baktinews edisi 119wb.pdf

44
www.bakti.or.id No. 119 November - Desember 2015 FESTIVAL FORUM KAWASAN TIMUR INDONESIA VII LIPUTAN KHUSUS

Upload: truongxuyen

Post on 17-Dec-2016

239 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • www.bakti.or.id No. 119 November - Desember 2015

    FESTIVAL FORUM KAWASAN TIMUR INDONESIA VIILIPUTAN KHUSUS

  • Jl. H.A. Mappanyukki No. 32 Makassar 90125, Sulawesi Selatan - Indonesia +62 411 832228, 833383 +62 411 852146 Telp. Fax Email atau SMS BaKTINews [email protected] [email protected] 2010813 4063 4999, 0815 4323 1888, 0878 4000 0

    Facebook Twitter www.facebook.com/yayasanbakti @InfoBaKTI

    Redaksi

    www.bakti.or.id

    Editor CAROLINE TUPAMAHU VICTORIA NGANTUNGSYAIFULLAH DG. GASSING

    Suara Forum KTI ZUSANNA GOSAL ITA MASITA IBNU

    ICHSAN DJUNAEDEvents at BaKTI SHERLY HEUMASSEWebsite

    Smart Practices & Info Book SUMARNI ARIANTO

    ADITYA RAKHMAT

    BaKTINews adalah media pertukaran pengetahuan tentang pembangunan di Kawasan Timur lndonesia. Tujuan BaKTINews adalah mempromosikan praktik cerdas pembangunan dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia agar dapat diketahui oleh khalayak luas dan menginspirasi pelaku pembangunan di berbagai daerah dalam upaya menjawab berbagai tantangan pembangunan. BaKTINews terbit setiap bulan dalam dua bahasa, Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos kepada pembaca dengan target utama adalah para pelaku pembangunan yang berdomisili di daerah kepulauan dan daerah terpencil. Tidak dikenakan biaya apapun untuk berlangganan BaKTINews agar lebih banyak masyarakat yang dapat mengakses informasi pembangunan melalui majalah ini. Selain dalam bentuk cetak, BaKTINews juga dapat diakses di website BaKTI: www.bakti.or.id dan dikirimkan melalui email

    BERKONTRIBUSI UNTUK BaKTINews

    BaKTINews menerima artikel tentang kemajuan pembangunan, pembelajaran dari suatu kegiatan, praktik cerdas pembangunan, hasil-hasil penelitian yang dapat diaplikasikan, dan teknologi tepat guna dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua). P a n j a n g a r t i k e l a d a l a h 1 . 0 0 0 - 1 . 1 0 0 kata,menggunakan Bahasa Indonesia maupun lnggris, ditulis dengan gaya populer. Foto-foto penunjang artikel sangat dibutuhkan. Tim editor BaKTINews akan melakukan edit terhadap setiap artikel yang akan dimuat untuk kesesuaian tempat dan gaya bahasa. Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.

    BaKTINews accepts articles about development programs, lessons learnt from an activity, development smart practices, research results that can be applied,

    and applied technology from different stakeholders and regions in eastern Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, and Papua). Articles should be 1,000-1, 100 words, in either Indonesian or English, and written in a popular style. Articles should also be sent with photos that illustrate the article. The editors of BaKTINews will edit every article for reasons of space and style. BaKTINews does not provide payment to writers for articles.

    MENJADI PELANGGAN BaKTINews Subscribing to BaKTINews

    Untuk berlangganan BaKTINews, silahkan mengirimkan data diri anda (organisasi, posisi, nomor HP, alamat email) lengkap dengan alamat lengkap yang disertai dengan kode pos melalui email [email protected]. Bagi yang berdomisili di Makassar, Anda dapat mengambil BaKTINews di Display Corner Gedung BaKTI pada setiap hari kerja.

    kepada pelanggan yang dapat mengakses internet. BaKTINews dikelola oleh Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI). Seluruh artikel BaKTINews adalah kontribusi sukarela para pelaku pembangunan dari berbagai kalangan dan daerah yang ingin berbagi pengetahuan dengan khalayak luas.

    BaKTINews is a knowledge exchange media platform for development issues in eastern Indonesia. BaKTINews aims to promote development smart practices from different regions in eastern Indonesia so that the practices become known to a wider audience and inspire development stakeholders in other regions in their efforts to answer development challenges. BaKTINews is published monthly in two languages, Indonesian and English, to facilitate readers who don't understand indonesian to gain a better understanding of development in eastern Indonesia. BaKTINews is sent by post to readers and rhe main target is development stakeholders living in isolated regions and island regions. BaKTINews is provided free of

    Database Kontak A. RINI INDAYANI

    Design & layoutEditor Foto

    Daftar IsiNovember - Desember 2015 No. 119

    16

    21

    15

    28Inspirator Forum KTI VIIPraktik Cerdas 2015

    Oleh Nick Baker40 Kegiatan BaKTI41 Info Buku

    Memutus Lingkaran Kekerasan

    Aksi Peka Sinergi dari Tanah Lombok 35Update BatukarInfo39

    Idar, Bekerja Keras Untuk Masuk Parlemen

    Sosok

    Oleh M. Ghufran H. Kordi K. & A. Aguswati

    EDISI KHUSUS FORUM KTI VII

    10 Side Event11 Galeri Pengetahuan12 Pesta Rakyat

    Peka Sinergi Action from The Island of Lombok

    Proyek Pengetahuan Hijau - MCA Indonesia

    32 Alumni Australia Awards Menanggapi Permasalahan Ketahanan Pangan di Nusa Tenggara Timur

    Update Program UNICEF - BaKTI

    25 Mendorong Implementasi Peraturan DaerahOleh M. Ghufran H. Kordi K.

  • Jl. H.A. Mappanyukki No. 32 Makassar 90125, Sulawesi Selatan - Indonesia +62 411 832228, 833383 +62 411 852146 Telp. Fax Email atau SMS BaKTINews [email protected] [email protected] 2010813 4063 4999, 0815 4323 1888, 0878 4000 0

    Facebook Twitter www.facebook.com/yayasanbakti @InfoBaKTI

    Redaksi

    www.bakti.or.id

    Editor CAROLINE TUPAMAHU VICTORIA NGANTUNGSYAIFULLAH DG. GASSING

    Suara Forum KTI ZUSANNA GOSAL ITA MASITA IBNU

    ICHSAN DJUNAEDEvents at BaKTI SHERLY HEUMASSEWebsite

    Smart Practices & Info Book SUMARNI ARIANTO

    ADITYA RAKHMAT

    BaKTINews adalah media pertukaran pengetahuan tentang pembangunan di Kawasan Timur lndonesia. Tujuan BaKTINews adalah mempromosikan praktik cerdas pembangunan dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia agar dapat diketahui oleh khalayak luas dan menginspirasi pelaku pembangunan di berbagai daerah dalam upaya menjawab berbagai tantangan pembangunan. BaKTINews terbit setiap bulan dalam dua bahasa, Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos kepada pembaca dengan target utama adalah para pelaku pembangunan yang berdomisili di daerah kepulauan dan daerah terpencil. Tidak dikenakan biaya apapun untuk berlangganan BaKTINews agar lebih banyak masyarakat yang dapat mengakses informasi pembangunan melalui majalah ini. Selain dalam bentuk cetak, BaKTINews juga dapat diakses di website BaKTI: www.bakti.or.id dan dikirimkan melalui email

    BERKONTRIBUSI UNTUK BaKTINews

    BaKTINews menerima artikel tentang kemajuan pembangunan, pembelajaran dari suatu kegiatan, praktik cerdas pembangunan, hasil-hasil penelitian yang dapat diaplikasikan, dan teknologi tepat guna dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua). P a n j a n g a r t i k e l a d a l a h 1 . 0 0 0 - 1 . 1 0 0 kata,menggunakan Bahasa Indonesia maupun lnggris, ditulis dengan gaya populer. Foto-foto penunjang artikel sangat dibutuhkan. Tim editor BaKTINews akan melakukan edit terhadap setiap artikel yang akan dimuat untuk kesesuaian tempat dan gaya bahasa. Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.

    BaKTINews accepts articles about development programs, lessons learnt from an activity, development smart practices, research results that can be applied,

    and applied technology from different stakeholders and regions in eastern Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, and Papua). Articles should be 1,000-1, 100 words, in either Indonesian or English, and written in a popular style. Articles should also be sent with photos that illustrate the article. The editors of BaKTINews will edit every article for reasons of space and style. BaKTINews does not provide payment to writers for articles.

    MENJADI PELANGGAN BaKTINews Subscribing to BaKTINews

    Untuk berlangganan BaKTINews, silahkan mengirimkan data diri anda (organisasi, posisi, nomor HP, alamat email) lengkap dengan alamat lengkap yang disertai dengan kode pos melalui email [email protected]. Bagi yang berdomisili di Makassar, Anda dapat mengambil BaKTINews di Display Corner Gedung BaKTI pada setiap hari kerja.

    kepada pelanggan yang dapat mengakses internet. BaKTINews dikelola oleh Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI). Seluruh artikel BaKTINews adalah kontribusi sukarela para pelaku pembangunan dari berbagai kalangan dan daerah yang ingin berbagi pengetahuan dengan khalayak luas.

    BaKTINews is a knowledge exchange media platform for development issues in eastern Indonesia. BaKTINews aims to promote development smart practices from different regions in eastern Indonesia so that the practices become known to a wider audience and inspire development stakeholders in other regions in their efforts to answer development challenges. BaKTINews is published monthly in two languages, Indonesian and English, to facilitate readers who don't understand indonesian to gain a better understanding of development in eastern Indonesia. BaKTINews is sent by post to readers and rhe main target is development stakeholders living in isolated regions and island regions. BaKTINews is provided free of

    Database Kontak A. RINI INDAYANI

    Design & layoutEditor Foto

    Daftar IsiNovember - Desember 2015 No. 119

    16

    21

    15

    28Inspirator Forum KTI VIIPraktik Cerdas 2015

    Oleh Nick Baker40 Kegiatan BaKTI41 Info Buku

    Memutus Lingkaran Kekerasan

    Aksi Peka Sinergi dari Tanah Lombok 35Update BatukarInfo39

    Idar, Bekerja Keras Untuk Masuk Parlemen

    Sosok

    Oleh M. Ghufran H. Kordi K. & A. Aguswati

    EDISI KHUSUS FORUM KTI VII

    10 Side Event11 Galeri Pengetahuan12 Pesta Rakyat

    Peka Sinergi Action from The Island of Lombok

    Proyek Pengetahuan Hijau - MCA Indonesia

    32 Alumni Australia Awards Menanggapi Permasalahan Ketahanan Pangan di Nusa Tenggara Timur

    Update Program UNICEF - BaKTI

    25 Mendorong Implementasi Peraturan DaerahOleh M. Ghufran H. Kordi K.

  • estival Forum Kawasan Timur Indonesia kembali digelar. Tahun ini perhelatan yang menampilkan praktik-praktik cerdas dan figur inspiratif dari kawasan timur Indonesia berlangsung di kota

    Makassar. Sebanyak enam praktik cerdas dan tak kurang dari 40 figur inspiratif ditampilkan dalam Festival yang diadakan sejak pagi hingga malam hari pada 17 dan 18 November 2015. Terdapat empat program utama yang menjadi rangkaian acara Festival Forum Kawasan Timur Indonesia yaitu; Panggung Inspirasi, Galeri Informasi, Pesta Rakyat dan Side Events. Selain menampilkan enam praktik cerdas dan delapan inspirator dari kawasan timur Indonesia, salah satu mata acara penting yang menjadi bagian dari Panggung Inspirasi adalah Curah Ide. Dalam acara ini peserta berbagi mengenai mimpi atau cita-cita mereka bagi Indonesia. Peserta juga berbagi hal yang telah dipelajari dari semua praktik cerdas dan inspirator serta komitmen tindak lanjut yang akan dilakukan selepas menghadiri Festival Forum Kawasan Timur Indonesia. Antusiasme terhadap Festival Forum Kawasan Timur Indonesia semakin hari semakin besar. Saat

    Fpertama kali diadakan, delapan tahun silam forum ini hanya dihadiri oleh 29 orang. Pada pelaksanaan tahun ini, Festival Forum Kawasan Timur Indonesia dihadiri oleh tak kurang dari 600 orang. Peserta yang menghadiri Festival Forum KTI ini adalah per wakilan pemerintah Nasional , pemerintah daerah, anggota legislatif, akademisi, peneliti, Lembaga Swadaya Masyarakat, tokoh masyarakat, pemuda, media, mitra pembangunan Internasional, dan dari pihak swasta. Penyelenggaraan Festival Forum Kawasan Timur Indonesia yang ke-7 tahun ini didukung oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kota Makassar, Knowledge Sector Initiative, UNFPA, KOMPAK, Oxfam Indonesia, Program MAMPU Indonesia, Program Prisma, AGFOR Sulawesi, The Body Shop Indonesia, Telkomsel, Lintas Arta, Kalla Rent, Dewi Wisata Tour & Travel, Percetakan Bintang, Visual Art, dan Aston Makassar Hotel & Convention Center. Tahun ini, Yayasan BaKTI berkontribusi 60 persen dari total pendanaan untuk pelaksanaan Festival Forum Kawasan Timur Indonesia. Kontribusi ini menunjukkan komitmen yang kuat u nt u k t e t a p m e n g h a d i r k a n fo r u m t u k a r pengetahuan, tukar solusi, dan inspirasi bagi Indonesia.

    2BaKTINews1

    FESTIVALFORUM KAWASANTIMUR

    INDONESIA VII

    No. November - Desember 2015 119

    LIPUTAN KHUSUS

    No. November - Desember 2015 119BaKTINews

    Text Victoria Ngantung Jenny B. Karay, Foto

    Junaedi Ang, Junaedi Uko

    Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Caroline Tupamahu Ketua Pokja Forum KTI, Prof. Dr. Ir. Hj. Winarni Monoarfa, MS

    Anggota Dewan Penasihat Yayasan BaKTI dan Anggota Pokja Forum KTI bersama meresmikan Festival Forum KTI VII

  • estival Forum Kawasan Timur Indonesia kembali digelar. Tahun ini perhelatan yang menampilkan praktik-praktik cerdas dan figur inspiratif dari kawasan timur Indonesia berlangsung di kota

    Makassar. Sebanyak enam praktik cerdas dan tak kurang dari 40 figur inspiratif ditampilkan dalam Festival yang diadakan sejak pagi hingga malam hari pada 17 dan 18 November 2015. Terdapat empat program utama yang menjadi rangkaian acara Festival Forum Kawasan Timur Indonesia yaitu; Panggung Inspirasi, Galeri Informasi, Pesta Rakyat dan Side Events. Selain menampilkan enam praktik cerdas dan delapan inspirator dari kawasan timur Indonesia, salah satu mata acara penting yang menjadi bagian dari Panggung Inspirasi adalah Curah Ide. Dalam acara ini peserta berbagi mengenai mimpi atau cita-cita mereka bagi Indonesia. Peserta juga berbagi hal yang telah dipelajari dari semua praktik cerdas dan inspirator serta komitmen tindak lanjut yang akan dilakukan selepas menghadiri Festival Forum Kawasan Timur Indonesia. Antusiasme terhadap Festival Forum Kawasan Timur Indonesia semakin hari semakin besar. Saat

    Fpertama kali diadakan, delapan tahun silam forum ini hanya dihadiri oleh 29 orang. Pada pelaksanaan tahun ini, Festival Forum Kawasan Timur Indonesia dihadiri oleh tak kurang dari 600 orang. Peserta yang menghadiri Festival Forum KTI ini adalah per wakilan pemerintah Nasional , pemerintah daerah, anggota legislatif, akademisi, peneliti, Lembaga Swadaya Masyarakat, tokoh masyarakat, pemuda, media, mitra pembangunan Internasional, dan dari pihak swasta. Penyelenggaraan Festival Forum Kawasan Timur Indonesia yang ke-7 tahun ini didukung oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kota Makassar, Knowledge Sector Initiative, UNFPA, KOMPAK, Oxfam Indonesia, Program MAMPU Indonesia, Program Prisma, AGFOR Sulawesi, The Body Shop Indonesia, Telkomsel, Lintas Arta, Kalla Rent, Dewi Wisata Tour & Travel, Percetakan Bintang, Visual Art, dan Aston Makassar Hotel & Convention Center. Tahun ini, Yayasan BaKTI berkontribusi 60 persen dari total pendanaan untuk pelaksanaan Festival Forum Kawasan Timur Indonesia. Kontribusi ini menunjukkan komitmen yang kuat u nt u k t e t a p m e n g h a d i r k a n fo r u m t u k a r pengetahuan, tukar solusi, dan inspirasi bagi Indonesia.

    2BaKTINews1

    FESTIVALFORUM KAWASANTIMUR

    INDONESIA VII

    No. November - Desember 2015 119

    LIPUTAN KHUSUS

    No. November - Desember 2015 119BaKTINews

    Text Victoria Ngantung Jenny B. Karay, Foto

    Junaedi Ang, Junaedi Uko

    Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Caroline Tupamahu Ketua Pokja Forum KTI, Prof. Dr. Ir. Hj. Winarni Monoarfa, MS

    Anggota Dewan Penasihat Yayasan BaKTI dan Anggota Pokja Forum KTI bersama meresmikan Festival Forum KTI VII

  • 43 BaKTINews BaKTINews No. November - Desember 2015 119 No. November - Desember 2015 119

    R i n ja n i ke ra p d i pa n d a n g s e baga i i b u ya n g menyediakan air dan berbagai hasil bumi bagi masyarakat pulau Lombok. Namun sebagai sebuah gunung api, Rinjani hadir dengan wajah lain yang mengerikan bernama bencana. Sejak masa nenek moyang, warga Lombok telah terbiasa mengalami berbagai bencana alam mulai dari gempa bumi, gunung meletus, angin puting beliung dan belakangan ini: banjir dan tanah longsor. Beberapa kali mengalami bencana banjir bandang, warga Sembalun dan Belanting menyadari bahwa mereka tidak hanya bisa pasrah dan berpaling dari bencana. Mereka akhirnya memilih mengenal lebih dekat penyebab bencana, mempelajari tindakan yang perlu dilakukan dalam tahap darurat bencana, dan mempersiapkan diri dengan mata pencaharian alternatif sekiranya bencana kembali menimpa desa mereka.

    Dahulu banyak warga Tomia yang menggunakan bom ikan dan racun demi tangkapan yang lebih banyak. Namun seiring berjalannya waktu, hasil tangkapan yang diperoleh semakin sedikit. Terumbu karang di sekitar pulau mereka rusak dan tidak sedikit sesama nelayan yang menjadi korban bom ikan.

    Tak tahan dengan hasil tangkapan yang semakin sedikit, lingkungan laut yang rusak, dan semakin banyak korban akibat bom, La Asiru dan Abas mencetuskan ide untuk menetapkan suatu wilayah di laut Tomia yang disepakati sebagai tempat dimana tidak boleh ada penangkapan ikan sama sekali. Wilayah laut itu diperuntukkan khusus sebagai tempat ikan berkembang biak dan ikan kecil bertumbuh dengan sokongan terumbu karang yang sehat. Sejak lima belas tahun yang lalu wilayah laut itu dikenal sebagai Bank Ikan dan hasilnya kini bisa dinikmati warga Tomia: ikan-ikan kembali melimpah.

    Petani di Salassae kini terbebas dari jerat penggunaan beragam bahan kimia mulai dari penyubur tanah, nutrisi tanaman, hingga vaksin. Petani Salassae telah mempraktikkan apa yang disebut sebagai pertanian organik, namun mereka enggan menyebutnya sebagai pertanian organik dan lebih memilih menamakannya pertanian alami. Sebagian besar pengetahuan mengidentifikasi dan meramu bahan-bahan alami sesuai kebutuhan pertanian, dipelajari kelompok petani Salassae dari internet, diskusi kelompok, dan coba-coba. Semua untuk satu tujuan: menjadi petani pembelajar yang berdaulat!

    Sulawesi Utara mengalokasikan anggaran sektor kesehatan, dengan lebih masuk akal dan tepat sasaran. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Siau kini telah meninggalkan pendekatan incremental yang sebelumnya kerap digunakan dalam menyusun anggaran sektor kesehatan. Semua kebutuhan warga terkait sektor kesehatan telah diidentifikasi, termasuk jenis pelayanan kesehatan telah dipilah dan dibuat prakiraan biayanya serta menghitung daerah yang jangkauannya sulit. Anggaran yang diajukan menjadi jauh lebih masuk akal dengan program-program yang telah matang direncanakan untuk hasil yang lebih tepat sasaran.

  • 43 BaKTINews BaKTINews No. November - Desember 2015 119 No. November - Desember 2015 119

    R i n ja n i ke ra p d i pa n d a n g s e baga i i b u ya n g menyediakan air dan berbagai hasil bumi bagi masyarakat pulau Lombok. Namun sebagai sebuah gunung api, Rinjani hadir dengan wajah lain yang mengerikan bernama bencana. Sejak masa nenek moyang, warga Lombok telah terbiasa mengalami berbagai bencana alam mulai dari gempa bumi, gunung meletus, angin puting beliung dan belakangan ini: banjir dan tanah longsor. Beberapa kali mengalami bencana banjir bandang, warga Sembalun dan Belanting menyadari bahwa mereka tidak hanya bisa pasrah dan berpaling dari bencana. Mereka akhirnya memilih mengenal lebih dekat penyebab bencana, mempelajari tindakan yang perlu dilakukan dalam tahap darurat bencana, dan mempersiapkan diri dengan mata pencaharian alternatif sekiranya bencana kembali menimpa desa mereka.

    Dahulu banyak warga Tomia yang menggunakan bom ikan dan racun demi tangkapan yang lebih banyak. Namun seiring berjalannya waktu, hasil tangkapan yang diperoleh semakin sedikit. Terumbu karang di sekitar pulau mereka rusak dan tidak sedikit sesama nelayan yang menjadi korban bom ikan.

    Tak tahan dengan hasil tangkapan yang semakin sedikit, lingkungan laut yang rusak, dan semakin banyak korban akibat bom, La Asiru dan Abas mencetuskan ide untuk menetapkan suatu wilayah di laut Tomia yang disepakati sebagai tempat dimana tidak boleh ada penangkapan ikan sama sekali. Wilayah laut itu diperuntukkan khusus sebagai tempat ikan berkembang biak dan ikan kecil bertumbuh dengan sokongan terumbu karang yang sehat. Sejak lima belas tahun yang lalu wilayah laut itu dikenal sebagai Bank Ikan dan hasilnya kini bisa dinikmati warga Tomia: ikan-ikan kembali melimpah.

    Petani di Salassae kini terbebas dari jerat penggunaan beragam bahan kimia mulai dari penyubur tanah, nutrisi tanaman, hingga vaksin. Petani Salassae telah mempraktikkan apa yang disebut sebagai pertanian organik, namun mereka enggan menyebutnya sebagai pertanian organik dan lebih memilih menamakannya pertanian alami. Sebagian besar pengetahuan mengidentifikasi dan meramu bahan-bahan alami sesuai kebutuhan pertanian, dipelajari kelompok petani Salassae dari internet, diskusi kelompok, dan coba-coba. Semua untuk satu tujuan: menjadi petani pembelajar yang berdaulat!

    Sulawesi Utara mengalokasikan anggaran sektor kesehatan, dengan lebih masuk akal dan tepat sasaran. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Siau kini telah meninggalkan pendekatan incremental yang sebelumnya kerap digunakan dalam menyusun anggaran sektor kesehatan. Semua kebutuhan warga terkait sektor kesehatan telah diidentifikasi, termasuk jenis pelayanan kesehatan telah dipilah dan dibuat prakiraan biayanya serta menghitung daerah yang jangkauannya sulit. Anggaran yang diajukan menjadi jauh lebih masuk akal dengan program-program yang telah matang direncanakan untuk hasil yang lebih tepat sasaran.

  • 5 6BaKTINews BaKTINews No. November mber 2015119 - Dese No. November - Desember 2015 119

    bdullah Majid yang akrab di sapa Pak Dula Alahir di Siko 1 Juni 1962. Beliau adalah alumnus IAIN Sunan kalijaga Yogyakarta. Beliau memiliki 3 orang anak. Semasa kuliah, Dula aktif di HMI Cabang Yogyakarta, IMM Cabang Yogyakarta dan aktifis Senat Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga. Setelah menyelesaikan studi Strata 1 , mengabdikan diri sebagai guru dan menjadi Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Malifut lalu menjadi Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Malifut. Pada pemilu tahun 2009, beliau mencalonkan diri sebagai Caleg Kabupaten Halmahera Selatan dan terpilih menjadi Anggota DRPD Kabupaten Halmahera Selatan 2009-2014. Pada masa ini beliau aktif mengambil inisiatif dalam upaya m e l a h i r k a n p e r a t u r a n d a e r a h u n t u k penanggulangan malaria. Walaupun usulan Ranperda Malaria sempat tidak masuk dalam proram legislasi daerah ( p ro l e gd a ) 2 0 1 1 te t a p i b e r kat u sa h a d a n komunikasi dengan sesama anggota DPRD dan pihak Dinas Kesehatan dan Malaria Center akhirnya Ranperda Malaria berhasil masuk dalam prolegda 2011 dan menjadi Peraturan Daerah No.8 Tahun 2011 tentang Penanggulangan Malaria. Beliau berpendapat bahwa tanggungjawab penanggulangan malaria tidak boleh terhenti karena kepemimpinan di daerah namun harus tetap berkesinambungan. Masyarakat yang terkena malaria akan menjadi tidak produktif dan bisa memengaruhi kehidupan sosial ekonominya. Pada pemilu legislatif tahun 2014, Abdullah Majid kembali dipercaya menjadi wakil rakyat untuk periode kedua (2014-2019).

    Abdul Malik adalah Co Founder Kakaban Tour and Travel yang beroperasi dari Balikpapan dan memiliki kantor cabang di Jakarta. Di saat kebanyakan biro wisata di Indonesia gencar menawarkan paket wisata ke luar negeri, Abdul Malik dengan keyakinan yang besar, justru berfokus ke pelosok-pelosok indah di kawasan timur Indonesia. Empat tahun silam, berwisata ke Pulau Derawan, Komodo, Flores, Togean, apalagi Lembah Baliem bukanlah tawaran yang menarik. Namun foto-foto pantai yang eksotik, pemandangan bawah laut yang luar biasa, bentang alam hingga r u m a h a d a t d a n b u d a y a d a r i t r i p y a n g diselenggarakan Kakaban Tour and Travel menjadi viral di media sosial. Menyelam di antara terumbu karang yang indah, menikmati matahari terbit dan terbenam, menikmati libur di atas kapal pinisi, tidur di bawah hamparan bintang saat menjelajahi bukit dan pantai di pelosok timur Indonesia kemudian menjadi tren baru wisata di antara para profesional muda Indonesia. Pengalaman bersuka cita dan mencintai kembali Indonesia tertuang dalam berbagai blog dan laman media sosial dari mereka yang pernah mengikuti trip yang diselenggarakan Kakaban Tour dan Travel. Bagi Abdul Malik potensi wisata yang dikelola dengan baik, t idak hanya mendatangkan

    kesejahteraan namun juga bisa melestarikan lingkungan dan

    memajukan bangsa. Abdul Malik berbagi passion dan keyakinannya terhadap potensi wisata kawasan timur Indonesia.

    Laut kerap dipandang sebagai pemisah antar satu daerah dan daerah lainnya. Namun bagi Kalabia, sebuah kapal bermuatan perpustakaan dan kelas yang dibina oleh sekelompok anak-anak muda dari kota Sorong Papua Barat, laut adalah media yang dilaluinya untuk menghantarkan ilmu pengetahuan bagi anak-anak di kepulauan Raja Ampat. Bersama Kapal Kalabia, anak-anak di sana mengenal ekosistem pantai dan laut

    beserta berbagai jenis satwa yang ada di perairan sekitar mereka. Lebih seru dari pelajaran sekolah, anak-anak menikmati setiap kehadiran Kapal Kalabia di pulau mereka dan mengecap semua pengetahuan dari para pembimbing yang yakin di masa depan Raja Ampat dapat dijaga kelestariannya oleh anak didik mereka ini.

    Kamilus Tupen Jumat melihat berhektar-hektar lahan produktif di kampung tidak terurus dan lebih dari separuh generasi muda di kampungnya memilih terpisah dari keluarga dan anak untuk bekerja di Malaysia. Kamilus menggunakan budaya gemohing (gotong royong) untuk membangkitkan kembali semangat mengurus kebun dan ladang di

    kampungnya dan membentuk kelompok simpan-pinjam tenaga. Metode unik simpan-pinjam tenaga, menjadikan kelompok ini berkembang pesat dan bahkan membawa perubahan di kampung Honihama. Tidak sedikit warga yang kembali dari Malaysia untuk menetap dan berusaha di Honihama, kampung halaman tercinta. Ada juga warga yang tetap bekerja di luar negeri sambil memercayakan pengelolaan kebunnya pada

  • 5 6BaKTINews BaKTINews No. November mber 2015119 - Dese No. November - Desember 2015 119

    bdullah Majid yang akrab di sapa Pak Dula Alahir di Siko 1 Juni 1962. Beliau adalah alumnus IAIN Sunan kalijaga Yogyakarta. Beliau memiliki 3 orang anak. Semasa kuliah, Dula aktif di HMI Cabang Yogyakarta, IMM Cabang Yogyakarta dan aktifis Senat Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga. Setelah menyelesaikan studi Strata 1 , mengabdikan diri sebagai guru dan menjadi Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Malifut lalu menjadi Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Malifut. Pada pemilu tahun 2009, beliau mencalonkan diri sebagai Caleg Kabupaten Halmahera Selatan dan terpilih menjadi Anggota DRPD Kabupaten Halmahera Selatan 2009-2014. Pada masa ini beliau aktif mengambil inisiatif dalam upaya m e l a h i r k a n p e r a t u r a n d a e r a h u n t u k penanggulangan malaria. Walaupun usulan Ranperda Malaria sempat tidak masuk dalam proram legislasi daerah ( p ro l e gd a ) 2 0 1 1 te t a p i b e r kat u sa h a d a n komunikasi dengan sesama anggota DPRD dan pihak Dinas Kesehatan dan Malaria Center akhirnya Ranperda Malaria berhasil masuk dalam prolegda 2011 dan menjadi Peraturan Daerah No.8 Tahun 2011 tentang Penanggulangan Malaria. Beliau berpendapat bahwa tanggungjawab penanggulangan malaria tidak boleh terhenti karena kepemimpinan di daerah namun harus tetap berkesinambungan. Masyarakat yang terkena malaria akan menjadi tidak produktif dan bisa memengaruhi kehidupan sosial ekonominya. Pada pemilu legislatif tahun 2014, Abdullah Majid kembali dipercaya menjadi wakil rakyat untuk periode kedua (2014-2019).

    Abdul Malik adalah Co Founder Kakaban Tour and Travel yang beroperasi dari Balikpapan dan memiliki kantor cabang di Jakarta. Di saat kebanyakan biro wisata di Indonesia gencar menawarkan paket wisata ke luar negeri, Abdul Malik dengan keyakinan yang besar, justru berfokus ke pelosok-pelosok indah di kawasan timur Indonesia. Empat tahun silam, berwisata ke Pulau Derawan, Komodo, Flores, Togean, apalagi Lembah Baliem bukanlah tawaran yang menarik. Namun foto-foto pantai yang eksotik, pemandangan bawah laut yang luar biasa, bentang alam hingga r u m a h a d a t d a n b u d a y a d a r i t r i p y a n g diselenggarakan Kakaban Tour and Travel menjadi viral di media sosial. Menyelam di antara terumbu karang yang indah, menikmati matahari terbit dan terbenam, menikmati libur di atas kapal pinisi, tidur di bawah hamparan bintang saat menjelajahi bukit dan pantai di pelosok timur Indonesia kemudian menjadi tren baru wisata di antara para profesional muda Indonesia. Pengalaman bersuka cita dan mencintai kembali Indonesia tertuang dalam berbagai blog dan laman media sosial dari mereka yang pernah mengikuti trip yang diselenggarakan Kakaban Tour dan Travel. Bagi Abdul Malik potensi wisata yang dikelola dengan baik, t idak hanya mendatangkan

    kesejahteraan namun juga bisa melestarikan lingkungan dan

    memajukan bangsa. Abdul Malik berbagi passion dan keyakinannya terhadap potensi wisata kawasan timur Indonesia.

    Laut kerap dipandang sebagai pemisah antar satu daerah dan daerah lainnya. Namun bagi Kalabia, sebuah kapal bermuatan perpustakaan dan kelas yang dibina oleh sekelompok anak-anak muda dari kota Sorong Papua Barat, laut adalah media yang dilaluinya untuk menghantarkan ilmu pengetahuan bagi anak-anak di kepulauan Raja Ampat. Bersama Kapal Kalabia, anak-anak di sana mengenal ekosistem pantai dan laut

    beserta berbagai jenis satwa yang ada di perairan sekitar mereka. Lebih seru dari pelajaran sekolah, anak-anak menikmati setiap kehadiran Kapal Kalabia di pulau mereka dan mengecap semua pengetahuan dari para pembimbing yang yakin di masa depan Raja Ampat dapat dijaga kelestariannya oleh anak didik mereka ini.

    Kamilus Tupen Jumat melihat berhektar-hektar lahan produktif di kampung tidak terurus dan lebih dari separuh generasi muda di kampungnya memilih terpisah dari keluarga dan anak untuk bekerja di Malaysia. Kamilus menggunakan budaya gemohing (gotong royong) untuk membangkitkan kembali semangat mengurus kebun dan ladang di

    kampungnya dan membentuk kelompok simpan-pinjam tenaga. Metode unik simpan-pinjam tenaga, menjadikan kelompok ini berkembang pesat dan bahkan membawa perubahan di kampung Honihama. Tidak sedikit warga yang kembali dari Malaysia untuk menetap dan berusaha di Honihama, kampung halaman tercinta. Ada juga warga yang tetap bekerja di luar negeri sambil memercayakan pengelolaan kebunnya pada

  • 7 8BaKTINews BaKTINews No. 119 November - Desember 2015 No. November - Desember 2015 119

    gustina Apaseray, akrab dipanggil dengan AMama Agu, adalah seorang ibu Rumah Tangga yang aktif sebagai Kader Kesehatan pada Puskesmas Koya Barat, Kota Jayapura, Papua. Mama Agu juga menujadi per wakilan tokoh perempuan dalam Forum Multipihak pada program KINERJA USAID Papua. Sebagai seorang Kader Kesehatan dan anggota Forum Multipihak, Mama Agu kerap menerima informasi dan keluhan dari masyarakat tentang layanan kesehatan. D e n g a n s a b a r M a m a A g u , s e n a n t i a s a mengingatkan masyarakat agar menyampaikan informasi dan pengaduan melalui kotak pengaduan maupun survey. Ia pun menjembatani komunikasi antara Puskesmas dan masyarakat, mendiskusikan tantangan dan isu yang sedang dihadapi, serta bersama-sama mencari jalan keluarnya. Alhasil, bersama Forum Multipihak, Mama Agu berhasil mengembangkan model partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Jayapura.

    ndy Flores Noya adalah wartawan dan Apresenter terkenal acara Kick Andy, sebuah acara edukatif yang memberikan banyak inspirasi kepada para penontonnya. Pertama kali terjun sebagai reporter pada 1985, Andy membantu Majalah Tempo untuk penerbitan buku Apa dan Siapa Orang Indonesia. Saat itu pemuda berdarah Ambon, Jawa, Belanda dan Portugis ini masih kuliah di Sekolah tinggi Publisitik (STP) Jakarta. Pada tahun 2000, Metro TV mendapat izin siaran. Surya Paloh memanggil Andy untuk memimpin Metro TV sebagai pemimpin redaksi. Tiga tahun kemudian, 2003 Andy ditarik kembali ke Media Indonesia dan menjadi pemimpin redaksi di surat kabar umum terbesar kedua itu. Memasuki tahun 2006, saat pemimpin redaksi Metro TV Don Bosco mengundurkan diri, Andy Noya, diminta merangkap menjadi pemimpin redaksi Metro TV menggantikan Don Bosco Selamun. Di saat itulah Andy kemudian mulai belajar jurnalistik televisi secara menyeluruh. Ia pun dipercaya menjadi host acara yang judulnya diambil sendiri dari namanya, yaitu Kick Andy. Acara ini menghadirkan kisah kehidupan nyata yang informatif, edukatif dan inspiratif. Tamu yang dihadirkan tidak dibatasi oleh profesi, banyak cerita menggugah seputar kehidupan masyarakat Indonesia yang ditampilkan. Tidak sedikit tokoh-tokoh inspiratif dari Kawasan Timur Indonesia pernah hadir di panggung Kick Andy seperti Ismail Husen dari Minahasa Selatan, Maria Loreta dari Adonara, dan Geng Motor iMuT dari Kupang.

    Kompol Woro Susilo menjabat sebagai Kapolsek wilayah Panakukang sejak bulan Mei 2015. Sosok polisi yang cukup inovatif ini sebelumnya adalah Kapolsek Tallo lebih dari 2 tahun. Selama menjadi Kapolsek Tallo, beliau dinilai sukses dalam menerapkan sebuah program pendekatan kepada masyarakat dengan nama Ruang Konsultan Solusi (RKS) yang diluncurkan Oktober 2013 silam. Ruang Konsultan Solusi ini hadir karena tingginya tingkat kriminal di daerah Tallo sesuai laporan polisi yang masuk. Pelayanan yang ada juga dinilai tidak maksimal oleh aparat polisi akibat banyaknya tunggakan perkara yang belum selesai. RKS adalah sarana konsultasi antara masyarakat dan aparat polisi (konsultan) mengenai sebuah kasus hukum sebelum atau sesudah masyarakat membuat Laporan Polisi (LP) secara resmi di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu. Lewat RKS, masyarakat juga bisa konsultasi mengenai kinerja pelayanan aparat kepolisian selain dari kasus hukum. Berdasarkan data, terjadi penurunan prosentasi konsultasi dibanding jumlah Laporan Polisi (LP) dimana kasus yang masuk ke RKS, dari bulan ke bulan cenderung m e n ga l a m i p e nu r u n a n L P. Da m pa k d a r i penurunan LP adalah berkurangnya tingkat kriminal di wilayah Tallo. Pak Woro akan tetap melanjutkan program ini di Polsek Panakukang.

    ko Wagiyanto adalah perwira polisi lulusan EAKABRI tahun 1996 yang kini menjabat sebagai Kapolres Mamuju. Selama bertugas di Mamuju, beliau menemukan angka putus sekolah daerah ini cukup tinggi berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Informasi pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) Pemkab Mamuju. Kondisi ini tentu berdampak pada meningkatnya tindak kriminalitas. Pak Eko kemudian menginisiasi suatu program terobosan dengan nama Gerakan Kembali Bersekolah. Bekerjasama dengan beberapa lembaga seperti Dinas Pendidikan, LSM Karampuang, dan UNICEF untuk program ini, beliau menggerakkan aparat Babinkamtibmas (Bintara pembinanaan dan keamanan ketertiban masyarakat) di lapangan yang berkunjung ke rumah warga sebagai fasilitator untuk menjaring anak-anak tidak bersekolah. Hasilnya luar biasa, program ini telah berhasil mengembalikan sebanyak 175 anak putus sekolah kembali ke sekolah pada tahun 2014. Tidak hanya sampai di situ, keberlanjutan program ini penting sehingga beliau kemudian mengajak perusahaan swasta yang beroperasi di Mamuju melalui program CSR untuk mengambil peran berupa dukungan kelengkapan belajar. Sambutan baik datang dari beberapa perusahaan yang telah menyumbangkan tas sekolah, sepatu maupun buku tulis. Pak Eko tetap berkomitmen untuk mengembalikan anak putus sekolah ke sekolah di tahun 2015.

  • 7 8BaKTINews BaKTINews No. 119 November - Desember 2015 No. November - Desember 2015 119

    gustina Apaseray, akrab dipanggil dengan AMama Agu, adalah seorang ibu Rumah Tangga yang aktif sebagai Kader Kesehatan pada Puskesmas Koya Barat, Kota Jayapura, Papua. Mama Agu juga menujadi per wakilan tokoh perempuan dalam Forum Multipihak pada program KINERJA USAID Papua. Sebagai seorang Kader Kesehatan dan anggota Forum Multipihak, Mama Agu kerap menerima informasi dan keluhan dari masyarakat tentang layanan kesehatan. D e n g a n s a b a r M a m a A g u , s e n a n t i a s a mengingatkan masyarakat agar menyampaikan informasi dan pengaduan melalui kotak pengaduan maupun survey. Ia pun menjembatani komunikasi antara Puskesmas dan masyarakat, mendiskusikan tantangan dan isu yang sedang dihadapi, serta bersama-sama mencari jalan keluarnya. Alhasil, bersama Forum Multipihak, Mama Agu berhasil mengembangkan model partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Jayapura.

    ndy Flores Noya adalah wartawan dan Apresenter terkenal acara Kick Andy, sebuah acara edukatif yang memberikan banyak inspirasi kepada para penontonnya. Pertama kali terjun sebagai reporter pada 1985, Andy membantu Majalah Tempo untuk penerbitan buku Apa dan Siapa Orang Indonesia. Saat itu pemuda berdarah Ambon, Jawa, Belanda dan Portugis ini masih kuliah di Sekolah tinggi Publisitik (STP) Jakarta. Pada tahun 2000, Metro TV mendapat izin siaran. Surya Paloh memanggil Andy untuk memimpin Metro TV sebagai pemimpin redaksi. Tiga tahun kemudian, 2003 Andy ditarik kembali ke Media Indonesia dan menjadi pemimpin redaksi di surat kabar umum terbesar kedua itu. Memasuki tahun 2006, saat pemimpin redaksi Metro TV Don Bosco mengundurkan diri, Andy Noya, diminta merangkap menjadi pemimpin redaksi Metro TV menggantikan Don Bosco Selamun. Di saat itulah Andy kemudian mulai belajar jurnalistik televisi secara menyeluruh. Ia pun dipercaya menjadi host acara yang judulnya diambil sendiri dari namanya, yaitu Kick Andy. Acara ini menghadirkan kisah kehidupan nyata yang informatif, edukatif dan inspiratif. Tamu yang dihadirkan tidak dibatasi oleh profesi, banyak cerita menggugah seputar kehidupan masyarakat Indonesia yang ditampilkan. Tidak sedikit tokoh-tokoh inspiratif dari Kawasan Timur Indonesia pernah hadir di panggung Kick Andy seperti Ismail Husen dari Minahasa Selatan, Maria Loreta dari Adonara, dan Geng Motor iMuT dari Kupang.

    Kompol Woro Susilo menjabat sebagai Kapolsek wilayah Panakukang sejak bulan Mei 2015. Sosok polisi yang cukup inovatif ini sebelumnya adalah Kapolsek Tallo lebih dari 2 tahun. Selama menjadi Kapolsek Tallo, beliau dinilai sukses dalam menerapkan sebuah program pendekatan kepada masyarakat dengan nama Ruang Konsultan Solusi (RKS) yang diluncurkan Oktober 2013 silam. Ruang Konsultan Solusi ini hadir karena tingginya tingkat kriminal di daerah Tallo sesuai laporan polisi yang masuk. Pelayanan yang ada juga dinilai tidak maksimal oleh aparat polisi akibat banyaknya tunggakan perkara yang belum selesai. RKS adalah sarana konsultasi antara masyarakat dan aparat polisi (konsultan) mengenai sebuah kasus hukum sebelum atau sesudah masyarakat membuat Laporan Polisi (LP) secara resmi di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu. Lewat RKS, masyarakat juga bisa konsultasi mengenai kinerja pelayanan aparat kepolisian selain dari kasus hukum. Berdasarkan data, terjadi penurunan prosentasi konsultasi dibanding jumlah Laporan Polisi (LP) dimana kasus yang masuk ke RKS, dari bulan ke bulan cenderung m e n ga l a m i p e nu r u n a n L P. Da m pa k d a r i penurunan LP adalah berkurangnya tingkat kriminal di wilayah Tallo. Pak Woro akan tetap melanjutkan program ini di Polsek Panakukang.

    ko Wagiyanto adalah perwira polisi lulusan EAKABRI tahun 1996 yang kini menjabat sebagai Kapolres Mamuju. Selama bertugas di Mamuju, beliau menemukan angka putus sekolah daerah ini cukup tinggi berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Informasi pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) Pemkab Mamuju. Kondisi ini tentu berdampak pada meningkatnya tindak kriminalitas. Pak Eko kemudian menginisiasi suatu program terobosan dengan nama Gerakan Kembali Bersekolah. Bekerjasama dengan beberapa lembaga seperti Dinas Pendidikan, LSM Karampuang, dan UNICEF untuk program ini, beliau menggerakkan aparat Babinkamtibmas (Bintara pembinanaan dan keamanan ketertiban masyarakat) di lapangan yang berkunjung ke rumah warga sebagai fasilitator untuk menjaring anak-anak tidak bersekolah. Hasilnya luar biasa, program ini telah berhasil mengembalikan sebanyak 175 anak putus sekolah kembali ke sekolah pada tahun 2014. Tidak hanya sampai di situ, keberlanjutan program ini penting sehingga beliau kemudian mengajak perusahaan swasta yang beroperasi di Mamuju melalui program CSR untuk mengambil peran berupa dukungan kelengkapan belajar. Sambutan baik datang dari beberapa perusahaan yang telah menyumbangkan tas sekolah, sepatu maupun buku tulis. Pak Eko tetap berkomitmen untuk mengembalikan anak putus sekolah ke sekolah di tahun 2015.

  • 10BaKTINews No. November - Desember 2015 119

    Adalah Maluku Hip Hop Community yang t a k t e r p i s a h k a n d a r i s e m a n g a t #AmbonBergerak. Terbentuk tanggal 1 Juli 2008, Maluku Hip Hop Community terdiri dari beberapa grup dan rapper. Jenis musik yang saat itu belum begitu f a m i l i a r d a n m a s i h terbatasnya perlengkapan untuk menghasilkan karya-karya berkualitas, menjadi latar belakang didirikannya komunitas ini. Solidaritas yang tinggi di antara grup Hip Hop dan rapper solo yang tergabung dalam Maluku Hip Hop Community didorong dari kecintaan yang besar terhadap tanah Maluku.

    Di kota Ambon, ada sebuah rumah yang menyatukan generasi muda Maluku untuk membangun diri, Maluku, dan Indonesia dari Timur. Rumah itu dinamaka Paparisa Ambon Bergerak. Pada tahun 2011, sebuah semangat ditularkan di kalangan anak-a n a k mu d a M a l u k u . # A m b o n B e rge ra k , demikian tag line yang membakar kreativitas mereka untuk mewujudkan mimpi dan memberi warna bagi beragam gerakan dan kegiatan komunitas anak muda di Kota Ambon. Di Paparisa Ambon Bergerak, berbagai komunitas yang tergabung menyelenggarakan beragam kegiatan dalam bidang pendidikan, seni, teknologi informasi komunikasi, pariwisata, dan multimedia. Banyak karya telah dihasilkan dan beragam prestasi telah diraih, termasuk menerima Anugerah Komunikasi Indonesia dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Bapak Rudiantara.

    Rangkaian acara yang ketiga adalah Side Event. Side Events dalam Festival Forum KTI dilaksanakan seusai plenary conference. Sebanyak enam tema diusung dalam acara-acara yang diselenggarakan mulai dari jam 4 sore dan jam 7 malam. Tema-tema tersebut adalah Inovasi Sosial Untuk dan Dari Perempuan Desa oleh Program MAMPU, Film dan Narasi Pembangunan, Mengurangi Kemsikinan Melalui

    Peluang Bisnis oleh AIP PRISMA, Peranan Pemuda dalam Pembangunan oleh UNFPA, Apakah Kita Mampu Menggunakan Bukti dalam Menyusun Kebijakan oleh Knowledge Sector Initiative, serta Masyarakat Berdaya Alam Lestari oleh OXFAM Indonesia, AgFor Sulawesi dan KOPERNIK.

    M i m p i m e r e k a a d a l a h mengharumkan nama Maluku di mata dunia melalui musik rap. Tahun 2010, album Beta Maluku diproduksi. Lagu-lagu dalam album ini kemudian menjadi soundtrack dari film peraih Piala Citra kategori Film Bioskop Terbaik: Cahaya dari Timur: Beta Maluku. Sebelum album Beta Maluku, Maluku Hip H o p C o m m u n i t y t e l a h menghasilkan banyak karya mulai dari Molukka Islands Vibe Vol. 1 & 2 yang juga sempat mencuri perhatian banyak kalangan di dunia maya. Album ko m p i l a s i b e r t aj u k S o c i a l RapACity juga dihasilkan berisi lagu-lagu karya grup-grup Hip Hop asal Maluku.

    Film dan Narasi Pembangunan. Inovasi Sosial Untuk dan Dari Perempuan Desa.

    Mengurangi Kemsikinan Melalui Peluang Bisnis.

    Peranan Pemuda dalam Pembangunan.

    Apakah Kita Mampu Menggunakan Bukti dalam Menyusun Kebijakan.

    Masyarakat Berdaya Alam Lestari.

    9 BaKTINews No. November - Desember 2015 119

  • 10BaKTINews No. November - Desember 2015 119

    Adalah Maluku Hip Hop Community yang t a k t e r p i s a h k a n d a r i s e m a n g a t #AmbonBergerak. Terbentuk tanggal 1 Juli 2008, Maluku Hip Hop Community terdiri dari beberapa grup dan rapper. Jenis musik yang saat itu belum begitu f a m i l i a r d a n m a s i h terbatasnya perlengkapan untuk menghasilkan karya-karya berkualitas, menjadi latar belakang didirikannya komunitas ini. Solidaritas yang tinggi di antara grup Hip Hop dan rapper solo yang tergabung dalam Maluku Hip Hop Community didorong dari kecintaan yang besar terhadap tanah Maluku.

    Di kota Ambon, ada sebuah rumah yang menyatukan generasi muda Maluku untuk membangun diri, Maluku, dan Indonesia dari Timur. Rumah itu dinamaka Paparisa Ambon Bergerak. Pada tahun 2011, sebuah semangat ditularkan di kalangan anak-a n a k mu d a M a l u k u . # A m b o n B e rge ra k , demikian tag line yang membakar kreativitas mereka untuk mewujudkan mimpi dan memberi warna bagi beragam gerakan dan kegiatan komunitas anak muda di Kota Ambon. Di Paparisa Ambon Bergerak, berbagai komunitas yang tergabung menyelenggarakan beragam kegiatan dalam bidang pendidikan, seni, teknologi informasi komunikasi, pariwisata, dan multimedia. Banyak karya telah dihasilkan dan beragam prestasi telah diraih, termasuk menerima Anugerah Komunikasi Indonesia dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Bapak Rudiantara.

    Rangkaian acara yang ketiga adalah Side Event. Side Events dalam Festival Forum KTI dilaksanakan seusai plenary conference. Sebanyak enam tema diusung dalam acara-acara yang diselenggarakan mulai dari jam 4 sore dan jam 7 malam. Tema-tema tersebut adalah Inovasi Sosial Untuk dan Dari Perempuan Desa oleh Program MAMPU, Film dan Narasi Pembangunan, Mengurangi Kemsikinan Melalui

    Peluang Bisnis oleh AIP PRISMA, Peranan Pemuda dalam Pembangunan oleh UNFPA, Apakah Kita Mampu Menggunakan Bukti dalam Menyusun Kebijakan oleh Knowledge Sector Initiative, serta Masyarakat Berdaya Alam Lestari oleh OXFAM Indonesia, AgFor Sulawesi dan KOPERNIK.

    M i m p i m e r e k a a d a l a h mengharumkan nama Maluku di mata dunia melalui musik rap. Tahun 2010, album Beta Maluku diproduksi. Lagu-lagu dalam album ini kemudian menjadi soundtrack dari film peraih Piala Citra kategori Film Bioskop Terbaik: Cahaya dari Timur: Beta Maluku. Sebelum album Beta Maluku, Maluku Hip H o p C o m m u n i t y t e l a h menghasilkan banyak karya mulai dari Molukka Islands Vibe Vol. 1 & 2 yang juga sempat mencuri perhatian banyak kalangan di dunia maya. Album ko m p i l a s i b e r t aj u k S o c i a l RapACity juga dihasilkan berisi lagu-lagu karya grup-grup Hip Hop asal Maluku.

    Film dan Narasi Pembangunan. Inovasi Sosial Untuk dan Dari Perempuan Desa.

    Mengurangi Kemsikinan Melalui Peluang Bisnis.

    Peranan Pemuda dalam Pembangunan.

    Apakah Kita Mampu Menggunakan Bukti dalam Menyusun Kebijakan.

    Masyarakat Berdaya Alam Lestari.

    9 BaKTINews No. November - Desember 2015 119

  • 11 12BaKTINews BaKTINews No. November - Desember 2015 119 No. November - Desember 2015 119

    Rangkaian acara terakhir adalah Pesta Rakyat yang didukung oleh Pemerintah Kota Makassar. Dalam acara Pesta Rakyat, peserta dapat menikmati penampilan budaya kawasan timur Indonesia serta kuliner khas kota Makassar di Anjungan Pantai Losari, City of Makassar.

    Galeri Informasi menyajikan pameran dari AgFoR Sulawesi, Burung Indonesia, MAMPU (Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan), Knowledge Sector Initiative, Protarih, Australia Indonesia Parternership for Justice (AIPJ), Prisma,

    Kopernik, Australia Awards, British Council, UNFPA, OXFAM, SEDS (Sulawesi Economic Development Strategy) Project Humber Canada, P E DU L I , Pe m e r i nt a h P rov i n s i G o ro nt a l o, Pemerintah Kota Makassar, dan KOPEL.

  • 11 12BaKTINews BaKTINews No. November - Desember 2015 119 No. November - Desember 2015 119

    Rangkaian acara terakhir adalah Pesta Rakyat yang didukung oleh Pemerintah Kota Makassar. Dalam acara Pesta Rakyat, peserta dapat menikmati penampilan budaya kawasan timur Indonesia serta kuliner khas kota Makassar di Anjungan Pantai Losari, City of Makassar.

    Galeri Informasi menyajikan pameran dari AgFoR Sulawesi, Burung Indonesia, MAMPU (Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan), Knowledge Sector Initiative, Protarih, Australia Indonesia Parternership for Justice (AIPJ), Prisma,

    Kopernik, Australia Awards, British Council, UNFPA, OXFAM, SEDS (Sulawesi Economic Development Strategy) Project Humber Canada, P E DU L I , Pe m e r i nt a h P rov i n s i G o ro nt a l o, Pemerintah Kota Makassar, dan KOPEL.

  • P

    13 14BaKTINews BaKTINews No. November - Desember 2015 119 No. November - Desember 2015 119

  • P

    13 14BaKTINews BaKTINews No. November - Desember 2015 119 No. November - Desember 2015 119

  • 15 16BaKTINews BaKTINews No. November - Desember 2015 119 No. November - Desember 2015 119

    terbarukan di UNRAM sekaligus menjadikan UNRAM sebagai pusat pelatihan, sertifikasi dan uji kompetensi di wilayah Lombok. Kebutuhan beragam energi di Nusa Tenggara Barat (NTB) memang terus meningkat, seiring dengan peningkatan ekonomi sebesar rata-rata 5% dalam tiga tahun terakhir. Rasio elektrifikasi provinsi NTB juga meningkat 63,4% di tahun 2013 menjadi 65,5% di tahun 2014. Angka ini memang lebih kecil dari angka nasional sebesar 71%. Angka ini sebagai bukti kalau provinsi NTB masih perlu meingkatkan rasio elektrifikasi di seluruh wilayahnya. Upaya peningkatan rasio elektrifikasi ini adalah termasuk menemukan sumber energi baru selain sumber energi fosil yang selama ini digunakan. Energi baru itu bisa berasal dari tenaga surya, tenaga angin, tenaga air serta tenaga biomassa. Penigkatan kebutuhan teknologi energi terbarukan ini tentu saja membutuhkan tenaga kerja baru dan terampil serta profesional. Peluang inilah yang coba digarap oleh proyek Peka Sinergi.

    Kenapa Harus Lombok? Ketika pertanyaan itu diajukan, Mae Chu Chang dari KM Utama menjawab kalau KM Utama memilih Lombok dan NTB karena tertarik dengan ucapan gubernur NTB, H. Zainul Majidi yang mengatakan bahwa NTB dengan luas wilayah yang kecil dan potensi yang besar memang harus

    agi itu awan tebal bergelayut di atas langit Pkota Mataram. Matahari bersinar t e m a ra m , t a k m a m p u m e n e m b u s pekatnya awan. Udara gerah, seperti hendak hujan. Di salah satu bangunan dalam kompleks Universitas Mataram terlihat kesibukan yang berbeda. Beberapa orang bergerombol di depan sebuah meja yang dipasangi tulisan registrasi. Dua orang wanita berhijab melayani para tamu undangan. Hari itu memang hari yang spesial, hari peluncuran proyek Peka Sinergi atau Pelatihan dan Sertifikasi Profesi Teknologi Energi Terbarukan. Proyek ini berjalan dengan dana hibah dari Millenium Challenge Account-Indonesia bekerjasama sepenuhnya dengan sebuah konsorsium yang terdiri dari KM Utama, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri/Technical Education Developmenct Centre (P4TK BMTI/TEDC) Bandung serta Universitas Mataram (UNRAM). Proyek ini bertujuan untuk memberi jawaban atas kebutuhan pasar akan tenaga kerja ahli bidang TET (Teknologi Energi Terbarukan). Dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru dari 12 SMK se pulau Lombok diharapkan nantinya akan hadir tenaga-tenaga profesional di bidang TET. Tujuan lainnya adalah untuk mendukung aplikasi dan riset teknologi

    Aksi PEKA SINERGI dari Tanah Lombok

    Oleh Syaifullah

    It was a morning with dark clouds in the sky of Mataram City. The sun was shining dim, unable to penetrate the thickness of clouds, with rainfall soon to follow. Despite the gloomy morning, an event was actively conducted in one of the building complexes of the University of Mataram. Some people clustered in front of a table with an inscription labeled registration. Two headscarfed women were seen greeting the incoming guests. It was indeed a special day, as the project of PEKA SINERGI or also known as Training and Certification of Renewable Energy Technology Profession was launched. This project was initiated with grant funding from the Millennium Challenge Account-Indonesia in thorough collaboration with a consortium consisting of KM Utama, Technical Education Development Centre of Bandung (P4TK BMTI/TEDC) and The University of Mataram (UNRAM). This project aims to address the demands on technical experts on Renewable Energy Technology by providing capacity training to teachers from twelve Vocational High Schools in Lombok Island. The training will be conducted by professional experts in Renewable Energy Technology. The other objective of this project is to support renewable technology research and its application in The University of Mataram (UNRAM), and to designate UNRAM as center for training, certification and competency test in Lombok region.

    Various demands on energy in West Nusa Tenggara (NTB) are now increasing, along with economic improvement on an average of 5% in the last three years. Electrification ratio of the West Nusa Tenggara province has also improved from 63.4% in 2013 to 65.5% in 2014, although still deemed smaller than national ratio of 71%. This ratio figure serves as an evidence that West Nusa Tenggara still needs to boost electrification ratio for its entire region. The effort to improve electrification ratio includes finding new energy sources other than fossil energy sources that have always been used. The new energy could be absorbed from solar power, wind power, water power and biomass energy. The increased demands on renewable energy technology will require new, skilled and professional labors. The Sensitive Synergy Project is founded to meet those demands.

    Why Lombok? When the question was asked, Mae Chu Chang from KM Utama answered that KM Utama selected Lombok and West Nusa Tenggara after a remark from the Governor of West Nusa Tenggara, H. Zainul Majidi that stated West Nusa Tenggara has a small region but with large potential, therefore it is essential to find other alternative sources of energy technology. Renewable energy is a unique solution to

    PEKA SINERGI Action from The Island of Lombok

    Ruju Ahmad memperlihatkan reaktor mikro hidro mini buatan siswa SMKN 1 Lingsar

    PROYEK PENGETAHUAN HIJAU MILLENIUM CHALLENGE ACCOUNT - INDONESIA

    Foto

    Dok

    . MC

    A-I

  • 15 16BaKTINews BaKTINews No. November - Desember 2015 119 No. November - Desember 2015 119

    terbarukan di UNRAM sekaligus menjadikan UNRAM sebagai pusat pelatihan, sertifikasi dan uji kompetensi di wilayah Lombok. Kebutuhan beragam energi di Nusa Tenggara Barat (NTB) memang terus meningkat, seiring dengan peningkatan ekonomi sebesar rata-rata 5% dalam tiga tahun terakhir. Rasio elektrifikasi provinsi NTB juga meningkat 63,4% di tahun 2013 menjadi 65,5% di tahun 2014. Angka ini memang lebih kecil dari angka nasional sebesar 71%. Angka ini sebagai bukti kalau provinsi NTB masih perlu meingkatkan rasio elektrifikasi di seluruh wilayahnya. Upaya peningkatan rasio elektrifikasi ini adalah termasuk menemukan sumber energi baru selain sumber energi fosil yang selama ini digunakan. Energi baru itu bisa berasal dari tenaga surya, tenaga angin, tenaga air serta tenaga biomassa. Penigkatan kebutuhan teknologi energi terbarukan ini tentu saja membutuhkan tenaga kerja baru dan terampil serta profesional. Peluang inilah yang coba digarap oleh proyek Peka Sinergi.

    Kenapa Harus Lombok? Ketika pertanyaan itu diajukan, Mae Chu Chang dari KM Utama menjawab kalau KM Utama memilih Lombok dan NTB karena tertarik dengan ucapan gubernur NTB, H. Zainul Majidi yang mengatakan bahwa NTB dengan luas wilayah yang kecil dan potensi yang besar memang harus

    agi itu awan tebal bergelayut di atas langit Pkota Mataram. Matahari bersinar t e m a ra m , t a k m a m p u m e n e m b u s pekatnya awan. Udara gerah, seperti hendak hujan. Di salah satu bangunan dalam kompleks Universitas Mataram terlihat kesibukan yang berbeda. Beberapa orang bergerombol di depan sebuah meja yang dipasangi tulisan registrasi. Dua orang wanita berhijab melayani para tamu undangan. Hari itu memang hari yang spesial, hari peluncuran proyek Peka Sinergi atau Pelatihan dan Sertifikasi Profesi Teknologi Energi Terbarukan. Proyek ini berjalan dengan dana hibah dari Millenium Challenge Account-Indonesia bekerjasama sepenuhnya dengan sebuah konsorsium yang terdiri dari KM Utama, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri/Technical Education Developmenct Centre (P4TK BMTI/TEDC) Bandung serta Universitas Mataram (UNRAM). Proyek ini bertujuan untuk memberi jawaban atas kebutuhan pasar akan tenaga kerja ahli bidang TET (Teknologi Energi Terbarukan). Dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru dari 12 SMK se pulau Lombok diharapkan nantinya akan hadir tenaga-tenaga profesional di bidang TET. Tujuan lainnya adalah untuk mendukung aplikasi dan riset teknologi

    Aksi PEKA SINERGI dari Tanah Lombok

    Oleh Syaifullah

    It was a morning with dark clouds in the sky of Mataram City. The sun was shining dim, unable to penetrate the thickness of clouds, with rainfall soon to follow. Despite the gloomy morning, an event was actively conducted in one of the building complexes of the University of Mataram. Some people clustered in front of a table with an inscription labeled registration. Two headscarfed women were seen greeting the incoming guests. It was indeed a special day, as the project of PEKA SINERGI or also known as Training and Certification of Renewable Energy Technology Profession was launched. This project was initiated with grant funding from the Millennium Challenge Account-Indonesia in thorough collaboration with a consortium consisting of KM Utama, Technical Education Development Centre of Bandung (P4TK BMTI/TEDC) and The University of Mataram (UNRAM). This project aims to address the demands on technical experts on Renewable Energy Technology by providing capacity training to teachers from twelve Vocational High Schools in Lombok Island. The training will be conducted by professional experts in Renewable Energy Technology. The other objective of this project is to support renewable technology research and its application in The University of Mataram (UNRAM), and to designate UNRAM as center for training, certification and competency test in Lombok region.

    Various demands on energy in West Nusa Tenggara (NTB) are now increasing, along with economic improvement on an average of 5% in the last three years. Electrification ratio of the West Nusa Tenggara province has also improved from 63.4% in 2013 to 65.5% in 2014, although still deemed smaller than national ratio of 71%. This ratio figure serves as an evidence that West Nusa Tenggara still needs to boost electrification ratio for its entire region. The effort to improve electrification ratio includes finding new energy sources other than fossil energy sources that have always been used. The new energy could be absorbed from solar power, wind power, water power and biomass energy. The increased demands on renewable energy technology will require new, skilled and professional labors. The Sensitive Synergy Project is founded to meet those demands.

    Why Lombok? When the question was asked, Mae Chu Chang from KM Utama answered that KM Utama selected Lombok and West Nusa Tenggara after a remark from the Governor of West Nusa Tenggara, H. Zainul Majidi that stated West Nusa Tenggara has a small region but with large potential, therefore it is essential to find other alternative sources of energy technology. Renewable energy is a unique solution to

    PEKA SINERGI Action from The Island of Lombok

    Ruju Ahmad memperlihatkan reaktor mikro hidro mini buatan siswa SMKN 1 Lingsar

    PROYEK PENGETAHUAN HIJAU MILLENIUM CHALLENGE ACCOUNT - INDONESIA

    Foto

    Dok

    . MC

    A-I

  • 1817 BaKTINews BaKTINews No. November - Desember 2015 119 No. November - Desember 2015 119

    mencari alternatif teknologi energi yang berbeda. Energi terbarukan adalah solusi unik untuk Indonesia dan kami melihat kalau NTB punya sumber daya manusia yang bisa menjaga keberlangsungan energi terbarukan ini. Kata wanita yang juga pernah bekerja di Bank Dunia dan bertugas di NTB itu. Dia kemudian melanjutkan, Pemerintah NTB sudah punya sistim yang bagus, di samping itu pemerintah dan sekolah-sekolah yang terlibat juga punya komitmen yang kuat pada proyek ini. NTB punya masalah dan potensi yang besar. Proyek yang akan berjalan selama 28 bulan ini memang melibatkan 12 SMK se pulau Lombok. 1 dari kota Mataram, 3 dari kabupaten Lombok Barat, 3 dari kabupaten Lombok Utara, 2 dari kabupaten Lombok Timur dan 3 dari kabupaten Lombok Tengah. Guru-guru dari dua belas SMK itu nantinya akan dilatih untuk menjadi tenaga ahli yang fokus pada empat sumber daya energi terbarukan yaitu; tenaga surya, tenaga angin, tenaga air serta tenaga biomassa. Selain itu proyek Peka Sinergi juga bertujuan untuk merancang dan menerapkan kurikulum baru untuk mata program studi energi baru dan terbarukan yang akan mulai dibuka di 12 SMK yang menjadi mitra proyek.

    BersemangatSMKN 1 Lingsar, Inovatif dan Di hari lain matahari bersinar cerah, beberapa anak sekolah berseragam olahraga bergerombol di

    halaman depan SMKN 1 Lingsar, Lombok Barat. Di h a l a m a n d a l a m b e b e ra p a l a i n nya a s y i k berolahraga. Ada yang bermain basket, ada juga yang bermain bola volley. Kami memang memberi kebebasan bagi siswa di hari Jumat. Kata Ruju Ahmad, S.pd, MT kepala sekolah SMKN 1 Lingsar. Setiap hari murid pulang jam 3 sore, kami tidak mau mereka jenuh jadi kami memberikan waktu luang setiap hari Jumat. Seharian setelah berkerja bakti mereka bisa berolahraga atau bermain musik. Tak perlu belajar. Sambungnya lagi. Mereka menyebutnya happy day school. Pria yang menjadi kepala sekolah SMKN 1 Lingsar sejak Februari 2015 ini menerima kami di kantornya. Dengan bersemangat dia bercerita tentang inovasi teknologi dan energi terbarukan yang mereka kembangkan di SMKN 1 Lingsar. Ruju bercerita kalau memang dirinya sejak dulu tertarik untuk meningkatkan pemberdayaan teknologi energi terbarukan, ketika bertugas di SMKN 1 Lingsar dia merasa menemukan partner yang pas. Guru-guru di SMKN 1 Lingsar begitu bersemangat untuk mendukung beragam inovasi teknologi e n e r g i t e r b a r u k a n , k h u s u s n y a p a d a pengembangan mikro hidro. Semangat itu mereka salurkan bersama-sama di bawah jurusan otomotif. Selama berbulan-bulan mereka mencoba mengembangkan mikro hidro yang bisa dijadikan energi alternatif

    Indonesia and we see that West Nusa Tenggara possesses the human resource that can preserve the sustainability of the renewable energy, said the woman who was once worked for The World Bank and stationed in West Nusa Tenggara. She then further continuted, The Government of West Nusa Tenggara already has a proper system in place, in addition to the governments and schools being involved with the strong commitment on this project. West Nusa Tenggara has both big issues and potentials to be addressed. The project will be implemented for 28 months and will collaborate with 12 Vocational High Schools (SMK) in the entire Lombok Island. Out of the 12 schools, one is from Mataram City, three from West Lombok District, three from North Lombok District, two from East Lombok District and three from Central Lombok District. Teachers from the twelve schools will be trained to be technical experts, focusing on four renewable energy resources; solar power, wind power, water power and biomass energy. In addition, Synergy Sensitive Project is also aimed to design and apply a new curriculum for a new subject study program of renewable energy, which will be launched in the twelve partners of vocational high schools.

    Innovative and High-Spirited High School Another day in Lombok where the sun shines bright, a group of school kids are exercising in the

    front yard of SMKN 1 Lingsar, West Lombok District. Within the central yard, several others were seen playing sports game of basketball and volleyball. We give them free time to play sports on Friday, said Ruju Ahmad S.Pd, MT., Principal of SMKN 1 Lingsar. Almost everyday the students finish their study and go home at 3PM, we do not want them to feel disinterested. Therefore, we give them free time to engage with music or sports after social service period. No need to study on Fridays. He further continued. The school called Friday as happy day school. The man who assume the top position of the school since February 2015 host our visit in his office. He enthusiastically informed us about innovation of technology and renewable energy the school develops. Ruju explains that he was keen to improve the development of renewable energy technologies, and was later delighted to find the right partners to develop them in SMKN 1 Lingsar. According to him, the teachers at SMKN 1 are keen to support various types of renewable energy technologies, particularly development of micro-hydro. This spirit was channeled together through automotive course. For months they have been striving to develop micro-hydro to be utilised as alternative energy, especially to meet demands on electricity. Forerunner of the development of renewable energy technologies in SMKN 1 Lingsar has actually

    Halaman depan SMKN 1 LingsarTurbin mikro hidro buatan siswa SMKN 1 Lingsar yang masih dalam tahap perakitan

    Foto

    Dok

    . MC

    A-I

    Foto

    Dok

    . MC

    A-I

  • 1817 BaKTINews BaKTINews No. November - Desember 2015 119 No. November - Desember 2015 119

    mencari alternatif teknologi energi yang berbeda. Energi terbarukan adalah solusi unik untuk Indonesia dan kami melihat kalau NTB punya sumber daya manusia yang bisa menjaga keberlangsungan energi terbarukan ini. Kata wanita yang juga pernah bekerja di Bank Dunia dan bertugas di NTB itu. Dia kemudian melanjutkan, Pemerintah NTB sudah punya sistim yang bagus, di samping itu pemerintah dan sekolah-sekolah yang terlibat juga punya komitmen yang kuat pada proyek ini. NTB punya masalah dan potensi yang besar. Proyek yang akan berjalan selama 28 bulan ini memang melibatkan 12 SMK se pulau Lombok. 1 dari kota Mataram, 3 dari kabupaten Lombok Barat, 3 dari kabupaten Lombok Utara, 2 dari kabupaten Lombok Timur dan 3 dari kabupaten Lombok Tengah. Guru-guru dari dua belas SMK itu nantinya akan dilatih untuk menjadi tenaga ahli yang fokus pada empat sumber daya energi terbarukan yaitu; tenaga surya, tenaga angin, tenaga air serta tenaga biomassa. Selain itu proyek Peka Sinergi juga bertujuan untuk merancang dan menerapkan kurikulum baru untuk mata program studi energi baru dan terbarukan yang akan mulai dibuka di 12 SMK yang menjadi mitra proyek.

    BersemangatSMKN 1 Lingsar, Inovatif dan Di hari lain matahari bersinar cerah, beberapa anak sekolah berseragam olahraga bergerombol di

    halaman depan SMKN 1 Lingsar, Lombok Barat. Di h a l a m a n d a l a m b e b e ra p a l a i n nya a s y i k berolahraga. Ada yang bermain basket, ada juga yang bermain bola volley. Kami memang memberi kebebasan bagi siswa di hari Jumat. Kata Ruju Ahmad, S.pd, MT kepala sekolah SMKN 1 Lingsar. Setiap hari murid pulang jam 3 sore, kami tidak mau mereka jenuh jadi kami memberikan waktu luang setiap hari Jumat. Seharian setelah berkerja bakti mereka bisa berolahraga atau bermain musik. Tak perlu belajar. Sambungnya lagi. Mereka menyebutnya happy day school. Pria yang menjadi kepala sekolah SMKN 1 Lingsar sejak Februari 2015 ini menerima kami di kantornya. Dengan bersemangat dia bercerita tentang inovasi teknologi dan energi terbarukan yang mereka kembangkan di SMKN 1 Lingsar. Ruju bercerita kalau memang dirinya sejak dulu tertarik untuk meningkatkan pemberdayaan teknologi energi terbarukan, ketika bertugas di SMKN 1 Lingsar dia merasa menemukan partner yang pas. Guru-guru di SMKN 1 Lingsar begitu bersemangat untuk mendukung beragam inovasi teknologi e n e r g i t e r b a r u k a n , k h u s u s n y a p a d a pengembangan mikro hidro. Semangat itu mereka salurkan bersama-sama di bawah jurusan otomotif. Selama berbulan-bulan mereka mencoba mengembangkan mikro hidro yang bisa dijadikan energi alternatif

    Indonesia and we see that West Nusa Tenggara possesses the human resource that can preserve the sustainability of the renewable energy, said the woman who was once worked for The World Bank and stationed in West Nusa Tenggara. She then further continuted, The Government of West Nusa Tenggara already has a proper system in place, in addition to the governments and schools being involved with the strong commitment on this project. West Nusa Tenggara has both big issues and potentials to be addressed. The project will be implemented for 28 months and will collaborate with 12 Vocational High Schools (SMK) in the entire Lombok Island. Out of the 12 schools, one is from Mataram City, three from West Lombok District, three from North Lombok District, two from East Lombok District and three from Central Lombok District. Teachers from the twelve schools will be trained to be technical experts, focusing on four renewable energy resources; solar power, wind power, water power and biomass energy. In addition, Synergy Sensitive Project is also aimed to design and apply a new curriculum for a new subject study program of renewable energy, which will be launched in the twelve partners of vocational high schools.

    Innovative and High-Spirited High School Another day in Lombok where the sun shines bright, a group of school kids are exercising in the

    front yard of SMKN 1 Lingsar, West Lombok District. Within the central yard, several others were seen playing sports game of basketball and volleyball. We give them free time to play sports on Friday, said Ruju Ahmad S.Pd, MT., Principal of SMKN 1 Lingsar. Almost everyday the students finish their study and go home at 3PM, we do not want them to feel disinterested. Therefore, we give them free time to engage with music or sports after social service period. No need to study on Fridays. He further continued. The school called Friday as happy day school. The man who assume the top position of the school since February 2015 host our visit in his office. He enthusiastically informed us about innovation of technology and renewable energy the school develops. Ruju explains that he was keen to improve the development of renewable energy technologies, and was later delighted to find the right partners to develop them in SMKN 1 Lingsar. According to him, the teachers at SMKN 1 are keen to support various types of renewable energy technologies, particularly development of micro-hydro. This spirit was channeled together through automotive course. For months they have been striving to develop micro-hydro to be utilised as alternative energy, especially to meet demands on electricity. Forerunner of the development of renewable energy technologies in SMKN 1 Lingsar has actually

    Halaman depan SMKN 1 LingsarTurbin mikro hidro buatan siswa SMKN 1 Lingsar yang masih dalam tahap perakitan

    Foto

    Dok

    . MC

    A-I

    Foto

    Dok

    . MC

    A-I

  • khususnya untuk memenuhi ketersediaan listrik.Cikal bakal berkembangnya teknologi energi terbarukan di SMKN 1 Lingsar sebenarnya sudah ada sejak tahun 2003. Berawal dari seorang guru bernama Irwan Aditya yang sekarang menjadi koordinator Teknologi Tepat Guna dan Energi Terbarukan SMKN 1 Lingsar. Irwan memulainya sejak sekira tahun 2003, ketika itu dia melihat potensi besar di kebunnya berupa aliran air yang menurutnya bisa diolah menjadi energi listrik. Berawal dari hobi, Irwan memulai dengan sebuah kincir yang bisa mengubah aliran air menjadi energi listrik. Sempat bersekolah di Bandung untuk mendalami teknologi baru itu, Irwan akhirnya kembali ke SMKN 1 Lingsar di tahun 2009 dan mulai fokus mengembangkan teknologi energi terbarukan di SMKN 1 Lingsar. Semua proses pembuatan pembangkit listrik tenaga mikro hidro berada di bawah kelompok teknologi tepat guna dan dikerjakan di bengkel jurusan otomotif. Langkah yang dirintis Irwan Aditya kemudian seperti menemukan jalannya ketika Ruju Ahmad datang menjadi kepala sekolah S M K N 1 L i n g s a r. B e rs a m a - s a m a m e re k a mengembangkan pembuatan pembangkit listrik tenaga mikro hidro itu. Sekarang kami sudah menerima pesanan dari beberapa tempat. Ada dari SMP, ada juga dari warga. Kata Ruju Ahmad. Tapi tentu saja semua masih skala kecil, kami belum berani membangun pembangkit dalam skala besar. Lanjutnya. Pengembangan mikro hidro ini bukan tanpa masalah. Ketika mencoba menerapkannya di beberapa desa ada saja masalah kecil yang menghadang. Salah satunya adalah pertikaian soal aliran air. Aliran air bagi sebagian warga desa sangat sensitif, sehingga tidak mudah untuk meyakinkan mereka kalau turbin mikro hidro tidak akan memengaruhi aliran air ke sawah mereka. Tapi perlahan tantangan itu bisa dilewati apalagi ketika warga sadar akan fungsi pembangkit listrik tenaga hidro itu. Melihat perkembangan dan kebutuhan energi terbarukan yang semakin besar, Ruju Ahmad dan jajaran guru SMKN 1 Lingsar percaya diri untuk membuka jurusan baru yang benar-benar fokus pada teknologi energi terbarukan (TET). Rencananya jurusan baru itu akan dibuka pada tahun ajaran baru 2015-2016. Sebelum ini memang tidak ada spektrum yang jelas tentang teknologi energi terbarukan, makanya selama ini teknologi energi terbarukan

    2019 BaKTINews BaKTINews No. November - Desember 2015 119 No. November - Desember 2015 119

    been initiated since 2003. A teacher, by the name of Irwan Aditya, who is now assuming the position of Coordinator of Proper and Renewable Energy Technology of SMKN 1 Lingsar initiated the effort. At that time, Irwan saw a great potential in his garden, where streams of water, according to him, can be processed into renewable electrical power. Starting as a hobby, Irwan elevated the flow of water in a windmill into electrical power. Irwan, who went to a school in Bandung to concentrate on new technology, returned to SMKN 1 Lingsar in 2009 and began to focus on developing renewable energy technology in the school. All the construction process of micro-hydro power plant is managed under the group of appropriate technology, as it is developed in the garage of the automotive course. The progress initiated by Irwan Aditya later being further developed after the designation of Ruju Ahmad as the principal of SMKN 1 Lingsar. Both school officials collaborated extensively to develop the micro-hydro power plant. We are now at the level of taking orders to build power plants from other schools and the members of community. said Ruju Ahmad. He further continues, But of course, this is still a small scale level, we have not developed a large-scale power plant. That being said, the progress of developing the micro-hydro power plant has not been an easy road. Some challenges have presented themselves at the time of the plants' simulation in several villages. One of those problems is a fued of water flow. Stream of water flow for villagers constitute a sensitive property, thus it is not easy to convince them that micro-hydro turbin will not negatively implicate to the flow of water into their rice fields. Thus, the challenge is overcame, as the villagers realise the benefits of the hydro power plant. Seeing the increasing demands of renewable energy, Ruju Ahmad and a line of teachers of SMKN 1 Lingsar are confident that they will open a new course that will focus on renewable energy technology. This course is planned to be launched in the 2015-2016 curriculum. Prior to this, there are no clear spectrums on renewable energy technology in our school, except the fact that we included it in one of our local content subjects. Now that the spectrum on renewable energy technology has become clear, we will open a new course next year that specifies on r e n e w a b l e e n e r g y t e c h n o l o g y . s t a t e d

    masuk ke dalam muatan lokal. Tapi karena sekarang sudah ada spektrum yang jelas, kami rasa di tahun ajaran baru nanti jurusan khusus untuk teknologi energi terbarukan harus dibuka. Kata Ruju Ahmad dengan penuh semangat. K e t i k a d i t a n y a k a n s o a l s e b e r a p a b e s a r optimismenya kalau jurusan baru itu bakal menarik minat murid baru, pria bertubuh tinggi langsing ini menjawab. Saya masih sangat optimis, hanya saja memang butuh sosialisasi. Rencananya di bulan Desember nanti akan ada rapat besar dengan orang tua murid dan komite sekolah, ini adalah momentum yang tepat bagi kami memperkenalkan tentang jurusan baru ini. Ruju Ahmad juga menambahkan kalau salah satu daya tarik untuk orang tua murid dan calon murid baru adalah kebutuhan lapangan kerja yang semakin besar di bidang teknologi energi terbarukan, termasuk kebutuhan dari PLN. Tidak bisa dipungkiri, sebagian besar orang tua murid memang berharap anaknya yang bersekolah di SMK bisa langsung bekerja keluarnya dari sana. Meski melihat besarnya potensi pengembangan teknologi energi terbarukan, Ruju Ahmad menilai memang sumber daya manusia yang bisa mengawal pengembangan teknologi energi terbarukan itu masih sangat kurang. Sisi inilah yang diharapkannya bisa diperbaiki dengan kerjasama pada proyek Peka Sinergi. Harapannya kita, nanti di akhir proyek kita bisa punya alat yang lengkap untuk melakukan uji kompetensi dan sertifikasi bagi semua operator teknologi energi terbarukan di Lombok. Pungkas Ruju Ahmad. Apa yang dilakukan Ruju Ahmad dan teman-teman pengajar di SMKN 1 Lingsar memang sangat inspiratif. Bermula dari hobi dan kepekaan melihat peluang mereka secara perlahan mengembangkan inovasi teknologi energi terbarukan yang kelak di kemudian hari bisa menjadi tulang punggung penyediaan energi di Lombok. Kita kekurangan tenaga profesional yang tersertifikasi, padahal ini sangat krusial dalam menyambut era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kata Prof. Ir. Sunarpi Ph.D, rektor UNRAM dalam sambutannya di acara peluncuran proyek Peka Sinergi. Semoga saja proyek Peka Sinergi yang melibatkan banyak komponen masyarakat ini benar bisa menjadi jawaban atas kebutuhan kita akan teknologi energi terbarukan.

    enthusiastically by Ruju Ahmad. When asked about his confidence that new course will attract interests of new students, the tall and slim gentleman answered, I am highly optimist. However, we need more socialisation on this. This December, we will hold a grand meeting to invite students' parents and school committee. The meeting will be expected to be an appropriate moment for us to introduce the new course. Ruju Ahmad also added that the students' parents and new students will note that the demands are now increased for empolyment opportunities in the field of renewable energy technology, including demand resources from State Electrical Company (PLN). Inevitably, most parents hope that their children that go to vocational school can work in the company after they graduate.Despite acknowledging the potential of renewable energy technology, Ruju Ahmad also asserts that human resources with proper capacity on renewable energy technology is still limited. The collaborative project of Sensitive Synergy is expected to be a solution to cultivate those resources. By the end of the project, we hope to have complete tools to conduct competency test and certif ication for al l renewable energy technology operators in Lombok. Ruju Ahmad later adds. What Ruju Ahmad and the set of teachers do in SMKN 1 Lingsar has been inspiring. It started from a hobby and the ability to see an opportunity, and gradually developed into an innovation of renewable energy technology. In the future, this initiation will likely be further progressed as the backbone of energy supply in Lombok. We are currently short on certified professional, and this constitutes a crucial aspect in the commencing era of ASEAN Economy Community. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D, Chancellor of The University of Mataram stated in his welcoming speech during the launching of Synergy Sensitive Project. This project, which is expected to involve various components in the community, will serve as a solution to address our needs on renewable energy technology.

    INFORMASI LEBIH LANJUTUntuk info lebih lanjut mengenai Progran Pengelolaan dan Pemanfaatan Pengetahuan Hijau di Indonesia, Anda dapat menghungi kami melalui email

    [email protected]

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • khususnya untuk memenuhi ketersediaan listrik.Cikal bakal berkembangnya teknologi energi terbarukan di SMKN 1 Lingsar sebenarnya sudah ada sejak tahun 2003. Berawal dari seorang guru bernama Irwan Aditya yang sekarang menjadi koordinator Teknologi Tepat Guna dan Energi Terbarukan SMKN 1 Lingsar. Irwan memulainya sejak sekira tahun 2003, ketika itu dia melihat potensi besar di kebunnya berupa aliran air yang menurutnya bisa diolah menjadi energi listrik. Berawal dari hobi, Irwan memulai dengan sebuah kincir yang bisa mengubah aliran air menjadi energi listrik. Sempat bersekolah di Bandung untuk mendalami teknologi baru itu, Irwan akhirnya kembali ke SMKN 1 Lingsar di tahun 2009 dan mulai fokus mengembangkan teknologi energi terbarukan di SMKN 1 Lingsar. Semua proses pembuatan pembangkit listrik tenaga mikro hidro berada di bawah kelompok teknologi tepat guna dan dikerjakan di bengkel jurusan otomotif. Langkah yang dirintis Irwan Aditya kemudian seperti menemukan jalannya ketika Ruju Ahmad datang menjadi kepala sekolah S M K N 1 L i n g s a r. B e rs a m a - s a m a m e re k a mengembangkan pembuatan pembangkit listrik tenaga mikro hidro itu. Sekarang kami sudah menerima pesanan dari beberapa tempat. Ada dari SMP, ada juga dari warga. Kata Ruju Ahmad. Tapi tentu saja semua masih skala kecil, kami belum berani membangun pembangkit dalam skala besar. Lanjutnya. Pengembangan mikro hidro ini bukan tanpa masalah. Ketika mencoba menerapkannya di beberapa desa ada saja masalah kecil yang menghadang. Salah satunya adalah pertikaian soal aliran air. Aliran air bagi sebagian warga desa sangat sensitif, sehingga tidak mudah untuk meyakinkan mereka kalau turbin mikro hidro tidak akan memengaruhi aliran air ke sawah mereka. Tapi perlahan tantangan itu bisa dilewati apalagi ketika warga sadar akan fungsi pembangkit listrik tenaga hidro itu. Melihat perkembangan dan kebutuhan energi terbarukan yang semakin besar, Ruju Ahmad dan jajaran guru SMKN 1 Lingsar percaya diri untuk membuka jurusan baru yang benar-benar fokus pada teknologi energi terbarukan (TET). Rencananya jurusan baru itu akan dibuka pada tahun ajaran baru 2015-2016. Sebelum ini memang tidak ada spektrum yang jelas tentang teknologi energi terbarukan, makanya selama ini teknologi energi terbarukan

    2019 BaKTINews BaKTINews No. November - Desember 2015 119 No. November - Desember 2015 119

    been initiated since 2003. A teacher, by the name of Irwan Aditya, who is now assuming the position of Coordinator of Proper and Renewable Energy Technology of SMKN 1 Lingsar initiated the effort. At that time, Irwan saw a great potential in his garden, where streams of water, according to him, can be processed into renewable electrical power. Starting as a hobby, Irwan elevated the flow of water in a windmill into electrical power. Irwan, who went to a school in Bandung to concentrate on new technology, returned to SMKN 1 Lingsar in 2009 and began to focus on developing renewable energy technology in the school. All the construction process of micro-hydro power plant is managed under the group of appropriate technology, as it is developed in the garage of the automotive course. The progress initiated by Irwan Aditya later being further developed after the designation of Ruju Ahmad as the principal of SMKN 1 Lingsar. Both school officials collaborated extensively to develop the micro-hydro power plant. We are now at the level of taking orders to build power plants from other schools and the members of community. said Ruju Ahmad. He further continues, But of course, this is still a small scale level, we have not developed a large-scale power plant. That being said, the progress of developing the micro-hydro power plant has not been an easy road. Some challenges have presented themselves at the time of the plants' simulation in several villages. One of those problems is a fued of water flow. Stream of water flow for villagers constitute a sensitive property, thus it is not easy to convince them that micro-hydro turbin will not negatively implicate to the flow of water into their rice fields. Thus, the challenge is overcame, as the villagers realise the benefits of the hydro power plant. Seeing the increasing demands of renewable energy, Ruju Ahmad and a line of teachers of SMKN 1 Lingsar are confident that they will open a new course that will focus on renewable energy technology. This course is planned to be launched in the 2015-2016 curriculum. Prior to this, there are no clear spectrums on renewable energy technology in our school, except the fact that we included it in one of our local content subjects. Now that the spectrum on renewable energy technology has become clear, we will open a new course next year that specifies on r e n e w a b l e e n e r g y t e c h n o l o g y . s t a t e d

    masuk ke dalam muatan lokal. Tapi karena sekarang sudah ada spektrum yang jelas, kami rasa di tahun ajaran baru nanti jurusan khusus untuk teknologi energi terbarukan harus dibuka. Kata Ruju Ahmad dengan penuh semangat. K e t i k a d i t a n y a k a n s o a l s e b e r a p a b e s a r optimismenya kalau jurusan baru itu bakal menarik minat murid baru, pria bertubuh tinggi langsing ini menjawab. Saya masih sangat optimis, hanya saja memang butuh sosialisasi. Rencananya di bulan Desember nanti akan ada rapat besar dengan orang tua murid dan komite sekolah, ini adalah momentum yang tepat bagi kami memperkenalkan tentang jurusan baru ini. Ruju Ahmad juga menambahkan kalau salah satu daya tarik untuk orang tua murid dan calon murid baru adalah kebutuhan lapangan kerja yang semakin besar di bidang teknologi energi terbarukan, termasuk kebutuhan dari PLN. Tidak bisa dipungkiri, sebagian besar orang tua murid memang berharap anaknya yang bersekolah di SMK bisa langsung bekerja keluarnya dari sana. Meski melihat besarnya potensi pengembangan teknologi energi terbarukan, Ruju Ahmad menilai memang sumber daya manusia yang bisa mengawal pengembangan teknologi energi terbarukan itu masih sangat kurang. Sisi inilah yang diharapkannya bisa diperbaiki dengan kerjasama pada proyek Peka Sinergi. Harapannya kita, nanti di akhir proyek kita bisa punya alat yang lengkap untuk melakukan uji kompetensi dan sertifikasi bagi semua operator teknologi energi terbarukan di Lombok. Pungkas Ruju Ahmad. Apa yang dilakukan Ruju Ahmad dan teman-teman pengajar di SMKN 1 Lingsar memang sangat inspiratif. Bermula dari hobi dan kepekaan melihat peluang mereka secara perlahan mengembangkan inovasi teknologi energi terbarukan yang kelak di kemudian hari bisa menjadi tulang punggung penyediaan energi di Lombok. Kita kekurangan tenaga profesional yang tersertifikasi, padahal ini sangat krusial dalam menyambut era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kata Prof. Ir. Sunarpi Ph.D, rektor UNRAM dalam sambutannya di acara peluncuran proyek Peka Sinergi. Semoga saja proyek Peka Sinergi yang melibatkan banyak komponen masyarakat ini benar bisa menjadi jawaban atas kebutuhan kita akan teknologi energi terbarukan.

    enthusiastically by Ruju Ahmad. When asked about his confidence that new course will attract interests of new students, the tall and slim gentleman answered, I am highly optimist. However, we need more socialisation on this. This December, we will hold a grand meeting to invite students' parents and school committee. The meeting will be expected to be an appropriate moment for us to introduce the new course. Ruju Ahmad also added that the students' parents and new students will note that the demands are now increased for empolyment opportunities in the field of renewable energy technology, including demand resources from State Electrical Company (PLN). Inevitably, most parents hope that their children that go to vocational school can work in the company after they graduate.Despite acknowledging the potential of renewable energy technology, Ruju Ahmad also asserts that human resources with proper capacity on renewable energy technology is still limited. The collaborative project of Sensitive Synergy is expected to be a solution to cultivate those resources. By the end of the project, we hope to have complete tools to conduct competency test and certif ication for al l renewable energy tech