nota keberatan (eksepsi) anas urbaningrum (sumber: peradilan.co)

12
1 NOTA KEBERATAN ANAS URBANINGRUM Disampaikan di Pengadilan Tipikor Jum'at, 6 Juni 2014 Kepada Yang Mulia Ketua dan Anggota Majelis Hakim Yang Terhormat para Jaksa Penuntut Umum Yang Terhormat para Penasehat Hukum Para hadirin yang saya hormati, Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat siang, Salam sejahtera untuk kita semua. Atas perkenan Majelis Hakim Yang Mulia, saya berkesempatan untuk menyampaikan Eksepsi atau Nota Keberatan atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang disampaikan pada tanggal 30 Mei 2014 yang lalu. Atas itu semuasaya mengucapkan banyak terima kasih. Mengawali Nota Keberatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada para penyidik KPK yang telah menjalankan tugasnya sejak tanggal 22 Februari 2013 untuk sangkaan TPK dan 28 Februari 2014 untuk sangkaan TPPU. Setelah bekerja cukup panjang, 25 orang penyidik untuk sangkaan TPK dan 24 penyidik untuk sangkaan TPPU telah berhasil menyelesaikan dan menyerahkan berkas perkara pada tanggal 8 Mei 2014. Saya menghargai kerja keras dari tim besar dan dalam jangka waktu kerja yang cukup lama saya juga menghargai karena dalam proses pemeriksaan dilakukan langsung oleh Plt Direktur Penyidikan dan oleh ketua tim penyidik sangkaan TPK. Sungguh itu adalah kehormatan tersendiri bagi saya. Ucapan terima kasih saya sampaikan juga kepada tim JPU yang dipimpin oleh Dr. Yudi Kristiana dan para anggota berjumlah seluruhnya 12 orang yang telah bekerja keras menyusun surat dakwaan. Saya tahu tidak mudah menyusun surat dakwaan berdasarkan kesaksian dan bukti-bukti yang ada, serta penugasan yang diberikan. Tetapi tim JPU telah berhasil menyusun surat dakwaan dan melimpahkan berkas perkara ke pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 22 Mei 2014, serta selanjutnya membacakan pada persidangan tanggal 30 Mei 2014. Kerja keras tim JPU haruslah mendapatkan apresiasi. Terlepas dari ucapan terima kasih dan apresiasi tersebut, izinkanlah saya untuk menyampaikan pandangan, penilaian dan sikap yang berupa Nota Keberatan terhadap surat dakwaan. Apa yang saya sampaikan di dalam Nota Keberatan ini tidak untuk membatalkan ucapan terima kasih dan mengurangi apresiasi, melainkan dengan sungguh justru saya ajukan sebagai bentuk kerja sama untuk mencari dan menemukan kebenaan dan keadilan. Dengan semangat dan motivasi yang sama saya yakin tim JPU akan sependapat untuk menemukan kebenaran dan keadilan di dalam persidangan ini.

Upload: ekho109

Post on 29-Nov-2014

366 views

Category:

Law


5 download

DESCRIPTION

Eksepsi Anas Urbaningrum terhadap dakwaaan Jaksa KPK di Pengadilan Tipikor Jakarta. Berkas diperoleh dari situs www.peradilan.co

TRANSCRIPT

Page 1: Nota Keberatan (Eksepsi) Anas Urbaningrum (sumber: peradilan.co)

1

NOTA KEBERATANANAS URBANINGRUM

Disampaikan di Pengadilan TipikorJum'at, 6 Juni 2014

Kepada Yang Mulia Ketua dan Anggota Majelis Hakim

Yang Terhormat para Jaksa Penuntut Umum

Yang Terhormat para Penasehat Hukum

Para hadirin yang saya hormati,

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Selamat siang,

Salam sejahtera untuk kita semua.

Atas perkenan Majelis Hakim Yang Mulia, saya berkesempatan untuk menyampaikan Eksepsi atauNota Keberatan atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang disampaikan pada tanggal 30 Mei 2014yang lalu. Atas itu semuasaya mengucapkan banyak terima kasih.

Mengawali Nota Keberatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada para penyidikKPK yang telah menjalankan tugasnya sejak tanggal 22 Februari 2013 untuk sangkaan TPK dan 28Februari 2014 untuk sangkaan TPPU. Setelah bekerja cukup panjang, 25 orang penyidik untuksangkaan TPK dan 24 penyidik untuk sangkaan TPPU telah berhasil menyelesaikan dan menyerahkanberkas perkara pada tanggal 8 Mei 2014. Saya menghargai kerja keras dari tim besar dan dalamjangka waktu kerja yang cukup lama saya juga menghargai karena dalam proses pemeriksaandilakukan langsung oleh Plt Direktur Penyidikan dan oleh ketua tim penyidik sangkaan TPK. Sungguhitu adalah kehormatan tersendiri bagi saya.

Ucapan terima kasih saya sampaikan juga kepada tim JPU yang dipimpin oleh Dr. Yudi Kristiana danpara anggota berjumlah seluruhnya 12 orang yang telah bekerja keras menyusun surat dakwaan.Saya tahu tidak mudah menyusun surat dakwaan berdasarkan kesaksian dan bukti-bukti yang ada,serta penugasan yang diberikan. Tetapi tim JPU telah berhasil menyusun surat dakwaan danmelimpahkan berkas perkara ke pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri JakartaPusat tanggal 22 Mei 2014, serta selanjutnya membacakan pada persidangan tanggal 30 Mei 2014.Kerja keras tim JPU haruslah mendapatkan apresiasi.

Terlepas dari ucapan terima kasih dan apresiasi tersebut, izinkanlah saya untuk menyampaikanpandangan, penilaian dan sikap yang berupa Nota Keberatan terhadap surat dakwaan. Apa yangsaya sampaikan di dalam Nota Keberatan ini tidak untuk membatalkan ucapan terima kasih danmengurangi apresiasi, melainkan dengan sungguh justru saya ajukan sebagai bentuk kerja samauntuk mencari dan menemukan kebenaan dan keadilan. Dengan semangat dan motivasi yang samasaya yakin tim JPU akan sependapat untuk menemukan kebenaran dan keadilan di dalampersidangan ini.

Page 2: Nota Keberatan (Eksepsi) Anas Urbaningrum (sumber: peradilan.co)

2

Karena itulah surat dakwaan perlu diuji dengan jernih, obyektif dan adil berdasarkan kebenaranlogika, fakta, bukti, aturan hukum, ilmu dan bahkan kebenaran hati nurani. Surat dakwaan tidaksepatutnya disusun dan dipertahankan dari logika kewenangan yang diselenggarakan secara absolut.

Sekali lagi, semata-mata karena yang harus ditemukan di dalam persidangan ini adalah kebenarandan keadilan dalam arti yang sesungguh-sungguhnya, yang sebenar-benarnya.

Saya membaca dengan seksama seluruh rangkaian surat dakwaan. Saya juga mendengarkan denganseksama ketika surat dakwaan dibacakan secara bergantian. Tidak ada kata dan kalimat yangterlewatkan. Saya bisa mengerti kata demi kata, kalimat demi kalimat yang disusun dan dibacakan.Tetapi saya tidak berhasil untuk mengerti dan memahami substansinya. Dalam keawaman danketerbatasan saya, mohon maaf, saya dengan kesadaran penuh menyatakan tidak berhasilmemahami substansi dakwaan dan dalil-dalil yang menjadi penyangganya.

Sebelum saya menguraikan mengapa substansi dakwaan dan dalil-dalil yang menjadi penyanggaargumentasinya tidak bisa dimengerti, perkenankan saya untuk sedikit mengingatkan sebagianperistiwa yang menyertai proses hukum ini dan karena itu tidak bisa dipisahkan darinya.

Bahwa pada tanggal 4 Februari 2013 Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga PresidenRepublik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono mendesak Komisi Pemberantasan Korupsiuntuk segera mengambil langkah yang konklusif dan tuntas terhadap masalah hukum yangdiberitakan terkait dengan saya. "Kalau memang dinyatakan salah, kita terima memang salah. Kalautidak salah kita ingin tahu kalau itu tidak salah." Desakan Pak SBY dilakukan menyusul sebuah rilissurvei "khusus" yang dengan sigap disusul oleh statemen-statemen yang memojokkan saya,termasuk mendesak saya mundur sebagai Ketua Umum PD.

Bahwa pada tanggal 7 Februari 2013 Dewan Pembina PD, Syarief Hasan, menyatakan sudahmengetahui saya ditetapkan sebagai tersangka dan minta ditunggu saja pengumuman resminya.Pernyataan ini disampaikan Syarief Hasan setelah selesai rapat dengan Ketua Dewan Pembina PartaiDemokrat di Cikeas.

Bahwa pada tanggal 8 Februari 2013 Ketua Majelis Tinggi PD Pak SBY melakukan pengambilalihanwewenang dan kepemimpinan PD serta meminta saya untuk fokus menghadapi masalah hukum diKPK dan PD siap memberikan bantuan hukum. Pada saat itu saya seolah diposisikan sebagaitersangka, baik dalam posisi penyelamatan partai maupun pembicaraan empat mata dengan KetuaDewan Pembina/Ketua Majelis Tinggi PD.

Bahwa pada tanggal 9 Februari 2013 Sprindik saya sebagai tersangka bocor atau dikeluarkan danmenjadi pemberitaan yang luas di media massa. Bocornya Sprindik tersebut kemudian melahirkanKomite Etik yang kemudian memberikan sanksi kepada beberapa pimpinan KPK.

Bahwa Sprindik yang berlaku dan digunakan sampai sekarang adalah yang terbit pada tanggal 22Februari 2013, setelah proses penuh drama dan hiruk-pikuk yang secara luas diketahui olehmasyarakat. Yang khusus dalam Sprindik tersebut adalah bahwa sangkaan kepada saya adalahterkait dengan proyek Hambalang dan atau proyek-proyek lainnya yang hingga disusun dandibacakan surat dakwaan tidak dijelaskan dengan gamblang apa yang disebut dalam frasa "dan atauproyek-proyek lainnya."

Beberapa peristiwa di dalam internal PD dan dinamika di KPK dalam proses penetapan saya sebagaitersangka ini saya angkat kembali agar persidangan ini tidak melupakan konteks proses yangmenyertai dimulainya proses hukum yang kemudian membawa saya sampai pada persidangan ini.Bahwa ada proses yang khas, yang tidak seperti biasanya, yang mengiringi proses hukum tersebut.Tentu hal tersebut tidak bisa dinilai sebagai sebuah kebetulan semata.

Karena itu pula, sesungguhnya saya tidak terlalu terkejut ketika pada bagian awal surat dakwaandimulai dengan kalimat yang tidak menggambarkan kenyataan. "Bahwa pada sekitar tahun 2005,

Page 3: Nota Keberatan (Eksepsi) Anas Urbaningrum (sumber: peradilan.co)

3

Terdakwa keluar dari anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan selanjutnya berkeinginan untuktampil menjadi pemimpin nasional yaitu sebagai Presiden RI, sehingga memerlukan kendaraanpolitik dan biaya yang sangat besar." Sebuah permulaan surat dakwaan yang diantarkan oleh kalimatimajiner.

Saya tahu bahwa kalimat tersebut berasal dari keterangan saksi, tetapi materi kesaksiannya adalahimajiner kalau tidak disebut sebagai fitnah semata. Jika sedikit saja mau mengkonfirmasi kesaksianitu dengan logika, ilmu tentang Pilpres dan fakta-fakta, sungguh kalimat pembuka surat dakwaan itutidak perlu ada.

Oleh sebab permulaan yang imajiner, maka berikutnya adalah sambung menyambung kalimatimajiner yang lain dan bersumber dari produsen keterangan yang sama. "Dengan kedudukannyasebagai Ketua DPP Bidang Politik, Terdakwa mempunyai pengaruh yang besar untuk mengaturproyek-proyek pemerintah yang bersumber dari APBN. Pengaruh Terdakwa menjadi semakin besarsetelah Terdakwa mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Partai Demokrat dan terpilihmenjadi anggota DPR RI Periode 2009-2014 serta ditunjuk sebagai Ketua F-PD di DPR RI." Sungguhini sambungan kalimat imajiner yang sangat dahsyat pengaruhnya untuk melandasi konstruksidakwaan lebih lanjut.

Imajinasi selanjutnya adalah kalimat yang menyebut "Untuk menghimpun dana guna menyiapkanlogistik, Terdakwa dan M. Nazaruddin bergabung dalam ANUGERAH GROUP yang kemudian berubahmenjadi PERMAI GROUP, antara lain PT. Anak Negeri, PT. Anugerah Nusantara, dan PT. Panahatan,dimana Terdakwa menjadi Komisaris PT. Panahatan."Hal demikian jelas tidak benar. Yang benaradalah bahwa saya pernah menjadi Komisaris PT. Panahatan sebelum mundur pada awal tahun2009. Selama menjadi Komisaris PT. Panahatan saya tidak pernah mendapatkan laporan tentangkeadaan perusahaan dan tidak pernah memperoleh manfaat apapun dari perusahaan.

Apalagi ketika disebut bahwa saya membentuk kantong-kantong dana yang bersumber dari proyekpemerintah dan BUMN yang dikelola oleh Yulianis dan Mindo Rosalina Manullang (proyekKemendiknas dan Kemenpora), Munadi Herlambang (proyek pemerintah bidang konstruksi danBUMN) dan Machfud Suroso (proyek Universitas, gedung pajak, dan Hambalang), hal tersebut tidakberbasiskan data yang benar. Belum lagi disebutkan pula bahwa dalam pengurusan proyek yangdilakukan terdakwa melalui Permai Group, terdakwa mendapatkan fee antara 7-22 persen yangdisimpan di dalam brankas Permai Group. Mengaitkan saya dengan fee Permai Group danbrankasnya adalah spekulasi yang jauh dari kenyataan.

Disebutkan pula bahwa setelah saya menjadi Ketua Fraksi PD, saya keluar dari Permai Group danbahwa selanjutnya dalam pengurusan proyek-proyek pemerintah yang dibiayai APBN/APBNP 2010dari Kemenpora dan Kemendiknas saya berkoordinasi dengan M. Nazaruddin dan anggota Komisi Xdari F-PD. Perlu saya tegaskan bahwa saya tidak pernah berkoordinasi dengan M. Nazaruddin dananggota Komisi X dari F-PD untuk mengurus proyek-proyek mitra kerja. Misalnya tuduhan bahwasaya pernah bertemu dengan M. Nazaruddin, Machfud Suroso, dan Wafid Muharram di Chatter BoxPlaza Senayan untuk membahas proyek Hambalang adalah cerita fiktif belaka.

Demikian pula tentang tuduhan saya memerintah Ignatius Mulyono untuk menanyakan pengurusansertifikat tanah Hambalang ke BPN adalah keterangan pelintiran. Yang terjadi adalah permintaan M.Nazaruddin kepada Ignatius Mulyono, sebagai mana perintah M. Nazaruddin kepada Mindo RisalonaManullang untuk mengurus sertifikat tanah Hambalang ke BPN yang sudah disampaikan padapersidangan-persidangan terdakwa yang lain. Amat jelas hal ini terkait dengan keinginan M.Nazaruddin untuk mendapatkan proyek Hambalang dan bahkan sudah mengeluarkan dana untukitu.

Page 4: Nota Keberatan (Eksepsi) Anas Urbaningrum (sumber: peradilan.co)

4

Adalah fiktif belaka tuduhan bahwa saya meminta M. Nazaruddin untuk mundur dari proyekHambalang. Saya tidak pernah meminta siapapun untuk maju atau mundur di proyek Hambalangdan proyek-proyek manapun juga, karena itu bukan menjadi perhatian dan pekerjaan saya.

Jika benar saya meminta M. Nazaruddin mundur dari proyek Hambalang dan kemudian M.Nazaruddin setuju, tentu M. Nazaruddin tidak marah-marah kepada Mindo Rosalina Manullangkarena gagal mendapatkan proyek Hambalang dan kemudian meminta uang yang telah dikeluarkanPermai Group dikembalikan. Kesaksian Mindo Rosalina Manullang pada beberapa persidanganterdakwa yang lain jelas menyebutkan bahwa M. Nazaruddin marah-marah dan meminta uangnyadikembalikan karena mendapatkasn informasi tidak mendapatkan peoyek tersebut.

Tentang penerimaan-penerimaan

1. Kepada saya didakwakan menerima Rp. 2.010.000.000,- dari PT. Adhi Karya untuk pencalonanKetua Umum PD. Uang tersebut diserahkan Teuku Bagus M. Noor kepada Munadi Herlambang,Indradjaja Manopol, dan Ketut Darmawan atas permintaan Muchayat.

Saya tidak pernah menerima uang dari PT. Adhi Karya, tidak pernah menyuruh seseorang untukmeminta atau menerima uang dari Adhi Karya dalam rangka pencalonan Ketua Umum PD atauuntuk kepentingan yang lain. Apalagi disebutkan bahwa itu adalah atas perintaan Muchayat.Kalau benar ada seseorang yang diminta, menjadi aneh kalau hal itu dikaitkan dengan saya.Apalagi jika tidak benar. Jelas saya tidak dalam posisi meminta atau menyuruh Muchayat untukmeminta dana dari pihak manapun juga.

2. Kepada saya didakwakan menerima dari M. Nazaruddin (Permai Group) sebesar Rp.84.515.650.000,- dan USD 36.070 untuk keperluan persiapan pencalonan Ketua Umum PD. JikaPermai Group adalah kantong dana saya, maka tidak ada yang salah dengan seseorang yangmengambil dana dari kantongnya sendiri. Ada kontradiksi yang serius di dalam dakwaan inisendiri.

Perlu saya jelaskan bahwa:

a. Tidak ada posko khusus untuk relawan kongres. Pertemuan atau rapat dilakukanberpindah-pindah, tergantung kondisi dan kesempatan. Salah satunya adalah tempat yangdipunyai oleh M. Nazaruddin yang kadang kala dipergunakan untuk pertemuan.Nazaruddin menggunakan tempatnya tersebut (Apartemen Senayan City) untuk urusandan kegiatannya sendiri.

b. Pertemuan dengan 513 DPC pada bulan Januari 2010 di Apartemen Senayan City.Pertemuan dengan 430 DPC pada akhir bulan Februari 2010. Pada dua pertemuan tersebutdidakwakan menghabiskan dana 7 miliar dan 7 miliar rupiah untuk uang saku, uangoperasional dan entertainment. Adalah tidak masuk akal ada apartemen dengan kapasitassekitar 15 orang bisa mengumpulkan sebanyak ratusan orang. Untuk bertemu dengan 150orang DPC saja harus ada 15 kali pertemuan. Jika bulan Januari ada pertemuan dengan 513DPC dan Februari dengan 430 DPC, berapa jumlah DPC di seluruh Indonesia? Apakahjumlah DPC 513 ditambah 430 = 943 DPC?

c. Disebutkan pula bahwa pada 28 Maret 2010 diadakan tandingan deklarasi Andi AlfianMallarangeng dengan mengumpulkan 446 DPC ditambah dengan 138 DPC yangsebelumnya hadir diacara deklarasi AAM. Berarti jumlah DPC yang hadir adalah 446 + 136 =582 DPC. Belum lagi DPC yang tidak hadir. Lalu berapa jumlah DPC seluruhnya? Disebutkanbiaya yang dikeluarkan kurang lebih 11 miliar rupiah.

Page 5: Nota Keberatan (Eksepsi) Anas Urbaningrum (sumber: peradilan.co)

5

d. Disebutkan pula bahwa biaya untuk road show ke daerah-daerah (tidak disebutkan denganjelas di daerah mana saja) dan bertemu dengan berapa DPC. Hanya disebutkan secaraimajiner bahwa setiap road show diberikan uang saku kepada masing-masing DPC 20 jutarupiah, korwil masing-masing 50 juta rupiah dan entertainment masing-masing 20 jutarupiah. Dengan tidak jelas disebut diperlukan biaya kurang lebih 15 miliar rupiah.

e. Disebutkan deklarasi pencalonan saya di Hotel Sultan dihadiri 460 DPC diberikan uang sakumasing-masing 20 juta rupiah, 37 koordinator masing-masing 50 juta dan entertainmentmasing-masing 25 juta rupiah. Ditambah biaya siaran live Metro TV 2 miliar rupiah dansiaran di TV One dan RCTI sebesar 4,5 miliar rupiah. Total menghabiskan dana kurang lebih20 miliar rupiah. Tidak jelas DPC mana, koordinatornya siapa dan sebagainya. Disebutkansaja secara gelondongan bahwa biayanya kurang lebih 20 miliar rupiah.

f. Begitu pula dengan biaya-biaya lain seperti event organizer, pembelian HP, pembuataniklan, komunikasi media dan lain-lain disebutkan dengan angka-angka gelondongan yangtidak jelas.

3. Kepada saya didakwakan menerima dari M. Nazaruddin (Permai Group) sebesar 30 miliar rupiahdan USD 5.225.000 untuk keperluan pelaksanaan pemilihan Ketua Umum PD. Dalam kaitan itudisebutkan bahwa saya memerintahkan M. Nazaruddin/M.Rahmad untuk menyewa 100 kamartransit, memerintahkan untuk memberikan uang saku sebesar USD 2.000 kepada 490 DPCsebelum berangkat ke Bandung, sehingga totalnya mencapai USD 980 ribu.

Demikian juga ketika kongres sudah dimulai didakwakan bahwa masing-masing DPCmendapatkan 30 juta rupiah dan 37 koordinator masing-masing mendaptkan 100 juta rupiah.Pada hari berikutnya ada 315 DPC mendapatkan USD 5.000 dan kembali lagi USD 5.000 (22 dan23 Mei 2010). Demikian pula pada putaran kedua untuk memperebutkan 73 suara DPC dengankoordinator diberikan USD 10 ribu - USD 30 ribu. Dengan demikian jumlahnya adalah 18 miliarrupiah, ditambah USD 1.575.000, ditambah USD 1.575.000 dan ditambah USD 2.300.000.

Semua hal tersebut tidak jelas, kabur dan tidak berdasarkan data yang benar. Jumlah DPC-nyajuga berubah-ubah dan tidak disebutkan identitasnya. Hal yang sama adalah tentangkoordinator jumlahnya dengan uang disebutkan dibagikan kepada koordinator.

Dakwaan tersebut dibantah sendiri pada contoh-contoh DPC yang disebut menerima danauntuk mendukung. Dari 13 nama yang disebutkan tidak ada satu pun nama yang menerimauang sebagaimana dijelaskan pada penjelas tentang penerima dan pembagian uang padapelaksanaan pemilihan Ketua Umum PD. Semuanya mempunyai keterangan yang berbeda-beda. Lalu, kalau yang disebut menerima dana sebanyak 490 orang dan kemudian berubahmenjadi 315 orang, siapa lagi nama-nama penerima dana dan berapa jumlahnya. Apakah 13nama dengan keterangan yang berbeda-beda bisa dianggap mewakili 490 orang atau 315orang? Apalagi selalu disebutkan bahwa semuanya atas perintah saya, suatu dakwaan yangtidak berdasar.

4. Didakwakan juga kepada saya penerimaan 1 mobil Harrier sebagai tanda jadi proyek Hambalangdari PT. Adhi Karya. Bagaimana ada tanda jadi proyek Hambalang pada September 2009 danmengapa tanda jadi diberikan melalui M Nazarudin (Anugerah Group) yang tidak mendapatkanproyek tersebut? Mengapa pula mobil yang saya beli sebelum menjadi anggota DPR dipaksakanuntuk menjadi gratifikasi? Apalagi gratifikasi dari proyek Hambalang yang tidak ada urusannyadengan saya. Amat jelas bahwa pengantar dakwaan gratifikasi mobil Harrier ini adalahpertemuan di Restoran China Pacific Place September 2009 yang saya tidak pernah tahu dan

Page 6: Nota Keberatan (Eksepsi) Anas Urbaningrum (sumber: peradilan.co)

6

apalagi disebutkan hadir. Ada tidaknya pertemuan itu sendiri saya tidak tahu. Bagaimana pulasaya bisa disebutkan hadir dan berbicara di dalam pertemuan tersebut?

5. Ada pula dakwaan yang menyebutkan saya menerima penerimaan-penerimaan lain, sepertifasilitas survei dari LSI dan fasilitas mobil Toyota Vellfire dari PT. Atrindo Internasional. Perlusaya sampaikan bahwa saya tidak pernah memesan survei dan berjanji untuk memberikanpekerjaan survei Pilkada kepada PT. LSI. Karena itu adalah sesuatu yang dipaksakan jika saudaraDenny JA yang membantu saya dengan caranya sendiri dimasukkan ke dalam gratifikasi.Demikian pula dengan mobil Toyota Vellfire yang dipinjamkan oleh seorang sahabat dan sayagunakan setelah mundur dari Anggota DPR didakwakan sebagai gratifikasi. Tentu hal ini adalahupaya hukum yang berlebih-lebihan.

Sementara itu pada dakwaan kedua disebutkan bahwa saya melakukan perbuatan berupa“membelanjakan atau membayarkan uang sebesar Rp. 20.880.100.000.- untuk pembelian sebidangtanah dan bangunan seluas 693 m2 di Durensawit, Jalan Selat Makassar Durensawit, di bidang tanahseluas 200 m2 dan 7.870 m2 di Jalan DI Panjaitan Yogyakarta, sebidang tanah seluas 280 m2 diPanggungharjo Sewon Bantul dan 389 m2 di Desa Panggungharjo, yang diketahuinya atau patutdiduganya merupakan hasil tindak pidana korupsi sebagimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) yaituterdakwa (saya) mengetahui atau patut menduga uang yang dipergunakan adalah sebagai hasiltindak pidana korupsi dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaanyaitu dengan cara melakukan pembayaran atas pembelian tanah dan rumah milik terdakwa (saya)tersebut melalui orang lain, serta diatasnamakan dan dialihkan kepemilikannya kepada pihak lain”.

Bahwa didakwakan pembelian aset-aset yang disebutkan tadi di beli dari dana yang dihimpunbersama M Nazarudin dalam rangka mempersiapkan diri menjadi Presiden RI tahun 2014, melaluiPermai Group dan kantong-kantong dana yang diperoleh selama saya menjadi anggota DPR,termasuk dana sisa pemenangan Kongres Partai Demokrat di Bandung yang disimpan di brankasPermai Group.

Dakwaan ini memakai metode “otak-atik gathuk” yang sangat spekulatif. Bagaimana munculdakwaan TPPU atas aset yang saya beli dan aset yang bapak mertua beli hanya berdasarkan metodemengait-kaitkan dan mengira-ngira? Mengait-kaitkan dan mengira-ngira adalah cara yang sangatdipaksakan dan berbasis pada prasangka buruk (su’udzan). Sesuatu yang sangat dilarang oleh agamadan tidak bisa dibenarkan secara hukum.

Perlu saya sampaikan bahwa melakukan penyitaan aset dan kemudian mendakwa melakukan tindakpidana pencucian uang dengan cara yang spekulatif sangat berbahaya. Aset-aset tidak hanya bernilaiekonomi, melainkan juga mengandung nilai ruhaniah dan martabat seseorang atau lembaga.Menyita dan kemudian mendakwa secara spekulatif adalah termasuk perbuatan batil, siapapun yangmelakukan dan atas nama kewenangan apapun juga. Perbuatan batil tidak sejalan dengan keadilan,malah bersahabat dekat dengan kedzaliman.

Aset-aset saya yang disita dan kemudian didakwa sebagai TPPU adalah aset-aset yang saya beli daripenghasilan yang halal setelah saya berhenti dari anggota DPR, tidak terkait dengan posisi dankewenangan saya di DPR dan tidak ada hubungannya dengan M Nazarudin atau Permai Group.Apalagi aset-aset milik bapak mertua saya, tidak ada hubungannya dengan hal itu semua, termasukdengan saya. Jelas berbeda aset-aset saya dengan aset-aset milik mertua saya.

Apalagi aset-aset yang dibeli oleh mertua saya adalah dimaksudkan untuk pengembangan pondokpesantren dan bahkan sebagian yang disita dan didakwakan itu sudah didirikan fasilitas pondokpesantren. Bagaimana bisa aset-aset milik mertua saya untuk pengembangan pesantren yang dibelikarena kemampuannya sendiri didakwakan sebagai milik saya yang disamarkan? Kalau biasanya

Page 7: Nota Keberatan (Eksepsi) Anas Urbaningrum (sumber: peradilan.co)

7

pondok pesanten mendapatkan bantuan, dalam kasus ini malah aset-aset yang dibeli dengankemampuan sendiri dicurigai, disita dan kemudian didakwa sebagai bagian dari TPPU.

Masalahnya bukan pada aset punya siapa dan ada kaitan dengan pengembangan pesantren atautidak, tetapi secara hukum adalah pada penyitaan dan dakwaan yang spekulatif, berdasarkanprasangka buruk dan prakiraan-prakiraan yang tidak jelas. Hal ini sungguh melukai rasa keadilan danmartabat kemanusiaan.

Dalam kaitan dengan tanah, saya teringat dengan teriminologi Jawa “sadumuk bathuk sanyaribumi”. Makna bebasnya adalah bahwa meski sejengkal, karena menyangkut kehormatan, tanahharus dipertahankan dan diperjuangkan dengan sungguh-sungguh, Bahkan dalam tradisi Jawadisebut “ditohi pati”, meskipun nyawa yang menjadi taruhannya.

Dakwaan terakhir, ketiga, adalah membayarkan uang sejumlah 3 miliar rupiah atau setidak-tidaknyasekitar jumlah tersebut yang berasal dari Permai Group untuk pengurusan IUP atas nama PT. ArinaKota Jaya seluas kurang lebih 5000-10000 ha di Kutai Timur yang akan digunakan untukmenyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan yang diketahuinya atau patutdiduganya merupakan hasil tindak pidana korupsi.

Disebutkan bahwa IUP PT. Arina Kota Jaya adalah kekayaan milik saya dan biaya yang dikeluarkanuntuk pengurusannya merupakan hasil dari tindak pidana korupsi. Karena itulah dikategorikansebagai TPPU.

Adalah hal yang mengherankan sesuatu yang tidak saya lakukan didakwakan sebagai TPPU kepadasaya. Aset yang dimaksud bukan milik saya, saya tidak pernah mengurusnya, tidak pernah pula tahudan memerintahkan seseorang untuk mengurusnya, mengapa ada dakwaan TPPU kepada saya?Mengapa bukan ke M Nazarudin yang disebut memerintahkan Yulianis untuk mengeluarkan dana?

Perlu saya sampaikan bahwa sekitar sebulan sebelum KPK mengumumkan saya sebagai tersangkaTPPU, M. Nazaruddin sudah mengumumkan terlebih dulu kepada beberapa tahanan KPK di lantai 9Gedung KPK. Tentu saja bisa dianalisis apa pesan M. Nazaruddin untuk menjadikan saya sebagaitersangka TPPU dengan konstruksi yang dipaksakan, baik pada dakwaan kedua maupun dakwaanketiga.

Secara umum bisa dikatakan bahwa Surat Dakwaan ini telah disusun dengan sebaik-baiknya oleh TimJPU yang handal. Namun demikian, dengan segala hormat saya merasakan bukan sebagai dakwaanJPU, melainkan lebih sebagai dakwaan dari M. Nazaruddin. Baik dakwaan TPK maupun TPPU, sayalebih merasakan sebagai dakwaan dari M. Nazaruddin.

Ibarat penjahit, Tim JPU adalah penjahit yang handal dan berpengalaman. Karena itulah berhasilmemproduksi hasil jahitan yang sepintas menarik. Akan tetapi, karena jenis dan warna kainnya tidaksama, ukuran kanan dan kiri tidak sama, bahan kainnya ada yang asli ada pula yang palsu, ada bahanyang dibeli di toko resmi dan ada juga yang selundupan, maka baju yang dihasilkan adalah bajukhusus yang hanya menarik untuk dilihat dari jauh. Tidak menarik kalau dilihat dari dekat, apalagikalau hendak dipakai. Karena ukurannya khusus, maka tidak cocok dipakai oleh siapapun dan kalaudipaksakan akan mudah robek.

Sekali lagi bukan salah penjahitnya, tetapi salah yang beli bahan karena membelinya di tokopenampungan bahan-bahan palsu dan selundupan. Beruntung penjahitnya handal danberpengalaman, sehingga tetap bisa menghasilkan baju baru yang dari jauh terlihat menarik, meskibahan-bahan yang asli hanya sebagian kecil saja.

Page 8: Nota Keberatan (Eksepsi) Anas Urbaningrum (sumber: peradilan.co)

8

Tentang Kongres Partai Demokrat

Perlu kiranya disampaikan gambaran singkat tentang Kongres PD tahun 2010 di Bandung agar sidangbisa menempatkan Kongres pada posisi yang benar dan proporsional.

Kongres II Partai Demokrat di Bandung adalah peristiwa kompetisi politik internal dan sekaliguskonsolidasi partai. Karena itu, Kongres adalah forum untuk memilih Ketua Dewan Pembina, KetuaUmum, Formateur, serta untuk menetapkan AD, ART, dan Program Kerja untuk 5 tahun berikutnya.

Berdasarkan AD dan ART hasil Kongres II PD di Bandung, kekuasaan dan kewenangan utama PDberada di tangan Ketua Dewan Pembina yang secara otomatis merangkap sebagai Ketua MajelisTinggi dan Ketua Dewan Kehormatan. Ketua Umum adalah menjalankan fungsi eksekutif partai danotomatis merangkap sebagai Wakil Ketua Majelis Tinggi dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan.

Dalam proses pemilihan Ketua Dewan Pembina dilakukan secara aklamasi karena Pak SBY memintadipilih secara bulat alias aklamasi. Tidak mau ada calon lain yang berkompetisi sebagai calon KetuaDewan Pembina. Karena itulah seluruh peserta Kongres diminta untuk mendukung, termasuk TimRelawan beserta DPC-DPC yang mendukung saya. Kepada saya, Pak SBY secara khusus jugamenyampaikan permintaan untuk didukung dan dipilih secara aklamasi sebagai Ketua DewanPembina dan itulah yang kemudian dilakukan oleh DPC-DPC yang mendukung saya.

Dalam proses pemilihan Ketua Umum PD, baik pada tahap persiapan maupun pelaksanaan, sayatidak pernah menerima sejumlah dana sebagaimana disebutkan di dalam Surat Dakwaan. Bahkansaya tidak tahu dan terlibat di dalam urusan-urusan teknis. Yang saya tahu dan sejak awal menjadikomitmen Tim Relawan adalah iuran dan bergotong-royong dalam urusan pembiayaan. Sebagaicalon Ketua Umum saya menegaskan prinsip-prinsip di dalam proses kompetisi, terutama adalahagar tidak menyerang kandidat yang lain, tidak membeli suara, mendukung Pak SBY sebagai KetuaDewan Pembina dan iuran untuk biaya operasional berasal dari sumber-sumber yang baik dan halal.Prinsip-prinsip itulah yang sejak awal saya tegaskan dan sering saya tekankan kembali pada saatpertemuan-pertemuan, baik dengan Tim Relawan maupun dengan DPC-DPC peserta Kongres.

Karena itulah adalah hal yang tidak masuk akal jika disebutkan bahwa saya memerintahkan untukmemberikan sejumlah uang kepada para peserta kongres untuk tujuan agar memilih saya. Apalagidata-data tentang jumlah DPC yang bertemu dengan saya, baik di Jakarta maupun ketikasilaturrahim ke daerah-daerah, termasuk pemberian sejumlah uang saku kepada DPC dan TimRelawan adalah data fiktif yang tidak jelas dan berubah-ubah. Demikian juga dengan data-datajumlah DPC dan pemberian sejumlah uang pada saat pelaksanaan kongres juga tidak terkonfirmasidengan data yang benar. Kalau data-data DPC yang disebutkan jumlahnya tersebut benar, makatidak ada kompetisi di kongres, apalagi terjadi kongres 2 putaran.

Perlu juga disampaikan bahwa jabatan ketua umum bukanlah posisi yang bersifat pribadi. Bukanpula mengandung makna sebagai kepentingan pribadi. Ketua umum adalah posisi, tugas, danwewenang yang terkait dengan kepentingan partai yang sejak awal ditandai dengan prosespenyusunan kepengurusan DPP Partai Demokrat hasil Kongres sebagai cermin kepentingan kolektif.Bersama-sama dengan Ketua Dewan Pembina dan Tim Formateur yang dipilih oleh Kongres, sayamenyusun kepengurusan DPP Partai Demokrat Periode 2010-2015. Semuanya adalah hasil Kongres IIPD di Bandung yang didukung oleh para peserta Kongres yang mendukung dan memilih saya. Adalahkesalahpahaman yang serius jika melihat Ketua Umum PD sebagai posisi dan kekuasaan pribadi sertakepentingan pribadi.

Page 9: Nota Keberatan (Eksepsi) Anas Urbaningrum (sumber: peradilan.co)

9

Tentang Aset-aset Yang Didakwakan

Tindak Pidana Pencucian Uang

Adalah tidak benar kalau disebutkan bahwa membeli tanah dan bangunan seluas 693m2 di Jln TelukSemangka Blok C9 No.1 Duren Sawit Jakarta Timur melalui Nurachmad Rusdam. Aset tersebut sayabeli dan langsung atas nama saya. Sdr. Nurachmad Rusdam hanya membantu teknis prosespembelian. Yang bersangkutan adalah orang yang saya percaya untuk membantu proses pembeliandari penjual Sdri. Reny Sari Kurniasih. Amat jelas perbedaan antara membeli melalui NurachmadRusdam dengan membeli yang secara teknis diurus oleh Nurachmad Rusdam.

Adalah juga tidak benar kalau disebutkan bahwa dana untuk membeli aset tersebut adalah berasaldari sisa dana kongres, atau dari Permai Group, atau dari apa yang disebut sebagai kantong-kantongdana yang diperoleh selama saya menjadi anggota DPR. Apalagi tidak dijelaskan apa yang disebutsebagai kantong dana, bagaimana kantong itu diisi, isinya berapa, isinya dari mana, kapan diisi, siapayang mengisi, apa isinya, siapa yang memegang kantong dana dan bagaimana kantong-kantong danatersebut bisa menjadi aset berupa tanah dan bangunan yang saya sungguh-sungguh beli dengan carayang sah serta sumber dana yang halal dan tidak melanggar ketentuan hukum.

Sebagai Ketua Umum PD saya memang tidak mendaptkan gaji dari partai, tetapi bukan berarti tidakmempunyai pengasilan. Adalah naïf menilai seorang Ketua Umum PD tidak mempunyai penghasilandan mengaitkan pembelian aset pada tanggal 16 November 2010, setelah saya berhenti dari DPRakhir Juli 2010, dengan gaji dan tunjungan saya selama menjadi anggota DPR. Perlu digarisbawahibawa aset tersebut saya beli pada saat saya sudah berhenti dari DPR dan sudah menjadi KetuaUmum PD dari penghasilan yang tidak ada kaitanya dengan posisi saya sebagai anggota DPR.

Sementara itu aset-aset yang lain, yang didakwakan sebagai aset-aset saya, yang disebutdiatasnamakan pihak lain, baik mertua saya Atabik Ali, maupun kakak ipar saya Dina Zad, adalahtuduhan yang tidak berdasar. Tidak pernah saya membeli aset sebagaimana yang disebut di dalamdakwaan. Aset-aset tersebut tidak ada kaitan dengan saya dan tidak dibeli dari uang yang berasaldari saya.

Tanah yang dibeli mertua saya Atabik Ali, di Jalan Selat Makassar Duren Sawit Jakarta Timur, adalahasetnya sendiri dan dimaksudkan untuk posko kegiatan alumni Pesantren Krapyak di Jakarta.Lokasinya bersebelahan persis dengan aset tanah dan bangunan yang saya miliki. Apakah karenabersebelahan lalu layak dituduh penyamaran asset.

Perlu diketahui bahwa jauh pada tahun-tahun sebelumnya, mertua saya juga membeli tanah diwilayah Depok untuk rencana pengembangan pesantren di Jabotabek. Adalah bukan hal baru kalaumertua saya mempunyai kemampuan membeli aset-aset yang diorientasikan bagi kepentinganorang banyak, bukan untuk kepentingan pribadi.

Terhadap tanah yang berada di Yogyakarta, baik tanah mertua saya Atabik Ali dan kakak ipar sayaDina Zad, yang disebut sebagai bagian dari TPPU adalah sangat mengejutkan dan sekaligusmenyakitkan. Terhadap dakwaan aset saya di Duren Sawit yang disebut bagian dari TPPU saja sangatmengagetkan. Apalagi aset-aset yang bukan milik saya dan berada di Yogyakarta, yang saya tidaktahu proses pembeliannya. Yang saya tahu adalah informasi umum bahwa tanah tersebut dibelidalam rangka pengembangan pesantren dan bahkan ada yang sudah didirikan fasilitas pesantren.Adalah terlalu memaksa mengaitkan aset mertua saya dan kakak ipar saya, yang disebutkan dibeli 20Juli 2011, 29 Februari 2012, dan 30 Maret 2013, dengan apa yang disebut sisa dana Kongres PD Mei2010 dan kantong-kantong dana.

Bahwa di dalam dakwaan sendiri terlihat keragu-raguan ketika disebutkan bahwa uang sebesar Rp20.880.100.000,- atau sekurang-kurangnya sejumlah tersebut yang digunakan oleh terdakwa untuk

Page 10: Nota Keberatan (Eksepsi) Anas Urbaningrum (sumber: peradilan.co)

10

membelanjakan atau membayarkan untuk pembelian tanah dan bangunan tersebut patut didugahasil Tindak Pidana Korupsi. Bagaimana status patut diduga digunakan dasar untuk menyita aset danmendakwa sebagai TPPU?

Sementara terhadap dakwaan pencucian uang yang terkait dengan Izin Usaha Pertambangan atasnama PT. Arina Kota Jaya di Kutai Timur yang diperoleh pada tangal 26 maret 2010, yang disebutkanatas perintah M. Nazaruddin agar Permai Grup mengeluarkan dana sebesar Rp 3.000.000.000,-adalah tidak terkait dengan saya. Aset tersebut juga bukan milik saya. Saya juga tidak tahu asettersebut diurus dengan dana dari mana dan apakah terkait dengan dana hasil korupsi atau tidak.

Saya tidak tahu dasar apa yang digunakan untuk menyebut aset itu sebagai TPPU yang saya lakukan?mengapa bukan TPPU oleh M. Nazaruddin yang jelas-jelas disebutkan peran dan perbuatanya didalam dakwaan? Jika hal tersebut dipaksakan dikaitkan dengan saya, dan saya dikaitkan denganPermai Group, akan menjadi adil dan benar jika seluruh aset Permai Group disita dan didakwakansebagai TPPU, kepada M. Nazaruddin dan siapa-siapa yang bertanggung jawab terhadap aset-asetnya.

Sejumlah Pertanyaan

Terkait dengan proses hukum terhadap saya sampai pada tahap pembacaan Surat Dakwaan olehJPU, sesungguhnya ada banyak pertanyaan relevan yang layak untuk diajukan. Tetapi karenaketerbatasan waktu dan dengan pertimbangan mempunyai relevansi langsung dengan dakwaan,perkenankan saya menyampaikan beberapa pertanyaan yang patut untuk dijadikan pertimbangan.

Pertama, oleh karena otentisitas adalah hal yang penting bagi hukum dan penegakan hukum, apakahcukup Surat Dakwaan disusun dari keterangan dan kesaksian dari seorang saksi yang tidak kredibel,padahal kesaksianya dijadikan bahan utama dan bahkan kerangka dasar dakwaan? jika bahandasarnya mengandung cacat bawaan dari sisi otentisitas, maka Surat Dakwaan menjadi tidak otentik.Dalam konteks inilah ada masalah serius terhadap kebenaran dan keadilan yang ingin ditegakkanoleh persidangan ini. Saksi yang saya maksud adalah M. Nazaruddin, yang bekerja untuk sebuah ataubeberapa kepentingan yang suatu saat insyaAllah akan dibuka oleh sejarah. M Nazaruddin hanyalahtangan atau perkakas yang digunakan oleh kekuatan yang cepat atau lambat akan terbuka. Kekuatanitu memakai metode “nabok nyilih tangan” dan pandai berpura-pura untuk menyembunyikanmaksudnya.

Kedua, oleh karena persidangan ini adalah forum yang terhormat dan seluruh fakta persidanganharus dijadikan dasar untuk menemukan kebenaran dan keadilan, apakah persidangan ini masih bisadijaga kehormatan dan manfaatnya jika pada saat masih proses penyidikan sudah ada pernyataanbahwa saya akan dituntut lebih berat? Pada beberapa berita pada tanggal 11-12 April 2014, ketikasaya masih belum selesai menjalani pemeriksaan sebagai tersangka, Juru Bicara KPK menyatakanbahwa saya akan dituntut lebih berat. Saat itu saya sempat menanyakan kepada penyidik, apakahmasih ada manfaatnya dilakukan pemeriksaan pada saya, sementara sudah ada pernyataan dari JuruBicara KPK tentang tuntutan. Penyidikan belum selesai, berkas belum dilimpahkan, dakwaan belumselesai disusun dan apalagi dibacakan, tetapi sudah disampaikan bahwa saya akan dituntut lebihberat.

Jika benar bahwa tuntutan kepada saya sudah disiapkan dan bahkan sudah diputuskan lebih berat,apakah maknanya rangkaian persidangan dengan segala fakta-fakta yang terungkap tidak dihargaidan tidak dipertimbangkan? Apakah itu artinya kerja keras Majelis Hakim, JPU, Penasehat Hukum,dan terdakwa tidak dinilai penting? Apakah itu berarti persidangan ini hanya upacara untukmelegitimasi sebuah tuntutan berat yang sudah disiapkan? Dan apakah itu sebuah petunjuk bagi kitauntuk tidak menghormati proses hukum yang sedang berlangsung?

Page 11: Nota Keberatan (Eksepsi) Anas Urbaningrum (sumber: peradilan.co)

11

Ketiga, oleh karena persidangan yang adil adalah berdasarkan kemandirian dan obyektifitas, apakahbunyi salah satu poin SMS Ketua Umum dan Ketua Majelis Tinggi PD kepada beberapa kader utamaPD pada tanggal 19 Oktober 2013, point 6, yang menyebut akan menghadapi saya secara seriussetelah lewat pemilu legislatif tidak akan berimbas pada persidangan ini? Tanpa bermaksudberburuk sangka, kita yang merindukan proses hukum yang adil, obyektif dan bermartabat, tentuperlu mempertimbangkan hal tersebut. Sebelumnya ada preseden tidak baik, pernyataan desakankepada KPK dari seorang presiden yang sedang berkuasa sebelum penetapan kepada saya sebagaitersangka.

Karena itulah lalu muncul pertanyaan apakah salah satu poin dari SMS itu akan terkait denganproses persidangan ini? Apakah persidangan saya yang dimulai setelah selesainya Pemilu Legislatif2014 Ada hubungannya dengan hal itu? Apakah yang dimaksud sebagai “akan menghadapi sayasecara serius setelah lewat Pemilu Legislatif“ berarti ancaman terhadap proses dan hasil persidanganyang adil? Apakah itu artinya seluruh kerja keras Majelis Hakim, JPU, Penasehat Hukum, danterdakwa di dalam persidangan ini akan menabrak tembok yang tebal dan kuat?

Yang saya muliakan Ketua dan Anggota Majelis Hakim,

Yang saya hormati para Jaksa Penuntut Umum,

Yang saya hormati para Penasehat Hukum,

serta hadirin yang saya hormati,

Atas beberapa pertanyaan tersebut, sungguh saya sangat berharap dan yakin jawabanya adalahTIDAK. Saya berharap dakwaan yang berbasis pada otentisitas, fakta-fakta, dan kredibilitas, sertakualitas kesaksian. Saya berharap bahwa jika persidangan ini akan terus berlangsung, maka prosesdan substansinya berjalan tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk menghormati danmemuliakan fakta-fakta persidangan sebagai bagian penting dari ikhtiar mencari kebenaran dankeadilan. Saya juga sangat berharap bahwa seluruh rangkaian proses dan hasil persidangan berjalanobjektif, adil, dan mandiri, tanpa tekanan dari tangan-tangan kekuasaan dan opini yang diorkestrasi.

Oleh karena itulah, berdasarkan berbagai hal yang telah saya uraikan, mulai awal sampai denganpertanyaan, harapan dan keyakinan saya yang tertuang dalam nota keberatan ini, kiranya yang muliaMajelis Hakim, dapat mempertimbangkan untuk menolak, karena dakwaannya tidak jelas dan adamasalah dengan otentisitas data. Dengan demikian dakwaan tersebut dinyatakan tidak dapatditerima dan batal demi hukum dan keadilan.

Saya tahu bahwa selama ini belum pernah ada Surat Dakwaan dari JPU KPK yang ditolak dandibatalkan oleh Majelis Hakim, bisa dikatakan bahwa tradisinya eksepsi terdakwa selalu ditolak olehMajelis Hakim. Tatapi saya juga mengerti, bahwa bagi Mejelis Hakim tidak terikat oleh kebiasaan dantradisi. Dalam rangka menegakkan keadilan, kebiasaan dan tradisi bisa dilampaui.

Akan tetapi, jika yang mulia Majelis Hakim tidak sependapat dengan Nota Keberatan yang sayaajukan, kiranya hal ini bisa menjadi pembanding awal, dari Surat Dakwaan. Jika Majelis Hakimberkenan secara sungguh-sungguh membaca yang tersurat dan yang tersirat dari Nota Keberatan ini,saya menyampaikan banyak terimakasih. Nota Keberatan ini adalah mukadimah dari ikhtiar saya,untuk mencari dan menemukan keadilan dalam persidangan ini.

Sungguh saya sangat berharap perlindungan hukum dan keadilan dari Yang Mulia Majelis Hakim didalam seluruh rangkaian persidangan, karena palu keadilan berada dalam kebijaksanaan Yang Mulia.

Pada para Jaksa Penuntut Umum, kembali saya mengucapkan apresiasi dan terimakasih. NotaKeberatan ini bukan untuk melawan dan mematahkan Surat Dakwaan, melainkan sebagai tawaran

Page 12: Nota Keberatan (Eksepsi) Anas Urbaningrum (sumber: peradilan.co)

12

dan ajakan bekerja sama untuk mencari sebenar-benarnya keadilan dan kebenaran yang akan dinilaioleh Majelis Hakim dan masyarakat.

Terus terang, ada beberapa ahli hukum yang menyarankan kepada saya untuk tidak mengajukanNota Keberatan karena bisa menyebabkan JPU tersinggung dan marah serta berakibat pada tuntutanyang berat. Tetapi saya berusaha menyakinkan diri bahwa para JPU adalah agen keadilan yang cakapdan obyektif, serta tidak mudah tersinggung. Karena sejatinya tugas JPU, penasihat hukum danterdakwa adalah berusaha menemukan keadilan dan kebenaran yang akhirnya dinilai oleh MajelisHakim. Apalagi di dalam hukum dan penegakan hukum tidak ada klaim kebenarn yang mutlak danabsolut.

Sekali lagi saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Yang Mulia Majelis Hakim, para JaksaPenuntut Umum, para Penasihat Hukum, dan hadirin yang telah sudi untuk bersabar mengikutipembacaan Nota Keberatan ini.

Semoga kita semua senantiasa dituntun oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Adil.

Selamat siang,

Billahi Taufiq Wal Hidayah,

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 6 Juni 2014

Anas Urbaningrum