nongkrong dalam perspektif hadis -...

86
NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Oleh: Ana Fauziah NIM. 107034001574 PROGRAM STUDI TAFSIR-HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./2014 M.

Upload: ngokiet

Post on 11-Mar-2019

267 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh:

Ana Fauziah

NIM. 107034001574

PROGRAM STUDI TAFSIR-HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H./2014 M.

Page 2: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I.)

Oleh:

Ana Fauziah

NIM. 107034001574

Pembimbing:

Dr. Atiyatul Ulya, MA NIP. 19700112 199603 2 001

PROGRAM STUDI TAFSIR-HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H./2014 M.

Page 3: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Mei 2014

Ana Fauziah

Page 4: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

ii

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah diuji pada Sidang Terbuka pada:

Hari, tanggal : Selasa, 13 Mei 2014

Pukul : 10.00 – 11.30 WIB

Pembimbing : Dr. Atiyatul Ulya, MA

Ketua Sidang : Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA

Sekretaris : Jauhar Azizy, MA

Tim Penguji : 1. Rifqi Muhammad Fathki, MA

2. Muhammad Zuhdi Zaini, MA

Page 5: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

iii

PERSETUJUAN PARA PENGUJI

Skripsi berjudul “NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS” telah

diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, pada 13 Mei 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) pada Program Studi Tafsir-

Hadis.

Jakarta, 13 Mei 2013

Sidang Munaqasyah,

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA Jauhar Azizy, MA

NIP. 19711003 199903 2 001 NIP. 19820821 200801 1 012

Anggota,

Penguji I Penguji II

Rifqi Muhammad Fatkhi, MA Muhammad Zuhdi Zaini, MA

NIP. 19770120 200312 1 003 NIP. 19650817 200003 1 001

Pembimbing,

Dr. Atiyatul Ulya, MA

NIP. 19700112 199603 2 001

Page 6: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

ii

ABSTRAK

Ana Fauziah“Nongkrong dalam Perspektif Hadis”.

Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

Penelitian ini didasari atas fenomena kebiasaan kaum remaja masa

kini, yang cenderung memilih nongkrong dan berkumpul bersama teman-

temannya untuk mengekspresikan luapan emosi. Namun, dari fenomena

nonnegatif, mulai obrolan yang tidak jelas, ledekan terhadap teman sendiri,

membicarakan kekurangan orang lain atau yang disebut dengan ghibah.

Bahkan tidak hanya itu, dalam kegiatan nongkrong terkadang ditemui

kegiatan negatif seperti: merokok, berjudi, minum-minuman keras, dan lain-

lain. Dengan kebiasaan kegiatan ini kemungkinan terbentuklah sebuah

komunitas tertentu atau disebut dengan “genk”, baik sekumpulan genk

motor, premanisme dan lain-lain. Inilah yang disebabkan kenakalan remaja

yang suka nongkrong di pinggir jalan.

Nonkrong adalah sebuah kegiatan yang melibatkan pembicaraan

segala macam hal, mulai dari yang remeh sampai yang serius. Pengertian

lain mengatakan nongkrong adalah sebuah kegiatan berkumpul yang tidak

mempunyai tujuannya

Penelitian ini berisi penggambaran nongkrong sebagaimana makna yang

terkandung dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī serta memberikan informasi

tambahan tentang topik yang dibahas, berkaitan dengan nongkrong di

pinggir jalan seperti Kenakalan Remaja, Problem Remaja, Kriminologi dan

Remaja. Juga menjelaskan hadis Nabi tentang tema tersebut dengan

memaparkan segala aspek yang terkandung dalam hadis tersebut serta

menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya. Bahwa pada masa

nabi dahulu, kegiatana nongkrong sudah merupakan kebiasaan yang wajar.

Namun dalam hal ini, nabi memperbolehkan menongkrong dengan

ketentuan-ketentuan yang sudah nabi tentukan seperti; menjawab salam,

menundukkan pandangan, tidak mengganggu dan beramar ma’ruf nahi

munkar.

Page 7: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

iii

KATA PENGANTAR

Kematian ini tidak akan menghilangkan seorang lelaki Akan tetapi kematian telah menghilangkan ilmunya

Sepanjang masa orang-orang bisa meminum airnya

Tapi sekarang bagaikan gelas yang kosong

Hidupnya dipenuhi dengan ilmu yang menjadikan cahaya Dan takwa yang menjadikan tujuan (Penyair: Ibn Dārid)

Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat,

yakni hembusan nafas, pandangan mata, sehingga dapat memandang

indahnya alam semesta dan nikmat-nikmat lain yang tidak mampu dihitung

oleh hamba-Nya. Penulis panjatkan atas segala rahmat dan karunia-Nya.

Ṣalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada sosok Raḥmatan li

al-‘Ālamīn, cahaya di atas cahaya, manusia paling sempurna, Nabi

Muhammad saw., Rasul penutup para Nabi, serta doa untuk keluarga,

sahabat, dan para pengikutnya hingga zaman menutup mata.

Alḥamdulillāh, berkat rahmat dan ‘inayah Allah swt. penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini adalah karena

keterlibatan berbagai pihak yang jika tanpanya karya ini tidak akan

terwujud. Kepada beliau-beliau penulis menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya.

Melalui upaya dan usaha yang melelahkan, akhirnya dengan limpahan

karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-

baiknya. Berbagai kesulitan, cobaan dan hambatan yang penulis rasakan

dalam penyusunan skripsi ini, alḥamdulillāh dapat teratasi berkat tuntunan

Page 8: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

iv

serta bimbingan-Nya dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, MA., selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta para pembantu

Dekan.

3. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA., selaku Ketua Jurusan Tafsir Hadis

yang baru. Bapak Jauhar Azizy, MA., selaku Sekretaris Jurusan Tafsir

Hadis.

4. Bapak Dr. Bustamin, M.Si., yang selalu tersenyum demi para

mahasiswa untuk semangat dalam belajar.

5. Ibu Dr. Atiyatul Ulya, MA., selaku pembimbing yang selalu

memberikan didikasinya kepada penulis, bersabar memberikan ilmu

dan bimbingannya selama penulis berada di bawah bimbingannya.

6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin yang telah memberikan

didikasinya mendidik penulis, memberikan ilmu, pengalaman, serta

pengarahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Dan yang paling terpenting adalah kedua orang tuaku tercinta,

ayahanda Alm. H. Mifthussurur dan ibunda Hj. Atikah Hasanah, serta

Mama Tjijik Mursyidah, yang telah mengarahkan, dengan penuh kasih

sayang tanpa pamrih, tak pernah lelah dan tak bosan dalam

Page 9: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

v

memberikan dukungan moral maupun materil, serta do’a yang selalu

membanjiri hati buah hatimu ini.

8. Suami tercinta Muhammad Zacky, anal-anakku Rufaidatul Jinan dan

Nawwal Fakhriya. Kakakku M. Fawaid - Mbak Ike dan si bungsu

Muhtar, Adik ipar Naily Yasin beserta suami, Mbak Kiki yang selalu

mensupport, Adik-adikku tercinta Fahmi dan Lukman, yang setia

antar jemput dan nemenin anak-anak saat ke kampus. mana kalian

senantiasa memberikan dukungan dan do’a.

9. Untuk sahabatku Siti Fatimah Zahro, yang senasib seperjuangan

mengarungi lika-liku kuliah dan skripsi. Dan kepada teman-teman se

angkatan 2007 Tafsir Hadis yang tidak bisa disebutkan satu-persatu

yang selalu kompak memberikan warna-warni indahnya persahabatan.

10. Kepada pihak-pihak yang turut membantu dan berperan dalam proses

penyelesaian skripsi ini, namun luput untuk penulis sebutkan, tanpa

mengurangi rasa terima kasih penulis.

Harapan penulis semoga skripsi ini sedikit banyak dapat bermanfaat

bagi pembaca dan semoga Allah swt. selalu memberkahi dan membalas

semua kebaikan pihak-pihak yang turut serta membantu penyelesaian

skripsi ini.

Āmīn yā Rabb al-Ālamīn.

Ciputat, 13 Mei 2014

Page 10: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan

gh ═ غ r ═ ر ’ ═ ء

f ═ ف z ═ ز b ═ ب

q ═ ق s ═ س t ═ ت

k ═ ك sh ═ ش th ═ ث

l ═ ل ṣ ═ ص j ═ ج

m ═ م ḍ ═ ض ḥ ═ ح

n ═ ن ṭ ═ ط kh ═ خ

w ═ و ẓ ═ ظ d ═ د

h ═ ة/ه (ayn) ‘ ═ ع dh ═ ذ

y ═ ي

B. Vokal dan Diftong

Vokal Pendek Vokal Panjang Diftong

═ a ا— ═ ā ى ═ ī

═ i ى— ═ á وو ═ aw

═ u و— ═ ū يو ═ ay

C. Keterangan Tambahan

1. Kata sandang ال (alif lam maʽrifah) ditransliterasi dengan al-, misalnya

al-dhimmah. Kata sandang (الذمة) al-āthār dan (اآلثار) ,al-jizyah (الجزية)

ini menggunakan huruf kecil, kecuali bila berada pada awal kalimat.

Page 11: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

vii

2. Tashdīd atau shaddah dilambangkan dengan huruf ganda, misalnya al-

muwaṭṭaʽ.

3. Kata-kata yang sudah menjadi bagian dari bahasa Indonesia, ditulis

sesuai dengan ejaan yang berlaku, seperti al-Qur’an, hadis dan lainnya.

Page 12: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................

ABSTRAK ...................................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................

B. Pembatasaan dan Perumusan Masalah ....................................

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................

D. Kajian Pustaka .........................................................................

E. Metodologi Penelitian .............................................................

F. Sistematika Penulisan ..............................................................

BAB II NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI

REMAJA ...................................................................................

A. Pengertian Nongkrong .............................................................

B. Faktor yang Menyebabkan Remaja Suka Menongkrong ........

1. Faktor Internal …………………………………………...

2. Faktor Eksternal …………………………………………

C. Dampak Positif dan Negatif dari Nongkrong ..........................

1. Ghibah (membicarakan keburukan orang lain) .................

2. Merokok ............................................................................

i

ii

iii

vi

viii

1

1

8

9

10

11

12

14

14

16

18

18

19

21

26

Page 13: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

ix

3. Berjudi dan Minum-minuman Keras ................................

4. Terciptanya Aksi Geng Motor ..........................................

BAB III KAJIAN MATAN HADIS TENTANG NONGKRONG DI

PINGGIR JALAN ....................................................................

A. Nongkrong dalam Pandangan Hadis .......................................

1. Menundukan Pandangan ...................................................

2. Tidak Mengganggu ...........................................................

3. Menjawab Salam ...............................................................

4. Menyuruh Kebaikan dan Melarang Kejelekan .................

B. Penjelasan Faedah Hadis dan Istinbth Hukum ........................

C. Kehujjahan Hadis ....................................................................

D. Asbabul Wurud .......................................................................

BAB IV PENUTUP ....................................................................................

A. Kesimpulan ..............................................................................

B. Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

31

35

38

38

42

46

47

49

52

63

63

68

68

68

70

Page 14: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hadis1 atau Sunnah

2 merupakan salah satu sumber ajaran Islam yang

menduduki posisi yang sangat signifikan, baik secara stuktural maupun

fungsional. secara struktural menduduki posisi kedua setelah al-Qur‟an, namun

jika dilihat secara fungsional, ia merupakan bayan terhadap ayat-ayat al-Qur‟an

yang bersifat „am, mujmāl, atau muṭlāq.3

Hadis Nabi saw dalam pandangan umat Islam merupakan salah satu

sumber ajaran Islam yang secara struktural menduduki posisi kedua setelah al-

Qur‟an. Secara fungsional hadis merupakan bayan (penjelas) terfhadap al-Qur‟an.

Sehingga hadis mempunyai posisi yang sangat signifikan dan strategis dalam

menjelaskan ayat-ayat al-Qur‟an yang masih global. Oleh karena itu, sebagai

ummat Islam sangat berkepentingan untuk menggali butir-butir ajaran Islam yang

terdapat dalam hadis-hadis tersebut.4

Dalam kaitannya dengan fungsi dan kedududkan hadis Nabi terhadap al-

Qur‟an, Allah swt telah menerangkannya dalam QS. al-Naḥl/ 44:

1 Hadis berasal dari bahasa arab; al-Ḥadīth jamaknya al-Aḥādīth, al-Ḥadīthan dan al-

Ḥudthan. Secara bahasa kata ini memiliki banyak arti, antara lain: al-Jadîd (yang baru) dan al-

Khabar (kabar atau berita). Lihat Endang Soetari, Ilmu Hadis (Bandung: Amal Bakti Press, 1997),

cet. 2, h. 1. 2 Sunnah secara etimologi berarti “tata cara”. Walaupun secara bahasa Hadis dan Sunnah

berbeda, akan tetapi dari sudut terrminologis menurut ahli hadis tidak membedakan keduanya.

Menurut mereka baik berupa perkataan, perbuatan, penetapan, maupun sifat-sifat beliau dan sifat-

sifat ini baik berupa sifat-sifat fisik, moral, maupun perilaku, dan hal itu baik sebelum beliau

menjadi Nabi maupun sebelumnya. Lihat Ali Mustafa Yakub, Kritik Hadis (Jakarta: Pustaka

Firdaus, 2008), cet. Ke-5, h. 32-33. 3 Said Agil Husain al-Munawwar, Asbabul Wurud (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002),

Cet I, h. 3. 4 Sayyid Agil Husein al-Munawwar, Studi Hadis Nabi (Jogjakarta: Pustaka Pelajar,

2001), cet. ke -1, h. 8.

Page 15: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

2

“Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur‟an, agar kamu menerangkan pada

umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya

mereka memikirkan,” (QS. al-Naḥl: 44).

Hadis Nabi saw sebagai penjelas al-Qur‟an, secara teologis juga dapat

memberi inspirasi untuk membantu menyelesaikan problematika yang muncul

dalam masyarakat kontemporer sekarang. Karena, bagaimanapun tampaknya

disepakati bahwa pembaharuan pemikiran Islam atau rektualisasi ajaran Islam

harus mengacu kepada teks-teks yang menjadi landasan ajaran Islam, yakni al-

Qur‟an dan hadis.5

Al-Fāruqī mengemukakan bahwa manusia adalah makhluk religius, yaitu

makhluk yang kesadarannya terfokus pada kehadiran Tuhan sebagai suatu yang

bersifat sentral. Ungkapan tersebut menegaskan bahwa bagi manusia, posisi

Tuhan adalah pusat dalam kehidupannya. Tuhan adalah tempat bergantung segala

sesuatu.6

Sudah merupakan fitrah bagi manusia untuk saling berinteraksi. Berbagi

cerita, bersenda gurau, dan bertukar pikiran, adalah hal yang wajar untuk

dilakukan. Apalagi manusia memang diperintahkan untuk saling menasehati,

saling belajar dan mengajarkan, saling meringankan beban serta kesusahan, dan

mendukung kebahagiaan satu sama lain.7

5 M. Syuhudi Ismail, Hadīts Nabi Menurut Pembela, Pengingkar dan Pemalsunya

(Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h. 14. 6 Al-Faruqi, Prinsip-prinsip Islam (Bandung: PT Al-Ma‟arif, 1997), h. 78. 7 Agus Hery, “Nongkrong” di Pinggir Jalan Sambil Menebar Kebaikan”, artikel ini

diakses pada tanggal 23 februari 2014 dari http://alifmagz.com/?p=14258

Page 16: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

3

Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi dan bersosialisasi itu, berkumpul

dengan teman atau saudara di berbagai tempat untuk menghabiskan waktu

bersama adalah hal wajar untuk saling bertukar pikiran, mengobrol dan lain

sebagainya. Salah satu tempat yang biasa digunakan untuk keperluan tersebut,

seperti yang sudah sangat umum ditemui dalam kebiasaan pergaulan masyarakat

adalah di pinggir jalan.8 Sering para laki-laki, khususnya yang berusia muda,

duduk berkumpul di pinggir jalan, menghabiskan waktu mereka sambil

mengobrol atau melakukan kegiatan lainnya. kegiatan inilah yang mengantarkan

mereka menjadi sosok yang “nakal”.

Namun banyak faktor yang menjadi pencetus dari kenakalan remaja. Salah

satu yang akan dibahas ini adalah nongkrong di pinggir jalan yang berkaitan

dengan keluarga. Keluarga merupakan sosialisasi manusia yang terjadi pertama

kali sejak lahir hingga perkembangannya menjadi dewasa. Itulah sebabnya

sebelum berlanjut kepada kenakalan remaja yang disebabkan oleh faktor yang

lebih banyak lagi, maka akan lebih baik mulai memperhatikan dari permasalahan

yang paling mendasar yaitu akibat dari nongkrong tersebut.

William J. Goode mengartikan keluarga sebagai suatu satuan sosial

terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial yang ditandai adanya

kerjasama ekonomi. Fungsi keluarga adalah berkembang biak, mensosialisasi atau

mendidik anak, menolong, melindungi, dan sebagainya.9 Keluarga dapat dibagi

menjadi bermacam-macam, seperti keluarga inti, keluarga besar, dan lain-lain.

8 Agus Hery, “Nongkrong” di Pinggir Jalan Sambil Menebar Kebaikan”, artikel ini

diakses pada tanggal 23 Februari 2014 dari http://alifmagz.com/?p=14258 9 William J. Goode, Sosiologi Keluarga, terj. Lailahanoum Hasyim (Jakarta: Bina Aksara,

1983), h. 44.

Page 17: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

4

Tetapi dalam kenyataannya, lebih sering keluarga dideskripsikan dengan

gambaran keluarga inti yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan saudara

kandung. Secara idealnya, keluarga adalah ayah dan ibu yang bersatu dan bahu-

membahu dalam mendidik dan membimbing. Ayah dan ibu adalah panutan anak

sejak kecil hingga remaja dan hal tersebut akan berlangsung terus menurus sampai

mereka memiliki anak lagi dan berlanjut terus seperti ini. Peran keluarga sangat

penting bagi sosialisasi anak di masa perkembangnnya.10

Berdasarkan asumsi ini,

maka keluarga memiliki peran yang sangat signifikan dalam menciptakan

individu-individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam

masyarakat.11

Di zaman era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini kenakalan

remaja semakin mengkhawatirkan. Perlu adanya bimbingan dan pendekatan

secara psikologis agar kenakalan remaja tidak semakin parah. Banyak hal yang

menjadi penyebab kenakalan remaja, salah satu di antaranya adalah mengenai

latar belakang remaja itu sendiri. Setiap remaja memiliki lingkungan yang

berbeda-beda serta latar belakang ekonomi yang berbeda-beda, pergaulan,

keluarga, pendidikan dan seterusnya. Pergaulan yang salah menjadi salah satu

penyebab terjadinya kenakalan remaja. Apalagi di zaman sekarang ini dengan

alasan modernisasi para remaja ingin mencoba sesuatu yang seharusnya tak pantas

dikerjakan. Misalnya penggunaan obat terlarang seperti narkoba, minum-

minuman keras, pergaulan bebas dan sebagainya. Apabila kenakalan remaja

10 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 89. 11 Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h. 77.

Page 18: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

5

dibiarkan begitu saja, tentu akan merusak masa depan mereka sendiri, terlebih

masa depan bangsa ini.12

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal

dalam menjalani prosesproses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja

maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja

berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang

begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-

konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun

remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa

lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun

trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang

membuatnya merasa rendah diri.13

Kegiatan nongkrong di pinggir jalan ini, bukannya dilarang sama sekali.

Namun, karena berada di tempat umum yang terbuka dan bersinggungan dengan

kepentingan banyak orang lain yang juga menggunakan jalan tersebut untuk

berbagai keperluan, maka ada adab-adab yang perlu diperhatikan.14

Rasulullah saw. bersabda:

ث نا عبد العزيز ي عن ابن ممد عن زيد ي عن ابن أسلم عن ث نا عبد الله بن مسلمة حد حدأن اسول الله صلى الله عل ه وسلم قال إياكم واللوس ع اا بن يساا عن أ سع د اادا

12 Didi, “Kenakalan Remaja dan Solusi Perspektif Islam”, artikel ini diakses pada tanggal

17 februari 2014 dari http://rururudididi.blogspot.com/ 13 Eva Emania Eliasa, “Kenakalan Remaja: Penyebab dan Solisinya”, artikel ini diakses

pada tanggal 25 Februari 2014 dari

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Microsoft%20Word%20-

%20KENAKALAN%20REMAJA_PENYEBAB%20DAN%20SOLUSI_.pdf 14

Agus Hery, “Nongkrong” di Pinggir Jalan Sambil Menebar Kebaikan”, artikel ini

diakses pada tanggal 23 februari 2014 dari http://alifmagz.com/?p=14258

Page 19: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

6

بال رقات قالوا يا اسول الله ما بد لنا من مالسنا ن تحدث ف ها ف قال اسول الله صلى الله عل ه وسلم إن أب تم فأع وا ال ريق حقه قالوا وما حق ال ريق يا اسول الله قال غض البصر

15.وك اا وا الس واامر بالمعروو والن ه عن المن ر

Dikisahkan oleh Abdullah Ibn Maslamah mengatakan kepada kami „Abd

al-„Azīz berarti putra Muḥammad Zaid berarti anak Aslam dari „Aṭā bin

Yasār dari Abū Sa‟id al-Hudrī bahwa Rasulullah saw bersabda: Berhati-

hatilah duduk-duduk di pinggir jalan. Para sahabat bertanya, “Ya

Rasulullah, bagi kami sesuatu yang tidak dapat kami tinggalkan. Dalam

berkumpul (majelis) itu kami berbincang-bincang.” Nabi Saw menjawab,

“Kalau memang suatu keharusan maka berilah jalanan itu haknya.”

Mereka bertanya lagi, “Apa yang dimaksud haknya itu, ya Rasulullah?”

Nabi Saw menjawab, “Palingkan pandanganmu (dari memandang kaum

wanita) dan jangan menimbulkan gangguan. Jawablah tiap ucapan salam

dan beramar ma‟ruf nahi mungkar.” (HR. al-Bukhārī dan Muslim).

Berkumpul tanpa tujuan yang jelas, tentu saja membuang waktu yang

sangat berharga dengan percuma. Ketika hal ini dilakukan di pinggir jalan, maka

tidak hanya membuang waktu, kemungkinan untuk menimbulkan keburukan juga

meningkat. Hal-hal seperti ini telah menjadi sebuah kelaziman dikalangan

remaja. Padahal remaja atau pemuda adalah harapan agama dan

bangsa. Merupakan sebuah tonggak harapan, yang menjadi agent of change,

social control dan iron stock.

Dampak negatif lain yang dapat ditimbulkan oleh orang-orang yang

melakukan aktifitas di jalan seperti duduk-duduk di pinggir jalan ialah adanya

perbuatan-perbuatan atau ucapan-ucapan yang dapat menghina dan meremehkan

orang lain. Padahal perbuatan dan perkataan seperti itu sangat bertentangan

dengan al-Qur‟an, yaitu:

15 Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitāb al-Maẓālim (46), Bāb Afnaitu al-Dūr wa al-

Julūs Fihā (22). Lihat Muḥammad Fu‟ād „Abd al-Bāqi, Al-Lū‟lū‟ wa Marjān Fimā Ittaqafa „Alaihi

al-Shaikhānī al-Bukhārī wa Muslim, terj. Arif Rahman Hakim, Kumpulan Hadis Shahih Bukhari-

Muslim (Sukoharjo Jawa Tengah: Insan Kamil Solo, 2013), cet. 11, h. 641-642.

Page 20: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

7

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki

merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih

baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan

kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan

janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan

gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah

(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak

bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang

yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena

sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari

keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah

seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang

sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan

bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat

lagi Maha Penyayang”. (QS. al-Hujurāt [49]: 11-12).

Melihat fenomena yang terjadi seperti itu, maka penting sekali untuk

mengetahui hal-hal yang mungkin dapat dijadikan sebagai pegangan dan pedoman

dalam menyikapi hal tersebut, mengingat bahwa aktifitas seperti duduk-duduk di

pinggir jalan yang sering dilakukan oleh sebagian masyarakat merupakan sesuatu

yang sudah menjadi kebiasaan.

Informasi yang menjelaskan secara tegas tentang kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh orang-orang yang duduk-duduk di pinggir jalan dan apa saja

dampak negatif yang ditimbukan di dalamnya serta bagaimana bagaimana

perkembangan nongkrong itu sendiri dari masa kemasa. Membahas satu hadis

Page 21: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

8

yang menjelaskan tentang nongkrong di pinggir jalan termasuk sesuatu yang

sangat penting. Karena hadis tersebut diharapkan dapat menjadi solusi untuk

menjawab salah satu problem yang dihadapi masyarakat pada masa sekarang ini.

Penelitian ini juga sekaligus dapat dijadikan sebagai bukti bahwa sumber hukum

Islam ini masih tetap relevan atau tidak jika dikontekskan pada zaman sekarang.

Dari pemaparan di atas, penulis merasa tergugah untuk melihat lebih jauh

lagi bagaimana sesungguhnya hadis memberikan landasan atau pedoman hukum

terhadap persoalan nongkrong di pinggir jalan. Oleh karena itu penulis memilih

judul “NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS”.

B. Pembatasaan dan Perumusan Masalah

Ada banyak masalah atau dampak buruk dari kegiatan nongkrong

dipinggir jalan yang sering ditimbulkan oleh mereka atau para remaja (khususnya)

yang hobi nongkrong ini seringkali menimbulkan efek yang negatif. Semisal,

bergunjing/ghibah, merokok, berjudi, minum-minuman keras dan lain sebagainya.

Penulis dalam melakukan penelitian ini melakukan pembatasan agar dalam

penelitian ini lebih terfokus dan tidak melebar dari koridor penelitian yang penulis

lakukan.

Dalam pelacakan kata إياكم والجلوس dalam kutūb al-Sittah, penulis

menemukan terdapat dalam riwayat al-Bukhārī dalam Kitāb al-Maẓālim, Bāb

Afnaitu al-Dūr wa al-Julūs Fihā (2333 dan 2465) dan Bāb Qauluhu [Ya Iyuhā al-

Ladhīna] (6229). Riwayat Muslim dalam Bāb al-Nahy „an al-Julūs (2121 dan

5685) dan Bāb Man Ḥaq al-Julūs (2161 dan 5774). Riwayat Abī Dawūd dalam

Bāb fī al-Julūs fī al-Ṭuruqāt (4817) dan Bāb fī al-Julūs (4815).

Page 22: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

9

Untuk menghindari pembiasan dalam memahami penelitian ini, penulis

memberikan batasan mengenai penelitian ini hanya menggunakan hadis riwayat

al-Bukhārī dalam Kitāb al-Maẓālim, Bāb Afnaitu al-Dūr wa al-Julūs Fihā. Hadis

ini yang berkaitan Nongkrong di pinggir jalan sebagai sebuah metode ilmiah

dalam tataran teoritis, bagaimana kondisi disaat hadis ini ada pada masa nabi

sehingga penulis perlu menyajikan asbabul wurud dari hadis ini untuk

menyingkronisasikannya dengan kondisi kekinian, termasuk menggali substansi

matan hadis dan muatan-muatan yang terkandung di dalamnya.

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

pemaknaan nongkrong dalam pandangan hadis Nabi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sejalan dengan permasalahan di atas, orientasi penelitian ini diarahkan

pada upaya memahami serta menganalisis kandungan hadis. Jelasnya, penelitian

ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimana pemaknaan nongkrong dalam

pandangan hadis.

Manfaat dari penulisan skripsi ini:

1. Memberikan gambaran bahwa bagaimana pemaknaan nongkrong yang

baik dan sesuai dengan anjuran nabi.

2. Agar dapat mengungkap data-data hadis yang bekaitan dengan

nongkrong di pinggir jalan dan menemukan bukti data kualitas hadis

yang dapat dijadikan pedoman.

Page 23: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

10

3. Memenuhi tugas akhir perkuliahan untuk mencapai gelar kesarjanaan

Strata Satu (S-1) pada jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Kajian Pustaka

Untuk menghindari terjadinya kesamaan pembahasan pada skripsi ini

dengan skripsi yang lain, terlebih dahulu penulis menelusuri kajian-kajian yang

pernah dilakukan atau memiliki kesamaan. Selanjutnya hasil penelusuran ini akan

menjadi acun penulis untuk tidaka mengangkat metodologi atau pendekatan yang

sama, sehingga kajian yang penulis lakukan tidak terkesan plagiat dari kajian yang

telah ada.

Berdasarkan pengamatan pencarian yang penulis lakukan, penulis belum

menemukan skripsi yang secara khusus membahas tentang nongkrong di pinggir

jalan dalam perspektif hadis. Hanya ada satu skripsi yang membahas tentang tema

“Hak Bagi Pengguna Jalan dalam Kitāb Sunan Abū Dawud”16

. yang mana judul

tersebut hanya menjelakan hadis tentang hak bagi pengguna jalan saja dan

meneliti atau mentakhrij sanad dan matannya.

Kajian yang penulis lakukan dalam skripsi ini berbeda dengan yang

dilakukan oleh Akhmad Nggufron, walaupun membahas tema yang hampir sama,

namun Akhmad Nggufron hanya fokus kepada pentakhrijan hadis, sedangkan

skripsi ini lebih fokus mendalami bagaimana hadis memandang kebiasaan

nongkrong yang sering dilakukan oleh masyarakat khususnya para remaja yang

16 Akhmad Nggufron “Hak Bagi Pengguna Jalan Dalam Kitab Sunan Abu Daud” (Skripsi

Program Studi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010)

Page 24: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

11

sering dijumpai di pinggir jalan, sehingga nabi perlu memberi batasan seperti apa

nongkrong yang dianjurkan. melihat dampak negatif dari nongkrong di pinggir

jalan ini sering meresahkan warga yang melintasi jalan.

E. Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang dilakukukan dalam

penelitian ilmiah yaitu proses dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk

memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan hati-hati dan sistematis untuk

mewujudkan kebenaran.17

Untuk mencapai hasil yang optimal, sistematis, metodis, juga secara moral

dapat diperanggungjawabkan, maka sebuah penelitian atau penulisan haruslah

mempunyai metode tertentu sebagai sebuah sistem atuaran yang menentukan jalan

untuk mencapai pengertian baru pada bidang ilmu pengetahuan tertentu.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan Library Research

(penelitian kepustakaan), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji

dan menelaah sumber atau buku-buku yang ada relevansinya dengan tema yang

akan dikaji lebih dalam.18

Karena data yang digunakan berasal dari bahan-bahan

kepustakaan. Adapun sumber penulis terbagi menjadi dua kategori, yaitu sumber

primer dan sumber data sekunder. Sumber data primernya adalah penggambaran

pemaknaan nongkrong sebagaimana makna yang terkandung dalam kitab Ṣaḥīḥ

al-Bukhārī. Sedangkan data sekunder,19

yaitu data yang memberikan informasi

17 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

h. 24. 18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1996), h. 245. 19 Winarno Surahman, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1982), h. 140.

Page 25: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

12

tambahan tentang topik yang dibahas, berkaitan dengan nongkrong seperti

Kenakalan Remaja, Problem Remaja, Kriminologi dan Remaja serta buku-buku

yang bersifat melengkapi seperti yang sejenisnya.

Lankah pembahasan yang penulis lakukan dalam penulisan skripsi ini

adalah memakai metode deskriptif-analitis20

yaitu menjelaskan hadis Nabi tentang

pemaknaan nongkrong dalam hadis tersebut sebagaimana dalam Sharaḥ Fatḥ al-

Bārī karya Ibn Ḥajar al-Asqalānī yang penulis pilih.

Adapun pedoman yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah buku

“Pedoman Akademik-Tehnik Penulisan Makalah dan Skripsi” yang disusun oleh

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah jakarta, tahun 2006-

2007.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terbagi menjadi empat bab, setiap bab terdiri dari beberapa sub-

sub bab yang dimaksudkan untuk mempermudah dalam penyususnan serta

mempelajarinya, dengan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penilitian, kajian pustaka dan sistematika penulisan.

Bab kedua membahas tentang Nongkrong dalam Perspekif Sosiologi

Remaja. Juga akan dibahas tentang pengertian nongkrong, faktor yang

menyebabkan seseorang/remaja suka nongkrong, dampak positif dan negatif

nongkrong, serta bagaimana cara mengatasi remaja yang suka menongkrong.

20 Nizar Ali, Memahami Hadis Nabi: Metode dan Pendekatan (Yogyakarta: YPI al-

Rahmah, 2001), h. 29.

Page 26: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

13

Bab ketiga membahas Kajian Matan Hadis Tentang Nongkrong di Pinggir

Jalan yang meliputi di antaranya: Nongkrong dalam pandangan hadis Nabi;

seperti Menundukan Pandangan, tidak mengganggu orang yang melintas di jalan,

menjawab salam dan menyuruh kebaikan. pembahasan selanjutnya penulis juga

membahas tentang penjelasan faedah hadis dan istinbath hukum, kehujjahan

hadis, serta Asbabul Wurud hadis Nongkrong di Pinggir jalan.

Bab empat, bab ini merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan yang

didasarkan pada keseluruhan uraian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada

bab-bab sebelumnya, juga memuat saran-saran yang diperlukan.

Page 27: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

14

BAB II

NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI REMAJA

Pada bab ini, penulis mengulas berbagai permasalahan yang dialami oleh

kalangan remaja saat ini. Dengan ini penulis bermaksud untuk mengetahui

bagaimana kondisi remaja yang suka nongkrong, apakah ada dampak positif

ataukah ada dampak negatif yang ditimbulkan. Maka, perlu adanya kajian lebih

serius agar memberi manfaat bagi setiap kalangan. Oleh karena itu penulis

memberi gambaran sebagai berikut:

A. Pengertian Nongkrong

Pengertian nongkrong dalam kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari

kata tongkrong/ tong.krong/me.nong.krong artinya: “ berjongkok, duduk-duduk

saja karena tidak bekerja, berada di suatu tempat1. Mira mengartikan nongkrong

sebagai kongko-kongko bersama teman, biasanya seumur, melibatkan

pembicaraan segala macam hal, mulai dari yang remeh sampai yang serius.2

Berbeda dengan Andre, ia mengartikan kata itu berarti “sedang duduk nongkrong

di suatu tempat/lokasi”. Bisa dilakukan sendiri atau dengan teman-teman.3 Selain

Mira dan Andre, Mantos mengartikan nongkong sebuah kegiatan jongkok sambil

ngobrol tidak jelas tujuannya. Bisa memakan waktu sangat lama.4 Nongkrong,

kata ini pasti sudah tidak asing lagi buat anak anak yang bisa di bilang gaul.

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, artikel ini diakses pada tanggal 11 Januari 2014

dari http://kbbi.web.id/tongkrong 2 Mira, “Arti Kata Nongrong”, artikel ini diakses pada tanggal 11 Januari 2014 dari

http://kitabgaul.com/word/nongkrong 3 Andre, “Kongkow”, artikel ini diakses pada tanggal 11 Januari 2014 dari

http://kitabgaul.com/word/kongkow 4 Mantos, “Nongkrong”, artikel ini diakses pada tanggal 11 Januari 2014 dari

http://kamusslang.com/arti/nongkrong

Page 28: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

15

Dalam beberapa orang nongkrong itu punya arti, sebagian arti nongkrong adalah

sebagai tempat ketemu teman dan sharing dan sebagiannya lagi sedang galau.5

Dalam arti lain, nongkrong merupakan gabungan dari dua kata yaitu

„ngonkong‟ dan „nagkring‟, namu lebih dikenal sebagai kegiatan berkumpul,

berbincang, bercanda dan bersantai disuatu tempat yang dilakukan sendiri ataupun

beramai-ramai.6

Istilah nongkrong mungkin sudah tidak asing lagi dilingkungan

masyarakat, ketika mendengar kata nongkrong mungkin yang terbayang adalah

anak muda, gitar-gitaran, nyanyi-nyanyian, teriak-teriak, atau kegiatan yang

mengacu pada hal yang tidak bermanfaat atau bahkan meresahkan orang sekitar.7

Di zaman Rasulullah Budaya nongkrong ini sudah tidak bisa lagi

dilepaskan dalam lingkungan masyarakat umum. sehingga pada suatu hari Rasul

mendapati para sahabat yang asyik menongkrong di pinggir jalan. Rasul bersabda,

“Berhati-hatilah duduk-duduk di pinggir jalan”. Para sahabat menjawab, “Ya

Rasulullah, bagi kami sesuatu yang tidak dapat kami tinggalkan. Dalam

berkumpul itu kami berbincang-bincang.” Nabi saw menjawab, “Kalau memang

suatu keharusan, maka berilah jalan itu haknya.” Mereka bertanya lagi, “Apa yang

dimaksud haknya itu, ya Rasulullah?” Nabi saw menjawab, “Palingkan

pandanganmu dan jangan menimbulkan gangguan. Jawablah tiap ucapan salam

dan ber-amar ma’rūf nahī munkar.” (HR. al-Bukhārī dan Muslim)

5 Yudha Prayogi, “Arti Nongkrong”, artikel ini diakses pada tanggal 11 Januari 2014 dari

http://wekawek.blogspot.com/2012/08/arti-nongkrong.html 6 Shane, “Arti Nongkrong”, artikel ini diakses pada tanggal 15 Januari 2014 dari

http://shanexa.wordpress.com/author/shanexa/ 7 Shane, “Apa Sih itu Nongkrong”, artikel ini diakses pada tanggal 15 Januari 2014 dari

http://shanexa.wordpress.com/2013/02/13/apa-sih-itu-nongkrong/

Page 29: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

16

Melihat penjelasan Nabi di atas, nongkrong bukanlah kegiatan yang

dilarang sama sekali dalam Islam, namun ada batasan-batasan disana yang harus

ditaati seperti menundukkan pandangan, menjawab salam dan lain sebagainya.

namun dikalangan masyarakat umum, nongkrong lebih banyak dilakukan oleh

anak-anak muda atau remaja untuk menghabiskan waktu senggang mereka. jika

saja hal yang mereka lakukan mengacu pada apa yang telah nabi anjurkan dalam

menongkrong, itu akan menjadi kegiatan nongkrong yang positif. Namun

faktanya, nongkrong tak lagi banyak memberi manfaat baik bagi pengguna jalan

ataupun warga sekitar. kejahatan seperti mabuk-mabukan, mengggoda pengguna

jalan, merokok bahkan berjudi menjadi pemandangan yang biasa ditemukan

ketika ada sekelompok orang nongkrong di pinggir jalan.

Dengan fenomena remaja yang suka nongkrong di tepi jalan, hendaklah

ada tindakan-tindakan pencegahan yang dapat mengurangi penjamuran remaja

yang suka nongkrong ini karena jika dibiarakan akan menimbulkan hal-hal yang

tidak diinginkan.

Hendaklah para remaja-remaja ini dibimbing dan dibina ke perkumpulan

ceramah-ceramah atau tausiah agama, karena selain mempererat kekuatan umat

Muslim juga akan menghindari dari dampak negatif nongkrong yang tidak

bermanfaat ini.

B. Faktor Yang Menyebabkan Remaja Suka Menongkrong

Perkembangan sosial pada masa remaja menuntut remaja untuk

memisahkan diri dari orang tuanya dan menuju ke arah teman-teman sebayanya.

Hal itu merupakan proses perkembangan remaja, yaitu bahwa secara naluriah

Page 30: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

17

anak itu mempunyai dorongan untuk berkembang dari posisi “dependent”

(ketergantungan) ke posisi “independent” (bersikap mandiri). Melepaskan diri

dari orang tuanya merupakan salah satu bentuk dari proses perkembangan

tersebut.8 Menurut Erikson ditinjau dari perkembangan sosial menamakan proses

ini sebagai pencarian identitas diri, yaitu menuju pembentukan diri ke arah

individualitas yang mantap dimana hal ini merupakan aspek penting dalam

perkembangan diri menuju kemandirian. Remaja adalah tingkat

perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa, pada jenjang

ini kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan

pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap

lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma

pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam

keluarganya, Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul

dengan berbagai umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma

pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan

kelompok orang tua.

8 Syamsu Yusuf, Psikologi perkembangan Anak dan Remaja (Jakarta: Citra Press, 2001),

h. 123.

Page 31: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

18

Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual

dan emosional. Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertutup

sehubungan dengan masalah yang dialaminya. Menurut Erick Erison, bahwa masa

remaja terjadi masa krisis, masa pencarian jati diri. Dia berpendapat bahwa

penemuan jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural.Pergaulan remaja

banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok-kelompok, baik kelompok besar

maupun kelompok kecil.9

Faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja terbagi menjadi dua bagian,

yakni faktor remaja itu sendiri (internal) dan faktor dari luar (eksternal).

1. Faktor Internal

Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja

memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan

akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.

Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan

membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima

akan terseret pada perilaku „nakal‟. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui

perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol

diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

2. Faktor Eksternal

Faktor ini sangat berpengaruh besar terhadap remaja saat ini, antara lain:

9 Sari Yunita, Fenomena dan tantangan Remaja Menjelang Dewasa (Yogyakarta:

Brilliant Books, 2011), h. 30-31.

Page 32: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

19

a. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar

anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa

memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di

keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan

pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa

menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. Ini menunjukkan

bahwa faktor yang berkenaan dengan orangtua secara umum tidak

mendukung banyak, sedangkan sikap sekolah ternyata dapat

menjembatani hubungan antara kenakalan teman sebaya dan prestasi

akademik.10

b. Teman sebaya yang kurang baik

Teman sebaya adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja

dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif

besar dalam kelompoknya.11

c. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.12

C. Dampak Positif dan Negatif dari Nongkrong

Kegiatan ini banyak sekali dilakukan oleh banyak orang bahkan hampir

semua orang. Kegiatan “nongkrong” di sini ialah berkumpul dalam suatu

kumpulan untuk menbicarakan pelajaran (berdiskusi), berkumpul untuk

melakukan ekstrakulikuler dan lain-lain. Contohnya yaitu wawasan dapat

10 Atmasasmita Romli, Problem Kenakalan Anak-anak Remaja (Bandung: Yuridis Sosk

Kriminologi, 1993), h. 56. 11 Jhon W santrock, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h. 114. 12 Haryanto, “Kenakalan Remaja”, artikel ini diakases pada tanggal 23 Maret 2014 dari

http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/

Page 33: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

20

bertambah, saling memahami sesama teman, saling bertukar pikiran dengan

sesama teman “nongkrong” dan masih banyak lagi.

Tujuan utama nongkrong dalam kegiatan positif adalah meningkatkan

generasi muda yang berakhlak mulia, bermoral yang baik, berbudi pekerti yang

baik, sedangkan tujuan yang lain adalah menunjang kreavitas generasi muda dan

mengikuti semua kegiatan yang baik guna melancarkan komunikasi antarpelajar,

di samping itu pula dapat meningkatkan minat siswa dan mengembangkan bakat

pada diri siswa, namun bila dikaitkan program di sekolah tujuan “nongkrong”

yang bersifat positif yaitu:

1. Menanamkan rasa cinta kepada Sang Pencipta contohnya mengikuti

kegiatan Rohis dan Rokris.

2. Mempererat tali silaturrahmi antarpelajar.

3. Mengarahkan siswa agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif.

4. Membuat siswa agar dapat bertemu dengan temannya.

5. Meningkatkan rasa kepedulian antar siswa.13

Adapun dampak nongkrong, nongkrong biasanya identik dengan

menghabiskan waktu secara sia-sia bersama dengan teman-teman. Sebenarnya

masih ada banyak kegiatan bermanfaat lain yang bisa dilakukan, namun karena

faktor solidaritas sesama teman, bisa memaksa seseorang yang tidak suka

nongkrong menjadi anak nongkrong. Orang yang gemar nongkrong akan rela

menghabiskan banyak waktunya untuk berkumpul dengan teman-temannya.

13 Suli, “Mengharap Generasi Penerus Bangsa”, artikel ini diakses pada 14 Mei 2014 dari

http://nongkrongdisiniyuk.blogspot.com/2012/05/mengharap-generasi-penerus-bangsa.html

Page 34: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

21

Hal yang sering dijumpai ketika ada satu perkumpulan biasanya

pembahasan yang mereka bicarakan tidak luput dari membicarakan seseorang

terlebih mereka sering membahas tentang kekurangannya. inilah yang

dikhawatirkan pula oleh nabi sehingga beliau pun juga menganjurkan untuk

menjauhi nongkrong di pinggir jalan sebab tepi jalan adalah majelis setan seperti

hadis beliau yang berbunyi;

ا ف إا الن اإا( ا الن ن ف اإ ا س سيإ ا إ ن ا ف إ ن ف ا ف إ يل14

.(

“Sesungguhnya (tepi) jalanan itu adalah salah satu dari jalan-jalan setan

atau neraka”.

Berkumpul tanpa tujuan yang jelas, tentu saja dapat menyebabkan

membuang waktu yang sangat berharga dengan percuma. Ketika hal ini

dilakukan di pinggir jalan, maka tidak hanya membuang waktu, kemungkinan

untuk menimbulkan keburukan juga meningkat. Beberapa kegiatan/aktivitas yang

dilakukan oleh orang-orang yang suka nongkrong:

1. Ghibah (membicarakan keburukan orang lain)

Nongkrong adalah tempat faforit untuk berkumpul bersama teman-teman.

Banyak hal yang dilakukan disaat menongkrong salah satunya adalah mengobrol,

biasanya obrolan yang paling asyik diperbincangkan adalah menceritakan

kejelakan seseorang. Seorang muslim menggunjing saudaranya sesama muslim

tanpa merasa berdosa sedikitpun. Mereka asyik dengan gunjingannya itu, dan

puas mengupas tuntas kejelekan, kelemahan, dan kesalahan saudaranya, yang

14 Lihat Fatḥ al-Bārī, 11/12-13

Page 35: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

22

semestinya dicintai, dikasihi dan dijaga nama baiknya karena Allah. Inilah yang

disebut dengan ghibah.

Secara bahasa, kata “ghibah” (غ ة) berasal dari akar kata “ghāba,

yaghību” ( yang artinya tersembunyi, terbenam, tidak hadir, dan tidak (غ بايغ ب

tampak. Kita sering menyebut kata “ghaib”, yang berarti tidak hadir.

Pengertian ghibah secara istilah adalah mengatakan sesuatu yang benar

tentang seseorang di belakangnya tetapi hal itu tidak disukai oleh orang yang

dibicarakan.15

Atau dalam definisi lain ghibah diistilahkan dengan perbuatan

membicarakan sesuatu yang terdapat pada diri seorang Muslim, sedang ia tidak

suka (jika hal itu disebutkan) baik dalam soal jasmaniahnya, agamanya,

kekayaannya, hatinya, akhlaknya, bentuk lahiriahnya dan sebagainya.

Sebagaimana definisi ini telah diterangkan dalam sebuah hadis:

ث نا إساعيل عن العالء عن أبيو عن أب ىري رة أن ث نا يي بن أيوب وق ت يبة وابن حجر قالوا حد حدذكرك » قال . قالوا اللو ورسولو أعلم . «أتدرون ما الغيبة » قال - صلى اهلل عليو وسلم-رسول اللو

إن كان فيو ما ت قول ف قد اغتبتو وإن » قيل أف رأيت إن كان ف أخى ما أقول قال . «أخاك با يكره 16.«ل يكن فيو ف قد ب هتو

Dikisahkan Yaḥya bin Ayyūb dan Qutaiba dan Ibn Ḥajar mengatakan

Ismā‟īl memberitahu kami tentang Ala dari ayahnya dari Abu Hurairah

bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Apakah kalian mengetahui apa itu

ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih

mengetahui.” Beliau bersabda: “(Ghibah itu) adalah engkau mengatakan

tentang saudaramu mengenai apa yang ia benci.” Dikatakan kepada beliau:

“Apakah pendapatmu jika yang ada pada saudaraku sesuai apa yang saya

katakan.” Beliau bersabda: “Jika yang ada padanya sesuai apa yang

engkau katakan, maka itulah ghibah, dan jika tidak sesuai yang ada

padanya, maka sungguh engkau telah mendustakannya.” (HR. Muslim).

15 Ahmad Syahrin Thoriq, “Ghibah”, artikel ini diakses pada 1 Februari 2014 dari

http://nahnudai.blogspot.com/ 16 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, bāb Taḥrim al-Ghaibah, juz 8, h. 21.

Page 36: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

23

Shaikh Abū Isḥāq al-Ḥuwainī menjelaskan dalam sebuah atsar disebutkan

bahwa Ibn Mas‟ūd ra berkata:”Ghibah adalah engkau menyebutkan apa yang kau

ketahui pada saudaramu, dan jika engkau mengatakan apa yang tidak ada pada

dirinya berarti itu adalah kedustaan”,17

Contoh ghibah misalnya kita mengatakan

tentang seseorang: ”Dia dari keturunan orang rendahan, atau dia akhlaknya jelek,

orang yang pelit, atau dia pendusta, dia tukang makan atau dengan perkataan „si

fulan lebih baik dari pada dia‟ dan lain-lain.

Ulama sepakat tentang keharaman perbuatan ghibah. Bahkan sebagian

para ulama ahli tafsir dan ahli fiqih berpendapat bahwa ia termasuk dari golongan

dosa besar. Imām al-Qurṭubī menjelaskan dalam tafsirnya, “Tidak ada perbedaan

pendapat dikalangan para ulama bahwa ghibah termasuk dosa besar, dan barang

siapa mengghibah seseorang, maka ia harus bertaubat kepada Allah.18

Sebagaimana firman-Nya:

ااا ا اا اا ا اااااا ا

ا ااا ا ا ا اا ا اا ا اا ا ا

ا ااااا

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka

(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah

mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama

lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging

saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik

kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha

Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. al-Hujurāt: [49]:12)

17 Kitab al-Samt no 211, berkata Shaikh Abū Isḥāq al-Ḥuwainī: “Rijal-nya (para

perawinya) thiqah (terpercaya)” 18 Abū „Abdillāh Muḥammad al-Qurṭubī, al-Jāmi’ li Aḥkām al-Qur’ān, terj.

Fathurrahman dan Ahmad Hotib, Ta‟līq: Muḥammad Ibrahīm al-Hifnawī, takhrīj: Maḥmūd Ḥamid „Uthmān, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), juz 16, h. 109.

Page 37: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

24

Dari ayat yang telah disebutkan Allah swt telah menyamakan ghibah

dengan perbuatan kanibal, yakni memakan daging sesama manusia yang bahkan

telah menjadi bangkai. Ini adalah gambaran sangat buruknya ghibah seperti

buruknya kanibalisme yang juga amat sangat dibenci oleh jiwa manusia.

Gambaran buruknya perbuatan ghibah juga diberikan oleh Rasulullah

dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Qais: „Amrū bin Al-„Aṣ ra melewati

bangkai seekor bighal (hewan hasil persilangan kuda dengan keledai), lalu beliau

berkata, “Demi Allah, salah seorang dari kalian memakan daging bangkai ini

(hingga memenuhi perutnya) lebih baik baginya daripada ia memakan daging

saudaranya (yang Muslim).” (HR. al-Bukhārī).19

Al-Ᾱmīr al-Ṣan‟ānī menjelakan sebagaimana al-Zarkashī berkata: “Dan

sungguh aneh orang yang menganggap bahwasanya memakan bangkai dan daging

manusia sebagai dosa besar, (tetapi) tidak menganggap bahwasanya ghibah juga

sebagai dosa besar, padahal Allah menempatkan ghibah sebagaimana memakan

bangkai daging manusia. Hadis-hadis yang memperingatkan ghibah sangat

banyak sekali yang menunjukan kerasnya pengharaman ghibah.20

Imām al-Ghazālī dan Imām al-Baihāqī meriwayatkan sebuah hadis bahwa

Rasulullah saw bersabda, “Janganlah sekali-kali kamu melakukan pergunjingan,

karena pergunjingan itu lebih berat dari perzinaan. Karena, jika seseorang yang

berzina kemudian bertobat maka Allah mengampuninya. Sedangkan penggunjing

19 Lihat al-Qurṭubī, al-Jāmi’, h. 110. 20 Muḥammad bin al-Amīr al-Ṣan‟ānī, Subūl al-Salām Syarah Bulūgh al-Marām (Beirut:

Dār Ibn Jauzī, 1421), 45.

Page 38: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

25

tidak akan diampuni Allah, sebelum orang yang digunjingkan itu

memaafkannya.”

Adapun bahaya ghibah sebagaimana peringatan Allah dan Rasul-Nya

tentang larangan berbuat ghibah dalam kehidupan, karena dapat merusak

hubungan persaudaraan sesama Muslim (ukhuwah islāmīyah). Padahal kita

diperintahkan untuk saling bersaudara, saling menghargai, dan saling

menguatkan.

Ghibah dapat merusak keharmonisan keluarga, tetangga, teman sekerja

dan siapapun, bahkan dapat memecah-belah dan meruntuhkan sebuah organisasi

atau negara. Sejarah telah membuktikan, bagaimana sebab-sebab terjadinya

perpecahan yang melanda umat Islam dulu dan sekarang di antaranya adalah

ketika ghibah sudah meraja-lela.

Rasulullah saw pernah naik ke atas mimbar dan menyeru dengan suara

yang lantang:

سلمي وال ت عي روا وال ت تبعوا عوراتم يا معشر من آمن بلسانو ول ي فض اإليان إل ق لبو ال ت ؤذوا امل

ف نو من ي تب عورة أخيو المسلم ت تب اهلل عورتو ومن ي تب اهلل ي ف و لو ولو و رحلو

“Wahai segenap manusia yang masih beriman dengan lisannya, namun

iman itu belum meresap ke dalam hatinya, janganlah kalian menyakiti

kaum muslimin, dan janganlah kalian melecehkan mereka, dan janganlah

kalian mencari-cari kesalahan-kesalahan mereka. Karena sesungguhnya

barangsiapa yang sengaja mencari-cari kejelekan saudaranya sesama

muslim maka Allah akan mengorek-ngorek kesalahan-kesalahannya. Dan

barang siapa yang dikorek-korek kesalahannya oleh Allah maka

pasti akan dihinakan, meskipun dia berada di dalam bilik

rumahnya.” (HR. al-Tirmidhī)

Page 39: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

26

Demikian juga ghibah bisa menyebabkan rusaknya akhlaq, hati dan

jatuhnya kehormatan seorang muslim. Padahal kita diperintahkan untuk menjaga

hal-hal tersebut dari kerusakan.

2. Merokok

Di antara kemaksiatan yang tersebar di tengah masyarakat Muslim dan

banyak orang yang terjebak padanya adalah perbuatan nongkrong dibarengi

dengan ghibah dan merokok. Tidak tersembunyi bagi orang yang memahami

(maqaṣid sharī’ah) kemaslahatan yang diinginkan oleh syari‟at bahwa merokok

adalah perbuatan yang diharamkan, hal itu dilihat dari beberapa segi:

Pertama; Rokok termasuk barang yang buruk dan Allah swt telah

berfirman:

ا ا ا ا ااا ا ا ا ا ا

ا ا اا ا اا ا اا ا ا

ا ا ا ا ااا ااا ا ا ا

اا ا اا اا ااااا

“(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang

(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di

sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan

melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan

bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala

yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-

belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman

kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang

terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka Itulah orang-

orang yang beruntung.” (QS. al-A‟rāf: 157)

Page 40: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

27

Tidak diragukan lagi bahwa merokok termasuk keburukan, dan tidak ada

yang mengingkari bahayanya kecuali orang yang sombong, atau orang yang

mengikuti hawa nafsu, dan banyak orang meminum khamar serta kecanduan

dengan obat-obat terlarang karena diawali oleh rokok lalu berkembang kepada

yang labih bahaya, sekalipun mereka telah diingatkan: bahwa penelitian medis

menunjukkan 80% dari orang yang kecanduan obat-obat terlarang dimulai dari

merokok.

Kedua; Merokok adalah bentuk menjerumuskan diri pada kehancuran.

Allah swt berfirman: “...dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke

dalam kebinasaan dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah mencintai orang-

orang yang berbuat kebaikan”.(QS. al-Baqarah: 195).

Di dalam al-Ṣaḥīhainī dari Abī Hurayrah ra bahwa Nabi Muhammad saw

bersabda, “Barangsiapa yang menelan racun lalu dia membunuh dirinya dengan

racun tersebut, maka racun itu akan berada pada tangannya yang akan

ditelannya di dalam api nerakan Jahannam dia kekal untuk selamanya padanya,

dan barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu di

tangannya yang akan memukul perutnya di dalam neraka Jahannam untuk

selama-lamanya”.21

Di dalam al-Ṣaḥīhainī dari Thābit al-Dhahāk bahwa Nabi

Muhammad saw bersabda, “Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu

di dunia maka dia akan disiksa dengannya pada hari kiamat”.22

Dan tidak diragukan lagi bahwa apabila orang yang merokok mati

disebabkan oleh rokok tersebut maka dia dianggap telah membunuh dirinya

21 Al-Bukhārī no: 5778 dan Muslim: no: 109 22 Al-Bukhārī no: 6105 dan Muslim: no: 110

Page 41: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

28

dengan kandungan racun yang terdapat di dalam rokok sekalipun proses

terbunuhnya tersebut agak lambat, sebab tidak ada perbedaan antara para ulama

bahwa orang yang melangkah untuk membunuh dirinya baik dia mati dengan

cepat atau lambat, dia tetap berdosa dengan perbuatannya tersebut.

Ketiga: Merokok dapat mengganggu kesehatan badan. Dan para dokter

telah memperingatkan dengan keras terhadap akibat merokok ini, mereka berkata,

“Rokok tersebut mengandung beberapa unsur racun, di antaranya adalah racun

nikotin, dan seandainya dua tetes racun ini diteteskan pada mulut anjing maka dia

pasti mati pada saat yang sama, dan jika diteteskan pada mulut onta sejumlah lima

tetes maka dia akan mati pada saat yang sama dan seorang dokter pernah berkata,

“Sesungguhnya jumlah nikotin yang teradapat pada satu batang rokok sudah

cukup untuk membunuh manusia jika dituangkan pada manusia melalui urat leher,

dan disebutkan dalam sebuah cerita bahawa dua orang bersaudara saling bertaruh

siapakah di antara mereka berdua yang paling banyak merokok, maka salah

seorang dari mereka mati sebelum mengisap rokok yang ke tujuh belas dan yang

lain sebelum habis mengisap rokok yang ke delapan belas.

Di antara penyakit yang ditimbulkan oleh merokok adalah penyakit

kanker. Para dokter berkata, “Sesungguhnya banyak para penderita kanker yang

mengidap penyakit ini disebabkan oleh merokok, begitu juga dengan penyakit

lever dan saluran alat pernapasan. Diriwayatkan oleh Imām Aḥmad di dalam

musnadnya dari Ibn Abbās bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, “Tidak ada

mudharat dan memudharatkan orang lain”.23

23 Musnad Imām Aḥmad: 1/313

Page 42: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

29

Keempat: Mengisap rokok adalah bentuk menyia-nyiakan harta.

Allah swt berfirman: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-

saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.(QS. al-Isrā‟:

27). Tidak diragukan lagi bahwa perokok adalah orang yang paling pemboros,

seandainya kita melihat seseorang yang sedang memegang uang di tangannya lalu

dia membakarnya maka kita akan mengatakan bahwa dia gila.

Diriwayatkan oleh al-Turmudhī di dalam sunannya dari Abī Barzah al-

Aslāmī bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, “Tidak akan melangkah dua kaki

seorang hamba pada hari kiamat sehingga dia akan ditanya tentang umurnya di

manakah dia habiskan, tentang ilmunya apakah yang diperbuat dengannya,

tentang hartanya dari manakah dia dapatkan dan kemanakah disalurkan”.24

Kelima: Bahaya merokok tidak hanya terhenti pada pelakunya, bahkan

bahayanya bisa menyebar kepada istrinya, anak-anaknya, keluarga dan teman

duduknya dan hal itu telah diakui oleh para dokter, bahkan tindakan ini telah

membawa pada tercemarnya udara dengan gas beracun yang dipancarkannya, dan

telah dijelaskan dalam hadits sebelumnya: Tidak ada mudharat dan

memudharatkan orang lain”.25

Keenam: Merokok akan menimbulkan bau tidak sedap yang bersumber

dari mulut, badan dan pakaian perokok, dia akan menganggu teman duduknya,

terlebih pada saat memasuki mesjid dan bercampur dengan orang-orang yang

shalat. Nabi Muhammad saw telah memerintahkan kepada orang yang

menebarkan bau bawang untuk keluar dari mesjid, padahal kedua barang tersebut

24 Al-Turmudhī dalam Sunannya: 4/612 no: 2426 25 Musnad Imām Aḥmad: 1/313

Page 43: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

30

dihalalkan oleh Allah swt, lantas sekeras apakah larangannya jika perkara tersebut

berkaitan dengan perokok?. Dan Nabi Muhammad saw bersabda, “Barangsiapa

yang telah memakan bawang merah dan bawang putih serta bawang bakung

maka janganlah dia mendekati mesjid kita, sebab para malaikat merasa

terganggu dengan sesuatu yang bisa menganggu anak Adam”.26

Di antara perkara yang perlu diingat bahwa harus memboikot semua toko-

toko yang menjajakan racun kepada manusia, dan sebaliknya mendukung toko-

toko yang tidak menjual rokok, dan inilah bentuk kerja sama dalam urusan

kebaikan dan taqwa. Allah swt berfirman: Dan tolong-menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat

dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah

amat berat siksa-Nya. (QS. al-Mā‟idah: 2)

Sebagian orang terkadang berkata: Aku tidak bisa meninggalkan rokok,

maka dikatakan kepadanya: Anda mampu meninggalkan rokok pada bulan

ramadhan lebih dari sepuluh jam, maka masalahnya adalah membutuhkan tekad

dan keinginan yang kuat, banyak orang yang telah mencobanya dan merasa bosan

pada saat pertama, namun karena Allah swt telah mengetahui kebaikan niatnya

maka Dia membantunya dan akhirnya meninggalkan merokok. Allah swt

berfirman: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)

Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan

sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS.

al-Ankabūt: 69)

26 Ṣaḥīḥ Muslim: no: 564 dan Ṣaḥīḥ al-Bukhārī: no: 854

Page 44: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

31

Terdapat banyak klinik untuk menanggulangi kecanduan merokok, yang

dikelola oleh orang-orang profesional, dan Allah swt memberikan manfaat dengan

keberadaanya sebab banyak para pecandu rokok meninggalkan rokok setelah

mereka mendatangi poliklinik ini dan berobat dengan semestinya.

Diriwayatkan oleh Imām Aḥmad dari Abī Qatadah dan Abī Daḥma‟

bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, “Sesungguhnya tidaklah engkau

meninggalkan sesuatu karena Allah kecuali Dia akan menggantikan bagimu

dengan sesuatu yang lebih baik darinya”.27

3. Berjudi dan Minum-minuman Keras

Secara etimologi, khamr berasal dari kata “khamar” (ف ف فا ) yang bermakna

satara (ف ف فا ), artinya menutupi. Sedang khammara (ف ن فا ) berarti memberi ragi.

Adapun al-khamr diartikan arak, segala yang memabukkan.28

Adapun menurut

tafsir al-Lubāb terdapat empat sebab mengapa disebut khamr. Pertama karena

menutupi akal, kedua dari kata “khimār” yang bermakna menutupi

wanita, ketiga dari “al-khamaru” yang berarti sesuatu yang bisa dipakai

bersembunyi dari pohon dan tumbuhan atau dengan kata lain semak-semak, dan

yang keempat dari “Khāmir” yang bermakna orang yang menyembunyikan

janjinya.29

Secara terminologi, terdapat berbagai qaul ulama mengenai pengertian

khamr. Di dalam tafsir al-Alūsī, disebutkan bahwa makna khamr ialah zat yang

27 Musnad Imām Aḥmad dan sanadnya shahih dengan syarat Muslim: 1/62 28 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka

Progresif, 1997), h. 368 29 Tafsir al-Lubāb dalam CD ROM al-Maktabah al-Syamilah (Pustaka Ridwan:2008), h.

57.

Page 45: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

32

memabukkan dan terbuat dari sari anggur atau semua zat (minuman) yang dapat

menutupi dan menghilangkan akal (هوا ا سك ا ا خذا اعص ا اعلبا اكيا ايخ ا اعقيا

.( يغ ها ا ألش بة30

Sedangkan menurut pendapat Abū Ḥanifah, yang dimaksud khamr adalah

nama jenis minuman yang dibuat dari perasan anggur sesudah dimasak hingga

mendidih serta mengeluarkan buih dan kemudian menjadi bersih kembali. Sari

dari buih itulah yang memabukkan.31

Dengan definisi ini kita dapat menarik

kesimpulan bahwa menurut Abū Ḥanifah jenis minuman yang tidak terbuat dari

anggur tidak disebut khamr melainkan masuk kategori nabīdz (ذ ). Ini juga

merupakan pendapat ulama-ulama Kuffah, al-Nakhā‟ī, al-Thaurī dan Abī Lailā.

Namun menurut penulis sendiri, baik itu khamr maupun nabīdz ketika

mengandung zat yang dapat memabukkan dan menghilangkan akal, maka

hukumnya sama saja, yaitu haram. Sebagaimana sabda Rasulullah ketika ditanya

Ᾱ‟ishah tentang hal tersebut:

ث نا أبو اليمان أخب رنا شعيب عن الزىرى قال أخب رن أبو سلمة بن عبد الرحن أن عائشة - حدعن البت وىو نبيذ العسل ، - صلى اهلل عليو وسلم - قالت سئل رسول اللو - رضى اهلل عنها

كل شراب أسكر ف هو » - صلى اهلل عليو وسلم - وكان أىل اليمن يشربونو ، ف قال رسول اللو .« حرام

Dikisahkan Abū al-Yamān mengatakan kepada kami Shu‟aib dari Zuhrī

mengatakan kepadaku Abū Salamah bin Abd al-Raḥmān meriwayatkan

dari Ᾱ‟ishah ra, ia berkata, pernah ditanyakan kepada Rasulullah saw.

tentang bit'u (minuman keras yang terbuat dari madu dan biasa dikonsumsi

30 Al-Alūsi, Rūḥ al-Ma’ānī dalam CD ROOM al-Maktabah al-Syamilah (Pustaka

Ridwan, 2008) h. 123. 31 Al-Alūsi, Rūḥ al-Ma’ānī dalam CD ROOM al-Maktabah al-Syamilah (Pustaka

Ridwan, 2008), h. 167.

Page 46: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

33

penduduk Yaman). Lantas Rasulullah saw. bersabda, “Semua minuman

yang memabukkan hukumnya haram.”32

ا

Yang menjadi illat pada hadits tersebut adalah “memabukkan”. Oleh

karena itu, minum nabīdz selagi tidak memabukkan itu dipebolehkan. Adapun

hadis yang memperbolehkan meminum nabīdz adalah sabda Rasulullah yang

diriwayatkan dari Muslim:

ث نا ضرار بن مرة أبو سنان عن مارب د بن ف يل حد ث نا مم د بن عبد اللو بن ني حد ث نا مم وحدن هيتكم عن » - صلى اهلل عليو وسلم-بن دثار عن عبد اللو بن ب ريدة عن أبيو قال قال رسول اللو

33.«النبيذ إال ف سقاء فاشربوا ف األسقية كلها وال تشربوا مسكرا

Sedangkan menurut al-Thabari dalam tafsirnya, al-khamr ialah segala

jenis minuman yang dapat menutupi akal كياش با ا اعقيا س ها اغ ىاعل ه.34

Adapun menurut jumhur ulama‟ (Mālikī, Shāfi‟ī dan Ḥanbalī), yang dimaksud

dengan khamr ialah semua zat/barang yang memabukkan baik sedikit maupun

banyak. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah saw dari Ibn „Umar:

ث نا يي د بن حات قاال حد د بن المث ن ومم ث نا مم عن عب يد اللو أخب رنا - وىو القطان - وحدكل مسكر خر وكل » قال - صلى اهلل عليو وسلم-ناف عن ابن عمر قال وال أعلمو إال عن النب

35.«خر حرام

Menceritakan Muḥammad bin al-Muthannā dan Muḥammad bin Ḥatim

mengatakan kepada kami Yaḥyā al-Qaṭṭān dari „Ubaidillah mengatakan

Nāfi‟ dari Ibn „Umar berkata, aku tahu tidak hanya tentang Nabi saw

bersabda: Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap khamr itu

haram. (HR. Muslim).

32 Lihat Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, hadits no. 5158. 33 Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, bāb al-Nahī „an al-Intibādhī, juz 13, no. 286. 34 Ibn Jarīr al-Ṭabarī, Tafsīr al-Ṭabarī dalam CD ROOM al-Maktabah al-Syamilah

(Pustaka Ridwan:2008) h. 34. 35 Lihat Ṣaḥīḥ Muslim, hadits no. 3735.

Page 47: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

34

Setidaknya ada 26 sahabat yang meriwayatkan hadits tersebut dengan

berbagai macam lafaznya.

Kemudian al-Maysir, dalam bahasa Arab, judi disebut ا س , yang berasal

daripada akar kata yasira atau yasura yang bererti menjadi mudah

atau yasara (memudahkan). Hal ini dapat difahami kerana judi menjanjikan

keuntungan tanpa melalui cara yang wajar sebagaimana diajarkan dalam Islam.

Muḥammad Rashīd Riḍā, cendekiawan Islam yang berasal dari Mesir

menafsirkan kata maysir dalam al-Qur‟an sebagai permainan untuk mencari

keuntungan tanpa menggunakan akal dan bekerja keras.36

Al-Maisir (perjudian) terlarang dalam syariat Islam, dengan dasar al-

Qur‟an, al-Sunnah, dan ijma‟. Dalam al-Qur‟an, terdapat firman Allah swt,

ااا ا ا ا ا ا اا ا ا

ا ا ااااا

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,

berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,

adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan

itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. al-Ma‟idah: 90).

Dari al-Sunnah, terdapat sabda Rasulullah saw dalam Ṣaḥīḥ al-Bukhārī,

ث نا الليث عن عقيل عن ابن شهاب قال أخب رن حيد بن عبد الرحن أن ث نا يي بن بكي حد حدمن حلف منكم ف قال ف حلفو بالالت » - صلى اهلل عليو وسلم - أبا ىري رة قال قال رسول اللو

.«ف ليتصد . ومن قال لصاحبو ت عال أقامرك . ف لي قل ال إلو إال اللو . والعزى

Menceritakan Yahya bin Bakir memberitahu kami Laith tentang „Aqīl Ibn

Shihāb mengatakan, mengatakan kepada saya Ḥumaid bin „Abd al-

36 Rahman, “Pengertian Berjudi dalam Islam dan Jenis Berjudi” artikel ini diakses pada

tanggal 12 Februari 2014 dari http://hildadamayanti48.wordpress.com/2012/09/15/pengertian-berjudi-dalam-islam-dan-jenis-berjudi/

Page 48: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

35

Raḥmān sesungguhnya Abū Hurayrah berkata: Rasulullahsaw bersabda:

“Barangsiapa yang menyatakan kepada saudaranya, „Mari, aku bertaruh

denganmu.‟ maka hendaklah dia bersedekah.” (HR. Bukhārī dan

Muslim).37

4. Terciptanya Aksi Geng Motor

Berawal dari sekedar nongkrong, anak-anak muda yang mengatas

namakan solidaritas akan menciptakan satu perkumpulan demi mendukung aksi

mereka. Menurut beberapa psikolog, remaja itu cenderung hidup berkelompok

(geng) dan selalu ingin diakui identitas kelompoknya di mata orang lain. Oleh

sebab itu, sikap perilaku yang muncul diantara mereka itu sulit untuk dilihat

perbedaannya. Tidak sedikit para remaja yang terjerumus ke dunia hitam, karena

pengaruh teman pergaulannya. Karena takut dikucilkan dari kelompok/gengnya,

maka seorang remaja cenderung menurut saja dengan segala tindak-tanduk yang

sudah menjadi konsensus anggota geng tanpa berfikir lagi plus-minusnya.

Maraknya kriminalitas yang dilakukan geng motor terjadi akibat rasa

frustasi para remaja yang tidak dapat menyalurkan energinya. “Kita harus melihat

fenomena kriminalitas geng motor ini secara menyeluruh. Fenomena sosial ini

terjadi akibat perilaku atau tindakan kekerasan yang dicontohkan oleh orang

dewasa, termasuk guru dan orang tua serta media yang ditonton masyarakat,” ujar

Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak Aris kepada Republika,

Jumat (21/2).

Lebih lanjut Aris mengatakan, anak-anak dan remaja yang tidak dapat

menyalurkan energinya ke arah positif akan cenderung mendaur ulang perilaku

kekerasan yang dicontohkan oleh orang dewasa.

37 Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, bāb kullu lahwī bi ithli idza shahalihi, juz 21, no. 74.

Muslim, Ṣaḥīḥ Muslim, bāb man ḥalafa bi illati wa al-izzī, juz 5, no. 81.

Page 49: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

36

Mereka mengimplementasikan perilaku kekerasan itu dalam berbagai

bentuk, misalnya perkumpulan geng motor, pencurian, mabuk-mabukan dan

bentuk kriminalitas lainnya.

Untuk mengatasi kenakalan remaja, termasuk kriminalitas geng motor,

tutur Aris, diperlukan pengembangan ketahanan keluarga yang kuat dari segi

pendidikan agama, etika, moral dan rumah yang ramah terhadap perilaku

anak. Dengan ketahanan keluarga yang kuat, jelas Aris, anak-anak tidak akan

mudah terjerumus melakukan tindakan kriminal.38

Kemudian kita harus mengenal apa itu Geng Motor? Pengertian geng

motor adalah sekumpulan orang memiliki hobi bersepeda motor yang membuat

kegiatan berkendara sepeda motor secara bersama sama baik tujuan konvoi

maupun touring dengan sepeda motor. pengertian geng motor ini sebenarnya

berawal dari sebuah kecenderungan hobi yang sama dari beberapa orang, namun

belakangan geng motor semakin meresahkan masyarakat.

Pengertian geng motor memang melekat dengan kekerasan, hal ini karena

beberapa geng motor belakangan telah berubah dari kumpulan hobi mengendarai

motor menjadi hobi menganiaya orang, hingga hobi melakukan aksi perampokan.

Geng motor awalnya berkembang di kota bandung, namun sekarang geng motor

bisa kita temukan hampir di setiap kota seperti Jakarta, Surabaya, Medan bahkan

merembet ke kota-kota kecil seperti kediri, malang, siantar dan sebagainya.

Semua geng motor sebaiknya dimusnahkan saja, sebab tidak memiliki manfaat

38 Januri, “Kriminalitas Geng Motor Akibat Rasa Frustasi Remaja” artikel ini diakses

pada tanggal 14 Februari 2014 dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/14/02/21/n1by5d-kriminalitas-geng-motor-akibat-rasa-frustasi-remaja

Page 50: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

37

apapun bagi masyarakat, bahkan hanya menyebabkan kenakalan remaja yang

parah, juga bahkan menyebabkan pemborosan BBM.39

39 Siraj “Pengertian Geng Motor-Kenakalan Remaja”, artikel ini diakses „pada tanggal 30

februari 2014 dari http://www.kemhan.com/2012/04/pengertian-geng-motor-kenakalan-remaja.html

Page 51: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

38

BAB III

KAJIAN MATAN HADIS TENTANG NONGKRONG

DI PINGGIR JALAN

Pada bab ini adalah bab inti dari penelitian yang penulis lakukan. Penulis

dalam bab ini melakukan kegiatan penelitian mengenai kualitas hadis (dari segi

sanad dan matan).

Langkah pertama dalam bab ini, penulis menampilkan hadis-hadis yang

akan diteliti dengan menampilkan juga terjemahnya. Kegiatan selanjutnya, penulis

melakukan kegiatan takhrij hadis (untuk memudahkan mengetahui hadis-hadis

dengan jalur-jalur sanad yang lain, redaksi-redaksi yang sama, ataupun makna

hadis yang sama).

A. Nongkrong dalam Pandangan Hadis

Abū Sa‘id al-Khudrī ra berkata, bahwa Nabi saw bersabda:

ث نا عبد العزيز ي عن ابن ممد عن زيد ي عن ابن أسلم عن عطاء بن ث نا عبد اللو بن مسلمة حد حدأن رسول اللو صلى اللو عل و وسلم قال إياكم واللوس بالطرقات قالوا يسار عن أ سع د اادري

ث ف ها ف قال رسول اللو صلى اللو عل و وسلم إن أب تم يا رسول اللو ما بد لنا من مالسنا ن تحدلم فأعطوا الطريق حقو قالوا وما حق الطريق يا رسول اللو قال غض البصر وكف الذى ورد الس

1.والمر بالمعروو والن ه عن المن ر

Dikisahkan oleh ‗Abdullāh ibn Maslamah mengatakan kepada kami ‗Abd

al-‘Azīz berarti putra Muḥammad Zaid berarti anak Aslam dari ‗Atā bin

Yasār dari Abū Sa‘id al-Hudrī bahwa Rasulullah saw bersabda: Berhati-

hatilah duduk-duduk di pinggir jalan. Para sahabat bertanya, “Ya

Rasulullah, bagi kami sesuatu yang tidak dapat kami tinggalkan. Dalam

1 Diriwayatkan oleh al-Bukhārī dalam Kitāb al-Mudhālim (46), Bāb Afnaitu al-Dūr wa

al-Julūs Fihā (22). Lihat Muḥammad Fu‘ād ‗Abd al-Bāqi, Al-Lū‟lū‟ wa Marjān Fimā Ittaqafa

„Alaihi al-Shaikhānī al-Bukhārî wa Muslim, terj. Arif Rahman Hakim, Kumpulan Hadis Ṣaḥiḥ

Bukhārī-Muslim (Sukoharjo Jawa Tengah: Insan Kamil Solo, 2013), cet. 11, h. 641-642.

Page 52: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

39

berkumpul (majelis) itu kami berbincang-bincang.” Nabi Saw menjawab,

“Kalau memang suatu keharusan maka berilah jalanan itu haknya.”

Mereka bertanya lagi, “Apa yang dimaksud haknya itu, ya Rasulullah?”

Nabi Saw menjawab, “Palingkan pandanganmu (dari memandang kaum

wanita) dan jangan menimbulkan gangguan. Jawablah tiap ucapan salam

dan beramar ma‟ruf nahi mungkar.” (HR. al-Bukhārī dan Muslim).

Makna lafadz Hadis

Adalah kalimat yang digunakan untuk mentahdzir (memberikan إ ي اك م

peringatan keras) terhadap sesuatu.

sehinggaطس ق mufrodnya adalah ,طسق Adalah jama' dari الطسك ق اإ

kalimat ini adalah merupakan جمع اجمع(dobel jama').

.Tempat menghindar atau lari ال بكدي

.Yaitu menahan الق ط

سإ .Menundukkan pandangan dari yang diharamkan ق ط الق ق

دط اسيالقمإ .Menjawab salam orang yang lewat زق

Tidak mengganggu orang yang lewat, baik dengan ucapan اق ط ألقذقى

maupun perbuatan.

Ibn Ḥajar menjelaskan bahwa konteks hadis dapat diketahui bahwa

larangan itu bersifat tanzih (menjahui hal-hal yang dibenci atau tidak baik), agar

orang yang duduk tidak kewalahan menunaikan kewajibannya. Adapun perintah

untuk menundukkan pandangan adalah sebagai isyarat untuk menghindari fitnah

(godaan) yang ditimbulkan oleh orang yang lewat, seperti wanita dan lainnya.

Page 53: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

40

Sedangkan perintah menahan gangguan adalah sebagai isyarat untuk menjahukan

diri dari perbuatan menghina dan membicarakan keburukan orang lain. Lalu,

perintah menjawab salam adalah sebagai isyarat untuk menghormati orang yang

lewat. Sementara amar ma'rūf nahī munkar adalah isyarat untuk menerapkan

semua yang diisyaratkan dan meninggalkan semua yang tidak disyaratkan.2

Ibn Ḥajar juga menjelaskan bahwa hadis di atas terdapat hujjah bagi

mereka yang mengatakan bahwa hukum yang ditetapkan berdasarkan metode

sādd al-dzari‟ah (menutup pintu kerusakan) hanya merupakan anjuran melakukan

perbuatan yang lebih utama, bukan suatu keharusan, sebab pada awalnya Nabi

saw melarang nongkrong (duduk-duduk) untuk menghilangkan kerusakan dari

akarnya. Namun, ketika mereka mengatakan ―Tidak ada pilihan lain bagi kami

kecuali duduk di tempat itu‖.3 Dengan demikian, larangan pertama hanya sebagai

bimbingan kepada apa yang lebih baik, termasuk kebiasaan remaja saat ini.

Dari hadis ini dapat disimpulkan pula bahwa menolak kerusakan lebih

diutamakan dari pada meraih kemaslahatan. Hal itu dikarenakan pada mulanya

Nabi saw menganjurkan mereka untuk tidak nongkrong di jalanan, meskipun bagi

yang menunaikan hak jalan akan mendapatkan pahala. Yang demikian itu karena

berhati-hati untuk mencapai keselamatan lebih ditekankan dari pada ingin

mendapatkan tambahan kebaikan.4

2 Al-Imām al-Ḥāfiẓ Ibn Ḥajar al-Asqalanī, Fatḥ al-Bārī Sharḥ Ṣaḥiḥ al-Bukhārī, terj.

Amiruddin, Fatḥ al-Bārī: Penjelasan Kitab Ṣaḥiḥ al-Bukhārī (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h.

57. 3 Al-Imām al-Ḥāfiẓ Ibn Ḥajar al-Asqalanī, Fatḥ al-Bārī Syar Ṣaḥiḥ al-Bukhārī, terj.

Amiruddin, Fatḥ al-Bārī: Penjelasan Kitab Ṣaḥiḥ al-Bukhārī, h. 57. 4 Al-Imām al-Ḥāfiẓ Ibn Ḥajar al-Asqalanī, Fatḥ al-Bārī Syar Ṣaḥiḥ al-Bukhārī, terj.

Amiruddin, Fatḥ al-Bārī: Penjelasan Kitab Ṣaḥiḥ al-Bukhārī, h. 58.

Page 54: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

41

Redaksi matan hadis tentang nongkrong di pinggir jalan tersebut

menjelaskan tentang salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang

yang duduk di pinggir jalan. Kewajiban tersebut ialah mencegah diri dari ucapan

maupun perbuatan yang dapat menyakiti para pengguna jalan. Namun, apabila

redaksi matan tersebut dilihat dengan pendekatan dilālah al-ishārah, maka akan

dapat ditarik suatu makna yang dapat memberikan suatu pemahaman tentang hak

yang seharusnya diterima oleh para pengguna jalan. Hak tersebut adalah terhindar

dari ucapan maupun perbuatan negatif dari orang-orang yang duduk di pinggir

jalan. Atau dengan kata lain mereka merasa aman dan nyaman melewati jalan

sebab tidak ada ucapan maupun perbuatan yang dapat mengganggu mereka dalam

melewati jalan.

Suatu saat Rasulullah saw berjalan melewati beberapa orang sahabat yang

sedang duduk-duduk di pekarangan rumah salah seorang dari mereka. Di antara

mereka adalah Abū Ṭalḥaḥ ra, lalu beliau menegur mereka agar tidak melakukan

hal itu. Namun para sahabat menyampaikan kepada Rasulullah saw, bahwa

mereka perlu duduk-duduk untuk memperbincangkan suatu urusan. Lalu Nabi

saw berpesan kepada mereka, bahwa jika memang hal itu diperlukan dan tidak

bisa ditinggalkan, maka mereka wajib memenuhi hak-hak orang lain yang

melewati mereka, di antaranya yang disebutkan dalam hadis ini ada empat macam

hak, yaitu:

Page 55: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

42

1. Menundukan Pandangan

Secara bahasa, سإ berarti menahan, mengurangi (gadhdh al-baṣar) ق ط الق ق

atau menundukkan pandangan5. Namun bukan berarti menutup atau memejamkan

mata hingga tidak melihat sama sekali. Yang dimaksud ال س di sini adalah

menjauhkan atau menjaga pandangan dari sesuatu yang di haramkan,6 seperti

melihat wanita-wanita yang melintas atau menggunakan jalan. Memandang pada

sesuatu yang diharamkan rentan dengan timbulnya fitnah dan perbuatan maksiat.

Untuk menghindari timbulnya fitnah tersebut, maka bagi orang-orang yang

duduk-duduk di jalan harus mampu untuk menjaga pandangan mereka dari

sesuatu yang dapat menimbulkan fitnah dan perbuatan dosa.

Nabi Muhammad saw memerintahkan kepada orang-orang yang sedang

duduk di pinggir jalan untuk menjaga pandangan, agar mereka terhindar dari

timbulnya fitnah sebab memandang orang-orang yang lewat baik laki-laki

maupun perempuan.7

Substansi makna yang terkandung dalam redaksi tersebut menjelaskan

tentang kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang yang duduk-duduk di

pinggir jalan. Kewajiban tersebut adalah menjaga pandangan mereka dari sesuatu

yang bisa menimbulkan fitnah. Sedangkan redaksi yang menjelaskan tentang hak

yang harus diterima oleh para pengguna jalan secara teks tidak disebutkan.

Namun, apabila teks tersebut dipahami dengan menggunakan dilālah al-ishārah,

5 Berasal dari kata ق ي yang berarti اق ي (menahan) atau وق ق ق (mengurangi) atau ق ق ق

(menundukkan). Lihat: Tajul „Arus 1/4685, dan Maqāyis al-Lughah 4/306. 6 Abū Ṭayyib Muḥammad Symas al-Ḥāq, „Aun al-Ma‟būd Sharḥ Sunan Abī Dāwud, vol.

13 (Lebanon: Dār al-Fikr, t.th), 115; Ibn Ḥamzah, al-Bayān wa…, vol. 2, 118. 7 Badr al-Dīn, „Umdah al-Qāri…, vol. 13, 13; Aḥmad bin ‗Alī bin Ḥajar al-‗Asqalānī,

Fatḥ al-Bārī bi Sharḥ Ṣaḥīḥ Bukhārī (Lebanon: Dār al-Fikr, 1996), vol. 5, h. 407.

Page 56: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

43

maka substansi makna yang terkandung di dalamnya akan memberikan suatu

pemahaman tentang hak yang seharusnya diterima oleh para pengguna jalan.

Pemahaman tentang adanya hak tersebut diambil dari kesimpulan redaksi matan

yang menjelaskan tentang kewajiban bagi orang yang duduk di pinggir jalan.

Ibn Ḥajar menceritakan ,‖Maka Nabi saw menyebutkan gadhdh al-baṣar

(menundukkan pandangan) untuk mengisyaratkan keselamatan dari fitnah karena

lewatnya para wanita (yang bukan mahram) maupun yang lainnya. Menyebutkan

kaff al-adhā (tidak mengganggu atau menyakiti orang) untuk mengisyaratkan

keselamatan dari perbuatan menghina, menggunjing orang lain ataupun yang

serupa. Menyebutkan perihal ‗menjawab salam‘ untuk mengisyaratkan keharusan

memuliakan atau mengormati orang yang melewatinya. Menyebutkan perihal

‗memerintahkan kepada kebaikan dan melarang kemungkaran‘ untuk

mengisyaratkan keharusan mengamalkan apa yang disyari‘atkan dan

meninggalkan apa yang tidak disyari‘atkan.‖

Beliau melanjutkan,‖Dalam hal ini terdapat dalil bagi yang berpendapat

bahwa sādd al-dzarā‟ī (menutup jalan menuju keburukan) merupakan bentuk

keutamaan saja bukan suatu kewajiban, karena (dalam hadis ini), pertama kali

yang Nabi saw larang adalah duduk-duduk (di tempat tersebut) guna

memberhentikan mereka dari hal itu. Lalu ketika para sahabat mengatakan ―kami

perlu duduk-duduk‖, barulah Nabi saw menjelaskan tujuan pokok dari larangan

beliau. Sehingga diketahuilah, bahwa larangan yang pertama kali itu adalah untuk

Page 57: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

44

mengarahkan kepada yang lebih baik. Dari sini pula diambil kaidah, bahwa

‗mencegah keburukan lebih diutamakan daripada mendatangkan kebaikan.8

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa redaksi hadis tersebut apabila

dipahami dengan menggunakan dilālah al-'ibārah, maka akan memberikan

pemahaman bahwa orang yang duduk di pinggir jalan harus bisa menjaga

pandangan mereka dari sesuatu yang diharamkan agar terhindar dari timbulnya

fitnah.9 Sedangkan hak yang seharusnya diterima oleh para pengguna jalan dapat

dipahami dengan menggunkan dilālah al-isyārah bahwa mereka berhak terhindar

dari pandangan orang yang duduk di pinggir jalan yang bisa menimbulkan fitnah.

Dengan kata lain— سإ adalah—menahan pandangan (gadhdh al-baṣar) ق ط الق ق

dari apa yang diharamkan oleh Allah swt dan rasul-Nya10

. Sebagaimana firman-

Nya dalam QS. al-Nūr: 30-31:

8 Aḥmad bin ‗Alī bin Ḥajar al-‗Asqalānī, Fatḥ al-Bārī bi Sharḥ Ṣaḥīḥ Bukhārī, vol. 11,

h.135 9 Luqman, ―Menahan Pandangan‖, artikel ini diakses pada tanggal 11 Januari 2014 dari

http://hikmah32.wordpress.com/2010/05/31/menahan-pandangan-gadh-dhul-bashar/ 10 Tafsir al-Ṭabarī 19/154, Ibn Kathīr 6/41

Page 58: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

45

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka

menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu

adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui

apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman:

"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan

janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)

nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung

kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada

suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-

putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara

laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-

putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau

budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang

tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum

mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan

kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan

bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman

supaya kamu beruntung. (QS. al-Nūr: 30-31).

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai

pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan

hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. al-Isrā‘:

36)

Bagaimana jika tidak sengaja melihat kepada sesuatu yang diharamkan

untuk melihatnya? Jawabannya ada pada hadits yang diriwayatkan oleh al-Imām

Abū Dawd tentang pesan Nabi saw kepada ‗Alī bin Abī Ṭālib ra. :

قال رسول اللو صلى اللو عل و وسلم لعل يا عل ل ت تبع النظرة النظرة فإن لك الول ول ست لك اا رة

Rasulullah saw bersabda kepada ‗Alī: ―Wahai ‗Alī, janganlah engkau

ikutkan pandangan pertama dengan pandangan yang lain (berikutnya),

sesungguhnya bagimu pandangan yang pertama tidak pandangan yang

lainnya (berikutnya).‖

Page 59: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

46

2. Tidak Mengganggu

Abū Ṭayyīb menjelaskan yang dimaksud ا ألذى ialah mencegah

perbuatan, ucapan maupun isyarat yang bisa menyakiti orang-orang yang lewat

dan menggauli mereka dengan baik.11

Definisi tersebut memberikan suatu

pengertian bahwa bagi orang-orang yang duduk di jalan harus menjauhi segala

perbuatan, ucapan maupun isyarat yang bisa menyakiti para pengguna jalan.

Termasuk kategori ا ألذى adalah menjauhi ghībah, berprasangka buruk,

menghina orang yang lewat, mempersempit jalan, menakut-nakuti dan mencegah

orang yang lewat jalan tersebut.

Al-Hāfizh Ibn Ḥajar berkata bahwa kemungkinan yang dikehendaki

dengan ا ألذى ialah mencegah seseorang jangan sampai menyakiti orang lain.

Maksudnya, bahwa bagi orang yang duduk di jalan harus mampu untuk mencegah

dirinya maupun orang lain agar tidak melakukan perbuatan yang dapat menyakiti

orang lain.

Menurut al-Qādlī ‗Iyāḍ bahwa yang dikehendaki dengan ا ألذى ialah

mencegah dari menyakiti orang yang lewat dengan cara duduk-duduk di jalan

sehingga menyebabkan jalan menjadi sempit. Termasuk ا ألذى adalah berkata

dengan baik. Karena perkataan yang baik bisa menyebabkan keharmonisan

hubungan diantara sesama.12

Nabi saw. memerintahkan ا ألذى kepada orang-

11 Al-Allamah al-Muḥaqqīq al-Muḥāddīth al-Kabīr Abū Ṭayyib Muḥammad Shams al-

Ḥāq bin Amīr ‗Alī bin Maqsūd ‗Alī Al-Ṣiddīq al-‗Aẓīm Abādī, „Aun Al Ma‟būd „Ala Sharḥ Sunan

Abī Dawud, Ta‘līq: Imām Ibn Qayyīm al-Jauzīyah (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), vol. 13, 116.

Juga lihat Ibn Ḥamzah al-Ḥusainī, al-Bayān wa al-Ta'rīf fī Asbābi Wurūd al-Ḥadīth, vol. 2, h. 118. 12 Ibn Ḥajar, Fatḥ al-Bārī…, vol. 11, 12.

Page 60: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

47

orang yang duduk di pinggir jalan bertujuan agar mereka terhindar dari

melakukan perbuatan atau ucapan yang bisa menyakiti orang lain.13

3. Menjawab Salam

Ibn Ḥajar menjelaskan yang dikehendaki dengan زد اسالم di sini ialah

menjawab salam dari orang-orang yang lewat yang mengucapkan salam

kepadanya. Dalam menjawab salam ini mengindikasikan adanya menghormati

kepada orang-orang yang lewat sehingga mereka merasa aman dan nyaman dalam

melewati jalan.14

Dalam redaksi matan Hadis menjelaskan tentang kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh orang-orang yang ingin tetap melakukan aktifitas duduk-duduk

di pinggir jalan. Kewajiban tersebut ialah menjawab salam dari orang-orang yang

lewat. Dari pemaknaan semacam itu apabila diambil mafhūm muwāfaqah-nya

maka akan memberikan suatu pemahaman bahwa menghormati orang yang

sedang lewat merupakan kewajiban yang harus dipenuhi juga.

Redaksi matan tersebut juga memberikan suatu isyarat tentang suatu hak

yang seharusnya diterima oleh para pengguna jalan. Hak tersebut ialah dihormati

dan dijawab salamnya apabila ia mengucapkan salam kepada orang-orang yang

duduk dipinggir jalan.

Sedangkan dalam redaksi hadis lain menyebutkan bahwa termasuk

kewajiban yang harus dilakukan oleh orang-orang yang duduk di pinggir jalan

ialah menebarkan salam. Sebagaimana redaksi Hadis di bawah ini:

13 Badr al-Dīn, 'Umdah…, vol. 13, 13. 14 Ibn Ḥajar, Fatḥ al-Bārī…, vol. 5, 406; Ibn Hamzah, Al-Bayān wa…, vol. 2, h. 118.

Page 61: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

48

ث نا أبو إسحاق عن الب راء ث نا شعبة حد صلى اهلل أن رسول اللو : أ ب رنا أبو الول د الط السى حدب ل وأفشوا » :عل و وسلم مر بناس جلوس من النصار ف قال إن كنتم ل بد فاعلني فاىدوا الس

15«السلم ، وأع نوا المظلوم Abū al-Walīd al-Ṭayālisī telah menceritakan kepada kami, Shu‘bah telah

bercerita pada kami, Abū Ishāq telah bercerita pada kami dari al-Barā:

Bahwa Rasulullah saw. lewat bertemu dengan sahabat Anshar yang sedang

duduk-duduk, kemudian beliau bersabda: ―Apabila kamu semua tetap

melakukannya, maka tunjukkanlah orang yang berjalan, tebarkanlah

salam, dan tolonglah orang yang dianiaya.‖

Baik menjawab salam maupun mengucapkan salam pada dasarnya

mempunyai tujuan yang tidak berbeda yaitu menghormati orang yang lewat

sehingga mereka merasa aman dan nyaman dalam melewati jalan tersebut. Karena

mereka merasa bahwa orang-orang yang duduk di pinggir jalan telah memberikan

izin untuk melewati jalan tanpa adanya gangguan.

Abū ‗Umar berkata bahwa memulai mengucapkan salam itu hukumnya

sunat menurut kesepakatan para ulama. Adapun etika dalam memulai salam

adalah sebagaimana yang telah disebutkan dalam sebuah Hadis Nabi saw.

sebagai berikut:

حدثن عقبة بن م رم حدثنا أبو عاصم عن ابن جريج ح وحدثن ممد بن مرزوق حدثنا روح حدثنا ابن جريج أ ربين زياد أن ثابتا مول عبد الرمحن بن زيد أ ربه أنو مسع أبا ىريرة يقول قال

رسول اهلل صلى اهلل عل و وسلم يسلم الراكب على املاشى واملاشى على القاعد والقل ل على ال ثري ―Uqbah bin Mukram telah menceritakan pada saya, Abū ‗Ᾱṣim telah

menceritakan pada kami dari Ibn Juraij. Tahwīl al-sanad Muḥammad bin

Marzūq telah menceritakan kepada saya, Rauh telah menceritakan pada

kami, Ibn Juraij telah bercerita pada kami, Ziyād telah memberitakan pada

saya, bahwa Tsabit telah bercerita kepadanya, bahwa ia telah mendengar

Abū Hurayrah berkata: ―Rasulullah saw bersabda: ― Hendaknya orang

15 Al-Dārimī, Sunan…, vol. 2, h. 282.

Page 62: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

49

yang naik kendaraan memberi salam pada orang yang berjalan kaki, orang

yang berjalan mengucapkan salam pada orang yang duduk, dan orang

yang jumlahnya sedikit memberi salam pada orang yang jumlahnya

banyak.‖ (HR. Muslim No.4019).16

Adapun menjawab salam hukumnya adalah wajib jika sendirian. Hukum

wajib tersebut akan menjadi fardlu kifayah apabila orang yang menjawab salam

tersebut jumlahnya banyak. Sebab menjawab salam yang telah dilakukan oleh

salah satu dari mereka sudah bisa menggugurkan kewajiban bagi yang lainnya.17

4. Menyuruh Kebaikan dan Melarang Kejelekan

Tentang ―memerintahkan kepada yang ma‘ruf dan mencegah dari yang

munkar‖, maka Allah swt memerintahkannya dalam firman-Nya:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang

munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali ‗Imrān: 104)

Dan di antara wasiat Luqman kepada anaknya:

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang

baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang

demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS.

Luqmān: 17).

16 Yang Berkendaraan Memberi Salam Kepada yang Berjalan, dan yang Sedikit Kepada

yang Banyak 17 Muḥammad bin Khulaifah al-Washtānī, Ikmāl al-Mu‟allim (Lebanon: Dār al-Kutūb al-

‗Ilmīyyah, 2008), h. 323.

Page 63: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

50

Merealisasikan amar ma‟rūf nahī munkar merupakan salah satu sebab

utama diperolehnya kebaikan dan kejayaan oleh pendahulu umat ini (para

sahabat), sebagaimana difirmankan oleh Allah swt:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan

beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih

baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan

mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali ‗Imrān : 110).

Dari Abū Zhar ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:

)) وأمر بالمعروو صدقة ون ه عن من ر صدقة ((Dan menyuruh (manusia) kepada yang baik adalah shadaqah, dan

mencegah (mereka) dari perbuatan mungkar adalah shadaqah … [HR

Muslim, hadis no. 1674]

Demikianlah hak-hak dan adab-adab ketika seseorang duduk-duduk di tepi

jalanan, atau yang semisalnya. Al-Ḥāfiẓ Ibn Ḥajar menyebutkan adab-adab atau

hak-hak jalan yang lain sebagai berikut:

- Berkata yang baik. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Abū Ṭalḥah ra.18

- Memberi petunjuk jalan kepada musafir dan menjawab orang yang bersin

jika dia bertahmid19

sebagaimana terkandung dalam hadis Abū Hurayrah

ra.

- Menolong orang yang kesusahan dan menunjukkan jalan bagi orang yang

tersesat, sebagaimana tertuang dalam hadis ‗Umar ra dalam riwayat Abū

18 Shahih Muslim, no. 2161 19 Yakni, bila seorang yang bersin mengucapkan ―alhamdulillah‖, maka yang mendengar

wajib mendo‘akannya dengan mengucapkan ―yarhamukallah‖ –semoga Allah merahmatimu

Page 64: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

51

Dawud20

, demikian juga dalam Mursal Yaḥyā bin Ya‘mur dan dalam

riwayat al Bazzār.

- Menolong orang yang terzhalimi dan menebarkan salam, seperti dijelaskan

dalam hadis al-Barrā‘ ra dalam riwayat Aḥmad dan al-Tirmidhī.

- Membantu orang yang membawa beban berat, sebagaimana tertuang

dalam hadits Ibn Abbās ra dalam riwayat al Bazzār.

- Banyak berdzikir kepada Allah, sebagaimana teriwayatkan dalam hadis

Sahl bin Ḥanif ra dalam riwayat al-Ṭabaranī.

- Membimbing orang yang bingung, seperti yang terpaparkan dalam hadis

Wahshī bin Ḥarb ra dalam riwayat al-Ṭabaranī.

Kemudian Ibn Ḥajar mengatakan: ―Semua yang terdapat dalam hadis-

hadis tersebut ada empat belas adab‖.21

Hal-hal yang tersebut di atas mengandung faidah tentang kesempurnaan

Islam yang mengajarkan kepada umatnya tentang berbagai aspek kehidupan,

termasuk yang berkaitan dengan hak-hak jalan dan adab-adab ketika duduk-duduk

di tempat-tempat yang biasa dilewati oleh khalayak manusia. Sekaligus

menunjukan, kebaikan dan keindahan ajaran Islam, yakni apabila hal-hal di atas

diamalkan oleh manusia, niscaya akan mendatangkan kedamaian dan ketentraman

dalam kehidupan mereka di dunia.

20 Hadits no. 4181 21 Aḥmad bin ‗Alī bin Ḥajar al-‗Asqalānī, Fatḥ al-Bārī bi Sharḥ Ṣaḥīḥ Bukhārī, vol. 11,

h.13

Page 65: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

52

B. Penjelasan Faedah Hadis dan Istinbath Hukum

Di antara tujuan agama kita adalah untuk mengangkat derajat masyarakat

Islam kepada hal-hal yang agung, kemuliaan akhlaq dan keluhuran etika.

Sebaliknya, menjauhkan seluruh elemennya dari setiap budipekerti yang jelek dan

pekerjaan yang hina. Islam juga menginginkan terciptanya masyarakat yang

diliputi oleh rasa cinta dan damai serta mengikat mereka dengan rasa

persaudaraan (ukhuwwah) dan kecintaan.

Hadits diatas menunjukkan kesempurnaan dienul Islam dalam syari‘at,

akhlaq, etika, menjaga hak orang lain serta dalam seluruh aspek kehidupan. Ini

merupakan tasyr‘i yang tidak ada duanya dalam agama atau aliran manapun.

Asal hukum terhadap hal yang berkenaan dengan ―jalan‖ dan tempat-

tempat umum adalah bukan untuk dijadikan tempat duduk-duduk, karena

implikasinya besar, diantaranya:

1) Menimbulkan fitnah

2) Mengganggu orang lain baik dengan cacian, kerlingan ataupun julukan

3) Mengintip urusan pribadi orang lain

4) Membuang-buang waktu dengan sesuatu yang tidak bermanfaat.

Rasulullah saw dalam hadis diatas memaparkan sebagian dari kode etik

yang wajib diketahui dan dipatuhi oleh para pengguna jalan, yaitu:

1) Memicingkan mata dan mengekangnya dari melihat hal yang haram; sebab

―jalan‖ juga digunakan oleh kaum wanita untuk lewat dan memenuhi

kebutuhan mereka. Jadi, memicingkan mata dari hal-hal yang diharamkan

termasuk kewajiban yang patut diindahkan dalam setiap situasi dan

Page 66: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

53

kondisi. Allah berfirman: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman:

“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara

kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,

sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS.

al-Nūr [24]: 30).

2) Mencegah adanya gangguan terhadap orang-orang yang berlalu lalang

dalam segala bentuknya, baik skalanya besar ataupun kecil seperti

menyakitinya dengan ucapan yang tidak layak; cacian, makian, ghibah,

ejekan dan sindiran. Bentuk lainnya adalah gangguan yang berupa

pandangan ke arah bagian dalam rumah orang lain tanpa seizinnya.

Termasuk juga dalam kategori gangguan tersebut; bermain bola di

halaman rumah orang, sebab dapat menjadi biang pengganggu bagi

tuannya, dan lainnya.

3) Menjawab salam; para ulama secara ijma‘ menyepakati wajibnya

menjawab salam. Allah swt berfirman: “Apabila kamu dihormati dengan

suatu penghormatan, maka balaslah pernghormatan itu dengan yang lebih

baik atau balaslah (dengan yang serupa)…”. (QS. al-Nisa‘ [4]: 86).

Dalam hal ini, seperti yang sudah diketahui bahwa hukum memulai salam

adalah sunnah dan pelakunya diganjar pahala. Salam adalah ucapan

hormat kaum muslimin yang berisi doa keselamatan, rahmat dan

keberkahan.

4) Melakukan amar ma‘ruf nahi mungkar; ini merupakan hak peringkat

keempat dalam hadits diatas dan secara khusus disinggung disini karena

Page 67: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

54

jalan dan semisalnya merupakan sasaran kemungkinan terjadinya banyak

kemungkaran.

5) Banyak nash-nash baik dari al-Kitab maupun al-Sunnah yang menyentuh

prinsip yang agung ini, diantaranya firman Allah swt: ―dan hendaklah ada

diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan dan

menyuruh kepada yang ma‘ruf dan mencegah dari yang mungkar…‖. (QS.

Āli ‗Imrān: [3]: 104).

6) Dalam hadis Nabi saw bersabda: ―barangsiapa diantara kamu yang melihat

kemungkaran, maka hendaklah dia mencegahnya dengan tangannya; jika

dia tidak mampu, maka dengan lisannya; dan jika tidak mampu, maka

dengan hatinya; yang demikian itulah selemah-lemah iman‖.

Banyak sekali nash-nash lain yang menyebutkan sebagian dari kode etik

yang wajib diketahui dan dipatuhi oleh para pengguna jalan, di antaranya:

1) Berbicara dengan baik,

2) Menjawab orang yang bersin (orang yang bersin harus mengucapkan

alhamdulillah sedangkan orang yang menjawabnya adalah dengan

mengucapkan kepadanya yarhamukallāh),

3) Membantu orang yang mengharapkan bantuan,

4) Menolong orang yang lemah,

5) Menunjuki jalan bagi orang yang sesat di jalan,

6) Memberi petunjuk kepada orang yang dilanda kebingungan,

Page 68: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

55

7) Mengembalikan kezhaliman orang yang zhalim, yaitu dengan cara

mencegahnya.22

Kemudian kata ( biasanya digunakan untuk memberi (... إ ي اك م ق امجك ك م ق

peringatan sebagai perintah agar menjauhi sesuatu yang buruk dan maknanya

sama dengan melarangnya. Jadi maknanya adalah ―jauhilah oleh kalian hal

tersebut‖ atau ―janganlah kalian melakukan hal itu‖. Seperti dalam sebuah hadis

Nabi saw bersabda ( رإ ق yang artinya, “jauhilah perkataan dusta” atau ( إ ي اك م ق املق

“janganlah kalian berdusta”. Tapi apakah suatu perintah itu harus berarti wajib,

atau apakah suatu larangan harus berarti haram? berikut penjelasannya:

- Kata (الطسك ق ا ) adalah bentuk jamak dari (الطسكق ), sedangkan (الطسكق ) adalah

bentuk jamak dari (سإ ق yang artinya adalah jalan. Al-Imām al-Bukhārī ( الي

menyebutkannya dalam judul bab untuk hadis ini di kitab al-Maẓālim dengan

ungkapan (دق ا عك .guna menunjukkan kesamaan makna antara keduanya ( ا ط

Hal itu dikuatkan oleh hadis Abū Ṭalḥah ra dalam Ṣaḥiḥ Muslim, hadis no.

2161 ketika Nabi saw mengungkapkan dengan kata (دق ا عك dan Imām ( ا ط

Muslim menyebutkannya dalam judul bab untuk hadis ini di kitab al-Salām

dengan kata ( سإ قإ Kemudian Imām al-Bukhārī –dalam judul bab yang .( الي

sama di kitab al-Maẓālim– menyebutkan kata ( ق مىإ ق ادط زإ ), yang artinya adalah

pekarangan (halaman rumah), guna menunjukkan kesamaan hukumnya

dengan jalanan (selama pekarangan atau halaman rumah tersebut terbuka dan

biasa dilewati oleh orang banyak). Itu didukung dengan hadis Abū Ṭalḥah ra

dalam riwayat Muslim, ketika Abū Ṭalḥah ra berkata:

22 Muslim, ―Kode Etik Bagi Pengguna Jalan‖, artikel ini diakses pada 14 Mei 2014 dari

http://ranselhijau.wordpress.com/2009/04/18/kode-etik-bagi-pengguna-jalan/#more-231

Page 69: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

56

كنا ق عودا بالفن ة، ف اء رسول اهلل مال م ولم ال الصعدات : ف قال ―Ketika kami sedang duduk-duduk di halaman (pekarangan rumah), lalu

datanglah Rasulullah saw kemudian berkata,‘Kenapa kalian duduk-duduk

di (tepi) jalanan?‘.‖

Sa‘id bin Manṣūr menambahkan –dengan menukil– dari Mursāl Yaḥyā bin

Ya‘mūr ungkapan berikut:

))فإن ها سب ل من سبل الش طان أو النار ((Sesungguhnya (tepi) jalanan itu adalah salah satu dari jalan-jalan setan

atau neraka.23

Itulah alasan kenapa Nabi saw melarang mereka duduk-duduk di tepi

jalanan atau semisalnya. Termasuk pula warung-warung dan balkon-balkon yang

tinggi yang berada di atas orang-orang yang lewat.24

- Perkataan para sahabat ―sesungguhnya kami perlu duduk-duduk untuk

berbincang-bincang‖.

Dalam riwayat Muslim (hadis no. 2161) dari hadis Abū Ṭalḥah ra terdapat

tambahan kata-kata ―dan untuk saling mengingatkan (menasihati)‖. Dari

riwayat ini pula diketahui, bahwa yang mengucapkan perkataan tersebut

adalah Abū Ṭalḥah ra.25

Al-Qāḍī ‗Iyāḍ berkata,‖Dalam perkataan sahabat tersebut terdapat dalil yang

menunjukkan, bahwa perintah Rasulullah saw kepada mereka itu tidak untuk

kewajiban, melainkan bersifat anjuran dan keutamaan. Karena, kalau mereka

memahaminya sebagai kewajiban, tentu mereka tidak akan merajuk kepada

23 [Lihat Fatḥ al-Bārī, 11/12-13] 24 [Fatḥ al-Bārī, 5/135]. 25 [Lihat Fatḥ al-Bārī, 5/135].

Page 70: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

57

Rasulullah saw seperti itu. Dan hal ini dijadikan dalil oleh mereka yang

berpendapat bahwa perintah-perintah itu tidak mengandung kewajiban.‖

Ibn Ḥajar berkomentar: ―Namun, ada kemungkinan bahwa mereka

mengharapkan adanya nasakh (penghapusan hukum kewajiban tersebut) untuk

meringankan apa yang mereka adukan perihal keperluan mereka melakukan

hal itu, dan hal ini didukung oleh apa yang tersebut dalam Mursal Yaḥyā bin

Ya‘mūr, di sana terdapat kata-kata ‗maka mereka mengira bahwa hal itu

merupakan keharusan (kewajiban)‘.‖

- Perkataan ―jika kalian tidak bisa melainkan harus duduk-duduk, maka berilah

hak jalan tersebut‖. Ibn Ḥajar berkata, ‖Dari alur pembicaraan ini jelaslah,

bahwa larangan (duduk-duduk di tepi jalanan atau semisalnya) dalam hadis

ini adalah untuk tanzih (yang bermakna makruh bukan haram), agar tidak

mengendurkan orang yang duduk-duduk untuk memenuhi hak (jalan) yang

wajib ia penuhi‖ .26

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, ―… dan maksudnya adalah bahwa

duduk-duduk di tepi jalanan itu dimakruhkan‖.

- Perkataan ―(hak jalan adalah) ghaḍḍ al-baṣar (menundukkan pandangan),

kaff al-adza (tidak mengganggu atau menyakiti orang), menjawab salam,

memerintahkan kepada kebaikan dan melarang kemungkaran‖.27

Ibn Ḥajar rahimahullah berkata, ‖Maka Nabi saw menyebutkan ghaḍḍ al-

baṣar (menundukkan pandangan) untuk mengisyaratkan keselamatan dari

fitnah karena lewatnya para wanita (yang bukan mahram) maupun yang

26 [Fatḥ al-Bārī, 5/135]. 27 [Syarh Shahih Muslim, 14/120].

Page 71: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

58

lainnya. Menyebutkan kaff al-adza (tidak mengganggu atau menyakiti orang)

untuk mengisyaratkan keselamatan dari perbuatan menghina, menggunjing

orang lain ataupun yang serupa. Menyebutkan perihal ‗menjawab salam‘

untuk mengisyaratkan keharusan memuliakan atau mengormati orang yang

melewatinya. Menyebutkan perihal ‗memerintahkan kepada kebaikan dan

melarang kemungkaran‘ untuk mengisyaratkan keharusan mengamalkan apa

yang disyari‘atkan dan meninggalkan apa yang tidak disyari‘atkan.‖

Beliau melanjutkan, ‖Dalam hal ini terdapat dalil bagi yang berpendapat

bahwa sadhdh al-dzarā‟i (menutup jalan menuju keburukan) merupakan bentuk

keutamaan saja bukan suatu kewajiban, karena (dalam hadits ini), pertama kali

yang Nabi saw larang adalah duduk-duduk (di tempat tersebut) guna

memberhentikan mereka dari hal itu. Lalu ketika para sahabat mengatakan ―kami

perlu duduk-duduk‖, barulah Nabi saw menjelaskan tujuan pokok dari larangan

beliau saw. Sehingga diketahuilah, bahwa larangan yang pertama kali itu adalah

untuk mengarahkan kepada yang lebih baik. Dari sini pula diambil kaidah, bahwa

‗mencegah keburukan lebih diutamakan daripada mendatangkan kebaikan‘.‖ 28

Imām al-Nawāwī berkata, ‖Nabi saw telah mengisyaratkan tentang alasan

larangan beliau, bahwa hal itu dapat menjerumuskan kepada fitnah dan dosa

ketika ada para wanita (yang bukan mahramnya) atau selainnya yang melintasi

mereka, dan bisa berlanjut hingga memandang ke arah wanita-wanita tersebut

(secara bebas), atau membayangkannya, berprasangka buruk terhadap wanita-

wanita tersebut, atau terhadap setiap orang yang lewat. Dan di antara bentuk

28 [Fatḥ al-Bārī, 5/135].

Page 72: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

59

mengganggu atau menyakiti manusia adalah menghina (mengejek) orang yang

lewat, berbuat ghibah (menggunjingya) atau yang lainnya, atau terkadang tidak

menjawab salam mereka, tidak melakukan amar ma‟rūf nahī munkar, serta

alasan-alasan lainnya yang bila dia berada di rumah dapat selamat dari hal-hal

seperti itu. Termasuk menyakiti (orang lain) pula bila mempersempit jalan orang-

orang yang ingin lewat, atau menghalangi para wanita, atau yang lainnya yang

ingin keluar menyelesaikan kebutuhan mereka dikarenakan ada orang-orang yang

duduk di tepi jalanan.‖29

Suatu hal yang perlu diperhatikan bahwa hasil penelitian matan tidak mesti

sejalan dengan hasil penelitian sanad. Karena penelitian Hadis integral satu

dengan lainnya yaitu antara unsur-unsur Hadis, maka otomatis penelitian terhadap

sanad harus diikuti dengan penelitian terhadap matan. Untuk mengetahui kualitas

matan Hadis ini bisa dilakukan dengan cara:

1. Membandingkan Hadis satu dengan Hadis yang lain yang temanya sama.

Kalau dilihat dari beberapa redaksi Hadis di atas, maka Hadis yang

driwayatkan dari al-Bukhārī, Muslim dan Aḥmad bin Ḥanbal tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam matan Hadisnya. ada satu hadis yang

diriwayatkan oleh Abū Dawud, al-Tirmidhī dan al-Dārimī berbeda redaksi

matannya. Namun, substansi Hadis tersebut tidak bertentangan dengan makna

Hadis yang lainnya.30

29 [Syarah Shahih Muslim, 14/120]. 30 Hadis yang diriwayatkan dalam kitab Ṣaḥiḥ al-Bukhārī

ث نا أبو عمر ح بن م سرة عن زيد بن أسلم عن عطاء بن يسار عن أ سع د اادريي ر اللو عنو ث نا معاذ بن ف الة حد عن النبي صلى اللو عل و حدث ف ها قال فإذا أب تم إل الم ال فأعطوا الطريق حقها قالوا وما حق الطريق ا ى مالسنا ن تحد وسلم قال إياكم واللوس على الطرقات ف قالوا ما لنا بد إن

قال غض البصر وكف الذى ورد السلم وأمر بالمعروو ون ه عن المن ر

Page 73: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

60

2. Hadis tersebut juga tidak bertentangan dengan akal dengan alasan bahwa

larangan melakukan aktifitas nongkrong di pinggir jalan bagi orang yang

tidak mampu untuk melaksanakan kewajibannya, maka akan membawa

kebaikan bagi dirinya dan juga orang lain. Begitu juga, adanya pembolehan

melakukan aktifitas seperti itu disyaratkan harus dapat melaksanakan

ketentuan-ketentuan dari Nabi saw sehingga dapat terhindar dari sesuatu yang

tidak diinginkan.

3. Tidak bertentangan dengan sharī‟at Islam, karena tujuan agama Islam ialah

menciptakan kedamaian dan menolak sesuatu yang di benci.31

Dengan adanya

ث نا زى ر عن زيد بن أسلم عن عطاء بن يسار عن أ سع د اادريي ر اللو عنو د أ ب رنا أبو عامر حد ث نا عبد اللو بن مم أن النب صلى اللو عل و وسلم حد

ث ف ها ف قال إذ أب تم إل الم ل فأعطوا الطريق حقو قالوا وما حق الطريق يا قال إياكم واللوس بالطرقات ف قالوا يا رسول اللو ما لنا من مالسنا بد ن تحدرسول اللو قال غض البصر وكف الذى ورد السلم والمر بالمعروو والن ه عن المن ر

Ṣaḥiḥ Muslim

ثن ح بن م سرة عن زيد بن أسلم عن عطاء بن يسار عن أ سع د اادريي ثن سويد بن سع د حد عن النبي صلى اللو عل و وسلم قال إياكم حدث ف ها قال رسول اللو صلى اللو عل و وسلم فإذا أب تم إل الم ل فأعطوا الطريق حقو واللوس ف الطرقات قالوا يا رسول اللو ما لنا بد من مالسنا ن تحد

د المدين ح و قالوا وما حقو قال غض البصر وكف الذى ورد السلم والمر بالمعروو والن ه عن المن ر ث ناه يي بن يي أ ب رنا عبد العزيز بن مم و حدسناد مث لو ث نا ابن أ فديك أ ب رنا ىشام ي عن ابن سعد كلها عن زيد بن أسلم بذا ال د بن رافع حد ث ناه مم حد

Sunan al-Tirmidhī

ث نا شعبة عن أ إسحق عن الب راء و يسمعو منو ث نا أبو داود حد ث نا ممود بن غ لن حد أن رسول اللو صلى اللو عل و وسلم مر بناس من النصار وىم حدب ل جلوس ف الطريق ف قال إن كنتم ل بد فاعلني ف ردوا السلم وأع نوا المظلوم واىدوا الس

Sunan al-Dārimī

ث نا أبو إسحاق عن الب راء ث نا شعبة حد إن كنتم ل » :صلى اهلل عل و وسلم مر بناس جلوس من النصار ف قال أن رسول اللو : أ ب رنا أبو الول د الط السى حدب ل وأفشوا السلم ، وأع نوا المظلوم «بد فاعلني فاىدوا الس

Musnad Aḥmad bin Ḥanbal

د عن زيد بن أسلم عن عطاء بن يسار عن أ سع د اادريي قال ث نا زى ر بن مم ث نا عبد الرمحن حد قال رسول اللو صلى اللو عل و وسلم إياكم واللوس حدث ف ها قال فأما إذا أب تم إل الم ل فأعطوا الطريق حقو قالوا يا رسول اللو فما حق الطريق قال ف الطرقات قالوا يا رسول اللو ما لنا من مالسنا بد ن تحد

غض البصر وكف الذى ورد السلم والمر بالمعروو والن ه عن المن ر

ث نا ىشام عن زيد عن عطاء بن يسار عن أ سع د اادريي ث نا عبد الملك حد عن النبي صلى اللو عل و وسلم قال إياكم واللوس بالطرقات قالوا يا رسول حدث ف ها قال فأعطوا الطريق حقها قالوا وما حق الطريق يا رسول اللو قال غض البصر وكف الذى والمر بالمعروو والن ه عن اللو ما لنا من مالسنا بد ن تحد

المن ر 31 Shihāb al-Dīn Abī al-‗Abbās Aḥmad bin Muḥammad, Irshād al-Sāri li Sharḥ Ṣaḥīḥ al-

Bukhārī, vol. 13 (Lebanon: Dār al-Kutūb al-‗Ilmīyyah, 2009), h. 238.

Page 74: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

61

tuntunan dalam Hadis tersebut, maka akan tercipta saling menghormati dan

terhindar dari sesuatu yang dibenci.

4. Kandungan Hadis di atas tidak bertentangan dengan al-Qur‘ān, bahkan ada

kesesuaian dengan surat al-Nūr (24) ayat 30 dan 31, al-Ḥujurāt (49) ayat 11

dan 12, al-Nisā‘ (4) ayat 86, dan al-Taubah (9) ayat 71.

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka

menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu

adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui

apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman:

"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan

janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)

nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung

kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada

suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-

putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara

laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-

putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau

budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang

tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum

mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan

kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan

bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman

supaya kamu beruntung.” (QS. al-Nūr [24]: 30-31)

Page 75: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

62

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki

merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih

baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan

kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan

janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan

gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah

(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak

bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang

yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena

sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari

keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah

seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang

sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan

bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat

lagi Maha Penyayang”. (QS. al-Hujurāt [49]: 11-12)

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan,

Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya,

atau balaslah penghormatan itu (dengan balasan yang serupa).

Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” (QS. al-Nisa‘

[4]: 86)

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian

mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka

menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,

mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan

Page 76: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

63

Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya

Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. al-Taubah [9]: 71)

Dengan demikian, matan Hadis yang diteliti berkualitas maqbūl. Karena

telah memenuhi kriteria-kriteria yang dijadikan sebagai tolak ukur matan Hadis

yang dapat diterima.

C. Kehujjahan Hadis

Dari segi kehujjahan hadis tentang nongkrong di pinggir jalan sudah jelas

bahwa hadis ini adalah hadis yang shahih, dilihat dari para perawi yang

meriwayatkan hadis ini seperti Imām Bukhārī, Muslim dan lainnya yang sudah

teruji kredibilitasnya maka hadis tentang nongkrong di pinggir jalan ini layak

untuk dijadikan pegangan atau hujjah.

Dengan demikian Hadis ini bisa dijadikan sebagai ḥujjah atau landasan

dalam pengambilan sebuah hukum serta bisa diamalkan. Sebab kandungan ajaran

moral yang terkandung dalam Hadis ini tidak bertentangan dengan beberapa tolak

ukur yang dijadikan barometer dalam penilaian, bahkan kandungan Hadis ini

selaras dengan pesan moral yang terdapat dalam al-Qur‘an.

D. Asbabul Wurud

Sabāb al-wurūd Hadis yang dijadikan sebagai obyek penelitian ialah

adanya pertanyaan dari sahabat tentang hak jalan yang harus dipenuhi oleh orang-

orang yang duduk di pinggir jalan setelah mereka menyatakan keberatan atas

larangan dari Nabi saw.32

32 Ibn Ḥamzah al-Ḥusainī al-Ḥanafī, Al-Bayān wa al-Ta'rīf fī Asbāb Wurūd al-Ḥadīth al-

Sharīf, vol. 2 (Madinah: Al-Thaqafah, 1999), h. 118.

Page 77: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

64

Dalam redaksi Hadis yang diteliti terdapat susunan kata ا اج yang

menurut ulama ahli nahwu disebut sebagai susunan اتحر س . Taḥdhīr adalah

ungkapan untuk mengingatkan mukhāṭāb agar menjauhi hal yang dibenci. Pada

dasarnya susunan taḥdhīr mencakup pada tiga hal, yaitu: 1) Al-Muḥadhdhīr, ialah

orang yang mengingatkan; 2) Al-Muḥadhdhār, ialah orang yang diingatkan; dan

3) Al-Muḥadhdhār minhu, ialah sesuatu yang diharapkan untuk dijauhi.33

Tiga komponen di atas apabila diterapkan dalam susunan taḥdhīr yang

terdapat dalam matan Hadis, maka al-Muḥādhdhīr-nya adalah Rasulullah saw.

Sedangkan al-Muḥadhdhār-nya ialah sahabat Nabi, dan Muḥadhdhār minhu-nya

berbentuk aktifitas duduk-duduk di jalan.

Substansi makna yang terkandung dalam Hadis tersebut pada dasarnya

berisi larangan untuk melakukan aktifitas duduk-duduk di jalan. Hal ini bisa

dilihat dari adanya teguran Nabi kepada para sahabatnya yang sedang melakukan

akifitas duduk-duduk di jalan.

Imām al-Qurṭubī berkata bahwa para ulama memahami larangan tersebut

bukan bersifat haram, tetapi larangan tersebut lebih mengarah kepada سد ارز ئع

(mencegah sesuatu yang menjadi perantara timbulnya perbuatan yang negatif) dan

menunjukkan sesuatu kebaikan.34

Perkataan para sahabat ―sesungguhnya kami perlu duduk-duduk untuk

berbincang-bincang‖. Dalam riwayat Muslim (hadis no. 2161) dari hadis Abū

Ṭalḥah ra terdapat tambahan kata-kata ―dan untuk saling mengingatkan

33 Jamāl al-Dīn ‗Abdullāh bin Hishām, Audlah al-Masālik, vol. 4 (Lebanon: Dār al-Fikr,

1994), h. 70. 34 Badr al-Dīn Abī Muḥammad Maḥmūd bin Aḥmad al-‗Ainī, „Umdah al-Qarī Sharḥ

Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. 13 (Lebanon: Dār al-Fikr, t.th), 13.

Page 78: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

65

(menasihati)‖. Dari riwayat ini pula diketahui, bahwa yang mengucapkan

perkataan tersebut adalah Abū Ṭalḥah ra.35

Al-Qāḍī ‗Iyāḍ berkata,‖Dalam perkataan sahabat tersebut terdapat dalil

yang menunjukkan, bahwa perintah Rasulullah saw kepada mereka itu tidak untuk

kewajiban, melainkan bersifat anjuran dan keutamaan. Karena, kalau mereka

memahaminya sebagai kewajiban, tentu mereka tidak akan merajuk kepada

Rasulullah saw seperti itu. Dan hal ini dijadikan dalil oleh mereka yang

berpendapat bahwa perintah-perintah itu tidak mengandung kewajiban.‖

Ibn Ḥajar rahimahullah berkomentar: ―Namun, ada kemungkinan bahwa

mereka mengharapkan adanya nasakh (penghapusan hukum kewajiban tersebut)

untuk meringankan apa yang mereka adukan perihal keperluan mereka melakukan

hal itu, dan hal ini didukung oleh apa yang tersebut dalam Mursāl Yaḥyā bin

Ya‘mūr, di sana terdapat kata-kata ‗maka mereka mengira bahwa hal itu

merupakan keharusan (kewajiban)‘.‖ 36

• Perkataan ―jika kalian tidak bisa melainkan harus duduk-duduk, maka berilah

hak jalan tersebut‖. Ibn Ḥajar berkata,‖Dari alur pembicaraan ini jelaslah,

bahwa larangan (duduk-duduk di tepi jalanan atau semisalnya) dalam hadis ini

adalah untuk tanzih (yang bermakna makruh bukan haram), agar tidak

mengendurkan orang yang duduk-duduk untuk memenuhi hak (jalan) yang

wajib ia penuhi‖. Imām al-Nawāwī rahimahullah berkata, ―… dan maksudnya

adalah bahwa duduk-duduk di tepi jalanan itu dimakruhkan‖. 37

35 [Lihat Fatḥ al-Bārī, 5/135]. 36 Aḥmad bin ‗Alī bin Ḥajar al-‗Asqalānī, Fatḥ al-Bārī bi Sharḥ Ṣaḥīḥ Bukhārī, vol. 11

(Lebanon: Dār al-Fikr, 1996), 11. 37 [Syarh Shahih Muslim, 14/120].

Page 79: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

66

Menurut Al-Qādli ‗Iyādl, larangan ini tidak menunjukkan hukum wajib.

sebab jika di fahami demikian niscaya para sahabat tidak menyatakan rasa

keberatannya atas larangan Nabi seraya berkata: م بد اى مه مج اسى وتحدث ه ,

ungkapan inilah yang menjadi landasan bahwa larangan itu tidak wajib. Al-Hāfizh

Ibn Hajar berkata bahwa pernyataan sahabat tersebut mengandung kemungkinan

adanya harapan sahabat supaya hukum larangan tersebut di-naskh oleh Nabi

saw.38

Mendengar keberatan para sahabatnya atas larangan itu, maka Nabi saw.

mensyaratkan pada mereka beberapa hal yang harus di patuhi ketika duduk-duduk

dijalan seraya bersabda: ن ب ت عل الس ق ح ه agar terhindar dari hal-hal yang

bisa menimbulkan kerusakan. Maksudnya adalah jika seseorang tidak dapat

menghindar kecuali harus duduk-duduk dijalan untuk mengadakan perjanjian,

membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan urusan-urusan agama maupun

kemaslahatan urusan dunia, dan menghibur diri dengan berbicara sesuatu yang

diperbolehkan oleh sharā‟, maka ia harus memenuhi hak-hak jalan yang diajarkan

oleh Nabi saw.39

Dalam Hadis tersebut Rasulullah saw. melarang duduk di pinggir jalan.

Kemudian beliau membolehkannya dengan catatan harus menunaikan hak-hak

jalan tersebut sebagai syarat pembolehannya. Larangan tersebut ditujukan bagi

mereka yang tetapi ingin duduk di pinggir jalan tetapi tidak menunaikan syarat-

syarat tadi. Padahal duduk di tempat tersebut dibolehkan bagi mereka yang dapat

menjamin dirinya menunaikan syarat-syarat dibolehkannya duduk di pinggir

38 Aḥmad bin ‗Alī bin Ḥajar al-‗Asqalānī, Fatḥ al-Bārī bi Sharḥ Ṣaḥīḥ Bukhārī, h. 11. 39 Aḥmad bin ‗Alī bin Ḥajar al-‗Asqalānī, Fatḥ al-Bārī bi Sharḥ Ṣaḥīḥ Bukhārī, h. 12.

Page 80: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

67

jalan. Dengan demikian, jelaslah perbedaan antara larangan Nabi saw. dan

pembolehannya. Hadis ini juga menunjukkan bolehnya mempergunakan jalan-

jalan umum untuk menjalankan aktifitas selama tidak menimbulkan bahaya bagi

para pengguna jalan.40

Secara akal hak-hak yang harus dipenuhi tersebut bukan hak yang harus

diberikan kepada jalan tetapi hak tersebut merupakan hak yang harus diterima

oleh para pengguna jalan. Karena jalan merupakan benda yang mati yang tidak

mungkin untuk dapat menerima hak-hak tersebut. Hal ini dapat dianalogikan

dengan firman Allah swt yang berbunyi سأل ا س (dan bertanyalah pada desa),

secara logika tidak mungkin seseorang bertanya pada desa yang merupakan benda

mati, tetapi yang dimaksud ialah bertanya pada penduduk desa.

Oleh karena itu nabi memberi batasan kepada ummatnya yang gemar

nongkrong di pinggir jalan seperti; menundukkan pandangan, tidak mengganggu,

menjawab salam dan menyuruh pada kebaikan dan melarang kejelekan. jika di

antara batasan-batasan diatas tidak dapat dipenuhi maka nabi menganjurkannya

untuk menghindari nongkrong dipinggir jalan karena mudlorotnya lebih besar dari

manfaatnya.

40 Abī Ja‘far al-Ṭahāwī, Musykil al-Āthār, vol. 1 (Lebanon: Dār al-Kutub al-‗Ilmiyyah,

t.th), 43.

Page 81: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

68

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

Nongkrong dipinggir jalan adalah kegiatan yang biasa dilakukan oleh para

sahabat. Pada awalnya, nabi melarang sahabat yang biasa nongkrong dipinggir

jalan karena melihat banyaknya mudlorot yang ditimbulkan di dalamnya. Namun,

karena menjadi suatu kebiasaan dan tidak semua nongkrong menimbulkan

dampak negatif maka nabi membolehkan dengan memberi ketentuan-ketentuan di

dalamnya seperti:

1) Terhindar dari pandangan orang yang duduk di jalan yang bisa

menimbulkan fitnah;

2) Terhindar dari ucapan maupun perbuatan yang negatif dari orang-orang

yang duduk di pinggir jalan;

3) Dihormati dan dijawab salamnya apabila ia mengucapkan salam; dan

4) Diperintah untuk melakukan kebaikan dan dicegah dari perbuatan yang

munkar.

B. Saran

Manusia yang mulia bukanlah yang banyak harta bendanya, tinggi

kedudukannya, tampan rupanya ataupun keturunan bangsawan, akan tetapi yang

Page 82: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

69

terpuji akhlaknya. Baik akhlak terhadap Allah swt. maupun akhlak terhadap

sesama manusia.

Kunci akhlak yang baik adalah dari hati yang bersih. Dan hati yang bersih

adalah hati yang selalu mendapatkan cahaya dan sinar dari Allah SWT. Dengan

sinar itu, hati akan dapat melihat dengan jelas mana akhlak yang baik dan mana

akhlak yang buruk. Mana perbuatan terpuji dan mana perbuatan yang tercela.

Maka dari itu, berdoa kepada Allah swt. adalah upaya yang tepat untuk

mendapatkan cahaya dari-Nya

Aktifitas duduk-duduk di pinggir jalan merupakan perbuatan yang sudah

menjamur di masyarakat. Perbuatan tersebut seharusnya diimbangi dengan

pengetahuan mereka terhadap tatanan agama yang mengatur berbagai perilaku

manusia diantaranya ialah yang berkaitan dengan hak yang harus diberikan

kepada para pengguna jalan. Sehingga perbuatan tersebut tidak membawa dampak

yang negatif bagi orang lain.

Kajian terhadap hadis tentang hak bagi pengguna jalan dalam skripsi ini

tentunya masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang perlu untuk

disempurnakan, untuk itu diharapkan kajian ini dapat lanjutkan dengan lebih teliti

dan mendalam. Sehingga kajian ini akan menjadi kontribusi bagi masyarakat pada

umumnya lebih-lebih bagi umat Islam.

Page 83: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

70

DAFTAR PUSTAKA

al-„Abbās Aḥmad bin Muḥammad, Shihāb al-Dīn Abī. Irsyād al-Sāri li Sharḥ

Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Lebanon: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 2009.

Al-Alūsi. Rūḥ al-Ma’ānī dalam CD ROOM al-Maktabah al-Syamilah, Pustaka

Ridwan, 2008.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1996.

Ali, Nizar. Memahami Hadis Nabi: Metode dan Pendekatan, Yogyakarta: YPI al-

Rahmah, 2001.

Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Akhmad Nggufron “Hak Bagi Pengguna Jalan Dalam Kitab Sunan Abu Daud”

(Skripsi Program Studi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010.

al-Bāqi, Muḥammad Fu‟ād „Abd. Al-Lū’lū’ wa Marjān Fimā Ittaqafa ‘Alaihi al-

Shaikhānī al-Bukhārī wa Muslim, terj. Arif Rahman Hakim, Kumpulan

Hadis Shahih Bukhari-Muslim, Sukoharjo Jawa Tengah: Insan Kamil

Solo, 2013.

Darmansyah. Ilmu Sosial Dasar, Surabaya: Usaha Nasional, 1986.

Al-Faruqi. Prinsip-prinsip Islam, Bandung: PT Al-Ma‟arif, 1997.

Goode, William J. Sosiologi Keluarga, terj. Lailahanoum Hasyim, Jakarta: Bina

Aksara, 1983.

al-Ḥanafī, Ibn Ḥamzah al-Ḥusaini. Al-Bayān wa al-Ta'rīf fī Asbāb Wurūd al-

Hadīth al-Sharīf, Madinah: Al-Tsaqafah, 1999.

Hishām, Jamāl al-Dīn „Abdullāh bin. Audlah al-Masālik, Lebanon: Dār al-Fikr,

1994.

Ismail, M. Syuhudi. Hadīts Nabi Menurut Pembela, Pengingkar dan Pemalsunya,

Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

Ibn Ḥajar al-Asqalanī, Al-Imam al-Ḥāfiẓ. Fatḥ al-Bārī Syar Shahih al-Bukhari,

terj. Amiruddin, Fathul Baari: Penjelasan Kitab Shahih al-Bukhari,

Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.

----------, Fatḥ al-Bārī bi Syarh Shahīh Bukhāri, Lebanon: Dār al-Fikr, 1996.

Page 84: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

71

al-Munawwar, Said Agil Husain. Asbabul Wurud, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2002.

----------. Studi Hadis Nabi, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya:

Pustaka Progresif, 1997.

Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,

1995.

Mahmūd bin Ahmad al-„Ainī, Badruddīn Abī Muhammad. ‘Umdah al-Qarī Sharḥ

Shahīh al-Bukhārī, Lebanon: Dār al-Fikr, t.th.

al-Qurṭubī, Abū „Abdillāh Muḥammad. al-Jāmi’ li Aḥkām al-Qur’ān, terj.

Fathurrahman dan Ahmad Hotib, Ta‟līq: Muḥammad Ibrahīm al-

Hifnawī, takhrīj: Maḥmūd Ḥamid „Uthmān, Jakarta: Pustaka Azzam,

2008.

Romli, Atmasasmita. Problem Kenakalan Anak-anak Remaja, Bandung: Yuridis

Sosk Kriminologi, 1993.

Surahman, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1982.

Soetari, Endang. Ilmu Hadis, Bandung: Amal Bakti Press, 1997.

Symas al-Haq, Abū Thayyib Muhammad. ‘Aun al-Ma’būd Syarh Sunan Abī

Dāwud, Lebanon: Dar al-Fikr, th.

Santrock, Jhon W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group, 2009.

al-Ṣan‟ānī, Muḥammad bin al-Amīr. Subūl al-Salām Syarah Bulūgh al-Marām,

Beirut: Dār Ibn Jauzī, 1421.

al-Ṭahāwī, Abī Ja‟far. Musykil al-Āthār, Lebanon: Dār al-Kutūb al-„Ilmiyyah, t.th.

al-Ṭabarī, Ibn Jarīr. Tafsīr al-Ṭabarī dalam CD ROOM al-Maktabah al-Syamilah,

Pustaka Ridwan: 2008.

Tafsir al-Lubāb dalam CD ROM al-Maktabah al-Syamilah, Pustaka Ridwan:

2008.

al-Wasytani, Muhammad bin Khulaifah. Ikmāl Ikmāl al-Mu’allim, Lebanon: Dar

al-Kutub al-„Ilmiyyah, 2008.

Yakub, Ali Mustafa. Kritik Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008.

Page 85: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

72

Yusuf, Syamsu. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: Citra Press,

2001.

Yunita, Sari. Fenomena dan tantangan Remaja Menjelang Dewasa, Yogyakarta:

Brilliant Books, 2011.

Website

Rahman, “Pengertian Berjudi dalam Islam dan Jenis Berjudi” artikel ini diakses

pada tanggal 12 Februari 2014 dari

http://hildadamayanti48.wordpress.com/2012/09/15/pengertian-berjudi-

dalam-islam-dan-jenis-berjudi/

Januri, “Kriminalitas Geng Motor Akibat Rasa Frustasi Remaja” artikel ini

diakses pada tanggal 14 Februari 2014 dari

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-

nasional/14/02/21/n1by5d-kriminalitas-geng-motor-akibat-rasa-frustasi-

remaja

Siraj “Pengertian Geng Motor-Kenakalan Remaja”, artikel ini diakses „pada

tanggal 30 februari 2014 dari

http://www.kemhan.com/2012/04/pengertian-geng-motor-kenakalan-

remaja.html

Haryanto, “Kenakalan Remaja”, artikel ini diakases pada tanggal 23 Maret 2014

dari http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/

Ahmad Syahrin Thoriq, “Ghibah”, artikel ini diakses pada 1 Februari 2014 dari

http://nahnudai.blogspot.com/

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, artikel ini diakses pada tanggal 11 Januari

2014 dari http://kbbi.web.id/tongkrong

Mira, “Arti Kata Nongrong”, artikel ini diakses pada tanggal 11 Januari 2014 dari

http://kitabgaul.com/word/nongkrong

Andre, “Kongkow”, artikel ini diakses pada tanggal 11 Januari 2014 dari

http://kitabgaul.com/word/kongkow

Mantos, “Nongkrong”, artikel ini diakses pada tanggal 11 Januari 2014 dari

http://kamusslang.com/arti/nongkrong

Yudha Prayogi, “Arti Nongkrong”, artikel ini diakses pada tanggal 11 Januari

2014 dari http://wekawek.blogspot.com/2012/08/arti-nongkrong.html

Shane, “Arti Nongkrong”, artikel ini diakses pada tanggal 15 Januari 2014 dari

http://shanexa.wordpress.com/author/shanexa/

Page 86: NONGKRONG DALAM PERSPEKTIF HADIS - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26324/3/ANA... · Puji Syukur kehadirat Allah swt., Dzat yang memberikan nikmat, yakni hembusan

73

Shane, “Apa Sih itu Nongkrong”, artikel ini diakses pada tanggal 15 Januari 2014

dari http://shanexa.wordpress.com/2013/02/13/apa-sih-itu-nongkrong/

Didi, “Kenakalan Remaja dan Solusi Perspektif Islam”, artikel ini diakses pada

tanggal 17 februari 2014 dari http://rururudididi.blogspot.com/

Eva Emania Eliasa, “Kenakalan Remaja: Penyebab dan Solisinya”, artikel ini

diakses pada tanggal 25 Februari 2014 dari

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Microsoft%20Word%20-

%20KENAKALAN%20REMAJA_PENYEBAB%20DAN%20SOLUSI

_.pdf

Agus Hery, “Nongkrong” di Pinggir Jalan Sambil Menebar Kebaikan”, artikel ini

diakses pada tanggal 23 februari 2014 dari http://alifmagz.com/?p=14258

Agus Hery, “Nongkrong” di Pinggir Jalan Sambil Menebar Kebaikan”, artikel ini

diakses pada tanggal 23 februari 2014 dari http://alifmagz.com/?p=14258

Agus Hery, “Nongkrong” di Pinggir Jalan Sambil Menebar Kebaikan”, artikel ini

diakses pada tanggal 23 Februari 2014 dari

http://alifmagz.com/?p=14258