neuroscience ( makalah pbl 6 )

15
1 Memori dan Faktor-faktor yang Terkait dengan Kasus Skenario Stacia Cicilia Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11470 A6 102012132 [email protected] Pendahuluan Latar Belakang Suatu ingatan atau biasa disebut juga dengan memori merupakan suatu hal peristiwa masa lalu yang dapat diingat di masa sekarang dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Setiap orang pasti memiliki memori masing-masing yang tersimpan. Kemampuan masing-masing orang untuk menyimpan memori-memori tersebut pun pasti berbeda. Ada yang mampu mengingat masa lalu dengan jelas dan ada pula yang hanya dapat mengingat dengan sedikit peristiwa masa lalu. Hal ini melibatkan kemampuan otak masing-masing orang itu sendiri. Memori biasanya bisa kita dapat melalui suatu pembelajaran. Pembelajaran tersebut biasanya sudah secara otomatis kita dapat baik dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Upload: stacia-cia

Post on 17-Sep-2015

232 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Blok Fisiologis Saraf

TRANSCRIPT

Memori dan Faktor-faktor yang Terkait dengan Kasus SkenarioStacia CiciliaMahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat [email protected]

Pendahuluan Latar Belakang Suatu ingatan atau biasa disebut juga dengan memori merupakan suatu hal peristiwa masa lalu yang dapat diingat di masa sekarang dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Setiap orang pasti memiliki memori masing-masing yang tersimpan. Kemampuan masing-masing orang untuk menyimpan memori-memori tersebut pun pasti berbeda. Ada yang mampu mengingat masa lalu dengan jelas dan ada pula yang hanya dapat mengingat dengan sedikit peristiwa masa lalu. Hal ini melibatkan kemampuan otak masing-masing orang itu sendiri. Memori biasanya bisa kita dapat melalui suatu pembelajaran. Pembelajaran tersebut biasanya sudah secara otomatis kita dapat baik dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Dengan bertambahnya usia seseorang juga sangat mempengaruhi tingkat kekuatan memori seseorang. Biasanya semakin bertambahnya usia, maka kemampuan untuk mengingat semakin menurun. Hal ini banyak terjadi pada orang usia lanjut (>65 tahun) seperti pada kasus skenario.TujuanTujuan dibuatnya makalah ini yaitu agar para pembaca dapat mengetahui dan mengerti mengenai proses penyimpanan memori, kalsifikasi memori menurut waktu dan kalsifikasi memori menurut cara terjadi. Pembaca juga dapat mengerti dan memahami tentang struktur otak serta jaringan saraf yang berperan dalam penyimpanan memori.IsiSkenario 1 :Seorang laki-laki usia 65 tahun datang ke klinik Ukrida diantar anaknya. Ia mengeluh sering lupa. Anaknya menambahkan bahwa ayahnya sering mengadu belum diberikan makanan, padahal makanan tidak pernah terlambat diberikan. Sebaliknya ayahnya sangat hafal berbagai peristiwa yang dialaminya semasa muda. Setelah melakukan pemeriksaan fisik dokter mengatakan bahwa kondisi fisik ayahnya sehat, hanya mengalami demensia senilis.

PembahasanPenyakit demensia senilis merupakan penyakit hilangnya sebagian ingatan atau memori yang sering terjadi pada laki-laki maupun perempuan usia lanjut. Kemampuan memori pada orang usia lanjut semakin menurun dengan bertambahnya usia. Kejadian ini semakin banyak terjadi. Belajar adalah perolehan pengetahuan atau keterampilan sebagai konsekuensi pengalaman, instruksi atau keduanya. Telah luas dipercayai bahwa penghargaan dan penghukuman adalah bagian integral dari banyak jenis belajar. Belajar juga merupakan perubahan dalam perilaku yang terjadi akibat pengalaman. Hal ini sangat bergantung pada interaksi organisme dengan lingkungannya. Memori atau ingatan merupakan suatu proses mental yang berkaitan dengan penerimaan, penyimpanan dan pemunculan kembali informasi yang pernah diterima. Pembentukan memori adalah proses multilangkah yang mencakup (1) memfokuskan perhatian pada kejadian, nama, atau nomor yang dipilih, sampai pengeluaran kejadian latar belakang, (2) melatih informasi, dan (3) mengonsolidasikan informasi menjadi simpanan zat kimia dalam otak.1-3Belajar dan mengingat merupakan dasar bagi individu untuk mengadaptasikan perilaku mereka dengan lingkungan eksternal tertentu. Tanpa mekanisme ini, individu tidak dapat merencanakan interaksi yang berhasil dan secara sengaja menghindari keadaan-keadaan tidak menyenangkan yang seharusnya dapat diprediksi.1Kalsifikasi memori menurut waktuKalsifikasi memori menurut waktu dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :a. Memori jangka pendekInformasi dimana seseorang merasa dan menaruh perhatian, ditransfer ke komponen kedua dari sistem ingatan yang disebut ingatan jangka pendek (short term memory). Ingatan jangka pendek, yaitu suatu sistem penyimpanan sementara yang dapat menyimpan informasi secara terbatas. Ingatan jangka pendek ini adalah bagian dari ingatan, dimana informasi yang baru saja didapat disimpan. Memfokuskan perhatian pada satu kejadian atau bagian informasi memungkinkan informasi tersebut memasuki simpanan memori jangka pendek. Ini adalah keadaan aktif ketika kejadian baru dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya.3 Memori jangka pendek dianggap sebagai memori kerja; memori ini memiliki kemampuan yang terbatas dan jika informasi tidak secara terus-menerus dilatih atau diperhatikan, informasi tersebut akan hilang ketika input yang baru sampai untuk mengalihkan perhatian. Ingatan jangka pendek hanya dapat atau mampu mengingat lima sampai tujuh informasi. Ini berarti bahwa kita hanya dapat berpikir kira-kira lima sampai tujuh hal yang berbeda dalam waktu yang singkat.3,4b. Memori jangka panjangIngatan jangka panjang (long term memory) adalah bagian dari sistem ingatan kita dimana kita menyimpan informasi untuk jangka waktu yang lama. Ingatan jangka panjang diperkirakan mempunyai daya tampung yang tidak terbatas, baik dari segi jumlah informasi yang dapat disimpan maupun dari segi lama waktunya informasi akan disimpan.3Kapasitas penyimpanan ingatan jangka panjang jauh lebih besar daripada kapasitas untuk ingatan jangka pendek. Berbagai aspek informasi pada jejak ingatan jangka panjang tampaknya diproses dan dikodifikasi, kemudian disimpan dengan ikatan lain dari jenis yang sama; sebagai contoh, ingatan visual disimpan secara terpisah dari ingatan pendengaran. Organisasi inni memudahkan pencarian simpanan ingatan agar informasi yang diinginkan dapat diperoleh. Sebagai contoh, dalam mengingat wanita yang pernah dijumpai, kita dapat menggunakan berbagai petunjuk mengingat dari berbagai simpanan, misalnya namanya, penampilannya, parfum yang ia gunakan, ucapan yang ia lontarkan, atau lagu yang terdengar sebagai latar belakang. Beberapa bentuk ingatan jangka panjang yang melibatkan informasi atau keterampilan yang digunakan sehari-hari pada hakikatnya tidak pernah dilupakan dan cepat diakses kembali, misalnya mengetahui nama anda atau mampu menulis. Meskipun ingatan jangka pendek relatif stabil namun informasi yang disimpan dapat secara perlahan lenyap atau termodifikasi seiring waktu kecuali jika ingatan tersebut kembali ditanam melalui latihan bertahun-tahun.1

Craik dan Lockhart (1992) menyebutkan bahwa ada satu perbedaan penting antara informasi yang diambil dari ingatan jangka pendek dan informasi yang sudah lama diingat. Perbedaannya adalah seberapa dalam dan telitinya informasi yang telah diproses. Kemudian Craik dan Lockhart pertama-tama mengusulkan teori pemrosesan informasi mereka sebagai suatu alternatif untuk tiga tahap model. Pertama adalah elaboration (elaborasi). Elaboration adalah menambah arti dengan menghubungkan satu informasi baru dengan kumpulan-kumpulan yang lain atau dengan pengetahuan yang sudah ada. Hubungan terjadi ketika informasi baru digabungkan ke dalam kerangka kerja dan schemata (skema) yang proporsional. Kita sering melakukan ini secara otomatis. Satu paragraf yang sedang kita baca tentang sejarah misalnya, mengingatkan kita akan sesuatu yang pernah kita tahu tentang masa lalu itu. Suatu adengan dari suatu film dihubungkan dengan pengalaman yang sama dalam kehidupan kita sendiri.Faktor kedua yang dapat memperbaiki belajar ialah organization, yang dihubungkan dengan elaboration. Bahan mata pelajaran yang diorganisasi dengan baik lebih mudah untuk dipelajari dan diingat daripada informasi yang sepotong-sepotong dan sedikit. Faktor ketiga yang mempengaruhi belajar dan mengingat adalah konteks (context). Secara jelas aspek-aspek tertentu dari konteks fisik dan emosi dari bahan pelajaran yang dipelajari bersamaan dengan informasi menjadi bagian dari kerangka kerja yang proporsional. Kemudian, jika kita mencoba untuk mengingat informasi, belajar akan lebih mudah jika konteksnya sama. Ini telah ditunjukkan dalam laboratorium di mana siswa-siswa belajar bahan mata pelajaran dalam kelas, kemudian mengambil tes di kelas yang sama bentuknya atau di kelas yang berbeda bentuknya. Siswa yang mengambil tes di kelas yang sama bentuknya dengan waktu dia belajar, prestasi mereka lebih baik. Jadi, lebih baik mengambil tes yang kondisinya sama dengan kelas tempat kita belajar, karena akan memperbaiki skor kita.3Kalsifikasi memori menurut cara terjadiKalsifikasi memori menurut cara terjadi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :a. Memori deklaratif/kognitifMemori deklaratif adalah memori yang disadari untuk fakta dan kejadian. Tipe memori ini memerlukan lobus temporalis medial yang berfungsi dengan baik, yang mencakup hipokampus, dan struktur di diensefalon. Cara berbagai bagian otak ini berinteraksi selama coding memori dan pencarian tidak diketahui.5Sementara itu, Tuvling dan Lepage (2000) membagi memori deklaratif menjadi dua kelompok besar: memori proskopik (disebut juga sebagai memori non-episodik) dan memori palinskopik (atau memori episodik). Pada memori proskopik pengalaman pada suatu waktu dimanfaatkan untuk menangani kasus di masa depan. Anak yang jarinya terbakar karena main dengan korek api akan menghindar atau berhati-hati dengan benda itu lagi. Memori palinskopik atau episodik merujuk tidak ke masa depan tetapi ke masa lalu dan bersifat individual. Pengalaman seseorang dalam hidupnya membentuk memori bagi dia sendiri. Ini perlu dibedakan dengan apa yang dinamakan memori semantik. Bila kita berbicara tentang memori semantik, artinya, siapa pun memiliki memori seperti itu. Bahwa gunung itu lebih tinggi dari daratan biasa dan kalu kita ke sana kita pasti mendakinya merupakan pengetahuan tentang dunia yang dimiliki oleh siapa saja.6b. Memori refleksif (nondeklaratif)Memori nondeklaratif terlibat dalam belajar keterampilan, repetisi, dan classical conditioning. Memori nondeklaratif mencakup ingatan yang tidak disadari dan membutuhkan korteks serebri yang utuh, ganglia basalis dan serebelum. Memori refleksif ini tidak butuh kognitif seperti pada memori deklaratif.5Proses penyimpanan memori serta jaringan saraf yang berperanIngatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang memiliki mekanisme yang berbeda. Ingatan jangka pendek melibatkan modifikasi transien fungsi sinaps-sinaps yang sudah ada, misalnya perubahan temporer dalam jumlah neurotransmitter yang dibebaskan sebagai respon terhadap rangsangan atau peningkatan temporer responsivitas sel pascasinaps terhadap neurotrasmitter di jalur-jalur saraf yang terlibat. Sebaliknya, ingatan jangka panjang melibatkan perubahan struktural dan fungsional yang relatif permanen antara neuron-neuron yang sudah ada di otak.a. Proses jangka pendekBerbagai macam eksperimen telah membuktikan bahwa dua bentuk ingatan jangka pendek - habituasi dan sensitisasi - disebabkan oleh modifikasi berbagai protein saluran di terminal prasinaps neuron-neuron aferen tertentu yang berperan di jalur yang memerantarai perilaku yang sedang mengalami modifikasi. Modifikasi ini, pada gilirannya, menimbulkan perubahan pada pelepasan neurotransmitter.Habituasi merupakan penurunan responsivitas terhadap presesntasi berulang suatu stimulus indiferen, yaitu rangsangan yang tidak menghasilkan penghargaan atau hukuman. Pada habituasi, penutupan saluran Ca2+ mengurangi masuknya Ca2+ ke dalam terminal prasinaps, yang menyebabkan penurunan pelepasan neurotransmitter. Akibatnya, potensial pascasinaps berkurang dibandingkan dengan normal sehingga terjadi penurunan atau hilangnya respons perilaku yang dikontrol oleh neuron eferen pascasinaps. Habituasi merupakan proses belajar pertama yang terjadi pada bayi manusia. Dengan belajar mengabaikan stimulus indiferen, hewan atau orang bebas memperhatikan rangsangan yang lebih penting.Sensitisasi adalah peningkatan responsivitas terhadap rangsangan ringan setelah rangsangan kuat yang mengganggu. Berbeda dari apa yang terjadi pada habituasi, masuknya Ca2+ ke dalam terminal prasinaps meningkat pada sensitisasi. Peningkatan pelepasan neurotransmitter yang kemudian terjadi menghasilkan potensial pascasinaps yang lebih besar sehingga respon menjadi lebih kuat. Sensitisasi tidak memiliki efek langsung pada saluran Ca2+ prasinaps. Sensitisasi secara tak langsung meningkatkan pemasukan Ca2+ melalui fasilitasi prasinaps. Neurotrasnmitter serotonin dibebaskan dari antarneuron fasilitatif yang bersinaps di terminal prasinaps untuk menimbulkan peningkatan pelepasan neurotrasmitter prasinaps sebagai respons terhadap potensial aksi. Bahan ini melakukannya dengan memicu pengaktifan pembawa pesan kedua AMP siklik di terminal prasinaps, yang akhirnya menyebabkan penyumbatan saluran K+. Penyumbatan ini memperlama potensial aksi di terminal prasinaps. Karena keberadaan potensial aksi lokal merupakan penyebab terbukanya saluran Ca2+ di terminal, maka potensial aksi yang berkepanjangan meningkatkan influks Ca2+ yang berkaitan dengan sensisitasi.1b. Proses jangka panjangSementara ingatan jangka pendek berkaitan dengan penguatan transien sinaps-sinaps yang sudah ada, ingatan jangka panjang memerlukan pengaktifan gen-gen spesifik yang mengontrol sintesis protein yang dibutuhkan untuk perubahan struktural atau fungsional jangka panjang di sinaps-sinaps spesifik. Studi-studi yang membandingkan otak hewan percobaan yang dipelihara di lingkungan miskin sensorik dengan hewan yang dipelihara di lingkungan kaya sensorik memperlihatkan perbedaan mikroskopik yang nyata. Hewan yang mengalami interaksi lingkungan yang lebih banyak - dan karenanya diperkirakan memiliki kesempatan belajar yang lebih banyak - memperlihatkan peningkatan percabangan dan pemanjangan dendrit di sel-sel saraf di regio otak yang diduga berperan dalam penyimpanan ingatan. Peningkatan luas permukaan dendit diperkirakan meningkatkan tenpat untuk sinaps. Karena itu, ingatan jangka panjang dapat disimpan paling tidak sebagian, dalam pola tertentu percabangan dendritik dan kontak sinaptik. Suatu protein regulatorik positif, CREB, adalah tombol molekular yang mengaktifkan (menyalakan) gen-gen yang penting dalam penyimpanan ingatan jangka panjang. Belum ada yang mengetahui bagaimana CREB diaktifkan, tetapi sebagian peneliti menyarankan bahwa perubahan dari ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang mungkin melibatkan pengaktifan CREB oleh cAMP. Pembawa pesan kedua ini memiliki pesan regulatorik dalam PJP ( Potensiasi Jangka Panjang) serta dalam bentuk-bentuk ingtaan jangka pendek yang lebih sederhana seperti sensitisasi. Selain itu, cAMP dapat mengaktifkan CREB, yang akhirnya menyebabkan pembentukan protein baru dan konsolidasi ingatan jangka panjang. Konsolidasi ingatan deklaratif dan prosedural bergantung pada CREB. CREB berfungsi sebagai tombol molekular bersama untuk mengubah kategori-kategori ingatan ini dari mode jangka pendek transien menjadi mode jangka panjang permanen.Protein-protein regulatorik CREB mengatur sekelompok gen, immediate early genes (IEGs), yang berperan penting dalam konsolidasi ingatan. Gen-gen ini mengatur sintesis protein yang menyandi ingatan jangka panjang. Peran pasti yang mungkin dimainkan oleh protein-protein ingatan jangka panjang yang penting ini masih diperdebatkan. Protein-protein ini mungkin diperlukan untuk perubahan struktural di dendrit atau digunakan untuk membentuk lebih banyak neurotransmitter atau reseptor tambahan. Selain itu mereka mungkin melaksanakan modifikasi jangka panjang pelepasan neurotransmitter dengan memperlama proses-proses biokimia yang mula-mula diaktifkan oleh proses-proses ingatan jangka pendek. 1

Struktur otak yang berperan

Gambar 1. Otak Dilihat dari Medial7Pada bagian medial lobus temporalis terdapat suatu struktur yang bernama hipokampus yang termasuk sistem limbik, yang berperan penting dalam memori jangka pendek dan konsolidasi menjadi memori jangka panjang. Hipokampus dipercaya menjadi tempat penyimpanan sementara memori jangka panjang dan akhirnya akan dipindahkan ke area kortikal lainnya untuk penyimpanan yang lebih permanen lagi. Hipokampus berperan penting dalam memori deklaratif, atau memori apa, misalnya memori apa tentang orang terentu, tempat, benda, fakta, dan kejadian-kejadian yang dihasilkan hanya oleh satu pengalaman dan bisa dinyatakan seperti Saya melihat monas minggu kemarin. atau berupa sebuah gambar di bayangan kita saja.Memori deklaratif butuh kognitif atau kesadaran dan biasanya merupakan memori yang pertama kali dilupakan. Hipokampus bersama amigdala memproyeksikan ke thalamus dan hypothalamus, dan membentuk sirkuit memori. Amigdala mempunyai banyak neurotransmitter opioid atau opiate endogen, mengatur sinyal saraf, dan menyaring respons keadaan emosional. Hipothalamus merupakan sumber respons emosional dan memiliki hubungan timbal balik dengan amigdala.1,8Serebelum berperan penting dalam memori prosedural bagaimana kita melakukan aktivitas motorik dengan pengulangan misalnya seperti menghafal gerakan menari. Berbeda dengan memori deklaratif yang secara sadar dikumpulkan kembali melalui pengalaman yang sudah lewat, memori prosedural tidak perlu, seperti seorang atlet skate dalam sebuah lomba yang tidak terlalu banyak berpikir dan membiarkan badannya bergerak sendiri seperti latihannya saat ia berada dalam rink.1 Korteks prafrontal berfungsi sebagai tempat penyimpanan memori informasi yang berhubungan untuk sementara dan tempat mengeksekusi manipulasi dan integrasi informasi untuk merencanakan sesuatu, memprioritaskan sesuatu hal, menyelesaikan masalah, dan menyusun aktivitas kita sebagai suatu memori yang disebut working memory. Working memory berfungsi sebagai papan tulis yang bisa dihapus di otak, dimana memori ini menyimpan berbagai informasi baru dan lama yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang kita lakukan dalam otak kita sehingga kita bisa menilai informasi yang akan datang. Hal inilah membuat kita dapat memberi alasan, merencanakan, dan menilai sesuatu. Dengan membandingkan informasi lama dan baru dalam working memory kita, kita dapat berbicara dengan orang lain, memberi tip di restoran, mengerti bahan bacaan, pulang ke rumah, atau memakai baju hangat saat sedang bersalju di luar rumah. Singkatnya, working memory membuat seseorang dapat menghubungkan pikiran-pikiran secara berurutan dan masuk akal serta merencakan apa yang akan diperbuat nantinya.1Orang dengan kerusakan hipokampus sangat mudah lupa akan fakta-fakta yang sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Ingatan deklaratif yang biasanya pertama kali hilang. Yang menarik, kerusakan luas di daerah hipokampus dijumpai pada pasien dengan penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer ini ditandai dengan hilangnya ingatan baru atau ingatan jangka pendek. Sekitar 4 juta orang Amerika Serikat saat ini mengidap penyakit ini, tetapi karena ini adalah penyakit yang terkait usia dan populasi AS mengalami penuaan, maka insidens diperkirakan akan meningkat. Sekitar 0,1 % dari mereka yang berusia 60 dan 65 tahun terkena penyakit ini, tetapi prosen meningkat menjadi 30% sampai 47% pada mereka yang berusia 85 tahun.1

PenutupKesimpulanHipotesis diterima, bahwa kehilangan memori yang terjadi disebabkan oleh adanya kerusakan pada salah satu bagian sistem limbik yaitu hipokampus. Kehilangan memori ini juga sangat dipengaruhi oleh faktor usia.

Daftar Pustaka1. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Ed 6. 2012. h. 171-22. Semiun Y. Kesehatan mental. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. 2006. h. 2423. Djiwandono SEW. Psikologi pendidikan. Jakarta : Penerbit Grasindo. 2006. h.153-54. Corwin EJ. Patofisiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2009. h. 229-2305. Johnson EB. Contextual teaching and learning. Bandung : Penerbit MLC. 2007. h.576. Dardjowidjojo S. Psikolinguistik: pengantar pemahaman bahasa manusia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Ed 3. 2008. h.2777. Dasar otak dan sistem limbik. Diunduh dari http://pakmed.net/academic/age/alz/alz028.htm . Tanggal 21 April 2013. Pukul 17.00 WIB8. Wati WW, Kindangen K,Wibawani W,Erma Mexcorry S,Sumadikarya IK,et all. Bahan kuliah blok 6:Neuroscience. Jakarta:FK Ukrida. 2013.3