new tugas agama islam · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . melainkan , akhlak...

24
TUGAS AGAMA ISLAM Akhlak Bernegara ( Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW ) Disusun Oleh : Ahlul Amalsyah Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2010

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

TUGAS AGAMA ISLAM

Akhlak Bernegara

( Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW )

Disusun Oleh :

Ahlul Amalsyah

Jurusan Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2010

Page 2: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

1

Kata Pengantar

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat

dan karunia-Nya kepada kita . Tak lupa kita panjatkan shalawat dan salam kepada junjungan

kita Nabi Muhammad SAW , yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam

yang terang benderang.

Alhamdulillah, setelah melakukan riset yang cukup panjang untuk menyusun tugas

Agama Islam yang diajarkan oleh bapak Juanda , S.Ag. M.Ag. , akhirnya kami dari kelompok

9 , telah menghimpun paper kami ini menjadi suatu bentuk susunan yang utuh dari beberapa

sub-bab yang terangkum dalam makalah Akhlak Bernegara.

Paper ini diharapkan dapat memberikan kita pencerahan , bagaimana sikap / akhlaq

kita kepada negara , khususnya negara Indonesia kita ini . Dikarenakan , banyak negarawan

yang belum memahami makna spiritualis dari akhlak bernegara ini.

Semoga paper ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca , walaupun

mungkin masih ada kesalahan dalam penyusunan paper kami ini.

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Penulis,

Page 3: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................... 1

Daftar Isi .................................................................................... 2

Bab I : Pendahuluan

A . Latar Belakang ................................................................ 3

B. Batasan Masalah .............................................................. 4

Bab II : Pembahasan

A. Musyawarah ................................................................ 5

a.Hal – Hal yang boleh di Musyawarahkan ................. 6

b.Tata Cara Musyawarah ............................................ 6

c.Sikap Musyawarah ................................................... 7

B.Menegakkan Keadilan .................................................. 8

a.Perintah Berlaku Adil ............................................... 9

b.Keadilan Hukum ...................................................... 10

c.Keadilan dalam Segala Hal ...................................... 11

C.Ma‟ruf Nahi Mungkar .................................................. 13

D.Hubungan Pemimpin dan Yang Dipimpin .................... 17

Bab III : Penutup

A.Kesimpulan .................................................................. 22

Daftar Pustaka ............................................................................ 23

Page 4: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

3

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Modernisasi zaman yang semakin berkembang dari waktu ke waktu menutut manusia untuk

memahami akhlak secara essensial , dalam arti bahwa manusia memahami akhlak bukan

hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam

kehidupan sehari – hari .

Dalam bahasan kami kali ini adalah akhlak bernegara , akhlah ini perlu untuk disadari oleh

kita agar kita dapat menjadi semakin sensitif terhadap persoalan yang terjadi pada bangsa dan

negara kita. Bukan hanya Hal ini didorong dengan kekhawatiran akan bobroknya generasi

kita , apabila tidak dibekali dengan pengetahuan tentang akhlak yang cukup , untuk menjalani

kehidupan kedepannya.

Dengan demikian , kami dari kelompok 9 dalam paper kami kali ini akan membahas

beberapa sub-bab dari materi Akhlak Bernegara ini , adapun sub-babnya antara lain :

- Musyawarah

- Menegakkan Keadilan

- Amar Ma‟ruf Nahi Mungkar

- Hubungan Pemimpin dan yang dipimpin

Tetapi sebelum memasuki sub-bab tersebut , ada baiknya kita mengenal definisi dari akhlak

tersebut , Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama‟ dari “khulqu” dari bahasa

Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab.

Page 5: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

4

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan , bahwa Akhlak merupakan sikap / tabiat

dari seseorang . Dalam akhlak bernegara , tentunya menggambarkan sikap seseorang

terhadap bangsa dan negaranya , sikap tersebut menunjukkan jati diri dari orang tersebut .

Dan nantinya dalam pembahasan , kami akan lebih mendalami sub-bab yang telah diberikan

kepada kelompok kami . Dalam akhlak bernegara ini, sikap dan perilaku seseorang akan

terlihat pada saat , misalnya melakukan musyawarah .

Tentunya dalam menyelesaikan suatu masalah akan diperlukan musyawarah untuk mufakat ,

yakni suatu sistem yang telah digunakan oleh Nabi Muhammad SAW sejak dahulu untuk

menyelesaikan persoalan , dalam pendalaman pembahasan ini kami akan memperlihatkan

cara – cara bermusyawarah yang baik dan benar menurut tuntunan Al-Qur‟an dan Hadist .

B. Batasan Masalah

Masalah yang akan kami bahas dalam paper kali ini mengenai impelementasi dan dasar Al-

Qur‟an dan Hadist mengenai akhlak bernegara yang terbagi kedalam empat sub-bab diatas .

Tentunya tujuan pembuatan paper ini , agar dalam membangun suatu generasi yang Islami ,

dimulai dengan memahami ilmunya terlebih dahulu .

Hal ini dilakukan untuk dapat membedakan yang mana baik dan buruk dari suatu hal ,

sehingga implementasi dari konsep tersebut dapat dijalankan dengan sungguh – sungguh dan

penuh optimisme.

Page 6: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

5

Bab II

Pembahasan

Sesungguhnya , akhlak adalah nilai pemikiran yang telah menjadi sikap mental yang

mengakar dalam jiwa, lalu tampak dalam bentuk tindakan dan perilaku yang bersifat tetap,

natural, dan refleks. Jadi, jika nilai islam mencakup semua sektor kehidupan manusia, maka

perintah beramal shalih pun mencakup semua sektor kehidupan manusia.

Tentunya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diperlukan pengertian akhlak bernegara

ini untuk membuat diri kita „kebal‟ terhadap kebatilan yang nantinya akan menggoda iman

kita , dalam melaksanakan bakti kita kepada negara.

A. Musyawarah

Kata ( شورى ) Syûrâ terambil dari kata ( شاورة شاورة - شاورة -م ت س شورى ) menjadi (إ ) Syûrâ.

Kata Syûrâ bermakna mengambil dan mengeluarkan pendapat yang terbaik dengan

menghadapkan satu pendapat dengan pendapat yang lain.Dalam Lisanul „Arab berarti

memetik dari serbuknya dan wadahnya. Kata ini terambil dari kalimat (شرت سل ع saya (ال

mengeluarkan madu dari wadahnya.

Berarti mempersamakan pendapat yang terbaik dengan madu, dan bermusyawarah adalah

upaya meraih madu itu dimanapun ia ditemukan, atau dengan kata lain, pendapat siapapun

yang dinilai benar tanpa mempertimbangkan siapa yang menyampaikannya. Musyawarah

dapat berarti mengatakan atau mengajukan sesuatu.

Adapun salah satu ayat dalam Al – Qur‟an yang membahas mengenai Musyawarah adalah

surah Al-Syura ayat 38:

ا ر ا و م ى و ر ش ور ا وا ل ر و ام وا ال ة و م ت ال اس و

Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan

mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka;

Page 7: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

6

dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Asy-

Syura: 38)

Dalam ayat diatas , syura atau musyawarah sebagai sifat ketiga bagi masyarakat Islam

dituturkan setelah iman dan shalat . Menurut Taufiq asy-Syawi , hal ini memberi pengertian

bahwa musyawarah mempunyai martabat setelah ibadah terpenting , yakni shalat , sekaligus

memberi pengertian bahwa musyawarah merupakan salah satu ibadah yang tingkatannya

sama dengan shalat dan zakat . Maka masyarakat yang mengabaikannya dianggap sebagai

masyarakat yang tidak menetapi salah satu ibadah .

Memang , musyawarah sangat diperlukan untuk dapat mengambil keputusan yang

paling baik disamping untuk memperkokoh rasa persatuan dan rasa tanggung jawab bersama

. Ali Bin Abi Thalib menyebutkan bahwa dalam musyawarah terdapat tujuh hal penting yaitu

, mengambil kesimpulan yang benar , mencari pendapat , menjaga kekeliruan , menghindari

celaan , menciptakan stabilitas emosi , keterpaduan hati , mengikuti atsar.

a. Hal – Hal yang Boleh di Musyawarahkan

Islam memberikan batasan – batasan hal – hal apa saja yang boleh dimusyawarahkan .

Karena musyawarah adalah pendapat orang, maka apa – apa yang sudah ditetapkan oleh nash

(Al – Qur‟an dan As-Sunnah) tidak boleh dimusyawarahkan , sebab pendapat orang tidak

boleh mengungguli wahyu.

Jadi musyawarah hanyalah terbatas pada hal – hal yang bersifat Ijtihadiyah . Para sahabat pun

kalau dimintai pendapat mengenai suatu hal , terlebih dahulu mereka bertanya kepada

Rasulullah SAW . Apakah masalah yang dibicarakan telah diwahyukan oleh Allah atau

merupakan Ijtihad Nabi . Jika pada kenyataannya adalah ijtihad Nabi , maka mereka

mengemukakan pendapat .

Masalah – masalah ijtihadiyah diungkapkan dalam Al – Qur‟an dengan kata Al – Amr .

Istilah amruhum disini berarti masalah bersama atau „common problems‟ , yaitu masalah –

masalah yang menyangkut kepentingan nasib atau anggota masyarakat yang bersangkutan .

b. Tata Cara Musyawarah

Rasulullah mempunyai tata cara bermusyawarah yang sangat bervariasi ; (1) Kadang

kala seseorang memberikan pertimbangan kepada beliau , lalu beliau melihat pendapat itu

benar , maka beliau mengamalkannya (2) Kadang – kadang beliau bermusyawarah dengan

Page 8: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

7

dua atau tiga orang saja (3) Kadang kala beliau juga bermusyawarah dengan seluruh massa

melalui cara perwaklian .

Dari beberapa tata cara bermusyawarah Rasulullah diatas kita dapat menyimpulkan

bahwa tatacara musyawarah , anggota musyawarah bias selalu berkembang sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan zaman , tetapi hakekat musyawarah harus selalu tegak ditengah

masyarakat dan Negara .

Adapun hal – hal yang harus dimusyawarahkan dengan seluruh umat , baik langsung

maupun lewat perwakilan , dan ada hal – hal yang cukup dimusyawarahkan dengan

pemimpin (ulil amri) , ulama , cendekiawan , dan pihak - pihak berkompeten lainnya , tetapi

tetap dan tidak boleh tidak harus dengan semangat kebenaran dan kejujuran . Yang dicari

dalam musyawarah adalah kebenaran bukan kemenangan .

c. Sikap Bermusyawarah

Supaya musyawarah dapat berjalan dengan lancar dan penuh persahabatan , firman Allah

dalm surat Ali Imran ayat 159 :

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.

Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari

sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu . Kemudian apabila kamu telah

membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imran : 159)

Dapat kita lihat Allah SWT mengisyaratkan ada beberapa sikap yang harus dilakukan dalam

bermusyawarah , yaitu sikap lemah lembut , pemaaf , dan memohon ampunan Allah SWT .

1. Lemah Lembut

Seseorang yang melakukan musyawarah , apalagi sebagai pimpinan harus menghindari

tutur kata yang kasar serta sikap keras kepala , karena jika tidak , mitra musyawarah akan

tidak menghormati pemimpin musyawarah.

Page 9: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

8

2. Pemaaf

Setiap orang yang bermusyawarah harus menyiapkan mental untuk selalu bersedia

member maaf . Karena mungkin saja ketika musyawarah terjadi perbedaan pendapat ,

atau keluar kalimat – kalimat yang menyinggung pihak lain . Dan bila itu masuk kedalam

hati , akan mengeruhkan pikiran , bahkan boleh jadi musyawarah berubah menjadi

pertengkaran .

3. Mohon Ampunan Allah SWT

Untuk mencapai hasil yang terbaik ketika musyawarah , hubungan dengan Tuhan pun

harus harmonis . Oleh sebab itu , semua anggota musyawarah harus senantiasa

membersihkan diri dengan cara memohon ampun kepada Allah SWT baik untuk diri

sendiri , maupun anggota musyawarah lainnya .

B. Menegangkan Keadilan

Istilah keadilan berasal dari kata „adl (Bahasa Arab), yang mempunyai arti antara lain

sama dan seimbang. Dalam pengertian pertama, keadilan dapat diartikan sebagai membagi

sama banyak, atau memberikan hak yang sama kepada orang-orang atau kelompok. Dengan

status yang sama. Misalnya semua pegawai dengan kompetensi akademis dan pengalaman

kerja yang sama berhak mendapatkan gaji dan tunjangan yang sama. Semua warga negara –

sekalipun dengan status sosial – ekonomi – politik yang berbeda-beda – mendapatkan

perlakuan yang sama dimata hukum.

Dalam pengertian kedua, keadilan dapat diartikan dengan memberikan hak seimbang

dengan kewajiban, atau memberi seseorang sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya orang tua

yang adil akan membiayai pendidikan anak-anaknya sesuai dengan tingkat kebutuhan

masing-masing sekalipun secara nominal masing-masing anak tidak mendapatkan jumlah

yang sama. Dalam hukum waris misalnya, anak laki-laki ditetapkan oleh Al-Qur‟an (QS. An-

Nisa‟ 4:11) mendapatkan warisan dua kali bagian anak perempuan. Hal itu karena anak laki-

laki setelah berkeluarga menanggung kewajiban membiayai hidup isteri dan anak-anaknya,

sementara anak perempuan setelah berkeluarga dibiayai oleh suaminya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adil diartikan (1) tidak berat sebelah; tidak

memihak; (2) berpihak kepada yang benar; berpegang pada kebenaran; dan (3) sepatunya;

tidak sewenang-wenang. Beberapa pengertian ini tetap berangkat dari dua makna kata adil

Page 10: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

9

diatas. Dengan prinsip persamaan seorang yang adil tidak akan memihak kecuali kepada yang

benar. Dan dengan azas keseimbangan seorang yang adil berbuat atau memutuskan sesuatu

dengan sepatunya dan tidak bertindak sewenang-wenang.

Disamping menggunakan kata „adl Al-Qur‟an juga menggunakan kata qisbth dan

mizan untuk pengertian yang sama. Misalnya dalam dua ayat berikut ini :

“Katakanlah, “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan.”(QS. Al-A‟raf 7: 29)

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti

yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan)

supaya manusia dapat melaksankan keadilan..”(QS. Al-Hadid 57:25).

a. Perintah Berlaku Adil

Di dalam Al-Qur‟an terdapat beberapa ayat yang memerintahkan supaya manusia

berlaku adil dan menegakkan keadilan. Perintah itu ada yang bersifat umum dan ada yang

khusus dalam bidang-bidang tertentu. Yang bersifat umum misalnya :

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi

kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan

permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil

pelajaran.” (QS. An-Nahl 16:90)

Page 11: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

10

Sedangkan yang bersifat khusus misalnya bersikap adil dalam menegakkan hukum

(QS. An-Nisa‟ 4: 58); adil dalam mendamaikan conflik (QS. Al-Hujurat 49:9); adil terhadap

musuh (QS. Al-Maidah : 8) adil dalam rumah tangga (QS. An-Nisa‟ 4:3 dan 129); dan adil

dalam berkata (QS. Al-An‟am 6:152).

b. Keadilan Hukum

Islam mengajarkan bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama dan sederajat

dalam hukum, tidak ada diskriminasi hukum karena perbedaan kulit, status sosial, ekonomi,

politik dan lain sebagainya. Allah menegaskan :

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia

supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang

sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha

Melihat.” (QS. An-Nisa‟4:58).

Keadilan hukum harus ditegakkan walaupun terhadap diri sendiri, atau terhadap

keluarga dan orang-orang yang dicintai. Tatkala seorang sahabat yang dekat dengan

Rasulullah SAW meminta “keistimewaan” hubungan untuk seorang wanita bangsawan yang

mencuri, Rasulullah menolaknya dengan tegas:

“Apakah anda hendak meminta “keistimewaan” dalam pelaksanaan hukum Allah?

Sesungguhnya kehancuran ummat yang terdahulu karena mereka menghukum pencuri

yang lemah, dan membiarkan pencuri yang elit. Demi Allah yang memelihara jiwa saya,

kaulah Fatimah binti Muhammad mencuri, pastilah Muhammad akan memotong tangan

puterinya itu.”(HR. Ahmad, Muslim dan Nasa‟i)

Mengingat pentingnya menengakkan keadilan itu menurut ajaran Islam, maka orang

yang diangkat menjadi hakim haruslah yang betul-betul memenuhi syarat keahlian dan

Page 12: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

11

kepribadian. Kecuali mempunyai ilmu yang luas, dia juga haruslah seorang yang taat kepada

Allah, mempunyai akhlaq yang mulia, terutama kejujuran atau amanah. Apabila hakim itu

seorang yang lemah, maka dia mudah dipengaruhi, ditekan dan disuap. Akibatnya orang-

orang yang bersalah dibebaskan dari hukumnya, sekalipun kesalahan atau kejahatannya

sangat merugikan masyarakat dan negara.

Rasulullah SAW bersabda dari tiga orang hakim dua akan masuk neraka dan hanya

satu yang masuk sorga. Hakim yang masuk neraka adalah 1). Hakim yang menjatuhkan

hukuman dengan cara yang tidak adil, bertentangan dengan hati nuraninya, bertentangan

dengan Al-Qur‟an dan Sunnah, sedang dia sendiri mengetahui dan menyadari perbuatannya

itu; 2). Hakim yang menjatuhkan hukuman yang tidak adil karena kebodohannya. Hakim

yang masuk sorga adalah hakim yang menjatuhkan hukuman berdasarkan keadilan dan

kebenaran.

c. Keadilan dalam Segala Hal

Disamping keadilan hukum, islam memerintahkan kepada umat manusia, terutama

orang-orang yang beriman untuk bersikap adil dalam segala aspek kehidupan, baik terhadap

diri dan keluarganya sendiri, apalagi kepada orang lain. Bahkan kepada musuh sekalipun

setiap mukmin harus dapat berlaku adil. Mari kita perhatikan beberapa nash berikut ini :

1. Adil terhadap diri sendiri

“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan

keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak

dan kaum kerabatmu. Jika ia (terdakwa atau tergugat itu) kaya atau miskin, maka Allah

Page 13: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

12

lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti bawa nafsu kamu ingin

menyimpang dari kebenaran...”(QS. An-Nisa‟4:135)

2. Adil terhadap isteri dan anak-anak

“....Kawinilah wanita-wanita yang kamu sukai dua, tiga, atau empat. Tapi jika kamu

khawatir tidak dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja...”(QS. An-Nisa‟ 4:3).

3. Adil dalam mendamaikan perselisihan

“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah

antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap

golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga

golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada

perintah Allah) maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah,

sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”(QS. Al-Hujurat 49:9).

4. Adil dalam berkata

Page 14: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

13

“...Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah

kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu, diperintahkan Allah

kepadamu agar kamu ingat.” (QS. Al-An‟am 6:152)

5. Adil terhadap musuh sekalipun

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu

menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-

sekali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.

Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada

Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Maidah

5:8)

Tentu masih banyak nash Al-Qur‟an dan Sunnah tentang keadilan dalam seluruh

aspek kehidupan yang belum penulis sebutkan dalam fasal ini karena keterbatasan ruangan,

tapi cukuplah kita menyimpulkan bahwa Islam menginginkan keadilan yang komprehensif,

yang mencakup keadilan politik, ekonomi, sosial dan lain-lainnya.

C. Mar Ma’ruf Nahi Munkar

Secara harfiah amar ma‟ruf nahi munkar (al-amru bi „l-ma‟ruf wa „n-nahyu „an „l-

munkar) berarti menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang munkar.

Ma‟ruf secara etimologis berarti yang dikenal, sebaliknya munkar adalah sesuatu

yang tidak dikenal. Menurut Muhammad „Abduh, ma‟ruf adalah apa yang dikenal (baik) oleh

akal sehat dan hati nurani (ma „arafathu al-„uqul wa ath-thaba‟ as-salimah), sedangkan

munkar adalah apa yang ditolak oleh akal sehat dan hati nurani (ma ankarathu al-„uqul wa

ath-thaba‟ as-salimah).

Berbeda dengan Abduh, Muhammad „Ali ash-Shabuni mendefinisikan ma‟ruf dengan

“apa yang diperintahkan syara‟ (agama) dan dinilai baik oleh akal sehat” (ma amara bibi asy-

syara‟ wa „stabsanahu al-„aqlu as-salim), sedangkan munkar adalah “apa yang dilarang syara‟

dan dinilai buruk oleh akal sehat” (ma naha „anhu asy-syara‟ wa‟staqbahahu al-„aqlu as-

salim).

Page 15: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

14

Terlihat dari dua definisi diatas, bahwa yang menjadi ukuran ma‟ruf atau munkarnya

sesuatu ada dua, yaitu agama dan akal sehat atau hati nurani. Bisa kedua-duanya sekaligus

atau salah satunya. Semua yang diperintahkan oleh agama adalah ma‟ruf, begitu juga

sebaliknya, semua yang dilarang oleh agama adalah munkar. Hal-hal yang tidak ditentukan

oleh agama ma‟ruf dan munkarnya ditentukan oleh akal sehat atau hati nurani. Jadi waw

dalam definisi Shabuni diatas berarti aw sebagaimana yang didefinisikan oleh al-Ishfahani:

“Ma‟ruf adalah sebuah anma untuk semua perbuatan yang dikenal baiknya melalui akal atau

syara‟, dan munkar adalah apa yang ditolak oleh keduanya” (Wa al-ma‟ruf ismun likulli fi‟lin

yu‟rafu bi al-„aqli aw as-syari‟ husnuhu, wa al-munkar ma yunkaru bihima.

Dengan pengertian diatas tentu ruang lingkup yang ma‟ruf dan munkar sangat luas

sekali, baik dalam aspek aqidah, ibadah, akhlaq maupun mu‟amalat (sosial, politik, ekonomi,

ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dlsb). Tauhidullah, mendirikan shalat, membayar

zakat, amanah, toleransi beragama, membantu kaum dhu‟afa‟ dan mustadh‟afin, disiplin,

transparan dan lain sebagainya adalah beberapa contoh sikap dan perbuatan yang ma‟ruf.

Sebaliknya bahu-membahu dalam menjalankannya. Dalam hal ini Allah menjelaskan :

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah)

menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang

ma‟ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka

ta‟at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah 9:71)

Dalam ayat diatas juga dapat kita lihat bahwa kewajiban amar ma‟ruf nahi munkar

tidak hanya dipikulkan kepada kaum laki-laki tapi juga kepada kaum perempuan, walaupun

dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kodrat dan fungsi masing-masing.

Page 16: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

15

Jika umat Islam ingin mendapatkan kedudukan yang kokoh di atas permukaan bumi,

disamping mendirikan shalat dan membayar zakat mereka harus melakukan amar ma‟ruf nahi

munkar. Allah SWT berfirman :

“(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi,

niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma‟ruf

dan mencegah dari perbuatan yang munkar; dan kepada Allah-lah kembali segala

urusan.”(QS. Al-Haji 22:41)

Muhammad Asad, sebagaimana dikutip oleh Ahmad Syafii Maarif, mengartikan

ungkapan in makkannahum fi „l ardhi dengan if We firmly establish them on earth”

(manakala Kami kokohkan posisi mereka di muka bumi”. Kedudukan yang kokoh artinya

punya kekuasaan politik maupun ekonomi.

Jika umat Islam mengabaikan amar ma‟ruf nahi munkar, maka hal itu tidak hanya

akan membuat mereka kehilangan posisi yang kokoh diatas permukaan bumi, tapi juga akan

mendapat kutukan dari Allah SWT sebagaimana Allah dulu mengutuk Bani Israil. Allah

berfirman :

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan “Isa putera

Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalul melampaui batas.

Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat.

Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Al-Maidah 5:

78-79)

Mereka dikutuk terutama karena mereka satu sama lain tidak melarang tindakan

munkar yang mereka lakukan, bukan karena mereka Bani Israil. Sebab Bani Israil (Ahlul

Page 17: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

16

Kitab) yang masuk Islam dan setelah itu melakukan amar ma‟ruf nahi munkar dipuji oleh

Allah sebagai ornag-orang yang saleh. Allah berfirman :

“Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus,

mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka

juga bersujud. Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh

kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada pelbagai

kebajikan. Mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Ali Imran : 113-114).

Nahi Munkar

Dibandingkan dengan amar ma‟ruf, nahi munkar lebih berat karena berisiko tinggi,

apalagi bila dilakukan terhadap penguasa yang zalim. Oleh karena itu Rasulullah SAW

sangat memuliakan orang-orang yang memiliki keberanian menyatakan kebenaran di

hadapan penguasa yang zalim. Beliau bersabda:

“Jihad yang paling utama ialah menyampaikan al-baq terhadap penguasa yang zalim.”

(HR. Abu Daud, Trimizi dan Ibn Majah)

Nahi munkar dilakukan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Bagi yang mampu

melakukan dengan tangan (kekuasaannya) dia harus menggunakan kekuasaannya itu, apalagi

tidak bisa dengan kata-kata, dan bila dengan kata-kata juga tidak mampu paling kurang

menolak dengan hatinya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa diantara kamu melihat kemunkaran, hendaklah dia merobahnya dengan

tangannya. Kalau tidak sanggup (dengan tangan, maka robahlah) dengan lisannya. Dan

apabla tidak sanggup (dengan lisan), maka robahlah dengan hatinya. Yang demikian itu

adalah selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim).

Page 18: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

17

D. Hubungan Pemimpin Dan Yang Dipimpin

Al-Qur‟an menjelaskan bahwa Allah SWT adalah pemimpin orang-orang yang

beriman :

“Allah Pemimpin orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan

kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, pemimpin-pemimpin mereka adalah

thaghut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itu adalah

penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah 2:257)

Azh-zhulumat (kegelapan) dalam ayat diatas adalah simbol dari segala bentuk

kekufuran, kemusyrikan, kefasikan dan kemaksiatan. Atau dalam bahasa sekarang azh-

zhulumat adalah bermacam-macam ideologi dan isme-isme yang bertentangan dengan ajaran

Islam seperti komunisme, sosialisme, kapitalisme, liberalisme, materialisme, hedonisme dan

lain sebagainya. Sedangkan an-Nur adalah simbol dari ketauhidan, keimanan, ketaatan dan

segala kebaikan lainnya.

At-thaghut adalah segala sesuatu yang disembah (dipertuhan) selain dari Allah SWT

dan dia suka diperlakukan sebagai Tuhan tersebut. Menurut Sayyid Qutub, Thaghut adalah

segala sesuatu yang menentang kebenaran dan melanggar batas yang telah digariskan oleh

Allah SWT untuk hamba-Nya. Dia bisa berbentuk pandangan hidup, peradaban dan lain-lain

yang tidak berlandaskan ajaran Allah SWT.

Secara operasional kepemimpinan Allah SWT itu dilaksanakan oleh Rasulullah SAW,

dan sepeninggal beliau kepemimpinan itu dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman. Hal

itu dinyatakan di dalam Al-Qur‟an :

Page 19: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

18

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman,

yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). (Al –

Maidah : 55 )

a. Kriteria Pemimpin dalam Islam

Pemimpin umat atau dalam ayat diatas di istilahkan dengan waliy dan dalam ayat lain (Q.S

An-Nisa 4:59) disebut dengan Ulil Amri adalah penerus kepemimpinan Rasulullah SAW

setelah beliau meninggal dunia .

Orang – orang yang dapat dipilih menggantikan beliau sebagai pemimpin minimal harus

memenuhi empat kriteria sebagaimana dijelaskan dalam surat Al – Maidah ayat 55 .

1. Beriman kepada Allah SWT

Karena Ulil Amri adalah penerus kepemimpinan Rasulullah SAW , sedangkan Rasulullaj

sendiri adalah pelaksana kepemimpinan Allah SWT , maka tentu saja yang pertama kali harus

dimiliki penerus beliau adalah Keimanan . Tanpa Keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya

bagaimana mungkin pemimpin dapat diharapkan memimpin umat menempuh jalan Allah

diatas permukaan bumi ini .

2. Mendirikan Shalat

Shalat adalah ibadah Vertikal langsung kepada Allah SWT . Seorang pemimpin yang

mendirikan shalat diharapkan memiliki hubungan vertical yang baik dengan Allah SWT .

Diharapkan nilai – nilai kemuliaan dan kebaikan yang terdapat dalam shalat dapat tercermin

dalam kepemimpinannya.

3. Membayarkan Zakat

Zakat adalah ibadah madhdhah yang merupakan simbol kesucian dan kepedulian social .

Seorang pemimpin yang berzakat diharapkan selalu berusaha mensucikan hati dan hartanya .

Dia tidak mencari dan menikmati harta dengan cara yang tidak halal (mis : Korupsi , Kolusi ,

dan Nepotisme ) . Dan lebih dari pada itu dia memiliki kepedulian social yang tinggi terhadap

kaum dhu‟afa dan mustadh‟afin . Dia akan menjadi pembela orang – orang yang lemah .

Page 20: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

19

4. Selalu Tunduk Patuh kepada Allah SWT

Dalam ayat diatas disebutkan pemimpin itu haruslah orang selalu ruku‟ . Ruku‟ adalah simbol

kepatuhan secara mutlak kepada Allah SWT dan Rasul-Nya yang secara konkret

dimanifestasikan dengan menjadi seorang muslim yang kaffah , baik dalam aspek aqidah ,

ibadah , akhlaq maupun muamalat . Aqidahnya benar , ibadahnya tertib , dan sesuai tuntutan

Nabi , akhlaknya terpuji , dan muamalatnya tidak bertentangan dengan syariat .

b. Konsep Leader is a Ladder

Konsep ini merupakan konsep Hubungan Pemimpin dan yang dipimpin yang merupakan

hasil ijtihad dari penulis , dimana Konsep Leader is a Ladder merupakan konsep dimana

seorang pemimpin merupakan sebuah tangga yang akan menjadi perantara atau jembatan

bagi calon pemimpin selanjutnya .

Pemimpin yang baik disini adalah pemimpin yang mencetak sebanyak mungkin calon

Pemimpin , yang nantinya dapat melanjutkan kepemimpinan selanjutnya dengan lebih baik

dan lebih matang .

Konsep ini diterapkan agar pemimpin menjadi panutan dan teladan bagi bawahannya dan

Menurut James A.F Stonen, terdapat tujuh tugas utama seorang pemimpin adalah :

1. Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk

bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain

dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas): Seorang

pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan

evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk

kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan

dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas.

Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas- tugasnya

kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan

Page 21: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

20

menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi

seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah

dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan

kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi.

Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan

melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili

tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat memecahkan

masalah.

Dari ketujuh hal inilah yang harusnya pemimpin terapkan dalam tugasnya memimpin orang -

orang , dan setelah hal ini diimplementasikan maka seorang pemimpin wajib untuk

'menurunkan ilmu' nya ini kepada bawahannya . Agar bawahannya ini kelak akan menjadi

pemimpin yang dapat menjalankan tugasnya kelak.

Adapun hambatan yang dihadapi ketika ingin menerapkan

1. Egois : kenapa Egois , karena kebanyakan para pemimpin hanya mau dia sajalah

merasakan bangku kepemimpinan tersebut , tanpa harus memikirkan orang setelahnya yang

akan menduduki posisi pimpinan tersebut . Sehingga mereka terlalu 'masa bodoh' dengan

bawahannya.

2. Sombong : penyakit kekuasaan yang satu ini tentunya telah mengakar sejak zaman dahulu

kala , penyakit kesombongan karena merasa sudah diatas sehingga melupakan bawahannya .

Hal ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin tidak sepantasnya bersikap sombong ,

karena pemimpin bagaikan tangga maka pemimpin harus menjadi fasilitator.

3. Iri dan Dengki : walaupun sudah menjadi pemimpin , penyakit iri dan dengki masih saja

Page 22: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

21

menjangkiti para pemimpin . Sebagian kecil dari pemimpin tersebut masih saja iri melihat

bawahannya yang mendapatkan jatah lebih banyak dari dirinya . Maka si pemimpin akan iri

terhadap bawahannya , dan mengambil jatah bawahannya.

c. Persaudaraan antara Pemimpin dan yang Dipimpin

Sekalipun dalam struktur bernegara ada hirarki kepemimpinan yang mengharuskan umat atau

takyat patuh kepada pemimpinnya , tetapi dalam pergaulan sehari – hari hubungan antara

pemimpin dan yang dipimpin tetaplah dilandaskan kepada prinsip – prinsip ukhuwah

islamiyah , bukan prinsip – prinsip atasan dengan bawahan . Demikianlah yang dicontohkan

Rasulullah SAW.

Kaum Muslimin yang berada di sekitat beliau waktu itu dipanggil dengan sebutan sahabat –

sahabat , suatu panggilan yang menujukkan hubungan yang horizontal , sekalipun ada

kewajiban patuh secara mutlak kepada beliau sebagai seorang Nabi dan Rasul .

Hubungan persaudaraan seperti itu dalam praktiknya tidaklah melemahkan kepemimpinan

Rasulullah SAW , tetapi malah memperkokoh , karena tidak hanya didasari hubungan Formal

, tapi juga hubungan hati yang dipenuhi kasih sayang .

Page 23: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

22

Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

Dari keempat pembahasan pokok diatas , ialah Kepemimpinan merupakan sesuatu yang

sangat penting dan sangat esensial dalam sikap yang ditunjukkan dalam Akhlak Bernegara ini

. Adapun kriteria pemimpin yang sangat dibutuhkan disini adalah pemimpin yang ideal ,

dimana kriteria pemimpin ideal telah diungkapkan dalam surat Al – Maidah ayat 55 , yang

tentunya menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan kepemimpinan yang

terbaik .

Dalam memahami materinya , hendaknya kita memahami secara keseluruhan tidak secara

terpisah . Dikarenakan materi ini sangat terkait satu sama lain dan saling mendukung .

Seorang Pemimpin yang baik dan mempunyai Akhlak adalah Pemimpin yang suka

bermusyawarah , perbuatan dan tindakannya Ma‟ruf Nahi Mungkar , senantiasa menegakkan

keadilan , dan tentunya mempunyai hubungan yang baik dengan bawahannya .

Komponen – komponen inilah yang mendasari kokohnya Akhlak seorang Negarawan , yang

tentunya apabila diterapkan dengan sungguh – sungguh akan menjadi Rahmatan Lil Alamin.

Page 24: New TUGAS AGAMA ISLAM · 2011. 3. 30. · hanya sebagai sikap / perilaku saja . Melainkan , akhlak tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari . Dalam bahasan kami

23

Daftar Pustaka

Asy – Syawi , Taufiq . Syura bukan Demokrasi , terjemahan Djamaluddin Z.S. Jakarta L

Gema Insani Press , 1997.

Ilyas Yunahar , Drs. ,Lc. , M.A. Kuliah Akhlaq . Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset , 2000.

Mukti , Takdir dkk. (ed.) . Membangun Moralitas Bangsa . Yogyakarta : LPPI UMY , 1998.

http://www.gudangmateri.com/2009/10/akhlak.html ; tanggal akses : 5 Agustus 2010

http://www.gudangmateri.com/2010/08/musyawarah-dalam-islam.html ; tanggal akses : 5

Agustus 2010

Zulfikar , Achmad.2010.Konsep Leader is a Ladder.dari tautan :

http://www.gudangmateri.com/2010/08/konsep-leader-is-ladder.html ; tanggal akses : 21

November 2010.