nkp giat partoli 1

25
1 OPTIMALISASI KEGIATAN PATROLI LALU LINTAS GUNA MENCEGAH MENINGKATNYA KECELAKAAN LALU LINTAS DALAM RANGKA TERWUJUDNYA KAMSELTIBCAR LANTAS BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembangunan di Propinsi Aceh yang dilaksanakan pada pasca MoU perdamaian Pemerintah RI dengan GAM dan program Badan Rehabilitasi Rekontruksi ( BRR ) telah dapat memberikan manfaat dan kemajuan-kemajuan yang cukup besar serta dapat dirasakan oleh masyarakat luas, namun dengan kemajuan-kemajuan tersebut muncul pula tantangan dan dampak baru yang harus dihadapi. Pembangunan di Propinsi Aceh dewasa ini menitikberatkan pada pembangunan di bidang ekonomi walaupun tidak serta merta meninggalkan pembangunan bidang lainnya. Sisi lain kemajuan sektor industri serta perdagangan maupun pengaruh-pengaruh hasil pembangunan di bidang lainnya telah mengakibatkan meningkatnya kebutuhan sarana dan prasarana transportasi guna memperlancar angkutan barang dan orang. Sementara itu dampak negatif yang terjadi sebagai akibat dari pesatnya kebutuhan sarana dan prasarana transportasi tanpa diimbangi kemajuan manajemen keselamatan lalu lintas adalah meningkatnya trend gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan

Upload: srimunti-sinaga

Post on 04-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

NKP POLRI KHUSUS SATUAN LALU LINTAS

TRANSCRIPT

Page 1: Nkp Giat Partoli 1

1

OPTIMALISASI KEGIATAN PATROLI LALU LINTAS GUNA MENCEGAH MENINGKATNYA KECELAKAAN LALU LINTAS DALAM RANGKA

TERWUJUDNYA KAMSELTIBCAR LANTAS

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembangunan di Propinsi Aceh yang dilaksanakan pada pasca MoU

perdamaian Pemerintah RI dengan GAM dan program Badan Rehabilitasi

Rekontruksi ( BRR ) telah dapat memberikan manfaat dan kemajuan-kemajuan

yang cukup besar serta dapat dirasakan oleh masyarakat luas, namun dengan

kemajuan-kemajuan tersebut muncul pula tantangan dan dampak baru yang

harus dihadapi. Pembangunan di Propinsi Aceh dewasa ini menitikberatkan

pada pembangunan di bidang ekonomi walaupun tidak serta merta

meninggalkan pembangunan bidang lainnya. Sisi lain kemajuan sektor industri

serta perdagangan maupun pengaruh-pengaruh hasil pembangunan di bidang

lainnya telah mengakibatkan meningkatnya kebutuhan sarana dan prasarana

transportasi guna memperlancar angkutan barang dan orang.

Sementara itu dampak negatif yang terjadi sebagai akibat dari pesatnya kebutuhan sarana dan prasarana transportasi tanpa diimbangi kemajuan manajemen keselamatan lalu lintas adalah meningkatnya trend gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan raya, berupa kecelakaan lalu lintas dengan akibat korban jiwa, luka maupun materi, kemacetan lalu lintas serta pelanggaran lalu lintas. Angka kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Langsa semakin meningkat sebagaimana data yang didapatkan dari Laporan Tahunan Gangguan Kamtibmas Polres Langsa. Crime total laka lantas pada tahun 2007 sebanyak 108 kasus, tahun 2008 sebanyak 168 kasus dan tahun 2009 sebanyak 216 kasus. Sedangkan Crime Clearence laka lantas pada tahun 2007 sebanyak 108 kasus, tahun 2008 sebanyak 168 kasus dan tahun 2009 sebanyak 216 kasus.

Pengertian keamanan lalu lintas dan angkutan jalan sesuai pasal 1 Undang-

Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu

keadaan terbebasnya setiap orang, barang dan/atau kendaraan dari gangguan

perbuatan melawan hukum, dan/atau rasa takut dalam berlalu lintas. Keselamatan

Page 2: Nkp Giat Partoli 1

2

lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari

resiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan,

jalan dan/atau lingkungan. Ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu

keadaan berlalu lintas yang berlangsung secara teratur sesuai dengan hak dan

kewajiban setiap pengguna jalan. Kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan adalah

suatu keadaan berlalu lintas dan penggunaan angkutan yang bebas dari hambatan

dan kemacetan di jalan.

Penulis tertarik memilih judul ini karena sesuai dengan topik 1 penulis akan

membahas upaya yang dilakukan kesatuan di tingkat KOD dengan melaksanakan

kegiatan patroli lalu lintas guna mencegah meningkatnya kecelakaan lalu lintas

untuk menjamin keselamatan pengguna jalan yang semakin banyak jumlahnya

dalam rangka terwujudnya kamseltibcar lantas.

2. Pokok Permasalahan

“Belum optimalnya patroli lalu lintas sehingga mengakibatkan tingginya angka

kecelakaan lalu lintas dan mengakibatkan timbulnya gangguan kamseltibcar lantas”

3. Pokok-Pokok Persoalan

Dari rumusan pokok permasalahan tersebut diatas maka selanjutnya

dirumuskan pokok-pokok persoalan sebagai berikut :

a. Bagaimana pelaksanaan patroli lalu lintas ?

b. Bagaimana kesadaran tertib berlalu lintas masyarakat Kota Langsa ?

c. Bagaimana koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait ?

4. Ruang Lingkup

Pembahasan dalam Naskah Karya Perorangan ini dibatasi upaya yang

dilakukan Sat Lantas Polres Langsa melalui patroli lalu lintas untuk mencegah

meningkatnya kecelakaan lalu lintas dengan memanfaatkan potensi masyarakat dan

potensi daerah yang ada.

Penelitian mengambil tempat di Polres Langsa yang merupakan salah satu

jajaran di Polda Aceh.

Page 3: Nkp Giat Partoli 1

3

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

1. Hanjar Manajemen Operasional POLRI

Berdasarkan konsep keamanan dalam negeri maka setiap persoalan dipilah

sesuai skala dan derajad ancamannya termasuk strategi dan pola

penanggulangannya. Untuk menghadapi potensi gangguan digunakan pola

preeemtif, guna mengantisipasi secara dini perkembangan semua faktor dalam

kehidupan masyarakat terutama yang bersifat negatif dan berpotensi menimbulkan

terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan kegiatan utama

melalui pembinaan masyarakat.

Untuk ancaman berupa ambang gangguan atau Police Hazard, penanggulangannya digunakan strategi yang bersifat preventif yaitu melalui upaya pencegahan dengan sasaran untuk mengurangi faktor kesempatan dan menurunkan faktor niat melalui kegiatan pengaturan, penjagaan, pengawalan maupun patroli. Sedangkan untuk menangani gangguan nyata, digunakan strategi yang bersifat represif yaitu melalui kegiatan penegakan hukum.

Ketiga jenis strategi dan pola penanggulangan tersebut di atas dalam pelaksanaannya tidak dilakukan sendiri oleh Polri, tetapi juga melibatkan segenap komponen masyarakat dan unsur instansi terkait sesuai batas kewenangan masing-masing. Dengan demikian keamanan dalam negeri adalah outcomes dari kegiatan yang dilakukan oleh Polri sebagai leading sektor yang didukung oleh seluruh komponen masyarakat.

2. Analisis SWOT

Pengertian analisis SWOT dalam buku Analisis SWOT Teknik Membedah

Kasus Bisnis oleh Freddy Rangkuti adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan ( strengths ) dan peluang (

opportunities ) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (

weaknesses ) dan ancaman / kendala ( threats ).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian

perencana strategis ( strategic planner ) harus menganalisis faktor-faktor strategis

perusahaan ( kekuatan, kelemahan, peluang dan kendala / kendala ) dalam kondisi

Page 4: Nkp Giat Partoli 1

4

yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi, model yang paling populer

untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT. 1

3. Teori Kerjasama

Dikemukakan oleh Roucek dan Warren yang berpendapat bahwa kerjasama

berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dan merupakan suatu

proses yang paling mendasar. Kerjasama merupakan suatu bentuk proses sosial,

dimana didalamnya terdapat aktifitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan

bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktifitasnya. 2

1 FREDDY RANGKUTI, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997, hlm. 18 – 19.

2 DR. SADJIJONO, Memahami Hukum Kepolisian, PT Laksbang Pressindo, Yogyakarta, 2009, hlm. 31.

Page 5: Nkp Giat Partoli 1

5

BAB III

KONDISI KEGIATAN PATROLI LALU LINTAS SAAT INI

1. Kondisi Kegiatan Patroli Lalu Lintas Saat Ini

Berdasarkan data di Laporan Bulanan Sat Lantas Polres Langsa Bulan

Juni tahun 2010, personel Unit Patroli Satuan Lalu Lintas Polres Langsa

berjumlah 10 orang dengan jumlah mobil patroli sebanyak 1 unit dan sepeda

motor patroli sebanyak 5 unit. Adapun ruas jalan di Kota Langsa yang menjadi

beat patroli lalu lintas sepanjang 126 km yaitu jalan-jalan yang ramai dilintasi

oleh kendaraan bermotor tidak termasuk jalan yang sepi.

Sebagai salah satu upaya preventif, patroli lalu lintas telah

dilaksanakan Satuan Lalu Lintas Polres Langsa bersama kesatuan kewilayahan.

Namun demikian pelaksanaan tersebut belum optimal sesuai kebijakan serta

hasil yang diharapkan. Hal ini terbukti dari tetap tingginya angka kecelakaan

lalu lintas, baik di wilayah atau jalan yang menjadi beat patroli maupun terlebih

di wilayah blank spot, yakni ruas jalan yang nyaris tidak pernah terjangkau

oleh unit-unit patroli lalu lintas.

Unit patroli lalu lintas yang bergerak di lapangan, terkesan hanya sekedar

jalan-jalan tanpa tindakan nyata di lapangan, tidak ada target tugas berupa

penindakan pelanggaran lalu lintas yang harus ditindak atau target tugas lainnya.

Mereka menyusuri ruas jalan yang menjadi pilihannya tidak dibagi beat patroli

berdasarkan jadwal penugasan. Demikian juga waktu pelaksanaan patroli tidak

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, pelaksanaan patroli disesuaikan dengan

kegiatan lain yang lebih dahulu diutamakan.

2. Kondisi Kesadaran Tertib Berlalu Lintas Masyarakat Kota Langsa Saat Ini

Tolak ukur kesadaran tertib berlalu lintas secara pasti memang belum ada

namun dapat dilihat dari besar kecilnya jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas di

daerah tersebut. Kejadian kecelakaan lalu lintas di Kota Langsa pada tiga tahun

terakhir yaitu 2007, 2008 dan 2009 mengalami kenaikan sekitar 30 % tiap tahunnya.

Angka kecelakaan ini masih cukup tinggi apalagi bila kita melihat jumlah korban

kecelakaan lalu lintas pada tiga tahun terakhir yang terjadi di Kota Langsa dimana

juga mengalami kenaikan setiap tahunnya pada korban meninggal dunia, luka berat

dan luka ringan sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut :

Page 6: Nkp Giat Partoli 1

6

Tabel 1

Data Jumlah Korban Laka Lantas

NO

.

JENIS KORBAN TH. 2007 TH. 2008 TH. 2009

1.

2.

3.

Meninggal Dunia

Luka Berat

Luka Ringan

34

68

112

57

109

134

81

171

146

Sumber Laporan Tahunan Gangguan Kriminalitas Polres Langsa

Selain itu masyarakat Kota Langsa masih banyak melakukan pelanggaran-

pelanggaran lalu lintas khususnya yang menyangkut pelanggaran yang berpotensi

terjadinya kecelakaan lalu lintas sebagaimana tergambarkan pada tabel data tiga

bulan terakhir tahun 2010 sebagai berikut :

Tabel 2

Data Jumlah Pelanggaran yg Berpotensi Laka Lantas

NO

.

JENIS PELANGGARAN APRIL MEI JUNI

1.

2.

3.

4.

5.

Melanggar marka jalan

Melanggar rambu larangan

Tidak menggunakan lampu

pada malam hari

Melanggar APIL

Berboncengan lebih dari

dua orang di sepeda motor

14

8

11

21

6

35

24

7

37

12

38

17

9

19

8

Sumber Laporan Bulanan Gangguan Kriminalitas Polres Langsa

3. Kondisi Koordinasi dan Kerjasama Dengan Instansi Terkait Saat Ini

Seiring dengan perkembangan jaman sebagai pengaruh lingkungan strategis

yang berkembang di Propinsi Aceh maka timbul harapan masyarakat adanya rasa

aman dimanapun berada termasuk di jalan. Polres Langsa telah melakukan upaya-

upaya menciptakan kamseltibcar lantas dengan berkoordinasi dan bekerjasama

dengan instansi terkait.

Namun koordinasi dan kerjasama tersebut belum optimal karena tidak

dilaksanakan secara terpadu dan intensif serta masih ada ego sektoral di masing-

Page 7: Nkp Giat Partoli 1

7

masing intansi. Sehingga permasalahan lalu lintas kurang diperhatikan oleh Sat

Lantas Polres Langsa dan instansi yang terkait sehingga belum ada solusinya.

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1. Faktor Internal

a. Kekuatan ( Strengths )

Pengalaman tugas personel Unit Patroli Satuan Lalu Lintas Polres

Langsa sudah cukup lama di bidang tugas patroli lalu lintas.

Animo personel Polres Langsa untuk bertugas di Satuan Lalu

Lintas cukup besar sehingga tidak sulit mencari personel yang

berminat tugas di Satuan Lalu Lintas Polres Langsa.

Dana turjawali, honor tilang dan bahan bakar minyak

kendaraan dinas patroli sudah tersalurkan sesuai DIPA 2010

walau belum sepenuhnya operasional terdukung.

Sudah ada petunjuk lapangan tentang pelaksanaan patroli lalu

lintas sehingga dapat dijadikan pedoman bagi anggota saat

melaksanakan patroli lalu lintas.

b. Kelemahan ( Weaknesses )

Jumlah personel Unit Patroli Satuan Lalu Lintas Polres Langsa

terbatas sehingga tugas patroli tidak dapat dilaksanakan secara

rutin sesuai jadwal.

Masih adanya personel yang melakukan pelanggaran disiplin yaitu

menyalahgunakan wewenang dan melakukan hal-hal yang

menjatuhkan martabat kesatuan.

Sarana mobil dan sepeda motor patroli kurang memadai baik

dalam hal jumlah maupun dalam hal kondisi kendaraan bermotor

patroli tersebut.

Dukungan bahan bakar minyak untuk mobil dan sepeda

motor patroli masih kurang memadai bila harus menjangkau

wilayah patroli yang cukup luas.

Page 8: Nkp Giat Partoli 1

8

2. Faktor Eksternal

a. Peluang ( Opportunities )

Masyarakat Kota Langsa merupakan masyarakat yang homogen

dengan tingkat pendidikan penduduknya yang cukup baik sehingga

terpelajar dan mengerti permasalahan sosial hukum.

Situasi keamanan di Aceh yang semakin membaik pasca MoU

perdamaian sehingga mempermudah menjalin kemitraan dengan

berbagai komponen masyarakat dalam rangka pelayanan

masyarakat sehingga mendapatkan dukungan tugas kepolisian.

Sikap menghargai masyarakat terhadap tugas kepolisian masih

cukup baik sehingga personel Polres Langsa dapat menjalin

kemitraan dengan baik.

b. Ancaman / kendala ( Threats )

Masih adanya kelompok yang tidak senang dengan eksistensi

Polres Langsa di kehidupan masyarakat sehingga kelompok

tersebut melakukan tindakan-tindakan perlawanan dan antipati

terhadap personel Polantas yang bertugas di lapangan.

Wilayah hukum Polres Langsa yang cukup luas dengan tingkat

kepadatan lalu lintas yang ramai karena merupakan jalur timur

yang menghubungkan Banda Aceh dengan Medan.

Pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang pesat sehingga

menimbulkan permasalahan lalu lintas yaitu kecelakaan lalu lintas,

pelanggaran lalu lintas dan kemacetan lalu lintas.

Page 9: Nkp Giat Partoli 1

9

BAB V

KONDISI KEGIATAN PATROLI LALU LINTAS YANG DIHARAPKAN

1. Kondisi Pelaksanaan Patroli Lalu Lintas yang Diharapkan

Personel merupakan salah satu unsur organisasi dan memiliki peranan yang

sangat penting dalam operasionalisasinya. Oleh karena itu unsur personel tidak dapat

dipisahkan dengan unsur lainnya yang saling terkait. Untuk mewujudkan tujuan

dalam suatu proses kerja diperlukan personel. Selanjutnya untuk mendistribusikan

hasil-hasil proses kerja tersebut diperlukan pula personel yang menanganinya.

Jumlah personel harus memadai dalam artian sesuai dengan beban tugas yang

menjadi tanggung jawabnya. Apabila jumlah personel yang mengemban suatu

pekerjaan terbatas sedangkan beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya cukup

banyak maka proses penyelesaian pekerjaan tersebut tidak akan berjalan dengan

optimal dan menjumpai banyak kendala.

Barometer keberhasilan pelaksanaan patroli adalah apabila dapat

meniadakan ancaman gangguan di beat patrolinya yang menjadi sasaran patroli yang

dilaksanakannya. Patroli lalu lintas berhasil apabila dapat mencegah terjadinya

gangguan kamseltibcar lantas di beat patrolinya berupa kecelakaan lalu lintas,

kemacetan lalu lintas dan pelanggaran lalu lintas. Pelaksanaan patroli agar dapat

mencapai sasaran maka harus dilaksanakan dengan metode patroli yang berinteraksi

dan terlihat oleh masyarakat. Patroli harus dapat menjangkau jalan-jalan yang ada

terutama pada jalan yang ramai dan rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas sehingga

tidak ada blank spot di wilayah tersebut.

Patroli lalu lintas harus memiliki target tugas yang harus dicapai agar

tugasnya dapat terarah dan ada barometer untuk mengukur keberhasilan tugas patroli

lalu lintas. Selain itu patroli lalu lintas dapat lebih efektif dan efisien dengan

membagi beat patroli dengan jadwal dan waktu penugasan. Hal ini perlu dilakukan

agar unit patroli lalu lintas tidak hanya berada di satu lokasi beat patroli saja dengan

waktu yang sama sehingga beat patroli yang lain tidak tersentuh sama sekali.

2. Kondisi Kesadaran Tertib Berlalu Lintas Masyarakat Kota Langsa yang Diharapkan

Perkara pidana kecelakaan lalu lintas memiliki beberapa perbedaan

dibandingkan dengan tindak pidana lainnya. Tersangka yang melakukan tindak

Page 10: Nkp Giat Partoli 1

10

pidana kecelakaan lalu lintas dianggap melakukan tindak pidananya karena

ketidaksengajaan atau kealpaan ( culpa ). Tersangka tidak mengharapkan terjadinya

tindak pidana tersebut namun karena kurang hati-hati ( bewuste schuld ) dalam

mengendarai kendaraannya maka terjadilah kecelakaan lalu lintas yang dapat

menyebabkan korban meninggal dunia, luka berat, luka ringan atau kerugian materi.

Melalui kegiatan patroli lalu lintas pengemudi kendaraan bermotor yang tidak hati-

hati dapat lebih hati-hati lagi karena kehadiran petugas patroli lalu lintas sehingga

terhindar dari kecelakaan lalu lintas.

Pelanggaran lalu lintas adalah penyebab awal terjadinya kecelakaan lalu

lintas karena setiap kecelakaan didahului dengan pelanggaran lalu lintas.

Pelanggaran lalu lintas banyak ragamnya sehingga perlu kehadiran patugas patroli

lalu lintas untuk memperkecil kesempatan untuk melakukan pelanggaran lalu lintas.

Rambu-rambu dan alat pemberi isyarat lalu lintas sudah terpasang sebagai

kelengkapan jalan untuk menjaga keselamatan pengguna jalan. Namun apabila tidak

dilaksanakan tindakan antisipasi di jalan tersebut maka akan terjadi pelanggaran lalu

lintas yang dapat berpotensi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

3. Kondisi Koordinasi dan Kerjasama Dengan Instansi Terkait yang Diharapkan

Masalah gangguan kamseltibcar lantas tidak akan optimal penanganannya

apabila hanya ditangani oleh POLRI saja. Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi oleh

berbagai faktor antara lain faktor pengemudi misalnya mengemudi dalam

keadaan mengantuk, mengemudi kurang hati-hati, mengemudi dengan

kecepatan tinggi, melanggar rambu-rambu dan marka jalan, mengidap penyakit

tertentu yang bisa kambuh sewaktu-waktu, mengemudi dalam keadaan mabuk,

pengemudi tidak menguasai kendaraan dan sebagainya. Faktor alam misalnya

mengemudi dalam kondisi cuaca buruk, berkabut, hujan, polusi asap dan lain-

lain. Faktor jalan misalnya kondisi jalan licin, kondisi jalan berlubang atau

bergelombang, terdapat timbunan material, tikungan tajam, perbaikan jalan atau

jembatan, penempatan rambu atau marka jalan yang kurang tepat dan

sebagainya. Faktor kendaraan misalnya kondisi kendaraan yang tidak laik jalan

seperti rem blong, ban meletus dan sebagainya.

Pada faktor jalan apabila kualitas jalan yang dibangun berkualitas

rendah tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan maka pengusaha

Page 11: Nkp Giat Partoli 1

11

konstruksi dan Dinas PU dapat dipersalahkan. Akibat pekerjaan yang

dilakukannya tidak benar maka menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

BAB VI

OPTIMALISASI KEGIATAN PATROLI LALU LINTAS

1. Optimalisasi Kegiatan Patroli Lalu Lintas dengan Pelaksanaan Patroli Simpatik,

Patroli Dialogis, Patroli Persinggungan dan Patroli Gakkum

Patroli lalu lintas cukup efektif untuk mencegah kecelakaan lalu lintas

karena unit patroli lalu lintas mempunyai peranan sebagai berikut :

a. Sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat yang senantiasa

mengutamakan perlindungan dan pelayanan terhadap setiap pemakai jalan

guna menjamin keselamatan pengguna jalan, yang memerlukan bantuan

atau pertolongan polisi di jalan sehingga terwujudnya kamseltibcar lantas.

b. Sebagai Pos Polisi Mobil, yaitu setiap unit patroli lalu lintas melaksanakan

tugas-tugas kepolisian umum untuk menerima setiap laporan dan

pengaduan dari masyarakat serta melakukan tindakan pertama di tempat

kejadian perkara dan penanganan selanjutnya diserahkan kepada satuan

kewilayahan setempat.

c. Sebagai pencerminan kesiapsiagaan Polri, yaitu setiap unit patroli lalu lintas

memiliki mobilitas dan stamina yang tinggi sehingga akan selalu berada

ditengah-tengah masyarakat dalam mewujudkan kamseltibcar lantas.

d. Sebagai sarana komando pengendalian pimpinan, yaitu setiap unit patroli

lalu lintas memiliki alat komunikasi yang baik dan dapat menjangkau

lokasi-lokasi yang jauh dari markas komando. Melalui sarana komunikasi

yang dimiliki unit patroli lalu lintas, pimpinan dapat dengan cepat

mengetahui setiap perkembangan situasi kamseltibcar lantas dan kejadian

kriminalitas yang timbul sehingga dapat segera mengambil keputusan

dalam tindakan selanjutnya.

e. Sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kamseltibcar lantas dalam

rangka pendidikan masyarakat yang dapat menjangkau daerah-daerah

dijalur antar kota baik di jalan tol atau non tol untuk disampaikan kepada

masyarakat di daerah sepanjang jalur maupun kepada pemakai jalan.

f. Sebagai sumber informasi, unit patroli lalu lintas dapat mendeteksi secara

dini setiap kejadian yang menonjol, menguasai situasi dan kondisi

Page 12: Nkp Giat Partoli 1

12

lingkungan tugasnya dan mampu memperkirakan kemungkinan-

kemungkinan yang akan terjadi serta melaporkan kepada pimpinan untuk

diteruskan kepada satuan yang berwenang untuk menanganinya.

g. Sebagai garda terdepan dalam menghadapi dan menindak pelanggaran lalu

lintas, yang mempunyai potensi sebagai penyebab kemacetan dan

kecelakaan lalu lintas, kejahatan yang melalui atau terjadi di jalan, serta

pencairan kemacetan arus lalu lintas sebagai akibat terjadinya bencana alam

atau kecelakaan lalu lintas dalam skala besar.

h. Sebagai aparat yang mendukung penelitian, analisa dan evaluasi penyebab

kecelakaan lalu lintas secara gabungan bersama dengan instansi atau fungsi

terkait.

Dalam rangka melaksanakan peranan tersebut diatas, maka tugas

patroli lalu lintas dilaksanakan dengan pola patroli sebagai berikut :

a. Melakukan patroli simpatik dengan tindakan non yustisiil dalam bentuk

memberikan teguran simpatik dan tidak menilang apabila ditemukan

adanya pelanggaran lalu lintas. Patroli simpatik ini bertujuan untuk

mendapatkan sikap empati dari masyarakat sehingga diharapkan

masyarakat yang melanggar dengan kesadaran dan keikhlasan tidak

melanggar peraturan lalu lintas lagi.

b. Melaksanakan patroli dialogis dengan tindakan preemtif berupa dikmas

lantas yang dapat dilakukan di jalan-jalan, tempat parkir, pasar, warung

kopi, sekolah, tempat kejadian kecelakaan lalu lintas, lokasi kemacetan

dan lain-lain dimana dalam pelaksanaan tidak bersifat formal tanpa

pemberitahuan atau sifatnya mendadak.

c. Melakukan patroli persinggungan yaitu pelaksanaan tugas patroli jalan

dimana beberapa unit patroli lalu lintas saling bertemu pada satu lokasi

yang telah ditentukan untuk mempermudah koordinasi dan

memperlihatkan kepada masyarakat bahwa unit patroli lalu lintas

berada dimana-mana dan ditengah masyarakat.

d. Melaksanakan patroli gakkum ( penegakkan hukum ) dengan tindakan

yustisiil dalam bentuk penilangan apabila ditemukan adanya

pelanggaran lalu lintas. Patroli gakkum ini merupakan alternatif

terakhir dalam menangani pelanggaran lalu lintas yang ditujukan

ditempat yang paling rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.

Page 13: Nkp Giat Partoli 1

13

2. Optimalisasi Kegiatan Patroli Lalu Lintas dengan Pelaksanaan Dikmas Lalu Lintas

Kepada Masyarakat

Dikmas ( pendidikan masyarakat ) di bidang lalu lintas merupakan suatu

upaya preventif untuk menanggulangi masalah lalu lintas. Melalui dikmas lantas

diharapkan tercipta sikap mental yang taat pada peraturan perundang-undangan lalu

lintas dan terhadap masyarakat yang terorganisasi adalah tercapainya peningkatan

keikutsertaan masyarakat dalam upaya menciptakan kamseltibcar lantas.

Kegiatan dikmas lantas jika direncanakan dan dijalankan dengan baik, terus

menerus, konsisten dan berkesinambungan akan memberikan keuntungan dalam

mencapai lebih banyak anggota masyarakat dalam meningkatkan dan memperluas

pengetahuan terhadap masalah-masalah lalu lintas yang dihadapi dan pada

gilirannya masyarakat menyadari bahwa masalah lalu lintas adalah merupakan

tanggung jawab dan untuk kepentingan bersama sehingga secara sadar turut

membantu mewujudkan kamseltibcar lantas.

Kegiatan dikmas lantas dapat dilaksanakan dengan berbagai metode yaitu

sebagai berikut :

a. Melaksanakan penyuluhan secara formal dengan sasaran di tempat formal

seperti sekolah, tempat pertemuan masyarakat, perkantoran pemerintah,

swasta dan militer, universitas dan tempat-tempat formal lainnya.

b. Melaksanakan penyuluhan secara non formal dengan sasaran di tempat non

formal seperti pasar, pangkalan ojek, terminal, tempat wisata dan tempat-

tempat non formal lainnya.

c. Dikmas lantas dengan menggunakan sarana media massa seperti televisi,

radio, koran, majalah, papan reklame dan lain-lain.

d. Dikmas lantas dengan menggunakan bantuan orang lain ( selain personel

POLRI ) misalnya tengku, tuha peut, datuk, tokoh masyarakat dan lain-lain.

e. Dikmas lantas dengan bergabung bersama instansi lain, menumpang pada

acara-acara keramaian masyarakat atau kegiatan agama yang dihadiri oleh

banyak kalangan dari masyarakat.

f. Memasukkan pendidikan kesadaran tertib berlalu lintas sebagai kurikulum

pendidikan dan aktivitas belajar mengajar di sekolah-sekolah. Kepada anak

didik harus ditanamkan kesadaran bahwa kendaraan bermotor merupakan

Page 14: Nkp Giat Partoli 1

14

alat transportasi yang berbahaya bagi keselamatan dirinya dan orang lain

apabila digunakan dengan tidak tertib dan melanggar peraturan lalu lintas.

3. Optimalisasi Kegiatan Patroli Lalu Lintas dengan Kemitraan bersama Instansi

Terkait

Tantangan polisi lalu lintas salah satunya adalah menjalin kemitraan dengan

para stakeholder lalu lintas dari instansi terkait. Tiga unsur pokok dalam sistem lalu

lintas dan angkutan jalan ini dikelola oleh instansi pemerintah yang berbeda-beda.

Dinas Pekerjaan Umum bertanggungjawab atas jalan dan dan komponen-komponen

pendukungnya. Dinas Perhubungan bertanggungjawab dalam bidang kendaraan

umum dan angkutan barang serta mengatur penempatan rambu, marka dan alat

pemberi isyarat lalu lintas. Pembangunan jalan Propinsi Aceh dilakukan oleh Dinas

Pekerjaan Umum Propinsi Aceh, pembangunan jalan Kota Langsa ditangani oleh

Dinas Pekerjaan Umum Kota Langsa. Begitu juga dalam penempatan rambu-rambu

di jalan propinsi atau jalan kabupaten / kota.

Sementara Sat Lantas Polres Langsa bertanggungjawab di bidang manusia

yang menjadi pengemudi kendaraan termasuk penyelenggaraan administrasi dan

penegakkan hukum lalu lintas. Berbeda dengan instansi lain yang melakukan

pendelegasian wewenang ke pemerintah di daerah sesuai prinsip otonomi daerah,

POLRI tidak dapat melakukan pendelegasian tersebut karena otonomi daerah tidak

meliputi masalah hukum.

Kemitraan Sat Lantas Polres Langsa bersama instansi terkait harus dijalin

dengan baik dengan tujuan sebagai berikut :

a. Mengatasi permasalahan lalu lintas sesuai kewenangan dan tanggung

jawab masing-masing sehingga dapat lebih efektif dan efisien.

b. Meringankan tugas Sat Lantas Polres Langsa karena sumber masalah

lalu lintas telah diselesaikan oleh instansi yang berkompeten sehingga

dampaknya tidak menjadi tanggungan Sat Lantas Polres Langsa.

c. Saling membantu dan bekerjasama antara Sat Lantas dengan instansi

terkait untuk mewujudkan kamseltibcar lantas.

Page 15: Nkp Giat Partoli 1

15

BAB VII

PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Pelaksanaan patroli lalu lintas yang dilaksanakan Unit Patroli Satuan

Lalu Lintas Polres Langsa belum optimal yang ditandai dengan angka

kecelakaan lalu lintas masih tinggi dan meningkat tiap tahunnya.

Optimalisasi pencegahan kecelakaan lalu lintas yang dapat dilakukan

dengan melaksanakan patroli simpatik, patroli dialogis, patroli

persinggungan dan patroli gakkum.

b. Kesadaran tertib berlalu lintas masyarakat Kota Langsa masih rendah

yang ditandai dengan masih banyaknya masyarakat Kota Langsa yang

melakukan pelanggaran lalu lintas terutama pelanggaran lalu lintas

yang berpotensi kecelakaan lalu lintas. Optimalisasi pencegahan

kecelakaan lalu lintas yang dapat dilakukan dengan pelaksanaan dikmas

lantas kepada masyarakat.

c. Koordinasi dan kerjasama dengan instansi yang terkait masih belum

optimal karena masih belum adanya keterpaduan tugas yang intensif

dan masih ada ego sektoral dari masing-masing instansi. Optimalisasi

pencegahan kecelakaan lalu lintas yang dapat dilakukan dengan

kemitraan bersama instansi terkait.

2. Rekomendasi

a. Polda Aceh agar melaksanakan supervisi tiap tiga bulan sekali ke Polres

jajaran untuk menganalisa upaya Polres jajaran dalam rangka mewujudkan

kamseltibcar lantas.

b. Polda Aceh melaksanakan MoU dengan Dinas Pendidikan Propinsi Aceh

agar pendidikan kesadaran tertib berlalu lintas dapat dimasukkan ke

kurikulum pendidikan di sekolah.

c. Polda Aceh agar melaksanakan pendidikan kejuruan Bintara Patroli Lalu

Lintas di SPN Seulawah yang diikuti oleh personel Unit Patroli Sat Lantas

Polres jajaran.

Page 16: Nkp Giat Partoli 1

16

DAFTAR KEPUSTAKAAN

KARO BIN OPS POLRI, Manajemen Operasional POLRI, Sespim POLRI, Lembang

Bandung, 2010.

DR. SADJIJONO, Memahami Hukum Kepolisian, PT Laksbang Pressindo, Yogyakarta,

2009.

FREDDY RANGKUTI, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 2006.