no. reg. ppm/75/2016 proposal bantuan penelitian ... · direktorat jenderal pendidikan islam...
TRANSCRIPT
1
No. Reg. PPM/75/2016
PROPOSAL
BANTUAN PENELITIAN KOMPETITIF KOLEKTIF
DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA RI
TAHUN 201 5
(PPM-TARBIYAH)
EFEKTIFITAS BLENDED LEARNING BERBASIS DISKUSI DAN INQUIRI
TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH DESAIN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL-LINGUSTIK
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STIT MUHAMMADIYAH TEMPURREJO NGAWI TAHUN AJARAN 2016/2017
Disusun Oleh:
Miksan Ansori, M.Pd.
(STIT MUHAMMADIYAH TEMPURREJO NGAWI)
2
CONCEPT NOTE PENELITIAN KOMPETITIF
Efektifitas Blended Learning Berbasis Diskusi dan Inquiri terhadap Hasil Belajar
Mata Kuliah Desain Perencanaan Pembelajaran ditinjau dari
Kemampuan Verbal-Lingustik Mahasiswa
A. Latar Belakang Masalah
Arus globalisasi1 yang berkembang begitu cepat menuntut seluruh sektor harus
berbenah dan mengikutinya. Apalagi khususnya di wilayah regional Asia Tenggara
sudah menerapkan kerja sama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang memiliki pola
mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas
atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN2. Mau tidak mau setiap sektor
harus juga terus mempersiapkan diri dan memperbaiki kualitas agar tidak tergerus dan
menjadi korban arus perkembangan globalisasi tersebut. Pendidikan yang merupakan
sektor strategis dalam menentukan masa depan bangsa, arah kemajuan bangsa serta alat
utama mencetak generasi yang berkualitas yang diharapkan mampu bersaing dengan
masyarakat internasional, juga harus berbenah di setiap lininya. Infrastruktur pendidikan
harus terus ditingkatkan, kompetensi guru yang harus diperbaiki, kurikulum yang harus
senantiasa mengikuti perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat dan kebutuhan
peserta didik, perbaikan manajemen pengelolaan sekolah dan kelas, media pembelajaran
yang lebih lengkap dan bersesuaian dengan perkembangan teknologi serta tidak
terkecuali metode-metode pembelajaran yang harus senantiasa diperbaiki agar efektifitas
dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.
Salah satu metode pembelajaran yang banyak dipakai di negara maju saat ini
adalah blended learning. Metode ini dipandang memiliki kesesuaian dengan
perkembangan zaman yang kompleks karena tidak kaku dan monoton pada satu metode
saja, akan tetapi merupakan gabungan dari beberapa metode yang dipandang mmiliki
efektifitas dalam pencapain tujuan pemblajaran.3 Selain itu, blended learning juga sangat
sesuai dengan perkembangan teknologi dengan berkembang pesatnya penggunaan
1 Stromquist and Monkman mengungkapkan “Globalization, a contemporary term well ingrained in people‟s
consciousness, is a phenomenon that comprises multiple and drastic changes in all areas of social life,
particularly economics, technology, and culture”. Baca Stromquist and Monkman, Globalization and
Education: Integration and Contestation across Cultures (Maryland: Rowman &Littlefield Education, 2014),
1. 2 Dani Prabowo, (2016, 10 Januari) Hadapi MEA, Jokowi Nilai Negara-negara ASEAN Juga Khawatirkan
Indonesia. KOMPAS. Diperoleh pada 11 Maret 2016, dari http://nasional.kompas.com 3 Rob Hubbart, The Really Useful E-learning Instruction Manual: Your Toolkit For Putting E-learning Into
Practice (Cheicester: John Wiley & Sons Ltd, 2013), 93.
3
internet di sebagian besar masyarakat. Bahkan internet sudah berada dalam genggaman
tangan yang menyatu dalam fasilitas handphone, komputer tablet, i-phone dan lain
sebagainya. Jika, seblumnya pengajar menolak penggunaan handphone saat proses
kegiatan belajar berlangsung, maka dengan metode blended learning, penggunaan telpon
seluler justru bisa sebagai alat pendukung utama.4
Berdasarkan situs tekno.kompas.com pengguna dengan jaringan internet terus
bertambah dan mencapai 60% di semua kalangan pada tahun 2015.5 Persentase tersebut
bisa lebih besar bila penggunanya, dibatasi pada kalangan muda apalagi kalangan
mahasiswa. Hal itu dibuktikan dengan wawancara peneliti pada seklompok meahasiswa
yang menggunakan fasilitas internet pada telephone selulernya mencapai angka 95%.
Dari angka tersebut, semua mahasiswa menggunakan aplikasi android sebagai software
pendukung telpone selulernya untuk menjalankan beberapa aplikasi yang dibutuhkan.6
Berdasarkan fakta tersbut, maka metode pembelajaran yang memberikan ruang
penggunaan telepone seluler sangat memungkinkan dilakukan dalam rangka efektifitas
dan efisiensi pencapain tujuan pembelajaran. Pemblajaran blended learning memiliki
berbagai variasi, dikarenakan metode pembelajaeran ini merupakan gabungan dari
beberapa metode. Diantaranya adalah blended learning berbasis diskusi dan blended
learning berbasis inquiri.
Sementara itu, Desain Perencanaan Pembelajaran yang merupakan salah satu mata
kuliah wajib bagi mahasiswa Keguruan/Tarbiyah, kompetensi dari mata kuliah tersebut
haruslah dikuasai oleh para calon pengajar dengan baik. Penggunaan metode blended
learning dalam mata kuliah Desain Perencanaan Pembelajaran diharapkan tidak hanya
mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, akan tetapi juga mampu
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar mahasiswa. Dengan metode ini, mahasiswa
tidak lagi dibatasi untuk menggunakan telepon selulernya. Akan tetapi justru dijadikan
media utama dalam proses pembelajaran.
Dalam proses peembelajaran di perguruan tinggi, yang kebanyakan menggunakan
metode diskusi dan inquiry faktor bahasa sangatlah dibutuhkan. Kemampuan berbahasa
yang baik dan benar atau bisa disebut dengan kemampuan verbal-linguistic merupakan
4 Bernat &Mueller, Individualized Learning with Technology (Maryland: Rowman &Littlefield Education,
2014), 3. 5 Oik Yusuf, (2014, 24 November) Pengguna Internet Indonesia Nomor Enam Dunia. KOMPAS. Diperoleh
pada 11 Maret 2016, dari http://tekno.kompas.com 6 Wawancara dengan mahasiswa semester VI di STIT Muhammadiyah Tempurrejo Ngawi pada tanggal 8 Maret
2016.
4
salah satu unsur utama penunjang keberhasilan mahasiswa dalam pencapaian kompetensi
setiap mata kuliah. Kemampuan verbal-linguistic digunakan pada hampir seluruh proses
kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi seperti pada saat berdiskusi, penyusunan
laporan penelitian, peenyusunan makalah, presentasi kajian topik peerkuliahan, mambaca
lliteratur penunjang maupun penambah wawasan dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Perbedaan tingkat kemampuan verbal-linguistic masing-masing mahasiswa sangat
memungkinkan variasi tingkat pencapaian hasil belajar dalam seetiap mata kuliah yang
diberikan. Oleh kareenya, kemampuan verbal-linguistic juga memiliki urgensi untuk
dikaji lebih mendalam.
Berdasarkan paparan di atas penelitian ini difokuskan pada beberapa kajian, yaitu
blended learning berbasis diskusi dan inquiri, tingkat kemampuan verbal linguistik serta
hasil belajar mata kuliah Desain Perencanaan Pembelajaran yang terangkum dalam tema
penelitian eksperimen yang berjudul “Efektifitas Blended Learning Berbasis Diskusi dan
Inquiri terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Desain Perencanaan Pembelajaran ditinjau
dari Kemampuan Verbal-Lingustik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam
STIT Muhammadiyah Tempurrejo Ngawi Tahun Ajaran 2016/2017”. Melalui tema
penelitian ini, diharapkan menjadi wacana dalam upaya meningkatkan efektifitas
pencapain tujuan pembeelajaran pada umumnya dan sebagai pengembangan proses
pembelajaran pada program studi PAI STIT Muhammadiyah Tempurrejo Ngawi pada
khususnya.
B. Tujuan Peenelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui apakah hasil belajar mahasiswa yang menggunakan metode blended
learning berbasis diskusi lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan
metode blended learning berbasis inquiri.
2. Mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan tingkat kemampuan verbal-
linguistic mahasiswa terhadap hasil belajar mata kuliah Desain Perencanaan
Pembelajaran.
3. Mengetahui apakah hasil belajar mata kuliah Desain Perencanaan Pembelajaran
mahasiswa yang menggunakan metode blended learning berbasis diskusi lebih baik
dari pada hasil belajar mata kuliah Desain Perencanaan Pembelajaran mahasiswa yang
menggunakan metode blended learning berbasis inquiri, baik untuk mahasiswa
dengan kemampuan verbal-linguistic tinggi sedang dan rendah.
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis akan merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar mahasiswa yang menggunakan metode blended learning
berbasis diskusi lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan metode
blended learning berbasis inquiri?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan tingkat kemampuan verbal-linguistic
mahasiswa terhadap hasil belajar mata kuliah Desain Perencanaan Pembelajaran?
3. Apakah hasil belajar mata kuliah Desain Perencanaan Pembelajaran mahasiswa yang
menggunakan metode blended learning berbasis diskusi lebih baik dari pada hasil
belajar mata kuliah Desain Perencanaan Pembelajaran mahasiswa yang
menggunakan metode blended learning berbasis inquiri, baik untuk mahasiswa
dengan kemampuan verbal-linguistic tinggi sedang dan rendah?
D. Tinjauan Pustaka
1. Metode blended learning
Blended learning pada dasarnya adalah suatu sistem belajar yang memadukan
antara belajar secara face to face (bertemu muka/klasikal) dengan belajar secara
online (melalui penggunaan fasilitas/media internet). Ada beberapa pendapat yang
berbeda dari para ahli yang menentukan prosentase untuk masing masing cara, baik
itu yang sifatnya face to face atau online. Sloan menyebutkan bahwa sebuah
pembelajaran dikatakan menggunakan strategi Blended Learning apabila 30-80% dari
desain dan implementasi pembelajaran baik dalam hal isi maupun penyampaiannya
dilakukan secara online.7
Sementara itu Rob Hubbart mengungkapkan bahwa Blended Learning adalah:
The combination of different training „media‟ (technologies, activities
and types of events) to create an optimum training program for a specific
audience. The term „blended‟ means the traditional instructor-led
training is being supplemented with other electronic formats. Blended
Learning is a mixing of different learning environments. It combines
traditional face to-face classroom methods with more modern computer-
mediated activities. According to its proponents, the strategy creates a
more integrated approach for both instructors and learners. Formerly,
technology-based materials played a supporting role to face-to-face
instruction.8
7 Maria D. Avgerinou..Blended Collaborative Learning for Action Research Training. Journal of Open
Education, Vol 4, No.1, 2008, 88. 8 Ibid, Rob, The Really Useful, 93.
6
Dalam pembelajaran Blended Learning, peserta didik tidak hanya
mengandalkan materi yang diberikan oleh pengajar, tetapi dapat mencari materi dalam
berbagai cara, antara lain, mencari ke perpustakaan, menanyakan kepada teman kelas
atau teman saat online, membuka website, mencari materi belajar melalui search
engine, portal, maupun blog, atau bisa juga dengan media media lain berupa software
pembelajaran dan juga tutorial pembelajaran.
Terdapat dua pendekatan Blended Lerning dalam penelitian ini, yaitu Blended
learning berbasis diskusi dan Blended learning berbasis inquiri. Blended learning
berbasis diskusi merupakan perpaduan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran
online dengan fokus pendekatan pembelajaran menggunakan sarana pertukaran
pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapai. Metode diskusi dalam Blended
learning berbasis diskusi dilakukan antara lain pada saat pra-tatap muka dan pada saat
tatap muka. Sedangkan Blended learning berbasis inquiri merupakan perpaduan
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online dengan fokus pendekatan
pembelajaran menggunakan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis,
analisis, dan argumentative (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah tertentu
menuju kesimpulan. Inkuiri atau penemuan merupakan proses mental dimana siswa
mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan dan
sebagainya9.
2. Kemampuan verbal-linguistic
Kecerdasan verbal-linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Kecerdasan
verbal-linguistik merupakan kecerdasan yang paling universal di antara ketujuh kecerdasan
dalam teori kecerdasan ganda. Kecerdasan verbal-linguistik terdiri atas beberapa komponen,
termasuk fonologi, sintaksis, semantik, dan pragmatika. Orang yang amat berbakat bahasa
mempunyai kepekaan yang tajam terhadap bunyi atau fonologi bahasa. Mereka sering
menggunakan permainan kata-kata, rima, tongue twister, aliterasi, onomatope, dan tiruan
bunyi-bunyian seperti bel. Pemikir berciri verbal-linguistik biasanya mahir pula memanipulasi
sintaksis (struktur atau susunan kalimat) bahasa. Pemikir yang amat verbal-linguistik pun
merupakan ahli tata bahasa yang terunggul serta terus menerus mencari kesalahan lisan atau
tulisan yang kadang terjadi dalam kehidupanya sendiri atau kehidupan orang lain. 10
9 Oemar Hamalik, Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), 219.
10 Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), 20.
7
Jenius verbal-linguistik juga memperlihatkan kepekaan terhadap bahasa melalui
semantik (pemahaman mendalam tentang makna). Komponen kecerdasan verbal-linguistik
yang paling penting adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk mencapai sasaran praktis
(pragmatik). Bahasa yang digunakan mungkin tidak terlalu menakjubkan, tetapi tujuan
kemana bahasa itu dibengkokkan untuk meningkatkan, atau sekurang-kurangnya mengubah
kehidupan dengan suatu cara yang dapat dirasakan tentu amat menakjubkan.
Pada umumnya, orang yang memiliki kecerdasan verbal-linguistik memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut: mampu mendengar secara komprehensif, mampu membaca
secara efektif yang meliputi memahami isi bacaan dan mengingat sesuatu yang telah dibaca,
mampu menulis dan menerapkan aturan-aturan penulisan, mampu berbicara di depan
khalayak (audience) yang bebeda dengan tujuan yang berbeda pula dan mampu mempelajari
bahasa asing dengan mudah11
.
3. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan salah satu bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana
Sudjana mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik.12
Dimyati dan Mudjiono juga menyebutkan hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi
guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.13
Charles Reigeluth mengutip. Bloom menyebutkan bahwa hasil belajar memiliki
tiga jenis ranah, yaitu ranah kognitif, ranah psikomotorik dan afektif.14
Pada
penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar dalam ranah kognitif.
4. Mata kuliah Desain Perencanaan Pembelajaran
Mata kuliah Desain Perencanaan Pembelajaran memuat tentang prinsip-prinsip
penerapan metodologi pembelajaran dalam proses pembelajaran PAI, serta teknik
penyusunan desain pembelajarannya. Disamping itu mata kuliah ini memuat kajian
tentang konsep PAI terpadu dan penerapan konsep life skill dalam proses
pembelajaran PAI.
11
Benny A. Pribadi, Model Desain System Pembelajaran (Jakarta: PT.Dian Rakyat, 2009), 36. 12
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), 3. 13
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), 3-4. 14
Charles Reigeluth, Instructional-Design: Theories and Models (Building a Common Knowledge Base) (New
York: Routledge Publisher, 2009), 195
8
Mata kuliah Desain Perencanaan Pembelajaran memiliki tujuan agar mahasiswa
Memiliki pemahaman dan keterampilan tentang perencanaan dan desain pembelajaran
PAI. Mata kuliah ini diberikan agar mahasiswa memahami macam-macam metode
pembelajaran PAI, dan prinsip-prinsip pemilihannya, prinsip penyusunan desain
pembelajarannya serta terlatih dalam menyusun desain pembelajaran, disamping itu
juga, agar mereka memahami konsep PAI terpadu dan dapat menerapkan konsep life
skill dalam proses pembelajaran PAI.15
Sementara itu Desain Pembelajaran secara sederhana dapat dimaknai sebagai
format yang berisi langkah-langkah yang harus dikerjkan oleh guru dalam merancang
proses pembelajaran16
. Terkait desain perencanaan sebagai sebuah proses, Brown and
Green menyampaikan bahwa:
Intructional design is the systematic development of instructional
specifications using learning and instructional theory to ensure the
quality of instruction. It is the entire process of analysis of learning
needs and goals and the development of delivery system to meet those
needs. It includes development of instructional materials and
activities; and tryout and evaluation of all instruction and learner
activities.17
Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa desain pembelajaran sangat
penting dilaksanakan sebagai upaya untuk menjamin kualitas pembelajaran.
Pada penelitian ini, topik perkuliahan yang akan disampaikan dalam mata kulian
Desain Perencanaan Pembelajaran adalah:
a. Pengertian, Fungsi dan tujuan desain perencanaan pembelajaran
b. Pendidikan Agama Islam sebagai sebuah sistem
c. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam
d. Menilai karakteristik dan kebutuhan peserta didik
e. Merumuskan tujuan pembelajaran dan Indikator pencapaian pembelajaran PAI
5. Penelitian terdahulu
Beberapa penelitian mengenai blended learning pernah dilaksanakan sebelumnya,
antara lain adalah:
15
Kurikulum Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Tempurrrejo Ngawi, (Ngawi: STITM
Tempurrejo , 2015), 64. 16
Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis: Paradigma Baru Pembelajaran Menuju Kompetensi
Siswa (Yogyakarta: Kanisius, 2007), 136. 17
Brown and Green, The Essentials of Instructional Design:Connecting Fundamental Principles with Process
and Practice (New York: Routledge, 2016), 6.
9
a. Penelitian oleh Omer Delialioglu dari Departement Education and Instructional
Technologies, Faculty of Education, middle East Technical University, Ankara
Turkey dengan judul penelitian Student Engagement in Blended Learning
Environments with Lecture-Based and Problem Based Instructional Approaches.
Dalam penelitian ini, peneliti menganilsa perbedaan pengaruh strategi belajar
blended learning berbasis pengajar dan strategi belajar blended learning berbasis
penyelesaian masalah terhadap keterlibatan peserta didik dalam sebuah
pembelajaran. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini salah satunya
menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan peserta didik yang menggunakan strategi
belajar blended learning berbasis pengajar lebih tinggi dibandingkan dengan
tingkat keterlibatan peserta didik yang menggunakan strategi belajar blended
learning berbasis penyelesaian masalah.18
b. Penelitian oleh Annisa Ratna Sari, Staf Pengajar Jurusan P. Akuntansi Universitas
Negeri Yogyakarta dengan judul Strategi Blended Learning untuk Peningkatan
Kemandirian Belajar Dan Kemampuan Critical Thinking Mahasiswa Di Era
Digital. Tujuan dilaksanakannya penelitian adalah: (1) Mengetahui deskripsi
implementasi strategi Blended Learning dalam meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa (2) Mengetahui peningkatan kemandirian belajar mahasiswa melalui
pengimplementasian strategi Blended Learning (3) Mengetahui peningkatan
kemampuan Critical Thinking mahasiswa melalui pengimplementasian strategi
Blended Learning.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan model
Kemmis-Taggart. Strategi pembelajaran Blended Learning terbukti berhasil
meningkatkan Kemandirian Belajar, Critical Thinking, maupun prestasi belajar
dari mahasiswa terhadap perkuliahan Evaluasi Pembelajaran Akuntansi.19
Setelah mengkaji beberapa penelitian di atas, terdapat perbedaan dengan
penelitian yang akan dibahas, yaitu penelitian ini menggunakan strategi blended
learning berbasis diskusi dan inquiri yang tentu saja memiliki langkah pembelajaran
yang berbeda dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Omer Delialioglu.
18
Omer Delialioglu, Student Engagement in Blended Learning Environments with Lecture-Based and Problem
Based Instructional Approaches. Journal of Educational Technology & Society, Vol. 15, No. 3, Tahun 2012,
310. 19
Annisa Ratna Sari, Strategi Blended Learning untuk Peningkatan Kemandirian Belajar Dan Kemampuan
Critical Thinking Mahasiswa Di Era Digital. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun
2013, 32.
10
Selain itu, pada penelitian ini, disertakan juga variabel bebas lainnya, yaitu
kemampuan verbal-linguistic. Kemudian jika dibandingkan dengan penelitian dari
Annisa Ratna Sari, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksperimental,
sementara penelitian Annisa ratna Sari menggunakan penelitian tindakan kelas.
6. Hipotesis penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Hasil belajar mahasiswa yang menggunakan metode blended learning berbasis
diskusi lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan metode
blended learning berbasis inquiri.
b. Mahasiswa yang mempunyai tingkat kemampuan verbal-linguistic tinggi lebih
baik hasil belajarnya daripada mahasiswa yang memiliki kemampuan verbal-
linguistic sedang atau rendah, dan mahasiswa yang mempunyai tingkat
kemampuan verbal-linguistic sedang lebih baik prestasi belajarnya daripada
mahasiswa yang memiliki kemampuan verbal-linguistic rendah.
c. Mahaiswa yang mempunyai kemampuan verbal-linguistic tinggi pada
pembelajaran Desain Perencanaan Pembelajaran yang menggunakan metode
blended learning berbasis diskusi akan memperoleh hasil belajar sama baiknya
dengan mahasiswa yang mempunyai kemampuan verbal-linguistic pada
pembelajaran Desain Perencanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode
blended learning berbasis inquiri. Sedangkan mahasiswa yang mempunyai
kemampuan verbal-linguistic sedang dan rendah pada pembelajaran Desain
Perencanaan Pembelajaran yang menggunakan metode blended learning berbasis
diskusi akan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa yang
mempunyai kemampuan verbal-linguistic sedang dan rendah pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode blended learning berbasis
inquiri.
E. Kontribusi Penelitian
1. Bagi peneliti
Dengan penelitian diharapkan dapat dijadikan sarana dalam rangka menambah
pengetahuan, wawasan yang lebih luas, serta pengalaman dan juga salah satu bentuk
kepedulian terhadap permasalahan yang terjadi khususnya dalam hal metode
pembelajaran terkini dalam pembelajaran
2. Bagi institusi pendidikan
11
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pengajar
atau dosen dalam pembelajaran, pengembangan strategi belajar pada program studi
Pendidikan Agama Islam serta dapat dijadikan alternatif referensi penggunaan
metode pembelajaran terkini dalam pembelajaran.
3. Data dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan dapat pula
digunakan sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya.
F. Metode Penelitian
1. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
(STIT) Muhammadiyah Tempurrejo Ngawi dengan subyek penelitian mahasiswa
salah satu tingkat semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Sedangkan uji coba
instrumen hasil belajar dan kemampuan verbal-linguistic mahasiswa juga dilakukan di
salah satu kelas pada tingkat semester yang berbeda. Penelitian direncanakan untuk
dilaksanakan pada selama 6 bulan pada bulan April sampai bulan Nopember 2016.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif jenis quasi
eksperimen, yakni dengan mengujicobakan suatu perlakuan/treatment.20
Ciri khas dari
penelitian eksperimental menurut Schreiber dan Asner-Self yaitu “an independent
variable (variables) that is manipilated by the researcher”.21
Bentuk manipulasi pada
variabel independen dalam penelitian ini berupa pemberian treatment pada objek
penelitian untuk mencari perbedaan pengaruh penerapan metode blended learning
yang terdiri dari blended learning berbasis diskusi dan blended learning berbasis
inquiri yang dikontrol dengan kemampuan verbal-linguistic.
3. Sumber Data, Metode Pengumpulan Data dan Rancangan Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini yaitu orang, peristiwa dan dokumen.
Sedangkan Metode Pengumpulan datanya dengan menggunakan tes, observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan faktorial 2 x
3. Faktor pertama adalah metode blended learning yang terdiri dari blended learning
berbasis diskusi dan blended learning berbasis inquiri. Faktor kedua adalah tingkat
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2008), 107. 21
Schreiber & Asner-Self, Educational Reseach (Cheicester: John Wiley & Sons Ltd, 2011), 160.
12
kemampuan verbal-linguistic yang terdiri dari kemampuan verbal-linguistic tinggi,
sedang dan rendah.
4. Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STIT Muhammadiyah
Tempurrejo Ngawi Program Studi Pendidikan Agama Islam Tahun Pelajaran
2016/2017 dan yang menjadi sampel penelitian adalah dua kelas di salah satu tingkat
semester yaitu kelas B sebagai kelas eksperimen dan kelas A sebagai kelas kontrol.
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling dilakukan dengan stratified cluster
random sampling.
5. Uji Coba Dan Analisis Instrumen
Adapun uji coba instrumen penelitian ini direncanakan untuk dilaksanakan pada
kelas lain selain kelas yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian. Setelah uji
coba selesai kemudian direncanakan untuk dilakukan analisis terhadap instrumen dan
butir instrumen baik pada instrumen pengukuran kemampuan verbal-linguistic
maupun pada instrumen pengukuran hasil belajar.
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah tes untuk mengetahui data hasil
belajar mahasiswa dan untuk mengetahui tentang tinggi, sedang dan rendah
kemampuan verbal-linguistic mahasiswa. Instrument tes yang digunakan terlebih
dahulu dilakukan uji coba instrument agar diperoleh alat tes yang baik yang dapat
mengukur kemampuan siswa dengan benar. Pelaksanaan uji coba instrument
dilakukan sebelum eksperimen di mulai kemudian hasil ujicoba dilakukan uji
validitas isi, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu:
a. Uji prasyarat analisis variansi, dengan menggunakan: Uji kesamaan rata-rata, Uji
normalitas dan Uji homogenitas.
b. Pengujian hipotesis. Teknik pengujian hipotesis yang digunakan adalah dengan
menggunakan Uji analisis varians (Anava) dua jalan dengan faktorial 2x3, dengan
taraf signifikansi (α = 0,05).
7. Jadwal Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dimulai
pada bulan Februari sampai bulan Oktober 2016, dengan urutan kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
13
No Kegiatan Bulan
1. Study literatur dan pembuatan proposal penelitian Februari-Maret
2. Observasi objek penelitian, pengajaran dan fasilitas yang
dimiliki
Februari-Maret
3. Pemilihan kelas dan pelaksanaan uji coba Instrumen April
4. Pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol Mei
5. Persiapan materi, media dan langkah pembelajaran Juni-Juli
6. Memberikan treatment berupa metode blended learning
berbasis diskusi pada kelas eksperimen dan metode blended
learning berbasis inquiri pada kelas kontrol
Agustus-September
7. Pemberian test hasil belajar dan test kemampuan verbal-
linguistic
September
8. Mengolah, menganalisis penelitian, menguji hipotesis dan
mengambil kesimpulan
Oktober
9. Penyelesaian laporan penelitian Oktober
G. Personalia
Dalam penelitian ini tentu saja melibatkan beberapa pihak yang dianggap memiliki
kompetensi yang memiliki relevansi dalam setiap kegiatan penelitian. Berikut beberapa
nama, keilmuan dan bantuan yang diharapkan akan diberikan untuk menyelesaikan
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
No Nama Keilmuan/Keahlian Peranan
1 Miksan Ansori, M.Pd. Dosen Teknologi
Pendidikan
Peneliti utama
2 Dr. Sudarto, M.Pd.I Dosen PAI/ Ketua
LPPM
Konsultasi metode dan prosedur
penelitian
3 Drs. Tarmidzi, S.Ag. Kaprodi PAI STIT
Muhammadiyah
Ngawi
Fasilitator dan pemberi izin penelitian
dan penyedia fasilitas penunjang
penelitian
4 M. Nasihuddin, M.Ag. Dosen PAI/Lektor Konsultasi materi pembelajaran
5 Agus Sriyanto Ketua BEM Prodi Assistensi pemberian treatment, test
dan uji coba instrumen
6 Annisa Nurul Sekertaris BEM
Prodi
Assistensi pemberian treatment, test
dan uji coba instrumen
14
7 Muwahiddah
Nurhasanah, M.Pd.
Dosen Media
Pembelajaran
Konsultasi persiapan media
pembelajaran
H. Rancangan Anggaran Penelitian
Berikut akan disajikan Rancangan Anggaran Penelitian dalam tabel di bawah ini:
No Kegiatan Vol Frek Satuan Harga Jumlah
A. Pra Kegiatan
1. Study literatur dan pembuatan
proposal penelitian 1 1 kegiatan 500.000 500.000
2. Konsultasi penyempurnaan
Proposal 1 1 kegiatan 100.000 100.000
B. Pelaksanaan
1. Observasi objek penelitian,
pengajaran dan fasilitas yang
dimiliki 1 3 kegiatan 100.000 300.000
2. Pelaksanaan uji coba Instrumen
test hasil belajar dan test
kemampuan verbal-linguistic
a. Transport Peneliti (Kediri-Ngawi) 1 2 orang 150.000 300.000
b. Print out instrumen, Berita Acara
dan Daftar Hadir 20 2 lembar 1.000 40.000
c. Foto Copy instrumen Berita Acara
dan Daftar Hadir 100 2 lembar 100 20.000
d. Transport Peneliti dan 2 orang
Asisten (Tempurrejo-Mantingan) 3 2 orang 75.000 450.000
e. Honor Asisten 2 1 orang 150.000 300.000
f. Konsumsi 3 2 orang 25.000 150.000
3. Persiapan materi, media dan
langkah pembelajaran
a. Print out RPP 10 1 lembar 1.000 10.000
b. Jasa asistensi pembuatan video
pembelajaran 1 1 orang 50.000 50.000
c. Pembuatan video pembelajaran 1 2 video 150.000 300.000
d. Paket data internet persiapan blog 1 1 paket 60.000 60.000
e. Foto copy materi pembelajaran 50 1 lembar 100 5.000
f. Konsultasi materi, media dan
prosedur pembelajaran 3 1 kegiatan 100.000 300.000
4. Pemberikan treatment berupa
metode blended learning berbasis
diskusi pada kelas eksperimen dan
metode blended learning berbasis
inquiri pada kelas kontrol
a. Transport Peneliti (Kediri-Ngawi) 2 8 kegiatan 150.000 2.400.000
b. Paket data internet untuk
pembelajaran on line 1 1 paket 110.000 110.000
c. Transport Asisten (Tempurrejo-
Mantingan) 2 8 orang 75.000 1.200.000
15
d. Honor Asisten 2 1 orang 300.000 600.000
e. Konsumsi 3 8 orang 25.000 600.000
5. Pemberian test hasil belajar dan
test kemampuan verbal-linguistic
a. Transport Peneliti (Kediri-Ngawi) 1 2 orang 150.000 300.000
b. Print out instrumen, Berita Acara
dan Daftar Hadir 20 2 lembar 1.000 40.000
c. Foto Copy instrumen Berita Acara
dan Daftar Hadir 100 2 lembar 100 20.000
d. Transport Asisten (Tempurrejo-
Mantingan) 2 2 orang 75.000 300.000
e. Honor Asisten 2 1 orang 150.000 300.000
f. Konsumsi 3 1 orang 25.000 75.000
6. Pengolahan Data 1 1 kegiatan 2.000.000 2.000.000
7. Penyusunan Laporan 1 1 kegiatan 100.000 100.000
C. Pasca Penelitian
Ekspose Hasil Penelitian
a. Honor Narasumber 2 1 orang 1.400.000 2.800.000
b. Transportasi (Surabaya-Ngawi) 2 1 orang 250.000 500.000
c. Konsumsi Peserta 15 1 orang 15.000 225.000
d. Fotocopy materi 15 10 lembar 100 15.000
D. Bahan
a. ATK 1 5 paket 10.000 50.000
b. Kertas HVS 80gr 1 3 rim 40.000 120.000
c. Stopmap 5 3 lembar 3.000 45.000
d. Tinta Printer 4 1 botol 75.000 300.000
Jumlah Total 14.985.000
I. Biografi Peneliti
Nama Lengkap : Miksan Ansori, M.Pd.
NIP : -
TTL : Nganjuk, 14 November 1986
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Melati gg 1 Dsn. Karangdinoyo Ds. Kepung, Kec. Kepung Kab.
Kediri
e-mail : [email protected]
HP : 085658190250
Universitas S-1 : STAIN Kediri Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas S-2 : Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prodi Teknologi
Pendidikan
Jabatan : Dosen STIT Muhammadiyah Tempurrejo Ngawi
16
Penelitian : - HAM dalam Pendidikan (Studi Analisa UU Sisdiknas No 20
Tahun 2003)
- Efektifitas Pembelajaran Hypermedia dan Slide Powerpoin
terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari Kemampuan Visuospatial
Siswa SMA se-Nganjuk Tahun Ajaran 2012/2013
- Dimensi HAM dalam Tujuan dan Prinsip Penyelenggraan
Pendidikan di Indonesia
- Pengaruh Kecerdasan Verbal-Linguistik Dan Kecerdasan Visuo-
Spatial Terhadap Kreatifitas Siswa Islamic Boarding School SMP
Islam Al-A’la Tahun Ajaran 2015/2016
Daftar Pustaka
Bernat, Chris & Mueller, Richard. Individualized Learning with Technology. Maryland:
Rowman &Littlefield Education. 2014.
Brown, Abbie and Green, Timothy. The Essentials of Instructional Design:Connecting
Fundamental Principles with Process and Practice. New York: Routledge. 2016.
Delialioglu, Omer. Student Engagement in Blended Learning Environments with Lecture-
Based and Problem Based Instructional Approaches. Journal of Educational
Technology & Society, Vol. 15, No. 3, Tahun 2012.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 1999.
Hamalik, Oemar. Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2001.
Harsanto, Radno. Pengelolaan Kelas yang Dinamis: Paradigma Baru Pembelajaran Menuju
Kompetensi Siswa. Yogyakarta: Kanisius. 2007.
Hubbart, Rob. The Really Useful E-learning Instruction Manual: Your Toolkit For Putting
E-learning Into Practice. Cheicester: John Wiley & Sons Ltd. 2013.
Kurikulum Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Tempurrrejo Ngawi.
Ngawi: STITM Tempurrejo. 2015.
Prabowo, Dani. (2016, 10 Januari) Hadapi MEA, Jokowi Nilai Negara-negara ASEAN Juga
Khawatirkan Indonesia. KOMPAS. Diperoleh pada 11 Maret 2016, dari
http://nasional.kompas.com
Pribadi, Benny A. Model Desain System Pembelajaran. Jakarta: PT.Dian Rakyat. 2009.
Reigeluth, Charles. Instructional-Design: Theories and Models (Building a Common
Knowledge Base). New York: Routledge Publisher. 2009.
Sari, Annisa Ratna. Strategi Blended Learning untuk Peningkatan Kemandirian Belajar Dan
Kemampuan Critical Thinking Mahasiswa Di Era Digital. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013.
Schreiber, James & Asner-Self, Kimberly. Educational Reseach. Cheicester: John Wiley &
Sons Ltd. 2011..
Stromquist, Nelly and Monkman, Karen. Globalization and Education: Integration and
Contestation across Cultures. Maryland: Rowman &Littlefield Education. 2014.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2008.
Yusuf, Oik. (2014, 24 November) Pengguna Internet Indonesia Nomor Enam Dunia.
KOMPAS. Diperoleh pada 11 Maret 2016, dari http://tekno.kompas.com