no. 101 edisi_101_rs.pdf · indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan...

44
www.bakti.or.id No. Mei - Juni 2014 101 Perencanaan dan Penganggaran untuk Keterbukaan Informasi Pengaruh Tipomorfologi Permukiman KPG terhadap Pola Spasial Kota Kata Sejarah tentang Jalan dan Perkembangan Daerah Potensi Replikasi Praktik Baik Sektor Kesehatan Di Papua

Upload: vothu

Post on 11-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

www.bakti.or.id No. Mei - Juni 2014 101

Perencanaan dan Penganggaran untuk Keterbukaan Informasi

Pengaruh Tipomorfologi Permukiman KPG terhadap Pola Spasial Kota

Kata Sejarah tentang Jalan dan Perkembangan Daerah

Potensi Replikasi Praktik Baik Sektor Kesehatan Di Papua

Page 2: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Daftar IsiMei - Juni 2014 No. 101

Jl. H.A. Mappanyukki No. 32 Makassar 90125, Sulawesi Selatan - Indonesia +62 411 832228, 833383 +62 411 852146 Telp. Fax [email protected] [email protected] 201Email atau SMS BaKTINews 0813 4063 4999, 0815 4323 1888, 0878 4000 0

www.facebook.com/yayasanbakti Facebook @InfoBaKTI Twitter

Redaksi

www.bakti.or.id

Editor CAROLINE TUPAMAHU VICTORIA NGANTUNGMELYA FINDI ASTUTI

Suara Forum KTI ZUSANNA GOSAL ITA MASITA IBNU Design & layout

Editor Foto ICHSAN DJUNAEDEvents at BaKTI SHERLY HEUMASSEWebsite

Smart Practices & Info Book SUMARNI ARIANTO

ADITYA RAKHMAT

BaKTINews adalah media pertukaran pengetahuan tentang pembangunan di Kawasan Timur lndonesia. Tujuan BaKTINews adalah mempromosikan praktik cerdas pembangunan dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia agar dapat diketahui oleh khalayak luas dan menginspirasi pelaku pembangunan di berbagai daerah dalam upaya menjawab berbagai tantangan pembangunan. BaKTINews terbit setiap bulan dalam dua bahasa, Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos kepada pembaca dengan target utama adalah para pelaku pembangunan yang berdomisili di daerah kepulauan dan daerah terpencil. Tidak dikenakan biaya apapun untuk berlangganan BaKTINews agar lebih banyak masyarakat yang dapat mengakses informasi pembangunan melalui majalah ini. Selain dalam bentuk cetak, BaKTINews juga dapat diakses di website BaKTI: www.bakti.or.id dan dikirimkan melalui email kepada pelanggan yang dapat mengakses internet. BaKTINews dikelola oleh Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI). Seluruh artikel BaKTINews adalah kontribusi sukarela para pelaku pembangunan dari berbagai kalangan dan daerah yang ingin berbagi pengetahuan dengan khalayak luas.

BERKONTRIBUSI UNTUK BaKTINews

BaKTINews menerima artikel tentang kemajuan pembangunan, pembelajaran dari suatu kegiatan, praktik cerdas pembangunan, hasil-hasil penelitian yang dapat diaplikasikan, dan teknologi tepat guna dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua). Panjang artikel adalah 1.000 - 1.100 kata,menggunakan Bahasa Indonesia maupun lnggris, ditulis dengan gaya populer. Foto-foto penunjang artikel sangat dibutuhkan. Tim editor BaKTINews akan melakukan edit terhadap setiap artikel yang akan dimuat untuk kesesuaian tempat dan gaya bahasa. Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.

BaKTINews accepts articles about development programs, lessons learnt from an activity, development smart practices, research results that can be applied, and applied technology from different stakeholders and regions in eastern Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, and Papua). Articles should be 1,000-1, 100 words, in either Indonesian or English, and written in a popular style.

Articles should also be sent with photos that illustrate the article. The editors of BaKTINews will edit every article for reasons of space and style. BaKTINews does not provide payment to writers for articles.

MENJADI PELANGGAN BaKTINews Subscribing to BaKTINews

Untuk berlangganan BaKTINews, silahkan mengirimkan data diri anda (organisasi, posisi, nomor HP, alamat email) lengkap dengan alamat lengkap yang disertai dengan kode pos melalui email [email protected] atau mengeirimkan SMS kepada kami. Bagi yang berdomisili di Makassar, Anda dapat mengambil BaKTINews di Display Corner Gedung BaKTI pada setiap hari kerja.

To subscribe to BaKTINews please send us your full contacts details (including organization. position, HP number and email address) with full postal address to [email protected] or send us SMS. For those living in Makassar, please stop by the BaKTI office and pick up your copy from the display corner from Monday to Friday.

BaKTINews is a knowledge exchange media platform for development issues in eastern Indonesia. BaKTINews aims to promote development smart practices from different regions in eastern Indonesia so that the practices become known to a wider audience and inspire development stakeholders in other regions in their efforts to answer development challenges. BaKTINews is published monthly in two languages, Indonesian and English, to facilitate readers who don't understand indonesian to gain a better understanding of development in eastern Indonesia. BaKTINews is sent by post to readers and rhe main target is development stakeholders living in isolated regions and island regions. BaKTINews is provided free of charge so the development community can access relevant development information easily. BaKTINews is also provided in an electronic version that can be accessed on www.bakti.or.id and can be sent electronically to subscribers with internet access. BaKTINews is managed by the Eastern Indonesia Knowledge Exchange (BaKTI). All articles are contributed voluntarily by development stakeholders from different areas in eastern Indonesia who wish to share their information with a wider audience.

BaKTINEWS DITERBITKAN OLEH YAYASAN BaKTI DENGAN DUKUNGAN PEMERINTAH AUSTRALIA DAN PEMERINTAH KANADA / BaKTINEWS IS PUBLISHED BY THE BaKTI FOUNDATION WITH SUPPORT OF THE GOVERNMENT OF AUSTRALIA AND THE GOVERNMENT OF CANADA.

PANDANGAN YANG DIKEMUKAKAN TAK SEPENUHNYA MENCERMINKAN PANDANGAN YAYASAN BaKTI MAUPUN PEMERINTAH AUSTRALIA DAN PEMERINTAH KANADA. / THE VIEWS EXPRESSED DO NOT NECESSARILY REFLECT THE VIEWS OF YAYASAN BaKTI, THE GOVERNMENT OF AUSTRALIA AND THE GOVERNMENT

OF CANADA.

Database Kontak A. RINI INDAYANI

Suara Forum KTI

Program Mitra - BASIC

1

4

9

19 KM BaKTI-AIPD

JiKTI

Oleh Theresia Erni

Pengaruh Tipomorfologi Permukiman KPG terhadap Pola Spasial KotaOleh Bambang Heryanto

Kata SejarahTentang Jalan dan PerkembanganDaerah Oleh Abraham Kalalimbong

Kabar dari Geng Motor iMuT

Praktik Cerdas Terkini

Oleh Sumarni Aryanto

Oleh Mansetus Balawala

YKS Meregenerasi Sepeda Motor untuk Pelayanan Kesehatan

Praktik Cerdas Terkini7

Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak Di Provinsi Sulawesi Tenggara

10

Program PEACHPeluncuran Laporan Analisis Keuangan Publik Provinsi Sulawesi Tenggara 2014

12

Oleh Muhammad Fadjar

Perencanaan dan Penganggaran untuk Keterbukaan Informasi

23 JiKTI

Oleh Bonnix Hedy Maulana dan Rahayu

Persepsi Publik atas Pelayanan Administrasi Kependudukandi Kabupaten Minahasa SelatanOleh Dr. Agussalim

Barifola Harapan Hidup Masyarakat Miskin Maluku Utara

Oleh Thamrin Husain

27

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

Masjid Amirul Mukminin, Anjungan Pantai Losari Makassar

Forum KTI

35Laskar Jentik :Sekolahku dan Rumahku Bebas Jentik

Info Buku

Kegiatan di BaKTI4041

Oleh Maria M. Mali

Potensi Replikasi Praktik Baik Sektor Kesehatan di PapuaOleh Theofransus Litaay & Marthen Ndoen

31 KINERJA - USAID

Foto Cover Ichsan Djunaed

Kesehatan

Page 3: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Daftar IsiMei - Juni 2014 No. 101

Jl. H.A. Mappanyukki No. 32 Makassar 90125, Sulawesi Selatan - Indonesia +62 411 832228, 833383 +62 411 852146 Telp. Fax [email protected] [email protected] 201Email atau SMS BaKTINews 0813 4063 4999, 0815 4323 1888, 0878 4000 0

www.facebook.com/yayasanbakti Facebook @InfoBaKTI Twitter

Redaksi

www.bakti.or.id

Editor CAROLINE TUPAMAHU VICTORIA NGANTUNGMELYA FINDI ASTUTI

Suara Forum KTI ZUSANNA GOSAL ITA MASITA IBNU Design & layout

Editor Foto ICHSAN DJUNAEDEvents at BaKTI SHERLY HEUMASSEWebsite

Smart Practices & Info Book SUMARNI ARIANTO

ADITYA RAKHMAT

BaKTINews adalah media pertukaran pengetahuan tentang pembangunan di Kawasan Timur lndonesia. Tujuan BaKTINews adalah mempromosikan praktik cerdas pembangunan dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia agar dapat diketahui oleh khalayak luas dan menginspirasi pelaku pembangunan di berbagai daerah dalam upaya menjawab berbagai tantangan pembangunan. BaKTINews terbit setiap bulan dalam dua bahasa, Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos kepada pembaca dengan target utama adalah para pelaku pembangunan yang berdomisili di daerah kepulauan dan daerah terpencil. Tidak dikenakan biaya apapun untuk berlangganan BaKTINews agar lebih banyak masyarakat yang dapat mengakses informasi pembangunan melalui majalah ini. Selain dalam bentuk cetak, BaKTINews juga dapat diakses di website BaKTI: www.bakti.or.id dan dikirimkan melalui email kepada pelanggan yang dapat mengakses internet. BaKTINews dikelola oleh Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI). Seluruh artikel BaKTINews adalah kontribusi sukarela para pelaku pembangunan dari berbagai kalangan dan daerah yang ingin berbagi pengetahuan dengan khalayak luas.

BERKONTRIBUSI UNTUK BaKTINews

BaKTINews menerima artikel tentang kemajuan pembangunan, pembelajaran dari suatu kegiatan, praktik cerdas pembangunan, hasil-hasil penelitian yang dapat diaplikasikan, dan teknologi tepat guna dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua). Panjang artikel adalah 1.000 - 1.100 kata,menggunakan Bahasa Indonesia maupun lnggris, ditulis dengan gaya populer. Foto-foto penunjang artikel sangat dibutuhkan. Tim editor BaKTINews akan melakukan edit terhadap setiap artikel yang akan dimuat untuk kesesuaian tempat dan gaya bahasa. Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.

BaKTINews accepts articles about development programs, lessons learnt from an activity, development smart practices, research results that can be applied, and applied technology from different stakeholders and regions in eastern Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, and Papua). Articles should be 1,000-1, 100 words, in either Indonesian or English, and written in a popular style.

Articles should also be sent with photos that illustrate the article. The editors of BaKTINews will edit every article for reasons of space and style. BaKTINews does not provide payment to writers for articles.

MENJADI PELANGGAN BaKTINews Subscribing to BaKTINews

Untuk berlangganan BaKTINews, silahkan mengirimkan data diri anda (organisasi, posisi, nomor HP, alamat email) lengkap dengan alamat lengkap yang disertai dengan kode pos melalui email [email protected] atau mengeirimkan SMS kepada kami. Bagi yang berdomisili di Makassar, Anda dapat mengambil BaKTINews di Display Corner Gedung BaKTI pada setiap hari kerja.

To subscribe to BaKTINews please send us your full contacts details (including organization. position, HP number and email address) with full postal address to [email protected] or send us SMS. For those living in Makassar, please stop by the BaKTI office and pick up your copy from the display corner from Monday to Friday.

BaKTINews is a knowledge exchange media platform for development issues in eastern Indonesia. BaKTINews aims to promote development smart practices from different regions in eastern Indonesia so that the practices become known to a wider audience and inspire development stakeholders in other regions in their efforts to answer development challenges. BaKTINews is published monthly in two languages, Indonesian and English, to facilitate readers who don't understand indonesian to gain a better understanding of development in eastern Indonesia. BaKTINews is sent by post to readers and rhe main target is development stakeholders living in isolated regions and island regions. BaKTINews is provided free of charge so the development community can access relevant development information easily. BaKTINews is also provided in an electronic version that can be accessed on www.bakti.or.id and can be sent electronically to subscribers with internet access. BaKTINews is managed by the Eastern Indonesia Knowledge Exchange (BaKTI). All articles are contributed voluntarily by development stakeholders from different areas in eastern Indonesia who wish to share their information with a wider audience.

BaKTINEWS DITERBITKAN OLEH YAYASAN BaKTI DENGAN DUKUNGAN PEMERINTAH AUSTRALIA DAN PEMERINTAH KANADA / BaKTINEWS IS PUBLISHED BY THE BaKTI FOUNDATION WITH SUPPORT OF THE GOVERNMENT OF AUSTRALIA AND THE GOVERNMENT OF CANADA.

PANDANGAN YANG DIKEMUKAKAN TAK SEPENUHNYA MENCERMINKAN PANDANGAN YAYASAN BaKTI MAUPUN PEMERINTAH AUSTRALIA DAN PEMERINTAH KANADA. / THE VIEWS EXPRESSED DO NOT NECESSARILY REFLECT THE VIEWS OF YAYASAN BaKTI, THE GOVERNMENT OF AUSTRALIA AND THE GOVERNMENT

OF CANADA.

Database Kontak A. RINI INDAYANI

Suara Forum KTI

Program Mitra - BASIC

1

4

9

19 KM BaKTI-AIPD

JiKTI

Oleh Theresia Erni

Pengaruh Tipomorfologi Permukiman KPG terhadap Pola Spasial KotaOleh Bambang Heryanto

Kata SejarahTentang Jalan dan PerkembanganDaerah Oleh Abraham Kalalimbong

Kabar dari Geng Motor iMuT

Praktik Cerdas Terkini

Oleh Sumarni Aryanto

Oleh Mansetus Balawala

YKS Meregenerasi Sepeda Motor untuk Pelayanan Kesehatan

Praktik Cerdas Terkini7

Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak Di Provinsi Sulawesi Tenggara

10

Program PEACHPeluncuran Laporan Analisis Keuangan Publik Provinsi Sulawesi Tenggara 2014

12

Oleh Muhammad Fadjar

Perencanaan dan Penganggaran untuk Keterbukaan Informasi

23 JiKTI

Oleh Bonnix Hedy Maulana dan Rahayu

Persepsi Publik atas Pelayanan Administrasi Kependudukandi Kabupaten Minahasa SelatanOleh Dr. Agussalim

Barifola Harapan Hidup Masyarakat Miskin Maluku Utara

Oleh Thamrin Husain

27

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

Masjid Amirul Mukminin, Anjungan Pantai Losari Makassar

Forum KTI

35Laskar Jentik :Sekolahku dan Rumahku Bebas Jentik

Info Buku

Kegiatan di BaKTI4041

Oleh Maria M. Mali

Potensi Replikasi Praktik Baik Sektor Kesehatan di PapuaOleh Theofransus Litaay & Marthen Ndoen

31 KINERJA - USAID

Foto Cover Ichsan Djunaed

Kesehatan

Page 4: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

1 2 No. Mei - Juni 2014 101BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 BaKTINews

eberadaan permukiman KPG menunjukkan Kadanya ketidak harmonisan terhadap kehidupan masyarakat dan perkembangan

pola ruang kota. Namun, di s is i la in juga memberikan manfaat dalam kehidupan masyarakat dan perkembangan pola spasial kota. Beragam t i p o m o r fo l o g i m e m b e r i k a n s o l u s i u n t u k mendapatkan tempat tinggal yang nyaman, indah, dan aman bagi masyarakat. Sehingga perlu adanya perencanaan dan mengatur permukiman untuk menciptakan kondisi tersebut. Terkait relasi aspek sosial dan bentuk kota, Dolores Hayden (1995) menyatakan bahwa produksi ekonomi dan sosial membentuk ruang kota secara bersamaan. Keduanya berkaitan satu sama lain melalui kegiatan manusia dalam menyediakan

kebutuhan dan ambisinya. Aspek sosial masyarakat permukiman KPG, dibentuk oleh keputusan komersial dan taktik pemasaran perusahaan. Salah satu bentuk komersial dan taktik pemasaran permukiman KPG adalah konsep cluster. K o n s e p i n i d i t e r a p k a n t e r k a i t p r i n s i p pengelompokan berdasarkan tema, tipe hunian, dan keamanan. Sehingga terbentuklah konsep rancangan pagar besi yang mengelilingi tiap cluster. Pagar besi inilah yang membatasi hubungan antar cluster, dan terhubung melalui pintu gerbang yang disediakan di tiap cluster. Pola cluster yang t e r i s o l a s i s e c a r a i n t e r n a l m e n i m b u l k a n d i s h a r m o n i s a s i k e h i d u p a n s o s i a l a n t a r penghuninya. Berkembangnya permukiman KPG dapat menimbulkan ketidak harmonisan kehidupan sosial penghuninya. Kehidupan eksklusif penghuni di dalam dinding pagar sering kali menimbulkan kecemburuan sosial terhadap masyarakat di luar

permukiman (Goolbar, 2002). Kondisinya penghuni cluster cenderung mengisolasi dirinya dan membentuk hubungan sosial yang tidak harmonis dengan masyarakat sekitar. Permukiman tersebut menciptakan segregasi sosial dengan permukiman di luar pagar. P ro m o s i d i m e d i a m a s s a t e r k a i t i k l a n permukiman KPG menarik minat konsumen, melihat beragam tawaran fasilitasnya, terlebih bagi mereka strata ekonomi menengah atas. Di sisi lain,

aspek keamanan menjadi ni la i lebih yang ditawarkan pada permukiman KPG mengingat rentannya kriminalitas di permukiman umum. Pengelompokan permukiman berdasarkan etnik sudah muncul sejak keberadaan kota awal di dunia. Konsep ini dilakukan oleh penguasa kota untuk mempermudah pengawasan keanekaragaman etnik (Luymes, 1997). Pengelompokan permukiman berdasarkan pola s p a s i a l d i d a l a m r u a n g ko t a j u ga mu n c u l berdasarkan etnik membentuk pola spasial yang berbeda-beda yaitu kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi. Etnik Tionghoa memiliki kecenderungan untuk menetap disebuah lokasi dengan mayoritas penduduk yang beretnis sama. Sehingga tumbuh pecinan-pecinan di pusat kota, seperti pusat perbelanjaan dan kuliner. Namun, tidak semua memiliki kondisi serupa, di wilayah periferi tertentu mereka dapat berbaur bersama etnis lain. Bahkan pada permukiman bertema heritage, budaya dan kehidupan etnis ditampilkan baik dalam pola

spasial, hunian, serta kegiatan perayaan. Bertempat tinggal di permukiman KPG merupakan salah satu unsur yang menggambarkan keberhasilan seseorang dalam kehidupannya (Grant, 2004). Keberhasilan seseorang dapat diukur dari kawasan tempat tinggal, besarnya rumah, fasilitas hunian, dan lain-lain. Tingginya minat masyarakat dengan jenis hunian ini disambut antusias oleh para pengembang. Ada korelasi positif terkait permukiman KPG dengan keberhasilan suatu kota. Permukiman mewah dapat menjadi daya tarik untuk mendorong seseorang menjadi warga di kota tersebut. Hal ini dapat kita lihat diberbagai media cetak maupun media elektronik yang menawarkan promosi menarik terlebih dengan konsep kehidupan modern di lingkungan yang nyaman, indah, dan a m a n . S e ca ra s i m b o l i s pa ra p e n ge m ba n g mengeksplorasi produknya sebagai lingkungan yang ramah dan aman dibanding dengan kehidupan lokal yang ada (Barnes, 2013). Aspek spasial paling berpengaruh dari permukiman KPG adalah perubahan pola tata guna lahan. Keberadaan permukiman KPG biasanya tidak masuk dalam rencana tata ruang kota sehingga berdampak dalam perencanaan dan penataan sarana dan prasarana kota. Permukiman K P G m a n j a d i d a y a t a r i k d a n m e m i c u berkembangnya kegiatan daerah di sekitarnya, seperti transportasi, jasa, dan lainnya. Hal ini juga berdampak pada nilai tanah yang cenderung meningkat. Pemilihan lokasi bagi calon penghuni memiliki kecenderungan kearah lingkungan dengan strata ekonomi setara (Ghonimi, et al., 2011). Namun, kondisi ini rupanya sudah tidak relevan saat ini, hal ini nampak dari berkembangnya permukiman KPG di daerah pedesaan, pinggiran kota, maupun di kawasan permukiman padat di pusat kota. Pembangunan permukiman KPG di wilayah periferi pada umumnya akan merubah pola spasial yang ada dengan menjadi kawasan hunian yang dipenuhi oleh bangunan mewah. Perkembangan permukiman KPG seperti halnya koloni Romawi. Koloni Romawi merupakan kota benteng pertahanan dan penyerangan. Dinding pagar didirikan untuk melindungi masyarakat di dalam koloni dari serangan kaum barbar. Keadaan ini dapat diamati sebagai upaya konsolidasi untuk melindungi masyarakatnya. Teori konsentrik pola struktur fisik kota menyatakan fisik kota berkembang dari pusat ke pinggir dengan bentuk invasi, dominasi, dan suksesi seperti yang dinyatakan oleh Ernest W. Burgess (Pacione, 2009). Permukiman KPG saat ini m e n y e r b u w i l a y a h p i n g g i r a n k o t a d a n mendominasi pola spasial, hingga akhirnya

Pengaruh Tipomorfologi Permukiman KPG

terhadap Pola Spasial Kota

Oleh Bambang Heryanto

KOMUNITAS PINTU GERBANG

Page 5: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

1 2 No. Mei - Juni 2014 101BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 BaKTINews

eberadaan permukiman KPG menunjukkan Kadanya ketidak harmonisan terhadap kehidupan masyarakat dan perkembangan

pola ruang kota. Namun, di s is i la in juga memberikan manfaat dalam kehidupan masyarakat dan perkembangan pola spasial kota. Beragam t i p o m o r fo l o g i m e m b e r i k a n s o l u s i u n t u k mendapatkan tempat tinggal yang nyaman, indah, dan aman bagi masyarakat. Sehingga perlu adanya perencanaan dan mengatur permukiman untuk menciptakan kondisi tersebut. Terkait relasi aspek sosial dan bentuk kota, Dolores Hayden (1995) menyatakan bahwa produksi ekonomi dan sosial membentuk ruang kota secara bersamaan. Keduanya berkaitan satu sama lain melalui kegiatan manusia dalam menyediakan

kebutuhan dan ambisinya. Aspek sosial masyarakat permukiman KPG, dibentuk oleh keputusan komersial dan taktik pemasaran perusahaan. Salah satu bentuk komersial dan taktik pemasaran permukiman KPG adalah konsep cluster. K o n s e p i n i d i t e r a p k a n t e r k a i t p r i n s i p pengelompokan berdasarkan tema, tipe hunian, dan keamanan. Sehingga terbentuklah konsep rancangan pagar besi yang mengelilingi tiap cluster. Pagar besi inilah yang membatasi hubungan antar cluster, dan terhubung melalui pintu gerbang yang disediakan di tiap cluster. Pola cluster yang t e r i s o l a s i s e c a r a i n t e r n a l m e n i m b u l k a n d i s h a r m o n i s a s i k e h i d u p a n s o s i a l a n t a r penghuninya. Berkembangnya permukiman KPG dapat menimbulkan ketidak harmonisan kehidupan sosial penghuninya. Kehidupan eksklusif penghuni di dalam dinding pagar sering kali menimbulkan kecemburuan sosial terhadap masyarakat di luar

permukiman (Goolbar, 2002). Kondisinya penghuni cluster cenderung mengisolasi dirinya dan membentuk hubungan sosial yang tidak harmonis dengan masyarakat sekitar. Permukiman tersebut menciptakan segregasi sosial dengan permukiman di luar pagar. P ro m o s i d i m e d i a m a s s a t e r k a i t i k l a n permukiman KPG menarik minat konsumen, melihat beragam tawaran fasilitasnya, terlebih bagi mereka strata ekonomi menengah atas. Di sisi lain,

aspek keamanan menjadi ni la i lebih yang ditawarkan pada permukiman KPG mengingat rentannya kriminalitas di permukiman umum. Pengelompokan permukiman berdasarkan etnik sudah muncul sejak keberadaan kota awal di dunia. Konsep ini dilakukan oleh penguasa kota untuk mempermudah pengawasan keanekaragaman etnik (Luymes, 1997). Pengelompokan permukiman berdasarkan pola s p a s i a l d i d a l a m r u a n g ko t a j u ga mu n c u l berdasarkan etnik membentuk pola spasial yang berbeda-beda yaitu kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi. Etnik Tionghoa memiliki kecenderungan untuk menetap disebuah lokasi dengan mayoritas penduduk yang beretnis sama. Sehingga tumbuh pecinan-pecinan di pusat kota, seperti pusat perbelanjaan dan kuliner. Namun, tidak semua memiliki kondisi serupa, di wilayah periferi tertentu mereka dapat berbaur bersama etnis lain. Bahkan pada permukiman bertema heritage, budaya dan kehidupan etnis ditampilkan baik dalam pola

spasial, hunian, serta kegiatan perayaan. Bertempat tinggal di permukiman KPG merupakan salah satu unsur yang menggambarkan keberhasilan seseorang dalam kehidupannya (Grant, 2004). Keberhasilan seseorang dapat diukur dari kawasan tempat tinggal, besarnya rumah, fasilitas hunian, dan lain-lain. Tingginya minat masyarakat dengan jenis hunian ini disambut antusias oleh para pengembang. Ada korelasi positif terkait permukiman KPG dengan keberhasilan suatu kota. Permukiman mewah dapat menjadi daya tarik untuk mendorong seseorang menjadi warga di kota tersebut. Hal ini dapat kita lihat diberbagai media cetak maupun media elektronik yang menawarkan promosi menarik terlebih dengan konsep kehidupan modern di lingkungan yang nyaman, indah, dan a m a n . S e ca ra s i m b o l i s pa ra p e n ge m ba n g mengeksplorasi produknya sebagai lingkungan yang ramah dan aman dibanding dengan kehidupan lokal yang ada (Barnes, 2013). Aspek spasial paling berpengaruh dari permukiman KPG adalah perubahan pola tata guna lahan. Keberadaan permukiman KPG biasanya tidak masuk dalam rencana tata ruang kota sehingga berdampak dalam perencanaan dan penataan sarana dan prasarana kota. Permukiman K P G m a n j a d i d a y a t a r i k d a n m e m i c u berkembangnya kegiatan daerah di sekitarnya, seperti transportasi, jasa, dan lainnya. Hal ini juga berdampak pada nilai tanah yang cenderung meningkat. Pemilihan lokasi bagi calon penghuni memiliki kecenderungan kearah lingkungan dengan strata ekonomi setara (Ghonimi, et al., 2011). Namun, kondisi ini rupanya sudah tidak relevan saat ini, hal ini nampak dari berkembangnya permukiman KPG di daerah pedesaan, pinggiran kota, maupun di kawasan permukiman padat di pusat kota. Pembangunan permukiman KPG di wilayah periferi pada umumnya akan merubah pola spasial yang ada dengan menjadi kawasan hunian yang dipenuhi oleh bangunan mewah. Perkembangan permukiman KPG seperti halnya koloni Romawi. Koloni Romawi merupakan kota benteng pertahanan dan penyerangan. Dinding pagar didirikan untuk melindungi masyarakat di dalam koloni dari serangan kaum barbar. Keadaan ini dapat diamati sebagai upaya konsolidasi untuk melindungi masyarakatnya. Teori konsentrik pola struktur fisik kota menyatakan fisik kota berkembang dari pusat ke pinggir dengan bentuk invasi, dominasi, dan suksesi seperti yang dinyatakan oleh Ernest W. Burgess (Pacione, 2009). Permukiman KPG saat ini m e n y e r b u w i l a y a h p i n g g i r a n k o t a d a n mendominasi pola spasial, hingga akhirnya

Pengaruh Tipomorfologi Permukiman KPG

terhadap Pola Spasial Kota

Oleh Bambang Heryanto

KOMUNITAS PINTU GERBANG

Page 6: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Oleh Mansetus Balawala

ayasan Kesehatan untuk YS e m u a ( Y K S ) m u l a i m e l a k u k a n r e g e n e r a s i

sepeda motor untuk pelayanan kesehatan di pedesaan. Regenerasi itu dilakukan karena sepeda motor yang diadakan sejak program Motorbike Ambulance diluncurkan tahun 2002 telah memasuki 12 tahun usia penggunaannya. Diharapkan dengan adanya regenerasi sepeda motor ini, petugas ke s e h at a n d i l a p a n ga n l e b i h semangat lagi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pedesaan yang memiliki kesulitan dalam mengakses informasi dan l a y a n a n k e s e h a t a n , k a r e n a minimnya sarana transportasi. Regenerasi sepeda motor ini d i l a k u k a n a t a s b a n t u a n d a n kerjasama dari semua pihak dalam meningkatkan kondisi kesehatan ibu anak di Kabupaten Flores Timur. Beberapa lembaga yang membantu YKS untuk meregenerasi sepeda motor tersebut adalah AusAid m e l a l u i p r o g r a m A I P M N H membantu dua unit, komunitas sepeda motor Tiger 800-Inggris melalui Motorcycle Outreach selaku lembaga amal yang mendanai program tersebut sebanyak tiga unit. Selain kedua lembaga tersebut, sebelumnya PT. Astra International,

Tbk. juga membantu sebanyak 3 unit motor yang digunakan staf YKS untuk melakukan monitoring bulanan. PT. Astra International juga memberikan kemudahan bagi YKS dalam pengadaan dua unit motor yang di danai Komunitas sepeda motor Tiger 800 – Inggris dengan harga yang relatif terjangkau. Dengan bantuan tersebut, YKS sudah melakukan regenerasi terhadap delapan unit sepeda motor dari tigabelas unit motor yang diadakan pada tahun 2002 sejak program Motorbike Ambulance diluncurkan. Dengan melakukan regenerasi terhadap delapan sepeda motor tersebut, maka masih tersisa tiga motor yang belum diganti. Untuk itu, manajemen

merubah pola spasial dalam tatanan spasial kota. Permukiman KPG sangat berpengaruh terhadap lingkungan di luar pagar. Lingkungan permukiman di luar pagar yang semula saling berhubungan kini menjadi terpisah-pisah, dan hubungan sosial masyarakat menjadi hilang. Permukiman berpagar tidak hanya menghilangkan lingkungan kehidupan intangible, tetapi juga secara tangible. Dengan hilangnya ruang terbuka masyarakat kehilangan tempat untuk kegiatan bersama, antara lain menjemur hasil pertanian, kegiatan bermain, kegiatan upacara, dan kegiatan sosial lainnya. Secara spasial, permukiman KPG merubah dan menghilangkan pergerakan masyarakat. Akses ke jalan utama menjadi bertambah jauh bagi masyarakat di luar dinding pagar karena mereka harus berputar mengingat adanya dinding pagar yang membatasi. Selain jalan, ruang-ruang terbuka publik di permukiman di luar dinding pagar dimensinya bertambah kecil atau hilang sama sekali. Pada umumnya pembangunan permukiman KPG tidak dapat dikendalikan akibat belum adanya rencana tata ruang kota. Sehingga dengan tidak terkendalinya pertumbuhan permukiman menimbulkan pola perembetan kota di wilayah periferi. Bentuk dari pada perembetan kota satu diantaranya adalah berkembangan leap frogging (loncatan katak). Perkembangan "loncatan katak" membentuk kantong-kantong permukiman di wilayah periferi. Lokasi kantong permukiman dengan pagar di sekelilingnya membentuk kawasan hunian yang satu dengan lainnya tidak saling terhubung. Pola perkembangan ini menimbulkan penggunakan ruang kota yang tidak efisien dan tidak teratur. Keberadaan dinding pagar di sekeliling permukiman KPG adalah bentuk aspek pengamanan lingkungan. Namun hal ini memberi dampak negatif bagi wilayah sekitar, sehingga kejahatan beralih ke wilayah lain (Helsey dan Strange,1999). Peralihan ini menyebabkan pemusatan kriminalitas di wilayah yang miskin dan minim akan pengawasan dan pengamanan. Hal ini dikarenakan masyarakat marjinal tidak memiliki wewenang melawan kondisi tersebut. Keberadaan tembok di permukiman KPG menjadi pembatas fisik dengan permukiman disekitarnya, juga memberikan pemandangan tidak menarik bagi masyarakat di luar pagar. Dinding beton masif secara fisik dan psikologis akan memberikan perbedaan suasana kehidupan antara penghuni di dalam dengan penghuni di luar dinding. Dengan demikian, permukiman tipe ini menimbulkan disintegrasi fisik, sosial, visual antar lingkungan di luar pagar. Keberadaan permukiman KPG menghilangkan akses pergerakan bagi masyarakat di luar pagar. Masyarakat pada umumnya dirugikan tidak hanya di kawasan pusat kota atau wilayah periferi, tetapi di kawasan tepian danau, sungai, maupun pantai. Sebagai contoh, di kawasan tepian laut, permukiman pagar merubah lingkungan fisik pantai dari ruang publik menjadi ruang privat.

YKS mengharapkan kepedulian dari semua pihak untuk meningkatkan kesehatan masyarakat pedesaan di negara berkembang seperti Indonesia, untuk pencapaian target MDGs bidang kesehatan. Bantuan sepeda motor sangat dibutuhkan untuk menjangkau masyarakat desa yang belum terjangkau, dan meregenarasi sepeda motor yang tersisa. Unt u k d i ke t a h u i , P ro g ra m Mo t o r b i ke Ambulance diluncurkan sejak tahun 2002. Peluncuran program ini didasari pada fakta mengenai tingginya angka kematian ibu anak di Flores Timur. Dalam sebuah Focused Group Discussion bersama para petugas kesehatan dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) sekabupaten Flores Timur tahun 2001, terungkap bahwa salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Flores Timur adalah terlambat tolong. Hal ini disebabkan karena minimnya sarana transportasi, baik sarana transportasi umum untuk masyarakat, maupun untuk petugas kesehatan. Berangkat dari kondisi inilah YKS kemudian meluncurkan program Motorbike Ambulance untuk pelayanan kesehatan di pedesaan. Selama m e n g e m b a n g k a n p ro g ra m i n i , s e j u m l a h penghargaan telah diberikan kepada YKS sebagai lembaga yang sukses menjalankan program t e rs e b u t . Pe n g h a r ga a n - p e n g h a r ga a n i t u diantaranya adalah SATU Indonesia Award, MGD Award, penghargaan dari BaKTI sebagai Praktik Cerdas tahun 2009 dan pengharagaan Serving the Last Mile dari AUSAid.

Praktik Cerdas Terkini

YKS Meregenerasi Sepeda Motor untuk Pelayanan Kesehatan

INFORMASI LEBIH LANJUT

Program Studi Pengembangan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin-Makassar. Artikel ini disarikan dari tulisan berjudul sama dari situs online Interseksi, http://www.interseksi.org/publications/essays/articles/komunitas_pintu_gerbang.html

INFORMASI LEBIH LANJUTPenulis dapat dihubungi di [email protected]

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

3 BaKTINews BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101 4

Page 7: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Oleh Mansetus Balawala

ayasan Kesehatan untuk YS e m u a ( Y K S ) m u l a i m e l a k u k a n r e g e n e r a s i

sepeda motor untuk pelayanan kesehatan di pedesaan. Regenerasi itu dilakukan karena sepeda motor yang diadakan sejak program Motorbike Ambulance diluncurkan tahun 2002 telah memasuki 12 tahun usia penggunaannya. Diharapkan dengan adanya regenerasi sepeda motor ini, petugas ke s e h at a n d i l a p a n ga n l e b i h semangat lagi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pedesaan yang memiliki kesulitan dalam mengakses informasi dan l a y a n a n k e s e h a t a n , k a r e n a minimnya sarana transportasi. Regenerasi sepeda motor ini d i l a k u k a n a t a s b a n t u a n d a n kerjasama dari semua pihak dalam meningkatkan kondisi kesehatan ibu anak di Kabupaten Flores Timur. Beberapa lembaga yang membantu YKS untuk meregenerasi sepeda motor tersebut adalah AusAid m e l a l u i p r o g r a m A I P M N H membantu dua unit, komunitas sepeda motor Tiger 800-Inggris melalui Motorcycle Outreach selaku lembaga amal yang mendanai program tersebut sebanyak tiga unit. Selain kedua lembaga tersebut, sebelumnya PT. Astra International,

Tbk. juga membantu sebanyak 3 unit motor yang digunakan staf YKS untuk melakukan monitoring bulanan. PT. Astra International juga memberikan kemudahan bagi YKS dalam pengadaan dua unit motor yang di danai Komunitas sepeda motor Tiger 800 – Inggris dengan harga yang relatif terjangkau. Dengan bantuan tersebut, YKS sudah melakukan regenerasi terhadap delapan unit sepeda motor dari tigabelas unit motor yang diadakan pada tahun 2002 sejak program Motorbike Ambulance diluncurkan. Dengan melakukan regenerasi terhadap delapan sepeda motor tersebut, maka masih tersisa tiga motor yang belum diganti. Untuk itu, manajemen

merubah pola spasial dalam tatanan spasial kota. Permukiman KPG sangat berpengaruh terhadap lingkungan di luar pagar. Lingkungan permukiman di luar pagar yang semula saling berhubungan kini menjadi terpisah-pisah, dan hubungan sosial masyarakat menjadi hilang. Permukiman berpagar tidak hanya menghilangkan lingkungan kehidupan intangible, tetapi juga secara tangible. Dengan hilangnya ruang terbuka masyarakat kehilangan tempat untuk kegiatan bersama, antara lain menjemur hasil pertanian, kegiatan bermain, kegiatan upacara, dan kegiatan sosial lainnya. Secara spasial, permukiman KPG merubah dan menghilangkan pergerakan masyarakat. Akses ke jalan utama menjadi bertambah jauh bagi masyarakat di luar dinding pagar karena mereka harus berputar mengingat adanya dinding pagar yang membatasi. Selain jalan, ruang-ruang terbuka publik di permukiman di luar dinding pagar dimensinya bertambah kecil atau hilang sama sekali. Pada umumnya pembangunan permukiman KPG tidak dapat dikendalikan akibat belum adanya rencana tata ruang kota. Sehingga dengan tidak terkendalinya pertumbuhan permukiman menimbulkan pola perembetan kota di wilayah periferi. Bentuk dari pada perembetan kota satu diantaranya adalah berkembangan leap frogging (loncatan katak). Perkembangan "loncatan katak" membentuk kantong-kantong permukiman di wilayah periferi. Lokasi kantong permukiman dengan pagar di sekelilingnya membentuk kawasan hunian yang satu dengan lainnya tidak saling terhubung. Pola perkembangan ini menimbulkan penggunakan ruang kota yang tidak efisien dan tidak teratur. Keberadaan dinding pagar di sekeliling permukiman KPG adalah bentuk aspek pengamanan lingkungan. Namun hal ini memberi dampak negatif bagi wilayah sekitar, sehingga kejahatan beralih ke wilayah lain (Helsey dan Strange,1999). Peralihan ini menyebabkan pemusatan kriminalitas di wilayah yang miskin dan minim akan pengawasan dan pengamanan. Hal ini dikarenakan masyarakat marjinal tidak memiliki wewenang melawan kondisi tersebut. Keberadaan tembok di permukiman KPG menjadi pembatas fisik dengan permukiman disekitarnya, juga memberikan pemandangan tidak menarik bagi masyarakat di luar pagar. Dinding beton masif secara fisik dan psikologis akan memberikan perbedaan suasana kehidupan antara penghuni di dalam dengan penghuni di luar dinding. Dengan demikian, permukiman tipe ini menimbulkan disintegrasi fisik, sosial, visual antar lingkungan di luar pagar. Keberadaan permukiman KPG menghilangkan akses pergerakan bagi masyarakat di luar pagar. Masyarakat pada umumnya dirugikan tidak hanya di kawasan pusat kota atau wilayah periferi, tetapi di kawasan tepian danau, sungai, maupun pantai. Sebagai contoh, di kawasan tepian laut, permukiman pagar merubah lingkungan fisik pantai dari ruang publik menjadi ruang privat.

YKS mengharapkan kepedulian dari semua pihak untuk meningkatkan kesehatan masyarakat pedesaan di negara berkembang seperti Indonesia, untuk pencapaian target MDGs bidang kesehatan. Bantuan sepeda motor sangat dibutuhkan untuk menjangkau masyarakat desa yang belum terjangkau, dan meregenarasi sepeda motor yang tersisa. Unt u k d i ke t a h u i , P ro g ra m Mo t o r b i ke Ambulance diluncurkan sejak tahun 2002. Peluncuran program ini didasari pada fakta mengenai tingginya angka kematian ibu anak di Flores Timur. Dalam sebuah Focused Group Discussion bersama para petugas kesehatan dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) sekabupaten Flores Timur tahun 2001, terungkap bahwa salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Flores Timur adalah terlambat tolong. Hal ini disebabkan karena minimnya sarana transportasi, baik sarana transportasi umum untuk masyarakat, maupun untuk petugas kesehatan. Berangkat dari kondisi inilah YKS kemudian meluncurkan program Motorbike Ambulance untuk pelayanan kesehatan di pedesaan. Selama m e n g e m b a n g k a n p ro g ra m i n i , s e j u m l a h penghargaan telah diberikan kepada YKS sebagai lembaga yang sukses menjalankan program t e rs e b u t . Pe n g h a r ga a n - p e n g h a r ga a n i t u diantaranya adalah SATU Indonesia Award, MGD Award, penghargaan dari BaKTI sebagai Praktik Cerdas tahun 2009 dan pengharagaan Serving the Last Mile dari AUSAid.

Praktik Cerdas Terkini

YKS Meregenerasi Sepeda Motor untuk Pelayanan Kesehatan

INFORMASI LEBIH LANJUT

Program Studi Pengembangan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin-Makassar. Artikel ini disarikan dari tulisan berjudul sama dari situs online Interseksi, http://www.interseksi.org/publications/essays/articles/komunitas_pintu_gerbang.html

INFORMASI LEBIH LANJUTPenulis dapat dihubungi di [email protected]

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

3 BaKTINews BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101 4

Page 8: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

5 6BaKTINews BaKTINews

KATA SEJARAHTENTANG JALAN DAN PERKEMBANGAN DAERAH

pindah tempat secara musiman, bila bahan makanan di sekitarnya sudah mulai habis. Pada waktu itu jejak-jejak yang mereka tinggalkan menjadi penanda untuk mereka jalani kembali dan mulai disebut sebagai setapak atau disebut juga “lorong-lorong tikus”. Jalan ini merupakan jalan musiman (seasonal-road). Orang-orang pra-sejarah mempergunakan jalan ini untuk berburu dan untuk mencari ikan.

ejarah jalan pada hakekatnya dimulai bersama Sdengan sejarah manusia. Pada saat pertama manusia mendiami bumi kita ini, usaha mereka pertama-tama

ialah mencari cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terutama makan dan minum. Dalam mencari cara tersebut, mereka dan juga binatang-binatang mencari tempat-tempat paling sedikit rintangannya. Karena pada

Jalan Sebagai Prasarana Sosial Militer dan Kebudayaan Kira-kira pada 5000 tahun yang lalu manusia mulai hidup berkelompok di suatu tempat membentuk suku-suku atau bangsa-bangsa. Pada saat ini manusia mulai mempergunakan jalan yang tetap untuk mengadakan hubungan dan tukar-menukar barang (barter) antara suku-suku atau bangsa-bangsa tersebut. Pada saat inilah sejarah transportasi yang sesungguhnya dimulai yang berfungsi sebagai prasarana sosial dan ekonomi.

Bangsa Persia (6 abad sebelum Masehi) dan bangsa Romawi (4 abad sebelum Masehi) mulai menaruh perhatian yang besar kepada pembuatan jalan-jalan untuk mempertahankan persatuan bangsanya dan untuk keperluan gerakan tentaranya dalam memperluas imperiumnya. Dengan demikian fungsi jalan bertambah dengan politik dan militer. Karena selama mereka menaklukkan bangsa-bangsa lain, mereka juga membawa kebudayaan, maka jalan juga mempunyai fungsi kebudayaan.

Bangsa Persia mulai abad 6 SM membuat jalan sepanjang kurang lebih 1.755 mil lewat Asia kecil, Asia Barat Daya sampai teluk Persia. Sedangkan bangsa Romawi yang terkenal itu, selama abad ke 4 SM dan abad ke 4 M membuat jalan kurang lebih 50.000 mil di Italia, Perancis, Spanyol, Inggris, bagian barat Asia kecil dan bagian Utara Afrika, sehingga bangsa Romawi terkenal sebagai pembuat jalan yang terbesar pada zaman itu. Para ahli sejarah berpendapat, bahwa kesuksesan bangsa romawi ini disebabkan oleh tiga faktor: bangsa Romawi

memiliki ahli-ahli negara yang tahu arti pentingnya jalan sebagai prasarana perhubungan untuk mempertahankan dan memperluas imperiumnya; bangsa Romawai lebih mengenal teknik pembuatan jalan dibandingkan bangsa lain pada zamannya; dan bangsa Romawi memiliki armada tenaga kerja yang sangat besar, yang terdiri dari para budak dari bangsa jajahannya dan bala tentara yang bila tidak sedang berperang kerap dikerahkan sebagai penasihat, pemimpin, dan sekaligus sebagai

Oleh Abraham Kalalimbong

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

waktu itu mereka masih hidup mengembara maka yang dapat kita lihat sekarang hanyalah jejaknya saja. Karena manusia dan binatang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu minum dan makan, maka jejak-jejak yang menuju ke danau-danau atau sungai-sungai lebih banyak ditemukan. Setelah manusia hidup berkelompok, maka mereka membutuhkan tempat berdiam meskipun hanya sementara. Umumnya mereka berpindah-

Page 9: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

5 6BaKTINews BaKTINews

KATA SEJARAHTENTANG JALAN DAN PERKEMBANGAN DAERAH

pindah tempat secara musiman, bila bahan makanan di sekitarnya sudah mulai habis. Pada waktu itu jejak-jejak yang mereka tinggalkan menjadi penanda untuk mereka jalani kembali dan mulai disebut sebagai setapak atau disebut juga “lorong-lorong tikus”. Jalan ini merupakan jalan musiman (seasonal-road). Orang-orang pra-sejarah mempergunakan jalan ini untuk berburu dan untuk mencari ikan.

ejarah jalan pada hakekatnya dimulai bersama Sdengan sejarah manusia. Pada saat pertama manusia mendiami bumi kita ini, usaha mereka pertama-tama

ialah mencari cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terutama makan dan minum. Dalam mencari cara tersebut, mereka dan juga binatang-binatang mencari tempat-tempat paling sedikit rintangannya. Karena pada

Jalan Sebagai Prasarana Sosial Militer dan Kebudayaan Kira-kira pada 5000 tahun yang lalu manusia mulai hidup berkelompok di suatu tempat membentuk suku-suku atau bangsa-bangsa. Pada saat ini manusia mulai mempergunakan jalan yang tetap untuk mengadakan hubungan dan tukar-menukar barang (barter) antara suku-suku atau bangsa-bangsa tersebut. Pada saat inilah sejarah transportasi yang sesungguhnya dimulai yang berfungsi sebagai prasarana sosial dan ekonomi.

Bangsa Persia (6 abad sebelum Masehi) dan bangsa Romawi (4 abad sebelum Masehi) mulai menaruh perhatian yang besar kepada pembuatan jalan-jalan untuk mempertahankan persatuan bangsanya dan untuk keperluan gerakan tentaranya dalam memperluas imperiumnya. Dengan demikian fungsi jalan bertambah dengan politik dan militer. Karena selama mereka menaklukkan bangsa-bangsa lain, mereka juga membawa kebudayaan, maka jalan juga mempunyai fungsi kebudayaan.

Bangsa Persia mulai abad 6 SM membuat jalan sepanjang kurang lebih 1.755 mil lewat Asia kecil, Asia Barat Daya sampai teluk Persia. Sedangkan bangsa Romawi yang terkenal itu, selama abad ke 4 SM dan abad ke 4 M membuat jalan kurang lebih 50.000 mil di Italia, Perancis, Spanyol, Inggris, bagian barat Asia kecil dan bagian Utara Afrika, sehingga bangsa Romawi terkenal sebagai pembuat jalan yang terbesar pada zaman itu. Para ahli sejarah berpendapat, bahwa kesuksesan bangsa romawi ini disebabkan oleh tiga faktor: bangsa Romawi

memiliki ahli-ahli negara yang tahu arti pentingnya jalan sebagai prasarana perhubungan untuk mempertahankan dan memperluas imperiumnya; bangsa Romawai lebih mengenal teknik pembuatan jalan dibandingkan bangsa lain pada zamannya; dan bangsa Romawi memiliki armada tenaga kerja yang sangat besar, yang terdiri dari para budak dari bangsa jajahannya dan bala tentara yang bila tidak sedang berperang kerap dikerahkan sebagai penasihat, pemimpin, dan sekaligus sebagai

Oleh Abraham Kalalimbong

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

waktu itu mereka masih hidup mengembara maka yang dapat kita lihat sekarang hanyalah jejaknya saja. Karena manusia dan binatang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu minum dan makan, maka jejak-jejak yang menuju ke danau-danau atau sungai-sungai lebih banyak ditemukan. Setelah manusia hidup berkelompok, maka mereka membutuhkan tempat berdiam meskipun hanya sementara. Umumnya mereka berpindah-

Page 10: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Kabar dari Geng Motor

iMuTOleh Sumarni Arianto

Informasi lebih lanjut: Untuk mengetahui lebih banyak mengenai Praktik Cerdas yang dipromosikan BaKTI, Anda dapat menghubungi Sumarni Arianto melalui email [email protected]

ejak bulan April 2013, Geng Motor iMuT Sbekerja sama dengan Global Environment Fund melakukan riset bio-energi di kota

Kupang. Kerja sama ini dilanjutkan dengan dilaksanakannya riset pengembangan biogas dan kompor bio-massa sejak bulan April 2013 dan akan berakhir bulan Maret 2014. Desember 2013 dan Januari 2014, Geng Motor iMuT bekerja sama dengan Mercy Corps Indonesia memperkenalkan alat desalinator – pengolah air payau menjadi air tawar siap minum. D a l a m ke g i at a n i n i , G e n g Mo t o r i Mu T mentransfer pengetahuan mereka tentang cara membuat alat desalinator dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar masyarakat di Pulau Ende dan Kerawang Pakis Jaya. Setelah diliput oleh Kick Andy Show pada April 2013, Geng Motor iMuT mendapatkan dukungan dana dari Kick Andy Foundation. Dukungan dana tersebut digunakan untuk m e m b a n g u n b e n g k e l d a n s h o w r o o m . Harapannya bengkel dan showroom ini akan dijadikan tempat memajang produk inovasi Geng Motor iMuT dan juga sebagai tempat berkumpul untuk berdiskusi. Sejak awal tahun 2014 ini, Geng Motor iMuT menerima kunjungan dari berbagai organisasi lokal yang ingin belajar mengenai cara pembuatan desalinator, kompor biomassa, dan pengembangan biogas. Mereka yang berkunjung berasal tidak hanya dari organisasi setempat,

melainkan juga dari kelompok-kelompok gereja. Selain berbagi ilmu dengan lembaga lokal, Geng Motor iMuT juga menerima mahasiswa dari Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana yang melakukan penelitian dan belajar m e n g e n a i c a ra p e m b u at a n b r i ke t d a n pengembangan biogas dan bio-massa. Tidak membatasi semangat berbagai pengetahuannya hanya bagi orang dewasa, G e n g Mo t o r i Mu T b e rs a m a Nu t r i fo o d mengunjungi sebuah Sekolah Dasar di Nainoni pada 5 Februari 2014 untuk memperkenalkan inovasi kompor tenaga surya dan mengajarkan cara membuat perangkap nyamuk sederhana. Perangkap nyamuk sederhana sangat menarik perhatian anak-anak yang kemudian bersama orangtuanya membuat perangkap nyamuk yang sama di rumah mereka. Dalam waktu dekat Geng Motor iMuT akan melakukan penyempurnaan beberapa inovasi. Ini termasuk membuat kemasan isi ulang untuk digester biogas. Selain itu Geng Motor iMut akan menambah wilayah intervensi dengan bekerja sama dengan LSM lainnya, seperti OXFAM, dalam meningkatkan kapasitas warga. Kegiatan dalam kerjasama ini termasuk memperkenalkan pemanfaatan biogas, teknik jebakan air, pengawetan udang, dan berbagai inovasi lainnya.

mobilisasi, dan perluasan kekuasaan. Dalam perang kemerdekaan melawan tentara Belanda yang unggul dalam persenjataan dan teknik militer, bangsa Indonesia mengadakan tindakan yang sangat penting dalam arti strategi dan militer ekonomi yaitu menghancurkan jalan-jalan darat dan rel kereta api sebagai sarana transportasi darat. Jalan raya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan raya, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Berangkat dari apa yang dikisahkan sejarah tentang jalan, maka prasarana transprotasi darat ini tidak hanya berperan penting dalam teknik dan taktik militer saja, tetapi juga mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan sosial dan ekonomi. Hingga kini, kondisi jalan dan jaringan jalan senantiasa dijadikan barometer tentang tingginya kebudayaan dan kemajuan ekonomi suatu bangsa atau daerah. Sebuah pepatah mengatakan 'bagaimana jalannya demikian pula bangsanya' menunjukkan bahwa hanya bangsa yang ingin maju saja yang bisa mengerti akan arti pentingnya jalan pada khususnya dan perhubungan pada umumnya.

7 8BaKTINews BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

INFORMASI LEBIH LANJUT

pekerja pembuat jalan.

Arti Strategis Transportasi Darat di Masa Lalu Setelah kerajaan Romawi mulai runtuh pada pertengahan abad ke 4 M, maka jalan-jalan yang dibuatnya menjadi rusak karena kurang mendapat perhatian pemeliharaan. Pada abad ke 5 M orang-orang Barbar merusak seluruh jalan ini karena takut mendapat serangan mendadak dari bangsa Romawi yang mungkin bangkit kembali ataupun dari bangsa lainnya. Tindakan ini diikuti oleh bangsa-bangsa lain, sehingga angkutan darat pada waktu itu menjadi merosot kembali, angkutan barang kembali diangkut langsung dengan hewan, sedangkan gerobak-gerobak hampir hilang. Pada abad ke-19 Daendels (Gubernur Belanda di Indonesia) membuat jalan sepanjang pulau Jawa dari Merak-Jakarta-Bandung-Cirebon-Purwokerto-Yogyakarta-Solo-Surabaya sampai Banyuwangi sepanjang kurang lebih 1500 kilometer yang melewati kota-kota penting dan pusat kerajaan. Sehingga Belanda bisa menguasai ekonomi dan menjinakkan kerajaan-kerajaan di Jawa melalui transportasi darat. Bangsa Jerman dalam membuat persiapan untuk Perang Dunia II, membangun jalan-jalan raya dari B e r l i n m e n u j u k e s e g a l a p e n j u r u u n t u k mensukseskan blitz-kriegnya. strategi pertahanan,

Penulis adalah staf pengajar pada Fakultas Teknik Universitas Pattimura, Ambon dan dapat dihubungi melalui email [email protected]

INFORMASI LEBIH LANJUT

Praktik Cerdas Terkini

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

Page 11: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Kabar dari Geng Motor

iMuTOleh Sumarni Arianto

Informasi lebih lanjut: Untuk mengetahui lebih banyak mengenai Praktik Cerdas yang dipromosikan BaKTI, Anda dapat menghubungi Sumarni Arianto melalui email [email protected]

ejak bulan April 2013, Geng Motor iMuT Sbekerja sama dengan Global Environment Fund melakukan riset bio-energi di kota

Kupang. Kerja sama ini dilanjutkan dengan dilaksanakannya riset pengembangan biogas dan kompor bio-massa sejak bulan April 2013 dan akan berakhir bulan Maret 2014. Desember 2013 dan Januari 2014, Geng Motor iMuT bekerja sama dengan Mercy Corps Indonesia memperkenalkan alat desalinator – pengolah air payau menjadi air tawar siap minum. D a l a m ke g i at a n i n i , G e n g Mo t o r i Mu T mentransfer pengetahuan mereka tentang cara membuat alat desalinator dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar masyarakat di Pulau Ende dan Kerawang Pakis Jaya. Setelah diliput oleh Kick Andy Show pada April 2013, Geng Motor iMuT mendapatkan dukungan dana dari Kick Andy Foundation. Dukungan dana tersebut digunakan untuk m e m b a n g u n b e n g k e l d a n s h o w r o o m . Harapannya bengkel dan showroom ini akan dijadikan tempat memajang produk inovasi Geng Motor iMuT dan juga sebagai tempat berkumpul untuk berdiskusi. Sejak awal tahun 2014 ini, Geng Motor iMuT menerima kunjungan dari berbagai organisasi lokal yang ingin belajar mengenai cara pembuatan desalinator, kompor biomassa, dan pengembangan biogas. Mereka yang berkunjung berasal tidak hanya dari organisasi setempat,

melainkan juga dari kelompok-kelompok gereja. Selain berbagi ilmu dengan lembaga lokal, Geng Motor iMuT juga menerima mahasiswa dari Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana yang melakukan penelitian dan belajar m e n g e n a i c a ra p e m b u at a n b r i ke t d a n pengembangan biogas dan bio-massa. Tidak membatasi semangat berbagai pengetahuannya hanya bagi orang dewasa, G e n g Mo t o r i Mu T b e rs a m a Nu t r i fo o d mengunjungi sebuah Sekolah Dasar di Nainoni pada 5 Februari 2014 untuk memperkenalkan inovasi kompor tenaga surya dan mengajarkan cara membuat perangkap nyamuk sederhana. Perangkap nyamuk sederhana sangat menarik perhatian anak-anak yang kemudian bersama orangtuanya membuat perangkap nyamuk yang sama di rumah mereka. Dalam waktu dekat Geng Motor iMuT akan melakukan penyempurnaan beberapa inovasi. Ini termasuk membuat kemasan isi ulang untuk digester biogas. Selain itu Geng Motor iMut akan menambah wilayah intervensi dengan bekerja sama dengan LSM lainnya, seperti OXFAM, dalam meningkatkan kapasitas warga. Kegiatan dalam kerjasama ini termasuk memperkenalkan pemanfaatan biogas, teknik jebakan air, pengawetan udang, dan berbagai inovasi lainnya.

mobilisasi, dan perluasan kekuasaan. Dalam perang kemerdekaan melawan tentara Belanda yang unggul dalam persenjataan dan teknik militer, bangsa Indonesia mengadakan tindakan yang sangat penting dalam arti strategi dan militer ekonomi yaitu menghancurkan jalan-jalan darat dan rel kereta api sebagai sarana transportasi darat. Jalan raya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan raya, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Berangkat dari apa yang dikisahkan sejarah tentang jalan, maka prasarana transprotasi darat ini tidak hanya berperan penting dalam teknik dan taktik militer saja, tetapi juga mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan sosial dan ekonomi. Hingga kini, kondisi jalan dan jaringan jalan senantiasa dijadikan barometer tentang tingginya kebudayaan dan kemajuan ekonomi suatu bangsa atau daerah. Sebuah pepatah mengatakan 'bagaimana jalannya demikian pula bangsanya' menunjukkan bahwa hanya bangsa yang ingin maju saja yang bisa mengerti akan arti pentingnya jalan pada khususnya dan perhubungan pada umumnya.

7 8BaKTINews BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

INFORMASI LEBIH LANJUT

pekerja pembuat jalan.

Arti Strategis Transportasi Darat di Masa Lalu Setelah kerajaan Romawi mulai runtuh pada pertengahan abad ke 4 M, maka jalan-jalan yang dibuatnya menjadi rusak karena kurang mendapat perhatian pemeliharaan. Pada abad ke 5 M orang-orang Barbar merusak seluruh jalan ini karena takut mendapat serangan mendadak dari bangsa Romawi yang mungkin bangkit kembali ataupun dari bangsa lainnya. Tindakan ini diikuti oleh bangsa-bangsa lain, sehingga angkutan darat pada waktu itu menjadi merosot kembali, angkutan barang kembali diangkut langsung dengan hewan, sedangkan gerobak-gerobak hampir hilang. Pada abad ke-19 Daendels (Gubernur Belanda di Indonesia) membuat jalan sepanjang pulau Jawa dari Merak-Jakarta-Bandung-Cirebon-Purwokerto-Yogyakarta-Solo-Surabaya sampai Banyuwangi sepanjang kurang lebih 1500 kilometer yang melewati kota-kota penting dan pusat kerajaan. Sehingga Belanda bisa menguasai ekonomi dan menjinakkan kerajaan-kerajaan di Jawa melalui transportasi darat. Bangsa Jerman dalam membuat persiapan untuk Perang Dunia II, membangun jalan-jalan raya dari B e r l i n m e n u j u k e s e g a l a p e n j u r u u n t u k mensukseskan blitz-kriegnya. strategi pertahanan,

Penulis adalah staf pengajar pada Fakultas Teknik Universitas Pattimura, Ambon dan dapat dihubungi melalui email [email protected]

INFORMASI LEBIH LANJUT

Praktik Cerdas Terkini

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

Page 12: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

9 10

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Program BASICS dan inisiatif ini, Anda dapat menghubungi penulis melalui email [email protected]

INFORMASI LEBIH LANJUT

BaKTINews BaKTINews

PENGARUSUTAMAAN GENDER Dengan Kerjasama Multipihak di Provinsi Sulawesi Tenggara

Oleh Theresia Erni

emerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah Pmenetapkan Pengarusutamaan Gender ( P U G ) s e b a g a i s a l a h s a t u s t r a t e g i

pembangunan dalam Rencana Pembangunan J a n g k a M e n e n g a h ( R P J M ) . A k a n t e t a p i pengimplementasiannya masih dirasa lambat. Ada 7 prasyarat implementasi PUG, yaitu: komitmen, kebijakan, kelembagaan PUG, data terpilah, sumber daya manusia, alokasi anggaran responsif gender, dan partisipasi masyarakat. Kelembagaan PUG yang ada adalah Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) dan Kelompok Kerja PUG. Namun, kedua kelembagaan PUG ini belum dapat berperan optimal terkait tugas pokok dan fungsinya. Hal ini

dikarenakan terkendala oleh keterbatasan sumber daya dan dana yang dimiliki. Sementara dukungan dari pihak lain dirasa masih kurang karena adanya pandangan umum bahwa PUG hanya menjadi tanggung jawab BPPKB. Tantangannya adalah membangun kesadaran tentang pentingnya PUG dan menjadikan hal ini sebagai tanggung jawab bersama semua pihak. Peluang untuk penerapan PUG sebenarnya terbuka luas dengan adanya payung hukum nasional, yaitu Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan, dan Permendagri No. 67 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah. Sementara di tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara, strategi PUG sudah dimasukkan dalam dokumen RPJMD.

Langkah Percepatan PUG Pada tahun 2010, dengan dukungan Proyek BASICS, BPPKB Provinsi Sulawesi Utara melakukan monitoring dan evaluasi PUG dengan format yang s u d a h d i k e m b a n g k a n o l e h K e m e n t e r i a n Pemberdayaan Perempuan. Hasil analisanya ke m u d i a n d i b a h a s b e rs a m a d a l a m Fo r u m Multipihak yang melibatkan Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, DPRD, Pusat Studi Gender, LSM, dan akademisi dari perguruan tinggi. Diskusi dalam forum multipihak tersebut bertujuan untuk melakukan refleksi terhadap status PUG di Sulawesi Tenggara dan mencari solusi bersama untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Forum multipihak menyepakati berbagai langkah yang harus diambil dalam upaya percepatan PUG dan peran masing-masing pihak. Kesepakatan tersebut kemudian ditandatangani semua instansi pemerintah dan lembaga non pemerintah yang terlibat. Beberapa rekomendasi dari forum m u l t i p i h a k t e r s e b u t d i a n t a r a ny a a d a l a h pembentukan focal point gender di masing-masing SKPD Provinsi, penguatan Pokja PUG yang ada, penyusunan profil gender, dan pengintegrasian PPRG (Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender) dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah. Penyusunan Profil Gender Provinsi Sulawesi Tenggara dimulai pada tahun 2011 dengan kerjasama antara focal point gender di Kabupaten/Kota dan Pokja Gender Provinsi. Pada tahun 2012, profil g e n d e r t e r s e b u t s u d a h m e l i p u t i s e m u a Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara. Pemerintah P r o v i n s i j u g a m e n d o r o n g a g a r s e t i a p Kabupaten/Kota menyusun profil gendernya. Hal ini disambut oleh kabupaten Wakatobi dan Kota Baubau yang kemudian menyusun Profil Gender Kabupaten/Kota dengan dukungan Proyek BASICS pada tahun 2012. Pada tahun 2012 dilakukan upaya intensif untuk mensosialisasikan PPRG kepada Kabupaten/Kota dan mendorong pengintegrasiannya dalam d o k u m e n p e re n ca n a a n d a n p e n ga n g ga ra n Kabupaten/Kota. Pelatihan dan asistensi teknis diberikan bagi Kabupaten/Kota yang akan menerapkan PPRG di daerahnya. Pada tanggal 18 Juni 2012, diterbitkan Surat Edaran Gubernur Sulawesi Tenggara No. 910/2083 tentang Percepatan P e n ga r u s u t a m a a n G e n d e r ( P U G ) m e l a l u i Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) dengan menggunakan GAP (Gender Analysis Pathway) dan GBS (Gender Budget Statement) untuk Kabupaten/Kota.

Dampak dan Perubahan Kolaborasi yang harmonis dari berbagai pihak, b a i k i n s t a n s i p e m e r i n t a h m a u p u n organisasi/lembaga non pemerintah serta mitra pembangunan lainnya telah berhasil mendorong percepatan pelaksanaan PUG di Sulawesi Tenggara. Hal ini dapat dilihat dari terpenuhinya 7 (tujuh) prasyarat PUG. Selain itu, terjadi peningkatan Indeks Pembangunan Gender dari sebesar 63,87 di tahun 2010 menjadi 64,79 pada tahun 2012. Sedangkan Indeks Pemberdayaan Gender meningkat dari 64,26 di tahun 2010 menjadi 65,26 di tahun 2012. Pada tahun 2012 Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara memperoleh Anugerah Parahita Ekapraya at a s p rest a s i nya d a l a m m e n e ra p ka n d a n melakukan inovasi PUG. Meskipun anugerah yang diperoleh Provinsi Sulawesi Tenggara masih pada kategori pratama, namun hal ini merupakan bukti adanya kemajuan pesat dalam pelaksanaan PUG di Sulawesi Tenggara. Dalam rangka memastikan keberlanjutan pelaksanaan PUG di Provinsi Sulawesi Tenggara, pada tahun 2013 ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 9 Tahun 2013 te nt a n g Pe n ga r u sut a m a a n G e n d e r d a l a m Pembangunan Daerah.

Pembelajaran Pengarusutamaan gender di daerah akan berhasil jika semua pihak yang terlibat dalam pembangunan, baik pemerintah daerah, DPRD, maupun organisasi/lembaga non pemerintah dan kelompok masyarakat lainnya memiliki komitmen untuk bekerjasama dalam pelaksanaannya. Berbagai pihak bersedia bekerja secara kolaboratif, memfokuskan diri pada pencapaian tujuan bersama, dan diberikan ruang kontribusi sesuai dengan peran dan kemampuan yang dimiliki masing-masing pihak. Berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki individu-individu harus diinstitusionalisasikan menjadi kapasitas l e m b aga m e l a l u i k n o wl ed g e s h a r i n g d a n pengimplementasi-an dalam kerja-kerja praktis. Keberadaan kebijakan, regulasi, maupun komitmen pimpinan daerah tidak akan berarti tanpa adanya tim kerja yang solid dan budaya organisasi yang mendukung. Tim kerja multipihak i n i l a h y a n g m e n j a d i p e n g g e r a k u n t u k menerjemahkan kebijakan ke dalam tataran praktik sekaligus melakukan advokasi kepada para pihak.

Percepatan

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014101

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

Page 13: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

9 10

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Program BASICS dan inisiatif ini, Anda dapat menghubungi penulis melalui email [email protected]

INFORMASI LEBIH LANJUT

BaKTINews BaKTINews

PENGARUSUTAMAAN GENDER Dengan Kerjasama Multipihak di Provinsi Sulawesi Tenggara

Oleh Theresia Erni

emerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah Pmenetapkan Pengarusutamaan Gender ( P U G ) s e b a g a i s a l a h s a t u s t r a t e g i

pembangunan dalam Rencana Pembangunan J a n g k a M e n e n g a h ( R P J M ) . A k a n t e t a p i pengimplementasiannya masih dirasa lambat. Ada 7 prasyarat implementasi PUG, yaitu: komitmen, kebijakan, kelembagaan PUG, data terpilah, sumber daya manusia, alokasi anggaran responsif gender, dan partisipasi masyarakat. Kelembagaan PUG yang ada adalah Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) dan Kelompok Kerja PUG. Namun, kedua kelembagaan PUG ini belum dapat berperan optimal terkait tugas pokok dan fungsinya. Hal ini

dikarenakan terkendala oleh keterbatasan sumber daya dan dana yang dimiliki. Sementara dukungan dari pihak lain dirasa masih kurang karena adanya pandangan umum bahwa PUG hanya menjadi tanggung jawab BPPKB. Tantangannya adalah membangun kesadaran tentang pentingnya PUG dan menjadikan hal ini sebagai tanggung jawab bersama semua pihak. Peluang untuk penerapan PUG sebenarnya terbuka luas dengan adanya payung hukum nasional, yaitu Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan, dan Permendagri No. 67 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah. Sementara di tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara, strategi PUG sudah dimasukkan dalam dokumen RPJMD.

Langkah Percepatan PUG Pada tahun 2010, dengan dukungan Proyek BASICS, BPPKB Provinsi Sulawesi Utara melakukan monitoring dan evaluasi PUG dengan format yang s u d a h d i k e m b a n g k a n o l e h K e m e n t e r i a n Pemberdayaan Perempuan. Hasil analisanya ke m u d i a n d i b a h a s b e rs a m a d a l a m Fo r u m Multipihak yang melibatkan Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, DPRD, Pusat Studi Gender, LSM, dan akademisi dari perguruan tinggi. Diskusi dalam forum multipihak tersebut bertujuan untuk melakukan refleksi terhadap status PUG di Sulawesi Tenggara dan mencari solusi bersama untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Forum multipihak menyepakati berbagai langkah yang harus diambil dalam upaya percepatan PUG dan peran masing-masing pihak. Kesepakatan tersebut kemudian ditandatangani semua instansi pemerintah dan lembaga non pemerintah yang terlibat. Beberapa rekomendasi dari forum m u l t i p i h a k t e r s e b u t d i a n t a r a ny a a d a l a h pembentukan focal point gender di masing-masing SKPD Provinsi, penguatan Pokja PUG yang ada, penyusunan profil gender, dan pengintegrasian PPRG (Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender) dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah. Penyusunan Profil Gender Provinsi Sulawesi Tenggara dimulai pada tahun 2011 dengan kerjasama antara focal point gender di Kabupaten/Kota dan Pokja Gender Provinsi. Pada tahun 2012, profil g e n d e r t e r s e b u t s u d a h m e l i p u t i s e m u a Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara. Pemerintah P r o v i n s i j u g a m e n d o r o n g a g a r s e t i a p Kabupaten/Kota menyusun profil gendernya. Hal ini disambut oleh kabupaten Wakatobi dan Kota Baubau yang kemudian menyusun Profil Gender Kabupaten/Kota dengan dukungan Proyek BASICS pada tahun 2012. Pada tahun 2012 dilakukan upaya intensif untuk mensosialisasikan PPRG kepada Kabupaten/Kota dan mendorong pengintegrasiannya dalam d o k u m e n p e re n ca n a a n d a n p e n ga n g ga ra n Kabupaten/Kota. Pelatihan dan asistensi teknis diberikan bagi Kabupaten/Kota yang akan menerapkan PPRG di daerahnya. Pada tanggal 18 Juni 2012, diterbitkan Surat Edaran Gubernur Sulawesi Tenggara No. 910/2083 tentang Percepatan P e n ga r u s u t a m a a n G e n d e r ( P U G ) m e l a l u i Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) dengan menggunakan GAP (Gender Analysis Pathway) dan GBS (Gender Budget Statement) untuk Kabupaten/Kota.

Dampak dan Perubahan Kolaborasi yang harmonis dari berbagai pihak, b a i k i n s t a n s i p e m e r i n t a h m a u p u n organisasi/lembaga non pemerintah serta mitra pembangunan lainnya telah berhasil mendorong percepatan pelaksanaan PUG di Sulawesi Tenggara. Hal ini dapat dilihat dari terpenuhinya 7 (tujuh) prasyarat PUG. Selain itu, terjadi peningkatan Indeks Pembangunan Gender dari sebesar 63,87 di tahun 2010 menjadi 64,79 pada tahun 2012. Sedangkan Indeks Pemberdayaan Gender meningkat dari 64,26 di tahun 2010 menjadi 65,26 di tahun 2012. Pada tahun 2012 Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara memperoleh Anugerah Parahita Ekapraya at a s p rest a s i nya d a l a m m e n e ra p ka n d a n melakukan inovasi PUG. Meskipun anugerah yang diperoleh Provinsi Sulawesi Tenggara masih pada kategori pratama, namun hal ini merupakan bukti adanya kemajuan pesat dalam pelaksanaan PUG di Sulawesi Tenggara. Dalam rangka memastikan keberlanjutan pelaksanaan PUG di Provinsi Sulawesi Tenggara, pada tahun 2013 ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 9 Tahun 2013 te nt a n g Pe n ga r u sut a m a a n G e n d e r d a l a m Pembangunan Daerah.

Pembelajaran Pengarusutamaan gender di daerah akan berhasil jika semua pihak yang terlibat dalam pembangunan, baik pemerintah daerah, DPRD, maupun organisasi/lembaga non pemerintah dan kelompok masyarakat lainnya memiliki komitmen untuk bekerjasama dalam pelaksanaannya. Berbagai pihak bersedia bekerja secara kolaboratif, memfokuskan diri pada pencapaian tujuan bersama, dan diberikan ruang kontribusi sesuai dengan peran dan kemampuan yang dimiliki masing-masing pihak. Berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki individu-individu harus diinstitusionalisasikan menjadi kapasitas l e m b aga m e l a l u i k n o wl ed g e s h a r i n g d a n pengimplementasi-an dalam kerja-kerja praktis. Keberadaan kebijakan, regulasi, maupun komitmen pimpinan daerah tidak akan berarti tanpa adanya tim kerja yang solid dan budaya organisasi yang mendukung. Tim kerja multipihak i n i l a h y a n g m e n j a d i p e n g g e r a k u n t u k menerjemahkan kebijakan ke dalam tataran praktik sekaligus melakukan advokasi kepada para pihak.

Percepatan

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014101

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

Page 14: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

11 12BaKTINews BaKTINewsFoto

Ste

vent

Feb

rian

dy

tertinggi di Indonesia pada 6 tahun pertama otonomi daerah (2001-2006) dengan pertanian sebagai motor penggerak utama pertumbuhan”. Menurut Ihsan, pada periode tersebut pertanian bisa tumbuh rata-rata 6,3 persen. Sejak tahun 2007 sampai 2012, pertumbuhan sektor pertanian memang mengalami perlambatan menjadi rata-rata hanya 3,7 persen per tahun. Hal ini karena adanya kontraksi di subsektor perkebunan antara tahun 2009-2011, dan juga perlambatan pertumbuhan subsektor perikanan antara tahun 2010-2012. Dengan menurunnya kontribusi pertambangan yang sempat menjadi penggerak pertumbuhan tinggi tahun 2010-2012, Sulawesi Tenggara bisa kembali ke sektor pertanian disertai dengan upaya pengembangan industri pengolahannya. Secara keseluruhan, untuk memulihkan sektor pertanian, Ihsan melihat pentingnya peningkatan jumlah, kualitas,dan tenaga penyuluh profesional dibidang pertanian maupun perikanan.

Pertumbuhan Berkelanjutan Terkait pertumbuhan berkelanjutan, Daan menyarankan perlu adanya percepatan transformasi industri pertambangan dari berbasis bijih nikel menjadi olahan. Dengan menggunakan data perkiraan harga tertinggi dan terendah komoditi nikel dan olahannya (ferronikel) dari Bank Indonesia, Daan memperkirakan Sulawesi Tenggara bisa meningkatkan nilai tambah hingga 73 sampai 173 kali lipat jika Sulawesi Tenggara berhasil melakukan transformasi tersebut. Sulawesi Tenggara bisa tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan dengan nilai tambah sebesar itu. Selain dapat mengurangi tingkat eksploitasi dan kerusakan lingkungan, keuntungan dari industri olahan juga lebih dari cukup untuk pemulihan lingkungan paska operasi asal diikuti sistem pengawasan yang ketat. Daan menyarankan perlunya dukungan p e m e r i n t a h d a e r a h u n t u k m e m b a n g u n infrastruktur di kawasan pertambangan, membantu pengusaha tambang untuk memperoleh akses permodalan, atau mendorong BUMN atau BUMD b e r g e r a k d i s e k t o r p e r t a m b a n g a n . D a a n menambahkan perlunya reformasi tata kelola pertambangan terutama menyangkut pemberian Ijin Usaha Pertambangan (IUP).

Pertumbuhan Inklusif Sektor pertanian dalam arti luas dapat membantu Sulawesi Tenggara mencapai dua hal sekaligus, yakni pertumbuhan tinggi dan inklusif. Dimana pertumbuhan ini cipta melalui partisipasi masyarakat serta memberi dampak kepada masyarakat luas. Pertumbuhan inklusif ditandai dengan pertumbuhan yang disertai dengan partisipasi tenaga kerja dan menurunnya tingkat

kemiskinan. Berdasarkan data Susenas tahun 2011, lebih dari 60 persen dari 40 persen masyarakat termiskin di Sulawesi Tenggara bekerja di sektor pertanian. Peningkatan pembangunan pertanian dapat membantu Sulawesi Tenggara mengurangi kemiskinan. Seiring dengan pertumbuhan tinggi yang pernah dicapai Sulawesi Tenggara, indeks Gini yang merupakan indikator pengukuran tingkat ketimpangan juga cenderung meningkat. Pada tahun 2007 Indeks Gini Sulawesi Tenggara masih 0,35, lebih rendah dari nasional yaitu sebesar 0,38. Pada tahun 2013, Indeks Gini Sulawesi Tenggara sudah mencapai 0,43, lebih tinggi dibanding nasional sebesar 0,41. Disamping itu, dengan menggunakan data Susenas tahun 2009 dan 2011, diketahui bahwa pendapatan per kapita 40 persen rumah tangga termiskin selalu tumbuh lebih rendah dibanding rata-rata penduduk. Penciptaan p e r t u m b u h a n d e n g a n d e m i k i a n h a r u s memperhatikan kelompok 40 persen masyarakat termiskin tersebut.

Kebijakan dan Belanja Pemerintah Daerah di Sulawesi Tenggara Secara keseluruhan, Daan berpendapat bahwa Pemerintah Sulawesi Tenggara melalui RPJMD-nya tahun 2013-2018 telah berorientasi pada percepatan pertumbuhan ekonomi dengan mencanangkan pertumbuhan diatas 10 persen. Target tersebut juga disertai dengan target-target untuk pengurangan tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan. Daan menyarankan agar kebijakan yang baik tersebut dapat didukung dengan program dan kegiatan yang berkualitas, alokasi anggaran yang memadai, serta efisiensi penggunaanya. Disamping itu, belanja pemerintah daerah untuk fungsi ekonomi seperti belanja PU, perhubungan, pertanian, perikanan dan kelautan, pengembangan industri pengolahan, energi dan pertambangan, dan ketenagakerjaan perlu ditingkatkan. Berdasarkan laporan PEA Sulawesi Tenggara tahun 2014 (periode pengamatan dari 2007-2011), belanja untuk sektor-sektor tersebut masih sangat minim. Menurut Daan, khusus untuk perhubungan, pertanian, serta energi dan pertambangan, peran pemerintah pusat masih lebih dominan dibanding belanja pemerintah daerah. Sudah sepatutnya, peran pemerintah pusat yang kuat tersebut dapat diikuti dengan dukungan belanja pemerintah daerah serta penguatan koordinasi antar pemerintahan.

P ada acara Musrenbang P r o v i n s i S u l a w e s i Tenggara tanggal 15 April 2014 di Hotel Clarion

Kendari, Bank Dunia meluncurkan laporan Analisa Belanja Publik (Public Expenditure Analysis - PEA) Sulawesi Te n g ga ra Ta hu n 2 0 1 4 . L a p o ra n tersebut merupakan hasil kerja kolaboratif antara Bank Dunia, Lembaga Penelitian (LEMLIT) UHO, dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Peluncuran laporan tersebut diiringi dengan penyerahan dokumen laporan dari perwakilan Bank Dunia dan LEMLIT Universitas Haluoleo kepada Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara, H. Saleh Lasata. P a d a a c a r a p e l u n c u r a n tersebut, Ekonom Senior Bank Dunia, Gregorius Daan V. Pattinasarany memaparkan hasil kajian beserta r e k o m e n d a s i k e b i j a k a n u n t u k mendorong pertumbuhan tinggi, berkelanjutan, dan inklusif di Sulawesi Tenggara.

Pertumbuhan Tinggi Daan mengatakan bahwa Sulawesi Tenggara masih memerlukan pertumbuhan yang tinggi untuk bisa menciptakan konvergensi tingkat

kesejahteraan masyarakat dibanding dengan provinsi lain di Sulawesi maupun di Nasional. Pada tahun 2013, PDRB per kapita riil Sulawesi Tenggara masih sebesar Rp. 6,3 juta per kapita per tahun. Angka tersebut masih dibawah PDRB per kapita Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah yang sudah diatas Rp. 7 juta per tahun, dan juga Sulawesi Utara dan Nasional yang masing-masing sudah diatas Rp. 9 juta dan Rp. 10 juta per kapita per tahun. Jika Sulawesi Tenggara bisa mengelola pertumbuhan diatas 10 persen, tingkat kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara dapat setara dengan Sulawesi Selatan tahun 2022 dan rata-rata nasional tahun 2030. Pertumbuhan Sulawesi Tenggara yang melambat dari 10,4 persen tahun 2012 menjadi hanya 7,3 persen tahun 2013 harus segera diantisipasi. Mengingat pertumbuhan dibawah dua digit sulit menyumbang proses konvergensi tersebut. Meski demikian, Daan optimis Sulawesi Tenggara mampu memulihkan kembali pertumbuhan menjadi dua digit pada dua tiga tahun mendatang. Yang perlu dilakukan menurut Daan adalah memulihkan dan menstabilkan pertumbuhan sektor pertanian, mempercepat transformasi industri pertambangan dari berbasis bijih nikel (ore) menjadi olahan, mempercepat pembangunan infrastruktur terutama jalan dan perhubungan laut, dan mendorong perluasan lapangan kerja untuk menyerap penduduk usia produktif yang rata-rata tumbuh 2,2 persen per tahun. Ihsan Haerudin, Ekonom Bank Dunia yang juga ketua tim asistensi teknis penyusunan laporan PEA Sultra 2014 menambahkan, “Sulawesi Tenggara pernah menjadi provinsi dengan rata-rata pertumbuhan

Program PEACH

PELUNCURAN LAPORAN ANALISIS KEUANGAN PUBLIK

PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2014

“Memelihara Momentum

Pertumbuhan Tinggi,

Berkelanjutan, dan Inklusif”

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Penulis dapat dihubungi pada email :[email protected]

Sulawesi Tenggara pernah menjadi provinsi dengan

rata-rata pertumbuhan

tertinggi di Indonesia pada 6 tahun

pertama otonomi daerah (2001-2006)

dengan pertanian sebagai motor

penggerak utama pertumbuhan

INFORMASI LEBIH LANJUT

Oleh Muhammad Fadjar

Page 15: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

11 12BaKTINews BaKTINewsFoto

Ste

vent

Feb

rian

dy

tertinggi di Indonesia pada 6 tahun pertama otonomi daerah (2001-2006) dengan pertanian sebagai motor penggerak utama pertumbuhan”. Menurut Ihsan, pada periode tersebut pertanian bisa tumbuh rata-rata 6,3 persen. Sejak tahun 2007 sampai 2012, pertumbuhan sektor pertanian memang mengalami perlambatan menjadi rata-rata hanya 3,7 persen per tahun. Hal ini karena adanya kontraksi di subsektor perkebunan antara tahun 2009-2011, dan juga perlambatan pertumbuhan subsektor perikanan antara tahun 2010-2012. Dengan menurunnya kontribusi pertambangan yang sempat menjadi penggerak pertumbuhan tinggi tahun 2010-2012, Sulawesi Tenggara bisa kembali ke sektor pertanian disertai dengan upaya pengembangan industri pengolahannya. Secara keseluruhan, untuk memulihkan sektor pertanian, Ihsan melihat pentingnya peningkatan jumlah, kualitas,dan tenaga penyuluh profesional dibidang pertanian maupun perikanan.

Pertumbuhan Berkelanjutan Terkait pertumbuhan berkelanjutan, Daan menyarankan perlu adanya percepatan transformasi industri pertambangan dari berbasis bijih nikel menjadi olahan. Dengan menggunakan data perkiraan harga tertinggi dan terendah komoditi nikel dan olahannya (ferronikel) dari Bank Indonesia, Daan memperkirakan Sulawesi Tenggara bisa meningkatkan nilai tambah hingga 73 sampai 173 kali lipat jika Sulawesi Tenggara berhasil melakukan transformasi tersebut. Sulawesi Tenggara bisa tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan dengan nilai tambah sebesar itu. Selain dapat mengurangi tingkat eksploitasi dan kerusakan lingkungan, keuntungan dari industri olahan juga lebih dari cukup untuk pemulihan lingkungan paska operasi asal diikuti sistem pengawasan yang ketat. Daan menyarankan perlunya dukungan p e m e r i n t a h d a e r a h u n t u k m e m b a n g u n infrastruktur di kawasan pertambangan, membantu pengusaha tambang untuk memperoleh akses permodalan, atau mendorong BUMN atau BUMD b e r g e r a k d i s e k t o r p e r t a m b a n g a n . D a a n menambahkan perlunya reformasi tata kelola pertambangan terutama menyangkut pemberian Ijin Usaha Pertambangan (IUP).

Pertumbuhan Inklusif Sektor pertanian dalam arti luas dapat membantu Sulawesi Tenggara mencapai dua hal sekaligus, yakni pertumbuhan tinggi dan inklusif. Dimana pertumbuhan ini cipta melalui partisipasi masyarakat serta memberi dampak kepada masyarakat luas. Pertumbuhan inklusif ditandai dengan pertumbuhan yang disertai dengan partisipasi tenaga kerja dan menurunnya tingkat

kemiskinan. Berdasarkan data Susenas tahun 2011, lebih dari 60 persen dari 40 persen masyarakat termiskin di Sulawesi Tenggara bekerja di sektor pertanian. Peningkatan pembangunan pertanian dapat membantu Sulawesi Tenggara mengurangi kemiskinan. Seiring dengan pertumbuhan tinggi yang pernah dicapai Sulawesi Tenggara, indeks Gini yang merupakan indikator pengukuran tingkat ketimpangan juga cenderung meningkat. Pada tahun 2007 Indeks Gini Sulawesi Tenggara masih 0,35, lebih rendah dari nasional yaitu sebesar 0,38. Pada tahun 2013, Indeks Gini Sulawesi Tenggara sudah mencapai 0,43, lebih tinggi dibanding nasional sebesar 0,41. Disamping itu, dengan menggunakan data Susenas tahun 2009 dan 2011, diketahui bahwa pendapatan per kapita 40 persen rumah tangga termiskin selalu tumbuh lebih rendah dibanding rata-rata penduduk. Penciptaan p e r t u m b u h a n d e n g a n d e m i k i a n h a r u s memperhatikan kelompok 40 persen masyarakat termiskin tersebut.

Kebijakan dan Belanja Pemerintah Daerah di Sulawesi Tenggara Secara keseluruhan, Daan berpendapat bahwa Pemerintah Sulawesi Tenggara melalui RPJMD-nya tahun 2013-2018 telah berorientasi pada percepatan pertumbuhan ekonomi dengan mencanangkan pertumbuhan diatas 10 persen. Target tersebut juga disertai dengan target-target untuk pengurangan tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan. Daan menyarankan agar kebijakan yang baik tersebut dapat didukung dengan program dan kegiatan yang berkualitas, alokasi anggaran yang memadai, serta efisiensi penggunaanya. Disamping itu, belanja pemerintah daerah untuk fungsi ekonomi seperti belanja PU, perhubungan, pertanian, perikanan dan kelautan, pengembangan industri pengolahan, energi dan pertambangan, dan ketenagakerjaan perlu ditingkatkan. Berdasarkan laporan PEA Sulawesi Tenggara tahun 2014 (periode pengamatan dari 2007-2011), belanja untuk sektor-sektor tersebut masih sangat minim. Menurut Daan, khusus untuk perhubungan, pertanian, serta energi dan pertambangan, peran pemerintah pusat masih lebih dominan dibanding belanja pemerintah daerah. Sudah sepatutnya, peran pemerintah pusat yang kuat tersebut dapat diikuti dengan dukungan belanja pemerintah daerah serta penguatan koordinasi antar pemerintahan.

P ada acara Musrenbang P r o v i n s i S u l a w e s i Tenggara tanggal 15 April 2014 di Hotel Clarion

Kendari, Bank Dunia meluncurkan laporan Analisa Belanja Publik (Public Expenditure Analysis - PEA) Sulawesi Te n g ga ra Ta hu n 2 0 1 4 . L a p o ra n tersebut merupakan hasil kerja kolaboratif antara Bank Dunia, Lembaga Penelitian (LEMLIT) UHO, dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Peluncuran laporan tersebut diiringi dengan penyerahan dokumen laporan dari perwakilan Bank Dunia dan LEMLIT Universitas Haluoleo kepada Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara, H. Saleh Lasata. P a d a a c a r a p e l u n c u r a n tersebut, Ekonom Senior Bank Dunia, Gregorius Daan V. Pattinasarany memaparkan hasil kajian beserta r e k o m e n d a s i k e b i j a k a n u n t u k mendorong pertumbuhan tinggi, berkelanjutan, dan inklusif di Sulawesi Tenggara.

Pertumbuhan Tinggi Daan mengatakan bahwa Sulawesi Tenggara masih memerlukan pertumbuhan yang tinggi untuk bisa menciptakan konvergensi tingkat

kesejahteraan masyarakat dibanding dengan provinsi lain di Sulawesi maupun di Nasional. Pada tahun 2013, PDRB per kapita riil Sulawesi Tenggara masih sebesar Rp. 6,3 juta per kapita per tahun. Angka tersebut masih dibawah PDRB per kapita Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah yang sudah diatas Rp. 7 juta per tahun, dan juga Sulawesi Utara dan Nasional yang masing-masing sudah diatas Rp. 9 juta dan Rp. 10 juta per kapita per tahun. Jika Sulawesi Tenggara bisa mengelola pertumbuhan diatas 10 persen, tingkat kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara dapat setara dengan Sulawesi Selatan tahun 2022 dan rata-rata nasional tahun 2030. Pertumbuhan Sulawesi Tenggara yang melambat dari 10,4 persen tahun 2012 menjadi hanya 7,3 persen tahun 2013 harus segera diantisipasi. Mengingat pertumbuhan dibawah dua digit sulit menyumbang proses konvergensi tersebut. Meski demikian, Daan optimis Sulawesi Tenggara mampu memulihkan kembali pertumbuhan menjadi dua digit pada dua tiga tahun mendatang. Yang perlu dilakukan menurut Daan adalah memulihkan dan menstabilkan pertumbuhan sektor pertanian, mempercepat transformasi industri pertambangan dari berbasis bijih nikel (ore) menjadi olahan, mempercepat pembangunan infrastruktur terutama jalan dan perhubungan laut, dan mendorong perluasan lapangan kerja untuk menyerap penduduk usia produktif yang rata-rata tumbuh 2,2 persen per tahun. Ihsan Haerudin, Ekonom Bank Dunia yang juga ketua tim asistensi teknis penyusunan laporan PEA Sultra 2014 menambahkan, “Sulawesi Tenggara pernah menjadi provinsi dengan rata-rata pertumbuhan

Program PEACH

PELUNCURAN LAPORAN ANALISIS KEUANGAN PUBLIK

PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2014

“Memelihara Momentum

Pertumbuhan Tinggi,

Berkelanjutan, dan Inklusif”

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Penulis dapat dihubungi pada email :[email protected]

Sulawesi Tenggara pernah menjadi provinsi dengan

rata-rata pertumbuhan

tertinggi di Indonesia pada 6 tahun

pertama otonomi daerah (2001-2006)

dengan pertanian sebagai motor

penggerak utama pertumbuhan

INFORMASI LEBIH LANJUT

Oleh Muhammad Fadjar

Page 16: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Pada tahun 2012, Pertumbuhan Ekonomi

Sulawesi Tenggara mencapai angka tertinggi

kedua secara Nasional sejak desentralisasi, yakni

KonvergensiJika dapat tumbuh rata-rata

10,4 persen per tahun dalam 20 tahun ke depan, PDRB per kapita

Sulawesi Tenggara dapat SETARA dengan :

PDRB per kapita Sulawesi Selatan pada tahun 2022

PDB per kapita nasional pada tahun 2030

MEMELIHARA MOMENTUM PERTUMBUHAN TINGGI DI SULAWESI TENGGARA

10,4 %

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

Visi MEWUJUDKAN

SULAWESI TENGGARA SEJAHTERA,

MANDIRI DAN

BERDAYA SAING TAHUN

2013 – 2018

Misi

AGENDA UTAMA PEMBANGUNAN EKONOMI“Membangun perekonomian masyarakat secara nyata

melalui usaha-usaha pragmatis dengan mendorong PEMBANGUNAN SEKTOR RIIL, dan meningkatkan NILAI TAMBAH berdasarkan POTENSI yang berada

sekitarnya” (RPJMD Pemerintah Provinsi 2013-2018)

VISI & MISI Peningkatan kualitas SDM

Pembangunan Ekonomi

Revitalisasi Pemerintahan Daerah

Memantapkan Pembangunan Kebudayaan Daerah

Percepatan dan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Kewilayahan dan Kawasan Strategis.

Kebijakan RPJMD

Pemerintah Provinsi TELAH

mencanangkan percepatan

pertumbuhan ekonomi antara

10,5 sampai 12,1 % pada periode 2013-2018.

TANTANGAN dan POTENSI PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

TANTANGAN

Ekonomi Sulawesi Tenggara berpotensi TUMBUH jauh lebih tinggi dari yang pernah dicapai sebelumnya, JIKA sumberdaya DAPAT diarahkan pada :Percepatan TRANSFORMASI industri pertambangan dari yang berbasis

bijih (ore) menjadi olahan.

10,42012

menjadi 7,32013

POTENSI

kali lipat dibanding ekspor bijih nikel Ekspor NIKEL OLAHAN dapat menyumbang

nilai tambah ekonomi sebesar73 sampai 173

Dukungan infrastruktur (terutama jalan dan listrik) serta dukungan permodalan (kemitraan dengan BUMN/BUMD atau investasi swasta) untuk mempercepat

transformasi tersebut.

13 BaKTINews 14BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

TANTANGAN PERTUMBUHAN INKULSIF DI SULAWESI TENGGARA“Pertumbuhan yang berkualitas adalah pertumbuhan yang disertai dengan

meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan berkurangnya angka kemiskinan. Studi di beberapa negara menunjukkan pendapatan

tenaga kerja merupakan faktor paling berpengaruh terhadap pengurangan tingkat kemiskinan”.

(The World Bank : End Extreme Poverty And Promote Shared Prosperity, 2013)

Seiring dengan pertumbuhan tinggi

pada periode 2007-2012 :TINGKAT KEMISKINAN

MENURUN secara konsisten dan signifikan 13,1

2012

Sampai tahun 2013, Tingkat pengangguran Sulawesi Tenggara

masih lebih rendah dari tingkat pengangguran nasional.

2,2%Penduduk usia kerja yang

produktif (usia 15-64 tahun) rata-rata tumbuh

setiap tahunnya sebesar

21,3 2007

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara melambat dari

Page 17: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Pada tahun 2012, Pertumbuhan Ekonomi

Sulawesi Tenggara mencapai angka tertinggi

kedua secara Nasional sejak desentralisasi, yakni

KonvergensiJika dapat tumbuh rata-rata

10,4 persen per tahun dalam 20 tahun ke depan, PDRB per kapita

Sulawesi Tenggara dapat SETARA dengan :

PDRB per kapita Sulawesi Selatan pada tahun 2022

PDB per kapita nasional pada tahun 2030

MEMELIHARA MOMENTUM PERTUMBUHAN TINGGI DI SULAWESI TENGGARA

10,4 %

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

Visi MEWUJUDKAN

SULAWESI TENGGARA SEJAHTERA,

MANDIRI DAN

BERDAYA SAING TAHUN

2013 – 2018

Misi

AGENDA UTAMA PEMBANGUNAN EKONOMI“Membangun perekonomian masyarakat secara nyata

melalui usaha-usaha pragmatis dengan mendorong PEMBANGUNAN SEKTOR RIIL, dan meningkatkan NILAI TAMBAH berdasarkan POTENSI yang berada

sekitarnya” (RPJMD Pemerintah Provinsi 2013-2018)

VISI & MISI Peningkatan kualitas SDM

Pembangunan Ekonomi

Revitalisasi Pemerintahan Daerah

Memantapkan Pembangunan Kebudayaan Daerah

Percepatan dan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Kewilayahan dan Kawasan Strategis.

Kebijakan RPJMD

Pemerintah Provinsi TELAH

mencanangkan percepatan

pertumbuhan ekonomi antara

10,5 sampai 12,1 % pada periode 2013-2018.

TANTANGAN dan POTENSI PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

TANTANGAN

Ekonomi Sulawesi Tenggara berpotensi TUMBUH jauh lebih tinggi dari yang pernah dicapai sebelumnya, JIKA sumberdaya DAPAT diarahkan pada :Percepatan TRANSFORMASI industri pertambangan dari yang berbasis

bijih (ore) menjadi olahan.

10,42012

menjadi 7,32013

POTENSI

kali lipat dibanding ekspor bijih nikel Ekspor NIKEL OLAHAN dapat menyumbang

nilai tambah ekonomi sebesar73 sampai 173

Dukungan infrastruktur (terutama jalan dan listrik) serta dukungan permodalan (kemitraan dengan BUMN/BUMD atau investasi swasta) untuk mempercepat

transformasi tersebut.

13 BaKTINews 14BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

TANTANGAN PERTUMBUHAN INKULSIF DI SULAWESI TENGGARA“Pertumbuhan yang berkualitas adalah pertumbuhan yang disertai dengan

meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan berkurangnya angka kemiskinan. Studi di beberapa negara menunjukkan pendapatan

tenaga kerja merupakan faktor paling berpengaruh terhadap pengurangan tingkat kemiskinan”.

(The World Bank : End Extreme Poverty And Promote Shared Prosperity, 2013)

Seiring dengan pertumbuhan tinggi

pada periode 2007-2012 :TINGKAT KEMISKINAN

MENURUN secara konsisten dan signifikan 13,1

2012

Sampai tahun 2013, Tingkat pengangguran Sulawesi Tenggara

masih lebih rendah dari tingkat pengangguran nasional.

2,2%Penduduk usia kerja yang

produktif (usia 15-64 tahun) rata-rata tumbuh

setiap tahunnya sebesar

21,3 2007

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara melambat dari

Page 18: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

UNTUK MENDUKUNG AKTIVITAS PERDAGANGAN, MODERNISASI PRASARANA PELABUHAN MAKA PERLU PENINGKATAN DAN PERBAIKAN :

Panjang dermaga, peralatan bongkar muat, kedalaman kolam pelabuhan, luas areal penumpukan peti kemas, serta pusat kargo.

Panjang jalan di Sulawesi Tenggara secara keseluruhan TUMBUH PALING CEPAT DIBANDING PROVINSI LAIN DI SULAWESI.

Rasio panjang jalan nasional

dan provinsi terhadap luas

daratan sudah di atas rata-rata

nasional

Namun, rasio panjang jalan kabupaten terhadap luas daratan di Sulawesi Tenggara masih paling rendah di Sulawesi.

PERHUBUNGAN DARAT

Pembangunan dan peningkatan kualitas jalan dapat membantu pencapaian target percepatan pertumbuhan ekonomi provinsi diatas

(RPJMD Provinsi Sultra 2013-2018)

PRODUKTIVITAS PER TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN

MENINGKAT

15 16BaKTINews BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Sulawesi Tenggara masih berada pada posisi ke 8 terendah secara nasional

dalam hal proporsi jalan desa beraspal. (PODES, 2011)

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki sekitar

pulau kecil dan besar 651

(Kemendagri)

5 dari 12 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara terdapat di daerah kepulauan dan beberapa kabupaten yang berada di daratan

memiliki kecamatan di daerah kepulauan

TANTANGAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENINGKATAN AKSESBILITAS DAN KONEKTIVITAS ANTAR DAN INTRA DAERAH MELALUI :

PERHUBUNGAN LAUT

mempercepat waktu tempuh;

meningkatkan kapasitas angkut penumpang dan barang;

meningkatkan keamanan/keselamatan penumpang/barang;

mendorongpengembangan pariwisata

MODERNISASI SARANA PENYEBERANGAN :

Penambahan dan peningkatan kualitas jalan dan jembatan

Modernisasi sarana dan prasarana penyebrangan

Optimalisasi potensi bendungan untuk irigasi dan pasokan listrik

Tenaga kerja sektor pertanian mengalami

penurunan dan beralih ke sektor lain yang

memberi penghasilan lebih tinggi

10 %

Pertumbuhan penumpang dan pengangkutan barang angkutan laut cukup pesat dan akan semakin berkembang di masa-masa yang akan datang

Page 19: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

UNTUK MENDUKUNG AKTIVITAS PERDAGANGAN, MODERNISASI PRASARANA PELABUHAN MAKA PERLU PENINGKATAN DAN PERBAIKAN :

Panjang dermaga, peralatan bongkar muat, kedalaman kolam pelabuhan, luas areal penumpukan peti kemas, serta pusat kargo.

Panjang jalan di Sulawesi Tenggara secara keseluruhan TUMBUH PALING CEPAT DIBANDING PROVINSI LAIN DI SULAWESI.

Rasio panjang jalan nasional

dan provinsi terhadap luas

daratan sudah di atas rata-rata

nasional

Namun, rasio panjang jalan kabupaten terhadap luas daratan di Sulawesi Tenggara masih paling rendah di Sulawesi.

PERHUBUNGAN DARAT

Pembangunan dan peningkatan kualitas jalan dapat membantu pencapaian target percepatan pertumbuhan ekonomi provinsi diatas

(RPJMD Provinsi Sultra 2013-2018)

PRODUKTIVITAS PER TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN

MENINGKAT

15 16BaKTINews BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Sulawesi Tenggara masih berada pada posisi ke 8 terendah secara nasional

dalam hal proporsi jalan desa beraspal. (PODES, 2011)

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki sekitar

pulau kecil dan besar 651

(Kemendagri)

5 dari 12 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara terdapat di daerah kepulauan dan beberapa kabupaten yang berada di daratan

memiliki kecamatan di daerah kepulauan

TANTANGAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENINGKATAN AKSESBILITAS DAN KONEKTIVITAS ANTAR DAN INTRA DAERAH MELALUI :

PERHUBUNGAN LAUT

mempercepat waktu tempuh;

meningkatkan kapasitas angkut penumpang dan barang;

meningkatkan keamanan/keselamatan penumpang/barang;

mendorongpengembangan pariwisata

MODERNISASI SARANA PENYEBERANGAN :

Penambahan dan peningkatan kualitas jalan dan jembatan

Modernisasi sarana dan prasarana penyebrangan

Optimalisasi potensi bendungan untuk irigasi dan pasokan listrik

Tenaga kerja sektor pertanian mengalami

penurunan dan beralih ke sektor lain yang

memberi penghasilan lebih tinggi

10 %

Pertumbuhan penumpang dan pengangkutan barang angkutan laut cukup pesat dan akan semakin berkembang di masa-masa yang akan datang

Page 20: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Tantangan tersebut dapat diatasi melalui beberapa kebijakan:Pemulihan pertumbuhan sub-sektor perkebunan melalui stabilitas pertumbuhan tanaman kakao dan jambu mete dengan cara perluasan program Gerakan Nasional (GERNAS) Kakao, perbaikan tata niaga dan hilirisasi kakao.

PEMULIHAN PERTUMBUHAN SEKTOR PERTANIAN SULAWESI TENGGARA AKAN MEMBANTU PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN PETANI DI SULAWESI TENGGARA.

Peningkatan pertumbuhan sub-sektor perikanan melalui peningkatan produksi perikanan budidaya laut.

Perbaikan kelembagaan petani dan peningkatan akses petani terhadap fasilitas dan modal melalui peningkatan jumlah penyuluh dan perbaikan kualitas penyuluh.

PENINGKATAN INSENTIF PETANI DENGAN CARA MENINGKATKAN

NILAI TUKAR PETANI

3

1

2

17 BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101

Pencarian

aKTI kembali mengajak individu, lembaga, kelompok Bmasyarakat, pemerintah daerah, program donor, siapa saja untuk bergabung dalam pencarian Praktik Cerdas 2014!

Praktik Cerdas adalah kegiatan yang dilakukan bersama-sama dan berhasil menjawab tantangan pembangunan di sekitar kita. Mulai dari mengolah tanaman pangan lokal, mengelola koperasi, membangun desa sehat tanpa rokok, membentuk badan usaha pengelola air bersih, mengembangkan biogas murah meriah, hingga melakukan pendataan masyarakat miskin berbasis masyarakat untuk program tuntas pendidikan dasar. Berbagai inisiatif keren yang berhasil ini penting untuk diketahui banyak pihak agar lebih banyak orang dapat belajar dari pengalaman mereka yang telah berhasil. Belajar dari kegiatan yang berhasil selain dapat membantu kita menjawab tantangan serupa yang sedang dihadapi, juga bisa menghemat biaya, waktu dan tenaga.

Untuk bisa disebut Praktik Cerdas, BaKTI menggunakan 6 kriteria sederhana: inovatif, berdampak nyata, partisipatif, berlanjut, akuntabel, dan berpihak pada rakyat miskin dan berkeadilan gender. Bila Anda sedang mengerjakan sebuah inisiatif yang berhasil menjawab tantangan pembangunan di daerah Anda, atau mengetahui kegiatan keren yang menurut Anda sukses dan menginspirasi, bergabunglah bersama kami di pencarian Praktik Cerdas 2015!

Praktik Cerdas

2015 !

Cari tau lebih banyak tentang praktik cerdas di sini dan unduh formulir disini http://praktikcerdas.bakti.or.id/

MENUJU FESTIVAL FORUM KTI 2015

atau hubungi : [email protected] atau SMS ke 0813 4063 4999, 0815 4323 1888, 0878 4000 0201

menjadi sekurangnya ke tingkat pertumbuhan yang pernah dicapai sebelumnya sebesar

Revitalisasi pertumbuhan

sektor pertanian dari rata-rata

3,7 % (periode 2007-2013)

per tahun 6,3 % (periode 2001-2006)

per tahun

Peningkatan pengembangan industri olahan yang berbasis keunggulan sumber

daya lokal: Industri olahan hasil perkebunan, perikanan, dan hutan.

Diversifikasi ekspor Sulawesi Tenggara paska era pertambangan mentah

bersumber dari sektor pertanian dan industri olahannya.

Sumber Data Program PEACH Infografis oleh Ichsan Djunaed

TANTANGAN SEKTOR PERTANIAN

Page 21: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Tantangan tersebut dapat diatasi melalui beberapa kebijakan:Pemulihan pertumbuhan sub-sektor perkebunan melalui stabilitas pertumbuhan tanaman kakao dan jambu mete dengan cara perluasan program Gerakan Nasional (GERNAS) Kakao, perbaikan tata niaga dan hilirisasi kakao.

PEMULIHAN PERTUMBUHAN SEKTOR PERTANIAN SULAWESI TENGGARA AKAN MEMBANTU PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN PETANI DI SULAWESI TENGGARA.

Peningkatan pertumbuhan sub-sektor perikanan melalui peningkatan produksi perikanan budidaya laut.

Perbaikan kelembagaan petani dan peningkatan akses petani terhadap fasilitas dan modal melalui peningkatan jumlah penyuluh dan perbaikan kualitas penyuluh.

PENINGKATAN INSENTIF PETANI DENGAN CARA MENINGKATKAN

NILAI TUKAR PETANI

3

1

2

17 BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101

Pencarian

aKTI kembali mengajak individu, lembaga, kelompok Bmasyarakat, pemerintah daerah, program donor, siapa saja untuk bergabung dalam pencarian Praktik Cerdas 2014!

Praktik Cerdas adalah kegiatan yang dilakukan bersama-sama dan berhasil menjawab tantangan pembangunan di sekitar kita. Mulai dari mengolah tanaman pangan lokal, mengelola koperasi, membangun desa sehat tanpa rokok, membentuk badan usaha pengelola air bersih, mengembangkan biogas murah meriah, hingga melakukan pendataan masyarakat miskin berbasis masyarakat untuk program tuntas pendidikan dasar. Berbagai inisiatif keren yang berhasil ini penting untuk diketahui banyak pihak agar lebih banyak orang dapat belajar dari pengalaman mereka yang telah berhasil. Belajar dari kegiatan yang berhasil selain dapat membantu kita menjawab tantangan serupa yang sedang dihadapi, juga bisa menghemat biaya, waktu dan tenaga.

Untuk bisa disebut Praktik Cerdas, BaKTI menggunakan 6 kriteria sederhana: inovatif, berdampak nyata, partisipatif, berlanjut, akuntabel, dan berpihak pada rakyat miskin dan berkeadilan gender. Bila Anda sedang mengerjakan sebuah inisiatif yang berhasil menjawab tantangan pembangunan di daerah Anda, atau mengetahui kegiatan keren yang menurut Anda sukses dan menginspirasi, bergabunglah bersama kami di pencarian Praktik Cerdas 2015!

Praktik Cerdas

2015 !

Cari tau lebih banyak tentang praktik cerdas di sini dan unduh formulir disini http://praktikcerdas.bakti.or.id/

MENUJU FESTIVAL FORUM KTI 2015

atau hubungi : [email protected] atau SMS ke 0813 4063 4999, 0815 4323 1888, 0878 4000 0201

menjadi sekurangnya ke tingkat pertumbuhan yang pernah dicapai sebelumnya sebesar

Revitalisasi pertumbuhan

sektor pertanian dari rata-rata

3,7 % (periode 2007-2013)

per tahun 6,3 % (periode 2001-2006)

per tahun

Peningkatan pengembangan industri olahan yang berbasis keunggulan sumber

daya lokal: Industri olahan hasil perkebunan, perikanan, dan hutan.

Diversifikasi ekspor Sulawesi Tenggara paska era pertambangan mentah

bersumber dari sektor pertanian dan industri olahannya.

Sumber Data Program PEACH Infografis oleh Ichsan Djunaed

TANTANGAN SEKTOR PERTANIAN

Page 22: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

19 20BaKTINews BaKTINews

PERENCANAAN DANPENGANGGARAN

KETERBUKAAN UNTUKINFORMASIOleh Bonnix Hedy Maulana dan Rahayu

etelah dua tahun pengesahan Undang-Su n d a n g N o 1 4 Ta h u n 2 0 0 8 t e n t a n g Keterbukaan Informasi Publik, terjadi

perubahan paradigma terkait pemahaman informasi masyarakat. Semua warga negara Indonesia memiliki hak yang sama atas informasi sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai warga negara dan wajib pajak. Tujuan implementasi undang-undang ini adalah untuk melindungi hak warga negara dalam memperoleh informasi terkait kebijakan publik, mendorong partisipasi aktif dalam proses pembuatan kebijakan publik, serta meningkatkan manajemen dan pelayanan badan publik demi mewujudkan pemerintahan yang baik. Selebihnya a d a l a h f u n g s i ko n t ro l m a s ya ra k at d a l a m penggunaan pajak yang optimal. Pe r u b a h a n ke a ra h ke t e r b u k a a n t e l a h menghasilkan perubahan perilaku dalam tata penyelenggaraan lembaga publik sebagai penyedia

informasi dan dalam masyarakat sebagai pengguna informasi. Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik menyatakan bahwa semua informasi publik harus diperoleh dengan cepat, mudah dan meminimalisir biaya bagi masyarakat. Namun, kenyataannya masyarakat sebagai pencari informasi selalu menemukan kesulitan untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. Publik membutuhkan informasi terkait rencana kebijakan publik, program kebijakan publik dan proses pembuatan kebijakan publik yang baik, transparan, dan akuntanbel. Euforia keterbukaan telah menyediakan ke s e m p a t a n b a g i b e b e ra p a p i h a k u n t u k menggunakan informasi tersebut dalam konteks

negatif. Hal ini membuat lembaga publik sangat berhati-hati dan terbatas dalam menyediakan informasi, guna mengantisipasi penggunaan informasi bagi pihak yang tidak bertanggung jawab. Namun, masih ada lembaga publik yang tetap positif mengimplementasikan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik ini. Badan-badan publik ini menyadari tanggung jawab mereka untuk menyediakan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini mampu mengurangi persepsi buruk masyarakat terkait stigma pelaksanaan pelayanan publik yang senantiasa penuh dengan korupsi, kolusi dan nepotisme. Badan-badan publik ini secara konsisten melakukan kewajiban mereka untuk menyediakan pelayanan informasi kepada masyarakat sesuai undang-undang. Lembaga-lembaga publik ini biasanya didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki dedikasi tinggi. Masalah khusus yang biasanya terjadi dalam lembaga-lembaga pemerintah adalah mekanisme

Tujuan implementasi undang-undang ini adalah

untuk melindungi hak warga negara dalam memperoleh

informasi terkait kebijakan publik, mendorong partisipasi

aktif dalam proses pembuatan kebijakan publik, serta

meningkatkan manajemen dan pelayanan badan publik

demi mewujudkan pemerintahan yang baik

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

Program Pengelolaan PengetahuanBaKTI-AIPD

Page 23: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

19 20BaKTINews BaKTINews

PERENCANAAN DANPENGANGGARAN

KETERBUKAAN UNTUKINFORMASIOleh Bonnix Hedy Maulana dan Rahayu

etelah dua tahun pengesahan Undang-Su n d a n g N o 1 4 Ta h u n 2 0 0 8 t e n t a n g Keterbukaan Informasi Publik, terjadi

perubahan paradigma terkait pemahaman informasi masyarakat. Semua warga negara Indonesia memiliki hak yang sama atas informasi sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai warga negara dan wajib pajak. Tujuan implementasi undang-undang ini adalah untuk melindungi hak warga negara dalam memperoleh informasi terkait kebijakan publik, mendorong partisipasi aktif dalam proses pembuatan kebijakan publik, serta meningkatkan manajemen dan pelayanan badan publik demi mewujudkan pemerintahan yang baik. Selebihnya a d a l a h f u n g s i ko n t ro l m a s ya ra k at d a l a m penggunaan pajak yang optimal. Pe r u b a h a n ke a ra h ke t e r b u k a a n t e l a h menghasilkan perubahan perilaku dalam tata penyelenggaraan lembaga publik sebagai penyedia

informasi dan dalam masyarakat sebagai pengguna informasi. Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik menyatakan bahwa semua informasi publik harus diperoleh dengan cepat, mudah dan meminimalisir biaya bagi masyarakat. Namun, kenyataannya masyarakat sebagai pencari informasi selalu menemukan kesulitan untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. Publik membutuhkan informasi terkait rencana kebijakan publik, program kebijakan publik dan proses pembuatan kebijakan publik yang baik, transparan, dan akuntanbel. Euforia keterbukaan telah menyediakan ke s e m p a t a n b a g i b e b e ra p a p i h a k u n t u k menggunakan informasi tersebut dalam konteks

negatif. Hal ini membuat lembaga publik sangat berhati-hati dan terbatas dalam menyediakan informasi, guna mengantisipasi penggunaan informasi bagi pihak yang tidak bertanggung jawab. Namun, masih ada lembaga publik yang tetap positif mengimplementasikan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik ini. Badan-badan publik ini menyadari tanggung jawab mereka untuk menyediakan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini mampu mengurangi persepsi buruk masyarakat terkait stigma pelaksanaan pelayanan publik yang senantiasa penuh dengan korupsi, kolusi dan nepotisme. Badan-badan publik ini secara konsisten melakukan kewajiban mereka untuk menyediakan pelayanan informasi kepada masyarakat sesuai undang-undang. Lembaga-lembaga publik ini biasanya didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki dedikasi tinggi. Masalah khusus yang biasanya terjadi dalam lembaga-lembaga pemerintah adalah mekanisme

Tujuan implementasi undang-undang ini adalah

untuk melindungi hak warga negara dalam memperoleh

informasi terkait kebijakan publik, mendorong partisipasi

aktif dalam proses pembuatan kebijakan publik, serta

meningkatkan manajemen dan pelayanan badan publik

demi mewujudkan pemerintahan yang baik

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

Program Pengelolaan PengetahuanBaKTI-AIPD

Page 24: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Australia Indonesia Partnership for Decentralisation (AIPD) adalah Program lima tahun Pemerintah Australia yang bertujuan memberikan bantuan teknis dan dukungan peningkatan kapasitas bagi pemerintah lokal dan masyarakat sipil demi meningkatnya pengelolaan alokasi dan sumber daya keuangan yang lebih baik. AIPD memiliki tiga komponen pendukung, yaitu pemerintah yang responsif, masyarakat aktif, dan pengelolaan pengetahuan yang saling terkait erat. Untuk komponen 2, yakni Masyarakat Aktif, AIPD bekerjasama dengan PATTIRO CATI sebagai mitra pelaksana dalam melakukan sosialisasi Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) di tingkat masyarakat. AIPD dan Pattiro CATI mendampingi beberapa community center atau kelompok masyarakat untuk memperkenal-kan UU KIP sehingga mendorong pemerintah untuk melakukan transparansi dan partisipasi publik serta masyarakat yang aktif dalam pembangunan. Dalam AIPD Delivery Strategy teridentifikasi minimnya informasi berbagi pembelajaran ataupun praktek cerdas dan telaah terkait isu desentralisasi dan pengelolaan keuangan daerah yang dapat diadopsi dan diadaptasi oleh mitra pembangunan. Pembelajaran yang telah diterima satu individu atau kelompok tidak dengan serta merta dapat dibagikan kepada individu yang lain karena minimnya keterkaitan konteks dan mekanisme berbagi. Dengan mendokumentasikan dan berbagi informasi pembelajaran pembangunan akan memberi kesempatan bagi Program AIPD dan mitra pemerintah setempat serta masyarakat sipil u n t u k m e m p e r o l e h p e n g e t a h u a n d a n pembelajaran tentang bagaimana meningkatkan dan menyesuaikan strategi dan kegiatan melalui umpan balik, refleksi dan analisis, serta untuk memperluas cakupan implementasi program yang berkelanjutan dan lebih efektif. Praktik Cerdas/Pembelajaran Pembangunan AIPD dapat diartikan sebagai sebuah upaya atau kegiatan yang berhasil dilakukan oleh AIPD untuk menjawab sebuah tantangan yang dihadapi oleh Pemda dan komunitas di wilayah sasaran AIPD. Praktik Cerdas/Pembelajaran Pembangunan berakar dari kearifan lokal, sehingga mudah direplikasi.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai Proyek Pengelolaan Pengetahuan BaKTI-AIPD, anda dapat menghubungi :Stevent Febriandy email [email protected]

INFORMASI LEBIH LANJUT

dikecualikan sesuai dengan ketentuan dan harus m e m b a n g u n d a n m e n ge m b a n g ka n s i ste m informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah. Dalam implementasi pelayanan, sebuah lembaga publik perlu menunjuk seorang Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 13 Ayat 1 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi ini dibantu oleh Pejabat Fungsional. Tugas dan tanggung jawab Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 14 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010

Perencanaan dan Penganggaran untuk Lembaga-lembaga Publik

Pada saat pelayanan informasi kepada publik diimplementasikan oleh SKPD terkait, harus dipastikan bahwa pelayanan tersebut menyumbang pencapaian target dalam dokumen-dokumen perencanaan dan anggaran seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD), Rencana Strategi SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal ini merupakan landasan bagi SKPD untuk memastikan bahwa anggaran yang akan disiapkan bisa secara sah berkontribusi bagi pencapaian visi misi yang ada. Hingga saat ini, alokasi anggaran untuk pelayanan informasi telah dipadukan dengan pengeluaran tidak langsung, meskipun pelayanan informasi mendukung pencapaian target kinerja yang lebih tinggi dan strategis. Dalam dokumen-dokumen tersebut, terdapat visi misi yang dielaborasikan dalam tujuan, target, arah kebijakan dan strategi yang kemudian dikembangkan dalam program dan kegiatan. Setiap fase tersebut dapat diukur secara jelas dan harus dapat dipertanggungjawabkan. Indikatornya sangat strategis sesuai dengan fasenya. Pelayanan informasi yang disiapkan oleh SKPD tentu saja harus

bisa mendukung pencapaian target-target tersebut, sehingga pelayanan informasi bisa berlangsung secara berkelanjutan, strategis, dan berkualitas tinggi. Transparansi telah menjadi sebuah fokus dan tingkat pencapaiannya perlu diukur. Ada berbagai cara untuk melakukan hal ini dan salah satunya melalui pelayanan informasi publik. Pelayanan informasi yang transparan ini bisa mendorong masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses pembangunan dengan pengajuan usulan dan fungsi kontrol pelayanan publik.

FASE 1 Menentukan Tujuan dan Target Pelayanan Informasi dan Dokumentasi

Inti dari pelayanan informasi adalah partisipasi komunitas. Dengan demikian, tujuan dan target bisa berkontribusi sebagaimana dalam dokumen perencanaan dan anggaran.

FASE 2 Penentuan Target Kinerja berdasarkan Undang-undang Penyiaran Informasi Publik

Indikator yang akan digunakan oleh badan publik m e l a l u i P P I D m e n u r u t Un d a n g - Un d a n g Penyiaran Informasi Publik harus ditentukan sebelum dimasukan dalam program dan kegiatan. Sebagaimana dijelaskan dalam Bab II, kinerja PPID harus sesuai dengan Undang-Undang Penyiaran Informasi Publik, karena itu menjadi penting untuk menetapkan pencapaian yang ingin dicapai.

FASE 3 Menyusun Program dan Kegiatan (sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri no 13/2006)

Program dan kegiatan disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13/2006. Menurut peraturan tersebut, setiap program dan kegiatan harus dimasukkan ke dalam kode nomenklatur yang telah disediakan. Sebagai contoh, pengelolaan dokumentasi dan informasi terjadi dalam dua kelompok, dengan PPID Utama yang berlokasi di Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) dan pengarsipan, serta dengan Asisten PPID yang berlokasi di setiap SKPD.

pemindahan staf yang mengarah pada perubahan kebijakan terkait manajemen pelayanan informasi publik. Isu lainnya adalah lembaga publik ini menginginkan keberlanjutan pelayanan agar mudah terukur dan pelaksanaannya tetap didanai melalui anggaran mereka. Hal terpenting dalam penerapan undang-undang ini adalah ketika lembaga-lembaga publik melihat ketersediaan anggaran, mereka harus mengalokasikan anggaran untuk pelayanan o p e ra s i o n a l , fa s i l i t a s d a n i n f ra s t r u k t u r, dokumentasi dan pembaharuan data. Setelah fase pemenuhan standar pelayanan informasi, tahap berikutnya adalah menilai hasil kinerja lembaga-lembaga publik untuk melihat apakah hasilnya s u n g g u h m e n jawa b t u j u a n t e r k a i t u p aya mendukung pencapaian dokumen perencanaan dan anggaran tahunan jangka menengah dan jangka panjang. Materi ini ditulis mencakup lembaga publik pada level unit teknis lokal atau Satuan Kerja Pemerintah D a e r a h ( S K P D ) p a d a l e v e l p r o v i n s i d a n kabupaten/kota. Tujuannya adalah mengupayakan lembaga-lembaga publik mengimplementasikan secara optimal undang-undang ini. Di sisi lain juga memenuhi fungsi dan tugas SKPD dengan indikator-indikator yang terukur terkait pelayanan informasi yang berkelanjutan dan berkualitas.

Peran Lembaga Publik Badan Publik dalam Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ditambah badan lain yang memiliki fungsi dan tugas pokok dalam penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD atau organisasi non pemerintah. Selanjutnya dalam Pasal 7 Ayat 1 sampai Ayat 6, Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik menguraikan peran dan kewajiban badan publik yang antara lain adalah menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik yang berada di bawah kewenangannya kepada pemohon i n fo r m a s i p u b l i k . S e l a i n i n fo r m a s i ya n g

Penyediaan, penyimpanan, pendokumentasian dan pengamanan informasi.

Pelayanan informasi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pelayanan informasi publik yang cepat, tepat dan sederhana.

Penetapan prosedur operasional penyebarluasan informasi publik.

Pengujian konsekuensi

Pengklasifikasian informasi dan/atau pengubahannya

Penetapan informasi yang dikecualikan yang telah habis jangka waktu pengecualiannya sebagai informasi publik yang dapat diakses.

Penetapan pertimbangan tertulis atas setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap orang atas informasi publik.

PASAL 14 AYAT 1 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2010 MELIPUTI

1 2 3 4 5 67 8

21 22BaKTINews BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Page 25: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Australia Indonesia Partnership for Decentralisation (AIPD) adalah Program lima tahun Pemerintah Australia yang bertujuan memberikan bantuan teknis dan dukungan peningkatan kapasitas bagi pemerintah lokal dan masyarakat sipil demi meningkatnya pengelolaan alokasi dan sumber daya keuangan yang lebih baik. AIPD memiliki tiga komponen pendukung, yaitu pemerintah yang responsif, masyarakat aktif, dan pengelolaan pengetahuan yang saling terkait erat. Untuk komponen 2, yakni Masyarakat Aktif, AIPD bekerjasama dengan PATTIRO CATI sebagai mitra pelaksana dalam melakukan sosialisasi Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) di tingkat masyarakat. AIPD dan Pattiro CATI mendampingi beberapa community center atau kelompok masyarakat untuk memperkenal-kan UU KIP sehingga mendorong pemerintah untuk melakukan transparansi dan partisipasi publik serta masyarakat yang aktif dalam pembangunan. Dalam AIPD Delivery Strategy teridentifikasi minimnya informasi berbagi pembelajaran ataupun praktek cerdas dan telaah terkait isu desentralisasi dan pengelolaan keuangan daerah yang dapat diadopsi dan diadaptasi oleh mitra pembangunan. Pembelajaran yang telah diterima satu individu atau kelompok tidak dengan serta merta dapat dibagikan kepada individu yang lain karena minimnya keterkaitan konteks dan mekanisme berbagi. Dengan mendokumentasikan dan berbagi informasi pembelajaran pembangunan akan memberi kesempatan bagi Program AIPD dan mitra pemerintah setempat serta masyarakat sipil u n t u k m e m p e r o l e h p e n g e t a h u a n d a n pembelajaran tentang bagaimana meningkatkan dan menyesuaikan strategi dan kegiatan melalui umpan balik, refleksi dan analisis, serta untuk memperluas cakupan implementasi program yang berkelanjutan dan lebih efektif. Praktik Cerdas/Pembelajaran Pembangunan AIPD dapat diartikan sebagai sebuah upaya atau kegiatan yang berhasil dilakukan oleh AIPD untuk menjawab sebuah tantangan yang dihadapi oleh Pemda dan komunitas di wilayah sasaran AIPD. Praktik Cerdas/Pembelajaran Pembangunan berakar dari kearifan lokal, sehingga mudah direplikasi.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai Proyek Pengelolaan Pengetahuan BaKTI-AIPD, anda dapat menghubungi :Stevent Febriandy email [email protected]

INFORMASI LEBIH LANJUT

dikecualikan sesuai dengan ketentuan dan harus m e m b a n g u n d a n m e n ge m b a n g ka n s i ste m informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah. Dalam implementasi pelayanan, sebuah lembaga publik perlu menunjuk seorang Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 13 Ayat 1 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi ini dibantu oleh Pejabat Fungsional. Tugas dan tanggung jawab Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 14 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010

Perencanaan dan Penganggaran untuk Lembaga-lembaga Publik

Pada saat pelayanan informasi kepada publik diimplementasikan oleh SKPD terkait, harus dipastikan bahwa pelayanan tersebut menyumbang pencapaian target dalam dokumen-dokumen perencanaan dan anggaran seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD), Rencana Strategi SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal ini merupakan landasan bagi SKPD untuk memastikan bahwa anggaran yang akan disiapkan bisa secara sah berkontribusi bagi pencapaian visi misi yang ada. Hingga saat ini, alokasi anggaran untuk pelayanan informasi telah dipadukan dengan pengeluaran tidak langsung, meskipun pelayanan informasi mendukung pencapaian target kinerja yang lebih tinggi dan strategis. Dalam dokumen-dokumen tersebut, terdapat visi misi yang dielaborasikan dalam tujuan, target, arah kebijakan dan strategi yang kemudian dikembangkan dalam program dan kegiatan. Setiap fase tersebut dapat diukur secara jelas dan harus dapat dipertanggungjawabkan. Indikatornya sangat strategis sesuai dengan fasenya. Pelayanan informasi yang disiapkan oleh SKPD tentu saja harus

bisa mendukung pencapaian target-target tersebut, sehingga pelayanan informasi bisa berlangsung secara berkelanjutan, strategis, dan berkualitas tinggi. Transparansi telah menjadi sebuah fokus dan tingkat pencapaiannya perlu diukur. Ada berbagai cara untuk melakukan hal ini dan salah satunya melalui pelayanan informasi publik. Pelayanan informasi yang transparan ini bisa mendorong masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses pembangunan dengan pengajuan usulan dan fungsi kontrol pelayanan publik.

FASE 1 Menentukan Tujuan dan Target Pelayanan Informasi dan Dokumentasi

Inti dari pelayanan informasi adalah partisipasi komunitas. Dengan demikian, tujuan dan target bisa berkontribusi sebagaimana dalam dokumen perencanaan dan anggaran.

FASE 2 Penentuan Target Kinerja berdasarkan Undang-undang Penyiaran Informasi Publik

Indikator yang akan digunakan oleh badan publik m e l a l u i P P I D m e n u r u t Un d a n g - Un d a n g Penyiaran Informasi Publik harus ditentukan sebelum dimasukan dalam program dan kegiatan. Sebagaimana dijelaskan dalam Bab II, kinerja PPID harus sesuai dengan Undang-Undang Penyiaran Informasi Publik, karena itu menjadi penting untuk menetapkan pencapaian yang ingin dicapai.

FASE 3 Menyusun Program dan Kegiatan (sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri no 13/2006)

Program dan kegiatan disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13/2006. Menurut peraturan tersebut, setiap program dan kegiatan harus dimasukkan ke dalam kode nomenklatur yang telah disediakan. Sebagai contoh, pengelolaan dokumentasi dan informasi terjadi dalam dua kelompok, dengan PPID Utama yang berlokasi di Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) dan pengarsipan, serta dengan Asisten PPID yang berlokasi di setiap SKPD.

pemindahan staf yang mengarah pada perubahan kebijakan terkait manajemen pelayanan informasi publik. Isu lainnya adalah lembaga publik ini menginginkan keberlanjutan pelayanan agar mudah terukur dan pelaksanaannya tetap didanai melalui anggaran mereka. Hal terpenting dalam penerapan undang-undang ini adalah ketika lembaga-lembaga publik melihat ketersediaan anggaran, mereka harus mengalokasikan anggaran untuk pelayanan o p e ra s i o n a l , fa s i l i t a s d a n i n f ra s t r u k t u r, dokumentasi dan pembaharuan data. Setelah fase pemenuhan standar pelayanan informasi, tahap berikutnya adalah menilai hasil kinerja lembaga-lembaga publik untuk melihat apakah hasilnya s u n g g u h m e n jawa b t u j u a n t e r k a i t u p aya mendukung pencapaian dokumen perencanaan dan anggaran tahunan jangka menengah dan jangka panjang. Materi ini ditulis mencakup lembaga publik pada level unit teknis lokal atau Satuan Kerja Pemerintah D a e r a h ( S K P D ) p a d a l e v e l p r o v i n s i d a n kabupaten/kota. Tujuannya adalah mengupayakan lembaga-lembaga publik mengimplementasikan secara optimal undang-undang ini. Di sisi lain juga memenuhi fungsi dan tugas SKPD dengan indikator-indikator yang terukur terkait pelayanan informasi yang berkelanjutan dan berkualitas.

Peran Lembaga Publik Badan Publik dalam Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ditambah badan lain yang memiliki fungsi dan tugas pokok dalam penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD atau organisasi non pemerintah. Selanjutnya dalam Pasal 7 Ayat 1 sampai Ayat 6, Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik menguraikan peran dan kewajiban badan publik yang antara lain adalah menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik yang berada di bawah kewenangannya kepada pemohon i n fo r m a s i p u b l i k . S e l a i n i n fo r m a s i ya n g

Penyediaan, penyimpanan, pendokumentasian dan pengamanan informasi.

Pelayanan informasi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pelayanan informasi publik yang cepat, tepat dan sederhana.

Penetapan prosedur operasional penyebarluasan informasi publik.

Pengujian konsekuensi

Pengklasifikasian informasi dan/atau pengubahannya

Penetapan informasi yang dikecualikan yang telah habis jangka waktu pengecualiannya sebagai informasi publik yang dapat diakses.

Penetapan pertimbangan tertulis atas setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap orang atas informasi publik.

PASAL 14 AYAT 1 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2010 MELIPUTI

1 2 3 4 5 67 8

21 22BaKTINews BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Page 26: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

23 24BaKTINews BaKTINews

Urgensi, Masalah dan Konteks Salah satu esensi pemerintahan adalah menyediakan layanan publik yang terjangkau, merata, dan berkualitas. Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Selatan telah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Perda ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat terkait pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Pelayanan publik merupakan salah satu bentuk

kewajiban pemerintah sebagai abdi negara. Hasil observasi awal menyatakan, pelayanan administrasi kependudukan di Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten Minahasa Selatan masih lemah. Lokasi kantor unit pelaksana pelayanan berada jauh dari jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan masyarakat untuk mengakses. Masyarakat seringkali dibuat bingung terkait prosedur pelayanan. Hal ini dikarenakan oleh kebi jakan pemerintah daerah yang sering mengubah lokasi pelayanan.

Dari aspek sumberdaya, pelayanan administrasi kependudukan memiliki keterbatasan sumber daya manusia yang profesional. Hal ini berakibat b a ny a k ny a ke s a l a h a n d a l a m p e n g u r u s a n administrasi kependudukan. Sehingga berdampak pada sasaran program yang tidak maksimal.

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif untuk memperoleh informasi mengenai kualitas p e l aya n a n p u b l i k d i b i d a n g a d m i n i s t ra s i

sampling (memetakan sampel wilayah responden). Dari 17 kecamatan di Kabupaten Minahasa Selatan, terpilihlah 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Amurang Barat (35 responden), Kecamatan Mododinding (30 responden), dan Kecamatan Kumelembuai (33 responden). Total responden sebanyak 98 orang. Pengukuran data dilakukan dalam skala ordinal (mengurutkan nilai dari tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi). Dalam penelitian ini digunakan nilai ordinal jenjang lima. Lihat Tabel 2. Persepsi publik dapat digambarkan dalam

Oleh Dr. Agussalim Focal Point JiKTI Sulawesi Selatan

PERSEPSI PUBLIK ATAS PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKANDI KABUPATEN MINAHASA SELATAN

kependudukan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey (kuesioner) dan wawancara mendalam dengan sejumlah responden. Kualitas pelayanan administrasi kependudukan diukur dari dimensi-dimensi sebagai berikut: (i) tangible ( t e r j a m a h ) ; ( i i ) r e l i a b i l i t y ( h a n d a l ) ; ( i i i ) responsiveness (kepekaan); (iv) assurance (jaminan); dan (v) empathy (perhatian pribadi). Lihat Tabel 1. Populasinya adalah masyarakat yang pernah berurusan dengan administrasi kependudukan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik area

setiap item kuesioner, dan selanjutnya akan diberikan uraian tabel distribusi frekuensi tanggapan masyarakat untuk set iap i tem kuesioner. Penjelasan kategori untuk setiap item kuesioner adalah jumlah responden sebanyak 98 orang dengan skala likert 1-5 (sangat tidak setuju hingga sangat setuju). Dengan demikian, nilai terendah adalah 98 (98 x 1) dan nilai tertinggi adalah 490 (98 x 5). Lihat Tabel 2.

No. Mei - Juni 2014101 No. Mei - Juni 2014101

JiKTI

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

Page 27: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

23 24BaKTINews BaKTINews

Urgensi, Masalah dan Konteks Salah satu esensi pemerintahan adalah menyediakan layanan publik yang terjangkau, merata, dan berkualitas. Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Selatan telah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Perda ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat terkait pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Pelayanan publik merupakan salah satu bentuk

kewajiban pemerintah sebagai abdi negara. Hasil observasi awal menyatakan, pelayanan administrasi kependudukan di Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten Minahasa Selatan masih lemah. Lokasi kantor unit pelaksana pelayanan berada jauh dari jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan masyarakat untuk mengakses. Masyarakat seringkali dibuat bingung terkait prosedur pelayanan. Hal ini dikarenakan oleh kebi jakan pemerintah daerah yang sering mengubah lokasi pelayanan.

Dari aspek sumberdaya, pelayanan administrasi kependudukan memiliki keterbatasan sumber daya manusia yang profesional. Hal ini berakibat b a ny a k ny a ke s a l a h a n d a l a m p e n g u r u s a n administrasi kependudukan. Sehingga berdampak pada sasaran program yang tidak maksimal.

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif untuk memperoleh informasi mengenai kualitas p e l aya n a n p u b l i k d i b i d a n g a d m i n i s t ra s i

sampling (memetakan sampel wilayah responden). Dari 17 kecamatan di Kabupaten Minahasa Selatan, terpilihlah 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Amurang Barat (35 responden), Kecamatan Mododinding (30 responden), dan Kecamatan Kumelembuai (33 responden). Total responden sebanyak 98 orang. Pengukuran data dilakukan dalam skala ordinal (mengurutkan nilai dari tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi). Dalam penelitian ini digunakan nilai ordinal jenjang lima. Lihat Tabel 2. Persepsi publik dapat digambarkan dalam

Oleh Dr. Agussalim Focal Point JiKTI Sulawesi Selatan

PERSEPSI PUBLIK ATAS PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKANDI KABUPATEN MINAHASA SELATAN

kependudukan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey (kuesioner) dan wawancara mendalam dengan sejumlah responden. Kualitas pelayanan administrasi kependudukan diukur dari dimensi-dimensi sebagai berikut: (i) tangible ( t e r j a m a h ) ; ( i i ) r e l i a b i l i t y ( h a n d a l ) ; ( i i i ) responsiveness (kepekaan); (iv) assurance (jaminan); dan (v) empathy (perhatian pribadi). Lihat Tabel 1. Populasinya adalah masyarakat yang pernah berurusan dengan administrasi kependudukan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik area

setiap item kuesioner, dan selanjutnya akan diberikan uraian tabel distribusi frekuensi tanggapan masyarakat untuk set iap i tem kuesioner. Penjelasan kategori untuk setiap item kuesioner adalah jumlah responden sebanyak 98 orang dengan skala likert 1-5 (sangat tidak setuju hingga sangat setuju). Dengan demikian, nilai terendah adalah 98 (98 x 1) dan nilai tertinggi adalah 490 (98 x 5). Lihat Tabel 2.

No. Mei - Juni 2014101 No. Mei - Juni 2014101

JiKTI

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

Page 28: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

KUALITAS PELAYANAN

(model Zeithaml,

at.al.(1990:24)

TANGIBLE Sarana dan prasarana yang tersediaLokasi yang strategisKenyamanan ruanganKecukupan petugasKebersihan

RELIABILITY Tepat waktuPerlakuan sama KesederhanaanKecepatan

RESPONSIVENESS Kecepat-tanggapan terhadap kebutuhan masyarakatPenerimaan terhadap kritik dan saranKemudahan Memiliki pengetahuan yang memadai

ASSURANCE RamahSesuai harapanBudaya kerja Kualitas hasil Tanggung jawabAdil dan merataSesuai ketentuanKesanggupan

EMPATHY

Tingkat interaksiKeluwesan Adaptasi Kemauan Gotong Royong

25 26BaKTINews BaKTINews

 Hasil Persepsi Publik Persepsi publik terhadap keseluruhan dimensi d a n i n d i k a t o r p e l a y a n a n a d m i n i s t r a s i kependudukan di Kabupaten Minahasa Selatan dalam kategori baik (nilai rata-rata 346 poin). Hasil analisa untuk setiap dimensi akan dijelaskan secara lengkap pada Tabel 3.

Untuk dimensi tangible (sarana dan prasarana, lokasi yang strategis, kenyamanan ruangan, porsi petugas, dan kebersihan), penilaian publik ada pada kriteria cukup baik (nilai rata-rata 307 poin). Masyarakat banyak mengeluhkan sarana dan

p r a s a r a n a p e l a y a n a n d i K a n t o r D i n a s Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Minahasa Selatan, karena dinilai masih jauh dari standar kualitas. Belum optimalnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan ini, disebabkan oleh beberapa faktor: Pertama, terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pelayanan administrasi kependudukan (misalnya gedung yang representatif, perangkat komputer, dan lokasi yang strategis). Sebagai contoh, ruang Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Minahasa Selatan menyatu dengan tiga kantor dinas lain. Sehingga dalam proses pelayanannya, petugas dan masyarakat harus berdesak-desakan. Di sisi lain, perangkat yang tidak memadai sehingga menyebabkan petugas harus menunda pelayanan. Kedua, tidak ada ruang tunggu pada bagian pelayanan administrasi kependudukan. Ketiga, penyebaran informasi antar pihak belum maksimal. Informasi tentang prosedur, pembiayaan d a n jad wa l ad m i n i st ra s i , s e r i n g ka l i t i d a k diinformasikan dengan baik. Pada dimensi reliability (ketepatan waktu, perlakuan sama, kesederhanaan, dan kecepatan), penilaian publik berada pada kategori cukup baik (nilai rata-rata 332 poin). Publik menilai sikap dan kesederhanaan petugas sudah baik. Ketepatan waktu pelayanan menunjukkan nilai yang paling rendah, meskipun masih masuk dalam kategori cukup baik. Publ ik sering mengeluhkan perbedaan ketentuan dalam Peraturan Daerah dengan kenyataan di lapangan. Menurut ketentuan, biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat dalam membuat KTP di Kabupaten Minahasa Selatan adalah Rp 5.000 (biaya retribusi), Rp 3.000 (biaya administrasi di desa/kelurahan), Rp 2000 (biaya administrasi di kecamatan), dan Rp 20.000 (biaya operasional dan jasa pembuatan KTP). Jangka waktu pengurusan adalah maksimum 3 hari. Namun, masyarakat masih sering membayar lebih untuk biaya pengurusan, dengan jangka waktu yang melebihi ketentuan. Namun, masyarakat yang tidak mau dipusingkan dengan kerumitan pengurusan akan mengeluarkan uang lebih. Hal ini diperparah dengan sulitnya memperoleh akses informasi mengenai prosedur, serta

keterbatasan pegawai dalam memberikan informasi ke pad a m a sya ra kat . B e b e ra pa fa k to r ya n g menciptakan kondisi ini, antara lain: P e r t a m a , p e g aw a i b e l u m s e p e n u h n y a melaksanakan tugas dengan tepat waktu dalam p e n g u r u s a n d a n p e l ay a n a n a d m i n i s t r a s i kependudukan. Kondisi ini lebih disebabkan oleh, terbatasnya sarana dan prasarana. Pegawai masih sering kelabakan untuk memenuhi pengurusan secara cepat, terlebih pada saat menjelang Pemilu, penerimaan CPNS, dan sebagainya. Kedua, masyarakat belum mendapat perlakuan yang sama dari petugas. Hal ini didukung oleh kebiasaan pemberian tip dari masyarakat untuk mendapatkan prioritas. Pada dimensi responsiveness (tanggap dalam menerima saran dan kritik, serta kemudahan dan pengetahuan yang memadai), penilaian publik berada pada kategori baik (nilai rata-rata 349 poin). Indikator penerimaan atas kritik dan saran menunjukkan nilai tetinggi, yaitu 432 poin (kategori sangat baik). Sebaliknya, indikator pengetahuan pegawai menunjukkan skor terendah, yaitu 314 poin (kategori cukup baik). Masyarakat menilai pelayanan belum diimbangi dengan pengetahuan petugas yang memadai. Penilaian publik mengenai indikator kecepat-tanggapan terhadap kebutuhan masyarakat, masih re n d a h . M a s ya ra k at b e l u m m e n d a p at k a n kemudahan dalam pelayanan. Pegawai dirasa tidak mampu memberikan solusi untuk membantu masyarakat agar mudah dalam hal pengurusan. Pegawai cenderung membiarkan masyarakat menunggu lama akibat lambannya pegawai dalam memberikan layanan. Ini menunjukkan kinerja pegawai yang kurang profesional dan tidak responsif. Respon pegawai sangat lambat atau bahkan cenderung mengabaikan keluhan, saran, dan aspirasi masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu. Disisi lain, akses dan koneksi komputer secara online ke Sistem Informasi Administrasi Kependdukan (SIAK) berjalan lambat. Pada dimensi assurance (ramah, sesuai harapan, budaya kerja, kualitas hasil, tanggung jawab, adil, sesuai ketentuan, dan kesanggupan), penilaian publik berada pada ketegori baik (nilai rata-rata 353 poin). Indikator tanggung jawab menempati peringkat pertama dengan nilai rata-rata 392 poin (kategori baik). Pegawai dinilai memiliki tanggung jawab. Sebaliknya, indikator kualitas hasil menujukkan nilai terendah, yaitu 267 poin (kategori cukup baik). Publik menilai bahwa pelayanan petugas belum sepenuhnya menunjukkan hasil yang baik. B e l u m o p t i m a l nya k u a l i t a s p e l aya n a n

administrasi kependudukan ini disebabkan oleh: Pertama, pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan budaya kerja yang disiplin, lemah dalam bekerjasama, dan kurang memiliki integritas. Kedua, pegawai belum berorientasi pada kualitas kerja dan kepuasan penerima layanan. Untuk dimensi empati (tingkat interaksi, keluwesan adaptasi, kemauan, dan gotong royong), penilaian publik berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata 387,5 poin. Indikator kemauan petugas untuk mendengarkan keluhan masyarakat menunjukkan skor tertinggi, yaitu 394 poin (kategori baik). Sebaliknya, indikator kemauan untuk bekerjasama dan bergotong royong menunjukkan skor terendah, yaitu 271 poin (kategori cukup baik). Petugas belum memiliki jiwa gotong royong. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya kerjasama dan tanggung jawab bersama. Pegawai dianggap tidak memiliki kepedulian terhadap pegawai lain yang kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaanya.

Rekomendasi Kebijakan Secara umum, persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan administrasi kependudukan di Kabupaten Minahasa Selatan sudah cukup baik. Namun, masih ada respon ketidakpuasan pada sejumlah indikator, terutama mengenai kualitas hasil pekerjaan. Masyarakat menganggap pegawai belum berorientasi pada hasil, kualitas kerja, dan kepuasan penerima layanan. Pemerintah daerah perlu melakukan berbagai u paya u nt u k m e n go p t i m a l ka n p e l aya n a n administrasi kependudukan. Upaya tersebut antara lain, penataan administrasi kependudukan, penambahan dan peningkatan kapasitas tenaga operator, peningkatan sarana dan prasarana, seperti ruangan yang memadai, logistik yang cukup, serta kegiatan-kegiatan dalam menunjang implementasi kebijakan. Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan perlu melakukan penataan organisasi, termasuk peningkatan profesionalisme pegawai. Pemerintah daerah perlu terus membenahi proses rekruitmen p e g a w a i , m e n g e m b a n g k a n m e k a n i s m e p e n e m p a t a n p e g a w a i s e s u a i d e n g a n kompetensinya, dan meningkatkan kualitas dan kapasitas pegawai melalui berbagai pendidikan dan pelatihan.

Disusun oleh penerima Hibah Penelitian JiKTI 2011, Daud M. Liando, anggota JiKTI Sulawesi Utara dengan judul penelitian "Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik di Daerah Otonom Baru - Studi Kasus Pelayanan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Minahasa Selatan" atas dukungan dana AusAid melalui The Asia Foundation untuk Penelitian Kebijakan BaKTI-JiKTI

INFORMASI LEBIH LANJUT

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

No Kategori Jawaban SkorJika jawaban selalu puas

Jika Jawaban sering puas

Jika jawaban kadang-kadang puas

Jika jawaban tidak pernah puas

Jika jawaban sangat tidak pernah puas

5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

TABEL 1

TABEL 2

SKALA PENILAIAN KRITERIA98,0 - 176,4

176,5 - 254,8

254,9 - 333,2

333,1 - 411,6

411,7 - 490,0

Sangat tidak baik

Tidak Baik

Cukup baik

Baik

Sangat baik

TABEL 3

Page 29: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

KUALITAS PELAYANAN

(model Zeithaml,

at.al.(1990:24)

TANGIBLE Sarana dan prasarana yang tersediaLokasi yang strategisKenyamanan ruanganKecukupan petugasKebersihan

RELIABILITY Tepat waktuPerlakuan sama KesederhanaanKecepatan

RESPONSIVENESS Kecepat-tanggapan terhadap kebutuhan masyarakatPenerimaan terhadap kritik dan saranKemudahan Memiliki pengetahuan yang memadai

ASSURANCE RamahSesuai harapanBudaya kerja Kualitas hasil Tanggung jawabAdil dan merataSesuai ketentuanKesanggupan

EMPATHY

Tingkat interaksiKeluwesan Adaptasi Kemauan Gotong Royong

25 26BaKTINews BaKTINews

 Hasil Persepsi Publik Persepsi publik terhadap keseluruhan dimensi d a n i n d i k a t o r p e l a y a n a n a d m i n i s t r a s i kependudukan di Kabupaten Minahasa Selatan dalam kategori baik (nilai rata-rata 346 poin). Hasil analisa untuk setiap dimensi akan dijelaskan secara lengkap pada Tabel 3.

Untuk dimensi tangible (sarana dan prasarana, lokasi yang strategis, kenyamanan ruangan, porsi petugas, dan kebersihan), penilaian publik ada pada kriteria cukup baik (nilai rata-rata 307 poin). Masyarakat banyak mengeluhkan sarana dan

p r a s a r a n a p e l a y a n a n d i K a n t o r D i n a s Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Minahasa Selatan, karena dinilai masih jauh dari standar kualitas. Belum optimalnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan ini, disebabkan oleh beberapa faktor: Pertama, terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pelayanan administrasi kependudukan (misalnya gedung yang representatif, perangkat komputer, dan lokasi yang strategis). Sebagai contoh, ruang Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Minahasa Selatan menyatu dengan tiga kantor dinas lain. Sehingga dalam proses pelayanannya, petugas dan masyarakat harus berdesak-desakan. Di sisi lain, perangkat yang tidak memadai sehingga menyebabkan petugas harus menunda pelayanan. Kedua, tidak ada ruang tunggu pada bagian pelayanan administrasi kependudukan. Ketiga, penyebaran informasi antar pihak belum maksimal. Informasi tentang prosedur, pembiayaan d a n jad wa l ad m i n i st ra s i , s e r i n g ka l i t i d a k diinformasikan dengan baik. Pada dimensi reliability (ketepatan waktu, perlakuan sama, kesederhanaan, dan kecepatan), penilaian publik berada pada kategori cukup baik (nilai rata-rata 332 poin). Publik menilai sikap dan kesederhanaan petugas sudah baik. Ketepatan waktu pelayanan menunjukkan nilai yang paling rendah, meskipun masih masuk dalam kategori cukup baik. Publ ik sering mengeluhkan perbedaan ketentuan dalam Peraturan Daerah dengan kenyataan di lapangan. Menurut ketentuan, biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat dalam membuat KTP di Kabupaten Minahasa Selatan adalah Rp 5.000 (biaya retribusi), Rp 3.000 (biaya administrasi di desa/kelurahan), Rp 2000 (biaya administrasi di kecamatan), dan Rp 20.000 (biaya operasional dan jasa pembuatan KTP). Jangka waktu pengurusan adalah maksimum 3 hari. Namun, masyarakat masih sering membayar lebih untuk biaya pengurusan, dengan jangka waktu yang melebihi ketentuan. Namun, masyarakat yang tidak mau dipusingkan dengan kerumitan pengurusan akan mengeluarkan uang lebih. Hal ini diperparah dengan sulitnya memperoleh akses informasi mengenai prosedur, serta

keterbatasan pegawai dalam memberikan informasi ke pad a m a sya ra kat . B e b e ra pa fa k to r ya n g menciptakan kondisi ini, antara lain: P e r t a m a , p e g aw a i b e l u m s e p e n u h n y a melaksanakan tugas dengan tepat waktu dalam p e n g u r u s a n d a n p e l ay a n a n a d m i n i s t r a s i kependudukan. Kondisi ini lebih disebabkan oleh, terbatasnya sarana dan prasarana. Pegawai masih sering kelabakan untuk memenuhi pengurusan secara cepat, terlebih pada saat menjelang Pemilu, penerimaan CPNS, dan sebagainya. Kedua, masyarakat belum mendapat perlakuan yang sama dari petugas. Hal ini didukung oleh kebiasaan pemberian tip dari masyarakat untuk mendapatkan prioritas. Pada dimensi responsiveness (tanggap dalam menerima saran dan kritik, serta kemudahan dan pengetahuan yang memadai), penilaian publik berada pada kategori baik (nilai rata-rata 349 poin). Indikator penerimaan atas kritik dan saran menunjukkan nilai tetinggi, yaitu 432 poin (kategori sangat baik). Sebaliknya, indikator pengetahuan pegawai menunjukkan skor terendah, yaitu 314 poin (kategori cukup baik). Masyarakat menilai pelayanan belum diimbangi dengan pengetahuan petugas yang memadai. Penilaian publik mengenai indikator kecepat-tanggapan terhadap kebutuhan masyarakat, masih re n d a h . M a s ya ra k at b e l u m m e n d a p at k a n kemudahan dalam pelayanan. Pegawai dirasa tidak mampu memberikan solusi untuk membantu masyarakat agar mudah dalam hal pengurusan. Pegawai cenderung membiarkan masyarakat menunggu lama akibat lambannya pegawai dalam memberikan layanan. Ini menunjukkan kinerja pegawai yang kurang profesional dan tidak responsif. Respon pegawai sangat lambat atau bahkan cenderung mengabaikan keluhan, saran, dan aspirasi masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu. Disisi lain, akses dan koneksi komputer secara online ke Sistem Informasi Administrasi Kependdukan (SIAK) berjalan lambat. Pada dimensi assurance (ramah, sesuai harapan, budaya kerja, kualitas hasil, tanggung jawab, adil, sesuai ketentuan, dan kesanggupan), penilaian publik berada pada ketegori baik (nilai rata-rata 353 poin). Indikator tanggung jawab menempati peringkat pertama dengan nilai rata-rata 392 poin (kategori baik). Pegawai dinilai memiliki tanggung jawab. Sebaliknya, indikator kualitas hasil menujukkan nilai terendah, yaitu 267 poin (kategori cukup baik). Publik menilai bahwa pelayanan petugas belum sepenuhnya menunjukkan hasil yang baik. B e l u m o p t i m a l nya k u a l i t a s p e l aya n a n

administrasi kependudukan ini disebabkan oleh: Pertama, pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan budaya kerja yang disiplin, lemah dalam bekerjasama, dan kurang memiliki integritas. Kedua, pegawai belum berorientasi pada kualitas kerja dan kepuasan penerima layanan. Untuk dimensi empati (tingkat interaksi, keluwesan adaptasi, kemauan, dan gotong royong), penilaian publik berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata 387,5 poin. Indikator kemauan petugas untuk mendengarkan keluhan masyarakat menunjukkan skor tertinggi, yaitu 394 poin (kategori baik). Sebaliknya, indikator kemauan untuk bekerjasama dan bergotong royong menunjukkan skor terendah, yaitu 271 poin (kategori cukup baik). Petugas belum memiliki jiwa gotong royong. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya kerjasama dan tanggung jawab bersama. Pegawai dianggap tidak memiliki kepedulian terhadap pegawai lain yang kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaanya.

Rekomendasi Kebijakan Secara umum, persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan administrasi kependudukan di Kabupaten Minahasa Selatan sudah cukup baik. Namun, masih ada respon ketidakpuasan pada sejumlah indikator, terutama mengenai kualitas hasil pekerjaan. Masyarakat menganggap pegawai belum berorientasi pada hasil, kualitas kerja, dan kepuasan penerima layanan. Pemerintah daerah perlu melakukan berbagai u paya u nt u k m e n go p t i m a l ka n p e l aya n a n administrasi kependudukan. Upaya tersebut antara lain, penataan administrasi kependudukan, penambahan dan peningkatan kapasitas tenaga operator, peningkatan sarana dan prasarana, seperti ruangan yang memadai, logistik yang cukup, serta kegiatan-kegiatan dalam menunjang implementasi kebijakan. Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan perlu melakukan penataan organisasi, termasuk peningkatan profesionalisme pegawai. Pemerintah daerah perlu terus membenahi proses rekruitmen p e g a w a i , m e n g e m b a n g k a n m e k a n i s m e p e n e m p a t a n p e g a w a i s e s u a i d e n g a n kompetensinya, dan meningkatkan kualitas dan kapasitas pegawai melalui berbagai pendidikan dan pelatihan.

Disusun oleh penerima Hibah Penelitian JiKTI 2011, Daud M. Liando, anggota JiKTI Sulawesi Utara dengan judul penelitian "Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik di Daerah Otonom Baru - Studi Kasus Pelayanan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Minahasa Selatan" atas dukungan dana AusAid melalui The Asia Foundation untuk Penelitian Kebijakan BaKTI-JiKTI

INFORMASI LEBIH LANJUT

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

No Kategori Jawaban SkorJika jawaban selalu puas

Jika Jawaban sering puas

Jika jawaban kadang-kadang puas

Jika jawaban tidak pernah puas

Jika jawaban sangat tidak pernah puas

5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

TABEL 1

TABEL 2

SKALA PENILAIAN KRITERIA98,0 - 176,4

176,5 - 254,8

254,9 - 333,2

333,1 - 411,6

411,7 - 490,0

Sangat tidak baik

Tidak Baik

Cukup baik

Baik

Sangat baik

TABEL 3

Page 30: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

ngka kemiskinan di Indonesia terbilang signifikan. Data yang dirilis ABadan Pusat Statistik 2011 menyebutkan dari 242 juta jiwa penduduk Indonesia, 29.89 juta jiwa atau 12.36 persen adalah penduduk miskin.

Demikian halnya di provinsi Maluku Utara, dengan jumlah penduduk 1.086 juta jiwa terdapat 91.79 ribu jiwa penduduk miskin atau setara dengan 9.2 persen. Dengan kata lain, dari 12.36 persen penduduk miskin di Indonesia, Provinsi Maluku Utara menyumbang 0.30 persen. Orang miskin adalah mereka yang memiliki keterbatasan sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak sebagai manusia (Bank Dunia, 2000).

Rumah adalah kebutuhan pokok manusia selain makan, minum dan pakaian. Sebuah rumah dikatakan layak bila mempunyai atap, lantai, dan dinding (Undang-undang No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman). Pada tahun 2011, di Provinsi Maluku Utara terdapat 18.52 persen rumah di perdesaan berlantai tanah dan 3.49 persen di perkotaan. Persentase rumah dengan atap layak di perdesaan 83.97 persen dan 97.52 persen di perkotaan. Adapun dinding permanen di perdesaan 94.42 persen dan 97.60 persen di perkotaan (Indikator Kesejahteraan Rakyat Prov. Malut, BPS 2012). Sehingga dapat dikatakan bahwa 92.41 persen rumah layak huni di Provinsi Maluku Utara, dan sisanya 7. 59 persen adalah rumah tidak layak huni. Hasil survey rumah layak huni yang dilakukan BPS Maluku Utara menggambarkan bahwa, jumlah rumah tangga di Provinsi Maluku Utara adalah 233.321 (Maluku Utara dalam Angka 2013). Dari jumlah ini, sebanyak 83.84 persen atau 195.616 rumah tangga di Provinsi Maluku Utara telah

menempati rumah tinggal dengan status milik sendiri. Sementara 1.98 persen atau 4.619 adalah rumah milik orang tua/keluarga, dan sisanya 14.18 persen atau 33.085 rumah tangga menempati rumah kontrak, sewa, bebas sewa, dan dinas (Survey Sosial-Ekonomi Nasional 2011, BPS Provinsi Malut). Sehingga disimpulkan bahwa, sebanyak 215.611 rumah tangga telah menempati rumah layak huni, sedangkan 17.709 rumah tangga masih menempati rumah tidak layak huni. Mencermati kondisi kemiskinan dan rumah tidak layak huni di Provinsi Maluku Utara, muncul gerakan Barifola yang didukung penuh Ikatan Keluarga Tidore (IKT). Hal ini dirasa membantu warga miskin Maluku Utara. IKT didirikan pada tahun 2003 di Ternate. Ikhlas menjadi prinsip dasar dalam menjalankan Barifola . DR. Burhan Abdurrahman, MM, Ketua IKT Maluku Utara sekaligus Walikota Ternate menyatakan bahwa, tidak ada kepentingan politik karena bertentangan dengan usia program ini. Mulai tahun 2008 IKT

HARAPAN HIDUP MASYARAKAT MISKIN MALUKU UTARABarifola

Oleh THAMRIN HUSAIN

Orang miskin adalah mereka yang memiliki keterbatasan sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak sebagai manusia (Bank Dunia, 2000)

2827 BaKTINews BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

Suara Forum KTI

Page 31: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

ngka kemiskinan di Indonesia terbilang signifikan. Data yang dirilis ABadan Pusat Statistik 2011 menyebutkan dari 242 juta jiwa penduduk Indonesia, 29.89 juta jiwa atau 12.36 persen adalah penduduk miskin.

Demikian halnya di provinsi Maluku Utara, dengan jumlah penduduk 1.086 juta jiwa terdapat 91.79 ribu jiwa penduduk miskin atau setara dengan 9.2 persen. Dengan kata lain, dari 12.36 persen penduduk miskin di Indonesia, Provinsi Maluku Utara menyumbang 0.30 persen. Orang miskin adalah mereka yang memiliki keterbatasan sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak sebagai manusia (Bank Dunia, 2000).

Rumah adalah kebutuhan pokok manusia selain makan, minum dan pakaian. Sebuah rumah dikatakan layak bila mempunyai atap, lantai, dan dinding (Undang-undang No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman). Pada tahun 2011, di Provinsi Maluku Utara terdapat 18.52 persen rumah di perdesaan berlantai tanah dan 3.49 persen di perkotaan. Persentase rumah dengan atap layak di perdesaan 83.97 persen dan 97.52 persen di perkotaan. Adapun dinding permanen di perdesaan 94.42 persen dan 97.60 persen di perkotaan (Indikator Kesejahteraan Rakyat Prov. Malut, BPS 2012). Sehingga dapat dikatakan bahwa 92.41 persen rumah layak huni di Provinsi Maluku Utara, dan sisanya 7. 59 persen adalah rumah tidak layak huni. Hasil survey rumah layak huni yang dilakukan BPS Maluku Utara menggambarkan bahwa, jumlah rumah tangga di Provinsi Maluku Utara adalah 233.321 (Maluku Utara dalam Angka 2013). Dari jumlah ini, sebanyak 83.84 persen atau 195.616 rumah tangga di Provinsi Maluku Utara telah

menempati rumah tinggal dengan status milik sendiri. Sementara 1.98 persen atau 4.619 adalah rumah milik orang tua/keluarga, dan sisanya 14.18 persen atau 33.085 rumah tangga menempati rumah kontrak, sewa, bebas sewa, dan dinas (Survey Sosial-Ekonomi Nasional 2011, BPS Provinsi Malut). Sehingga disimpulkan bahwa, sebanyak 215.611 rumah tangga telah menempati rumah layak huni, sedangkan 17.709 rumah tangga masih menempati rumah tidak layak huni. Mencermati kondisi kemiskinan dan rumah tidak layak huni di Provinsi Maluku Utara, muncul gerakan Barifola yang didukung penuh Ikatan Keluarga Tidore (IKT). Hal ini dirasa membantu warga miskin Maluku Utara. IKT didirikan pada tahun 2003 di Ternate. Ikhlas menjadi prinsip dasar dalam menjalankan Barifola . DR. Burhan Abdurrahman, MM, Ketua IKT Maluku Utara sekaligus Walikota Ternate menyatakan bahwa, tidak ada kepentingan politik karena bertentangan dengan usia program ini. Mulai tahun 2008 IKT

HARAPAN HIDUP MASYARAKAT MISKIN MALUKU UTARABarifola

Oleh THAMRIN HUSAIN

Orang miskin adalah mereka yang memiliki keterbatasan sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak sebagai manusia (Bank Dunia, 2000)

2827 BaKTINews BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Ilust

rasi

Ichs

an D

juna

ed

Suara Forum KTI

Page 32: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

29 30BaKTINews BaKTINews

lebih concern pada kegiatan sosial, dan Barifola menjadi pilihan utama. Secara etimologis, Barifola diambil dari kata Bari (gotong-royong) dan Fola (rumah). Terjemahan bebas Barifola adalah bedah rumah. Hingga kini, telah direhab 131 unit rumah menjadi rumah layak huni. Pada awalnya, Barifola hanya fokus pada warga Tidore. Namun, memasuki rumah ke-7 hingga kini ke-131, warga dari suku lain pun dapat merasakan manfaatnya. Penerima Barifola akan disurvei terlebih dahulu. Menurut Muhammad Hasan, penasehat IKT Maluku Utara, kriteria penerima Barifola adalah rumah tidak layak huni, tanah tidak bermasalah alias hak milik, dan potensial pemilik untuk mampu membangun rumah layak huni dalam waktu dekat. Hasil survei tersebut dijamin obyektif dan independen. Para pengurus IKT sekalipun tidak mengetahui siapa pemilik rumah yang dibedah, hingga menjelang penyerahan kunci. Untuk meringankan beban warga penerima bantuan, IKT menjamin seluruh material bangunan hingga biaya lainnya akan ditanggung IKT 100 persen. IKT membuka partisipasi warga sekitar dalam proses

Secara etimologis, Barifola diambil dari kata Bari (gotong-royong) dan Fola (rumah). Terjemahan bebas Barifola adalah bedahrumah.

bedah rumah, mulai dari sumbangan tenaga kerja, tenaga masak untuk sukarelawan, bahkan membantu material dan perabotan isi rumah. Ibu Ma, penerima Barifola merasa bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada IKT atas bantuan yang diberikan. “Saya tak menyangka menerima bantuan ini”, ujar Ibu Masriyah Bachmid. H a r u s d i a k u i , w a l a u p u n o r g a n i s a s i kemasyarakatan ini berlatar suku Tidore, rumah yang direhabilitasi tersebar hampir ke semua suku yang ada di Provinsi Maluku Utara. Sebagai contoh Ternate, Makian, Tobelo-Galela, Bacan, Ambon, Bugis, Gorontalo, dan Kei. Agus SB, Antropolog UMMU menilai, Barifola sebagai social security telah menggiring IKT sebagai ormas berlatar etnik untuk keluar dari perangkap primodialisme atau sekat-sekat etnik yang kini semakin tebal dalam masyarakat. Agus menambahkan bahwa, gerakan Barifola yang dilakukan IKT sejatinya merupakan bentuk revitalisasi budaya yang kembali lahir. Dimana saat pemerintah yang seharusnya bertanggung jawab atas keselamatan masyarakat, ternyata tak sepenuhnya berhasil atau malah gagal menjalankan tugasnya. Sumber pendanaan Barifola berasal dari donatur dan juga berasal dari warga Tidore. Gerakan calamoi atau seribu rupiah adalah pendorong sekaligus pembuka akses kepada seluruh warga Tidore dari semua kelas sosial ekonomi. Gerakan ini bertujuan untuk beramal bagi sesama manusia. Pekerja Barifola yang biasa disapa Mujahidin, bersifat sukarela dan berasal dari beragam suku. Bagi Asril Arilaha, focal point JiKTI Maluku Utara, Barifola adalah jalan pembuka bagi pengentasan kemiskinan secara komprehensif. Namun, program ini harus dibarengi dengan bantuan ekonomi produktif bagi keluarga penerima Barifola agar mereka lebih mandiri.

“Saya tak menyangka menerima bantuan ini”, ujar Ibu Masriyah Bachmid. penerima Barifola merasa bersyukur dan berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh IKT.

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Kabar Gembira!

Kini Anda dapat kembali bertukar solusi dan berbagi informasi praktik cerdas di media online pertukaran pengetahuan pembangunan kawasan timur

Jangan lewatkan berita dari kawasan timur Indonesia dan informasi peluang, termasuk beasiswa dan lowongan pekerjaan.

Anda juga dapat berbagi kisah dengan mengupload tulisan tentang kegiatan keren yang sedang Anda lakukan.

Segera akses batukarinfo.com dan registrasi untuk dapat mendownload beragam dokumen pembangunan dan publikasi-publikasi keren terbaru.

Anda juga bisa menggunakan ruang pertemuan di Gedung BaKTI untuk workshop, training, seminar, screening film, launching program, dan sebagainya.

Kontak kami di [email protected] atau hubungi kami di 0411-833383 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan reservasi ruangan.

Sudah berkunjung ke Galeri Pengetahuan BaKTI?Yuk, nikmati ribuan buku-buku dari berbagai bidang di Galeri Pengetahuan BaKTI.Anda juga bisa menikmati layanan internet dan wifi.

Juga hadiri berbagai kegiatan yang kami adakan di Gedung BaKTI.

Selalu ikuti facebook yayasan BaKTI dan twitter @infobakti untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan keren yang diadakan di sini.

A PLACE WHERE KNOWLEDGE MEETS CREATIVITY

batukarinfo.com kembali online !

Galeri Pengetahuan

Penulis adalahKoordinator Forum Kawasan Timur Wilayah Maluku Utara,dan dapat dihubungi pada email : [email protected]

INFORMASI LEBIH LANJUT

Page 33: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

29 30BaKTINews BaKTINews

lebih concern pada kegiatan sosial, dan Barifola menjadi pilihan utama. Secara etimologis, Barifola diambil dari kata Bari (gotong-royong) dan Fola (rumah). Terjemahan bebas Barifola adalah bedah rumah. Hingga kini, telah direhab 131 unit rumah menjadi rumah layak huni. Pada awalnya, Barifola hanya fokus pada warga Tidore. Namun, memasuki rumah ke-7 hingga kini ke-131, warga dari suku lain pun dapat merasakan manfaatnya. Penerima Barifola akan disurvei terlebih dahulu. Menurut Muhammad Hasan, penasehat IKT Maluku Utara, kriteria penerima Barifola adalah rumah tidak layak huni, tanah tidak bermasalah alias hak milik, dan potensial pemilik untuk mampu membangun rumah layak huni dalam waktu dekat. Hasil survei tersebut dijamin obyektif dan independen. Para pengurus IKT sekalipun tidak mengetahui siapa pemilik rumah yang dibedah, hingga menjelang penyerahan kunci. Untuk meringankan beban warga penerima bantuan, IKT menjamin seluruh material bangunan hingga biaya lainnya akan ditanggung IKT 100 persen. IKT membuka partisipasi warga sekitar dalam proses

Secara etimologis, Barifola diambil dari kata Bari (gotong-royong) dan Fola (rumah). Terjemahan bebas Barifola adalah bedahrumah.

bedah rumah, mulai dari sumbangan tenaga kerja, tenaga masak untuk sukarelawan, bahkan membantu material dan perabotan isi rumah. Ibu Ma, penerima Barifola merasa bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada IKT atas bantuan yang diberikan. “Saya tak menyangka menerima bantuan ini”, ujar Ibu Masriyah Bachmid. H a r u s d i a k u i , w a l a u p u n o r g a n i s a s i kemasyarakatan ini berlatar suku Tidore, rumah yang direhabilitasi tersebar hampir ke semua suku yang ada di Provinsi Maluku Utara. Sebagai contoh Ternate, Makian, Tobelo-Galela, Bacan, Ambon, Bugis, Gorontalo, dan Kei. Agus SB, Antropolog UMMU menilai, Barifola sebagai social security telah menggiring IKT sebagai ormas berlatar etnik untuk keluar dari perangkap primodialisme atau sekat-sekat etnik yang kini semakin tebal dalam masyarakat. Agus menambahkan bahwa, gerakan Barifola yang dilakukan IKT sejatinya merupakan bentuk revitalisasi budaya yang kembali lahir. Dimana saat pemerintah yang seharusnya bertanggung jawab atas keselamatan masyarakat, ternyata tak sepenuhnya berhasil atau malah gagal menjalankan tugasnya. Sumber pendanaan Barifola berasal dari donatur dan juga berasal dari warga Tidore. Gerakan calamoi atau seribu rupiah adalah pendorong sekaligus pembuka akses kepada seluruh warga Tidore dari semua kelas sosial ekonomi. Gerakan ini bertujuan untuk beramal bagi sesama manusia. Pekerja Barifola yang biasa disapa Mujahidin, bersifat sukarela dan berasal dari beragam suku. Bagi Asril Arilaha, focal point JiKTI Maluku Utara, Barifola adalah jalan pembuka bagi pengentasan kemiskinan secara komprehensif. Namun, program ini harus dibarengi dengan bantuan ekonomi produktif bagi keluarga penerima Barifola agar mereka lebih mandiri.

“Saya tak menyangka menerima bantuan ini”, ujar Ibu Masriyah Bachmid. penerima Barifola merasa bersyukur dan berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh IKT.

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Kabar Gembira!

Kini Anda dapat kembali bertukar solusi dan berbagi informasi praktik cerdas di media online pertukaran pengetahuan pembangunan kawasan timur

Jangan lewatkan berita dari kawasan timur Indonesia dan informasi peluang, termasuk beasiswa dan lowongan pekerjaan.

Anda juga dapat berbagi kisah dengan mengupload tulisan tentang kegiatan keren yang sedang Anda lakukan.

Segera akses batukarinfo.com dan registrasi untuk dapat mendownload beragam dokumen pembangunan dan publikasi-publikasi keren terbaru.

Anda juga bisa menggunakan ruang pertemuan di Gedung BaKTI untuk workshop, training, seminar, screening film, launching program, dan sebagainya.

Kontak kami di [email protected] atau hubungi kami di 0411-833383 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan reservasi ruangan.

Sudah berkunjung ke Galeri Pengetahuan BaKTI?Yuk, nikmati ribuan buku-buku dari berbagai bidang di Galeri Pengetahuan BaKTI.Anda juga bisa menikmati layanan internet dan wifi.

Juga hadiri berbagai kegiatan yang kami adakan di Gedung BaKTI.

Selalu ikuti facebook yayasan BaKTI dan twitter @infobakti untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan keren yang diadakan di sini.

A PLACE WHERE KNOWLEDGE MEETS CREATIVITY

batukarinfo.com kembali online !

Galeri Pengetahuan

Penulis adalahKoordinator Forum Kawasan Timur Wilayah Maluku Utara,dan dapat dihubungi pada email : [email protected]

INFORMASI LEBIH LANJUT

Page 34: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

ANALISIS POTENSI REPLIKASI PRAKTIK BAIK SEKTOR KESEHATAN DI PAPUA

Oleh Theofransus Litaay & Marthen Ndoen

LATAR BELAKANG Sebagai provinsi paling timur Indonesia, Papua masih bergelut dengan masalah kesehatan dan sosial. Masalah kesehatan meliputi angka kematian ibu melahirkan, penyakit TB, malaria, serta pengelolaan anggaran Puskesmas dalam penanganan masalah kesehatan komunitas. Disisi lain, masalah sosial berhubungan kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan masih menjadi permasalahan pelik, mengingat korbannya adalah perempuan dan anak-anak. KINERJA-USAID melakukan assessment terhadap lima praktik baik (good practices) guna meminimalisir permasalahan ini. Praktik ini pernah diterapkan di Papua dan

daerah lain. Lima praktik baik tersebut meliputi: potensi implementasi rumah tunggu persalinan di Kabupaten Mimika; potensi implementasi rumah aman perempuan bagi korban KDRT di Kabupaten Mimika; potensi implementasi penanganan TB dan Malaria terpadu lewat Malaria Center di Kabupaten Jayapura; pengelolaan anggaran yang berpusat pada P u s kes m a s d i Ko t a Jaya p u ra ; d a n p o te n s i implementasi mobile clinic bagi pelayanan kesehatan wilayah terpencil di Kabupaten Jayawijaya. Referensi assessment tersebut berasal dari praktik yang sudah berlangsung di dalam maupun

l u a r Pa p u a ya n g d a p at d i s i n e rg i ka n g u n a memperoleh mutu pelayanan kesehatan yang meningkat di masa depan. Dinas Kesehatan Provinsi Papua sendiri mengidentifikasi tantangan yang dihadapi terkait dengan 12 persoalan yang masih perlu memperoleh penanganan serius.

TEMUAN Secara umum, temuan yang ada menunjukkan adanya masalah terkait harapan dan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna layanan publik di bidang kesehatan. Di sisi lain masih minimnya

kapasitas dinas kesehatan dengan unit-unit layanan kesehatan di bawahnya dalam memenuhi harapan tersebut. Hal ini dikarenakan adanya empat persoalan besar yang perlu ditangani yaitu: kelembagaan, pemekaran wilayah, keterbatasan informasi, dan sarana-prasarana.

PERSOALAN KELEMBAGAAN D a p at d i go l o n g ka n s e b aga i p e rs oa l a n kelembagaan dengan identifikasi secara simultan. Masalah-masalah yang ada berkaitan satu dengan yang lainnya, sebagai berikut: Masalah pemerintahan dan pemekaran wilayah.

BaKTINews31 BaKTINews 32 No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Foto

Ich

san

Dju

naed

Program KINERJA - AUSAID

Page 35: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

ANALISIS POTENSI REPLIKASI PRAKTIK BAIK SEKTOR KESEHATAN DI PAPUA

Oleh Theofransus Litaay & Marthen Ndoen

LATAR BELAKANG Sebagai provinsi paling timur Indonesia, Papua masih bergelut dengan masalah kesehatan dan sosial. Masalah kesehatan meliputi angka kematian ibu melahirkan, penyakit TB, malaria, serta pengelolaan anggaran Puskesmas dalam penanganan masalah kesehatan komunitas. Disisi lain, masalah sosial berhubungan kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan masih menjadi permasalahan pelik, mengingat korbannya adalah perempuan dan anak-anak. KINERJA-USAID melakukan assessment terhadap lima praktik baik (good practices) guna meminimalisir permasalahan ini. Praktik ini pernah diterapkan di Papua dan

daerah lain. Lima praktik baik tersebut meliputi: potensi implementasi rumah tunggu persalinan di Kabupaten Mimika; potensi implementasi rumah aman perempuan bagi korban KDRT di Kabupaten Mimika; potensi implementasi penanganan TB dan Malaria terpadu lewat Malaria Center di Kabupaten Jayapura; pengelolaan anggaran yang berpusat pada P u s kes m a s d i Ko t a Jaya p u ra ; d a n p o te n s i implementasi mobile clinic bagi pelayanan kesehatan wilayah terpencil di Kabupaten Jayawijaya. Referensi assessment tersebut berasal dari praktik yang sudah berlangsung di dalam maupun

l u a r Pa p u a ya n g d a p at d i s i n e rg i ka n g u n a memperoleh mutu pelayanan kesehatan yang meningkat di masa depan. Dinas Kesehatan Provinsi Papua sendiri mengidentifikasi tantangan yang dihadapi terkait dengan 12 persoalan yang masih perlu memperoleh penanganan serius.

TEMUAN Secara umum, temuan yang ada menunjukkan adanya masalah terkait harapan dan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna layanan publik di bidang kesehatan. Di sisi lain masih minimnya

kapasitas dinas kesehatan dengan unit-unit layanan kesehatan di bawahnya dalam memenuhi harapan tersebut. Hal ini dikarenakan adanya empat persoalan besar yang perlu ditangani yaitu: kelembagaan, pemekaran wilayah, keterbatasan informasi, dan sarana-prasarana.

PERSOALAN KELEMBAGAAN D a p at d i go l o n g ka n s e b aga i p e rs oa l a n kelembagaan dengan identifikasi secara simultan. Masalah-masalah yang ada berkaitan satu dengan yang lainnya, sebagai berikut: Masalah pemerintahan dan pemekaran wilayah.

BaKTINews31 BaKTINews 32 No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Foto

Ich

san

Dju

naed

Program KINERJA - AUSAID

Page 36: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

33 34BaKTINewsBaKTINews

Masalah pembangunan. Masalah SDM Masalah manajemen. M a s a l a h i m p l e m e n t a s i k e b i j a k a n d a n

masyarakat.

Persoalan kelembagaan dapat ditangani melalui upaya memotong berbagai hambatan pelayanan dan menjangkau masyarakat lebih cepat, tanpa dihambat oleh kondisi geografis maupun birokrasi pelayanan publik. Re p l i ka s i p ra k t i k b a i k “ r u m a h t u n g g u persalinan” di kampung yang melibatkan tenaga kesehatan dan bidan kampung, serta kader setempat merupakan satu pilihan untuk menjawab h a m b at a n t ra n s p o r t a s i , ke m i s k i n a n , d a n keterbatasan tenaga kesehatan. Hal ini dapat

meningkatkan partisipasi warga maupun rasa memiliki akan program kesehatan. Replikasi ini diharapkan dapat menekan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan kunjungan ibu hamil dan pertolongan persalinan, meningkatkan pelayanan kesehatan, mencegah peningkatan gizi buruk, dan m e n d o ro n g o p e ra s i o n a l i s a s i P US T U d a n POLINDES. Replikasi tersebut jika dilaksanakan dengan baik di tingkat kampung, maka akan mempercepat pelayanan tanpa perlu menunggu kesiapan internal dinas kabupaten. Demikian pula halnya dengan replikasi malaria center yang dapat meningkatkan kualitas hidup warga serta meningkatkan usia harapan hidup. Kehadirannya di t ingkat kecamatan dapat memperluas cakupan pelayanan kesehatan di

Pemekaran terlalucepatPeran dinas kabupatenmasih lemah

PEMERINTAHAN

Belum merataKota-sentrisKurang partisipatif

PEMBANGUNAN

Rotasi cepatKompetensi kurangKurang libatkankelompok masyarakat

SDM

Perencanaan & anggaranData terbatas & tidak akuratPengawasan lemah

MANAJEMEN

Sarana terbatasKemiskinan dan aksesBeban tingginya penyakit infeksi:Malaria & TBC

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

GAMBAR 1 Permasalahan kelembagaan layanan kesehatan Papua. Sumber: Dinkes Papua, 2007; Ndoen & Litaay, 2013.

kampung dan kecamatan, serta meningkatkan perlindungan dan layanan kepada ibu hamil dari resiko malaria. Dalam kaitan keterbatasan pelayanan kepada penduduk di daerah terpencil, replikasi program mobile clinic diadaptasi dari kondisi kelembagaan Provinsi Papua sendiri. Sebagai contoh, jika di provinsi lain mobile clinic cukup dengan satu moda transportasi, maka untuk Papua dibutuhkan kombinasi beberapa moda transportasi. Hal ini guna meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan di kampung serta membuktikan kepada masyarakat terkait kepedulian pemerintah. Praktik baik yang dilakukan Pemkot Jayapura melalui kebijakan dana tunai Puskesmas merupakan suatu terobosan baru dari Papua. Pasalnya, hal ini mampu menjawab hambatan yang dihadapi oleh Puskesmas dalam implementasi program kerjanya. Program ini dirasa perlu untuk direplikasi di provinsi lain di Indonesia.

PEMERINTAHAN (PEMEKARAN WILAYAH) Hambatan bagi penyediaan layanan publik terjadi akibat maraknya pemekaran wilayah yang terjadi dalam waktu singkat dan melingkupi wilayah administratif dengan populasi yang terbatas. Akibatnya terjadi rotasi dan promosi pegawai yang terlalu cepat dari wilayah lama ke wilayah baru, sehingga muncul berbagai pejabat baru yang memiliki keterbatasan pengalaman dan minim kompetensi. Politik pemekaran wilayah yang terlalu dipaksakan turut membawa dampak, seperti penyusunan data kependudukan yang tidak akurat atau tidak cocok dengan kondisi sebenarnya. Rencana program pembangunan kesehatan menjadi terhambat akibat lemahnya pelaksanaan layanan di tingkat lokal. Rendahnya komitmen pelaku layanan kesehatan dapat menghambat tercapainya tujuan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu disusun skenario tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk mengantisipasi problematika tersebut. Selain itu dibutuhkan pelibatan masyarakat secara optimal. Sebagai contoh, pelibatan kader kesehatan orang asli Papua binaan gereja mampu mengatasi keterbatasan tenaga layanan kesehatan.

KETERBATASAN INFORMASI DAN SARANA-PRASARANA K e te r b at a sa n d at a m e nye b a b ka n t i d a k berjalannya perencanaan yang baik di daerah, khususnya kabupaten. Hal ini karena Dinas Kesehatan masih mengalami kendala untuk melakukan pengumpulan data secara akurat, sehingga berdampak pula pada layanan kesehatan. Pada kenyataanya, fasilitas kesehatan masih

terkonsentrasi di perkotaan. Kemiskinan yang tinggi serta hambatan komunikasi antar budaya juga menyulitkan masyarakat untuk dapat mengakses pelayanan kesehatan. Papua menghadapi beban ganda pembangunan kesehatan yaitu tingginya penyakit infeksi dan meningkatnya penyakit tidak menular. PENDEKATAN MULTIPIHAK Masalah-masalah tersebut dapat diatasi melalui pendekatan pendekatan multipihak berbasis pengetahuan dan kearifan lokal (local-wisdom-based multi-stakeholder approach). Melalui pendekatan ini, Dinas Kesehatan provinsi melalui Dinas Kesehatan kabupaten dapat membentuk forum Komisi Kesehatan Kampung (KOMKESKAM) atau lembaga lain yang sejenis. Dalam forum ini dapat melibatkan kader kesehatan, kepala kampung, guru, pendeta, bidan kampung, kepala puskesmas, dan wakil pemuda. Faktor kepercayaan masyarakat penting dalam hal

PemerintahKabupaten

Perempuan/Kelompok

Anak Muda

Pendekatan multipihak dalam

Pelayanan Kesehatan

Kampung& Pemimpin

Adat

Guru dikampung

Gambar 2 Pendekatan multipihak berbasis pengetahuan dan kearifan lokal

DinkesProvinsi

& Kabupaten

LSMKabupatenDinas PU

Gambar 3 Pendekatan multipihak dalam pengembangan Malaria Center

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Pendekatan multipihak untukTB dan Malaria

Center

PemerintahKecamatan

Page 37: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

33 34BaKTINewsBaKTINews

Masalah pembangunan. Masalah SDM Masalah manajemen. M a s a l a h i m p l e m e n t a s i k e b i j a k a n d a n

masyarakat.

Persoalan kelembagaan dapat ditangani melalui upaya memotong berbagai hambatan pelayanan dan menjangkau masyarakat lebih cepat, tanpa dihambat oleh kondisi geografis maupun birokrasi pelayanan publik. Re p l i ka s i p ra k t i k b a i k “ r u m a h t u n g g u persalinan” di kampung yang melibatkan tenaga kesehatan dan bidan kampung, serta kader setempat merupakan satu pilihan untuk menjawab h a m b at a n t ra n s p o r t a s i , ke m i s k i n a n , d a n keterbatasan tenaga kesehatan. Hal ini dapat

meningkatkan partisipasi warga maupun rasa memiliki akan program kesehatan. Replikasi ini diharapkan dapat menekan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan kunjungan ibu hamil dan pertolongan persalinan, meningkatkan pelayanan kesehatan, mencegah peningkatan gizi buruk, dan m e n d o ro n g o p e ra s i o n a l i s a s i P US T U d a n POLINDES. Replikasi tersebut jika dilaksanakan dengan baik di tingkat kampung, maka akan mempercepat pelayanan tanpa perlu menunggu kesiapan internal dinas kabupaten. Demikian pula halnya dengan replikasi malaria center yang dapat meningkatkan kualitas hidup warga serta meningkatkan usia harapan hidup. Kehadirannya di t ingkat kecamatan dapat memperluas cakupan pelayanan kesehatan di

Pemekaran terlalucepatPeran dinas kabupatenmasih lemah

PEMERINTAHAN

Belum merataKota-sentrisKurang partisipatif

PEMBANGUNAN

Rotasi cepatKompetensi kurangKurang libatkankelompok masyarakat

SDM

Perencanaan & anggaranData terbatas & tidak akuratPengawasan lemah

MANAJEMEN

Sarana terbatasKemiskinan dan aksesBeban tingginya penyakit infeksi:Malaria & TBC

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

GAMBAR 1 Permasalahan kelembagaan layanan kesehatan Papua. Sumber: Dinkes Papua, 2007; Ndoen & Litaay, 2013.

kampung dan kecamatan, serta meningkatkan perlindungan dan layanan kepada ibu hamil dari resiko malaria. Dalam kaitan keterbatasan pelayanan kepada penduduk di daerah terpencil, replikasi program mobile clinic diadaptasi dari kondisi kelembagaan Provinsi Papua sendiri. Sebagai contoh, jika di provinsi lain mobile clinic cukup dengan satu moda transportasi, maka untuk Papua dibutuhkan kombinasi beberapa moda transportasi. Hal ini guna meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan di kampung serta membuktikan kepada masyarakat terkait kepedulian pemerintah. Praktik baik yang dilakukan Pemkot Jayapura melalui kebijakan dana tunai Puskesmas merupakan suatu terobosan baru dari Papua. Pasalnya, hal ini mampu menjawab hambatan yang dihadapi oleh Puskesmas dalam implementasi program kerjanya. Program ini dirasa perlu untuk direplikasi di provinsi lain di Indonesia.

PEMERINTAHAN (PEMEKARAN WILAYAH) Hambatan bagi penyediaan layanan publik terjadi akibat maraknya pemekaran wilayah yang terjadi dalam waktu singkat dan melingkupi wilayah administratif dengan populasi yang terbatas. Akibatnya terjadi rotasi dan promosi pegawai yang terlalu cepat dari wilayah lama ke wilayah baru, sehingga muncul berbagai pejabat baru yang memiliki keterbatasan pengalaman dan minim kompetensi. Politik pemekaran wilayah yang terlalu dipaksakan turut membawa dampak, seperti penyusunan data kependudukan yang tidak akurat atau tidak cocok dengan kondisi sebenarnya. Rencana program pembangunan kesehatan menjadi terhambat akibat lemahnya pelaksanaan layanan di tingkat lokal. Rendahnya komitmen pelaku layanan kesehatan dapat menghambat tercapainya tujuan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu disusun skenario tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk mengantisipasi problematika tersebut. Selain itu dibutuhkan pelibatan masyarakat secara optimal. Sebagai contoh, pelibatan kader kesehatan orang asli Papua binaan gereja mampu mengatasi keterbatasan tenaga layanan kesehatan.

KETERBATASAN INFORMASI DAN SARANA-PRASARANA K e te r b at a sa n d at a m e nye b a b ka n t i d a k berjalannya perencanaan yang baik di daerah, khususnya kabupaten. Hal ini karena Dinas Kesehatan masih mengalami kendala untuk melakukan pengumpulan data secara akurat, sehingga berdampak pula pada layanan kesehatan. Pada kenyataanya, fasilitas kesehatan masih

terkonsentrasi di perkotaan. Kemiskinan yang tinggi serta hambatan komunikasi antar budaya juga menyulitkan masyarakat untuk dapat mengakses pelayanan kesehatan. Papua menghadapi beban ganda pembangunan kesehatan yaitu tingginya penyakit infeksi dan meningkatnya penyakit tidak menular. PENDEKATAN MULTIPIHAK Masalah-masalah tersebut dapat diatasi melalui pendekatan pendekatan multipihak berbasis pengetahuan dan kearifan lokal (local-wisdom-based multi-stakeholder approach). Melalui pendekatan ini, Dinas Kesehatan provinsi melalui Dinas Kesehatan kabupaten dapat membentuk forum Komisi Kesehatan Kampung (KOMKESKAM) atau lembaga lain yang sejenis. Dalam forum ini dapat melibatkan kader kesehatan, kepala kampung, guru, pendeta, bidan kampung, kepala puskesmas, dan wakil pemuda. Faktor kepercayaan masyarakat penting dalam hal

PemerintahKabupaten

Perempuan/Kelompok

Anak Muda

Pendekatan multipihak dalam

Pelayanan Kesehatan

Kampung& Pemimpin

Adat

Guru dikampung

Gambar 2 Pendekatan multipihak berbasis pengetahuan dan kearifan lokal

DinkesProvinsi

& Kabupaten

LSMKabupatenDinas PU

Gambar 3 Pendekatan multipihak dalam pengembangan Malaria Center

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Pendekatan multipihak untukTB dan Malaria

Center

PemerintahKecamatan

Page 38: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

36BaKTINews BaKTINews35

PemerintahKabupaten

LSMPerempuan

Pendekatan multipihak dalam program Rumah

Aman Perempuan dan Anak

Kepolisian

Gereja danLembaga

Keagamaan

ini. Komponen komisi tersebut mengikutsertakan beberapa pihak di dalam masyarakat yang selama ini terbukti memiliki kepercayaan dari masyarakat karena mampu berkomunikasi dan mengorganisir masyarakat dalam kegiatan pembangunan maupun keagamaan. Lembaga masyarakat seperti gereja selama ini telah melakukan pembinaan kader kesehatan orang asli Papua, sehingga dapat dioptimalkan dalam program ini. Komisi Kesehatan Kampung (KOMKESKAM) ini kemudian ditugaskan untuk melakukan pertemuan rutin bulanan, mencatat, dan membahas berbagai persoalan kesehatan di kampung. KOMKESKAM juga dapat mencari solusi dan implementasi, serta menjadi jalur komunikasi dinas dengan masyarakat. Rencana pembentukan Pusat TB, Malaria dan HIV pada suatu sisi juga merupakan sebuah forum multi-stakeholder, yang terdiri dari berbagai Dinas Pe m e r i nt a h ka b u p ate n / ko t a d a l a m ra n g ka menangani persoalan tersebut dari berbagai sisi layanan pemerintah. Kehadiran pemerintah sendiri tidak akan mampu untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh korban kekerasan, dan korban penyiksaan. Sehingga perlu pendekatan replikasi “Rumah Aman” bagi perempuan dan anak. Dalam program mobile clinic, yang dibutuhkan adalah kegiatan pelayanan kesehatan terpadu dengan pemberdayaan masyarakat. Perlu dilibatkan kader kesehatan, khususnya yang pernah dibina sehingga bisa mencapai sasaran layanan lebih efektif. Pada edisi BaKTINews berikutnya akan disajikan analisis potensi replikasi Praktik Cerdas Rumah Tunggu Persalinan di Papua.

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Gambar 4 Pendekatan multipihak dalam program Rumah Aman Perempuan dan Anak

Pendekatan Cost EffectiveLaskar Jentik merupakan kegiatan partisipatif berbasis sekolah. Keberadaannya diharapkan dapat mempercepat penurunan kasus kesakitan dan kematian malaria di NTT. Pelat ihan yang diselenggarakan dapat melibatkan minimal empat SD di setiap kabupaten.

LaskarJentikSekolahku dan Rumahku Bebas Jentik

Oleh Maria Mediatrix Mali

esan ini didendangkan oleh Psekelompok anak sekolah dasar, yang disebut Laskar Jentik.

Mereka berasal dari tiga kabupaten, yakni Sikka, TTS, dan Sumba Barat Daya. Pesan perubahan ini disampaikan melalui lagu, tarian, puisi, dan drama. Laskar Jentik adalah sebutan pagi pasukan pemantau jentik. Anggotanya adalah para siswa SD hingga tingkat SMA. Laskar Jentik diinisiasi oleh YASPEM yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka dan UNICEF. Program utamanya adalah pemberantasan penyakit malaria.

“Belajar dan bertindak bersama. Sekolahku dan rumahku bebas jentik”

“Walaupun jumlah anak dan guru yang terlibat sedikit, namun memiliki output yang besar dengan efek yang luas”

Kompilasi policy brief - analisis potensi replikasi praktek baik sektor kesehatan di Papua

INFORMASI LEBIH LANJUT

Pe m b e ra nt a sa n m a l a r i a m e n ca k u p t i ga ko m p o n e n u t a m a , y a i t u i d e n t i fi k a s i d a n pengobatan, pengendalian nyamuk, dan program pencegahan malaria melalui partisipasi masyarakat. Komponen pertama lebih banyak diperankan oleh pemerintah, meskipun secara hasil belum dirasa cukup signifikan. Provinsi NTT masih menjadi kantong malaria di Kawasan Indonesia Timur dengan tingkat penderita dan kematian yang tinggi. Berdasarkan angka Anual Parasite Incidence (API), rata-rata angka kesakitan malaria di NTT adalah 25 per 1000 orang. Angka ini dinilai cukup jauh dari angka nasional, yakni 5 per 1000. Ibu hamil dan bayi merupakan dua kelompok yang paling rentan terjangkit malaria. Dari angka API, ditunjukkan bahwa angka kesakitan untuk ibu hamil adalah 30 per 1000 dan 46 per 1000 untuk bayi.

Kesehatan

Page 39: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

36BaKTINews BaKTINews35

PemerintahKabupaten

LSMPerempuan

Pendekatan multipihak dalam program Rumah

Aman Perempuan dan Anak

Kepolisian

Gereja danLembaga

Keagamaan

ini. Komponen komisi tersebut mengikutsertakan beberapa pihak di dalam masyarakat yang selama ini terbukti memiliki kepercayaan dari masyarakat karena mampu berkomunikasi dan mengorganisir masyarakat dalam kegiatan pembangunan maupun keagamaan. Lembaga masyarakat seperti gereja selama ini telah melakukan pembinaan kader kesehatan orang asli Papua, sehingga dapat dioptimalkan dalam program ini. Komisi Kesehatan Kampung (KOMKESKAM) ini kemudian ditugaskan untuk melakukan pertemuan rutin bulanan, mencatat, dan membahas berbagai persoalan kesehatan di kampung. KOMKESKAM juga dapat mencari solusi dan implementasi, serta menjadi jalur komunikasi dinas dengan masyarakat. Rencana pembentukan Pusat TB, Malaria dan HIV pada suatu sisi juga merupakan sebuah forum multi-stakeholder, yang terdiri dari berbagai Dinas Pe m e r i nt a h ka b u p ate n / ko t a d a l a m ra n g ka menangani persoalan tersebut dari berbagai sisi layanan pemerintah. Kehadiran pemerintah sendiri tidak akan mampu untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh korban kekerasan, dan korban penyiksaan. Sehingga perlu pendekatan replikasi “Rumah Aman” bagi perempuan dan anak. Dalam program mobile clinic, yang dibutuhkan adalah kegiatan pelayanan kesehatan terpadu dengan pemberdayaan masyarakat. Perlu dilibatkan kader kesehatan, khususnya yang pernah dibina sehingga bisa mencapai sasaran layanan lebih efektif. Pada edisi BaKTINews berikutnya akan disajikan analisis potensi replikasi Praktik Cerdas Rumah Tunggu Persalinan di Papua.

No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Gambar 4 Pendekatan multipihak dalam program Rumah Aman Perempuan dan Anak

Pendekatan Cost EffectiveLaskar Jentik merupakan kegiatan partisipatif berbasis sekolah. Keberadaannya diharapkan dapat mempercepat penurunan kasus kesakitan dan kematian malaria di NTT. Pelat ihan yang diselenggarakan dapat melibatkan minimal empat SD di setiap kabupaten.

LaskarJentikSekolahku dan Rumahku Bebas Jentik

Oleh Maria Mediatrix Mali

esan ini didendangkan oleh Psekelompok anak sekolah dasar, yang disebut Laskar Jentik.

Mereka berasal dari tiga kabupaten, yakni Sikka, TTS, dan Sumba Barat Daya. Pesan perubahan ini disampaikan melalui lagu, tarian, puisi, dan drama. Laskar Jentik adalah sebutan pagi pasukan pemantau jentik. Anggotanya adalah para siswa SD hingga tingkat SMA. Laskar Jentik diinisiasi oleh YASPEM yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka dan UNICEF. Program utamanya adalah pemberantasan penyakit malaria.

“Belajar dan bertindak bersama. Sekolahku dan rumahku bebas jentik”

“Walaupun jumlah anak dan guru yang terlibat sedikit, namun memiliki output yang besar dengan efek yang luas”

Kompilasi policy brief - analisis potensi replikasi praktek baik sektor kesehatan di Papua

INFORMASI LEBIH LANJUT

Pe m b e ra nt a sa n m a l a r i a m e n ca k u p t i ga ko m p o n e n u t a m a , y a i t u i d e n t i fi k a s i d a n pengobatan, pengendalian nyamuk, dan program pencegahan malaria melalui partisipasi masyarakat. Komponen pertama lebih banyak diperankan oleh pemerintah, meskipun secara hasil belum dirasa cukup signifikan. Provinsi NTT masih menjadi kantong malaria di Kawasan Indonesia Timur dengan tingkat penderita dan kematian yang tinggi. Berdasarkan angka Anual Parasite Incidence (API), rata-rata angka kesakitan malaria di NTT adalah 25 per 1000 orang. Angka ini dinilai cukup jauh dari angka nasional, yakni 5 per 1000. Ibu hamil dan bayi merupakan dua kelompok yang paling rentan terjangkit malaria. Dari angka API, ditunjukkan bahwa angka kesakitan untuk ibu hamil adalah 30 per 1000 dan 46 per 1000 untuk bayi.

Kesehatan

Page 40: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

37 38BaKTINews BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Melalui pelatihan ini, nantinya akan dipilih 10 siswa dari masing-masing sekolah, 5 siswa pria dan 5 siswa wanita serta satu guru pendamping. Sehingga dalam satu kali pelatihan akan ada 44 agen perubahan Laskar Jentik yang dihasilkan. “Walaupun jumlah anak dan guru yang terlibat sedikit, namun memiliki output yang besar dengan efek yang luas”, ungkap salah seorang Guru pendamping dari Sikka. Dapat dikatakan, hanya dengan melatih 4 SD di satu kabupaten, dapat menghasilkan sekitar 1500 – 2000 agen perubahan per kabupaten. “Maka dapat kita asumsikan bahwa pendekatan Laskar Jentik ini sebagai suatu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dari segi biaya”, kata ibu Regina Ester, Kabid P2M Dinkes Kab Sikka.

Belajar dan bertindak bersama dengan gembira Participation Learning and Action (PLA) atau juga disebut pembelajaran dengan metode partisipasi aktif. Metode ini sangat efektif dan diminati oleh para murid dan guru pendamping.

Biasanya, praktik PLA dibuat dalam suasana belajar dan bermain. Materi pelatihan dikemas dalam bentuk permainan, lagu, tari, puisi, juga. PLA sangat membantu guru dalam memperkaya kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan UKS dan sebagai pengisi liburan sekolah. Anak-anak tidak hanya belajar tentang penyakit malaria, nyamuk dan obat malaria, tapi mereka juga difasilitasi dalam menyalurkan bakat seni, dan kemampuan berbicara di depan umum. Melalui kegiatan ini, anak-anak dapat menjadi lebih percaya diri dengan ide dan kreativitasnya sebagai agen perubahan.

Metode Sederhana Kegiatan PLA Laskar Jentik dikemas dengan metode yang sederhana. Mereka diajarkan tanda-tanda penyakit malaria melalui peta tubuh. Anak-anak diajarkan mengenal tanda-tanda malaria

dengan menggunakan tubuhnya sendiri. Sesi ini juga dilengkapi dengan permainan, lagu, dan film tentang malaria. S e s i k e d u a , a n a k d i a j a r k a n m e n g e n a i pengenalan jentik dan nyamuk malaria melalui m e d i a ga m b a r, p e r m a i n a n , d a n ke g i a t a n berkelompok. Kemudian anak diajarkan untuk membuat peta tempat tinggal mereka, guna mengetahui potensi keberadaan jentik-jentik nyamuk dilingkungannya. Pemetaan ini penting untuk mendekatkan anak dengan lingkungan tempat tinggalnya. Melalui metode ini, anak-anak mendapat pemahanan mengenai sumber penyakit dan lingkungan kotor yang harus dibersihkan. Melalui metode ini, anak-anak diajarkan tentang musim penularan malaria. Tujuannya agar anak-anak mengetahui waktu penularan penyakit malaria, sehingga mereka dapat mengusahakan tindakan di lingkungannya. Anak-anak juga diajak untuk menjelajah desanya. Mereka diajak berkeliling lingkungan sekolah dan desanya untuk melakukan pemeriksaan jentik. Mereka dibekali dengan senter, gayung dan masker sebagai senjata Laskar Jentik. Anak-anak juga dibekali dengan teknik

memeriksa jentik, dan teknik berkomunikasi. D a r i h a s i l penjelajahan di desanya, anak-anak diajak untuk berdiskusi dan mencari solusi apa yang harus d i l a k u k a n u n t u k lingkungannya. Hasil d i s k u s i i n i , m e re k a s a m p a i k a n d a l a m kemasan lagu, puisi dan drama.

Partisipasi Anak Peran Laskar Jentik tidak hanya berdampak pada program penanganan malaria, guru, orangtua, dan anak dapat saling berinteraksi melalui wadah ini demi pengembangan kegiatan sekolah. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), pemeliharaan lingkungan sekolah, dan kebersihan lingkungan rumah menjadi satu kesatuan program. Laskar Jentik memberikan wadah untuk mengembangkan partisipasi anak secara aktif. Anak dapat berkreasi mengembangkan pesan-pesan kesehatan, baik secara verbal maupun tulisan. Anak-anak juga dibina untuk dapat berkomunikasi dengan baik, mengingat mereka mengemban tugas dalam memberikan penyuluhan kepada teman sekolah dan orang dewasa di lingkungannya.

Agen Perubahan “Laskar Jentik sebagai agen perubahan dapat terus kita kembangkan”, ungkap salah seorang

“PRAJURIT JENTIK” sedang melakukan pemetaan tubuh. (Photo by Yaspem)

Pendekatan Laskar Jentik ini sebagai suatu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dari segi biaya

Laskar Jentik–Agen Perubahan sedang bermimpi tentang SoE yang bersih, nyaman dan bebas penyakit malaria.(Foto Ermind)

Murid-murid SD Geliting, Sikka sedang melakukan survei tempat-tempat perindukan nyamuk saat pelatihan Laskar Jentik.

Page 41: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

37 38BaKTINews BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101 No. Mei - Juni 2014 101

Melalui pelatihan ini, nantinya akan dipilih 10 siswa dari masing-masing sekolah, 5 siswa pria dan 5 siswa wanita serta satu guru pendamping. Sehingga dalam satu kali pelatihan akan ada 44 agen perubahan Laskar Jentik yang dihasilkan. “Walaupun jumlah anak dan guru yang terlibat sedikit, namun memiliki output yang besar dengan efek yang luas”, ungkap salah seorang Guru pendamping dari Sikka. Dapat dikatakan, hanya dengan melatih 4 SD di satu kabupaten, dapat menghasilkan sekitar 1500 – 2000 agen perubahan per kabupaten. “Maka dapat kita asumsikan bahwa pendekatan Laskar Jentik ini sebagai suatu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dari segi biaya”, kata ibu Regina Ester, Kabid P2M Dinkes Kab Sikka.

Belajar dan bertindak bersama dengan gembira Participation Learning and Action (PLA) atau juga disebut pembelajaran dengan metode partisipasi aktif. Metode ini sangat efektif dan diminati oleh para murid dan guru pendamping.

Biasanya, praktik PLA dibuat dalam suasana belajar dan bermain. Materi pelatihan dikemas dalam bentuk permainan, lagu, tari, puisi, juga. PLA sangat membantu guru dalam memperkaya kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan UKS dan sebagai pengisi liburan sekolah. Anak-anak tidak hanya belajar tentang penyakit malaria, nyamuk dan obat malaria, tapi mereka juga difasilitasi dalam menyalurkan bakat seni, dan kemampuan berbicara di depan umum. Melalui kegiatan ini, anak-anak dapat menjadi lebih percaya diri dengan ide dan kreativitasnya sebagai agen perubahan.

Metode Sederhana Kegiatan PLA Laskar Jentik dikemas dengan metode yang sederhana. Mereka diajarkan tanda-tanda penyakit malaria melalui peta tubuh. Anak-anak diajarkan mengenal tanda-tanda malaria

dengan menggunakan tubuhnya sendiri. Sesi ini juga dilengkapi dengan permainan, lagu, dan film tentang malaria. S e s i k e d u a , a n a k d i a j a r k a n m e n g e n a i pengenalan jentik dan nyamuk malaria melalui m e d i a ga m b a r, p e r m a i n a n , d a n ke g i a t a n berkelompok. Kemudian anak diajarkan untuk membuat peta tempat tinggal mereka, guna mengetahui potensi keberadaan jentik-jentik nyamuk dilingkungannya. Pemetaan ini penting untuk mendekatkan anak dengan lingkungan tempat tinggalnya. Melalui metode ini, anak-anak mendapat pemahanan mengenai sumber penyakit dan lingkungan kotor yang harus dibersihkan. Melalui metode ini, anak-anak diajarkan tentang musim penularan malaria. Tujuannya agar anak-anak mengetahui waktu penularan penyakit malaria, sehingga mereka dapat mengusahakan tindakan di lingkungannya. Anak-anak juga diajak untuk menjelajah desanya. Mereka diajak berkeliling lingkungan sekolah dan desanya untuk melakukan pemeriksaan jentik. Mereka dibekali dengan senter, gayung dan masker sebagai senjata Laskar Jentik. Anak-anak juga dibekali dengan teknik

memeriksa jentik, dan teknik berkomunikasi. D a r i h a s i l penjelajahan di desanya, anak-anak diajak untuk berdiskusi dan mencari solusi apa yang harus d i l a k u k a n u n t u k lingkungannya. Hasil d i s k u s i i n i , m e re k a s a m p a i k a n d a l a m kemasan lagu, puisi dan drama.

Partisipasi Anak Peran Laskar Jentik tidak hanya berdampak pada program penanganan malaria, guru, orangtua, dan anak dapat saling berinteraksi melalui wadah ini demi pengembangan kegiatan sekolah. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), pemeliharaan lingkungan sekolah, dan kebersihan lingkungan rumah menjadi satu kesatuan program. Laskar Jentik memberikan wadah untuk mengembangkan partisipasi anak secara aktif. Anak dapat berkreasi mengembangkan pesan-pesan kesehatan, baik secara verbal maupun tulisan. Anak-anak juga dibina untuk dapat berkomunikasi dengan baik, mengingat mereka mengemban tugas dalam memberikan penyuluhan kepada teman sekolah dan orang dewasa di lingkungannya.

Agen Perubahan “Laskar Jentik sebagai agen perubahan dapat terus kita kembangkan”, ungkap salah seorang

“PRAJURIT JENTIK” sedang melakukan pemetaan tubuh. (Photo by Yaspem)

Pendekatan Laskar Jentik ini sebagai suatu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dari segi biaya

Laskar Jentik–Agen Perubahan sedang bermimpi tentang SoE yang bersih, nyaman dan bebas penyakit malaria.(Foto Ermind)

Murid-murid SD Geliting, Sikka sedang melakukan survei tempat-tempat perindukan nyamuk saat pelatihan Laskar Jentik.

Page 42: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa Profesi Universitas Negeri Makassar menyelenggarakan Diklat Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional, yang mengangkat tema “Ancaman Media Sosial Terhadap Verifikasi Media Massa”. Tema ini menjadi penting mengingat tingginya pengguna media sosial di Indonesia yang disertai dengan menjamurnya informasi tanpa verifikasi. Media massa terkesan kewalahan dalam mengimbangi cepatnya perputaran informasi, bahkan tidak sedikit yang “ikut-ikutan” menerapkan metode media sosial. Akibatnya, akurasi informasi dinomorduakan guna mengimbangi kecepatan media sosial. Diklat ini diikuti oleh 19 peserta dari luar Makassar dan 2 peserta dari Makassar yang berasal dari Lembaga Pers Mahasiswa di Indonesia.

Diklat Jurnalistik Tingkat Lanjutan Nasional

8 Mei 2014

Yayasan BaKTI bekerjasama dengan Program USAID Kinerja Sulawesi Selatan melaksanakan Diskusi Inspirasi BaKTI, dengan tema

Peningkatan Cakupan Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Eksklusif Berbasis Masyarakat. Hadir sebagai narasumber, Dr.Hj. Andi Naisyah Azikin, MKes. (Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar), Partono Soemaryo, MSi. (Bapak Peduli ASI Eksklusif Kota Makassar) dan Kartini Ismail (Kader Kesehatan Kota Makassar). Narasumber dr.Naisyah, dalam presentasinya menyampaikan beberapa dampak program antara lain penyusunan Peraturan Walikota No.14/2012 tentang pemberian ASI eksklusif, dimana dalam prosesnya perlu melibatkan stakeholders mengingat hal ini bukanlah tanggungjawab Dinas Kesehatan semata. Partisipasi masyarakat dalam melakukan Gerakan ASI eksklusif sudah baik. Kaum bapak juga ikut aktif dalam melakukan gerakan ASI eksklusif. Diskusi ini dihadiri oleh 65 peserta yang berasal dari pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, Kepala Puskesmas di Kota Makassar, LSM, akademisi, dan mitra pembangunan internasional.

Inspirasi BaKTI: Peningkatan Cakupan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Berbasis Masyarakat.

28 Mei 2014

Kegiatan di BaKTI

Rumah Ide Makassar bekerjasama dengan BaKTI menggelar CINEMATICA: Pemutaran Film dan Diskusi berjudul Children of a Nation, karya Sakti Parantean.

Hadir sebagai pembicara, yakni Rusdin Tompo, mantan Ketua Komisi Penyiaran Daerah Indonesia (KPID) Sulawesi Selatan. Film ini menceritakan bagaimana proses tarik menarik simpati masyarakat, janji-janji kampanye para calon lewat media televisi, baliho dan reklame pada Pemilu 2009 lalu. Melalui film ini, masyarakat bisa melihat kondisi masa lalu sekaligus memprediksi apa yang akan terjadi saat Pemilu mendatang. Menurut narasumber, KPID mendukung keberadaan film dokumenter, dengan tetap memperhatikan Undang-Undang Penyiaran, agar nantinya tidak mendapat kendala apabila film ini menjadi konsumsi masyarakat luas. Sebanyak 40 orang hadir dalam acara ini.

CINEMATICAPemutaran Film dan Diskusi: Children of a Nation

23 Mei 2014guru pendamping di TTS. Mereka sadar bahwa pendekatan satu arah dimana guru sebagai sumber pengetahuan dan murid hanya duduk manis mendengar sudah tidak relevan. “Saya kagum dengan anak-anak ini, yang dalam tiga hari dapat mengikuti semua sesi acara secara penuh”, tambahnya. Melalui pendekatan ini, anak-anak tidak hanya diajar secara teori, tetapi juga dimotivasi untuk berani tampil, mampu berkreasi, dan berani mempertahankan argumen. “Bapak, kantor ini penuh jentik. Mohon bapak meminta stafnya untuk bersihkan WC dan kamar mandinya agar bisa sehat”, ujar Vera, seorang anak SD di TTS saat memberikan penyuluhan kepada salah satu Kepala Bagian di Kantor Bupati TTS. Saat ini sudah lebih dari 30 SD yang dilatih menjadi Laskar Jentik. Empat sekolah di Kabupaten Sikka adalah SDK Geliting, SDN XXV Wailiti, SDI Wairotang, dan SDK Nanghale Doi. Sementara di Kabupaten TTS ada empat sekolah yang dilatih, yaitu SD Inpres Neomat, SD Inpres Oenali, SD Inpres Kilobesa dan SDN Tubunaus. Sementara dari Sumba Barat Daya adalah SD Islam Pero, SD Katolik Pasona Bendu, SD Masehi Pudda, dan SD Masehi Tossi. K e d e p a n , L a s k a r J e n t i k a k a n t e r u s dikembangkan ke semua kabupaten di NTT. Di Flores Timur, Dinas Kesehatan telah menyediakan dana untuk kegiatan ini. Salah satu modal pembangunan yang seringkali kita abaikan dalam pemberdayaan masyarakat

adalah partisipasi anak. “Kita s e l a m a i n i l u p a b a hw a sekolah adalah modal besar yang terlupakan. Sudah saatnya kita melibatkan m e re ka d a l a m ke g i at a n pemberdayaan masyarakat, karena sekolah adalah milik masyarakat desa yang harus ikut membangun desanya”, pesan Pak Mondus Lema, s a l a h s e o r a n g t o k o h pemberdayaan masyarakat di NTT.

Prajurit dan Srikandi Jentik Melalui pendekatan yang persuasif, YASPEM dan Dinas Kesehatan Sikka berhasil menggerakan anggota ABRI (TNI-AD) dan Ibu-ibu PKK melalui kelompok Dasa Wisma. Mereka membentuk pasukan pembasmi jentik, Prajurit Jentik di kalangan TNI- AD dan Skrikandi Jentik di kalangan kelompok Dasa Wisma. Kedua kelompok masyarakat ini melakukan g e ra k a n b e rs i h - b e rs i h l i n g k u n ga n u nt u k menghilangkan tempat perindukan nyamuk dan menekan populasi nyamuk. Partisipasi aktif dari TNI-AD dan kelompok PKK ini memberikan nilai lebih bagi keterlibatan kelompok masyarakat. Saat ini juga akan dikembangkan pendekatan berbasis kelompok di kalangan Pramuka dan pemuda gereja dalam mendukung Sikka yang bebas dari malaria, demam berdarah dan filarias.

“Kita selama ini lupa bahwa sekolah adalah modal besar yang terlupakan. Sudah saatnya kita melibatkan mereka dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, karena sekolah adalah milik masyarkat desa yang harus ikut membangun desanya”

“SRIKANDI JENTIK” sedang melakukan pemetaan wilayah perindukan nyamuk (Foto Yaspem)

Penulis adalah Direktur Yaspem (Yayasan Pengembangan masyarakat)INFORMASI LEBIH LANJUT

39 BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101

Page 43: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa Profesi Universitas Negeri Makassar menyelenggarakan Diklat Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional, yang mengangkat tema “Ancaman Media Sosial Terhadap Verifikasi Media Massa”. Tema ini menjadi penting mengingat tingginya pengguna media sosial di Indonesia yang disertai dengan menjamurnya informasi tanpa verifikasi. Media massa terkesan kewalahan dalam mengimbangi cepatnya perputaran informasi, bahkan tidak sedikit yang “ikut-ikutan” menerapkan metode media sosial. Akibatnya, akurasi informasi dinomorduakan guna mengimbangi kecepatan media sosial. Diklat ini diikuti oleh 19 peserta dari luar Makassar dan 2 peserta dari Makassar yang berasal dari Lembaga Pers Mahasiswa di Indonesia.

Diklat Jurnalistik Tingkat Lanjutan Nasional

8 Mei 2014

Yayasan BaKTI bekerjasama dengan Program USAID Kinerja Sulawesi Selatan melaksanakan Diskusi Inspirasi BaKTI, dengan tema

Peningkatan Cakupan Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Eksklusif Berbasis Masyarakat. Hadir sebagai narasumber, Dr.Hj. Andi Naisyah Azikin, MKes. (Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar), Partono Soemaryo, MSi. (Bapak Peduli ASI Eksklusif Kota Makassar) dan Kartini Ismail (Kader Kesehatan Kota Makassar). Narasumber dr.Naisyah, dalam presentasinya menyampaikan beberapa dampak program antara lain penyusunan Peraturan Walikota No.14/2012 tentang pemberian ASI eksklusif, dimana dalam prosesnya perlu melibatkan stakeholders mengingat hal ini bukanlah tanggungjawab Dinas Kesehatan semata. Partisipasi masyarakat dalam melakukan Gerakan ASI eksklusif sudah baik. Kaum bapak juga ikut aktif dalam melakukan gerakan ASI eksklusif. Diskusi ini dihadiri oleh 65 peserta yang berasal dari pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, Kepala Puskesmas di Kota Makassar, LSM, akademisi, dan mitra pembangunan internasional.

Inspirasi BaKTI: Peningkatan Cakupan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Berbasis Masyarakat.

28 Mei 2014

Kegiatan di BaKTI

Rumah Ide Makassar bekerjasama dengan BaKTI menggelar CINEMATICA: Pemutaran Film dan Diskusi berjudul Children of a Nation, karya Sakti Parantean.

Hadir sebagai pembicara, yakni Rusdin Tompo, mantan Ketua Komisi Penyiaran Daerah Indonesia (KPID) Sulawesi Selatan. Film ini menceritakan bagaimana proses tarik menarik simpati masyarakat, janji-janji kampanye para calon lewat media televisi, baliho dan reklame pada Pemilu 2009 lalu. Melalui film ini, masyarakat bisa melihat kondisi masa lalu sekaligus memprediksi apa yang akan terjadi saat Pemilu mendatang. Menurut narasumber, KPID mendukung keberadaan film dokumenter, dengan tetap memperhatikan Undang-Undang Penyiaran, agar nantinya tidak mendapat kendala apabila film ini menjadi konsumsi masyarakat luas. Sebanyak 40 orang hadir dalam acara ini.

CINEMATICAPemutaran Film dan Diskusi: Children of a Nation

23 Mei 2014guru pendamping di TTS. Mereka sadar bahwa pendekatan satu arah dimana guru sebagai sumber pengetahuan dan murid hanya duduk manis mendengar sudah tidak relevan. “Saya kagum dengan anak-anak ini, yang dalam tiga hari dapat mengikuti semua sesi acara secara penuh”, tambahnya. Melalui pendekatan ini, anak-anak tidak hanya diajar secara teori, tetapi juga dimotivasi untuk berani tampil, mampu berkreasi, dan berani mempertahankan argumen. “Bapak, kantor ini penuh jentik. Mohon bapak meminta stafnya untuk bersihkan WC dan kamar mandinya agar bisa sehat”, ujar Vera, seorang anak SD di TTS saat memberikan penyuluhan kepada salah satu Kepala Bagian di Kantor Bupati TTS. Saat ini sudah lebih dari 30 SD yang dilatih menjadi Laskar Jentik. Empat sekolah di Kabupaten Sikka adalah SDK Geliting, SDN XXV Wailiti, SDI Wairotang, dan SDK Nanghale Doi. Sementara di Kabupaten TTS ada empat sekolah yang dilatih, yaitu SD Inpres Neomat, SD Inpres Oenali, SD Inpres Kilobesa dan SDN Tubunaus. Sementara dari Sumba Barat Daya adalah SD Islam Pero, SD Katolik Pasona Bendu, SD Masehi Pudda, dan SD Masehi Tossi. K e d e p a n , L a s k a r J e n t i k a k a n t e r u s dikembangkan ke semua kabupaten di NTT. Di Flores Timur, Dinas Kesehatan telah menyediakan dana untuk kegiatan ini. Salah satu modal pembangunan yang seringkali kita abaikan dalam pemberdayaan masyarakat

adalah partisipasi anak. “Kita s e l a m a i n i l u p a b a hw a sekolah adalah modal besar yang terlupakan. Sudah saatnya kita melibatkan m e re ka d a l a m ke g i at a n pemberdayaan masyarakat, karena sekolah adalah milik masyarakat desa yang harus ikut membangun desanya”, pesan Pak Mondus Lema, s a l a h s e o r a n g t o k o h pemberdayaan masyarakat di NTT.

Prajurit dan Srikandi Jentik Melalui pendekatan yang persuasif, YASPEM dan Dinas Kesehatan Sikka berhasil menggerakan anggota ABRI (TNI-AD) dan Ibu-ibu PKK melalui kelompok Dasa Wisma. Mereka membentuk pasukan pembasmi jentik, Prajurit Jentik di kalangan TNI- AD dan Skrikandi Jentik di kalangan kelompok Dasa Wisma. Kedua kelompok masyarakat ini melakukan g e ra k a n b e rs i h - b e rs i h l i n g k u n ga n u nt u k menghilangkan tempat perindukan nyamuk dan menekan populasi nyamuk. Partisipasi aktif dari TNI-AD dan kelompok PKK ini memberikan nilai lebih bagi keterlibatan kelompok masyarakat. Saat ini juga akan dikembangkan pendekatan berbasis kelompok di kalangan Pramuka dan pemuda gereja dalam mendukung Sikka yang bebas dari malaria, demam berdarah dan filarias.

“Kita selama ini lupa bahwa sekolah adalah modal besar yang terlupakan. Sudah saatnya kita melibatkan mereka dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, karena sekolah adalah milik masyarkat desa yang harus ikut membangun desanya”

“SRIKANDI JENTIK” sedang melakukan pemetaan wilayah perindukan nyamuk (Foto Yaspem)

Penulis adalah Direktur Yaspem (Yayasan Pengembangan masyarakat)INFORMASI LEBIH LANJUT

39 BaKTINews No. Mei - Juni 2014 101

Page 44: No. 101 Edisi_101_rs.pdf · Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos

The Dynamics of Asian Financial Integration; Facts and Analytics

Buku ini mencoba untuk mencapai dua tujuan dengan menilai tingkat integrasi keuangan regional dan global. Buku ini juga berupaya menyingkap driver integrasi tersebut. Buku ini memaparkan kerangka kerja analitis yang dasar untuk mengukur derajat integrasi di pasar aset keuangan dan arus investasi langsung, serta sinkronisasi siklus bisnis dan penularan keuangan, konsumsi dan output pembagian resiko. Buku ini juga menerapkan kerangka kerja yang ketat, dengan memberikan penilaian terkini dari tingkat integrasi keuangan regional dan global di Asia, serta mendokumentasikan kompleksitas dalam pola yang berbeda dari integrasi dan mengukur konsekuensinya.

PENERBIT Asian Development Bank ISBN 978-0-415-59551-3

PENERBIT Lembaga Antar Iman, PSAD dan The Asia Foundation ISBN 978-979-722-041-4

Carita Orang Basudara; Kisah-Kisah Perdamaian dari Maluku

Kisah-kisah perdamaian dari Maluku terangkum dalam buku ini. Buku ini merekam dan mendokumentasikan pengalaman ditengah konflik, agar semuanya tidak menguap begitu saja di udara. Pengalaman ini dapat dijadikan pelajaran yang sangat berharga, bukan saja bagi orang Maluku namun juga umat manusia secara keseluruhan.

IRSA dan Universitas Padjajaran PENERBIT ISBN 978-602-9238-66-2

Government and Communities: Sharing Indonesia's Common Goal

Bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang juga menghadapi tantangan yang besar. Namun, ada banyak alasan untuk tetap optimis seperti yang digariskan dalam buku ini. Buku ini adalah sebuah kompilasi “kisah” tentang bagaimana masyarakat Indonesia, khususnya pemerintah disemua tingkatan, daerah, kota dan masyarakat, menghadapi tantangan ini. Melalui buku ini kita bisa memahami bahwa semua elemen Bangsa Indonesia bersatu dengan tujuan yang sama, yakni memastikan bahwa kemakmuran yang sedang diperjuangkan mampu dipertahankan dan ditingkatkan serta merata ke semua kalangan.

10 Agenda Politik Perempuan Mewujudkan Indonesia PENERBIT Gerakan Perempuan Mewujudkan Indonesia Beragam

10 Agenda Politik Perempuan yang dituliskan dalam buku ini akan didesakkan oleh Gerakan Perempuan kepada calon-calon pemimpin bangsa periode 2015-2019. Hal ini adalah upaya mewujudkan Indonesia beragam, sebuah tatanan kehidupan dan pemerintahan Indonesia yang berdaulat, bersih, sejahtera, adil gender dan Majemuk.

Terima kasih kepada ADB, The Asia Foundation dan Indonesia Beragam atas sumbangan buku-bukunya untuk perpustakaan BaKTI.

Buku tersebut dapat dibaca di Perpustakaan BaKTI

InfoBuku