serius yang
mengenai regio orofasial. alah salu maloklusi yang cukup banyak dijumpai pada saat sekarang
ini adalah maloklusi yang disebabkan karena celah bibir dan langit langit yang dibawa sejak
lahir. Celah bibir dan ! ata" celah langitlangit adalah salah sat" an#mali krani#$asial %ang
&aling "m"m' insiden telah meningkat karena &en"r"nan &asca kematian natal dan
m#rbiditas &asca bedah dan &eningkatan $akt#r e&idemi#l#gi genetik dan lingk"ngan'
karena &erkembangan &alat"m &rimer (bibir dan &remailla) %ang berlangs"ng selama
mingg" ke em&at sam&ai ket"*"h kehamilan adalah embri#l#gis berbeda dari &alat"m
sek"nder (&alat"m keras dan l"nak) %ang berkembang selama mingg" ket"*"h sam&ai
ke+,';elah palatum elama perkembangan embrio dari rongga mulut, bidang palatal sekunder
dan lidah tumbuh sejajar satu sama lain di rongga mulut, dengan lidah awalnya terletak di antara
dua bidang. idang palatal sekunder tumbuh secara vertikal ke arah bawah mulut sampai lidah
turun ke bawah selama 7%4 minggu kehamilan. :erakan ke bawah ini lidah dan meningkatnya
bidang difasilitasi oleh gerakan depan dan ke bawah mandibula, saat ia tumbuh >'?. +alam
kasus micrognathia dan ! atau retrognatia, mandibula janin gagal tumbuh ke depan dan ke bawah
mengarah ke pertumbuhan abnormal lidah yang mencegah elevasi dan fusi dari bidang palatal
sekunder. +alam sebuah penelitian menilai hasil diagnosis prenatal sonografi dari micrognathia
terisolasi &kelas 11 maloklusi skeletal/, '30 dari bayi juga menderita sumbing dan ! atau
gangguan pernapasan pada pemeriksaan neonatal >?. =leh karena itu, sangat penting untuk
menentukan apakah pasien dengan sumbing langit%langit memiliki kelainan rahang bawah atau
tidak. +iagnosis yang tepat dan akurat dari penyebab sumbing palatum akan memudahkan
identifikasi faktor risiko genetik dan membantu dalam memperkirakan risiko kekambuhan.