nilai plus buat pemilu kada serentak - ftp.unpad.ac.id filepapua, sabtu (3/12). sesuai jadwal,...

1
UPAYA pembenahan sistem hukum yang saat ini terus di- upayakan untuk mewujudkan pembangunan dan memberi- kan kesejahteraan bagi rakyat dinilai belum tuntas. Masih banyak yang harus dibenahi dan memerlukan perhatian semua pihak. Demikian diungkapkan Ha- kim Konstitusi Anwar Usman dalam orasi ilmiah berjudul Menegakkan Konstitusi dan Pem- benahan Sistem Hukum untuk Mewujudkan Pembangunan In- donesia yang Bermartabat pada Sidang Senat Terbuka Wisuda ke XIX Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sunan Giri, Malang, Jawa Timur, kemarin. Menurutnya, diperlukan kerja sama semua pihak dalam mewujudkan pembangunan Indonesia yang bermartabat. Selain itu juga dibutuhkan intelektualitas hukum yang memiliki integritas tinggi guna mengawal negeri dan bangsa, agar tetap berdiri kukuh se- bagai negara hukum yang demokratis. “Pembenahan sistem hukum belum tuntas karena terus berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Adapun perkembangan masyarakat lebih cepat dari- pada berkembangnya hukum itu sendiri,” tegasnya. Dia memaparkan, meski perubahan UUD 1945 sudah dilakukan guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur, hukum sebagai sarana untuk mewujudkan cita-cita tersebut tidak dapat berlangsung serta-merta seiring dengan diubahnya konstitusi. Dia menilai, langkah selanjut- nya yang harus dilakukan ada- lah mewujudkan pembenahan sistem hukum. Dia berpendapat setidaknya ada tiga hal yang perlu diper- hatikan terkait pembenahan itu, yakni penguatan struktur hukum, substansi hukum, dan budaya hukum. Dia menjelas- kan substansi hukum atau materi hukum adalah aturan, norma, dan pola perilaku nyata manusia yang berada dalam sistem itu. Tapi, ungkapnya, dalam pelaksanaannya kerap terjadi pertentangan norma antara sesama norma undang-un- dang (UU). maupun antara norma UU dengan norma UUD 1945. “Meningkatnya jumlah peng- ujian UU yang diajukan ke MK menjadi bukti disharmonitas norma yang terjadi,” cetus An- war. (BN/P-4) GERAKAN Nasional Pembe- rantasan Tindak Pidana Korup- si (GN-PK) menggugat Pasal 10 Undang-Undang Nomor 39 Ta- hun 2008 tentang Kementerian Negara, yang mengatur jabatan wakil menteri ke Mahkamah Konstitusi (MK). GN-PK menilai jabatan wakil menteri, sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Undang-Un- dang Republik Indonesia No- mor 39 Tahun 2009 tentang Ke- menterian Negara, tidak diatur dalam Pasal 17 UUD 1945. “Pasal tersebut bertentangan dengan UUD,” kata kuasa hukum pemohon, M Arifsyah Matondang, dalam gugatannya di Gedung MK, Jakarta, Kamis (1/12). Dia menyebutkan, isi Pasal 17 secara jelas menyatakan, Presiden dibantu oleh menteri- menteri negara. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. menurutnya, jabatan wakil menteri juga tidak dikenal dalam susunan organi- sasi kementerian sebagaimana diatur dalam Pasal 51 Peraturan Presiden No 47 Tahun 2009 ten- tang Pembentukan dan Orga- nisasi Kementerian Negara. Dengan begitu, tambahnya, dalam susunan organisasi ke- menterian tidak ada jabatan wakil menteri. Yang ada hanya menteri sebagai pemimpin ke- menterian, dan dibantu oleh sekretariat kementerian, deputi kementerian, serta inspektorat kementerian. “Pengangkatan jabatan wakil menteri hanya akan menaikkan anggaran untuk kantor kemen- terian. Apalagi pada kabinet saat ini ada 20 wakil menteri,” cetus Arifsyah. Sidang panel perdana peng- ujian UU Kementerian Negara tersebut dipimpin hakim kon- stitusi Achmad Sodiki, didam- pingi hakim konstitusi Muham- mad Alim dan Harjono. Hakim Achmad memper- tanyakan masalah kedudukan hukum (legal standing) pemo- hon yang fokus dalam pem- berantasan tindak korupsi de- ngan Pasal 10 UU Kementerian Negara. “Perlu dijelaskan kerugian spesiknya di mana. Tentunya, ada hubungan sebab akibat adanya pasal yang Anda uji ini,” ujar Wakil Ketua MK itu. Selain itu, hakim Harjono meminta penjelasan terkait pengangkatan jabatan wakil menteri di kementerian dengan pemberantasan korupsi. “Apakah yang tidak ada di UUD bertentangan dengan konstitusional? Mengapa Anda mempermasalahkan wakil menteri tapi tidak memper- masalahkan KPK? Padahal, KPK tidak ada dalam UUD,” tukasnya. (*/P-4) PERSIAPAN PEMILU KADA: Sejumlah pegawai di sekretariat KPUD mengangkat kertas suara untuk pemilu kada Kabupaten Jayapura di Kantor Sekretariat KPUD di Gunung Merah, Sentani, Jayapura, Papua, Sabtu (3/12). Sesuai jadwal, pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jayapura akan dilangsungkan pada 13 Desember. GUGAT WAKIL MENTERI: Ketua Umum Gerakan Nasional Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (GN-PK) Adi Warman (kiri) membacakan gugatan dalam sidang permohonan judicial review mengenai materi UU Kementerian Negara di Gedung Mahkamah Konstitusi Kamis (1/12). ANTARA/ ANANG BUDIONO DOK MK/DANIE Pembenahan Hukum Belum Tuntas Masyarakat Gugat Wakil Menteri MI/PANCA SYURKANI Anwar Usman Hakim Konstitusi 4 SENIN, 5 DESEMBER 2011 P OLKAM NURULIA JUWITA SARI B ANYAK keuntungan yang akan diraih bila menggelar pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada) secara serentak. Di antaranya, penghematan biaya penyelenggaraan pemilu kada. “Biaya-biaya yang selama ini dikeluarkan bagi penye- lenggara menjadi esien dan dipangkas,” ujar Direktur Ek- sekutif Centre for Electoral Re- form (Cetro) Hadar N Gumay di Jakarta, kemarin. Hadar menjelaskan, pemilu kada serentak juga melokalisasi sengketa pemilu kada dalam satu masa. Akibatnya, dampak sengketa pun tidak berkepan- jangan dari tahun ke tahun. Pemilu kada serentak juga menyebabkan peningkatan keinginan publik untuk ikut pemilihan. Sebab pemilih tidak direpotkan dengan adanya pemilihan setiap tahun. “Parti- sipan bisa meningkat. Pemilih tidak capai,” ujarnya. Selain itu, menurutnya, pemi- lu kada serentak menyebabkan permasalahan atau sengketa isu pemilu kada lokal bisa dieks- pos secara nasional. Karena, menurut Hadar, begitu banyak hasil sengketa dan kecurangan pemilu kada, tapi tertutup oleh isu pemilu nasional. Hadar melanjutkan, ba- nyak pihak yang menolak ide tersebut karena alasan akan berdampak pada masa men- jabat kepala daerah. Dengan membuat serentak, harus ada pengurangan masa jabatan di beberapa daerah untuk me- nyamakan akhir masa jabatan seluruh kepala daerah. Akan tetapi, menurut Hadar, hal itu bisa diatur bila peme- rintah mulai menginisiasi dari sekarang yang dimuat dalam RUU Pemilu Kada. Dalam RUU tersebut, lanjut- nya, harus memuat pasal tran- sisi. “Misalnya, kalau pemilu kada serempak mulai diber- lakukan 2016, harus mulai disosialisasikan dari sekarang bahwa kepala daerah yang terpilih pada 2013 akan me- merintah hanya tiga tahun, yang terpilih pada 2014 men- jabat selama dua tahun, dan seterusnya. Tidak susah, yang penting ada political will dari pemerintah,” tandasnya. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi pernah meng- ungkapkan sejumlah poin untuk mewujudkan sistem pemilu yang ramah biaya. Ter- masuk mengenai pemilu kada secara serentak. Kian molor Pimpinan Panitia Khusus (Pansus) DPR tentang RUU Pemilu ternyata khawatir pem- bahasan RUU Pemilu semakin molor. Pasalnya, sejumlah fraksi belum juga menyerahkan tang- gapan atas daftar inventarisasi masalah (DIM) pemerintah. “Waktu yang ada menjadi kurang bisa dimaksimalkan. Padahal sudah kami kasih batas waktu minggu ini harus selesai. Kita lihat perkembang- annya Senin nanti,” ujar Wakil Ketua Pansus RUU Pemilu Arwani Thoma. Ia merinci, fraksi yang telah menyerahkan tanggapan ada- lah PDIP, PKS, PPP, dan Gerin- dra. Di lain hal, Golkar, PAN, Demokrat, PKB, dan Hanura, lanjut dia, adalah yang belum menyerahkan. Menurut Arwani, jika setiap fraksi sudah menyerahkan tanggapan, tahapan selan- jutnya adalah menyamakan persepsi di antara fraksi-fraksi. Tujuannya agar saat pemba- hasan dengan pemerintah, DPR sudah satu suara. “Setiap fraksi mencoba me- nyamakan sikap dulu. Menjadi tidak biasa kalau pada pem- bahasan dengan pemerintah, saling berdebat.” Arwani juga tidak yakin pem- bahasan antarfraksi itu dapat mencapai titik temu. Karena beberapa pasal krusial akan rentan tarik-menarik argumen antarfraksi. Seperti masalah ambang batas parlemen, sistem pemilu, dan besaran kursi di setiap daerah pemilihan. “Saya belum yakin kalau lobi ini bisa mencapai titik temu. Tetapi se- cara informal kita terus melaku- kan diskusi,” tukasnya. (*/P-1) [email protected] HADIRI JUBILEUM HKBP: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Ani Yudhoyono dikalungi ulos oleh pemimpin tertinggi HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Bonar Napitupulu (kedua dari kiri) dan Tarapul Sinta Ria Sitanggang, istrinya (kanan), dalam perayaan Jubileum 150 Tahun HKBP di Jakarta, kemarin. Dalam perayaan yang diikuti hampir 100 ribu jemaat tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpesan agar HKBP berperan aktif menjaga keutuhan umat beragama di Indonesia. ANTARA/ROSA PANGGABEAN Tidak susah, yang penting ada political will dari pemerintah.” Hadar N Gumay Direktur Eksekutif Cetro Fraksi-fraksi belum juga berhasil menemui titik temu dalam pembahasan RUU Pemilu. Nilai Plus buat Pemilu Kada Serentak PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri 150 ta- hun peringatan kelahiran Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, kemarin. Presiden mengajak seluruh je- maat HKBP untuk memperkuat toleransi dan persaudaraan dengan seluruh bangsa. “Melalui momentum ini, saya ajak (jemaat) HKBP mem- perkuat rasa persaudaraan sesama anak bangsa, budaya toleran, jauhi kekerasan, dan tingkatkan budaya dialog,” ujar Presiden. Menurut Presiden, masyarakat HKBP sejak awal sudah mempunyai visi keyakinan yang inklusif dan dialogis. Menurut dia, hal itu yang harus terus dijaga dan dikembangkan. Presiden Yudhoyono juga berharap agar keluarga besar HKBP bersama pemerintah meningkatkan kualitas ke- hidupan bangsa, serta terus berupaya menjaga stabilitas keamanan dan perekonomian negara. “Saya juga sangat bangga karena HKBP terus aktif da- lam memberikan pelayanan pendidikan, turut melakukan aksi pelestarian lingkungan,” ungkap Presiden. Presiden menegaskan bahwa dirinya sangat menghargai sikap hidup HKBP yang penuh toleransi. Dan memang sesung- guhnya, lanjut dia, seluruh warga bangsa harus saling menghormati dalam persau- daraan. Dalam peringatan 150 tahun kelahiran HKBP, tak kurang dari 80 ribu jemaat memadati GBK. Puluhan ribu jemaat tersebut serempak memberikan sambutan tepuk tangan ketika Presiden beserta Ibu Negara Ani Yudhoyono memasuki tribune VVIP. Bahkan, mereka meneriakkan ‘Horas Presiden SBY, Horas Ibu Ani’, secara serempak dipandu pimpinan tertinggi HKBP Bonar Napi- tupulu. Selain Presiden, hadir juga Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Menteri Koordi- nator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabi- net Dipo Alam, dan Menteri Perhubungan EE Mangindaan. Turut hadir pula istri Presi- den keempat RI, Shinta Nuri- yah Abdurrahman Wahid. (Mad/P-4) Presiden Ajak Jemaat HKBP Perkuat Toleransi Ormas Asing bakal Diperketat PEMERINTAH dan DPR bakal memperketat keberadaan organisasi kemasyarakatan (ormas) asing. Pasalnya, tujuan keberadaan sejumlah ormas asing yang beroperasi di Indonesia telah melenceng. “Belum lagi pendanaannya selama ini tidak jelas. Karena itu, perlu kita atur,” kata Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di Jakarta, kemarin. Ia mengakui belum bisa memastikan jumlah ormas asing yang beroperasi di Indonesia. Jika sebelumnya beredar kabar sebanyak 150 ormas asing, pihaknya menduga jumlahnya bisa lebih dari itu. “Banyak ormas asing yang tidak pernah mendaftarkan keanggotaan dan kegiatan mereka ke pemerintah,” ungkapnya. Menurut Gamawan, yang membuat peme- rintah bingung, selama ini ada ormas asing yang mengaku bergerak di bidang lingkungan, tetapi malah sering mengomentari dan mengurusi pemerintahan hingga pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada). Ia mengungkapkan pihaknya sudah pernah beraudiensi dengan perwakilan beberapa ormas asing yang beroperasi di Indonesia. Hasilnya, mereka sepakat untuk mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah. Sebab, sambung dia, selama ini tidak ada undang-undang (UU) yang mengatur keberadaan ormas asing. (Che/P-1) PPP Mulai Dekati Pondok Pesantren PARTAI Persatuan Pembangunan (PPP) mulai mendekati sejumlah pimpinan pondok pesantren di Jawa Timur menjelang Pemilu serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014. “Kalau tentang pemilihan presiden, kami be- lum tentukan pilihan. Saat ini, kami silaturahim saja,” kata Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali saat berkunjung ke Pondok Pesantren Wali Barokah di Kelurahan Burengan, Kecamatan Kota, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (3/12). Ia menyebut, belum menentukan sosok gur yang dianggap cocok menjadi calon presiden ataupun wapres. Pihaknya juga belum menentu- kan sikap, apakah akan mengusung calon sendiri ataukah akan koalisi. Saat ini, pihaknya masih berkonsentrasi melakukan pemetaan politik. Rombongan pengurus dari DPP PPP berkun- jung ke tiga pondok pesantren terbesar di Kota dan Kabupaten Kediri, yaitu Pondok Pesantren Ploso di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri; Pondok Pesantren Lirboyo, dan Pondok Pesan- tren Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Wali Barokah di Kota Kediri. Ketua Umum DPP LDII KH Abdullah Syam mempersilakan siapa pun tokoh yang ingin datang ke LDII. “Kami terima semua tamu dari partai apa pun. Secara lembaga, LDII, kami in- dependen,” katanya. (Ant/P-1) DINAMIKA

Upload: nguyendan

Post on 19-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UPAYA pembenahan sistem hukum yang saat ini terus di-upayakan untuk mewujudkan pembangunan dan memberi-kan kesejahteraan bagi rakyat dinilai belum tuntas. Masih banyak yang harus dibenahi dan memerlukan perhatian semua pihak.

Demikian diungkapkan Ha-kim Konstitusi Anwar Usman dalam orasi ilmiah berjudul Menegakkan Konstitusi dan Pem-benahan Sistem Hukum untuk Mewujudkan Pembangunan In-donesia yang Bermartabat pada Sidang Senat Terbuka Wisuda ke XIX Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sunan Giri, Malang, Jawa Timur, kemarin.

Menurutnya, diperlukan kerja sama semua pihak dalam

mewujudkan pembangunan Indonesia yang bermartabat. Selain itu juga dibutuhkan intelektualitas hukum yang memiliki integritas tinggi guna mengawal negeri dan bangsa, agar tetap berdiri kukuh se-bagai negara hukum yang demokratis.

“Pembenahan sistem hukum belum tuntas karena terus berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. A d a p u n p e r k e m b a n g a n masyarakat lebih cepat dari-pada berkembangnya hukum itu sendiri,” tegasnya.

Dia memaparkan, meski perubahan UUD 1945 sudah dilakukan guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur, hukum sebagai

sarana untuk mewujudkan cita-cita tersebut tidak dapat berlangsung serta-merta seiring dengan diubahnya konstitusi. Dia menilai, langkah selanjut-nya yang harus dilakukan ada-lah mewujudkan pembenahan sistem hukum.

Dia berpendapat setidaknya

ada tiga hal yang perlu diper-hatikan terkait pembenahan itu, yakni penguatan struktur hukum, substansi hukum, dan budaya hukum. Dia menjelas-kan substansi hukum atau materi hukum adalah aturan, norma, dan pola perilaku nyata manusia yang berada dalam sistem itu.

Tapi, ungkapnya, dalam pelaksanaannya kerap terjadi pertentangan norma antara sesama norma undang-un-dang (UU). maupun antara norma UU dengan norma UUD 1945.

“Meningkatnya jumlah peng-ujian UU yang diajukan ke MK menjadi bukti disharmonitas norma yang terjadi,” cetus An-war. (BN/P-4)

GERAKAN Nasional Pembe-rantasan Tindak Pidana Korup-si (GN-PK) menggugat Pasal 10 Undang-Undang Nomor 39 Ta-hun 2008 tentang Kementerian Negara, yang mengatur jabatan wakil menteri ke Mahkamah Konstitusi (MK).

GN-PK menilai jabatan wakil menteri, sebagaimana di atur dalam Pasal 10 Undang-Un-dang Republik Indonesia No-mor 39 Tahun 2009 tentang Ke-menterian Negara, tidak diatur dalam Pasal 17 UUD 1945.

“Pasal tersebut bertentangan dengan UUD,” kata kuasa hukum pemohon, M Arifsyah Matondang, dalam gugatannya di Gedung MK, Jakarta, Kamis (1/12).

Dia menyebutkan, isi Pasal 17 secara jelas menyatakan, Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. menurutnya, jabatan wakil menteri juga tidak dikenal dalam susunan organi-sasi kementerian sebagaimana diatur dalam Pasal 51 Peraturan Presiden No 47 Tahun 2009 ten-

tang Pembentukan dan Orga-nisasi Kementerian Negara.

Dengan begitu, tambahnya, dalam susunan organisasi ke-menterian tidak ada jabatan wakil menteri. Yang ada ha nya menteri sebagai pemimpin ke-menterian, dan dibantu oleh

sekretariat kementerian, deputi kementerian, serta inspektorat kementerian.

“Pengangkatan jabatan wakil menteri hanya akan menaikkan anggaran untuk kantor kemen-terian. Apalagi pada kabinet saat ini ada 20 wakil menteri,”

cetus Arifsyah.Sidang panel perdana peng-

ujian UU Kementerian Negara tersebut dipimpin hakim kon-stitusi Achmad Sodiki, didam-pingi hakim konstitusi Muham-mad Alim dan Harjono.

Hakim Achmad memper-tanyakan masalah keduduk an hukum (legal standing) pemo-hon yang fokus dalam pem-berantasan tindak korupsi de-ngan Pasal 10 UU Kementerian Negara.

“Perlu dijelaskan kerugian spesifi knya di mana. Tentunya, ada hubungan sebab akibat adanya pasal yang Anda uji ini,” ujar Wakil Ketua MK itu.

Selain itu, hakim Harjono meminta penjelasan terkait pengangkatan jabatan wakil menteri di kementerian dengan pemberantasan korupsi.

“Apakah yang tidak ada di UUD bertentangan dengan konstitusional? Mengapa Anda mempermasalahkan wakil menteri tapi tidak memper-masalahkan KPK? Padahal, KPK tidak ada dalam UUD,” tukasnya. (*/P-4)

PERSIAPAN PEMILU KADA: Sejumlah pegawai di sekretariat KPUD mengangkat kertas suara untuk pemilu kada Kabupaten Jayapura di Kantor Sekretariat KPUD di Gunung Merah, Sentani, Jayapura, Papua, Sabtu (3/12). Sesuai jadwal, pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jayapura akan dilangsungkan pada 13 Desember.

GUGAT WAKIL MENTERI: Ketua Umum Gerakan Nasional Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (GN-PK) Adi Warman (kiri) membacakan gugatan dalam sidang permohonan judicial review mengenai materi UU Kementerian Negara di Gedung Mahkamah Konstitusi Kamis (1/12).

ANTARA/ ANANG BUDIONO

DOK MK/DANIE

Pembenahan Hukum Belum Tuntas

Masyarakat Gugat Wakil Menteri

MI/PANCA SYURKANI

Anwar UsmanHakim Konstitusi

4 SENIN, 5 DESEMBER 2011POLKAM

NURULIA JUWITA SARI

BANYAK keuntungan yang akan diraih bila menggelar pemilihan umum kepala daerah

(pemilu kada) secara serentak. Di antaranya, penghematan biaya penyelenggaraan pemilu kada.

“Biaya-biaya yang selama ini dikeluarkan bagi penye-lenggara menjadi efi sien dan dipangkas,” ujar Direktur Ek-sekutif Centre for Electoral Re-form (Cetro) Hadar N Gumay di Jakarta, kemarin.

Hadar menjelaskan, pemilu kada serentak juga melokalisasi sengketa pemilu kada dalam satu masa. Akibatnya, dampak sengketa pun tidak berkepan-jangan dari tahun ke tahun.

Pemilu kada serentak juga menyebabkan peningkatan keinginan publik untuk ikut pemilihan. Sebab pemilih tidak direpotkan dengan adanya pemilihan setiap tahun. “Parti-sipan bisa meningkat. Pemilih tidak capai,” ujarnya.

Selain itu, menurutnya, pemi-lu kada serentak menyebabkan permasalahan atau sengketa isu

pemilu kada lokal bisa dieks-pos secara nasional. Karena, menurut Hadar, begitu banyak hasil sengketa dan kecurangan pemilu kada, tapi tertutup oleh isu pemilu nasional.

Hadar melanjutkan, ba-nyak pihak yang menolak ide tersebut karena alasan akan berdampak pada masa men-jabat kepala daerah. Dengan membuat serentak, harus ada pengurangan masa jabatan di beberapa daerah untuk me-nyamakan akhir masa jabatan seluruh kepala daerah.

Akan tetapi, menurut Hadar, hal itu bisa diatur bila peme-rintah mulai menginisiasi dari sekarang yang dimuat dalam RUU Pemilu Kada.

Dalam RUU tersebut, lanjut-nya, harus memuat pasal tran-sisi. “Misalnya, kalau pemilu kada serempak mulai diber-lakukan 2016, harus mulai disosialisasikan dari sekarang bahwa kepala daerah yang terpilih pada 2013 akan me-merintah hanya tiga tahun, yang terpilih pada 2014 men-jabat selama dua tahun, dan

seterusnya. Tidak susah, yang penting ada political will dari pemerintah,” tandasnya.

Menter i Dalam Negeri Gamawan Fauzi pernah meng-ungkapkan sejumlah poin untuk mewujudkan sistem pemilu yang ramah biaya. Ter-masuk mengenai pemilu kada secara serentak.

Kian molorPimpinan Panitia Khusus

(Pansus) DPR tentang RUU Pemilu ternyata khawatir pem-bahasan RUU Pemilu semakin molor. Pasalnya, sejumlah fraksi belum juga menyerahkan tang-gapan atas daftar inventarisasi masalah (DIM) pemerintah.

“Waktu yang ada menjadi

kurang bisa dimaksimalkan. Padahal sudah kami kasih batas waktu minggu ini harus selesai. Kita lihat perkembang-annya Senin nanti,” ujar Wakil Ketua Pansus RUU Pemilu Arwani Thomafi .

Ia merinci, fraksi yang telah menyerahkan tanggapan ada-lah PDIP, PKS, PPP, dan Gerin-dra. Di lain hal, Golkar, PAN, Demokrat, PKB, dan Hanura, lanjut dia, adalah yang belum menyerahkan.

Menurut Arwani, jika setiap fraksi sudah menyerahkan tanggapan, tahapan selan-jutnya adalah menyamakan persepsi di antara fraksi-fraksi. Tujuannya agar saat pemba-hasan dengan pemerintah, DPR

sudah satu suara.“Setiap fraksi mencoba me-

nyamakan sikap dulu. Menjadi tidak biasa kalau pada pem-bahasan dengan pemerintah, saling berdebat.”

Arwani juga tidak yakin pem-bahasan antarfraksi itu dapat mencapai titik temu. Karena beberapa pasal krusial akan rentan tarik-menarik argumen antarfraksi. Seperti masalah ambang batas parlemen, sistem pemilu, dan besaran kursi di setiap daerah pemilihan. “Saya belum yakin kalau lobi ini bisa mencapai titik temu. Tetapi se-cara informal kita terus melaku-kan diskusi,” tukasnya. (*/P-1)

[email protected]

HADIRI JUBILEUM HKBP: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Ani Yudhoyono dikalungi ulos oleh pemimpin tertinggi HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Bonar Napitupulu (kedua dari kiri) dan Tarapul Sinta Ria Sitanggang, istrinya (kanan), dalam perayaan Jubileum 150 Tahun HKBP di Jakarta, kemarin. Dalam perayaan yang diikuti hampir 100 ribu jemaat tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpesan agar HKBP berperan aktif menjaga keutuhan umat beragama di Indonesia.

ANTARA/ROSA PANGGABEAN

Tidak susah, yang penting

ada political will dari pemerintah.”

Hadar N GumayDirektur Eksekutif Cetro

Fraksi-fraksi belum juga berhasil menemui titik temu dalam pembahasan RUU Pemilu.

Nilai Plus buat Pemilu Kada Serentak

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri 150 ta-hun peringatan kelahiran Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, kemarin.

Presiden mengajak seluruh je-maat HKBP untuk memperkuat toleransi dan persaudaraan dengan seluruh bangsa.

“Melalui momentum ini, saya ajak (jemaat) HKBP mem-perkuat rasa persaudaraan sesama anak bangsa, budaya toleran, jauhi kekerasan, dan tingkatkan budaya dialog,” ujar Presiden.

M e n u r u t P r e s i d e n , masyarakat HKBP se jak awal sudah mempunyai visi keyakin an yang inklusif dan dialogis. Menurut dia, hal itu yang harus terus dijaga dan dikembangkan.

Presiden Yudhoyono juga

berharap agar keluarga besar HKBP bersama pemerintah meningkatkan kualitas ke-hidupan bangsa, serta terus berupaya menjaga stabilitas keamanan dan perekonomian negara.

“Saya juga sangat bangga karena HKBP terus aktif da-lam memberikan pelayanan pendidikan, turut melakukan aksi pelestarian lingkungan,” ungkap Presiden.

Presiden menegaskan bahwa dirinya sangat menghargai sikap hidup HKBP yang penuh toleransi. Dan memang sesung-guhnya, lanjut dia, seluruh warga bangsa harus saling menghormati dalam persau-daraan.

Dalam peringatan 150 tahun kelahiran HKBP, tak kurang dari 80 ribu jemaat memadati GBK. Puluhan ribu jemaat

tersebut serempak memberikan sambutan tepuk tangan ketika Presiden beserta Ibu Negara Ani Yudhoyono memasuki tribune VVIP. Bahkan, mereka meneriakkan ‘Horas Presiden SBY, Horas Ibu Ani’, secara se rempak dipandu pimpin an tertinggi HKBP Bonar Napi-tupulu.

Selain Presiden, hadir juga Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Menteri Koordi-nator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabi-net Dipo Alam, dan Menteri Perhubungan EE Mangindaan. Turut hadir pula istri Presi-den keempat RI, Shinta Nuri-yah Abdurrahman Wahid. (Mad/P-4)

Presiden Ajak Jemaat HKBPPerkuat Toleransi

Ormas Asing bakal DiperketatPEMERINTAH dan DPR bakal memperketat keberadaan organisasi kemasyarakatan (ormas) asing. Pasalnya, tujuan keberadaan sejumlah ormas asing yang beroperasi di Indonesia telah melenceng.

“Belum lagi pendanaannya selama ini tidak jelas. Karena itu, perlu kita atur,” kata Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di Jakarta, kemarin.

Ia mengakui belum bisa memastikan jumlah ormas asing yang beroperasi di Indonesia. Jika sebelumnya beredar kabar sebanyak 150 ormas asing, pihaknya menduga jumlahnya bisa lebih dari itu. “Banyak ormas asing yang tidak pernah mendaftarkan keanggotaan dan kegiatan mereka ke pemerintah,” ungkapnya.

Menurut Gamawan, yang membuat peme-rintah bingung, selama ini ada ormas asing yang mengaku bergerak di bidang lingkungan, tetapi malah sering mengomentari dan mengurusi pemerintahan hingga pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada).

Ia mengungkapkan pihaknya sudah pernah beraudiensi dengan perwakilan beberapa ormas asing yang beroperasi di Indonesia. Hasilnya, mereka sepakat untuk mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah. Sebab, sambung dia, selama ini tidak ada undang-undang (UU) yang mengatur keberadaan ormas asing. (Che/P-1)

PPP Mulai Dekati Pondok PesantrenPARTAI Persatuan Pembangunan (PPP) mulai mendekati sejumlah pimpinan pondok pesantren di Jawa Timur menjelang Pemilu serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014.

“Kalau tentang pemilihan presiden, kami be-lum tentukan pilihan. Saat ini, kami silaturahim saja,” kata Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali saat berkunjung ke Pondok Pesantren Wali Barokah di Kelurahan Burengan, Kecamatan Kota, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (3/12).

Ia menyebut, belum menentukan sosok fi gur yang dianggap cocok menjadi calon presiden ataupun wapres. Pihaknya juga belum menentu-kan sikap, apakah akan mengusung calon sendiri ataukah akan koalisi. Saat ini, pihaknya masih berkonsentrasi melakukan pemetaan politik.

Rombongan pengurus dari DPP PPP berkun-jung ke tiga pondok pesantren terbesar di Kota dan Kabupaten Kediri, yaitu Pondok Pesantren Ploso di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri; Pondok Pesantren Lirboyo, dan Pondok Pesan-tren Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Wali Barokah di Kota Kediri.

Ketua Umum DPP LDII KH Abdullah Syam mempersilakan siapa pun tokoh yang ingin datang ke LDII. “Kami terima semua tamu dari partai apa pun. Secara lembaga, LDII, kami in-dependen,” katanya. (Ant/P-1)

DINAMIKA