nomor : 03/e/peka/kompas perihal : proposal kerjasama dan dukungan, permohonan ... ·...
TRANSCRIPT
Nomor : 03/E/PEKA/KOMPAS
Lampiran : 1 (Satu) Paket Proposal
Perihal : Proposal Kerjasama dan Dukungan, Permohonan Audiensi
dan Presentasi terkait Kerjasama Perguliran Program
Penguatan Ekonomi Kerakyatan (PEKA) LSM KOMPAS.
Salam Pemberdaya..!!! LSM KOMPAS...BISA !!!
Disampaikan dengan hormat, peluncuran Program Penguatan Perekonomian Rakyat (PEKA)
LSM KOMPAS di Kabupaten Sumedang dalam rangka Deklarasi LSM KOMPAS KORDA
Kab. Sumedang yang bersamaan dengan memperingati Hari Jadi LSM KOMPAS Ke 8
Tahun 2019.
Program PEKA LSM KOMPAS fokus pada upaya-upaya peningkatan kapasitas sumber daya
manusia dengan memberikan pendampingan dan pengetahuan pengelolaan usaha kepada
masyarakat, pemberian pemodalan bergulir serta pengorganisiran pelaku usaha kecil yang
bertujuan untuk mengendalikan ketergantungan masyarakat pada rentenir.
Pembinaan dan Pengembangan potensi masyarakat adalah tanggungjawab bersama. Kami
mengajak kepada Bapak/Ibu pimpinan instansi Pemerintah/BUMN/BUMD/Swasta untuk
lebih berpartisipasi aktif dalam program yang diselenggarakan. (Proposal Terlampir).
Untuk lebih jelasnya, kami bersedia diundang untuk beraudiensi dan mempresentasikannya
kepada Bapak/Ibu terkait manfaat program bagi para pendukung/sponsorship maupun
penerima manfaat. (Waktu dan tempat audiensi/presentasi, kami dapat menyesuaikan).
Demikian ajakan kerjasama ini disampaikan, seraya menunggu tanggapan postitif, petunjuk
dan realisasi, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Sumedang, 18 Juli 2019
Hormat Kami,
PANITIA PELAKSANA PROGRAM PEKA LSM KOMPAS
KOORDINAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG,
Ketua Pelaksana,
Ttd.
(Rukmini Beti)
Informasi lebih lanjut hubungi : 0857 9586 1888 – 0878 2393 4999
LAUNCHING PERDANA
PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) LSM KOMPAS
DI KABUPATEN SUMEDANG
DALAM RANGKA
DEKLARASI PEMBENTUKAN LSM KOMPAS KORDA SUMEDANG
DAN MEMPERINGATI HUT LSM KOMPAS KE-8 TAHUN 2019
PENDAHULUAN
Kemiskinan dan keterbelakangan, pada saat ini masih merupakan persoalan rakyat dan
bangsa, termasuk menjadi permasalahan di Kabupaten Sumedang yang belum juga
ditemukan jalan keluarnya secara jitu – masih diperlukan strategi dan kerja benar untuk
menjawab persoalan tersebut. Proses reformasi yang berlangsung sejak 1998, dirasakan
belum memberikan perbaikan yang signifikan, Kami (LSM KOMPAS) hadir untuk
memperlihatkan komitmen yang besar untuk memajukan ekonomi rakyat membuka jalan
bagi makin kokohnya pasar dan warung tradisional serta menangkis kuatnya dari cengkraman
kapitalisme global.
Masalah kemiskinan dan keterbelakangan di Kabupaten Sumedang, tidak dapat hanya dilihat
sebagai masalah kesempatan dan pendidikan, melainkan juga berkait dengan sistem
perekonomian, yang dalam kenyataan memang masih belum sepenuhnya berpihak pada
msyarakat bawah, yaitu rakyat. Dalam krisis dan dalam kondisi dimana kemampuan negara
mengalami kemerosotan, masyarakat justru mampu bertahan dalam kegiatan usaha di sektor
kecil dan menengah, baik formal ataupun informal.
Dalam keadaan krisis nasional maupun internasional, sangat terlihat bahwa usaha kecil dan
menengah menunjukan ketangguhannya – karena relatif tidak terguncang, bahkan terbukti
mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Ketika perekonomian nasional
tumbuh lebih dari 5 % (2017), sekitar 2,4% disumbangkan oleh aktivitas usaha di sektor kecil
dan menengah. Pergerakan ekonomi rakyat di bidang pertanian, perkebunan, peternakan,
kehutanan dan perikanan, sekitar 86% usaha kecil, 9% usaha menengah dan sisanya usaha
besar. Sementara itu, pogram dukungan pemerintah, antara lain melalui kredit, dapat
dikatakan belum sepenuhnya berjalan: dari sekian banyak UKM, hanya sekitar 17,7% yang
berusaha mengakses kredit perbankan. (Contribution of MSMEs Credits in EIA to National’s
MSMEs Credits).
Kenyataan posisi dan kondisi, ekonomi rakyat, antara lain UMKM tersebut, tentu saja
membawa suatu harapan baru, dan karenanya dibutuhkan suatu upaya yang sedemikian rupa
mampu memberikan dukungan bagi pertumbuhan UKM. Memperkuat UKM, pada dasarnya
akan menjadi bagian penting bagi penguatan ekonomi nasional, karena selain menyerap
tenaga kerja, kegiatan usaha di sektor kecil dan menengah, akan menjadi picu bagi
pertumbuhan ekonomi. Memungkinkan ekonomi rakyat berkembang dengan pesat dan kuat,
merupakan suatu kemutlakan, jika bangsa ini ingin tumbuh berkembang dan memiliki
kekuatan nasional yang dapat diperhitungkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, yang diperlukan oleh masyarakat Kabupaten
Sumedang bukan saja kebijakan, tetapi suatu sistem pendukung, yang diharapkan dapat ikut
mendorong pertumbuhan UMKM yang kuat dan berorientasi pada produktivitas, kemajuan
dan pada gilirannya eksport. Keterlibatan berbagai pihak, dipandang penting, terutama untuk
mengembangkan program-program yang lebih sesuai dengan kebutuhan riil UMKM – bukan
sekedar proyek yang justru menguntungkan pihak “pemberi bantuan”. Dalam kaitan inilah
sangat penting artinya upaya pengorganisasian UMKM, sebagai bagian dari usaha
memperkuat posisi dan kondisi UMKM. Gambar besar strategi pembangunan nasional
memperlihatkan belum begitu memperhatikan atau kurangnya perhatian pada pengembangan
ekonomi rakyat. Padahal sudah sangat jelas konstitusi menyatakan bahwa tujuan berbangsa
dan bernegara adalah untuk:
1. Melindungi warga negara
2. Mewujudkan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
Konstitusi juga telah menekankan suatu garis politik yang jelas mengenai strategi ekonomi
nasional, yakni pemihakan pada ekonomi rakyat, dan tidak memberikan kesempatan pada
pertumbuhan ekonomi raksasa, sebagaimana yang dikembangkan oleh Orde Baru, melalui
fasilitasi bisnis skala besar yang justru memarjinalisasi ekonomi rakyat. Penguatan ekonomi
rakyat, tentu saja bukan dimaksudkan sebagai sikap anti kemajuan, melainkan suatu strategi
yang hendak tumbuh dari bawah dan tumbuh bersama rakyat. Pilihan ini disadari benar dan
dimaksudkan sebagai suatu langkah mendasar untuk mengubah struktur kolonial, menjadi
struktur nasional, yang lebih ramah kepada rakyat, dan memberikan tempat terhormat pada
rakyat untuk dapat tumbuh berkembang secara merdeka di tanah airnya sendiri.
Oleh sebab itulah, perguliran program penguatan ekonomi kerakyatan di Kabupaten
Sumedang, atau dalam konteks ini, penguatan UMKM serta membantu Permodalan
Masyarakat Kabupaten Sumedang agar terhindar dari jeratan ketergantungan praktik rentenir
, haruslah menjadi suatu gerakan ekonomi, sekaligus gerakan politik. Sebagai gerakan
ekonomi dimaksudkan untuk dapat membangun fondasi ekonomi nasional yang kokoh, yang
berbasis sumberdaya nasional dan memiliki produktivitas yang tinggi. Sebagai gerakan
politik dimaksudkan untuk mengubah strategi pembangunan nasional, dan juga strategi
pembangunan daerah, agar lebih berpihak pada ekonomi rakyat.
(Oleh : Fajar Budhi Wibowo, M.Si)
LATAR BELAKANG
LSM KOMPAS adalah Lembaga Swadaya Masyarakat, yaitu sebuah organisasi yang
didirikan secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa
bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya, tidak berafiliasi dengan organisasi
lain maupun partai politik. LSM KOMPAS memiliki semangat pergerakan yang tidak pernah
putus dan pantang menyerah mengupayakan kemakmuran, kemandirian dan kesejahteraan
untuk masyarakat dengan mempersatukan tekad, mengedepankan persatuan dan kesatuan,
dengan mengoptimalkan pikiran, perbuatan dan tindakan demi mencapai apa yang dicita-
citakan oleh elemen LSM KOMPAS, Masyarakat dan Pemerintah.
LSM KOMPAS (KOORDINAT MASYARAKAT PEJUANG ASPIRASI) adalah Lembaga
Swadaya Masyarakat yang bergerak dibidang Pemberdayaan Masyarakat yang memiliki misi
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia. Didirikan di Kota Cimahi tanggal 12 Juli
2011. Visi didirikan LSM KOMPAS adalah Peningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Indonesia agar lebih berdaya dan tangguh serta berpedoman pada UUD 1945, berideologi
Pancasila, menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mencintai persatuan
dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Misi didirikan LSM KOMPAS adalah sebagai Memperhatikan, mengamati, memantau
perkembangan kehidupan sosial dan kehidupan politik bangsa dan negara; Memperhatikan,
mengamati, memantau perkembangan Pembangunan dan Infratruktur; Memperhatikan,
mengamati, memantau perkembangan Ekonomi dan Bisnis; Memperhatikan, mengamati,
memantau perkembangan kehidupan Sosial dan Kemasyarakatan. Motto dari LSM KOMPAS
adalah Berdaya, Inspiratif, Sinergis, Aspiratif (BISA).
Maksud didirikan LSM KOMPAS di Kabupaten Sumedang ini sebagai sarana untuk
berpastisipasi aktif didalam pembangunan, penggalian, meningkatkan dan Pengembangan
Kapasitas Sumber Daya Manusia, sosial kontrol terhadap pemerintah dan masyarakat Kab.
Sumedang. Tujuan dari LSM KOMPAS ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
Masyarakat yang serasi, seimbang, selaras antara kebutuhan material dan spiritual, untuk
mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta Sumber Daya Manusia
(SDM) melalui usaha-usaha yang teratur, terencana dan berkesinambungan.
Sebagaimana penjabaran tentang LSM KOMPAS di atas maka melalui HUT Ke 8 Tahun
LSM KOMPAS sebagai bentuk refleksi dan mempertegas prongres LSM KOMPAS,
bersamaan dengan Deklarasi pembentukan kepengurusa Koordinat Daerah Kabupaten
Sumedang berbarengan dengan Launching Perdana Program Peningkatan Perekonominan
Kerakyatan (PEKA) di Kabupaten Sumedang. Hal ini sebagai bentuk upaya konstibusi LSM
KOMPAS terhadap peningkatan perekonomian kerakyatan dan sebagai upaya membantu
pemerintah untuk mengistabilakn perekonomian kerayatan yang mandiri dan berdaya saing.
Program Peningkatan Perekonomian Rakyat (PEKA) LSM KOMPAS ini sebagai bentuk
implementasi visi misi LSM KOMPAS dan berdasar pada kondisi realita perekonomian
rakyat yang mengakibatkan tingkat kemiskinan dapat lebih stabil.
Pengorganisasian masyarakat Kabupaten Sumedang dalam kerangka pemberdayaan dan
penguatan ekonomi rakyat merupakan suatu keharusan sejarah. Inti dari keseluruhan proses
pengorganisasian adalah membangun kekuatan, kekuatan rakyat, dan dengan sendirinya
membangun kekuatan ekonomi dan politik. Pengorganisasian dengan demikian, bukan suatu
praktek karitatif, bukan praktek yang didasarkan pada belas kasihan, melainkan suatu praktek
yang dilandasi pada nilai dan semangat “kemerdekaan”, atau memerdekakan rakyat,
memerdekakan ekonomi rakyat, agar dapat terbebas dari belenggu ekonomi yang menindas.
Pengorganisasian bukan jenis kerja proyek. Bukan jenis mobilisasi massa, untuk kepentingan
politik jangka pendek. Pengorganisasian adalah langkah jangka panjang, yang tidak lain ingin
membangun kesadaran baru di kalangan massa di masyarakat dan sekaligus memadukan
kesadaran-kesadaran yang ada menjadi kesadaran bersama dan langkah bersama. Oleh sebab
itu, pengorganisasian bukan suatu sikap netral, melainkan sikap berpihak pada rakyat.
Pengorganisasian merupakan bagian penting dari sebuah proses perlawanan, melalui
pemberdayaan masyarakat Kabupaten Sumedang.
Dalam proses pengorganisasian, tugas pokok organiser atau aktivis yang mengorganisasikan
rakyat, tidak lain dari memenangkan hati dan pikiran rakyat. Memenangkan hati, bermakna
organiser harus mampu meyakinkan rakyat, dengan tindakan nyata, keteladanan dan budi
baik. Oleh sebab itu, kualitas pribadi seorang organiser akan sangat menentukan. Tentu saja
seorang organiser bukanlah seorang
moralis, bukan orang yang sok suci, melainkan orang dengan kualitas bersedia bekerja untuk
rakyat dan bersedia berkorban untuk rakyat. Dalam situasi sulit, organiser harus mampu
memperlihatkan kepada rakyat, kualitasnya sebagai manusia pilihan, yakni bersedia berdiri di
depan, membela rakyat dan mengutamakan kepentingan rakyat.
Secara umum kita menyebutkan empat tugas pokok dari seorang organiser, yakni: (1)
terusmenerus melakukan penyelidikan atas problem-problem rakyat, dan membuat rumusan
yang jelas, tegas, dan berpihak, terutama untuk membuka peta kekuatan: siapa yang
mendukung dan siapa yang tidak mendukung gerakan pemberdayaan ekonomi rakyat; (2)
dengan tanpa keraguan sedikitpun, bersedia terjun ke rakyat, bergabung bersama rakyat, dan
bahkan berintegrasi; (3) tangkas dan cekatan membuat rumusan tuntutan politik berdasarkan
penderitaan yang dialami rakyat; dan (4) menjaga sikap dan tindakan, terutama untuk
mengamalkan prinsip satunya kata dan perbuatan. Tidak terelakkan seorang aktifis Divisi
Kawani LSM KOMPAS, yang ditugaskan menjadi organiser rakyat, untuk menjauhi apa
yang tidak disukai rakyat dan menjalankan apa yang disukai rakyat.
MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam rangka memperingati HUT Ke 8 Tahun LSM KOMPAS sebagai bentuk refleksi dan
mempertegas progres LSM KOMPAS, sebagai bentuk implementasi progres LSM KOMPAS
oleh nya di adakan Launching Program Peningkatan Perekonominan Kerakyatan (PEKA) di
Kabupaten Sumedang, sebagai bentuk upaya kontribusi LSM KOMPAS terhadap
peningkatan perekonomian kerakyatan dan sebagai upaya membantu pemerintah untuk
menstabilkan perekonomian kerayatan yang mandiri dan berdaya saing. Program Peningkatan
Perekonomian Rakyat (PEKA) LSM KOMPAS ini sebagai bentuk implementasi visi misi
LSM KOMPAS dan berdasar pada kondisi realita perekonomian rakyat yang mengakibatkan
tingkat kemiskinan dapat lebih meningkat.
Suatu proses pengorganisasian UMKM, merupakan bagian dari proses pengorganisasian
masyarakat, pada dasarnya adalah kegiatan membantu, mengarahkan, mendukung terhadap
individu/ kelompok masyarakat miskin dalam merumuskan masalah, merencanakan program,
melaksanakan, dan melestarikan program yang dilakukannya. Proses pengorganisasian, tidak
sekedar mendorong kemampuan individu, atau kelompok, melainkan juga
mentransformasikan kemampuan usaha tersebut menjadi kekuatan ekonomi rakyat, dan pada
gilirannya menjadi kekuatan politik untuk perubahan.
Terdapat banyak pengalaman dalam proses pengorganisasian UMKM, yang menunjukan
kegagalan. Pengalaman tersebut penting untuk dikaji bersama, dan ditemukan faktor kunci
yang menyebabkan proses pengorganisasian tidak mencapai hasil yang diharapkan. Kita
melihat bahwa salah satu faktor kunci yang ikut menyumbang kegagalan proses
pengorganisasian adalah ditempatkannya program pengorganisasian UMKM sebagai proyek,
bukan sebagai gerakan. Sebagai sebuah proyek, maka upaya berhenti manakala proyek
berhenti. Dalam skema proyek, tidak ada kemandirian, keswadayaan dan militansi, yang ada
adalah mentalitas ”aji mumpung”. Proyek bersifat sementara. Padahal salah satu persyaratan
penting yang diperlukan bagi keberhasilan pemberdayaan UMKM adalah adanya
pengorganisasian yang mandiri dan berkelanjutan.
Untuk mengembangkan suatu program pengorganisasian yang sistematis, terencana,
berkelanjutan dan mampu mentransformasikan diri menjadi salah satu pilar gerakan, terdapat
dua masalah utama yang kerap muncul, yakni:
Pertama, masalah kualifikasi kemampuan organiser untuk dapat memberikan konsultasi dan
asistensi kepada UMKM sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Kualitas organiser yang
diperlukan, bukan sekedar mau akan tetapi juga mampu. Dengan demikian, organiser harus
memiliki pemahaman minimal mengenai persoalan-persoalan yang dihadapi oleh UMKM
untuk tumbuh dan berkembang, dan juga memahami mengenai jaringan UMKM, sehingga
memiliki kemampuan untuk memediasi UMKM.
Kedua, masalah ketersediaan anggaran untuk membiayai operasionalisasi proses
pengorganisasian. Masalah pembiayaan kegiatan pengorganisasian, dapat menjadi masalah
tersendiri, jika tidak dikelola dengan baik. Skema proyek yang dilakukan oleh pemerintah,
pada dasarnya juga menghadapi problem serupa. Oleh sebab itulah, ketika anggaran proyek
habis, maka program pemberdayaan juga tutup buku alias berakhir. Organisasi dalam konteks
ini harus memikirkan suatu strategi khusus untuk mengembangkan sumberdaya dalam rangka
pembiayaan proses pengorganisasian.
Namun demikian, organiser yang berkualitas pada dasarnya harus mampu: (1) mengusahakan
secara mandiri pembiayaan untuk aktivitas pengorganisasiannya; dan (2) mendorong
munculnya kader lokal, dari kalangan UMKM sendiri, sehingga lebih efisien dan dapat
dibiayai sendiri oleh UMKM. Kami melihat terdapat tiga peran penting organisator
(organiser), yakni: Pertama, mengorganisir rakyat miskin, kelompok-kelompok usaha mikro,
kecil dan menengah, terutama untuk: (1) meningkatkan produktivitas mereka; dan (2)
meningkatkan akses terhadap pasar. Secara pokok organiser harus mendorong terjadinya
peningkatan produktivitas dan secara kongkrit mendorong peningkatan pendapatan UMKM,
sehingga terjadi peningkatan kualitas hidup. Kedua, melakukan pengorganisasian
yang mengarah pada pengembangan jaringan UMKM yang pada gilirannya menjadi
penyangga ekonomi nasional. Ketiga, melakukan pengorganisasian dalam rangka
meningkatkan kualitas produksi UMKM, agar memiliki kemampuan memasuki pasar global,
sehingga mampu mendongkrak produktivitas nasional.
Penting untuk disadari bahwa bagaimana pun UMKM tidak berada di ruang hampa. UMKM
hidup dalam suatu sistem ekonomi nasional, yang saat ini makin terintegrasi dengan sistem
ekonomi dunia. Banjir barang dari luar, merupakan bagian dari bukti bahwa Indonesia bukan
negeri tertutup, dan dengan demikian harus mampu bersaing dengan kekuatan global. Yang
menjadi masalah adalah apabila ekonomi rakyat dalam situasi dan kondisi yang serba terbatas
dipaksa untuk bertarung dengan kekuatan global. Dapat dibayangkan apa jadinya jika produk
UMKM harus berkompetisi dengan barang-barang impor yang sangat murah dan berkualitas?
Pengorganisasian UMKM dengan demikian harus senantiasa meletakkan upaya
pemberdayaan UMKM dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh
sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level sekaligus, secara simultan,
yakni: Pertama, pada level pelaku UMKM, diupayakan suatu proses memperkuat, sehingga
produktivitas meningkat dan berdampak pada peningkatan pendapatan pelaku UMKM; dan
Kedua, pada level kebijakan, perlu adanya dorongan agar terjadi perubahan sehingga
pemerintah mengembangkan suatu skema perlindungan dan pelayanan (melindungi dan
melayani). Melindungi dalam arti memberikan proteksi yang diperlukan, agar produk
UMKM tidak dibiarkan bertarung dalam pasar bebas. Melayani dalam arti memberikan
fasilitas yang diperlukan UMKM, seperti akses sarana produksi, permodalan dan teknologi.
HARAPAN
Kami berharap perubahan kebijakan dapat mendorong adanya kebijakan khusus bagi UMKM
di Kabupaten Sumedang, dengan arah utama : Pertama, mengupayakan pengembangan
UMKM, khususnya usaha skala mikro dalam rangka peningkatan pendapatan pada kelompok
masyarakat berpendapatan rendah atau meningkatkan pendapatan rakyat miskin. Kedua,
menyederhanakan perijinan dan memperluas akses kepada sumber permodalan, dan sejauh
mungkin mengembangkan skema permodalan yang lebih mudah bagi UMKM. Ketiga,
memperluas dan meningkatkan kualitas intermediasi sebagai penyedia jasa pengembangan
usaha teknologi, manajemen, pemasaran dan informasi. Pada prinsipnya kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah harus mengarah pada upaya menumbuhkan dan melindungi UMKM.
Di sisi yang lain, harus dihindari suatu pola proyek dalam kebijakan, karena itu pula kontrol
dari kekuatan-kekuatan prodemokrasi, amat perlu. Hal yang menjadi masalah adalah
bagaimana rakyat dapat mengakses informasi dankebijakan tersebut? Disinilah peran penting
dari organisasi dan seluruh aktifis Divisi Kawani LSM KOMPAS, yakni: (1) memungkinkan
suatu perubahan kebijakan, agar lebih pro pada rakyat (pro poor); dan (2) memungkinkan
suatu pengorganisasian UMKM, dalam kerangka memperkuat, sehingga UMKM menjadi
suatu gerakan ekonomi, yang sekaligus mengontrol kinerja pemerintah dalam upaya
memperkuat posisi dan kondisi UMKM.
Kita berpandangan bahwa organiser, selayaknya mendorong sinergi tiga komponen utama,
yakni: rakyat (melalui organisasi), parlemen (melalui fraksi) dan pemerintah (misalnya, kader
yang menjadi pimpinan di daerah). Organiser, harus mampu mengarahkan kerja-kerja
organisasi agar lebih terarah dan tertata, dan di sisi lain, mendorong rakyat agar
menggunakan jalur organisasi untuk memperjuangkan aspirasi mereka. Memang hal ini tidak
mudah dilakukan, karena membutuhkan syarat kualitas kinerja organisasi. Tanpa kinerja
organisasi yang benar-benar mengakar dan kongkrit, sulit rasanya membangun kepercayaan
rakyat pada organisasi. Program pengorganisasian UMKM yang tidak diikuti oleh proses
pembenahan organisasi, sama artinya dengan “kekeliruan”, karena keberdayaan rakyat, atau
meningkatnya kemampuan rakyat, yang tidak diikuti oleh meningkatnya kemampuan
organisasi dalam memfasilitasi dan memperjuangkan kepentingan rakyat, justru akan
mendorong rakyat untuk mencari organisasi lain.
Pada intinya kita berpandangan bahwa upaya pengorganisasian UMKM, harus menjadi
bagian integral dari pembenahan organisasi organisasi, jika organisasi benar-benar ingin
berkuasa. Penting untuk disadari bahwa posisi organisasi sebagai oposisi dan organisasi
sebagai pemenang (pemegang kekuasaan), amat berbeda dalam karakter dan kerja. Di daerah-
daerah dimana organisasi menang, maka prilaku sebagai pemenang yang dimunculkan.
Sebagai pemenang, organisasi harus mengembangkan “ilmu pasang” dan bukan “ilmu
bongkar” (sebagai oposisi). Dengan demikian organisasi harus dapat menunjukan kepada
rakyat bahwa organisasi mau bekerja dan sanggup memberikan yang terbaik pada rakyat.
Dalam konteks pengorganisasian UMKM, untuk daerah-daerah dimana organisasi berkuasa,
maka yang penting dilakukan adalah membangun sinergi, agar antara proses
pengorganisasian, kebijakan dan pelayanan yang diberikan pemerintah berjalan secara
sinergis. Hasil dari kesemuanya itu adalah peningkatan kesejahteraan rakyat, dan bermakna
pula meningkatnya kualitas bangsa.
POKOK PERMASALAHAN
Pentingnya menjaga eksistensi warung tradisional, dengan bermunculannya toko-toko
modern seperti minimarket dan supermarket di tengah-tengah masyarakat Kabupaten
Sumedang, sudah sedemikian pesat bak jamur yang tumbuh di kala musim hujan tiba. Yang
pada mulanya hanya di wilayah perkotaan dan menyasar segmen kelas ekonomi menengah ke
atas, kini, keberadaan toko modern sudah menggurita hingga ke pelosok perdesaan dan
mengincar kalangan masyarakat desa yang mayoritas dari kalangan ekonomi ke bawah. Hal
ini tentunya dapat mengancam eksistensi warung tradisional yang terlebih dahulu hadir di
masyarakat.
Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk sekitar 46 juta jiwa, tentunya menjadi daya
tarik tersendiri bagi para pelaku usaha toko modern untuk membuka gerai mereka hingga ke
pelosoknya. Oleh karena itu, sekarang ini banyak toko modern di wilayah perdesaan di Jawa
Barat yang turut serta meramaikan perekonomian di desa tersebut. Dengan beragam
kelebihan yang ditawarkan, seperti kondisi yang nyaman, harga kompetitif, serta produk yang
lengkap, maka toko modern cenderung lebih sering dilirik oleh konsumen pada saat
berbelanja untuk pemenuhan kebutuhan sehari-harinya.
Persoalannya kemudian adalah, berbagai kelebihan tersebut tidak dimiliki oleh warung
tradisional. Alasannya sudah jelas, karena keterbatasan modal yang menyebabkan mereka
sulit untuk bersaing. Warung tradisional biasanya hanya bermodal kecil dan dari usaha
perseorangan atau keluarga, ruangannya pun tidak ber-AC dan produk yang dijual tidak
sebanyak di toko modern. Sering pula kita temukan suatu lokasi toko modern, yang berada
tidak jauh dari warung-warung atau pasar tradisional.
Awalnya mungkin hanya ada satu toko modern oleh suatu brand, namun seiring berjalannya
waktu, akan mengundang bermunculannya toko modern dari brand yang berbeda, karena
melihat potensi strategisnya. Hal ini menjadikan keberadaan warung tradisional menjadi
sangat mengkhawatirkan. Secara berangsur-angsur, eksistensi mereka mulai tersisihkan dari
percaturan aktivitas perekonomian di masyarakat. Para pemilik warung tradisional dibuat
tidak berdaya menghadapi kondisi persaingan yang tidak sehat ini, semakin terjepit oleh
pemilik kapital besar yang seolah-olah mengepung mereka dari segala penjuru serta sangat
berfotensi besar Masyarakat pelaku UKM terjerus dalam peraktik rentenir.
PERAN DAN FUNGSI
Isu pemerataan dan keadilan menjadi suatu hal yang penting di Kabupaten Sumedang. Seperti
yang sudah kita ketahui bersama, bahwa keberadaan toko modern hanya akan
menguntungkan segelintir pihak saja yang umumnya bukan dari masyarakat sekitar. Belum
lagi ketika para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) hendak bermitra dengan toko
modern tersebut, maka akan dibuat rumit dengan persyaratan administrasi yang berbelit-belit
serta standar produk yang demikian ketat. Sedangkan eksistensi warung tradisional di tengah
masyarakat sejatinya akan melibatkan lebih banyak para pelaku usaha dari kalangan
masyarakat sekitar, kemudian dengan peran pentingnya yang mampu menyerap tenaga kerja
yang tidak sedikit. Berbagai pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) pun banyak yang
menggantungkan harapannya dari kehadiran warung tradisional, karena di tempat itulah
beragam produk hasil usaha mereka dapat dijajakan sehingga dapat dijangkau oleh
konsumen, kemudian juga tanpa perlu melalui proses administrasi yang panjang.
Sudah sejak lama, kehadiran warung tradisional merupakan tempat di mana aktivitas
perekonomian serta perdagangan dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Sumedang, dari dan
untuk masyarakat juga, kehadirannya dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi
peningkatan roda perekonomian masyarakat khususnya kalangan kecil. Sebagai salah satu
embrio dari pasar tradisional, warung tradisional sesungguhnya dapat diandalkan menjadi
salah satu instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan pula
dengan keinginan pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, diantaranya dengan
memberikan stimulan kepada masyarakat untuk dapat lebih sejahtera dengan berwirausaha,
maka kemudian, berdagang atau membuka warung kecil di rumah adalah salah satu wujud
konkritnya. Keberadaan warung tradisional juga dapat menjadi ajang interaksi antar sesama
anggota masyarakat, karena para pembeli atau konsumen mereka biasanya juga adalah
tetangga dekat atau masih dalam lingkungan RT/RW yang sama. Sehingga jalinan
komunikasi dan tali silaturahmi antar warga dapat terjalin lebih erat.
Secara regulasi, sebenarnya sudah ada aturan main dari pemerintah pusat yaitu Peraturan
Presiden Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Pembinaan dan Penataan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern, dan juga Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53 tahun
2008. Kemudian oleh setiap daerah ditindaklanjuti dengan menerbitkan perda yang
menjabarkan lebih detail aturan main tersebut. Namun ironisnya, di beberapa daerah,
keberadaan toko modern justru semakin marak dan hal ini membuat para pelaku usaha
warung tradisional semakin gigit jari. Setiap saat dibayang-bayangi oleh kerugian hingga
keadaan “gulung tikar” terhadap usaha yang dijalankannya. Sepinya pembeli serta batas
kadaluarsa produk yang dijual, hanyalah sebagian kondisi dari “bom waktu” yang harus
mereka terima dengan pasrah.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pernah turut bersuara terkait hal ini, dengan
membuat himbauan kepada setiap kepala daerah agar membuat regulasi yang dapat menjamin
semua hak hidup, jangan sampai perizinan terhadap warung modern mematikan yang
tradisional. Dukungan pun diberikannya agar dilakukan kebijakan moratorium terhadap
keberadaan toko modern bagi wilayah Kota/Kabupaten yang jumlahnya sudah melebihi batas
(Pikiran Rakyat, 18/11/2016).
Beberapa daerah di Jawa Barat pun tidak tinggal diam, mereka bergerak cepat dalam rangka
menyikapi permasalahan ini, berupaya untuk dapat mempertahankan, memberikan jaminan
serta perlindungan terhadap warung tradisional diwilayahnya. Salah satunya dengan
memberlakukan kebijakan moratorium atau penghentian sementara terhadap pembangunan
toko dan pasar modern. Beberapa diantaranya adalah Kota Bandung, Kota Cirebon,
Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar. Untuk Kota Bandung sendiri, sudah sejak tahun
2012 menerapkan moratorium dalam rangka mengendalikan keberadaan minimarket di kota
Bandung yang jumlahnya diperkirakan sudah melebihi ambang batas.
Tetapi kemudian, pemberlakuan kebijakan moratorium saja rasanya belum cukup jika tidak
diiringi dengan keseriusan dan komitmen pelaksanaannya di lapangan, termasuk melakukan
pengawasan secara intensif terhadap berdirinya toko modern baru, serta tindak tegas oknum
nakal yang tidak mengindahkan peraturan yang ada. Kemudian juga melakukan kajian ulang
terkait perizinan dan jam operasionalnya. Karena disinyalir masih banyak toko modern yang
perizinannya masih bermasalah. Sebagai contoh seperti yang terjadi di Kota Cimahi, yaitu
mengenai banyak ditemukannya minimarket ilegal, bahkan diduga ada sekitar 132
minimarket yang ditemukan bermasalah terkait dengan perizinannya. (Pikiran Rakyat,
27/10/2016).
VISI DAN MISI
VISI
Program PEKA sebagai motor penggerak perekonomian masyarakat bawah, dengan terus
berupaya mendorong Pemerintah membuat strategi agar keberadaan toko modern dapat
terkendali dan sebagai program perlindungan untuk melestarikan pasar dan warung
tradisional dengan dukungan bantuan permodalan bagi pelaku usaha agar terhindar dari
ketergantungan dari praktik rentenir serta sinergitas Pemerintah.
MISI
1. Mendorong masyarakat sebagai konsumen agar dapat berperan dengan menetapkan
pilihan untuk selalu berbelanja di warung-warung tradisional, meskipun mungkin
akan ada perbedaan harga serta kekurangan di sana sininya, tapi sejatinya dapat
berkontribusi nyata terhadap keberlanjutan usaha warung tradisional kedepannya.
2. Mengarahkan pemilik usaha warung tradisional di Kabupaten Sumedang untuk
berbenah diri dan meningkatkan kualitas pelayanannya kepada konsumen mereka.
3. Membangun interaksi dan hubungan emosional yang lebih baik lagi agar konsumen
dapat lebih nyaman dalam berbelanja, sehingga akan mampu menggairahkan kembali
aktivitas perekonomian di warung-warung tradisional.
4. Melakukan upaya penyelamatan warung-warung tradisional di tengah maraknya
kehadiran toko modern ini sudah tidak dapat ditawar lagi dan mendesak untuk segera
dilakukan. Dengan kerjasama semua pihak, maka diharapkan eksistensi warung
tradisional dapat terus bertahan menghadapi arus deras tuntutan perkembangan zaman
di era yang semakin kompetitif ini serta pelaku usaha kecil dapat terus berkembang
dengan tanpa meminjam tambahan modal kepada rentenir.
Kab
up
aten
Su
med
ang
27 Kec.
27 Kelompok
270 Orang
SASARAN PROGRAM
1. Warung-warung Tradisional yang berada di pelosok wilayah dengan lokasi
berdekatan dengan mini market dan pasar modern di Kabupaten Sumedang.
2. Pelaku UMKM masyarakat Kabupaten Sumedang yang melakukan aktifitas produksi
rumahan.
3. Pasar Trasidional di daerah Kabupaten Sumedang.
4. Masyarakat Kab. Sumedang.
TARGET PROGRAM
No Wilayah Kab. Sumedang Perekrutan Calon Kelompok Peserta yang
terseleksi *
1
Kec. Sumedang Utara
Kec. Sumedang Selatan
Kec. Ganeas
3 Kelompok 30 Orang
2
Kec. Cisarua
Kec. Cimalaka
Kec. Tanjungkerta
Kec. Tanjungmedar
Kec. Surian
Kec. Buahdua
6 Kelompok 60 Orang
Masyarakat Kab. Sumedang
Warung Tradisional
UKM
Pasar Tradisional
Wilayah 1 3 Kelompok 30 Orang
Wilayah 2 6 Kelompok 60 Orang
Wilayah 3 6 Kelompok 60 Orang
Wilayah 4 5 Kelompok 50 Orang
Wilayah 5 6 Kelompok 60 Orang
3
Kec. Conggeang
Kec. Ujungjaya
Kec. Paseh
Kec. Tomo
Kec. Jatigede
Kec. Jatinunggal
6 Kelompok 60 Orang
4
Kec. Situraja
Kec. Cisitu
Kec. Darmaraja
Kec. Wado
Kec. Cibugel
5 Kelompok 50 Orang
5
Kec. Cimanggung
Kec. Jatinangor
Kec. Rancakalong
Kec. Pamulihan
Kec. Tanjungsari
Kec. Sukasari
6 Kelompok 60 Orang
Jml 27 Kecamatan 27 Kelompok 270 Orang
*) Seleksi berdasarkan skala prioritas, yaitu warung – warung dan pelaku usaha yang
bermodal kecil dan belum pernah menerima pembinaan.
JENIS PROGRAM
1. Workshop Peningkatan Skala UMKM.
2. Pendampingan dan Pelatihan Dasar Pengelolaan Usaha.
3. Pendampingan dan Pelatihan Akuntansi Keuangan Dasar untuk UKM.
4. Pendampingan Penguatan Permodalan UMKM.
5. Pendampingan Pengurusan Ijin Usaha.
PENYELENGARA PROGRAM
DIVISI KAWANI (KOORDINAT MASYARAKAT PEJUANG ASPIRASI)
LSM KOMPAS
PROGRAM
WPS
UKM
PPAKD
UKM
PPIU PPP
UKM
PPDPU
PELAKSANA KEGIATAN
KORDA KAB. SUMEDANG (KOORDINATOR DAERAH KABUPATEN SUMEDANG)
TEMA PROGRAM
“ PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) LSM KOMPAS MELALUI
PENGORGANISASIAN PELAKU USAHA EKONOMI RAKYAT SEBAGAI UPAYA
PENYELAMATAN WARUNG DAN PASAR TRADISIONAL SERTA PEMBIAYAAN
PERMODALAN DALAM MENGATASI KETERGANTUNGAN MASYARAKAT
DARI JERATAN PRAKTIK RENTENIR “
JADWAL KEGIATAN
No Program Wil 1 (3) Wil 2 (6) Wil 3 (6) Wil 4 (5) Wil 5 (6)
1 Survey 19/08/2019 21-
22/08/2019
24-
25/08/2019
27-
28/08/2019
30-31/08/
2019
2 Verifikasi dan
Seleksi 20/08/ 2019 23/08/ 2019 26/08/2019 29/08/2019 1/09/2019
3 Publikasi Hasil
Seleksi
23 Agustus
2019
26 Agustus
2019
29 Agustus
2019 1/09/2019 4/09/2019
4
Workshop :
Peningkatan
Skala UKM
7/09/2019 10/09/2019 13/09/2019 16/09/2019 19/09/2019
5
Pelatihan
Dasar
Pengelolaan
Usaha.
6
Pelatihan
Akuntansi
Keuangan
Dasar untuk
UKM.
7
Program
bantuan dan
Penguatan
Permodalan
UMKM.
9
Pendampingan
Pengurusan
Ijin Usaha.
September – Desember 2019
Catatan : Jadwal dan tempat sewaktu-waktu dapat berubah dan dilakukan penyesuaian.
NARA SUMBER / PEMATERI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN
1. Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat
2. Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab.Sumedang.
3. Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran (UNPAD).
4. Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
5. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sebelas April Sumedang.
6. Fakultas Ekonomi Universitas Winaya Mukti Sumedang (UNWIM).
KONTRIBUSI UNTUK PESERTA
Peserta akan mendapatkan Fasilitas :
1. Hand Out (Modul dan alat Tulis)
2. Sertifikat
3. Coffe Break
4. Makan
5. Souvenir
6. Uang Transportasi saat Workshop
7. Pendampingan Pengelolaan Usaha selama 2 Bulan.
8. Bantuan Permodalan
SUSUNAN PANITIA
Penanggung Jawab : Fajar Budhi Wibowo, S.IP., M.Si (Koordinator Umum)
Penasehat : Kepala Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Sumedang
Kepala Kesbangpol Kabupaten Sumedang
Pengarah Program : Denny Mucharam, SH., MH., L.L.M
Arif Rahman
Angga Prabujaka D Putra,SE
Ketua Pelaksana : Rukmini Beti
Sekretaris : Otas Rodiah
Fasilitas
Handout
Sertifikat
Konsumsi
Transportasi
Workshop
Pendampingan
Permodalan
Bendahara : Marni
Wakil Bendahara : Nining Sariningrum
Koordinator Survey : Asnawi Patty
Koordinator Seleksi : Dadan Kurnia
Koordinator Acara : PIC KAWANI
Koordinator Logistik : Dedi Mulyana
Koordinator Registrasi : Yulianingsih
Koordinator Publikasi & : Sandi Arisandi
Dokumentasi
Koordinator Humas : Titi Desi Sudargo
Koordinator Konsumsi : Titin Supartini
Bantuan Umum : Divisi PAM
KESEKRETARIATAN PANITIA :
Koordinator Daerah Sumedang :
JL. Jalan Raya Mandalaherang No. 283 Dusun Cicelot RT.04/RW.07
Desa Mandalaherang Kecamatan Cimalaka Kab. Sumedang
Email : [email protected]
0857 9589 1888 – 0878 2393 4999
Koordinator Pusat :
Jl. Hj. Engkim II No. 14 RT.06 RW.019
Kel. Padasuka Kec. Cimahi Tengah Kota Cimahi
Email : [email protected]
SUSUNAN ACARA WORKSHOP
Sabtu, Tanggal 24 Agustus 2019
No Waktu Uraian Tempat Penanggung Jawab
1 07.30 – 08.30 Registrasi Peserta Meja Registrasi Koord. Registrasi
Kawani, PAM
2 08.30 – 09.30
Pembukaan Laporan Panitia
Sambutan-sambutan Paparan
Program
Lokasi Acara
Pengarah Program
Koordinator Acara
Kawani, PAM
3 09.30 – 10.00 Break Lokasi Acara
Koord. Konsumsi
Koord. Logistik
Kawani, PAM
ACARA INTI
4 10.00 – 11.30 Materi I : Peningkatan
Skala UKM/UMKM Lokasi Acara
Pengarah Program
Koordinator Acara
Kawani, PAM
5 11.30 – 12.30 Break Lokasi Acara Koord. Konsumsi
Kawani, PAM
12.30 – 14.00
Materi II :
Pelatihan Dasar
Pengelolaan Usaha
Lokasi Acara
Pengarah Program
Koordinator Acara
Kawani, PAM
6 14.00 – 14.30 Break Lokasi Acara Koord. Konsumsi
Kawani, PAM
7 14.30 – 16.00
Materi III :
Pelatihan Akuntasi
Dasar untuk UMKM
Lokasi Acara
Pengarah Program
Koordinator Acara
Kawani, PAM
8 16.00 – 17.00 Penyerahan Bantuan Permodalan
Penutupan Lokasi Acara
Pengarah Program
Koordinator Acara
Kawani, PAM
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Kesekretariatan
NO Uraian Vol Satuan Harga
Satuan
Jumlah
Rp. Keterangan
1 Proposal & Laporan 1 Paket 2.500.000 2.500.000.
Proposal
Laporan
Surat-surat
Ekspedisi dan
Distribusi
2 Sewa Tempat 5 Lokasi 5.000.000 25.000.000
3 Media Publikasi acara
dan sponsorship 5 Paket 2.000.000 10.000.000
Spanduk, Baligho,
Backdrop
4 Dokumentasi 5 Paket 1.500.000 7.500.000 Fotografer,Video
Shooting
5 Penyediaan
Transportasi 5 Paket 1.000.000 5.000.000
6 Pengurusan Perijinan 5 Lokasi 1.000.000 5.000.000 Ijin Survey, Ijin
Kegiatan, Ijin Lokasi
7 Koordinasi dan
Komunikasi 5 Paket 1.000.000 5.000.000
8 Seminar Kit, sertifikat
dan Cinderamata 300 Paket 100.000 30.000.000
Tas, Modul, Note
Book, Pulpen,
Souvenir, Kaos ,
Seragam
Sub Total : Rp.90.000.000
Survey, Verifikasi dan Seleksi
NO Uraian Vol Satuan Harga
Satuan
Jumlah
Rp. Keterangan
9
Alat Survey,
Verifikasi
dan Seleksi
1 Paket 1.000.000 1.000.000
Sticker 300 Lembar,
Lembar Survey,
Lembar Verifikasi 1
Rim, Lembar Seleksi
1 Rim, Alat Tulis,
Map
10 Pengawas Survey dan
Verifikasi 1 Orang 2.100.000 2.100.000
14 Hari Kerja
11 Personil Survey 3 Orang 1.500.000 4.500.000 14 Hari Kerja,
12 Personil Verifikasi &
Seleksi 3 Orang 1.500.000 4.500.000 14 Hari Kerja,
Sub Total : Rp. 12.100.000
Akomodasi Acara Workshop/Pelatihan
NO Uraian Vol Satuan Harga
Satuan
Jumlah
Rp. Keterangan
15 Nara Sumber 10 Orang 1.000.000 10.000.000
16 Assisten Nara
Sumber 5 Orang 500.000 2.500.000
17 Moderator 5 Orang 800.000 4.000.000
18 Peserta 270 Orang 100.000 27.000.000
Sub Total : Rp. 43.500.000
Bantuan Permodalan
NO Uraian Vol Satuan Harga
Satuan
Jumlah
Rp. Keterangan
19 Bantuan Penambahan
Modal Usaha 27
kelompo
k 2.000.000 54.000.000
27 Kelompok,
270 Orang
Sub Total : Rp. 54.000.000
Konsumsi Acara Workshop/Pelatihan
NO Uraian Vol Satuan Harga
Satuan
Jumlah
Rp. Keterangan
20 Makan dan Snack 300 Porsi 50.000 15.000.000
Terdiri Dari
panitia dan
peserta
Sub Total : Rp. 15.000.000
Grand Total : Rp.214.600.000
Terbilang: #Dua Ratus Empat Belas Juta Enam Ratus Ribu Rupiah#
KETENTUAN PENDUKUNGAN SPONSORSHIP
Dalam Program PEKA ini, LSM KOMPAS mengajak dan membuka peluang kepada seluruh
elemen masyarakat, pemerintah dan dunia usaha ( Badan Usaha Milik Negara / Daerah /
Swasta ) untuk berpartisipasi aktif sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap lingkungan
dan masyarakat serta sebagai bentuk pembuktian terhadap program – program perekonomian
mendukung program pemerintah. Dengan ini kami menawarkan kerjasama kemitraan yang
saling menguntungkan dalam kegiatan ini, dengan menggunakan material-material program
yang kami laksanakan menjadi media komunikasi dan publikasi dengan masyarakat dalam
memperkenalkan produk barang dan jasa nya. Adapun berbagai jenis media publikasi bukti
keterlibatan dan perhatian pihak- pihak pendukung acara akan kami pampangkan dalam
bentuk pencantuman logo dan nama perusahaan ataupun produk. Seluruh media publikasi
akan menampilkan LOGO PERUSAHAAN PENDUKUNG KEGIATAN DAN
DIPASANG SAAT KEGIATAN BERLANGSUNG SESUAI DENGAN KELAS
SPONSOR.
1. SPONSOR PLATINUM :
Mendukung 100 % Total Anggaran Biaya (Rp. 214.600.000,-), Full Branding Stage
& Venue di 5 Wilayah Kabupaten Sumedang dan Lokasi Venue, dengan branding
yang produk dan nama usaha/instansi di lokasi acara setiap kota/kabupaten sebagai
berikut : Tayangan Iklan pada Slide di setiap sebelum, setelah dan setiap sesi acara
dan masa istirahat, , masing masing 5 kali tayang di masing masing sesi,Logo dan
nama terpampang dalam Backdrop khusus di dalam gedung, 2 Baligho Publikasi
khusus yang terpasang di Jalan Strategis, 10 T Banner khusus yang terpasang di lokasi
acara, 2 Spanduk khusus, 300 T-Shirt, logo terpampang di setiap media publikasi
yang dikeluarkan penyelenggara, lembar survey, stiker survey dan perlengkapan
survey lainnya, berhak memakai nama kegiatan, 3 kali Ekspose Media Massa,
penyebutan nama perusahaan setiap sesi acara, penyelenggara tidak menerima
sponsor lai, berhak memasang 4 Spot promosi didalam dan luar lokasi acara yang
disesuaikan dengan ketentuan yang ada.
2. SPONSOR GOLD :
Mendukung 75 % Total Anggaran Biaya (Rp.160.950.000 ,-), Branding Stage &
Venue di 5 Wilayah Kabupaten Sumedang dan Lokasi Venue, dengan branding
produk dan nama usaha/instansi di lokasi acara setiap kota/kabupaten sebagai berikut
: Tayangan Iklan pada Slide di setiap sebelum, setelah dan setiap sesi acara dan masa
istirahat, masing masing 2 kali tayang di masing maisng sesi, Logo dan nama
terpampang dalam Backdrop khusus di dalam gedung, 1 Baligho Publikasi khusus
yang terpasang di Jalan Strategis, 5 T Banner khusus yang terpasang di lokasi acara, 1
Spanduk khusus, 300 T-Shirt, logo terpampang di setiap media publikasi yang
dikeluarkan penyelenggara, lembar survey, stiker survey dan perlengkapan survey
lainnya, berhak memakai nama kegiatan, 2 kali Ekspose Media Massa, penyebutan
nama perusahaan setiap sesi acara, penyelenggara dapat menerima sponsor lain,
berhak memasang 2 Spot promosi di dalam dan diluar lokasi acara yang disesuaikan
dengan ketentuan yang ada.
3. SPONSOR SILVER :
Mendukung 50 % Total Anggaran Biaya (Rp.107.300.000 ,-), dengan branding
produk dan nama usaha/instansi di lokasi acara setiap kota/kabupaten sebagai berikut
: Tayangan Iklan pada Slide di setiap sebelum, setelah dan setiap sesi acara dan masa
istirahat, masing masing 1 kali tayang di masing masing sesi, Logo dan nama
terpampang dalam Backdrop umum di dalam gedung, 3 T Banner khusus yang
terpasang di lokasi acara, 1 Spanduk khusus, logo terpampang di setiap media
publikasi yang dikeluarkan penyelenggara, lembar survey, stiker survey dan
perlengkapan survey lainnya, berhak, 1 kali Ekspose Media Massa, penyebutan nama
perusahaan setiap sesi acara, penyelenggara dapat menerima sponsor lain, berhak
memasang 1 Spot promosi di luar lokasi acara yang disesuaikan dengan ketentuan
yang ada.
4. SPONSOR BRONZE :
Mendukung 25 % Total Anggaran Biaya (Rp.53.650.000 ,-), dengan branding produk
sebagai berikut : Logo dan nama terpampang dalam Backdrop umum di dalam
gedung,1T Banner khusus yang terpasang di lokasi acara, logo terpampang di setiap
media publikasi yang dikeluarkan penyelenggara, lembar survey, stiker survey dan
perlengkapan survey lainnya, berhak, penyebutan nama perusahaan setiap sesi acara,
penyelenggara dapat menerima sponsor lain.
5. SPONSOR COUPPLE :
Mendukung 10 % Total Anggaran Biaya (Rp.21.460.000 ,-), dengan branding produk
sebagai berikut : Logo dan nama terpampang dalam Backdrop umum di dalam
gedung, logo terpampang di setiap media publikasi yang dikeluarkan penyelenggara,
lembar survey, stiker survey dan perlengkapan survey lainnya, berhak, penyebutan
nama perusahaan setiap sesi acara, penyelenggara dapat menerima sponsor lain.
6. SPONSOR PENDUKUNG
Penyelenggara menerima dukungan pada acara diluar kategori sponsorship dari
instansi dan dunia usaha sebagai partisipan kegiatan.
PENUTUP
Demikian proposal ini kami sampaikan, dengan harapan mendapat respon positif dari
berbagai pihak, sambil menantikan petunjuk dan konfirmasi, kami ucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya.
Sumedang, 18 Juli 2019
LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
KOORDINAT MASYARAKAT PEJUANG ASPIRASI,
KETUA PELAKSANA,
Ttd.
(Rukmini Beti)
SEKRETARIS,
Ttd.
(Otas Rodiah)
Mengetahui,
Koordinator Umum
Ttd.
( Fajar Budhi Wibowo, S.IP., M.Si)
Informasi lebih lanjut hubungi :
0857 2264 2664 – 0831 5664 4998
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. AKTA NOTARIS LSM KOMPAS
2. SK KEMENKUMHAM LSM KOMPAS
3. NPWP ATAS NAMA ORGANISASI
4. REKENING BANK ATAS NAMA ORGANISASI
5. KTP PANITIA PELAKSANA
6. SK KEPANITIAAN
KOORDINATOR UMUM
KOORDINAT NASIONAL/PUSAT
LSM KOMPAS
(FAJAR BUDHI WIBOWO, SI.P., M.Si)
KETUA PANITIA PELAKSANA
SEKRETARIS PANITIA
KEPUTUSAN KOORDINATOR UMUM KOORDINAT NASIONAL LSM KOMPAS
NOMOR KORNAS-00004.SEKUM.24.07.TAHUN 2019
TENTANG
PENGESAHAN PENGANGKATAN PANITIA
PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN
LSM KOMPAS KOORDINAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG
Menimbang : a. Bahwa berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga LSM KOMPAS.
b. Bahwa berdasarkan berita acara keputusan rapat pembentukan Panitia Program PEKA Tahun 2019.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, perlu menetapkan keputusan Koordinator Umum tentang Pengesahan Pengangkatan Panitia Program Penguatan Ekonomi Kerakyatan Koordinat Nasional, Koordinat Wilayah dan Koordinat Daerah LSM KOMPAS.
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : KESATU : Memberikan Pengesahan Pengangkatan Panitia Program Penguatan
Ekonomi Kerakyatan LSM KOMPAS Koordinat Daerah Kabupaten Sumedang, sesuai dengan bahan pertimbangan yang ada.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku sampai dengan 31 Desember 2019.
KETIGA : Apabila dikemudian hari diketahui terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagimana mestinya.
Ditetapkan di Cimahi, Tanggal 18 Juli 2019.
KOORDINATOR UMUM KOORDINAT NASIONAL LSM KOMPAS,
FAJAR BUDHI WIBOWO, M.Si 3277022904800012.01.0001
Dicetak pada tanggal 18 Juli 2018. Lembar ke 1 dari 2.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KOORDINATOR UMUM KOORDINAT NASIONAL LSM KOMPAS
NOMOR KORNAS-00004.SEKUM.24.07.TAHUN 2019
TENTANG
PENGESAHAN PENGANGKATAN PANITIA
PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN
KOORDINAT NASIONAL LSM KOMPAS
SUSUNAN PANITIA
NAMA JABATAN
RUKMINI BETI KETUA PELAKSANA
OTAS RODIAH SEKRETARIS
MARNI BENDAHARA
Ditetapkan di Cimahi, Tanggal 18 Juli 2019.
KOORDINATOR UMUM KOORDINAT NASIONAL LSM KOMPAS,
FAJAR BUDHI WIBOWO, M.Si 3277022904800012.01.0001
Dicetak pada tanggal 18 Juli 2019. Lembar ke 2 dari 2.