no.13 jurnal ftip roni vol.1 no.1 2007

12
1 MODEL OPTIMASI POLA TANAM PADA LAHAN KERING DI DESA SARIMUKTI KECAMATAN PASIRWANGI KABUPATEN GARUT. oleh : Roni Kastaman, Dwi Rustam Kendarto, Awan Mustafa Aji ABSTRAK Sub sektor tanaman pangan merupakan penyumbang terbesar terhadap sektor pertanian sehingga sektor pertanian tersebut dapat menghasilkan nilai Produk Domestik Bruto yang tidak kalah bersaing dengan sektor industri, perdagangan dan jasa. Kabupaten Garut sebagai salah satu sentra pertanian Jawa Barat dalam kebijakan Rencana Tata Ruang dan Wilayah tahun 2001 menjadikan sub sektor tanaman pangan khususnya tanaman lahan kering sebagai salah satu tujuan pengembangan di tiap kecamatan. Hal ini disebabkan luas pertanian lahan kering di kabupaten Garut lebih besar dibandingkan lahan sawah. Walaupun demikian pendapatan yang diperoleh petani sebagai pelaksana kegiatan pertanian di Kabupaten tersebut masih relatif rendah. Hal ini disebabkan karena penguasaan lahan petani yang sempit dan perencanaan usaha tani yang belum dilakukan dengan baik. Salah satu cara peningkatan pendapatan petani adalah dengan penerapan optimasi pola tanam sebagai bentuk perencanaan usaha tani yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pola tanam yang optimal sehingga keuntungan maksimal dapat tercapai, tujuan lain yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan sebelum dilakukan dan sesudah dilakukan optimasi, selain itu penelitian ini bertujuan memberikan solusi alternatif sebagai upaya memaksimumkan keuntungan petani. Penelitian ini merupakan studi kasus di desa Sarimukti kecamatan Pasirwangi kabupaten Garut yang dilaksanakan pada bulan Desember 2004 sampai dengan Maret 2005 dengan metode deskriptif survei dan metode analisis optimasi menggunakan metode Program Sasaran (Goal Programming). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa wawancara, pengukuran langsung, observasi dan data sekunder berupa peta, data yang didapat dari instansi terkait. Pola tanam optimal yang dihasilkan pada musim tanam I adalah pola tanam optimal pada musim tanam I adalah kol/kubis (57,2 Ha), kembang kol (74,1 Ha) dan sawi (50,7 Ha). Musim tanam II komoditas yang ditanam kentang (30,4 Ha), kembang kol (50,7 Ha), buncis (26,39 Ha), sawi (12,37 Ha), kacang merah (30,16 Ha) dan cabe (31,97 Ha) sedangkan untuk musim tanam III komoditas yang ditanam adalah kol/kubis (124,8 Ha) dan kembang kol (57,2 Ha) Keuntungan setelah optimasi meningkat sebesar Rp 30.340.700. Pola tanam optimal alternatif yang bisa diterapkan adalah kentang, kembang kol, buncis, sawi, kacang merah dan cabe untuk musim tanam I. Musim tanam II alternatif pola tanam optimal adalah kol/kubis dan kembang kol. Musim tanam III yaitu kol/kubis, kembang kol dan sawi. Pola tanam alternatif lain adalah kol/kubis dan kembang kol untuk musim tanam I. Musim tanam II adalah kol/kubis, kembang kol dan sawi sedangkan musim tanam III, alternatif pola tanam optimal adalah kentang, kembang kol, buncis dan sawi

Upload: hasanmantap

Post on 30-Jul-2015

128 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: No.13 Jurnal FTIP Roni Vol.1 No.1 2007

1

MODEL OPTIMASI POLA TANAM PADA LAHAN KERINGDI DESA SARIMUKTI KECAMATAN PASIRWANGI KABUPATEN GARUT.

oleh :Roni Kastaman, Dwi Rustam Kendarto, Awan Mustafa Aji

ABSTRAK

Sub sektor tanaman pangan merupakan penyumbang terbesar terhadapsektor pertanian sehingga sektor pertanian tersebut dapat menghasilkan nilaiProduk Domestik Bruto yang tidak kalah bersaing dengan sektor industri,perdagangan dan jasa. Kabupaten Garut sebagai salah satu sentra pertanianJawa Barat dalam kebijakan Rencana Tata Ruang dan Wilayah tahun 2001menjadikan sub sektor tanaman pangan khususnya tanaman lahan keringsebagai salah satu tujuan pengembangan di tiap kecamatan. Hal ini disebabkanluas pertanian lahan kering di kabupaten Garut lebih besar dibandingkan lahansawah. Walaupun demikian pendapatan yang diperoleh petani sebagaipelaksana kegiatan pertanian di Kabupaten tersebut masih relatif rendah. Halini disebabkan karena penguasaan lahan petani yang sempit dan perencanaanusaha tani yang belum dilakukan dengan baik. Salah satu cara peningkatanpendapatan petani adalah dengan penerapan optimasi pola tanam sebagaibentuk perencanaan usaha tani yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pola tanam yangoptimal sehingga keuntungan maksimal dapat tercapai, tujuan lain yang ingindicapai adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan sebelum dilakukan dansesudah dilakukan optimasi, selain itu penelitian ini bertujuan memberikansolusi alternatif sebagai upaya memaksimumkan keuntungan petani. Penelitian ini merupakan studi kasus di desa Sarimukti kecamatanPasirwangi kabupaten Garut yang dilaksanakan pada bulan Desember 2004sampai dengan Maret 2005 dengan metode deskriptif survei dan metode analisisoptimasi menggunakan metode Program Sasaran (Goal Programming). Data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa wawancara,pengukuran langsung, observasi dan data sekunder berupa peta, data yangdidapat dari instansi terkait.

Pola tanam optimal yang dihasilkan pada musim tanam I adalah polatanam optimal pada musim tanam I adalah kol/kubis (57,2 Ha), kembang kol(74,1 Ha) dan sawi (50,7 Ha). Musim tanam II komoditas yang ditanam kentang(30,4 Ha), kembang kol (50,7 Ha), buncis (26,39 Ha), sawi (12,37 Ha), kacangmerah (30,16 Ha) dan cabe (31,97 Ha) sedangkan untuk musim tanam IIIkomoditas yang ditanam adalah kol/kubis (124,8 Ha) dan kembang kol (57,2 Ha)Keuntungan setelah optimasi meningkat sebesar Rp 30.340.700. Pola tanamoptimal alternatif yang bisa diterapkan adalah kentang, kembang kol, buncis,sawi, kacang merah dan cabe untuk musim tanam I. Musim tanam II alternatifpola tanam optimal adalah kol/kubis dan kembang kol. Musim tanam III yaitukol/kubis, kembang kol dan sawi. Pola tanam alternatif lain adalah kol/kubisdan kembang kol untuk musim tanam I. Musim tanam II adalah kol/kubis,kembang kol dan sawi sedangkan musim tanam III, alternatif pola tanamoptimal adalah kentang, kembang kol, buncis dan sawi

Page 2: No.13 Jurnal FTIP Roni Vol.1 No.1 2007

1

I. PENDAHULUAN

Mata pencaharian suatu daerah dapat dilihat dari nilai Produk DomestikBruto daerah tersebut. Umumnya di Indonesia sektor pertanian masihmerupakan sektor yang banyak ditekuni oleh masyarakat. Hal tersebutdibuktikan dengan besarnya Produk Domestik Bruto yang dihasilkan sektor ini.

Jawa Barat adalah salah satu kawasan yang masyarakatnya masih hidupdari sektor pertanian. Produk Domestik Bruto Regional Jawa Barat tahun 2001untuk sektor pertanian tersebut sebesar Rp.30.987.578 juta (16.04%) dan tahun2002 sebesar Rp. 33.391.149 juta (15,6%) (BPS, 2002). Nilai tersebut masihcukup besar dibandingkan sektor lain seperti perdagangan dan jasa. Hal inimenunjukkan bahwa pertanian masih memiliki peran yang besar dalampertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.

Besarnya nilai Produk Domestik Bruto yang dihasilkan dari sektorpertanian Jawa Barat ternyata sebagian besar disumbangkan oleh sub sektortanaman pangan sebanyak Rp.24.194.148 juta (78%) pada tahun 2001 dansebesar Rp.25.085.178 juta (75%) pada tahun 2002, sedangkan sisanyamerupakan sumbangan dari sub sektor tanaman perkebunan, peternakan,kehutanan dan perikanan.

Tanaman pangan terdiri dari tanaman padi-padian, palawija dansayuran. Data tentang penggunaan lahan untuk tanaman pangan di Jawa Barattahun 2002 disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Luas Penggunaan Lahan Tanaman Pangan di Jawa Barat (2002)Jenis Penggunaan Luas lahanSawah Irigasi 548.055Sawah Tadah Hujan 268.988Tegalan 269.436Ladang 27.640Kebun Campuran 808.659

Sumber : BPS (2002)

Jawa Barat memiliki potensi lahan lebih luas untuk tanaman pangan nonpadi-padian dari pada luas lahan untuk tanaman padi-padian. Hal iniditunjukkan dengan luas lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan lebih kecildibandingkan dengan luas lahan tegalan, ladang dan kebun campuran sepertiyang ditunjukkan pada Tabel 1.

Wilayah Jawa Barat yang menjadi sentra pengembangan tanamanpangan lahan kering yaitu wilayah dataran tinggi bagian tengah Jawa Barat.Salah satu daerah sentra pertanian tersebut yaitu Kabupaten Garut.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut (2001)pengembangan pertanian tanaman pangan lahan kering akan dikembangkanpada seluruh bagian wilayah kecamatan di Kab. Garut kecuali KecamatanLeuwigoong dan Kecamatan Banyuresmi yang peruntukannya hanya untuk lahansawah. Hal ini sesuai dengan luas penggunaan lahan kering di Kabupaten Garutsebesar 108.648 Ha yang lebih banyak dari lahan sawah dengan luas hanya49.477 Ha (BPS, 2003).

Keberhasilan pengembangan pertanian tanaman pangan lahan keringtersebut tidak hanya melibatkan instansi terkait sebagai perumus kebijakantetapi juga petani sebagai pelaksana kegiatan pertanian. Nilai Produk DomestikBruto sektor pertanian yang cukup besar seharusnya juga diimbangi dengan

Page 3: No.13 Jurnal FTIP Roni Vol.1 No.1 2007

2

peningkatan kesejahteraan petani sebagai pelaksana kegiatan pertanian, tetapipada kenyataannya pendapatan yang diperoleh oleh para petani masih rendah.

Tabel 2. Pendapatan Rata-rata Petani Sayuran Per Musim di Kab.Garut 2002Komoditas Produktivitas

(Kw/Ha)Harga(Rp/kg)

Pendapatan(Rp.)

Kentang 119,4 2.000 716.400Kol/kubis 240,5 1.000 1.202.500Wortel 111,22 1.000 2.780.500Tomat 109,45 2.000 875.600Sawi 240,5 1.000 1.202.500Cabe 109,45 2.000 1.313.400

Sumber: Dinas Tanaman Pangan, 2002

Berdasarkan sensus pertanian (2003) sebanyak 222.961 petani (79%) dari282.334 petani di Kab. Garut merupakan petani yaitu memiliki tanam kurangdari seperempat hektar (<0,25Ha), padahal sebanyak 282.334 petani tersebuthanya mengandalkan sektor pertanian untuk kebutuhan hidupnya. Hal tersebutmenyebabkan pendapatan petani untuk satu musim masih relatif kecil. Rata-rata pendapatan petani tersebut sebesar Rp.250.000 per bulan seperti yangditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 3. Luas Panen Tanaman Sayuran di Kab. Garut Tahun 2000-2003 ( hektar)TahunKomoditas

2000 2001 2002 2003Kentang 4.868 5.204 5.318 6.427Kol/kubis 4.625 4.014 4.140 4.692Petsay 2.507 2.014 2.021 2.194Wortel 1.590 1.760 2.130 2.978Kacang merah 4.214 4.101 2.712 4.250Cabe 15.176 4.278 5.496 3.911Tomat 7.113 2.722 3.360 3.709Buncis 2.817 1.056 729 1.104

Sumber: BPS Garut (2003)

Pendapatan rendah petani juga disebabkan pola tanam yang dilakukanoleh para petani berubah-ubah secara tajam tiap tahun, seperti yangditunjukkan oleh Tabel 3. Hal ini membuktikan bahwa petani melakukankegiatan pertaniannya tanpa adanya pola tanam yang teratur.

Penguasaan lahan yang sempit tidak mungkin dapat diatasi karenapeningkatan populasi yang menyebabkan penggunaan lahan beralih fungsimenjadi perumahan atau fasilitas lain. Salah satu cara yang dapat dilakukanuntuk mengatasi rendahnya pendapatan petani adalah dengan perencanaanusaha tani yang baik.

Perencanaan usaha tani merupakan suatu teknik untuk menerapkan caraberfikir ekonomi dimana bertujuan menge mbangkan potensi sumberdaya yangdimiliki petani agar usaha tani yang dilakukan lebih menguntungkan (Anindita,Kanto, Wahyudi, 1999)

Page 4: No.13 Jurnal FTIP Roni Vol.1 No.1 2007

3

Penentuan pola tanam optimal merupakan salah satu perencanaan usahatani yang dapat dilakukan agar rendahnya pendapatan petani dapat diatasi, jikapola tanam optimal dapat dilakukan dengan baik maka kelangkaan sumberdayaseperti luas lahan yang relatif sempit dapat diatasi dan keuntungan maksimaldapat tercapai

Tujuan pola tanam optimal yaitu keuntungan maksimal mempunyai nilaikuantitatif sehingga dalam perencanaan pola tanam optimal tersebutdiperlukan pendekatan secara kuantitatif dengan pertimbangan bahwapendekatan kuantitatif selalu didasarkan pada seperangkat analisis empirisyang terukur sifatnya, sebaliknya pendekatan kualitatif didasarkan padapertimbangan judgement pembuat keputusan (Soekartawi, 1995).

II. IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan uraian di atas adalahbagaimana deskripsi model pola tanam optimal yang dapat diterapkan padatingkat petani agar memberikan keuntungan yang paling tinggi baginya.

III. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan penelitian adalah menentukan pola tanam yang optimal sehinggakeuntunan maksimal dapat tercapai.

2. Mengetahui tingkat keuntungan yang didapat sebelum dan sesudahoptimalisasi pola tanam

3. Memberikan alternatif solusi sebagai upaya memaksimumkan keuntunganpetani melalui optimasi pola tanam.

IV. KEGUNAAN PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan:1. Sebagai acuan atau pertimbangan bagi perumus kebijakan (policy makers)

atau pembuat keputusan (decission makers) mengenai penggunaan lahan,tenaga kerja yang efisien dan optimal yang dapat diterapkan, sehinggadapat menghasilkan biaya minimal dan keuntungan maksimal

2. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih dalam tentangoptimasi perencanaan sektor pertanian di tempat lain.

3. Sebagai acuan bagi para petani untuk mengaplikasikannya pola tanamoptimal di lahan mereka guna peningkatan pendapatan denganmemanfaatkan sumber daya yang dimiliki para petani.

V. METODOLOGI PENELITIAN

5.1. Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2004 sampai dengan Maret2005 di Desa Sarimukti Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut. Analisis denganmenggunakan piranti lunak komputer dilakukan di Studi Komputer JurusanTeknik dan Manajemen Industri Pertanian Fakultas Teknologi Industri PertanianUniversitas Padjadjaran.

Page 5: No.13 Jurnal FTIP Roni Vol.1 No.1 2007

4

5.2. Alat dan Bahan PenelitianAlat yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah :

1. Komputer Prosesor Intel Pentium 4, 2.0 GHz, memori 120 MB, HDD 40 GB,FDD 3 ½, untuk pengolahan data dan analisis data

2. Kuesioner3. Kalkulator4. GPS (Global Position System)5. Piranti lunak (software) Goal Programming, seperti QSB for Windows untuk

analisis optimasi.

Bahan yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yangdiperlukan dan terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.

Data Primer didapat dari pengukuran secara langsung atau hasil surveiyang dilakukan terhadap petani yang terdapat di Desa Sarimukti.

Data sekunder adalah data yang di dapat dari instansi terkaitdiantaranya dinas pertanian setempat, kecamatan, pasar setempat. Datatersebut meliputi data :

1. Data curah hujan dari stasiun curah hujan darajat2. Harga jual komoditas dari petani3. Jumlah tenaga kerja pertanian di Desa Sarimukti4. Profil desa / kecamatan5. Peta penggunaan lahan 1: 25.000 (Kanwil BPN Prov. Jawa Barat, 2001)6. Peta tanah 1: 25.000 (Pemerintah Kabupaten Garut, 2001)

5.3. Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif survei, sedangkan metode analisis hasil digunakan goalprogramming (program sasaran). Inti dari goal programming ini adalahmenentukan serangkaian kombinasi sumberdaya (input) untukmendapatkan sejumlah input tertentu sesuai dengan tujuan (goal) yangdiinginkan. Prinsip dasar metode ini sebenarnya hampir sama denganlinier programming, hanya saja ada elaborasi pada fungsi tujuan danfungsi kendalanya, dimana masing-masing bisa lebih dari satu, terutamadari sisi tujuannya (bisa 2 atau lebih tujuan / goal).

Dalam proses analisisnya digunakan piranti lunak QSB for windowuntuk memudahkan dalam proses perhitungan, lebih cepat dan lebihakurat. Tahapan prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagaiberikut :

Page 6: No.13 Jurnal FTIP Roni Vol.1 No.1 2007

5

Gambar 1. Tahapan Prosedur Penelitian

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil observasi menunjukkan bahwa lahan kering yang dimiliki daerahpenelitian seluas 182 Ha. Kawasan ini memiliki ketinggian anatara 1483-1518mdpl. Jenis tanah yang dimiliki adalah jenis tanah andosol dengan pH antara 4-6 atau rata-rata 5,3. Iklim di kawasan ini termasuk ke golongan III, berdasarkanMohr (1993) .

Tingkat pendidikan petani masih rendah 83,33% memiliki tingkatpendidikan sekolah dasar saja. Luas lahan yang dimiliki umumnya adalahkepemilikan sendir dengan luas lahan rata-rata kurang dari 0,5 Ha (56,67 %)

Pola tanam petani dilakukan secara bergilir, sehingga satu tanamanumumnya ditanam tidak lebih dari satu kali dalam satu tahun. Sebesar 20%petani responden melakukan pola tanam dalam setahun yaitu kentang -kol/kubis – tomat Pola tanam tersebut menghasilkan keuntungan sebesar Rp.63.000.000 /Ha.

Berdasarkan hasil analisis komoditas yang mungkin ditanam berdasarkanpada kebiasaan pola tanam petani dan komoditas lain yang menjadi andalanKab.Garut adalah kentang, kol/kubis, tomat, wortel, cabe, kacang merah,

Page 7: No.13 Jurnal FTIP Roni Vol.1 No.1 2007

6

sawi, buncis, kembang kol, bawang daun. Komoditas tersebut kemudianberdasarkan pendapatan, biaya tenaga kerja dan dilakukan optimasi denganprogram goal programming untuk dihasilkan konfigurasi pola tanam yang tepatsehingga keuntungan maksimal dapat tercapai.

Analisis dilakukan secara bertahap dengan cara analisis seperti padatebel berikut :

Tabel 4. Cara Analisis Optimasi Pola TanamCara Analisis Urutan AnalisisAnalisis I Musim Tanam I Musim Tanam II Musim Tanam III

Analisis II Musim Tanam II Musim Tanam III Musim Tanam I

Analisis III Musim Tanam III Musim Tanam I Musim Tanam II

Deskripsi komoditas dan luas areal tanam menurut skenario musimtanam pada lokasi penelitian yang dijadikan acuan pada Tabel 4. di atasadalah sebagaimana disajikan pada Tabel 5, Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 5. Penggunaan Lahan Optimal dalam Setahun Menggunakan Cara Analisis I

Luas Penggunaan Lahan (Ha)KomoditasMusimTanam I Musim Tanam II Musim Tanam III

Kembang Kol 57,2 74,1 50,7Kentang - - 49,82Kol/Kubis 124,8 57,2 -Sawi - 50,7 24,93Buncis - - 56,55Luas Lahan 182 182 182

Tabel 6. Penggunaan Lahan Optimal dalam Setahun Menggunakan Cara Analisis II

Luas Penggunaan Lahan (Ha)KomoditasMusim Tanam I MusimTanam II Musim Tanam III

Kembang Kol 50,7 57,2 74,1Kentang 30,4 - -Kol/Kubis - 124,8 57,2Sawi 12,37 - 50,7KacangMerah

30,16 - -

Cabe 31,97 - -Buncis 26,39 - -Luas Lahan 182 182 182

Page 8: No.13 Jurnal FTIP Roni Vol.1 No.1 2007

7

Tabel 7. Penggunaan Lahan Optimal dalam Setahun Menggunakan Cara Analisis III

Luas Penggunaan Lahan (Ha)KomoditasMusim Tanam I MusimTanam II Musim Tanam III

Kembang Kol 74,1 50,7 57,2Kentang - 30,4 -Kol/Kubis 57,2 - 124,8Sawi 50,7 12,37 -Kacang Merah - 30,16 -Cabe - 31,97 -Buncis - 26,39 -Luas Lahan 182 182 182

Tujuan yang ingin dicapai dalam optimasi ini adalahmemaksimalkan pendapatan dan meminimalkan biaya.

Persamaan untuk memaksimalkan pendapatan adalah :

Max :A1 KTG+ A2 WRT+ A3 TMT+ A4 CB+ A5 KMR + A6 KOL + A7 KBK + A8 SWI + A9DBW + A10 BCS

dimana :A1, A2, ...,A10 : Pendapatan tiap komoditas per hektarKTG, WRT,..., BCS : Komoditas yang dioptimasi

Persamaan untuk meminimalkan biaya adalah :

Min :B1 KTG+ B2 WRT+ B3 TMT+ B4 CB+ B5 KMR + B6 KOL + B7 KBK + B8 SWI + B9DBW + B10 BCS

dimana :B1, B2, ...,B10 : Biaya tiap komoditas per hektarKTG, WRT,..., BCS : Komoditas yang dioptimasi

Fungsi kendala yang digunakan dalam optimasi ini adalah kendala luas lahandan kendala tenaga kerja. Fungsi kendala lahan dituliskan dengan persamaan:KTG+WRT+TMT+CB+KMR+KOL+BCS+DBW+SWI = 182

dimana masing-masing komoditas memiliki peluang yang sama untuk ditanam dikawasan penelitian, sedangkan nilai 182 Ha merupakan luas lahan kering dikawasan penelitian.

Kendala yang digunakan kedua adalah tenaga kerja, kendala ini didasrkanpada tenaga kerja yang tersedian untuk melakukan kegiatan pertanian. Tenagakerja ini dibagi menjadi kendala tenaga kerja selama 4 bulan. Hal inidisebabkan fungsi kerja dari masing-masing bulan yang berbeda.

Page 9: No.13 Jurnal FTIP Roni Vol.1 No.1 2007

8

Fungsi kendala untuk kendala tenaga kerja ini adalah :• Bulan I :

250KTG+200WRT+250TMT+250CB+200KMR+200KOL+200BCS+250DBW+250SWI<=41.405

• Bulan II :225KTG+115WRT+240TMT+165CB+55KMR+120KOL+55BCS+217DBW+85SWI<=27.846

• Bulan III :70KTG+120WRT+120TMT+120CB+40KMR+70KOL+75BCS+115DBW125KBK+50SWI<= 16.107

• Bulan IV :85KTG+75WRT+120TMT+205CB+70KMR+75KOL+125KBK+110DBW+60SWI<= 18.837

Keterangan :KTG : Kentang, WRT : Wortel, TMT : Tomat, CB : Cabe, KMR : Kacang merah,KOL : Kol/ kubis, KMK : Kembang kol, BCS: Buncis, DBW : Daun bawang, BCS : Buncis

Hasil dari optimasi merekomendasikan analisis III sebagai analisis polatanam terbaik yaitu tanam optimal pada musim tanam I dengan komoditas yangditanam kol/kubis (57,2 Ha), kembang kol (74,1 Ha) dan sawi (50,7 Ha). Musimtanam II komoditas yang ditanam kentang (30,4 Ha), kembang kol (50,7 Ha),buncis (26,39 Ha), sawi (12,37 Ha), kacang merah (30,16 Ha) dan cabe (31,97Ha) sedangkan untuk musim tanam III komoditas yang ditanam adalah kol/kubis(124,8 Ha) dan kembang kol (57,2 Ha). Keuntungan dari pola tanam tersebutadalah sebesar Rp. 82.304.000 atau meningkat sebesar Rp 30.340.700 dariRp 51.963.300 sebelum dilakukan optimasi.

Tabel 8. Perbedaan Keuntungan Pola Tanam Sebelum dan Sesudah Optimasi

Analisis I Analisis II Analisis IIISetelah Optimasi(Rp/Ha)

76.610.000 80.620.000 82.304.000

Sebelum Optimasi(Rp/Ha)

51.963.300 51.963.300 51.963.300

Selisih 24.646.700 28.656.700 30.340.700

Hasil analisis II dan I juga dapat dijadikan alternatif pola tanam optimal.Hal ini disebabkan pola tanam dengan analisis II dan I memiliki keuntungan yanglebih besar dibandingkan pola tanam yang biasa dilakukan oleh petani biasanya.Pola tanam alternatif hasil analisis II adalah pola tanam kentang (30,4 Ha),kembang kol (50,7 Ha), buncis (26,39 Ha), sawi (12,37 Ha), kacang merah

Page 10: No.13 Jurnal FTIP Roni Vol.1 No.1 2007

9

(30,16 Ha) dan cabe (31,97 Ha) untuk musim tanam I. Musim tanam II alternatifpola tanam optimal adalah kol/kubis (124,8 Ha) dan kembang kol (57,2 Ha).Musim tanam III yaitu kol/kubis (57,2 Ha), kembang kol (74,1 Ha) dan sawi(50,7 Ha). Peningkatan keuntungan yang diperoleh untuk pola tanam tersebutadalah Rp.28.656.700.

Pola tanam alternatif lainnya dari hasil analisis I adalah pola tanamkol/kubis (124,8 Ha) dan kembang kol (57,2 Ha) untuk musim tanam I. Musimtanam II komoditas yang ditanam adalah kol/kubis (57,2 Ha), kembang kol (74,1Ha) dan sawi (50,7 Ha), sedangkan untuk musim tanam I alternatif pola tanamoptimal adalah kentang (49,82 Ha), kembang kol (50,7 Ha), buncis (56,55 Ha)dan sawi (24,93 Ha). Peningkatan keuntungan dari musim tanam tersebutadalah Rp.24.646.700.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan1. Hasil analisis pola tanam optimal merekomendasikan pola tanam optimal

pada musim tanam I dengan komoditas yang ditanam kol/kubis (57,2 Ha),kembang kol (74,1 Ha) dan sawi (50,7 Ha). Musim tanam II komoditas yangditanam kentang (30,4 Ha), kembang kol (50,7 Ha), buncis (26,39 Ha), sawi(12,37 Ha), kacang merah (30,16 Ha) dan cabe (31,97 Ha) sedangkan untukmusim tanam III komoditas yang ditanam adalah kol/kubis (124,8 Ha) dankembang kol (57,2 Ha)

2. Keuntungan yang diperoleh setelah optimasi meningkat sebesarRp 30.340.700 dari Rp 51.963.300 sebelum dilakukan optimasi menjadiRp. 82.304.000 sesudah dilakukan optimasi.

3. Pola tanam optimal yang bisa menjadi alternatif bagi petani yaitu polatanam kentang (30,4 Ha), kembang kol (50,7 Ha), buncis (26,39 Ha), sawi(12,37 Ha), kacang merah (30,16 Ha) dan cabe (31,97 Ha) untuk musimtanam I. Musim tanam II alternatif pola tanam optimal adalah kol/kubis(124,8 Ha) dan kembang kol (57,2 Ha). Musim tanam III yaitu kol/kubis(57,2 Ha), kembang kol (74,1 Ha) dan sawi (50,7 Ha).

4. Pola tanam alternatif lainnya adalah pola tanam kol/kubis (124,8 Ha) dankembang kol (57,2 Ha) untuk musim tanam I. Musim tanam II komoditasyang ditanam adalah kol/kubis (57,2 Ha), kembang kol (74,1 Ha) dan sawi(50,7 Ha), sedangkan untuk musim tanam III, alternatif pola tanam optimaladalah kentang (49,82 Ha), kembang kol (50,7 Ha), buncis (56,55 Ha) dansawi (24,93 Ha)

7.2. Saran1. Model optimasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi satu kawasan

pertanian, oleh karena itu perlu adanya sinergi antara satu petani denganyang lain untuk membentuk kelompok sehingga pola tanam optimal dengantujuan memaksimalkan keuntungan dapat tercapai.

2. Model yang digunakan hanya menggunakan 2 fungsi kendala yaitu tenagakerja dan lahan, sehingga untuk kasus lain sebenarnya dapat pula dicobauntuk faktor kendala lain yang lebih dari 2 fungsi seperti penggunaanpupuk, kebutuhan air dan lain-lain.

Page 11: No.13 Jurnal FTIP Roni Vol.1 No.1 2007

10

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pusat Statistik (2002) Jawa Barat Dalam Angka 2002. Balai PusatStatistik. Bandung

Balai Pusat Statistik Garut (2003) Garut Dalam Angka 2003. Balai PusatStatistik Garut. Garut

Kastaman, Roni. (2004) Ekonomi Teknik Untuk PengembanganKewirausahaan. Pustaka Giratuna dan ELOC-UNPAD. Bandung

Levin, David Rubin, Joel Stilon dan Everette Gradner (1993) PengambilanKeputusan Secara Kualitatif (Quantitative Approaches toManagement). PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Mubyarto (1989) Pengantar Ekonomi Pertanian Lembaga Penelitian,Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Jakarta

Reijntjes, Haverkort dan Bayer (1992) Pertanian Masa Depan PengantarPertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah.Kanisius.Yogyakarta

Rodjak, Abdul (1996) Disertasi. Optimasi Pola Usaha Tani Lahan Keringdalam Hubungannya dengan Pendapatan Petani, PenyerapanTenaga Kerja dan Konservasi Lahan. Pasca Sarjana UniversitasPadjadjaran. Bandung

Siswanto (1993) Goal Programming dengan Menggunakan Lindo. PT. ElexMedia Komputindo, PT Gramedia. Jakarta

Soekartawi (1995) Linier Programming Teori dan Aplikasinya Khususnyadalam Bidang Pertanian. Rajawali Pers. Jakarta.

Soekartawi (1995) Multi Objective Goal Programming (Program TujuanGanda) Teori dan Aplikasinya. PT. Gramedia WidiasaranaIndonesia. Jakarta

Page 12: No.13 Jurnal FTIP Roni Vol.1 No.1 2007

11

Lampiran 1. Gambar Tampilan Program Komputer QSB for Windows Yang Digunakan Untuk Analisis Ini