no - web viewilmu penyakit saraf. in: kapita selekta kedokteran,edisi iii, jilid kedua, cetakan...
TRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang studi : Keperawatan Gerontik
Topik : Penanganan Low Back Pain dengan Back Exercise
Sasaran : Petugas Puskesmas Padang Pasir
Tempat : Ruang Aula Puskesmas Padang Pasir
Hari/tanggal : Rabu/19 Februari 2014
Waktu : 11.30 s/d selesai
A. Latar Belakang
Low back pain merupakan keluhan yang paling umum dijumpai dalam
hubungannya dengan kasus muskuloskletal. Angka perkiraan menunjukkan bahwa kurang
lebih 80% orang dewasa pernah mengeluh nyeri punggung bagian bawah (Medika Jwalita,
2005). Jika ditinjau dari onset kejadian biasanya LBP mulai diderita antara usia 20 – 55
tahun dan paling banyak usia 30 – 40 tahun (Kisner, 2006).
Low back pain merupakan salah satu gangguan muskuloskletal yang disebabkan
oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002). Faktor risiko
terjadinya low back pain antara lain usia, obesitas, indeks massa tubuh, kehamilan dan
faktor psikologi. Seorang yang berusia lanjut akan mengalami low back pain karena
penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulang, sehingga tidak lagi elastis seperti
diwaktu muda (Fathoni, 2009).
Fenomena umum yang terjadi adalah apabila penderita mengalami keluhan
gangguan kesehatan akibat nyeri punggung bagian bawah, mereka lebih senang untuk
minum obat, pijat atau mencari upaya penyembuhan lain. Hal ini antara lain dikarenakan
masih sedikitnya informasi dan data-data mengenai model latihan yang sesuai dengan
LBP.
Bertambahnya umur juga akan mempengaruhi pada kondisi fisik diantaranya
berkurangnya fleksebilitas tulang belakang (Tarwaka, 2004). Sedangkan menurut Kemper
(2004) kemampuan fisik optimal seseorang dicapai pada usianya 25 – 30 tahun, dan
kapasitas fisiologi seseorang akan menurun 1 % per tahunnya setelah kondisi puncak
terlampaui. Proses penuaan seseorang ditandai dengan tubuh mulai melemah, gerakan
tubuh makin lamban dan kurang bertenaga, serta keseimbangan tubuh semakin berkurang.
Dalam penanganan penderita Low Back Pain untuk mengurangi disabilitas dan
perbaikan fungsional direkomendasikan dengan program back exercise (Abenhaim, 2002).
Back exercise adalah suatu bentuk latihan yang ditujukan untuk otot-otot stabilisator
punggung. Back exercise mempunyai manfaat untuk memperkuat otot-otot perut dan otot-
otot punggung sehingga tubuh dalam keadaan tegak secara fisiologi. Back exercise yang
dilakukan secara baik dan benar dalam waktu yang relative lama akan meningkatkan
kekuatan otot secara aktif sehingga disebut stabilisasi aktif. Peningkatan kekuatan otot juga
mempunyai efek peningkatan daya tahan tubuh terhadap perubahan gerakan atau
pembebanan secara statis dan dinamis.
Back exercise juga akan memperbaiki sitem peredaran darah sehingga mengatasi
terjadinya pembengkakan yang dapat mengganggu gerakan dan fungsi sendi. Back
exercise juga akan mengurangi nyeri melalui mekanisme gerbang kontrol dan pengurangan
nyeri melalui Beta endorphin. Umumnya perbaikan nyeri tidak terdapat pada keseluruhan
latihan dan kemungkinan tidak dapat berperan dalam pengurangan nyeri pada latihan
punggung dan otot perut.
Berdasarkan latar belakang diatas serta data yang diperoleh dari kunjungan
diruangan BP tanggal 12-16 Februari 2014 dari 10 orang pasien dewasa dan lansia terdapat
6 orang pasien mengeluh nyeri punggung bagian bawah dan belum terpapar informasi
tentang penanganan nyeri punggung bagian bawah dengan back exercise. Oleh sebab itu
mahasiswa tertarik untuk memberiakan topik tentang penanganan LBP dengan teknik back
exercise untuk program transfer ilmu kali ini.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Penanganan Low Back Pain
dengan Back Exercise diharapkan petugas memahami tentang Back Exercise dan
menerapkannya di Puskesmas terutama untuk lansia dengan masalah nyeri
punggung.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Penanganan Low Back Pain
dengan Back Exercise, diharapkan petugas mampu:
1) Menyebutkan pengertian Low Back Pain
2) Menyebutkan penyebab Low Back Pain
3) Menyebutkan gejala dan tanda Low Back Pain
4) Mengetahui penatalaksanaan Low Back Pain dengan Back Exercise
5) Menyebutkan pengertian Back Exercise
6) Menyebutkan manfaat dari Back Exercise
7) Menyebutkan tujuan dari Back Exercise
8) Mengetahui langkah-langkah dari Back Exercise
C. Materi (Terlampir)
D. Pelaksanaan
1. Topik
Penanganan Low Back Pain dengan Back Exercise
2. Sasaran
a. Sasaran Umum : Seluruh Petugas Puskesmas Padang Pasir
b. Sasaran Khusus : Seluruh Perawat yang ada di Puskesmas Padang Pasir
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
4. Media dan alat
a. Laptop dan Infocus
5. Waktu dan tempat
Hari : Rabu/19 Februari 2014
Jam : 11.300 WIB - selesai
Tempat : Aula Puskesmas Padang Pasir
6. Pengorganisasian
Leader : Andi Batafia, S.Kep
Co Leader : Rini Heldina, S.Kep
Moderator : Sari Angreni, S.Kep
Observer : Reftika Edelwis S.Kep
Fasilitator : Usriani Andari, S.Kep
Rahmiati DS, S.Kep
Rusmanwadi, S.Kep
Rina Novriana, S.Kep
Siska Yulandari, S.kep
Honesty Putri, S.Kep
7. Setting Tempat
Keterangan :
L : Leader F : Fasilitator
B : Co Leader O : Observer
R : Moderator M : Peserta
8. Uraian Tugas
1. Leader
Bertanggung jawab memberikan penyuluhan tentang pengertian, tujuan dan
manfaat back exercise.
2. Co Leader
Memperagakan langkah-langkah back exercise.
3. Moderator
Membuka acara
Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
Menjelaskan tujuan dan topik
Menjelaskan kontrak waktu
Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
Mengarahkan alur diskusi
M M
O
F
B
M
F
M
M
M
M
M
M
M
F
R L
F
FF
F F
F
F
F
Memimpin jalannya diskusi
Menutup acara
4. Fasilitator
Memotivasi peserta agar berperan aktif
Membuat absensi penyuluhan
Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
5. Observer
Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
E. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens/Sasaran Waktu
1
2
Pembukaan
- Moderator memberi salam
- Moderator memperkenalkan
anggota penyuluhan
- Moderator memperkenalkan
pembimbing klinik dan
pembimbing akademik
- Moderator menjelaskan
tentang topik penyuluhan
- Moderator menjelaskan dan
membuat kontrak waktu,
bahasa, tujuan dan tata tertib
penyuluhan
Pelaksanaan
- Pemateri mengkaji
pengetahuan audiens tentang
LBP
- Memberi reinforcement (+)
- Meluruskan konsep tentang
- Menjawab salam
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mengemukakan pendapat
- Mendengarkan
5 mnt
40 mnt
pengertian LBP
- Pemateri mengkaji
pengetahuan audiens tentang
penyebab LBP
- Memberi reinforcement (+)
- Meluruskan konsep tentang
penyebab LBP
- Pemateri mengkaji
pengetahuan audiens tentang
tanda gejala LBP
- Memberi reinforcement (+)
- Meluruskan konsep tentang
tanda gejala LBP
- Pemateri mengkaji
pengetahuan audiens tentang
Back exercise
- Memberi reinforcement (+)
- Meluruskan konsep tentang
pengertian Back exercise
- Mengkaji pengetahuan audien
tentang tujuan Back exercise
- Memberi reinforcement (+)
- Menjelaskan tujuan Back
exercise
- Mengkaji pengetahuan audien
tentang manfaat Back
exercise
- Memberi reinforcement (+)
- Menjelaskan tentang manfaat
Back exercise
- Menjelaskan langkah-langkah
back exercise
- Memberi kesempatan audiens
untuk bertanya
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mengemukakan pendapat
- Mendengarkan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mengemukakan pendapat
- Mendengarkan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mengemukakan pendapat
- Mendengarkan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mengemukakan pendapat
- Mendengarkan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mengemukakan pendapat
- Mendengarkan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mengemukakan pendapat
5 mnt
3
- Memberi reinforcement (+)
- Menjawab pertanyaan
Penutup
- Meminta audiens mengulang
beberapa informasi yang telah
diberikan
- Memberi reinforcement (+)
- Bersama peserta
menyimpulkan materi
- Menutup dengan salam
- Mengajukan pertanyaan
- Mendengarkan
- Mendengarkan
- Mengemukakan pendapat
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mengemukakan pendapat
- Menjawab salam
F. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
75 % atau lebih peserta menghadiri acara
Alat dan media sesuai dengan rencana
Peran dan fungsi masing – masing sesuai dengan yang direncanakan
2) Evaluasi proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
3) Evaluasi hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 75% peserta mampu :
Menyebutkan pengertian dari LBP
Menyebutkan penyebab LBP
Menyebutkan tanda dan gejala LBP
Menyebutkan pengertian back exercise
Menyebutkan tujuan dari back exercise
Menyebutkan manfaat back exercise
Menyebutkan langkah-langkah back exercise
LAMPIRAN MATERI
PENANGANAN LOW BACK PAIN DENGAN BACK EXERCISE
I. LOW BACK PAIN
1. PENGERTIAN
Nyeri punggung bawah atau LBP adalah nyeri yang terbatas pada regio
lumbal, tetapi gejalanya lebih merata dan tidak hanya terbatas pada satu radik saraf,
namun secara luas berasal dari diskus intervetebral lumbal. Sedangakan istilah
lumbago adalah nyeri hebat dan akut pada regio lumbal yang disertai penurunan
mobilitas.
Di dalam tulang punggung terdapat chorda spinalis. Di sepanjang chorda
spinalis ini, saraf-saraf tulang belakang keluar melalui rongga diantara ruas-ruas
tulang belakang untuk berhubungan dengan saraf-saraf di seluruh tubuh. Bagian
saraf tulang belakang yanng terdekat dengan chorda spinalis dapat terjepit ketika
terjadi cedera pada tulang belakang.
Tulang punggung bagian bawah berfungsi dalam pergerakan untuk
membungkuk atau memutar tubuh. Selain juga berperan dalam menyokong tubuh
untuk berdiri, berjalan, dan mengangkat beban. Punggung bawah berperan dalam
hampir seluruh aktivitas tubuh sehari-hari. Dengan demikian, adanya nyeri
punggung bawah dapat membatasi banyak kegiatan dan menurunkan kualitas
hidup.
2. PENYEBAB
Penyebab tersering timbulnya nyeri punggung bawah :
a. Keseleo atau terkilir, misalnya akibat mengangkat sesuatu, olahraga, atau
pergerakan yang tiba-tiba, misalnya saat jatuh atau kecelakaan. Punggung
bagian bawah lebih sering cedera jika kondisi fisik seseorang kurang baik
dan otot-otot yang menunjang lemah. Postur tubuh yang tidak baik,
mengangkat sesuatu dengan cara yang salah, berat badan berlebih, dan
kelelahan juga ikut berperan.
b. Osteoarthritis (arthritis degeneratif) menyebabkan gangguan pada tulang
rawan yang melindungi tulang belakang (vertebra). Gangguan ini
diperkirakan disebabkan oleh penggunaan dan robekan sendi yang lama.
Seseorang yang berulang kali memberi tekanan pada sendi lebih rentan
untuk terkena osteoarthritis. Diskus yang terletak diantara tulang belakang
akan rusak, menyempit dan dapat menekan pangkal saraf tulang belakang.
Adanya penonjolan tulang yang tidak rata dapat terbentuk pada tulang
belakang dan menekan pangkal saraf. Semua gangguan ini dapat
menyebabkan nyeri punggung bawah dan juga kekakuan.
c. Fraktur kompresi yang terjadi ketika densitas tulang menurun karena
osteoporosis, yang biasanya terjadi dengan bertambahnya usia. Tulang
belakang rentan terhadap efek osteoporosis, yaitu timbulnya fraktur
kompresi (yang biasanya menyebabkan nyeri punggung hebat yang tiba-
tiba) dapat diikuti oleh penekanan pangkal saraf. Namun, kebanyakan
fraktur akibat osteoporosis terjadi pada punggung bagian atas dan tengah,
dan menimbulkan nyeri pada punggung atas dan tengah, ketimbang nyeri
pada punggung bawah.
d. Robekan atau herniasi diskus, dapat menyebabkan nyeri punggung bawah.
Diskus intervertebra yang terletak diantara ruas-ruas tulang punggung
memiliki lapisan luar yang keras dan bagian dalam yang lunak seperti jelly.
Jika diskus ini tiba-tiba tertekan oleh ruas tulang punggung diatas dan
dibawahnya misalnya saat mengangkat benda berat, maka lapisan luar
diskus dapat robek dan menimbulkan nyeri. Bagian dalam diskus dapat
tertekan dan menonjol keluar melalui robekan yang ada (herniasi).
Penonjolan ini dapat menekan, mengiritasi, dan bahkan merusak pangkal
saraf tulang belakang didekatnya, dan meyebabkan nyeri yang lebih hebat.
e. Stenosis tulang pinggang, merupakan penyempitan ronggak doibagian
tengah tulang punggung (kanalis spinalis) yang berisi chorda spinalis, yang
terletak pada punggung bagian bawah. Gangguan ini seringkali merupakan
penyebab nyeri punggung bawah pada orang tua. Stenosis tulang pinggang
juga terjadi pada orang setenga baya yang lahir dengan kanalis spinalis yang
sempit. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti
osteoarthritis, rheumatoid arthritis, spondylolisthesis, dan ankylosing
spondylitis.
f. Spondylolisthesis, merupakan pergeseran sebagian tulang belakang pada
punggung bagian bawah. Gangguan ini biasanya terjadi pada orang-orang
yang memiliki kelainan tulang sejak lahir (spondylolysis) yang
menyebabkan lemahnya bagian dari tulang belakang. Biasanya saat remaja
atau dewasa muda (biasanya pada atlet), sebuah cedera ringan menyebabkan
fraktur pada bagian tulang belakang. Tulang belakang kemudiian
mengalami pergeseran. Jika pergeseran terjadi cukup besar, maka dapat
timbul rasa nyeri. Spondylolithesis juga dapat etrjadi pada orang tua. Orang-
orang dengan spondylolithesis berisiko untuk terjadinya stenosis tulang
pinggang.
g. Fibromyalgia, merupakan penyebab yang sering untuk terjadinya nyeri pada
tubuh, terkadang termasuk juga nyeri punggung bagian bawah. Gangguan
ini menyebabkan nyeri kronis yang luas pada otot-otot dan juga jaringan
lunak lainya diluar punggung bagian bawah.
3. TANDA DAN GEJALA
Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masing-
masing seperti beberapa contoh dibawah ini :
a.. LBP akibat sikap yang salah
Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku
dan tidak enak namun lokasi tidak jelas.
Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di
daerah lumbal, namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih
sempurna, walaupun hiperfleksi dan hiperekstensi dapat menimbulkan
perasaan tidak enak
Lordosis yang menonjol
Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada
tendon
Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.
(Sidharta, Priguna., 2004)
b. Pada Herniasi Diskus Lumbal
Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau
terasa tidak enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak
dan berat
Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan,
batuk atau bersin.
Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan
tungkai yang sakit difleksikan.
Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang
menyebabkan nyeri sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri
tegak secara penuh
Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.
c. LBP pada Spondilosis
Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh
protrusi diskus, walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada
spondilisis
Dapat muncul distesia tanpa nyeri pada daerah distribusi radiks yang
terkena
Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan reflex
Terjadi pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus vertebra
yang menekan medula spinalis.
Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila
terdapat stenosis kanal lumbal.
d. LBP pada Spondilitis Tuberkulosis
Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan,
keringat malam, demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak
menonjol.
Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan
menghilang bila istirahat.
Gejala dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada
20% kasus (akibat abses dingin)
Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra
dan kifosis)
Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikuti
paraparesis yang lambat laun makin memberat, spastisitas, klonus,
hiperrefleksia dan refleks Babinsky bilateral. Dapat ditemukan
deformitas dan nyeri ketok tulang vertebra.
Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang
muncul terutama gangguan motorik.
e. LBP pada Spondilitis Ankilopoetika
Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.
Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.
Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi
sakrolumbal dan seluruh tulang belakang lumbal.
Laju endap darah meninggi.
Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa (Mansjoer, Arif, et all., 2007)
II. BACK EXERCISE
1. PENGERTIAN
Back exercise adalah suatu bentuk latihan yang ditujukan untuk otot-otot
stabilisator punggung. Back exercise mempunyai manfaat untuk memperkuat otot-otot
perut dan otot-otot punggung sehingga tubuh dalam keadaan tegak secara fisiologi.
Back exercise yang dilakukan secara baik dan benar dalam waktu yang relative lama
akan meningkatkan kekuatan otot secara aktif sehingga disebut stabilisasi aktif.
Peningkatan kekuatan otot juga mempunyai efek penigkatan daya tahan tubuh
terhadap perubahan gerakan atau pembebanan secara statis dan dinamis.
2. MANFAAT
f. Memperbaiki postur tubuh
g. Mengurangi hiperlordosis lumbal
h. Membiasakan diri untuk melakukan gerakan-gerakan yang sesuai dengan
mekanika tulang punggung
3. TUJUAN
a. Memperkuat otot dinding perut atau otot-otot fleksor
b. Mengurangi spasme otot
c. Mengurangi otot-otot yang memendek terutama otot-otot ekstensor punggung,
otot hamstring dan otot quadrantus lumborum
d. Mengurangi gaya yang bekerja pada tulang punggung degan cara mengurangi
beban
e. Koreksi postur tubuh
4. LANGKAH-LANGKAH BACK EXERCISE
a. Gerakan 1
Posisi tidur telentang dengan kedua lutut ditekuk, kemudian menekankan punggung
ke dasar lantai dengan cara mengkontraksikan otot-otot perut, kontraksi otot perut
dilakukan selama 5-8 hitungan dengan 4 kali pengulangan.
b. Gerakan 2
Posisi tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk, kemudian menekakan pantat
kedasar lantai dengan cara mengkontraksikan otot-otot punggung kebagian bawah,
kontraksi otot punggung bagian bawah dilakukan selama 5-8 hitungan dengan 4 kali
pengulangan.
c. Gerakan 3
Posisi tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk, kemudian menarik lutut satu per
satu hingga menekan dada disertai mengangkat kepala hingga dagu menyentuh dada,
setiap gerakan dilakukan dan ditahan selama 5-8 hitungan dengan 4 kali
pengulangan.
d. Gerakan 4
Posisi tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk, kemudian menarik kedua lutut
hingga menekan dada disertai mengagkat kepalahingga dagu menyentuh dada, setiap
gerakan dilakukan dan ditahan selama 5-8 hitungan dengan 4 kali pengulangan
e. Gerakan 5
Posisi tengkurap seperti posisi dengan salah satu lutut ditekuk hingga menempel
dada, posisi kepala terangkat hingga pandangan kedepan, otot-otot perut ditekan
pada paha dengan mengkontraksikan otot-otot punggug, setiap gerakan dilakukan
dan ditahan selama 5-8 hitungan dengan 4 kali pengulanga
f. Gerakan 6
Posisi tubuh berdiri dengan bersandar pada tembok/dinding posisi satu
langkah kedepan, kemudian menekan punggung hingga rata dengan dinding
tembok dengan mengkontraksikan otot-otot perut, setiap kontraksi dilakukan
dan ditahan 5-8 hitungan denga 4 kali pengulangan
DAFTAR PUSTAKA
Dachlan, L.M.2009.Pengaruh Back Exercise Pada Nyeri Punggung Bawah.Tesis Magister
Kedokteran Keluarga.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Fathoni H.2009.Hubungan Sikap dan Posisi Kerja dengan Low Back Pain pada Perawat di
RSUD Purbalingga.Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 4, No.3.
Mansjoer, Arif, et all., 2007. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,
edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59
Sidharta, Priguna., 2004. Sakit Pinggang. In: Neurologi Klinis Dalam Praktik Umum, edisi
III, cetakan kelima. Jakarta : PT Dian Rakyat. 203-205