no. peraturan indikator...
TRANSCRIPT
1
No. Peraturan Indikator Penjelasan
1. Peraturan Pemerintah Nomor 18/1973
Tentang Negara mendirikan PT Persero
Bergerak dalam bidang Pengembangan
Perusahaan Swasta Nasiona l.
Dalam rangka usaha untuk mengarahkan dan
mengamankan kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang
pembangunan perekonomian dipandang perlu adanya suatu
lembaga keuangan yang bergerak disektor pengembangan
usaha swasta nasional dengan bentuk Perusahaan
Perseroan Terbatas.
Penyertaan
Modal
Negara
Negara Republik Indonesia melakukan penyertaan dalam
modal saham Perusahaan Perseroan (PERSERO).
Perusahaan Perseroan yang didirikan secara bersama-
sama oleh Negara Republik Indonesia dan Bank Indonesia.
Modal
Persero
Modal dasar PERSERO berjumlah Rp10.000. 000,-
(sepuluh milyard rupiah).
Pelaksanaan
Pendirian
Persero
Pelaksanaan pendirian Persero adalah Peraturan
Pemerintah ini dikuasakan kepada Menteri Keuangan.
Menteri Keuangan dapat menyerahkan kekuasaan tersebut
dengan hak substitusi kepada seorang Menteri atau Pejabat
Negara lainnya, dengan ketentuan bahwa Rancangan
Anggaran Dasar PERSERO harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Menteri Keuangan.
2
No. Peraturan Indikator Penjelasan
3. Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 827/KMK.04/1984
Tentang Penangguhan Pembayaran Pajak
Pertambahan Nilai Atas Perolehan Atau
Impor Barang Modal Tertentu.
Barang Modal Barang modal tertentu dalam keputusan ini ialah
mesin-mesin baik dalam keadaan terpasang maupun
dalam keadaan terlepas sama sekali yang
mempunyai hubungan langsung dengan proses
penghasilan Barang Kena Pajak yang mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun tidak termasuk
suku cadang, bahan baku dan bahan pembantu.
No. Peraturan Indikator Penjelasan
2. Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor Kep.649/MK/IV/5/1974
tentang Perizinan Usaha Leasing.
Badan-badan usaha yang pada waktu ini telah
menjalankan kegiatan leasing, diwajibkan
menyesuaikan prsyaratan-persyaratan.
Batasan Perusahaan leasing di larang menerima simpanan
dalam bentuk
1. Giro;
2. Deposito;
3. Tabungan;
4. Maupun pemberikan kredit/pinjaman uang;
5. Mengeluarkan jaminan bagi pihak ketiga
atau usaha-usaha perbankan lainnya.
Pengawasan Diserahkan kepada di rektorat jendral moneter.
3
No. Peraturan Indikator Penjelasan
4.
Keputusan Persiden Nomor 61/1988
Tentang Pembiayaan.
Bidang Usaha a. Sewa guna usaha;
b. Modal ventura;
c. Perdagangan surat berharga;
d. Anjak piutang;
e. Usaha kartu kredit;
f. Pembiayaan konsumen.
Tata cara
pendirian
perusahaan
Di atur lebih lanjut oleh menteri
Kegiatan Sewa
Guna Usaha
a. Bank;
b. Lembaga keuangan bukan bank;
c. Perusahaan pembiayaan.
Bentuk
Hukumnya
Berbentuk perseoran terbatas atau koprasi
Kegiatan
Usahanya
Dapat malukan satu atau lebih kegiatan usaha
lembaga pembiayaan
Batasannya a. Giro;
b. Deposito;
c. Tabungan;
d. Surat Sanggup Bayar (promissory note)
Pengawasan/pe
mbiayan
Menteri
4
No. Peraturan Indikator Penjelasan
5.
Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 1251/KMK.013/1988
Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Lembaga Pembiayaan.
Bidang Usaha a. Sewa guna usaha;
b. Modal ventura;
c. Perdagangan surat berharga;
d. Anjak piutang;
e. Usaha kartu kerdit;
f. Pembiayaan konsumen.
Kegiatan Sewa
Guna Usaha
Di lakukan dalam bentuk pengadan barang modal
bagi penyewa sewa guna usaha, baik dengan
maupun tanpa hak opsi untuk membeli barang
tersebut.
Penyertaan
Modal
Setiap perusahaan pasangan usaha bersifat
sementara dan tidak boleh melebihi jangka waktu 10
(sepuluh) tahun.
Lembaga
pembiayaan
a. Bank;
b. Lembaga keuangan bukan bank;
c. Perusahaan pembiayaan.
Bentuk
Hukumnya
Berbentuk perseoran terbatas atau koperasi.
5
Jumlah Modal
Setor
Jumlah modal di setor atau simpanan wajib bagi
perusahaan pembiayaan yang melakukan salah satu
dari kegiatan sewa guna usaha dan modal ventura
ditetapkan sebagai berikut:
a. Persahaan swasta nasional sekurang-
kurangnya sebesar Rp. 3.000.000.000,-
(tiga milyar rupiah);
b. Perusahaan patungan Indonesia dan asin
sekurang-kurangnya sebesar Rp.
10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah);
c. Koperasi sekurang-kurangnya sebesar Rp.
3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah).
Untuk
Memperoleh
Izin Usaha
Permohonan diajukan oleh menteri dan diberikan
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
permohonan diterima secara lengkap.
Batasan Perusahaan pembiayaan dilarang menarik dana secara
langsung dari masyarakat dalam bentuk;
a. Giro;
b. Deposito;
c. Tabungan;
d. Surat sanggup bayar (promissory note).
Pengawasan Setiap perusahaan pembiayaan, bank dan lembaga
keuangan bukan bank yang melakukan usaha di
bidang pembiayaan wajib menyampaikan laporan
operasional dan laporan keuangan secara tahunan
kepada menteri
6
No. Peraturan Indikator Penjelasan
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 1988 Tentang Pengenaan
Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan
Barang Kena Pajak Yang Dilakukan Oleh
Pedagang Besar dan Penyerahan Jasa Kena
Pajak Disamping Jasa Yang Di Lakukan
Oleh Pemborong.
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat
dalam pembiayaan negara dan pembangunan
nasional dan dalam rangka pemerataan pembebanan
pajak yang meliputi berbagai tingkat Pengusaha
Kena Pajak dalam jalur produksi dan distribusi,
dipandang perlu untuk memperluas pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai atas penyerahan Barang Kena
Pajak yang dilakukan pengusaha sampai pada
tingkat pedagang besar dan penyerahan Jasa Kena
Pajak lainnya di samping Jasa Pemborong atau
Kontrakto.
Pajak
Masukan
Dibayar atas pembelian Barang Kena Pajak atau
perolehan Jasa Kena Pajak yang berhubungan
langsung dengan kegiatan usaha sebagai Pedagang
Besar atau sebagai Pengusaha Jasa Kena Pajak dapat
dikreditkan, kecuali Pajak Masukan.
7
No. Peraturan Indikator Penjelasan
7.
KEPUTUSAN Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 1256/KMK.00/1989
Tentang Perubahan Ketentuan Mengenai
Perusahaan Perdagangan Surat Berharga
Dalam Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor
1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember
1988 Tentang Ketentuan Dan Tata Cara
Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
Perusahaan Perdagangan Surat Berharga
mempunyai peranan penting dalam menunjang
pengembangan kegiatan Pasar Modal. berhubung
dengan hal itu dipandang perlu untuk menetapkan
perubahan peraturan dibidang kegiatan Perusahaan
Perdagangan Surat Berharga dalam Keputusan
Menteri Keuangan.
Perusahaan Perdagangan Surat Berharga dilarang
melakukan kegiatan Sewa Guna Usaha, Modal
Ventura, Anjak Piutang, Usaha Kartu Kredit, dan
Pembiayaan Konsumen.
Kegiatan Sewa
Guna Usaha
a. Modal Ventura;
b. Anjak Piutang;
c. Usaha Kartu Kredit;
d. Pembiayaan Konsumen dilarang
melakukan kegiatan Perusahaan
Perdagangan Surat Berharga.
Perusahaan
Pembiayaan
yang telah
Memperoleh
Izin Usaha
Untuk melakukan lebih dari satu kegiatan
pembiayaan termasuk perdagangan surat berharga
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988, wajib menyesuaikan diri
dengan ketentuan dalam Pasal I, selambat-
lambatnya dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
sejak tanggal penetapan Keputusan ini.
Jangka Waktu Selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kerja
8
Pemberian Izin
Usaha
sejak permohonan diterima secara lengkap, khusus
bagi Perusahaan Perdagangan Surat Berharga.
Kewajiban Perusahaan Perdagangan Surat Berharga wajib
memenuhi ketentuan di bidang pembinaan dan
pengawasan yang ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 860/KMK.01/1987
tanggal 23 Desember 1987 tentang Lembaga
Penunjang Pasar Modal sebagaimana telah diubah
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
281/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989.
No. Peraturan Indikator Penjelasan
8. Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor
577/KMK.00/1989 Penangguhan
Pembayaran pajak Pertambahan
Nilai Atas Impor Atau Perolehan
Barang Modal Tertentu.
Barang
Modal
1. Mesin
2. Peralatan dan peralatan pabrik, baik adalah keadaan
terpasang maupun terlepas.
Pengawasan
atas
Pelaksanaan
keputusan
Dilakukan oleh direktur jendral pajak dan ketua badan usaha
koordinasi penanaman modal.
9
No. Peraturan Indikator Penjelasan
9. Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor
634/KMK.013/1990 Pengadaan
Barang modal Berfasilitas
Penghasilan Leasing.
Jangka
Waktu
Perjanjian
Leasing
Jangka waktu perjanjian leasing atas pengadaan barang modal
berfasilitas yang di tetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
Pengawasan
atas
Pelaksanaan
Dilakukan oleh ketua badan pelayanan kemudahan ekspor dan
pengelolaan data keuangan.
No. Peraturan Indikator Penjelasan
10.
Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor
1169/KMK.01/1991 Kegiatan Sewa
Guna Usaha.
Kegiatan
Sewa Guna
Usaha
a. Sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease);
b. Sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease).
Perjanjian
Sewa Guna
Uaha
Setiap transaksi sewa guna usaha wajib di ikat dala suatu
perjanjian sewa guna usaha (lease agreement) dan wajib di buat
dalam bahasa Indonesia.
Pelaporan a. Lessor wajib menyampaikan laporan keuangan triwulan
kepada director jendral pajak dan direktorat jendral
moneter.
b. Laporan keuangan triwulan harus sudah disampaikan
paling lambat 15 (lima belas) hari setelah triwulan yang
bersangkutan berakhir.
10
No. Peraturan Indikator Penjelasan
11.
Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor
48/KMK.013/1991 Kegiatan Sewa
Guna Usaha.
Kegiatan
Sewa Guna
Usaha
a. Sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease);
b. Sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease).
Perjanjian
Sewa Guna
Usaha
Setiap transaksi Sewa guna usaha wajib diikat dalam suatu
perjanjian sewa guna usaha (lessee Agreement).
Laporan a. Lessor wajib menyampaikan laporan keuangan fiscal
secara triwulan kepada Direktor Jendral Pajak;
b. Laporan keuangan triwulan paling lambat harus
diserahkan 15 (lima belas) hari setelah masa triwulan
berakhir.
Status
Hukumnya
Dinyatakan tetap berlaku
11
No. Peraturan Indikator Penjelasan
12.
Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor
468/KMK.017/1995 perubahan
KMK 2251 dan 1256 Tentang
Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan
Sebagaimana Telah Diubah Dengan
Keputusan Menteri Keuangan.
Jumlah
Setoran
Jumlah modal disetor atau simpanan pokok dan simpanan wajib
perusahaan pembiayaan yang melakukan satu atau lebih
kegiatan sewa guna usaha, anjak piutang, kartu kredit, dan
pembiayaan konsumen di tetapkan sebagai berikut:
a. Perusahaan swasta nasional sekurang-kurangnya
sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah)
b. Perusahaan patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp.
25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah)
c. Koperasi sekurang-kurangnya Rp. 5.000.000.000,-
(lima milyar rupiah)
Izin Usaha Perusahaan pembiayaan yang melukan kegiatan sewa guna
usaha, anjak piutang, kartu kredit atau pembiayaan konsumen
mengajukan permohonan kepada menteri keuangan.
Pembinan
dan
Pengawasan
Di lakukan oleh menteri
Kegiatan
Sewa Guna
Usaha
a. Anjak piutang;
b. Kartu kredit;
c. Pembiayaan konsumen.
12
No. Peraturan Indikator Penjelasan
13. Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor:
398/KMK.05/199 Tentang
Perubahan Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia
Nomor 298/KMK.01/1997
Tentang Ketentuan Pemindah
Tanganan Barang Modal Bagi
Perusahaan Penanaman Modal
Asing (PMA) Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) dan
Perusahaan Non PMA/PMDN.
Untuk mendorong peningkatan investasi didalam negeri
dan untuk kepastian hukum pemindahtanganan barang-
barang modal bagi perusahaan PMA/PDMN serta Non
PMA/PDMN, termasuk barang modal yang berada di
Kawasan Berikat, dipandang perlu mengubah Keputusan
Menteri Keuangan Nomor : 298/KMK.01/1997 tentang
ketentuan pemindahtanganan Barang Modal Bagi
Perusahaan Penanam Modal Asing (PMA)/Penanam Modal
Dalam Negeri (PMDN), dan Perusahaan Non
PMA/PMDN, dengan Keputusan Menteri Keuangan.
Pemindahtanganan
Barang Modal
Sebelum jangka waktu 2 (dua) tahun perusahaan wajib
membayar bea masuk yang terhutang dan denda atas
fasilitas yang diterimanya atas :
a. Mesin asal impor ;dan/atau
b. Barang dan bahan (bahan penolong) yang
besarnya sebanding dengan besar kapasitas mesin
yang dipindahtangankan".
Izin
Pemindahtanganan
atau Alih Asset
Barang Modal
Sebelum jangka waktu 2 (dua) Tahun dari perusahaan
penerima fasilitas bea masuk ke perusahaan penerima
fasilitas bea masuk yang terutang dan denda atas fasilitas
yang diterimanya, dapat diberikan berdasarkan
rekomåndasi dari Badan j'ordinasi Penanaman Modal
(BKPM).
13
No. Peraturan Indikator Penjelasan
14. Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor
448/KMK.017/2000 Perusahaan
Pembiayaan.
Kegiatan
Usaha
a. Sewa guna usaha;
b. Anjak piutang;
c. Usaha kartu kredit;
d. Pembiayaan konsumen.
Kegiatan
Sewa Guna
Usaha
Di lakukan dalam bentuk pengadaan barang modal bagi
penyewa guna usaha, baik dengan maupun hak opsi untuk
membeli barang tersebut.
Dalam
Menjalankan
Kegiatan
Usahanya
Perusahaan pembiayaan dapat melukan pembiayaan
berdasarkan prinsip syari’ah.
Izin Usaha Wajib melakukan kegiatan usaha selambat-lambatnya 60 (enam
puluh) hari terhitung sejak tanggal izin usaha di tetapkan.
Modal setor Modal setor atau simpanan wajib perusahaan pembiayaan
ditetapkan sebagai berikut:
a. Perusahaan swasta nasional sekurang-kurangnya Rp.
10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah)
b. Perusahaan patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp.
25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah)
c. Koperasi sekurang-kurangnya sebesar Rp.
5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)
14
No. Peraturan Indikator Penjelasan
15. Peraturan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal Dan Lembaga
Keuangan Nomor Per-03/BL/2007
tentang Kegiatan Perusahaan
Pembiayaan Berdasarkan Prinsip
Syariah.
Kegiatan
Usaha
Berdasarkan
Prinsip
Syariah
Wajib menyalurkan dana untuk kegiatan pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah.
Kegiatan
pembiayaan
berdasarkan
prinsip
syariah
a. Sewa guna usaha;
b. Anjak piutang;
c. Pembiayaan konsumen;
d. Usaha kartu kredit yang dilakukan sesuai dengan
prinsip syariah;
e. Kegiatan pembiayaan lainnya yang dilakukan sesuai
dengan prinsip syariah.
Kegiatan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dapat
dilakukan setelah mendapat opini dewan pengawasan syariah
dan disetujui oleh ketua.
No. Peraturan Indikator Penjelasan
16.
Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 84/PMK.012/2006
Perusahaan Pembiyaan.
Kegiatan
Usaha
a. Sewa guna usaha;
b. Anjak piutang;
c. Usaha kartu kredit;
d. Pembiayaan konsumen.
15
Kegiatan
Sewa Guna
Usaha
Dilakukan dalam bentuk pengadaan barang modal bagi
penyewa guna usaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi untuk
membeli barang modal.
Bentuk
Hukum
Perusahaan pembiayaan didirikan dalam bentuk badan hukum
perseoran terbatas atau kopreasi.
Izin Usaha Diberikan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah
dokumen permohonan diterima secara lengkap.
Modal Setor Modal setor atau simpanan pokok dan simpanan wajib dalam
rangka pendirian perusahaan pembiayaan ditetapkan sebagai
berikut:
a. Perusaahan swasta nasional atau perusahaan patungan
sekurang-kurangnya sebesar Rp. 100.000.000.000,-
(seratus milyar rupiah);
b. Koperasi sekurang-kurangnya sebesar Rp.
50.000.000.000,-(lima puluh milyar rupiah).
Pembatasan,
Perusahaan
pembiayaan
dilarang
a. Manarik dana secara langsung, dari masyarakat dalam
bentu giro,deposito,tabungan dan/atau bentuk lainnya
dipersamakan dengan itu;
b. Menerbitkan surat sanggup bayar (promissory note),
kecuali sebagai jaminan atas hutang kepada bank yang
menjadi krediturnya;
c. Memberikan jaminan dalam segala bentuknya kepada
pihak lain.
Pelaporan Perusahaan pembiayaan wajib menyampaikan kepada menteri
dengan tembusan kepada Bank Indonesia, laporan keuangan
bulanan, laporan kegiatan usaha semesteran, laporan keuangan
16
tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik.
Pengawasan Menteri melakukan pengawasan terhadap perusahaan
pembiayaan, dilakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
No. Peraturan Indikator Penjelasan
17. Peraturan Menetri Keuangan
Republik Indonesia Nomor
255/PMK.03/2008 Tentang
Penghitungan Besarnya Angsuran
pajak Penghasilan Dalam Tahun
Pajak Berjalan Yang Harus Dibayar
Sendri Oleh Wajib Pajak Lainnya
yang berdasarkan Ketentuan Di
Haruskan Membuat Laporan
Keuangan Berkala Termasuk Wajib
Pajak Orang Pribadi Pengusaha
Tertentu.
Kegiatan
Usaha
Di bidang perdagangan yang mempunyai tempat usaha lebih dari
satu, atau mempunyai tempat usaha yang berbeda alamat dengan
domisili.
17
No. Peraturan Indikator Penjelasan
18. Perpres No. 9 tahun 2009 Lembaga
Pembiayaan.
Kegiatan
Usaha
a. Sewa guna usaha;
b. Anjak piutang;
c. Usaha kartu kredit dan/atau;
d. Pembiayaan konsumen.
Pembatasan Dilarang manarik dana secara langsung dari masyarakt dakam
bentuk
a. Giro;
b. Deposito;
c. Tabungan.
Pengawasan Menteri melakukan pengawasan dan pembinaan atas lembaga
pembiayaan.
No. Peraturan Indikator Penjelasan
19. Peraturan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor Pr-03/BL/2010
bentuk, susunan, dan penyampian
laporan keuangan Triwulan dan
laporan kegiatan usaha.
- -
- -
- -
18
No. Peraturan Indikator Penjelasan
20. Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 11/PMK.011/2014
Tentang Bea Masuk Ditanggung
Pemerintah Atas Impor Barang dan
Bahan Untuk Memproduksi Barang
Dan/Atau Jasa Guna Kepentingan Umum
dan Peningkatan Untuk Tahun Anggaran
2014.
Untuk memenuhi penyediaan barang dan/atau
jasa untuk kepentingan umum, dikonsumsi oleh
masyarakat luas, dan/atau melindungi
kepentingan konsumen, peningkatan daya saing
industri tertentu di dalam negeri, meningkatkan
penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan
pendapatan negara, perlu memberikan insentif
fiskal berupa bea masuk ditanggung pemerin tah
kepada industri sektor tertentu untuk Tahun
Anggaran 2014.
Permohonan
untuk
mendapatkan
BM DTP
Oleh Pembina Sektor Industri kepada Menteri
Keuangan.
Tata Cara
Perencanaan
Penetapan alokasi dan pengesahan dokumen
pelaksanaan anggaran serta proses pencairan
belanja subsidi BM DTP sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyampaikan
Laporan
Triwulan
a. Pembina Sektor Industri menyampaikan
Laporan Triwulan Realisasi Bea Masuk
Ditanggung Pemerintah kepada Menteri
Keuangan c.q. Kepala Badan Kebijakan
Fiskal dan Direktur Jenderal Anggaran,
dengan menggunakan format
19
sebagaimana tercantum dalam Lampiran
III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini
b. Direktur Jenderal Bea dan Cukai
menyampaikan Laporan Triwulan
Realisasi Bea Masuk Ditanggung
Pemerintah kepada Menteri Keuangan
c.q. Kepala Badan Kebijakan Fiskal dan
Direktur Jenderal Anggaran, dengan
menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
No. Peraturan Indikator Penjelasan
21.
Peraturan OJK No.
29/POJK.05/2014 Penyelenggaraan
Usaha Perusahaan Pembiayaan
Kegiatan
Usaha
Perusahaan
Pembiayaan
a. Pembiayaan Investasi;
b. Pembiayaan Modal Kerja;
c. Pembiayaan Multiguna; dan atau
d. Kegiatan Usaha pembiayaan lain berdasarkan
persetujuan OJK.
Sewa
Pembiayaan
Dilakukan dalam rangka penyediaan barang oleh Perusahaan
Pembiayaan untuk digunakan debitur dalam jangka waktu
20
(finance
lease)
tertentu, yang mengalihkan substansial manfaat dan resiko atas
barang yang dibiayai.
Perjanjian
Pembiayaan
Seluruh perjanjian pembiayaan dengan debitur wajib dibuat
secara tertulis dan wajib memenuhi ketentuan penyusunan
perjanjian sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK mengenai
perlindungan konsumen sector jasa keuangan.