new_bab 1 dan bab 2 (zulia catur prihatin)

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Konstruksi box tunnel dengan konstruksi beton bertulang pada Proyek Box Tunnel Cijago Depok yang dikerjakan oleh PT. Waskita Karya dengan posisi crossing tegak lurus antara jalan tol dengan jalan Raya Bogor, Konstruksi box tunnel berfungsi untuk pengguna jalan, dan digunakan untuk aliran sungai yang berada di sisi Jalan Raya Bogor (sejajar Jalan Raya Bogor). Konstruksi box tunnel ini menggunakan konstruksi bored pile bertujuan untuk dinding penahan tanah sekaligus kolom box tunnel. Konstruksi box tunnel dikerjakan dalam 3 tahap. Tahap I, II dan III. Tahap I sendiri akan direncanakan dalam 3 sequence, tahap 1 untuk area box tunnel, tahap 1A dan 1B untuk area pendukung konstruksi di sisi jalan Raya Bogor. Mengingat terbatasnya waktu pelaksanaan pekerjaan, maka koordinasi dan pemilihan metode pelaksanaan yang tepat sangat diperlukan agar proyek dapat berjalan tepat waktu dan memenuhi kualitas yang diharapkan. Pada proyek ini mempunyai tingkat resiko tinggi terhadap keselamatan para pekerja, misalnya bila terjadi kecelakaan pada pemasangan tulangan dinding untuk box tunnel. Oleh sebab itu dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis melakukan alias mengenai pelaksanaan SMK3 padap royek pembangunan box tunnel Cijago Depok, sehinggadari data – data 1

Upload: ayuue-zulia

Post on 28-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Konstruksi box tunnel dengan konstruksi beton bertulang pada Proyek Box Tunnel

Cijago Depok yang dikerjakan oleh PT. Waskita Karya dengan posisi crossing tegak lurus

antara jalan tol dengan jalan Raya Bogor,

Konstruksi box tunnel berfungsi untuk pengguna jalan, dan digunakan untuk aliran

sungai yang berada di sisi Jalan Raya Bogor (sejajar Jalan Raya Bogor). Konstruksi box

tunnel ini menggunakan konstruksi bored pile bertujuan untuk dinding penahan tanah

sekaligus kolom box tunnel.

Konstruksi box tunnel dikerjakan dalam 3 tahap. Tahap I, II dan III. Tahap I sendiri akan

direncanakan dalam 3 sequence, tahap 1 untuk area box tunnel, tahap 1A dan 1B untuk area

pendukung konstruksi di sisi jalan Raya Bogor. Mengingat terbatasnya waktu pelaksanaan

pekerjaan, maka koordinasi dan pemilihan metode pelaksanaan yang tepat sangat diperlukan

agar proyek dapat berjalan tepat waktu dan memenuhi kualitas yang diharapkan. Pada proyek

ini mempunyai tingkat resiko tinggi terhadap keselamatan para pekerja, misalnya bila terjadi

kecelakaan pada pemasangan tulangan dinding untuk box tunnel.

Oleh sebab itu dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis melakukan alias mengenai

pelaksanaan SMK3 padap royek pembangunan box tunnel Cijago Depok, sehinggadari data –

data yang di dapat penulis dapat mengambil kesimpulan mengenai pelaksanaan SMK3pada

proyek pembangunan box tunnelCijago Depok.

Dan jugahasildariTugasAkhirinidapatbergunabagipenulisdalampelaksanaannyasetelah

lulus program DIII TeknikSipilPoliteknikNegeri Jakarta.

Keselamatan kerja telah menjadi perhatian dikalangan pemerintah dan bisnis sejak

dulu. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja

karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas

keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Keberhasilan pembangunan dibidang ketenagakerjaan sangat menentukan

pembangunan secara keseluruhan. Pada suatu proyek yang sedang berjalan, tenaga kerja

1

Page 2: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

sebagai aset nasional dan modal dasar pembangunan mempunyai peranan yang sangat

penting dan posisi yang strategis. Selain tenaga kerja, manajemen juga mempunyai peranan

sangat penting, karena berpengaruh terhadap suksesnya pelaksanaan proyek box tunnelCijago

Depok. Dalam hal ini manajemen sebagai ilmu perilaku tidak terlepas dari tanggung jawab

mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Manajemen K3 pada dasarnya mencari dan

mengungkapkan kelemahan operasional yang mungkin menyebabkan terjadinya kecelakaan

kerja.

Penurunan kondisi kesehatan dan kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan kerugian

secara ekonomis seperti, penurunan efisiensi dan produktivitas tetapi juga menimbulkan

kerugian non ekonomis yang sulit dinilai, seperti citra perusahaan menjadi negatif maka dari

itu untuk membantu lancarnya pembangunan suatu proyek dibutuhkan Penerapan Sistem

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) secara tepat , berguna untuk

mencegah terjadinya kecelakaan kerja, kerusakan alat maupun material, maupun hal lain

yang menggangu proses pelaksanaan pembangunan proyek box tunnelcijago Depok. Untuk

itu penulis mencoba menganalisa sejauh mana pelaksanaan (SMK3) yang dilaksanakan PT

Waskita Karya pada proyek box tunnelCijago Depok.

1.2 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui sejauh mana efektif pelaksanaan program SMK3 pada proyek box

tunnelCijago Depok.

1.3 Alasan Pemilihan Judul

Alasan saya mengambil judul tugas akhir ‘‘PelaksanaanSMK3

padaproyekpembangunanbox tunnelCijago Depok ‘‘ karena masalah SMK3 sangat penting

dan dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan biaya, waktu

maupun mutu pekerjaan yang dihasilkan.

1.4 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka akan timbul permasalahan yang akan diambil

dalam Tugas Akhir ini, yaitu :

o Bagaimanapelaksanaan program SMK3padaproyekPembangunanbox tunnelCijago

Depok ?

1.5 PEMBATASAN MASALAH

Permasalahan yang akan dibahas, dibatasi pada hal berikut :

2

Page 3: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

Bagaimana pelaksanaan program SMK3 pada proyek Pembangunan box tunnel

Cijago Depok.

1.6 METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam penulisan Tugas Akhir ini seluruh data-data yang digunakan penulis sebagai

bahan penulisan diperoleh melalui :

a. Studi Pustaka

Studi keperpustakaan merupakan metode yang digunakan dalam mengambil

keputusan penyelesaian masalah dan mengumpulkan data berdasarkan buku-buku

yang memberikan gambaran secara umum.

b. Studi Lapangan

Studi Lapangan merupakan metode pengumpulan data yang ada di lapangan dan dari

Lembaga terkait untuk mendapatkan fakta-fakta yang ada dan mencari keterangan-

keterangan secara faktual serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan

praktek-praktek yang sedang berlangsung sesuai yang diharapkan.

c. Wawancara

Metode tanya jawab langsung kepada pihak yang berkepentingan dalam hal

Kesehatan dan Keselamatan Kerja dimana penulis bertanya langsung kepada

pengawas K3 di proyek box tunnel Cijago Depok.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Pada bab ini penulisan Tugas Akhir ini terbagi dalam lima bab, yang tiap babnya

terbagi lagi menjadi beberapa sub bab yang secara garis besar sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Berisikantentanglatarbelakangpermasalahan, permasalahan,

batasanpermasalahan, tujuanpenulisan, pengesahanjudul, alasanpemilihanjudul,

metodepemilihan data dansistimatikapenulisan.

Bab II DasarTeori

Merupakanpembahasantentang program K3 secaraumum,

mencangkuppengertiandasarmanajemen K3, tujuan K3, dasarhukum K3.

3

Page 4: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

Bab III Pengenalan Proyek

Dalambabinidibahastentanggambaranumumproyek, perencanaan

SMK3,penerapan SMK3 di lapangan dan pengawasan SMK3 di lapangan.

Bab IV Analisa dan Pembahasan

Berisikantentanghasilanalisaperencanaan, organisasiSMK3,

penerapandanpengawasan program SMK3 padaproyekpembangunan Box Tunnel.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Merupakankesimpulantentangpenerapan SMK3 padaproyekpembangunan Box

Tunnel.

Merupakan saran tentang penerapan SMK3 pada proyek pembangunan Box

Tunnel.

4

Page 5: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

2.1.1 Arti Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)

SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang

meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,

proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian,

pengakajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamataan dan kesehatan kerja guna

terciptanya tempat kerja yang selamat, aman , efisien dan produktif.1

(Pasal 1 ayat (1)PerMen.No.PER.50/MEN/2012).

SMK3 adalah standar yang diadopsi dari standar Australia AS4801 ini serupa

dengan Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001, standar

ini dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi dan lembaga standarisasi kelas dunia.2

2.1.2 Tujuan dan Sasaran Sistem Manajemen K3

Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah untuk menciptakan suatu

sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur

manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam

rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta

terciptanya tempat kerja yang aman,efisien, dan produktif.

(Pasal 2 Per.Menaker No. PER.50/MEN/2012 Tentang SMK3).

Tujuan SMK3 adalah menciptakan suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja,

kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah

danmengurangi kecelakaan, dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja

yang

aman, efisien dan produktif. (Permenaker no 5, 1996).

1 Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 di Indonesia 1900-2000,Jakarta,2000,p.258

5

Page 6: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

2Konsultank3.com/training/referensi-buku-sistem-manajemen-k3.html2.2 Arti dan Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2.2.1 Arti Keselamatan

Mengendalikan kerugian kecelakaan ( control of accident loss )

Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol)

resiko yang tidak bisa diterima ( The ability to identify and eliminate

unacceptable risks )3

2.2.2 Arti Kesehatan

Derajat / tingkat keadaan fisik dan psikologi individu ( the degree of

phisiological and psyclogical well being of the individual )

2.2.3 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dengan pengertian pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di

tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan

peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.4

(Pasal 1 ayat (1) PerMen PU No. 09/PER/M/2008)

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu kondisi-kondisi atau

faktor-faktor yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi kesehatan dan

keselamatan karyawan atau pekerja lainnya (termasuk pekerja sementara dan

kontraktor), tamu, atau orang lain di tempat kerja. (OHSAS 18001, 2007).

2.2.4 Tujuan K3

a. Sumber-sumber produksi/aset perusahaan dapat dipakai secara aman dan

efisien.

b. Memberikan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan :

1. Tenaga Kerja

2. Orang Lain di tempat kerja

c. Mencegah Kecelakaan Kerja :

1. Peledakan

3Ibid4Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 Indonesia 1900-2000, Jakarta,2000,p.258

6

Page 7: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

2. Kebakaran

3. Penyakit Akibat Kerja dan gangguan kesehatan pada umumnya

d. Meningkatkan Produktivitas

2.3 Hukum Yang Menangani Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3)

2.3.1 Peraturan Pemerintah

1.Pasal 27 ayat (2) Undang – Undang Dasar 1945;

2.Undang – Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

3.Undang – Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan;

4.Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Mentri Pekerjaan

umum Nomor : 174/Men/1986 & 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan

dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi;

5.Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1992 tentang Tata

cara Penunjukkan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan

Kesehatan Kerja;

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/2012 tentang

Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja;

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 tentang

Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi;

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum;

9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2008 tentang

Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

7

Page 8: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

2.3.2Syarat – Syarat SMK35

Dengan Peraturan perundangan ditetapkan syarat – syarat Keselamatan Kerja

untuk:

a. Menecegah dan Mengurangi kecelakaan ;

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian – kejadian lain yang berbahaya;

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;

f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar

radiasi, suara dan getaran;

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik,

psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara

dan proses kerjanya;

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman

atau barang;

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

p. Mengamankan dan meperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

penyimpanan barang;

q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan

berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

( Pasal 3 ayat (1) UU No. 1 Th. 1970 tentang Keselematan Kerja)

5 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta,2011

8

Page 9: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

2.4 Manfaat dan Tujuan Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3)

2.4.1 Manfaat Penerapan SMK3 pada tempat Konstruksi

2.4.1.1 Manfaat Bagi Kontraktor6

a. Mendapatkan predikat perusahaan yang aman bekerja.

b. Perusahaan di sukai pekerja.

c. Dipercaya Owner.

d. Relasi bagi pinjaman asuransi.

e. Menepis anggapan bahwa perusahaan hanya ingin mendapatkan

keuntungan saja.

f. Mengurangi biaya yang lebih besar.

g. Mengurangi kerugian waktu yang lebih besar.

h. Meningkatkan produktivitas pekerja merasa aman dalam pekerja.

i. Tidak ada penerangan dengan pemerintah dan LSM.

2.4.1.2 Manfaat Bagi para Pekerja

a. Ada jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Asuransi).

b. Meningkatkan produktivitas kerja.

c. Membuat ragu kerja yang baik.

d. Menjadi disiplin kerja.

2.4.1.3 Manfaat Bagi Pemberi Kerja (Owner).

a. Mendapatkan pekerjaan mutu baik dan aman.

b. Tidak ada penundaan waktu.

c. Tidak mendatangkan peralatan tambahan.

6 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta,2011

9

Page 10: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

d. Waktu operasional tepat waktu.

2.4.2 Tujuan Penerapan SMK37

a. Menepatkan tenaga kerja yang seuai dengan harkat dan martabatnya

sebagai manusia(pasal 27 ayat (2) UUD 1945).

b. Meningkatkan komitmen pimpinan perusahaan dalam melindungi

tenga kerja.

c. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi

kompetisi perdagangan global.

d. Proteksi terhadap industri dalam negeri.

e. Meningkatkan daya saing dalam perdagangan Internasional.

f. Mengelimini : boikot LSM internasional terhadap produk ekspor

nasional.

2.4.3 Prinsip Dasar dan Unsur – unsur pada SMK3

2.4.3.1 Prinsip Dasar SMK3

a. Tenaga kerja berhak untuk mendaptkan jaminan Keselamatan

dalam melakukan pekerjaan.

b. UU Bo.1/1970 jo.Ps.21 ayat (2) UUD 1945.

c. Tujuan K3 untuk melindungi tenaga kerja dan mengamankan

asset perusahaan dari resiko kecelakaan.

d. Kecelakaan kerja menurunkan produktivitas.

e. Tenaga kerja bukan komoditas (deklarasi Philadelphia 1944).

f. 2 hal penting yang terkait issue perburuhan dalam perjanjiian.

WTO 1996 di Singapore:

1. ILO sebagai badan yang menetapkan Standar Perburuhan.

2. Standar Perburuhan tidak akan digunakan untuk keperluan

proteksi perdagangan bebas.

g. Standar K3 ( termasuk SMK3) merupakan bagian dari standar

perburuhan.

7 Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 di Indonesia 1900-2000,Jakarta,2000,p.258

10

Page 11: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

2.4.3.2 Unsur – unsur Program K3 (SMK3)

a. Administrasi dan Prosedur.

b. Identifikasi Bahaya ( Hazards Identification ).

c. Pembinaan dan Pelatihan ( Safety Training & Education ).

d. Evaluasi Keselamatan Proyek ( Project Safety Review ).

e. Pengelolaan Bahaya Operasi ( Operational Hazards Management ).

f. Sitem Ijin Kerja ( Work Permit System ).

g. Manajemen Kebakaran ( Fire Management ).

h. Alat Keselamatan ( Safety Equipment ).

i. Keselamatan Kontraktor ( Contractor Safety ).

j. Keselamatan Lalu Lintas Jalan ( Traffic Safety ).

k. Inspeksi K3 ( OHS Inspection ).

l. Keselamatan Produk ( Product Safety ).

m. Manajemen B3 ( Hazardous Material Management ).

n. Panitia Pembina K3 ( OHS Committee ).

o. Penyelidikan Kecelakaan ( Incident Investigation ).

p. Pengelolaan Limbah ( Waste Management ).

q. Sistem Pelaporan K3 ( OHS Reporting System ).

r. Pengelolaan Keadaan Darurat ( Emegancy Preparedness ).

s. Audit K3 ( OHS Audit ).

2.5 Pedoman Penerapan SMK3

Gambar 2.0 Penrapan SMK3

11

Page 12: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

2.5.1 Komitmen dan Kebijakan

1. Kepemimpinan&Komitmen

2. TinjauanAwal K3 (Initial Review)

3. Kebijakan K3

Pada sub bab Komitmen dan kebijakan yang secara garis besar adalah

sebagai berikut :

2.5.1.1 Kepemimpinan dan Komitmen8

a. Membentuk organisasi tempat kerja untuk terciptanya K3.

b. Menyediakan anggaran dan tenaga kerja yang sesuai bidang K3.

c. Menetapkan personil yang mempunyai tanggung jawab dan

wewenang yang jelas dalam penanganan K3.

d. Perencanaan K3 yang terkoordinasi.

e. Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3.

2.5.1.2 Tinjauan awal ( intial review )9

a. Mengidentifikasi kondisi yang ada dibandingkan dengan ketentuan

pedoman SMK3.

b. Mengidentifikasi sumber bahaya yang berkaitan dengan kegiatan

perusahaan.

c. Penilaian tingkat pengetahuan, pemenuhan peraturan perundangan

standar K3.

d. Membandingkan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain

yang lebih baik.

e. Meninjau sebab akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi dan

gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan K3.

f. Menilai efisiensi dan efektifitas sumber daya yang disediakan.

8 Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 di Indonesia 1900-2000,Jakarta,2000,p.2589 Fkm.unair.ac.id/s2k3/files/mk/auditk3/PENERAPANSMK3.BARU.pdf

12

Page 13: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

2.5.1.3 Kebijakan SMK310

a. Komitmen tertulis yang ditandatangani oleh pengurus tertinggi

(pengusaha atau pengurus).

b. Memuat visi dan tujuan bersifat dinamis.

c. Memuat kerangka kerja dan program kerja.

d. Dibuat melalui peroses konsoltasi dengan pekerja / wakil pekerja.

e. Disebarluaskan kepada seluruh pekerja.

2.5.2 Perencanaan SMK311

a. Identifikasi bahaya

Gambar 2.1 Identifikasi bahaya

b. Perencanaan manajemen resiko.

c. Menetapkan tujuan dan sasaran dari kebijakan K3.

d. Menggunakan indikator kinerja sebagai penilaian kinerja

K3.

Tabel 2.0 Indikator kinerja sebagai penilaian kinerja K3.

e. Menetapkan sistem pertanggung jawaban dan cara pencapaian

kebijakan K3.

13

FR = JumlahKasus X 200.00Jumlah Total Jam Kerja

SR = JumlahHariHilang X 200.00Jumlah Total Jam Kerja

Page 14: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

10 Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 di Indonesia 1900-2000,Jakarta,2000,p.258

2.5.3 Penerapan SMK3

KetentuanPenerapan SMK3

- Setiapperusahaan yang mempekerjakantenagakerjasebanyak 100 (seratus)

orang ataulebihdanatau;

- Mengandungpotensibahaya yang ditimbulkanolehkarakteristik proses

ataubahanproduksi yang

dapatmengakibatkankecelakaankerjasepertipeledakan, kebakaran,

pencemarandanpenyakitakibat;

- WajibdilaksanakanolehPengurus,

Pengusahadanseluruhtenagakerjasebagaisatukesatuan.

1. JaminanKemampuan

2. KegiatanPendukung

3. IdentifikasiSumberBahaya, PenilaiandanPengendalianResiko

2.5.3.1 Jaminan Kemampuan12

a. Tersedianya sumber daya manusia yang terlatih yang memahami

SMK3, sarana dan dana yang memadai.

b. Tersedianya sistem dan prosedur yang terintegrasi dengan.

SMK3.

c. Adanya tanggung jawab dan akuntabilitas dari pengurus SMK3.

d. Adanya konsultasi, motivasi dan kesadaran pekerja tentang SMK3.

e. Adanya komunikasi dengan pekerja tentang penerapan SMK3.

f. Adanya seleksi penilaian dan pelatihan kompetensi untuk

kerja.

14

Page 15: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

11 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, Jakarta,2011

12 Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 di Indonesia 1900-2000,Jakarta,2000,p.258

2.5.3.2 Kegiatan Pendukung13

a. Komunikasi dua arah yang efektif antara pengurus dan pekerja.

b. Pelaporan guna menjamin SMK3dipantau kinerjanya dan ditingkatkan.

c. Dokumentasi sistem dan prosedur kegiatan perusahaan

d. Pengendalian dokumen hanya berlaku yang digunakan.

e. Adanya pengendalian rekaman sebagai bukti penerapan SMK3.

2.5.3.3 Identifikasi sumber bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Resiko14

a. Pada saat perancangan rekayasa pengadaan dan pelaksanaan.

b. Lakukan pengendalian adminstrasi dan APD pada pelaksanaan.

c. Tinjauan ulang kontrak dan persyaratan dalam saat pembelian.

d. Persiapan prosedur menghadapi keadaan daruratinsiden dan pemulihan

keadaan darurat.

2.5.4 Pengukuran dan Evaluasi15

2.5.4.1 Fungsi kegiatan tahap pengukuran dan evaluasi

a. Memantau, mengukur dan mengevaluasi kinerja SMK3.

b. Mengetahui keberhasilan / efektifitas penerapan SMK3.

c. Mengidentifikasi dan melakukan tindakan perbaikan yang perlu.

2.5.4.2 Prosedur yang di dokumentasi

a. Inspeksi dan pengujian.

b. AUDIT SMK3.

c. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan.

15

Page 16: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

13P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, Jakarta,2011

14 Dewan K3 Nasional, Satu Abad K3 di Indonesia 1900-2000,Jakarta,2000,p.258

15Fkm.unair.ac.id/s2k3/files/mk/audit K3/PENERAPAN/SMK3.BARU.pdf

2.5.5 Peninjauan Ulang dan Peningkatan oleh Manajemen.

a. Evaluasi terhadap penerapan dan kinerja SMK3.

b. Tinjauan ulang tujuan, sasaran dan kinerja SMK3.

c. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut temuan audit SMK3.

d. Evaluasi efektivitas penerapan SMK3 dan kebutuhan perubahan

SMK3.

2.6 Keselamatan Kerja pada Pekerjaan Konstruksi

2.6.1 Memasuki Lokasi Proyek16

Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan

mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat

perlindungan diri yang diwajibkan.

( Pasal 13 UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja )

2.6.2 AUDIT17

2.6.2.1 Pengertian AUDIT

AUDIT K3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen

untuk menemukan suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan

prosedur yang direncanakan dan dilaksanakan secara efektif dan cocok untuk

mencapai kebijakan serta tujuan perusahaan.

16

Page 17: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

16 Prokum.esdm.go.id/uu/1970/uu-01-1970.pdf17 resume-materi-9-smk3-dan-audit-smk3

2.6.3 Tujuan Audit K318

Tujuan Audit K3 adalah untuk membuktikan dan mengukur tingkat

keberhasilan pelaksanaan dan penerapan K3 ditempat kerja.

2.6.4 Jenis Audit K3

Jenis-jenis audit K3 dibagi menjadi 2 , yaitu :

- Audit Internal : dilakukan secara berkala oleh petugas internal perusahaan

yang kompeten malakukan audit secara independen.

- Audit External : dilakukan paling sedikit 3 tahun sekali oleh Auditor dari

badan Audit Independen yang ditunjuk pemerintah

(Depnaker).

2.6.5 Syarat – syarat Audit K3

Dilakukan secara sistematik dan independen, frekuensi berkala, petugas

mampu dan ahli, metodelogi obyektif berdasarkan fakta, memperhatikan hasil

audit sebelumnya dan sumber-sumber bahaya.

2.7 AUDIT SMK3

2.7.1 Elemen Kriteria Pelaksanaan Audit SMK319

a. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen.

b. Strategi pendokumentasian.

c. Tinjau ulang dan kotrak.

d. Pengendalian dokumen.

e. Pembelian.

f. Keamanan bekerja berdasarkan Sistem Manajemen K3 ( SMK3 ).

g. Standar pemantauan.

h. Pelaporan dan perbaikan kekurangan.

i. Pengelolaan material / alat dan perpindahannya.

j. Pengumpulan dan penggunaan data.

k. Audit SMK3.

l. Pengembangan keterampilan dan kemampuan.

17

Page 18: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

18 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, Jakarta,2011

2.7.2 Siklus SMK3

a. Leadership dan Komitmen tinjauan awal kebijakan.

b. Perencanaan.

c. Perencanaan.

d. Penerapan.

e. Penerapan.

f. Penerapan.

g. Pengukuran dan Evaluasi.

h. Manajemen Review dan improvement.

i. Penerapan.

j. Pengukuran dan evaluasi.

k. Pengukuran dan evaluasi.

l. Manajemen Review dan improvement.

2.8 Inspeksi K3

Inspeksi K3 adalah kegiatan memeriksa mengecek mengukur segala sesuatu

dan mencatat apakah sesuai atau tidak terhadap standar K3.

18

Page 19: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

19 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, Jakarta,2011

2.8.1 Tujuan Inspeksi K320

Secara Umum adalah untuk mengidentifikasi masalah potensial, kekurangan sarana

kerja, kinerja K3 disuatu bagian akibat suatu perubahan apa

ada tindakan yang memadai, menilai hasil kerja, menunjukan

komitmen.

Secara Khusus adalah memeriksa hasil pelaksanaan setiap rincian program K3,

memeriksa sarana baru, mengukur hasil usaha dan peran serta

supervisor terhadap K3.

2.8.2 Klasifikasi Inspeksi K321

1. Inspeksi Umum Berkala : dilakukan bersama berbagai disiplin.

2. Inspeksi Mendadak : karena suatu sebab yang perlu.

3. Inspeksi Berkelanjutan : kegiatan konstruksi dari awal sampai dengan akhir.

4. Inspeksi Khusus : kegiatan yang perlu perhatian khusu / istimewa.

19

Page 20: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

20http://yusufbrofifteen.blogspot.com/21 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, Jakarta,2011

2.8.3 Perbedaan Antara Audit dan Inspeksi22

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Audit dan Inspeksi

AUDIT INSPEKSI

Upaya mencari ketidaksamaan didalam

sistem dimana kegiatan dilakukan secara

terhadap area keseluruhan sistem K3

yang ada diperusahaan.

Mengukur efektifitas dari pelaksanaan

suatu sistem.

Dokumen terhadap suatu sistem.

Penekanan terhadap proses.

Metoda pelaksanaan tinjauan ulang

mencari kesesuaian dan observasi.

Upaya menemukan sumber bahaya

dengan memeriksa standar yang

berhubungandengan bahaya tersebut.

Menemukan kesesuaian dari suatu obyek.

Dokumen terhadap suatu proyek

Penekanan terhadap hasil akhir.

Metoda pelaksanaan pengujian secara

teknis dan mendetail.

2.9 SMK3 INTERNASIONAL

2.9.1 Ruang Lingkup OHSAS

OHSAS 18001 memberikan spesifikasi persyaratan untuk sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja, untuk organisasi mengendalikan resiko dan

memperbaiki kinerja keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ).

2.9.1.1 Persyaratan Umum

Organisasi akan membangun, mendokumentasikan,

melaksanakan, memelihara, dan berkelanjutan mengembangkan sistem

manajemen K3 menurut persyaratan standar OHSAS dan menentukan

bagaimana SMK3 ini memenuhi syarat-syarat tersebut.

20

Page 21: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

22 P.T.Waskita Karya, Syarat-syarat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, Jakarta,2011

2.9.2 Istilah dalam OHSAS

a. Accident

b. Audit

c. Continual Improvement

d. Hazard

e. Incedent

f. Near Miss

g. Interested Parties

h. non – conformance

i. OH & S

j. OHSMS

k. Organization

l. Risk

m. Risk Assessment

2.10 Persyaratan – persyaratan OHSAS

2.10.1 Persyaratan Umum

a. Kewenangan manajemen puncak.

b. Sesuai dengan skala & sifat risiko K3 organisasi.

c. Mencakup komitemen perbaikan berkelanjutan.

21

Page 22: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

d. Mencakup komitmen untuk paling tidak mematuhi peraturan dan

persyaratan K3 yang berlaku.

e. Didokumentasikan, diterapkan, dipelihara, dan dikomunikasikan kepada

seluruh karyawan untuk ditunjukan untuk membangun kepeduliannya.

f. Tersedia untuk pihak ketiga.

g. Ditinjau secara periodik untuk memastikan tetap sesuai dengan kondisi

organisasi.

2.10.2 Kebijakan K3

a. Sesuai dengan sifat dan skala risiko K3 organisasi.

b. Mencakup komitmen perbaikan berkelanjutan

c. Mencakup komitmen minimal memenuhi peraturan K3 yang dapat

diterapkan dan persyaratan lain yang di ikuti oleh organisasi.

d. Didokumentasikan, diterapkan, dan dipelihara.

e. Dikomunikasikan kepada semua pekerja dengan maksud menjadikan

pekerja peduli terhadap kewajiban K3 mereka.

f. Tersedia untuk pihak – pihak yang berkepentingan.

g. Ditinjau secara periodik untuk memastikan bahwa masih relavan dan

sesuai dengan organisasi.

2.10.3 Perencanaan

2.10.3.1 Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko

a. Memperhatikan ruang lingkup, jenis kegiatan, organisasi dan

waktu agar bersifat proaktif.

b. Menetapkan klasifikasi risiko.

22

Page 23: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

c. Mengidentifikasi resiko yang akan dihilangkan dan dikendalikan.

d. Konsisten dengan pengalaman operasi dan kemampuan

pengendalian risiko yang diterpkan.

e Menyediakan masukan untuk persyaratan fasilitas, kebutuhan,

pelatihan atau pengembangan dan pengendalian operasi.

f. Menetapkan pemantauan tindakan pengendalian resiko agar efektif.

2.10.3.2 Analisis Resiko

Analisis Resiko dilakukan dengan menentukan akibat yang

timbul dan kemungkinan akibat tersebut untuk dapat terjadi. Metode

analisis risiko dapat dilakukan dengan cara kualitatif, semikuantitatif

dan kuantitatif. Salah satu metode yang digunakan dalam analisis ini

yaitu matrik risiko ( kualitatif ).

Tabel. 2.2 Peluang/Kemungkinan

Tingkatan Kriteria Penjelasan

A Almost certain

/ Hampis pasti

Suatu kejadian akan terjadi pada semua

kondisi

Misal : terjadi berulang kali pada tiap

tahun

B Likely

/ Mungkin terjadi

Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada

hampir semua kondisi

C Moderate

/ Sedang

Suatu kejadian yang akan terjadi pada

beberapa kondisi tertentu

D Unlikely

/ Kemungkinannya

Suatu kejadian mungkin terjadi pada

kondisi tertentu, namun kecil kemungkinan

terjadinya

E Rate

/ Jarang sekali

Suatu insiden mungkin dapat terjadi pada

suatu kondisi yang khusus/luar

biasa/setelah bertahun-tahun lamanya

23

Page 24: New_bab 1 Dan Bab 2 (Zulia Catur Prihatin)

Tabel 2.1 Akibat

Tingkatan Kriteria Penjelasan

1 Insignifiicant/ tidak

signifikan

Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil

2 Minor/Minor Memerlukan perawatan P3K, on-siterelease langsung

dapat ditangani , kerugian materi sedang

3 Moderate/Sedang Memerlukan perawatan medis, on – siterelease dapat

ditangani dengan bantuan pihak luar, kerugian materi

cukup besar

4 Major/Mayor Cidera yang mengakibatkan cacat/hilang fungsi tubuh

secara total, off – siterelease tanpa efek merusak,

kerugian materi besar

5 Catastropic/Bencana Menyebabkan kematian, off – siterelease bahan toksik

dan efeknya merusak kerugian materi sangat besar

2.10.3.3 Persyaratan hukum dan lainnya

1. Menetapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi dan

akses persyaratan hukum lainnya

2. Menjaga informasi ini tetap uptodate

3. Mengkomunikasikan informasi yang relavan tentang

persyaratan hukum dan persyaratan lainnya kepekerja dan

pihak berkepentingan lainnya yang relevan

24