media buku sophia (buku bijaksana) dalam pembelajaran
TRANSCRIPT
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 60 ~
Media Buku Sophia (Buku Bijaksana) dalam Pembelajaran Fiqih Materi Rukun Islam untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I MIN 2
Magetan Berbasis Literasi
Shofia Fajrin Hardiyanti1 Sekolah Tinggi Agama Islam Madiun
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media Buku Sophia materi Rukun Islam peserta didik kelas 1 MIN 2 Magetan dengan desain pembelajaran yang berbasis literasi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (research and development) yang terdiri dari 9 langkah-langkah, yaitu: (1). Melakukan studi pendahuluan, (2). Perencanaan pembuatan produk, (3). Pengembangan Draf Produk, (4). Uji coba perorangan, (5) Revisi hasil uji perorangan, (6). Uji coba terbatas, (7). Penyempurnaan produk hasil uji terbatas, (8). Uji pelaksanaan secara luas, (9). Penyempurnaan produk akhir Pengembangan. Hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa media Buku Sophia materi Rukun Islam yang telah dikembangkan layak diuji cobakan lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas 1 MI dalam pembelajaran Fiqih dengan materi Rukun Islam.
Kata Kunci: Media Buku Sophia, Literasi, Metode R&D. A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama merupakan salah satu dari tiga subyek pelajaran yang harus dimasukkan
dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di Indonesia. Hal ini karena kehidupan
beragama merupkan salah satu dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara
terpadu.2 Pendidikan Agama Islam menjadi salah satu usaha sadar dalam menanamkan nilai- nilai
Islam kepada peserta didik sehingga dapat mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-sehari sesuai dengan kaidah keislaman.
Mata pelajaran pendidikan agama Islam secara keseluruhannya dalam lingkup Al-Qur’an
dan Al-hadits, keimanan, akhlak, fiqih/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa
ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk
lainnya maupun lingkungannya (hablunminallah wa hablunminannas).3 Mata pelajaran PAI begitu
1Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Madiun 2Chabib Thoha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999). 1. 3 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep Dan
Implementasi Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004). 130.
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 61 ~
luas dan membutuhkan pamahaman yang benar-benar kuat pada peserta didik antara ketauhidan
dan muamalah berjalan seimbang dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga dalam
pembelajarannya seorang pendidik tentu harus dapat menjelaskan dengan lugas dan menarik agar
nilai-nilai tersebut dapat terpatri dalam hati peserta didik, untuk memudahkan siswa dalam
mempelajari konsep materi dalam pembelajaran PAI maka dibutuhkan media.
Desain dan media pembelajaran di abad XXI ini menjadi hal yang mutlak dilaksanakan oleh
para pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan agama Islam pada peserta didik, sebagai
bagian dari sistem pendidikan, media mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran
seperti memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa,
membangkitkan motivasi belajar siswa, menyajikan informasi belajar yang dapat diulang menurut
kebutuhan, dan lain-lain. Penggunaan media akan membantu guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Melalui penggunaan media yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
maka tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. Guru menggunakan Buku teks menjadi salah
satu sumber belajar dan media dalam proses pembelajaran untuk memudahkan dalam
penggunaan dan praktis dibawa. Kita tahu bahwa zaman berubah jauh lebih cepat, sehingga
desain dan media pembelajaran saat ini juga harus mengikuti perkembangantersebut. Kreativitas
dan inovasi pendidik benar-benar dituntut untuk memudahkan penyampaian materinya pada
peserta didik.
Selama proses pembelajaran di kelas, kemampuan literasi siswa yaitu kemampuan
berbahasa, berpikir dan penguasaan substansi materi akan sangat baik bila guru dapat
mensinergikan dengan media pembelajarannya. Sehingga kegiatan berpikir, memahami materi
dan berdiskusi menjadikan materi-materi tersebut lebih bermakna bukan sekedar tumpukan
materi yang hilang bila siswa telah keluar dari kelas.
Berangkat dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengaplikasikan desain
dan media ajar yang telah penulis rangkai menjadi desain dan media ajar yang berbasis literasi
dengan judul “Media Buku Sophia (Buku Bijaksana) Dalam Pembelajaran Fiqih Materi Rukun
Islam Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas MIN 2 Magetan Berbasis Literasi.”
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 62 ~
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Implementasi Media Buku Sophia (Buku Bijaksana) Dalam Pembelajaran Fiqih
Materi Rukun Islam untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I MIN 2 Magetan Berbasis
Literasi ?
2. Bagaimana analisis produk Media Buku Sophia (Buku Bijaksana) Dalam Pembelajaran Fiqih
Materi Rukun Islam untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I MIN 2 Magetan Berbasis
Literasi ?
C. Tujuan Penelitian
1. UntukmengetahuiimplementasiMedia Buku Sophia (Buku Bijaksana) Dalam Pembelajaran Fiqih
Materi Rukun Islam untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I MIN 2 Magetan Berbasis
Literasi ?
2. Untuk mengetahui analisis produk Media Buku Sophia (Buku Bijaksana) Dalam Pembelajaran
Fiqih Materi Rukun Islam untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I MIN 2 Magetan
Berbasis Literasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sumbangan pemikiran mengenai media Buku Sophia (Buku Bijaksana) dapat menambah
wawasan tentang media untuk pembelajaran Fiqih materi Rukun Islam. Adanya
pengembangan media juga dapat menambah referensi media khususnya pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
i. Mempermudah siswa dalam memahami dan mempelajari materi Rukun Islam.
ii. Memotivasi siswa untuk belajar Fiqih.
iii. Menambah sumber belajar bagi siswa
b. Bagi Guru
i. Membantu guru dalam mengajarkan materi pembelajaran PAI
ii. Memotivasi guru untuk memanfaatkan media pembelajaran sehingga pembelajaran
menjadi lebih menarik.
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 63 ~
c. Bagi Sekolah
Media pembelajaran yang dihasilkan dapat memberikan motivasi kepada para guru untuk
meningkatkan kreatifitas dan inovatif dalam melaksanakan tugas sebagai seorang tenaga
pendidik yang bertanggung jawab terhadap siswa.
E. Metode
Penelitian pengembangan ini mengacu pada model penelitian dan pengembangan (R&D)
menurut Borg dan Gall yang terdiri dari beberapa langkah yaitu (1) penelitian dan pengumpulan
data, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba perorangan, (5) merevisi hasil
uji coba perorangan, (6) uji coba terbatas, (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan, (8) uji
pelaksanaan lapangan, (9) penyempurnaan produk akhir dan (10) diseminasi dan implementasi4
Namun kali ini penulis hanya menggunakan 9 tahap dalam pengembangannya mengingat efisensi
waktu dan biaya, yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan Studi Pendahuluan
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi di Kelas 1 MIN 2 Magetanuntuk
menganalisis masalah pada pembelajaran Fiqih. Dari hasil observasi terdapat
permasalahan siswakesulitandalammemahamirukun Islam. Berdasarkan permasalahan
tersebut perlu adanya pengembangan media pembelajaran Fiqih.
2. Perencanaan Pembuatan Produk
Langkah yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a) Melakukan tinjauan terhadap materi pembelajaran yang berpedoman pada Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator pada silabus kelas 1 MI Semester I,
membaca buku sumber yang berkaitan dengan pembelajaran tematik maupun mata
pelajaran. Materi yang dipilih yaitu materi tentang Rukun Islam.
b) Mengkaji materi tentang media dan teknik-teknik Pop-up sebagai dasar dalam memilih
bentuk dan desain media Pop-Up Book.
3. Pengembangan Draf Produk
Menyusun kisi-kisi dan membuat instrumen penilaian untuk menilai kualitas media Buku
Sophia.
4 Nana Syaodih Sukmadinata, Metoden Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya,
2010). 169-170.
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 64 ~
4. Uji Coba Perorangan
Peneliti melakukan uji coba perorangan dengan subjek penelitian siswa kelas IE.
5. Revisi Hasil Uji Perorangan
Berdasarkan hasil uji perorangan dan analisis data maka dilakukan perbaikan media Buku
Sophia.
6. Uji Coba Terbatas
Peneliti melakukan uji coba terbatas dengan subjek penelitian siswa kelas 1.
7. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Terbatas.
Berdasarkan hasil uji terbatas dan analisis data maka dilakukan perbaikan media Buku
Sophia.
8. Uji Pelaksanaan Secara Luas.
Peneliti melakukan uji luas dengan subjek peneliti siswa kelas IE. Uji coba produk
bertujuan untuk mengetahui apakah media yang dikembangkan layak digunakan atau
tidak. Setelah produk divalidasi oleh ahli media dan ahli materi, media Buku Sophia diuji
cobakan kepada subjek penelitian yaitu siswa kelas IE MIN 2 Magetan.
9. Penyempurnaan Produk Akhir.
Pengembangan Media Buku Sophia Berdasarkan hasil uji luas dan analisis data maka
dilakukan perbaikan media Buku Sophia tahap akhir untuk menentukan kelayakan media
Buku Sophia pada pembelajaran Fiqih Kelas 1.
F. Kajian Teori
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti ‘perantara’ atau ‘pengantar’.5 Jadi secara bahasa media
berarti pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. menurut Anderson, media
pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara
karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Secara umum wajarlah bila
5Arief, Sadiman, dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Cet. V,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006). 6.
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 65 ~
peranan guru yang menggunakan media pembelajaran sangatlah berbeda dari peranan
seorang guru ‘biasa’.6
Sementara, Marshall Mc Luhan (dalam Oemar Hamalik) berpendapat bahwa media
adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang
tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Sesuai dengan rumusan ini, media
komunikasi mencakup surat- surat, televisi, film dan telepon, bahwa jalan raya dan jalan
kereta api merupakan media yang memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan orang
lain.7
Lebih lanjut Oemar Hamalik membedakan pengertian media menjadi dua yaitu dalam
arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi
media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana,
sedangkan dalam artian luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang
kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat sederhana, seperti slide, fotografi, diagram, dan
bagan buatan guru, objek-objek nyata, serta kunjungan keluar sekolah. Sejalan dengan
pandangan itu, guru-gurupun dianggap sebagai media penyajian, disamping radio dan televise
karena sama-sama membutuhkan dan menggunakan banyak waktu untuk menyampaikan
informasi kepada siswa.
Romiszowski (dalam Oemar Hamalik)8 merumuskan media pengajaran :
“....as the carries of massages, from some transmitting source (which may be a human being
or an intimate object), to the receiver of the massages (which is our case is the
learner).
Adapun Djamarah dan Aswan mendefinisikan media sebagai alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan guna
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam konteks media sebagai sumber belajar, maka secara
luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan
peserta didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.9
6Azhar Arsyad, Media Pengajaran, Cet. I, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996).4. 7Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Cetakan VI, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti Soeparno, 1988),
(Media Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT Inter-Pariwisata). 202. 8Oemar Hamalik, (Media Pendidikan…). 201. 9Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Cet. II, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002). 136.
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 66 ~
Beberapa pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwasanya media pembelajaran
adalah sebuah sarana penghantar atau jembatan antara materi yang disampaikan guru dengan
pemahaman peserta didik pada materi tersebut sehingga dalam proses pembelajaran menjadi
lebih bermakna dan menyenangkan. Media pembelajaran sebagai alat transfer of knowing dari
guru diharapkan dapat menjadi salah satu revolusi pembelajaran di abad 21.
2. Buku Sophia (Buku Bijaksana)
Jika dilihat secara keseluruhan, Buku Sophia tidak jauh berbeda dengan buku lainnya.
Buku Sophia merupakan salah satu versi dari Pop-Up Book. Dalam pembuatan Buku Sophia ini
diawali dengan penentuan konsep materi pelajaran yang dirangkai dengan menggunakan
kardus dan kertas bekas yang berisi materi yang diajarkan. Selanjutnya menentukan teknik-
teknik yang dipakai dalam membuat bentuk pop-up book tersebut.
Desain Grafis Indonesia oleh Alit Ayu Dewantari, Pop-up merupakan salah satu
bidang kreatif dari paper engineering yang di Indonesia kini semakin digemari dan sedang
berkembang. Banyak buku-buku pop-up yang beredar di pasaran, namun masih didominasi
oleh karya impor. Pop-up adalah sebuah kartu atau buku yang ketika dibuka bisa menampilkan
bentuk 3 dimensi atau timbul. Kalimat tersebut merupakan penjelasan sederhana yang sering
disampaikan pada beberapa orang yang masih asing dengan pop-up. Penjelasan tersebut
akhirnya membuat kita berpatokan bahwa dalam membuat karya pop-up harus menghasilkan
bentuk timbul atau 3 dimensi. 10 Sedangkan menurut Joko Muktiono pop-up book adalah
sebuah buku yang memiliki tampilan gambar yang bisa ditegakkan serta membentuk obyek-
obyek yang indah dan dapat bergerak atau memberi efek yang menakjubkan.11
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pop-up book
merupakan sebuah buku yang memiliki unsur 3 dimensi serta dapat bergerak ketika
halamannya dibuka, disamping itu pop-up book memiliki tampilan gambar yang indah dan
dapat ditegakkan. Sehingga media pop-up book sangatlah cocok digunakan sebagai media
pembelajaran untuk anak-anak tingkat MI. Selain itu, proses pembelajaran dengan
menggunakan media pop-up book akan jauh lebih menyenangkan.
10 diakses di http://dgiindonesia.com/sekilas-tentang-pop-up-lift-the-flap-dan-movable-book/.
pada 14 Oktober 2019 pukul 22:31 WIB. 11 Joko D. Muktiono, Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2003). 65.
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 67 ~
1) Teknik Pembuatan Pop-Up Book
Menurut Robert Sabuda terdapat beberapa macam teknik pop-up diantaranya sebagai
berikut.12
a) Transformations, merupakan teknik pop-up yang terdiri dari potongan-potangan pop-
up yang disusun secara vertikal.
b) Peepshow, merupakan teknik pop-up dengan menyusun tumpukan kertas yang
disusun bertumpuk menjadi satu sehingga menciptakan ilusi kedalam dan
perspektif.
c) Carousel, merupakan teknik pop-up dengan menggunakan tali, pita, atau kancing
yang apabila dibuka dan dilipat kembali berbentuk benda yang komplek.
d) Volvelles, teknik pop-up yang menggunakan unsur lingkaran dalam pembuatannya.
e) Pull-tabs, merupakan sebuah teknik pop-up dengan menggunakan tab kertas geser
atau bentuk yang dapat ditarik dan didorong untuk memperlihatkan gerakan
gambaran baru.
f) Box and cylinder, merupakan teknik dengan menggunakan sebuah gerakan bentuk
tabung atau kubus yang bergerak naik dari tengah halaman ketika halaman
dibuka.
2) Jenis-Jenis Pop-Up Book Berdasarkan Cara Pandang Mata.
Jenis-jenis pop-up book berdasarkan cara pandang mata dibagai menjadi tiga cara
kita dalam memandang pop-up tersebut, yaitu sebagai berikut13:
a) Terbuka 90⁰ Jenis ini merupakan model lama dari desain pop-up. Pop-up ini akan
terlihat bentuk 3 dimensinya apabila benar-benar dibuka selebar 90⁰. Model pop-up
ini sangat sederhana, dengan biaya pembuatan yang murah dan mudah dalam
merakitnya. Namun, model ini terlalu sederhana apabila dibandingkan dengan
buku pop-up lain yang ada di pasaran saat ini.
b) Terbuka 180⁰ Pop-up jenis ini merupakan model pop-up yang biasanya ada pada
pasaran saat ini. Model jenis ini akan terlihat bentuk 3 dimensinya apabila dibuka
selebar 180⁰ dan dapat dilihat selebar 360⁰ pada bird’s view. Pop-up dengan model
12Diakses di http://robertsabuda.comtanggal 15 Oktober 2019, pukul 17.00 WIB. 13 The Fundamental of Designing and Producing Pop-up, Online. www.hunghing.co.uk/.
Diaksestanggal 15 Oktober 2019 pukul 18.00 WIB.
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 68 ~
seperti ini sangat fleksibel, beragam dan dapat diaplikasikan dengan banyak
teknik.
c) Terbuka 360⁰ Jenis pop-up ini disebut juga “Carousel”. Pop-up jenis ini sangat cocok
untuk membuat pop-up bentuk bangunan. Pop-up ini akan terlihat bentuk 3
dimensinya dengan membukanya selebar 360⁰. Model pop-up ini memiliki desain
sederhana, dengan biaya produksi yang terjangkau, dan mudah dalam merakitnya.
Namun, bentuk pop-up seperti ini sangat populer dan sudah banyak di pasaran.
3. Pembelajaran Berbasis Literasi
Inti literasi adalah kegiatan membaca-berpikir-menulis. Dalam kaitan itu, berpikir
perlu dieksplisitkan, dengan alasan agar berpikir lebih ditonjolkan sehingga dalam praktiknya
benar-benar merupakan kegiatan yang mendapat perhatian tinggi, bukan sekedar kegiatan
tempelan dalam membaca dan menulis. Selain itu, para ahli juga menonjolkan berpikir dalam
konteks kegiatan membaca dan mendengarkan seperti dalam frase reading and thinking activity
dan listening and thinking activity.14 Sementara itu, kegiatan lain yang biasanya menyertai kegiatan
inti berliterasi tersebut, misalnya mengamati, berdiskusi, dan mempresentasikan hasil-hasilnya
merupakan perluasan dari praktik berliterasi.15
Lembaga pendidikan menjadi tempat penting dalam pembentukan dan pembiasaan
kegiatan berliterasi sejak dini. Kegiatan membaca-menulis-berdiskusi merupakan kesatuan
kegiatan belajar bermakna. Di sekolah kegiatan membaca-menulis-berdiskusi ini dibentuk dan
ditanamkan dalam proses pembelajaran, tentunya dengan media dan desain pembelajaran
yang aktif, kreatif dan produksif oleh pendidik sebagai fasilitator.
G. Hasil dan Pembahasan
1. Uji Coba Produk
Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui apakah media yang dikembangkan layak
digunakan atau tidak. Setelah produk divalidasi oleh ahli media dan ahli materi, media Buku
Sophia diuji cobakan kepada subjek penelitian yaitu siswa kelas I MIN 2 Magetan.
14 Finn, Patrick J, Helping Children Learn Language Art. (New York: Longman. 1993). 210-212 . 15Suyono, Dimensi, Jenjang, dan Asesmen Perilaku Berliterasi Siswa di Sekolah (Jurnal Ilmu
Pendidikan, Jilid 14, Nomor 2, Juni 2007). 69-75.
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 69 ~
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif.
a. Menghitung skor total rata-rata setiap komponen menggunakan rumus sebagai berikut:
b. Menghitung rata-rata skor total dari setiap komponen.
c. Skor rata-rata diubah menjadi bentuk kualitatif, mengacu pada pengkategorisasian.
Suatu produk yang dikembangkan dapat dikatakan layak digunakan sebagai media
pembelajaran apabila hasil penilaian uji coba lapangan minimal termasuk dalam kriteria
baik.16
3. Hasil Penggunaan dalam Pembelajaran
Pengembangan media dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama, materi dipilih
berlandaskan pada Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator dari silabus
dan buku pelajaran Fiqih Kelas 1 Semester I. Setelah memilih materi yang akan digunakan,
tahap kedua yakni merencanakan media yang akan dikembangkan dengan mendesain media
Buku Sophia. Buku Sophia yang telah selesai didesain kemudian diprint dan dibentuk sesuai
teknik Pop-Up yang digunakan.
Tahap ketiga, media yang sudah jadi dikembangkan dengan kisi-kisi materi Rukun Islam
untuk kelas 1 MI, kemudian trial and error media pada siswa kelas 1. Ada 3 tahap trial and error
tersebut, pertama diuji cobakan pada 1 siswa, kedua pada 14 siswa dan terakhir pada 28 siswa
yaitu di kelas 1E. Hasil yang diperoleh penulis uji coba media tersebut dalam mata pelajaran
Fiqih kelas 1 membuahkan hasil yang bagus, yaitu dibuktikan dengan :
16Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). 238.
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 70 ~
a. Antusias para siswa dalam berdiskusi kelompok ketika membahas Rukun Islam mulai
dari Syahadat sampai Haji.
b. Siswa dapat mempresentasikan secara sederhana sesuai kemampuan kelas 1 MI di
depan kelas dengan begitu baik.
c. Hasil dari evaluasi materi rukun Islam berupa soal jawaban singkat dan kuis langsung
para siswa mendapat nilai di atas KKM.
Dari beberapa hasil analisis produk di atas dapat disimpulkan bahwa media Buku Sophia
bisa menjadi salah satu rekomendasi media pembelajaran dengan berbasis literasi yang
menyenangkan namun juga meningkatkan pemahaman siswa akan materi pelajaran.
Media Buku Sophia dengan materi rukun Islam ini sesuai dengan kriteria media oleh Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai17 yaitu didukung isi bahan pelajaran sesuai dengan karakteristik
siswa. Media yang dikembangkan peneliti dapat memudahkan siswa dalam memahami materi
yang bersifat konkret, sehingga siswa tidak hanya mengimajinasikan dalam otaknya namun
juga dapat memvisualisasikan melalui media Buku Sophia ini.
Selain itu media yang dikembangkan sesuai dengan kriteria media cetak yang baik
menurut Azhar Arsyad 18 menarik dan konsisten. Konsisten yang dimaksud yakni dalam
penulisan huruf, jarak spasi dan format halaman konsisten. Penulisan huruf pada media ini
dari segi jenis font, ukuran huruf dan penggunaan huruf capital dibuat konsisten dan
disesuaikan dengan karakteristik siswa. Jarak spasi penulisan juga diperhatikan agar jarak
antar kalimat tidak terlalu berdekatan atau berjauhan. Format halaman yang digunakan yaitu
ukuran 40 cm x 40 cm disetiap halaman, dalam 1 buku materi terdiri dari 3 sampai 6 lembar
menyesuaikan sedikit banyaknya materi yang dibahas.
4. Produk Akhir
Media Buku Sophia merupakan adopsi dari media pop-up book yang dikembangkan untuk
materi Fiqih MI. Ukuran buku yaitu dengan panjang 40cm dan lebar 40cm didesain untuk
siswa kelas I MI. Materi disajikan dalam bentuk gambar 3 dimensi dengan model terbuka 90⁰.
17 Nana Sudjana Sukmadinata dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2010). 4. 18Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005). 86-89.
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 71 ~
Gambar halaman lampiran dokumentasi
Media Buku Sophia dilengkapi dengan puzzle untuk intermezzo bahwa buku tersebut tidak
hanya berisi materi namun juga sebuah game puzzle untuk menyusun judul media Buku Sophia
tersebut. Hal ini memberi daya tarik pada siswa untuk merangsang rasa penasaran terhadap
media.
Gambar halaman lampiran dokumentasi
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 72 ~
Dalam satu materi rukun Islam ini terdiri dari 5 bagian buku secara terpisah, yaitu buku
bertema Syahadat, Sholat, Puasa, Zakat, dan Haji, yang terdiri dari gambar-gambar dan
tulisan sesuai dengan materi.
Gambar halaman lampiran dokumentasi
Proses pembalajaran dengan Buku Sophia ini juga berbasis literasi, yaitu mengembangkan
kemampuan anak dalam berdiskusi dengan kelompok kecilnya yang terdiri dari 4 sampai 5
orang disetiap kelompok serta kemampuan dalam menulis hasil-hasil diskusi dan yang
terakhir adalah kemampuan menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
Gambar halaman lampiran dokumentasi
Dengan adanya beberapa penggunaan teknik Pop-Up pada pembuatan media Buku Sophia
pada mata pelajaran Fiqih materi rukun Islam, diharapkan pengguna tidak mudah bosan.
Tampilan disetiap halaman dibuat berbeda agar media dapat menarik dan membuat siswa
menjadi semangat belajar Fiqih.
Penutup
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 73 ~
A. Kesimpulan
Pendidikan Agama Islam menjadi salah satu usaha sadar dalam menanamkan nilai-nilai
Islam kepada peserta didik sehingga dapat mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan kaidah keislaman.
Mata pelajaran PAI begitu luas dan membutuhkan pamahaman yang benar-benar kuat
pada peserta didik antara ketauhidan dan muamalah berjalan seimbang dalam kehidupan sehari-
harinya, sehingga dalam pembelajarannya seorang pendidik tentu harus dapat menjelaskan
dengan lugas dan menarik agar nilai-nilai tersebut dapat terpatri dalam hati peserta didik, untuk
memudahkan siswa dalam mempelajari konsep materi dalam pembelajaran PAI maka dibutuhkan
media.
Media pembelajaran adalah sebuah sarana penghantar atau jembatan antara materi yang
disampaikan guru dengan pemahaman peserta didik pada materi tersebut sehingga dalam proses
pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Media pembelajaran sebagai alat
transfer of knowing dari guru diharapkan dapat menjadi salah satu revolusi pembelajaran diabad 21.
Media Buku Sophia ini adalah pop-up dengan model terbuka 90⁰. Jenis ini merupakan
model lama dari desain pop-up. Pop-up ini akan terlihat bentuk 3 dimensinya apabila benar-benar
dibuka selebar 90⁰. Model pop-up ini sangat sederhana, dengan biaya pembuatan yang murah dan
mudah dalam merakitnya. Dalam Buku Sophia berisi materi yang diajarkan, yaitu Fiqih dengan
materi Rukun Islam, sehingga Buku Sophia terdiri dari 5 bagian buku yang setiap buku berisi 1
Rukun Islam.
Hasil yang diperoleh penulis setelah mengaplikasikan media tersebut dalam mata
pelajaran Fiqih kelas 1 membuahkan hasil yang bagus, yaitu dibuktikan dengan:
1. Antusias para siswa dalam berdiskusi kelompok ketika membahas Rukun Islam mulai
dari Syahadat sampai Haji.
2. Siswa dapat mempresentasikan secara sederhana sesuai kemampuan kelas 1 MI di
depan kelas dengan begitu baik.
3. Hasil dari evaluasi materi rukun Islam berupa soal jawaban singkat dan kuis langsung
para siswa mendapat nilai di atas KKM.
Dari beberapa hasil analisis produk diatas dapat disimpulkan bahwa media Buku Sophia
bisa menjadi salah satu rekomendasi media pembelajaran dengan berbasis literasi yang
menyenangkan namun juga meningkatkan pemahaman siswa akan materi pelajaran.
Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam E-ISSN: 2686-0465 P-ISSN: xxxx-xxxx Vol. 02 No. 02, Desember 2020 http://e-journal.stai-iu.ac.id/index.php/tabyin
Volume 2, Nomor 2, Desember 2020 ~ 74 ~
B. Saran
1. Bagi Guru
- Mengembangkan media Buku Sophia tersebut pada materi yang lain.
- Selama proses diskusi setiap kelompok akan maksimal bila didampingi guru.
2. Bagi Madrasah
Pengembangan media pembelajaran Buku Sophia pada guru yang lain dengan mengadakan
workshop atau pelatihan di Madrasah.
Daftar Pustaka
Arief Sadiman, dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Cet. V. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Arsyad, Azhar. Media Pengajaran, Cet. I. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996. Finn, Patrick J. Helping Children Learn Language Art. New York: Longman, 1993. Hamalik, Oemar. Media Pendidikan, Cet. VI. Bandung: PT Citra Aditya Bakti Soeparno. Media
Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT Inter-Pariwisata, 1988. http://dgiindonesia.com/sekilas-tentang-pop-up-lift-the-flap-dan-movable-book/.Diakses pada
14 Oktober 2019 pukul 22:31 WIB. http://robertsabuda.comtanggal 15 Oktober 2019, pukul 17.00 WIB. Abdul Majid dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep Dan
Implementasi Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Muktiono, Joko D. Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2003. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010. Suyono. Dimensi, Jenjang, dan Asesmen Perilaku Berliterasi Siswa di Sekolah. Jurnal Ilmu Pendidikan,
Jilid 14, Nomor 2, Juni 2007. Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Cet. II. Jakarta: Rineka Cipta,
2002. Sukmadinata, Nana Syaodih. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2010. The Fundamental of Designing and Producing Pop-up, Online. www.hunghing.co.uk/. Diakses tanggal
15 Oktober 2019 pukul 18.00 WIB. Thoha Chabib, dkk. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.