nilai pendidikan dalam kumpulan cerpen · pdf filesekaligus pembimbing ii yang dengan teliti...

145
NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN EMAK INGIN NAIK HAJI KARYA ASMA NADIA SKRIPSI DYAH HASTUTI NPM 06410285 FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI SEMARANG 2011

Upload: vukhue

Post on 30-Jan-2018

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

NILAI PENDIDIKAN

DALAM KUMPULAN CERPEN

EMAK INGIN NAIK HAJI KARYA ASMA NADIA

SKRIPSI

DYAH HASTUTI

NPM 06410285

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENIIKIP PGRI SEMARANG

2011

Page 2: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

i

NILAI PENDIDIKAN

DALAM KUMPULAN CERPEN

EMAK INGIN NAIK HAJI KARYA ASMA NADIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

IKIP PGRI Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan

DYAH HASTUTI

NPM 06410285

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

2011

Page 3: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

ii

SKRIPSI

NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN

EMAK INGIN NAIK HAJI KARYA ASMA NADIA

yang disusun dan diajukan oleh

Dyah Hastuti

NPM 06410285

telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan

di hadapan Dewan Penguji

pada tanggal 19 Agustus 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Nanik Setyawati, S.S.M.Hum Dra. Sri Suciati, M.HumNPP 97101150 NPP 131918348

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

Page 4: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

iii

SKRIPSI

NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN

EMAK INGIN NAIK HAJI KARYA ASMA NADIA

Yang disusun dan diajukan oleh

Dyah Hastuti

NPM 06410285

telah dipertahankan didepan Dewan Penguji

pada tanggal 19 Agustus 2010

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

Ketua, Sekretaris

Dra. Sri Suciati, M.Hum. Drs. Harjito, M.Hum.NPP 131918348 NPP 936501103

Penguji I

1. Nanik Setyawati, S.S.M.Hum (..................................)NPP 97101150

Penguji II

2. Dra. Sri Suciati, M.Hum (..................................)NPP 131918348

Penguji III

3. Dra. Asrofah, M.Pd (..................................)NPP 936001104

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

Page 5: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

1. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka kerjakanlah

sesuatu dengan bersungguh-sungguh, dan hanya kepada Tuhanlah

hendaknya kita berharap.

(QS. Alam Nasroh : 6-8)

2. Doa adalah kekuatan yang membawa segalanya menuju keberhasilan.

3. Jadikanlah hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan jadikanlah hari esok

lebih baik dari hari ini.

4. Jangan menyerah menghadapi rintangan, terus berjuang dan semangat.

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Ayah dan ibuku tercinta, berkat doa dan

dorongan beliau berdua aku senantiasa tak

mudah putus asa.

2. Kakakku tersayang

3. Uppe terkasih

4. Sahabatku Lina, Mel, Nova, De2t yang

selalu menemaniku.

5. Teman- temanku kelas H.

Page 6: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

v

KATA PENGANTAR

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Syukur alhamdulillah, berkat usaha, kerja keras, dan ketekunan serta ridha

Allah Subhana hu wata’ala Tuhan Yang Maha Kasih, penulis dapat

menyelesaikan tugas menyusun skripsi ini dengan selamat. Dukungan keluarga

dan hadai taulan juga sangat berarti dalam menumbuhkan semangat yang

terkadang mereduk. Tidak lupa, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada

berbagai pihak yang memungkinkan skripsi ini tersusun dan terselesaikan dengan

baik.

Berkenaan dengan seluruh kegiatan tersebut di atas, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Muhdi, SH,M.Hum., selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.

2. Dra. Suciati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni,

sekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan

petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini.

3. Drs. Harjito, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

4. Nanik Setyawati, S.S.M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang tekun dan

sabar membimbing dan menyusun skripsi ini.

5. Dra. Asropah, M.Pd, Kepala Perpusatakan IKIP PGRI Semarang, yang telah

memberi kesempatan penulis mengakses berbagai sumber informasi.

Page 7: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

vi

Semoga amal baik dan bantuan Bapak, Ibu dan Saudara mendapat imbalan

dan pahala dari Allah SWT, Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 19 Februari 2011

Dyah Hastuti

Page 8: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

vii

ABSTRAK

DYAH HASTUTI. “Nilai Pendidikan dalam Kumpulan Cerpen EmakIngin Naik Haji Karya Asma Nadia”. Skripsi. Semarang : Fakultas PendidikanBahasa dan Seni IKIP PGRI Semarang, 19 Februari 2011.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah nilai pendidikandalam kumpulan cerpen Emak Ingin Naik Haji karya Asma Nadia ?

Penelitian ini menggunakan pendekatan moral. Dengan pendekatan moralini maka peneliti dapat melihat sejauh mana sebuah karya sastra itu memilikimoral. Sumber data dalam penelitian ini berupa kumpulan cerpen Emak InginNaik Haji Karya Asma Nadia. Wujud data berupa unsur-unsur instrinsik yangmembangun cerpen Emak Ingin Naik Haji Karya Asma Nadia yang meliputitokoh dan penokohan, latar, dan nilai pendidikan yang terdapat dalam masing-masing cerpen. Proses penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data dananalisis data. Data diperoleh dengan cara pembacaan dan pencatatan. Analisisdisajikan secara uraian.

Hasil penelitian ini disampaikan secara keseluruhan bahwa nilaipendidikan dalam kumpulan cerpen Emak Ingin Naik Haji Karya Asma Nadiaadalah nilai pendidikan moral dan nilai pendidikan agama atau religius. Nilaipendidikan moral dalam kumpulan kumpulan cerpen Emak Ingin Naik Haji KaryaAsma Nadia terlihat dari sikap dan tindakan kepedulian dan empati (Cerpen EmakIngin Naik Haji, Jendela Rara, Bulan Kertas, Cinta Laki-Laki Biasa), Humor(cerpen Emak Ingin Naik Haji). Keteguhan hati dan komitmen (Cerpen JendelaRara, Sepuluh Juta Rupiah), rasa tanggung jawab (Cerpen Bulan Kertas, SepuluhJuta Rupiah). Nilai pendidikan agama atau religius dalam kumpulan cerpen EmakIngin Naik Haji karya Asma Nadia terlihat dari sikap perbuatan dan kata. Katasyukur (Cerpen Emak Ingin naik Haji, Jendela Rara, Bulan Kertas, Sepuluh JutaRupiah, dan Cinta Laki-Laki Biasa).

Page 9: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

viii

DAFTAR ISI

HalamanJUDUL..................................................................................................................... i

PERSETUJUAN ..................................................................................................... ii

PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI........................................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

E. Penegasan Istilah................................................................................ 7

F. Metode Penelitian .............................................................................. 7

G. Sistematika Penulisan Skripsi .......................................................... 15

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 15

A. Pengertian Cerpen dan Unsur Intrinsik............................................ 15

B. Nilai Pendidikan .............................................................................. 21

BAB III NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN

EMAK INGIN NAIK HAJI KARYA ASMA NADIA............................. 27

Page 10: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

ix

A. Cerpen “Emak Ingin Naik Haji” Karya Asma Nadia....................... 27

1. Tokoh ....................................................................................... 27

2. Penokohan ................................................................................ 34

3. Latar ......................................................................................... 39

4. Nilai Pendidikan....................................................................... 43

B. Cerpen “Jendela Rara” Karya Asma Nadia .................................... 47

1. Tokoh ....................................................................................... 47

2. Penokohan ................................................................................ 53

3. Latar ......................................................................................... 61

4. Nilai Pendidikan....................................................................... 67

C. Cerpen “Bulan Kertas” Karya Asma Nadia..................................... 70

1. Tokoh ....................................................................................... 70

2. Penokohan ................................................................................ 75

3. Latar ......................................................................................... 79

4. Nilai Pendidikan....................................................................... 83

D. Cerpen “Sepuluh Juta Rupiah” Karya Asma Nadia ........................ 87

1. Tokoh ....................................................................................... 87

2. Penokohan ................................................................................ 92

3. Latar ......................................................................................... 95

4. Nilai Pendidikan..................................................................... 100

E. Cerpen “Cinta Laki-Laki Biasa” Karya Asma Nadia .................... 102

1. Tokoh ..................................................................................... 102

2. Penokohan .............................................................................. 109

Page 11: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

x

3. Latar ....................................................................................... 114

4. Nilai Pendidikan................................................................. 11921

BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 122

A. Simpulan ........................................................................................ 122

B. Saran .............................................................................................. 123

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Sinopsis Kumpulan Cerpen Emak Ingin Naik Haji Karya Asma Nadia.

1. Cerpen Emak Ingin Naik Haji

2. Cerpen Jendela Rara

3. Cerpen Bulan Kertas

4. Cerpen Sepuluh Juta Rupiah

5. Cerpen Cinta Laki-laki Biasa

Page 13: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan suatu bentuk karya yang sangat indah dan

dapat menyentuh jiwa pembaca karena di dalam karya sastra memuat cerita-

cerita yang mampu membuat hati pembaca ikut larut dan merasakan sesuai

dengan perasaan yang sedang dialami oleh tokoh yang ada dalam cerita.

Meskipun sebenarnya cerita dan peristwa tersebut tidak pernah terjadi tetapi

seakan-akan sedang terjadi melalui penggambaran cerita tersebut. Cerita-

cerita yang ditulis oleh pengarang baik berupa cerpen, novel, maupun roman,

biasanya diambil dari cerita-cerita yang ada disekitar kehidupan pengarang

(Suharianto, 1982 : 17 ).

Salah satu bentuk karya sastra adalah cerpen. Cerpen merupakan

kisahan pendek ( kurang dari 10.000 kata), yang memberikan kesan tunggal

yang dominan dan memusatkan pada suatu tokoh disuatu situasi (Depdiknas,

2003 : 2010 ).

Cerpen sebagai salah satu karya fiksi pada hakikatnya menawarkan

sebuah dunia yang bersifat model-model kehidupan yang diidealkan, dunia

imajiner yang dibangun melalui berbagai unsur interisiknya seperti peristiwa,

tokoh dan penokohan, latar yang bersifat imajiner, semua itu bersifat rekaan.

Page 14: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

2

yang sengaja dikreasikan oleh pengarang dengan dunia nyata, lengkap dengan

peristiwa dan latar aktualnya sehingga tampak sunguh-sunguh ada dan terjadi.

Pengarang membuat cerpen berdasarkan pengalaman dan

pengamatanya terhadap kehidupan. Namun hal itu dilakukan secara selektif

dan dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukan unsur

hiburan dan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia. Salah satu

nilai dalam kehidupan manusia adalah nilai pendidikan.

Karya Sastra sebenarnya ditulis dengan maksud untuk menunjukkan

nilai-nilai kehidupan. Setidak-tidaknya karya sastra mempersoalkan nilai-nilai

yang dipandang kurang sesuai dengan kebutuhan zaman atau kebutuhan

manusia umunya. Nilai kehidupan yang ditawarkan dapat berupa nilai

keagamaan, budaya, moral, budi pekerti, pendidikan maupun nilai sosial

(Sumardjo,1986: 3).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karya sastra merupakan

salah satu wujud dari bentuk penyampaian nilai moral dan budi pekerti yang

diamanatkan pencipta lewat tokoh cerita. Tidak mengherankan jika karya

sastra sangat menarik perhatian pembaca yang menginginkan pengalaman

sosial kemasyarakatan, khususnya mengenai nilai-nilai pendidikan.

Melalui penelitian tentang karya sastra diharapkan dapat menemukan

cara atau tindakan-tindakan nyata yang dapat meningkatkan pembentukan

akhlak generasi muda yang berbudaya, sehingga dapat mewujudkan manusia

yang berilmu, berahlak dan berbudaya tinggi terkait dengan uraian diatas

tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa dari karya sastra seorang bisa belajar

Page 15: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

3

tentang hakikat hidup dan kehidupan, bahkan kehidupan dari pengarang itu

sendiri seperti dikatakan bahwa karya sastra merupakan alat penyampaian

kehidupan bahkan hampir semua corak kehidupan masyarakat tersirat dan

bahkan tersurat dalam sebuah karya sastra..

Sebagian cerita pendek dalam kumpulan cerpen ini pernah dimuat

Kumcer (Kumpulan Cerpen) yang sekarang sudah sulit ditemui. Sebagian lagi

pernah dimuat di koran atau majalah dan buku antologi. Salah satu cerita yang

sekaligus menjadi judul kumpulan cerpen ini, adalah “Emak Ingin Naik Haji”.

Salah satu pengarang yang memperhatikan nilai pendidikan dalam

karyanya adalah Asmarani Rosalba. Pengarang yang bernama asli Asma

Nadia ini lahir di Jakarta, 26 Maret 1972. Ia mulai berkecimpung di dunia

tulis menulis ketika mulai mencipta lagu di sekolah dasar. Selanjutnya, ibu

dari dua orang anak ini aktif menulis cerpen, puisi, dan resensi di media

sekolah. Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta, Asma Nadia

melanjutkan kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Namun, kuliah yang dijalaninya tidak tamat. Dia harus menjalani istirahat

karena sakit yang dideritanya.

Perempuan yang berpendirian kuat, tetapi lemah lembut ini,

mempunyai obsesi untuk terus menulis dan Itulah sebabnya, ketika kesehatan

menurun., ia tetap semangat untuk menulis. Di samping itu, dorongan dan

semangat yang diberikan keluarga dan orang-orang yang menyayanginya,

memotivasi Asma untuk terus dan terus menulis. Perempuan berjilbab ini

tetap aktif mengirimkan tulisan-tulisannya ke majalah-majalah Islam.

Page 16: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

4

Di samping menulis cerita-cerita fiksi, Asma Nadia juga aktif menulis

lirik lagu. Sebagian lirik lagunya dapat ditemukan di album Bestari I (1996),

Bestari II (1997), dan Bestari III (2003). Snada The Prestation, Air Mata

Bosnia, Cinta Ilahi, dan Kaca Diri.

Asma Nadia, adik dari penulis Helvy Tiana Rosa ini, karena

keinginannya yang kuat untuk tetap menulis dan menulis ini, akhimya

mendapat penghargaan dan hadiah sastra. Sebuah cerpennya yang berjudul

“Imut dan Koran Gondrong” pernah memenangi juara I Lomba menulis

Cerita Pendek Islami (LMCPI) tingkat nasional yang diadakan Majalah

Anninda 1994 dan 1995. Bukunya Rembulan di Mata Ibu meraih Adikarya

IKAPI untuk kategori Buku Remaja Terbaik I tahun 2001. Selain hadiah

sastra pemah diperolehnya, Asma juga pernah mendapat penghargaan dari

Adikarya IKAPI. Penghargaan itu diraihnya tahun 2002.

Berikutnya, tahun 2003, Asma Nadia menjadi pengarang Fiksi remaja

terbaik dan Mizan Award. Dua cerpennya masuk dalam antologi kumpulan

cerpen terbaik Majalah Anninda: Merajut Cahaya (Pustaka Anninda). Selain

hadiah dan penghargaan sastra atas karya fiksiya itu, Asma Nadia juga pemah

mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara XI di Brunei Darusalam,

workshop kepenulisan novel yang diadakan Majelis Sastra Asia Tenggara

(MASTERA).

Dari hasil workshop kepenulisan Mastera, Asma Nadia menghasilkan

novel yang berjudul Derai Sunyi. Sebagai anggota ICMI, Asma Nadia juga

pernah diundang untuk mengisi acara workshop kepenulisan yang diadakan

Page 17: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

5

ICMI orsat Cairo. Kesibukan Asma Nadia sekarang selain sebagai penulis

fiksi adalah mengkomandani Forum Lingkar Pena. Sebuah forum kepenulisan

bagi penulis-penulis muda yang anggotanya hampir ada di 25 provinsi di

Indonesia.

Salah satu karya terbaiknya adalah kumpulan cerpen “Emak Ingin

Naik Haji” cerpen ini pernah di rubah dalam bentuk acara ke skenario film

layar lebar oleh Aditya Gumay dan Adenin Adlan, Adtya pula yang

menyutradarainya. Didi Petet, Reza Rahadian (Zein), Aty Canser (Emak),

Ustad Jeffry dan Niniek El Karim di percaya sebagai pemain. Kini shooting

sedang dilakukan di Jakarta dan akan berlanjut di Pelabuhan Ratu dan

Makkah, Aditya Gumay sang sutradara merasa bahwa fenomena yang terjadi

tentang haji ini di alami banyak orang sehingga patut untuk di angkat dalam

sebuah film. saat ini tim produksi sedang sibuk melakukan shooting di

beberapa wilayah di Jakarta dan sekitar pulau Jawa.

Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji cerpen Emak

Ingin Naik Haji, karya Asma nadia sebagai bahan kajian nilai- nilai

pendidikan dalam penulis skripsi ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang

akan diteliti adalah bagaimanakah nilai pendidikan dalam kumpulan cerpen

Emak Ingin Naik Haji karya Asma Nadia ?

Page 18: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

6

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mendiskripsikan nilai pendidikan dalam kumpulan cerpen Emak Ingin

Naik Haji karya Asma Nadia.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu

sastra, terutama yang berhubungan dengan teori sastra, khususnya dengan

kajian ilmiah tentang sastra dan nilai-nilai pendidikan.

2. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada

pembaca tentang pemahaman terhadap cerpen khususnya yang

berhubungan dengan nilai pendidikan dalam kumpulan cerpen Emak

Ingin Naik Haji karya Asma Nadia.

b. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami

kumpulan cerpen Emak Ingin Naik Haji karya asma nadia. Masyarakat

disini adalah masyarakat dalam arti luas yaitu masyarakat ilmiah

dilingkungan pendidikan atau masyarakat yang berminat pada cerpen,

khususnya cerpen Emak Ingin Naik Haji karya Asma Nadia.

Page 19: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

7

E. Penegasan Istilah

Penegasan Istilah dimaksudkan untuk menghindari pengertian yang

bebeda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Disamping itu juga untuk membatasi pembatasan agar tidak meluas.

Penegasan istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Nilai pendidikan adalah nilai yang mendidik dan mengarahkan

manusia menjadi manusia yang berbudaya, yaitu yang memiliki kedewasaan

dalam berfikir dan bertingkah laku (Daroesa, 1986 : 43 ).

Cerpen adalah cerita rekaan yang memusatkan diri pada satu tokoh

dalam satu situasi pada suatu saat, hingga memberikan kesan tunggal terhadap

pertikaian yang mendasar cerita tersebut (Depdiknas, 2004: 158).

Cerpen merupakan kisahan pendek ( kurang dari 10.000 kata), yang

memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan pada suatu tokoh

disuatu situasi (Depdiknas, 2003 : 2010 ).

F. Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami suatu objek. Jadi,

metode menekankan pada cara berfikir untuk untuk memahami objek

(Koentjaraningrat, 1987:16).

1. Metode yang digunakan dalam penelitian kumpulan cerpen Emak Ingin

Naik Haji karya Asma Nadia adalah metode analisis, metode pustaka dan

metode kualitatif.

Page 20: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

8

a. Metode Kualitatif

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pemdekatan

kualitatif. Prosedur penelitian jenis ini menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dan orang atau perilaku orang yang

dapat diamati (Meleong, 1994:3).

Data yang diperoleh berupa tulisan atau kata-kata tersebut

kemudian dianalisis dengan pendekatan objektif yaitu menghubungkan

data dengan objek nilai-nilai pendidikan dan dikaitakan dengan

landasan teori yang dikemukakan oleh para ahli dengan demikian basil

analisis yang didapat bersifat objektif.

Unsur-unsur pendidikan yang terdapat dalam kumpulan cerpen

Emak Ingin Naik Haji karya Asma Nadia tersebut kemudian dianalisis

untuk menentukan nilai pendidikan yang diperoleh. Data yang

diperoleh berupa tulisan atau kata-kata tersebut kemudian dianalisis

dengan pendekatan objektif, yaitu menghubungkan data dengan objek

aspek sosial masyarakat dan dikaitkan dengan teori yang dikeluarkan

oleh para ahli. Dengan demikian, hasil analisis yang didapat bersifat

objektif.

Adapun analisis data digunakan adalah teknik analisis

diskriptif. Tekhnik analisis diskriptif berpandangan bahwa pemahaman

karya sastra harus dimulai dengan memahami karya itu (Meleong,

1999:47). Deskripsi yang dimaskud adalah penggambaran tentang

objek yang ditulis pengarang, baik yang ditulis secara ekplisit maupun

Page 21: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

9

implisit yang hendak disampaikan kepada penikmat / pembaca. Tehnik

analisis deskriptif berusaha menelaah karya sastra dengan mempelajari

setiap unsur yang ada di dalamnya. Tanpa ada yang dianggap tidak

penting. Maka analisis deskriptif ini bekerja dengan cara memahami

karya sastra itu, unsur demi unsur dalam rangka membangun totalitas

bentuk maupun totalitas makna.

Pembahasan penelitian ini dilakukan dengan menunjukkan data

atau kutipan kalimat dan paragraph yang mengandung nilai pendidikan

dalam kumpulan cerpen Emak Ingin Naik Haji, karya Asma Nadia.

b. Metode Analisis

Menurut Keraf (1981:24) metode analisis adalah cara untuk

membagi-bagi suatu objek ke dalam komponen-komponenya.

Sedangkan komponen itu terdapat gagasan argumentasi dan proses,

menurut Sudjiman (1991:26) dan hasil analisis dalam sebuah novel

karya sastra akan digunakan untuk mengetahui dan memahami nilai-

nilai pendidikan dalarn novel.

c. Metode Kepustakaan

Menurut Amirin (1990:61) metode pustaka adalah metode yang

digunakan untuk menjawab atau memecahkan masalah dengan cara

membaca untuk menyeleksi masalah-masalah yang diangkat menjadi

topik penellitian. Menurut Keraf (1981:7-8) dalam metode kepustakaan

sumber atau data dikumpulkan rnelalui buku-buku sumber tertulis

lainnya yang berhubungan dengan pembahasan masalah.

Page 22: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

10

Penelitian menggunakan studi pustaka yang berkaitan dengan

karya sastra. Hal mi dilakukan karena subjek penelitiannya dengan

mengambil beberapa referensi sebagai acuan. Adapun alasan yang

digunakan yaitu buku-buku yang membicarakan masalah sastra dan

ilmu sastra, serta buku-buku dan disiplin ilmu Iainnya yang

mendukung masalah untuk diteliti.

d. Pendekatan Moral

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan moral. Menurut Semi (1989 : 71) pendekatan moral

bertolak dari asumsi dasar bahwa salah satu tujuan kehadiran sastra di

tengah-tengah masyarakat pembaca adalah berupaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk

berbudaya, berfikir dan berketuhanan.

Menurut Semi (2003 : 76 ) menyatakan bahwa pengalaman

yang diterima oleh seorang anak sampai tumbuh dewasa akan

menambah berbagai pengalaman tanggapan dari segi moral sehingga

kemudian orang ini akan di katakan sebagai orang yang “baik” atau

“tidak begitu baik” ataupun bermasalah atau jahat.

Sebuah karya sastra yang benilai tinggi adalah karya sastra

yang mengandung moral yang tinggi, yang dapat mengangkat harakat

umat manusia. Dalam hal ini, karya sastra diciptakan oleh seorang

penulis tidak semata-mata mengandalkan bakat dan kemahiran

berekspresi, tetapi lebih dari itu, seorang penulis melahirkan karya

Page 23: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

11

sastra karena ia juga memiliki visi, aspirasi, itikad baik dan

perjuangan, sehingga karya sastra yang dihasilkanya memiliki nilai

tinggi. Karya sastra yang hanya mementingkan nilai seni

memperhatikan moral dinilai sebagai karya yang tidak bermutu (Semi,

1989 : 71).

Pendekatan moral menghendaki sastra menjadi medium

prekaman keperluan zaman, yang memiliki semangat menggerakkan

masyarakat ke arah budi pekerti yang terpuji, karya sastra dalam hal ini

dinilai sebagai guru yang dapat dijadikan panutan. Selain itu

pendekatan ini menyangkut masalah didaktis, yakni pendidikan

pengajaran yang dapat mengantarkan pembaca kepada suatu arah

tertentu, oleh sebab itu karya sastra yang baik adalah karya sastra yang

memperlihatkan tokoh-tokoh yang memiliki kebijaksanaan dan

kearifan sehingga pembaca dapat mengambilnya sebagai teladan.

(Semi, 1989 : 71).

Dalam Dictionary of Education (melalui Ihsan, 2005 :4)

pendidikan adalah proses di mana seseorang mengembangkan

kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku Iainnya di dalam

masyarakat. Di mana dia hidup, proses sosial di mana orang

dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol

(khususnya yang datang dan sekolah). Sehingga dia dapat memperoleh

atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kernampuan

individu yang optimum.

Page 24: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

12

Dalam GHBN disebutkan bahwa pendidikan pada hakekatnya

adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup (melalui Ihsan, 2005:5).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa pendidikan pada dasarnya adalah merupakan suatu ajaran yang

berisi tentang sesuatu yang bermanfaat untuk perkembangan manusia,

dalam hal ini pembentukan sikap dan tingkah laku untuk berbuat baik,

dan manusia dapat memperoleh pendidikan dan berbagai tempat,

lembaga ataupun lingkungan.

Metode penelitian dilakukan dengan langkah-langkah kerja yang

diatur sebagaimana yang berlaku bagi penelitian-penelitian pada umumnya

yang sesuai dengan karakteristik objek kajiannya. Komponen ini mencakup

beberapa hal :

1. Subjek Penelitian

Penelitian ini yang dijadikan subjek peneltian adalah sebuaj

kumpulan cerpen yang berjudul Emak Ingin Naik Haji karya Asma Nadia

yang telah diterbitkan oleh Gramedia Jakarta 2009. Yang menjadi fokus

penelitian ini adalah bentuk nilai pendidikan tersebut terhadap unsur

intrinsik cerpen Emak Ingin Naik Haji karya Asma Nadia.

2. Sumber Data

Page 25: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

13

Sumber data dalam penelitian ini adalah bacaan yaitu kumpulan

cerpen Emak Ingin Naik Haji (Gramedia, Jakarta , Tahun 2009) karya

Asma Nadia.

3. Data

Data penelitian ini diperoleh dengan teknik sampel. Sampel adalah

bagian dari populasi yang diselidiki. Jumlah seluruh populasi adalah 12

cerpen. Sampel penelitian ini bertujuan yakni cara mengambil objek bukan

didasarkan atas adanya tujuan tertentu tetapi untuk menghemat biaya,

waktu, tenaga. Data penelitian ini adalah lima cerpen yang terdapat dalam

kumpulan cerpen Emak Ingin Naik Haji karya Asma Nadia yang berjudul

Emak Ingin Naik Haji, Jendela Rara, Bulan Kertas, Sepuluh Juta Rupiah

dan Cinta Laki-laki Biasa.

4. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Langkah-langkah

yang ditempuh dalam menganalisis kumpulan cerpen Emak Ingin Naik

Haji karya Asma Nadia sesuai dengan analisis data. Data yang telah

tercatat dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif berdasarkan metode

induksi, analisis unsur intrinsik dan nilai pendidikan. Analisis digunakan

mendiskripsikan tokoh, latar, dan nilai pendidikan dalam cerpen yang

diteliti.

5. Langkah-langkah Penelitian

Page 26: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

14

Langkah-langkah yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dengan tahap-tahap

sebagai berikut:

1. Membaca berulang-ulang keseluruhan cerpen untuk memahami

isinya secara keseluruhan.

2. Mencatat nama tokoh dalam cerpen

3. Menarik nilai pendidikan melalui tokoh-tokohnya.

4. Mengetahui perilaku dan watak dalam cerpen

b. Menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen berdasarkan nilai-nilai

pendidikan.

c. Mengiterprestasikan hasil analisis dan Iangkah-langkah di atas

d. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

Page 27: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

15

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulis digunakan untuk mempermudah pembaca dalam

memahami proposal ini, adapun sistematika penulis yang penulis rencanakan

adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,

metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II Landasan Teori. Pada bab ini diuraikan pengertian cerpen, unsur

intrinsik, dan nilai pendidikan.

Bab III Analisis Nilai Pendidikan dalam kumpulan Cerpen Emak Ingin

Naik Haji karya Asma Nadia.

Bab IV Penutup, berisi simpulan dan saran.

Page 28: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Cerpen dan Unsur Intrinsik

Cerpen menurut Marahimin (1999: 112) adalah cerita rekaan pendek,

karena pendeknya biasanya tidak terdapat perkembangan dalam cerita itu,

peristiwa singkat saja. Kepribadian tokoh atau tokoh-tokoh pun tidak

berkembang dan tidak menyaksikan perubahan nasib tokoh-. tokoh ini ketika

cerita ini berakhir. Dan ketika konflik yang hanya satu itu terselesaikan, maka

kelanjutan kehidupan tokoh-tokoh dalam cerita itu diketahui

Cerpen Utomo (2009: 16) merupakan sebuah cerita rekaan yang

lengkap (didalam bahasa Inggris disebut Selfcontained) : tidak ada, tidak perlu

ada dan harus tidak ada tambahan lain dalam cerpen, perkembangan

karakteristik memang tak seleluasa cerpen. Keterbatasan ruang ekspresi dalam

cerpen tak memungkinkan bagi pengarang untuk melukiskan perkembangan

karakter dengan leluasa, dalam cerita yang singkat, pengarang

berkemungkinan menampilkan tokoh yang unik dan memikat pembaca untuk

selalu mengikutinya.

Cerpen adalah cerita rekaan yang memusatkan diri pada satu tokoh

dalam satu situasi pada suatu saat, hingga memberikan kesan tunggal terhadap

pertikaian yang mendasar cerita tersebut (Depdiknas, 2004:158).

Page 29: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

16

Salah satu bentuk karya fiksi adalah cerpen, cerpen bagai sebuah karya

fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang di

idealkan, dunia imajinatif yang di bangun dengan berbagai unsur intrinsiknya

seperti imajinatif yang dibangun dengan berbagai unsur intrinsiknya seperti

peristiwa tokoh, latar, plot dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja bersifat

imajinatif.

Seperti yang disiratkan namanya, cerpen itu memang pendek, singkat

bahkan ada ahli sastra yang memberiknya batasan sebagai “cerita yang habis

dibaca dalam sekali duduk”. Didalam cerita yang singkat seperti itu, tentu saja

tokoh-tokoh yang memegang peranan tidak banyak jumlahnya hanya seorang,

atau sekitar empat orang paling banyak. Itupun tidak seluruh kepribadian

tokoh atau tokoh-tokoh, itu diungkapkan di dalam cerita, fokus atau pusat

perhatian hanya satu. Konflik hanya satu ketika cerita dimulai, konflik itu

sudah hadir disitu, tinggal bagaimana menyelesaikannya saja (Marahimin,

1999: 113).

Unsur Intrinsik

Cerpen adalah salah satu karya sastra yang terbangun oleh unsur-unsur

yang secara garis besar dibagi atas dua bagian, yaitu (1) Unsur intrinsik dan

(2) unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur dari luar suatu cerpen yan

mempengaruhi isi karya sastra tersebut misalnya ekonomi, politik, sosial dan

lain-lain. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam atas

dari dirinya sendiri. Misalnya tokoh, alur, latar dan pusat pengisahan.

Page 30: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

17

Menurut M. Saleh Saad (dalam Noor 2005 : 33 – 34) unsur-unsur intrinsik

cerita rekaan (fiksi) adalah tokoh, latar, alur dan pusat pengisahan, sedang

menurut MS Hutagalung, unsur-unsur intrinsik puisi antara lain, musikalitar,

korespondensi dan gaya, sedang unsur-unsur intrinsik drama, menurut Effendi

ialah alur dan konflik yang berwujud dalam gerak dan dialog atau cakapan.

Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri. Unsur-unsur tersebut yang menyebabkan hadir sebagai karya sastra,

unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya

sastra. Unsur instrinsik sebuah cerpen adalah unsur-unsur yang secara

langsung turut serta membangun cerita kepaduan antar berbagai unsur

instrinsik yang membuat sebuah cerpen yang berwujud. Unsur yang

dimaksud, untuk menyebutkan peristiwa, cerita, plot atau alur tokoh, tema,

latar sudut pandang penceritaan bahasa atau gaya bahasa (Nurgiyantoro, 2002

: 23).

Dalam penelitian ini hanya akan diuraikan unsur dalam (instrinsik)

yang secara langsung berkaitan dengan penelitian ini antara lain

tokoh,,penokohan, dan latar.

1. Tokoh

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau

berkelakukan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1991: 16).

Tokoh merupakan unsur penting dalam cerpen. Tanpa tokoh tidak akan

dijumpai peristiwa yang dihadirkan pengarang, karena tokoh merupakan

perilaku suatu peristiwa tertentu dalam cerita. Seorang pengarang harus

Page 31: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

18

dapat menuliskan sifat pribadi atau watak para tokoh dengan sebaik-

baiknya.

Tokoh mempunyai arti penting dalam cerita karena tokoh-tokoh

tersebut saling berhubungan sehingga menimbulkan konflik yang akan

membawanya pada masalah-masalah yang menjadi dasar cerita.

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dengan

berkelakukan dalam berbagai peristiwa dalam tokoh umunnya berwujud

manusia, tetapi dapat pula berwujud binatang atau benda yang

diingsankan. Tokoh cerita menurut Abrams (melalui Nurgiyantoro, 2002:

165) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa

yang dilakukan dalam tindakan.

Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan

penyampaian pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja ingin

disampaikan kepada pembaca.

Tokoh cerita seolah-olah hanya sebagai corong penyampai pesan,

bahkan merupakan refleksi pikiran, sikap, pendirian dan keinginan-

keinginan pengarang (Nurgiyantoro, 2002 : 1 68)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah

pelukisan seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita dengan melihat

karakter atau waktu yang harus diperankan.

2. Penokohan

Page 32: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

19

Penokohan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita baik keadaan

lahirinya maupun batinnya yang dapat berupa pandangan hidup, sikapnya,

kekayaannya, adat istiadat dan sebagainya (Suharianto, 1982 : 31).

Watak tokoh dapat disimpulkan pembaca dari pikiran, cakapan,

dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang, bahkan dari penampilan

fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh, cakapa n dan

lakuan tokoh demikian pula pikiran tokoh yang dipaparkan oleh pengarang

dapat menyiratkan sifat wataknya (Sujdiman, 1991: 36)

3. Latar atau setting.

Latar disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada

pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa-peristiwa atau latar, bersama dengan tokoh dan plot,

ke dalam fakta sebab ketiga hal inilah yang akan dihadapi dan dapat

diimanjinasi oleh pembaca secara faktual jika membaca cerita

(Nurgiyantoro, 2002 : 216).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latar menyangkut

keterangan-keterangan mengenai waktu, suasana dan tempat terjadinya

peristiwa dalam cerpen tersebut.

Unsur latar dapat dibedakan kedalam tiga unsur pokok, yaitu

tempat, waktu dan suasana. Ketiga unsur itu kalau masing-masing

menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara

sendiri pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu

dengan yang lainnya.

Page 33: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

20

a. Latar tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi. untuk tempat yang dipergunakan

mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu,

mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Latar tempat dengan nama-

nama hasuslah mencerminkan, atau paling tidak bertentangan dengan

sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan. Masing-masing

tempat tertentu memiliki karakteristiknya sendiri yang

membedakannya dengan tempat yang lain (Nurgiyantoro, 2002: 227)

Penyebutan latar tempat yang tidak ditunjukkan secara jelas

namanya, mungkin disebabkan perannya dalam karya yang

bersangkutan kurang dominan. Unsur latar sebagai bagian keseluruhan

karya dapat jadi dominan dan koherensif, namun hal tersebut lebih

ditentukan oleh unsur latar yang lain (Nurgiyantoro, 2002:229).

b. Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

Masalah hal tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual,

waktu yang ada kaitannya dengan peristiwa sejarah. Pengetahuan dan

persepsi pembaca terhadap waktu sejarah dipergunakan untuk

mencoba masuk ke dalam suasana cerita (Nurgiyantoro, 2002 : 230).

Latar waktu dalam fiksi dapat menjadi dominan dan fungsional

jika digarap secara teliti, terutama jika dihubungkan dengan waktu

Page 34: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

21

sejarah. Unsur sejarah ke dalam karya fiksi akan menyebabkan waktu

yang diceritakan menjadi bersifat khas, tipikal, dan dapat menjadi

sangat fungsional sehingga tidak dapat diganti dengan waktu yang lain

tanpa mempengaruhi perkembangan cerita. Latar waktu menjadi amat

koheren dengan unsur cerita yang lain. Keipikalan unsur waktu dapat

menyebabkan unsur tempat menjadi kurang penting, khususnya waktu

sejarah yang berskala nasional (Nurgiyantoro, 2002: 231).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latar menyangkut

keterangan-keterangan mengenai waktu, suasana dan tempat terjadinya

peristiwa dalam cerpen tersebut.

B. Nilai Pendidikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata nilai berarti sifat-sifat

yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Depdiknas, 2003:615).

Sedangkan menurut Daroeso (1986:20 ) nilai adalah sesuatu atau hal

yang dapat digunakan sebagai dasar penentu tingkah laku seseorang, karena

sesuatu hal itu menyenagkan (pleasant), memuaskan (saflying) menarik

(interest), berguna (believe). Nilai mengandung harapan atau sesuatu yang

diinginkan oleh manusia. Karena itu nilai bersifat normative, merupakan

keharusan (Dassollen) untuk diwujudkan dalam tingkah laku dalam kehidupan

manusia.

Sementara itu menurut Amienudin (2002 :156), istilah nilai sebagai

perangkat keyakinan atau perasaan yang memberikan corak khusus kepada

pola pemikiran, perasaan, keterikatan maupun perilaku.

Page 35: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

22

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud nilai

adalah suatu konsepsi abstrak mengenai baik buruknya perilaku yang selalu

menjadi ukuran dalam proses interaksi sosial masyarakat.

Pendidikan adalah masalah yang sangat penting bagi manusia, karena

pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia, tidak cukup hanya

tumbuh dan berkembang dengan dorongan instingnya saja. Pendidikan

memang perlu bagi manusia karena hanya manusialah yang memerlukan

pendidikan, pendidikan juga menyangkut kelangsungan bangsa apabila

pendidikan itu maju dan diperhatikan betul-betul maka negara cepat

berkembang dan semakin maju.

Dalam Dictionary of Education (melalui Ihsan, 2005:4) pendidikan

adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan

bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di kemampuan sosial

dan kemampuan individu yang optimum, sedangkan Ihsan (2005:1-2)

berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk

menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani

maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan

kebudayaan.

Berpangkal dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa nilai pendidikan adalah suatu yang diyakini kebenarannya dan

mendorong orang untuk berbuat positif di dalam kehidupannya sendiri atau

bermasyarakat. Sehingga nilai pendidikan dalam karya sastra disini yang

dimaksud adalah nilai-nilai yang bertujuan mendidik seseorang atau individu

Page 36: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

23

agar menjadi manusia yang baik dalam arti berpendidikan. Menurut

Notonegoro (dalam Kaelan, 2004:89) nilai pendidikan dalam karya sastra

dibedakan atas empat macam yaitu: nilai moral, nilai kebenaran, nilai

keindahan, dan nilai religius.

1. Nilai moral

Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima mengenai

perbuatan, sikap, berkewajiban dan sebagainya. Moral dapat pula disebut

dengan akhlak budi pekerti dan susila (Depdiknas, 2003 :75 5).

Menurut Schiller dan Tamera (2002:1) mengatakan bahwa untuk

mencapai keutamaan seorang anak harus memiliki sikap sebagai berikut:

a. Suka menolong

Suka menolong adalah kebiasaan menolong dan membantu

orang lain (Schiller dan Tamera, 2002:52). Kebiasaan menolong ini

juga merupakan suatu perilaku yang dapat ditanamkan dengan selalu

siap mengulurkan tangan dan dengan cara aktif mencari kesempatan

untuk menyumbang.

b. Keteguhan hati dan Komitmen

Keteguhan hati dan komitmen adalah pendidikan moral yang

baik untuk membentuk mental yang positif. Komitmen membuat

seseorang bertahan dalam mencapai cita-cita, pekerjaan seseorang dan

orang lain. Komitmen merupakan janji yang dipegang teguh terhadap

keyakinan dan memberi dukungan serta setia kepada keluarga dan

Page 37: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

24

teman. Keteguhan hati dapat membuat seseorang menncapai cita-

citanya (Shiller dan Tamera, 2002:30).

c. Kerjasama

Menurut Schiller dan Tamera (2002:10) kerjasama adalah

menggabungkan tenaga seseorang dengan tenaga orang lain untuk

bekerja demi mencapai tujuan umum. Melalui kerjasama kita dapat

menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan lebih mudah dari pada

dikerjakan sendiri, ditambah pula dengan kegembiraan setiap orang

karena bisa berbagi pekerjaan.

d. Kepedulian dan empati

Kepedulian dan empati didasarkan pada pemahaman perasaan

diri sendiri dan memahami orang lain. Menurut Schiller dan Tamera

(2002:2) kepedulian dan empati adalah cara kita menanggapi perasaan,

pikiran, dan pengalaman orang lain karena kita secara alami merasakan

kepedulian terahadap sesama agar berupaya mengenali pribadi orang

lain dan keinginan membantu orang lain yang sedang dalam keadaan

susah. Melalui empati, seseorang mengenali rasa kemanusiaan

terhadap diri sendiri ataupun orang lain.

e. Humor

Menurut Schiller dan Tamera (2002:68) humor adalah

kemampuan untuk merasakan dan menanggapi komedi dalam dunia

seseorang dan dalam din kita sendiri. Dengan humor dapat membuat

Page 38: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

25

cerah, senang dalam kehidupan sehari-hari dalam situasi yang

menggelikan.

f. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan seseorang

bereaksi terhadap situasi setiap hari yang memerlukan beberapa

keputusan (Shiller dan Tamera, 2002:131).

2. Nilai keindahan

Nilai keindahan adalah nilai yang bersumber pada rasa manusia

(perasaan, estetis) (Kaelan, 2004:89). Pendidikan keindahan bertujuan agar

semua anak mempunyai rasa keharuan terhadap keindahan, mempunyai

selera terhadap keindahan, dan selanjutnya dapat menikmati keindahan

(Ahmadi, 2001 : 21).

3. Nilai religius

Nilai religius merupakan nilai ke-Tuhanan, kerohanian yang

tinggi dan mutlak bersumber dan keyakinan dan kepercayaan manusia

terhadap Tuhannya. Sikap religius ini mencakup segala pengertian yang

bersifat adikodrati (Damono, 1984:93). Nilai religius ini merupakan nilai-

nilai pusat yang terdapat di masyarakat.

4. Nilai Kebenaran

Page 39: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

26

Nilai kebenaran adalah nilai yang bersumber pada arah yang

baik,benar. Pendidikan kebenaran selalu mempunyai rasa pembelaan

trrhadap arah yang benar. (Ahmadi, 2001: 23).

Page 40: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

27

BAB III

NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN

EMAK INGIN NAIK HAJI KARYA ASMA NADIA

Pada Bab III ini dibahas mengenai tokoh, penokohan, latar dan nilai

pendidikan dalam kumpulan cerpen Emak Ingin Naik Haji karya Asma Nadia.

A. Cerpen “Emak Ingin Naik Haji” Karya Asma Nadia

1. Tokoh

Untuk menentukan tokoh utama dapat dilakukan dengan cara

melihat identitas keterlibatan tokoh dalam cerita. Tokoh tersebut adalah

tokoh Emak. Awalnya ketika musim haji tiba, Emak selalu berada di balik

Jendela rumahnya, sambil merayapi bangunan megah yang terletak persis

di depan rumah kecil merak. Hal ini terdapat pada kutipan berikut.

“Kerinduan yang mengental dimata Emak setiap musim haji tiba.Ketika dari balik jendela, Emak merayapi bangunan megah yangterletak persis di rumah kecil mereka. Tempat tinggal Juragan Haji.“Tahun ini dia berangkat haji lagi, Mak?” tanya Zein. Emakmengangguk, bahkan tanpa mengalihkan pandangan dari bangunanbertingkat yang dilindungi pagar besi setinggi dua meter. “Samaistrinya, Zein, mertuanya juga ikut”. (Nadia, 2009 : 2).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Emak selalu merasa rindu

ketika musim haji tiba. Ia terus memandangai rumah megah Juragan Haji

yang setiap musim haji selalu pergi ke tanah suci. Emak sangat berharap

bisa pergi ke tanah suci nantinya. Ia menyimpan harapan dan kerinduan

yang teramat besar dan tak pernah bertanya pada Zein putranya tentang

hal-hal yang berhubungan dengan tanah suci.

27

Page 41: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

28

Emak yang sangat merindukan pergi ke tanah suci, ia tidak pernah

lelah mengutarakan keinginannya ini pada anaknya yang bernama Zein,

Emak tidak pernah sedikitpun merasa lelah bertanya pada Zein tentang

segala hal yang berkaitan dengan tanah suci, tokoh Emak ini digambarkan

dalam kutipan berikut ini.

....Kemarin Emak bertanya padanya“Kalau jalan kaki, berapa jauh Zein?”“Jalan kaki dari sini ke Mekkah?Sri, anak Juragan Haji pernah bercerita, katanya jama’ah dariAfghan atau Pakistan banyak yang tiduran di emperan kamarmandi atau di mana saja. Toh Rasul pun tidak tinggal di hotelbintang lima dulu” (Nadia, 2009 : 6).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Emak tidak pernah lelah

menanyakan masalah atau segala hal tentang tanah suci pada Zein, Emak

ingin sekali pergi ke tanah suci, meskipun nantinya harus tidur di emperan

kamar mandi atau dimana saja, tidak harus di hotel bintang lima.

Konflik dalam cerpen ini dimulai ketika Emak yang hampir setiap

detik selalu menanyakan segala hal tentang tanah suci pada Zein, membuat

hati Zein terasa perih dan teriris. Dengan penuh kerinduan dan kesedihan

Emak selalu menyampaikan keinginannya untuk pergi ke tanah suci. Zein

yang mendengar hampir setiap hari merasa benar-benar sedih, karena Zein

dan Emaknya bukan orang mampu, dan Zein tidak bisa mewujudkan

impian Emaknya itu. Hal ini digambarkan dalam kutipan berikut ini.

“Kerinduan yang mengental di mata Emak setiap musim haji tiba.Ketika dari balik jendela, Emak merayapi bangunan megah yangterletak persis di rumah kecil mereka. Tempat tinggal Juragan Haji.“Tahun ini dia berangkat haji lagi, Mak?” tanya Zein. Emakmengangguk, bahkan tanpa mengalihkan pandangan dari bangunan

Page 42: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

29

bertingkat yang dilindungi pagar besi setinggi dua meter. “Samaistrinya, Zein, mertuanya juga ikut”. (Nadia, 2009 : 2).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Emak selalu merasa rindu

ketika musim haji tiba. Ia terus memandangai rumah megah Juragan Haji

yang setiap musim haji selalu pergi ke tanah suci. Emak sangat berharap

bisa pergi ke tanah suci nantinya. Ia menyimpan harapan dan kerinduan

yang teramat besar dan tak pernah bertanya pada Zein putranya tentang

hal-hal yang berhubungan dengan tanah suci.

Emak menundukkan kepala, merayapi daster batik kusam yangdipakainya. Tidak lama, sebab satu pikiran mencerahkan wajahperempuan itu lagi.“Masjidnya bagus di sono ya, Zein? Lampunya banyak,” Makterkekeh.“Eh, berape sekarang ongkosnya, Zein?”“ONH biasa atau Plus, Mak?” Emak ketawaBeberapa giginya ompong telrihat.“Kagak usah plus-plusan. Mak kagak ngerti”“Kalo kagak salah tiga ribu lima ratusan.”“Murah itu!”Kali ini Zein tertawa“Pakai dolar itu, Mak. Kalau dirupiahin mah tiga puluh limajutaan.” Suara riang Emak meredup,” Dulu kita punya tanah. Tapi,keburu dijual waktu Bapak sakitBeberapa saat Emak hanya menghela napas panjang. Suaranyakemudian terdengar seperti bisikan. “Emak pengin naik haji, Zein.Pengin. (Nadia, 2009 : 7).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Emak memiliki angan-

angan yang begitu besar bisa naik haji. Emak dengan kepolosannya selalu

bertanya pada Zein tentang ongkos naik haji, sampai keindahan tanah suci

yang benar-benar sudah terbayang dalam angan-angan Emak. Emak

dengan suara yang lirih diliputi kesedihan dan kerinduan akan tanah suci

Page 43: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

30

menyampaikan keinginannya itu pada Zein, kalau ia benar-benar ingin

bisa naik haji.

Puncak konflik dalam cerpen ini terjadi ketika Emak berkeinginan

kuat untuk naik haji, Emak terus-menerus menyampaikan keinginannya

untuk pergi ke tanah suci, Emak ingin sekali seperti tetangganya, juragan

Haji, bisa pergi ke tanah suci. Hal ini membuat Zein gamang, Zein sadar

kalau dia tidak punya banyak waktu untuk mewujudkan impian Emaknya

ini. Hal ini digambarkan dalam kutipan dibawah ini.

Dan setiap kali melewati pintu rumah Juragan Haji, pandanganEmak akan terpaku pada lukisan Ka’bah berukuran besar yangdipajang di ruang tamu. Beberapa saat Emak hanya menghelanapas panjang, suaranya kemudian terdengar “Mak pengin naikhaji Zen ..... pengin banget”.Zein sadar, dia tidak punya banyak waktu, tapi apalagi yang belumdilakukannya untuk mencari uang? Barang kali hanya merampokdan membunuh.(Nadia, 2009 : 8 )

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Emak tidak pernah lelah

menyampaikan impiannya itu pada Zein, pandangan Emak terpaku saat

melihat lukisan ka’bah di rumah Jurahan Haji. Emak tidak sadar kalau

secara tidak langsung membuat Zein sedih dan bingung, sehingga Zein

berfikir hanya dengan merampok dan membunuhlah ia dapat mewujudkan

impian Emaknya ke tanah suci.

Akhir cerita dalam cerpen ini adalah saat sosok Emak yang berdiri

berjam-jam menatap rumah Juragan Haji terus mengusik Zein, Emak tak

henti-hentinya bertanya kapan ia bisa naik haji, akhirnya tanpa diduga

Zein memenangkan suatu undian berhadiah paket haji untuk dua orang,

akan tetapi semuanya itu sirna dalam sekejap saat sebuah porche hitam

Page 44: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

31

menabrak tubuh Zein dengan keras. Hal ini digambarkan dalam kutipan

berikut ini.

“Kapan ya, Zen .... “desak Emak lagi.Sosok Emak yang berdiri berjam-jam menatap rumah Juragan Hajiterus menerus, memberinya energi lebih saat tengah malam itu,Zein mengisi satu demi satu kolom dalam kertas undian, nama,alamat, nomor KTP .....sambil berdoa tak putus.Tapi angin, telah merebut paksa lembaran koran yang terkepal ditangan Zein, setelah sebuah porche hitam menabrak tubuhnyadengan keras. (Nadia, 2009 : 12).

Kutipan di atas menggambarkan impian Emak yang akan segera

terwujud, dalam sekejap hilang, karena kecelakaan yang menimpa Zein,

Zein rebah di jalan, setelah sebuah porche hitam menabrak tubuhnya

dengan keras.

Selain itu tokoh Emak adalah tokoh yang paling banyak

berhubungan dengan tokoh lain.

Pada cerita ini tokoh Emak mempunyai hubungan tetangga dengan

tokoh Sri. Emak yang sedang melamun memikirkan impiannya yang ingin

sekali naik haji, dalam hatinuya merasa ingin sekali seperti tetangganya

yang berualng kali pergi. Tiba-tiba lamunannya putus oleh suara salam di

depan pintu. Hal ini digambarkan pada kutipan di bawah ini.

“Lamunan lelaki itu putus oleh suara salam di depan pintu. Sri,anak kedua Juragan Haji mendekat, “Besok bisa bantu?”.Zein mengangguk tanpa perlu bertanya lebih jauh.Persiapan ratiban, seperti yang sudah-sudah menjelang musim haji.(Nadia, 2009 : 8).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Emak yang sedang

mendengarkan Sri yang sedang bercerita panjang lebar tentang tanah suci.

Page 45: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

32

Selain itu anak Emak juga sering membantu tokoh Sri ketika musim haji

tiba, Sri anak Juragan Haji selalu meminta Zein untuk menemaninya

ketiak berbelanja untuk acara persiapan ratiban di rumahnya nanti.

Tokoh Emak dalam cerpen ini juga berhubungan sebagai seorang

ibu dengan tokoh Zein, saat itu Zein sedang asyik merayapi setiap jengkal

bangunan mewah itu, tiba-tiba Emak menghampiri Zein menanyakan hal-

hal tentang tanah suci pada Zein. Hal ini digambarkan dalam kutipan-

kutipan berikut ini.

Emak menundukkan kepala, merayapi daster batik kusam yangdipakainya. Tidak lama, sebab satu pikiran mencerahkan wajahperempuan itu lagi.“Masjidnya bagus di sono ya, Zein? Lampunya banyak,” Makterkekeh.“Eh, berape sekarang ongkosnya, Zein?”“ONH biasa atau Plus, Mak?” Emak ketawaBeberapa giginya ompong telihat.“Kagak usah plus-plusan. Mak kagak ngerti”“Kalo kagak salah tiga ribu lima ratusan.”“Murah itu!”Kali ini Zein tertawa“Pakai dolar itu, Mak. Kalau dirupiahin mah tiga puluh limajutaan.” Suara riang Emak meredup,” Dulu kita punya tanah. Tapi,keburu dijual waktu Bapak sakit.Beberapa saat Emak hanya menghela napas panjang. Suaranyakemudian terdengar seperti bisikan. “Emak pengin naik haji, Zein.Pengin. (Nadia, 2009 : 7).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Emak memiliki angan-

angan yang begitu besar bisa naik haji. Emak dengan kepolosannya selalu

bertanya pada Zein tentang ongkos naik haji, sampai keindahan tanah suci

yang benar-benar sudah terbayang dalam angan-angan Emak. Emak

dengan suara yang lirih diliputi kesedihan dan kerinduan akan tanah suci

menyampaikan keinginannya itu pada Zein, kalau ia benar-benar ingin

Page 46: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

33

bisa naik haji. Zein mendengarkan sambil menjawab setiap pertanyaan

dari Emaknya.

“Kerinduan yang mengental dimata Emak setiap musim haji tiba.Ketika dari balik jendela, Emak merayapi bangunan megah yangterletak persis di rumah kecil mereka. Tempat tinggal Juragan Haji.“Tahun ini dia berangkat haji lagi, Mak?” tanya Zein. Emakmengangguk, bahkan tanpa mengalihkan pandangan dari bangunanbertingkat yang dilindungi pagar besi setinggi dua meter. “Samaistrinya, Zein, mertuanya juga ikut”. (Nadia, 2009 : 2).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Emak selalu merasa rindu

ketika musim haji tiba. Ia terus memandangai rumah megah Juragan Haji

yang setiap musim haji selalu pergi ke tanah suci. Emak sangat berharap

bisa pergi ke tanah suci nantinya. Ia menyimpan harapan dan kerinduan

yang teramat besar dan tak pernah bertanya pada Zein putranya tentang

hal-hal yang berhubungan dengan tanah suci.

Tokoh yang diceritakan terus menerus pada cerpen ini adalah

tokoh Emak. Pada cerpen ini Emak yang sangat merindukan tanah suci

terus-menerus memandangi rumah Juragan Haji yang berada tepat di

depan rumahnya. Hal ini ditunjukkan pada kutipan di bawah ini.

“Kerinduan yang mengental di mata Emak setiap musim haji tiba.Ketika dari balik jendela, Emak merayapi bangunan megah yangterletak persis di rumah kecil mereka. Tempat tinggal Juragan Haji.“Tahun ini dia berangkat haji lagi, Mak?” tanya Zein. Emakmengangguk, bahkan tanpa mengalihkan pandangan dari bangunanbertingkat yang dilindungi pagar besi setinggi dua meter. “Samaistrinya, Zein, mertuanya juga ikut”. (Nadia, 2009 : 2).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Emak selalu merasa rindu

ketika musim haji tiba. Ia terus memandangai rumah megah Juragan Haji

yang setiap musim haji selalu pergi ke tanah suci. Emak sangat berharap

Page 47: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

34

bisa pergi ke tanah suci nantinya. Ia menyimpan harapan dan kerinduan

yang teramat besar dan tak pernah bertanya pada Zein putranya tentang

hal-hal yang berhubungan dengan tanah suci.

Selain itu tokoh yang ditampilkan terus menerus sehingga

mendominasi cerita adalah tokoh Emak. Pada cerpen ini Emak yang

sangat merindukan tanah suci terus menerus mendatangi rumah Juragan

Haji yang berada tepat di depan rumahnya. Tokoh Emak dalam cerpen ini

juga ditampilkan pada saat Emak ingin sekali merasakan air zam-zam,

Emak menyampaikan hal ini pada puteranya Zein. Hal ini digambarkan

pada kutipan berikut ini.

Air zam-zam itu pegimana rasanya ya, Zein?”“Sebetulnya Emak pengin minta sama Juragan tapi malu. Lagiankeluarganya sendiri pan udah banyak banget .”Zein terdiam teriris . (Nadia, 2009 : 8 ).

Kutipan di atas menggambarkan keinginan Emak untuk minum air

zam-zam, Emak menyampaikan ini pada Zein putranya itu. Tapi Emak

merasa malu jika harus meminta pada Juragan Haji karena saudara Juragan

Haji sendiri sudah banyak sekali.

2. Penokohan

Penokohan merupakan karakter tokoh yang diucapkan atau diuraikan

secara langsung dan tidak langsung. Berikut analisis penokohan dalam cerpen

ini:

a. Tokoh Emak

Pengarang dalam cerpen ini menggambarkan penokohan secara

langsung, yaitu tokoh Emak, Emak disini memiliki watak yang pemalu,

Page 48: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

35

Emak merasa malu ketika ingin meminta air zam-zam pada Juragan Haji.

Hal ini terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

Air zam-zam itu pegimana rasanya ya, Zein?”“Sebetulnya Emak pengin minta sama Juragan tapi malu. Lagiankeluarganya sendiri pan udah banyak banget .”Zein terdiam teriris . (Nadia, 2009 : 8 ).

Kutipan di atas menggambarkan keinginan Emak untuk minum air

zam-zam, Emak menyampaikan ini pada Zein putranya itu. Tapi Emak

merasa malu jika harus meminta pada Juragan Haji karena saudara Juragan

Haji sendiri sudah banyak sekali.

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Emak memiliki rasa malu,

Emak ingin sekali merasakan bagaimana rasa air zam-zam itu, Emak ingin

meminta pada Juragan Haji akan tetapi Emak malu karena keluarga

Juragan Haji sendiri sudah banyak sekali.

Pengarang juga menggambarkan penokohan secara tidak langsung,

tokoh Emak disini memiliki watak yang suka bertanya dan rasa ingin tahu

yang begitu besar, keinginan Emak yang begitu besar untuk naik haji,

menyebabkan Emak terus-menerus bertanya pada Zein tentang segala hal

yang berhubungan dengan tanah suci. Hal ini terdapat dalam kutipan

sebagai berikut :

Emak menundukkan kepala, merayapi daster batik kusam yangdipakainya. Tidak lama, sebab satu pikiran mencerahkan wajahperempuan itu lagi.“Masjidnya bagus di sono ya, Zein? Lampunya banyak,” Makterkekeh.“Eh, berape sekarang ongkosnya, Zein?”“ONH biasa atau Plus, Mak?” Emak ketawaBeberapa giginya ompong telrihat.

Page 49: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

36

“Kagak usah plus-plusan. Mak kagak ngerti”“Kalo kagak salah tiga ribu lima ratusan.”“Murah itu!”Kali ini Zein tertawa“Pakai dolar itu, Mak. Kalau dirupiahin mah tiga puluh limajutaan.” Suara riang Emak meredup,” Dulu kita punya tanah. Tapi,keburu dijual waktu Bapak sakitBeberapa saat Emak hanya menghela napas panjang. Suaranyakemudian terdengar seperti bisikan. “Emak pengin naik haji, Zein.Pengin. (Nadia, 2009 : 7).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Emak adalah orang

yang suka bertanya dan rasa ingin tahunya yang begitu besar. Emak

menanyakan segala hal yang berkaitan tentang tanah suci pada Zein, mulai

dari masjidnya, biaya naik haji dan lain-lain.

Tokoh Emak dalam cerpen ini juga memiliki watak yang selalu

berangan-angan dan penuh kerinduan akan tanah suci. Hal ini

digambarkan dalam kutipan sebagai berikut.

“Kerinduan yang mengental dimata Emak setiap musim haji tiba.Ketika dari balik jendela, Emak merayapi bangunan megah yangterletak persis di rumah kecil mereka. Tempat tinggal Juragan Haji.“Tahun ini dia berangkat haji lagi, Mak?” tanya Zein. Emakmengangguk, bahkan tanpa mengalihkan pandangan dari bangunanbertingkat yang dilindungi pagar besi setinggi dua meter. “Samaistrinya, Zein, mertuanya juga ikut”. (Nadia, 2009 : 2).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Emak yang selalu

berangan-angan dan merasa rindu ketika musim haji tiba. Ia terus

memandangai rumah megah Juragan Haji yang setiap musim haji selalu

pergi ke tanah suci. Emak sangat berharap bisa pergi ke tanah suci

nantinya. Ia menyimpan harapan dan kerinduan yang teramat besar dan tak

pernah bertanya pada Zein putranya tentang hal-hal yang berhubungan

dengan tanah suci.

Page 50: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

37

Selain itu tokoh Emak juga digambarkan dalam kutipan berikut ini.

“Kalau jalan kaki, berapa jauh Zein?”Jalan kaki dari sini ke Makkah?Sri anak Juragan Haji pernah cerita, katanya jamaah dari Afghanatau Pakistan banyak yang tidur di emperan kamar mandi atau dimana saja, toh Rosul pun tidak tinggal di hotel bintang lima dulu.(Nadia, 2009 : 6).

Kutipan di atas menggambarkan Emak yang begitu polos dan lugu

bertanya pada Zein tentang berapa jauh jika harus jalan kaki menuju ke

makkah, Emak mengira hanya dengan jalan kaki dapat sampai ke Makkah,

bahkan Emak rela tidur sampai di Makkah, bahkan Emak rela tidur

diemperan kamar mandi karena dulu Rosul pun tidak tidur di hotel bintang

lima.

b. Tokoh Zein

Pengarang dalam cerpen ini menggambarkan tokoh Zein secara

langsung, tokoh Zein disini memiliki watak yang tidak mudah putus asa

dalam berusaha, Zein berusaha dengan berbagai cara hanya demi

mewujudkan impian Emaknya. Hal ini digambarkan dalam kutipan di

bawah ini.

“Tapi tuhan tahu dia bukan tidak berusaha.Bimbingan belajar yang dikelolanya bersama seorang temanterpaksa bangkrut karena kalah bersaing.Usahanya berjualan sepatu di pasar pun tidak berkembang, usahawarnet? Menggiurkan tapi butuh modal besar, alih-alih jadipengusaha, dia malah jadi penjaga warnet yang buka 24 jam.(Nadia, 2009 : 3)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Zein selalu berusaha

dengan berbagai usahanya yaitu bimbingan belajar, berjualan sepatu,

Page 51: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

38

bahkan penjaga warnet 24 jam, semua itu dilakukan Zein hanya demi

Emaknya.

Tokoh Zein dalam cerpen ini juga digambarkan secara tidak

langsung oleh pengarang, Zein disini memiliki watak yang penyayang,

Zein begitu menyayangi Emaknya, ia ingin sekali mewujudkan impian

Emaknya itu, Zein rela melakukan apa saja demi kebahagiaan Emaknya.

Hal ini digambarkan dalam kutipan sebagai berikut:

Kalau tempat tinggal tidak masalah, mau rasanya diamenggendong Emak dan membawanya berhaji tapi ....“Jaman sekarang kagak mungkin Mak.”(Nadia, 2009 : 6 ).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Zein begitu menyayangi

Emaknya, ia rela melakukan apa saja demi Emaknya. Meskipun harus

menggendong Emaknya untuk sampai ke tanah suci Zein rela

melakukanya asal itu bisa membuat Emaknya bahagia.

Tokoh Zein dalam cerpen ini juga memiliki watak mudah

menolong orang lain. Hal ini digambarkan dalam kutipan berikut ini.

“Lamunan lelaki itu putus oleh suara salam di depan pintu. Sri,anak kedua Juragan Haji mendekat, “Besok bisa bantu?” Zeinmengangguk tanpa perlu bertanya lebih lanjut. Persiapan ratiban,seperti yangh sudah-sudah menjelang musim haji. Hampir setiaptahun dia membantu gadis hitam manis itu belanja. Sehabis acara,biasanya Juragan Haji akan memberi bingkisan haji yang hadirberupa sirup, biskuit, minyak goreng beberapa liter, gula dan lain-lain.” (Nadia, 2009 : 8).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Zein adalah seorang

yang mudah sekali menolong orang lain, ketika dimintai bantuan untuk

Page 52: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

39

persiapan ratiban oleh Sri anak Juragan Haji Zein langsung menerima

ajakannya dan bersedia membantu.

Tokoh Zein dalam cerpen ini juga memiliki watak yang begitu

menyayangi emaknya. Hal ini digambarkan dalam kutipan berikut ini :

“Jika tempat tinggal tidak masalah, mau rasanya menggendongEmak dan membawanya berhaji. Tapi ......jaman sekarang kagakmungkin Mak.” (Nadia, 2009 : 6)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Zein yang begitu

menyayangi Emaknya, ia rela melakukan apa saja asalkan Emaknya itu

bahagia. Zein merasa jika tempat tinggal tidak jadi masalah ia ingin sekali

menggendeng Emaknya itu sampai ke tanah suci.

3. Latar

Latar dalam cerpen ini menyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu dan lingkungan sosial.

a. Latar tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi, latar tempat dalam cerpen ini

digambarkan dalam kutipan berikut :

Sebentar lagi pengunjung pasar kaget tempat Zein mangkalakan buyar.Sudah lima jam dan dia belum mendapatkan pembeli. Meskilelaki itu sudah membanting harga, bahkan menawarkanfasilitas khusus.“Kredit juga bisa, Bu. Tinggal kasih DP, sisanya bisa dicicilenam bulan.” (Nadia, 2009 : 4).

Dari kutipan di atas menggambarkan bahwa latar tempat di

pasar kaget tempat Zein bekerja, dan latar. Menceritakan Zein yang

Page 53: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

40

sedang bekerja keras menjual kaligrafi, sudah lima jam tapi dia belum

juga mendapatkan pembeli, bahkan menawarkannya dengan fasilitas

khusus.

Latar tempat dalam cerpen ini juga terdapat dalam kutipan

berikut ini :

Di dalam rumahSebilah parang dan golok, seutas tali, beberapa kantung plastik,terakhir sapu tangan yang dilipat diagonal hingga berbentuksegitiga, sebagai penutup wajah.Kalau keberadaannya di penjara bisa membuat Emak menjaditamu Allah, dia siap.” (Nadia, 2009 : 9).

Pada kutipan di atas menggambarkan latar tempat di dalam

rumah Zein, Ketika mengantarkan barang belanjaan Sri, Zein

mengamati rumah Juragan Haji lebih dekat. Hal ini terdapat dalam

kutipan dibawah ini :

“waktu mengantarkan barang belanjaan Sri, Zein memanfaatkanuntuk melihat lebih dekat kediaman Juragan Haji. Rumah megahsatu-satunya di pinggiran Jakarta yang mencolok namun belumpernah sekalipun kemalingan.” (Nadia, 2009 : 9).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa latar tempat adalah

rumah Juragan Haji, tepatnya di dalam rumah. Zein yang sedang

mengamati keadaan rumah yang akan di rampoknya itu

b. Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya

peristiwa, latar waktu dalam cerpen ini digambarkan dalam kutipan berikut

ini.

Pukul 02.00 pagi, di dalam rumah.

Page 54: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

41

Sebilah parang dan golok, seutas tali, beberapa kantung plastik,terakhir sapu tangan yang dilipat diagonal hingga berbentuksegitiga, sebagai penutup wajah.Kalau keberadaannya di penjara bisa membuat Emak menjadi tamuAllah, dia siap.” (Nadia, 2009 : 9).

Pada kutipan di atas, menggambarkan latar waktu pagi hari 02.00

pagi. Zein sedang mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk

merampok rumah Juragan Haji demi mewujudkan impian Emak.

Latar waktu dalam cerpen ini juga digambarkan dalam kutipan

berikut ini :

Matahari jam dua belas sudah menyenter terangSebentar lagi pengunjung pasar kaget tempat Zein mangkal akanbuyar.Sudah lima jam dan dia belum mendapatkan pembeli. Meski lelakiitu sudah membanting harga, bahkan menawarkan fasilitas khusus.“Kredit juga bisa, Bu. Tinggal kasih DP, sisanya bisa dicicil enambulan.” (Nadia, 2009 : 4).

Dari kutipan di atas menggambarkan latar waktu pada siang hari

jam 12.00 . Menceritakan Zein yang sedang bekerja keras menjual

kaligrafi, sudah lima jam tapi dia belum juga mendapatkan pembeli,

bahkan menawarkannya dengan fasilitas khusus.

Latar waktu dalam cerpen ini juga digambarkan dalam kutipan

berikut ini :

“Kilatan memori melompat cepat menyusun hari demi hari, hinggatiba waktu pengumuman dijanjikan. Mereka bilang nama-namapemenang akan dimuat di surat kabar pagi hari ini. Dan Zeinmerasa dadanya meledak saat menemukan namanya tercantum dihalaman delapan. Keriangan yang membuatnya melompat danmenari-nari sepanjang jalan.” (Nadia, 2009 : 12).

Page 55: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

42

Pada kutipan di atas menggambarkan latar waktu pada pagi hari.

Ketika waktu pengumuman undian berhadiah paket naik haji itu di-

umumkan

c. Latar sosial

Latar sosial berhubungan status, pendidikan, kehidupan, agama,

pekerjaan dan adat istiadat, latar sosial dalam cerpen ini digambarkan

dalam kutipan di bawah ini.

“Pasangan suami istri yang sempat mampir, juga tidak menutupdengan transaksi, keduanya angkat kaki setelah puas menanyakan,bahkan secara mencolok mencatat satu persatu harga kaligrafi yangterpanjang.Tenggorokan Zein kering, perutnya lapar, mungkin karena itutangannya terasa lemas saat membaresi dagangan.(Nadia, 2009: 5).

Kutipan di atas menggambarkan pekerjaan Zein sebagai seorang

pedagang kaligrafi di pasar, Zein merasa lemas karena perutnya lapar,

seharian barang dagangannya belum laku.

Latar sosial dalam cerpen ini juga digambarkan dalam kutipan

berikut ini.

Zein mengangguk tanpa perlu bertanya lebih jauh.Persiapan ratiban, seperti yang sudah-sudah menjelang musim haji,hampir setiap tahun dia membantu gadis hitam manis itu belanja.(Nadia, 209 : 8)

Kutipan di atas menggambarkan kebiasaan atau adat-istiadat yang

dilakukan setiap musim haji yaitu persiapan ratiban, setiap pelaksanaan

ratiban Zein selalu meminta bantuan oleh Sri anak Juragan Haji untuk

berbelanja perlengkapan ratiban tersebut.

Page 56: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

43

4. Nilai Pendidikan

1. Nilai Pendidikan Moral

Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima

mengenai perbuatan, sikap, berkewajiban dan sebagainya. Moral dapat

pula disebut dengan ahlak budi pekerti dan susila.

Macam-macam nialai pendidikan moral sebagai berikut :

a. Kepedulian dan Empati

Kepedulian dan empati didasarkan pada pemahaman

perasaan diri sendiri dan memahami orang lain. Kepedulian dan

empati adalah cara kita menanggapi perasaan dan pengalaman orang

lain, hal ini terdapat dalam kutipan berikut ini.

“Jika tempat tinggal tidak masalah, mau rasanya diamenggendong Emak dan membawanya berhaji. Tapi.....jaman sekarang kagak mungkin, Mak.” (Nadia, 2009: 6).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa nilai pendidikan moral

terlihat dalam sikap Zein yang menunjukkan kepedulian dan empati

pada Emak yang ingin naik Haji. Zein rela menggendong Emak jika

tempat tinggal tidak jadi masalah. Akan tetapi itu sungguh tidak

mungkin.

b. Humor

Humor adalah kemampuan untuk merasakan dan menanggapi

komedi dalam dunia seseorag dan dalam diri kita sendiri. Dengan

humor dapat membuat cerah, senang dalam kehidupan dan situasi

yang menggelikan. Hal ini terdapat dalam kutipan di bawah ini.

Page 57: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

44

“Masjidnya bagus, disono, ya Zein ? Lampunya banyak,”Emak terkekeh.“Eh, berape sekarang ongkosnya, Zein ?”“ONH biasa atau plus, Mak ?”Emak tertawa. Beberapa giginya yang ompong terlihat, “kagakusah plus-plusan. Mak kagak ngerti.”“Kalo kagak salah tiga ribu lima raturan.”“Murah itu !”Kali ini zein tertawa,“Pakai dolar itu, Mak. Kalau dirupiahin mah tiga puluh limajutaan.” (Nadia, 2009 : 7).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Emak adalah orang

yang lugu dan lucu (humor). Emak bertanya tentang hal-hal yang ada

di Makkah pada Zein, dan jawaban Emak membuat Zein tertawa.

c. Keteguhan Hati dan Komitmen

Keteguhan hati dan komitmen adalah pendidikan moral yang

baik untuk membentuk mental yang positif. Dalam cerpen ini

menceritakan Zein yang bekerja keras demi memenuhi keinginan

Emaknya untuk naik haji. Hal ini terdapat dalam kutipan di bawah

ini.

“Tenggorokan Zein kering. Perutnya lapar. Mungkin karena itutangannya terasa lemas saat meberesi dagangan.Terbayang wajah Emak. Ingat kerinduan satu-satunyaperempuan itu. Empat puluh tahun sudah usia .... kapan akudapat melunasi mimpi Emak untuk naik haji?. Tapi Tuhan tahudia bukan tidak berusaha. Bimbingan belajar yangdisekolahnya bersama seseorang teman terpaksa bangkrutkarena kalah bersaing.” (Nadia, 2009 : 6).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Zein memiliki

keteguhan hati dan komitmen dalam hidupnya. Zein berusaha keras

dalam bekerja, ia sedih karena diusianya yang sudah empat puluh

tahun belum juga bisa mewujudkan impian Emaknya untuk naik haji.

Page 58: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

45

d. Suka Menolong

Suka menolong adalah kebiasaan menolong dan membantu

orang lain. Menceritakan Zien yang sedang dimintai bantuan oleh Sri

untuk membantu menyiapkan acara ratiban atau persiapan untuk

naik haji. Zien selalu membantu tanpa mengharapkan pamrih. Hal ini

terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Zein mengangguk tanpa perlu bertanya lebih jauh lagi.Persiapan ratiban, seperti yang sudah-sudah menjelang musimhaji. Hampir setiap tahun dia membantu gadis hitam manis itubelanja. Sehabis acara, biasanya juragan Haji akan memberikanbingkisan bagi yang hadir berupa sirup, minyak gorengbeberapa liter, gula dan lain-lain.” (Nadia, 2009 : 8).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Zein suka menolong,

Zein selalu membantu tetangganya itu setiap persiapan ratiban, dan

hampir setiap tahun dia membantu gadis hitam manis itu berbelanja.

1. Nilai Pendidikan Religius

Nilai religius merupakan nilai ke-Tuhanan, kerohanian yang

tinggi dan mutlak bersumber dan keyakinan dan kepercayaan manusia

terhadap Tuhannya. Sikap religius ini mencakup segala pengertian yang

bersifat adikodrati (Damono, 1984:93). Nilai religius ini merupakan nilai-

nilai pusat yang terdapat di masyarakak. Dalam cerpen ini nilai religius

digambarkan pada waktu tokoh Zien berdoa dan memohon pada Allah

agar diberi petunjuk bagaimana ia dapat mewujudkan impian Emaknya

untuk pergi nak haji. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

Page 59: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

46

Nilai pendidikan religius dalam cerpen Emak Ingin Naik Haji

dapat diketahui dalam kutipan berikut :

“Allah, beri aku petunjuk, bisik Zein sambil menyedekapkanwajah dalam-dalam. Ketika dia mengangkat muka, rumahmewah itu yang pertama tertangkap mata.” (Nadia, 2009 : 9).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Zein selalu ingat pada

Allah setiap kali ia dalam kesusahan. Zein memohon petunjuk dari

Allah SWT agar ia diberi kemudahan atau jalan keluar untuk

mewujudkan impian Emaknya.

Nilai pendidikan religius dalam cerpen ini juga digambarkan

dalam kutipan di bawah ini.

“Seumur hidup dia tidak pernah menangis. Dia bahkan tidakmenangis ketika Bapak meninggal. Tapi beberapa waktu lainZein benar-benar menangis. Seperti tak percaya. Dia dan Emakmerupakan satu dari lima pemenang undian berhadian pakethaji untuk dua orang.Akhirnya dia bisa membawa Emak ke Mekkah. Berdoa didepan Ka’bah. bershalawat di makam Nabi diRaudhah.”(Nadia, 2009 : 12).

Kutipan di atas menggambarkan Zein yang begitu bersyukur,

atas mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT. Dalam undian itu Zein

menang dan akhirnya impian Emak selama ini terwujud. Zein bisa

membawa Emaknya ke Mekkah untuk berdoa di depan Ka’bah dan

bershalawat di makan Nabi di Raudhah.

Page 60: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

47

B. Cerpen “Jendela Rara” Karya Asma Nadia

1. Tokoh

Untuk menentukan tokoh utama dapat dilakukan dengan cara

melihat intensitas keterlibatan tokoh dalam cerita, tokoh tersebut adalah

tokoh Rara, Awal cerita adalah keinginan Rara untuk dibuatkan sebuah

jendela di rumahnya, akan tetapi karena keluarga Rara bukan orang

mampu maka keinginanya itu sulit dipenuhi dan hanya bisa disampaikan

pada Emaknya. Rara ingin sekali rumahnya itu memiliki jendela sebagai

keluar masuknya udara dan cahaya nanti. Hal ini terdapat pada kutipan

berikut ini .

“Rara mau punya rumah yang ada jendelanya, Mak”“Bisa. Besok kita minta abangmu buatkan jendela satu ,Ya? Kecil saja tak apa, kan? “Ujar Emak sambil tertawa.Kemana jendela itu akan menghadap nanti?(Nadia, 2009,89).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Rara

menyampaikan keinginannya kepada Maknya agar rumahnya ada

jendela, Mak yang mendengar permintaan putri kecilnya itu. Hanya

menjawabnya sambil tertawa.

Konflik alam cerpen ini terjadi ketika Rara yang berkeinginan

kuat untuk dibuatkan jendela, terlibat adu mulut dengan kakaknya

yang bernama Asih yang begitu menentang keinginanya tersebut. Hal

ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Asih yang mabuk terus bicara tak menggubris tegur Jun.“Kebutuhan tuh banyak. Udah bagus Gue dan Jun kerja.Pake buat yang lebih penting dong!” Cerocos Asih, tangannyaMenjewer kuping Rara.

Page 61: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

48

“Jendela itu penting, Kak. Buat masuk keluar udara. Terus kalausiang nggak perlu nyalain lampu.” jawab Rara tak kalah keras(Nadia,2009:94-95).

Kutipan di atas menggambarkan pertengkaran antara Asih

dengan Rara. Meski Asih memarahi Rara atas permintaannya untuk

dibuatkan jendela. Padahal kebutuhan masih banyak. Akan tetapi Rara

tetap bersikeras untuk untuk dibuatkan jendela karena baginya itu

penting untuk keluar masuk udara dan tidak perlu menyalakan lampu

lagi disiang hari.

Konflik memuncak ketika Rara menangis karena Asih

terusmemarahinya, sementara itu mereka tidak memiliki biaya untuk

membuat sebuah jendela,bahkan untuk biaya hidup sehari-hari saja

masih kurang. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Tapi banyak yang lebih penting dari jendela,” Asih tak mau

kalah , “Makan kamu misalnya!” lanjutnya kesal. Bayangkan, ia sudah

capek-capek tiap malam, kadang lembur marelakan badanya melayani

empat tamu dalam semalam. Apa adiknya itu tahu? (Nadia, 2009: 95).

Kutipan di atas menggambarkan Rara yang menangis,

mendengar semua ucapan dari kakaknya yang bernama Asih itu,

kakaknya itu menentang dan memarahinya terus-menerus. Rara ingin

sekali dibuatkan jendeladi rumahnya meskipun Rara bukan orang yang

mamp, yang mana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja masih

kurang dan kesulitan.

Page 62: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

49

Akhir cerita dalam cerpen ini adalah Rara yang telah berhasil

bekerja keras mengumpulkan uang demi membuat sebuah jendela di

rumahnya. Rara yang pulang dengan hati yang begitu bahagia

menghampiri Emak dan menyerahkan uang hasil kerjanya itu pada

Emak. Hal ini digambarkan dalam kutipan berikut ini.

Rara menyerahkan sejumlah uang dalam kepalannya, ke telapaktangan Emak yang basah keringat“Buat bikin jendela ! Jadi kalau kulit Rara sekarang lebih gosong,bukan karena main, Mak ! Tapi karena Rara Kerja banting tulangbuat jendela kita ! “Papar gadis itu ceriwis. (Nadia, 2009:97).

Kutipan di atas manggambarkan Rara yang bersungguh–

sungguh dan bekerja keras demi dibuatkan sebuah jendela. Rara

memberikan uang hasil bekerjanya itu pada Maknya. Rara

menjelaskan kalau kulitnya sekarang hitam bukan karena main, tatapi

karena membanting tulang demi mengumpulkan uang untuk membuat

sebuah jendela

Selain itu tokoh yang banyak berhubungan dengan tokoh lain

adalah tokoh Rara. Pada cerita ini tokoh Rara mempunyai hubungan

sebagai seorang anakbungsu dengan tokoh Emak yang selama

beberapa hari sudah tenang karena tidak mendengar lagi permintaan

Rara. Tiba-tiba Mak cemas ketika Rara menghambur di depannya. Hal

ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Mak, Tebak !”“Apaan ?”Aduh, jangan soal jendela lagi. Jangan–jangan dia minta dua pintulagi? atau kamar sendiri? batin perempuan itu sedikit cemas.(Nadia, 2009: 97).

Page 63: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

50

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Rara yang berhubungan

sebagai seorang anak dengan tokoh Emak, Rara yang begitu keras

kepala merengek pada Emakuntuk dibuatkan sebuah jendela di

rumahnya. Anaknya itu permintaannya selalu aneh–aneh. Emak

mengira Rara sudah lupa dengan permintaanya untuk dibuatkan

jendela di rumahnya.

Tokoh Rara disini juga memiliki hubungan sebagai seorang

adik dengan tokoh Bang Jun. Rara yang sedang menggambar sebuah

jendela, tiba-tiba bertanya pada Abangnya tentang pembuatan

jendelanya nanti, Rara bertanya dengan tatapan penuh harap.

Rara menghentikan kegiatan menggambarnya. Bola matanya

yang coklat menatap Bang Jun yang perhatianya terpusat pada gambar.

Gadis kecil itu menganggukkan kepala. Senyumnya cerah.

“Jadi kan, Bang Jun bikinin Rara jendela?”kalimatnya dengan

tatapan penuh harap. (Nadia, 2009: 92).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Rara yang berhubungan

sebagai seorang adik dengantokoh Bang Jun. Rara yang berharap

sekali rumahnya itu memiliki jendela sebagai keluar masuknyaudara

dan cahaya, bertanya kepastian pada Bang Jun dengan penuh harap.

Selain itu tokoh Rara juga memiliki hubungan sebagai seorang

adik dengan tokoh Kasih. Rara yang sedang beradu mulut

dengankakaknya yang bernama Kasih itu, yang sekarang ini

menurutnya sudah berubah menjadi orang yana kasar. Pertengkaran ini

Page 64: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

51

diakibatkan karena masalah jendela. Hal ini digambarkan dalam

kutipan di bawah ini.

“Kebutuhan tuh banyak. Udah bagus gue sama Jun kerja. Pake

buat yang lebih penting dong!” cerocos Asih, tanganya menjewer

kuping Rara. (Nadia, 2009: 94).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Rara yang memiliki

hubungan sebagai seorang adik dengan tokoh Kasih. Rara yang beradu

mulut dengan Kasihtak juga berhenti membantah omelan kakaknya itu.

Bagi Rara jendela itu sangatlah penting.

Selain itu tokoh yang ditampilkan terus menerus sehingga

mendominasi cerita.

Pada cerpen ini tokoh yang ditampilkan terus menerus sehingga

mendominasi cerita adalah tokoh Rara. Rara yang merengek pada

Emaknya untuk dibuatkan jendela, akan tetapi Emak hanya bisa

menyanggupinya dengan berkata ya,nanti minta Bang Jun agar

dibuatkan saja. Hal ini digambarkan dalam kutipan-kutipan berikut :

“Rara mau punya rumah yang ada jendelanya, Mak”“Bisa. Besok kita minta abangmu buatkan jendela satu ,Ya? Kecil saja tak apa, kan?” Ujar Emak sambil tertawa.Kemana jendela itu akan menghadap nanti?(Nadia, 2009,89).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Rara

menyampaikan keinginannya kepada Maknya agar rumahnya ada

jendela, Mak yang mendengar permintaan putri kecilnya itu. Hanya

menjawabnya sambil tertawa.

Page 65: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

52

Rara terus mendesak Abangnya untuk dibuatkan jendela. Hal

ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Bang……..”Rara menarik kaus oblong yang dipakai Abangnya. Beberapa saatRara dan abangnya bertatapan, dengan pikiran masing-masingyang tak terpantulkan. (Nadia, 2009:93).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Rara terus

mendesak Bang Jun untuk dibuatkan sebuah jendela, Rara menunggu

Abangnya pulang kerja, dan saat Abangnya pulang. Rara lalu menarik

kaos Bang Jun dan dan keduannya saling bertatapan.

Tokoh Rara dalam cerpen ini digambarkan dalam kutipan di

bawah ini :

Asih yang mabuk terus bicara tak menggubris teguran Jun.“Kebutuhan tuh banyak. Udah bagus gue dan Jun kerja.Pake buat yang lebih penting dong!” Cerocos Asih, tangannyaMenjewer kuping Rara.“Jendela itu penting, Kak. Buat masuk keluar udara. TerusKalau siang nggak perlu nyalain lampu.”jawab Rara tak kalahkeras (Nadia,2009:94-95).

Kutipan di atas menggambarkan pertengkaran antara Asih

dengan Rara. Meski Asih memarahi Rara atas permintaannya untuk

dibuatkan jendela. Padahal kebutuhan masih banyak. Akan tetapi Rara

tetap bersikeras untuk untuk dibuatkan jendela karena baginya itu

penting untuk keluar masuk udara dan tidak perlu menyalakan lampu

lagi disiang hari.

Melihat hal ini Bang Jun, menasehati Rara yang sedang

menangis dan menyuruh Rara untuk ikut mengumpulkan uang untuk

Page 66: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

53

memuat jendela nanti. Rara mengikutinya dan bersi keras untuk

mengumpulkan uang. Hal ini digambarkan dalam kutipan berikut ini.

Rara menyerahkan sejumlah uang dalam kepalannya, ke telapaktangan Emak yang basah keringat“Buat bikin jendela ! Jadi kalau kulit Rara sekarang lebih gosong,bukan karena main, Mak ! Tapi karena Rara kerja banting tulangbuat jendela kita!” Papar gadis itu ceriwis. (Nadia, 2009:97).

Kutipan di atas menggambarkan Rara yang bersungguh–

sungguh dan bekerja keras demi dibuatkan sebuah jendela. Rara

memberikan uang hasil bekerjanya itu pada Maknya. Rara

menjelaskan kalau kulitnya sekarang hitam bukan karena main, tatapi

karena membanting tulang demi sebuah jendela.

2. Penokohan

Penokohan merupakan karakter tokoh yang diucapkan atau

diuraikan secara langsung dan tidak langsung. Berikut analisis penokohan

dalam cerpen ini :

a. Tokoh Rara

Dalam cerpen ini pengarang menggambarkan penokohan

secara langsung, tokoh tersebut adalah Rara. Tokoh Rara disini

memiliki watak yang keras kepala dan mempunyai keinginan kuat. Hal

ini terdapat dalam kutipan sebagi berikut.

Rara anaknya yang bontot. Keras kepala dan punya keinginankuat. Sekarang masih sekolah di Madrasah Ibtidaiyah, itupunkarena kebaikan hati kakak pengajar disana, ia tak harusmembayar sepeserpun. Syukurlah.

Page 67: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

54

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Rara adalah anak

yang keras kepala dan memiliki keinginan yang kuat. Rara sekolah di

Madrasah Ibtidaiyah.

Pengarang juga menggambarkan penokohan Rara secara tidak

langsung. Tokoh Rara disini memiliki watak yang tidak mudah

menyerah. Rara terus saja mempertahankan pendapatnya didepan Asih

kalau jendela itu sangat penting sebagai tempat keluar masuknya

udara, selain itu Rara berfikir kalau ada jendela maka pada siang hari

tidak perluada penerangan dari lampu di rumahnya. Hal ini

digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Jendela itu penting, kak. buat keluar masuk udaraTerus kalu siang kita tidak perlu menyalakan lampu.udahterang karena sinar matahari yang masuk ! “Jawab Rara tak kalah kerasnya. (Nadia, 2009: 94).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Rara yang tidak mudah

menyerah mempertahankan keinginan dan pendapatnya didepan Asih,

yang saat itu terussaja mengomeli Rara. Rara tetap saja

mempertahankan keinginanya tersebut, baginya jendela itu sangat

penting untuk rumahnya.

Tokoh Rara juga memiliki watak yang tidak mudah menyerah,

Rara menuruti kata–kata atau nasehat Bang Jun untuk menabung. Hal

ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Buat bikin jendela ! Jadi kalau kulit Rara sekarang lebihgosong, bukan karena main, Mak ! Tapi karena Rara Kerjabanting tulang buat jendela kita ! “Papar gadis itu ceriwis.(Nadia,2009:97).

Page 68: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

55

Kutipan di atas menggambarkan Tokoh Rara yang tidak mudah

menyerah, bekerja keras mengumpulkan uang demi sebuah jendela.

Uang itu akan diberikan kepada Emaknya untuk membuat jendela,

Rara menjelaskan kalau kulitnya gosong bukan karena bermain tetapi

karena bekerja keras di jalanan. Ia membanting tulang demi membuat

sebuah jendela, setelah uangnya terkumpul Rara segera menyerahkan

uangnya kepada Emaknya.

Setelah seminggu lebih, Rara berhemat bahkan ia berhematmandi,Sehari sekali, supaya bisa menyimpan tigaratus rupiahdisakunya.Uang perolehannya ngamen dan bekerja diperempatan,tidak dipakainya sesen pun untuk beli es mambo di warung,kuaci, permen dan jajanan yang lain. Ia betul–betulberhemat (Nadia, 2009: 96).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Rara yang tidak mudah

menyerah demi mengumpulkan uang untuk membuat jendela

rumahnya. Selain itu dia juga berhemat, menghemat mandi dan jajajan.

b. Tokoh Emak

Pengarang dalam cerpen ini menggambarkan tokoh Emak

secara langsung, tokoh Emak disini mempunyai watak yang mudah

merasa cemas. Emak selalu cemas dengan keinginan putri bungsunya.

Hal ini digambarkan dalam kutian berikut ini.

“ Apaan sih raja”“ Emak menatap anak bungsunya dengan sedikit cemas.Apalagi sekarang? Baru semingguan ia merasa lega, karenaRara tidak lagi mengutarakan keinginanya untuk punyajendela. (Nadia, 2009: 96).

Page 69: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

56

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Emak yang mudah

sekali merasa cemas dengan semua yang diutarakan Rara. Emak takut

Rara meminta yang aneh-aneh lagi. Karena sudah semingguan ini

Emak lega, karena Rara tidak mengutarakan keinginannya lagi.

Pengarang juga menggambarkan penokohan Emak secara tidak

langsung, tokoh Emak disini memiliki watak yang penyabar. Emak

keinginan Rara putri bungsunya itu yang begitu keras kepala. Dengan

penuh sabar Emak mendengarkan keinginan Rara untuk dibuatkan

jendela. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“ Rara mau punya rumah yang ada jendelanya Mak!”“ Bisa, Besok kita minta abangmu buatkan jendela satu, ya?Kecil saja tak apa, kan?” ujar Emak sambil tertawa. (Nadia,2009:89).

Kutipan di atas menggambarkan Emak yang begitu sabar

mengahadapi Rara, Emak mau mematuhi keinginan Rara meskipun

nantinya Emak bingung akan menghadap kemana jendelanya itu.

Tokoh Emak disini juga memiliki watak penyabar dalam

menghadapi masalah yang ada. Meski dalam keadaan bingung, tetapi

Emak tetap diam dan tidak sedikitpun memarahi Rara yang terus–

terusan bicara tentang jendela. Hal ini digambarkan dalam kutipan di

bawah ini.

Mata penat Emak menatap berganti–ganti dari uangditangannya, dan raut wajah si bungsu. Begitu terus sampaibeberapa saat. Sayang Rara terlalu riang untukmemperhatikan perubahan wajah Emak. (Nadia 2009:98).

Page 70: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

57

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Emak yang begitu sabar

menghadapi Rara yang terus–menerus berbicara tentang jendela.

Meskipun Emak tidak tahu lagi harus berbicara apa pada Rara. Emak

tetap saja diam dan tidak sedikitpun memarahi Rara.

Tokoh Emak dalam cerpan ini juga mimiliki watak yang

penyabar dalam menghadapi setiap masalah, dan hanya menyimpan

masalah itu sendiri. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Emak tak mendengar lagi penjelasan Rara.Benaknya digayuti kejadian siang tadi, ketika Pak RTdatang bersama Sekretarisnya dan berbicara serius(Nadia, 2009:98).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Emak selalu

sabar menghadapi setiap masalah yang sedang dihadapinya, meskipun

disisi lain Emak merasa bingung apakah harus menuruti keinginan

Rara, atau menuruti kata-kata Pak RT yang datang siang tadi bersama

sekretarisnya dan berbicara serius pada Emak.

c. Tokoh Bang Jun

Tokoh Bang Jun dalam tokoh cerpen ini hanya digambarkan

pengarang secara tidak langsung, tokoh Bang Jun disini memiliki

watak yang perhatian. Bang Jun juga perhatian pada adiknya Rara. Hal

ini digambarkan pada kutipan dibawah ini.

Bang Jun mencolek pipinya. Mata laki–laki berusia duapuluh tahun itu mengamati coretan adiknya.“Udah malam kok belum tidur?”“Eh, itu gambar apa, Ra?” komentar abangnya lagi.“Jendela? Kok gede banget !” (Nadia, 2009:92).

Page 71: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

58

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Bang Jun yang begitu

perhatian terhadap adiknya, ketika pulang kerja ia langsung menegur

adiknya yang sudah malam tapi belum juga tidur, ternyata Rara

adiknya itu sedang menggambar jendela.

Tokoh Bang Jun juga memiliki watak yang baik hati, hal ini

digambarkan dalam kutipan di bawah.

Suara Rara lirih bercampur isakan. Jun yang melihatnyajadi tidak tega. Tangan cowok itu membelai – belai kepalaadiknya.Lalu menatap Rara lunak.“Iya. Tapi Rara juga ikut kumpulin duit, ya ? jangan dipakejajan! Kita perlu uang untuk beli kayu, kaca, bikinkusennnya!” (Nadia,2009: 95).

Kutipan di atas mengambarkan Bang Jun yang begitu baik hati

pada adikinya Rara. Bang Jun menenangkan Rara yang sedang

menangis. Selain itu Bang Jun berjanji akan mebuatkan jendela, asal

Rara juga ikut menabung.

Tokoh Bang Jun dalam cerpen ini juga memiliki watak yang

baik hati, ketika pulang bekerja Jun menatap kedua orang tuanya yang

tertidur lelap. Hal ini digambarkan dalam kutipan dibawah ini.

Jun hanya menatap Emak dan Bapak yang tidur di atassehelai tikar usang. Wajah kedua orang tuanya itu tampakletih. Pastilah. Bukan pekerjaan ringan yang dikerjakankedua orang tuanya itu. (Nadia,2009:92).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Bang Jun yang begitu

baik hati karena menyadari pekerjaan kedua orang tuanya yang begitu

berat, ketika ia menatap kedua oarang tuanya yang pekerjaanya tidak

Page 72: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

59

ringan itu, hati Jun sangat sedih dan bertekad untuk membantu

kehidupan keluarganya.

d. Tokoh Asih

Pengarang dalam cerpen ini menggambarkan tokoh Asih secara

langsung, tokoh Asih disini mempunyai watak yang kasar. Asih yang

bekerja di tempat pelacuran telah merubah semua sifatnya yang dulu

lembut sekarang menjadi kasar. Hal ini digambarkan dalam kutipan di

bawah ini.

“Ahh, anak kecil sok tau. Tunggu nanti kalau kamu gede,baru ngerasain. Hidup tuh cari yang haram saja susah,apalagi yang halal”! (Nadia, 2009: 93).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Asih yang dulu lembut

berubah menjadi kasar. Asih yang begitu marah dengan Rara,

mengomeli adiknya kalau hidup itu susah apalagi cari yang halal. Asih

sekarang berubah total, dari segi dandanan maupun penampilan yang

semakin minim dan ketat.

Pengarang dalam cerpen ini juga menggambarkan tokoh Asih

secara tidak langsung, Asih yang mabuk terus-menerus mengomeli

Rara adiknya itu yang meminta untuk dibuatkan sebuah jendela di

rumahnya. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Kebutuhan tuh banyak. Udah bagus gue sama Jun kerja.Pake buat yang lebih penting dong!” cerocos Asih,tanganya menjewer kuping Rara. (Nadia, 2009: 94).

Kutipan di atas menggambarkan Asih yang begitu pemarah,

Asih terus memarahi adiknya yang dianggapnya hanya akan

Page 73: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

60

membuang uang saja untuk membuat jendela, sementara kebutuhan

lain masih banyak dan jauh lebih penting.

Tokoh Asih disini juga memiliki watak yang pemarah. Asih

yang begitu lelah sepulang dari bekerja sedang menceritakan kepada

Bang Jun, tiba-tiba adiknya Rra itu menyahut ucapanya dengan penuh

kepolosan. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Ahh, anak kecil sok tau. Tunggu nanti kalau kamu gede,baru ngerasain. Hidup tuh cari yang haram saja susah,apalagi yang halal”! (Nadia, 2009: 93).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Asih yang begitu

mudahnya marah, Asih memarahi Rara yang tiba-tiba menyahut kata-

katanya. Asih merasa adiknya itu tidak pantas berkata seperti itu.

Karena bagi Asih bekerja dari yang haram saja sudah susah apalagi

dari kerja halal.

Tokoh Asih dalam cerpen ini juga memiliki watak yang mudah

sekali marah, digambarkan ketika Asih selalu memarahi adiknya yang

masih kecil itu. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Tapi banyak yang lebih penting dari jendela,” Asih takmau kalah, “Makan kamu misalnya”! lanjutnya kesal.Bayangkan, ia sudah capek-caoek tiap malam, kadanglembur merelakan badannya melayani empat tamu dalamsemalam. Apa adiknya itu tahu? (Nadia, 2009: 95).

Kutipan di atas menggambarkan Asih yang mudah sekali

memarahi Rara padahal adiknya itu masih kecil, Asih merasa adiknya

itu tidak tahu pekerjaan yang dilakukanya setiap hari itu sangat

berat,kadang ia harus melayani empat tamu dalam semalam.

Page 74: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

61

3. Latar

Latar dalam cerpen ini menyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu dan lingkungan sosial.

a. Latar tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

ceritakan dalam sebuah karya fiksi, latar tempat dalam cerpen ini

digambarkan ketika Rara yang sedang mengaji dan menceritakan

rencananya yang akan dibuatkan jendela nanti. Hal ini digambarkan

dalam kutipan berikut.

Di madrasah, sorenya. “Kata Mak, rumahku akan punyajendela!” Rara berbisik ketelinga teman sebangkunya.Disekitarya, kawan-kawan sedang mengikuti Surat Al Ma’un,yang diucapkan kak Romlah.“yang bener, Ra”Dua bola mata bulat milik Inah membesar. Ia ikut senang jikaimpian Rara terwujud. (Nadia, 2009 : 90).

Dari kutipan di atas menggambarkan bahwa latar tempat di

Madrasah, tempat Rara mengaji. Menceritakan Rara yang sedang asyik

bercerita pada temannya, tentang rencananya akan dibuatkan jendela di

rumahnya nanti.

Ketika Rara tertidur lelap membawa seluruh impiannya.

Keinginannya untuk memiliki jendela rumah, membuatnya ingin

bekerja lebih giat lagi.

Perhatikan kutipan di bawah ini.

“Belakangan, lelah dan air mata membuat Rara tertidur.Pikiran kanak-kanak membawanya pada impian. Malam ituRara bermimpi menari diantara jendela-jendela besar yangmengantarkan sinar matahari padanya. Juga kerlip bintang-bintang malam hari.” (Nadia, 2009 : 96).

Page 75: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

62

Pada kutipan di atas menggambarkan latar tempat di rumah

Rara. Rara yang sedang tertidur lelap dan sedang bermimpi dengan

jendela-jendela besar yang akan membawa sinar matahari menerangi

rumahnya.

Rara pulang dengan hati yang melonjak-lonjak karena gadis itu

merasa uang tabungan hasil kerja kerasnya cukup untuk membuat

sebuah jendela besar.

Perhatikan kutipan di bawah ini.

“Dan sore ini Rara pulang dengan hati melonjak-lonjak.Menurut hemat gadis kecil dengan rambut ekor kuda itu,tabungannya cukup untuk membuat sebuah jendela yang besar.bahkan jika tidak ada halangan, lusa mungkin ia sudah bisamenatap matahari menghangatkan lantai rumah mereka.Membayangkan itu, perasaan Rara makin tak keruan, sepertimeluncur dari tempat yang tinggi. Sangat tinggi.(Nadia, 2009 : 96).

Pada kutipan di atas menggambarkan bahwa latar tempat

adalah di dalam rumah Rara . Ketika Rara pulang dengan hati yang

begitu bahagia karena telah berhasil mengumpulkan uang yang akan

digunakanya untuk membuat jendela nanti.

Emak tak mendengarkan penjelasan Rara. Ia digayuti kejadian

saat Pak RT datang kerumahnya bersama sekretaris dan berbicara

serius.

Perhatikan kutipan di bawah ini.

Emak tak mendengarkan lagi penjelasan Rara. Benaknyadigayuti kejadian siang tadi, ketika Pak RT datang bersamasekretarisnya, dan berbicara serius.“Gara-gara Rara, semua anak-anak di sini pada mintadibuatkan jendela sama orangtuanya. Saya bukan tidak mau

Page 76: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

63

mengizinkan. Tapi kan Emak tahu sendiri situasinya. Rumah-rumah saling menempel, dinding yang satu menjadi dindingyang lain. Lagi pula, kalau dipaksakan, percuma, tidak bisamasuk sinar matahari. Kecuali kalau mau ngebor jalan tol diatas sana! saya sebagai ketua RT tidak bisa mengizinkan!”(Nadia, 2009 : 98).

Kutipan di atas menggambarkan latar tempat di dalam rumah

Rara, ketika Emak dalam keadaan yang sedang bingung memikirkan

Rara dan Pak RT yang baru saja datang menyampaikan bahwa ia tidak

setuju dengan rencana mereka untuk membuat jendela di rumahnya.

b. Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya

peristiwa, latar waktu dalam cerpen ini adalah ketika Rara yang sedang

mengaji setiap sore hari, Rara juga bercerita pada teman-temannya

tentang jendela rumah yang akan dibuatkan abangnya nanti. Hal ini

digambarkan dalam kutipan berikut.

Di madrasah, sorenya. “Kata Mak, rumahku akan punyajendela!” Rara berbisik ketelinga teman sebangkunya.Disekitarya, kawan-kawan sedang mengikuti Surat Al Ma’un,yang diucapkan kak Romlah.“yang bener, Ra”Dua bola mata bulat milik Inah membesar. Ia ikut senang jikaimpian Rara terwujud. (Nadia, 2009 : 90).

Dari kutipan di atas menggambarkan bahwa latar waktu pada

sore hari di Madrasah. Menceritakan Rara yang sedang asyik bercerita

pada temannya, tentang rencananya akan dibuatkan jendela di

rumahnya nanti.

Page 77: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

64

Latar waktu dalam cerpen ini juga digambarkan ketika Rara

akan tertidur setelah seharian dia bekerja. Hal ini digambarkan dalam

kutipan berikut ini.

“Belakangan, lelah dan air mata membuat Rara tertidur.Pikiran kanak-kanak membawanya pada impian. Malam ituRara bermimpi menari diantara jendela-jendela besar yangmengantarkan sinar matahari padanya. Juga kerlip bintang-bintang malam hari.” (Nadia, 2009 : 96).

Pada kutipan di atas menggambarkan latar waktu pada malam

hari, di rumah Rara. Rara yang sedang tertidur lelap dan sedang

bermimpi dengan jendela-jendela besar yang akan membawa sinar

matahari menerangi rumahnya. Latar waktu dalam cerpen ini juga

digambarkan saat Rara pulang dengan hati yang riang, digambarkan

dalam kutipan di bawah ini.

“Dan sore ini Rara pulang dengan hati melonjak-lonjak.Menurut hemat gadis kecil dengan rambut ekor kuda itu,tabungannya cukup untuk membuat sebuah jendela yang besar.bahkan jika tidak ada halangan, lusa mungkin ia sudah bisamenatap matahari menghangatkan lantai rumah mereka.Membayangkan itu, perasaan Rara makin tak keruan, sepertimeluncur dari tempat yang tinggi. Sangat tinggi.(Nadia, 2009 : 96).

Pada kutipan di atas menggambarkan bahwa latar waktu adalah

pada sore hari, di rumah Rara. Rara yang pulang dengan hati yang

riang karena keinginannya yang akan terwujud, Ia merasa selama ini

pekerjaan dan usahanya untuk berhemat mengumpulkan uang tidak

sia-sia.

c. Latar Sosial

Page 78: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

65

Latar sosial berhubungan status, pendidikan, kehidupan,

agama, pekerjaan dan adat istiadat, latar sosial pendidikan dalam

cerpen ini digambarkan pada tokoh Rara yang hanya bersekolah di

madrasah setiap sore, hal ini dikarenakan ia tidak memiliki biaya untuk

mengenyam pendidikan formal seperti yang lainnya. Maka atas

kebaikan hati kakak pengajar disana Rara dibebaskan dari biaya

apapun. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Rara anaknya yang bontot. Keras kepala dan punya keinginankuat. Sekarang masih sekolah di madrasah ibtidaiyah, itu punkarena kebaikan hati kakak pengajar di sana, iatak harusmembayar sepeserpun. Syukurlah. (Nadia, 2009: 90).Kutipan di atas menggambarkan pendidikan Rara yangrendah.

Rara hanya bersekolah di madrasa, itupun berkat kebaikan para

pengajar Rara tidak dipungut biaya apapun.

Latar sosial kehidupan, digambarkan pada keluarga Rara yang

merupakan keluarga yang miskin dan tidak mampu. Mereka hanya

bertempat tinggal di bawah kolong jembata, yang sewaktu-waktu nanti

bisa terkena gusuran. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Matanya menyenter rumah kotak mereka yang empat sisinyatrbuat dari tripleks. Hanya satu ruangan, disitulah merekasekeluarga mengakhiri hari-hari. Tak ada jendela, karenarumah-rumah di kolong jembatan tol menuju bandara itu terlaluberdempet. (Nadia,2009:88).

Kutipan di atas menggambarkan kehidupan keluarga Rara yang

miskin, yang hanya menempati sebuah rumah kotak yang terbuat dari

tripleks yang terletak di bawah jembatan.

Page 79: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

66

Latar sosial agama dalam cerpen ini digambarkan pada kakak

Rara yang dulu sempat ngaji di madrsah seperti dirinya. Madrasah dan

mengaji merupakan ciri khas orang muslim yang beragama islam. Hal

ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Rara menundukkan kepala , kakaknya yang dulu lembut danbaik hati. Sempat juga ngaji di madrasah seperti dia. Tapisetelah putus sekolah dan menjadi karyawan di tempatpelacuran, gadis berkulit hitam ,manis itu berubah.(Nadia,2009:94).

Kutipan di atas menggambarkan latar sosial agama seorang

muslim, Rara yang sedih sambil menundukkan kepala , Ia heran

melihat perubahan yang terjadi pada diri kakaknya sekarang ini yang

dulu sempat mengaji dan begitu lembut. Kakaknya sekarang sudah

berubah total.

Latar sosial dalam cerpen ini juga digambarkan melalui

pekerjaan Rara yang bekerja sebagai seorang pengamen jalanan. Rara

bekerja keras demi mengumpulkan uang. Ha ini digambarkan pada

kutipan di bawah ini.

Rara tau tidak Cuma kakaknya yang berubah. Tapi juga kakaksi Inah, Ibu si Ipul dan banyak lagi. Konon mereka dulu jugaanak madrasah. Tapi daya tarik rumah pelacuran, yang letaknyahanya beberapa ratus meter dari madrasah, terlalu menggoda.Itu jalan pintas dapat duit. (Nadia, 2009 : 94).

Kutipan di atas menggambarkan kehidupan keluarga Rara yang

hampir semua kakaknya bekerja di rumah pelacuran. Mereka konon

anak madrasah, tetapi kini berubah menjadi kasar karena daya tarik

Page 80: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

67

rumah pelacuran. Hal ini menunjukkan tingkat ekonomi keluarga Rara

rendah.

4. Nilai Pendidikan

1. Nilai Pendidikan Moral

Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima

mengenai perbuatan, sikap, berkewajiban dan sebagainya. Moral

dapat pula disebut dengan ahlak budi pekerti dan susila.

Macam-macam nilai pendidikan Moral

a. Kepedulian dan Empati

Kepedulian dan empati didasarkan pada pemahaman perasaan diri

sendiri dan memahami orang lain. Kepedulian dan empati adalah

cara kita menanggapi perasaan dan pengalaman orang lain, hal ini

terdapat pada peristiwa saat Emak berusaha membuat putri bungsunya

itu senang dengan hanya menyetejui permintaan Rara untuk dibuatkan

jendela di rumahnya. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut ini.

“Bisa, besok kita minta abangmu buatkan jendela satu ya ?kecil saja tak apa, kan ?” Ujar Emak sambil tertawa. Kemanajendela itu akan menghadap nanti ? Pikirannya, ke rumah MasDadang, tetangga merekah ? Apa iya mereka mau diintipkegiatannya setiap hari ? Tapi siapa tahu. Paling tidak hal itumungkin bisa membuat Rara senang, kalau dia menolakmengamen di perempatan lampu merah nanti, apa tidak repot ?(Nadia, 2009 : 89).

Kutipan di atas menggambarkan Emak yang memiliki rasa

kepedulian dan empati pada putrinya Rara. Meskipun nantinya jendela

Page 81: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

68

itu jadi dibuat atau tidak, setidaknya dengan berkata bisa itu sudah

membuat hati Rara senang.

Kepedulian dan empati dalam cerpen ini juga digambarkan

dalam kutipan di bawah ini.

Suara Rara lirih, bercampur isakan. Jun yang melihatnya jaditidak tega. Tangan cowok itu membelai-belai kepala adiknya.Lalu menatap Rara lunak.“Iya. Tapi Rara juga ikut kumpulin duit, ya ?Jangan dipake jajan ! kita perlu uang untuk beli kayu, kaca,bikin kusen .... “ (Nadia, 2009 : 95).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Jun sangat peduli dan

kasihan pada adiknya Rara yang menangis, meminta dibuatkan

jendela. Jun memiliki sifat peduli dan simpati pada adiknya itu, karena

itu ia menasehati Rara untuk ikut menabung untuk biaya membeli

peralatannya.

b. Keteguhan hati dan komitmen.

Keteguhan hati dan komitmen adalah pendidikan moral yang

baik untuk membentuk mental yang positif. Dalam cerpen ini

menceritakan Nilai pendidikan yang menggambarkan kepedulian dan

empati dalam cerpen ini juga digambarkan ketika Rara bekerja keras

mengumpulkan uang demi mewujudkan impianya membuat sebuah

jendela di rumahnya. Hal ini terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Selama seminggu lebih, Rara berhemat. Ia bahkan menghematmandi, sehari sekali, supaya bisa menyimpan tiga ratus rupiahdi sakunya. Uang perolehannya ngamen dan bekerja diperempatan, tak dipakainya sesen pun untuk beli es mambo diwarung, kwaci, permen dan jajanan lain. Ia betul-betulberhemat.” (Nadia, 2009 : 96).

Page 82: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

69

Kutipan di atas menggambarkan Rara yang memiliki keteguhan

dan komitmen yang kuat. Rara berusaha bekerja keras bahkan

berhemat demi mewujudkan mimpinya ingin rumahnya ada jendelanya

sehingga sinar matahari bisa leluasa masuk ke dalam rumah kecilnya

itu.

2. Nilai Pendidikan Religius

Nilai religius merupakan nilai ke-Tuhanan, kerohanian yang

tinggi dan mutlak bersumber dan keyakinan dan kepercayaan manusia

terhadap Tuhannya. Sikap religius ini mencakup segala pengertian

yang bersifat adikodrati (Damono, 1984:93). Nilai religius ini

merupakan nilai-nilai pusat yang terdapat di masyarakat.

Menceritakan Rara yang sedang mengaji di Madrasah, saat itu rara

juga bercerita pada temannya tentang rencananya untuk membuat

jendela di rumahnya nanti. Hal ini terdapat dalam kutipan dibawah ini

Di Madrasah sorenya.” Kata Mak, rumahku akan punyajendela!”Rara berbisik ke telinga teman sebangkunya. Di sekitarnya,kawan-kawan sedang mengikuti Surat Al-Maun yangdiucapkan Kak Romlah. (Nadia, 2009 : 90).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Rara mengikuti

sekolah Madrasah di kampungnya. Kegiatan Madrasah ini berlangsung

setiap sore hari dan biasanya diisi dengan kegiatan mengaji atau

membaca surat-surat dalam kitab suci Al-Qur’an.

Nilai pendidikan religius dalam cerpen ini juga digambarkan

ketika Rara mendengar kata-kata kakaknya Asih yang sedang mabuk

Page 83: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

70

sehabis bekerja, Rara merasa kata-kata kakaknya itu sangatlah tidak

pantas sebagai seorang yang beriman. Baginya rezeki itu datangnya

hanya dari Allah semata. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah

ini.

“Rara diam, mendengarkan saja percakapan kedua saudaranya.Tapi kalimat kakaknya barusan, mengusiknya untukmenimpali,” kata guru Rara di Madrasah, rezeki kan datangnyadari Allah, kak. Bukan dari tamu !” (Nadia, 2009 : 93).

Kutipan di atas menggambarkan Rara yang tidak tahan

mendengar obrolan kedua kakaknya, Rara percaya dan sangat yakin

kalau rezeki itu datangnya dari Allah SWT dan bukan dari tamu

ataupun yang lainnya. Hal ini memperlihatkan tingkat keimanan Rara

yang begitu kuat.

C. Cerpen “Bulan Kertas” Karya Asma Nadia

1. Tokoh

Untuk menentukan tokoh utama dapat dilakukan dengan cara

melihat intensitas keterlibatan tokoh dalam cerita, tokoh tersebut

adalah tokoh Yu Tarmi. Awal cerita dari tokoh ini Yu Tarmi yang

begitu khawatir mendengar kabar putri kesayangannya itu mendapat

kecelakaan. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Ya, Tarmi .....!!Teriakan panik itu menghentikan gerak tangan Yu Tarmi yangsedang memoleskan sapuan terakhir bedak murahan kewajahhnya.“Kasih .... Kasih ketabrak motor !”Yu Tarmi, berdiri tergesa, ragu dengan kabar yang barusan didengarnya, (Nadia, 2009 : 113)

Page 84: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

71

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Yu Tarmi yang sedang

memoleskan sapuan terakhir bedah murahan ke wajahnya, tiba-tiba

mendengar kabar kalau Kasih tertabrak motor, Yu Tarmi langsung

berdiri tergesa dan masih ragu dengan kabar tersebut.

Yu Tarmi segera pergi menuju ke rumah sakit, sesampainya di

rumah sakit, Yu Tarmi melihat Kasih tergeletak dengan dahi dan lutut

diperban, seorang pemuda berpenampilan mahasiswa berdiri di

sampingnya. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut ini.

“Kasih, Cah Ayu, rembulan ibu, kenapa? Siapa orang kurang ajaryang bikin kamu celaka?”Kasih meraih tangan Yu Tarmi ke dadanya, “Kasih enggak apa-apa, Bu, “Jelasnya lirih.“Enggak apa-apa gimana, Cah Ayu? Kepala diperban gitu,berdarah. Aduh ..... kepalamu pasti pusing dasar edan orang sudahmenabrak itu !?(Nadia, 2009 : 114)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Yu Tarmi yang

melihat Kasih tergeletak diranjang, Yu Tarmi langsung bertanya

tentang keadaan Kasih dan siapa orang yang tega menabrak rembulan

ibu.

Konflik dalam cerpen ini terjadi ketika Yu Tarmi mengetahui

bahwa pemuda yang ada di samping Kasih itu adalah orang yang

menabrak Kasih. Pemuda itu sudah meminta maaf tapi Yu Tarmi tetap

saja marah-marah. Hal ini digambarkan dalam kutipan dibawah ini.

“Maafkan saya, Bu. Saya yang salah ....”Sepasang mata Yu Tarmi kini membelalak, geram.Anak muda itu ! pasti dia ya sudah mencelakai rembulannya !Laki-laki brengsek yang enggak punya mata.Kurang lebar apa jalannya di depan rumahnya itu?

Page 85: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

72

“Jadi kamu yang menabrak?”“Bu Cuma kesrempet!”Yu Tarmi tak peduli,” Percuma punya mata dua kalau enggakbisa lihat ! (Nadia, 2009 : 115)

Kutipan di atas menggambarkan Yu Tarmi yang begitu emosi

dengan pemuda yang telah menabrak Kasih. Yu Tarmi tetap saja tidak

peduli dengan permintaan maaf pemuda itu.

Puncak konflik terjadi saat kemarahan Yu Tarmi semakin

memuncak karena noda darah yang ada di dahi putri kesayangannya

itu, dan lupan marahnya terus ditujukan pada pemuda tersebut. Hal ini

digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

”Kemarahan Yu Tarmi berapi-api melihat perban dan nodadarah di dahi Kasih, mau rasanya dia mengemplang kepalaanak muda itu.“Saya minta maaf.”“Terus dengan maafmu, anakku jadi langsung sembuh?Gimana kalau gegar otak?” ketus Yu Tarmi“Saya siap tanggungjawab, Bu. Biaya rumah sakit akan sayaurus. “(Nadia, 2009 : 115)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Yu Tarmi begitu

marah, ketika melihat noda darah didahi putri kesayangannya, Yu

Tarmi terus memarahi pemuda itu, sekalipun pemuda itu sudah

bersedia tanggungjawab atas biaya rumah sakit nanti.

Akhir cerita dalam cerpen ini adalah Yu Tarmi yang bimbang

dengan keinginan kasih yang melarangnya untuk bekerja, sementara ia

tidak tega melihat Kasih bekerja keras. Hal ini digambarkan dalam

kutipan di bawah ini.

“Kasih ingin ibu tidak bekerja lagi, biar Kasih yang menafkahiibu”.

Page 86: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

73

Batinnya terempas-empas, hidup bersih dengan tiga ratus riburupiah gaji anaknya. Tegakah dia?Membayangkan Kasih yang capek, makan seadanya, sehari-hari hanya memakai pakaian lama? (Nadia, 2009 : 123)

Kutipan di atas menggambarkan Yu Tarmi yang bingung

dengan mata merah, Hatinya terasa terempas-empas mendengar Kasih

yang menyuruh tidak bekerja lagi, Yu Tarmi tidak tega

membayangkan Kasih yang capek, makan seadanya dan sehari-hari

memakai pakaian lama.

Selain itu tokoh yang banyak berhubungan dengan tokoh lain

adalah tokoh Yu Tarmi. Yang memiliki hubungan sebagai seorang ibu

dengan Kasih. Yu Tarmi menerima amplop yang diserahkan oleh

Kasih merupakan gaji Kasih yang pertama. Hal ini terdapat pada

kutipan di bawah ini.

Gaji bulanannya yang pertamaKasih menyerahkan amplop berisi beberapa lembarlima puluh ribuan itu kepada Yu Tarmi“Kata atasan, kalau kerja Kasih bagus, nanti bisa dipindah keadministrasi. Siapa tahu nanti malah bisa jadi sekretaris, Bu.”Gadis itu tertawa kecil. Di sisinya Yu Tarmi masih bertegun-tegun. Sekali pandang, perempuan itu dapat mengira jumlahuang di dalam amplop yang tidak beberapa tebal itu.(Nadia, 2009 : 121).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Yu Tarmi yang begitu

tertegun menerima amplop dari Kasih yang mana itu merupakan gaji

pertama kasih. Kasih adalah anak yang menyayangi orang tuanya,

Tokoh Yu Tarmi juga berhubungan sebagai seorang tetangga

dengan Ceu Mumu, Yu Tarmi yang sedang menyapukan olesan

terakhir bedak murahan ke wajahya, tiba-tiba kaget mendengar kabar

Page 87: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

74

baru Ceu Mumu kalau putrinya Kasih tertabrak motor. Hal ini terdapat

pada kutipan di bawah ini.

“Kasih ketabrak motor, sekarang di rumah sakit.…”Kasih,anaknya semata wayang, rembulan tempat di mencari cahaya,mendapat kecelakaan. Ucapan Ceu Mumu berikunya tidakpenting lagi. (Nadia, 2009 : 113).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Yu Tarmi berhubungan

tetangga dengan Ceu Mumu. Yu Tarmi mendengar kabar kalau putri

kesayanganya, putri semata wayangnya itu ditabrak motor dan

sekarang berada di rumah sakit.

Tokoh yang ditampilkan terus menerus sehingga mendominasi

cerita tokoh yang diceritakan terus menerus pada cerpen ini adalah

tokoh Yu Tarmi. Pada cerpen ini Yu Tarmi yang begitu khawatir

melihat noda darah di dahi putri kesayanganya. Yu Tarmi begitu

menyayangi kasih. Hal ini digambarkan.

“Kasih ketabrak motor, sekarang di rumah sakit.…”Kasih,anaknya semata wayang, rembulan tempat di mencari cahaya,mendapat kecelakaan. Ucapan Ceu Mumu berikunya tidakpenting lagi. (Nadia, 2009 : 113).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Yu Tarmi berhubungan

tetangga dengan Ceu Mumu. Yu Tarmi mendengar kabar kalau putri

kesayanganya, putri semata wayangnya itu ditabrak motor dan

sekarang berada di rumah sakit.

Tokoh yang ditampilkan terus menerus dalam cerpen ini adalahYu Tarmi. Pada cerpen ini Yu Tarmi begitu khawatir melihatnoda darah pada putri kesayanganya. Hal ini digambarkan padakutipan di bawah ini. “Ya, Tarmi .....!!

Page 88: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

75

Teriakan panik itu menghentikan gerak tangan Yu Tarmi yangsedang memoleskan sapuan terakhir bedak murahan kewajahhnya.“Kasih .... Kasih ketabrak motor !”Yu Tarmi, berdiri tergesa, ragu dengan kabar yang barusan didengarnya, (Nadia, 2009 : 113)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Yu Tarmi yang sedang

memoleskan sapuan terakhir bedah murahan ke wajahnya, tiba-tiba

mendengar kabar kalau Kasih tertabrak motor, Yu Tarmi langsung

berdiri tergesa dan masih ragu dengan kabar tersebut.

2. Penokohan

Penokohan merupakan karakter tokoh yang diucapkan atau

diuraikan secara langsung dan tidak langsung. Berikut analisis penokohan

dalam cerpen ini :

a. Tokoh Yu Tarmi

Pengarang disini menggambarkan penokohan Yu Tarmi secara

langsung. Tokoh Yu Tarmi disini memiliki watak yang pemarah atau

mudah sekali emosi. Saat melihat Kasih dengan perban di dahinya, Yu

Tarmi terus memarahi seorang pemuda yang telah menabrak Kasih.

Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini :

Kemarahan Yu Tarmi berapi-api, melihat perban dan nodadarah di dahi Kasih, mau rasanya dia menempeleng anak mudaitu.“Terus dengan maafmu, anakku jadi langsung sembuh?Gimana kalau gegar otak?” ketus Yu Tarmi (Nadia, 2009 : 115)

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Yu Tarmi yang begitu

emosi atau marah pada pemuda yang menabrak Kasih, Yu Tarmi ingin

Page 89: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

76

sekali menempeleng kepala anak muda itu, karena Yu Tarmi takut

Kasih tidak sembuh, malah nantinya bisa gegar otak.

Pengarang dalam cerpen ini juga menggambarkan tokoh Yu

Tarmi secara tidak langsung. Tokoh Yu Tarmi memiliki watak yang

penyayang. Ia begitu menyayangi Kasih. Hal ini digambarkan dalam

kutipan di bawah ini :

Dari balik jendela, Yu Tarmi mengikuti kepergian anaknyadengan tatapan sayang. Namun kening perempuan setengahbaya itu segera berkerut. Kasih tak sendiri. (Nadia, 2009 : 117)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Yu Tarmi begitu

menyayangi Kasih. Ia mengikuti Kasih yang sedang pergi berangkat

sekolah. Tetapi tiba-tiba kening Yu Tarmi tampak berkerut karena

Kasih tak sendiri.

Tokoh Yu Tarmi dalam cerpen ini juga memiliki watak yang

peyayang, Yu Tarmi tidak tega melihat Kasih yang bekerja dan

menyerahkan gajinya pada Yu Tarmi. Hal ini digambarkan dalam

kutipan di bawah ini :

“Nduk, kamu harus lulus. Harus jadi orang pinter supayaenggak bisa dibohongi orang. Mesti kaya supaya bisamembantu orang miskin. Terus...” (Nadia, 2009 : 116)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Yu Tarmi yang begitu

menyayangi Kasih, Yu Tarmi ingin sekali anaknya itu lulus dan

menjadi orang pintar, sehingga nantinya bisa membantu orang miskin.

Tokoh Yu Tarmi dalam cerpen itu juga memiliki watak yang

penuh kasih sayang. Yu Tarmi tidak tega melihat Kasih yang bekerja

Page 90: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

77

dan menyerahkan gajinya pada Yu Tarmi. Hal ini digambarkan dalam

kutipan di bawah ini :

“Nanti sebagian kita tabung, Bu.”Perempuan itu mengangguk. Tidak tega rasanya mengumbargaji Kasih yang sedikit, apalagi buat ukuran zaman sekarang.

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Yu Tarmi yang begitu

menyayangi putrinya, ia tidak tega melihat Kasih yang memberikan

uang gajiannya untu biaya hidup sehari-hari. Yu Tarmi tidak tega

mengumbar gaji yang sedikit apalagi untuk ukuran zaman sekarang.

b. Tokoh Kasih

Pengarang disini menggambarkan penokohan Kasih secara

langsung. Tokoh Kasih memiliki watak sebagai seorang yang hemat

dan sederhana. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini :

Lega perasaan Kasih telah menyampaikan keinginannya.Biarlah mereka bersusah-susah, ngirit, hidup sederhana. Takjadi masalah asalkan Ibu bisa berhenti dari pekerjaan yangmembuat Kasih tidur tidak tenang setiap malam.(Nadia, 2009 : 123).

Kutipan di atas menggambarkan Kasih yang berusaha untuk

hidup sederhana asalkan ibunya bisa berhenti dari pekerjaan yang

selama ini selalu membuat Kasih tidak tenang.

Pengarang dalam cerpen ini juga menggambarkan penokohan

kasih secara tidak langsung. Tokoh Kasih disini memiliki watak yang

tanggung jawab pada ibunya. Hal ini digambarkan dalam kutipan di

bawah ini :

“Kasih akan kerja, Bu. Kasih akan cari kerja!”

Page 91: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

78

Dan gadis itu membuktikan kalimatnya. Seminggu kemudian,Kasih mendapat pekerjaan, meski hanya sebagai operatortelepon di tempat kursus kecil.

Kutipan di atas menggambarkan tokoh kasih yang begitu

menyayangi ibunya. Kasih berjanji akan mencari kerja untuk

menafkahi ibunya. Dan akhirnya Kasih membuktikan kalimatnya itu,

ia mendapat pekerjaan meski hanya sebagai operator telepon.

Tokoh Kasih dalam cerpen ini juga memiliki watak yang

memiliki tanggung jawab. Kasih berharap nantinya bisa membuka

warung atau membeli mesin jahit, bahkan membawa ibunya naik haji.

Hal ini terdapat dalam kutipan di bawah ini :

Gaji bulanannya yang pertamaKasih menyerahkan amplop berisi beberapa lembar lima puluhribuan itu kepada Yu Tarmi.“Kata atasan, kalau kerja Kasih bagus, nanti bisa dipindah keadministrasi.“Siapa tahu nanti bisa jadi sekretaris, Bu.” (Nadia, 2009 : 121)

Kutipan di atas menggambarkan Kasih yang memberikan gaji

pertamanya kepada Yu Tarmi, Kasih menjelaskan jika kerjanya bagus,

nantinya bisa dipindah ke bagian administrasi bahkan bisa diangkat

menjadi sekretaris.

Tokoh Kasih dalam cerpen ini juga memiliki watak yang

memiliki impian yang besar. Hal ini terdapat dalam kutipan di bawah

ini :

“Siapa tahu nanti kita bisa buka warung, atau beli mesin jahit,”tambah Kasih. Dibenaknya berlompatan rencana-rencana masadepan. Kasih tahu ibunya pintar menjahit. Sejak kecil sampaisekarang baju-baju Kasih pun Ibu yang menjahit, meski

Page 92: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

79

menumpang mesin jahit tua milik Ceu Mumu. Hm... Siapa tahunantinya mereka malah bisa....“Naik haji, Bu!”

Kutipan di atas menggambarkan Kasih yang memiliki

tanggung jawab yang begitu besar pada ibunya, jika ia sudah bekerja

uang yang ditabungnya nanti bisa digunakan untuk membuka warung,

membeli mesin jahit bahkan ia bermimpi nantinya bisa naik haji.

3. Latar

Latar dalam cerpen ini menyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu dan lingkungan sosial.

a. Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

ceritakan dalam sebuah karya fiksi digambarkan di ruang UGD ketika

Yu Tarmi melihat Kasih tergeletak di ranjang. latar tempat dalam

cerpen ini digambarkan dalam kutipan berikut :

“Di ruang UGD, Yu Tarmi menemukan Kasih tergeletak diranjang dengan dahi dan lutut di perban .Seorang siswaberpenampilan Mahasiswa dan bertampang bersih berdiri disampingnya. Perhatian Yu Tarmi segera terampas kepembaringan (Nadia, 2009: 114 ).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa latar tempat di ruangan

UGD, tempat Kasih di rawat menceritakan Kasih yang kecelakaan

terserempet motor seorang pemuda yang berpenampilan mahasiswa

dan saat itu pula mengantarkannya ke rumah sakit.

Ketika Yu Tarmi mengikuti kepergian Kasih anak

kesayanganya itu berangkat sekolah.

Page 93: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

80

Perhatikan kutipan di bawah ini.

“Dari balik jendela, Yu Tarmi mengikuti kepergian anaknyadengan tatapan sayang. Namun kening perempuan setengahbaya itu segera berkerut. Kasih tak sendiri, anak muda itu,lelaki yang menyerempetnya, menunggu di ujung gang. (Nadia,2009: 117 ).

Pada kutipan di atas menggambarkan latar tempat di rumah Yu

Tarmi yaitu dari balik jendela. Yu Tarmi yang terus mengikuti

kepergian Kasih, dan keningnya berkerut setelah melihat Kasih

anaknya berboncengan dengan pemuda yang dulu menyerempetnya.

Ketika Kasih pulang bekerja. Kakinya selincah anak rusa, dan

sebentar lagi kawasan yang akan di lewatinya adalah kawasan Papi

Lani sambil dilirik jam pemberian ibu.

Perhatikan kutipan di bawah ini.

“Kasih, tersenyum kakinya selincah anak rusa, melompat satudua got kecil menuju gang rumahnya. Sebentar lagi dilewatinyakawasan Papi Lani. Diliriknya jam pemberian Ibu.”“Sudah pukul sebelas malam. Pantas” ( Nadia, 2009: 124 ).

Pada kutipan di atas menggambarkan bahwa latar tempat di

jalan.

b. Latar Waktu

Penggambaran latar waktu cerita pada cerpen Bulan Kertas

dapat diketahui ketika Yu Taarmi menemukan kasih tergeletak di

ranjang dengan dahi berbalut perban. Hal ini ada dalam kutipan

berikut.

“Siang itu di ruang UGD, Yu Tarmi menemukan Kasihtergeletak di ranjang dengan dahi dan lutut di perban .Seorangsiswa berpenampilan Mahasiswa dan bertampang bersih berdiri

Page 94: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

81

di sampingnya. Perhatian Yu Tarmi segera terampas kepembaringan ( Nadia, 2009: 114 ).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa latar waktu pada siang

hari menceritakan Kasih yang kecelakaan terserempet motor seorang

pemuda yang berpenampilan mahasiswa dan saat itu pula

mengantarkannya kerumah sakit.

Dari balik jendela, Yu Tarmi mengikuti kepergian Kasihm

anak kesayangannya itu berangkat sekolah

Perhatikan kutipan di bawah ini.

“Pagi itu ketika Yu Tarmi mengikuti kepergian Kasih anakkesayanganya itu berangkat sekolah. Dari balik jendela, YuTarmi mengikuti kepergian anaknya dengan tatapan sayang.Namun kening perempuan setengah baya itu segera berkerut.Kasih tak sendiri, anak muda itu, lelaki yang menyerempetnya,menunggu di ujung gang. (Nadia, 2009: 117 ).

Pada kutipan di atas menggambarkan latar waktu pada pagi

hari. Yu Tarmi yang terus mengikuti kepergian Kasih, dan keningnya

berkerut setelah melihat Kasih anaknya berboncengan dengan pemuda

yang dulu menyerempetnya.

Malam itu ketika Kasih pulang bekerja. Kakinya selincah anak

rusa, dan sebentar lagi kawasan yang akan di lewatinya adalah

kawasan Papi Lani sambil dilirik jam pemberian ibu.

Perhatikan kutipan di bawah ini.

“Kasih, tersenyum kakinya selincah anak rusa, melompat satudua got kecil menuju gang rumahnya. Sebentar lagi dilewatinyakawasan Papi Lani. Diliriknya jam pemberian Ibu.”“Sudah pukul sebelas malam. Pantas” ( Nadia, 2009: 124 ).

Page 95: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

82

Pada kutipan di atas menggambarkan bahwa latar waktu pada

malam hari pukul sebelas malam. Keika kasih pulang bekerja dengan

punah semangat dan rasa senang, karena memikirkan ibunya yang

begitu disayanginya.

c. Latar Sosial

Latar sosial berhubungan dengan status, pendidikan, kehidupan

agama, pekerjaan dan adat-istiadat. Latar sosial yang berhubungan

dengan status digambarkan dengan predikat yang disandang Kasih

sebagai anak Yu Karmi. Hal ini ada dalam kutipan berikut.

“Tapi Kasih sudah melampaui batas itu. Dan predikat lontemeski tidak disetujuinya, tak mengurangi kebanggan yangdimiliki Kasih terhadap Yu Tarmi. Di mata Kasih yang belia,Yu Tarmi tetap rembulan yang dikemas diam-diam dalam hati.(Nadia, 2009 : 117)

Kutipan di atas menggambarkan status Kasih sebagai seorang

anak yang memiliki predikat lonte, meskipun sangat buruk sekali tetapi

hal tersebut tidak mengurangi kebanggaannya pada Yu Tarmi. Di mata

Kasih, Yu Tarmi tetap rembulan dalam hatinya.

Latar sosial yang berhubungan dengan pendidikan dalam

cerpen ini digambarkan melalui tokoh Yu Tarmi yang begitu bahagia

saat Kasih lulus SMA. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah

ini.

“Ibu seneng kamu lulus...”Diciumnya wajah Kasih bertubi-tubi. Lalu pandangannyamenatap lagi surat kelulusan itu. Kasihnya sudah selesai SMA,lantas apa rencana gadis itu sekarang. (Nadia, 2009 : 118)

Page 96: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

83

Kutipan di atas menggambarkan latar sosial pendidikan Kasih

yang telah lulus SMA. Yu Tarmi begitu senang melihat Kasih anaknya

lulus, dan diciumnya wajah putrinya itu bertubi-tubi.

Latar sosial dalam cerpen ini juga berhubungan dengan

pekerjaan, tokoh Yu Tarmi sebagai seorang pelacur. Hal ini

digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Dulu, ibu yang tidak tega meninggalkannya di rumah, selalumembawa Kasih kecil dan menyembunyikannya di balikpunggung, ketika perempuan itu duduk menunggu tamu. Saatharus ngamar, baru Yu Tarmi menitipkan anak perempuan itupada teman-temannya yang belum dapat pelanggan.(Nadia, 2009 : 125)

Kutipan di atas menggambarkan pekerjaan Yu Tarmi sebagai

seorang pelacur. Dulu Yu Tarmi selalu membawa Kasih saat bekerja

dan saat Yu Tarmi melayani pelanggan, ia menitipkan Kasih pada

temannya yang belum mendapat pelanggan.

4. Nilai Pendidikan

1. Nilai Pendidikan Moral

Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima

mengenai perbuatan, sikap, berkewajiban dan sebagainya. Moral dapat

pula disebut dengan ahlak budi pekerti dan susila. Macam-macam

nilai pendidikan Moral.

a. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan seseorang

bereaksi terhadap situasi setiap hari yang memerlukan beberapa

Page 97: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

84

keputusan (Shiller dan Tamera, 2002:131). Menceritakan tentang

seorang pemuda yang meminta maaf karena telah menyerempet

Kasih, tetapi meskipun pemuda tersebut telah meminta maaf Yu

Tarmi tetap saja marah. Hal ini terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Maafkan saya,Bu .... saya yang salah….”Sepasang mata Yu Tarmi membelalak. geram .....“Jadi kamu yang menabrak ?”“Bu cuma keserempet !”“Saya .... ”Kemarahan Yu Tarmi berapi-api melihat perban dan nodadarah di dahi kasih, mau rasanya dia mengemplang kepala anakmuda itu.“Saya minta maaf ““Terus dengan kata maafmu anakku jadi langsung sembuh ?Gimana kalau gagar otak ?” Ketus Yu Tarmi“Saya siap tanggung jawab, Bu biaya rumah sakit akan sayaurus.”( Nadia, 2009 :115 ).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa sikap moral tanggung

jawab terlihat jelas dalam tokoh pemuda yang menyerempet Kasih,

pemuda itu minta maaf berulang kali pada Ibu Kasih yaitu Yu Tarmi. S

Selain itu pemuda itu siap untuk bertangung jawab menanggung biaya

rumah sakit Kasih.

b. Kepedulian dan Empati

Kepedulian dan empati adalah cara kita menanggapi perasaan

diri sendiri, dan memahami orang lain. Hal ini digambarkan ketika

Kasih yang masih sakit akibat kecelakaan yang nenimpanya,

menyampaikan pada Yu Tarmi tentang masalah ujian yang akan

dihadapi Kasih nanti. Hal ini ada dalam kutipan di bawah ini.

“Istirahat dulu. Kamu masih belum sehat, “suaranya Yu Tarmibernada khawair.

Page 98: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

85

“Sekarang menjelang ujian akhir,Bu Kasih takut nanti gaklulus.” jawab Kasih sambil mencium tangan Yu Tarmi“Nduk, kamu harus lulus, harus jadi orang pinter supaya nggakbisa di bohongi orang. Meski kaya supaya bisa membantuorang miskin, Terus…. (Nadia, 2009 : 116).

Kutipan di atas menggambarkan rasa kepedulian dan empati

yang begitu besar dari seorang Ibu pada putrinya.Yu Tarmi begitu

perhatian dan khawatir terhadap keadaan Kasih, dan Yu Tarmi

berharap semoga Kasih putrinya nanti bisa menjadi orang pintar dan

kaya, supaya bisa membantu orang miskin..

1. Nilai Pendidikan Religius

Nilai religius merupakan nilai ke-Tuhanan, kerohanian yang

tinggi dan mutlak bersumber dan keyakinan dan kepercayaan manusia

terhadap Tuhannya. Sikap religius ini mencakup segala pengertian

yang bersifat adikodrati (Damono, 1984:93). Menceritakan Kasih

yang berangan-angan akan mengajak Yu Tarmi untuk naik haji,

dibenak Kasih terdalam jika mereka nanti naik haji maka noda yang

selama ini melekat dikeluarganya akan sirna. Hal ini terdapat dalam

kutip[an di bawah ini.

“Naik haji,Bu!

Kasih tertawa. Benaknya pindah ke Mekkah dan Madinah,yang dilihatnya di televise pada bulan Ramadhan.Ia dan Yu Tarmi dalam pakaian serba putih mengelilingiKa’bah,saat seluruh hamba terlihat sama di mata Gusti Allah.Tak akan ada yang mengira Ibunya dulu pernah melacur.Jakakan” ( Nadia, 2009 : 122 ).

Page 99: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

86

Kutipan di atas menggambarkan keinginan Kasih untuk naik

haji bersama ibunya. Kasih ingin sekali ia dan Yu Tarmi bisa

berpakaian serba putih dan mengelilingi ka’bah. Kasih yakin jika

seluruh hamba itu memiliki kedudukan yang sama dimata Allah, dan ia

yakin tidak akan ada yang mengira ibunya dulu seorang pelacur.

Nilai pendidikan religius dalam cerpen ini juga digambarkan

dalam kutipan di bawah ini.

“Mudah-mudahan angan ini terwujud, bisik Kasih.Tak sabar untuk segera menghaus noda yang telahbegitu lama melekat ibunya. Rembulannya harus bersih dihadapan Gusti Allah. ( Nadia, 2009: 122 ).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Kasih berdo’a semoga

angan-angannya itu dapat terwujud, yaitu membawa ibunya ke

Mekkah sehingga dapat menghapus noda yang telah lama melekat

pada ibunya. Kasih bertekat ibunya yang selama ini seperti rembulan

baginya harus bersih di hadapan Gusti Allah.

Perhatikan kutipan di bawah ini

”Naluri, mungkin itu yang tiba-tiba membuat kasih sekonyong-konyong menoleh, dan tersentak.pendar cahaya warna-warni dipojok jalan, menampilkan seraut wajah yang tidak asing.Perempuan berbedak tebal yang duduk mengangkat sebelahkaki, dengan rokok terselip di bibir.” (Nadia, 2009: 126 ).

Pada kutipan diatas menggambarkan latar tempat di jalan, dan

latar waktu di malam hari.

Page 100: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

87

D. Cerpen “Sepuluh Juta Rupiah” Karya Asma Nadia

1. Tokoh

Untuk menentukan tokoh utama dapat dilakukan dengan cara

melihat intensitas keterlibatan tokoh dalam cerita, tokoh tersebut adalah

tokoh Oman. Awal cerita adalah Oman yang selalu memegang teguh

amanat ayahnya dan menerapkan hal tersebut dalam hidupnya. Hal ini

digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Meski begitu dia tak hendak mengubah pandangan orang,karena satu prinsip. Bapak yang menanamkannya hinggamengakar kuat dan menjadi sikap. (Nadia, 2009 : 127)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Oman tidak akan

mengubah pandangan hidupnya sekalipun dia akan dalam keadaan

tidak punya apa-apa. Pesan dari ayahnya ini sudah mengakar kuat

dalam dirinya dan menjadi prinsip.

Konflik dalam cerpen ini terjadi ketika Oman kwatir dengan

tanggapan istrinya yang harus menerima prinsip yang diterapkan oleh

Oman. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Betapapun kita susah, Sri. Orang luar tak boleh tahu”“Bagaimana dengan Ayah dan Emak? Lalu adik-adikku yangtujuh orang itu?’Oman yang biasanya hanya sendiri, tidak begitu siapmendengar jawaban istrinya, tap lalu memutuskan untukmembuat pengecualian. (Nadia, 2009 : 129)

Kutipan di atas menggambarkan Oman yang takut dengan

tanggapan istrinya. Oman selalu menanamkan prinsipnya pada

istrinya, yaitu untuk tidak memberitahukan kesusahan pada siapapun.

Untuk itu Oman memberikan pengecualian pada istrinya.

Page 101: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

88

Puncak konflik dalam cerpen ini terjadi saat sang istri yang

begitu tulus mau mengikuti aturan keluarga untuk hidup sederhana,

hingga suatu saat Oman mendapat sebuah kabar membahagiakan. Hal

ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini :

“Telepon yang selama ini jarang berdering dan tak henti-hentinyaa berbunyi. Tetanggs yang jarang menegur, tiba-tibatersenyum lebar pada mereka. Bahkan Pak Lurah yang takpernah mengenalnya, tiba-tiba menjabat tangannya hangat.Apa pasal?Foto Oman terpampang di koran.Tapi dalam foto itu, Oman memegang sebuah papan besar yangbertuliskan : “Sepuluh Juta Rupiah!” (Nadia, 2009 : 131).

Kutipan di atas menggambarkan sebuah kejutan yang terjadi

pada Oman, telepon yang selama ini harang berbunyi, kini berbunyi

terus. Pak Lurah yang tak pernah mengenalnya juga tiba-tiba menjabat

tangannya. Ternyata foto Oman terpampang di koran dengan

memegang papan bertuliskan “Sepuluh Juta Rupiah!”

Akhir cerita dalam cerpen ini adalah kejutan yang benar-benar

nyata dan membuat hidup Oman berubah hingga ia dan istrinya bisa

tidur dengan nyenyak. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah

ini.

Malam ini, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, iadan istrinya akan tidur nyenyak. Uang sepuluh juta itu cukupuntuk menyelesaikan kewajibannya yang tertunda selama ini.Menebus surat-surat kepemilikan rumah yang diam-diamdigadaikan demi meriahnya pernikahan Oman dan Sri empattahun silam. (Nadia, 2009 : 134).

Kutipan di atas menggambarkan untuk pertama kalinya Oman

dan istrinya bisa tidur nyenyak. Uang hadiah itu akan digunakan

Page 102: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

89

mereka untuk menebus surat-surat kepemilikan rumah yang

digadaikan orang tuanya demi meriahnya pernikahan Oman dan Sri

empat tahun silam.

Selain itu tokoh yang banyak berhubungan dengan tokoh lain

adalah tokoh Oman yang memiliki hubungan sebagai anak dengan

tokoh Bapak. Oman yang selalu ingat dengan prinsip yang telah

ditanamkan oleh Bapaknya. Hal ini digambarkan dalam kutipan

di bawah ini

“Kita memang bukan orang kaya, Man!Kita pun tak miskin. Tapi jangan sekali-kali kesusahan yangada di rumah ini........(Nadia, 2009 : 127)

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Oman yang

berhubungan dengan tokoh Bapak. Oman mendengarkan nasehat dari

Bapaknya untuk tidak sekalipun memperlihatkan kesusahan di

rumahnya kepada orang lain.

Tokoh Oman juga memiliki hubungan sebagai seorang anak

dengan tokoh Ibu. Hal ini digambarkan ketika Ibu mengelus-elus

rambut putranya Oman, dan mereka mulai menyantap hidangan di

meja makan. Hal ini terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Ibu mengelus rambut anak satu-satunya itu, lalu mereka mulaimenyantap makanan di meja dalam temaram. Hanya lamputeras yang dinyalakan dan membawa terang ke meja makan.(Nadia, 2009 : 128)

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Oman yang

berhubungan sebagai seorang anak dengan tokoh Ibu. Oman yang

Page 103: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

90

sedang makan, dan ibunya yang mengelus rambutnya dan makan

bersama di meja makan.

Tokoh Oman juga memiliki hubungan sebagai seorang suami

dengan tokoh Sri. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Kecuali Ayah dan Emak, Sri. Tapi mereka pun, apalagi adik-adikmu, sebaiknya tak perlu tahu kalau kita kesusahan.Bukankah hanya menambah pikiran mereka saja?(Nadia, 2000 : 130)

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Oman yang memiliki

hubungan sebagai suami dengan Sri, memberikan pengecualian pada

Ayah dan Emak. Tapi untuk adik-adik istrinya Sri itu tidak perlu

mereka tahu tentag kesusahan mereka selama ini, karena hanya

menambah beban fikiran mereka saja.

Tokoh yang ditampilkan terus-menerus sehingga mendominasi

cerita adalah tokoh Oman. Oman yang selalu memegang teguh amanat

ayahnya dan menanamkan kuat hingga menjadi sikap. Hal ini

digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Meski begitu dia tak hendak mengubah pandangan orang,karena satu prinsip. Bapak yang menanamkannya hinggamengakar kuat dan menjadi sikap. (Nadia, 2009 : 127)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Oman tidak akan

mengubah pandangan hidupnya sekalipun dia akan dalam keadaan

tidak punya apa-apa. Pesan dari ayahnya ini sudah mengakar kuat

dalam dirinya dan menjadi prinsip.

Oman memiliki seorang istri. Ia takut istrinya itu tidak bisa

menerima peraturan yang ada dalam keluarganya, untuk tidak

Page 104: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

91

menampakkan kesusahan kepada tetangganya sekalipun dalam

keadaan tidak mampu. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah

ini.

“Betapapun kita susah, Sri. Orang luar tak boleh tahu”“Bagaimana dengan Ayah dan Emak? Lalu adik-adikku yangtujuh orang itu?’Oman yang biasanya hanya sendiri, tidak begitu siapmendengar jawaban istrinya, tapi lalu memutuskan untukmembuat pengecualian. (Nadia, 2009 : 129)

Kutipan di atas menggambarkan Oman yang takut dengan

tanggapan istrinya. Oman selalu menanamkan prinsipnya pada

istrinya, yaitu untuk tidak memberitahukan kesusahan pada siapapun.

Untuk itu Oman memberikan pengecualian pada istrinya.

Ketika telepon yang selama ini jarang berdering dan tak banyak

mereka pakai, kecuali bisa sangat penting, tak henti-hentinya berhenti.

Dan sampailah kejutan yang meledakkan orang sekampung, bahkan

famili jauh mereka. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini :

“Telepon yang selama ini jarang berdering dan tak henti-hentinyaa berbunyi. Tetangga yang jarang menegur, tiba-tibatersenyum lebar pada mereka. Bahkan Pak Lurah yang takpernah mengenalnya, tiba-tiba menjabat tangannya hangat.Apa pasal?Foto Oman terpampang di koran.Tapi dalam foto itu, Oman memegang sebuah papan besar yangbertuliskan : “Sepuluh Juta Rupiah!” (Nadia, 2009 : 131).

Kutipan di atas menggambarkan sebuah kejutan yang terjadi

pada Oman, telepon yang selama ini jarang berbunyi, kini berbunyi

terus. Pak Lurah yang tak pernah mengenalnya juga tiba-tiba menjabat

Page 105: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

92

tangannya. Ternyata foto Oman terpampang di koran dengan

memegang papan bertuliskan “Sepuluh Juta Rupiah!”

Oman yang benar-benar mendapat hadiah undian Kepenulisan

Nasional dan hadiah itu digunakan Oman untuk menyelesaikan semua

tanggung jawabnya selama ini. Hal ini digambarkan dalam kutipan di

bawah ini.

Malam ini, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, iadan istrinya akan tidur nyenyak. Uang sepuluh juta itu cukupuntuk menyelesaikan kewajibannya yang tertunda selama ini.Menebus surat-surat kepemilikan rumah yang diam-diamdigadaikan demi meriahnya pernikahan Oman dan Sri empattahun silam. (Nadia, 2009 : 134).

Kutipan di atas menggambarkan untuk pertama kalinya Oman

dan istrinya bisa tidur nyenyak. Uang hadiah itu akan digunakan

mereka untuk menebus surat-surat kepemilikan rumah yang

digadaikan orang tuanya demi meriahnya pernikahan Oman dan Sri

empat tahun silam.

2. Penokohan

Penokohan merupakan karakter tokoh yang diucapkan atau

diuraikan secara langsung dan tidak langsung. Berikut analisis penokohan

dalam cerpen ini :

a. Tokoh Oman

Pengarang disini menggambarkan penokohan Oman secara

langsung. Tokoh Oman disini memiliki watak yang memegang kuat

Page 106: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

93

suatu prinsip. Oman tak pernah sedikitpun mengubah pandangan

hidupnya. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Meski begitu dia tak hendak mengubah pandangan orang,karena satu prinsip. Bapak yang menanamkannya hinggamengakar kuat dan menjadi sikap. (Nadia, 2009 : 127)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Oman

memegang kuat suatu prinsip, Oman tak akan pernah sedikitpun

mengubah prinsip yang telah ditanamkan oleh Bapaknya. Prinsip itu

sudah mengakar kuat dalam diri Oman.

Pengarang dalam cerpen ini juga menggambarkan tokoh Oman

secara tidak langsung. Tokoh Oman memiliki watak yang penyabar.

Tokoh Oman begitu sabar dalam menasehati istirnya, agar selalu

menyimpan kesusahan di rumahnya. Hal ini digambarkan dalam

kutipan di bawah ini.

“Kecuali Ayah dan Emak, Sri. Tapi mereka pun, apalagi adik-adikmu, sebaiknya tak perlu tahu kalau kita kesusahan.Bukankah hanya menambah pikiran mereka saja?(Nadia, 2000 : 130)

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Oman yang begitu sabar

saat menasehati istrinya. Oman selalu menekankan pada istrinya agar

selalu menyimpan kesusahan yang ada di dalam keluarganya, sehingga

tak perlu orang lain tahu karena itu hanya menambah beban mereka

saja.

Tokoh Oman dalam cerpen ini juga memiliki watak yang

penyabar. Oman begitu sabar menghitung uang dan membagi-bagi

Page 107: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

94

untuk apa saja uang itu digunakanya. Hal ini digambarkan dalam

kutipan di bawah ini.

“Insya Allah bisa, Sri. Sudah dihitung-hitung, dikurangi bagianyang harus disedekahkan.Sri memainkan jemari Rahman. Senyum tersungging dibibirnya. Tulus. (Nadia, 2009 : 134).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Oman yang memiliki

sifat penyabar. Oman begitu sabar ketika mendapat hadiah dan saat

menghitung uang tersebut, Oman menyisakan sebagian uangnya untuk

disedekahkan. Sri yang sedang memainkan jemari Rahman, tersenyum

tulus mendengarnya.

Tokoh Oman juga memiliki watak atau sifat penuh kesabaran.

Dia rela dan sabar memakai uangnya untuk kebutuhan yang lebih

penting yaitu untuk menebus semua hutangnya selama ini. Hal ini

digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Malam ini, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, iadan istrinya akan tidur nyenyak. Uang sepuluh juta itu cukupuntuk menyelesaikan kewajibannya yang tertunda selama ini.Menebus surat-surat kepemilikan rumah yang diam-diamdigadaikan demi meriahnya pernikahan Oman dan Sri empattahun silam. (Nadia, 2009 : 134).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Oman yang memiliki

tanggung jawab yang begitu besar. Oman akan menggunakan uang

hadiahnya tersebut untuk melunasi hutang-hutangnya selama ini.

b. Tokoh Sri

Page 108: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

95

Pengarang dalam cerpen ini hanya melukiskan penokohan Sri

secara langsung. Tokoh Sri yang sederhana dan memiliki watak yang

jauh dari cengeng. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Sri tampak terpekur lama. Tapi ketika dia mengangguk, Omanbersyukur dalam hati. Kiranya tak salah ia memilih Sri,perempuan berkerudung, sederhana dan jauh dari rasa cengeng.(Nadia, 2009 : 130).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Sri yang sederhana,

perempuan yang berkerudung dan jauh dari rasa cengeng. Sri yang

selalu mendengarkan setiap perkataan suaminya dan sedikitpun Sri

tidak pernah mengeluh karena sifatnya yang jauh dari rasa cengeng.

3. Latar

Latar dalam cerpen ini menyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu dan lingkungan sosial.

a. Latar Tempat

Penggambaran cerita pada cerpen Sepuluh Juta Rupiah dapat

diketahui saat Oman mengecek rekening di bank, dan ternyata

penambahan yang luar biasa dan semua itu bersih dari pajak. Hal ini

dalam kutipan berikut.

“Genap pekan ketiga, barulah Oman tahu bahwa hadiah itubenar adanya dan bukan mimpi. Itu setelah ia mengecekrekening di bank. Ada penambahan luar biasa bersih daripajak, dan dia sekeluarga benar-benar mendapatkan sepuluhjuta rupiah.”(Nadia, 2009: 133).

Dari kutipan di atas menggambarkan bahwa latar tempat di

bank tempat Oman mengecek rekening. Ada penambahan yang luar

Page 109: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

96

biasa di rekening Oman, dan ia benar-benar mendapat kesulitan

sepuluh juta rupiah dan semuanya itu bebas dari pajak.

Malam itu Oman yang sedang duduk bersama istrinya sambil

memangku anak mereka Rahman yang berusia setahun.

Perhatikan kutipan di bawah ini.

“Dan disinilah ia duduk malam itu. Di depannya Sri memangkuanak mereka, Rahman yang nyaris berusia setahun. Cahayalampu teras yang sampai ke meja makan, membuat keadaansekitar sedikit temaram. Kursi yang ia duduki beberapa kaliberderit . Memang sudah agak goyah.”( Nadia, 2009 : 133 ).

Pada kutipan di atas menggambarkan latar tempat di dalam

rumah Oman tepatnya di teras rumah. Oman yang sedang duduk

bersama Istri dan anaknya Rahman. Mereka duduk di dalam rumah

dan duduk di kursi yang sudah agak goyah.

Malam itu untuk pertama kalinya setelah bertahun–tahun,

Oman dan istrinya akan tidur nyenyak

Perhatikan kutipan di bawah ini.

“Malam ini, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, iadan istrinya akan tidur nyenyak. Uang sepuluh juta itu cukupuntuk menyelesaikan kewajiban yang tertunda selama ini:menebus surat-surat kepemilikan rumah yang diam-diam digadaikan Ibu demi meriahkan pernikahan Oman dan Sri, empattahun silam “.(Nadia, 2009 : 134 ).

Pada kutipan di atas menggambarkan latar tempat di rumah

oman, dikamar tidur. Ketika pertama kalinya setelah bertahun-tahun ia

istrinya bisa tidur nyenyak. Oman begitu bahagia karena hadiah itu

Page 110: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

97

dapat menebus semua hutang-hutang atau surat-sura yang digadaikan

ibunya.

b. Latar Waktu

Penggambaran latar waktu pada cerpen Sepuluh Juta Rupiah

dapat diketahui ketika Oman mengecek rekening di bank, dan ternyata

hadiah tersebut nyata dan bebas dari pajak. Hal ini ada dalam kutipan

berikut.

“Genap pekan ketiga, barulah Oman tahu bahwa hadiah itubenar adanya dan bukan mimpi. Itu setelah ia mengecekrekening di bank. Ada penambahan luar biasa bersih daripajak, dan dia sekeluarga benar-benar mendapatkan sepuluhjuta rupiah.”(Nadia, 2009: 133).

Dari kutipan di atas menggambarkan bahwa latar waktu pagi

hari, genap tiga pekan. Menceritakan Oman yang sedang mengecek

rekening di bank, dan ternyata benar ia mendapat hadiah dan hadiah itu

bersih dari pajak.

Malam itu Oman yang sedang duduk bersama istrinya sambil

memangku anak mereka Rahman yang berusia setahun.

Perhatikan kutipan di bawah ini.

“Dan disinilah ia duduk malam itu. Di depannya Sri memangkuanak mereka, Rahman yang nyaris berusia setahun. Cahayalampu teras yang sampai ke meja makan , membuat keadaansekitar sedikit temaram. Kursi yang ia duduki beberapa kaliberderit . Memang sudah agak goyah.”( Nadia, 2009 : 133 ).Pada kutipan di atas menggambarkan latar waktu pada malam

hari. Oman yang sedang duduk bersama Istri dan anaknya Rahman.

Page 111: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

98

Mereka duduk di dalam rumah dan duduk di kursi yang sudah agak

goyah.

Malam itu untuk pertama kalinya setelah bertahun–tahun,

Oman dan istrinya akan tidur nyenyak

Perhatikan kutipan di bawah ini.

“Malam ini, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, iadan istrinya akan tidur nyenyak. Uang sepuluh juta itu cukupuntuk menyelesaikan kewajiban yang tertunda selama ini:menebus surat-surat kepemilikan rumah yang diam-diam digadaikan Ibu demi meriahkan pernikahan Oman dan Sri, empattahun silam “.(Nadia, 2009 : 134 ).

Pada kutipan di atas menggambarkan latar waktu di malam hari. Oman

yang pertama kalinya bisa tidur nyenyak, karena hadiah sepuluh juta

tersebut akan digunakanakanya untuk melunasi semua utang-utangnya.

c. Latar Sosial

Latar sosial berhubungan dengan status, pendidikan, kehidupan

agama, pekerjaan dan adat-istiadat. Latar sosial dalam cerpen ini

digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Dia dan istrinya Cuma orang kecil. Mereka hidup sederhanasekali. Tapi rumah besar yang diwariskan nenek pada anaksatu-satunya, lalu menurun padanya, sering mengaburkan mata.(Nadia, 2009 : 127)

Kutipan di atas menggambarkan latar sosial yang berhubungan

dengan status keluarga Oman yang berasal dari keluarga sederhana,

akan tetapi karena rumah besar yang diwariskan nenek secara turun-

temurun seringkali mengaburkan mata. Semua orang mengira kalau

keluarga Oman adalah keluarga yang mampu.

Page 112: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

99

Latar sosial dalam cerpen ini juga digambarkan melalui

pekerjaan Oman sebagai penulis lepas yang tidak pernah dianggap

orang penting memenangkan hadiah sebuah undian berhadian sepuluh

juta rupiah. Hal ini terdapat dalam kutipan di bawah ini.

Oman penulis yang tak pernah dianggap orang penting itu,memenangkan lomba kepenulisan nasional dan mendapathadiah sepuluh juta rupiah. (Nadia, 2009 : 131).

Kutipan diatas menggambarkan latar sosial yaitu pekerjaan

Oman sebagai seorang penulis lepas yang akhirnya memenangkan

lomba kepenulisan nasional. Oman yang tidak pernah dianggap

penting itu akhirnya mendapatkan hadiah sepuluh juta rupiah.

Latar sosial dalam cerpen ini juga, digambarkan melalui

kehidupan keluarga Oman yang sederhana, meskipun Oman hidup di

rumah yang begitu besar dengan halaman yang sangat luas dan para

tetangga mengira kalau mereka adalah keluarga yang kaya raya, tapi

sebenarnya Oman hidup dalam keluarga yang pas-pasan dan

kekurangan. Hal ini digambarkan dalam kutipan dibawah ini.

Mereka hidup sederhana sekali tapi rumah besar yang

Diwariskan nenek pada anak satu-satunya, lalu menurun

Padanya, sering mengaburkan mata.“ kita memang bukan orang kaya, Man! Kita pun tak.Miskin. Tapi jangan sekali-kali kesusahan yang ada di rumahini…..” (Nadia, 2009:127).

Kutipan di atas menggambarkan latar sosial kehidupan

keluarga Oman yang hanya hidup sederhana, meskipun mewarisi

rumah besar yang terkadang sering menggaburkan mata, Oman selalu

Page 113: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

100

memegang amanat dari ayahnya untuk tidak menampakan kesusahan

pada orang lain.

4. Nilai Pendidikan

1. Nilai Pendidikan Moral

Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima

mengenai perbuatan, sikap, berkewajiban dan sebagainya. Moral

dapat pula disebut dengan ahlak budi pekerti dan susila. Macam-

macam nilai pendidikan Moral

a. Keteguhan Hati dan Komitmen

Keteguhan hati dan komitmen adalah pendidikan moral yang

baik untuk membentuk mental yang positif. Dalam cerpen ini

menceritakan Oman yang selalu megingat pesan dari kedua orang

tuanya hingga mengakar kuat dalam diri Oman dan menjadi

prinsip . Hal ini terdapat dalam kutipan di bawah ini

“ Meski begitu dia tak hendak mengubah pandangan orang,karena satu prinsip. Bapak yang menanamkannya, hinggamengakar kuat dan menjadi sikap.….Ia ingat bapak mengarahkan tangannya pada sudut-sudut rumahdan berakhir di dada Oman, matanya memandang tajam bocahsepuluh tahun itu”. ”Jangan sampai kesusahan yang ada dirumah ini diketahui orang ! Itu prinsip, Man!” (Nadia, 2009:127).

Kutipan di atas menggambarkan Oman adalah orang yang

mmilik keteguhan hati dan komitmen dalam memegang dan

mematuhi amanat bapaknya. Oman selalu melaksanakan amnat

Page 114: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

101

bapaknya tidak memperlihatkan kesusahan keluarga pada orang

lain.

b. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan seseorang

bereaksi terhadap situasi setiap hari yang memerlukan beberapa

keputusan (Shiller dan Tamera, 2002:131). Menceritakan Oman dan

Sri yang begitu bahagia karena mendapat hadiah, yang akan

digunakan untuk melunasi semua hutang-hutangnya. Hal ini terdapat

di bawah ini.

“Malam ini, untuk pertam kalinya setelah bertahun-tahun,ia dan istrinya akan tidur nyenyak. Uang sepuluh juta itucukup untuk menyelesaikan kewajiban yang tertundaselama ini: menebus surat-surat kepemilikan rumah yangdiam-diam di gadaikan Ibu demi meriahkan pernikahanOman dan Sri, empat tahun silam “.( Nadia, 2009 : 134).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Oman memiliki sifat

tanggung jawab yang besar. Ketika ia mendapat hadiah , maka

uangnya itu akan digunakan untuk melunasi semua hutangnya selama

ini yaitu menebus surat tanah yang telah di gadaikan orangtuanya,

demi meriahanya pernikahan Oman dulu.

1. Nilai Pendidikan Religius

Nilai religius merupakan nilai ke-Tuhanan, kerohanian yang

tinggi dan mutlak bersumber dan keyakinan dan kepercayaan manusia

terhadap Tuhannya. Sikap religius ini mencakup segala pengertian

yang bersifat adikodrati (Damono, 1984:93). Nilai pendidikan religius

Page 115: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

102

dalam cerpen ini terlihat ketika Oman dan Sri menghitung-hitung

uang hasil dari undian berhadiah, mereka berdua berinisiatif untuk

memberikan sebagian uang tersebut untuk bersedekah. Hal ini

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“ Insya Allah bias, Sri . Sudah di hitung-hitung,di kurangi bagian yang harus di sedekahkan.”Sri memainkan jemari Rahman . Senyum tersunggingDi bibirnya . Tulus.“syukurlah. Cukup?”Oman mengangguk .“ Alhamdulillah , Sri . Rezeki Allah Maha Luas !”(Nadia ,2009: 134).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Oman dan Sri adalah

orang yang penuh kesabaran dan selalu bersyukur pada Allah, yang

akan di gunakannya untuk melunasi hutang mereka selama ini.

Mereka berdua percaya bahwa rezeki Allah itu Maha luas.

E. Cerpen “Cinta Laki-Laki Biasa” Karya Asma Nadia

1. Tokoh

Untuk menetukan tokoh utama dapat dilakukan dengan cara

melihat intensitas keterlibatan tokoh dalam ceria, tokoh tersebut adalah

tokoh Nania. Awal cerita adalah Nania yang berkeinginan kuat untuk

menikah dengan laki-laki pilihannya yaitu Rafli, dan ia menyampaikan hal

tersebut pada keluarga besarnya. Hal ini digambarkan dalam kutipan di

bawah ini.

“Nania serius!”Tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Raflimemang melamarnya

Page 116: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

103

“Tidak ada yang lucu,” suara Papa tegas, Papa hanya tidakmengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik.(Nadia, 2009 : 147).

Kutipan di atas menggambarkan Nania sedang berbicara

kepada keluarganya tentang lamaran Rafli pada Nania. Tetapi, semua

keluarga Nania termasuk Papa menganggap hal ini adalah sesuatu

yang tidak mungkin, seorang Rafli berani melamar putrinya yang

paling cantik yaitu Nania.

Konflik dalam cerpen ini terjadi ketika keinginan Nania untuk

menikah dengan Rafli ditentang oleh semua keluarga, terutama kedua

orang tua dan kakak-kakaknya. Semua keluarga Nania tidak

mengetahui keputusan Nania untuk menikah dengan Rafli. Mereka

menganggap Nania begitu sempurna dan Rafli hanya orang biasa. Hal

ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Cukup!”Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran duniawimenjadi parameter kebaikan seseorang sebagai manusia. Dimana iman, di mana tawakal hingga begitu mudah menentukanmasa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?Nania hanya menerima Rafli. Di sampingnya, Nan merasabahagia. (Nadia, 2009 : 148).

Kutipan di atas menggambarkan Nania yang begitu marahdengan semua tanggapan dari keluarganya tentang Rafli yangbegitu dicintainya, bagi Nania tidak hanya ukuran duniawi sajayang harus digunakan untuk mengukur tingkat keimananseseorang hidup di dunia ini, melainkan tingkat keimanan dantawakal yang menununtun ke masa depan.

Konflik memuncak ketika setahun usia pernikahan Nania,

semua keluarganya masih tetap menentang dan terus-menerus

Page 117: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

104

menghina suami yang begitu dicintainya itu, dan ini membuat Nania

sakit hati. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Setahun pernikahan....Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen“Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!”“Betul. Tapi dia juga tidak ganteng, kan?”“Rafli pintar!”“Tidak sepintarmu, Nania!”“Rafli juga punya pekerjaan yang lumayan”“Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu!”“Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu sukses, mapan,kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu!”(Nadia, 2009 : 150).

Kutipan di atas menggambarkan Nania yang terus membela

Rafli, akan tetapi semua itu sia-sia. Kakak-kakaknya begitu meremeh-

kan rafli, bahkan mereka tega mengatakan kalau Nania tidak perlu

laki-laki untuk menghidupinya, Nania begitu kelu mendengar semua

kata-kata kakaknya itu diusia pernikahan yang sudah setahun.

Akhir cerita dalam cerpen ini adalah musibah yang menimpa

Nania, dan membuat sadar semua keluarga tentang sosok Rafli, begitu

juga Nania yang bangga memiliki suami yang begitu luar biasa. Hal ini

digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna. Meski kecantikan-nya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdirdi tangannya.Tapi waktu telah membuktikan segala. Cinta luar biasa darilelaki biasa yang tak pernah berubah untuknya.(Nania, 2009 : 160).

Kutipan di atas menggambarkan Nania yang sudah tidak

sempurna lagi karena sekarang tubuhnya tidak berfungsi. Semua

Page 118: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

105

karirnya juga telah sirna, tetapi seiring berjalannya waktu telah

membuktikan cinta luar biasa yang diberikan laki-laki biasa untuknya.

Selain itu tokoh yang banyak berhubungan dengan tokoh lain

adalah tokoh Nania, yang memiliki hubungan sebagai seorang anak

dengan tokoh Papa. Nania yang begituingin menikah dengan Rafli,

tetapi keinginannya tersebut ditentang oleh Papanya dengan berbagai

alasan. Hal ini digambarkan dalam kutipan berikut ini.

“Kenapa?”“Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik!”“Sebab kamu paling berprestasi, dibanding kami“Sebab masa depanmu cerah, sebentar lagi kamu meraih gelarinsinyur” (Nadia, 2009 : 147).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Nania yang

berhubungan sebagai seorang anak dengan Papanya. Nania bingung

dan berntanya pada Papanya kenapa Papa tidak menyetujui lamaran

rafli, lalu Papanya menjawab dengan berbagai alasan, karena Nania

adalah gadis Papa yang paling cantik, berprestasi dan akan meraih

gelar insinyur.

Tokoh Nania dalam cerpen ini juga berhubungan sebagai

seorang adik dengan kakak-kakaknya. Kakak-kakak Nania terus-

menerus memberi alasan agar Nania tidak bisa menikah dengan Rafli.

Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu!”“Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga pintar!”“Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar dan punyakehidupan sukses!” (Nadia, 2009 “: 149).

Page 119: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

106

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Nania yang

berhubungan sebagai seorang adik dengan kakak-kakaknya. Nania

mendengarkan kakak-kakaknya yang terus saja merendahkan

suaminya Rafli, tidak ada sedikitpun hal baik dalam diri Rafli di mata

kakak-kakaknya itu.

Tokoh Nania juga berhubungan sebagai seorang istri dengan

tokoh Rafli. Nania yang bekerja keras diminta suaminya untuk tidak

memforsir diri. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Tak apa, kata laki-laki itu , ketika Nania memintanya umtuktidak terlalu memfrosir diri.Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji

Abangnya. “ (Nadia, 2009 :151).

Kutipan di atas menggambarkan Nania yangberhubungan

sebagai istri dengan Rafli suaminya. Rafli memintanya umtuk tidak

memfrosir diri dan Nania mengatakan kalau gajinya cukup apabila

digabungkan dengan gaji suaminya.

Tokoh yang ditampilkan terus-menerus sehingga mendominasi

cerita adalah tokoh Nania. Ketika Nania yang sedang menyampaikan

keinginannya untuk menikah dengan Rafli, laki-laki yang begitu

dicintainya itu pada keluarganya. Hal ini digambarkan dalam kutipan

di bawah ini.

“Nania serius!”Tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Raflimemang melamarnya

Page 120: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

107

“Tidak ada yang lucu,” suara Papa tegas, Papa hanya tidakmengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik.(Nadia, 2009 : 147)

Kutipan di atas menggambarkan Nania sedang berbicara

kepada keluarganya tentang lamaran Rafli pada Nania. Tetapi, semua

keluarga Nania termasuk Papa menganggap hal ini adalah sesuatu

yang tidak mungkin, seorang Rafli berani melamar putrinya yang

paling cantik yaitu Nania.

Semua keluarga Nania tidak mengetahui keputusan Nania

untuk menikah dengan Rafli. Mereka menganggap Nania begitu

sempurna dan Rafli hanya orang biasa. Saat itu Nania yang mendengar

semua alasan keluarganya mengapa tidak menyukai Rafli, Nania

menjadi marah karena bagi Nania seseorang tidak harus diukur dengan

ukuran duniawi saja. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Cukup!”Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran duniawimenjadi parameter kebaikan seseorang sebagai manusia. Dimana iman, di mana tawakal hingga begitu mudah menentukanmasa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?Nania hanya menerima Rafli. Di sampingnya, Nan merasabahagia. (Nadia, 2009 : 148).

Tokoh Nania juga ditampilkan pada saat konflik memuncak

ketika setahun usia pernikahannya, Nania tetap saja mendengar semua

kakak-kakaknya begitu menghina Rafli. Hal ini membuat hati Nania

sakit. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Setahun pernikahan....Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen“Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!”“Betul. Tapi dia juga tidak ganteng, kan?”

Page 121: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

108

“Rafli pintar!”“Tidak sepintarmu, Nania!”“Rafli juga punya pekerjaan yang lumayan”“Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu!”“Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu sukses, mapan,kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu!”(Nadia, 2009 : 150).

Kutipan di atas menggambarkan Nania yang terus membela

Rafli, akan tetapi semua itu sia-sia. Kakak-kakaknya begitu meremeh-

kan Rafli, bahkan mereka tega mengatakan kalau Nania tidak perlu

laki-laki untuk menghidupinya, Nania begitu kelu mendengar semua

kata-kata kakaknya itu diusia pernikahan yang sudah setahun.

Ketika Nania akan melahirkan anak yang ketiga. Saat

melahirkan, Nania mengalami suatu masalah yang mengakibatkan

Nania terbaring koma. Selama beberapa lama. Saat itulah Rafli yang

hanya lelaki biasa, merawat dan selalu menunggui Nania tanpa dia

yang tak pernah putus. Dan saat Nania sadar dan hanya bisa di kursi

roda, Rafli pulalah yang selalu setia merawatnya. Nania begitu

bersyukur memiliki Rafli yang memberikan cinta luar biasa untuknya.

Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna. Meski kecantikan-nya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdirdi tangannya.Tapi waktu telah membuktikan segala. Cinta luar biasa darilelaki biasa yang tak pernah berubah untuknya.(Nania, 2009 : 160).

Kutipan di atas menggambarkan Nania yang sudah tidak

sempurna lagi karena sekarang tubuhnya tidak berfungsi. Semua

Page 122: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

109

karirnya juga telah sirna, tetapi seiring berjalannya waktu telah

membuktikan cinta luar biasa yang diberikan laki-laki biasa untuknya.

2. Penokohan

Penokohan merupakan karakter tokoh yang diucapkan atau

diuraikan secara langsung dan tidak langsung. Berikut analisis penokohan

dalam cerpen ini :

1. Tokoh Nania

Pengarang dalam cerpen ini menggambarkan penokohan secara

langsung. Tokoh Nania digambarkan memiliki wajah yang cantik,

berprestasi, dan bersuara bagus. Hal ini digambarkan dalam kutipan di

bawah ini.

“Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik “Sebab kamu yang paling berprestasi, dibanding kami.Mulai dari ajang busana sampai lomba ajang bela diri. Kamujuga juara debat Bahasa Inggris , juara baca puisi sepropinsiSuaramu bagus !” (Nadia , 2009 :147).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Nania yang memiliki

fisik yang cantik, berprestasi dari ajang busana sampai lomba puisi.

Selain itu Nania juga memiliki suara yang bagus.

Pengarang juga menggambarkan Nania ini secara tidak

langsung tokoh Nania digambarkan memiliki watak yang penuh kasih

sayang dan sangat mencintai suaminya. Hal ini digambarkan dalam

kutipan di bawah ini.

Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitubesarnya hingga Nania bisa merasakan hanya dari sentuhan

Page 123: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

110

tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-halyang membuat perempuan itu sangat bahagia (Nadia, 2009 :149).

Kutipan diatas menggambarkan kasih sayang dan cinta yang

begitu besa yang dirasakan Nania pada suaminya. Hanya dengan

sentuhan tangan, tatapan mata Nania bisa merasakan cinta suaminya

itu.

Tokoh Nania juga digambarkan memiliki watak yang begitu

menyayangi suaminya Nania tidak mau sedikitpun menyinggung hati

suaminya itu saat membicarakan tentang masalah gaji mereka berdua.

Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi, ia takperlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar, selalu bisamenangkap maksud baik. (Nadia, 2009 : 151).

Kutipan diatas menggambarkan Nania yang memiliki watak

yang begitu menyayangi suaminya Rafli, Nania sampai-sampai tidak

ingin sedikutpun menyinggung hati suaminya tersebut. Tetapi Nania

tidak perlu khawatir karena hati suaminya itu baik dan berjiwa besar.

Tokoh Nania yang begitu penyayang juga digambarkan ketika

semua orang menghina suaminya Rafli, tetapi tidak sedikitpun

membuat Kasih rasa sayang dan cintanya itu luntur. Baginya hanya

hidup dengan Rafli dia dapat bahagia. Hal ini terdapat dalam kutipan

di bawah ini.

Nania hanya merasakan cinta yang begitu besar dari Rafli,

begitu besarnya hingga Nania bisa merasakannya hanya dengan

Page 124: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

111

sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. “Tidak

ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania”!

(Nadia,2009: 149).

Kutipan di atas menggambarkan Nania yang begitu

menyayangi Rafli, Nania merasa kalau hanya dengan Rafli ia akan

hidup bahagia, dan hanya sosok Raflilah yang dapat memberinya cinta

yang begitu besar.

2. Tokoh Rafli

Pengarang disini menggambarkan penokohan Rafli secara

langsung, tokoh Rafli digambarkan memiliki jiwa besar. Rafli selalu

bisa menangkap maksud baik dari perkataan istrinya. Hal ini

digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Nania tak bermaksud menyinggung hati lalaki itu. Tapi, ia takperlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar, selalu bisamenangkap maksud baik. (Nadia, 2009 : 151).

Kutipan diatas menggambarkan Rafli yang berjiwa besar, yang

selalu bisa menangkap maksud baik dari istrinya. Rafli tidak pernah

sedikitpun merasa tersinggung dengan perkataan istrinya.

Pengarang di sini juga menggambarkan tokoh Rafli secara

tidak langsung. Tokoh Rafli memiliki watak yang penuh rasa cinta

pada Nania. Ketika Nani terbaring koma, Rafli terus-menerus

menunggu dengan penuh cinta. Hal ini digambarkan dalam kutipan di

bawah ini.

Page 125: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

112

“Nania, bangun, Cinta!”Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang, sambil menciumtangan, pipi dan kening milik istrinya yang cantik.(Nadia, 2009 : 156).

Kutipan diatas menggambarkan Rafli yang penuh rasa cinta

menunggu Nania yang terbaring koma. Rafli terus-menerus membisik-

kan Nania agar cepat bangun atau sadar sambil mencium tangan, pipi,

dan kening istrinya itu.

Tokoh Rafli juga digambarkan memiliki watak yang begitu

penuh rasa cinta pada Nania. Rafli yakin Nania akan sadar dan

kembali sembuh dan dengan penuh rasa cinta menunggui Nmania di

rumah sakit. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimisdan berfikir untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiaphari ke rumah sakit, membaca AL Qur’an sambilmenggenggam tangan istrinya mesra. (Nadia, 2009 : 156).

Kutipan di atas menggambarkan Rafli yang begitu mencintai

istrinya. Rafli terus berjuang demi kesembuhan Nania. Setiap hari dia

datang ke rumah sakit membacakan Al Qur’an untuk Nania.

Tokoh Rafli juga digambarkan memiliki watak yang penuh rasa

cinta, Rafli yang penuh rasa cinta merawat Nania yang sakit, setelah

sadar dari koma. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selamasebelas tahun kemudian. Memandikan dan menyuapi Nania,lalu mengantarkan anak-anak ke sekolah satu persatu. Setiapsore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menujurumah, dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datangsambil memangku Nania. (Nadia, 2009 : 158).

Page 126: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

113

Kutipan diatas menggambarkan Rafli yang penuh perhatian dalam

merawat Nania. Setiap sepulang kerja, Rafli mengerjakan semua tugas

di rumah dan setiap sore Rafli selalu menggendong Nania ke atas

untuk melihat senja yang datang sambil memangku Nania.

3. Tokoh Papa

Pengarang di sini hanya menggambarkan tokoh Papa secara

tidak langsung, tokoh Papa memiliki sifat yang selalu mengukur semua

hal dari segi materi. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

“Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik “Sebab kamu yang paling berprestai , dibanding kami.Mulai dari ajang busana sampai lomba ajang bela diri. Kamujuga juara debat Bahasa Inggris , juara baca puisi sepropinsiSuaramu bagus !” (Nadia , 2009 :147).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh Papa yang selalu

mengukur semua hal dari segi materi atau fisiknya saja. Papa tidak

menyetujui lamaran rafli terhadap putrinya yang paling cantik itu.

4. Tokoh Kakak

Pengarang di sini juga menggambarkan tokoh kakak secara

tidak langsung, tokoh kakak memiliki sifat yang sombong dan selalu

merendahkan orang lain. Kakak disini selalu saja merendahkan Rafli

suami Nania. Hal ini digambarkan dalam kutipan di bawah ini.

Setahun pernikahan....Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen“Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!”“Betul. Tapi dia juga tidak ganteng, kan?”“Rafli pintar!”“Tidak sepintarmu, Nania!”“Rafli juga punya pekerjaan yang lumayan”“Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu!”

Page 127: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

114

“Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu sukses, mapan,kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu!”(Nadia, 2009 : 150).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh kakak yang sombong

dan selalu merendahkan Rafli yang telah menjadi suami adiknya

Nania. Baginya adiknya itu tidak pantas menikah dengan Rafli yang

hanya seorang laki-laki biasa dengan pekerjaan yang lumayan.

3. Latar

Latar dalam cerpen ini menyaran pada pengertian tempat,

hubungan waktu dan lingkungan sosial.

a. Latar Tempat

Penggambaran latar cerita pada cerpen ini digambarkan ketika

Nania yang berada di kampus bersama teman-temanya di kantin. Hal

ini dapat diketahui dalam kutipan berikut.

“Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantinmenikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasa soredi kampus sepi. Berpasang-pasang tertuju pada gadis itu.”(Nadia, 2009 : 145).

Dari kutipan di atas menggambarkan bahwa latar tempat di

kantin kampus. Menceritakan Nania yang sedang menghampiri teman-

temannya yang sedang duduk di kantin. Nania hendak membagikan

undangan nikahnya pada teman-teman itu.

Rafli yang terus menunggu Nania dengan setia, dan

melewatkan malam-malam penantian itu dengan doa.

Perhatikan kutipan di bawah ini.

Page 128: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

115

”Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud danpermohonan di kamar rumah sakit. Asalkan Nania sadar, yanglain tak jadi soal. Asalkan ia bisa melihat lagi cahaya di matacintanya, bisa menyaksikan lekukan senyum di bibir Nania.”(Nadia, 2009 : 157).

Pada kutipan di atas menggambarkan latar tempat di rumah

sakit tempat Nania dirawat dan terbaring koma. Rafli yang terus

berdoa dan menemani Nania yang sedang koma, Rafli ingin sekali

melihat Nania sadar dan kembali melihat cahaya serta lekukan senyum

di bibir Nania.

Ketika malam tiba, Rafli selalu mendandani Nani agar Nania

selalu tampak cantik meskipun Nania selalu mengatakan itu tak perlu.

Perhatikan kutipan di bawah ini.

”Ketika malam di dalam kamar, Rafli mendandani Nania agarcantik sebelum tidur. Membersihkan wajah pucat perempuancantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalumerasa cantik, meski seringkali Nania mengatakan itu takperlu. Bagaimana Nania bisa merasa cantik dalam keadaanlumpuh ?” (Nania, 2009 : 158).

Pada kutipan di atas menggambarkan latar tempat di kamar

rumah Rafli atau Nania tepatnya di teras rumah. Rafli yang begitu

mencintai Nania selalu menggendong Nania untuk melihat senja di

sore hari.

Setiap sore setelah pulang kantor, Rafli cepat-cepat menuju

rumah. Lelaki itu benar-benar membuktikan kata-kata yang diucapkan

beratus kali dalam doa.

Perhatikan kutipan di bawah ini.

Page 129: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

116

”Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepatmenuju rumah, dan menggendong Nania ke teras, melihat senjadatang sambil memangku Nania, seperti remaja belasan tahunyang sedang jatuh cinta.” (Nadia, 2009 : 158).

Pada kutipan di atas menggambarkan latar tempat di kamar

rumah Rafli atau Nania tepatnya di teras rumah. Rafli yang begitu

mencintai Nania selalu menggendong Nania untuk melihat senja di

sore hari.

Pada kutipan di atas menggambarkan latar tempat adalah

rumah Rafli. Rafli yang setiap hari setelah pulang dari bekerja selalu

menggendong istrinya ke teras rumah untuk melihat senja di sore hari.

b. Latar Waktu

Penggambaran latar cerita pada cerpen ini digambarkan ketika

sore hari Nania yang sedang berada di kantinbersama teman-temanya.

Hal ini dapat diketahui dalam kutipan berikut.

“Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantinmenikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasa soredi kampus sepi. Berpasang-pasang tertuju pada gadis itu.”(Nadia, 2009 : 145).

Dari kutipan di atas menggambarkan bahwa latar waktu pada

sore hari. Menceritakan Nania yang sedang menghampiri teman-

temannya yang sedang duduk di kantin. Nania hendak membagikan

undangan nikahnya pada teman-teman itu.

Rafli yang terus menunggu Nania dengan setia, dan

melewatkan malam-malam penantian itu dengan doa.

Perhatikan kutipan di bawah ini.

Page 130: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

117

”Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud danpermohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal.Asalkan ia bisa melihat lagi cahaya di mata cintanya, bisamenyaksikan lekukan senyum di bibir Nania.”(Nadia, 2009 : 157).

Pada kutipan di atas menggambarkan latar waktu di malam

hari. Rafli yang terus berdoa dan menemani Nania yang sedang koma,

Rafli ingin sekali melihat Nania sadar dan kembali melihat cahaya

serta lekukan senyum di bibir Nania.

Ketika malam tiba, Rafli selalu mendandani Nani agar Nania

selalu tampak cantik meskipun Nania selalu mengatakan itu tak perlu.

Perhatikan kutipan di bawah ini.

”Ketika malam, Rafli mendandani Nania agar cantik sebelumtidur. Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu,memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasacantik, meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu.Bagaimana Nania bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh ?”(Nania, 2009 : 158).

Pada kutipan di atas menggambarkan latar waktu pada malam hari.

Setiap sore setelah pulang kantor, Rafli cepat-cepat menuju

rumah. Lelaki itu benar-benar membuktikan kata-kata yang diucapkan

beratus kali dalam doa.

Perhatikan kutipan di bawah ini.

”Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepatmenuju rumah, dan menggendong Nania ke teras, melihat senjadatang sambil memangku Nania, seperti remaja belasan tahunyang sedang jatuh cinta.” (Nadia, 2009 : 158).

Page 131: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

118

Pada kutipan di atas menggambarkan latar waktu pada sore hari.

Menceritakan Rafli yang hampir setiap hari selalu menggendong Nania

ke teras rumah untuk melihat senja.

a. Latar Sosial

Latar sosial berhubungan dengan status, pendidikan, kehidupan

agama, pekerjaan dan adat-istiadat. Latar sosialyang berhubungan

dengan pekerjaan dalam cerpen ini digambarkan posisi Nania di kantor

yang turus menigkat. Hal ini terdapat dalam kutipan di bawah ini.

Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantorsemakin gemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Naniabesar, anak-anak pintar dna lucu dan Nania memiliki terbaik didunia. Hidup perempuan itu berada di puncak.(Nadia, 2009 : 151).

Kutipan di atas menggambarkan latar sosial yang berhubungan

dengan pekerjaan Nania di kantor yang semakin gemilang. Uang

mengalir begitu mudah, rumah Nania yang besar dan keluarga yang

bahagia.

Latar sosial dalam cerpeni ini juga berhubungan dengan

kehidupan agama. Rafli yang senantiasa berdoa agar Nania yang

begitu dicinainya itu cepat sadar dari koma. Hal ini digambarkan

dalam kutipan di bawah ini.

“”Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud danpermohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal.Asalkan ia bisa melihat lagi cahaya di mata cintanya.(Nadia, 2009 : 157).

Kutipan di atas menggambarkan latar sosial yang berhubungan

dengan kehidupan agama dalam keluarga Rafli. Rafli yang selalu

Page 132: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

119

berdoa setiap malam dalam sujud permohonan. Memohon agar istrinya

trsebut segera sembuh dan dapat tersenyum kembali.

4. Nilai Pendidikan

1. Nilai Pendidikan Moral

Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima

mengenai perbuatan, sikap, berkewajiban dan sebagainya. Moral

dapat pula disebut dengan ahlak budi pekerti dan susila. Macam-

macam nilai pendidikan moral.

a. Kepedulian dan Empati

Kepedulian dan empati didasarkan pada pemahaman perasaan

diri sendiri dan memahami orang lain. Kepedulian dan empati adalah

cara kita menanggapi perasaan dan pengalaman orang lain,

menceritakan Nania yang begitu mencintai Rafi, Nania merasa hanya

Rafi yang bisa membuatnya bahagia. hal ini terdapat dalam kutipan

berikut ini.

“Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitubesarnya hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhantangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-halsederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.”(Nadia, 2009 : 148).

Kutipan di atas menggambarkan rasa kepedulian dan empati

yang dirasakan Nania pada Rafli begitu besar. Nania bisa merasakan

ketulusan kasih sayang Rafli hanya dan sentuhan tangan, tatapan mata

ataupun cara Rafli merawat Nania. Hal ini begitu membuat Nania

bahagia.

Page 133: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

120

2. Nilai Pendidikan Religius

Nilai religius merupakan nilai ke-Tuhanan, kerohanian yang

tinggi dan mutlak bersumber dan keyakinan dan kepercayaan manusia

terhadap Tuhannya. Sikap religius ini mencakup segala pengertian

yang bersifat adikodrati (Damono, 1984:93).

Nilai pendidikan religius dalam cerpen ini adalah ketika Nania

yang marah dengan perkataan kakaknya yang mengukur segala

sesuatu dari segi materi. Diketahui dalam kutipan berikut.

“Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuranduniawi menjadi parameter kebaikan seseorang sebagaimanusia. Dimana iman, di mana tawakal hingga begitu mudahmenentukan masa depan seseorang dengan melihatpencapaiannya hari ini ?” (Nadia, 2009 : 148).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Nania memiliki

kepercayaan yang kuat pada Allah, Nania yakin yang bisa menentukan

dan menjadi ukuran seseorang adalah iman bukan ukuran duniawi.

Nania tidak setuju jika ukuran duniawi digunakan untuk menentukan

masa depan seseorang.

Nilai pendidikan dalam cerpen ini juga digambarkan saat Rafli

yang menunggui Nania yang terbaring sakit di rumah sakit. Rafli

membacakan Al-Quran di dalam kamar rumah sakit tepat di samping

Nania terbaring. Hal ini terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam.Dibawanya sebuah Al-Qur’an kecil, dibacakannya dekattelinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadangperawat dan

Page 134: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

121

pengunjung yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka.”(Nadia, 2009 : 156).

Kutipan di atas menggambarkan keimanan Rafli yang kuat,

karena Rafli yakin hanya kekuatan Allah yang bisa membuat Nania

sembuh. Rafli selalu membacakan Al Qur’an di dekat telinga Nania

yang terbaring koma.

Nilai pendidikan religius dalam cerpen ini juga digambarkan

ketika Rafli menunggu Nania dengan penuh kesabaran dan tidak lupa

setiap hari selalu membacakan ayat suci di samping Nania dan tak

henti-hentinya bersujud memanjatkan doa pada Allah SWT. Hal ini

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Nania bagun, Cinta !”malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud danpermohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal.Asalkan ia bisa melihat lagi cahaya di mata cintanya, bisamenyaksikan lekukan senyum dibibir Nania.”(Nadia, 2009 : 157).

Kutipan di atas menggambarkan Rafli yang tak henti-hentinya

memanjatkan doa dan bersujud memohon kepada Allah agar Nania

istrinya bisa sadar. Baginya yang lain tak jadi masalah, asal ia bisa melihat

lagi cahaya di mata Nania yang begitu disayanginya.

Page 135: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

122

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dari bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

kelima cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen Emak Ingin Naik Haji

Karya Asma Nadia, mempunyai nilai-nilai pendidikan.

Nilai-nilai pendidikan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Nilai pendidikan moral terlihat dari sikap dan tindakan, kepedulian dan

empati dalam cerpen “Emak Ingin Naik Haji”, “Jendela Rara”, “Bulan

Kertas”, “Cinta Laki-Laki Biasa”, Humor dalam cerpen “Emak Ingin Naik

Haji”. Keteguhan hati dan komitmen dalam cerpen “Jendela Rara”,

“Sepuluh Juta Rupiah”, rasa tanggung jawab dalam cerpen “Bulan

Kertas”, “Sepuluh Juta Rupiah”.

2. Nilai pendidikan agama atau religiusitas terlihat dari sikap, perbuatan, dan

ucapan tokoh-tokohnya. Sikap atau perbuatan berupa tindakan tokoh-

tokoh dalam menjalankan ibadah, dan tingkat keimanan masing-masing

tokohnya. Kata syukur dalam cerpen “Emak Ingin Naik Haji”, “Jendela

Rara”, “Bulan Kertas”, “Sepuluh Juta Rupiah”, dan “Cinta Laki-Laki

Biasa”.

Page 136: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

123

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat

menyampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kumpulan cerpen Emak Ingin Naik Haji Karya Asma Nadia hendaknya

dimanfaatkan sebagai bahan pengajaran sastra di sekolah-sekolah karena

terbukti mengandung nilai-nilai pendidikan moral dan agama atau religius

yang dapat diteladani dan dapat membantu membentuk kepribadian

seseorang.

2. Hendaknya bagi pihak guru, sekolah dan siswa dalam pengajaran,

meningkatkan apresiasinya terhadap karya sastra, sehingga dapat

memahami nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra khususnya nilai

pendidikan moral dan agama atau religius.

Page 137: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

112

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rieneka Cipta.

Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : PT Sinar Baru.

Amirin, M. Tatang. 1990. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta : Rajawali.

Damono, Supardi Joko. 1984. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar. Ringkas.Jakarta : Pusat Pengembangan Depdikbud.

Daroesa, Bambang. 1986. Dasar dan konsep Pendidikan Moral Pancasila.Semarang : Aneka Ilmu.

Depdiknas, 2004. Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung : Titian Ilmu.

Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rieneka Cipta

Ihsan , Fuad. 2005. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : PT Rieneka Cipta.

Keraf, Gorys. 1981. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia.

Koencaraningrat. 1987. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Djambatan.

Marahaimin, Ismail. 1999. Menulis Secara Populer. Jakarta: PT. Dunia PustakaJaya.

Moleong, Lexy. 1999. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Karya.

Nadia, Asma. 2009. Emak Ingin Naik Haji. Jakarta : Gramadia.

Noor, Redyanto. 2005. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang : Fasindo.

Nurgiantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi Yogyakarta : Gajah Mada.

Semi,Aftar. 1989. Kritik Sastra. Bandung :Angkasa.

Shchiller, Pam dan Tamera Bryant. 2002. 16 Moral Dasar Bagi Anak (diIndonesiakan Susi Sensusi). Jakarta : PT Alexedia KomputiondoKelompok Gramedia.

Sudjiman, Panuti. 1988. Metode Penelitian Sastra. Bandung : Angkasa.

Page 138: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

113

Suharianto, S. 1982. Dasar-Dasar Teori Sastra. Surakarta :Widya Duta.

Sumardjo dan Saini, KM. 1986. Apresiasi Kesastraan. Jakarta : Gramedia.

Utomo, Prasetyo. 2009. Penulisan Kreatif Populer. Semarang: IKIP PGRISemarang.

Page 139: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

114

Page 140: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

115

Sinopsis

Cerpen Emak Ingin Naik Haji

Emak Ingin Naik Haji bercerita tentang Emak, seorang wanita paruh baya

yang dengan gigih berusaha untuk dapat mewujudkan impiannya, yaitu pergi ke

tanah suci Makkah untuk menunaikan haji. Kehidupan Emak sehari-hari hanya

bergantung pada hasil jualan kue yang dititipkan di warung atau pesanan orang.

Kalau beruntung, ada juga sedikit tambahan uang dari Zein, anak Emak satu-

satunya yang berjualan lukisan keliling hasil karyanya sendiri.

Walaupun Emak tahu bahwa naik haji adalah salah satu hal yang mungkin

sulit diraih, tetapi Emak tidak putus asa. Dia tetap mengumpulkan rupiah demi

rupiah untuk disetorkan ke tabungan haji di bank. Zein, yang melihat kegigihan

Emak tersebut, juga berusaha dengan berbagai cara untuk dapat mewujudkan

keinginan orangtuanya.

Cerpen ini mengangkat berbagai nilai kehidupan; kegigihan, ketulusan,

kasih sayang, semangat berbagi, berserah diri, dan berbagai nilai indah lainnya

yang mungkin saja terlupakan oleh sebagian besar dari kita. Lebih khususnya,

Emak Ingin Naik Haji menyentil fenomena sosial keluarga muslim yang hidup

ber-kecukupan dan dapat berkali-kali naik haji sementara banyak keluarga muslim

lain yang tak mampu menunaikan rukun Islam kelima tersebut atau harus

bersusah payah menabung bertahun-tahun untuk mewujudkan impiannya pergi

haji.

Page 141: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

116

Emak adalah representasi dari kelompok masyarakat yang sangat

merindukan Makkah, tetapi karena persoalan finansial, maka pergi haji menjadi

sebuah hal yang sangat jauh di awang-awang. Sementara Juragan Haji bersama

keluarganya, dipaparkan dalam cerpen tersebut dengan penuh kemudahan dapat

melakukan ibadah haji dan umroh kapan saja mereka inginkan. Dalam buku

kumpulan cerpen setebal 210 halaman ini, Asma membuat selang-seling antara

cerpen kritik sosial dan kisah cinta.

Page 142: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

117

Sinopsis Cerpen Jendela Rara

Rara anak yang paling bontot, keras kepala dan punya keinginan kuat.

Sekarang masih sekolah di Madrasah Ibtidaiyah, itu pun karena kebaikan hati

kakak pengajar, ia tidak harus membayar sepeser pun.

”Jendelanya bisa masuk matahari, enggak, mak?”

Rara menggoyang bahu ibunya. Tapi kali ini perempuan yang

melahirkannya itu hanya menghela napas berat, dan meninggalkan Rara dengan

bayangan jendela-jendela besar yang menjaring sinar matahari.

Selama seminggu lebih, Rara berhemat. Ia bahkan menghemat mandi

sehari sekali, supaya bisa menyimpan tiga ratus rupiah di sakunya.Uang

perolehanya ngamen dan bekerja di perempatan, tak dipakainya sesen pununtuk

beli es mambo di warung, kwaci, permen, dsn jajanan lain. Ia betul-betul

berhemat.

Dan sore ini Rara pulang dengan hati melonjak-lonjak. Menurut hemat

gadis kecil itu dengan rambut ekor kuda tabungannya cukup untuk membuat

sebuah jendela besar.

”Assalamu’alaikum ! Emak ?”

Rara menghambar ke arah emak yang sedang menyapu lantai. Bohlam 10 wat

mengalirkan hawa panas yang merembesi baju emak, padahal diluar sana masih

terang.

Page 143: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

118

Rara menyerahkan sejumlah uang dalam kepalannya, ketelapak tangan

emak yang basah terkena keringat. Emak tak mendengarkan lagi penjelasan Rara.

Cinta Laki-Laki Biasa

Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa ia

mau menikah dengan lelaki itu.

Nania menyampaikan keinginannya itu pada semua keluarganya, akan

tetapi semua keluarga menentang Nania dengan berbagai alasan mereka akhirnya

menikah.

Nania merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besarnya hingga

Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia

meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.

Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari

kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga

anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru. Bayi yang sehat, begitu

kuat.,

Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir

untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, membaca

Al-Qur’an di dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra. Akhirnya

Nania sembuh, akan tetapi dia tidak seperti dulu, Rafli yang terus merawatnya

dengan setia, disitulah Nania sadar kalau Rafli memiliki cinta yang luar biasa.

Page 144: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

119

Sepuluh Juta Rupiah

Dia istrinya cuma orang kecil. Mereka hidup sederhana sekali. Tapi rumah

besar yang diwariskan nenek pada anak satu-satunya, lalu menurun padanya,

sering mengaburkan mata. Meski begitu dia tak hendak mengubah pandangan

orang, karea satu prinsip. Bapak yang menanamkannya hingga mengakar kuat dan

menjadi sikap.

Oman, penulis yang tak pernah diangap orang penting itu memenangkan

lomba kepenulisan nasional dan mendapat hadiah sepuluh juta rupiah !

Genap pekan ketiga, barulah Oman tahu bahwa hadiah itu benar adanya

dan bukan mimpi. Itu setelah ia mengecek rekening di bank. Ada penambahan

luar biasa di saldonya. Kabar baiknya lagi, ternyata hadiah itu bersih dari pajak,

dan dia sekeluarga benar-benar mendapatkan sepuluh juta rupiah.

Malam ini, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, ia dan istrinya

akan tidur nyenyak. Uang sepuluh juta itu cukup unutuk menyelesaikan kewajiban

yang tertunda selama ini. Menebus surat-surat kepemilikan rumah yang diam-

diam digadaikan ibu demi meriahnya pernikahan Oman dan Sri, empat tahun

silam.

Page 145: NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN CERPEN · PDF filesekaligus Pembimbing II yang dengan teliti dan bijaksana memberikan petunjuk dan bimbingan bagi terselesainya skripsi ini. 3. Drs

120

Bulan Kertas

“Yu Tarmi...!!!”

Teriakan panik itu menghentikan gerak tangan yu Tarmi yang sedang

memoleskan sapuan terakhir bedak murahan ke wajahnya.

“Kasih... Kasih ketabrak motor!”

Kasih, anak semata wayangnya, rembulan tempat dia mencari cahaya, mendapat

kecelakaan. Ucapan Ceu Mumu berikutnya tidak penting lagi.

Kemarahan Yu Tarmi berapi-api. Melihat perban dan noda darah didahi kasih,

mau rasanya dia menggamplang kepala anak muda yang telah menabrak Kasih.

***

Gaji bulanannya yang pertama.

Kasih menyerahkan amplop berisi beberapa lembar lima puluh ribuan itu

kepada Yu Tarmi, dan Kasih menyampaikan keinginannya selama ini kalau ia

ingin Emaknya tidak usah bekerja lagi.

Mudah-mudahan angan ini terwujud, bisik Kasih. Tak sabar untuk

menghapus noda yang telah lama melakati ibunya. Rembulannya harus bersih di

hadapan Gusti Allah. Sepulang dari bekerja, Kasih terus melangkah. Alunan

musik dangdut yang makin keras menyeruak dari tape-tape besar di ruang yang

menyerupai bar kecil, diantara tawa mengikik dan celoteh tak karuan.

Naluri, mungkin itu yang tiba-tiba membuat Kasih sekonyong-konyong

menoleh dan tersentak. Perempuan berbedak tebal yang duduk mengangkat

sebelah kaki, dengan rokok terselip di bibir. Tatapan genit diantara desah mesra

perempuan yang make-upnya paling menor itu, merayu laki-laki berbadan besar,

yang menggelendot padanya.

Ibu ??

Kasih nanar, tubuhnya limbung. Dan rembulan bundar di langit, mendadak

berkeping-keping di matanya.