nilai nilai edukasi dalam menulis kaligrafi arab...

97
NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB Penelitian di Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) Ciputat SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh : ANANDA RAKHMATUL UMMAH NIM. 11150110000039 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 25-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS

KALIGRAFI ARAB

Penelitian di Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA)

Ciputat

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :

ANANDA RAKHMATUL UMMAH

NIM. 11150110000039

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI

ARAB

Penelitian di Lembaga Kaligrafi Al-Qur'an (LEMKA) Ciputat

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Mernenuhi

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ANANDA RAKHMATUL UMMAH

NrM. 11150110000039

Menyetujui,

Dosen Pembin-rbing Skripsi,

NIP. 19701203 199803 I 003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 3: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang be{udul "Nilai-nilai Edukasi dalam Menulis Kaligrafi Arab(Penelitian di Lembaga Kaligrafi Al-eur'an (LEMKA) ciputat),, disusunoleh Ananda Rakhmatul Ummah, NIM. 11150110000039, Jurusan pendidikanAgama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta. telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagaikarya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqasah sesuai denganketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta,9 Desember 2019

Yar"rg mengesahkan,

Pernbimbing

Yudhi Munadi. M.AeNIP. 19701203 199803 I 003

Page 4: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

Avo/& ,ri

l00 a t0866I 6t

2

EiierlEf Liu I iniE,ieplH

uenmEex uep qe,{1q:e1 nulll su}lq{ ue{sg.rnqep8uetr41

o:i/5,I00la06r6rst0l fE6r drN

4 yfn8ueg

[00] r0t66rf010t96t drNffi

1 1fn3ua4

500 I 909661 tETIZ96t dINffi

(lpnts ure:3o;6 sr:e1a.r1ag) suetsllos

I00 I t09661 10609961 dINffi

OleLhi I

,..../....t..-**f tf Lt

...... t.,...** I r/Lt

----. I /

uefiuu1leE8uul (tpnlS ure:3or6 unle)) crtruud Ente)

qusobuunll uellil Erlrued

0u0u rr€nu?[ g tuile]Iel

'ut€lsl uureEy uelrprpuad Suuprq Luulep (pa'Sl 1g eurllug

:e1a3 uurller{epueru luqreq srinued nlr euarel qe16 'rln8ued uu,uap uedepeqrp

0e0f u€nuu1' g leB8uul eped qesobuunl4l uelln urulep snlnl u€Iet€,{urp qelsy uep

epu{€ll qeylnledeprg 3r.re.{g NIn (XiI{) uen-rn8ey uep qe,(rq:ef rlrull sellnIeC

epeda4 uaprlur6 '6f00000tI0SIII IqIN ,qururu{l Intsturplrg Bpuuuy qalo

unsnsrp .,Qary gll.rErluy sllnuar{ uru[Ep rsurlnp[ rEIru-rBIrNi, ppnhsq Isdlqs

ISdIUXS NIYIfi} YIIIT{Yd NYHYSgSt{fd UYflIAitr'I

r:

,8UY

(

C,\\,D

Page 5: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

U.IT RE,FERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjuciul

Nilai-Nilai Edukasi dalam N'Ienulis Kaligrafi Arab, disusun oleh Ananda

Rakhmatul Ummah, NIN{. I1150110000039, Jurusan Pendidikan Agan-ra Islarn,

Fakuitas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah iakarla telah cliLrji kcbcnaramya oleh Dosen Pernbirnbing Skripsi

pada tanggal 5 Desember' 2019.

Jakarta, 9 Desember 2019

Pembimbing

Yudhi Munadi, M.AeNIP. 19701203 199803 1 003

Page 6: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

lsssffitffiB& s i

I(EMENTERIAII AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. 1r. H. JLtanrla No 95 Ciputat 15412 Indonesia

FORM (FR)

No. Dokurnen : FITK-FR-AKD-0E9

T-el. Tcfbit I Maret 2010

No. Revisi: 01

Hal 1t1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang berlar-rda tangan di ba'nvah ini,

N am a :AnandaRakhmatulUmmah

TempatiTgi.Lahir : Jakafia, 18 September 1996

NIM : 11150110000039

Jurusan ,' Prcicli : Pendidikan Agarna Islan-r

Juclul Skripsi : Nilai-Nilai Edukasi dalarn Nlenulis Kaligrafi Arab

Dosen Penrbirnbing :Yudhi Munadi, Nl.Ag

dengan it-u nrenyatakan bahwa skripsi yang sa,va buat benar-benar hasil karya sendiri

dan sa,vzr bertanggung jarvab secara akademis atas apa vang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat r-r-lcr-rcr-r-rpuh Ujian Munaqasah.

.Iakarta. 9 Desember 2019\{ahasis',va Ybs.

Anancla Rakhrnatul UmmahNIN,I. 11150110000039

Page 7: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

ABSTRAK

Ananda Rakhmatul Ummah (NIM 11150110000039). Nilai-Nilai Edukasi

dalam Menulis Kaligrafi Arab (Penelitian di Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an

(LEMKA) Ciputat).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai edukasi

tumbuh pada diri peserta didik dalam proses pembelajaran menulis kaligrafi Arab

di Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) Ciputat. LEMKA telah konsisten

mengupayakan dengan maksimal proses pembelajaran menulis kaligrafi Arab

yang melahirkan peserta didik yang memiliki keterampilan tinggi di bidang

kaligrafi. Dengan demikian, peneliti secara kualitatif deskriptif akan mengupas

bagaimana proses pembelajaran menulis kaligrafi Arab yang dilakukan para

anggota LEMKA sehingga menjadi terampil. Peneliti berupaya menganalisis

proses pembelajaran yang dilakukan hingga membentuk nilai-nilai edukasi pada

diri anggota LEMKA. Proses pembelajaran di LEMKA meliputi tahap imitating,

creating, dan characterizing. Dan nilai-nilai edukasi yang tumbuh dalam proses

menulis kaligrafi dibagi menjadi nilai spiritual, nilai personal, dan nilai sosial.

Kata Kunci: Nilai-nilai Edukasi, Kaligrafi Arab, Lembaga Kaligrafi Al-

Qur’an (LEMKA).

Page 8: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

ABSTRACT

Ananda Rakhmatul Ummah (NIM 11150110000039). The Educational

Values of writing Arabic Calligraphy (Research in Lembaga Kaligrafi Al-

Qur’an (LEMKA) Ciputat).

This research was carried out to discover how the educational values of

writing Arabic calligraphy grow up at the Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an

(LEMKA) Ciputat. LEMKA has consistently strived to the maximum the learning

process of writing Arabic calligraphy that produces students who have high skills

in calligraphy. Therefore, researchers are qualitatively descriptive will dicover

how the learning process of writing Arabic calligraphy by LEMKA’s studets so

that they become skilled. Researchers sought to analyze the learning process

carried out to form educational values in LEMKA’s students. The learning

process at LEMKA includes the stages of imitating, creating, and characterizing.

And educational values that grow in the process of writing calligraphy are

divided into spiritual values, personal values, and social values.

Keywords: Educational Values, Arabic Calligraphy, Lembaga Kaligrafi Al-

Qur’an (LEMKA).

Page 9: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah

memberikan ridho dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan

penelitian dan menyelesaikan skripsi sebagai salah satu tugas akhir dalam

menempuh Sarjana Strata 1 (S1) di Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Skripsi ini ditulis dengan judul “Nilai-nilai Edukasi dalam Menulis

Kaligrafi Arab (Penelitian di Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) Ciputat)”.

Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di

LEMKA. Penyusunan skripsi ini sebagai tanda bahwa penelitian telah selesai

dilaksanakan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang

membantu dan mendukung selama proses penulisan. Oleh karena itu, penyusun

mengucapkan terima kasih sebanyak-sebanyaknya kepada semua pihak yang

berperan, antara lain:

1. Keluarga tercinta, terutama kedua orang tua penulis, Ayahanda Mat

Robani dan Ibunda Hayati sebagai pendidikan pertama yang dengan tak

hentinya selalu bersabar, mengorbankan waktu dan tenaganya, untuk

mendidik dan membesarkan serta memberikan dukungan dengan tulus

sekaligus memberi semangat dan doa untuk saya, begitu pula dengan

kedua kakak kandung saya, Royhan Fasalama Alaika dan Gilang Gagas

Perkasa;

2. Dr. Sururin, M.Ag., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Prof. Dr. Ahmad Thib Raya,

M.A., sebagai Dekan FITK selama saya kuliah tujuh semester;

3. Drs. Abdul Haris, M.Ag.,sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Agama

Islam (PAI), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada masa penyusunan

skripsi ini, dan Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., sebagai Ketua Program

Studi Pendidikan Agama Islam selama saya kuliah tujuh semester;

Page 10: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

ii

4. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., sebagai Sekretaris Prodi PAI, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan Hj. Marhamah Saleh, Lc., M.A., sebagai

Sekretaris Prodi PAI selama saya kuliah tujuh semester;

5. Yudhi Munadi, M.Ag., sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah

bersedia meluangkan banyak waktunya untuk membimbing, memberikan

ilmu, serta member nasihat dan arahan;

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang

telah memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalamannya kepada

penyusun;

7. Ust. Dr. KH Didin Sirojuddin AR, M.Ag sebagai pendiri LEMKA yang

sejak awal penelitian sangat bersedia membantu serta memberi banyak

ilmu pengetuan baru terhadap saya, serta keluarga besar LEMKA Ciputat

yang telah membantu dalam penelitian dan penyelesaian skripsi ini;

8. Kepada para sahabat seperjurusan PAI penulis, Iik Hikmatul Hidayat,

Wahyu Adiningsih, Zara Fauziah, yang selalu menjadi support system dan

sumber kebahagiaan penulis selama empat tahun berkuliah, serta Nadya

Safira dan Wardina, sebagai pemberi saran dan masukkan tersabar kepada

penulis yang masih banyak membutuhkan arahan dalam berkuliah maupun

mengerjakan skripsi, begitu pula kepada seluruh teman-teman PAI kelas B

2015 yang sedikit banyak menghibur penulis selama berkuliah;

9. Kepada sahabat KKN 35 2018, Randy Mawlan Putra, Azhary Ramadhan,

dan Laily Hizbiyah, terima kasih banyak telah hadir selama setahun

terakhir dan memberikan warna baru dalam hidup penulis, selalu

membantu ketika mengalami kesulitan, selalu membahagiakan sekaligus

mengesalkan, serta selalu menguatkan di saat penulis mulai merasa goyah;

10. Kepada sahabat bidadari surga kosan Pondok Fitri, yang sering membantu

dan memberi saran dan semangat serta kebahagiaan yang penuh canda

tawa, yaitu Ma’rifah Istiqomah, Rosty Kaafiitriana, Rohmah Adhawati,

Effa Safirah. Serta ucapan spesial penulis untuk Nur Solekhatun Maryam

Page 11: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

iii

yang hingga saat ini masih bertahan di kosan, dan menemani setiap

langkah penulis dalam penelitian skripsi ini;

11. Kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu

yang turut membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini;

12. Terakhir, ucapan terima kasih paling mendalam penulis sampaikan kepada

diri sendiri, Ananda Rakhmatul Ummah. Terima kasih sudah mau

berjuang dengan keras hingga saat ini. Terima kasih telah menjadi kuat,

terima kasih tidak pernah menyerah di tengah ujian dan cobaan yang

berdatangan dari segala arah. You did it. Setelah ini, mari kita berjuang

lebih keras lagi.

Penulis menyadari sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, masih

banyak sekali kekurangan maupun kesalahan dalam kegiatan penelitian maupun

penyusunan skripsi ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis berharap

agar skripsi ini menjadi kebutuhan serta menambah pustaka dan referensi bagi

semua pihak yang membutuhkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Ciputat, 8 Desember 2019

Penyusun,

Ananda Rakhmatul Ummah

Page 12: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

iv

DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR .................................................................................. i

2. DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

3. DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi

4. BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7

C. Batasan Masalah .................................................................................... 8

D. Rumusan Masalah ................................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9

5. BAB II KAJIAN TEORETIS ..................................................................... 11

A. Pendidikan Nilai ..................................................................................... 11

B. Kaligrafi .................................................................................................. 18

C. Hard Skill dan Soft Skill ......................................................................... 31

D. Pendidikan Islami .................................................................................. 33

E. Hasil Penelitian Relevan ........................................................................ 35

6. BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 37

B. Latar Penelitian ...................................................................................... 37

C. Metode Penelitian ................................................................................... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 38

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................................ 41

F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 42

7. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 44

A. Profil Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) Ciputat ................... 44

B. Proses Pembelajaran Menulis Kaligrafi Arab di LEMKA Ciputat ... 49

C. Nilai-nilai Edukasi yang Tumbuh dalam Proses Pembelajaran

Menulis Kaligrafi Arab .......................................................................... 54

8. BAB V PENUTUP ........................................................................................ 62

A. Simpulan .................................................................................................. 62

Page 13: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

v

B. Saran ........................................................................................................ 64

9. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 65

10. LAMPIRAN .................................................................................................. 68

Page 14: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Khat Kufi ........................................................................................ 23

Gambar 2.2 Khat Naskhi .................................................................................... 24

Gambar 2.3 Khat Tsuluts ................................................................................... 25

Gambar 2.4 Khat Farisi ...................................................................................... 26

Gambar 2.5 Khat Riq’ah .................................................................................... 27

Gambar 2.6 Khat Diwani ................................................................................... 27

Page 15: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia di dunia ini.

Pendidikan bukan hanya tentang hubungan mengajar dan diajarkan, guru dengan

murid, atau hal-hal yang berkaitan dengan sekolah saja, tetapi pemahaman akan

konsep pendidikan sangatlah luas. Berdasarkan Undang-undang Republik

Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 20031, pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara. Selain itu, dijelaskan pula bahwa Pendidikan

nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam dunia pendidikan, penanaman nilai pun tak boleh luput dari

pelaksanaannya. Dalam kehidupan sehari-hari, nilai merupakan sesuatu yang

berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.2 Penekanan

terhadap pendidikan nilai merupakan bagian penting yang sering terlupakan

dalam proses pendidikan selama ini. Dengan pendidikan yang sangat menekankan

pada aspek nilai, diharapkan akan lahir manusia yang memiliki sensitivitas tinggi

terhadap penegakan nilai-nilai kebenaran, keadilan, kemanusiaan, dan kemajuan

yang merupakan nafas (ruh) dalam kehidupan manusia di bumi ini.3

1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional 2 Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014), hlm. 14 3 Subur, Pendidikan Nilai: Telaah tentang Model Pembelajaran, INSANIA: Jurnal Pemikiran

Alternatif Pendidikan, Vol. 12, No. 1, Januari-April 2007, hlm. 1

Page 16: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

2

Fungsi dari pendidikan nilai adalah membantu peserta didik memahami,

mengapresiasikan, membuat keputusan yang tepat dalam berbagai masalah

pribadi, keluarga, masyarakat dan negara yang diharapkan dapat menghilangkan

sikap arogan yang kerap kali terjadi. Dengan kata lain pendidikan nilai itu adalah

memanusiakan manusia. Manusia hanya menjadi manusia bila ia berbudi luhur,

berkehendak baik, serta mampu mengaktualisasikan diri dan mengembangkan

budi dan kehendaknya secara jujur, baik di keluarga, masyarakat, negara dan

lingkungan di mana ia berada.4

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terlihat dari keberagaman

suku, agama, adat istiadat dan ras. Hal ini telah menjadi paham yang terbentuk

sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, yang dikenal dengan konsep

Bhinneka Tunggal Ika. Keberagaman tersebut memiliki nilai tersendiri bagi

bangsa Indonesia untuk lebih memahami berbagai keanekaragaman budaya yang

ada. Keberagaman bangsa ini juga disebutkan dalam firman Allah surah Al-

Hujurat ayat 13:

إن ا كم شعوبا وقبائل لتعارفو ن ذكر وأنثى وجعلن كم م أيها ٱلناس إنا خلقن أكرمكم ي

عليم خبير ع كم إن ٱلل أتقى ١٣ند ٱلل

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-

suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling

mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat:

13)5

Ekspresi dari keanekaragaman budaya yang ada akan menciptakan sebuah

seni budaya. Seni budaya adalah fitrah; kemampuan berseni dan berbudaya

merupakan salah satu perbedaan manusia dengan makhluk lain. Jika demikian,

Islam sebagai agama fitrah akan mendukung seni budaya selama penampilannya

4 Dyah Kusuma Windrati, Pendidikan Nilai sebagai Suatu Strategi dalam Pembentukan

Kepribadian Siswa, Jurnal Formatif 1(1): 40-47, hlm. 41 5 Al-Quran dan terjemahannya, Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, QS. Al-

Hujurat: 13

Page 17: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

3

lahir dan mendukung fitrah manusia yang suci itu, dan karena itu pula Islam

bertemu dengan seni budaya dalam jiwa manusia, sebagaimana seni budaya

ditemukan oleh jiwa manusia di dalam Islam.6

Sebagian besar manusia menganggap dan sependapat kalau seni adalah indah

atau mengandung nilai estetik. Keindahan identik dengan kebenaran. Keduanya

mempunyai nilai sama yaitu; abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu

bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan

bersifat universal.7

Seni merupakan unsur yang mengajarkan nilai-nilai estetis dan senantiasa

membawa pesan kasih sayang, persaudaraan, dan kebenaran. Pesan tersebut sesuai

dengan ajaran Islam dalam QS. Al Hujurat ayat 13 di atas, yang menganjurkan

manusia untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain. Relevansi di

antara keduanya bukan merupakan suatu kebetulan, melainkan memberikan

kepada kita sebuah pemahaman yang sangat bermanfaat bagi terciptanya suatu

integritas bangsa. Di dalam seni, kebenaran dan keadilan senantiasa tampil

mengalahkan ketidakbenaran dan ketidakadilan. Di antara manfaat seni, menurut

S. Suharianto adalah: mampu membuat manusia lebih bijaksana, lebih mencintai

hidup, serta lebih mendekatkan manusia bukan saja kepada sesama makhluk

hidup, melainkan juga kepada Sang Pencipta kehidupan itu.8

Dalam perkembangan sejarah kesenian dari zaman dahulu sampai sekarang,

‘kepercayaan’ atau ‘agama’ adalah merupakan sumber inspirasi yang amat besar

dan pembangkit daya cipta yang luar biasa untuk mewujudkan sesuatu yang

berbentuk kesenian. Dalam agama terpendam sumber inspirasi yang tidak akan

kering-keringnya. Agama merupakan motor atau tenaga penggerak yang besar

yang dapat menggerakkan tenaga pemeluknya untuk menciptakan suatu

peradaban, kebudayaan, khususnya kesenian. Demikian pula agama Islam.9

6 Oliver Leaman, Estetika Islam: Menafsirkan Seni dan Keindahan, terj. Irfan Abubakar,

Islamic Aesthetics, (Bandung: Mizan, 2005), hlm. 11-12 7 Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung; CV Pustaka Setia, 1999), hlm. 68 8 Adirozal, Pendidikan Apresiasi Seni, (Surakarta: Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial

UMS, 2004), hlm. 51 9 C. Israr, Sejarah Kesenian Islam, jilid 1, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 21

Page 18: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

4

Islam sendiri di samping mengandung ajaran utama sebagai syari’ah, juga

memotivasi umat Islam untuk mengembangkan seni budaya Islam, yaitu seni

budaya yang mencerminkan nilai-nilai Islam. Seni budaya memperoleh perhatian

yang serius dalam Islam karena mempunyai peran yang sangat penting untuk

membumikan ajaran utama sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat

manusia. Al-Qur`an memandang seni budaya sebagai suatu proses, dan

meletakkan seni budaya sebagai eksistensi hidup manusia. Seni budaya

merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal, hati dan

tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan. Seni budaya Islam adalah hasil olah

akal, budi, cipta rasa, karsa, dan karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai

tauhid. Hasil olah akal, budi, rasa, dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai

kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.10

Jika menilik sejarah, pada kerajaan Islam, kesenian dengan segala macam

ragamnya dapat berkembang dengan seluas-luasnya, bahkan Khalifah atau raja-

raja Islam itulah pendorong utama dalam mendirikan masjid, bangunan-bangunan

dan hasil-hasil kesenian lainnya yang bernafaskan rasa keagamaan dan

ketuhanan.11 Di seluruh dunia Islam terdapat hasil-hasil dari kesenian Islam

tersebut, di antaranya berupa seni bangunan, seni ukir, seni tulis, atau kesenian-

kesenian lainnya. Masing-masing memiliki wujud sendiri yang berbeda corak

ragam keindahannya.12

Semua seni yang sejalan dengan ajaran Islam disebut dengan seni islami.13

Selain ditentukan oleh ajaran Al-Quran, seni islami juga bersifat ‘Qurani’, dalam

arti bahwa kitab suci orang Muslim ini menjadi model utama dan tertinggi bagi

kreativitas.14 Seni islami tak akan terlepas dari seni Kaligrafi yang mana sangat

erat kaitannya dengan seni yang paling bernuansa Islam bagi sebagian orang.

Padahal seni islami sangat luas, tidak hanya terbatas pada Kaligrafi saja, bahkan

10 Asbullah Muslim, Urgensi Estetika dan Budaya Islam dalam Pendidikan Agama Islam,

Palapa: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan Vol. 7 No. 1, Mei 2013 11 C. Israr, Sejarah Kesenian Islam, jilid 1, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 47 12 C. Israr, Sejarah Kesenian Islam, jilid 1, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 48 13 Siti Mariah Ulfah, Metode Pengajaran Seni Kaligrafi (Seni Kaligrafi salah satu Media

Permbelajaran Agama Islam), Jurnal AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013, hlm. 64 14 Ismail Raji Al-Faruqi, Seni Tauhid: Esensi Ekspresi Estetika Islam, (Yogyakarta: Yayasan

Bentang Budaya, 1999), hlm. 13

Page 19: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

5

sebenarnya seni Kaligrafi itu sendiri pada awalnya bukanlah benar-benar kesenian

murni yang berasal dari Islam. Namun seiring berjalannya waktu, seni Kaligrafi

terus berkembang dalam budaya Islam hingga seolah sangat melekat dengan

nuansa keislaman yaitu mengenai tulisan-tulisan ayat suci Al-Quran dan hadits

Nabi SAW.

Sebelum memasuki bidang khusus berupa seni kaligrafi, pada awalnya seni

tersebut bermula dari seni ukir yang bersatu dengan seni tulis, yang mana akan

menghasilkan kesenian yang sering menghiasi bangunan-bangunan Islam. Oleh

sebab itu, ukiran ini bukan semata-mata hanya sebagai perwujudan kesenian saja,

atau sebagai pencurahan keindahan saja, tetapi ia memberikan kesan lain yang

lebih mendalam, yaitu kesan keindahan yang mendekatkan kepada

perikemanusiaan dan rasa ketuhanan, karena ukiran-ukiran dari berbagai motif

tersebut berjalin indah dengan ayat-ayat Al-Quran, hadits Nabi atau kata-kata

hikmat/mutiara.15 Inilah yang kita kenal sekarang dengan nama kaligrafi.

Pengaruh Al-Quran telah menjadikan kaligrafi sebuah bentuk seni budaya

Islam. Hal ini berkaitan dengan peristiwa pada saat Islam datang, di mana wahyu

pertama yang turun ialah tentang perintah “membaca dan menulis”, yakni dalam

surah Al-‘Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:

ن من علق ١ٱقرأ بٱسم رب ك ٱلذي خلق نس ٱلذي ٣ٱقرأ وربك ٱلكرم ٢خلق ٱل

ن ما لم يعلم ٤علم بٱلقلم نس ٥علم ٱل

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang

Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia

mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1-5)16

Dalam bahasa Arab, Kaligrafi disebut fann al-khat (seni tulis). Kata khat bisa

dartikan tulisan, sedangkan orang yang ahli dalam menulis disebut al-Khatthath.17

Seperti ayat yang disebutkan di atas, bahwasanya kalam dan pena memiliki kaitan

15 C. Israr, Sejarah Kesenian Islam, jilid 1, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 52 16 Al-Quran, QS. Al-‘Alaq: 1-5 17 Abdul Karim Husain, Seni Kaligrafi Khat Naskhi, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1985),

hlm. 2

Page 20: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

6

yang erat dengan seni Kaligrafi. Jika kalam disebut sebagai alat penunjang

pengetahuan seperti lafal ayat di atas, maka itu adalah sarana yang Allah berikan

dalam rangka memberikan petunjuk kepada umat manusia. Dengan mengetahui

masa-masa kedatangan ayat-ayat pena (QS. Al-‘Alaq : 1-5) di awal kenabian

Rasulullah saw, maka jika ditinjau dari segi yuridis pun kewajiban mempelajari

ilmu baca dan tulis telah mendapat penekanan lebih.18

Dari semua kategori seni islami, kaligrafi paling luas tersebar, paling penting,

paling banyak dinikmati, dan paling dihargai oleh kaum Muslimin.19 Seni

kaligrafi sebagai salah satu bentuk karya seni yang dilandasi oleh pertimbangan-

pertimbangan estetis dan keagamaan, mempunyai fungsi penting, yaitu secara

fisik, ia dapat difungsikan untuk dekorasi, dan secara ideal ia dapat dipakai

sebagai media komunikasi untuk menyampaikan “misi dakwah” kepada penikmat

agar mendapat sentuhan nilai/rasa keagamaan.20 Karya seni kaligrafi sarat dengan

nilai estetis religius sesuai dengan sifat Allah yang Maha Indah, innnallaha

jamiilun yuhibbul jamal (sesungguhnya Allah Maha Indah; Dia suka kepada

keindahan).21

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia pada umumnya melihat hasil karya

seni kaligrafi hanya dari sisi keindahannya saja. Bagaimana kaligrafi yang

ditampilkan, dipajang dan dipamerkan menyejukkan pandangan mata yang

berpapasan dengannya. Bagaimana perpaduan harmonisasi warna beradu dengan

indah hingga membuat setiap mata terkagum-kagum melihatnya. Bagaimana

proporsi khat yang diukirkan di atas background lukisan terasa pas dan tepat

sesuai porsinya dalam satu kesatuan bingkai. Bagaimana kalimat-kalimat khat

yang diukirkan dengan indahnya menyatu dengan konsep background yang

ditampilkan oleh sang pelukisnya. Dan keindahan dari sisi lainnya yang menjadi

highlight utama dari hasil karya seni kaligrafi yang ditampilkan.

18 Siti Mariah Ulfah, Metode Pengajaran Seni Kaligrafi (Seni Kaligrafi salah satu Media

Permbelajaran Agama Islam), Jurnal AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013, hlm. 65 19 Ismail Raji Al-Faruqi, Seni Tauhid: Esensi Ekspresi Estetika Islam, (Yogyakarta: Yayasan

Bentang Budaya, 1999), hlm. 93-94 20 Kamsidjo BU, Terbentuknya Seni Lukis Kaligrafi Islam di Indonesia, Jurnal Imajinasi Vol

2, No 1, 2006 21 Kamsidjo BU, Terbentuknya Seni Lukis Kaligrafi Islam di Indonesia, Jurnal Imajinasi Vol

2, No 1, 2006

Page 21: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

7

Namun, berdasarkan hasil penelitian sementara yang dilakukan penulis

melalui beberapa sumber, terdapat nilai-nilai edukasi yang tertanam dalam

kegiatan membuat karya kaligrafi. Kaligrafi dinilai tidak hanya mengasah hard

skill saja. Kaligrafi juga bisa meningkatkan soft skill peserta didik dalam

menulisnya, bagaimana kegiatan menulis tersebut dapat menghasilkan suatu

bentuk goresan huruf Arab dengan indah, merupakan hasil dari berpikir kognitif

dari otak, hingga akhirnya bentuk huruf dapat tergambarkan sesuai dengan arahan

otak pada tangan kaligrafer. Kemudian dilanjutkan menghiasnya hingga akhirnya

menghasilkan suatu karya dengan harmonisasi yang terpadu antara khat dengan

background-nya. Terdapat beberapa peran soft skill dalam kegiatan berkaligrafi

ini, di antaranya ialah kelembutan, kesabaran, kreativitas hingga kedisiplinan

hingga akhirnya bisa menghasilkan karya kaligrafi yang indah dipandang mata.

Soft skill inilah yang perlu dilatih hingga nantinya akan sangat berpengaruh dalam

kehidupan peserta didik baik dalam dunia pendidikannya, maupun dalam

kehidupan sehari-harinya.

Menyadari tentang pentingnya nilai edukasi dalam melatih soft skill dengan

hard skill dalam membuat kaligrafi islami, maka peneliti terdorong melakukan

penelitian yang berjudul, “Nilai-nilai Edukasi dalam Menulis Kaligrafi Arab”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi beberapa

masalah yang muncul, yakni permasalahan yang berkaitan dengan bagaimana

integrasi antara Islam dan seni, dan bagaimana nilai-nilai edukasi dapat tumbuh

dalam menulis kaligrafi serta hubungannya dengan soft skill dan hard skill, yang

akan penulis uraikan adalah:

1. Islam dan kesenian seringkali masih dianggap tidak dapat berintegrasi

2. Pendidikan Islami masih sangat jarang sekali memadukan kesenian dalam

pelaksanaannya

3. Kaligrafi hanya dipandang sebagai hiasan yang indah saja tanpa dipahami

makna yang terkandung di dalamnya

Page 22: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

8

4. Dalam kaligrafi, hard skill atau bakat seni seseorang akan selalu menjadi

fokus utama, sedangkan soft skill yang mengimbanginya seringkali

terabaikan

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat serta menghindari

meluasnya pembahasan dalam penelitian ini, dan dengan adanya identifikasi di

atas, penulis membatasi masalah yaitu hanya pada nilai-nilai edukasi dalam

menulis kaligrafi Arab.

D. Perumusan Masalah

Semua seni yang sejalan dengan ajaran Islam disebut dengan seni islami.22

Selain ditentukan oleh ajaran Al-Quran, seni islami juga bersifat ‘Qurani’, dalam

arti bahwa kitab suci orang Muslim ini menjadi model utama dan tertinggi bagi

kreativitas23 yang mana sangat dibutuhkan dalam kemajuan pendidikan Islam.

Seni islami tak akan terlepas dari seni Kaligrafi. Dalam kehidupan sehari-hari,

manusia pada umumnya melihat hasil karya seni kaligrafi hanya dari sisi

keindahannya saja. Bagaimana kaligrafi yang ditampilkan, dipajang dan

dipamerkan menyejukkan pandangan mata yang berpapasan dengannya. Namun,

berdasarkan hasil penelitian sementara yang dilakukan penulis melalui beberapa

sumber, terdapat nilai-nilai edukasi yang tertanam dalam kegiatan membuat karya

kaligrafi. Kaligrafi dinilai tidak hanya mengasah hard skill saja, tetapi juga bisa

meningkatkan soft skill peserta didik dalam menulisnya. Bagaimana kegiatan

menulis tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk goresan huruf Arab dengan

indah, merupakan hasil dari berpikir kognitif dari otak, hingga akhirnya bentuk

huruf dapat tergambarkan sesuai dengan arahan otak pada tangan kaligrafer.

Kemudian dilanjutkan menghiasnya hingga akhirnya menghasilkan suatu karya

dengan harmonisasi yang terpadu antara khat dengan background-nya. Terdapat

22 Siti Mariah Ulfah, Metode Pengajaran Seni Kaligrafi (Seni Kaligrafi salah satu Media

Permbelajaran Agama Islam), Jurnal AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013, hlm. 64 23 Ismail Raji Al-Faruqi, Seni Tauhid: Esensi Ekspresi Estetika Islam, (Yogyakarta: Yayasan

Bentang Budaya, 1999), hlm. 13

Page 23: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

9

beberapa peran soft skill dalam kegiatan berkaligrafi ini, hingga akhirnya bisa

menghasilkan karya kaligrafi yang indah dipandang mata. Soft skill inilah yang

perlu dilatih hingga nantinya akan sangat berpengaruh dalam kehidupan peserta

didik baik dalam dunia pendidikannya, maupun dalam kehidupan sehari-harinya.

Berdasarkan problem statement ini, penulis tertarik untuk memperdalam dan

menganalisa bagaimana kaligrafi memiliki nilai-nilai edukasi dalam proses

pembuatannya, tidak hanya dalam menikmati hasilnya saja. Berdasarkan masalah

tersebut, maka rumusan major research question yang diajukan penulis adalah:

“Bagaimana nilai-nilai edukasi dalam menulis kaligrafi Arab tumbuh?”

Untuk memudahkan dalam menjawab rumusan major research question tersebut,

maka penulis juga membuat minor research question, yaitu:

1. Bagaimana anggota LEMKA menjalani proses pembelajaran sehingga

menjadi terampil dalam menulis kaligrafi Arab?

2. Apa saja nilai-nilai edukasi yang tumbuh dalam proses pembelajaran

menulis kaligrafi Arab?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian dalam pembahasan ini sesuai dengan rumusan masalah

yang penulis buat, ialah untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai edukasi dalam

menulis kaligrafi Arab tumbuh.

Guna memudahkan penulis dalam mencapai tujuan penelitian tersebut,

penulis terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana anggota LEMKA menjalani

proses pembelajaran sehingga menjadi terampil dalam menulis kaligrafi Arab,

serta mengetahui nilai-nilai edukasi apa saja yang tumbuh dalam proses

pembelajaran menulis kaligrafi Arab.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta

a. Menambah karya baru mahasiswa FITK UIN Jakarta,

Page 24: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

10

b. Menambah referensi baru bagi civitas akademika FITK UIN Jakarta

untuk mempermudah penelitian-penelitian berikutnya yang sejenis.

2. Bagi guru Pendidikan Agama Islam

a. Bertambahnya pengetahuan baru tentang pentingnya mengetahui nilai-

nilai edukasi yang terdapat dalam proses membuat kaligrafi Arab

b. Berkembangnya kemampuan diri secara kreatif dan fungsional.

3. Bagi pembaca

a. Menambah khazanah ilmu pengetahuan

b. Memicu semangat para peneliti lain untuk melakukan penelitian yang

lebih dalam dengan tema yang sama.

Page 25: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

11

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Pendidikan Nilai

1. Pengertian Nilai

Nilai merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia yang patut

untuk dijalankan dan dipertahankan sebagai makhluk cipataan Tuhan yang

mempunyai karakter khas dari pada makhluk yang lain. Manusia mempunyai

akal, perasaan, hati nurani, kasih sayang, moral, budi pekerti, dan etika adalah

merupakan karakter khas manusia dibandingkan dengan makhluk yang

lainnya, dan karakter inilah yang melekat pada diri manusia sebagai bentuk

dari nilai itu sendiri.24 Dalam kehidupan sehari-hari, nilai merupakan sesuatu

yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.25

Nilai adalah segala hal yang berhubungan dengan tingkah laku manusia

mengenai baik atau buruk yang diukur oleh agama, tradisi, etika, moral, dan

kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat.26 Nilai terkait dengan keyakinan

atau kepercayaan seseorang yang dijadikan sebagai acuan atau pedoman

bagaimana seharusnya seseorang bertingkah laku atau bersikap sesuai dengan

moralitas di masyarakat sehingga diperlukannya penanaman nilai sejak dini

kepada masyarakat untuk mengetahui tujuan atau arah kemana kehidupan

harus menuju, harus dikembangkan, atau harus diarahkan.27 Nilai bersifat

abstrak, berada di balik fakta, memunculkan tindakan, melekat dalam pribadi

seseorang, muncul sebagai ujung proses psikologis, dan berkembang ke arah

yang lebih kompleks.28

24 Tri Sukitman, Internalisasi Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran (Upaya Menciptakan

Sumber Daya Manusia Yang Berkarakter), JPSD: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Vol. 2, No. 2

Agustus 2016, hlm. 87 25 Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014), hlm. 14 26 Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014), hlm. 14-15 27 Ratnawati Sukardi, Pendidikan Nilai; Mengatasi Degradasi Moral Keluarga, Prosiding

Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017, hlm. 307 28 Sofyan Sauri & Herlan Firmansyah, Meretas Pendidikan Nilai, (Bandung: CV Armico,

2010), hlm. 6

Page 26: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

12

Dalam pembagiannya, nilai dan penilaian memiliki dua bidang yang

bersangkutan dengan tingkah laku dan keadaan atau tampilan fisik. Menurut

Langeveld (Wiramihardja, 1978), dua bidang ini masuk pada tiga hal utama

pada sistematika filsafat. Dua bidang paling populer yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

a. Etika

Etika sebagai ilmu pengetahuan yang menetapkan ukuran-ukuran atau

kaidah-kaidah yang mendasari pemberian tanggapan atau penilaian

terhadap perbuatan. Ilmu pengetahuan ini membahas hal-hal yang

seharusnya dikerjakan, yang seharusnya terjadi, dan yang

memungkinkan orang untuk menetapkan hal yang bertentangan

dengan yang seharusnya terjadi.

b. Estetika

Estetika mempersoalkan penilaian atas sesuatu dari sudut indah dan

jelek. Secara umum, estetika disebut sebagai kajian filsafati tentang

hal apa yang membuat rasa senang. Tokoh yang paling terkenal dalam

bidang ini adalah Alexander Baumgarten (1714-1762).

Nilai baik sebanding dengan nilai indah, tetapi kata “indah” lebih sering

digunakan pada seni, sedangkan kata “baik” lebih sering digunakan pada

perbuatan. Dalam kehidupan sehari-hari, “indah” lebih berpengaruh daripada

“baik”. Orang lebih tertarik pada rupa daripada tingkah laku. Orang yang

bertingkah laku baik (etika), tetapi kurang indah (estetika) akan dipilih

belakangan; yang dipilih lebih dahulu adalah orang yang indah sekalipun

kurang baik.29

1. Pengertian Pendidikan Nilai

Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses

pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik

sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan

29 Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014), hlm. 18-19

Page 27: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

13

dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.30 Pendidikan nilai tidak serta merta

terjadi dalam diri seseorang, tetapi bersifat prosesual, artinya tujuan pendidikan nilai

hanya dapat terlihat jika setiap tahapan pendidikan nilai dapat tercapai.31

Penekanan terhadap pendidikan nilai merupakan bagian penting yang

sering terlupakan dalam proses pendidikan selama ini. Padahal substansi dari

pendidikan itu sendiri adalah proses untuk mengembangkan watak optimisme

dalam diri manusia, memberikan kesadaran kritis agar manusia mampu

mengembangkan penalaran, memanggil kepada manusia akan kebenaran

hakiki, dan memberikan pencerahan iman serta akal budi manusia. Dengan

pendidikan yang sangat menekankan pada aspek nilai diharapkan akan lahir

manusia yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap penegakan nilai-nilai

kebenaran, keadilan, kemanusiaan, dan kemajuan yang merupakan nafas (ruh)

dalam kehidupan manusia di bumi ini.32

2. Fungsi Pendidikan Nilai

Fungsi pendidikan nilai adalah membantu peserta didik untuk mengenali

nilai-nilai dan menempatkan secara integral dalam konteks keseluruhan

hidupnya. Pendidikan nilai juga berfungsi untuk membantu peserta didik

memahami, mengapresiasikan, membuat keputusan yang tepat dalam

berbagai masalah pribadi, keluarga, masyarakat dan negara yang diharapkan

dapat mengeliminir sikap arogansi yang kerap kali terjadi. Dengan kata lain

pendidikan nilai itu adalah pemanusiaan manusia. Manusia hanya menjadi

manusia bila ia berbudi luhur, berkehendak baik serta mampu

mengaktualisasikan diri dan mengembangkan budi, dan kehendaknya secara

30 Tri Sukitman, Internalisasi Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran (Upaya Menciptakan

Sumber Daya Manusia Yang Berkarakter), JPSD: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Vol. 2, No. 2

Agustus 2016, hlm. 88 31 Ratnawati Sukardi, Pendidikan Nilai; Mengatasi Degradasi Moral Keluarga, Prosiding

Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017, hlm. 307 32 Subur, Pendidikan Nilai: Telaah tentang Model Pembelajaran, INSANIA: Jurnal

Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol. 12, No. 1, Januari-April 2007, hlm. 1

Page 28: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

14

jujur, baik di keluarga, masyarakat, negara dan lingkungan di mana ia

berada.33

Pembelajaran nilai dapat meliputi langkah orientasi, informasi,

pemberian contoh, latihan, pembiasaan, umpan balik, dan tindak lanjut.

Langkah-langkah tersebut tidah harus selalu berurutan, melainkan berubah-

ubah sesuai dengan kebutuhan. Dengan proses seperti itu, diharapkan apa

yang pada awalnya sebagai pengetahuan, kini menjadi sikap, dan kemudian

berubah wujud menjadi perilaku yang dilaksanakan sehari-hari.34

3. Landasan Pendidikan Nilai

a. Landasan Filosofis

Landasan filosofis adalah landasan yang berkitan dengan hakikat

pendidikan. Landasan ini berusaha menelaah masalah pokok, seperti

apakah pendidikan nilai itu? Mengapa pendidikan nilai dibutuhkan? Apa

tujuan pendidikan nilai? Oleh karena itu, landasan ini bersifat filsafat.35

Hakikat manusia adalah terletak dalam dunia kehidupan yang

bermakna. Dengan asumsi bahwa makna memiliki kesejajaran arti

dengan nilai, landasan filosofis pendidikan nilai yang dapat ditegakkan

pada dua kemungkinan posisi, yaitu filsafat pendidikan nilai pada

dasarnya tidak berpihak pada salah satu kebenaran tentang hakikat

manusia yang dicapai oleh suatu aliran pemikiran. Hal itu disebabkan

nilai adalah esensi hakikat manusia yang dapat mewakili semua

pandangan. Filsafat pendidikan nilai berlaku selektif terhadap kebenaran

hakikat manusia yang dicapai oleh suatu aliran pemikiran tertentu karena

33 Dyah Kusuma Windrati, Pendidikan Nilai sebagai Suatu Strategi dalam Pembentukan

Kepribadian Siswa, Jurnal Formatif 1(1): 40-47, hlm. 41 34 Sofyan Sauri & Herlan Firmansyah, Meretas Pendidikan Nilai, (Bandung: CV Armico,

2010), hlm. 18 35 Sofyan Sauri & Herlan Firmansyah, Meretas Pendidikan Nilai, (Bandung: CV Armico,

2010), hlm. 19

Page 29: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

15

selain sebagai esensi hakikat manusia, nilai juga menyangkut substansi

kebenarannya yang dapat berlaku konstekstual dan situasional. 36

b. Landasan Psikologis

Dalam telaah psikologi, manusia terletak pada pandangan bahwa

manusia sebagai individu selalu tampil unik. Keunikan manusia dilihat

dari sisi mental dan tingkah lakunya berimplikasi pada asumsi psikologis

berikutnya bahwa pada hakikatnya tidak ada seorang pun manusia yang

sama persis dengan manusia lainnya.37

Meskipun demikian, aspek psikologi mencoba untuk menarik batas-

batas kemiripan melalui kaidah-kaidah perkembangan mental manusia

beserta ciri-ciri perilakunya. Keutuhan manusia sebagai organisasi

dijelaskan melalui aspek-aspek psikis yang berkembang secara dinamis.

Demikian pula, perbedaan individu ditarik pada prinsip-prinsip dasar

perkembangan yang mewakili setiap fase pertumbuhan dan

perkembangan manusia.38

Dengan berdasarkan pada kaidah-kaidah umum psikologi seperti itu,

landasan psikologis pendidikan nilai dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Motivasi

Setiap orang memiliki motivasi untuk bertindak sesuai

dengankeinginan, minat, dan kebutuhannya.39 Motivasi merupakan

penyebab yang diduga telah mendorong seseorang ke arah perilaku

atau tindakan tertentu. Jika dikaitkan dengan pendidikan nilai sebagai

upaya penyadaran nilai pada peserta didik, motivasi menjadi aspek

penting yang perlu dikembangkan.

Sejumlah kajian tentang motivasi menunjukkan bahwa dorongan

psikologis manusia bergerak secara dinamis dalam suatu kontinum

36 Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014), hlm. 68 37 Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014), hlm. 69 38 Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014), hlm. 69 39 Sofyan Sauri & Herlan Firmansyah, Meretas Pendidikan Nilai, (Bandung: CV Armico,

2010), hlm. 19

Page 30: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

16

yang menempatkan nilai pada ujung pertimbangan psikologis. Hal

tersebut berimplikasi bahwa pendidikan nilai harus mampu

membangkitkan motivasi peserta didik ke arah tindakan yang

didasarkan pada pilihan kebenaran, kebaikan, dan keindahan.

Tindakan yang positif itu harus senantiasa dijaga agar berlangsung

lama dan terinternalisasi pada diri peserta didik.

2) Perbedaan Individu

Perbedaan individu merupakan cermin adanya keunikan pada

setiap peserta didik.40 Perbedaan individu berimplikasi pada

kurikulum pendidikan nilai dalam mengajarkan dan membimbing

peserta didik ke arah pilihan nilai kehidupan yang tepat, fungsional,

kontekstual, dan sesuai dengan kebutuhan hidup mereka. Seperti yang

dihadapkan pada pendidikan umumnya, masalah krusial pendidikan

nilai terletak pada bagaimana pembelajaran nilai dapat dilakukan

secara adil. Adil dalam arti nilai diajarkan dengan baik yang tidak

mengabaikan perkembangan nilai subjektif yang lahir secara

perseorangan dan tidak melupakan nilai objektif yang berasal dari

kelompok. Dengan kata lain, nilai objektif dan nilai subjektif harus

dikembangkan secara seimbang.41

3) Tahapan Belajar Nilai

Dalam memahami nilai anak tumbuh dan berkembang sesuai

dengan pengalamannya. Hal ini tidak berarti semua pengalaman anak

berlangsung dalam suatu kejadian dan kesatuan yang utuh. Oleh

karena itu, diperlukan strategi dasar yang harus dikembangkan oleh

guru, yaitu meliputi:

a) mengidentifikasi nilai dan tujuan yang hendak dicapai oleh

anak;

40 Sofyan Sauri & Herlan Firmansyah, Meretas Pendidikan Nilai, (Bandung: CV Armico,

2010), hlm. 20 41 Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014), hlm. 69

Page 31: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

17

b) menyusun pengalaman kehidupan yang menantang terhadap

pertimbangan nilai;

c) menyediakan sejumlah pengalaman yang memperluas

kemampuan anak dalam membangun nilai secara mandiri.42

c. Landasan Sosial

Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri

tanpa adanya keterlibatan orang lain atau tanpa melibatkan diri dengan

orang lain. Hubungan saling membutuhkan antarindividu menandakan

bahwa manusia tidak dapat hidup terisolasi dari dunia sekitar. Oleh sebab

itu, manusia dalam sejarah pemikiran Eropa Barat disebut homo concors,

yaitu makhluk yang dituntut untuk hidup secara harmonis dalam

lingkungan masyarakatnya.43

Teori psikologi sosial menjelaskan bahwa ikatan sosial diwujudkan

dalam konteks hubungan interpersonal yang melibatkan stimulus,

respons, dan tafsiran antarpribadi dalam interaksi sosial. Hubungan

menjadi bermakna karena di dalamnya melibatkan sikap, keyakinan dan

tindakan. Tindakan sosial individu dalam masyarakat merefleksikan

sikap dan keyakinan seseorang terhadap objek sosial.44

Target utama pendidikan nilai secara sosial adalah membangun

kesadaran-kesadaran interpersonal yang mendalam. Peserta didik

dibimbing untuk mampu menjalin hubungan sosial secara harmonis

dengan orang lain melalui sikap dan perilaku yang baik. Ia dilatih untuk

berprasangka baik kepada orang lain, berempati, suka menolong, jujur,

bertanggung jawab, dan menghargai perbedaan pendapat. Semua sikap

42 Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014), hlm. 70 43 Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014), hlm. 70 44 Sofyan Sauri & Herlan Firmansyah, Meretas Pendidikan Nilai, (Bandung: CV Armico,

2010), hlm. 20

Page 32: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

18

dan perilaku itu dapat membantu peserta didik untuk hidup secara sehat

dan harmonis dalam lingkungan sosial yang dihuninya.45

d. Landasan Estetik46

Manusia adalah makhluk yang memiliki cita rasa keindahan (estetik).

Cita rasa tersebut berkembang sesuai dengan potensi setiap individu

dalam menilai objek-objek yang bernilai seni atau menuangkan karya

seni. Pada tingkatan tertentu cita rasa keindahan berkembang secara

subjektif. Artinya, setiap orang dapat mengekspresikan kualitas dan

intensitas keindahan yang berbeda. Akan tetapi, pada tingkatan yang

lebih tinggi, cita rasa keindahan dapat sampai pada penemuan makna

keindahan yang hakiki sehingga berada di wilayah yang objektif, yaitu

kebenaran dan kebaikan estetik yang bernilai universal.

Dalam perkembanganya, cita rasa keindahan melibatkan semua

domain yang ada pada diri seseorang meskipun yang paling dominan

adalah aspek perasaan. Proses ini berbeda dari verifikasi empirik dalam

menguji kebenaran ilmu pengetahuan.

Nilai-nilai estetik berkembang dan dibangun berdasarkan kriteria

tertentu yang berstandar pada keindahan yang terdapat dalam objek seni.

Oleh karena itu, seseorang yang hendak mengembangkan intuisi

estetiknya harus mampu mengelompokkan, menimbang, dan menilai

fakta keindahan atau menciptakan bentuk karya seni.

B. Kaligrafi

1. Pengertian Kaligrafi

Kaligrafi secara etimologis berasal dari bahasa Inggris, calligraphy, yang

berasal dari dua suku kata bahasa Yunani yaitu kallos: beauty (indah) dan

graphein: to write (menulis) yang berarti tulisan indah atau seni tulisan indah.

Dalam bahasa Arab biasa disebut khat yang berarti garis atau coretan pena

45 Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014), hlm. 70 46 Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014), hlm. 71

Page 33: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

19

yang membentuk tulisan tangan. Dan disebut fann al-khath dalam arti seni

memperhalus tulisan atau memperbaiki coretan.47

Definisi secara terminologi, lebih lengkapnya dipaparkan oleh Syekh

Syamsuddin al-Afkani di dalam kitabnya, ‘Irsyad Al-Qasid’, yang artinya

kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf

tunggal, letak-letaknya dan tata cara merangkainya menjadi sebuah tulisan

yang tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis, bagaimana cara

menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis, menggubah ejaan

yang perlu digubah dan menentukan cara bagaimana untuk mengubahnya.48

Ada pula yang mengatakan bahwa kaligrafi merupakan apa-apa yang

ditulis para ahli dengan sentuhan kesenian. Kaligrafi melahirkan suatu ilmu

sendiri tentang tata cara menulis, yang meneliti tentang tanda-tanda bahasa

yang bisa dikomunikasikan, yang ditorehkan secara proporsional dan

harmonis, yang dapat dilihat secara kasat mata dan diakui sebagai susunan

yang dihasilkan lewat kerja kesenian.49

2. Kaligrafi Arab

Bangsa Arab, jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, seperti

Mesir, Babilonia atau Cina yang telah sukses mengembangkan sistem tulis

dan memiliki bentuk kaligrafi yang sangat kompleks, boleh dikatakan sebagai

pendatang yang agak terlambat. Padahal, tulisan mereka menempati tempat

kedua sesudah aksara Romawi, yang banyak dipakai dalam pelbagai

penulisan, sampai sekarang.50

Kaligrafi Arab adalah tulisan indah yang berasal dan berkembang di

wilayah Arab. Dalam bahasa Inggris disebut dengan Arabic calligraphy dan

dalam bahasa Arab dinamakan al-khat al-Arabi. Terdapat pula sejumlah

47 Ilham Khoiri R., Al-Quran dan Kaligrafi Arab, (Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, 1999),

hlm. 50 48 Didin Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),

hlm. 3 49 Ilham Khoiri R., Al-Quran dan Kaligrafi Arab, (Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, 1999),

hlm. 50 50 Didin Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),

hlm. 21

Page 34: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

20

istilah lain seperti Islamic calligraphy, fann al-khath al-arabi, atau Quranic

calligraphy yang merujuk kepada hal yang sama, kaligrafi Arab.51

Bahasa Arab memiliki faktor utama dalam menyatukan orang-orang yang

berbeda dalam bidang bahasa, budaya, dan etnis. Di masa awal Islam, bahasa

Arab tidak hanya sebagai bahasa resmi administrasi, tetapi juga menjadi

bahasa agama (Islam) dan sarana pembelajaran, dan ini berlaku hingga

sekarang.52

Kaligrafi Arab dapat dikatakan sebagai satu-satunya kontribusi Arab

pada seni Islam, yang merupakan tanda universal yang berpengaruh bagi

umat muslim di mana pun mereka berada. Naskah kaligrafi yang menuliskan

ayat-ayat Al-Quran itu dianggap suci menurut Islam, yang juru tulisnya

bersaing satu sama lain dalam menyempurnakan karakternya.53 Pengaruh Al-

Quran telah menjadikan kaligrafi menjadi sebuah bentuk seni budaya Islam.

Seni kaligrafi Arab, sebagai salah satu bentuk karya seni yang dilandasi

oleh pertimbangan-pertimbangan estetis dan keagamaan, mempunyai fungsi

penting, yaitu secara fisik, ia dapat difungsikan untuk dekorasi, dan secara

ideal ia dapat dipakai sebagai media komunikasi untuk menyampaikan “misi

dakwah” kepada penikmat agar mendapat sentuhan nilai/rasa keagamaan.54

Penggunaan kaligrafi Arab pada lukisan yang memiliki nilai-nilai

keislaman dalam paradigma keislaman, dengan adanya tanda-tanda

penggunaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan Hadits yang diinterpretasikan atau

ditafsirkan ke dalam karya lukis bernafaskan Islam. Atau sebagai tanda

bahwa kaligrafi Islami tidak dapat dipisahkan dengan keyakinan agama islam,

dengan tujuan satu menuju keilahian55.

51 Ilham Khoiri R., Al-Quran dan Kaligrafi Arab, (Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, 1999),

hlm. 51-52 52 Kathleen Kuiper, Islamic Art, Literature, and Culture, (New York: Britannica Educational

Publishing, 2010), hlm. 37 53 Sir Thomas Arnold, The Islamic Art nd Architecture, (New Delhi: Gooword Books, 2001),

hlm. 113 54 Kamsidjo BU, Terbentuknya Seni Lukis Kaligrafi Islam di Indonesia, Jurnal Imajinasi Vol

2, No 1, 2006 55 Eddy Fauzy Effendy, Seni Lukis Kaligrafi Islami, (Yogyakarta: Media Kreativa Sejahtera,

2019), hlm. 13

Page 35: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

21

3. Perkembangan Kaligrafi Arab

Pada awalnya kaligrafi bermula dari seni ukir yang bersatu dengan seni

tulis, yang mana akan menghasilkan kesenian yang sering menghiasi

bangunan-bangunan Islam. Oleh sebab itu, ukiran ini bukan semata-mata

hanya sebagai perwujudan kesenian saja, atau sebagai pencurahan keindahan

saja, tetapi ia memberikan kesan lain yang lebih mendalam, yaitu kesan

keindahan yang mendekatkan kepada perikemanusiaan dan rasa ketuhanan,

karena ukiran-ukiran dari berbagai motif tersebut berjalin indah dengan ayat-

ayat Al-Quran, hadits Nabi atau kata-kata hikmat/mutiara.56

Sejak Al-Quran turun, kaligrafi terus mengalami kemajuan. Kemajuan

tersebut bisa ditajamkan pada beberapa segi, yaitu: 1) Kaligrafi Arab

berkembang ke dalam berbagai gaya yang sangat banyak, variatif, dan

masing-masing memiliki karakter serta keunggulan tersendiri, 2) Kaligrafi

Arab mendapatkan penyempurnaan-penyempurnaan, baik itu pada i’jam

maupun syakal atau hal-hal yang bersangkutan dengan kelengkapan huruf dan

kemudahan bacaan, 3) Kaligrafi Arab menyebar pemakaian dan

penemuannya ke seluruh Jazirah Arabia, atau bahkan melewatinya

melingkupi seluruh negeri negeri yang berpenduduk muslim. Masyarakat

muslim mencintainya, para penguasa perlindungan melindunginya, 4)

Kaligrafi Arab memperlihatkan perwujudan artistik dan estetik yang sangat

signfikan, yang melebihi perwujudan tulisan manapun di dunia ini, 5)

Terumuskan teori-teori dan buku buku panduan yang sistematis tentang

kaligrafi Arab, 6) Kaligrafi Arab mengandung makna makna filosofis,

religius, dan misteri-misteri tersendiri yang mendalam.57

Kaligrafi-kaligrafi Arab pada realitasnya tak bisa dipisahkan dari Al-

Quran. Sayyed Hossein Nasr mengatakan bahwa kaligrafi Arab merupakan

visualisasi and Wahyu yang merupakan penjelmaan teks Al-Quran. Dengan

56 C. Israr, Sejarah Kesenian Islam, jilid 1, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 52 57 Ilham Khoiri R., Al-Quran dan Kaligrafi Arab, (Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, 1999),

hlm. 84

Page 36: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

22

sendirinya kaligrafi menduduki posisi yang sangat istimewa dalam peradaban

Islam.

Para kaligrafer muslim ternyata tidak sekedar memahami penulisan Al-

Quran itu sebatas pengabdian saja, tetapi lebih dari itu juga dianggap sebagai

lahan eksplorasi artistik mereka. Di situ mereka bebas melakukan penggalian

sedalam-dalamnya. Hasilnya adalah beratus-ratus salinan Al-Quran dalam

produksi yang sangat bagus, yang diberi imbuhan ilustrasi dengan aneka

corak sehingga penulisan mushaf menjadi fenomena kesenian tersendiri.

Keistimewaan itu dilatari oleh semangat dan praktik penulisan Al-Quran

sepanjang sejarah yang sangat memompa kalbu para kaligrafer untuk semakin

menggali estetika kaligrafi Arab dalam wujud gaya-gaya yang begitu variatif

dan mempesona.58

4. Jenis-jenis Kaligrafi Arab

Secara umum kaligrafi yang digunakan untuk menyalin mushaf, buku,

dan sebagainya dinamakan khat Naskhi. sedangkan yang dipakai mengirim

surat-surat keterangan piagam dan kepentingan-kepentingan yang bersifat

tanda pengesahan, atau ijazah semacam ini dinamakan khat Ijazah. Yang

digunakan untuk keperluan di dewan-dewan pemerintahan disebut khat

Diwani. Yang dituliskan pada mushaf-mushaf dan kertas-kertas lebar

dinamakan khat Jali. Ssedangkan yang sedikit lebih kecil atau dua pertiganya

dinamakan Sulutsain atau Jalil dan Sulus yaitu jenis yang dianggap lebih

indah dari yang disebut sebelumnya. Ada pula tulisan yang digoreskan secara

cepat pada daun-daun (riqa’) kecil yang dinamakan khat Riq’ah. Demikian

seterusnya.59

Bentuk huruf pada setiap gaya kaligrafi memiliki karakter tertentu.

Karakter Sulus adalah fakhamah (anggun). Karakter Naskhi adalah jamal

(indah). Karakter Riq’ah adalah sur’ah (cepat). Karakter Diwani adalah

58 Ilham Khoiri R., Al-Quran dan Kaligrafi Arab, (Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, 1999),

hlm. 117-118 59 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 3

Page 37: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

23

tau’iyah (plastis) dan karakter Farisi adalah rusyaqah (cantik semampai) dan

taraqus (semampai atau gemulai).60

Bentuk-bentuk huruf yang ada mengadopsi bagian-bagian yang dimiliki

saudaranya: dalam Riq’ah ada kepala ha yang menyerupai ba’ terbalik. Di

dalam Naskhi, kepala kaf su’bandiyah menyerupai kepala wawu namun

terbalik. Demikian sehingga seluruh huruf secara umum memiliki karakter

masing-masing.61

a. Kufi

Khat Kufi adalah khat tertua di antara khat Arab lainnya.62 Sampai

pada abad ke 7 Masehi, jenis tulisan yang diukirkan hanyalah tulisan Kufi

(berasal dari kota Kuffah). Tetapi kemudian telah meluas dengan

mempergunakan jenis yang lain seperti tulisan Farisy (berasal dari Persi) dan

lain-lain.63

Khat Kufi dibedakan oleh kekakuan dan ketegasannya serta kelurusan

sempurna dari goresan vertikal dan horizontal huruf-hurufnya terbentuk.

Khat ini ditulis secara geometris menggunakan serangkaian bentuk

kotak.64

Gambar 2.1 Khat Kufi

60 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 5 61 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 5 62 King Faisal Center for Research and Islamic Studies, Arabic Calligraphy Manuscripts,

(Riyadh, Saudi Arabia: Saudi Arabian Printing Company, 1987), hlm. 50 63 C. Israr, Sejarah Kesenian Islam, jilid 1, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 52 64 King Faisal Center for Research and Islamic Studies, Arabic Calligraphy Manuscripts,

(Riyadh, Saudi Arabia: Saudi Arabian Printing Company, 1987), hlm. 57

Page 38: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

24

b. Naskhi

Usia Khat ini mencapa 13 abad. Puncak kesempurnaan bentuknya

adalah pada abad ke-14 Masehi. Kebanyakan teks pada Al-Quran

menggunakan khat ini.65 Karakternya nampak secara jelas pada

lengkungan-lengkungan yang mirip busur atau berbentuk setengah

lingkaran. Sebagian huruf-hurufnya diterapkan di atas garis, sebagian

yang lainnya menukik menabrak batas-batas garis. Beberapa huruf

Naskhi tegak lurus dan sisanya melengkung.66

Digunakan untuk menyalin mushaf Al-Quran, buku pelajaran dan

kebudayaan, surat kabar, majalah, dan iklan karena keindahan dan

kejelasannya terutama karena harakat yang sering menyertainya.

Kaidahnya lebih sulit daripada kaidah Riq’ah. Naskhilah yang pertama

kali harus diajarkan di Madrasah. Khat Naskhi dan Riq’ah diajarkan di

tingkat permulaan.67

Gambar 2.2 Khat Naskhi

c. Tsuluts

Khat ini adalah yang terlihat paling menarik dan yang paling sulit

untuk ditulis dan dikuasai.68 Khat Tsuluts membutuhkan lebih banyak

pengamatan, uji coba, dan latihan tangan. Dalam latihan Tsulus, gerakan-

65 King Faisal Center for Research and Islamic Studies, Arabic Calligraphy Manuscripts,

(Riyadh, Saudi Arabia: Saudi Arabian Printing Company, 1987), hlm. 58 66 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 13 67 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 15 68 King Faisal Center for Research and Islamic Studies, Arabic Calligraphy Manuscripts,

(Riyadh, Saudi Arabia: Saudi Arabian Printing Company, 1987), hlm. 54

Page 39: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

25

gerakan tangan diperlancar adakalanya dengan cara mengolah ujung

pena, adakalanya dengan menggoreskan tepinya, dan dengan adakalanya

cara meliukkan tipis tebalnya.69

Digunakan dalam rupa-rupa medium kaligrafi dan sampul buku dan

termasuk khat yang paling sulit dipelajari. Banyak pula digunakan untuk

mendekorasi interior masjid. Gaya Sulus paling sedikit pemakaian dan

penyebarannya karena penulisannya cukup sulit akibat ukuran-ukuran

hurufnya harus selalu terkontrol keseimbangannya. Khat Sulus diajarkan

di tingkat guru atau pengajar.70

Gambar 2.3 Khat Tsuluts

d. Farisi

Gaya khat ini disebut juga khat mutaroqis (menari-nari) karena

membutuhkan tarian tangan dalam pengolahan huruf hurufnya. Farisi

belum dapat diajarkan di Madrasah tingkat permulaan. Bisa digoreskan

secara cepat untuk anatomi hurufnya yang sangat tipis atau tebal sekali

secara berdampingan. Di antara unsur-unsur keelokannya adalah

perpindahan goresan dari tipis ke tebal dengan cara yang menyenangkan

69 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 13 70 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 16

Page 40: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

26

tangan saat menggoresnya dan menyenangkan mata saat

menyaksikannya. Gaya Farisi selamanya condong ke kanan.71

Dalam penggunaan dan penyebarannya sama dengan Sulus namun

sedikit lebih mudah dari gaya ini. Tidak diajarkan kecuali di sekolah

kaligrafi. Jenis tulisan ini paling banyak digunakan di Iran, Afghanistan,

Pakistan, dan India. Banyak jenisnya seperti Syikasteh, Ta’liq, dan lain-

lain.72

Gambar 2.4 Khat Farisi

e. Riq’ah

Khat ini merupakan khat dengan penulisan yang cepat, dan paling

sering digunakan dalam tipe penulisan di banyak negara Arab.73 Huruf-

hurufnya kaku, tegak lurus, menukik, vertikal, miring, dan beberapa

bagiannya cekung. Huruf-huruf ini mengambil lokasi selalu di atas garis,

maka bagian-bagian huruf ini saling bermiripan. Dengan karakter-

karakter ini, pemilihan unsur-unsur yang berdekatan untuk menerangkan

perbedaan-perbedaannya menjadi mudah dan sempurna.74

Khat ini digunakan sebagai tulisan harian di sekolah, kantor untuk

berbagai kebutuhan, urusan bisnis, dan rumah tangga. Riq’ah

dimanfaatkan untuk surat-menyurat antar sesama karena kecepatan

71 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 13-14 72 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 16 73 King Faisal Center for Research and Islamic Studies, Arabic Calligraphy Manuscripts,

(Riyadh, Saudi Arabia: Saudi Arabian Printing Company, 1987), hlm. 56 74 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 12

Page 41: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

27

goresan dan kaidah-kaidahnya yang simpel. Riq’ah merupakan gaya

kaligrafi tersohor yang paling banyak digunakan di dunia Islam.75

Gambar 2.5 Khat Riq’ah

f. Diwani

Khat ini adalah jenis yang paling fleksibel di antara khat yang lain.76

Khat Diwani selalu ditulis di atas garis. Gaya Ini membutuhkan latihan-latihan

untuk menguasai huruf-huruf tunggal dan cara-cara menggoreskannya secara

telaten karena adanya kemiripan lengkungan-lengkungan yang menabrak batas

garis dengan lengkungan lengkungan yang berada di atasnya.77

Digunakan untuk urusan-urusan iklan, spanduk dan brosur dagang, tema

pameran dan label dagang atau pesan-pesan mainan dan teater. Termasuk jenis

khat mutaraqis, harus ditempuh dengan latihan-latihan serius dan tidak

diajarkan kecuali di sekolah kaligrafi.78

Gambar 2.6 Khat Diwani

75 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 15 76 King Faisal Center for Research and Islamic Studies, Arabic Calligraphy Manuscripts,

(Riyadh, Saudi Arabia: Saudi Arabian Printing Company, 1987), hlm. 59 77 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 13 78 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 16

Page 42: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

28

5. Peranan dan Fungsi Kaligrafi

a. Peranan kaligrafi79

1) Kaligrafi merupakan salah satu sarana komunikasi antar manusia.

Kaligrafi telah berhasil membawa warisan budaya berabad-abad

dari kakek nenek kepada cucu.

2) Kaligrafi adalah salah satu medium kebudayaan yang lahir dari

agama, sosial, ekonomi, dan lain-lain, dan merupakan medium ilmu

dan penelitian ilmiah.

3) Kaligrafi merupakan kepanjangan dari pikiran manusia, dan pena

termasuk salah satu sarananya. Dengan demikian, pena adalah

penyambung pemahaman.

4) Kaligrafi adalah salah satu sarana penyampaian sejarah sepanjang

zaman, catatan peristiwa dan sejarah bangsa-bangsa.

5) Kaligrafi adalah salah satu sarana informasi dan cabang estetika

yang bernilai budaya.

b. Fungsi Kaligrafi dalam Kehidupan Individu80

1) Kaligrafi merupakan salah satu sarana komunikasi dan pendekatan

antar manusia, karena besarnya hubungan tulis menulis antara

mereka dalam segala lapangan kehidupan.

2) Kaligrafi merupakan salah satu sarana mencari rezeki, mengingat

bahwa ia adalah seni yang berbobot nilai tinggi dengan kedudukan

puncak yang pernah dicapai para ahlinya. Bagi seorang fakir,

kaligrafi adalah uang. Bagi seorang hartawan, ia adalah keindahan.

3) Kaligrafi memiliki fungsi khusus bagi para pecintanya yang

merasakan kenikmatan rohani saat mengolah dan menciptakan

tulisannya yang diibaratkan dengan telaga nan dalam.

79 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 17 80 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 18

Page 43: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

29

4) Sebagian apresiator merasakan kenikmatan memandang dan

menelaahnya karena ada unsur-unsur estetis pada huruf-huruf dan

harakatnya. Kaligrafi menarik ekspresi, dicintai kalangan-kalangan

tertentu dan umum.

c. Fungsi Kaligrafi dalam Kehidupan Sosial81

1) Kaligrafi digunakan untuk buku-buku pelajaran, kebudayaan,

mushaf Al-Quran, majalah, koran, dan sarana-sarana informasi

seperti televisi dan sebagainya

2) Kaligrafi selalu ada pada medium-medium seni, pemflet, brosur,

dan iklan.

3) Kaligrafi merupakan sarana atau tali penghubung masyarakat yang

merupakan bagian dari sarana peralihan kebudayaan dan

peradaban.

4) Kaligrafi adalah sarana sosial dari medium penghalus rasa, karena

merupakan semangat masyarakat maju yang memiliki nilai seni

dan keindahan. Seni dan keindahan ini memiliki asal-usul dalam

sejarah tua dan kisah pertumbuhan menarik dalam sejarah modern.

6. Tujuan Mengajarkan Kaligrafi Arab82

a. Mendididk berbagai kemampuan, di antaranya: pengawasan,

kecermatan memandang, dan kehalusan dalam segala hal

b. Membentuk rupa-rupa watak dan kebiasaan seperti disiplin,

ketertiban, kebersihan, kesabaran, dan ketekunan.

c. Memperoleh kemahiran dan keterampilan tangan saat latihan

memperbagus tulisan.

81 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 18 82 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 20

Page 44: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

30

d. Menumbuhkan kemmapuan mengkritik dan menyelami rasa seni

setelah mengetahui unsur-unsur keindahan dalam kaligrafi yang

bagus.

e. Memperoleh rasa senang melaksanakan tugas secara baik dan

meperdalam rasa tenteram dalam jiwa bila mencapai beberapa

kemajuan dalam latihan.

f. Meningkatkan minat dalam jiwa murid untuk menambah kecintaan,

perhatian, pemeliharaan dan karir dalam seni kaligrafi.

7. Faedah Keindahan Kaligrafi83

a. Kejelasan (wuduh)

Karena kejelasan dapat menghilangkan keraguan dan memudahkan

bacaan yang betul, selanjutnya memperjelas arti kata hingga kalimat.

b. Kecepatan (sur’ah)

Karena keindahan kaligrafi membantu tulisan yang digoreskan secara

cepat, sedangkan kecepatan membantu kesempurnaan tugas-tugas

pelajaran, perkantoran, dan lain sebagainya.

c. Keindahan (jamal)

Keindahan dalam kaligrafi memberikan secara penuh kecenderungan

estetis dan kenikmatan seni pada setiap inivisu. Siapa pun

mempelajari dan memperelok kaligrafi akan tersentuh keindahannya

sekaligus merasakan penyatuan, kecantikan, dan kepuasan saat

bergumul di dalamnya.

d. Kerapian (tansiq)

Mengatur kata-kata dalam satu baris dengan standar ukuran dan

disiplin mendorong kebiasaan untuk selalu rapi, berdisiplin, cermat,

dan tepat dalam segala kondisi yang khusus dan umum bagi setiap

individu.

e. Penyatuan bentuk (wihdah al-syakl)

83 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul Ulum Press,

2009), hlm. 21

Page 45: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

31

Karena setiap gaya tulisan memiliki karakter unit bentuk yang saling

berkait dan mengandung kelebihan-kelebihan khusus yang membuat

tulisan menjadi indah bersusun, dan mempunyai bentuk yang

mempesona. Sesuai dengan kaidah pengolahan hasil latihan, setiap

pelatih akan dapat menerapkan teori-teori penggunaan unit bentuk

sebagai bagian dari disiplin sosial dalam hidupnya.

C. Hard Skill dan Soft Skill

Hard skill adalah pengetahuan dan kemampuan teknis yang dimiliki

seseorang sesuai dengan pekerjaannya. Hard skill adalah kemampuan yang dapat

dipelajari di lembaga seperti sekolah atau universitas yang memiliki tujuan

meningkatkan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan subyek yang

dipelajari. Hard skill menggambarkan perilaku serta keterampilan yang bisa

menghasilkan sesuatu yang dapat dilihat mata. Hard skill adalah keterampilan

yang dapat langsung dilihat hasilnya dalam proses pembelajaran, segera setelah

selesai proses tersebut selesai. Hard skill dapat dinilai dari technical test atau

practical test.

Soft skill melengkapi hard skill. Sementara hard skill merujuk pada

kemampuan teknis dan pengetahuan faktual yang diperlukan untuk melakukan

pekerjaan itu, soft skill membantu untuk menggunakan kemampuan dan

pengetahuan teknis tersebut dengan lebih efektif.84 Menurut Klaus, soft skill

meliputi perilaku personal, sosial, komunikasi, dan manajemen diri, yang

mencakup kemampuan dan sifat manusia yang luas, seperti kesadaran diri, dapat

dipercaya, berhati nurani, mampu beradaptasi, berpikiran kritis, ketelitian, sikap,

inisiatif, empati, percaya diri, integritas, pengendalian diri, kesadaran

berorganisasi, pengaruh, kemampuan mengambil resiko, pemecahan masalah,

kepemimpinan, manajemen waktu, dan lainnya.85

84 Peggy Klaus, The Hard Truth about Soft Skills, (New York: Harper Collins Publisher,

2007), hlm. 2 85 Peggy Klaus, The Hard Truth about Soft Skills, (New York: Harper Collins Publisher,

2007), hlm. 10

Page 46: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

32

Sedangkan menurut Putra dan Pratiwi, soft skill adalah kemampuan-

kemampuan tak terlihat yang diperlukan untuk sukses, misalnya kemampuan

berkomunikasi, kejujuran/integritas dan lain-lain.86 Soft skill tidak meliputi

keterampilan teknikal seperti keterampilan perhitungan finansial. Secara umum

soft skill diartikan sebagai kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis,

yang lebih mengutamakan kemampuan intrapersonal dan interpersonal.87

Intrapersonal skill adalah keterampilan di mana seseorang mengatur diri

sendiri. Ini adalah hal yang paling utama sebelum seseorang akan menjalin

hubungan dengan orang lain. Beberapa contoh intrapersonal skill antara lain:

transformasi karakter, manajemen waktu, percaya diri, dan proaktif. Sedangkan

interpersonal skill adalah keterampilan berhubungan atau berinteraksi dengan

lingkungan kelompok masyarakat dan lingkungan kerja serta interaksi antar

individu. Beberapa contoh interpersonal skill antara lain; kemampuan

berkomunikasi, keterampilan kepemimpinan, keterampilan negosiasi,

keterampilan berbicara di depan umum, dan kerjasama tim.88

Dengan demikian, kemampuan yang dapat kita lihat yang mempunyai

indikator menghitung, menganalisa, mendisain, wawasan dan pengetahuan yang

luas, membuat model, dan kritis, dinamakan hard skill. Sedangkan soft skill

merujuk kepada indikator seperti kreativitas, sensitifitas, dan intuisi yang lebih

mengarah pada kualitas personal yang berada di balik prilaku seseorang.

Dalam dunia pendidikan, hard skill dan soft skill masuk ke dalam kompetensi

pada ranah keterampilan yang mengandung keterampilan abstrak dan

keterampilan kongkret. Soft skill dapat diisebut juga sebagai keterampilan abstrak,

yang cenderung merujuk pada keterampilan menyaji, mengolah, menalar, dan

mencipta dengan dominan pada kemampuan mental keterampilan berpikir.

Sedangkan hard skill dapat dikatakan sebagai keterampilan kongkret, yang mana

lebih bersifat fisik motorik yang cenderung merujuk pada kemampuan

86 Ikhsan S. Putra & Aryanti Pratiwi, Sukses dengan Soft Skills, (Bandung: Direktorat

Pendidikan ITB, 2005), hlm. 5 87 Ikhsan S. Putra & Aryanti Pratiwi, Sukses dengan Soft Skills, (Bandung: Direktorat

Pendidikan ITB, 2005), hlm. 11 88 Firdaus, Urgensi Soft Skills dan Character Building bagi Mahasiswa, Jurnal TAPIs, Vol.

14 No.01 Januari-Juni 2017, hlm. 62

Page 47: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

33

menggunakan alat, dimulai dari persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan

mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan orisinal.89

Pembentukan keterampilan kongkret menggunakan gradasi olahan Simpson

dengan tingkatan: persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir,

menjadi gerakan alami, dan menjadi gerakan orisinal.90

Tabel 2.1 Perkembangan Keterampilan Menurut Simpson

No. Tingkat Taksonomi Simpson Uraian

1. • Persepsi

• Kesiapan

• Meniru

• Menunjukkan perhatian untuk

melakukan suatu gerakan.

• Menunjukkan kesiapan mental dan

fisik untuk melakukan suatu gerakan.

• Meniru gerakan secara terbimbing.

2. Membiasakan gerakan

(mechanism)

Melakukan gerakan mekanistik.

3. Mahir (complex or

overtresponse)

Melakukan gerakan kompleks dan

termodifikasi.

4. Menjadi gerakan alami

(adaptation)

Menjadi gerakan alami yang diciptakan

sendiri atas dasar gerakan yang sudah

dikuasai sebelumnya.

5. Menjadi tindakan orisinal

(origination)

Menjadi gerakan baru yang orisinal dan

sukar ditiru oleh orang lain dan

menjadi ciri khasnya.

D. Pendidikan Islami

Ilmu berisi teori. Ilmu pendidikan berisi teori-teori tentang pendidikan. Ilmu

pendidikan Islami berisi teori-teori tentang pendidikan yang berdasarkan Islam,

89 Yudhi Munadi, Perangkat Pembelajaran, Modul UIN Jakarta: 2019 (tidak diterbitkan),

hlm. 10 90 Yudhi Munadi, Perangkat Pembelajaran, Modul UIN Jakarta: 2019 (tidak diterbitkan),

hlm. 5-6

Page 48: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

34

karena Islam adalah keyakinan.91 Aturan Islam dibuat berdasarkan gagasan utama

yaitu Al-Quran, Hadis dan akal. Karena pendidikan menduduki posisi penting

dalam kehidupan manusia, maka wajarlah muslim mengatakan Al-Quran, hadits

dan akal sebagai dasar bagi teori-teori pendidikannya. Itulah sebabnya Ilmu

Pendidikan Islami memilih Al-Quran dan hadis sebagai dasarnya.92

Pendidikan islami adalah bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar ia

berkembang secara maksimal yang positif sesuai dengan ajaran Islam.93 Maka,

pendidikan islami bertujuan untuk membuat manusia berkembang dengan

sempurna, dan menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islami,

manusia sempurna menurut Islam haruslah94:

1. Jasmaninya sehat dan kuat, serta berketerampilan

2. Akalnya cerdas dan pandai, hingga mampu menyelesaikan masalah secara

cepat dan tepat

3. Hatinya penuh iman dan takwa kepada Allah

Pendidikan Islami mencakup pengajaran umum dan pengajaran agama.

Metode pengajaran untuk pengajaran umum tidak terlalu rumit, karena teori-

teorinya bisa diambil dari teori pengajaran Barat. Dan untuk mengajarkan agama,

bagian yang mengangkat pembinaan psikomotor dan kognitif juga tidak terlalu

rumit segi pengajarnya. Namun, bagian yang rumit adalah pembinaan afektif

karena menyangkut pembinaan rasa iman dan rasa beragama. Rasa iman dan rasa

beragama seseorang tidak dapat dinilai oleh manusia lainnya, karena itu semua

adalah hubungan keimanan antara manusia dengan tuhannya. Namun pembinaan

dan pembiasaan beragamanya dapat dihidupkan di sekolah. Meskipun demikian,

pembinaan afektif beragama peserta didik tidak akan berhasil jika hanya

mengandalkan pendidikan agama di sekolah saja, tetapi peran pendidikan

keagamaan yang dibentuk dari pendidikan rumah tangga peserta didiklah yang

91 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami, Cet ke-4,(Bandung: PT Remaja Rosdakaya, 2016),

hlm. 29 92 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami, Cet ke-4,(Bandung: PT Remaja Rosdakaya, 2016),

hlm. 31 93 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami, Cet ke-4,(Bandung: PT Remaja Rosdakaya, 2016),

hlm. 43 94 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami, Cet ke-4,(Bandung: PT Remaja Rosdakaya, 2016),

hlm. 70

Page 49: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

35

menjadi pemicu utama apakah ia akan berhasil mencapai kompetensi afektif pada

bidang pendidikan agama. Jadi, menurut Ahmad Tafsir, proses pendidikan islami

peserta didik dimulai dari pendidikan islami di rumah tangga berasama orang tua

dan keluarganya, baru kemudian dilanjutkan pembinaannya di sekolah oleh

gurunya. Maka proses pendidikan islami dimulai sejak bayi tersebut dilahirkan,

hingga ia tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa.

E. Hasil Penelitian Relevan

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan kajian yang relevan,

baik dalam bentuk skripsi, tesis, maupun disertasi, seperti:

1. Penelitian dengan judul “Menumbuhkan Nilai-Nilai Karakter melalui

Pendidikan Khat Al-‘Arabiy: Studi Kasus di Sekolah Kaligrafi Al-Quran

(SAKAL) Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang”,

yang diteliti oleh Ayi Sisma Roisudin, seorang alumni Pascasarjana

STAIN Kediri.95

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Ayi ini, penulis mengambil

poin penting yang didapatkan sesuai dengan hasil penelitian tersebut

berupa nilai-nilai karakter yang tumbuh dalam proses pembelajaran khat

Araby sebagai penguat dari penelitian yang akan penulis teliti.

2. Penelitian dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Seni

Kaligrafi di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta”, yang

diteliti oleh Syamsul Cahyo Arifin, mahasiswa Pendidikan Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.96

Adapun hasil penelitian ini menjadi penguat penulis dalam melakukan

penelitian dengan objek yang sama berupa kaligrafi, dengan sama sama

mencari nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya. Namun penulis

95 Ayi Sisma Roisudin, Menumbuhkan Nilai-Nilai Karakter melalui Pendidikan Khat Al-

‘Arabiy: Studi Kasus di Sekolah Kaligrafi Al-Quran (SAKAL) Pondok Pesantren Mamba’ul

Ma’arif Denanyar Jombang, Didaktika Religia: Journal Of Islamic Education, Vol. 3, No. 1, 2015 96 Syamsul Cahyo Arifin, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Seni Kaligrafi di Madrasah

Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta”, Skripsi pada Sekolah Tinggi Agama Islam Al Husaian

Magelang, Magelang, 2017, tidak dipublikasikan

Page 50: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

36

mendalami penelitian dengan arah yang lebih spesifik lagi, yaitu meneliti

nilai edukasi yang terdapat dalam kegiatan proses menulis kaligrafi Arab.

3. Penelitian dengan judul “Nilai–Nilai Pendidikan dalam Seni Kaligrafi

Karya Syaiful Adnan”, yang diteliti oleh Maryono, mahasiswa Sekolah

Tinggi Agama Islam Al-Husaian Magelang.97

Penelitian ini mengupas tentang nilai-nilai pendidikan dalam seni

kaligrafi khusus mahakarya kaligrafer Syaiful Adnan, yang mana dapat

menjadi penguat dalam penelitian yang penulis lakukan.

97 Maryono, Nilai–Nilai Pendidikan dalam Seni Kaligrafi Karya Syaiful Adnan, Wahana

Islamika: Jurnal Studi Keislaman, Vol. 4 No. 1 April 2018

Page 51: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Kaligrafi Al-Quran (LEMKA) yang

berlokasi di Jl. Semanggi II 03/03 No. 20 A, Cempaka Putih Ciputat, Tangerang

Selatan, Banten. Sedangkan waktu penelitian yang dilakukan adalah pada bulan

November hingga Desember 2019.

B. Latar Penelitian

Lembaga Kaligrafi Al-Quran (LEMKA) merupakan lembaga kaligrafi

terbesar di ASEAN. Sejak berdiri tahun 1983, LEMKA telah melahirkan lebih

dari 6000 orang kader, guru, penulis,dan tenaga profesional dibidang kaligrafi.

LEMKA Ciputat melalui program kursus kaligrafinya kini telah

menyelenggarakan sebanyak 67 gelombang kursus dengan peserta didik lebih dari

4500 orang. LEMKA juga memiliki pesantren kaligrafi yang terletak di

Sukabumi. Sebagai pencetus pesanten kaligrafi Al-Quran pertama di Indonesia,

LEMKA telah menjaring lebih dari 1300 orang alumni pesantren sejak tahun

1998. Beberapa pengajar LEMKA dan alumni aktif melakukan pembinaan dan

pengkaderan kaligrafer melalui lembaga atau sanggar, serta pesantren yang ada di

seluruh Indonesia. Tenaga pengajar LEMKA terdiri dari para khattat berprestasi,

pelukis, desainer, dan praktisi profesional di bidang seni kaligrafi Islam. LEMKA

telah banyak menumbuhkan pelaku industri kreatif dibidang seni kaligrafi Al-

Quran, seperti Noqtah Art, Assiry, Saktah, dll.

LEMKA mengajarkan berbagai gaya khat secara detail dari huruf-huruf

tunggal, tata letak, komposisi, harmoni, proporsi, cara menggores, dan teknik

gubahan. Metode yang dilajarkan di LEMKA ialah belajar bernuansa rekreatif,

yakni melukis dan diskusi kaligrafi di alam terbuka, bukit, tepi pantai, dan tempat-

tempat rekreasi yang indah dan mengasyikkan. Peserta didik yang belajar di

LEMKA dapat menambah wawasan dengan pengajian seni, mubahasah tafsir Al-

Quran, teknik mengajar khat, dan organisasi kesanggaran, hingga nantinya akan

Page 52: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

38

meningkatkan kreativitas peserta didik melalui lomba-lomba kaligrafi dan

pameran seni di tanah air dan mancanegara.98

C. Metode Penelitian

Pada penelitian kali ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala

pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat

suatu situasi pada waktu penelitian itu dilakukan. Dalam penelitian deskriptif,

tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan seperti yang dapat ditemui

dalam penelitian eksperimen. Tujuan penelitian ini ialah untuk melukiskan

variabel atau kondisi “apa yang ada” dalam suatu situasi.99

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian kualitatif ini, peneliti langsung terjun ke

lapangan agar memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Untuk

mendapatkan data-data yang akurat, relevan dan sesuai yang diperlukan, dalam

penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode, di antaranya adalah

melakukan observasi partisipan, interview (wawancara), dokumentasi, dan

triangulasi data.

1. Observasi partisipan.

Observasi partisipan yaitu suatu bentuk observasi di mana pengamat

secara teratur berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan yang diamati.

Dalam hal ini pengamat mempunyai fungsi ganda, sebagai peneliti dan

juga sebagai anggota kelompok, peneliti berperan aktif sesuai dengan

tugas yang dipercayakan.100

Peneliti akan melakukan observasi langsung ke lokasi terhadap

pelaksanaan program pembelajaran yang dilakukan, sekaligus juga

98 Lembaga Kaligrafi Al-Quran (LEMKA), www.lemka.net, (diakses pada 22 Agustus 2019

pukul 22.30) 99 Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,

2008), hlm. 415 100 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Pranadamedia Group, 2014), hlm. 384

Page 53: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

39

berperan aktif dalam setiap kegiatan sebagai anggota dalam lembaga.

Selain itu, peneliti akan mengamati keadaan lingkungan sekitar lokasi

penelitian, akan tetapi fokus kepada proses pembelajaran menulis kaligrafi

Arab. Peneliti melakukan observasi partisipan kurang lebih selama sebulan

lamanya di LEMKA Ciputat, terhitung sejak tanggal 9 November 2019 s/d

7 Desember 2019. Dan demi memperkaya data temuan, peneliti

melakukan observasi juga ke Pesantren LEMKA Sukabumi selama 3 hari,

sejak tanggal 25 November 2019 s/d 27 November 2019.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi antara pewawancara dan

sumber informasi atau orang yang diwawancarai melalui komunikasi

langsung.101

Dalam penelitian ini, akan digunakan metode wawancara terstruktur,

wawancara tidak terstruktur, dan wawancara bebas sekaligus. Peneliti

secara terstruktur akan mewawancarai ketua umum lembaga, serta guru

atau anggota yang memiliki pengalaman lebih banyak dan lebih matang

dan terampil. Kemudian wawancara tidak terstruktur dan wawancara bebas

akan peneliti lakukan seiring berjalannya proses observasi partisipan yang

peneliti lakukan.

Tabel 3.1: Kisi-Kisi Wawancara

Dimensi Aspek Indikator Sumber

Pembelajaran

Menulis

Kaligrafi Arab

Meniru Meniru gerakan secara

terbimbing

Peserta

Kursus

Membiasakan

Melakukan suatu

pekerjaan dengan

sedikit percaya dan

kemampuan melalui

perintah dan berlatih

Peserta

Kursus

101 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Pranadamedia Group, 2014), hlm. 372

Page 54: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

40

Mahir

Melakukan gerakan

kompleks dan

termodifikasi,

memerlukan

kecermatan, proporsi

dan kepastian yang

lebih tinggi dalam

penampilan. Respon-

respon lebih terkoreksi

dan kesalahan-

kesalahan dibatasi

sampai pada tingkat

minimum

Pengajar

Alami

Menjadi gerakan alami

yang diciptakan sendiri

atas dasar gerakan yang

sudah dikuasai

sebelumnya

Pengajar

Orisinal

Menjadi gerakan baru

yang orisinal dan sukar

ditiru oleh orang lain

dan menjadi ciri

khasnya

Pengajar

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang

sudah berlalu. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa,

atau kejadian dalam situasi sosial yang sesuai dan terkait dengan fokus

Page 55: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

41

penelitian adalah sumber informasi yang sangat berguna dalam penelitian

kualitatif.102

Berkaitan dengan proses pembelajaran di LEMKA, maka dokumen yang

diperlukan oleh peneliti antara lain foto atau video kegiatan pembelajaran

dan aktivitas peserta didik, dokumen hasil-hasil karya kaligrafi peserta

didik, dokumen pembelajaran, serta dokumen yang lainnya yang dapat

mendukung dalam proses pengumpulan data.

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Data-data yang telah berhasil diperoleh harus diperiksa keabsahan atau

validnya. Proses pengujian keabsahan atau validnya suatu data ini dinamakan uji

kredibilitas. Keakuratan, keabsahan, dan kebenaran data yang dikumpulkan dan

dianalisis sejak awal penelitian akan menentukan kebenaran dan ketepatan hasil

penelitian sesuai dengan masalah fokus penelitian. Agar penelitian yang dilakukan

membawa hasil yang tepat dan benar sesuai dengan konteks yang sesungguhnya,

maka peneliti menggunakan beberapa cara103:

1. Memperpanjang waktu keikutsertaan di lapangan

Peneliti dalam penelitian ini merupakan instrument penelitian. Kesahihan

dan keabsahan data sangat ditentukan oleh komitmen, keikutsertaan, dan

keterlibatan peneliti secara intens dan bermakna dalam proses

penelitian.104 Dalam proses perpanjangan pengamatan, peneliti melakukan

observasi dan wawancara lebih mendalam agar data yang diperoleh dapat

dinyatakan sesuai dengan fakta yang terjadi. Selain itu, peneliti juga

melakukan pemeriksaan ulang terhadap kelengkapan dokumentasi yang

102 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Pranadamedia Group, 2014), hlm. 391 103 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Pranadamedia Group, 2014), hlm. 394 104 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Pranadamedia Group, 2014), hlm. 394

Page 56: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

42

diperoleh. Dari proses perpanjangan pengamatan ini diharapkan peneliti

dapat membuat perincian pengamatannya.105

2. Meningkatkan ketekunan penelitian

Ketekunan peneliti dalam proses penelitian akan sangat menentukan hasil

data yang akurat dan relevan. Situasi sosial di lapangan terkadang

berubah-ubah, peneliti tidak boleh terpaku pada situasi tersebut, tetapi

harus melanjutkan penelitian dengan menyesuaikan situasi tersebut. Selain

itu, peneliti juga harus senantiasa menjaga subjektivitasnya agar

menghasilkan penelitian yang objektif.106

3. Melakukan triangulasi data sesuai aturan

Triangulasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data untuk

mendapatkan temuan dan interpretasi data yang lebih akurat dan

kredibel.107 Triangulasi data digunakan peneliti untuk mengecek data yang

bersumber dari ketua umum lembaga, guru-guru, serta anggota atau

peserta didik. Lalu, peneliti juga menggunakan triangulasi teknik untuk

menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan dapat diceritakan

kepada orang lain.108 Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan ketika

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Pada

105 Nusa Putra dan Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 33 106 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Pranadamedia Group, 2014), hlm. 395 107 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Pranadamedia Group, 2014), hlm. 395 108 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), hlm. 248

Page 57: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

43

saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Jika ternyata hasil wawancara belum dirasa memuaskan, maka

peneliti akan melakukan tahap selanjutnya sampai data yang diperoleh dianggap

terpercaya.

Page 58: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) Ciputat

1. Profil LEMKA109

Nama : Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an

Pendiri : Ust. Dr. KH Didin Sirojuddin, M.Ag

Alamat : Jl. Semanggi II 03/03 No. 20 A, Cempaka Putih Ciputat,

Tangerang Selatan, Banten, Indonesia

Telp/Fax : +6221 74996 279

Website : www.lemka.net

Email : [email protected]

2. Sejarah Singkat

LEMKA dikukuhkan pada tanggal 20 April 1985, di Ciputat. Diawali

dari keinginan Didin Sirojuddin untuk mendirikan semacam organisasi atau

lembaga untuk mengembangkan seni kaligrafi atau khat yang menjadi

hobinya hingga kaligrafi berkembang di Indonesia110

Nama LEMKA mula-mula ialah Poros Kaligrafi Ciputat, namun banyak

ketidaksetujuan terhadap nama tersebut. Lalu lahirlah nama Lembaga

Kaligrafi Islam. Tetapi, nama itu akan memberikan beban terlalu berat,

mengingat nama Islam terlalu agung dan bisa meluas. Setelah diajukan satu

nama lagi, Lembaga kaligrafi Al-Qur'an, Diuraikan oleh Sirojuddin tentang

alasan mengambil kata "Al-Qur'an" tersebut, yaitu: "Al-Qur'an sebagai

sumber etika, ketika seorang khattat menggoreskan kaligrafi Arab." Jadi,

olahannya adalah kaligrafi Arab, etika pengolahannya bersumber kepada

akhlak Al-Qur'an. Dengan demikian, seorang khattat atau kaligrafer akan

selalu dikontrol dan di bawah perlindungan gagasan, ilham penciptaan,

109 Lembaga Kaligrafi Al-Quran (LEMKA), www.lemka.net, (diakses pada 22 Agustus 2019

pukul 22.30) 110 Hasil wawancara dengan Dr. KH Didin Sirojuddin AR, M.Ag, dilaksanakan pada tanggal

4 Desember 2019, pukul 09.15 WIB, di Ruang Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Page 59: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

45

estetika dan ajaran-ajaran yang terpantul dari bias keinginan Al Qur'an.

Dalam ungkapan yang lebih sederhana lagi: ‘Seorang khattat atau kaligrafer

haruslah berakhlak baik, berbudi pekerti luhur, saleh dan berkarya untuk

keagungan agama sesuai ajaran-ajaran yang tertuang dalam Kitab Suci Al-

Qur’an’.111

3. Visi dan Misi LEMKA112

Visi:

Memperkenalkan serta mengembangkan seni budaya Islam, khususnya

kaligrafi.

Misi:

1. Membina dan mengembangkan kader-kader potensial di bidang seni

kaligrafi secara profesional.

2. Memelopori dan mengembangkan seni dan budaya Islam, khususnya

di bidang seni kaligrafi kepada masyarakat luas di seluruh Tanah

Air.

3. Menjalin kerja sama dengan lembaga seni Islam nasional dan

internasional.

4. Menjalin kerja sama dengan lembaga seni nasional dan internasional

dalam kerangka pengembangan seni Islam.

5. Membina usaha organisatoris pengembangan kaligrafi, termasuk di

dalamnya memotifasi tumbuhnya sanggar-sanggar kaligrafi di

pelbagai tempat di tanah air.

6. Berperan aktif dalam setiap kegiatan yang menunjang

pengembangan seni dan budaya Islam, khususnya seni kaligrafi.

7. Menanamkan citra seni kaligrafi sebagai bagian dari pembinaan

tamaddun Islam yang memperkaya dan mempertinggi harkat dan

martabat kemanusiaan.

111 Lembaga Kaligrafi Al-Quran (LEMKA), www.lemka.net, (diakses pada 22 Agustus 2019

pukul 22.30) 112 LEMKA, Draf AD/ART LEMKA (Pada Musyawarah Tahunan LEMKA, 2013)

Page 60: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

46

8. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan identitas dan asas organisasi

serta berguna untuk mencapai tujuan organisasi.

4. Motto dan Tujuan113

Sebagai lembaga kaligrafi yang sudah berdiri sejak 30 tahun yang lalu

tersebut, tentunya LEMKA mempunyai moto dan tujuan, antara lain:

a. Motto: Menulis dan Melukis untuk membangun Kreatifitas

b. Tujuan:

1) Menghasilkan para khattat, guru khat, dan pelukis kaligrafi yang

mampu menerapkan ilmu keterampilannya secara baik,

sistematis, ilmiah sesuai dengan kaidah-kaidah khattiyah.

2) Mengabdikan dan menyebarluaskan ilmu dan keterampilan

kaligarfi menuju kejayaan Islam.

3) Muwujudkan masyarakat pecinta seni kaligrafi Al-Qur’an yang

diridhoi Allah SWT.

5. Sumber Daya Manusia

LEMKA memiliki 5 kelas kursus, di antaranya ada kelas Naskhi, Tsuluts,

Diwani, Farisi, dan terakhir ada kelas lukis. Dalam pembelajarannya,

LEMKA menerapkan metode demonstratif, yakni tidak dengan hanya

berbicara dan menjelaskan dengan ceramah tetapi juga mendemonstrasikan

materi yang diajarkan. Misalnya, dalam mempelajari huruf alif, guru

mendemonstrasikan tata cara menulisnya dengan benar, kemudian juga

membantu membetulkan tulisan murid yang salah.114

Ada 4 tipe guru yang menjadi dasar dalam pengajaran LEMKA:

1. Guru biasa: berbicara

2. Guru yang baik: menerangkan

3. Guru yang hebat: mendemonstrasikan

113 LEMKA, Draf AD/ART LEMKA (Pada Musyawarah Tahunan LEMKA, 2013) 114 Hasil observasi, dilaksanakan pada tanggal 9 November s/d 7 Desember 2019, di LEMKA

Ciputat.

Page 61: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

47

4. Guru yang agung: memberikan motivasi

Dalam proses pengajarannya, LEMKA mencakup semua guru tersebut di

atas, namun yang paling ditekankan ialah mendemonstrasikan dan

memberikan motivasi. Ketika mengajar tidak hanya semata-mata mengajar,

namun juga menerangkan falsafah huruf yang diajarkan sehingga murid yang

diajarkan mengerti dan lebih semangat untuk terus berprogres untuk menata

diri melebihi apa yang diperlukan gurunya.115

Untuk menjadi seorang guru di LEMKA, harus memenuhi kompetensi

pada kemampuan mengajar dan memiliki pengetahuan yang standar untuk

diberikan. Umumnya yang aktif berkontribusi di berbagai lomba, karena

karya lomba ialah karya puncak dari pembelajaran kaligrafi, maka guru harus

memiliki perjalanan panjang dalam puncak karya, di antaranya dalam tangga

lomba, tangga pameran, kemudian tangga banyak menyampaikan wawasan

kekaligrafian.116 Namun, di LEMKA juga terdapat mentor atau pendamping

pengajar yang telah dipercaya untuk membantu proses pengkoreksian peserta

kursus, yakni diambil dari alumni LEMKA sendiri yang memiliki potensi

lebih hingga sudah diberikan kepercayaan penuh dalam membenarkan

penulisan kaligrafi karya peserta kursus.

a. Guru Pengajar117

1) Dr. KH. Didin Sirojuddin AR, M.Ag

2) H. M. Abdurrahman S

3) Ahmad Munir

4) H. Nurkholis

5) Apipuddin S, M.Ag

6) H. M. Zhohiruddin, S.S

7) H. Isep Misbah, S.Ag

115 Hasil wawancara dengan Dr. KH Didin Sirojuddin AR, M.Ag, dilaksanakan pada tanggal

4 Desember 2019, pukul 09.15 WIB, di Ruang Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 116 Hasil wawancara dengan Dr. KH Didin Sirojuddin AR, M.Ag, dilaksanakan pada tanggal

4 Desember 2019, pukul 09.15 WIB, di Ruang Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 117 Dokumentasi pribadi LEMKA, tidak dipublikasikan

Page 62: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

48

8) H. Nurkholis

9) Nasruddin

10) Edi Amin

11) Ni’am Maskuri

12) Saiful Huda

13) Heri Sumarna

14) Kurnia Agung R, S.EI

15) Effendi Le’ong

b. Pendamping Pengajar/Mentor118

1) Sholeha

2) Khusairi

3) Halomoan Harahap

4) Herman Sawiran

5) Zainal

6) Dea

7) Ummi Khairiyah

8) Rohman

9) Ni’am Maskuri

10) Irsyad

11) Kholil Abdul Jalil

12) Zulhaizam

13) Raudhotul Maghfiroh

14) Mawardi Pohan

15) Mahmud

16) Rizaldi

c. Peserta Kursus LEMKA Gelombang 67119

Tabel 4.1 Data Peserta Kursus LEMKA Gelombang 67

118 Dokumentasi pribadi LEMKA, tidak dipublikasikan 119 Dokumentasi pribadi LEMKA, tidak dipublikasikan

Page 63: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

49

Kelas Jumlah

Total L P

Naskhi (Sabtu) 11 4 15

Naskhi (Ahad) 24 9 33

Tsulus 10 6 16

Farisi 3 1 4

Diwani 5 1 6

Lukis

(kontemporer) 8 3 11

Jumlah 85

B. Proses Pembelajaran Menulis Kaligrafi di LEMKA Ciputat

Proses pembelajaran menulis kaligrafi di LEMKA dilakukan dimulai dari

tahap yang sangat dasar, seperti prinsip yang dibuat LEMKA yakni ‘membina dari

alif’120, yakni menata dari awal hingga ke akhir, dari hulu hingga ke hilir.

LEMKA memiliki 5 kelas kursus, di antaranya ada kelas Naskhi, Tsuluts, Diwani,

Farisi, dan terakhir ada kelas lukis. Dalam pembelajarannya, LEMKA

menerapkan metode demonstratif, yakni guru mengajar tidak hanya dengan

berbicara dan menjelaskan dengan ceramah saja, tetapi juga mendemonstrasikan

materi yang diajarkan.121

LEMKA membangun lingkungan ideal dalam pembelajaran kaligrafi dengan

cara menyatukan para kaligrafer yang berbakat dan yang belum berbakat secara

beriringan dan berdampingan. Jika ingin mengembangkan kaligrafi, para pelajar

memang harus menyatu dengan para kaligrafer yang berprestasi, maka nantinya

akan menjadi efek domino kepada para pelajar tersebut untuk kemudian juga

120 Hasil wawancara dengan Dr. KH Didin Sirojuddin AR, M.Ag, dilaksanakan pada tanggal

4 Desember 2019, pukul 09.15 WIB, di Ruang Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 121 Hasil observasi, dilaksanakan pada tanggal 9 November s/d 7 Desember 2019, di LEMKA

Ciputat.

Page 64: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

50

menjadi mahir.122 Maka, ketika belajar di kelas LEMKA, tiap orang tanpa

mengenal perbedaan usia semuanya menyatu, saling belajar dengan satu sama lain

hingga akhirnya masing-masing murid bisa saling memotivasi satu sama lain.

Bahkan, terdapat beberapa pria dengan usia yang terlihat sama seperti guru yang

mengajar juga turut ikut mengisi kelas di LEMKA, bergabung dengan murid yang

masih remaja tanpa adanya rasa malu untuk ikut belajar kaligrafi. Selain itu,

suasana kelas yang begitu tenang menambah kenyamanan dalam belajar kaligrafi

di LEMKA, sehingga secara fisik, mental dan kognitif mereka siap untuk

belajar.123

Penulis meklasifikasikan proses pembelajaran menulis kaligrafi di LEMKA

menjadi 3 tahapan, yaitu imitating, creating, dan characterizing.

1. Imitating

Dalam dunia kaligrafi ada yang dinamakan ‘taqlidul khat’, yang artinya

meniru kaligrafi. Dalam pembelajaran kaligrafi, meniru adalah tahap yang

paling ditekankan sejak awal mula pembelajaran. Meniru adalah meneladani,

jadi dengan meniru karya-karya yang bagus dari tokoh kaligrafi, akan

membangkitkan semangat belajar dan akan meningkatkan kualitas estetis

karya.124 Maka yang sangat ditekankan pada LEMKA ialah meniru dan

mengikuti yang diajarkan guru. Prinsip belajar berguru merupakan falsafah

cara meningkatkan kualitas estetis sebuah karya kaligrafi. Di LEMKA

terdapat lembaga tauladan, yakni murid harus terus selalu mau belajar meniru

kepada karya-karya yang lebih baik darinya. Kemudian nantinya karya murid

tersebut akan dikoreksi dengan berdasar pada karya yang benar agar hasil dari

murid tersebut tidak memiliki kesalahan fatal.125 Dalam berkaligrafi, jika

seseorang belajar sendiri tanpa guru, mungkin saja memang tulisan yang

122 Hasil wawancara dengan Dr. KH Didin Sirojuddin AR, M.Ag, dilaksanakan pada tanggal

4 Desember 2019, pukul 09.15 WIB, di Ruang Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 123 Hasil Observasi, dilaksanakan pada tanggal 9 November s/d 7 Desember 2019, di

LEMKA Ciputat. 124 Hasil wawancara dengan Dr. KH Didin Sirojuddin AR, M.Ag, dilaksanakan pada tanggal

4 Desember 2019, pukul 09.15 WIB, di Ruang Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 125 Hasil Observasi, dilaksanakan pada tanggal 9 November s/d 7 Desember 2019, di

LEMKA Ciputat.

Page 65: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

51

dihasilkannya akan tetap akan bagus, namun tidak menutup kemungkinan

bahwa apa yang dibuatnya keluar dari kaidah yang benar. Maka meniru apa

yang diajarkan guru ialah penting.

Ada 4 tipe guru yang menjadi dasar dalam pengajaran LEMKA:

1. Guru biasa: berbicara

2. Guru yang baik: menerangkan

3. Guru yang hebat: mendemonstrasikan

4. Guru yang agung: memberikan motivasi

Dalam proses pengajarannya, LEMKA mencakup semua guru tersebut di

atas, namun yang paling ditekankan ialah mendemonstrasikan dan

memberikan motivasi. Ketika mengajar tidak hanya semata-mata mengajar,

namun juga menerangkan falsafah huruf yang diajarkan sehingga murid yang

diajarkan mengerti dan lebih semangat untuk terus berprogres untuk menata

diri melebihi apa yang diperlukan gurunya.126

Untuk menjadi seorang guru di LEMKA, harus memenuhi kompetensi

pada kemampuan mengajar dan memiliki pengetahuan yang standar untuk

diberikan. Umumnya yang aktif berkontribusi di berbagai lomba, karena

karya lomba ialah karya puncak dari pembelajaran kaligrafi, maka guru harus

memiliki perjalanan panjang dalam puncak karya, di antaranya dalam tangga

lomba, tangga pameran, kemudian tangga banyak menyampaikan wawasan

kekaligrafian.127

Pembelajaran yang dilakukan oleh murid sejak pertama kali datang ke

LEMKA ialah dengan berlatih membuat huruf alif yang sesuai dengan

kaidahnya, yaitu terbentuk dari 5 titik. Kemudian guru mengajarkan teknik

memegang alat tulisnya, kemiringan goresan dan tebal tipis tiap huruf sesuai

dengan kaidahnya. Begitu pula dengan huruf-huruf setelahnya hingga huruf

terakhir. Tak lupa, guru juga mengajarkan bagaimana cara menyambung

126 Hasil wawancara dengan Dr. KH Didin Sirojuddin AR, M.Ag, dilaksanakan pada tanggal

4 Desember 2019, pukul 09.15 WIB, di Ruang Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 127 Hasil wawancara dengan Dr. KH Didin Sirojuddin AR, M.Ag, dilaksanakan pada tanggal

4 Desember 2019, pukul 09.15 WIB, di Ruang Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Page 66: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

52

huruf, dengan posisi huruf di awal, di tengah, maupun di akhir. Pembelajaran

basic atau yang paling dasar, dimulai dengan khat Naskhi. Selain diajarkan

guru secara langsung di dalam kelas, tiap murid juga memiliki modul atau

buku kaligrafi masing-masing untuk melihat dan berlatih lebih giat di

rumahnya selepas mereka pulang dari kelas kursus kaligrafi di LEMKA. Para

murid di LEMKA selalu bersedia menerima dan merespon positif setiap

proses yang diarahkan oleh guru kepada mereka selama proses

pembelajarannya. Mereka selalu bersikap sabar dan tenang dalam tiap proses

meniru khat-khat yang didemonstrasikan oleh guru di papan tulis, menerima

apa yang dikoreksi/dibenarkan oleh para mentor dan guru dalam proses

koreksian hingga mau terus berlatih menjadi lebih baik lagi dalam berprogres

menulis kaligrafi.128

Selama proses meniru, seorang kaligrafer harus terus menerus berlatih

dan membiasakan diri menggores huruf-huruf kaligrafi dengan berpedoman

pada karya yang benar dan bagus. Karena menulis kaligrafi bagaikan

menghafal Al-Qur’an129, semakin sering mengulang tulisan maka akan

semakin lancar menggoreskan huruf demi huruf dengan indah. Jika terlalu

lama tidak berlatih, maka jejak keahlian berkaligrafi di tangan pun rasanya

sudah mulai hilang perlahan130. Proses pembiasaan berlatih ini pun juga

ditekankan di LEMKA, yakni dengan diberikannya tugas selepas

pembelajaran untuk dikerjakan di rumah masing-masing peserta kursus.

Dengan tugas yang diberikan, maka tentu saja akan mengharuskan peserta

kursus untuk berlatih sendiri di rumah dengan berdasarkan modul yang telah

diberikan.

LEMKA memiliki prinsip ‘murid tidak boleh bosan, guru tidak boleh

lelah’. Maksudnya ialah murid tidak boleh bosan untuk terus belajar,

128 Hasil Observasi, dilaksanakan pada tanggal 9 November s/d 7 Desember 2019, di

LEMKA Ciputat. 129 Hasil wawancara dengan Fiya, dilaksanakan pada tanggal 16 November 2019, pukul 17.30

WIB, di Studio LEMKA 130 Hasil wawancara dengan Faiz, dilaksanakan pada tanggal 17 November 2019, pukul 11.30

WIB, di Studio LEMKA

Page 67: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

53

sementara guru juga tidak boleh lelah untuk mengajar.131 Dan diperlukan

ketekunan untuk membiasakan belajar kaligrafi terus menerus agar murid

benar-benar menjadi terampil berkaligrafi.

2. Creating

Setelah meniru banyak kaligrafi yang baik dan bagus, serta membiasakan

terus menerus menggores huruf demi huruf kaligrafi dengan istiqomah, maka

seorang kaligrafer akan sampai pada tahap mahir, hal ini berkaitan dengan

segi teknik dalam hard skill. Mahir maksudnya sudah menguasai teknik-

teknik berkaligrafi dengan tingkatan yang lebih tinggi, yakni menguasai

semua jenis khat, memberi warna kaligrafi dengan bagus, dan juga menguasai

teknik kaligrafi lukis (kontemporer).

Ketika seseorang sudah mahir berkaligrafi, maka secara alami ia pun

sudah bisa menghasilkan karyanya sendiri tanpa lagi meniru karya orang lain.

Dalam tahap ini, seorang kaligrafer sudah mulai mengekspresikan dirinya dan

karyanya dengan mengikuti lomba-lomba dan sayembara. Karena dengan

mengikuti kegiatan lomba kaligrafer akan menemukan wawasan yang lebih

luas tentang kaligrafi untuk dipelajari lebih banyak lagi dari yang selama ia

dapatkan. Berkarya kaligrafi juga merupakan salah satu jalan dakwah dalam

menjaga Al-Qur’an, dari sinilah terdapat banyak pahala yang akan

didapatkan.132

Meskipun seorang kaligrafer sudah dapat dikatakan mahir, tidak menutup

kemungkinan ia masih memiliki kesalahan ketika berkarya. Terkadang ada

faktor emosional yang kurang terkontrol ketika sedang membuat karya, atau

sedang ada beban pikiran yang mengganggu ketika sedang mengikuti lomba,

atau bisa juga dengan faktor ibadah yang kurang maksimal, dan

sebagainya.133 Namun karena tingkat kemampuannya yang sudah bisa

131 Hasil wawancara dengan Dr. KH Didin Sirojuddin AR, M.Ag, dilaksanakan pada tanggal

4 Desember 2019, pukul 09.15 WIB, di Ruang Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 132 Hasil wawancara dengann Herman Sawiran, dilaksanakan pada tanggal 24 November

2019, pukul 11.40 WIB, di Studio LEMKA 133 Hasil wawancara dengann Herman Sawiran, dilaksanakan pada tanggal 24 November

2019, pukul 11.40 WIB, di Studio LEMKA

Page 68: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

54

dikatakan semakin ahli, hal seperti ini malah akan menjadi pelajaran beharga

yang dapat membuat dirinya semakin mahir dari yang sebelumnya.

3. Characterizing

Ketika seseorang sudah mahir dalam berkaligrafi hingga sering sekali

membuat karya dan mengikuti banyak lomba, maka tiap tiap karya yang ia

buat lambat laun akan mencerminkan ciri khas yang terdapat dalam dirinya

yang tertuang dalam karya-karyanya. Karya-karya yang dimiliki seorang

kaligrafer dalam tahap ini sudah akan dianggap berciri khas sesuai karakter

dari yang membuatnya, baik dari segi susunan proporsi huruf demi huruf,

penggunaan warna, penggunaan jenis khat, dan lain sebagainya134. Inilah

puncak tertinggi dari kaligrafer yang terampil, yakni karya yang dibuatnya

akan mudah dikenali dengan orang lain karena sudah mencirikan sang

pembuatnya.

Hingga saat ini, LEMKA sudah berhasil mencapai tujuan dan visi yang

diharapkan, hal ini terbukti dengan prestasi-prestasi yang dicapai oleh para

anggota maupun alumni LEMKA, dari mulai tingkat nasional hingga

internasional. Apa yang dulu dibayangkan ketika LEMKA baru mulai terbentuk,

saat ini semuanya telah mewujud dengan baik dan pesat.135

C. Nilai-Nilai Edukasi yang Tumbuh dalam Proses Pembelajaran

Menulis Kaligrafi Arab

Pada umumnya, hasil karya seni kaligrafi hanya akan menarik perhatian mata

yang memandang hanya dari sisi keindahannya saja. Bagaimana kaligrafi yang

ditampilkan, dipajang dan dipamerkan menyejukkan pandangan mata yang

berpapasan dengannya. Namun, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

peneliti di LEMKA, peneliti menemukan bahwa, seni kaligrafi bukanlah hanya

berbicara tentang karya yang indah dipandang saja, tetapi juga terdapat nilai-nilai

134 Hasil wawancara dengann Herman Sawiran, dilaksanakan pada tanggal 24 November

2019, pukul 11.40 WIB, di Studio LEMKA 135 Hasil wawancara dengan Dr. KH Didin Sirojuddin AR, M.Ag, dilaksanakan pada tanggal

4 Desember 2019, pukul 09.15 WIB, di Ruang Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Page 69: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

55

edukasi yang terbentuk dalam kegiatan membuat karya seni kaligrafi tersebut.

Kaligrafi dinilai tidak hanya mengasah hard skill dalam berseni saja, tetapi juga

akan meningkatkan soft skill sang kaligrafer yang menuliskannya.

Adapun dalam penelitian ini, berdasarkan pada hasil temuan yang didapat,

peneliti mengklasifikasikan nilai-nilai tersebut ke dalam beberapa kelompok:

1. Nilai Spiritual

Nilai spritual menyangkut hubungan keimanan dan ketaqwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan hubungan paling mendasar dalam

hidup manusia. Kaligrafi ialah seni yang berunsurkan Islam, menjadi satu

ekspresi ruh dan budaya yang dapat memberikan ketenangan dalam jiwa

manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT.136 Kaligrafi sebagai bagian

dari kebudayaan dan seni Islam berawal dari adanya keperluan untuk menulis

ayat-ayat Al-Qur’an pada masa Umayyah sekitar tahun 688-692 M.137

Islam adalah agama fitrah, agama yang sesuai dengan fitrah manusia.

Kesenian bagi manusia adalah termasuk fitrah-Nya. Kesanggupan berseni

pulalah yang membedakan manusia dari makhluk Tuhan lainnya. Dengan

menyadari kemampuannya dalam membuat karya seni, seseorang nantinya

akan lebih mudah merasakan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah

memberikannya potensi dan kemampuan diri yang dapat dia maksimalkan

dalam hidupnya hingga menjadi manfaat baginya.

Berkarya kaligrafi merupakan salah satu jalan dakwah dalam menjaga

Al-Qur’an, karena pada umumnya yang dituliskan dalam karya kaligrafi Arab

ialah ayat-ayat suci Al-Qur’an, yang mana bila disamakan seperti

membacanya, menuliskannya 1 huruf saja sudah memiliki nilai ibadah. Maka

dalam menjaga kesucian ayat-ayat Allah yang akan dituliskan, seorang

kaligrafer sangat diutamakan membiasakan diri telebih dahulu untuk

berwudhu. Hal ini memiliki nilai pentingnya menjaga wudhu, sebagai wujud

136 Makmur Haji Harun, Eksistensi Seni Kaligrafi Islam Dalam Dakwah: Tantangan, Peluang

dan Harapan, Jurnal Research Gate, Oktober 2015 137 Eddy Fauzy Effendy, Seni Lukis Kaligrafi Islami, (Yogyakarta: Media Kreativa

Sejahtera), 2019, hlm. 43

Page 70: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

56

beradab terhadap firman Allah SWT yang nantinya akan dituliskan.138 Dan

karena yang dituliskan ialah ayat-ayat Al-Qur’an, maka akhlak para kaligrafer

harus mencerminkan pula akhlak Al-Qur’an.

Menulis kaligrafi juga mendekatkan pengetahuan terhadap ayat-ayat

Allah yang mungkin sebelumnya masih terasa awam bagi sebagian orang

yang belum terbiasa. Secara tidak langsung, menulis kaligrafi dapat menjadi

sarana menjaga dzikir hati, lisan, pikiran dan perbuatan seseorang. Karena

dengan menuliskannya, maka otomatis ia juga akan membacanya. Hal ini

dapat menjadi sarana penguat iman dan ketakwaan seseorang kepada Allah

SWT.

Menulis kaligrafi membutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi, karena

tidak mungkin sebuah huruf akan terbentuk dengan sempurna jika tidak

diiringi rasa sabar dalam menggoreskannya. Maka sabar dalam hal ini ialah

nilai pokok yang harus dimiliki setiap kaligrafer. Allah SWT berfirman:

أيها بر ب ٱستعينوا ءامنوا ٱلذين ي ة و ٱلص لو إن ٱلص برين مع ٱلل ١٥٣ ٱلص

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS.

Al-Baqarah 2: 152)139

Kesabaran ialah penolong manusia seperti janji-Nya dalam ayat di atas.

Manusia yang memiliki kesabaran, akan senantiasa disertai dengan

pertolongan Allah dalam hidupnya. Kesabaran juga akan diiringi dengan jiwa

yang lembut dan jiwa yang tenang, tidak mudah tersulut emosi dan amarah

yang mana pemicunya berasal dari godaan setan. Maka kesabaran seorang

kaligrafer akan menjadi nilai spiritual kuat yang ia miliki dalam hubungannya

kepada Allah SWT.

Begitu pula dengan rasa ikhlas, yang harus menjadi nilai utama yang

dimiliki seorang kaligrafer. Ikhlas menjadi salah satu pokok di antara pokok-

pokok agama. Dalam menekuni kaligrafi, sepatutnya tidak didasari tujuan

138 Hasil wawancara dengann Herman Sawiran, dilaksanakan pada tanggal 24 November

2019, pukul 11.40 WIB, di Studio LEMKA 139 Al-Qur’an dan terjemahannya, Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, QS. Al-

Baqarah: 152

Page 71: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

57

duniawi semata, baik untuk ketenaran, meraup materi, maupun alasan

lainnya. Karena hal ini penting untuk memperoleh keridhoan Allah SWT,

yang mana menjadi tujuan utama kehidupan umat manusia.

2. Nilai Personal

Nilai personal ialah nilai yang berkaitan dengan pribadi manusia itu

sendiri. Nilai personal merupakan refleksi dari kebutuhan, keinginan, dan apa

yang seseorang sangat pedulikan dalam hidup ini. Nilai personal timbul dari

pengalaman pribadi seseorang yang membentuk dasar perilaku yang

konsisten. Dalam mempelajari kaligrafi, nilai-nilai personal pada sang

kaligrafer akan muncul seiring ia berproses mempelajari kaligrafi. Nilai yang

dapat dibentuk di antaranya ialah:

1. Tekun dan Disiplin

Semakin seseorang tekun dalam menuliskan kaligrafi, maka akan

semakin terbiasa hingga menjadikan dirinya mahir. Hal ini akan

membentuk diri yang tekun dan disiplin dalam melakukan sesuatu yang

menjadi tanggungjawabnya.

2. Teliti dan Cermat

Menuliskan kaligrafi memerlukan ketelitian dan kecermatan tinggi,

karena tiap huruf memiliki ukuran yang harus presisi sesuai kaidahnya.

Maka jika kaligrafer tidak cermat dalam menggoreskan huruf-hurufnya,

akan menimbulkan kesalahan dalam mengikuti kaidah-kaidah yang tepat.

3. Kebersihan

Kaligrafi juga menumbuhkan nilai kebersihan dalam menuliskannya.

Huruf yang dituliskan seorang kaligrafer harus bersih tanpa ada coretan

dan kotoran yang mengganggu di sekitarnya. Seseorang yang sedang

melukis karya kaligrafi juga sangat penting untuk memerhatikan

kebersihan lingkungan tempat ia berkarya, karena yang dituliskan ialah

ayat-ayat Al-Qur’an, maka tentu saja harus memiliki adab yang baik

dengan tidak menuliskannya di tempat yang kotor apalagi bernajis.

Begitu pula dengan kebersihan pakaiannya, pakaian yang terlanjur kotor

Page 72: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

58

akan membuat ia tidak berhati-hati terhadap tumpahan cat berikutnya,

tetapi dengan memakai pakaian yang bersih maka akan membentuk

kepekaannya dengan kebersihan pakaiannya agar tidak terkotori coretan

cat tinta atau lain sebagainya.

4. Kesehatan

Kesehatan pun juga berintegrasi dalam kegiatan berkaligrafi.

Kaligrafi mendidik seseorang untuk selalu sehat, karena dalam proses

menggores huruf demi huruf tersebut, ada kendali penyesuaian tekanan

tangan dari lima jari, ada kegiatan latihan menahan napas, dan lain

sebagainya, yang mana semua itu sangat bermanfaat bagi kesehatan.

5. Menjaga emosi

Menyambung dengan kesabaran dalam nilai spiritual di sub bab

sebelumnya, emosi yang lumrah dimiliki manusia akan mudah

dikendalikan dengan baik jika seseorang tersebut sudah terbiasa sabar

ketika menggoreskan huruf demi huruf dalam berkaligrafi. Emosi yang

nantinya akan mengarahkan pada hal-hal negatif dalam diri seseorang

dapat disalurkan dengan hal yang positif karena jiwa yang sabar sudah

terbentuk dalam dirinya.

6. Kreatif

Sudah barang tentu kerativitas sangat diasah dalam membuat karya

kaligrafi. Kreatif juga akan mengantarkan seseorang untuk mampu terus

berpikir logis, kritis, dan inovatif dalam menyelesaikan permasalahan-

permasalahan hidup yang akan dihadapinya.

7. Kerja keras

Untuk mencapai suatu hasil karya kaligrafi yang maksimal harus ada

usaha keras yang dilakukan agar menghasilkan karya yang indah hingga

berhasil mencetak prestasi yang diinginkan. Tidak mungkin seseorang

yang sudah sering menjuarai lomba-lomba kaligrafi memiliki usaha yang

sama dengan seseorang yang baru saja memulai belajar kaligrafi.

8. Percaya diri

Page 73: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

59

Rasa percaya diri seorang kaligrafer yang telah berhasil

menghasilkan karya dengan kemampuannya sendiri, akan membentuk

suatu nilai yang akan sangat bermanfaat untuk menjalani kehidupannya

sehari-hari. Berani tampil karena percaya akan kemampuannya, berani

berkompetisi karena percaya kalau dirinya mampu, berani membuat

keutusan karena percaya bahwa ia mampu bertanggung jawab atas apa

yang dipilihnya, dan lain sebagainya.

9. Berkarakter

Seperti yang dibahas dalam sub bab proses pembelajaran kaligrafi,

yang mana tahap tetinggi ialah memiliki ciri khas atau karakter yang

sudah secara alami diakui bahwa ia pemilik karakter tersebut. Maka

mempelajari kaligrafi akan membentuk manusia menjadi berkarakter

yang tentunya berkarakter baik.

3. Nilai Sosial

Nilai sosial menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia

lainnya (hablum minannas). Ada banyak sekali nilai sosial yang tumbuh

dalam diri seseorang dalam proses pembelajaran menulis kaligrafi yang

dilakukannya, di antaranya ialah:

1. Meneladani

Proses awal mempelajari kaligrafi ialah harus selalu meniru apa yang

didemonstrasikan oleh guru di kelas. Dalam proses meniru ada nilai

keteladanan yang dapat diambil. Bagaimana kita sebagai manusia harus

bisa meneladani sikap-sikap yang baik dari dalam diri orang lain,

maupun menjadi teladan bagi orang lain di sekitar.

2. Profesional

Seseorang yang telah mahir membuat karya kaligrafi, maka ia dapat

dikatakan sebagai seorang yang profesional. Ia sudah bisa menguasai

semua jenis khat dalam kaligrafi sesuai dengan kaidah yang

diberlakukan, ia juga sudah menguasai bagaimana perpaduan warna yang

cocok untuk disajikan dalam karyanya. Dalam hal ini, nilai profesional

Page 74: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

60

juga dapat tumbuh dalam dirinya untuk diterapkan dalam kehidupannya.

Misalnya, ia akan melakukan sesuatu bukan tanpa dasar. Ia berbicara

tidak asal, tetapi ada hal-hal yang mendasari perkataannya, ada ilmu-ilmu

yang sudah ia kuasai sebelum bertindak, dan lain sebagainya.

3. Patuh dan taat pada aturan

Dalam menuliskan kaligrafi, seseorang harus mengikuti aturan kaidah

yang sudah menjadi aturan pada huruf demi hurufnya. Satu huruf terukur

dari kemiringan tertentu dengan ukuran titik tertentu, yang jika

digabungkan dengan huruf lain akan membentuk kaidah bentuk tertentu

pula. Hal ini harus benar-benar diikuti, agar tidak timbul kesalahan baik

yang sederhana maupun yang fatal. Mengikuti kaidah ini akan

menumbuhkan nilai patuh dan taat pada aturan yang berlaku dalam

kehidupan manusia.

4. Santun

Mempelajari kaligrafi tidak hanya belajar tentang huruf-huruf yang

indah dipandang saja, akan tetapi juga akan mempelajari apa isi yang

terkandung dalam potongan ayat atau hadits tersebut. Ayat atau hadits

yang dituliskan tentunya berisi kebaikan-kebaikan yang harus dilakukan.

Bersikap santun pada sesama ialah salah satu nilai yang akan terbentuk

dalam diri seorang kaligrafi ketika ia memaknai hikmah dari ayat-ayat

yang dituliskan tersebut.

5. Membawa manfaat

Membuat suatu karya kaligrafi adalah salah satu jalan dalam

berdakwah. Karena yang dibuat ialah ayat-ayat Allah yang memiliki

makna mendalam untuk kehidupan umat beragama. Maka menghasilkan

suatu karya sama halnya dengan membuat suatu manfaat untuk

disebarkan ke orang lain selain untuk dirinya sendiri.

6. Menghargai prestasi dan karya orang lain

Dalam mengerjakan suatu karya kaligrafi, seseorang akan merasakan

bahwa ada usaha yang tidak cukup mudah dalam pengerjaannya. Karena

sudah merasakan bagaimana prosesnya, maka ia akan paham apa yang

Page 75: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

61

juga dialami orang lain yang juga berkarya. Dengan itulah ia akan lebih

bisa menghargai prestasi dan karya orang lain yang sudah dibuat. Tidak

merasa angkuh karena mungkin karyanya lebih bagus dari orang lain, dan

tidak merasa rendah diri karena karyanya jauh di bawah hasil karya orang

lain. Karena semua yang menghasilkan karya terbaiknya pastilah

membutuhkan proses yang tidak mudah.

Page 76: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

62

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Keindahan hasil karya seni kaligrafi menjadi fokus utama bagi setiap mata

yang memandangnya. Keindahan tersebutlah yang paling mendapatkan perhatian

khusus dari karya kaligrafi yang ditampilkan dan dipamerkan. Namun, di samping

indahnya karya tersebut, ternyata terdapat nilai-nilai edukasi yang tumbuh dalam

proses menuliskannya. Nilai-nilai tersebut akan tumbuh seiring dengan

berprosesnya seorang kaligrafer menjalani pembelajaran kaligrafi dengan baik dan

benar hingga menjadi terampil, seperti yang peneliti dapatkan dari hasil penelitian

yang dilaksanakan di LEMKA Ciputat dan kunjungan singkat ke Pesantren

LEMKA Sukabumi.

Proses pembelajaran menulis kaligrafi yang dilakukan di LEMKA Ciputat

hingga menjadi terampil, dilakukan melalui tahapan-tahapan yang penulis dapat

simpulkan sebagai berikut:

1. Imitating

Dalam tahap ini anggota LEMKA melakukan kegiatan meniru apa yang

didemonstrasikan oleh guru, serta membiasakan berlatih terus menerus

meskipun di luar jam kursus dengan diberikan tanggung jawab berupa

tugas. Pada tahap ini peserta didik secara konsisten dituntut untuk terus

mengikuti apa yang diajarkan oleh guru mengenai kaidah penulisan huruf

demi huruf dalam masing-masing khat. Selain itu diajarkan pula teknik

melukis untuk menciptakan background yang indah dan pemilihan warna

yang tepat untuk disajikan.

2. Creating

Setelah dianggap mahir dan menguasai kaidah-kaidah yang sudah

diajarkan, menguasai semua jenis khat, dan menguasai teknik melukis dan

pewarnaan, maka anggota LEMKA harus berlatih membuat suatu

karyanya sendiri yang tidak lagi meniru konsep karya orang lain. Tahapan

Page 77: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

63

inipun juga tetap harus dilakukan terus menerus agar peserta didik

terbiasa berkarya.

3. Characterizing

Setelah terbiasa membuat banyak karya, mengikuti lomba dan sayembara,

maka, secara alami lambat laun ia akan memiliki ciri khasnya sendiri

yang tertuang dalam karya yang ia buat, baik itu dari jenis karya, jenis

khat, pemilihan warna, maupun nuansa lukisannya.

Seiring dengan dilakukannya proses tersebut, maka akan tumbuhlah nilai-

nilai edukasi dalam diri masing-masing individu yang nantinya akan bermanfaat

untuk diterapkan dalam kehidupannya. Penulis membagi nilai-nilai tersebut ke

dalam beberapa bagian, di antaranya adalah nilai spiritual yakni berkaitan dengan

hubungan seseorang kepada Tuhannya, nilai personal, yakni berkaitan dengan diri

individu itu sendiri, serta nilai sosial, yang berkaitan dengan hubungan dengan

manusia lainnya.

1. Nilai Spiritual

a. Kesenian adalah termasuk fitrah-Nya

b. Berkarya kaligrafi merupakan salah satu jalan dakwah dalam menjaga

Al-Qur’an

c. Pada umumnya yang dituliskan dalam karya kaligrafi Arab ialah ayat-

ayat suci Al-Qur’an, maka sangat diutamakan membiasakan berwudhu

terlebih dahulu

d. Mendekatkan pengetahuan terhadap ayat-ayat Allah yang sebelumnya

masih terasa awam bagi sebagian orang yang belum terbiasa

e. Sabar dan ikhlas

2. Nilai Personal

a. Tekun dan Disiplin

b. Teliti dan Cermat

c. Kebersihan

d. Kesehatan

e. Menjaga emosi

f. Kreatif

Page 78: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

64

g. Kerja keras

h. Percaya diri

i. Berkarakter

3. Nilai Sosial

a. Teladan dan meneladani

b. Profesional

c. Patuh dan taat pada aturan

d. Santun

e. Membawa manfaat

f. Menghargai prestasi dan karya orang lain

B. Saran

a. Sebagai penulis harus selalu bersyukur dan senantiasa berusaha untuk

meningkatkan kemampuan diri, serta menjadi manusia yang lebih

bermanfaat untuk sesama. Penulis sadar betul bahwa memang

pembahasan dalam skripsi ini dirasakan masih jauh dari kata

sempurna. Diharapkan juga adanya penelitian lebih lanjut, lebih mendalam

dan lebih mempertajam analisisnya dengan harapan dapat menambah

wacana pemikiran yang lebih beragam.

b. Diharapkan bagi lembaga kaligrafi untuk selalu meningkatkan kualitas

pembelajaran hingga menjadi lebih baik dan lebih baik lagi untuk ke

depannya. Karena lembaga kaligrafi secara tidak langsung sangat

dibutuhkan di setiap lingkungan agar semangat berdakwah melalui seni

kaligrafi dapat tersebar secara menyeluruh di Indonesia.

c. Sebagai mahasiswa dan siswa, harus terus meningkatkan kualitas diri dari

setiap aspek yang dibutuhkan. Dan salah satunya ialah aspek berseni.

Karena seni dan pendidikan bukanlah suatu yang kontradiktif, tetapi bisa

menjadi sesuatu yang berintegrasi.

Page 79: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

65

DAFTAR PUSTAKA

Adirozal, Pendidikan Apresiasi Seni, (Surakarta: Pusat Studi Budaya dan

Perubahan Sosial UMS, 2004)

Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.

Afifi, Fauzi Salim, Cara Mengajar Kaligrafi: Pedoman Guru, (Jakarta: Daarul

Ulum Press, 2009)

Arifin, Syamsul Cahyo, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Seni Kaligrafi di

Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta”, Skripsi pada Sekolah

Tinggi Agama Islam Al Husaian Magelang, Magelang, 2017, tidak

dipublikasikan

Arnold, Sir Thomas, The Islamic Art nd Architecture, (New Delhi: Gooword

Books, 2001)

C. Israr, Sejarah Kesenian Islam, jilid 1, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978)

Effendy, Eddy Fauzy, Seni Lukis Kaligrafi Islami, (Yogyakarta: Media Kreativa

Sejahtera, 2019)

Al-Faruqi, Ismail Raji, Seni Tauhid: Esensi Ekspresi Estetika Islam, (Yogyakarta:

Yayasan Bentang Budaya, 1999)

Firdaus, Urgensi Soft Skills dan Character Building bagi Mahasiswa, Jurnal

TAPIs, Vol. 14 No.01 Januari-Juni 2017

Furchan, Arief, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha

Nasional, 2008)

Harun, Makmur Haji, Eksistensi Seni Kaligrafi Islam Dalam Dakwah: Tantangan,

Peluang dan Harapan, Jurnal Research Gate, Oktober 2015

Husain, Abdul Karim, Seni Kaligrafi Khat Naskhi, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu

Jaya, 1985)

Kamsidjo BU, Terbentuknya Seni Lukis Kaligrafi Islam di Indonesia, Jurnal

Imajinasi Vol 2, No 1, 2006

Khoiri R., Ilham, Al-Quran dan Kaligrafi Arab, (Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu,

1999)

Page 80: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

66

King Faisal Center for Research and Islamic Studies, Arabic Calligraphy

Manuscripts, (Riyadh, Saudi Arabia: Saudi Arabian Printing Company,

1987)

Klaus, Peggy, The Hard Truth about Soft Skills, (New York: Harper Collins

Publisher, 2007)

Kuiper, Kathleen, Islamic Art, Literature, and Culture, (New York: Britannica

Educational Publishing, 2010)

Leaman, Oliver, Estetika Islam: Menafsirkan Seni dan Keindahan, terj. Irfan

Abubakar, Islamic Aesthetics, (Bandung: Mizan, 2004)

Lembaga Kaligrafi Al-Quran (LEMKA), www.lemka.net, (diakses pada 22

Agustus 2019 pukul 22.30)

Maryono, Nilai–Nilai Pendidikan dalam Seni Kaligrafi Karya Syaiful Adnan,

Wahana Islamika: Jurnal Studi Keislaman, Vol. 4 No. 1 April 2018

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010)

Munadi, Yudhi, Perangkat Pembelajaran, Modul UIN Jakarta: 2019 (tidak

diterbitkan)

Muslim, Asbullah, Urgensi Estetika dan Budaya Islam dalam Pendidikan Agama

Islam, Palapa: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan Vol. 7 No. 1,

Mei 2013

Mustofa, Ahmad, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung; CV Pustaka Setia, 1999)

Putra, Ikhsan S. & Aryanti Pratiwi, Sukses dengan Soft Skills, (Bandung:

Direktorat Pendidikan ITB, 2005)

Putra, Nusa dan Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)

Roisudin, Ayi Sisma, Menumbuhkan Nilai-Nilai Karakter melalui Pendidikan

Khat Al-‘Arabiy: Studi Kasus di Sekolah Kaligrafi Al-Quran (SAKAL)

Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, Didaktika

Religia: Journal Of Islamic Education, Vol. 3, No. 1, 2015

Sauri, Sofyan & Herlan Firmansyah, Meretas Pendidikan Nilai, (Bandung: CV

Armico, 2010)

Page 81: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

67

Sirojuddin, Didin, Seni Kaligrafi Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2000)

Subur, Pendidikan Nilai: Telaah tentang Model Pembelajaran, INSANIA: Jurnal

Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol. 12, No. 1, Januari-April 2007.

Sukardi, Ratnawati, Pendidikan Nilai; Mengatasi Degradasi Moral Keluarga,

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017

Sukitman, Tri, Internalisasi Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran (Upaya

Menciptakan Sumber Daya Manusia Yang Berkarakter), JPSD: Jurnal

Pendidikan Sekolah Dasar, Vol. 2, No. 2 Agustus 2016

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Islami, Cet ke-4,(Bandung: PT Remaja

Rosdakaya, 2016)

Ulfah, Siti Mariah, Metode Pengajaran Seni Kaligrafi (Seni Kaligrafi salah satu

Media Permbelajaran Agama Islam), Jurnal AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun

2013

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

Windrati, Dyah Kusuma, Pendidikan Nilai sebagai Suatu Strategi dalam

Pembentukan Kepribadian Siswa, Jurnal Formatif 1(1): 40-47

Yusuf, A. Muri, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2014)

Zakiyah, Qiqi Yuliati & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai: Kajian Teori dan Praktik

di Sekolah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2014).

Page 82: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

68

LAMPIRAN

Page 83: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

69

Pembelajaran di LEMKA Ciputat

Page 84: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

70

Page 85: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

71

Wawancara dengan Pendiri LEMKA dan Pengajar LEMKA

Page 86: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

72

Wawancara dengan Peserta Kursus

Page 87: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

73

Kunjungan ke Pesantren Kaligrafi Al-Qur’an LEMKA Sukabumi

Page 88: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

74

Page 89: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

75

Page 90: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

No. Dokumen FITK-FR-AKD-081Tgl. Terbit 1 Maret 2010No. Revisi 01

ffiillir-lt{r!l

UIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

KEMENTERT AN AGAMA

FORM (FR)

1t1Hal

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : B- 0847 /F1/KM.0l.3Nl20t9Lamp. :-Hal : Bimbingan Skripsi

Jakarta,23 Mei2019

Kepada Yth.

Yudhi Munadi, S.Ag M.AgPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.

As s al amu' a.l aikum wr. w b.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing VII(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nama : Ananda RakhmatulUmmah

NIM : 11150110000039

Jurusan : pendidikan Agama Islam

Semester : VIII ( Delapan )

.Iudul Skripsi : Kajiarr Filosofis idedia Penrbeiajaran cialam Konteks penciidikan

Agama Islam

Judul terse oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal23 Mei 2019,terlamp ir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul

terse Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbingJurusan terlebih dahulu.

B_imbingan skripsi ini diharapkan seresai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanj*[uo.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.Was s alamu' al aikum wr.w b.

Jurusan PAI

*MA

03 13 12010Tembusan:i. Dekan FITK2. Mahasiswa ybs.

AY

Page 91: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

No. Dokumen F K-FTt-AKD.OB2Tgl. Terbit 1 lVaret 2010No. IRevlsi c1

ENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr ll. Juanda Na 95 Cipuiat 15412 tndancsia

KEM

FORM (FR)

Hal 1t1RAT oHCI ZI N LITIUS EP Rr,,q AN N EP EN AN

NomorLampiranHal

B-') -'.i /F1lKtVL01 .3tx72o1g

Permohonan lzin Pcnelitian

Jakarta, 21 November 2019

Kepada Yth.,

Kepala Lembraga Kaligrafi Al-eur,an (LEl\/KA)Bapak Drs. H. Didin Sirojuddin AR, IVI Agdt-Tempat

Assal a m u' al aiku m Wr. Wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama : Ananda Rakhmatul Ummah

NIV '1 1 1501 10000039

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Semester : lX (Sembilan)

Judul skripsi. Nilai-Nilai Edukasi dalam r,/enulis Kaligrafi Arab

adalah benar rnaha:.lisrnva/i Fakuitas llmu Tar"bryah can Kcguruan Uli.jJakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengaciakanpenelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang saudara pirnprn.

untuk itu kami mohon saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassal arn u' al aiku m Wr. Wb.

a lslanr

IV Ag1 199503 1 001

Tembusan:1. Dekan FITK2. Wakil Dekan Bi<iang Akademik3. [Vlahasiswa yang bersangkutan

RIAIY

Page 92: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

UJI REFERENSI

Nama : Anancla Rtrkhrnatul Umrnah

NIM :11150110000039'Fak / Jurusan: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Agama Islarl

Judul : Nilai-nilai Edukasi dalam Menulis Kaligrafi Arab

No Referensi Hal. Paraf Dosen

1

Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana,

Pendidikan lVilai: Kalian Teori clcut

Praktik di Sekolah, (Bandung: CV

PUSTAKA SETIA.20t.+)

14, 15

2

Subur, Pendidikott lVilci: Telaah tentcu.tg

Model Pembelcjcn'on, INSANIA: Jumal

Pemikiran Altematif Pendidikan, Vol. 12,

No. 1, Januari-Apr1l 2007

i

aJ

Dyah Kusuma Windrat| Pencliclikan |Vilai

sebagai Suatu Strategi clolorn

Pembentukan Kepribctclian Sistyct, Jumal

Formatif l(l): 40-17

4t

4

Oliver Leaman, Estetika Islam;

Menafsirkan Seni dcLn KeinclcLhcLn. terj.

Irf-arr Abubakar'" Islamic Aesthetics.

(Bandung: Mizan, 2004)

1l-t2

5Ahmad N4ustoth, Ilmtt Buclaya Doscrr.

(Bandung; CV Pustaka Setia, 1999)68

6

Adirozal, Pendidikan ApresicLsi Seti,

(Surakarla: Pusat Studi Budaya datr

Peruberhan Sosial UN,{S, 2004)

51

Page 93: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

lC. Israr, Sejarah Keseniart Islarn, jilid I,(Jakarta: Bulan Bintang. 1978) 52

21,4J,49,

8

Asbullah Muslim. Lrgensi Estetilra rlun

Budaya Islant clalam Penclicliliun Agatnct

Islam, Palapa: Jun.ral Studi Keislaman clan

Ilmu Pendidikan Vol.7 No. 1. Mei 2013

9

Siti Mariah Ulfah. Metocle Pengajaran

Seni Kaligrafi (Seni KoligrcLfi soloh sutLt

Media PermbelcjcLron Agoma Islarn),

Jumal AT-TA'LIM; Vol. 4, Tahun 2013

61,65 -Q

10

Ismail Raji Al-Faruqi. Seni Tauhid;

Esensi Ekspresi Estetika Islcrm,

(Yogyakarla: Yayasan Bentang Budaya.

1999), hlm. 13

1 3, 93,

94

11

Abdul Karim Husain, Seni Kaligra/i

Khat Naskhi, (Jakarla: CV Pedoman Ihnu

Jaya, 1985), hlm. 2

2

T2

Kamsidjo BU, Terbentuknya Seni

Lukis Kaligroli IslcLm cli Inclonesia, Jurnal

Imajinasi Vol2, No 1, 2006

31,32

13

Tri Sukitman, Internalisasi

Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran

(Upaya Menciptakan Surnber Daya

Manusia Yang Berkarakter). JPSD:

Jurnol Penditlikcut Sekolcth Dusar, Vol. 2,

No. 2 Agustus 2016

87, 88

14

Ratnarvati Sukardi, Pendidikan |Iilai:

Mengatasi Degradasi Moral Keluarga.

Prosiding Setninor iVasional Pendidilicut

T,KIP UJVTIRTA 2017

301

Page 94: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

15

Sofyan Sauri & Herlan Firmansyah,

Meretas Pendidil;att ,\i/oi, (Banclung: CV

Armico,2010)

6, 18, 19,

20

t6

Qiqi Yuliati Zakil,ah & A. Rusdiana,

Pendidikan Nilai: Koiian Teori dan

Praktik di Selic,loh. (Bandung: CV

PUSTAKA SETIA.2OIr+)

18,19,

68,69,

70,7 I

I7

Subur, Pendidikan Nilai: Telaah tentang

Model Pembelajaran, INSANIA.' Jurnal

Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol. 12,

No. 1, Januari-Apr1l 2001

1

18

Dyah I(usuma Windrati, Penditlilcan

Nilai sebagai Suottt Strategi dalam

PembenhLkan Kepribctclion Sisy,ct, Jurnal

Formatif l(l):40-47

4t

19

Ilham Klroiri R., Al-Quran dan Kaligrafi

Arab, (Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu,

I eee)

50 5?

84, 711,

118

20

Didin Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi

Islam, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000)

3,13

21

Kathleen Kuiper, lslontic Art, Literature,

and CtLliure, (Nerv York: Blitannica

Educatior-ral Publishing, 20 I 0)

3,t

22

Sir Thomas Amolcl. The Islctmic Art

nd Arcltitechn'e, (Nerv Dellii: Gooword

Books,200l)

11 J

Z)

Karnsidjo BU, Terbenttltn,-a Seni

hiris I{aiigt'c(i Islorn cli Inclonesirz, Jumal

Imajinasi Vol 2, No 1. 2006

1

--'

Page 95: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

24

Eddy Fauzy Effendy, Seni Lukis Kaligrctfi

Islami, (Yogyakarla: Media Kreativa

Sejahtera, 2019)

13

25C. Israr, Sejarah Kesenian Islam, jilid 1,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1918)52

26

)ulengctjar

(Jakarla:

Fauzi Salim Afifi, Carct

Kaligrafi: Pedomcm Gruu,

Daarul Ulum Press, 2009)

5,12,13,

14,15,

16, 17,

i8,20,

21

27

King Faisal Center fol Research and

Islamic Studies, Arabic Calligraphy

Monuscripts, (Riyaclh, Saudi Arabia:

Saudi Arabian Printing Company, 1987)

50, 54,

56 57

5R 59

28

Peggy Klaus, The Hord TrLLth abottt Soft

Skills, (New York: Harper Collins

Publisher, 2007)

2,70

29

Ikhsan S. Putra & Aryanti Pratirvi,

Sukses dengan So/i Skills, (Bandung:

Direktorat Pendidikan ITB, 20C5)

5, 11

30

Firdaus, Urgensi Solr Skills dan Character

Building bagi Mahasiswa" JLtrnal TAPIs,

Vol. 14 No.Ol Januari-Juni2011

62

31

Yudhi Munadi, Perangkot Pembelcjaron,

Modul UIN Jakarla: 2019 (tidak

diterbitkan.l

5,6, 10

)./_

)9, 37,

43.70

JJ Ayi Sisma Roisudin, Menumbuhkan

Ahmad Tafsir, Ilnru Pencliclikan Islani,

Cet ke-r1,(Bandung: PT Remaia

Rosdakaya,20l6)

Page 96: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

Nilai-Nilai Karakter rnelalui Pendidikan

Khat Al-'Arabiy: Studi Kasus di Sekolah

Kaligrafi A1-Quran (SAKAL) Pondok

Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar

Jombang, Didaktika Religia: Jottrnal Of

Islamic Education, Vol. 3, No. 1, 2015

34

Syamsul Cahyo Arifin, "Niiai-Nilai

Pendidikan Islam clalarn Seni Kaligrat-r di

Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah

Yogyakarla", Skripsi pacla Sekoiah Tinggi

Agama Islam Al Husaian Magelang,

Magelang, 201.7, tidak dipublikasikan

35

Maryono, Nilai-Nilai Pendidikan dalarn

Seni Kaligrafi Kalya Syaiful Adnan,

Wahana Islantika: Jurnol Stucli

Keislaman, Vol. 4 No. 1 April 2018

36

Arief Furchan, Pengantar Penelitian

dalam Pendidikcm, (Surabaya: Usaha

Nasional, 2008)

415

)/

A. Muri Yusuf, Metode Penelition:

Ktrantitatif, Kualitati/, dan Penelitian

GabLtngan, (Jakarla: Pranadamedia

Group, 2014),

384,372,

391,394,

395

J6

Nusa Putra dan Santi Lisnarvati,

Penelitian Kuolitotif Penditlikcrtt Agomct

Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2013)

JJ

39Lexy J. Moleong. l,letodologi Pettelitian

KtLolitotif Edisi 1?elisi, (Banclung: PT248

Page 97: NILAI NILAI EDUKASI DALAM MENULIS KALIGRAFI ARAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49432/1/skripsi... · LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang be{udul

Remaja Rosdakarya, 20 1 0)

40LEMKA, Draf ADTART LEMKA (Pada

Musyawarah Tahur-ran LEMKA. 2013)

11

Makmur Haji Harun. Eksistensi Seni

Kaligrafi Islarn Dalam Dakrvah:

Tantangan, Peluang dan Harapan. Jtnnal

Research Gate, Oktober 2015

42

Eddy Fauzy Effendy, Seni Lttkis

Kaligrafi Islami, (Yogyakarla: Media

Kleativa Sejahtera), 20 1 9

43

-->