new_bab 1 dan bab 2 (zulia catur prihatin)
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Konstruksi box tunnel dengan konstruksi beton bertulang pada Proyek Box Tunnel
Cijago Depok yang dikerjakan oleh PT. Waskita Karya dengan posisi crossing tegak lurus
antara jalan tol dengan jalan Raya Bogor,
Konstruksi box tunnel berfungsi untuk pengguna jalan, dan digunakan untuk aliran
sungai yang berada di sisi Jalan Raya Bogor (sejajar Jalan Raya Bogor). Konstruksi box
tunnel ini menggunakan konstruksi bored pile bertujuan untuk dinding penahan tanah
sekaligus kolom box tunnel.
Konstruksi box tunnel dikerjakan dalam 3 tahap. Tahap I, II dan III. Tahap I sendiri akan
direncanakan dalam 3 sequence, tahap 1 untuk area box tunnel, tahap 1A dan 1B untuk area
pendukung konstruksi di sisi jalan Raya Bogor. Mengingat terbatasnya waktu pelaksanaan
pekerjaan, maka koordinasi dan pemilihan metode pelaksanaan yang tepat sangat diperlukan
agar proyek dapat berjalan tepat waktu dan memenuhi kualitas yang diharapkan. Pada proyek
ini mempunyai tingkat resiko tinggi terhadap keselamatan para pekerja, misalnya bila terjadi
kecelakaan pada pemasangan tulangan dinding untuk box tunnel.
Oleh sebab itu dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis melakukan alias mengenai
pelaksanaan SMK3 padap royek pembangunan box tunnel Cijago Depok, sehinggadari data –
data yang di dapat penulis dapat mengambil kesimpulan mengenai pelaksanaan SMK3pada
proyek pembangunan box tunnelCijago Depok.
Dan jugahasildariTugasAkhirinidapatbergunabagipenulisdalampelaksanaannyasetelah
lulus program DIII TeknikSipilPoliteknikNegeri Jakarta.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian dikalangan pemerintah dan bisnis sejak
dulu. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Keberhasilan pembangunan dibidang ketenagakerjaan sangat menentukan
pembangunan secara keseluruhan. Pada suatu proyek yang sedang berjalan, tenaga kerja
1
sebagai aset nasional dan modal dasar pembangunan mempunyai peranan yang sangat
penting dan posisi yang strategis. Selain tenaga kerja, manajemen juga mempunyai peranan
sangat penting, karena berpengaruh terhadap suksesnya pelaksanaan proyek box tunnelCijago
Depok. Dalam hal ini manajemen sebagai ilmu perilaku tidak terlepas dari tanggung jawab
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Manajemen K3 pada dasarnya mencari dan
mengungkapkan kelemahan operasional yang mungkin menyebabkan terjadinya kecelakaan
kerja.
Penurunan kondisi kesehatan dan kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan kerugian
secara ekonomis seperti, penurunan efisiensi dan produktivitas tetapi juga menimbulkan
kerugian non ekonomis yang sulit dinilai, seperti citra perusahaan menjadi negatif maka dari
itu untuk membantu lancarnya pembangunan suatu proyek dibutuhkan Penerapan Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) secara tepat , berguna untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja, kerusakan alat maupun material, maupun hal lain
yang menggangu proses pelaksanaan pembangunan proyek box tunnelcijago Depok. Untuk
itu penulis mencoba menganalisa sejauh mana pelaksanaan (SMK3) yang dilaksanakan PT
Waskita Karya pada proyek box tunnelCijago Depok.
1.2 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui sejauh mana efektif pelaksanaan program SMK3 pada proyek box
tunnelCijago Depok.
1.3 Alasan Pemilihan Judul
Alasan saya mengambil judul tugas akhir ‘‘PelaksanaanSMK3
padaproyekpembangunanbox tunnelCijago Depok ‘‘ karena masalah SMK3 sangat penting
dan dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan biaya, waktu
maupun mutu pekerjaan yang dihasilkan.
1.4 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka akan timbul permasalahan yang akan diambil
dalam Tugas Akhir ini, yaitu :
o Bagaimanapelaksanaan program SMK3padaproyekPembangunanbox tunnelCijago
Depok ?
1.5 PEMBATASAN MASALAH
Permasalahan yang akan dibahas, dibatasi pada hal berikut :
2
Bagaimana pelaksanaan program SMK3 pada proyek Pembangunan box tunnel
Cijago Depok.
1.6 METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penulisan Tugas Akhir ini seluruh data-data yang digunakan penulis sebagai
bahan penulisan diperoleh melalui :
a. Studi Pustaka
Studi keperpustakaan merupakan metode yang digunakan dalam mengambil
keputusan penyelesaian masalah dan mengumpulkan data berdasarkan buku-buku
yang memberikan gambaran secara umum.
b. Studi Lapangan
Studi Lapangan merupakan metode pengumpulan data yang ada di lapangan dan dari
Lembaga terkait untuk mendapatkan fakta-fakta yang ada dan mencari keterangan-
keterangan secara faktual serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan
praktek-praktek yang sedang berlangsung sesuai yang diharapkan.
c. Wawancara
Metode tanya jawab langsung kepada pihak yang berkepentingan dalam hal
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dimana penulis bertanya langsung kepada
pengawas K3 di proyek box tunnel Cijago Depok.
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
Pada bab ini penulisan Tugas Akhir ini terbagi dalam lima bab, yang tiap babnya
terbagi lagi menjadi beberapa sub bab yang secara garis besar sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Berisikantentanglatarbelakangpermasalahan, permasalahan,
batasanpermasalahan, tujuanpenulisan, pengesahanjudul, alasanpemilihanjudul,
metodepemilihan data dansistimatikapenulisan.
Bab II DasarTeori
Merupakanpembahasantentang program K3 secaraumum,
mencangkuppengertiandasarmanajemen K3, tujuan K3, dasarhukum K3.
3
Bab III Pengenalan Proyek
Dalambabinidibahastentanggambaranumumproyek, perencanaan
SMK3,penerapan SMK3 di lapangan dan pengawasan SMK3 di lapangan.
Bab IV Analisa dan Pembahasan
Berisikantentanghasilanalisaperencanaan, organisasiSMK3,
penerapandanpengawasan program SMK3 padaproyekpembangunan Box Tunnel.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Merupakankesimpulantentangpenerapan SMK3 padaproyekpembangunan Box
Tunnel.
Merupakan saran tentang penerapan SMK3 pada proyek pembangunan Box
Tunnel.
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
2.1.1 Arti Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
pengakajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamataan dan kesehatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang selamat, aman , efisien dan produktif.1
(Pasal 1 ayat (1)PerMen.No.PER.50/MEN/2012).
SMK3 adalah standar yang diadopsi dari standar Australia AS4801 ini serupa
dengan Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001, standar
ini dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi dan lembaga standarisasi kelas dunia.2
2.1.2 Tujuan dan Sasaran Sistem Manajemen K3
Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah untuk menciptakan suatu
sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman,efisien, dan produktif.
(Pasal 2 Per.Menaker No. PER.50/MEN/2012 Tentang SMK3).
Tujuan SMK3 adalah menciptakan suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja,
kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah
danmengurangi kecelakaan, dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja
yang
aman, efisien dan produktif. (Permenaker no 5, 1996).
1 Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 di Indonesia 1900-2000,Jakarta,2000,p.258
5
2Konsultank3.com/training/referensi-buku-sistem-manajemen-k3.html2.2 Arti dan Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2.2.1 Arti Keselamatan
Mengendalikan kerugian kecelakaan ( control of accident loss )
Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol)
resiko yang tidak bisa diterima ( The ability to identify and eliminate
unacceptable risks )3
2.2.2 Arti Kesehatan
Derajat / tingkat keadaan fisik dan psikologi individu ( the degree of
phisiological and psyclogical well being of the individual )
2.2.3 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dengan pengertian pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di
tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan
peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.4
(Pasal 1 ayat (1) PerMen PU No. 09/PER/M/2008)
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu kondisi-kondisi atau
faktor-faktor yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan karyawan atau pekerja lainnya (termasuk pekerja sementara dan
kontraktor), tamu, atau orang lain di tempat kerja. (OHSAS 18001, 2007).
2.2.4 Tujuan K3
a. Sumber-sumber produksi/aset perusahaan dapat dipakai secara aman dan
efisien.
b. Memberikan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan :
1. Tenaga Kerja
2. Orang Lain di tempat kerja
c. Mencegah Kecelakaan Kerja :
1. Peledakan
3Ibid4Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 Indonesia 1900-2000, Jakarta,2000,p.258
6
2. Kebakaran
3. Penyakit Akibat Kerja dan gangguan kesehatan pada umumnya
d. Meningkatkan Produktivitas
2.3 Hukum Yang Menangani Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3)
2.3.1 Peraturan Pemerintah
1.Pasal 27 ayat (2) Undang – Undang Dasar 1945;
2.Undang – Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
3.Undang – Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan;
4.Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Mentri Pekerjaan
umum Nomor : 174/Men/1986 & 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi;
5.Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1992 tentang Tata
cara Penunjukkan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/2012 tentang
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
7
2.3.2Syarat – Syarat SMK35
Dengan Peraturan perundangan ditetapkan syarat – syarat Keselamatan Kerja
untuk:
a. Menecegah dan Mengurangi kecelakaan ;
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian – kejadian lain yang berbahaya;
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan getaran;
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik,
psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya;
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang;
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. Mengamankan dan meperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
( Pasal 3 ayat (1) UU No. 1 Th. 1970 tentang Keselematan Kerja)
5 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta,2011
8
2.4 Manfaat dan Tujuan Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3)
2.4.1 Manfaat Penerapan SMK3 pada tempat Konstruksi
2.4.1.1 Manfaat Bagi Kontraktor6
a. Mendapatkan predikat perusahaan yang aman bekerja.
b. Perusahaan di sukai pekerja.
c. Dipercaya Owner.
d. Relasi bagi pinjaman asuransi.
e. Menepis anggapan bahwa perusahaan hanya ingin mendapatkan
keuntungan saja.
f. Mengurangi biaya yang lebih besar.
g. Mengurangi kerugian waktu yang lebih besar.
h. Meningkatkan produktivitas pekerja merasa aman dalam pekerja.
i. Tidak ada penerangan dengan pemerintah dan LSM.
2.4.1.2 Manfaat Bagi para Pekerja
a. Ada jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Asuransi).
b. Meningkatkan produktivitas kerja.
c. Membuat ragu kerja yang baik.
d. Menjadi disiplin kerja.
2.4.1.3 Manfaat Bagi Pemberi Kerja (Owner).
a. Mendapatkan pekerjaan mutu baik dan aman.
b. Tidak ada penundaan waktu.
c. Tidak mendatangkan peralatan tambahan.
6 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta,2011
9
d. Waktu operasional tepat waktu.
2.4.2 Tujuan Penerapan SMK37
a. Menepatkan tenaga kerja yang seuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai manusia(pasal 27 ayat (2) UUD 1945).
b. Meningkatkan komitmen pimpinan perusahaan dalam melindungi
tenga kerja.
c. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi
kompetisi perdagangan global.
d. Proteksi terhadap industri dalam negeri.
e. Meningkatkan daya saing dalam perdagangan Internasional.
f. Mengelimini : boikot LSM internasional terhadap produk ekspor
nasional.
2.4.3 Prinsip Dasar dan Unsur – unsur pada SMK3
2.4.3.1 Prinsip Dasar SMK3
a. Tenaga kerja berhak untuk mendaptkan jaminan Keselamatan
dalam melakukan pekerjaan.
b. UU Bo.1/1970 jo.Ps.21 ayat (2) UUD 1945.
c. Tujuan K3 untuk melindungi tenaga kerja dan mengamankan
asset perusahaan dari resiko kecelakaan.
d. Kecelakaan kerja menurunkan produktivitas.
e. Tenaga kerja bukan komoditas (deklarasi Philadelphia 1944).
f. 2 hal penting yang terkait issue perburuhan dalam perjanjiian.
WTO 1996 di Singapore:
1. ILO sebagai badan yang menetapkan Standar Perburuhan.
2. Standar Perburuhan tidak akan digunakan untuk keperluan
proteksi perdagangan bebas.
g. Standar K3 ( termasuk SMK3) merupakan bagian dari standar
perburuhan.
7 Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 di Indonesia 1900-2000,Jakarta,2000,p.258
10
2.4.3.2 Unsur – unsur Program K3 (SMK3)
a. Administrasi dan Prosedur.
b. Identifikasi Bahaya ( Hazards Identification ).
c. Pembinaan dan Pelatihan ( Safety Training & Education ).
d. Evaluasi Keselamatan Proyek ( Project Safety Review ).
e. Pengelolaan Bahaya Operasi ( Operational Hazards Management ).
f. Sitem Ijin Kerja ( Work Permit System ).
g. Manajemen Kebakaran ( Fire Management ).
h. Alat Keselamatan ( Safety Equipment ).
i. Keselamatan Kontraktor ( Contractor Safety ).
j. Keselamatan Lalu Lintas Jalan ( Traffic Safety ).
k. Inspeksi K3 ( OHS Inspection ).
l. Keselamatan Produk ( Product Safety ).
m. Manajemen B3 ( Hazardous Material Management ).
n. Panitia Pembina K3 ( OHS Committee ).
o. Penyelidikan Kecelakaan ( Incident Investigation ).
p. Pengelolaan Limbah ( Waste Management ).
q. Sistem Pelaporan K3 ( OHS Reporting System ).
r. Pengelolaan Keadaan Darurat ( Emegancy Preparedness ).
s. Audit K3 ( OHS Audit ).
2.5 Pedoman Penerapan SMK3
Gambar 2.0 Penrapan SMK3
11
2.5.1 Komitmen dan Kebijakan
1. Kepemimpinan&Komitmen
2. TinjauanAwal K3 (Initial Review)
3. Kebijakan K3
Pada sub bab Komitmen dan kebijakan yang secara garis besar adalah
sebagai berikut :
2.5.1.1 Kepemimpinan dan Komitmen8
a. Membentuk organisasi tempat kerja untuk terciptanya K3.
b. Menyediakan anggaran dan tenaga kerja yang sesuai bidang K3.
c. Menetapkan personil yang mempunyai tanggung jawab dan
wewenang yang jelas dalam penanganan K3.
d. Perencanaan K3 yang terkoordinasi.
e. Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3.
2.5.1.2 Tinjauan awal ( intial review )9
a. Mengidentifikasi kondisi yang ada dibandingkan dengan ketentuan
pedoman SMK3.
b. Mengidentifikasi sumber bahaya yang berkaitan dengan kegiatan
perusahaan.
c. Penilaian tingkat pengetahuan, pemenuhan peraturan perundangan
standar K3.
d. Membandingkan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain
yang lebih baik.
e. Meninjau sebab akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi dan
gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan K3.
f. Menilai efisiensi dan efektifitas sumber daya yang disediakan.
8 Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 di Indonesia 1900-2000,Jakarta,2000,p.2589 Fkm.unair.ac.id/s2k3/files/mk/auditk3/PENERAPANSMK3.BARU.pdf
12
2.5.1.3 Kebijakan SMK310
a. Komitmen tertulis yang ditandatangani oleh pengurus tertinggi
(pengusaha atau pengurus).
b. Memuat visi dan tujuan bersifat dinamis.
c. Memuat kerangka kerja dan program kerja.
d. Dibuat melalui peroses konsoltasi dengan pekerja / wakil pekerja.
e. Disebarluaskan kepada seluruh pekerja.
2.5.2 Perencanaan SMK311
a. Identifikasi bahaya
Gambar 2.1 Identifikasi bahaya
b. Perencanaan manajemen resiko.
c. Menetapkan tujuan dan sasaran dari kebijakan K3.
d. Menggunakan indikator kinerja sebagai penilaian kinerja
K3.
Tabel 2.0 Indikator kinerja sebagai penilaian kinerja K3.
e. Menetapkan sistem pertanggung jawaban dan cara pencapaian
kebijakan K3.
13
FR = JumlahKasus X 200.00Jumlah Total Jam Kerja
SR = JumlahHariHilang X 200.00Jumlah Total Jam Kerja
10 Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 di Indonesia 1900-2000,Jakarta,2000,p.258
2.5.3 Penerapan SMK3
KetentuanPenerapan SMK3
- Setiapperusahaan yang mempekerjakantenagakerjasebanyak 100 (seratus)
orang ataulebihdanatau;
- Mengandungpotensibahaya yang ditimbulkanolehkarakteristik proses
ataubahanproduksi yang
dapatmengakibatkankecelakaankerjasepertipeledakan, kebakaran,
pencemarandanpenyakitakibat;
- WajibdilaksanakanolehPengurus,
Pengusahadanseluruhtenagakerjasebagaisatukesatuan.
1. JaminanKemampuan
2. KegiatanPendukung
3. IdentifikasiSumberBahaya, PenilaiandanPengendalianResiko
2.5.3.1 Jaminan Kemampuan12
a. Tersedianya sumber daya manusia yang terlatih yang memahami
SMK3, sarana dan dana yang memadai.
b. Tersedianya sistem dan prosedur yang terintegrasi dengan.
SMK3.
c. Adanya tanggung jawab dan akuntabilitas dari pengurus SMK3.
d. Adanya konsultasi, motivasi dan kesadaran pekerja tentang SMK3.
e. Adanya komunikasi dengan pekerja tentang penerapan SMK3.
f. Adanya seleksi penilaian dan pelatihan kompetensi untuk
kerja.
14
11 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Jakarta,2011
12 Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 di Indonesia 1900-2000,Jakarta,2000,p.258
2.5.3.2 Kegiatan Pendukung13
a. Komunikasi dua arah yang efektif antara pengurus dan pekerja.
b. Pelaporan guna menjamin SMK3dipantau kinerjanya dan ditingkatkan.
c. Dokumentasi sistem dan prosedur kegiatan perusahaan
d. Pengendalian dokumen hanya berlaku yang digunakan.
e. Adanya pengendalian rekaman sebagai bukti penerapan SMK3.
2.5.3.3 Identifikasi sumber bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Resiko14
a. Pada saat perancangan rekayasa pengadaan dan pelaksanaan.
b. Lakukan pengendalian adminstrasi dan APD pada pelaksanaan.
c. Tinjauan ulang kontrak dan persyaratan dalam saat pembelian.
d. Persiapan prosedur menghadapi keadaan daruratinsiden dan pemulihan
keadaan darurat.
2.5.4 Pengukuran dan Evaluasi15
2.5.4.1 Fungsi kegiatan tahap pengukuran dan evaluasi
a. Memantau, mengukur dan mengevaluasi kinerja SMK3.
b. Mengetahui keberhasilan / efektifitas penerapan SMK3.
c. Mengidentifikasi dan melakukan tindakan perbaikan yang perlu.
2.5.4.2 Prosedur yang di dokumentasi
a. Inspeksi dan pengujian.
b. AUDIT SMK3.
c. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan.
15
13P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Jakarta,2011
14 Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 di Indonesia 1900-2000,Jakarta,2000,p.258
15Fkm.unair.ac.id/s2k3/files/mk/audit K3/PENERAPAN/SMK3.BARU.pdf
2.5.5 Peninjauan Ulang dan Peningkatan oleh Manajemen.
a. Evaluasi terhadap penerapan dan kinerja SMK3.
b. Tinjauan ulang tujuan, sasaran dan kinerja SMK3.
c. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut temuan audit SMK3.
d. Evaluasi efektivitas penerapan SMK3 dan kebutuhan perubahan
SMK3.
2.6 Keselamatan Kerja pada Pekerjaan Konstruksi
2.6.1 Memasuki Lokasi Proyek16
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan
mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.
( Pasal 13 UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja )
2.6.2 AUDIT17
2.6.2.1 Pengertian AUDIT
AUDIT K3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen
untuk menemukan suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan
prosedur yang direncanakan dan dilaksanakan secara efektif dan cocok untuk
mencapai kebijakan serta tujuan perusahaan.
16
16 Prokum.esdm.go.id/uu/1970/uu-01-1970.pdf17 resume-materi-9-smk3-dan-audit-smk3
2.6.3 Tujuan Audit K318
Tujuan Audit K3 adalah untuk membuktikan dan mengukur tingkat
keberhasilan pelaksanaan dan penerapan K3 ditempat kerja.
2.6.4 Jenis Audit K3
Jenis-jenis audit K3 dibagi menjadi 2 , yaitu :
- Audit Internal : dilakukan secara berkala oleh petugas internal perusahaan
yang kompeten malakukan audit secara independen.
- Audit External : dilakukan paling sedikit 3 tahun sekali oleh Auditor dari
badan Audit Independen yang ditunjuk pemerintah
(Depnaker).
2.6.5 Syarat – syarat Audit K3
Dilakukan secara sistematik dan independen, frekuensi berkala, petugas
mampu dan ahli, metodelogi obyektif berdasarkan fakta, memperhatikan hasil
audit sebelumnya dan sumber-sumber bahaya.
2.7 AUDIT SMK3
2.7.1 Elemen Kriteria Pelaksanaan Audit SMK319
a. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen.
b. Strategi pendokumentasian.
c. Tinjau ulang dan kotrak.
d. Pengendalian dokumen.
e. Pembelian.
f. Keamanan bekerja berdasarkan Sistem Manajemen K3 ( SMK3 ).
g. Standar pemantauan.
h. Pelaporan dan perbaikan kekurangan.
i. Pengelolaan material / alat dan perpindahannya.
j. Pengumpulan dan penggunaan data.
k. Audit SMK3.
l. Pengembangan keterampilan dan kemampuan.
17
18 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Jakarta,2011
2.7.2 Siklus SMK3
a. Leadership dan Komitmen tinjauan awal kebijakan.
b. Perencanaan.
c. Perencanaan.
d. Penerapan.
e. Penerapan.
f. Penerapan.
g. Pengukuran dan Evaluasi.
h. Manajemen Review dan improvement.
i. Penerapan.
j. Pengukuran dan evaluasi.
k. Pengukuran dan evaluasi.
l. Manajemen Review dan improvement.
2.8 Inspeksi K3
Inspeksi K3 adalah kegiatan memeriksa mengecek mengukur segala sesuatu
dan mencatat apakah sesuai atau tidak terhadap standar K3.
18
19 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Jakarta,2011
2.8.1 Tujuan Inspeksi K320
Secara Umum adalah untuk mengidentifikasi masalah potensial, kekurangan sarana
kerja, kinerja K3 disuatu bagian akibat suatu perubahan apa
ada tindakan yang memadai, menilai hasil kerja, menunjukan
komitmen.
Secara Khusus adalah memeriksa hasil pelaksanaan setiap rincian program K3,
memeriksa sarana baru, mengukur hasil usaha dan peran serta
supervisor terhadap K3.
2.8.2 Klasifikasi Inspeksi K321
1. Inspeksi Umum Berkala : dilakukan bersama berbagai disiplin.
2. Inspeksi Mendadak : karena suatu sebab yang perlu.
3. Inspeksi Berkelanjutan : kegiatan konstruksi dari awal sampai dengan akhir.
4. Inspeksi Khusus : kegiatan yang perlu perhatian khusu / istimewa.
19
20http://yusufbrofifteen.blogspot.com/21 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Jakarta,2011
2.8.3 Perbedaan Antara Audit dan Inspeksi22
Tabel 2.1 Perbedaan Antara Audit dan Inspeksi
AUDIT INSPEKSI
Upaya mencari ketidaksamaan didalam
sistem dimana kegiatan dilakukan secara
terhadap area keseluruhan sistem K3
yang ada diperusahaan.
Mengukur efektifitas dari pelaksanaan
suatu sistem.
Dokumen terhadap suatu sistem.
Penekanan terhadap proses.
Metoda pelaksanaan tinjauan ulang
mencari kesesuaian dan observasi.
Upaya menemukan sumber bahaya
dengan memeriksa standar yang
berhubungandengan bahaya tersebut.
Menemukan kesesuaian dari suatu obyek.
Dokumen terhadap suatu proyek
Penekanan terhadap hasil akhir.
Metoda pelaksanaan pengujian secara
teknis dan mendetail.
2.9 SMK3 INTERNASIONAL
2.9.1 Ruang Lingkup OHSAS
OHSAS 18001 memberikan spesifikasi persyaratan untuk sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja, untuk organisasi mengendalikan resiko dan
memperbaiki kinerja keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ).
2.9.1.1 Persyaratan Umum
Organisasi akan membangun, mendokumentasikan,
melaksanakan, memelihara, dan berkelanjutan mengembangkan sistem
manajemen K3 menurut persyaratan standar OHSAS dan menentukan
bagaimana SMK3 ini memenuhi syarat-syarat tersebut.
20
22 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Jakarta,2011
2.9.2 Istilah dalam OHSAS
a. Accident
b. Audit
c. Continual Improvement
d. Hazard
e. Incedent
f. Near Miss
g. Interested Parties
h. non – conformance
i. OH & S
j. OHSMS
k. Organization
l. Risk
m. Risk Assessment
2.10 Persyaratan – persyaratan OHSAS
2.10.1 Persyaratan Umum
a. Kewenangan manajemen puncak.
b. Sesuai dengan skala & sifat risiko K3 organisasi.
c. Mencakup komitemen perbaikan berkelanjutan.
21
d. Mencakup komitmen untuk paling tidak mematuhi peraturan dan
persyaratan K3 yang berlaku.
e. Didokumentasikan, diterapkan, dipelihara, dan dikomunikasikan kepada
seluruh karyawan untuk ditunjukan untuk membangun kepeduliannya.
f. Tersedia untuk pihak ketiga.
g. Ditinjau secara periodik untuk memastikan tetap sesuai dengan kondisi
organisasi.
2.10.2 Kebijakan K3
a. Sesuai dengan sifat dan skala risiko K3 organisasi.
b. Mencakup komitmen perbaikan berkelanjutan
c. Mencakup komitmen minimal memenuhi peraturan K3 yang dapat
diterapkan dan persyaratan lain yang di ikuti oleh organisasi.
d. Didokumentasikan, diterapkan, dan dipelihara.
e. Dikomunikasikan kepada semua pekerja dengan maksud menjadikan
pekerja peduli terhadap kewajiban K3 mereka.
f. Tersedia untuk pihak – pihak yang berkepentingan.
g. Ditinjau secara periodik untuk memastikan bahwa masih relavan dan
sesuai dengan organisasi.
2.10.3 Perencanaan
2.10.3.1 Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko
a. Memperhatikan ruang lingkup, jenis kegiatan, organisasi dan
waktu agar bersifat proaktif.
b. Menetapkan klasifikasi risiko.
22
c. Mengidentifikasi resiko yang akan dihilangkan dan dikendalikan.
d. Konsisten dengan pengalaman operasi dan kemampuan
pengendalian risiko yang diterpkan.
e Menyediakan masukan untuk persyaratan fasilitas, kebutuhan,
pelatihan atau pengembangan dan pengendalian operasi.
f. Menetapkan pemantauan tindakan pengendalian resiko agar efektif.
2.10.3.2 Analisis Resiko
Analisis Resiko dilakukan dengan menentukan akibat yang
timbul dan kemungkinan akibat tersebut untuk dapat terjadi. Metode
analisis risiko dapat dilakukan dengan cara kualitatif, semikuantitatif
dan kuantitatif. Salah satu metode yang digunakan dalam analisis ini
yaitu matrik risiko ( kualitatif ).
Tabel. 2.2 Peluang/Kemungkinan
Tingkatan Kriteria Penjelasan
A Almost certain
/ Hampis pasti
Suatu kejadian akan terjadi pada semua
kondisi
Misal : terjadi berulang kali pada tiap
tahun
B Likely
/ Mungkin terjadi
Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada
hampir semua kondisi
C Moderate
/ Sedang
Suatu kejadian yang akan terjadi pada
beberapa kondisi tertentu
D Unlikely
/ Kemungkinannya
Suatu kejadian mungkin terjadi pada
kondisi tertentu, namun kecil kemungkinan
terjadinya
E Rate
/ Jarang sekali
Suatu insiden mungkin dapat terjadi pada
suatu kondisi yang khusus/luar
biasa/setelah bertahun-tahun lamanya
23
Tabel 2.1 Akibat
Tingkatan Kriteria Penjelasan
1 Insignifiicant/ tidak
signifikan
Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil
2 Minor/Minor Memerlukan perawatan P3K, on-siterelease langsung
dapat ditangani , kerugian materi sedang
3 Moderate/Sedang Memerlukan perawatan medis, on – siterelease dapat
ditangani dengan bantuan pihak luar, kerugian materi
cukup besar
4 Major/Mayor Cidera yang mengakibatkan cacat/hilang fungsi tubuh
secara total, off – siterelease tanpa efek merusak,
kerugian materi besar
5 Catastropic/Bencana Menyebabkan kematian, off – siterelease bahan toksik
dan efeknya merusak kerugian materi sangat besar
2.10.3.3 Persyaratan hukum dan lainnya
1. Menetapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi dan
akses persyaratan hukum lainnya
2. Menjaga informasi ini tetap uptodate
3. Mengkomunikasikan informasi yang relavan tentang
persyaratan hukum dan persyaratan lainnya kepekerja dan
pihak berkepentingan lainnya yang relevan
24