no. 115 juli - agustus 2015 -...

44
www.bakti.or.id No. 115 Juli - Agustus 2015 Mengkapasitasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah untuk Mengurangi Risiko Bencana Perbaikan Sumber Air Bersih, Mengurangi Kematian Ibu Melahirkan di Desa Sekongkang Mahrim, Pelopor Mangrove dari Teluk Lembar Aksi Anak Pulau Menanam Mangrove, Menjaga Pulau Menjaga Bumi

Upload: lamkhuong

Post on 29-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

www.bakti.or.id No. 115 Juli - Agustus 2015

Mengkapasitasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah untuk Mengurangi Risiko Bencana

Perbaikan Sumber Air Bersih, Mengurangi Kematian Ibu Melahirkan di Desa Sekongkang

Mahrim, Pelopor Mangrove dari Teluk Lembar

Aksi Anak Pulau Menanam Mangrove, Menjaga Pulau Menjaga Bumi

Page 2: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

Jl. H.A. Mappanyukki No. 32 Makassar 90125, Sulawesi Selatan - Indonesia +62 411 832228, 833383 +62 411 852146 Telp. Fax Email atau SMS BaKTINews [email protected] [email protected] 2010813 4063 4999, 0815 4323 1888, 0878 4000 0

Facebook Twitter www.facebook.com/yayasanbakti @InfoBaKTI

Redaksi

www.bakti.or.id

Editor CAROLINE TUPAMAHU VICTORIA NGANTUNGMELYA FINDI ASTUTI

Suara Forum KTI ZUSANNA GOSAL ITA MASITA IBNU

ICHSAN DJUNAEDEvents at BaKTI SHERLY HEUMASSEWebsite

Smart Practices & Info Book SUMARNI ARIANTO

ADITYA RAKHMAT

BaKTINews adalah media pertukaran pengetahuan tentang pembangunan di Kawasan Timur lndonesia. Tujuan BaKTINews adalah mempromosikan praktik cerdas pembangunan dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia agar dapat diketahui oleh khalayak luas dan menginspirasi pelaku pembangunan di berbagai daerah dalam upaya menjawab berbagai tantangan pembangunan. BaKTINews terbit setiap bulan dalam dua bahasa, Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos kepada pembaca dengan target utama adalah para pelaku pembangunan yang berdomisili di daerah kepulauan dan daerah terpencil. Tidak dikenakan biaya apapun untuk berlangganan BaKTINews agar lebih banyak masyarakat yang dapat mengakses informasi pembangunan melalui majalah ini. Selain dalam bentuk cetak, BaKTINews juga dapat diakses di website BaKTI: www.bakti.or.id dan dikirimkan melalui email kepada pelanggan yang dapat mengakses internet. BaKTINews dikelola oleh Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI). Seluruh artikel BaKTINews adalah kontribusi sukarela para pelaku pembangunan dari berbagai kalangan dan daerah yang ingin berbagi pengetahuan dengan khalayak luas.

BERKONTRIBUSI UNTUK BaKTINews

BaKTINews menerima artikel tentang kemajuan pembangunan, pembelajaran dari suatu kegiatan, praktik cerdas pembangunan, hasil-hasil penelitian yang dapat diaplikasikan, dan teknologi tepat guna dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua). Panjang artikel adalah 1.000 - 1.100 kata,menggunakan Bahasa Indonesia maupun lnggris, ditulis dengan gaya populer. Foto-foto penunjang artikel sangat dibutuhkan. Tim editor BaKTINews akan melakukan edit terhadap setiap artikel yang akan dimuat untuk kesesuaian tempat dan gaya bahasa. Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.

BaKTINews accepts articles about development programs, lessons learnt from an activity, development smart practices, research results that can be applied, and applied technology from different stakeholders and regions in eastern Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, and Papua). Articles should be 1,000-1, 100 words, in either Indonesian or English, and written in a popular style.

Articles should also be sent with photos that illustrate the article. The editors of BaKTINews will edit every article for reasons of space and style. BaKTINews does not provide payment to writers for articles.

MENJADI PELANGGAN BaKTINews Subscribing to BaKTINews

Untuk berlangganan BaKTINews, silahkan mengirimkan data diri anda (organisasi, posisi, nomor HP, alamat email) lengkap dengan alamat lengkap yang disertai dengan kode pos melalui email [email protected]. Bagi yang berdomisili di Makassar, Anda dapat mengambil BaKTINews di Display Corner Gedung BaKTI pada setiap hari kerja.

To subscribe to BaKTINews please send us your full contacts details (including organization. position, HP number and email address) with full postal address to [email protected]. For those living in Makassar, please stop by the BaKTI office and pick up your copy from the display corner from Monday to Friday.

BaKTINews is a knowledge exchange media platform for development issues in eastern Indonesia. BaKTINews aims to promote development smart practices from different regions in eastern Indonesia so that the practices become known to a wider audience and inspire development stakeholders in other regions in their efforts to answer development challenges. BaKTINews is published monthly in two languages, Indonesian and English, to facilitate readers who don't understand indonesian to gain a better understanding of development in eastern Indonesia. BaKTINews is sent by post to readers and rhe main target is development stakeholders living in isolated regions and island regions. BaKTINews is provided free of charge so the development community can access relevant development information easily. BaKTINews is also provided in an electronic version that can be accessed on www.bakti.or.id and can be sent electronically to subscribers with internet access. BaKTINews is managed by the Eastern Indonesia Knowledge Exchange (BaKTI). All articles are contributed voluntarily by development stakeholders from different areas in eastern Indonesia who wish to share their information with a wider audience.

Database Kontak A. RINI INDAYANI

Design & layoutEditor Foto

Daftar IsiJuli - Agustus 2015 No. 115

1

5

13

19

9

15

Baiq MirdiatiIngin Berbuat untuk Perempuan

Mengkapasitasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah untuk Mengurangi Risiko Bencana

Oleh Ivan HadarReformasi Birokrasi

Sosok

22

24

Oleh Baiq Nurul Hikmah, A. MD, KEB

Yayasan BaKTI Monev Ketiga Program MAMPU

GandengTangan Hadir dan Siap Bantu Carikan Modal Usaha Sosial

40 Kegiatan BaKTI

41 Info Buku

Perbaikan Sumber Air Bersih, Mengurangi Kematian Ibu Melahirkan Di Desa Sekongkang

Oleh Ir. Zulfikri, MM.

Konsorsium Advokasi Desa yang Ramah terhadap Perempuan

Pelatihan Penulisan Laporan

26 Update Program LANDASAN - BaKTI

29 LingkunganMahrim, Pelopor Mangrove dari Teluk Lembar

Peluncuran Buku dan Diskusi Praktik Cerdas Rumah Tunggu di Kota Ambon33

Ilustrasi sampul : Ichsan Djunaed

Oleh Melya Findi Astuti

Oleh M. Ghufran H. Kordi K.

Update Program MAMPU - BaKTI

Oleh M. Ghufran H. Kordi K.

Oleh M. Ghufran H. Kordi K.

Update Program MAMPU - BaKTI

Aksi Anak Pulau Menanam Mangrove, Menjaga Pulau Menjaga Bumi35Oleh Abe Ngingi

Membuat Sabun Alami Sendiri37Oleh Sumarni Aryanto

Update BatukarInfo39

Oleh Ahmad Jayadi Putra

Idul Fitri 1436 HMinal Aidhin Wal FaidhinMohon Maaf Lahir dan Batin

Selamat Hari Raya

KELUARGA BESAR YAYASAN BURSA PENGETAHUAN KAWASAN TIMUR INDONESIA

Mengucapkan

Page 3: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

Jl. H.A. Mappanyukki No. 32 Makassar 90125, Sulawesi Selatan - Indonesia +62 411 832228, 833383 +62 411 852146 Telp. Fax Email atau SMS BaKTINews [email protected] [email protected] 2010813 4063 4999, 0815 4323 1888, 0878 4000 0

Facebook Twitter www.facebook.com/yayasanbakti @InfoBaKTI

Redaksi

www.bakti.or.id

Editor CAROLINE TUPAMAHU VICTORIA NGANTUNGMELYA FINDI ASTUTI

Suara Forum KTI ZUSANNA GOSAL ITA MASITA IBNU

ICHSAN DJUNAEDEvents at BaKTI SHERLY HEUMASSEWebsite

Smart Practices & Info Book SUMARNI ARIANTO

ADITYA RAKHMAT

BaKTINews adalah media pertukaran pengetahuan tentang pembangunan di Kawasan Timur lndonesia. Tujuan BaKTINews adalah mempromosikan praktik cerdas pembangunan dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia agar dapat diketahui oleh khalayak luas dan menginspirasi pelaku pembangunan di berbagai daerah dalam upaya menjawab berbagai tantangan pembangunan. BaKTINews terbit setiap bulan dalam dua bahasa, Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos kepada pembaca dengan target utama adalah para pelaku pembangunan yang berdomisili di daerah kepulauan dan daerah terpencil. Tidak dikenakan biaya apapun untuk berlangganan BaKTINews agar lebih banyak masyarakat yang dapat mengakses informasi pembangunan melalui majalah ini. Selain dalam bentuk cetak, BaKTINews juga dapat diakses di website BaKTI: www.bakti.or.id dan dikirimkan melalui email kepada pelanggan yang dapat mengakses internet. BaKTINews dikelola oleh Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI). Seluruh artikel BaKTINews adalah kontribusi sukarela para pelaku pembangunan dari berbagai kalangan dan daerah yang ingin berbagi pengetahuan dengan khalayak luas.

BERKONTRIBUSI UNTUK BaKTINews

BaKTINews menerima artikel tentang kemajuan pembangunan, pembelajaran dari suatu kegiatan, praktik cerdas pembangunan, hasil-hasil penelitian yang dapat diaplikasikan, dan teknologi tepat guna dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua). Panjang artikel adalah 1.000 - 1.100 kata,menggunakan Bahasa Indonesia maupun lnggris, ditulis dengan gaya populer. Foto-foto penunjang artikel sangat dibutuhkan. Tim editor BaKTINews akan melakukan edit terhadap setiap artikel yang akan dimuat untuk kesesuaian tempat dan gaya bahasa. Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.

BaKTINews accepts articles about development programs, lessons learnt from an activity, development smart practices, research results that can be applied, and applied technology from different stakeholders and regions in eastern Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, and Papua). Articles should be 1,000-1, 100 words, in either Indonesian or English, and written in a popular style.

Articles should also be sent with photos that illustrate the article. The editors of BaKTINews will edit every article for reasons of space and style. BaKTINews does not provide payment to writers for articles.

MENJADI PELANGGAN BaKTINews Subscribing to BaKTINews

Untuk berlangganan BaKTINews, silahkan mengirimkan data diri anda (organisasi, posisi, nomor HP, alamat email) lengkap dengan alamat lengkap yang disertai dengan kode pos melalui email [email protected]. Bagi yang berdomisili di Makassar, Anda dapat mengambil BaKTINews di Display Corner Gedung BaKTI pada setiap hari kerja.

To subscribe to BaKTINews please send us your full contacts details (including organization. position, HP number and email address) with full postal address to [email protected]. For those living in Makassar, please stop by the BaKTI office and pick up your copy from the display corner from Monday to Friday.

BaKTINews is a knowledge exchange media platform for development issues in eastern Indonesia. BaKTINews aims to promote development smart practices from different regions in eastern Indonesia so that the practices become known to a wider audience and inspire development stakeholders in other regions in their efforts to answer development challenges. BaKTINews is published monthly in two languages, Indonesian and English, to facilitate readers who don't understand indonesian to gain a better understanding of development in eastern Indonesia. BaKTINews is sent by post to readers and rhe main target is development stakeholders living in isolated regions and island regions. BaKTINews is provided free of charge so the development community can access relevant development information easily. BaKTINews is also provided in an electronic version that can be accessed on www.bakti.or.id and can be sent electronically to subscribers with internet access. BaKTINews is managed by the Eastern Indonesia Knowledge Exchange (BaKTI). All articles are contributed voluntarily by development stakeholders from different areas in eastern Indonesia who wish to share their information with a wider audience.

Database Kontak A. RINI INDAYANI

Design & layoutEditor Foto

Daftar IsiJuli - Agustus 2015 No. 115

1

5

13

19

9

15

Baiq MirdiatiIngin Berbuat untuk Perempuan

Mengkapasitasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah untuk Mengurangi Risiko Bencana

Oleh Ivan HadarReformasi Birokrasi

Sosok

22

24

Oleh Baiq Nurul Hikmah, A. MD, KEB

Yayasan BaKTI Monev Ketiga Program MAMPU

GandengTangan Hadir dan Siap Bantu Carikan Modal Usaha Sosial

40 Kegiatan BaKTI

41 Info Buku

Perbaikan Sumber Air Bersih, Mengurangi Kematian Ibu Melahirkan Di Desa Sekongkang

Oleh Ir. Zulfikri, MM.

Konsorsium Advokasi Desa yang Ramah terhadap Perempuan

Pelatihan Penulisan Laporan

26 Update Program LANDASAN - BaKTI

29 LingkunganMahrim, Pelopor Mangrove dari Teluk Lembar

Peluncuran Buku dan Diskusi Praktik Cerdas Rumah Tunggu di Kota Ambon33

Ilustrasi sampul : Ichsan Djunaed

Oleh Melya Findi Astuti

Oleh M. Ghufran H. Kordi K.

Update Program MAMPU - BaKTI

Oleh M. Ghufran H. Kordi K.

Oleh M. Ghufran H. Kordi K.

Update Program MAMPU - BaKTI

Aksi Anak Pulau Menanam Mangrove, Menjaga Pulau Menjaga Bumi35Oleh Abe Ngingi

Membuat Sabun Alami Sendiri37Oleh Sumarni Aryanto

Update BatukarInfo39

Oleh Ahmad Jayadi Putra

Idul Fitri 1436 HMinal Aidhin Wal FaidhinMohon Maaf Lahir dan Batin

Selamat Hari Raya

KELUARGA BESAR YAYASAN BURSA PENGETAHUAN KAWASAN TIMUR INDONESIA

Mengucapkan

Page 4: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

pakah berfungsinya sebuah negara bergantung pada pemimpin, ataukah pada sistem? Idealnya tentu saja, dua-duanya: pemimpin dan sistem. Meskipun untuk saat

ini, mayoritas rakyat negeri ini diperkirakan akan menjawab: pemimpin! Hal ini menjadi semacam kerinduan terhadap “ratu adil” yang akan membenahi dan menyejahterakan bangsa ini dalam hitungan waktu yang cepat. Singapura dan Lee Kwan Yew, mumenjadi sebuah contoh, di mana seorang pemimpin berhasil membangun sistem. Bukan sekedar pemimpin yang kuat. Sejarah di berbagai negara mencatat bahwa “sekedar” memiliki pemimpin, yang kuat sekalipun tanpa berfungsinya sebuah sistem – khususnya sistem birokrasi – yang independen, sulit menjadikan sebuah negara bisa berfungsi dengan baik. Betapa tidak. Tanpa sistem birokrasi yang berfungsi baik, sepeninggalnya pemimpin yang baik, kondisi sebuah bangsa bisa saja berubah total, tergantung siapa yang menjadi penerusnya. Bisa saja terjadi gelombang pembalikan atau, sebaliknya, berkembang “nostalgia” terhadap kondisi kepemimpinan sebelumnya. Kondisi tersebut, sebenarnya yang sedang dihadapi bangsa ini sepeninggal dua pemimpin kuat, terlepas dari sisi baik dan buruknya, Bung Karno dan Pak Harto. Sebagai warisannya, birokrasi yang seharusnya adalah birokrasi negara dan berfungsi sebagai abdi negara dan bersifat mandiri, (hampir) sepenuhnya menjadi abdi “pemerintah”, bukan abdi negara sebagai representasi kedaulatan rakyat.

Pemerintah Bukanlah Negara Kenyataannya, cukup banyak UU terkait birokrasi (atau administrasi) negara di negeri ini merupakan “terjemahan” atau setidaknya mengacu pada sistem perundang-undangan Jerman. Namun, boleh jadi akibat kurangnya

p e m a h a m a n b a h a s a d a n ko n t e k s , m a k a terjemahannya ke dalam Bahasa Indonesia menjadi rancu dan, tak jarang menyesatkan. Di negara yang sistem kenegaraannya berjalan dengan baik, birokrasi negara, sangat jelas b u k a n l a h b i ro k ra s i p e m e r i n t a h , k a re n a pemerintah bukanlah negara. Dalam pemahaman seperti itu, birokrasi negara sepenuhnya tunduk pada konstitusi dan UU serta turunannya (Pipit Kartawijaya, 2006). Hal tersebut, menghindari terjadinya birokrasi yang menjadi alat politik pemerintah yang sedang berkuasa. Almarhum Daniel S. Lev, pakar Indonesia, sepakat bahwa lembaga-lembaga n e ga ra te r m a su k p e n gad i l a n , ke ja k sa a n , kepolisian, kementerian, militer dan berbagai badan penting seperti BPK, BPS dan lainnya,

Oleh IVAN HADAR

Reformasi Birokrasi

2BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 1 BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115

Di Indonesia, dengan mengucapkan atas nama Tuhan, PNS sewaktu dilantik bersumpah setia kepada negara dan pemerintah. Beda di Jerman, misalnya, di mana PNS memohon pertolongan Tuhan kemudian bersumpah membela UUD dan melaksanakan segenap UU.

A

Illus

tras

i Ich

san

Dju

naed

Page 5: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

pakah berfungsinya sebuah negara bergantung pada pemimpin, ataukah pada sistem? Idealnya tentu saja, dua-duanya: pemimpin dan sistem. Meskipun untuk saat

ini, mayoritas rakyat negeri ini diperkirakan akan menjawab: pemimpin! Hal ini menjadi semacam kerinduan terhadap “ratu adil” yang akan membenahi dan menyejahterakan bangsa ini dalam hitungan waktu yang cepat. Singapura dan Lee Kwan Yew, mumenjadi sebuah contoh, di mana seorang pemimpin berhasil membangun sistem. Bukan sekedar pemimpin yang kuat. Sejarah di berbagai negara mencatat bahwa “sekedar” memiliki pemimpin, yang kuat sekalipun tanpa berfungsinya sebuah sistem – khususnya sistem birokrasi – yang independen, sulit menjadikan sebuah negara bisa berfungsi dengan baik. Betapa tidak. Tanpa sistem birokrasi yang berfungsi baik, sepeninggalnya pemimpin yang baik, kondisi sebuah bangsa bisa saja berubah total, tergantung siapa yang menjadi penerusnya. Bisa saja terjadi gelombang pembalikan atau, sebaliknya, berkembang “nostalgia” terhadap kondisi kepemimpinan sebelumnya. Kondisi tersebut, sebenarnya yang sedang dihadapi bangsa ini sepeninggal dua pemimpin kuat, terlepas dari sisi baik dan buruknya, Bung Karno dan Pak Harto. Sebagai warisannya, birokrasi yang seharusnya adalah birokrasi negara dan berfungsi sebagai abdi negara dan bersifat mandiri, (hampir) sepenuhnya menjadi abdi “pemerintah”, bukan abdi negara sebagai representasi kedaulatan rakyat.

Pemerintah Bukanlah Negara Kenyataannya, cukup banyak UU terkait birokrasi (atau administrasi) negara di negeri ini merupakan “terjemahan” atau setidaknya mengacu pada sistem perundang-undangan Jerman. Namun, boleh jadi akibat kurangnya

p e m a h a m a n b a h a s a d a n ko n t e k s , m a k a terjemahannya ke dalam Bahasa Indonesia menjadi rancu dan, tak jarang menyesatkan. Di negara yang sistem kenegaraannya berjalan dengan baik, birokrasi negara, sangat jelas b u k a n l a h b i ro k ra s i p e m e r i n t a h , k a re n a pemerintah bukanlah negara. Dalam pemahaman seperti itu, birokrasi negara sepenuhnya tunduk pada konstitusi dan UU serta turunannya (Pipit Kartawijaya, 2006). Hal tersebut, menghindari terjadinya birokrasi yang menjadi alat politik pemerintah yang sedang berkuasa. Almarhum Daniel S. Lev, pakar Indonesia, sepakat bahwa lembaga-lembaga n e ga ra te r m a su k p e n gad i l a n , ke ja k sa a n , kepolisian, kementerian, militer dan berbagai badan penting seperti BPK, BPS dan lainnya,

Oleh IVAN HADAR

Reformasi Birokrasi

2BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 1 BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115

Di Indonesia, dengan mengucapkan atas nama Tuhan, PNS sewaktu dilantik bersumpah setia kepada negara dan pemerintah. Beda di Jerman, misalnya, di mana PNS memohon pertolongan Tuhan kemudian bersumpah membela UUD dan melaksanakan segenap UU.

A

Illus

tras

i Ich

san

Dju

naed

Page 6: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

43 BaKTINews BaKTINews

INFORMASI LEBIH LANJUTPenulis adalah Direktur IDe (Institut Pendidikan Demokrasi) dan Anggota Pokja Forum KTI. Tulisan ini juga dapat dibaca di http://malutpost.co.id/2015/03/31/reformasi-birokrasi/

Foto

Dok

. Yay

asan

BaK

TI

No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

s e h a r u s nya t u n d u k p a d a prinsip dan aturan negara, b u k a n m e n d a h u l u k a n keinginan pemerintah. T i a d a n y a p e m b e d a a n antara pemerintah dan negara, m e n i m b u l k a n ke ra n c u a n berikut. Pada masa Orde Baru, mengkritisi (kebijakan, kinerja d a n t at a n a n ) p e m e r i nt a h apalagi di lakukan di luar n e ge r i , d i a n g ga p s e b aga i tindakan subversif karena menjelek-jelekkan negara! Mencermati sumpah PNS ketika dilantik, kita akan menemukan perbedaan antara Indonesia dan Jerman. Di I n d o n e s i a , d e n g a n m e n g u c a p k a n at a s n a m a Tuhan, PNS sewaktu dilantik bersumpah setia kepada negara d a n p e m e r i nt a h . B e d a d i Jerman, misalnya, di mana PNS memohon pertolongan Tuhan k e m u d i a n b e r s u m p a h m e m b e l a U U D d a n melaksanakan segenap UU. Begitu pula, usai ditetapkan oleh parlemen, sebuah UU langsung menjadi acuan birokrasi tanpa harus menunggu PP (Peraturan Pemerintah). Hal terakhir, berlaku di Indonesia sehingga bisa saja sebuah UU yang telah ditetapkan tersandera tidak diimplementasikan karena belum ada PP-nya.

Contoh dari Mancanegara Di antara negara berkembang, Malaysia termaju dalam reformasi 'public administration' (birokrasi), terutama dalam bidang pendanaan dan keuangan. Reformasi di negeri jiran ini dimulai tahun 1960an sebagai bagian rencana strategis pemerintah untuk membangun negara-bangsa. Sektor publik dipandang sebagai motor utama pembangunan. Untuk itu, pelayanan publik diperkuat secara konsekuen lewat reformasi

birokrasi. Dan, yang terbaru, reformasi budgetary di Malaysia juga dihubungkan dengan program “global competitiveness associated with Vision 2020—a program aimed at making Malaysia a fully developed country by the year 2020.” (Bank Dunia, 2001) Dengan berbagai cara tersebut, terjadi penguatan negara dan berfungsinya birokrasi yang mengacu pada Konstitusi, UU dan Regulasi. Sebuah contoh kecil, namun menarik, adalah ceritera “orang dalam” Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, terkait dialog antara Duta Besar (Dubes) dan seorang Staf Konsuler. Dubes yang menerima komplain dari seorang pejabat tinggi Indonesia, menegur staf konsuler, agar “mempermudah” prosedur permohonan visa Jerman. Sebagai diplomat, Dubes berkepentingan untuk menjaga hubungan baik dengan (pemerintah) Indonesia.

Pe rs o a l a n nya , at u ra n ko n s u l e r t i d a k memberikan ruang pengecualian. Karena itu, staf konsuler bersikukuh untuk tetap mengacu pada aturan, kecuali Dubes bersedia membuat surat pernyataan bertanggung jawab atas perlakuan

Pada masa sistem parlementer 1945-1959, perbedaan antara negara dan pemerintah cukup jelas. PNS adalah pegawai negara yang netral, termasuk terhadap partai berkuasa maupun kepada oposisi. Data yang dipublikasikan terkait kondisi negara, baik maupun buruk, tidak tergantung pada “lampu hijau” pemerintah.

khusus bagi orang tertentu. Kejadian ini menunjukkan betapa indepenen birokrat Jerman, termasuk dalam menghadapi “bos”. UU dan peraturan menjadi acuan sepenuhnya.

Birokrasi yang Netral Sebenarnya Indonesia pernah memiliki saat b e r n e ga ra ya n g b a i k . Pa d a m a s a s i s t e m parlementer 1945-1959, perbedaan antara negara dan pemerintah cukup jelas. PNS adalah pegawai negara yang netral, termasuk terhadap partai berkuasa maupun kepada oposisi. Data yang dipublikasikan terkait kondisi negara, baik mampun buruk, tidak tergantung pada “lampu hijau” pemerintah. Sebenarnya, terlepas dari sistem pemerintahan yang dianut, birokrasi sebagai abdi negara diyakini mampu memaksakan pemerintah dengan sistem apapun – baik presidensial atau parlementer – agar tunduk pada prinsip-prinsip negara. Hal tersebut menghindari terjadinya akumulasi ke k u a sa a n p e m e r i nt a h d a n m e n ge c i l ka n kekuasaan negara seperti yang terjadi di Indonesia saat ini. Meminjam istilah budayawan Emha Ainun Nadjib, Indonesia saat ini berada dalam kondisi di mana “negara berada dalam genggaman tangan pemerintah”. Kas negara, telah menjadi kas pemerintah, saham negara menjadi saham pemerintah, bank negara, universitas dan seterusnya telah menjadi “milik” pemerintah. Belum lagi, istilah seperti bantuan pemerintah, bantuan presiden, menteri atau gubernur dan lainnya, yang sebenarnya menggunakan uang negara. Sudah saatnya, kita membedakan negara dengan pemerintah. Dalam mereformasi birokrasi, hal ini termasuk menjadi sesuatu yang terpenting.(*)

Page 7: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

43 BaKTINews BaKTINews

INFORMASI LEBIH LANJUTPenulis adalah Direktur IDe (Institut Pendidikan Demokrasi) dan Anggota Pokja Forum KTI. Tulisan ini juga dapat dibaca di http://malutpost.co.id/2015/03/31/reformasi-birokrasi/

Foto

Dok

. Yay

asan

BaK

TI

No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

s e h a r u s nya t u n d u k p a d a prinsip dan aturan negara, b u k a n m e n d a h u l u k a n keinginan pemerintah. T i a d a n y a p e m b e d a a n antara pemerintah dan negara, m e n i m b u l k a n ke ra n c u a n berikut. Pada masa Orde Baru, mengkritisi (kebijakan, kinerja d a n t at a n a n ) p e m e r i nt a h apalagi di lakukan di luar n e ge r i , d i a n g ga p s e b aga i tindakan subversif karena menjelek-jelekkan negara! Mencermati sumpah PNS ketika dilantik, kita akan menemukan perbedaan antara Indonesia dan Jerman. Di I n d o n e s i a , d e n g a n m e n g u c a p k a n at a s n a m a Tuhan, PNS sewaktu dilantik bersumpah setia kepada negara d a n p e m e r i nt a h . B e d a d i Jerman, misalnya, di mana PNS memohon pertolongan Tuhan k e m u d i a n b e r s u m p a h m e m b e l a U U D d a n melaksanakan segenap UU. Begitu pula, usai ditetapkan oleh parlemen, sebuah UU langsung menjadi acuan birokrasi tanpa harus menunggu PP (Peraturan Pemerintah). Hal terakhir, berlaku di Indonesia sehingga bisa saja sebuah UU yang telah ditetapkan tersandera tidak diimplementasikan karena belum ada PP-nya.

Contoh dari Mancanegara Di antara negara berkembang, Malaysia termaju dalam reformasi 'public administration' (birokrasi), terutama dalam bidang pendanaan dan keuangan. Reformasi di negeri jiran ini dimulai tahun 1960an sebagai bagian rencana strategis pemerintah untuk membangun negara-bangsa. Sektor publik dipandang sebagai motor utama pembangunan. Untuk itu, pelayanan publik diperkuat secara konsekuen lewat reformasi

birokrasi. Dan, yang terbaru, reformasi budgetary di Malaysia juga dihubungkan dengan program “global competitiveness associated with Vision 2020—a program aimed at making Malaysia a fully developed country by the year 2020.” (Bank Dunia, 2001) Dengan berbagai cara tersebut, terjadi penguatan negara dan berfungsinya birokrasi yang mengacu pada Konstitusi, UU dan Regulasi. Sebuah contoh kecil, namun menarik, adalah ceritera “orang dalam” Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, terkait dialog antara Duta Besar (Dubes) dan seorang Staf Konsuler. Dubes yang menerima komplain dari seorang pejabat tinggi Indonesia, menegur staf konsuler, agar “mempermudah” prosedur permohonan visa Jerman. Sebagai diplomat, Dubes berkepentingan untuk menjaga hubungan baik dengan (pemerintah) Indonesia.

Pe rs o a l a n nya , at u ra n ko n s u l e r t i d a k memberikan ruang pengecualian. Karena itu, staf konsuler bersikukuh untuk tetap mengacu pada aturan, kecuali Dubes bersedia membuat surat pernyataan bertanggung jawab atas perlakuan

Pada masa sistem parlementer 1945-1959, perbedaan antara negara dan pemerintah cukup jelas. PNS adalah pegawai negara yang netral, termasuk terhadap partai berkuasa maupun kepada oposisi. Data yang dipublikasikan terkait kondisi negara, baik maupun buruk, tidak tergantung pada “lampu hijau” pemerintah.

khusus bagi orang tertentu. Kejadian ini menunjukkan betapa indepenen birokrat Jerman, termasuk dalam menghadapi “bos”. UU dan peraturan menjadi acuan sepenuhnya.

Birokrasi yang Netral Sebenarnya Indonesia pernah memiliki saat b e r n e ga ra ya n g b a i k . Pa d a m a s a s i s t e m parlementer 1945-1959, perbedaan antara negara dan pemerintah cukup jelas. PNS adalah pegawai negara yang netral, termasuk terhadap partai berkuasa maupun kepada oposisi. Data yang dipublikasikan terkait kondisi negara, baik mampun buruk, tidak tergantung pada “lampu hijau” pemerintah. Sebenarnya, terlepas dari sistem pemerintahan yang dianut, birokrasi sebagai abdi negara diyakini mampu memaksakan pemerintah dengan sistem apapun – baik presidensial atau parlementer – agar tunduk pada prinsip-prinsip negara. Hal tersebut menghindari terjadinya akumulasi ke k u a sa a n p e m e r i nt a h d a n m e n ge c i l ka n kekuasaan negara seperti yang terjadi di Indonesia saat ini. Meminjam istilah budayawan Emha Ainun Nadjib, Indonesia saat ini berada dalam kondisi di mana “negara berada dalam genggaman tangan pemerintah”. Kas negara, telah menjadi kas pemerintah, saham negara menjadi saham pemerintah, bank negara, universitas dan seterusnya telah menjadi “milik” pemerintah. Belum lagi, istilah seperti bantuan pemerintah, bantuan presiden, menteri atau gubernur dan lainnya, yang sebenarnya menggunakan uang negara. Sudah saatnya, kita membedakan negara dengan pemerintah. Dalam mereformasi birokrasi, hal ini termasuk menjadi sesuatu yang terpenting.(*)

Page 8: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

5 6BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

encana merupakan peristiwa alam dan non alam yang bersifat destruktif Bbagi kehidupan manusia. Bencana bisa datang setiap saat, di mana saja dan menimpa siapa saja. Besar kecil tingkat risiko yang diterima

tergantung pada besarnya ancaman dan kerentanan, serta kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di antara pertemuan tiga lempeng tektonik, memiliki iklim yang berbeda antar wilayah, serta penduduk dengan beragam suku dan budaya. Hal ini membuat Indonesia memiliki kerawanan yang cukup

tinggi terhadap berbagai jenis bencana, baik bencana alam maupun bencana non alam (bencana sosial). Sejarah penanggulangan bencana di Indonesia hingga awal dekade dua ribuan, masih terfokus pada emergency respons dan rekonstruksi saat pasca bencana yang bersifat bantuan material belaka. Peristiwa tsunami yang meluluh-lantahkan Aceh pada tahun 2004 dan gempa bumi yang melanda Yogyakarta pada tahun 2006, telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa serta

kerugian materiil yang besar. Hal ini telah memberikan kesadaran baru bagi pemerintah dan rakyat Indonesia, bahwa penanggulangan bencana tidak bisa hanya difokuskan pada kondisi tanggap darurat dan kegiatan rekonstruksi saja. Namun harus mengarah pada upaya pengurangan risiko bencana dengan meningkatkan ketangguhan dan kesiap-siagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Oleh Ir. ZULFIKRI, MM.

Oleh karena itu, melalui Perpres No. 19 Tahun 2006, pemerintah menempatkan mitigasi dan penanggulangan bencana sebagai salah satu dari 9 prioritas pembangunan nasional. Kemudian m e l a l u i U U No . 2 4 Ta h u n 2 0 0 7 t e nt a n g Penanggulangan Bencana dan PP No. 21, 22 dan 23 Tahun 2008, serta Perpres No. 8 Tahun 2008, mengharuskan Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta masyarakat melakukan upaya pengurangan risiko bencana melalui kegiatan mitigasi dan adaptasi ekologis di daerah rawan

bencana. Penanganan bencana yang semula cenderung responsif dan spontan, kini mulai bergerak ke arah preventif dan kesiap-siagaan. Provinsi Nusa Tenggara Barat termasuk daerah yang tidak aman terhadap bencana. Dari 16 jenis bencana, terhitung 11 jenis bencana berpotensi terjadi di wilayah ini, antara lain gempa bumi, banjir bandang, gelombang pasang, tsunami, angin puting beliung, kekeringan dan kebakaran. Di

Illus

tras

i Ich

san

Dju

naed

Page 9: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

5 6BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

encana merupakan peristiwa alam dan non alam yang bersifat destruktif Bbagi kehidupan manusia. Bencana bisa datang setiap saat, di mana saja dan menimpa siapa saja. Besar kecil tingkat risiko yang diterima

tergantung pada besarnya ancaman dan kerentanan, serta kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di antara pertemuan tiga lempeng tektonik, memiliki iklim yang berbeda antar wilayah, serta penduduk dengan beragam suku dan budaya. Hal ini membuat Indonesia memiliki kerawanan yang cukup

tinggi terhadap berbagai jenis bencana, baik bencana alam maupun bencana non alam (bencana sosial). Sejarah penanggulangan bencana di Indonesia hingga awal dekade dua ribuan, masih terfokus pada emergency respons dan rekonstruksi saat pasca bencana yang bersifat bantuan material belaka. Peristiwa tsunami yang meluluh-lantahkan Aceh pada tahun 2004 dan gempa bumi yang melanda Yogyakarta pada tahun 2006, telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa serta

kerugian materiil yang besar. Hal ini telah memberikan kesadaran baru bagi pemerintah dan rakyat Indonesia, bahwa penanggulangan bencana tidak bisa hanya difokuskan pada kondisi tanggap darurat dan kegiatan rekonstruksi saja. Namun harus mengarah pada upaya pengurangan risiko bencana dengan meningkatkan ketangguhan dan kesiap-siagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Oleh Ir. ZULFIKRI, MM.

Oleh karena itu, melalui Perpres No. 19 Tahun 2006, pemerintah menempatkan mitigasi dan penanggulangan bencana sebagai salah satu dari 9 prioritas pembangunan nasional. Kemudian m e l a l u i U U No . 2 4 Ta h u n 2 0 0 7 t e nt a n g Penanggulangan Bencana dan PP No. 21, 22 dan 23 Tahun 2008, serta Perpres No. 8 Tahun 2008, mengharuskan Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta masyarakat melakukan upaya pengurangan risiko bencana melalui kegiatan mitigasi dan adaptasi ekologis di daerah rawan

bencana. Penanganan bencana yang semula cenderung responsif dan spontan, kini mulai bergerak ke arah preventif dan kesiap-siagaan. Provinsi Nusa Tenggara Barat termasuk daerah yang tidak aman terhadap bencana. Dari 16 jenis bencana, terhitung 11 jenis bencana berpotensi terjadi di wilayah ini, antara lain gempa bumi, banjir bandang, gelombang pasang, tsunami, angin puting beliung, kekeringan dan kebakaran. Di

Illus

tras

i Ich

san

Dju

naed

Page 10: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

7 8

INFORMASI LEBIH LANJUT

BaKTINews BaKTINews

Penulis adalah peneliti di KONSEPSI, beliau dapat dihubungi melalui email di [email protected]

No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

antara wilayah yang rentan terhadap bencana di Nusa Tenggara Barat adalah Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Sambelia yang berada di Kabupaten Lombok Timur. Sembalun merupakan wilayah strategis, letaknya persis di bawah kaki Gunung Rinjani. Hal ini menyebabkan Sembalun menjadi pintu masuk bagi pendakian ke Danau Segara Anak dan Puncak Rinjani, serta menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Lombok Timur terutama agrowisata. Sedangkan Sambelia adalah merupakan jalur u t a m a p r o v i n s i d i b a g i a n u t a r a y a n g menghubungkan Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara hingga Lombok Barat

serta Kota Mataram. Hal ini menempatkan Sambelia menjadi jalur perhubungan darat alternatif dalam aktivitas ekonomi dan sosial warga. Di kedua wilayah kecamatan ini, dalam rentang waktu 10 tahun terakhir, setidaknya telah terjadi 2 kali bencana banjir bandang, yaitu pada tahun 2006 dan tahun 2012. Dan terakhir pada tanggal 21 Februari 2015, Sembalun dihantam oleh angin puting beliung. Peristiwa bencana alam ini telah m e n ga k i bat ka n t i m b u l nya ke r u g i a n bag i masyarakat seperti korban jiwa, kerusakan lahan pertanian, kerusakan tempat tinggal dan fasilitas umum lainnya, serta rusaknya infrastruktur jalan d a n j e m bat a n s e h i n g ga b e rd a m pa k pad a terhambatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan aktivitas sosial.

Program Pengurangan Resiko Bencana KONSEPSI–OXFAM–AusAID KONSEPSI (Konsorsium Untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi) dengan dukungan dari Oxfam dan AusAid sejak tahun 2010 hingga 2015 menjadikan kedua wilayah tersebut sebagai lokasi

program “Membangun Ketahanan Komunitas melalui Penguatan Kapasitas Pemerintah kabupaten, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat dalam mengurangi risiko bencana di Kabupaten Lombok Timur”. Program ini bertujuan untuk membangun ketangguhan masyarakat dalam meredam dan mengurangi resiko bencana di Kabupaten Lombok T i m u r . P r o g r a m i n i d i h a r a p k a n d a p a t berkontribusi secara mendasar untuk mengurangi dampak dari bencana, baik dari korban jiwa maupun sumber penghidupan. Upaya yang dilakukan adalah melalui penguatan komunitas, pemerintah dan kelompok masyarakat sipil di

Kabupaten Lombok Timur. Sasaran yang ingin dicapai adalah menguatnya kapasitas pengetahuan, perencanaan dan implementasi pada pemerintah, sekolah, dan masyarakat serta pihak lain di Kabupaten Lombok Timur untuk mengurangi kerentanan jender, anak-anak dan orang tua terhadap ancaman bencana. Penguatan kapasitas ini dilakukan dengan memobilisasi sumber daya lokal yang dimiliki melalui proses identifikasi, perencanaan dan pelaksanaan. Sasaran dari kegiatan ini ada di dua level, yaitu komunitas dan pemerintah di Kabupaten Lombok Timur. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tingkat komunitas antara lain meliputi training dan workshop CBDRM (Community Base Disaster Risk Management) dan PCVA (Participatory Capacities and Vulnerabil ity Assisment) ; pengorganisasian masyarakat; pendidikan resiko bencana, mempertautkan CBDRM dengan sekolah. Kegiatan pada level pemerintah meliputi t ra i n i n g d a n wo r k s h o p p e n ge l o l a a n d a n penanggulangan ancaman bencana; advokasi

kebi jakan dan kegiatan pengelolaan dan penanggulangan ancaman bencana; pembelajaran dan replikasi ; serta penguatan kapasitas organisasi. P r o g r a m t e r s e b u t h i n g g a k i n i m a s i h berlangsung, serta menunjukkan hasil yang cukup signifikan sesuai dengan target program secara keseluruhan. Di tingkat komunitas misalnya, pada desa sasaran program, yaitu Desa Sembalun Bumbung, Desa Sembalun Lawang dan Desa Sajang di Kecamatan Sembalun, serta Desa Belanting di Kecamatan Sambelia seluruhnya telah mempunyai TSBD (Tim Siaga Bencana Desa). Kegiatan TSBD di desa-desa tersebut telah berjalan dengan baik dan telah mempunyai SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam bekerja. Selain itu, keempat desa t e rs e b u t t e l a h m e m i l i k i Pe rd e s t e n t a n g kebencanaan, dokumen hasil PCVA, dokumen

rencana kontijensi, dokumen aksi masyarakat (RAM) dan dokumen rencana aksi sekolah (RAS) serta telah mengintegrasikan mitigasi dan penanggulangan bencana dalam perencanaan pembangunan desa. Melalui program ini, KONSEPSI dan Oxfam telah berhasil mendorong tersusunnya Dokumen Rencana Kontijensi, Rencana Aksi Daerah, terbentuknya Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Lombok Timur dan adanya Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur No. 3 Ta h u n 2 0 1 2 t e n t a n g P e n y e l e n g g a r a a n Penanggulangan Bencana Daerah. Peraturan ini mengakomodasi keberadaan TSBD. Dalam upaya melaksanakan Peraturan Daerah tersebut, Bupati Lombok Timur telah menerbitkan beberapa P e r a t u r a n B u p a t i s e b a g a i p e t u n j u k pelaksanaannya. Dalam konteks mitigasi dan penanggulangan resiko bencana, hasil-hasil program di atas merupakan instrumen-instrumen penting dalam upaya pengurangan risiko bencana baik di level pemerintah daerah maupun di level komunitas, khususnya di Kabupaten Lombok Timur.

G a m b a r a n d i a t a s j u g a m e m b e r i k a n pembelajaran kepada semua pihak betapa pentingnya keterlibatan masyarakat desa terutama di kawasan rawan bencana dalam perencanaan pembangunan berperspektif penanggulangan bencana. Sebab masyarakat di level desa memiliki pengetahuan dan pengalaman yang bersifat lokal d a l a m m e n g h a d a p i b e n c a n a . D a n p e r l u diakomodasi menjadi pengetahuan bersama dalam penanggulangan dan pengurangan resiko bencana. Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh KONSEPSI dan Oxfam di kedua wilayah kecamatan yang rawan bencana ini layak untuk direplikasi di tempat. Pada akhirnya, upaya untuk mereplikasi program ini, semuanya tergantung dari komitmen pemerintah daerah dan pihak-pihak lain yang berkompeten dengan penanggulangan dan

pengurangan resiko bencana. Terutama yang menyangkut komitmen untuk mengintegrasikan p e n g u ra n ga n r i s i ko b e n c a n a ke d a l a m perencanaan pembangunan daerah. Dengan memasukkan program pengurangan risiko bencana ke dalam rencana pembangunan daerah, berarti korban jiwa dan kerugian materiil lainnya akibat terjadinya bencana akan dapat diantisipasi dan ditekan seminimal mungkin. Dengan kata lain, mengintegrasikan pengurangan risiko bencana ke dalam perencanaan pembangunan daerah, merupakan upaya penting untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Oleh sebab itu upaya advokasi untuk mendorong proses perencanaan penganggaran daerah yang berperspektif pengurangan resiko bencana menjadi penting untuk dilakukan oleh masyarakat dan kelompok masyarakat sipil. Hal ini berguna untuk mendorong dan memastikan komitmen pemerintah dalam hal penanggulangan dan pengurangan risiko bencana.

Page 11: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

7 8

INFORMASI LEBIH LANJUT

BaKTINews BaKTINews

Penulis adalah peneliti di KONSEPSI, beliau dapat dihubungi melalui email di [email protected]

No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

antara wilayah yang rentan terhadap bencana di Nusa Tenggara Barat adalah Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Sambelia yang berada di Kabupaten Lombok Timur. Sembalun merupakan wilayah strategis, letaknya persis di bawah kaki Gunung Rinjani. Hal ini menyebabkan Sembalun menjadi pintu masuk bagi pendakian ke Danau Segara Anak dan Puncak Rinjani, serta menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Lombok Timur terutama agrowisata. Sedangkan Sambelia adalah merupakan jalur u t a m a p r o v i n s i d i b a g i a n u t a r a y a n g menghubungkan Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara hingga Lombok Barat

serta Kota Mataram. Hal ini menempatkan Sambelia menjadi jalur perhubungan darat alternatif dalam aktivitas ekonomi dan sosial warga. Di kedua wilayah kecamatan ini, dalam rentang waktu 10 tahun terakhir, setidaknya telah terjadi 2 kali bencana banjir bandang, yaitu pada tahun 2006 dan tahun 2012. Dan terakhir pada tanggal 21 Februari 2015, Sembalun dihantam oleh angin puting beliung. Peristiwa bencana alam ini telah m e n ga k i bat ka n t i m b u l nya ke r u g i a n bag i masyarakat seperti korban jiwa, kerusakan lahan pertanian, kerusakan tempat tinggal dan fasilitas umum lainnya, serta rusaknya infrastruktur jalan d a n j e m bat a n s e h i n g ga b e rd a m pa k pad a terhambatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan aktivitas sosial.

Program Pengurangan Resiko Bencana KONSEPSI–OXFAM–AusAID KONSEPSI (Konsorsium Untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi) dengan dukungan dari Oxfam dan AusAid sejak tahun 2010 hingga 2015 menjadikan kedua wilayah tersebut sebagai lokasi

program “Membangun Ketahanan Komunitas melalui Penguatan Kapasitas Pemerintah kabupaten, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat dalam mengurangi risiko bencana di Kabupaten Lombok Timur”. Program ini bertujuan untuk membangun ketangguhan masyarakat dalam meredam dan mengurangi resiko bencana di Kabupaten Lombok T i m u r . P r o g r a m i n i d i h a r a p k a n d a p a t berkontribusi secara mendasar untuk mengurangi dampak dari bencana, baik dari korban jiwa maupun sumber penghidupan. Upaya yang dilakukan adalah melalui penguatan komunitas, pemerintah dan kelompok masyarakat sipil di

Kabupaten Lombok Timur. Sasaran yang ingin dicapai adalah menguatnya kapasitas pengetahuan, perencanaan dan implementasi pada pemerintah, sekolah, dan masyarakat serta pihak lain di Kabupaten Lombok Timur untuk mengurangi kerentanan jender, anak-anak dan orang tua terhadap ancaman bencana. Penguatan kapasitas ini dilakukan dengan memobilisasi sumber daya lokal yang dimiliki melalui proses identifikasi, perencanaan dan pelaksanaan. Sasaran dari kegiatan ini ada di dua level, yaitu komunitas dan pemerintah di Kabupaten Lombok Timur. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tingkat komunitas antara lain meliputi training dan workshop CBDRM (Community Base Disaster Risk Management) dan PCVA (Participatory Capacities and Vulnerabil ity Assisment) ; pengorganisasian masyarakat; pendidikan resiko bencana, mempertautkan CBDRM dengan sekolah. Kegiatan pada level pemerintah meliputi t ra i n i n g d a n wo r k s h o p p e n ge l o l a a n d a n penanggulangan ancaman bencana; advokasi

kebi jakan dan kegiatan pengelolaan dan penanggulangan ancaman bencana; pembelajaran dan replikasi ; serta penguatan kapasitas organisasi. P r o g r a m t e r s e b u t h i n g g a k i n i m a s i h berlangsung, serta menunjukkan hasil yang cukup signifikan sesuai dengan target program secara keseluruhan. Di tingkat komunitas misalnya, pada desa sasaran program, yaitu Desa Sembalun Bumbung, Desa Sembalun Lawang dan Desa Sajang di Kecamatan Sembalun, serta Desa Belanting di Kecamatan Sambelia seluruhnya telah mempunyai TSBD (Tim Siaga Bencana Desa). Kegiatan TSBD di desa-desa tersebut telah berjalan dengan baik dan telah mempunyai SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam bekerja. Selain itu, keempat desa t e rs e b u t t e l a h m e m i l i k i Pe rd e s t e n t a n g kebencanaan, dokumen hasil PCVA, dokumen

rencana kontijensi, dokumen aksi masyarakat (RAM) dan dokumen rencana aksi sekolah (RAS) serta telah mengintegrasikan mitigasi dan penanggulangan bencana dalam perencanaan pembangunan desa. Melalui program ini, KONSEPSI dan Oxfam telah berhasil mendorong tersusunnya Dokumen Rencana Kontijensi, Rencana Aksi Daerah, terbentuknya Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Lombok Timur dan adanya Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur No. 3 Ta h u n 2 0 1 2 t e n t a n g P e n y e l e n g g a r a a n Penanggulangan Bencana Daerah. Peraturan ini mengakomodasi keberadaan TSBD. Dalam upaya melaksanakan Peraturan Daerah tersebut, Bupati Lombok Timur telah menerbitkan beberapa P e r a t u r a n B u p a t i s e b a g a i p e t u n j u k pelaksanaannya. Dalam konteks mitigasi dan penanggulangan resiko bencana, hasil-hasil program di atas merupakan instrumen-instrumen penting dalam upaya pengurangan risiko bencana baik di level pemerintah daerah maupun di level komunitas, khususnya di Kabupaten Lombok Timur.

G a m b a r a n d i a t a s j u g a m e m b e r i k a n pembelajaran kepada semua pihak betapa pentingnya keterlibatan masyarakat desa terutama di kawasan rawan bencana dalam perencanaan pembangunan berperspektif penanggulangan bencana. Sebab masyarakat di level desa memiliki pengetahuan dan pengalaman yang bersifat lokal d a l a m m e n g h a d a p i b e n c a n a . D a n p e r l u diakomodasi menjadi pengetahuan bersama dalam penanggulangan dan pengurangan resiko bencana. Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh KONSEPSI dan Oxfam di kedua wilayah kecamatan yang rawan bencana ini layak untuk direplikasi di tempat. Pada akhirnya, upaya untuk mereplikasi program ini, semuanya tergantung dari komitmen pemerintah daerah dan pihak-pihak lain yang berkompeten dengan penanggulangan dan

pengurangan resiko bencana. Terutama yang menyangkut komitmen untuk mengintegrasikan p e n g u ra n ga n r i s i ko b e n c a n a ke d a l a m perencanaan pembangunan daerah. Dengan memasukkan program pengurangan risiko bencana ke dalam rencana pembangunan daerah, berarti korban jiwa dan kerugian materiil lainnya akibat terjadinya bencana akan dapat diantisipasi dan ditekan seminimal mungkin. Dengan kata lain, mengintegrasikan pengurangan risiko bencana ke dalam perencanaan pembangunan daerah, merupakan upaya penting untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Oleh sebab itu upaya advokasi untuk mendorong proses perencanaan penganggaran daerah yang berperspektif pengurangan resiko bencana menjadi penting untuk dilakukan oleh masyarakat dan kelompok masyarakat sipil. Hal ini berguna untuk mendorong dan memastikan komitmen pemerintah dalam hal penanggulangan dan pengurangan risiko bencana.

Page 12: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

10BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115

erempuan ini adalah satu dari lima p e r e m p u a n y a n g b e r h a s i l menembus kursi anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Akrab dipanggil Hajjah Mir atau Ibu Mir. Nama lengkapnya Hajjah Baiq Mirdiati. Peraih suara tertinggi di Partai Gerindra Kota Mataram dan anggota Badan

Kehormatan DPRD Kota Mataram ini, sangat a nt u s i a s ke t i ka d i wawa n ca ra i p e nu l i s . Menurutnya, kehadiran perempuan di parlemen akan menjadikan parlemen lebih baik. Jika anggota parlemen hanya berisikan laki-laki, maka parlemen tidak bisa melihat dan memantau semua aspirasi di masyarakat. Bagi anggota Komisi II DPRD Kota Mataram ini, keberadaan anggota parlemen perempuan (APP), walaupun jumlahnya sangat terbatas akan sangat membantu memantau dan menyerap aspirasi masyarakat, terutama masyarakat miskin dan perempuan. Banyak sekali permasalahan perempuan yang jarang diperhatikan oleh anggota parlemen laki-laki (APL), seperti kekerasan terhadap perempuan, kemiskinan perempuan, dan tenaga kerja atau buruh migran perempuan. Sekalipun APL adalah laki-laki yang mempunyai istri, anak, ibu, dan saudara yang berjenis kelamin perempuan, mereka tidak selalu menjangkau dan memikirkan apa yang dibutuhkan oleh perempuan. Masyarakat patriarki berpikir, bertindak, dan menempatkan laki-laki sebagai manusia pertama, sedangkan perempuan menjadi manusia kedua yang ter-subordinasi, sehingga luput dari perhatian dan jangkauan.

Menjaga Anggaran untuk Perempuan

Ke h a d i ra n p e re m p u a n d i p a r l e m e n diharapkan dapat melihat permasalahan-permasalahan sosial yang dialami perempuan yang sebelumnya tidak tertangani secara maksimal. Namun keberadaan APP tidak serta

merta memuluskan penanganan masalah perempuan. Hal ini dikarenakan pembangunan tidak hanya soal hitungan angka seperti matematika, tetapi juga soal politik dan kepentingan berbagai pihak yang terkadang bertentangan. Karena itu, keinginan Baiq Mirdiati menjadi penjaga anggaran untuk perempuan patut diacungi jempol. Menurut Baiq Mirdiati, anggaran tidak selalu mencukupi dan juga tidak selalu tepat dalam pengalokasian. Terkadang usulan masyarakat sesuai dengan kebutuhan, t e t a p i t i d a k s e l a l u t e r t a m p u n g d a l a m perencanaan dan penganggaran. Usulan m a s y a r a k a t s e r i n g k a l i h i l a n g d a l a m penganggaran ketika sampai di instansi tertentu. “Usulan itu hilang, tidak dilanjutkan ke atas, sehingga tidak dianggarkan,” papar ibu dari Budiartho dan Candra Maryati ini. Padahal perencanaan telah dimulai dari bawah yang diharapkan menampung usulan-usulan masyarakat dari desa/kelurahan. Jika ini terus berlangsung maka anggaran akan selalu salah sasaran dan tidak berhasil mengatasi permasalahan nyata di masyarakat. Melihat kondisi ini, Baiq Mirdiati menyatakan akan melakukan sesuatu bagi masyarakat, terutama masyarakat miskin dan perempuan. “Saya ingin agar anggaran untuk masyarakat miskin itu tidak salah sasaran. Saya dan teman-teman p e r e m p u a n d i D P R D t i d a k h a n y a m e m p e r j u a n g k a n a s p i ra s i d a n u s u l a n

9 BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115

“Masyarakat patriarki berpikir, bertindak, dan menempatkan laki-laki sebagai manusia pertama, sedangkan perempuan menjadi manusia kedua yang ter-subordinasi, sehin�a luput dari perhatian dan jangkauan.”

Oleh M. GHUFRAN H. KORDI K.

INGIN BERBUAT

UNTUK PEREMPUAN

Sosok

Page 13: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

10BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115

erempuan ini adalah satu dari lima p e r e m p u a n y a n g b e r h a s i l menembus kursi anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Akrab dipanggil Hajjah Mir atau Ibu Mir. Nama lengkapnya Hajjah Baiq Mirdiati. Peraih suara tertinggi di Partai Gerindra Kota Mataram dan anggota Badan

Kehormatan DPRD Kota Mataram ini, sangat a nt u s i a s ke t i ka d i wawa n ca ra i p e nu l i s . Menurutnya, kehadiran perempuan di parlemen akan menjadikan parlemen lebih baik. Jika anggota parlemen hanya berisikan laki-laki, maka parlemen tidak bisa melihat dan memantau semua aspirasi di masyarakat. Bagi anggota Komisi II DPRD Kota Mataram ini, keberadaan anggota parlemen perempuan (APP), walaupun jumlahnya sangat terbatas akan sangat membantu memantau dan menyerap aspirasi masyarakat, terutama masyarakat miskin dan perempuan. Banyak sekali permasalahan perempuan yang jarang diperhatikan oleh anggota parlemen laki-laki (APL), seperti kekerasan terhadap perempuan, kemiskinan perempuan, dan tenaga kerja atau buruh migran perempuan. Sekalipun APL adalah laki-laki yang mempunyai istri, anak, ibu, dan saudara yang berjenis kelamin perempuan, mereka tidak selalu menjangkau dan memikirkan apa yang dibutuhkan oleh perempuan. Masyarakat patriarki berpikir, bertindak, dan menempatkan laki-laki sebagai manusia pertama, sedangkan perempuan menjadi manusia kedua yang ter-subordinasi, sehingga luput dari perhatian dan jangkauan.

Menjaga Anggaran untuk Perempuan

Ke h a d i ra n p e re m p u a n d i p a r l e m e n diharapkan dapat melihat permasalahan-permasalahan sosial yang dialami perempuan yang sebelumnya tidak tertangani secara maksimal. Namun keberadaan APP tidak serta

merta memuluskan penanganan masalah perempuan. Hal ini dikarenakan pembangunan tidak hanya soal hitungan angka seperti matematika, tetapi juga soal politik dan kepentingan berbagai pihak yang terkadang bertentangan. Karena itu, keinginan Baiq Mirdiati menjadi penjaga anggaran untuk perempuan patut diacungi jempol. Menurut Baiq Mirdiati, anggaran tidak selalu mencukupi dan juga tidak selalu tepat dalam pengalokasian. Terkadang usulan masyarakat sesuai dengan kebutuhan, t e t a p i t i d a k s e l a l u t e r t a m p u n g d a l a m perencanaan dan penganggaran. Usulan m a s y a r a k a t s e r i n g k a l i h i l a n g d a l a m penganggaran ketika sampai di instansi tertentu. “Usulan itu hilang, tidak dilanjutkan ke atas, sehingga tidak dianggarkan,” papar ibu dari Budiartho dan Candra Maryati ini. Padahal perencanaan telah dimulai dari bawah yang diharapkan menampung usulan-usulan masyarakat dari desa/kelurahan. Jika ini terus berlangsung maka anggaran akan selalu salah sasaran dan tidak berhasil mengatasi permasalahan nyata di masyarakat. Melihat kondisi ini, Baiq Mirdiati menyatakan akan melakukan sesuatu bagi masyarakat, terutama masyarakat miskin dan perempuan. “Saya ingin agar anggaran untuk masyarakat miskin itu tidak salah sasaran. Saya dan teman-teman p e r e m p u a n d i D P R D t i d a k h a n y a m e m p e r j u a n g k a n a s p i ra s i d a n u s u l a n

9 BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115

“Masyarakat patriarki berpikir, bertindak, dan menempatkan laki-laki sebagai manusia pertama, sedangkan perempuan menjadi manusia kedua yang ter-subordinasi, sehin�a luput dari perhatian dan jangkauan.”

Oleh M. GHUFRAN H. KORDI K.

INGIN BERBUAT

UNTUK PEREMPUAN

Sosok

Page 14: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

11 12BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

masyarakat, tetapi juga akan mengawalnya agar tepat sasaran,” ujar Baiq Mirdiati. Sebagai politisi perempuan, Baiq Mirdiati sadar b a hwa u n t u k m e m p e r j u a n g k a n a s p i ra s i konstituen dibutuhkan strategi dan kerjasama. Baginya tidak hanya membangun kekuatan dan kerjasama dengan APP saja, tetapi juga dengan APL. Yang paling penting adalah mampu menyakinkan kepada sesama anggota parlemen bahwa diperlukan alokasi anggaran yang cukup untuk mengatasi permasalahan kemiskinan, karena kemiskinan selalu mengorbankan perempuan dan anak-anak.

Tidak Menjatuhkan Orang Lain

Istri AKBP H. Mandra ini menjelaskan bahwa, p e r e n c a n a a n d a n p e n g a n g g a r a n h a r u s berdasarkan prioritas dan kebutuhan masyarakat. Program yang disusun harus tepat dan sesuai dengan permasalahan di masyarakat agar dapat menjawab dan menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Gagasan Baiq Mirdiati tentang perencanaan dan penganggaran sesuai dengan apa yang dilakukannya selama berkampanye untuk meraup suara dalam pemilihan legislatif tahun 2014 lalu. Perempuan ini tidak mempunyai tim kampanye. Dia berjalan sendiri dari rumah ke rumah mendekati tetangga, teman sekolah, istri-istri polisi, jamaah masjid, dan anggota majelis taklim. Dia selalu menanamkan pada dirinya untuk tidak menjatuhkan orang lain pada waktu kampanye. Hasilnya adalah 2.475 suara yang berhasil diraup. Baiq Mirdiati adalah perempuan pertama dari Partai Gerindra yang berhasil duduk di DPRD Kota Mataram. Ditempatkan di nomor urut dua, perempuan yang menamatkan pendidikan dasar (SD) hingga menengah atas (SMA) di Kota Mataram ini menjadi peraih suara tertinggi di Partai Gerindra untuk Kota Mataram.

Baiq Mirdiati yakin bahwa pemilih terbesarnya adalah laki-laki, bukan perempuan. Kalau reses atau pertemuan, warga yang hadir sebagian besar adalah perempuan. Dia menduga, mungkin perempuan lebih nyaman berbicara dengan APP. Dia juga tidak memberi janji yang muluk-muluk sejak kampanye hingga saat ini. Namun, dia akan bekerja keras untuk memperjuangkan aspirasi dan usulan warga di daerah pemilihannya, terutama warga miskin dan perempuan. Bagi Baiq Mirdiati polit ik juga adalah pengabdian maka harus dilakukan secara tulus d a n l u r u s . A pa ya n g m e n jad i ke b ut u h a n masyarakat, itulah yang harus diperjuangkan, tidak harus ditambah-tambah, apalagi diubah dan dihilangkan. Keputusannya masuk dalam partai politik dan maju sebagai calon legislatif didukung oleh suami, keluarga, dan teman-temannya. Pengalamannya di organisasi Bhayangkari dan Majelis Taklim merupakan modal penting dalam bertarung memperebutkan kursi di DPRD Kota Mataram.

Dekat dengan Warga

Perempuan ini selalu bersemangat mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Sub-Office MAMPU NTB. Menurutnya, Program MAMPU ( M a j u P e r e m p u a n I n d o n e s i a u n t u k Penanggulangan Kemiskinan) yang dilaksanakan Yayasan BaKTI sangat baik. APP mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan dari pelatihan yang dilaksanakan oleh Sub-Office MAMPU NTB. Karena itu, Sub-Office MAMPU NTB dan Yayasan BaKTI sangat dikenal di DPRD Kota Mataram. Sub-Office MAMPU NTB juga berhasil mendekatkan masyarakat yang bergabung dalam Kelompok Konstituen (KK) dengan anggota DPRD. Apa yang terjadi di masyarakat akan lebih mudah disampaikan ke wakil-wakil mereka di DPRD dan pemerintah kota karena adanya KK. Apa yang telah

INFORMASI LEBIH LANJUT

Penulis adalah Database & Publikasi Media Officer MAMPU-BaKTI dan dihubungi melalui email [email protected]

diusulkan kepada wakil rakyat dan pemerintah j u ga a ka n d i kawa l te r u s g u n a m e n ce ga h permainan yang bisa menghilangkan usulan-usulan masyarakat yang selama ini terjadi. Keberadaan KK juga sangat penting dalam memantau dan menyampaikan permasalahan y a n g d i a l a m i o l e h a n g g o t a K K m a u p u n masyarakat. KK juga bisa menyampaikan data-data, misalnya jumlah tenaga kerja yang ke luar negeri, sehingga bisa membantu pendataan tentang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berangkat ke luar negeri. Dengan adanya data yang baik, maka perlindungan terhadap TKI akan lebih baik, termasuk mencegah pemberangkatan TKI secara illegal. Menurut perempuan kelahiran 1 September 1963 ini, pengiriman TKI perlu diperbaiki. TKI yang dikirim haruslah yang telah dipersiapkan, seperti pelatihan tertentu sesuai dengan kebutuhan negara tujuan. Selama ini, pemerintah tidak mempunyai data yang akurat mengenai jumlah TKI di luar negeri. Karena itu, keberadaan KK ini bisa membantu masyarakat, baik dengan menyampaikan permasalahan masyarakat kepada wakil rakyat dan eksekutif, maupun menjadi lembaga bagi masyarakat untuk bertukar

“Saya ingin agar an�aran untuk masyarakat miskin itu tidak salah sasaran. Saya dan teman-teman perempuan di DPRD tidak hanya memperjuangkan aspirasi dan usulan masyarakat, tetapi juga akan mengawalnya agar tepat sasaran,”

informasi, termasuk ikut mencegah masyarakat yang diberangkatkan menjadi TKI secara ilegal. Walaupun telah menyandang status sebagai anggota parlemen, Baiq Mirdiati tetap menjalani kehidupan sebagaimana sebelumnya. Sebagai pengurus Majelis Taklim, Baiq Mirdiati masih menjalani tanggung jawabnya, dalam mengurus jenazah. Perempuan ini menjalankan kewajiban yang berkategori fardhu kifayah ini, terutama memandikan jenazah. Baiq Mirdiati dikenal dekat dengan masyarakat. Baginya, dekat dengan masyarakat bukan karena statusnya sebagai anggota DPRD Kota Mataram saat ini. Sejak dulu dia sudah dekat dengan masyarakat, baik sebagai pengurus Bhayangkari di Polda NTB maupun sebagai pengurus Majelis Taklim. “Anggota DPRD adalah jabatan yang suatu saat akan berakhir, namun dekat dengan masyarakat harus terus-menerus, karena menjalin tali silaturahmi adalah anjuran agama,” pungkas Baiq Mirdiati.

Page 15: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

11 12BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

masyarakat, tetapi juga akan mengawalnya agar tepat sasaran,” ujar Baiq Mirdiati. Sebagai politisi perempuan, Baiq Mirdiati sadar b a hwa u n t u k m e m p e r j u a n g k a n a s p i ra s i konstituen dibutuhkan strategi dan kerjasama. Baginya tidak hanya membangun kekuatan dan kerjasama dengan APP saja, tetapi juga dengan APL. Yang paling penting adalah mampu menyakinkan kepada sesama anggota parlemen bahwa diperlukan alokasi anggaran yang cukup untuk mengatasi permasalahan kemiskinan, karena kemiskinan selalu mengorbankan perempuan dan anak-anak.

Tidak Menjatuhkan Orang Lain

Istri AKBP H. Mandra ini menjelaskan bahwa, p e r e n c a n a a n d a n p e n g a n g g a r a n h a r u s berdasarkan prioritas dan kebutuhan masyarakat. Program yang disusun harus tepat dan sesuai dengan permasalahan di masyarakat agar dapat menjawab dan menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Gagasan Baiq Mirdiati tentang perencanaan dan penganggaran sesuai dengan apa yang dilakukannya selama berkampanye untuk meraup suara dalam pemilihan legislatif tahun 2014 lalu. Perempuan ini tidak mempunyai tim kampanye. Dia berjalan sendiri dari rumah ke rumah mendekati tetangga, teman sekolah, istri-istri polisi, jamaah masjid, dan anggota majelis taklim. Dia selalu menanamkan pada dirinya untuk tidak menjatuhkan orang lain pada waktu kampanye. Hasilnya adalah 2.475 suara yang berhasil diraup. Baiq Mirdiati adalah perempuan pertama dari Partai Gerindra yang berhasil duduk di DPRD Kota Mataram. Ditempatkan di nomor urut dua, perempuan yang menamatkan pendidikan dasar (SD) hingga menengah atas (SMA) di Kota Mataram ini menjadi peraih suara tertinggi di Partai Gerindra untuk Kota Mataram.

Baiq Mirdiati yakin bahwa pemilih terbesarnya adalah laki-laki, bukan perempuan. Kalau reses atau pertemuan, warga yang hadir sebagian besar adalah perempuan. Dia menduga, mungkin perempuan lebih nyaman berbicara dengan APP. Dia juga tidak memberi janji yang muluk-muluk sejak kampanye hingga saat ini. Namun, dia akan bekerja keras untuk memperjuangkan aspirasi dan usulan warga di daerah pemilihannya, terutama warga miskin dan perempuan. Bagi Baiq Mirdiati polit ik juga adalah pengabdian maka harus dilakukan secara tulus d a n l u r u s . A pa ya n g m e n jad i ke b ut u h a n masyarakat, itulah yang harus diperjuangkan, tidak harus ditambah-tambah, apalagi diubah dan dihilangkan. Keputusannya masuk dalam partai politik dan maju sebagai calon legislatif didukung oleh suami, keluarga, dan teman-temannya. Pengalamannya di organisasi Bhayangkari dan Majelis Taklim merupakan modal penting dalam bertarung memperebutkan kursi di DPRD Kota Mataram.

Dekat dengan Warga

Perempuan ini selalu bersemangat mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Sub-Office MAMPU NTB. Menurutnya, Program MAMPU ( M a j u P e r e m p u a n I n d o n e s i a u n t u k Penanggulangan Kemiskinan) yang dilaksanakan Yayasan BaKTI sangat baik. APP mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan dari pelatihan yang dilaksanakan oleh Sub-Office MAMPU NTB. Karena itu, Sub-Office MAMPU NTB dan Yayasan BaKTI sangat dikenal di DPRD Kota Mataram. Sub-Office MAMPU NTB juga berhasil mendekatkan masyarakat yang bergabung dalam Kelompok Konstituen (KK) dengan anggota DPRD. Apa yang terjadi di masyarakat akan lebih mudah disampaikan ke wakil-wakil mereka di DPRD dan pemerintah kota karena adanya KK. Apa yang telah

INFORMASI LEBIH LANJUT

Penulis adalah Database & Publikasi Media Officer MAMPU-BaKTI dan dihubungi melalui email [email protected]

diusulkan kepada wakil rakyat dan pemerintah j u ga a ka n d i kawa l te r u s g u n a m e n ce ga h permainan yang bisa menghilangkan usulan-usulan masyarakat yang selama ini terjadi. Keberadaan KK juga sangat penting dalam memantau dan menyampaikan permasalahan y a n g d i a l a m i o l e h a n g g o t a K K m a u p u n masyarakat. KK juga bisa menyampaikan data-data, misalnya jumlah tenaga kerja yang ke luar negeri, sehingga bisa membantu pendataan tentang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berangkat ke luar negeri. Dengan adanya data yang baik, maka perlindungan terhadap TKI akan lebih baik, termasuk mencegah pemberangkatan TKI secara illegal. Menurut perempuan kelahiran 1 September 1963 ini, pengiriman TKI perlu diperbaiki. TKI yang dikirim haruslah yang telah dipersiapkan, seperti pelatihan tertentu sesuai dengan kebutuhan negara tujuan. Selama ini, pemerintah tidak mempunyai data yang akurat mengenai jumlah TKI di luar negeri. Karena itu, keberadaan KK ini bisa membantu masyarakat, baik dengan menyampaikan permasalahan masyarakat kepada wakil rakyat dan eksekutif, maupun menjadi lembaga bagi masyarakat untuk bertukar

“Saya ingin agar an�aran untuk masyarakat miskin itu tidak salah sasaran. Saya dan teman-teman perempuan di DPRD tidak hanya memperjuangkan aspirasi dan usulan masyarakat, tetapi juga akan mengawalnya agar tepat sasaran,”

informasi, termasuk ikut mencegah masyarakat yang diberangkatkan menjadi TKI secara ilegal. Walaupun telah menyandang status sebagai anggota parlemen, Baiq Mirdiati tetap menjalani kehidupan sebagaimana sebelumnya. Sebagai pengurus Majelis Taklim, Baiq Mirdiati masih menjalani tanggung jawabnya, dalam mengurus jenazah. Perempuan ini menjalankan kewajiban yang berkategori fardhu kifayah ini, terutama memandikan jenazah. Baiq Mirdiati dikenal dekat dengan masyarakat. Baginya, dekat dengan masyarakat bukan karena statusnya sebagai anggota DPRD Kota Mataram saat ini. Sejak dulu dia sudah dekat dengan masyarakat, baik sebagai pengurus Bhayangkari di Polda NTB maupun sebagai pengurus Majelis Taklim. “Anggota DPRD adalah jabatan yang suatu saat akan berakhir, namun dekat dengan masyarakat harus terus-menerus, karena menjalin tali silaturahmi adalah anjuran agama,” pungkas Baiq Mirdiati.

Page 16: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

13 14BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

PRESS RELEASE

onsorsium Global Concern and KOPEL (GCK), selama setahun ini akan melakukan advokasi penerapan konsep desa yang ramah terhadap perempuan. Pendampingan advokasi ini diprioritaskan pada desa desa yang masuk kategori desa miskin. Pada awal bulan Maret lalu sudah ditentukan desa mana yang terpilih untuk menjadi desa piloting. " Konsep Desa Ramah Perempuan saat ini sudah

masuk tahap ujicoba dan mulai diintegrasikan masuk menjadi kriteria tambahan dalam penilaian Lomba Desa yang diadakan setiap tahun," ungkap Angel Manembu, direktur Konsorsium. Angel menjelaskan, ada 3 Kabupaten yang menjadi sasaran projek,

yakni Manggarai Timur, Ende dan Alor. Sejauh ini, sudah beberapa tahapan kegiatan sudah dilaksanakan, yang diawali dengan survei persepsi masyarakat. Setelah itu telah dilakukan serangkaian kegiatan untuk merumuskan draf. Berbagai pendapat, pandangan yang berkembang mengenai konsep desa ramah perempuan, kemudian dimatangkan oleh Tim Perumus yang dibentuk. "Program ini bekerjasama dengan Pemda dalam hal ini BPMD dan BAPPEDA, BPP, di setiap kabupaten," katanya. Andi Mariattang, juga dari konsorsium menambahkan program ini mengusung tema Praktek Cerdas; Belajar Inovasi dari Perempuan Miskin yang merupakan bagian program MAMPU di 3 kabupaten di NTT. ''Insya Allah, selama setahun kami hadir untuk melakukan kerja kerja pendampingan dan penguatan kapasitas di daerah ini,'' kata Mariattang yang akrab disapa Mary. Untuk mencapai keberhasilan program, maka perlu dilakukan sosialisasi yang efektif. Tentu saja, kata Mary , model sosialisasi akan dilakukan dengan pendekatan yang efektif dan efisien, mengingat kondisi topografi di daerah ini sebagian besar masih sangat sulit dijangkau. Penerapan konsep ini di masyarakat, tidak semudah membalik telapak tangan, mengingat faktor budaya yang masih sangat kental dalam memarjinalkan peran-peran perempuan desa. Namun penting dimunculkan terobosan terobosan baru dalam mengubah wajah desa. Salah satu yang sangat penting adalah menyangkut persfektif dan

kapasitas aparatur desa dalam melihat peran peran perempuan. Termasuk keberpihakan mereka dalam merumuskan kebijakan yang berpihak pada perempuan, misalnya mengakomodir kebutuhan perempuan dalam APBDes, dan sebisanya ada Perdes yang berkaitan dengan perlindungan perempuan. ''Untuk meningkatkan kapasitas aparat desa, kami akan mendampingi dan melakukan asistensi dalam merumuskan kebijakan,'' ungkap Mary. Selain pendampingan desa piloting, program ini juga secara khusus melakukan intervensi untuk meningkatkan kapasitas perempuan desa, misalnya dengan melatih mereka bagaimana mengelola ekonomi rumah tangga. Sementara terkait dengan penerapan desa ramah perempuan, setidaknya akan fokus pada upaya pemerintah desa dan masyarakat dalam mendukung peran perempuan dan memberikan perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan. ''Poinnya adalah kita mau melihat sebuah desa yang berhasil meminimalkan potensi KDRT , menimimalkan Angka Kematian Ibu dan Anak, serta mendekatkan perempuan kepada akses pelayanan publik yang memadai seperti sarana air bersih, kesehatan, dan pendidikan,'' ungkap nya sembari mengharapkan dukungan media uuntuk mensosialisasikan program Konsorsium.

INFORMASI LEBIH LANJUTUntuk mendapatkan info lebih lanjut tentang Konsorsium Advokasi Desa, hubungi ibu Andi Mariattang melalui email [email protected]

Page 17: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

13 14BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

PRESS RELEASE

onsorsium Global Concern and KOPEL (GCK), selama setahun ini akan melakukan advokasi penerapan konsep desa yang ramah terhadap perempuan. Pendampingan advokasi ini diprioritaskan pada desa desa yang masuk kategori desa miskin. Pada awal bulan Maret lalu sudah ditentukan desa mana yang terpilih untuk menjadi desa piloting. " Konsep Desa Ramah Perempuan saat ini sudah

masuk tahap ujicoba dan mulai diintegrasikan masuk menjadi kriteria tambahan dalam penilaian Lomba Desa yang diadakan setiap tahun," ungkap Angel Manembu, direktur Konsorsium. Angel menjelaskan, ada 3 Kabupaten yang menjadi sasaran projek,

yakni Manggarai Timur, Ende dan Alor. Sejauh ini, sudah beberapa tahapan kegiatan sudah dilaksanakan, yang diawali dengan survei persepsi masyarakat. Setelah itu telah dilakukan serangkaian kegiatan untuk merumuskan draf. Berbagai pendapat, pandangan yang berkembang mengenai konsep desa ramah perempuan, kemudian dimatangkan oleh Tim Perumus yang dibentuk. "Program ini bekerjasama dengan Pemda dalam hal ini BPMD dan BAPPEDA, BPP, di setiap kabupaten," katanya. Andi Mariattang, juga dari konsorsium menambahkan program ini mengusung tema Praktek Cerdas; Belajar Inovasi dari Perempuan Miskin yang merupakan bagian program MAMPU di 3 kabupaten di NTT. ''Insya Allah, selama setahun kami hadir untuk melakukan kerja kerja pendampingan dan penguatan kapasitas di daerah ini,'' kata Mariattang yang akrab disapa Mary. Untuk mencapai keberhasilan program, maka perlu dilakukan sosialisasi yang efektif. Tentu saja, kata Mary , model sosialisasi akan dilakukan dengan pendekatan yang efektif dan efisien, mengingat kondisi topografi di daerah ini sebagian besar masih sangat sulit dijangkau. Penerapan konsep ini di masyarakat, tidak semudah membalik telapak tangan, mengingat faktor budaya yang masih sangat kental dalam memarjinalkan peran-peran perempuan desa. Namun penting dimunculkan terobosan terobosan baru dalam mengubah wajah desa. Salah satu yang sangat penting adalah menyangkut persfektif dan

kapasitas aparatur desa dalam melihat peran peran perempuan. Termasuk keberpihakan mereka dalam merumuskan kebijakan yang berpihak pada perempuan, misalnya mengakomodir kebutuhan perempuan dalam APBDes, dan sebisanya ada Perdes yang berkaitan dengan perlindungan perempuan. ''Untuk meningkatkan kapasitas aparat desa, kami akan mendampingi dan melakukan asistensi dalam merumuskan kebijakan,'' ungkap Mary. Selain pendampingan desa piloting, program ini juga secara khusus melakukan intervensi untuk meningkatkan kapasitas perempuan desa, misalnya dengan melatih mereka bagaimana mengelola ekonomi rumah tangga. Sementara terkait dengan penerapan desa ramah perempuan, setidaknya akan fokus pada upaya pemerintah desa dan masyarakat dalam mendukung peran perempuan dan memberikan perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan. ''Poinnya adalah kita mau melihat sebuah desa yang berhasil meminimalkan potensi KDRT , menimimalkan Angka Kematian Ibu dan Anak, serta mendekatkan perempuan kepada akses pelayanan publik yang memadai seperti sarana air bersih, kesehatan, dan pendidikan,'' ungkap nya sembari mengharapkan dukungan media uuntuk mensosialisasikan program Konsorsium.

INFORMASI LEBIH LANJUTUntuk mendapatkan info lebih lanjut tentang Konsorsium Advokasi Desa, hubungi ibu Andi Mariattang melalui email [email protected]

Page 18: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

15 16BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

Oleh BAIQ NURUL HIKMAH, A. MD, KEB

esa Sekongkang Bawah terletak paling Dujung di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Desa ini berada sejauh 45

kilometer dari ibukota kabupaten. Sumbawa terkenal sebagai daerah yang kering dan gersang, tanpa terkecuali Desa Sekongkang Bawah. Dalam setahun, biasanya hujan hanya turun selama dua bulan saja. Hal ini mengakibatkan timbulnya permasalahan kurangnya air bersih di wilayah tersebut. Permasalahan kesulitan air bersih telah lama dirasakan oleh warga di desa tersebut. Meskipun telah ada sumbangan dua sumur bor dari PT. Newmont Nusa Tenggara yang mengalirkan air bersih ke pemukiman warga. Namun karena kurang maksimalnya fasilitas infrastruktur tersebut, masih banyak warga yang harus ke sungai untuk memenuhi kebutuhannya. Permasalahan air bersih juga menjadi pergumulan bagi bidan desa di Desa Sekongkang Bawah. Pasalnya kesulitan air bersih berimbas

pada kesulitan para bidan dalam menangani persalinan bagi ibu hamil. Pasalnya belum seratus persen masyarakat yang dapat mengakses air bersih yang telah disediakan. Dan sarana pelayanan kesehatan adalah salah satunya yang tidak dapat mengakses fasilitas tersebut. Kesulitan air bersih ini sudah berlangsung selama lima tahun sejak tahun 2005. Sehingga solusi yang dilakukan pada saat itu adalah melakukan rujukan bagi ibu hamil ke Puskesmas terdekat yang membutuhkan waktu kurang lebih

Perbaikan Sumber

Air Bersih, Mengurangi

Kematian Ibu Melahirkan

Di Desa Sekongkang

permasalahan bagi bidan, mengingat mereka mengalami kesulitan dalam mendeteksi usia kandungan. Selain itu juga sulit mendeteksi beragam keluhan ibu hamil yang sejak awal tidak dapat terdeteksi. Ta n p a ke t e r s e d i a a n a i r b e r s i h d a p a t mengakibatkan dampak yang fatal bagi ibu melahirkan, karena mereka harus berpindah dari sat u l o ka s i ke l o ka s i l a i n ya n g m e m i l i k i ketersediaan air bersih.

Selamatkan Ibu Hamil dengan Air Bersih yang Sehat

Proses persalinan membutuhkan konsumsi air yang cukup besar. Sejauh ini, bidan desa m e l a k u k a n p e n a m p u n g a n a i r d e n g a n menggunakan wadah atau ember ketika aliran air sedang lancar. Namun, air yang ditampung dalam waktu lama belum dapat dipastikan higienitasnya. Air bersih tidak hanya digunakan dalam proses p e r s a l i n a n b e l a k a , n a m u n j u g a u n t u k membersihkan peralatan kesehatan, mencegah

Sumbawa terkenal sebagai daerah yang kering dan

gersang, tanpa terkecuali Desa Sekongkang Bawah. Dalam setahun, biasanya

hujan hanya turun selama dua bulan saja.

setengah jam perjalanan. Hal ini tentu saja menjadi salah satu pemicu kematian ibu hamil yang tidak terhindarkan. Berdasarkan pengalaman saya sebagai bidan desa, ketersediaan air bersih di Desa Sekongkang Bawah sudah ada. Namun masih dirasa kurang memadai untuk mengakomodir kebutuhan persalinan. Pasalnya air bersih yang dikelola oleh Bumdes setempat belum dimaksimalkan untuk disalurkan ke sarana pelayanan kesehatan, seperti Pustu, Polindes, dan Posyandu. Polindes tempat saya melayani berada di dataran tinggi dan jauh dari pipa induk, sehingga air bersih tidak sampai di Polindes. Kekurangan air bersih juga membuat para ibu hamil enggan memeriksakan diri ke Polindes. Salah satu alasan penyebab keengganan mereka adalah untuk pemeriksaan kehamilan dibutuhkan sampel air seni. Sementara di Polindes seringkali tidak tersedia air di toilet umumnya. Biasanya mereka baru akan ke Polindes ketika sudah akan melahirkan. Hal ini tentu saja menjadi

Illus

tras

i Ich

san

Dju

naed

Page 19: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

15 16BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

Oleh BAIQ NURUL HIKMAH, A. MD, KEB

esa Sekongkang Bawah terletak paling Dujung di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Desa ini berada sejauh 45

kilometer dari ibukota kabupaten. Sumbawa terkenal sebagai daerah yang kering dan gersang, tanpa terkecuali Desa Sekongkang Bawah. Dalam setahun, biasanya hujan hanya turun selama dua bulan saja. Hal ini mengakibatkan timbulnya permasalahan kurangnya air bersih di wilayah tersebut. Permasalahan kesulitan air bersih telah lama dirasakan oleh warga di desa tersebut. Meskipun telah ada sumbangan dua sumur bor dari PT. Newmont Nusa Tenggara yang mengalirkan air bersih ke pemukiman warga. Namun karena kurang maksimalnya fasilitas infrastruktur tersebut, masih banyak warga yang harus ke sungai untuk memenuhi kebutuhannya. Permasalahan air bersih juga menjadi pergumulan bagi bidan desa di Desa Sekongkang Bawah. Pasalnya kesulitan air bersih berimbas

pada kesulitan para bidan dalam menangani persalinan bagi ibu hamil. Pasalnya belum seratus persen masyarakat yang dapat mengakses air bersih yang telah disediakan. Dan sarana pelayanan kesehatan adalah salah satunya yang tidak dapat mengakses fasilitas tersebut. Kesulitan air bersih ini sudah berlangsung selama lima tahun sejak tahun 2005. Sehingga solusi yang dilakukan pada saat itu adalah melakukan rujukan bagi ibu hamil ke Puskesmas terdekat yang membutuhkan waktu kurang lebih

Perbaikan Sumber

Air Bersih, Mengurangi

Kematian Ibu Melahirkan

Di Desa Sekongkang

permasalahan bagi bidan, mengingat mereka mengalami kesulitan dalam mendeteksi usia kandungan. Selain itu juga sulit mendeteksi beragam keluhan ibu hamil yang sejak awal tidak dapat terdeteksi. Ta n p a ke t e r s e d i a a n a i r b e r s i h d a p a t mengakibatkan dampak yang fatal bagi ibu melahirkan, karena mereka harus berpindah dari sat u l o ka s i ke l o ka s i l a i n ya n g m e m i l i k i ketersediaan air bersih.

Selamatkan Ibu Hamil dengan Air Bersih yang Sehat

Proses persalinan membutuhkan konsumsi air yang cukup besar. Sejauh ini, bidan desa m e l a k u k a n p e n a m p u n g a n a i r d e n g a n menggunakan wadah atau ember ketika aliran air sedang lancar. Namun, air yang ditampung dalam waktu lama belum dapat dipastikan higienitasnya. Air bersih tidak hanya digunakan dalam proses p e r s a l i n a n b e l a k a , n a m u n j u g a u n t u k membersihkan peralatan kesehatan, mencegah

Sumbawa terkenal sebagai daerah yang kering dan

gersang, tanpa terkecuali Desa Sekongkang Bawah. Dalam setahun, biasanya

hujan hanya turun selama dua bulan saja.

setengah jam perjalanan. Hal ini tentu saja menjadi salah satu pemicu kematian ibu hamil yang tidak terhindarkan. Berdasarkan pengalaman saya sebagai bidan desa, ketersediaan air bersih di Desa Sekongkang Bawah sudah ada. Namun masih dirasa kurang memadai untuk mengakomodir kebutuhan persalinan. Pasalnya air bersih yang dikelola oleh Bumdes setempat belum dimaksimalkan untuk disalurkan ke sarana pelayanan kesehatan, seperti Pustu, Polindes, dan Posyandu. Polindes tempat saya melayani berada di dataran tinggi dan jauh dari pipa induk, sehingga air bersih tidak sampai di Polindes. Kekurangan air bersih juga membuat para ibu hamil enggan memeriksakan diri ke Polindes. Salah satu alasan penyebab keengganan mereka adalah untuk pemeriksaan kehamilan dibutuhkan sampel air seni. Sementara di Polindes seringkali tidak tersedia air di toilet umumnya. Biasanya mereka baru akan ke Polindes ketika sudah akan melahirkan. Hal ini tentu saja menjadi

Illus

tras

i Ich

san

Dju

naed

Page 20: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

18BaKTINews BaKTINews17 No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

terjadi kontaminasi, dan mengurangi resiko penularan penyakit. Tidak adanya air bersih akan menurunkan kualitas pelayanan kesehatan. Guna meminimalisir permasalahan kematian ibu melahirkan di Desa Sekongkang Bawah, bidan desa rutin menggelar sosialisasi dan diskusi rutin, “Temu Sehat Ibu Hamil” yang diselenggarakan setiap satu bulan sekali. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada ibu-ibu hamil tentang pentingnya memeriksakan kandungan sejak dini. Upaya ini tentu saja dapat sedikit mengubah perilaku ibu-ibu hamil di Desa Sekongkang Bawah. Mereka mulai rutin melakukan pemeriksaan di sarana kesehatan, meskipun belum semuannya melakukannya hal ini. Tidak berhenti disitu, para bidan desa m e n ga j u k a n p e r m o h o n a n ke p a d a p i h a k pemerintahan desa guna memfasilitasi penyediaan sarana air bersih. Upaya ini kemudian mendapat dukungan dari PNPM Mandiri yang juga memiliki program serupa di bidang infrastruktur untuk kesehatan. Hingga akhirnya usulan ini dibawa dalam musyawarah desa yang dihadiri oleh kepala desa, tokoh masyarakat, nidan desa, dan perwakilan PNPM Mandiri. Usulan ini diajukan ke PNPM Mandiri untuk follow up selanjutnya. Dari hasil musyawarah desa dibentuklah Tim Pelaksana Kegiatan. Tim ini bertanggung jawab dalam melakukan perbaikan dan penambahan p i pa d e n ga n m e n ga m b i l a i r d a r i m e n a ra penampungan air yang telah tersedia. Proses ini hanya berlangsung selama lima hari, hingga akhirnya jaringan pipa telah sampai ke Pustu, Polindes, dan Posyandu. Selain pengadaan air bersih di sarana kesehatan, PNPM Mandiri juga membantu memfasilitasi pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL). Hal ini bertujuan agar limbah-

INFORMASI LEBIH LANJUTPenulis adalah Bidan Desa Sekongkang Bawah, Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat, NTBArtikel pendukung : Inovasiku Untuk Negeri: 30 Kisah Inspiratif PNPM Mandiri, 2012

limbah darah yang dihasilkan setelah proses persalinan tidak tertampung di Polindes.

Pelayanan Kesehatan Semakin Baik Melalui program yang diputuskan melalui musyawarah desa, akhirnya dapat mewujudkan sebuah titik cerah bagi bidan desa dan masyarakat yang selama 6 (enam) tahun berharap adanya ketersediaan sumber air bersih bagi sarana kesehatan. Sekarang, ibu–ibu hamil yang akan melakukan persalinan di Pustu, Polindes dan Posyandu juga bersyukur, mereka tidak perlu lagi melahirkan ke

Puskesmas yang jauh dari rumah mereka. Polindes kini sudah memiliki ketersediaan sarana air bersih yang memadai sehingga memudahkan mereka untuk melakukan persalinan. Hal ini tentu saja membuat kematian ibu hamil yang selalu menjadi momok di Desa Sekongkang Bawah dapat diatasi. Dengan tersedianya air bersih yang memadai, kematian ibu melahirkan dapat terminimalisir. Kepala Desa Sekongkang Bawah kala itu, Rahmad Hidayat, mengatakan bahwa perbaikan saluran air ke sarana kesehatan itu sangat bermanfaat untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Rahmad yang baru sekitar enam

bulan menjabat sebagai kepala desa saat itu bersyukur karena ikut meningkatkan taraf kesehatan warganya. “Resiko kematian ibu hamil dan bayi terus menurun dengan meningkatnya pelayanan kesehatan di Polindes. Kesehatan warga juga meningkat, demikian halnya dengan pelayanan di Puskesmas Pembantu (Pustu),” kata Rahmad.

Kekurangan air bersih juga membuat para ibu hamil enggan memeriksakan diri ke Polindes. Salah satu alasan penyebab keengganan mereka adalah untuk pemeriksaan kehamilan dibutuhkan sampel air seni. Sementara di Polindes seringkali tidak tersedia air di toilet umumnya.

Page 21: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

18BaKTINews BaKTINews17 No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

terjadi kontaminasi, dan mengurangi resiko penularan penyakit. Tidak adanya air bersih akan menurunkan kualitas pelayanan kesehatan. Guna meminimalisir permasalahan kematian ibu melahirkan di Desa Sekongkang Bawah, bidan desa rutin menggelar sosialisasi dan diskusi rutin, “Temu Sehat Ibu Hamil” yang diselenggarakan setiap satu bulan sekali. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada ibu-ibu hamil tentang pentingnya memeriksakan kandungan sejak dini. Upaya ini tentu saja dapat sedikit mengubah perilaku ibu-ibu hamil di Desa Sekongkang Bawah. Mereka mulai rutin melakukan pemeriksaan di sarana kesehatan, meskipun belum semuannya melakukannya hal ini. Tidak berhenti disitu, para bidan desa m e n ga j u k a n p e r m o h o n a n ke p a d a p i h a k pemerintahan desa guna memfasilitasi penyediaan sarana air bersih. Upaya ini kemudian mendapat dukungan dari PNPM Mandiri yang juga memiliki program serupa di bidang infrastruktur untuk kesehatan. Hingga akhirnya usulan ini dibawa dalam musyawarah desa yang dihadiri oleh kepala desa, tokoh masyarakat, nidan desa, dan perwakilan PNPM Mandiri. Usulan ini diajukan ke PNPM Mandiri untuk follow up selanjutnya. Dari hasil musyawarah desa dibentuklah Tim Pelaksana Kegiatan. Tim ini bertanggung jawab dalam melakukan perbaikan dan penambahan p i pa d e n ga n m e n ga m b i l a i r d a r i m e n a ra penampungan air yang telah tersedia. Proses ini hanya berlangsung selama lima hari, hingga akhirnya jaringan pipa telah sampai ke Pustu, Polindes, dan Posyandu. Selain pengadaan air bersih di sarana kesehatan, PNPM Mandiri juga membantu memfasilitasi pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL). Hal ini bertujuan agar limbah-

INFORMASI LEBIH LANJUTPenulis adalah Bidan Desa Sekongkang Bawah, Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat, NTBArtikel pendukung : Inovasiku Untuk Negeri: 30 Kisah Inspiratif PNPM Mandiri, 2012

limbah darah yang dihasilkan setelah proses persalinan tidak tertampung di Polindes.

Pelayanan Kesehatan Semakin Baik Melalui program yang diputuskan melalui musyawarah desa, akhirnya dapat mewujudkan sebuah titik cerah bagi bidan desa dan masyarakat yang selama 6 (enam) tahun berharap adanya ketersediaan sumber air bersih bagi sarana kesehatan. Sekarang, ibu–ibu hamil yang akan melakukan persalinan di Pustu, Polindes dan Posyandu juga bersyukur, mereka tidak perlu lagi melahirkan ke

Puskesmas yang jauh dari rumah mereka. Polindes kini sudah memiliki ketersediaan sarana air bersih yang memadai sehingga memudahkan mereka untuk melakukan persalinan. Hal ini tentu saja membuat kematian ibu hamil yang selalu menjadi momok di Desa Sekongkang Bawah dapat diatasi. Dengan tersedianya air bersih yang memadai, kematian ibu melahirkan dapat terminimalisir. Kepala Desa Sekongkang Bawah kala itu, Rahmad Hidayat, mengatakan bahwa perbaikan saluran air ke sarana kesehatan itu sangat bermanfaat untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Rahmad yang baru sekitar enam

bulan menjabat sebagai kepala desa saat itu bersyukur karena ikut meningkatkan taraf kesehatan warganya. “Resiko kematian ibu hamil dan bayi terus menurun dengan meningkatnya pelayanan kesehatan di Polindes. Kesehatan warga juga meningkat, demikian halnya dengan pelayanan di Puskesmas Pembantu (Pustu),” kata Rahmad.

Kekurangan air bersih juga membuat para ibu hamil enggan memeriksakan diri ke Polindes. Salah satu alasan penyebab keengganan mereka adalah untuk pemeriksaan kehamilan dibutuhkan sampel air seni. Sementara di Polindes seringkali tidak tersedia air di toilet umumnya.

Page 22: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

19 BaKTINews BaKTINews 20 No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

Hadir dan Siap Bantu Carikan

Modal Usaha Sosial

andengTangan, situs crowdlending terbaru karya anak bangsa, Ghadir dengan tujuan siap membantu pemilik usaha sosial yang sedang membutuhkan modal. GandengTangan hadir untuk

menjembatani keduanya agar dapat bergandengan tangan untuk menciptakan dampak baik bagi Indonesia. Maraknya gerakan crowfunding di Indonesia seperti Kickstarter dan Indiegogo serta beberapa startup lokal di bidang serupa seperti KitaBisa, Wujudkan, dan Crowdtivate membuat GandengTangan memilih jalur yang sedikit berbeda dengan mengambil platform crowdlending atau menggalang dana dari publik.

GandengTanganCROWDLENDING

Jezzie Setiawan dan Nur Roni Dinnurohman sebagai pendiri menyebutkan jika GandengTangan hadir dengan tujuan peminjaman dana yang berkelanjutan dan tak habis dalam sekali pakai seperti sistem crowdfunding yang sudah ada. Nantinya para donatur di GandengTangan akan memiliki posisi sebagai pemberi dana yang bisa mengembangkan dana pinjaman mereka secara berkelanjutan tak berhenti di satu pemilik usaha sosial saja. Dengan cara ini, para donor dapat m e l i h a t p e r s i s b a ga i m a n a d a n a m e re k a d i b e l a n j a k a n , b a g a i m a n a p e r u s a h a a n menggunakan uang tersebut, dan bahkan mengatasi keragu-raguan awal untuk memberikan uang, dengan jaminan dana investasi mereka akan kembali. Keuntungan lain yang didapat donatur adalah dana mereka akan lebih memberdayakan iklim usaha, karena bersifat modal bergulir, bukan donasi habis pakai. Nantinya, pinjaman modal yang sudah dikembalikan bisa ditarik atau diputar untuk memodali proyek lain. S e l a i n i t u , p a r a p e n c a r i m o d a l d i GandengTangan juga mendapatkan keuntungan berupa bantuan dana dengan bunga 0 persen dan juga angsuran yang fleksibel. Pa ra p e m i l i k u sa h a s o s i a l ya n g i n g i n menggunakan layanan GandengTangan terlebih dahulu harus memenuhi persyaratan termasuk mengajukan proposal terlebih dahulu. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain usaha harus berlandaskan sosial, memiliki model bisnis atau alur pemasukan yang jelas, minimal sudah berjalan selama enam bulan, dan tidak dalam posisi bangkrut.

Apabila proposal diterima, peminjam bisa m e l u n c u r ka n p roye k nya d a n m e l a k u ka n kampanye penggalangan dana dengan durasi maksimal hingga 45 hari. Nantinya pihak GandengTangan akan mengambil potongan sebesar lima persen dari total pinjaman. D i sa m p i n g i t u , p a ra p e m i n ja m waj i b menyetujui permohonan auto-debit untuk p e m b aya ra n a n g s u ra n p i n ja m a n . Un t u k memastikan proyek benar-benar berjalan dan pemilik usaha sosial sanggup mengembalikan dana yang telah didapat, Jezzie menjelaskan bahwa proposal usaha harus melalui persetujuan pertanggungjawaban dari pihak-pihak tertentu seperti dari pemerintahan atau dari lembaga LSM tertentu. Peminjam yang merasa keberatan untuk membayar angsuran, bisa melakukan rekonstruksi pinjaman dengan menambah jangka waktu pinjaman dan menurunkan nilai angsuran. Dan apabila tidak sanggup membayar angsuran, jalan terakhir yang akan ditempuh adalah melikuidasi semua aset yang dibeli dengan pinjaman tersebut. Beralih ke donatur, bagi mereka yang berminat memberikan donasi perlu mendaftar terlebih dahulu. Setelah itu, mereka harus melakukan sejumlah deposit dengan angka minimal Rp 50.000. Dana yang telah didonasikan akan dikembalikan secara otomatis ke deposit donatur untuk nantinya bisa disumbangkan ke inisiatif sosial lain atau bisa juga dicairkan. GandengTangan sendiri menargetkan jika situs crowdlending miliknya bisa menggaet hingga 17 ribu donatur dan 120 hingga 160 pencari dana dalam dua tahun mendatang.

Foto: gandengtangan.org

Foto: gandengtangan.org

Page 23: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

19 BaKTINews BaKTINews 20 No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

Hadir dan Siap Bantu Carikan

Modal Usaha Sosial

andengTangan, situs crowdlending terbaru karya anak bangsa, Ghadir dengan tujuan siap membantu pemilik usaha sosial yang sedang membutuhkan modal. GandengTangan hadir untuk

menjembatani keduanya agar dapat bergandengan tangan untuk menciptakan dampak baik bagi Indonesia. Maraknya gerakan crowfunding di Indonesia seperti Kickstarter dan Indiegogo serta beberapa startup lokal di bidang serupa seperti KitaBisa, Wujudkan, dan Crowdtivate membuat GandengTangan memilih jalur yang sedikit berbeda dengan mengambil platform crowdlending atau menggalang dana dari publik.

GandengTanganCROWDLENDING

Jezzie Setiawan dan Nur Roni Dinnurohman sebagai pendiri menyebutkan jika GandengTangan hadir dengan tujuan peminjaman dana yang berkelanjutan dan tak habis dalam sekali pakai seperti sistem crowdfunding yang sudah ada. Nantinya para donatur di GandengTangan akan memiliki posisi sebagai pemberi dana yang bisa mengembangkan dana pinjaman mereka secara berkelanjutan tak berhenti di satu pemilik usaha sosial saja. Dengan cara ini, para donor dapat m e l i h a t p e r s i s b a ga i m a n a d a n a m e re k a d i b e l a n j a k a n , b a g a i m a n a p e r u s a h a a n menggunakan uang tersebut, dan bahkan mengatasi keragu-raguan awal untuk memberikan uang, dengan jaminan dana investasi mereka akan kembali. Keuntungan lain yang didapat donatur adalah dana mereka akan lebih memberdayakan iklim usaha, karena bersifat modal bergulir, bukan donasi habis pakai. Nantinya, pinjaman modal yang sudah dikembalikan bisa ditarik atau diputar untuk memodali proyek lain. S e l a i n i t u , p a r a p e n c a r i m o d a l d i GandengTangan juga mendapatkan keuntungan berupa bantuan dana dengan bunga 0 persen dan juga angsuran yang fleksibel. Pa ra p e m i l i k u sa h a s o s i a l ya n g i n g i n menggunakan layanan GandengTangan terlebih dahulu harus memenuhi persyaratan termasuk mengajukan proposal terlebih dahulu. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain usaha harus berlandaskan sosial, memiliki model bisnis atau alur pemasukan yang jelas, minimal sudah berjalan selama enam bulan, dan tidak dalam posisi bangkrut.

Apabila proposal diterima, peminjam bisa m e l u n c u r ka n p roye k nya d a n m e l a k u ka n kampanye penggalangan dana dengan durasi maksimal hingga 45 hari. Nantinya pihak GandengTangan akan mengambil potongan sebesar lima persen dari total pinjaman. D i sa m p i n g i t u , p a ra p e m i n ja m waj i b menyetujui permohonan auto-debit untuk p e m b aya ra n a n g s u ra n p i n ja m a n . Un t u k memastikan proyek benar-benar berjalan dan pemilik usaha sosial sanggup mengembalikan dana yang telah didapat, Jezzie menjelaskan bahwa proposal usaha harus melalui persetujuan pertanggungjawaban dari pihak-pihak tertentu seperti dari pemerintahan atau dari lembaga LSM tertentu. Peminjam yang merasa keberatan untuk membayar angsuran, bisa melakukan rekonstruksi pinjaman dengan menambah jangka waktu pinjaman dan menurunkan nilai angsuran. Dan apabila tidak sanggup membayar angsuran, jalan terakhir yang akan ditempuh adalah melikuidasi semua aset yang dibeli dengan pinjaman tersebut. Beralih ke donatur, bagi mereka yang berminat memberikan donasi perlu mendaftar terlebih dahulu. Setelah itu, mereka harus melakukan sejumlah deposit dengan angka minimal Rp 50.000. Dana yang telah didonasikan akan dikembalikan secara otomatis ke deposit donatur untuk nantinya bisa disumbangkan ke inisiatif sosial lain atau bisa juga dicairkan. GandengTangan sendiri menargetkan jika situs crowdlending miliknya bisa menggaet hingga 17 ribu donatur dan 120 hingga 160 pencari dana dalam dua tahun mendatang.

Foto: gandengtangan.org

Foto: gandengtangan.org

Page 24: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

21 22BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015115

Yayasan BaKTI

Monev Ketiga

Program MAMPU

a y a s a n B a K T I m e l a k s a n a k a n YMonitoring dan Evaluasi Program Maju P e r e m p u a n I n d o n e s i a u n t u k

Penanggulangan Kemiskinan (MAMPU) pada 2-4 Juni 2015 di Hotel Melia Purosani Yogyakarta.

Kegiatan ini dirangkaikan dengan Pelatihan Penulisan Laporan di Yayasan Satunama dan Induksi Pajak untuk staf program dan mitra Program MAMPU-BaKTI. Membuka kegiatan monev, Direktur Ya y a s a n B a K T I , C a r o l i n e T u p a m a h u menyatakan, kegiatan monev dimaksudkan untuk melihat kembali apa yang telah dilaksanakan, apa yang telah dicapai, dan apa tantangannya. Dalam monev ada l ima pertanyaan yang selalu dimunculkan, yaitu apa yang sudah terlaksana, apakah budgetnya sudah sesuai dengan perencanaan, siapa pelaku-pelaku pembangunan yang dijangkau dan belum dijangkau, apa yang diperoleh penerima manfaat; dan apa tantangan yang dihadapi. Menurutnya, setiap dilaksanakan monev, kita akan belajar dari pihak lain, jangan tutup-tutupi, sehingga kita bisa belajar bersama. Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Caroline Tupamahu, mengingatkan bahwa fokus utama MAMPU adalah kebijakan untuk perempuan m i s k i n . K a re n a i t u h a r u s d i u p aya k a n pencapaian-pencapaian yang mendorong kemajuan perempuan.

Foto Dok. Yayasan BaKTI-MAMPU

Update Program MAMPU - BaKTI

Yogyakarta, 4-5 Juni 2015

Oleh M. GHUFRAN H. KORDI K

Page 25: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

21 22BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015115

Yayasan BaKTI

Monev Ketiga

Program MAMPU

a y a s a n B a K T I m e l a k s a n a k a n YMonitoring dan Evaluasi Program Maju P e r e m p u a n I n d o n e s i a u n t u k

Penanggulangan Kemiskinan (MAMPU) pada 2-4 Juni 2015 di Hotel Melia Purosani Yogyakarta.

Kegiatan ini dirangkaikan dengan Pelatihan Penulisan Laporan di Yayasan Satunama dan Induksi Pajak untuk staf program dan mitra Program MAMPU-BaKTI. Membuka kegiatan monev, Direktur Ya y a s a n B a K T I , C a r o l i n e T u p a m a h u menyatakan, kegiatan monev dimaksudkan untuk melihat kembali apa yang telah dilaksanakan, apa yang telah dicapai, dan apa tantangannya. Dalam monev ada l ima pertanyaan yang selalu dimunculkan, yaitu apa yang sudah terlaksana, apakah budgetnya sudah sesuai dengan perencanaan, siapa pelaku-pelaku pembangunan yang dijangkau dan belum dijangkau, apa yang diperoleh penerima manfaat; dan apa tantangan yang dihadapi. Menurutnya, setiap dilaksanakan monev, kita akan belajar dari pihak lain, jangan tutup-tutupi, sehingga kita bisa belajar bersama. Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Caroline Tupamahu, mengingatkan bahwa fokus utama MAMPU adalah kebijakan untuk perempuan m i s k i n . K a re n a i t u h a r u s d i u p aya k a n pencapaian-pencapaian yang mendorong kemajuan perempuan.

Foto Dok. Yayasan BaKTI-MAMPU

Update Program MAMPU - BaKTI

Yogyakarta, 4-5 Juni 2015

Oleh M. GHUFRAN H. KORDI K

Page 26: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

Foto Dok. Y

ayasan BaK

TI-M

AM

PU

23 24BaKTINews BaKTINews

Foto

Dok

. Yay

asan

BaK

TI

No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

Sementara Manajer Program MAMPU-BaKTI, Lusi Palulungan menyatakan, kegiatan monev saat ini adalah yang ketiga dilaksanakan dalam 18 bulan perjalanan Program MAMPU-BaKTI. Pada hari p e r t a m a d i l a k s a n a k a n e va l u a s i t e n t a n g pencapaian program selama 18 bulan dan mengidentifikasi potensi outcomes. Sedangkan pada hari kedua dilanjutkan dengan penyusunan rencana aksi untuk kegiatan pada bulan Juli-Desember 2015. Hari pertama dimulai dengan presentasi kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh lembaga m i t r a , y a i t u S a m a d S y a m , K o o r d i n a t o r ProgramMAMPU Yayasan Lembaga Penelitian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (YLP2EM) Parepare, Fatma Sulolipu, KP MAMPU Lembaga Pemberdayaan Perempuan (LPP) Bone, Ismawati, KP MAMPU Lembaga Pemberdayaan Masyarakat untuk Perempuan (MAUPE) Maros, Agustinus Palangda, KP MAMPU Yayasan Kombongan Situru (YKS) Tana Toraja, Sitti Zahara, KP MAMPU Rumpun Perempuan Sulawesi Tenggara (RPS) Kendari, Jemmy Talakua, KP MAMPU Yayasan Arika Mahina (YAM) Ambon, Mikel Lela, KP MAMPU Panitia Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Atambua (PPSE-KA) Atambua, Belu, dan Nur Janah, KP MAMPU Kantor Sub office MAMPU-BaKTI Nusa Tenggara Barat. Dari paparan dan diskusi dengan mitra, beberapa kemajuan yang dicapai perlu diapresiasi. Dari sisi kelembagaan mitra, terjadi peningkatan kapasitas individu maupun kelembagaan di antaranya semakin membaiknya pengelolaan administrasi dan keuangan. Di sisi lain, perangkat dan kelengkapan kelembagaan juga mengalami perbaikan dan peningkatan. Lembaga mitra juga mempunyai jaringan yang lebih luas, baik dengan parlemen, pemerintah, dan organisasi-organisasi masyarakat sipil lainnya. Untuk anggota parlemen perempuan (APP) dan anggota parlemen laki-laki (APL) champion, capaian yang signifikan adalah adanya komitmen APP dan APL untuk mendorong perubahan kebijakan yang memihak pada perempuan dan masyarakat miskin. Beberapa APP mengalami peningkatan kapasitas yang baik, seperti berani menjadi narasumber media, narasumber di diskusi dan seminar, yang sebelumnya tidak berani tampil di publik. Contoh lain kemajuan APP adalah ketika membuat Peraturan Daerah (Perda) mulai menggunakan prosedur sesuai dengan tata aturan,

terutama pembuatan naskah akademik. Dari sisi Forum Media, kemajuan yang dapat dikemukakan di antaranya adalah meningkatnya jumlah pemberitaan di media. Di sisi lain, berita-berita mengenai perempuan dan kemiskinan pun ditulis dengan berbagai sudut pandang. Dan beberapa media mulai menjadikan APP sebagai narasumber berita. Sementara kemajuan yang dicapai Kelompok Konstituen (KK), terutama d wilayah lama (Ambon, Bone, Mataram, dan Lombok Timur) di antaranya KK mulai memfasilitasi penyelesaian kasus-kasus masyarakat dan mengadvokasi kasus-kasus yang dialami oleh masyarakat dengan membangun hubungan dengan APP/APL. Kegiatan ini difasilitasi oleh tiga aktivis LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) senior dan konsultan Program MAMPU-BaKTI, yakni May Januar, Pahir Halim, dan Yudha Yunus, keduanya adalah aktivis senior dan konsultan Program MAMPU-BaKTI.

Evaluasi Laporan Keuangan

Evaluasi Program MAMPU-BaKTI tidak hanya terbatas pada pencapaian-pencapaian dan potensi outcomes, tetapi juga evaluasi laporan keuangan lembaga mitra. Kemajuan yang dicapai lembaga mitra dalam pengelolaan keuangan adalah semakin membaiknya pengelolaan administrasi dan keuangan program, walaupun kekurangan pun masih belum lepas dari lembaga mitra. Karena itu, manajer operation Yayasan BaKTI, Iwan Sandiago berharap lembaga-lembaga mitra selalu mengacu pada SOP (Standar Operasional Prosedur) pada setiap tindakan, tidak boleh keluar dari SOP, karena dengan selalu merujuk pada SOP, maka para staf telah berusaha untuk selalu berada di jalur yang tepat.

Penyusunan Program

Pa d a h a r i ke d u a d i l a n j u t k a n d e n ga n penyusunan program, yaitu Rencana Aksi untuk bulan Juli-Desember 2015. Penyusunan Rencana Aksi yang dilakukan oleh masing-masing lembaga mitra merupakan salah satu bentuk kerjasama Yayasan BaKTI dengan lembaga mitra, yang mengedepankan pemberdayaan dan transparansi. BaKTI tidak mendiktekan program yang akan dikerjakan oleh lembaga mitra, tetapi selalu bersama-sama menyusunnya. Cara ini dimaksudkan untuk membangun kemitraan dan kesetaraan, sekaligus tanggung jawab secara bersama.

Pelatihan Penulisan

Laporan

ntuk meningkatkan kapasitas lembaga Umitra dalam membuat laporan Program Maju Perempuan Indonesia untuk

Penanggulangan Kemiskinan (MAMPU), staff program dari mitra kerja dan tim mengikuti

Induksi Pajak

Pada hari ketiga, staf program MAMPU, baik di Yayasan BaKTI maupun lembaga-lembaga mitra mengikuti induksi pajak. Sebagai lembaga publik dan lembaga yang wajib membayar pajak, BaKTI dan mitra-mitranya harus memperhatikan hal ini,

Yogyakarta, 4-5 Juni 2015

agar tidak melupakan kewajiban sebagai warga negara. Dengan induksi pajak, diharapkan para staf program memahami prosedur pemotongan pajak dan pembayarannya di kantor pajak.

Pelatihan Penulisan Laporan Berbasis Pengelolaan Pengetahuan (knowledge management) yang difasilitasi oleh Yayasan SATUNAMA (Yayasan Kesatuan Pelayanan Kerjasama) pada tanggal 4-5 Juni 2015 di Yogyakarta. P e l a t i h a n i n i d i m a k s u d k a n u n t u k meningkatkan kapasitas mitra dalam penulisan laporan program, sehingga laporan yang ditulis dan dikirimkan ke Yayasan BaKTI tidak sekadar menuliskan hasil kegiatan, tetapi juga mencatat perubahan-perubahan yang terjadi dari penerima manfaat, termasuk dampak program terhadap penerima manfaat maupun pihak-pihak lain yang terkait. Perubahan dan dampak program merupakan hal penting yang harus diidentifikasi dan dicatat. Perubahan sekecil apa pun perlu dicatat untuk

Page 27: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

Foto Dok. Y

ayasan BaK

TI-M

AM

PU

23 24BaKTINews BaKTINews

Foto

Dok

. Yay

asan

BaK

TI

No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

Sementara Manajer Program MAMPU-BaKTI, Lusi Palulungan menyatakan, kegiatan monev saat ini adalah yang ketiga dilaksanakan dalam 18 bulan perjalanan Program MAMPU-BaKTI. Pada hari p e r t a m a d i l a k s a n a k a n e va l u a s i t e n t a n g pencapaian program selama 18 bulan dan mengidentifikasi potensi outcomes. Sedangkan pada hari kedua dilanjutkan dengan penyusunan rencana aksi untuk kegiatan pada bulan Juli-Desember 2015. Hari pertama dimulai dengan presentasi kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh lembaga m i t r a , y a i t u S a m a d S y a m , K o o r d i n a t o r ProgramMAMPU Yayasan Lembaga Penelitian Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (YLP2EM) Parepare, Fatma Sulolipu, KP MAMPU Lembaga Pemberdayaan Perempuan (LPP) Bone, Ismawati, KP MAMPU Lembaga Pemberdayaan Masyarakat untuk Perempuan (MAUPE) Maros, Agustinus Palangda, KP MAMPU Yayasan Kombongan Situru (YKS) Tana Toraja, Sitti Zahara, KP MAMPU Rumpun Perempuan Sulawesi Tenggara (RPS) Kendari, Jemmy Talakua, KP MAMPU Yayasan Arika Mahina (YAM) Ambon, Mikel Lela, KP MAMPU Panitia Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Atambua (PPSE-KA) Atambua, Belu, dan Nur Janah, KP MAMPU Kantor Sub office MAMPU-BaKTI Nusa Tenggara Barat. Dari paparan dan diskusi dengan mitra, beberapa kemajuan yang dicapai perlu diapresiasi. Dari sisi kelembagaan mitra, terjadi peningkatan kapasitas individu maupun kelembagaan di antaranya semakin membaiknya pengelolaan administrasi dan keuangan. Di sisi lain, perangkat dan kelengkapan kelembagaan juga mengalami perbaikan dan peningkatan. Lembaga mitra juga mempunyai jaringan yang lebih luas, baik dengan parlemen, pemerintah, dan organisasi-organisasi masyarakat sipil lainnya. Untuk anggota parlemen perempuan (APP) dan anggota parlemen laki-laki (APL) champion, capaian yang signifikan adalah adanya komitmen APP dan APL untuk mendorong perubahan kebijakan yang memihak pada perempuan dan masyarakat miskin. Beberapa APP mengalami peningkatan kapasitas yang baik, seperti berani menjadi narasumber media, narasumber di diskusi dan seminar, yang sebelumnya tidak berani tampil di publik. Contoh lain kemajuan APP adalah ketika membuat Peraturan Daerah (Perda) mulai menggunakan prosedur sesuai dengan tata aturan,

terutama pembuatan naskah akademik. Dari sisi Forum Media, kemajuan yang dapat dikemukakan di antaranya adalah meningkatnya jumlah pemberitaan di media. Di sisi lain, berita-berita mengenai perempuan dan kemiskinan pun ditulis dengan berbagai sudut pandang. Dan beberapa media mulai menjadikan APP sebagai narasumber berita. Sementara kemajuan yang dicapai Kelompok Konstituen (KK), terutama d wilayah lama (Ambon, Bone, Mataram, dan Lombok Timur) di antaranya KK mulai memfasilitasi penyelesaian kasus-kasus masyarakat dan mengadvokasi kasus-kasus yang dialami oleh masyarakat dengan membangun hubungan dengan APP/APL. Kegiatan ini difasilitasi oleh tiga aktivis LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) senior dan konsultan Program MAMPU-BaKTI, yakni May Januar, Pahir Halim, dan Yudha Yunus, keduanya adalah aktivis senior dan konsultan Program MAMPU-BaKTI.

Evaluasi Laporan Keuangan

Evaluasi Program MAMPU-BaKTI tidak hanya terbatas pada pencapaian-pencapaian dan potensi outcomes, tetapi juga evaluasi laporan keuangan lembaga mitra. Kemajuan yang dicapai lembaga mitra dalam pengelolaan keuangan adalah semakin membaiknya pengelolaan administrasi dan keuangan program, walaupun kekurangan pun masih belum lepas dari lembaga mitra. Karena itu, manajer operation Yayasan BaKTI, Iwan Sandiago berharap lembaga-lembaga mitra selalu mengacu pada SOP (Standar Operasional Prosedur) pada setiap tindakan, tidak boleh keluar dari SOP, karena dengan selalu merujuk pada SOP, maka para staf telah berusaha untuk selalu berada di jalur yang tepat.

Penyusunan Program

Pa d a h a r i ke d u a d i l a n j u t k a n d e n ga n penyusunan program, yaitu Rencana Aksi untuk bulan Juli-Desember 2015. Penyusunan Rencana Aksi yang dilakukan oleh masing-masing lembaga mitra merupakan salah satu bentuk kerjasama Yayasan BaKTI dengan lembaga mitra, yang mengedepankan pemberdayaan dan transparansi. BaKTI tidak mendiktekan program yang akan dikerjakan oleh lembaga mitra, tetapi selalu bersama-sama menyusunnya. Cara ini dimaksudkan untuk membangun kemitraan dan kesetaraan, sekaligus tanggung jawab secara bersama.

Pelatihan Penulisan

Laporan

ntuk meningkatkan kapasitas lembaga Umitra dalam membuat laporan Program Maju Perempuan Indonesia untuk

Penanggulangan Kemiskinan (MAMPU), staff program dari mitra kerja dan tim mengikuti

Induksi Pajak

Pada hari ketiga, staf program MAMPU, baik di Yayasan BaKTI maupun lembaga-lembaga mitra mengikuti induksi pajak. Sebagai lembaga publik dan lembaga yang wajib membayar pajak, BaKTI dan mitra-mitranya harus memperhatikan hal ini,

Yogyakarta, 4-5 Juni 2015

agar tidak melupakan kewajiban sebagai warga negara. Dengan induksi pajak, diharapkan para staf program memahami prosedur pemotongan pajak dan pembayarannya di kantor pajak.

Pelatihan Penulisan Laporan Berbasis Pengelolaan Pengetahuan (knowledge management) yang difasilitasi oleh Yayasan SATUNAMA (Yayasan Kesatuan Pelayanan Kerjasama) pada tanggal 4-5 Juni 2015 di Yogyakarta. P e l a t i h a n i n i d i m a k s u d k a n u n t u k meningkatkan kapasitas mitra dalam penulisan laporan program, sehingga laporan yang ditulis dan dikirimkan ke Yayasan BaKTI tidak sekadar menuliskan hasil kegiatan, tetapi juga mencatat perubahan-perubahan yang terjadi dari penerima manfaat, termasuk dampak program terhadap penerima manfaat maupun pihak-pihak lain yang terkait. Perubahan dan dampak program merupakan hal penting yang harus diidentifikasi dan dicatat. Perubahan sekecil apa pun perlu dicatat untuk

Page 28: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

25 26BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

mengukur kemajuan, serta memprediksi apa-apa yang kemungkinan mengalami perubahan. Namun, laporan yang dikirimkan oleh lembaga mitra selama ini masih terbatas pada laporan kegiatan. Laporan belum memberi gambaran mengenai pencapaian-pencapaian program, sekaligus perubahan-perubahan yang terjadi karena intervensi program. Padahal staf di lembaga-lembaga mitra dengan lancar menceritakan berbagai pencapaian dan perubahan, baik pada tingkat lembaga mitra, anggota parlemen perempuan (APP), anggota parlemen laki-laki (APL) champion, forum media, dan kelompok komunitas (KK). Laporan mitra, sebagaimana dibahasakan oleh Lusi Palulungan, Manejer Program MAMPU-BaKTI, ‘belum berbunyi’. Maksudnya laporan yang dikirimkam ke BaKTI tidak bisa memberi gambaran dan penjelasan mengenai pencapaian dan kemajuan program. Atau laporan masih terbatas pada bahasa-bahasa yang tidak mampu menjelaskan perubahan atau kemajuan, misalnya ‘meningkatnya kapasitas APP dalam legislasi’. Ini sangat umum karena kapasitas dalam legislasi mempunyai beberapa variabel, baik dalam hal pengetahuan maupun kapasitas teknis dalam pembuatan Peraturan Daerah (Perda). Hal yang sama disampaikan oleh Junardi Jufri, Program Officer MAMPU-BaKTI. Menurutnya laporan yang diterimanya sangat umum dan tidak m e n g g a m b a r a k a n k e j a d i a n d i l a p a n g a n sebenarnya, sehingga dia harus bekerja keras menelpon koordinator program di masing-masing mitra untuk mengklarifikasi berbagai maksud di dalam laporan dan menelusuri pencapaian yang samar-samar tertulis di dalam laporan. Di sisi lain, laporan mitra masih terbatas menggugurkan kewajiban, yaitu pembuatan laporan untuk memenuhi tuntutan manajemen. Laporan dianggap selesai bila telah dikirimkan kepada Program Officer MAMPU-BaKTI. Tidak ada upaya untuk menjadikan laporan tersebut sebagai informasi dan pengetahuan yang dapat dijangkau publik. Pelatihan ini diharapkan memberi perspektif dan pengetahuan baru, bahwa laporan program tidak hanya untuk kepentingan manajemen, tetapi juga untuk kepentingan informasi publik dan pengetahuan. Dengan begitu, lembaga mitra BaKTI dalam Program MAMPU membuat laporan untuk

k e p e n t i n g a n l e b i h l u a s , t i d a k s e k a d a r m e n g g u g u r k a n ke wa j i b a n , h a nya u n t u k memenuhi tuntutan manajemen. Materi Pelatihan yang disajikan adalah Posisi Penulisan Laporan dalam Strategi Komunikasi; Definisi, Tujuan, Jenis, Fungsi, dan Prinsip Penulisan Laporan; Pengenalan dan Penggunaan MindMap dalam Penulisan Laporan; Kriteria, Format, dan Komponen Utama dalam Penulisan Laporan; Rencana dan Persiapan Penulisan Laporan-Kerangka Penulisan, Bahasa, dan Teknik Editing; Menghubungkan Posisi dan Jenis Penulisan Laporan dalam Pengembangan Pengetahuan. Pelatih dalam pelatihan ini sebanyak empat orang, semuanya berasal dari SATUNAMA, yaitu William E. Epipidely, Ryan Sugiarto, Valentina Sri Wijayati, dan Kantri Sekar Wandansari. Keempat pelatih mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang mumpuni dalam penulisan laporan, baik untuk kebutuhan manajemen maupun untuk p ro d u k s i p e n g e t a h u a n . Un t u k p ro d u k s i pengetahuan, di SATUNAMA setiap program akan menghasilkan minimal satu buku. Peserta pelatihan adalah staf Program MAMPU BaKTI yaitu Program Manajer MAMPU-BaKTI Lusi Palulungan, Program Officer MAMPU-BaKTI (Junardi Jufri), Program Officer Monitoring dan Evaluasi MAMPU-BaKTI M. Taufan, dan Database dan Publikasi Officer M. Ghufran H. Kordi K. Sedangkan peserta dari lembaga mitra adalah Koordinator Program dan Program Officer yaitu Agustinus P, Leninda (YKS Tana Toraja), Syamad Syam, Suriyanti (YLP2EM Parepare), Ismawati, A. Tenri (MAUPE Maros), A. Fatma S, Martina Majid (LPP Bone), Sitti Zahara, Farida (RPS Kendari), Jemmy Talakua, Ulfa (YAM Ambon), Mikel Lela, Yosephin (PPSE-KA Atambua), Nur Janah, Indira Falmayani, dan Jaya Mundra (Sub-Office MAMPU BaKTI NTB). Selain teori, konsep, dan perspektif, peserta juga berlatih dalam membuat pendataan lengkap untuk memasukkan data-data tersebut dalam praktek pembuatan laporan. Dengan data dan pencatatan yang lengkap, pembuatan laporan menjadi lebih mudah.

“Dengan ini, kami menyatakan kesanggupan menyelenggarakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Publik yang telah ditetapkan, dan apabila tidak menepati janji ini, kami bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Demikianlah Janji Layanan yang dibacakan oleh Kepala Puskesmas Sanggeng dan Pasir Putih pada saat penutupan Workshop Pendampingan Finalisasi Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan Publik (SPP)

dan Maklumat Layanan Puskesmas tingkat kabupaten. Pembacaan deklarasi ini juga disaksikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, seluruh peserta, serta perwakilan setiap puskesmas yang hadir. SOP yang telah diselesaikan selama dua hari kemudian akan dibuatkan berita acaranya dan ditandatangani bersama oleh masing-masing Kepala Puskesmas yang diketahui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari. Sebanyak 32 peserta dari dua perwakilan puskesmas yang mengikuti workshop tersebut mendapatkan telaah dari Dinas Kabupaten Manokwari dan verifikasi dari Dinas Kesehatan P ro v i n s i Pa p u a B a rat . Me re k a b e r h a s i l menyelesaikan 13 Standar Operasional Prosedur, dengan rincian 8 SOP untuk Puskesmas Sanggeng, dan 5 SOP oleh Puskesmas Pasir Putih. Apresiasi yang besar datang dari Kepala Dinas Kesehatan, “Ini adalah momentum bagi kita untuk bekerja lebih keras menyelesaikan SOP yang tersisa. Tim LANDASAN BaKTI telah memberikan modal yang bagus bagi kita semua, khususnya bagi Dinas Kesehatan yang akan melanjutkan pendampingan di Puskesmas lainnya.”

Puskesmas Manokwari Deklarasikan Maklumat Layanan KesehatanManokwari, 1-3 Juni 2015

INFORMASI LEBIH LANJUT

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kegiatan MAMPU-BaKTI, Anda dapat menghubungi Sdri. Lusia Palulungan, Program Manager MAMPU-BaKTI melalui email [email protected]

UPDATE Program LANDASAN

Foto Dok. Yayasan BaKTI-KOMPAK

Page 29: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

25 26BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

mengukur kemajuan, serta memprediksi apa-apa yang kemungkinan mengalami perubahan. Namun, laporan yang dikirimkan oleh lembaga mitra selama ini masih terbatas pada laporan kegiatan. Laporan belum memberi gambaran mengenai pencapaian-pencapaian program, sekaligus perubahan-perubahan yang terjadi karena intervensi program. Padahal staf di lembaga-lembaga mitra dengan lancar menceritakan berbagai pencapaian dan perubahan, baik pada tingkat lembaga mitra, anggota parlemen perempuan (APP), anggota parlemen laki-laki (APL) champion, forum media, dan kelompok komunitas (KK). Laporan mitra, sebagaimana dibahasakan oleh Lusi Palulungan, Manejer Program MAMPU-BaKTI, ‘belum berbunyi’. Maksudnya laporan yang dikirimkam ke BaKTI tidak bisa memberi gambaran dan penjelasan mengenai pencapaian dan kemajuan program. Atau laporan masih terbatas pada bahasa-bahasa yang tidak mampu menjelaskan perubahan atau kemajuan, misalnya ‘meningkatnya kapasitas APP dalam legislasi’. Ini sangat umum karena kapasitas dalam legislasi mempunyai beberapa variabel, baik dalam hal pengetahuan maupun kapasitas teknis dalam pembuatan Peraturan Daerah (Perda). Hal yang sama disampaikan oleh Junardi Jufri, Program Officer MAMPU-BaKTI. Menurutnya laporan yang diterimanya sangat umum dan tidak m e n g g a m b a r a k a n k e j a d i a n d i l a p a n g a n sebenarnya, sehingga dia harus bekerja keras menelpon koordinator program di masing-masing mitra untuk mengklarifikasi berbagai maksud di dalam laporan dan menelusuri pencapaian yang samar-samar tertulis di dalam laporan. Di sisi lain, laporan mitra masih terbatas menggugurkan kewajiban, yaitu pembuatan laporan untuk memenuhi tuntutan manajemen. Laporan dianggap selesai bila telah dikirimkan kepada Program Officer MAMPU-BaKTI. Tidak ada upaya untuk menjadikan laporan tersebut sebagai informasi dan pengetahuan yang dapat dijangkau publik. Pelatihan ini diharapkan memberi perspektif dan pengetahuan baru, bahwa laporan program tidak hanya untuk kepentingan manajemen, tetapi juga untuk kepentingan informasi publik dan pengetahuan. Dengan begitu, lembaga mitra BaKTI dalam Program MAMPU membuat laporan untuk

k e p e n t i n g a n l e b i h l u a s , t i d a k s e k a d a r m e n g g u g u r k a n ke wa j i b a n , h a nya u n t u k memenuhi tuntutan manajemen. Materi Pelatihan yang disajikan adalah Posisi Penulisan Laporan dalam Strategi Komunikasi; Definisi, Tujuan, Jenis, Fungsi, dan Prinsip Penulisan Laporan; Pengenalan dan Penggunaan MindMap dalam Penulisan Laporan; Kriteria, Format, dan Komponen Utama dalam Penulisan Laporan; Rencana dan Persiapan Penulisan Laporan-Kerangka Penulisan, Bahasa, dan Teknik Editing; Menghubungkan Posisi dan Jenis Penulisan Laporan dalam Pengembangan Pengetahuan. Pelatih dalam pelatihan ini sebanyak empat orang, semuanya berasal dari SATUNAMA, yaitu William E. Epipidely, Ryan Sugiarto, Valentina Sri Wijayati, dan Kantri Sekar Wandansari. Keempat pelatih mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang mumpuni dalam penulisan laporan, baik untuk kebutuhan manajemen maupun untuk p ro d u k s i p e n g e t a h u a n . Un t u k p ro d u k s i pengetahuan, di SATUNAMA setiap program akan menghasilkan minimal satu buku. Peserta pelatihan adalah staf Program MAMPU BaKTI yaitu Program Manajer MAMPU-BaKTI Lusi Palulungan, Program Officer MAMPU-BaKTI (Junardi Jufri), Program Officer Monitoring dan Evaluasi MAMPU-BaKTI M. Taufan, dan Database dan Publikasi Officer M. Ghufran H. Kordi K. Sedangkan peserta dari lembaga mitra adalah Koordinator Program dan Program Officer yaitu Agustinus P, Leninda (YKS Tana Toraja), Syamad Syam, Suriyanti (YLP2EM Parepare), Ismawati, A. Tenri (MAUPE Maros), A. Fatma S, Martina Majid (LPP Bone), Sitti Zahara, Farida (RPS Kendari), Jemmy Talakua, Ulfa (YAM Ambon), Mikel Lela, Yosephin (PPSE-KA Atambua), Nur Janah, Indira Falmayani, dan Jaya Mundra (Sub-Office MAMPU BaKTI NTB). Selain teori, konsep, dan perspektif, peserta juga berlatih dalam membuat pendataan lengkap untuk memasukkan data-data tersebut dalam praktek pembuatan laporan. Dengan data dan pencatatan yang lengkap, pembuatan laporan menjadi lebih mudah.

“Dengan ini, kami menyatakan kesanggupan menyelenggarakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Publik yang telah ditetapkan, dan apabila tidak menepati janji ini, kami bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Demikianlah Janji Layanan yang dibacakan oleh Kepala Puskesmas Sanggeng dan Pasir Putih pada saat penutupan Workshop Pendampingan Finalisasi Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan Publik (SPP)

dan Maklumat Layanan Puskesmas tingkat kabupaten. Pembacaan deklarasi ini juga disaksikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, seluruh peserta, serta perwakilan setiap puskesmas yang hadir. SOP yang telah diselesaikan selama dua hari kemudian akan dibuatkan berita acaranya dan ditandatangani bersama oleh masing-masing Kepala Puskesmas yang diketahui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari. Sebanyak 32 peserta dari dua perwakilan puskesmas yang mengikuti workshop tersebut mendapatkan telaah dari Dinas Kabupaten Manokwari dan verifikasi dari Dinas Kesehatan P ro v i n s i Pa p u a B a rat . Me re k a b e r h a s i l menyelesaikan 13 Standar Operasional Prosedur, dengan rincian 8 SOP untuk Puskesmas Sanggeng, dan 5 SOP oleh Puskesmas Pasir Putih. Apresiasi yang besar datang dari Kepala Dinas Kesehatan, “Ini adalah momentum bagi kita untuk bekerja lebih keras menyelesaikan SOP yang tersisa. Tim LANDASAN BaKTI telah memberikan modal yang bagus bagi kita semua, khususnya bagi Dinas Kesehatan yang akan melanjutkan pendampingan di Puskesmas lainnya.”

Puskesmas Manokwari Deklarasikan Maklumat Layanan KesehatanManokwari, 1-3 Juni 2015

INFORMASI LEBIH LANJUT

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kegiatan MAMPU-BaKTI, Anda dapat menghubungi Sdri. Lusia Palulungan, Program Manager MAMPU-BaKTI melalui email [email protected]

UPDATE Program LANDASAN

Foto Dok. Yayasan BaKTI-KOMPAK

Page 30: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

27 BaKTINews 28BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

“Saya akan mengalokasikan anggaran dari perjalanan dinas saya untuk mendukung pembentukan tim pendamping dari Dinas Kesehatan. Saya akan terbitkan Surat Keputusan dan memilih staf yang betul-betul serius bekerja, agar semua SOP bisa diselesaikan dan siap disahkan untuk selanjutnya digunakan,” ungkap Hendri Sembiring, yang mendapat tepuk tangan meriah dari peserta. Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik di Provinsi Papua dan Papua Barat, merupakan salah satu fokus dari Program Transisi LANDASAN BaKTI-KOMPAK. Setelah Kabupaten Manokwari, semua kabupaten di lokasi program seperti Fak Fak dan Kaimana di Papua Barat, dan Jayapura, Merauke dan Supiori di Papua akan memperoleh pendampingan penguatan kapasitas penyelesaian SOP, SPP, serta Maklumat Layanan Puskesmas.

Workshop PTO PengelolaanDana Desa di Papua BaratManokwari, 8-9 Juni 2015 S e ba nya k k u ra n g l e b i h 2 0 o ra n g d a r i perwakilan SKPD utama di Kabupaten Manokwari, Fak Fak dan Kaimana, Provinsi Papua Barat menghadiri workshop yang diselenggarakan oleh Yayasan BaKTI. Yayasan BaKTI selaku Implementer Program Landasan KOMPAK bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat dibawah

koordinasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Papua Barat memfasilitasi workshop tersebut tersebut, yang sehubungan dengan implementasi Undang Undang Desa. P e s e r t a y a n g h a d i r d a l a m Wo r k s h o p Penyusunan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) adalah SKPD inti dari masing-masing kabupaten lokasi Program LANDASAN. Mereka adalah BAPPEDA, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Bagian Pemerintahan Kampung Setda, Bagian Hukum Setda, dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD). Adapun tujuan yang ingin dicapai dari workshop yang berlangsung selama 2 hari tersebut adalah menghasilkan sebuah petunjuk teknis operasional dalam pengelolaan dana desa atau kampung. Untuk itu Tim Landasan BaKTI telah merekrut narasumber yang tepat yang dapat membimbing peserta dalam penyusunan PTO pengelolaan dana desa atau kampung. Upaya ini dilakukan berdasarkan Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Dana Kampung yag bersumber dari Undang-Undang Desa No. 6 tahun 2014. Sebagaimana yang disampaikan oleh Tim Leader Landasan BaKTI, Muh. Yusran Laitupa dalam sambutan pembukaannya, bahwa Workshop Penyusunan PTO akan membantu Pemerintah dalam membimbing dan mendampingi aparat dan masyarakat kampung dalam pengelolaan dana & aset kampung. Program transisi merupakan kelanjutan dari Program LANDASAN AIPD. Dan sebelum KOMPAK

INFORMASI LEBIH LANJUTUntuk mengetahui lebih lanjut mengenai Program Landasan silahkan menghubungi Bapak Yusran Laitupa melalui email di [email protected]

dimulai, diharapkan ada keberlanjutan yang memberikan pencapaian yang jelas terhadap arah program. Sehingga pasca workshop PTO akan dilanjutkan dengan pelatihan pengelolaan dan pengawasan alokasi dana kampung bagi aparat dan masyarakat kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat. Bagi Pemerintah Provinsi Papua Barat, kegiatan ini sangat dibutuhkan oleh Pemerintah dan Masyarakat. Pasalnya, mereka berharap adanya panduan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan dana desa yang transparan dan akuntabel. “Saya berharap kepada para peserta yang hadir dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, dan melahirkan PTO yang final dan selanjutnya diajukan kepada Bupati masing-masing untuk di SK-kan,” demikian apresiasi dan harapan dari Kepala BPM yang sambutannya dibacakan oleh Sekretaris BPM Provinsi Papua Barat, Saul M Kareth.

Pelatihan PengawasanPengelolaan Dana KampungManokwari, 12-13 Juni 2015“Pelatihan ini membuat kami jadi paham apa itu Undang-Undang Desa. Kami bisa mengawasi dana kampung supaya aparat kampung dapat mengelola dana tersebut dengan baik dan bermanfaat,” d e m i k i a n p e r nyat a a n d a r i I b u A n d i S a r i M a n g ga b a ra n i , s a l a h s e o ra n g Pe n g u r u s BaMusKamp (Badan Permusyawaratan Kampung) dari Kampung Udopi, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari. Program LANDASAN memberi ruang bagi Badan Permusyawaratan Kampung (BaMusKamp) dari wilayah yang sama untuk meningkatkan kapasitasnya. Kegiatan ini terkait dengan fungsi BaMusKamp dalam pengawasan pengelolaan dana kampung melalui pelatihan pengawasan. Melalui metode diskusi dan kerja kelompok serta simulasi bermain peran, para peserta menikmati proses pelatihan yang dipandu oleh fasilitator. “Saya suka pelatihan ini, kita seperti bermain-main, tapi bisa paham apa yang dilakukan,” ungkap Pak Yance Awom, Kepala B a m u s K a m p A r o w i y a n g j u g a d i t u n j u k memerankan Kepala BaMusKamp dalam simulasi. Senada dengan pernyataan tersebut, perwakilan

kader kampung dari Degen, Fak Fak, Willy Yamco juga mengakui bahwa pelatihan ini menarik dan materinya sesuai dengan kebutuhan mereka. Bapak Muh. Yusran Laitupa, Tim Leader Program LANDASAN BaKTI, berharap kepada seluruh peserta, kiranya pelatihan tersebut bermanfaat bagi peserta dalam mengawasi pemerintahan kampung, utamanya sehubungan dengan pengelolaan dana kampung yang transparan dan bertanggungjawab.

Workshop Penyusunan PetunjukTeknis Operasional (PTO)Pengelolaan Dana DesaJayapura, 17-18 Juni 2015

Tim LANDASAN BaKTI-KOMPAK menggelar event penguatan kapasitas di Provinsi Papua, yaitu Wo r k s h o p Pe ny u s u n a n Pe t u n j u k Te k n i s Operasional (PTO) Pengelolaan Dana Desa. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan SKPD dari 3 kabupaten, yakni Kabupaten Jayapura, Merauke, dan Supiori. Kurang lebih 19 peserta menghadiri kegiatan ini. “Selama dua hari, para peserta yang terdiri dari perwakilan SKPD terkait seperti BAPPEDA, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Bagian Hukum Setda, Bagian Pemerintahan Setda, dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah saling berdiskusi, dan bertukar pengetahuan bagaimana melahirkan sebuah draft PTO,” demikian penjelasan ComDev Specialist Landasan BaKTI, Kristinov Simaela selaku penanggungjawab kegiatan. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Papua, Donatus Motte memberikan sambutan dan membuka acara. Dan kemudian dilanjutkan dengan memberikan presentasi tentang Implementasi Pengelolaan Dana Kampung sesuai UU No. 6 tahun 2014. “PTO ini akan melindungi masyarakat dari kesalahan pengelolaan dana kampung. Jadi kapanpun dana kampung tiba dan masuk ke kas kampung, pemerintah dan masyarakat sudah tahu bagaimana cara mengelola dan mengawasi dana tersebut,” tegasnya.

Foto Dok. Yayasan BaKTI-KOMPAK

Page 31: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

27 BaKTINews 28BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

“Saya akan mengalokasikan anggaran dari perjalanan dinas saya untuk mendukung pembentukan tim pendamping dari Dinas Kesehatan. Saya akan terbitkan Surat Keputusan dan memilih staf yang betul-betul serius bekerja, agar semua SOP bisa diselesaikan dan siap disahkan untuk selanjutnya digunakan,” ungkap Hendri Sembiring, yang mendapat tepuk tangan meriah dari peserta. Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik di Provinsi Papua dan Papua Barat, merupakan salah satu fokus dari Program Transisi LANDASAN BaKTI-KOMPAK. Setelah Kabupaten Manokwari, semua kabupaten di lokasi program seperti Fak Fak dan Kaimana di Papua Barat, dan Jayapura, Merauke dan Supiori di Papua akan memperoleh pendampingan penguatan kapasitas penyelesaian SOP, SPP, serta Maklumat Layanan Puskesmas.

Workshop PTO PengelolaanDana Desa di Papua BaratManokwari, 8-9 Juni 2015 S e ba nya k k u ra n g l e b i h 2 0 o ra n g d a r i perwakilan SKPD utama di Kabupaten Manokwari, Fak Fak dan Kaimana, Provinsi Papua Barat menghadiri workshop yang diselenggarakan oleh Yayasan BaKTI. Yayasan BaKTI selaku Implementer Program Landasan KOMPAK bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat dibawah

koordinasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Papua Barat memfasilitasi workshop tersebut tersebut, yang sehubungan dengan implementasi Undang Undang Desa. P e s e r t a y a n g h a d i r d a l a m Wo r k s h o p Penyusunan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) adalah SKPD inti dari masing-masing kabupaten lokasi Program LANDASAN. Mereka adalah BAPPEDA, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Bagian Pemerintahan Kampung Setda, Bagian Hukum Setda, dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD). Adapun tujuan yang ingin dicapai dari workshop yang berlangsung selama 2 hari tersebut adalah menghasilkan sebuah petunjuk teknis operasional dalam pengelolaan dana desa atau kampung. Untuk itu Tim Landasan BaKTI telah merekrut narasumber yang tepat yang dapat membimbing peserta dalam penyusunan PTO pengelolaan dana desa atau kampung. Upaya ini dilakukan berdasarkan Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Dana Kampung yag bersumber dari Undang-Undang Desa No. 6 tahun 2014. Sebagaimana yang disampaikan oleh Tim Leader Landasan BaKTI, Muh. Yusran Laitupa dalam sambutan pembukaannya, bahwa Workshop Penyusunan PTO akan membantu Pemerintah dalam membimbing dan mendampingi aparat dan masyarakat kampung dalam pengelolaan dana & aset kampung. Program transisi merupakan kelanjutan dari Program LANDASAN AIPD. Dan sebelum KOMPAK

INFORMASI LEBIH LANJUTUntuk mengetahui lebih lanjut mengenai Program Landasan silahkan menghubungi Bapak Yusran Laitupa melalui email di [email protected]

dimulai, diharapkan ada keberlanjutan yang memberikan pencapaian yang jelas terhadap arah program. Sehingga pasca workshop PTO akan dilanjutkan dengan pelatihan pengelolaan dan pengawasan alokasi dana kampung bagi aparat dan masyarakat kampung di Provinsi Papua dan Papua Barat. Bagi Pemerintah Provinsi Papua Barat, kegiatan ini sangat dibutuhkan oleh Pemerintah dan Masyarakat. Pasalnya, mereka berharap adanya panduan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan dana desa yang transparan dan akuntabel. “Saya berharap kepada para peserta yang hadir dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, dan melahirkan PTO yang final dan selanjutnya diajukan kepada Bupati masing-masing untuk di SK-kan,” demikian apresiasi dan harapan dari Kepala BPM yang sambutannya dibacakan oleh Sekretaris BPM Provinsi Papua Barat, Saul M Kareth.

Pelatihan PengawasanPengelolaan Dana KampungManokwari, 12-13 Juni 2015“Pelatihan ini membuat kami jadi paham apa itu Undang-Undang Desa. Kami bisa mengawasi dana kampung supaya aparat kampung dapat mengelola dana tersebut dengan baik dan bermanfaat,” d e m i k i a n p e r nyat a a n d a r i I b u A n d i S a r i M a n g ga b a ra n i , s a l a h s e o ra n g Pe n g u r u s BaMusKamp (Badan Permusyawaratan Kampung) dari Kampung Udopi, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari. Program LANDASAN memberi ruang bagi Badan Permusyawaratan Kampung (BaMusKamp) dari wilayah yang sama untuk meningkatkan kapasitasnya. Kegiatan ini terkait dengan fungsi BaMusKamp dalam pengawasan pengelolaan dana kampung melalui pelatihan pengawasan. Melalui metode diskusi dan kerja kelompok serta simulasi bermain peran, para peserta menikmati proses pelatihan yang dipandu oleh fasilitator. “Saya suka pelatihan ini, kita seperti bermain-main, tapi bisa paham apa yang dilakukan,” ungkap Pak Yance Awom, Kepala B a m u s K a m p A r o w i y a n g j u g a d i t u n j u k memerankan Kepala BaMusKamp dalam simulasi. Senada dengan pernyataan tersebut, perwakilan

kader kampung dari Degen, Fak Fak, Willy Yamco juga mengakui bahwa pelatihan ini menarik dan materinya sesuai dengan kebutuhan mereka. Bapak Muh. Yusran Laitupa, Tim Leader Program LANDASAN BaKTI, berharap kepada seluruh peserta, kiranya pelatihan tersebut bermanfaat bagi peserta dalam mengawasi pemerintahan kampung, utamanya sehubungan dengan pengelolaan dana kampung yang transparan dan bertanggungjawab.

Workshop Penyusunan PetunjukTeknis Operasional (PTO)Pengelolaan Dana DesaJayapura, 17-18 Juni 2015

Tim LANDASAN BaKTI-KOMPAK menggelar event penguatan kapasitas di Provinsi Papua, yaitu Wo r k s h o p Pe ny u s u n a n Pe t u n j u k Te k n i s Operasional (PTO) Pengelolaan Dana Desa. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan SKPD dari 3 kabupaten, yakni Kabupaten Jayapura, Merauke, dan Supiori. Kurang lebih 19 peserta menghadiri kegiatan ini. “Selama dua hari, para peserta yang terdiri dari perwakilan SKPD terkait seperti BAPPEDA, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Bagian Hukum Setda, Bagian Pemerintahan Setda, dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah saling berdiskusi, dan bertukar pengetahuan bagaimana melahirkan sebuah draft PTO,” demikian penjelasan ComDev Specialist Landasan BaKTI, Kristinov Simaela selaku penanggungjawab kegiatan. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Papua, Donatus Motte memberikan sambutan dan membuka acara. Dan kemudian dilanjutkan dengan memberikan presentasi tentang Implementasi Pengelolaan Dana Kampung sesuai UU No. 6 tahun 2014. “PTO ini akan melindungi masyarakat dari kesalahan pengelolaan dana kampung. Jadi kapanpun dana kampung tiba dan masuk ke kas kampung, pemerintah dan masyarakat sudah tahu bagaimana cara mengelola dan mengawasi dana tersebut,” tegasnya.

Foto Dok. Yayasan BaKTI-KOMPAK

Page 32: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

29 BaKTINews 30BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

Pelopor Mangrove dari Teluk Lembar

Oleh AHMAD JAYADI PUTRA

lam, sejatinya adalah anugrah Tuhan Yang AMaha Esa, yang diberikan kepada Manusia untuk dijaga. Namun seringkali

manusia tidak menjadi sahabat baik bagi alam. Manusia hanya mau menerima tanpa mau memberi untuk bumi. Namun berbeda dengan Mahrim, seorang petani tambak dan garam di Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat ini sudah lima tahun mengabdikan diri untuk lingkungan, dengan menanam mangrove secara swadaya. Desa Cendi Manik terletak di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jumlah penduduk desa ini mencapai 6.269 jiwa. Mayoritas penduduk di desa ini memiliki mata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Desa ini terletak di kawasan Teluk Sekotong yang memiliki potensi biota laut yang cukup tinggi, dengan bentangan pantai sekitar 2 km.

Mahrim, Sang Pelopor Di tengah degradasi lingkungan tersebut, masih ada sosok yang mengabdi dengan tulus. Dialah Mahrim, ketua RT setempat, yang juga seorang petani garam dan tambak bandeng. Mahrim tidak termasuk petani kaya, akan tetapi beliau memiliki banyak waktu dan biaya yang ia d o n a s i ka n u nt u k m e n a n a m m a n g rove d i wilayahnya. Mahrim sosok yang sederhana, sabar dan tidak pernah mengeluh meskipun tidak ada masyarakat lain yang mendukungnya. Hambatan juga seringkali datang dari masyarakat lain yang menganggapnya kurang kerjaan. Meskipun

Akan tetapi kondisi kawasan Teluk Sekotong akhir-akhir ini semakin memperihatinkan. Mulanya, sekitar tahun 2000-an, hamparan wilayah teluk lembar ini sangat rimbun dengan tanaman mangrove serta biota pantai lainnya. Seiring berjalannya waktu yang juga didukung oleh aktivitas manusia yang semakin tinggi di wilayah ini, maka mangrove mulai berkurang secara drastis, termasuk biota laut lain. Perusakan semakin parah akibat aktivitas tambang emas oleh masyarakat yang merebak sejak tahun 2008. Zat kimia berupa CN dan mercury sudah tidak dapat dihitung lagi jumlahnya yang pada akhirnya dibuang begitu saja ke pantai.

Mahrim

Perusakan semakin parah akibat aktivitas tambang emas oleh masyarakat yang merebak sejak tahun 2008. Zat kimia berupa CN dan mercury sudah tidak dapat dihitung lagi jumlahnya yang pada akhirnya dibuang begitu saja ke pantai.

LINGKUNGAN

Page 33: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

29 BaKTINews 30BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

Pelopor Mangrove dari Teluk Lembar

Oleh AHMAD JAYADI PUTRA

lam, sejatinya adalah anugrah Tuhan Yang AMaha Esa, yang diberikan kepada Manusia untuk dijaga. Namun seringkali

manusia tidak menjadi sahabat baik bagi alam. Manusia hanya mau menerima tanpa mau memberi untuk bumi. Namun berbeda dengan Mahrim, seorang petani tambak dan garam di Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat ini sudah lima tahun mengabdikan diri untuk lingkungan, dengan menanam mangrove secara swadaya. Desa Cendi Manik terletak di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jumlah penduduk desa ini mencapai 6.269 jiwa. Mayoritas penduduk di desa ini memiliki mata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Desa ini terletak di kawasan Teluk Sekotong yang memiliki potensi biota laut yang cukup tinggi, dengan bentangan pantai sekitar 2 km.

Mahrim, Sang Pelopor Di tengah degradasi lingkungan tersebut, masih ada sosok yang mengabdi dengan tulus. Dialah Mahrim, ketua RT setempat, yang juga seorang petani garam dan tambak bandeng. Mahrim tidak termasuk petani kaya, akan tetapi beliau memiliki banyak waktu dan biaya yang ia d o n a s i ka n u nt u k m e n a n a m m a n g rove d i wilayahnya. Mahrim sosok yang sederhana, sabar dan tidak pernah mengeluh meskipun tidak ada masyarakat lain yang mendukungnya. Hambatan juga seringkali datang dari masyarakat lain yang menganggapnya kurang kerjaan. Meskipun

Akan tetapi kondisi kawasan Teluk Sekotong akhir-akhir ini semakin memperihatinkan. Mulanya, sekitar tahun 2000-an, hamparan wilayah teluk lembar ini sangat rimbun dengan tanaman mangrove serta biota pantai lainnya. Seiring berjalannya waktu yang juga didukung oleh aktivitas manusia yang semakin tinggi di wilayah ini, maka mangrove mulai berkurang secara drastis, termasuk biota laut lain. Perusakan semakin parah akibat aktivitas tambang emas oleh masyarakat yang merebak sejak tahun 2008. Zat kimia berupa CN dan mercury sudah tidak dapat dihitung lagi jumlahnya yang pada akhirnya dibuang begitu saja ke pantai.

Mahrim

Perusakan semakin parah akibat aktivitas tambang emas oleh masyarakat yang merebak sejak tahun 2008. Zat kimia berupa CN dan mercury sudah tidak dapat dihitung lagi jumlahnya yang pada akhirnya dibuang begitu saja ke pantai.

LINGKUNGAN

Page 34: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

31 BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115

d e m i k i a n , b e l i a u t e t a p ko n s i s t e n u nt u k melanjutkan upaya pada perbaikan lingkungan. Upaya ini pada akhirnya menampakan hasil. Sepanjang garis pantai wilayah Desa Cendi Manik saat ini, sudah banyak tanaman mangrove hijau yang mewarnai bibir pantai. Mahrim tidak menghitung berapa luas yang telah ia tanami. Namun apabila diukur, hasilnya sekitar 500 meter garis pantai ditumbuhi dengan ribuan pokok bakau. Buah kerja Mahrim juga mulai dirasakan masyarakat lainnya. Pada malam hari, kini masyarakat sudah dapat menangkap kepiting dan udang. Jenis seafood yang laku dan mahal dipasaran ini, sempat diakui banyak orang hilang atau setidaknya berkurang secara drastis. Namun, malalui upaya Mahrim, kini jenis ikan berbuku tersebut sudah dapat dihasilkan kembali.

Sadar Bencana Aktivitas Mahrim ini baru mendapat respon dari Pemerintah Desanya, Desa Cendi Manik. Adalah Kelompok Masyarakat Peduli Bencana (KMPB) yang dibentuk Pemerintah Desa atas kerjasama dengan Pusat Studi Pembangunan (PSP) NTB, Januari 2015. Halil Munawar, Ketua KMPB yang juga Guru Honorer di SMAN 1 Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, mulai merangkul Mahrim. KMPB memotivasi Mahrim, bahwa yang dilakukan oleh Mahrim merupakan ibadah besar untuk menyikapi perubahan pola curah hujan waktu musim tanam yang tidak stabil, banjir dan rob datang bersamaan, serta suhu bumi yang semakin panas. Maka, Halil, yang dipercaya masyarakat menjadi anggota BPD, langsung mendatangi Mahrim. Beliau memberi semangat kepada Mahrim. Mahrim pun akhirnya merasa mendapat sebuah dukungan dari KMPB. KMPB menawarkan 200 bibit mangrove kepada Mahrim. Halil pun mengajak anggota KMPB gotong royong membantuk Mahrim menanam mangrove.

Mahrim sosok yang sederhana, sabar dan tidak pernah mengeluh meskipun tidak ada masyarakat lain yang mendukungnya.

32BaKTINews

INFORMASI LEBIH LANJUTPenulis adalah Petugas Lapangan –PSP NTB, beliau dapat dihubungi melalui email di [email protected]

No. Juli - Agustus 2015 115

Berdasarkan penuturan masyarakat setempat, sebelum Mahrim menanam bakau, air pasang seringkali mengakibatkan perkampungan warga menjadi tergenang. Beberapa tahun terakhir, pasang tertinggi hanya sampai tambak yang berada di bibir pantai. Mahrim juga merasakan dampak perubahan setelah dirinya mengkonservasi pantai, dimana aliran air pasang kini menjadi lebih lamban. Bahkan setiap bulan purnaman dan bulan mati, wilayah Madak Belek yang biasa selalu terkena rob, kini dapat diminimalisir. Jika dulu rumah Mahrim terendam pondasinya sekarang sudah bisa berkurang hanya sampai halaman depan rumah. Hanya tambak yang sering gagal panen karena seringnya rob yang merendam tambah meski waktu rob berlangsung hanya sekitar 2 s/d 3 jam. Hal ini berakibat pada ikan di dalam tambak terkadang keluar karena air laut yang masuk. Untuk mendapatkan mangrove yang kuat menahan air, Mahrim selama ini lebih senang m e n a n a m m a n g rove b e r u pa b i j i . H a l i n i dikarenakan dapat mendukung pertumbuhan mangrove yang bagus serta memiliki akar yang kuat. Sehingga mangrove yang ia tanam selama ini sudah bisa memberikan kontribusi untuk

lingkungannya. Selama ini untuk mendapatkan bibit, Mahrim hanya memungut dari sekitarnya. “Pokoknya kalau saya atau istri saya ketemu biji mangrove, langsung kami bawa dan tanam di pantai atau pematang tambak,” cerita Mahrim pada Halil. Berangkat dari kepeloporan Mahrim, KMPB Desa Cendi Manik, semakin bersemangat membantu Mahrim. Mereka mengkampanyekan perubahan iklim dan penurunan resiko bencana bersama PSP-NTB, juga membangun komunikasi dengan TAGANA (Taruna Tanggap Bencana), dan PMI (Palang Merah Indonesia). Kebetulan ketiga lembaga tersebut intens bekerja pada wilayah kebencanaan. Bagi Mahrim, keterbatasan alat dan biaya tak m e m b u a t ny a s u r u t u n t u k m e l e s t a r i k a n lingkungannya. Mahrim teguh memegang kalimat 'sakti', “Lingkunganku adalah Aku”. Dengan kalimat 'sakti' itu, Mahrim mengaku akan selalu berbuat untuk lingkungannya.

Page 35: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

31 BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115

d e m i k i a n , b e l i a u t e t a p ko n s i s t e n u nt u k melanjutkan upaya pada perbaikan lingkungan. Upaya ini pada akhirnya menampakan hasil. Sepanjang garis pantai wilayah Desa Cendi Manik saat ini, sudah banyak tanaman mangrove hijau yang mewarnai bibir pantai. Mahrim tidak menghitung berapa luas yang telah ia tanami. Namun apabila diukur, hasilnya sekitar 500 meter garis pantai ditumbuhi dengan ribuan pokok bakau. Buah kerja Mahrim juga mulai dirasakan masyarakat lainnya. Pada malam hari, kini masyarakat sudah dapat menangkap kepiting dan udang. Jenis seafood yang laku dan mahal dipasaran ini, sempat diakui banyak orang hilang atau setidaknya berkurang secara drastis. Namun, malalui upaya Mahrim, kini jenis ikan berbuku tersebut sudah dapat dihasilkan kembali.

Sadar Bencana Aktivitas Mahrim ini baru mendapat respon dari Pemerintah Desanya, Desa Cendi Manik. Adalah Kelompok Masyarakat Peduli Bencana (KMPB) yang dibentuk Pemerintah Desa atas kerjasama dengan Pusat Studi Pembangunan (PSP) NTB, Januari 2015. Halil Munawar, Ketua KMPB yang juga Guru Honorer di SMAN 1 Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, mulai merangkul Mahrim. KMPB memotivasi Mahrim, bahwa yang dilakukan oleh Mahrim merupakan ibadah besar untuk menyikapi perubahan pola curah hujan waktu musim tanam yang tidak stabil, banjir dan rob datang bersamaan, serta suhu bumi yang semakin panas. Maka, Halil, yang dipercaya masyarakat menjadi anggota BPD, langsung mendatangi Mahrim. Beliau memberi semangat kepada Mahrim. Mahrim pun akhirnya merasa mendapat sebuah dukungan dari KMPB. KMPB menawarkan 200 bibit mangrove kepada Mahrim. Halil pun mengajak anggota KMPB gotong royong membantuk Mahrim menanam mangrove.

Mahrim sosok yang sederhana, sabar dan tidak pernah mengeluh meskipun tidak ada masyarakat lain yang mendukungnya.

32BaKTINews

INFORMASI LEBIH LANJUTPenulis adalah Petugas Lapangan –PSP NTB, beliau dapat dihubungi melalui email di [email protected]

No. Juli - Agustus 2015 115

Berdasarkan penuturan masyarakat setempat, sebelum Mahrim menanam bakau, air pasang seringkali mengakibatkan perkampungan warga menjadi tergenang. Beberapa tahun terakhir, pasang tertinggi hanya sampai tambak yang berada di bibir pantai. Mahrim juga merasakan dampak perubahan setelah dirinya mengkonservasi pantai, dimana aliran air pasang kini menjadi lebih lamban. Bahkan setiap bulan purnaman dan bulan mati, wilayah Madak Belek yang biasa selalu terkena rob, kini dapat diminimalisir. Jika dulu rumah Mahrim terendam pondasinya sekarang sudah bisa berkurang hanya sampai halaman depan rumah. Hanya tambak yang sering gagal panen karena seringnya rob yang merendam tambah meski waktu rob berlangsung hanya sekitar 2 s/d 3 jam. Hal ini berakibat pada ikan di dalam tambak terkadang keluar karena air laut yang masuk. Untuk mendapatkan mangrove yang kuat menahan air, Mahrim selama ini lebih senang m e n a n a m m a n g rove b e r u pa b i j i . H a l i n i dikarenakan dapat mendukung pertumbuhan mangrove yang bagus serta memiliki akar yang kuat. Sehingga mangrove yang ia tanam selama ini sudah bisa memberikan kontribusi untuk

lingkungannya. Selama ini untuk mendapatkan bibit, Mahrim hanya memungut dari sekitarnya. “Pokoknya kalau saya atau istri saya ketemu biji mangrove, langsung kami bawa dan tanam di pantai atau pematang tambak,” cerita Mahrim pada Halil. Berangkat dari kepeloporan Mahrim, KMPB Desa Cendi Manik, semakin bersemangat membantu Mahrim. Mereka mengkampanyekan perubahan iklim dan penurunan resiko bencana bersama PSP-NTB, juga membangun komunikasi dengan TAGANA (Taruna Tanggap Bencana), dan PMI (Palang Merah Indonesia). Kebetulan ketiga lembaga tersebut intens bekerja pada wilayah kebencanaan. Bagi Mahrim, keterbatasan alat dan biaya tak m e m b u a t ny a s u r u t u n t u k m e l e s t a r i k a n lingkungannya. Mahrim teguh memegang kalimat 'sakti', “Lingkunganku adalah Aku”. Dengan kalimat 'sakti' itu, Mahrim mengaku akan selalu berbuat untuk lingkungannya.

Page 36: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

33 34BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

Demikian sepenggal kisah pengalaman dr. Juliana Ratuanak, Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang dituturkannya

mengawali peluncuran Buku Rumah Tunggu untuk Kehidupan Ibu dan

Anak yang Lebih Berharga. Buku yang diterbitkan Yayasan BaKTI ini memuat rekaman p r o s e s p e n d i r i a n d a n pengelolaan Rumah Tunggu di

S e i ra d a n L a rat , M a l u k u . Memadukan ilustrasi dengan konten yang sarat informasi, buku Praktik Cerdas Rumah Tunggu berhasil menampilkan informasi yang memudahkan

pembaca untuk mereplikasi praktik cerdas ini.

Oleh MELYA FINDI ASTUTI

Tantangan pembangunan sektor kesehatan di kawasan timur Indonesia sangatlah besar, terutama berkaitan dengan kondisi geografisnya. Wilayah dengan pulau-pulau kecil serta sebaran populasi yang tidak merata, menyebabkan penyediaan layanan kesehatan yang memadai bukanlah hal yang mudah. Meskipun demikian, tidak sedikit wilayah yang mampu menghadapi tantangan ini melalui inisiatifnya. Salah satunya adalah inisiatif Rumah Tunggu di Maluku Tenggara Barat. Inisiatif ini dipilih Yayasan BaKTI sebagai salah satu Praktik Cerdas yang juga didokumentasikan menjadi sebuah buku yang bertujuan untuk mendorong upaya replikasi. Memuat rekaman pengalaman dari para pencetus ide dan pendiri Rumah Tunggu, yang sampai sekarang terus melayani dan menjalankan Rumah Tunggu, buku ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi siapa saja yang ingin mereplikasi ide Rumah Tunggu ini. Sebagai bagian dari upaya mempromosikan praktik cerdas Rumah Tunggu ini, BaKTI menyelenggarakan kegiatan peluncuran buku dan diskusi praktik cerdas Rumah Tunggu di Kota Ambon bagi para praktisi dan pemangku kebijakan. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberi pemahaman yang lebih baik mengenai praktik cerdas Rumah Tinggu serta mendorong upaya replikasinya. Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Caroline Tupamahu, menyatakan bahwa terpilihnya Rumah Tunggu sebagai praktik cerdas dikarenakan melihat banyak sekali masalah pelayanan kesehatan, khusunya bagi ibu hamil dan bersalin di daerah-daerah terpencil, terutama di pulau-pulau kecil. Yayasan BaKTI melihat banyak daerah di kawasan timur Indonesia yang mengalami tantangan serupa dengan yang terjadi pulau-pulau kecil di Maluku. Praktik Cerdas Rumah Tunggu di Maluku Tenggara Barat telah menunjukkan menurunnya angka kematian ibu hamil dan melahirkan. Oleh karena itu, sesuai dengan m a n d at nya s e b a ga i l e m b a ga p e r t u k a ra n pengetahuan, BaKTI memandang perlu upaya menyebarluaskan Praktik Cerdas Rumah Tunggu ini. dr. Juliana Ratuanak dalam presentasinya memaparkan bagaimana awal mula Rumah Tunggu ini dilakukan serta proses yang di

alaminya. Rumah Tunggu ini menjadi jawaban dari permasalahan masyarakat agar tidak ada lagi ibu hamil yang meninggal karena proses melahirkan yang minim pelayanan kesehatan. “Rumah Tunggu adalah rumah masyarakat yang disediakan masyarakat melalui sebuah musyawarah. digunakan oleh ibu hamil yang berisiko tinggi menurut tenaga kesehatan,” ujar dr. Juliana memberikan gambaran mengenai Rumah Tunggu. Sinergi upaya pembangunan dengan sektor-sektor lain yang terkait juga diperlukan untuk mendorong perluasan inisiatif ini. Sinergi lintas sektor ini dapat memperkuat pelayanan kesehatan, baik dalam hal penyediaan sarana prasarana maupun sistem transportasi dan juga informasi di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau, termasuk pulau-pualu kecil. “Konteks kita di Indonesia dan khususnya di kawasan timur Indonesia masih jauh dari ideal. Untuk sampai pada kondisi ideal inilah perlu peran d a r i s e m u a p i h a k k a r e n a m e n y a n g k u t pembangunan dari berbagai sektor, baik aspek perhubungan, transportasi, dan telekomunikasi,” ujar Dokter Bobby Syahrizal, Kepala Perwakilan Unicef untuk Maluku, mendukung pernyataan tersebut. Setelah presentasi yang disampaikan, moderator membuka kesempatan bagi peserta untuk mengajukan pertanyaan maupun sharing pengalaman bagi praktisi yang memiliki tantangan serupa. “Saya mengajak teman-teman semua untuk ikut mempromosikan Praktik Cerdas Rumah Tunggu ini. Rumah Tunggu harus diketahui oleh semua bidan di Maluku, jangan sampai provinsi lain sudah mengadopsi dan mereplikasinya, tetapi ketika ditanya kepada bidan-bidan di Maluku mereka tidak mengerti,” ajak Ibu Johana Rahail, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Acara Peluncuran Buku dan Diskusi Praktik Cerdas Rumah Tunggu ini dihadiri oleh 37 peserta yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi, Rumah Sakit Kota Ambon, tenaga perawat Puskesmas, anggota JiKTI, Forum Media, media massa, juga UNICEF sebagai pendukung dari inisiatif Rumah Tunggu ini.

Untuk mendapatkan informasi mengenai buku Rumah Tunggu dapat menghubungi kami melalui email di [email protected]

Ada seorang ibu yang selama 11 tahun belum punya anak akhirnya diperkenankan oleh Tuhan untuk mengandung.Setelah sembilan bulan mengandung, bayi yang dirindukan meninggal saat persalinan.

Peluncuran Buku dan Diskusi Praktik Cerdas

di Kota Ambon

Page 37: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

33 34BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

Demikian sepenggal kisah pengalaman dr. Juliana Ratuanak, Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang dituturkannya

mengawali peluncuran Buku Rumah Tunggu untuk Kehidupan Ibu dan

Anak yang Lebih Berharga. Buku yang diterbitkan Yayasan BaKTI ini memuat rekaman p r o s e s p e n d i r i a n d a n pengelolaan Rumah Tunggu di

S e i ra d a n L a rat , M a l u k u . Memadukan ilustrasi dengan konten yang sarat informasi, buku Praktik Cerdas Rumah Tunggu berhasil menampilkan informasi yang memudahkan

pembaca untuk mereplikasi praktik cerdas ini.

Oleh MELYA FINDI ASTUTI

Tantangan pembangunan sektor kesehatan di kawasan timur Indonesia sangatlah besar, terutama berkaitan dengan kondisi geografisnya. Wilayah dengan pulau-pulau kecil serta sebaran populasi yang tidak merata, menyebabkan penyediaan layanan kesehatan yang memadai bukanlah hal yang mudah. Meskipun demikian, tidak sedikit wilayah yang mampu menghadapi tantangan ini melalui inisiatifnya. Salah satunya adalah inisiatif Rumah Tunggu di Maluku Tenggara Barat. Inisiatif ini dipilih Yayasan BaKTI sebagai salah satu Praktik Cerdas yang juga didokumentasikan menjadi sebuah buku yang bertujuan untuk mendorong upaya replikasi. Memuat rekaman pengalaman dari para pencetus ide dan pendiri Rumah Tunggu, yang sampai sekarang terus melayani dan menjalankan Rumah Tunggu, buku ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi siapa saja yang ingin mereplikasi ide Rumah Tunggu ini. Sebagai bagian dari upaya mempromosikan praktik cerdas Rumah Tunggu ini, BaKTI menyelenggarakan kegiatan peluncuran buku dan diskusi praktik cerdas Rumah Tunggu di Kota Ambon bagi para praktisi dan pemangku kebijakan. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberi pemahaman yang lebih baik mengenai praktik cerdas Rumah Tinggu serta mendorong upaya replikasinya. Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Caroline Tupamahu, menyatakan bahwa terpilihnya Rumah Tunggu sebagai praktik cerdas dikarenakan melihat banyak sekali masalah pelayanan kesehatan, khusunya bagi ibu hamil dan bersalin di daerah-daerah terpencil, terutama di pulau-pulau kecil. Yayasan BaKTI melihat banyak daerah di kawasan timur Indonesia yang mengalami tantangan serupa dengan yang terjadi pulau-pulau kecil di Maluku. Praktik Cerdas Rumah Tunggu di Maluku Tenggara Barat telah menunjukkan menurunnya angka kematian ibu hamil dan melahirkan. Oleh karena itu, sesuai dengan m a n d at nya s e b a ga i l e m b a ga p e r t u k a ra n pengetahuan, BaKTI memandang perlu upaya menyebarluaskan Praktik Cerdas Rumah Tunggu ini. dr. Juliana Ratuanak dalam presentasinya memaparkan bagaimana awal mula Rumah Tunggu ini dilakukan serta proses yang di

alaminya. Rumah Tunggu ini menjadi jawaban dari permasalahan masyarakat agar tidak ada lagi ibu hamil yang meninggal karena proses melahirkan yang minim pelayanan kesehatan. “Rumah Tunggu adalah rumah masyarakat yang disediakan masyarakat melalui sebuah musyawarah. digunakan oleh ibu hamil yang berisiko tinggi menurut tenaga kesehatan,” ujar dr. Juliana memberikan gambaran mengenai Rumah Tunggu. Sinergi upaya pembangunan dengan sektor-sektor lain yang terkait juga diperlukan untuk mendorong perluasan inisiatif ini. Sinergi lintas sektor ini dapat memperkuat pelayanan kesehatan, baik dalam hal penyediaan sarana prasarana maupun sistem transportasi dan juga informasi di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau, termasuk pulau-pualu kecil. “Konteks kita di Indonesia dan khususnya di kawasan timur Indonesia masih jauh dari ideal. Untuk sampai pada kondisi ideal inilah perlu peran d a r i s e m u a p i h a k k a r e n a m e n y a n g k u t pembangunan dari berbagai sektor, baik aspek perhubungan, transportasi, dan telekomunikasi,” ujar Dokter Bobby Syahrizal, Kepala Perwakilan Unicef untuk Maluku, mendukung pernyataan tersebut. Setelah presentasi yang disampaikan, moderator membuka kesempatan bagi peserta untuk mengajukan pertanyaan maupun sharing pengalaman bagi praktisi yang memiliki tantangan serupa. “Saya mengajak teman-teman semua untuk ikut mempromosikan Praktik Cerdas Rumah Tunggu ini. Rumah Tunggu harus diketahui oleh semua bidan di Maluku, jangan sampai provinsi lain sudah mengadopsi dan mereplikasinya, tetapi ketika ditanya kepada bidan-bidan di Maluku mereka tidak mengerti,” ajak Ibu Johana Rahail, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Acara Peluncuran Buku dan Diskusi Praktik Cerdas Rumah Tunggu ini dihadiri oleh 37 peserta yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi, Rumah Sakit Kota Ambon, tenaga perawat Puskesmas, anggota JiKTI, Forum Media, media massa, juga UNICEF sebagai pendukung dari inisiatif Rumah Tunggu ini.

Untuk mendapatkan informasi mengenai buku Rumah Tunggu dapat menghubungi kami melalui email di [email protected]

Ada seorang ibu yang selama 11 tahun belum punya anak akhirnya diperkenankan oleh Tuhan untuk mengandung.Setelah sembilan bulan mengandung, bayi yang dirindukan meninggal saat persalinan.

Peluncuran Buku dan Diskusi Praktik Cerdas

di Kota Ambon

Page 38: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

35 36BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

enjaga alam bukan hanya bisa dilakukan oleh pemerintah, pakar Mlingkungan, LSM atau orang dewasa. Menjaga alam menjadi tanggung jawab semua orang termasuk anak-anak. Menjaga

alam bukan cuma dibicarakan namun yang paling penting adalah dengan aksi nyata. inilah yang dilakukan oleh anak-anak di Pulau Kumo, mereka menanam mangrove untuk menjaga pulau dari gerusan abrasi. Pulau Kumo adalah salah satu pulau yang berada dalam wilayah Hoana Gura di Halmahera Utara. Pulau seluas sekitar 54 hektar ini rentan terhadap dampak dari perubahan iklim seperti abrasi, banjir rob dan krisis air, demikian disampaikan Albert Ngingi dalam diskusi sore bersama tak kurang dari 30 anak di Pulau Kumo pada pertengahan Mei silam.

Diskusi ini kemudian dilanjutkan esok harinya dengan aksi lapangan anak-anak. Pagi hari saat air laut mulai surut, para anak-anak telah bersiap untuk mulai menanam mangrove. Hampir 50 orang anak sudah menunggu. Lumpur dan terik matahari tak menjadi hambatan mereka untuk beraksi bagi pulau, tanam mangrove untuk selamatkan Pulau Kumo. Ada sekitar 100 bibit mangrove yang berhasil ditanam oleh anak-anak ini. “Kami berharap ini bisa menjadi tindak nyata peran anak dalam menjaga pulau ini dan bisa menjadi contoh bagi para orang dewasa tentang bagaimana menjaga pulau ini,” ujar Wati Widadari, generasi muda Kumo yang mendampingi anak-anak. Wati juga menambahkan kalau saat ini mereka sedang mengembangkan pendidikan non formal untuk budaya di Pulau Kumo. Pelajaran t e nt a n g a l a m b e rd a s a ra k n p e n g e t a h u a n t ra d i s i o n a l a k a n d i m a s u k a n j u ga d a l a m pembelajaran sanggar budaya ini sehingga kesadaran itu sudah dimiliki sejak usia dini.

INFORMASI LEBIH LANJUTPenulis dapat dihubungi melalui email [email protected] Artikel ini juga dapat dibaca di http://juniorabe.blogspot.com/2015/05/aksi-anak-pulau-menanam-mangrove.html

LINGKUNGAN

Oleh ABE NGINGI

Aksi Anak Pulau Menanam Mangrove,

Menjaga Pulau Menjaga Bumi

Anak-anak di Pulau Kumo juga sadar adanya ancaman abrasi terhadap pulau mereka. Mereka tahu bahwa ada beberapa tempat dimana air laut naik, masuk ke kebun kelapa dan menyebabkan tanaman kelapa mati. Ada juga beberapa anak yang menjelaskan kenapa Soki (sebutan lokal untk Mangrove) harus di jaga karena ada banyak ikan di sana. “Kita biasa kalau pulang sekolah pi bacari ikan di soki pe akar-akar karena disitu paleng banyak,” ungkap Rian, siswa kelas 2 SD yang ikut berdiskusi dengan telanjang dada serta celana yang basah karena baru selesai mandi di pantai. Mangrove dan laut memiliki hubungan yang erat dengan anak-anak ini. Selain berfungsi sebagai buffer zone, mangrove juga menjadi tempat bermain anak-anak sewaktu pulang sekolah. Anak-anak di Pulau Kumo juga tahu bagaimana menjaga pulau agar bisa tetap dapat ikan. Mereka sad a r ba hwa d e n ga n m e n a n a m S o k i d a n menjaganya adalah salah satu cara yang efektif yang bisa dilakukan oleh mereka karena mudah dan murah. “Torang tara punya doi makanya torang tar bisa biking swering (talud), itu musti pemerintah. Yang torang bisa biking adalah tanam Soki saja,” ujar Titin yang diamini oleh teman-temannya. anak-anak sangat antusias dan bertanya tentang bumi dan proses-proses yang terjadi di dalamnya.

Page 39: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

35 36BaKTINews BaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

enjaga alam bukan hanya bisa dilakukan oleh pemerintah, pakar Mlingkungan, LSM atau orang dewasa. Menjaga alam menjadi tanggung jawab semua orang termasuk anak-anak. Menjaga

alam bukan cuma dibicarakan namun yang paling penting adalah dengan aksi nyata. inilah yang dilakukan oleh anak-anak di Pulau Kumo, mereka menanam mangrove untuk menjaga pulau dari gerusan abrasi. Pulau Kumo adalah salah satu pulau yang berada dalam wilayah Hoana Gura di Halmahera Utara. Pulau seluas sekitar 54 hektar ini rentan terhadap dampak dari perubahan iklim seperti abrasi, banjir rob dan krisis air, demikian disampaikan Albert Ngingi dalam diskusi sore bersama tak kurang dari 30 anak di Pulau Kumo pada pertengahan Mei silam.

Diskusi ini kemudian dilanjutkan esok harinya dengan aksi lapangan anak-anak. Pagi hari saat air laut mulai surut, para anak-anak telah bersiap untuk mulai menanam mangrove. Hampir 50 orang anak sudah menunggu. Lumpur dan terik matahari tak menjadi hambatan mereka untuk beraksi bagi pulau, tanam mangrove untuk selamatkan Pulau Kumo. Ada sekitar 100 bibit mangrove yang berhasil ditanam oleh anak-anak ini. “Kami berharap ini bisa menjadi tindak nyata peran anak dalam menjaga pulau ini dan bisa menjadi contoh bagi para orang dewasa tentang bagaimana menjaga pulau ini,” ujar Wati Widadari, generasi muda Kumo yang mendampingi anak-anak. Wati juga menambahkan kalau saat ini mereka sedang mengembangkan pendidikan non formal untuk budaya di Pulau Kumo. Pelajaran t e nt a n g a l a m b e rd a s a ra k n p e n g e t a h u a n t ra d i s i o n a l a k a n d i m a s u k a n j u ga d a l a m pembelajaran sanggar budaya ini sehingga kesadaran itu sudah dimiliki sejak usia dini.

INFORMASI LEBIH LANJUTPenulis dapat dihubungi melalui email [email protected] Artikel ini juga dapat dibaca di http://juniorabe.blogspot.com/2015/05/aksi-anak-pulau-menanam-mangrove.html

LINGKUNGAN

Oleh ABE NGINGI

Aksi Anak Pulau Menanam Mangrove,

Menjaga Pulau Menjaga Bumi

Anak-anak di Pulau Kumo juga sadar adanya ancaman abrasi terhadap pulau mereka. Mereka tahu bahwa ada beberapa tempat dimana air laut naik, masuk ke kebun kelapa dan menyebabkan tanaman kelapa mati. Ada juga beberapa anak yang menjelaskan kenapa Soki (sebutan lokal untk Mangrove) harus di jaga karena ada banyak ikan di sana. “Kita biasa kalau pulang sekolah pi bacari ikan di soki pe akar-akar karena disitu paleng banyak,” ungkap Rian, siswa kelas 2 SD yang ikut berdiskusi dengan telanjang dada serta celana yang basah karena baru selesai mandi di pantai. Mangrove dan laut memiliki hubungan yang erat dengan anak-anak ini. Selain berfungsi sebagai buffer zone, mangrove juga menjadi tempat bermain anak-anak sewaktu pulang sekolah. Anak-anak di Pulau Kumo juga tahu bagaimana menjaga pulau agar bisa tetap dapat ikan. Mereka sad a r ba hwa d e n ga n m e n a n a m S o k i d a n menjaganya adalah salah satu cara yang efektif yang bisa dilakukan oleh mereka karena mudah dan murah. “Torang tara punya doi makanya torang tar bisa biking swering (talud), itu musti pemerintah. Yang torang bisa biking adalah tanam Soki saja,” ujar Titin yang diamini oleh teman-temannya. anak-anak sangat antusias dan bertanya tentang bumi dan proses-proses yang terjadi di dalamnya.

Page 40: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

37 38BaKTINews BaKTINewsBaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

Oleh SUMARNI ARYANTO

yang digunakan untuk membuat sabun alami ini yakni minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun (bisa juga minyak jagung), air putih dan NaOH. Sedangkan alat yang digunakan adalah mixer, wadah plastik, sendok plastik, cetakan, kaos tangan dan masker. E k a d i b a n t u b e b e r a p a p e s e r t a mempraktekkan cara pembuatan sabun alami ini dengan hati-hati, bukan apa-apa karena proses pencampuran beberapa bahan berefek keluarnya asap dengan bau yang agak tajam, sehingga perlu untuk berhati-hati dengan menggunakan kaos tangan dan masker. Kegiatan kelas craft ini dilaksanakan di Perpustakaan BaKTI. Dimulai pada pukul 16.00 sore, kegiatan ini dihadiri sebanyak 20 peserta yang terdiri dari 5 peserta laki-laki dan 15 peserta perempuan. Ke 20 peserta ini datang dari berbagai oraganisasi seperti dari JICA, Skhola Tanpa Batas, Swisscontact Wisata, Koran Tempo sebagai peserta dan juga media peliput,

INFORMASI LEBIH LANJUT

Hubungi kami melalui [email protected] untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan Perpustakaan BaKTI dan Sahabat BaKTI

Komunitas Literasi, SKL, Makassar Backpacker dan Sahabat BaKTI lainnya. Peserta terlihat sangat antusias dalam kelas ini, terlihat dari pertnyaan-pertanyaan yang diajukan, ikut mengaduk dan mencetak adonan hingga terbentuk kombinasi warna, aroma dan bentuk sabun yang mereka inginkan. Bagi anda Sahabat BaKTI yang ingin membuat namun tidak sempat hadir pada kelas ini, bahan dan cara membuatnya bisa diakses di : http://camanecraft.blogspot.com/2013/01/cara-membuat-sabun-sendiri.html Membuat sabun alami tidaklah sulit, namun untuk membuatnya memerlukan ketekunan, takaran yang akurat kesabaran serta kemauan. Setelah Sahabat BaKTI mengetahui dasar-dasar pembuatan sabun alami, Sahabat BaKTI bisa membuatnya sendiri yang dapat digunakan sendiri, untuk keluarga atau teman-teman Anda atau bahkan dapat Anda jadikan lahan bisnis.

etiap hari pasti kita membutuhkan sabun untuk membersihkan badan maupun tangan. Jika bisa membuat sendiri dengan bahan-bahan alami kenapa mesti repot-repot untuk membeli yang belum tentu bahan-bahan yang digunakan sehat dan alami.

Berbeda dengan kelas craft sebelumnya yang mengolah barang-barang bekas menjadi pernak pernik cantik, kelas craft Perpustakaan BaKTI untuk bulan Mei berbagi keterampilan dalam membuat sabun alami sendiri. Bahan

S

Foto Dok. Yayasan BaKTI

Page 41: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

37 38BaKTINews BaKTINewsBaKTINews No. Juli - Agustus 2015 115 No. Juli - Agustus 2015 115

Oleh SUMARNI ARYANTO

yang digunakan untuk membuat sabun alami ini yakni minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun (bisa juga minyak jagung), air putih dan NaOH. Sedangkan alat yang digunakan adalah mixer, wadah plastik, sendok plastik, cetakan, kaos tangan dan masker. E k a d i b a n t u b e b e r a p a p e s e r t a mempraktekkan cara pembuatan sabun alami ini dengan hati-hati, bukan apa-apa karena proses pencampuran beberapa bahan berefek keluarnya asap dengan bau yang agak tajam, sehingga perlu untuk berhati-hati dengan menggunakan kaos tangan dan masker. Kegiatan kelas craft ini dilaksanakan di Perpustakaan BaKTI. Dimulai pada pukul 16.00 sore, kegiatan ini dihadiri sebanyak 20 peserta yang terdiri dari 5 peserta laki-laki dan 15 peserta perempuan. Ke 20 peserta ini datang dari berbagai oraganisasi seperti dari JICA, Skhola Tanpa Batas, Swisscontact Wisata, Koran Tempo sebagai peserta dan juga media peliput,

INFORMASI LEBIH LANJUT

Hubungi kami melalui [email protected] untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan Perpustakaan BaKTI dan Sahabat BaKTI

Komunitas Literasi, SKL, Makassar Backpacker dan Sahabat BaKTI lainnya. Peserta terlihat sangat antusias dalam kelas ini, terlihat dari pertnyaan-pertanyaan yang diajukan, ikut mengaduk dan mencetak adonan hingga terbentuk kombinasi warna, aroma dan bentuk sabun yang mereka inginkan. Bagi anda Sahabat BaKTI yang ingin membuat namun tidak sempat hadir pada kelas ini, bahan dan cara membuatnya bisa diakses di : http://camanecraft.blogspot.com/2013/01/cara-membuat-sabun-sendiri.html Membuat sabun alami tidaklah sulit, namun untuk membuatnya memerlukan ketekunan, takaran yang akurat kesabaran serta kemauan. Setelah Sahabat BaKTI mengetahui dasar-dasar pembuatan sabun alami, Sahabat BaKTI bisa membuatnya sendiri yang dapat digunakan sendiri, untuk keluarga atau teman-teman Anda atau bahkan dapat Anda jadikan lahan bisnis.

etiap hari pasti kita membutuhkan sabun untuk membersihkan badan maupun tangan. Jika bisa membuat sendiri dengan bahan-bahan alami kenapa mesti repot-repot untuk membeli yang belum tentu bahan-bahan yang digunakan sehat dan alami.

Berbeda dengan kelas craft sebelumnya yang mengolah barang-barang bekas menjadi pernak pernik cantik, kelas craft Perpustakaan BaKTI untuk bulan Mei berbagi keterampilan dalam membuat sabun alami sendiri. Bahan

S

Foto Dok. Yayasan BaKTI

Page 42: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

Kegiatan di BaKTI

emuda Muslimin Indonesia (PMI) Wilayah PSulawesi Selatan bekerjasama dengan BaKTI menggelar bedah buku Jang Oetama: Jejak dan

perjuangan H.O.S.Tjokroaminoto, bertempat di Kantor BaKTI Makassar. Hadir sebagai pembicara, Penulis Buku Jang Oetama, Dr Aji Dedi Mulawarman, Akademisi Universitas Negeri Makassar (UNM) Dr Bustari Busra, dan Penulis buku Syarikat Islam Mencari Ideologi, Nasihin. Launching dan bedah buku ini dilakukan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat khususnya Pemuda dan mahasiswa tentang sosok Tjokroaminoto,

Launching dan Bedah Buku “Jang Oetama : Jejak dan Perjuangan HOS Tjokroaminoto”

28 Mei 2015

aKTI menggelar Diskusi Inspirasi BaKTI yang Bmengangkat topik “Perencanaan Penggunaan Lahan Berkelanjutan (PPLB” inisiasi Pemerintah

Kabupaten Luwu Utara bersama dengan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP), Simpul Layanan Pemetaan Partisipatif (SLPP) Tokalekaju dan Perkumpulan Wallacea di Kecamatan Rampi, Luwu Utara. Hadir sebagai pembicara Staf Ahli Pemkab Lutra Ir.Arief Palallo, Sekretaris Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kab Luwu Utara Ir.Alauddin, dan Nasrum Muluk dari Forum Tata Ruang Kabupaten. Menurut narasumber, hasil dari program ini antara lain bermanfaat dalam penyediaan peta wilayah administrasi desa yang berisi penataan perencanaan lahan desa serta

Inspirasi BaKTI“Perencanaan Penggunaan

Lahan Berkelanjutan – Inisiasi Kecamatan Rampi

3 Juni 2015

etidaknya dalam sepuluh tahun terakhir, Sfenomena mudik mulai mendapat perhatian pemerintah dan media. Sebenarnya terdapat

banyak hal dari fenomena mudik yang dapat diangkat oleh media. Di dalamnya juga terdapat banyak isu terkait etika dan pelaporan, kepentingan pihak swasta – termasuk bagaimana sebaiknya media dan awak media memposisikan diri dan perusahaan dalam melaporkan perjalanan mudik.

Diskusi Media PJI - BaKTIFENOMENA DAN PERAN MEDIA DALAM LIPUTAN MUDIK

30 Juni 2015

batas desa yang disepakati oleh pemerintah setempat. Dari 6 desa yang ada di Kecamatan Rampi, 3 desa yang sudah memiliki berita acara kesepakatan batas administrasi desa. Selain itu, membantu Pemerintah Kabupaten dalam penyediaan data yang detail baik spasial maupun sosial ekonomi dan budaya yang akan menjadi bahan untuk revisi RTRW Kabupaten dan masukan terhadap penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Rampi, mendukung implementasi Perbub Luwu Utara No.35 Tahun 2014 Tentang Perencanaan Pembangunan Partisipatif. Diskusi ini dihadiri oleh sekitar 30 peserta dari kalangan pemerintah daerah, NGO/CSO di Makassar dan sekitarnya.

sosok pahlawan nasional yang dikenal sebagai guru bangsa yang berjuang melakukan pembebasan bangsanya dari keserakahan penjajah Belanda pada masa itu. Kegiatan ini dihadiri 45 peserta berasal dari mahasiswa, aktivis, akademisi dan wartawan.

Menghadirkan Pengamat Komunikasi dan Media, Dr. Aswar Hasan, Diskusi Media PJI – BaKTI kali ini mengangkat tema Fenomena dan Peran Media dalam Liputan Mudik. Diskusi Media PJI-BaKTI yang dirangkaikan dengan acara buka puasa bersama ini dihadiri tak kurang dari 20 jurnalis dari berbagai media di Makassar.

Update Batukarinfo.com

Otonomi dan Diskriminasi Terbitnya instruksi wali kota Banda Aceh belum lama ini, yang membatasi jam malam bagi perempuan berada di luar rumah, kembali "mengonfirmasi" soal serius dalam kehidupan publik kita.Selain esensinya yang sulit dicerna nalar dan tak urgen dari sisi kebutuhan hukum setempat, kebijakan semacam ini selalu berulang muncul di bumi Tanah Rencong, seperti halnya pula terjadi di kabupaten/kota lain di Jawa Barat, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan lain-lain tempat, tanpa respons tegas dari pemerintah pusat.

http://batukarinfo.com/komunitas/articles/otonomi-dan-diskriminasi

NTB Minta Pusat Patenkan Tenun Rangrang Tangan-tangan anggota kelompok tani Pita Aksi dari Desa PitusuBisnis.com, MATARAM—Dinas Perindustrian dan Perdagangan Nusa Tenggara Barat menginginkan kain tenun motif rangrang dibuatkan hak paten secara nasional oleh pemerintah pusat agar tidak diklaim negara lain. Kepala Bidang Pengembangan Industri Kecil Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB H. Setya Budi mengatakan kain tenun motif rangrang ini masih diklaim secara individu, tapi perajinnya sudah menyebar di beberapa daerah, tidak hanya di Lombok dan Bali. "Kalau saya pribadi sebagai masyarakat, siapa pun kalau masih kita Indonesia silakan saja, tapi lihat skala besar, jangan merebut kedaerahan," katanya, Kamis (18/6/2015). Tidak seperti batik motif Sasak Samawa Mbojo (Sasambo) khas NTB yang hanya diproduksi secara lokal, kata Budi, kain tenun motif rangrang sudah dikenal dan diproduksi banyak daerah, sehingga perlu pemerintah pusat menginisiasi hak patennya agar tidak diklaim oleh negara lain.

http://batukarinfo.com/news/ntb-minta-pusat-patenkan-tenun-rangrang

Bakar Batu, Tradisi Muslim Papua Sambut Bulan Suci Ramadan Jayapura - Komunitas muslim Papua asal Wamena punya tradisi khusus menyambut ramadan. Mereka selalu melakukan tradisi bakar batu sesuai dengan budaya masyarakat penunungan tengah Papua. Seperti menjelang ramadan 1436 H kali ini, Rabu (17/6/2015) acara bakar batu dilangsungkan di Kampung Meteo, Angkasa, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura Papua, di kompleks Mushola Firdaus Asso. Umat muslim Papua yang berada di ompleks tersebut berjumlah 65 orang atau 24 KK yang semuanya berasal dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Saat melakukan bakar batu, empat orang laki-laki dewasa menyusun batu di atas tatanan kayu kemudian ditutupi dengan dedaunan kemudian dibakar. Di samping tumpukan batu telah dibuat sebuah kubangan dalam tanah, di mana batu yang sudah dibakar kemudian disusun didalam lubang itu kemudian menyusun berbagai jenis makanan yang akan dibakar, seperti sayur, ubi jalar, jagung, pisang dan ayam.

http://batukarinfo.com/news/bakar-batu-tradisi-muslim-papua-sambut-bulan-suci-ramadan

AgFor Sulawesi - Gorontalo Susun Rencana Kerja Setelah resmi memulai kegiatan bulan Juni lalu, tim AgFor Gorontalo bergerak cepat mengimplementasi berbagai kegiatan guna menyusun rencana kerja. Ketiga komponen proyek, yaitu matapencaharian (livelihood), lingkungan (environment), dan tata kelola (governance) bekerja mengidentifikasi dan menetapkan desa wilayah kerja proyek, memperkuat kerja sama dengan pemerintah lokal, melakukan sosialisasi, serta menggali data melalui sejumlah survei.

http://batukarinfo.com/news/gorontalo-susun-rencana-kerja

Artikel

Public Stockpiling and Food Security

Publikasi The S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS)Mely Caballero-Anthony, Paul Teng, Maxim Shrestha, Tamara Nair, Jonatan A. Lassa

The World Food Summit held in Rome in 1996, adopted the concept of food security defined along three dimensions (i) physical availability of food, (ii) economic and physical access to food, and (iii)utilization (a nutritional concern) of food. Often referred to as the fourth dimension, stability is considered implicit and necessary for achieving the first three. Ensuring stability in terms of availability, access and utilization of food has long been a central concern for national governments, and more recently global multilateral institutions concerned with food and agriculture.http://batukarinfo.com/referensi/public-stockpiling-and-food-security

Referensi

Batukarinfo.com adalah sebuah portal online yang menyediakan informasi dan pengetahuan tentang beragam program pembangunan di KTI. Media ini dapat dimanfaatkan untuk berinteraksi dan berbagi pengetahuan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia

Untuk registrasi menjadi member Batukarinfo dan informasi lebih lanjut, anda dapat mengunjungi: www.batukarinfo.com

Impact of Climate Change on Food Production: Options for Importing Countries

Authors: Paul Teng, Mely Caballero-Anthony, Goh Tian, Jonatan Anderias LassaNTS / RSIS / Non-Traditional Security / Policy Briefs / Southeast Asia and ASEAN The imperative of climate change adaptation for a resilient food system requires institutional, technological and economic transformation not only in food exporting but also food importing countries. Furthermore, mitigation of greenhouse gas emissions in the agriculture and food sectors require costs that can lead to higher food prices from exporting countries, which may affect food consumers in all countries. Inaction and delays in mitigating and adapting to climate change can be catastrophic for food and agriculture.http://batukarinfo.com/referensi/impact-climate-change-food-production-options-importing-countries

Page 43: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

Kegiatan di BaKTI

emuda Muslimin Indonesia (PMI) Wilayah PSulawesi Selatan bekerjasama dengan BaKTI menggelar bedah buku Jang Oetama: Jejak dan

perjuangan H.O.S.Tjokroaminoto, bertempat di Kantor BaKTI Makassar. Hadir sebagai pembicara, Penulis Buku Jang Oetama, Dr Aji Dedi Mulawarman, Akademisi Universitas Negeri Makassar (UNM) Dr Bustari Busra, dan Penulis buku Syarikat Islam Mencari Ideologi, Nasihin. Launching dan bedah buku ini dilakukan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat khususnya Pemuda dan mahasiswa tentang sosok Tjokroaminoto,

Launching dan Bedah Buku “Jang Oetama : Jejak dan Perjuangan HOS Tjokroaminoto”

28 Mei 2015

aKTI menggelar Diskusi Inspirasi BaKTI yang Bmengangkat topik “Perencanaan Penggunaan Lahan Berkelanjutan (PPLB” inisiasi Pemerintah

Kabupaten Luwu Utara bersama dengan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP), Simpul Layanan Pemetaan Partisipatif (SLPP) Tokalekaju dan Perkumpulan Wallacea di Kecamatan Rampi, Luwu Utara. Hadir sebagai pembicara Staf Ahli Pemkab Lutra Ir.Arief Palallo, Sekretaris Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kab Luwu Utara Ir.Alauddin, dan Nasrum Muluk dari Forum Tata Ruang Kabupaten. Menurut narasumber, hasil dari program ini antara lain bermanfaat dalam penyediaan peta wilayah administrasi desa yang berisi penataan perencanaan lahan desa serta

Inspirasi BaKTI“Perencanaan Penggunaan

Lahan Berkelanjutan – Inisiasi Kecamatan Rampi

3 Juni 2015

etidaknya dalam sepuluh tahun terakhir, Sfenomena mudik mulai mendapat perhatian pemerintah dan media. Sebenarnya terdapat

banyak hal dari fenomena mudik yang dapat diangkat oleh media. Di dalamnya juga terdapat banyak isu terkait etika dan pelaporan, kepentingan pihak swasta – termasuk bagaimana sebaiknya media dan awak media memposisikan diri dan perusahaan dalam melaporkan perjalanan mudik.

Diskusi Media PJI - BaKTIFENOMENA DAN PERAN MEDIA DALAM LIPUTAN MUDIK

30 Juni 2015

batas desa yang disepakati oleh pemerintah setempat. Dari 6 desa yang ada di Kecamatan Rampi, 3 desa yang sudah memiliki berita acara kesepakatan batas administrasi desa. Selain itu, membantu Pemerintah Kabupaten dalam penyediaan data yang detail baik spasial maupun sosial ekonomi dan budaya yang akan menjadi bahan untuk revisi RTRW Kabupaten dan masukan terhadap penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Rampi, mendukung implementasi Perbub Luwu Utara No.35 Tahun 2014 Tentang Perencanaan Pembangunan Partisipatif. Diskusi ini dihadiri oleh sekitar 30 peserta dari kalangan pemerintah daerah, NGO/CSO di Makassar dan sekitarnya.

sosok pahlawan nasional yang dikenal sebagai guru bangsa yang berjuang melakukan pembebasan bangsanya dari keserakahan penjajah Belanda pada masa itu. Kegiatan ini dihadiri 45 peserta berasal dari mahasiswa, aktivis, akademisi dan wartawan.

Menghadirkan Pengamat Komunikasi dan Media, Dr. Aswar Hasan, Diskusi Media PJI – BaKTI kali ini mengangkat tema Fenomena dan Peran Media dalam Liputan Mudik. Diskusi Media PJI-BaKTI yang dirangkaikan dengan acara buka puasa bersama ini dihadiri tak kurang dari 20 jurnalis dari berbagai media di Makassar.

Update Batukarinfo.com

Otonomi dan Diskriminasi Terbitnya instruksi wali kota Banda Aceh belum lama ini, yang membatasi jam malam bagi perempuan berada di luar rumah, kembali "mengonfirmasi" soal serius dalam kehidupan publik kita.Selain esensinya yang sulit dicerna nalar dan tak urgen dari sisi kebutuhan hukum setempat, kebijakan semacam ini selalu berulang muncul di bumi Tanah Rencong, seperti halnya pula terjadi di kabupaten/kota lain di Jawa Barat, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan lain-lain tempat, tanpa respons tegas dari pemerintah pusat.

http://batukarinfo.com/komunitas/articles/otonomi-dan-diskriminasi

NTB Minta Pusat Patenkan Tenun Rangrang Tangan-tangan anggota kelompok tani Pita Aksi dari Desa PitusuBisnis.com, MATARAM—Dinas Perindustrian dan Perdagangan Nusa Tenggara Barat menginginkan kain tenun motif rangrang dibuatkan hak paten secara nasional oleh pemerintah pusat agar tidak diklaim negara lain. Kepala Bidang Pengembangan Industri Kecil Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB H. Setya Budi mengatakan kain tenun motif rangrang ini masih diklaim secara individu, tapi perajinnya sudah menyebar di beberapa daerah, tidak hanya di Lombok dan Bali. "Kalau saya pribadi sebagai masyarakat, siapa pun kalau masih kita Indonesia silakan saja, tapi lihat skala besar, jangan merebut kedaerahan," katanya, Kamis (18/6/2015). Tidak seperti batik motif Sasak Samawa Mbojo (Sasambo) khas NTB yang hanya diproduksi secara lokal, kata Budi, kain tenun motif rangrang sudah dikenal dan diproduksi banyak daerah, sehingga perlu pemerintah pusat menginisiasi hak patennya agar tidak diklaim oleh negara lain.

http://batukarinfo.com/news/ntb-minta-pusat-patenkan-tenun-rangrang

Bakar Batu, Tradisi Muslim Papua Sambut Bulan Suci Ramadan Jayapura - Komunitas muslim Papua asal Wamena punya tradisi khusus menyambut ramadan. Mereka selalu melakukan tradisi bakar batu sesuai dengan budaya masyarakat penunungan tengah Papua. Seperti menjelang ramadan 1436 H kali ini, Rabu (17/6/2015) acara bakar batu dilangsungkan di Kampung Meteo, Angkasa, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura Papua, di kompleks Mushola Firdaus Asso. Umat muslim Papua yang berada di ompleks tersebut berjumlah 65 orang atau 24 KK yang semuanya berasal dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Saat melakukan bakar batu, empat orang laki-laki dewasa menyusun batu di atas tatanan kayu kemudian ditutupi dengan dedaunan kemudian dibakar. Di samping tumpukan batu telah dibuat sebuah kubangan dalam tanah, di mana batu yang sudah dibakar kemudian disusun didalam lubang itu kemudian menyusun berbagai jenis makanan yang akan dibakar, seperti sayur, ubi jalar, jagung, pisang dan ayam.

http://batukarinfo.com/news/bakar-batu-tradisi-muslim-papua-sambut-bulan-suci-ramadan

AgFor Sulawesi - Gorontalo Susun Rencana Kerja Setelah resmi memulai kegiatan bulan Juni lalu, tim AgFor Gorontalo bergerak cepat mengimplementasi berbagai kegiatan guna menyusun rencana kerja. Ketiga komponen proyek, yaitu matapencaharian (livelihood), lingkungan (environment), dan tata kelola (governance) bekerja mengidentifikasi dan menetapkan desa wilayah kerja proyek, memperkuat kerja sama dengan pemerintah lokal, melakukan sosialisasi, serta menggali data melalui sejumlah survei.

http://batukarinfo.com/news/gorontalo-susun-rencana-kerja

Artikel

Public Stockpiling and Food Security

Publikasi The S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS)Mely Caballero-Anthony, Paul Teng, Maxim Shrestha, Tamara Nair, Jonatan A. Lassa

The World Food Summit held in Rome in 1996, adopted the concept of food security defined along three dimensions (i) physical availability of food, (ii) economic and physical access to food, and (iii)utilization (a nutritional concern) of food. Often referred to as the fourth dimension, stability is considered implicit and necessary for achieving the first three. Ensuring stability in terms of availability, access and utilization of food has long been a central concern for national governments, and more recently global multilateral institutions concerned with food and agriculture.http://batukarinfo.com/referensi/public-stockpiling-and-food-security

Referensi

Batukarinfo.com adalah sebuah portal online yang menyediakan informasi dan pengetahuan tentang beragam program pembangunan di KTI. Media ini dapat dimanfaatkan untuk berinteraksi dan berbagi pengetahuan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia

Untuk registrasi menjadi member Batukarinfo dan informasi lebih lanjut, anda dapat mengunjungi: www.batukarinfo.com

Impact of Climate Change on Food Production: Options for Importing Countries

Authors: Paul Teng, Mely Caballero-Anthony, Goh Tian, Jonatan Anderias LassaNTS / RSIS / Non-Traditional Security / Policy Briefs / Southeast Asia and ASEAN The imperative of climate change adaptation for a resilient food system requires institutional, technological and economic transformation not only in food exporting but also food importing countries. Furthermore, mitigation of greenhouse gas emissions in the agriculture and food sectors require costs that can lead to higher food prices from exporting countries, which may affect food consumers in all countries. Inaction and delays in mitigating and adapting to climate change can be catastrophic for food and agriculture.http://batukarinfo.com/referensi/impact-climate-change-food-production-options-importing-countries

Page 44: No. 115 Juli - Agustus 2015 - konsepsi.orgkonsepsi.org/wp-content/uploads/2018/06/BaKTINEWS-EDISI-115_-Juni-Juli... · Perbaikan Sumber Air Bersih, ... (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara,

InfoBuku

Buku ini menyajikan data kuantitatif hasil sensus keluarga yang dilakukan oleh Sekretariat Nasional Perempuan Kepala Keluarga (Seknas PEKKA) bersama komunitas PEKKA di 111 desa wilayah kerja PEKKA yang lokasinya tersebar di 17 provinsi, 19 kabupaten, dan 35 kecamatan. Hasil sensus ini memperlihatkan bahwa sistem pendataan berbasis keluarga lebih sensitif gender dan lebih mampu mengungkap keberadaan perempuan yang menjadi kepala keluarga.

Buku ini menggambarkan kisah pengalaman dan situasi di 5 kecamatan di Lombok Timur, NTB yang di dalamnya terdapat desa target STBM (sanitasi total berbasis masyarakat) 5 pilar. Buku ini berisi pengalaman inspiratif masing-masing aktor sejak program STBM bermula melalui persiapan, survei desa, internalisasi STBM hingga monitoring.

Buku ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan TADF (Tim Asistensi Kementrian Keuangan Bidang Desentralisasi Fiskal) yang lebih fokus pada upaya mengidentifikasi diskresi pemerintah daerah dan menganalisis efisiensi pengelolaan DAK. Rekomendasi hasil penelitian ini antara lain perlunya penekanan bahwa DAK diprioritaskan untuk pencapaian SPM.

Sebuah novel yang menggambarkan peristiwa meletusnya gunung berapi di jantung Pulau Sumbawa. Hadir dari elaborasi sejarah dan kerja etnografi intens menjadi perpaduan antara narasi historik dan imaji kekinian dengan perspektif post-colonial studies.

Menguak Keberadaan dan Kehidupan Perempuan Kepala KeluargaPENERBIT Australian Aid, Pekka dan SMERU

Mewakafkan Hati untuk Perubahan

PEN ISBNULIS Ashar Karateng dan Kamaruddin Azis 978-6027-18440-4

Pengelolaan DAK: Kondisi dan Strategi Ke Depan PENULIS Dr. Riatu Mariatul Qibthiyyah, Dr. Machfud Sidik dan Drs. Masrizal, M.Soc. Sc

Tambora 1815 PENULIS Paox Iben Mudhaffar 978-979-18863-1-4ISBN

Terimakasih kami ucapkan atas sumbangan buku dari AIPD, SMERU, Yayasan COMMIT dan Bapak Paox Iben Mudhaffar. Buku tersebut dapat dibaca di Perpustakaan BaKTI

PENERBIT Kementrian Keuangan Republik Indonesia dan AIPD