notulensi stadium general i

12
Stadium General Kongres Sungai Indonesia 2015 Sungai Sebagai Pusat Peradaban Bagi Kelangsungan Hidup dan Kesejahteraan Bersama Rabu, 26 Agustus 2015 di Ballroom Hotel Surya Yudha Park Banjarnegara Mulai : 15.00 WIB Moderator : Eva Kusuma Sundari Untuk mempersingkat waktu saya akan memanggil Prof Suratman dari UGM, Dr. Ari Setiadi Murwanto dari Ka Balitbang PU dan Prof Sudharto dari Undip Semarang. Dalam forum ini kita membahas apa latar belakang dan mau kemana kita dan kita mau mendengarkan dari para akademisi. Saya sedikiti mengulang dari kegelisahan Pak Gubernur ketika ada peringatan dari dunia bahwa tahun 2025 mengalami krisi dan tidak terasa kita memikirkannya. Kalau kita tidak bisa memenej kita akan dihadaptkan pada devisit air. Di tahun 2025 kita darurat air dan forum ini sangat strategis karena air sudah torkontaminasi sehingga daya dukung kita menurun. Fakta lain sudah banyak komunitas yang melakukan rekonstruksi tapi belum terhubung dengan beberapa eleme lain. Oleh karena itu memon ini kan untuk bergerak kearah yang sama. Menjawab masalah bangsa yang sama dan menjadi satu titik pijakan bisa mendukung kehidupan dan bisa menyelamatkan. Momen itu ada ketika Presiden udah mencanangkan revolusi mental dan itu harus dirubah baik dari pola konsumen ke produsen dan dari daratan ke lautan. Poros maritim bersumber dari sungai-sungai Halaman 1 NOTULENSI

Upload: junirispinuddin-serunting

Post on 14-Jul-2016

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Kongres Sungai

TRANSCRIPT

Page 1: Notulensi Stadium General I

Stadium General

Kongres Sungai Indonesia 2015

Sungai Sebagai Pusat Peradaban Bagi Kelangsungan Hidup dan

Kesejahteraan Bersama

Rabu, 26 Agustus 2015 di Ballroom Hotel Surya Yudha Park Banjarnegara

Mulai : 15.00 WIB

Moderator : Eva Kusuma Sundari

Untuk mempersingkat waktu saya akan memanggil Prof Suratman dari UGM, Dr. Ari

Setiadi Murwanto dari Ka Balitbang PU dan Prof Sudharto dari Undip Semarang.

Dalam forum ini kita membahas apa latar belakang dan mau kemana kita dan kita

mau mendengarkan dari para akademisi. Saya sedikiti mengulang dari kegelisahan

Pak Gubernur ketika ada peringatan dari dunia bahwa tahun 2025 mengalami krisi

dan tidak terasa kita memikirkannya. Kalau kita tidak bisa memenej kita akan

dihadaptkan pada devisit air. Di tahun 2025 kita darurat air dan forum ini sangat

strategis karena air sudah torkontaminasi sehingga daya dukung kita menurun.

Fakta lain sudah banyak komunitas yang melakukan rekonstruksi tapi belum

terhubung dengan beberapa eleme lain.

Oleh karena itu memon ini kan untuk bergerak kearah yang sama. Menjawab

masalah bangsa yang sama dan menjadi satu titik pijakan bisa mendukung

kehidupan dan bisa menyelamatkan. Momen itu ada ketika Presiden udah

mencanangkan revolusi mental dan itu harus dirubah baik dari pola konsumen ke

produsen dan dari daratan ke lautan. Poros maritim bersumber dari sungai-sungai

Halaman 1

NOTULENSI

Page 2: Notulensi Stadium General I

tersebut. Kita ingin berintegrasi yang sama pada salah satu tujuan yang

memastikan paham dan semua alamiah yang di hulu dan nadinya itu yang kita

anggap untuk medefinisikan secara strategis. Kira-kira poin apa yang ingin

diciptakan dari skenarionya dan problem yang disepakati hingga diakhir kongres

ada komitmen bersama.

Saya bergembira sekali hari ini karena kegiatan sudah menyertakan banyak

stakeholder dan ini pola yang menarik karena dapat melakukan rehabilitasi sungai

tersebut. Saya berharap pada sesi ini bisa memantik semangat dan mempertajam

kita dalam masalah-masalah selanjutnya dan kita bisa memecahkan masalah

bangsa tersebut secara bersama dan mudah-mudahan ini bisa menadi bentuk

penyelamatan dunia. Pada tahun 2015 devisit air bisa dihindarkan. Diantaranya

sudah disampaikan usulan menyiapkan salam dalam kongres ini dan mudah-

mudahan kongres ini bisa dilanjutkan di Jawa Timur.

Kalau saya mennyebut ‘AIR’ teman-teman menjawabnya ‘HIDUPKU’. ‘SUNGAI ‘

dijawab oleh teman-teman dengan ‘NADIKU’ dan ‘Maritim’ teman-teman bisa

menjawab ‘BUDAYAKU’. Latar belakangnya demikian karena negara kita banyak air

dan komponen air itu bergerak dalam tubuh kita serta maritim dapat merubah cara

bekerja dengan merevolusi mental yang dimulai dari cara pikir dimana sungai dan

laut harus di depan kita sehingga cara berfikirnya pun kita akan meperlakukan yang

baru.

Baik, kita segera saja mulai untuk mendengarkan paparan dari Prof Suratman dan

selama dua puluh menitan. Prof Suratman ini aktif di UGM dan beliau orang yang

antusis.sekali ketika dimintai pendapatnya. Monggo, Pak.

1. Air Untuk Kesejahteraan RakyatProf Suratman – UGMAssalamu’alaikum WR WBSemoga bapak ibu sekalian bahagia-bahagia. Tadi Ibu Eva telah

menyampaikan yel-yel dan saya juga ingin melengkapinya. Saya tidak ingin

bercerita tentang teori kampus. Saya akan bercerita dari evolusi

metamorvosis karya nyata di Gajah Mada dan masyarakat Code di mana

Halaman 2

Page 3: Notulensi Stadium General I

semuanya harus nyembur kali. Kami bawa juga rombongan Winongo dan

Kelompok Code.

Mari bapak ibu sekalian untuk bersahabat. “SALAM SAHABAT SUNGAI” dan

bapak ibu cukup menjawab dengan kata “SUNGAI DI HATIKU”. Ini mendalam

dengan cara melambaikan tangan. Baik. Ini saya kira materi nanti bisa dikopi.

Mengapa sekarang teori kampus ini ga jalan? Kami di Jogja punya spirit

renaisan dan di Jogja pula ada Jogja Istimewa. Sultan bahkan pernah turun ke

sungai. Di Jogja sudah ngerumat kali biar tak kualat. Kemudian merengkuh

kali dengan penerapan hamemayu hayuning bawana, lalu ngrekuh kali

berdasarkan pendekatan budaya.

Negara kita ini melimpah air tapi lupa membangunnya. Caranya kita perlu

membuat resapan atau genthong untuk bersih-bersih dan sekarang tidak ada

gentong itu di rumah. Jadi kita sudah luntur budaya itu. Kita punya luas laut

lebih daripada darat. Nah kalau rusak, baik darat, laut dan udara ini kita perlu

selamatkan. Sungai itu kering ga masalah, tapi cara mendapatkan air itu

bagaimana ya di tabung. Jadi kami buat group kelompok dengan memanen

air. Jadi ngerumat kali juga ngerumat hujan.

Bapak ibu sekarang ini kita memang perlu merumat sungai dan rumat danau,

rumat iklim dan yang ditengah nanti bisa dirumuskan untuk bapak ibu

semuanya. Oh, sampahnya banyak, hutannya mengecil. Terus akhirnya

lautnya hancur. DAS yang heppi itu ada banyak hutan. Kalau menipis ya kita

sedih. Lha ini indikasi yang harus diperhatikan. Ini ada beberapa DAS yang

perlu diselatamtkan. (lihat tabel).

Yang penting kita selamatkan adalah jantung paru-paru karena itu letaknya

diatas. Kita pernah mendapat bintang dunia. Tapi maaf sungai yang darurat

adalah Ciliwung. DAS Serayu itu banyak longsor dan ini harus inovasi yang

kuat dalam melestarikannya. Kita harus tahu diri bagaimaa melestarikannya.

Emergensinya kritis dan dulu Pak Emil Salim sudah memprediksikan dan

sekarang sudah super kritis tapi kita memang bangsa yang toleran. Berapa

biayanya 668 milyar per tahun dan ini adalah kehancuran.

Halaman 3

Page 4: Notulensi Stadium General I

Lalu yang mana yang rusak? DAS itu dimulai dari atas karena kodratnya dari

penggundulan. Penghunian itu di Jawa padat dan di luar Jawa berbeda-beda.

Limbah domestic dalam budaya buang sampah juga demikian. Yang

membuat sungai tercemar adalah ibu-ibu karena dari belanja dan ke dapur

itu adalah produksi ibu-ibu semua. Kami mempunyai terobosan Srikandi

Sungai namanya. Kegawatan sungai sejak tahun 1970 dan bertambah 2 DAS

per tahun. Jadi kongres ini tidak main-main dalam merumuskan berapa target

untuk Jawa yang bisa diselamatkan.

Agar hal ini tidak stagnan dan kami menawarkan holistic sinergisme dimana

pohon bersinergis, pemerintah sinergi dan ini perlu secara gotong royong.

Apalagi pohon bisa bekerja sendiri dalam mensinergikan dialog alam. Nah,

kemudian yang terakhir holistic suistinable. Holistic cirinya kalau bapak ibu

bisa terpadu, yang pertambangan, wisata saling menghasilkan dan bisa pula

berbasis out come oriented. Kemudian ada pula pengkayaan DAS karena kita

kaya sekali. Baik kaya mata air, kaya tambang dan ini bisa menjadi PR. Lalu

ada Hapiness dimana yang tinggal di sekitar sungai harus bahagia. Dan kita

perlu menjadikan sungai adalah budayaku. Ditambah dengan budaya

corporative responsibility.

Selain itu, dari holistic ke kepelimpahan serta menjadi kelangsungan dan

kelanggungan hidup ini karena makhluk hidup semuanya bisa hidup. Ada lima

prinsip tentang conserving while using. Ketika bapak ibu punya kayu

bagamana? Lalu sebaiknya perlu dibalik dalam memahami kayu ini dan kita

punya berapa persen mengambil dari alam dan untuk alam kita sudah

berbuat apa? Ada juga tentang pemberdayaan karena inproving itu penting.

Nah terkait holistic perlu adanya harmoni peran bersama dengan swasta dan

pemerintah.

Namun kata kuncinya jangan mudah tersinggung. Sementara untuk

suksesnya restorasi sungai adalah pekerjaannya kepala daerah seperti Pak

Ahok. Dalam menangani krisis globalnya adalah air, pangan dan memuncak

Halaman 4

Page 5: Notulensi Stadium General I

pada hal lainnya. Semua sungai adalah enterprenership dan kita perlu

mendidik generasi penerus untuk terus digerakkan karena ini akan menjadi

poros-porosnya. Baik, untuk macam-macam kali ada Kali Waras, Kali Urip, Kali

Digdaya, Kali rahayu bahkan ada yang menjadikan sungai sebagai inspirasi

dan lain-lain.

Nah, Kali Rahyu juga sungai happiness dan di sungai untuk digunakan

mancing dan ciblon bagi anak-anak kecil di kali. Saya ceritakan ini agar kita

semua terjun kelapangan untuk menjadi bangga dan pelopor terhadap

sesama dan kami pernah membuat video yang bekerja sama dengan

Australia, Korea dan Amerika dimana hal ini sangat menarik untuk bangsa

lain. Namun saya menekankan kalau bisa saya berharap bahwa di Indonesia

tercetus gerakan dari wanita. (Peserta diajak nonton video gerakan restorasi

sungai).Terima kasih bapak ibu seklaian. Memahami isi video ini rasanya saya sangat

menangis. Di forum ini semoga tidak. Sekian dan Wassalamu;alaikum WR

WB.

ModeratorRasanya saya sama. Saya juga ingin menangis. Saya sudah mencatat

beberapa poin dan ini membuat saya memang akan menangis. Sekarang kita

mendengarkan dari Pak Adri untuk mengenai tata kelola dalam perspektif

regulator dan sudah banyak suara-suara dari komunitas sungai-sungai yang

memilik ide-ide luar biasa. kepada Pak Ari silakan.

2. Dr. Ari Setiadi Murwanto - Ka. Balitbang PU Assalamu’alaikum WR WBSaya ingin melanjutkan dari Pak Suratman. Air itu milik kita semua. Saya

memohon maaf karena Pak Menteri tidak bisa hadir namun insyallah besok

Jumat bisa datang. Baik bapak ibu semua. Kita mengawali dari satu lirik yang

dituis dari the rolis dan saya juga pernah meneliti akan masalah ini. Ketika

ditanya saya juga sedih karena kita punya probelm-problem ketika kita ingin

mengelola kok begini. Jadi dulu kita kenal musim kemaru, musim hujan yang

tergantung matahari ada di mana. Namun negara ini kaya dan sangat

mempengaruhi hidrologi apalagi kita diapit oleh dua samudra besar. Kalau

kita musim hangat karena angin samudra masuk dan membuat Indonesia

Halaman 5

Page 6: Notulensi Stadium General I

kemarau. Efeknya kalau musim hujan bisa lebat sekali. Ada juga Samudera

Hindia dan kita bisa mencermatinya. Saya yakin bapak ibu bisa mencemati

karena bapak ibu petani sudah faham mengani perubahan iklim tapi kami

hanya dari segi ilmiah.

Hutan kita sudah kritis dan kita perlu jujur terkait di Pulau Jawa ini. Yang

positif adalah kita mengamati dari 100 tahun pola hujan kita adalah

intesitasnya meningkat. Kita perlu mempelajari dan sekarang sedang

membuat peta terkait intensitas hujan yang sudah terlihat jelas dari masing-

masing daerah. Kami ingin mencoba untuk itu karena itu terkait air milik

bersama dan ini menjadi pengelolaan bersama. Kalau kita melihat punya

musim hujan dan kemarau penghasilan tak menentu sehingga kita perlu

menabung dan ini prinsip dasarnya sama dengan menejemen air.

Di Indonesia hanya memiliki 6 juta dan angka ini terlihat kecil. Kalau

dibandingkan dengan Etiopia, Thailand dan China dimana tabungan air lebih

besar dari kita. Lalu idealnya tabungan air untuk Indonesia berapa? Kita

hanya punya target 1200 juga masih jauh mumpuni. Padahal untuk

memenuhi semuanya kebutuhan hidup rakyat dengan 65 persen liter per hari

dengan jarak tempuh 20 menit. Dan kita bersama harus membahasnya.

Untuk memenuhi pangan kita membutuhkan nasi yang terbesar di dunia.

Untuk mengasilkan 1 ton beras saja kita memerlukan biaya besar. Yang kita

punya sekarang 63 dan kalau dinaikkan ini memerlukan 15 milyar meter

kubik yang ditugaskan oleh Presiden. Sebelum dibatalkan UU sumber daya

air, susah mencapai bank air. Bila ada tabungan, membangun bendungan

masih ada yang protes. Ya, karena ketika mau membuat bendungan ada

faktor-faktor lain dalam merealisasikannya dalam masalah lingkungan dan

sosial serta pembebasan lahan.

Rata-rata tampungan air ada 25 ribu rupiah. Ini cukup besar. Lalu tantangnya

apakah kita menyerah? Ya tidak akan menyerah dan kita harus memiliki

tabungan alami. Kita sekarang memiliki lahan 10 persen yang didukung oleh

bendungan dan sisanya tergantung dari cuaca. Artinya kita bisa rentan sekali

dalam mengelola tata air. Maka saya senang sekali ketika Pak Gubernur

Halaman 6

Page 7: Notulensi Stadium General I

Jateng berkomitmen dengan membangun Embung dan ini akan dinaikkan lagi

menjadi 14 persen. Kalau kita tidak memiliki tampungan buatan kita harus

memilik tampungan alami berupa hutan. Jadi resapan hutan kita ini sangat

penting untuk menjadi tampungan dengan melalui cekungan-cekungan air.

Sementara climate change ada dan catchmen-nya kita dalam keadaan rusak.

Salah satu penyebabnya karena tidak sama distribusi, jumlah penduduk yang

semuanya terkonsentri di Jawa.

Ketika berbicara dengan tampungan alami banyak yang sudah terkena

sedimen. Untuk satu sungai di Citarum ada 10 juta meter kubik per tahun dan

kerugianya 923 ribu dolar yang bersumber pertama dari listrik untuk

membangkitkan, lalu air baku. Nah ini mulai tata kelola tim perlu koordinasi

pengelola karena Indonesia memiliki sungai lintas provinsi dan sungai lintas

daerah yang kewenangannya ada di pemerintah pusat dan setiap sungai ada

pola rencanya sendiri. Nah di sini saya berharap ada sinergi antara dari 50

wakil non pemerintah dan 50 persen pemerintah untuk membahas

konservasi air baik terkait dengan pendataan, misalnya. Di sini ada dari unsur

TKPSDA tapi pertanyaan saya apakah ada yang kenal? Saya malah sedih

karena tak ada yang kenal mereka padahal mereka itu wakil-wakil kita

semua. Sejatinya TKPSDA ini yang menjadi ujung tombak kita.

Ada yang dari Citarum? Tadi disebutkan juga kalau kerusaknnya yang paling

parah sekitar 921 juta dolar. Kita tahu cathment area berapa dan kemudaan

erosi serta intensitasnya juga berapa. Lalu kita klasifikasikan untuk ladang

namun problemnya adalah ada ketidakcocokan dalam penanaman. Padahal,

pemanfaatan air ini harus memberi kontribusi nilai tambah bagi petani.

Makanya pemerintah harus melakukan subsidi dan itulah yang dikenal

dengan sumber daya air. Ketika diajukan itu mereka membayar 20 rupiah dan

teman-teman bilang kalian ini seperti preman. Padahal ini mesin catchment

adalah milik kita. Nah ini yang perlu dirumuskan untuk TKPSDA. Ini memang

perlu berembug bersama mengurai masalah ini dan saya harapkan wakilnya

bisa yang negarawan. Sekarang masih condong memperjuangan

kelompoknya padahal ini demi bangsa.

Halaman 7

Page 8: Notulensi Stadium General I

Bagaimana untuk pengelola ditata dan disusun? Perlu ada 3 M. Tapi kita

harus keatas semuanya karena ketika untuk mengurangi kita perlu

meningkatkan lintasan air. Namun demikian tidak mudah karena kita memiliki

budaya kalau rumah sendiri-sendiri di atas tanah ga disusun. Kalau kita

memilki hutan kita perlu mendorong tampungan buatan. Bapak ibu juga

sudah mengenal sumur resapan dan biopori padahal kalau lebih teliti kita

masih ada air lainnya. Boleh kita tanya, berapa yang sudah mendapat air

PDAM? Dari Sumur berapa dalam? Masih banyak juga ternyata. Ini perlu

direcas dan dari catchment area di kota besar ini sudah devisit meski harus

hati-hati dan displin. Tapi tantangannya juga tak gampang dalam mengelola

karena ada logam berat. Ada kelebihannya dari suntikan dari menampung

dan kualitas air lebih banyak.

Di kota besar sudah menyusut karena terjadi penyuntikan dan ini teknologi

yang sedang kita dorong. Serta masih banyak cara yang bisa kita lakukan

dengan waduk-waduk yang ada. Kita optimalkan dengan merevitalisasi yang

ada seperti rawa pening. Katakanlah bendungan Wonogiri juga perlu

revitalisasi. Kita buang sedimentasi dan kesmen area. Namun kata kuncinya

adalah keberlanjutan dan kita perlu duduk bersama terkait dengan daerah

bencana karena kita tidak bisa memindahan dari lokasi-lakasi dari rawan

becana air. Buktinya 57 persen tinggal di Jawa dan sisanya tinggal di daerah

rawan bencana.

Lalu kementrian PU dan Perumahan rakyat duduk bersama. Kekeringan itu

bisa diantisipasi dari 3 bulan sebelumnya dalam duduk bersama dan sepakat

untuk menyepakati. Untuk banjir kita bisa pula duduk bersama mengenai

tata kelolanya kapan tanam dan kapan tidak tanam supaya kerugiannya tidak

terlalu besar. Kemudian bapak mentri kami juga aktif dalam asia untuk Asian

Water Council. Artinya ketika terjadi badai seperti di negara tetangga sudah

mewanti-wanti kalau ekornya bisa sampai negara kita. Lalu perdagangan air,

karena negara-negara yang kekurangan sudah canggih dan misalnya dalam

tanaman kelapa sawit. Kita juga harus mensiasati ketika Osama mau

mendirikan food estate di Merauke. Bisa saja bapak ibu semuanya tidak ada

hujan. Kering secara metrology dan secara hidrologi tidak kering. Kenapa?

Halaman 8

Page 9: Notulensi Stadium General I

Saluran irigasi kita tidak dirawat dengan baik. Makanya kita duduk bersama.

Sekian. Wassalamu’alaikum WR WB

ModeratorLangsung saja Pak Dharto karena untuk mengefisiensi waktu.

3. Peningkatan Kinerja Pengelolaan DAS SehatProf Sudharto - Undip Assalamu’alaikum WR WB.Salam sejahtera dan selamat sore. Kalau melihat diacara sedianya para

mentri yang mengisi dan tampaknya tidak hadir maka saya dengan Pak

Ratman menajdi provokator saja. Saya kira Prof Ratman dan Pak Ari sudah

baik. Namun saya akan memetakan arah kongres ini. Mari kita sama-sama

cermati tabel berikut. Jadi kita berangkat dari fungsi sungai yang sudah

disampaikan dari Pak Gubernur dan Ibu Puan menyatakan sungai sumber

peradaban dan saya sudah menulis di media Suara Merdeka hari ini. Di sana

irigasi, habitat, bahan-bahan mineral, obyek wisata, dan sumber energi

terbarukan. Juga sebagai transportasi urat nadi perekonomian. Amon-amon

tani dangang nelayan. Pada zaman duhulu berdagang dimulai dari sungai.

Kota-kota penting juga sudah disampaikan. Sungai ibaratnya adalah ibu kita

yang memberikan segalanya buat kita.

Lalu kondisi yang kita lihat sekarang sedimentasi dan erosi karena ada

penyempitan. Jadi kalau ada penggusuran salah satunya karena

penyempitan, pencemaran, dan keruskaan. Di China bahkan ada seorang pria

ingin bunuh diri ke sungai tapi ia urung karena sungainya tercemar.

Kemudian ada pula menurunnya kualitas air dan kuantitasnya. Sungai yang

tadi digambarkan itu di hatiku ini menakutkan. Soal air dapat disingkat

dengan terlalu kotor, terlalu sedikit dan terlalu banyak.

Apa sih yang menjadi penyebabnya? Saya menyebut penggundulan hutan di

hulu, perubahan tata guna, pembuangan limbah indutri dan domenstik. Dari

limbah domestic kalau melihat sungai seperti mall karena apa saja dapat

dilihat. Itu adalah persoalan fisik. Sementara untuk kondisi sungai adalah

faktor faktor sosial dan kelembagaan. Jadi rendahnya kesadaran para

stakeholder dan saya menyebutnya sebagai common property yang tentunya

Halaman 9

Page 10: Notulensi Stadium General I

bukan hanya komunitas sungai baik petani dan industri. Sungai itu ibarat

milik umum sehingga semuanya sepertimall tadi. Persoalan yang kita seriusi

dan sekarang sakit karena orientasi pembangunan kita pada fisik dan

ekonomi. Padahal ekonomi kita berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Artinya kita harus mensinergikan semuanya dengan cara boleh membangun

tapi tak boleh merusak. Lalu ada eko-daerah atau ‘keakuan’. Jadi sungai itu

tidak bisa dibatasi dengan hanya administrasi. Tapi pengelolaan kita yang

masih bersifat keakuan yang sangat kental selama ini. Padahal dari hulu

hingga hilir saya sebut sama dan harus ada eco-region. Suka tidak suka

sekarang kabupaten kota masih demikian dan egonya masih tinggi. Sekarang

tidak berprinsip hanya pada satu daerah perlu eco-region. Koordinasi itu

mudah diucapkan dan sulit digerakkan. Tadi Bu Puan sudah menyatakan

tentang gotong royong meski ini terkait goverment management.

Sekarag apa ga ada yang baik? Tidak, ibarat di tengah gurun pasir masih ada

oase, yakni ada yang datang dari komunitas, sungai code dan lain-lain. Dan

banyak pula dari kearifan lokal. Berbagai komunitas sudah bergerak. Ada

juga mundur dengan konsep member tempat sepadan sungai, lalu munggah

dengan konsep tidak menjarah sepadan sungai, serta mantep dengan konsep

memelihara sungai.

Karena itu inisiatif dari lokal banyak digerakkan dan saya kira banyak sekali

hasilnya yang diharapkan untuk dieksplor. Kita mengenal pola mereka yang

menanam di huku dan kuas akan mendapatkan insentif dan sudah diterapkan

di Serang. PDAM dan industri-indistri di Cilegon sudah sepakat memberikan

insentif dan praktek ini menjadi pelajara kabupaten di Indonesia. Kalau

Wonosobo sudah memikirkan untuk tidak menebang hutan maka Kabuaten

Banjanregara perlu memberikan insentif apa yang mau diberikan. Imbal jasa

ini perlu diberikan bersama atau melalu pendekatan bio-region.

Nah, kabupaten dan kota sepanjang Batang Hari juga sepakat dengan bio

region pada tahun 2002 dan tahun sekarang menjadi eco region. Danau Toba

juga demikian. Inisiatif dari masyarakat dan pemerintah ada. Kita akan

memulai dari sini apakah eco region dan yang lain bisa berbagai pandangan.

Halaman 10

Page 11: Notulensi Stadium General I

Maka pelajaran yang bisa dipetik adalah replikasi best practice. Sehingga

capaian kita di akhir kongres adalah mudah-mudahan pengelolaan sungai

dari hal-hal yang sudah baik akan menjadi best practice. Maka hal yang harus

kita lakukan adalah merevitalisasi budaya maritim dan berutungnya adalah

kita sudah punya budaya maritim. Dan tadi sudah saya sebut sebagai among

tani budaya bangsa. Kemudian memperlakukan sungai sebagai gerakan

bukan proyek dan saya kira Sungai Code ini contoh gerakan dari swadaya

masyarakat dari berbagai sektor untuk saling memiliki pengelolaan sungai.

Bisa pula mengarusutamakan prinsip pembangunan berkelanjutan dengan

sikap keakuan ini harus dilepaskan karena tak bisa dikelola dengan

administrative. Jadi sungai eco religion ini disitu sungai dan satu pengelolaan

seperti yang dicontohkan oleh lokal dan di Serang tadi.

Jadi ibu bapak, besok pagi sudah mulai sidang komisi. Kita bisa masukkan

semua dan ini bisa mempertajam semua. Mudah-mudahan besok pada hari

Minggu sudah keluar butir-butir yang siap dilaksanakan di daerah masing-

masing.

Terakhir ada pantun. Tadi Pak Bupati bilang, mawar biru mangan wareg bisa

turu. maka dari saya ada bunga mawar, bunga melati, elok nian menghias

taman, kita galang gerakan restorasi sungai, untuk sumber kehidupan dan

peradaban.

ModeratorTerima kasih, karena ini sebagai pemanasan jadi tidak ada tanya jawab. Dan

ini menjadi pekerjaan berat. Teman-teman pembicaraan tadi sangat indah

karena pertama bicara mikro dan beralih ke makro dan diakhiri Pak Dartho

sudah menjahitnya. Ada beberapa hal yang menjadi tambahan dalam sidang

komisi. Soal lokal saat Sungai Code dengan sudah mempersatukan semua

stakeholder dan mencetuskan kepentingan semua orang. Demi kepentingan

sesama orang. Namun saya tambahi untuk generasi yang akan datang untuk

tidak merusak. Yang diuntungkan adalah kita dan anak cucuk kita. Local

filenews yang menadi kekauatan kita dan ini gotong royong untuk kentingan

bersama. Yang perlu digaris bersama adalah bahwa kita ada kekosongan

Halaman 11

Page 12: Notulensi Stadium General I

hukum karena MK sudah memaatal UU No 7 dan harapannya ada penyusun

ulang rot map aksi kedepan apa poni-poinya dan akan kita tambahkan. Oleh

karena itu kodifikasi hasil hari ada dua arao utuk menyumbang drafting dan

saya akan ikut mengawal. Karena saya punya konsen yang sama. Lalau pada

internal kita sendiri pada aksi kita kelapangan koordinasi dan sinergi ini

paduan kita bersama dan untuk komunitas masing-masing.

Forum untuk pemanasan masih berlanjut pada alam hari dan sifatya sama

kuliah umum. Pemansaan ini efektif dan siding komisisi produktif. PR ersama

untuk menulis bersama untuk bekal dalam draf. Kita mempunya konsen yang

sama dan mimpi kita yang akan datang dan ini bagian dari 70 tahun

meredeka maka erkomendekasi kita akan masuk dalm kapsul waktu dan

menjadi mimi kita bersama dan bapak ibu sema bebas menulis dan okteber

mendaatang kapsul masuk di jawa tengah dan mimpi kedautan air itu ada

kehidupan. jadi kita sedang membuat sejarah di mana sebelumnya kita tak

memiliki kesamaan bersama dan ini menjadi warisan kit asemua. Saya

berharap akan lebih tinggi lagi. Harus kita rebut dan regulator harus

berkimunikasi dengan komunitas yakni melalui TKPSDA dan semakin

menggumpalnya stakeholder untuk slaing mendekat.

Demikian teman-teman sekalin dan mudah-mudah kesimpulan ini membawa

provokasi yang berhasil. Saya akhiri dengan salam.

Salam sahabat sungai. Sungai dihatiku. ‘AIR’ teman-teman menjawabnya

‘HIDUPKU’. ‘SUNGAI ‘ dijawab oleh teman-teman dengan ‘NADIKU’ dan

‘Maritim’ teman-teman bisa menjawab ‘BUDAYAKU.Selamat sore dan wassalam.

Selesai : 16.57 WIB

Halaman 12