neoplasm a

4
NEOPLASMA = tumor yang diakibatkan o/ pertumbuhan jar baru yg bersifat abnormal & patogen pd tubuh, tdk berkoordinasi dgn jar sekitarnya dan tdk berguna bg tubuh. PENYEBAB NEOPLASMA : Bahan yang dapat menyebabkan terjadi kanker,Faktor Eksternal(bahan kimia / fisik, misalkan: radiasi, elektrik, panas, virus ).Faktor Internal, ( herediter, kecenderungan, usia, habits ) Klasifikasi : - Tumor jinak menyerupai sel asalnya, kapsul, terlokalisir a. Tumor jinak jaringan lunak b. Tumor jinak jaringan keras - Nonodontogenetik - Odontogenetik - Tumor ganas penyimpangan dari sel asalnya inti, ukuran sel, anaplasia a.Tumor ganas jaringan lunak - Berasal dari epitel - Berasal dari mesenchym b. Tumor ganas jaringan keras TUMOR JINAK PADA RONGGA MULUT : EPULIS, tumbuh pada gusi,berasal dari periosteum PAPILLOMA dari epithelium squamous dengan lokasi di gingiva,lidah ,dan bibir. FIBROMA dari jaringan ikat fibrous yang dapat meluas sampai ke tulang. OSTEOMA tumor nonodontogenik yang berasal dari sel tulang mesenchymal ODONTOMA dari struktur gigi yang telah mengalami pengapuran AMELOBLASTOMA tumor odontogenik yang benihnya berasal dari bagian epithelium benih gigi. Tumor ganas jaringan lunak - Squamous sel carsinoma dari membran mukosa yang terdiri atas sel epithel. - Malignant Melanoma(Melanotic Sarcoma) pada tempat yang ada pigmentasi tubuh. Tumor ganas jaringan keras - Osteogenetic Sarcoma terjadi atas sel osteoblast. Klasifikasi stadium neoplasia didasarkan pada ; 1. Ukuran Tumor primer (T), 2. Ekstensi penyebaran ke kelenjar lymphe regional / Nodus (N), 3. Ada/tidaknya Metastase (M). Kriteria : T0 = tidak terlihat tumor primer T1 = tumor berdiameter ≤ 2 cm T2 = tumor berdiameter >2 dan < 4 cm T3 = tumor berdiameter > 4 cm N0 = limfe node regional tidak teraba N1 = node homolateral bergerak N2 = node bilateral/kontralateral bergerak N3 = node tidak bergerak M0 = tidak terlihat metastase M1 = terlihat metastase Stage / stadium : 1. I = T1 N0 M0. 2. II = T2 N0 M0. 3. III = T3 N0 M0 atau T1,2,3 N1 M0 4. IV = T apa saja N2,3 M0 T apa saja N apa saja M1 . Berdasarkan Border’s Grading / Line : Grade I : Tumor terdiri dari < 25% sel abnormal, Grade II : Tumor terdiri dari 25% - 50% sel abnormal, Grade III : Tumor terdiri dari 50% - 75% sel abnormal, Grade IV : Tumor terdiri dari > 75% sel abnormal. Kista : Rongga patologis dalam jaringan keras/lunak berisi cairan/semi cairan dikelilingi membrane epithel (epithelial lining) Etiologi : Proses radang/infeksi, Trauma, Gangguan Pertumbuhan, obstruksi/retensi kelenjar liur. DIAGNOSA KISTA : HISTORY (RIWAYAT PENYAKIT), PEMERIKSAAN KLINIS, PUNKSI (ASPIRASI BIOPSI), X-RAY (RONTGEN FOTO), PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI (HPA) PERAWATAN 1. ENUKLEASI (IN TOTO) DINDING DIANGKAT . 2. MARSUPIALISASI (OPERASI PARTSCH) BUAT JENDELA MENGHUBUNGKAN KANTONG KISTA DENGAN DUNIA LUAR 3. KOMBINASI MARSUPIALISASI DISUSUL ENUKLEASI. ALAT-ALAT ANGKAT KISTA: MALLET, CHISSEL, BUR TULANG, RONGEUR/ KNABLE TANG, ELEVATOR PERIOSTEAL, CURRET, NEEDLE DAN NEEDLE HOLDER, BLADE PROGNOSE BAIK, RECURRENT, BILA TIDAK BERSIH. KOMPLIKASI PEMBENGKAKAN,INFEKSI, PERDARAHAN, FRAKTUR TULANG KISTA ODONTOGEN Disebabkan OK. Degenerasi daripada organ pebentukan gigi, Akar terlibat langsung , Gigi non vital , Resorbsi banyak KISTA NON ODONTOGEN Terjadi pada garis pertemuan tulang rahang (RA/RB), Tak langsung , Tak langsung , sedikit Celah Bibir(Labioschizis) celah yang terbentuk di bagian atas bibir baik sebagai celah kecil atau lekukan di bibir (celah bibir complete) atau terus ke dalam hidung (celah bibir incomplete) Penaganan celah bibir : Aturan Wilhelmmesen dan Musgrave (1969 ) operasi segera setelah lahir, 10 minggu usia metode pembedahan bibir sumbing : Millard teknik,metode Le Mesurier, metode Tennison,Metode Onizuka,teknik Barsky Aturan Wilhelmmesen dan Musgrave ( “Rule of Ten” ) - Berat badan di atas 10 ponds - Hemoglobin di atas 10 gr% - Umur di atas 10 minggu Langit –Langit(Palatoschizis) kondisi di mana dua piring tengkorak yang membentuk langit-langit keras (atap mulut) tidak sepenuhnya bergabung PENYEBAB PALATO Kegagalan proses fusi lateral tulang langit-langit, septum hidung, dan / atau palatin proses median (pembentukan langit-langit sekunder). Jenis Celah Langit-Langit : Unilateral incomplete, Unilateral complete, Bilateral incomplete, Bilateral complete Metode pembedahan CELAH LANGIT2 y: Von Langenbeck method, Vomer flap technique, Wardill method Trauma Maksilo Fasial pada jaringan lunak : - Contusion (luka memar), Benturan oleh benda tumpul

Upload: putu-putra

Post on 26-Jun-2015

232 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Neoplasm A

NEOPLASMA = tumor yang diakibatkan o/ pertumbuhan jar baru yg bersifat abnormal & patogen pd tubuh, tdk berkoordinasi dgn jar sekitarnya dan tdk berguna bg tubuh.

PENYEBAB NEOPLASMA : Bahan yang dapat menyebabkan terjadi kanker,Faktor Eksternal(bahan kimia / fisik, misalkan: radiasi, elektrik, panas, virus ).Faktor Internal, ( herediter, kecenderungan, usia, habits )

Klasifikasi : - Tumor jinak menyerupai sel asalnya, kapsul, terlokalisir

a. Tumor jinak jaringan lunak b. Tumor jinak jaringan keras

- Nonodontogenetik - Odontogenetik

- Tumor ganas penyimpangan dari sel asalnya inti, ukuran sel, anaplasia a.Tumor ganas jaringan lunak

- Berasal dari epitel - Berasal dari mesenchym

b. Tumor ganas jaringan keras

TUMOR JINAK PADA RONGGA MULUT : EPULIS, tumbuh pada gusi,berasal dari periosteumPAPILLOMA dari epithelium squamous dengan lokasi di gingiva,lidah ,dan bibir.FIBROMA dari jaringan ikat fibrous yang dapat meluas sampai ke tulang.OSTEOMA tumor nonodontogenik yang berasal dari sel tulang mesenchymal ODONTOMA dari struktur gigi yang telah mengalami pengapuranAMELOBLASTOMA tumor odontogenik yang benihnya berasal dari bagian epithelium benih gigi.

Tumor ganas jaringan lunak - Squamous sel carsinoma dari membran mukosa yang terdiri atas sel

epithel.- Malignant Melanoma(Melanotic Sarcoma) pada tempat yang ada

pigmentasi tubuh.

Tumor ganas jaringan keras

- Osteogenetic Sarcoma terjadi atas sel osteoblast.

Klasifikasi stadium neoplasia didasarkan pada ;1. Ukuran Tumor primer (T),2. Ekstensi penyebaran ke kelenjar lymphe regional / Nodus (N),3. Ada/tidaknya Metastase (M).

Kriteria : T0 = tidak terlihat tumor primerT1 = tumor berdiameter ≤ 2 cmT2 = tumor berdiameter >2 dan < 4 cmT3 = tumor berdiameter > 4 cmN0 = limfe node regional tidak teraba N1 = node homolateral bergerak N2 = node bilateral/kontralateral bergerak N3 = node tidak bergerak M0 = tidak terlihat metastase M1 = terlihat metastase

Stage / stadium :1. I = T1 N0 M0.2. II = T2 N0 M0.3. III = T3 N0 M0 atau T1,2,3 N1 M04. IV = T apa saja N2,3 M0

T apa saja N apa saja M1 .

Berdasarkan Border’s Grading / Line :Grade I : Tumor terdiri dari < 25% sel abnormal,Grade II : Tumor terdiri dari 25% - 50% sel abnormal,Grade III : Tumor terdiri dari 50% - 75% sel abnormal,Grade IV : Tumor terdiri dari > 75% sel abnormal.

Kista : Rongga patologis dalam jaringan keras/lunak berisi cairan/semi cairan dikelilingi membrane epithel (epithelial lining)

Etiologi : Proses radang/infeksi, Trauma, Gangguan Pertumbuhan, obstruksi/retensi kelenjar liur.

DIAGNOSA KISTA : HISTORY (RIWAYAT PENYAKIT), PEMERIKSAAN KLINIS, PUNKSI (ASPIRASI BIOPSI), X-RAY (RONTGEN FOTO), PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI (HPA)

PERAWATAN 1. ENUKLEASI (IN TOTO) DINDING DIANGKAT .2. MARSUPIALISASI (OPERASI PARTSCH) BUAT JENDELA MENGHUBUNGKAN KANTONG KISTA DENGAN DUNIA LUAR3. KOMBINASI MARSUPIALISASI DISUSUL ENUKLEASI.

ALAT-ALAT ANGKAT KISTA:

MALLET, CHISSEL, BUR TULANG, RONGEUR/ KNABLE TANG, ELEVATOR PERIOSTEAL, CURRET, NEEDLE DAN NEEDLE HOLDER, BLADE

PROGNOSE BAIK,RECURRENT, BILA TIDAK BERSIH.

KOMPLIKASI PEMBENGKAKAN,INFEKSI, PERDARAHAN, FRAKTUR TULANG

KISTA ODONTOGEN Disebabkan OK. Degenerasi daripada organ pebentukan gigi, Akar terlibat langsung , Gigi non vital , Resorbsi banyak

KISTA NON ODONTOGEN Terjadi pada garis pertemuan tulang rahang (RA/RB), Tak langsung , Tak langsung , sedikit

Celah Bibir(Labioschizis) celah yang terbentuk di bagian atas bibir baik sebagai celah kecil atau lekukan di bibir (celah bibir complete) atau terus ke dalam hidung (celah bibir incomplete)

Penaganan celah bibir :

Aturan Wilhelmmesen dan Musgrave (1969 ) operasi segera setelah lahir, 10 minggu usiametode pembedahan bibir sumbing :Millard teknik,metode Le Mesurier, metode Tennison,Metode Onizuka,teknik Barsky

Aturan Wilhelmmesen dan Musgrave ( “Rule of Ten” ) - Berat badan di atas 10 ponds - Hemoglobin di atas 10 gr% - Umur di atas 10 minggu

Langit –Langit(Palatoschizis) kondisi di mana dua piring tengkorak yang membentuk langit-langit keras (atap mulut) tidak sepenuhnya bergabung

PENYEBAB PALATO Kegagalan proses fusi lateral tulang langit-langit, septum hidung, dan / atau palatin proses median (pembentukan langit-langit sekunder).

Jenis Celah Langit-Langit : Unilateral incomplete, Unilateral complete, Bilateral incomplete, Bilateral complete

Metode pembedahan CELAH LANGIT2 y: Von Langenbeck method, Vomer flap technique, Wardill method

Trauma Maksilo Fasial pada jaringan lunak :

- Contusion (luka memar), Benturan oleh benda tumpul Therapy : Pro analgesik

- Abration (luka lecet), gesekan/geseran benda tumpul,Therapy : Pembersihan luka , Pro antibiotik , Pro analgesik

- Laceration (luka sobek), benturan benda tajam,Therapy : Pembersihan/pencucian, Debridement,

- Penetrating wound (luka tusuk), benda runcing, Luka sempit & dalam Therapy : Seperti perawatan pada luka laserasion,

- Gunshot wound (luka tembak), peluru,Kerusakan komplek,Therapy ; Kompleks specialistis,

- Burns (Luka bakar) api, benda panas, kimia, sinar

TRAUMA MAKSILO FASIAL pada jaringan keras :

FRAKTUR PADA GIGI Klas I : mengenai enamelKlas II : mengenai enamel & dentinKlas III : mengenai enamel, dentin & pulpa Klas IV : mengenai akar (dibawah servikal)

TERAPI: Klas I : Konservatif, Klas II : Konservatif, Klas III : Endodontik & Konservatif, Klas IV :

– Endodontik + Bedah (apicoectomy) & Konservatif,– Ektraksi/Cabut, bila > 1/3 akar

FRAKTUR TULANG ALVEOLLUKSASI : Fraktur pada tl. Alveol yang menyebabkan gigi goyang.ALVULSI : Fraktur pada tl. Alveol yang menyebabkan gigi keluar dari socketnya.INTRUDED : Fraktur pada tl. Alveol yang menyebabkan gigi tertanam/terpendan pada socketnya

TERAPI:1. Diagnosis,2. Evaluasi Radiographic3. Penanganan :

Page 2: Neoplasm A

Goyang < 01 & tidak ada perubahan posisi, => dibiarkan, R/ A B,Analgesik, Antiinflamsi

Goyang 01 – 03 & tdk ada perubahan posisi, => immobilisasi/fixasi =>R/ Antibiotik, Analgesik, Antiinflamasi

Ada perubahan posisi/letak => Reposisi/reduksi => Immobilisasi => R/ Antibiotik, Analgesik, Antiinflamasi.

FRAKTUR TULANG RAHANG

Replantasi gigi : Pastikan kondisi gigi & jaringan dalam keadaan baik ! Waktu/lama kejadian < 4 jam (hasil maksimal) Prosedur :

– Perawatan gigi & cuci dgn PZ,– Reposisi/replantasi – Immobilisasi – R/

Macam-macam Immobilisasi / Fiksasi Rongga Mulut : 1. Wire splint2. Akrilik splint3. Logam tuang (cor)4. Bracket + wire splint5. Composite +wire splint6. Miniplate 7. Head cap

Fraktur Maksila :Rene Le Fort (1901)

Le Fort I– Low-level fracture

Garis fraktur horizontalBodi maksila terpisah dari basis Cranii (tengkorak)Sekitar diatas palatum durum & dibawah arcus zygomaticus *Tanda klinis “Khas”

– Flowting Jaw– Open Bite

Le Fort II– Pyramidal / sub zygomatical fraktur

Garis fraktur vertikal Organ yang terlibat;

– Os. Maxillaris – Os. Nasalis – Os. Ethmoidalis,

Dinding sinus*Tanda klinis ;

– Pembengkakan wajah (mata, hidung, bibir)– Perdarahan melalui hidung – +/- disertai cairan cerebrospinal

Le Fort III– High-level / supra zygomatical fracture

Organ yang terlibat;– Os. Nasalis – Dinding sinus,– Os. Ethmoidalis,– Os. Orbitalis,– Os. zygomaticus

*Tanda klinis “khas” :– Terdesaknya bagian tengah dari wajah (nasal) kedalam

(monkey face)

Therapy Fraktur Maksila : Konservatif :

– Reposisi – Fiksasi “Head Cap”

Open Reduction– Reposisi – Fiksasi ; interosseus wiring, mini plate, circum zygomatic

wiring, dsb

Komplikasi : Infeksi, Diplophia , Edema yang persisten , Gangguan penglihatan , Perubahan wajah , Oklusi tidak sempurna

TRANSPLANTASI

OLEH : Drg Durra mufida

- Replanstasi ad/ Tindakan untuk mengembalikan gigi yang lepas dari soketnya karena sengaja ataupun karena kecelakaan.

- SYARAT REPLANTASIo Sehat tidak terdapat karies yang luaso Tulang alveolar tetap utuh/tidak ada frakturo Tidak ada kelainan ortodonti pada gigi yang avulsio Lamanya gigi di luar mulut > 2 jam resorbsi akaro Penyimpanan gigi yang teravulsi tidak dalam keadaan kering

(rendam dalam larutan fisiologis

- MACAM-MACAM REPLANTASIo Replantasi Intersisional ad/ Pencabutan gigi yang bertujuan untuk

perawatan endodontik di luar mulut dan penempatan kembali gigi tersebut ke dalam soketnya dengan segera

o Replantasi pada Gigi Avulsi: Replantasi yang dilakukan pada gigi

yang keluar dari soketnya (avulsi).Ada 3 macam :1. Replantasi segera prognosis replantasi meningkat.2. Replantasi avulsi dalam 2 jam usahakan rendam dalam

larutan fisiologis3. Replantasi > 2 jam setelah avulsi biasanya sel-sel serabut

periodontal tidak akan hidup pertumbuhan terhenti perawatan endo

- Transplantasi : Pengambilan gigi dari suatu soket dan dipindahkan dari soket yang lainnya.

- Autotransplantasi : Pemindahan gigi dari suatu soket ke soket lainnya dan masih dalam rongga mulut yang sama.

- Alogenik Transplantasi : Penanaman gigi kedalam soket gigi yang baru saja dicabut, dimana gigi yang baru ditanam tersebut dicangkok dari gigi orang lain.

- Ada 4 sumber graft :1. Autograft : Graft tulang yang diperoleh dari sebagian tubuh atau

tulang pasien sendiri yang dipindahkan kedalam tulang yang rusak.Ada 2 macam Autograft, yaitu:- Yang berasal dari dalam mulut seperti yang berasal dari tuberositas

maksila, pengangkatan tulang selama osteoplasti dan ostektomi, daerah tidak bergigi dan lingir lingual RB. Bentuk graft ini dapat berupa osseus coagulum (campuran tulang dan darah), bone blend (campuran tulang dan saline), bone swaging, cortical bone chip (keeping).

- Yang berasal dari luar mulut (diperoleh dari sumsum tulang iliac.- Keuntungan Autograft: Mudah diterima jaringan Mudah digunakan Prosedur cepat - Kerugian autograft: Tidak mampu digunakan pada daerah dengan defek

yang berat. 2. Allograft: graft tulang yang ditransplantasikan di antara individu dari

spesies yang sama Jika tulang didapatkan dari donor yang telah terkontrol dan dipilih secara

hati-hati. Keuntukngan allograft dibandingkan autograft adalah tidak diperlukan

bedah tambahan untuk memperoleh donor dengan mempertahankan potensi perbaikan yang sebanding.

- Ada 3 macam allograft: Frozen illiac cancelous and marrow (kekerangannya dapat menularkan

penyakit). Mineralized freeze-dried bone allograft (bersifat osteokonduktif mengisi

defek tulang). Demineralized freeze-dried bone allograft bersifat osteoinduktif newattachment yaitu pembentukan tulang,

sementum, dan ligamentum yang baru pada defek.3. Xenograft : berasal dari spesies yang berbeda misalnya bovine (Batan),

Calf bone (Boplan), Kuda (Biogen).4. Alloplast: dikenal sebagai graft sintetik yang pada umumnya kandungan

alloplas adalah Hidroksi apati(calcitite), tricalcium phospate.

Page 3: Neoplasm A

Fungsi utama dari graft tulang:

• Osteokonduksi: bertindak sebagai pola atau jaringan untuk membimbing pembentukan tulang.

• Osteoinduksi: dapat menstimulasi atau merangsang pembentukan tulang baru.

• Osteogenesis menghasilkan tulang baru

- Allograf lebih sering digunakan dan memungkinkan dilakukan karena banyaknya donor satu jenis allograf yang sering digunakan DFDBA

- DFDBA dapat merangsang sel-sel mesenkim untuk berdiferensiasi menjadi osteoblas.

- Proses dimineralisasi dengan asam hidoklorit memperlihatkan protein-protein yang dapat menginduksi tulang yang terdapat pada matrix tulang.

“Trauma Maksilo Fasial”

Oleh : Setiawan Kuliah Ilmu Bedah Mulut Lanjutan

Fraktur Mandibula Etiologi Faktor dalam Faktor luar Faktor penunjang

- Fraktur Mandibula Klasifikasi : Simple fracture type- Fraktur Mandibula Klasifikasi : Greenstick fracture type- Fraktur Mandibula Klasifikasi : compound fracture type- Fraktur Mandibula Klasifikasi : Simple Comminuted fracture type- Fraktur Mandibula Klasifikasi : Compound Comminuted fracture type- Fraktur Mandibula Distribusi : Rahang bawah > fraktur

Letak dagu lebih prominen, Bentuk pipih spt tapal kuda, Tempat insertio – origo otot mastikasi

- Fraktur Mandibula Lokasi

– Angle = 31 %– Condyle = 18 %– Molar region = 15 %– Mental region = 14 %– Symphisis = 8 %– Cuspid = 7 %– Ramus = 6 %– Coronoid process = 1 %

- Fraktur Mandibula Tendensi

1/3 fr. Maxillofacial, Macam : Simple fr. = 69%, Mutiple fr. = 27%, Comminuted fr. =

4%. Usia : 11-30 th, Laki-laki : 80 %, Bergigi : 80 %, Trafic accident : 80%

- Fraktur MandibulaTanda Klinis Riwayat trauma, Gerakan abnormal, Mal-oklusi, Fungsiolaesa, Trismus,

- Fraktur MandibulaTanda Klinis Kerusakan jaringan, Paraesthesia, Nyeri tekan, Hipersalivasi,

- Fraktur MandibulaTanda Klinis

Kerusakan jaringan, Krepitasi, Paraesthesia, Nyeri tekan, Hipersalivasi,

- Fraktur Mandibula Pergeseran fragmen disebabkan ;

Tarikan otot, Arah garis fraktur, Besar dan arah Daya bentur,

- Ilustrasi pergeseran fragmen Fraktur horizantal

- Ilustrasi pergeseran fragmen Fraktur vertikal

- Fraktur Mandibula Faktor yg mempengaruhi proses penyembuhan ;

Umur , Keadaan umum, Bentuk fraktur, Vaskularisasi, Faktor individu, Invansi kuman, Perawatan,

- Fraktur Mandibula Kegagalan proses penggabungan ;

Delayed Union, Infeksi,nonkooperatif, Mal Union, Tdk dirawat,reposisi salah Non Union, Kasus susah, kondisi tidak baik - Rongent - PhotoKegunaan pada kasus fraktur ; Diagnosis, Evaluasi hasil reduksi/reposisi, Evaluasi proses penyembuhan - Rongent – Photo Diagnosis

Macam fraktur, arah grs fraktur, besarnya dislokasi fragmen, kelainan patologis, keadaan gigi & akar, ada tidaknya

- Rongent – Photo Diagnosis ada tidaknya gigi pd grs fraktur, ada tidaknya benda asing, kondisi canalis mandibula, dsb.

- Rongent – Photo Projeksi Periapical - Occlusal, Panoramic, Waters, Lateral Oblique, Submento Occipital, PA, TMJ, dsb.