nutrisi aging
DESCRIPTION
nutrisi untuk aging, penuaanTRANSCRIPT
Nutrisi untuk Panjang Usia
Usia harapan hidup dan jumlah penduduk Indonesia meningkat setiap
tahunnya dan akan menjadi 2 kali lipat pada dua dekade mendatang. Rata-rata
penduduk saat ini berusia 60+ tahun adalah sekitar 7.18% sehingga Indonesia disebut
sebagai ageing structured population (era penduduk berstruktur lanjut usia).
Proses penuaan sendiri adalah suatu proses fisiologi yang akan dialami setiap
orang. Menua = menjadi tua=aging dideskripsikan sebagai proses menghilangnya
secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita.
Berbagai studi tentang proses penuaan mendukung peran berbagai zat gizi
dalam menghambat penuaan. Radikal bebas sebagai sebab penuaan pertama kali
disebutkan oleh peneliti AS Denham Harman pada tahun 1950. Dia menyatakan
bahwa proses penuaan dan berbagai penyakit yang menyertai adalah akibat aktifitas
radikal bebas dan antioksidan berperan dalam memperpanjang usia (percobaan pada
tikus). Beberapa dekade selanjutnya temuan ini diperkuat dengan bukti-bukti
laboratoris bahwa makanan yang mengandung banyak antioksidan dapat menghambat
aktifitas radikal bebas dan mengurangi insiden penyakit jantung, stroke dan kanker.
Industri suplemen makanan yang mengandung vitamin atau antioksidan semakin
berkembang dan menjadi bisnis menggiurkan. Manfaat yang diperoleh dari suplemen
antioksidan dianggap sama dengan antioksidan alami dari makanan. Di lain pihak
studi tentang penggunaan suplemen antioksidan dalam mencegah maupun sebagai
terapi penyakit masih menunjukkan hasil yang kontroversial.
Teori Aging (penuaan)
Ada berbagai macam teori aging. Morley dan Thomas dalam bukunya yang
berjudul Geriatric Nutrition and Aging menyebutkan beberapa teori penuaan, yakni
sebagai berikut :
1. Proses penuaan pada tingkat molekuler : teori radikal bebas
Makhluk hidup termasuk manusia tersusun atas sel, dan sel sendiri
terdiri atas komponen asam nukleat (DNA dan RNA) serta lemak. Radikal
bebas diduga menyebabkan gangguan fungsi di tingkat molekul yang
selanjutnya mempengaruhi kedua komponen tersebut. Radikal bebas yang
dimaksud adalah oksigen yang sangat reaktif dan zat nitrogen. Radikal bebas
terbentuk dari proses yang terjadi dalam tubuh manusia, misalnya produksi
energi dan aktifitas enzim-enzim seluler tertentu. Gangguan pada sel
selanjutnya menimbulkan gangguan di tingkat jaringan. Gangguan fungsi
jaringan akhirnya mengakibatkan penuaan dan kematian organisme.
Beberapa studi tentang pengaruh radikal bebas terhadap binatang
mendukung teori radikal bebas. Hasil studi menyebutkan bahwa : pertama,
kerusakan oksidatif terhadap DNA, protein dan membran lipid meningkat
seiring dengan bertambahnya usia. Kedua, panjangnya harapan hidup
seseorang sangat berkaitan dengan efisiensi mekanisme perbaikan (reparasi);
ketiga, kecepatan metabolisme yang tinggi menghasilkan lebih banyak radikal
bebas dan menyebabkan usia lebih pendek. Dan yang kelima, makhluk hidup
seperti cacing, lalat dan tikus ternyata memiliki mekanisme pertahanan dengan
antioksidan untuk melawan radikal bebas.
Berdasarkan teori aging di atas, maka beberapa hal dapat dilakukan
untuk menghambat radikal bebas, yaitu melalui : 1) menghambat
pembentukan radikal bebas; 2) meningkatkan perlindungan terhadap
kerusakan akibat radikal bebas; 3) memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan
oleh radikal bebas. Ketiga hal tersebut diharapkan akan memperpanjang usia
kehidupan atau meningkatkan kualitas fungsional kehidupan.
2. Penuaan pada tingkat sel : Mitokondria
Mitokondria adalah organel sel yang dilapisi oleh mambran dalam dan luar.
Pada membran dalam, terdapat protein yang berperan dalam transpor elektron untuk
menghasilkan energi, yaitu ATP. Fungsi mitokondria lainnya adalah mengatur
kalsium intrasel dan mengatur jalur program kematian sel (apoptosis). Namun
demikian, selain menghasilkan energi mitokondria juga menghasilkan radikal bebas.
Untuk mengatasi hal tersebut, sel memiliki mekanisme pertahanan yang disebut
antioksidan, salah satunya superoxide dismutase (SOD) mitokondria.
3. Teori penuaan pada tingkat sistim organ
Kerusakan akibat radikal bebas ditingkat molekuler akan menyebabkan kerusakan di
tingkat sel, yakni mitokondria, dan akhirnya pada tingkat sistim organ.
Peran nutrisi pada proses aging (penuaan)
Berbagai macam studi tentang intervensi nutrisi dalam melawan efek penuaan
telah dilakukan. Sebagian memberikan hasil yang menjanjikan, walaupun masih di
tingkat percobaan binatang.
Studi-studi terkait antara lain :
1. Intervensi gizi berdasarkan teori radikal bebas
Vitamin E pada penelitian di tingkat binatang coba ternyata dapat menghambat stres
oksidatif yang disebabkan kekurangan oksigen (hipoksia) atau inflamasi (peradangan)
serta meningkatkan fungsi imun.
Polifenol dari buah-buahan telah banyak pula diteliti manfaatnya, yakni memperbaiki
fungsi sel-sel syaraf, mencegah defisit memori pada model penyakit Alzheimer.
2. Intervensi gizi berdasarkan teori penuaan mitokondria
Liu dan Ames mnyusun teori tentang peran gizi dalam menghambat penuaan
mitokondria, yaitu sebagai berikut : (1) melindungi dan memperkuat enzim-enzim
mitokondria, (2) meningkatkan pertahanan antioksidan, (3) mengurangi produksi
radikal bebas, (4) memperbaiki kerusakan struktur mitokondria. Beberapa zat gizi dari
makanan yang berperan adalah L-carnitine, lipoic acid dan koenzim Q.
3. Intervensi gizi berdasarkan teori penuaan di sistim organ : pembatasan kalori
Studi oleh Sohal dan Weindrach (1996) melaporkan bahwa pembatasan kalori dapat
mengurangi produksi radikal bebas, meningkatkan pertahanan terhadap radikal bebas,
serta memperbaiki kerusakan oksidatif. Penelitian tentang manfaat pembatasan
asupan kalori terhadap penuaan di tingkat sel maupun molekuler hingga kini masih
berlangsung.
Pada tingkat sistim organ, manfaat pembatasan asupan kalori sangat berkaitan dengan
mekanisme homeostatik (keseimbangan) tubuh. Pembatasan asupan kalori
memberikan efek positif karena dapat meningkatkan sensitifitas insulin, mengurangi
kadar IGF-1 serta memperbaiki sistim imun.
Kontroversi suplemen anti aging
Intervensi gizi merupakan terapi yang menjanjikan dalam hal aging (penuaan).
Hal ini ditanggapi secara serius oleh berbagai produsen suplemen. Laporan oleh CDC
(The Centers for Disease Control and Prevention) pada tahun 2011 separuh penduduk
AS mengkonsumsi suplemen. Masyarakat AS membelanjakan sekitar 26,7 milyar
dolar pada tahun 2009 untuk membeli suplemen makanan dengan alasan untuk
kesehatan, dan mengurangi berat badan. Namun demikian dari berbagai studi,
ternyata suplemen yang diklaim menguntungkan kesehatan tersebut kadangkala
memberikan efek samping yang merugikan, bahkan kematian.
Asupan vitamin dari makanan bayak terbukti memberikan manfaat positif
untuk kesehatan, namun hal ini tidak selalu terjadi pada suplemen vitamin. Asupan
vitamin C dari buah-buahan dan sayuran sekitar 200 mg per hari bermanfaat dalam
mencegah penyakit jantung dan kanker payudara. Namun ternyata hal serupa tidak
terjadi pada pemberian suplemen vitamin C (European Journal of Cardiovascular
Prevention and Rehabilitation). Suplemen makanan termasuk antioksidan pada
dasarnya adalah obat, sehingga pemakaiannya pun harus berdasarkan indikasi medis
dan sesuai dosis yang diperlukan. Karena itu hendaknya masyarakat harus hati-hati
dalam mengkonsumsi suplemen agar terhindar dari efek samping yang merugikan.