no. peraturan indikator...

20
1 No. Peraturan Indikator Penjelasan 1. Peraturan Pemerintah Nomor 18/1973 Tentang Negara mendirikan PT Persero Bergerak dalam bidang Pengembangan Perusahaan Swasta Nasiona l. Dalam rangka usaha untuk mengarahkan dan mengamankan kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang pembangunan perekonomian dipandang perlu adanya suatu lembaga keuangan yang bergerak disektor pengembangan usaha swasta nasional dengan bentuk Perusahaan Perseroan Terbatas. Penyertaan Modal Negara Negara Republik Indonesia melakukan penyertaan dalam modal saham Perusahaan Perseroan (PERSERO). Perusahaan Perseroan yang didirikan secara bersama- sama oleh Negara Republik Indonesia dan Bank Indonesia. Modal Persero Modal dasar PERSERO berjumlah Rp10.000. 000,- (sepuluh milyard rupiah). Pelaksanaan Pendirian Persero Pelaksanaan pendirian Persero adalah Peraturan Pemerintah ini dikuasakan kepada Menteri Keuangan. Menteri Keuangan dapat menyerahkan kekuasaan tersebut dengan hak substitusi kepada seorang Menteri atau Pejabat Negara lainnya, dengan ketentuan bahwa Rancangan Anggaran Dasar PERSERO harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Menteri Keuangan.

Upload: nguyenhuong

Post on 05-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

No. Peraturan Indikator Penjelasan

1. Peraturan Pemerintah Nomor 18/1973

Tentang Negara mendirikan PT Persero

Bergerak dalam bidang Pengembangan

Perusahaan Swasta Nasiona l.

Dalam rangka usaha untuk mengarahkan dan

mengamankan kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang

pembangunan perekonomian dipandang perlu adanya suatu

lembaga keuangan yang bergerak disektor pengembangan

usaha swasta nasional dengan bentuk Perusahaan

Perseroan Terbatas.

Penyertaan

Modal

Negara

Negara Republik Indonesia melakukan penyertaan dalam

modal saham Perusahaan Perseroan (PERSERO).

Perusahaan Perseroan yang didirikan secara bersama-

sama oleh Negara Republik Indonesia dan Bank Indonesia.

Modal

Persero

Modal dasar PERSERO berjumlah Rp10.000. 000,-

(sepuluh milyard rupiah).

Pelaksanaan

Pendirian

Persero

Pelaksanaan pendirian Persero adalah Peraturan

Pemerintah ini dikuasakan kepada Menteri Keuangan.

Menteri Keuangan dapat menyerahkan kekuasaan tersebut

dengan hak substitusi kepada seorang Menteri atau Pejabat

Negara lainnya, dengan ketentuan bahwa Rancangan

Anggaran Dasar PERSERO harus mendapat persetujuan

terlebih dahulu dari Menteri Keuangan.

2

No. Peraturan Indikator Penjelasan

3. Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 827/KMK.04/1984

Tentang Penangguhan Pembayaran Pajak

Pertambahan Nilai Atas Perolehan Atau

Impor Barang Modal Tertentu.

Barang Modal Barang modal tertentu dalam keputusan ini ialah

mesin-mesin baik dalam keadaan terpasang maupun

dalam keadaan terlepas sama sekali yang

mempunyai hubungan langsung dengan proses

penghasilan Barang Kena Pajak yang mempunyai

masa manfaat lebih dari satu tahun tidak termasuk

suku cadang, bahan baku dan bahan pembantu.

No. Peraturan Indikator Penjelasan

2. Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor Kep.649/MK/IV/5/1974

tentang Perizinan Usaha Leasing.

Badan-badan usaha yang pada waktu ini telah

menjalankan kegiatan leasing, diwajibkan

menyesuaikan prsyaratan-persyaratan.

Batasan Perusahaan leasing di larang menerima simpanan

dalam bentuk

1. Giro;

2. Deposito;

3. Tabungan;

4. Maupun pemberikan kredit/pinjaman uang;

5. Mengeluarkan jaminan bagi pihak ketiga

atau usaha-usaha perbankan lainnya.

Pengawasan Diserahkan kepada di rektorat jendral moneter.

3

No. Peraturan Indikator Penjelasan

4.

Keputusan Persiden Nomor 61/1988

Tentang Pembiayaan.

Bidang Usaha a. Sewa guna usaha;

b. Modal ventura;

c. Perdagangan surat berharga;

d. Anjak piutang;

e. Usaha kartu kredit;

f. Pembiayaan konsumen.

Tata cara

pendirian

perusahaan

Di atur lebih lanjut oleh menteri

Kegiatan Sewa

Guna Usaha

a. Bank;

b. Lembaga keuangan bukan bank;

c. Perusahaan pembiayaan.

Bentuk

Hukumnya

Berbentuk perseoran terbatas atau koprasi

Kegiatan

Usahanya

Dapat malukan satu atau lebih kegiatan usaha

lembaga pembiayaan

Batasannya a. Giro;

b. Deposito;

c. Tabungan;

d. Surat Sanggup Bayar (promissory note)

Pengawasan/pe

mbiayan

Menteri

4

No. Peraturan Indikator Penjelasan

5.

Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 1251/KMK.013/1988

Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan

Lembaga Pembiayaan.

Bidang Usaha a. Sewa guna usaha;

b. Modal ventura;

c. Perdagangan surat berharga;

d. Anjak piutang;

e. Usaha kartu kerdit;

f. Pembiayaan konsumen.

Kegiatan Sewa

Guna Usaha

Di lakukan dalam bentuk pengadan barang modal

bagi penyewa sewa guna usaha, baik dengan

maupun tanpa hak opsi untuk membeli barang

tersebut.

Penyertaan

Modal

Setiap perusahaan pasangan usaha bersifat

sementara dan tidak boleh melebihi jangka waktu 10

(sepuluh) tahun.

Lembaga

pembiayaan

a. Bank;

b. Lembaga keuangan bukan bank;

c. Perusahaan pembiayaan.

Bentuk

Hukumnya

Berbentuk perseoran terbatas atau koperasi.

5

Jumlah Modal

Setor

Jumlah modal di setor atau simpanan wajib bagi

perusahaan pembiayaan yang melakukan salah satu

dari kegiatan sewa guna usaha dan modal ventura

ditetapkan sebagai berikut:

a. Persahaan swasta nasional sekurang-

kurangnya sebesar Rp. 3.000.000.000,-

(tiga milyar rupiah);

b. Perusahaan patungan Indonesia dan asin

sekurang-kurangnya sebesar Rp.

10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah);

c. Koperasi sekurang-kurangnya sebesar Rp.

3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah).

Untuk

Memperoleh

Izin Usaha

Permohonan diajukan oleh menteri dan diberikan

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak

permohonan diterima secara lengkap.

Batasan Perusahaan pembiayaan dilarang menarik dana secara

langsung dari masyarakat dalam bentuk;

a. Giro;

b. Deposito;

c. Tabungan;

d. Surat sanggup bayar (promissory note).

Pengawasan Setiap perusahaan pembiayaan, bank dan lembaga

keuangan bukan bank yang melakukan usaha di

bidang pembiayaan wajib menyampaikan laporan

operasional dan laporan keuangan secara tahunan

kepada menteri

6

No. Peraturan Indikator Penjelasan

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 1988 Tentang Pengenaan

Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan

Barang Kena Pajak Yang Dilakukan Oleh

Pedagang Besar dan Penyerahan Jasa Kena

Pajak Disamping Jasa Yang Di Lakukan

Oleh Pemborong.

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat

dalam pembiayaan negara dan pembangunan

nasional dan dalam rangka pemerataan pembebanan

pajak yang meliputi berbagai tingkat Pengusaha

Kena Pajak dalam jalur produksi dan distribusi,

dipandang perlu untuk memperluas pengenaan Pajak

Pertambahan Nilai atas penyerahan Barang Kena

Pajak yang dilakukan pengusaha sampai pada

tingkat pedagang besar dan penyerahan Jasa Kena

Pajak lainnya di samping Jasa Pemborong atau

Kontrakto.

Pajak

Masukan

Dibayar atas pembelian Barang Kena Pajak atau

perolehan Jasa Kena Pajak yang berhubungan

langsung dengan kegiatan usaha sebagai Pedagang

Besar atau sebagai Pengusaha Jasa Kena Pajak dapat

dikreditkan, kecuali Pajak Masukan.

7

No. Peraturan Indikator Penjelasan

7.

KEPUTUSAN Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 1256/KMK.00/1989

Tentang Perubahan Ketentuan Mengenai

Perusahaan Perdagangan Surat Berharga

Dalam Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor

1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember

1988 Tentang Ketentuan Dan Tata Cara

Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.

Perusahaan Perdagangan Surat Berharga

mempunyai peranan penting dalam menunjang

pengembangan kegiatan Pasar Modal. berhubung

dengan hal itu dipandang perlu untuk menetapkan

perubahan peraturan dibidang kegiatan Perusahaan

Perdagangan Surat Berharga dalam Keputusan

Menteri Keuangan.

Perusahaan Perdagangan Surat Berharga dilarang

melakukan kegiatan Sewa Guna Usaha, Modal

Ventura, Anjak Piutang, Usaha Kartu Kredit, dan

Pembiayaan Konsumen.

Kegiatan Sewa

Guna Usaha

a. Modal Ventura;

b. Anjak Piutang;

c. Usaha Kartu Kredit;

d. Pembiayaan Konsumen dilarang

melakukan kegiatan Perusahaan

Perdagangan Surat Berharga.

Perusahaan

Pembiayaan

yang telah

Memperoleh

Izin Usaha

Untuk melakukan lebih dari satu kegiatan

pembiayaan termasuk perdagangan surat berharga

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

1251/KMK.013/1988, wajib menyesuaikan diri

dengan ketentuan dalam Pasal I, selambat-

lambatnya dalam jangka waktu 6 (enam) bulan

sejak tanggal penetapan Keputusan ini.

Jangka Waktu Selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kerja

8

Pemberian Izin

Usaha

sejak permohonan diterima secara lengkap, khusus

bagi Perusahaan Perdagangan Surat Berharga.

Kewajiban Perusahaan Perdagangan Surat Berharga wajib

memenuhi ketentuan di bidang pembinaan dan

pengawasan yang ditetapkan dalam Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 860/KMK.01/1987

tanggal 23 Desember 1987 tentang Lembaga

Penunjang Pasar Modal sebagaimana telah diubah

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

281/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989.

No. Peraturan Indikator Penjelasan

8. Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor

577/KMK.00/1989 Penangguhan

Pembayaran pajak Pertambahan

Nilai Atas Impor Atau Perolehan

Barang Modal Tertentu.

Barang

Modal

1. Mesin

2. Peralatan dan peralatan pabrik, baik adalah keadaan

terpasang maupun terlepas.

Pengawasan

atas

Pelaksanaan

keputusan

Dilakukan oleh direktur jendral pajak dan ketua badan usaha

koordinasi penanaman modal.

9

No. Peraturan Indikator Penjelasan

9. Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor

634/KMK.013/1990 Pengadaan

Barang modal Berfasilitas

Penghasilan Leasing.

Jangka

Waktu

Perjanjian

Leasing

Jangka waktu perjanjian leasing atas pengadaan barang modal

berfasilitas yang di tetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

Pengawasan

atas

Pelaksanaan

Dilakukan oleh ketua badan pelayanan kemudahan ekspor dan

pengelolaan data keuangan.

No. Peraturan Indikator Penjelasan

10.

Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor

1169/KMK.01/1991 Kegiatan Sewa

Guna Usaha.

Kegiatan

Sewa Guna

Usaha

a. Sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease);

b. Sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease).

Perjanjian

Sewa Guna

Uaha

Setiap transaksi sewa guna usaha wajib di ikat dala suatu

perjanjian sewa guna usaha (lease agreement) dan wajib di buat

dalam bahasa Indonesia.

Pelaporan a. Lessor wajib menyampaikan laporan keuangan triwulan

kepada director jendral pajak dan direktorat jendral

moneter.

b. Laporan keuangan triwulan harus sudah disampaikan

paling lambat 15 (lima belas) hari setelah triwulan yang

bersangkutan berakhir.

10

No. Peraturan Indikator Penjelasan

11.

Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor

48/KMK.013/1991 Kegiatan Sewa

Guna Usaha.

Kegiatan

Sewa Guna

Usaha

a. Sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease);

b. Sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease).

Perjanjian

Sewa Guna

Usaha

Setiap transaksi Sewa guna usaha wajib diikat dalam suatu

perjanjian sewa guna usaha (lessee Agreement).

Laporan a. Lessor wajib menyampaikan laporan keuangan fiscal

secara triwulan kepada Direktor Jendral Pajak;

b. Laporan keuangan triwulan paling lambat harus

diserahkan 15 (lima belas) hari setelah masa triwulan

berakhir.

Status

Hukumnya

Dinyatakan tetap berlaku

11

No. Peraturan Indikator Penjelasan

12.

Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor

468/KMK.017/1995 perubahan

KMK 2251 dan 1256 Tentang

Ketentuan dan Tata Cara

Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan

Sebagaimana Telah Diubah Dengan

Keputusan Menteri Keuangan.

Jumlah

Setoran

Jumlah modal disetor atau simpanan pokok dan simpanan wajib

perusahaan pembiayaan yang melakukan satu atau lebih

kegiatan sewa guna usaha, anjak piutang, kartu kredit, dan

pembiayaan konsumen di tetapkan sebagai berikut:

a. Perusahaan swasta nasional sekurang-kurangnya

sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah)

b. Perusahaan patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp.

25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah)

c. Koperasi sekurang-kurangnya Rp. 5.000.000.000,-

(lima milyar rupiah)

Izin Usaha Perusahaan pembiayaan yang melukan kegiatan sewa guna

usaha, anjak piutang, kartu kredit atau pembiayaan konsumen

mengajukan permohonan kepada menteri keuangan.

Pembinan

dan

Pengawasan

Di lakukan oleh menteri

Kegiatan

Sewa Guna

Usaha

a. Anjak piutang;

b. Kartu kredit;

c. Pembiayaan konsumen.

12

No. Peraturan Indikator Penjelasan

13. Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor:

398/KMK.05/199 Tentang

Perubahan Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia

Nomor 298/KMK.01/1997

Tentang Ketentuan Pemindah

Tanganan Barang Modal Bagi

Perusahaan Penanaman Modal

Asing (PMA) Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) dan

Perusahaan Non PMA/PMDN.

Untuk mendorong peningkatan investasi didalam negeri

dan untuk kepastian hukum pemindahtanganan barang-

barang modal bagi perusahaan PMA/PDMN serta Non

PMA/PDMN, termasuk barang modal yang berada di

Kawasan Berikat, dipandang perlu mengubah Keputusan

Menteri Keuangan Nomor : 298/KMK.01/1997 tentang

ketentuan pemindahtanganan Barang Modal Bagi

Perusahaan Penanam Modal Asing (PMA)/Penanam Modal

Dalam Negeri (PMDN), dan Perusahaan Non

PMA/PMDN, dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Pemindahtanganan

Barang Modal

Sebelum jangka waktu 2 (dua) tahun perusahaan wajib

membayar bea masuk yang terhutang dan denda atas

fasilitas yang diterimanya atas :

a. Mesin asal impor ;dan/atau

b. Barang dan bahan (bahan penolong) yang

besarnya sebanding dengan besar kapasitas mesin

yang dipindahtangankan".

Izin

Pemindahtanganan

atau Alih Asset

Barang Modal

Sebelum jangka waktu 2 (dua) Tahun dari perusahaan

penerima fasilitas bea masuk ke perusahaan penerima

fasilitas bea masuk yang terutang dan denda atas fasilitas

yang diterimanya, dapat diberikan berdasarkan

rekomåndasi dari Badan j'ordinasi Penanaman Modal

(BKPM).

13

No. Peraturan Indikator Penjelasan

14. Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor

448/KMK.017/2000 Perusahaan

Pembiayaan.

Kegiatan

Usaha

a. Sewa guna usaha;

b. Anjak piutang;

c. Usaha kartu kredit;

d. Pembiayaan konsumen.

Kegiatan

Sewa Guna

Usaha

Di lakukan dalam bentuk pengadaan barang modal bagi

penyewa guna usaha, baik dengan maupun hak opsi untuk

membeli barang tersebut.

Dalam

Menjalankan

Kegiatan

Usahanya

Perusahaan pembiayaan dapat melukan pembiayaan

berdasarkan prinsip syari’ah.

Izin Usaha Wajib melakukan kegiatan usaha selambat-lambatnya 60 (enam

puluh) hari terhitung sejak tanggal izin usaha di tetapkan.

Modal setor Modal setor atau simpanan wajib perusahaan pembiayaan

ditetapkan sebagai berikut:

a. Perusahaan swasta nasional sekurang-kurangnya Rp.

10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah)

b. Perusahaan patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp.

25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah)

c. Koperasi sekurang-kurangnya sebesar Rp.

5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)

14

No. Peraturan Indikator Penjelasan

15. Peraturan Ketua Badan Pengawas

Pasar Modal Dan Lembaga

Keuangan Nomor Per-03/BL/2007

tentang Kegiatan Perusahaan

Pembiayaan Berdasarkan Prinsip

Syariah.

Kegiatan

Usaha

Berdasarkan

Prinsip

Syariah

Wajib menyalurkan dana untuk kegiatan pembiayaan

berdasarkan prinsip syariah.

Kegiatan

pembiayaan

berdasarkan

prinsip

syariah

a. Sewa guna usaha;

b. Anjak piutang;

c. Pembiayaan konsumen;

d. Usaha kartu kredit yang dilakukan sesuai dengan

prinsip syariah;

e. Kegiatan pembiayaan lainnya yang dilakukan sesuai

dengan prinsip syariah.

Kegiatan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dapat

dilakukan setelah mendapat opini dewan pengawasan syariah

dan disetujui oleh ketua.

No. Peraturan Indikator Penjelasan

16.

Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 84/PMK.012/2006

Perusahaan Pembiyaan.

Kegiatan

Usaha

a. Sewa guna usaha;

b. Anjak piutang;

c. Usaha kartu kredit;

d. Pembiayaan konsumen.

15

Kegiatan

Sewa Guna

Usaha

Dilakukan dalam bentuk pengadaan barang modal bagi

penyewa guna usaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi untuk

membeli barang modal.

Bentuk

Hukum

Perusahaan pembiayaan didirikan dalam bentuk badan hukum

perseoran terbatas atau kopreasi.

Izin Usaha Diberikan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah

dokumen permohonan diterima secara lengkap.

Modal Setor Modal setor atau simpanan pokok dan simpanan wajib dalam

rangka pendirian perusahaan pembiayaan ditetapkan sebagai

berikut:

a. Perusaahan swasta nasional atau perusahaan patungan

sekurang-kurangnya sebesar Rp. 100.000.000.000,-

(seratus milyar rupiah);

b. Koperasi sekurang-kurangnya sebesar Rp.

50.000.000.000,-(lima puluh milyar rupiah).

Pembatasan,

Perusahaan

pembiayaan

dilarang

a. Manarik dana secara langsung, dari masyarakat dalam

bentu giro,deposito,tabungan dan/atau bentuk lainnya

dipersamakan dengan itu;

b. Menerbitkan surat sanggup bayar (promissory note),

kecuali sebagai jaminan atas hutang kepada bank yang

menjadi krediturnya;

c. Memberikan jaminan dalam segala bentuknya kepada

pihak lain.

Pelaporan Perusahaan pembiayaan wajib menyampaikan kepada menteri

dengan tembusan kepada Bank Indonesia, laporan keuangan

bulanan, laporan kegiatan usaha semesteran, laporan keuangan

16

tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik.

Pengawasan Menteri melakukan pengawasan terhadap perusahaan

pembiayaan, dilakukan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

No. Peraturan Indikator Penjelasan

17. Peraturan Menetri Keuangan

Republik Indonesia Nomor

255/PMK.03/2008 Tentang

Penghitungan Besarnya Angsuran

pajak Penghasilan Dalam Tahun

Pajak Berjalan Yang Harus Dibayar

Sendri Oleh Wajib Pajak Lainnya

yang berdasarkan Ketentuan Di

Haruskan Membuat Laporan

Keuangan Berkala Termasuk Wajib

Pajak Orang Pribadi Pengusaha

Tertentu.

Kegiatan

Usaha

Di bidang perdagangan yang mempunyai tempat usaha lebih dari

satu, atau mempunyai tempat usaha yang berbeda alamat dengan

domisili.

17

No. Peraturan Indikator Penjelasan

18. Perpres No. 9 tahun 2009 Lembaga

Pembiayaan.

Kegiatan

Usaha

a. Sewa guna usaha;

b. Anjak piutang;

c. Usaha kartu kredit dan/atau;

d. Pembiayaan konsumen.

Pembatasan Dilarang manarik dana secara langsung dari masyarakt dakam

bentuk

a. Giro;

b. Deposito;

c. Tabungan.

Pengawasan Menteri melakukan pengawasan dan pembinaan atas lembaga

pembiayaan.

No. Peraturan Indikator Penjelasan

19. Peraturan Ketua Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan Nomor Pr-03/BL/2010

bentuk, susunan, dan penyampian

laporan keuangan Triwulan dan

laporan kegiatan usaha.

- -

- -

- -

18

No. Peraturan Indikator Penjelasan

20. Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 11/PMK.011/2014

Tentang Bea Masuk Ditanggung

Pemerintah Atas Impor Barang dan

Bahan Untuk Memproduksi Barang

Dan/Atau Jasa Guna Kepentingan Umum

dan Peningkatan Untuk Tahun Anggaran

2014.

Untuk memenuhi penyediaan barang dan/atau

jasa untuk kepentingan umum, dikonsumsi oleh

masyarakat luas, dan/atau melindungi

kepentingan konsumen, peningkatan daya saing

industri tertentu di dalam negeri, meningkatkan

penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan

pendapatan negara, perlu memberikan insentif

fiskal berupa bea masuk ditanggung pemerin tah

kepada industri sektor tertentu untuk Tahun

Anggaran 2014.

Permohonan

untuk

mendapatkan

BM DTP

Oleh Pembina Sektor Industri kepada Menteri

Keuangan.

Tata Cara

Perencanaan

Penetapan alokasi dan pengesahan dokumen

pelaksanaan anggaran serta proses pencairan

belanja subsidi BM DTP sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penyampaikan

Laporan

Triwulan

a. Pembina Sektor Industri menyampaikan

Laporan Triwulan Realisasi Bea Masuk

Ditanggung Pemerintah kepada Menteri

Keuangan c.q. Kepala Badan Kebijakan

Fiskal dan Direktur Jenderal Anggaran,

dengan menggunakan format

19

sebagaimana tercantum dalam Lampiran

III yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini

b. Direktur Jenderal Bea dan Cukai

menyampaikan Laporan Triwulan

Realisasi Bea Masuk Ditanggung

Pemerintah kepada Menteri Keuangan

c.q. Kepala Badan Kebijakan Fiskal dan

Direktur Jenderal Anggaran, dengan

menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran IV yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

No. Peraturan Indikator Penjelasan

21.

Peraturan OJK No.

29/POJK.05/2014 Penyelenggaraan

Usaha Perusahaan Pembiayaan

Kegiatan

Usaha

Perusahaan

Pembiayaan

a. Pembiayaan Investasi;

b. Pembiayaan Modal Kerja;

c. Pembiayaan Multiguna; dan atau

d. Kegiatan Usaha pembiayaan lain berdasarkan

persetujuan OJK.

Sewa

Pembiayaan

Dilakukan dalam rangka penyediaan barang oleh Perusahaan

Pembiayaan untuk digunakan debitur dalam jangka waktu

20

(finance

lease)

tertentu, yang mengalihkan substansial manfaat dan resiko atas

barang yang dibiayai.

Perjanjian

Pembiayaan

Seluruh perjanjian pembiayaan dengan debitur wajib dibuat

secara tertulis dan wajib memenuhi ketentuan penyusunan

perjanjian sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK mengenai

perlindungan konsumen sector jasa keuangan.