nec buku 1

5
NEC adalah penyakit inflamasi akut usus dengan insiden tinggi pada bayi preterm dan bayi resiko tinggi lainnya, paling sering pada bayi preterm. Tiga faktor tampaknya berperan penting dalam perkembangan NEC, iskemia inisial, kolonisasi oleh bakteri patogen, dan substrat (susu formula) dilumen usus. Penyebab tepat NEC masih belum jelas, namun tampaknya terjadi pada bayi yang saluran gastrointestinalnya imatur, proliferasi bakteri, dan substrat makanan sekarang dipercayai mempunyai peran multifaktor dalam etiologi NEC. Prematuritas tetap merupakan faktor resiko menonjol dalam perkembangan NEC. Kerusakan pada lapisan sel mukosa dinding usus sangat besar, Berkurangnya asupan darah ke sel ini menyebabkan kematian sel dalam jumlah besar, penurunan suplay darah ini menghentikan mukus yang mensekresi mukus pelindung dan pelumas, dan dinding usus yang tipis dan tidak terlindungi kemudian diserang oleh enzim proteolitik. Akibatnya, dinding usus semakin bengkak dan rusak, tidak mampu mensintesis IgM pelindung, dan mukosa dapat ditembus oleh makromolekul (mis.eksotoksin), yang selanjutnya semakin merusak pertahanan usus. Bakteri penghasil gas menginvasi daerah yang rusak dan menghasilkan pneumatosis intestinalis, keadaan adanya udara pada permukaan mukosa dan submukosa usus. Hubungan konsisten telah dibuktikan antara perkembangan NEC dan pemberian makan enterik zat hipertonis (mis.susu formula dan obat hiperosmolar). Tidak jelas apakah hubungan ini adalah akibat susu formula yang mengakibatkan stress pada usus yang iskemik, menyediakan substrat untuk pertumbuhan bakteri atau keduanya. Evaluasi Diagnostik Pemeriksaan radiografis memperlihatkan dilatasi usus seperti bentuk sosis yang berlanjut menjadi distensi berat dan adanya pneumatosis intestinalis yang khas “busa sabun” atau gambaran gelembung dinding usus yang menebal dan ultralumina. Ada udara didalam sirkulasi portal atau terlihat udara bebas dalam abdomen. Hasil pemeriksaan laboratorium meliputi anemia, leukopenia, leukositosis, asidodsis metabolik, dan ketidakseimbangan elektrolit. Pada kasus yang berat tampak koagulopati (koagulasi intravaskular diseminata (KID) dan atau trombositopenia .Organisme sering dapat dikultur dari darah, meskipun bakteremia dan septikemia tidak menonjol pada perjalanan awal penyakit. Penatalaksanaan Terapeutik

Upload: grandisdeka

Post on 30-Sep-2015

228 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

cdd

TRANSCRIPT

NEC adalah penyakit inflamasi akut usus dengan insiden tinggi pada bayi preterm dan bayi resiko tinggi lainnya, paling sering pada bayi preterm. Tiga faktor tampaknya berperan penting dalam perkembangan NEC, iskemia inisial, kolonisasi oleh bakteri patogen, dan substrat (susu formula) dilumen usus. Penyebab tepat NEC masih belum jelas, namun tampaknya terjadi pada bayi yang saluran gastrointestinalnya imatur, proliferasi bakteri, dan substrat makanan sekarang dipercayai mempunyai peran multifaktor dalam etiologi NEC. Prematuritas tetap merupakan faktor resiko menonjol dalam perkembangan NEC.Kerusakan pada lapisan sel mukosa dinding usus sangat besar, Berkurangnya asupan darah ke sel ini menyebabkan kematian sel dalam jumlah besar, penurunan suplay darah ini menghentikan mukus yang mensekresi mukus pelindung dan pelumas, dan dinding usus yang tipis dan tidak terlindungi kemudian diserang oleh enzim proteolitik. Akibatnya, dinding usus semakin bengkak dan rusak, tidak mampu mensintesis IgM pelindung, dan mukosa dapat ditembus oleh makromolekul (mis.eksotoksin), yang selanjutnya semakin merusak pertahanan usus. Bakteri penghasil gas menginvasi daerah yang rusak dan menghasilkan pneumatosis intestinalis, keadaan adanya udara pada permukaan mukosa dan submukosa usus.Hubungan konsisten telah dibuktikan antara perkembangan NEC dan pemberian makan enterik zat hipertonis (mis.susu formula dan obat hiperosmolar). Tidak jelas apakah hubungan ini adalah akibat susu formula yang mengakibatkan stress pada usus yang iskemik, menyediakan substrat untuk pertumbuhan bakteri atau keduanya.

Evaluasi Diagnostik Pemeriksaan radiografis memperlihatkan dilatasi usus seperti bentuk sosis yang berlanjut menjadi distensi berat dan adanya pneumatosis intestinalis yang khas busa sabun atau gambaran gelembung dinding usus yang menebal dan ultralumina. Ada udara didalam sirkulasi portal atau terlihat udara bebas dalam abdomen. Hasil pemeriksaan laboratorium meliputi anemia, leukopenia, leukositosis, asidodsis metabolik, dan ketidakseimbangan elektrolit. Pada kasus yang berat tampak koagulopati (koagulasi intravaskular diseminata (KID) dan atau trombositopenia .Organisme sering dapat dikultur dari darah, meskipun bakteremia dan septikemia tidak menonjol pada perjalanan awal penyakit.Penatalaksanaan Terapeutik Penanganan NEC dimulai dengan pencegahan. Pemberian makan oral, ditunda paling tidak 24 sampai 48 jam pada bayi yang diyakini menderita asfiksia kelahiran dan selama dianggap perlu pada bayi BBLER dan BBLSR. ASI merupakan nutrien enteral yang paling disukai karena memberikan beberapa imunitas pasif (IgA), makrofag, dan lisozim.Penanganan medis terhadap NEC yang sudah pasti meliputi penghentian pemberian makan oral, dekompresi abdomen dengan penngisapan nasogastrik, pemberian antibiotik IV, dan koreksi kehilangan cairan ekstravaskuler, abnormalitas elektrolit, ketidakseimbangan asam basa dan hipoksia. Penggantian makanan oral dengan parenteral menurunkan kebutuhan oksigen dan sirkulasi ke usus. Fil radiografis abdominal berseri (setiap 4 sampai 6 jam pada fase akut) diambil untuk memantau kemungkinan memburuknya penyakit ini menjadi perforasi usus.Prognosis. Dengan pengenalan dan penanganan awal, penatalaksaan medis semakin berhasil. Bila terjadi deteriorasi progresif dengan penatalaksanaan medis atau tanda perforasi, dilakukan reseksi bedah dan anastomosis. Keterlibatan ekstensif memerlukan ileostomi, jejunostomi, atau kolostomi. Sekuele pada bayi yang selamat meliputi sindrom usus pendek, striktur kolon dengan obstruksi, malarbsorbsi lemak, dan gagal tumbuh kembang akibat disfungsi usus.Pertimbangan KeperawatanTanggung jawab keperawatan dimulai dengan pengenalan awal. Perawat merupakan faktor kunci pada pengenalan dini tanda peringatan awal NEC. Karena tandanya sangat mirip dengan yang terlihat pada gangguan lain bayi baru lahir, perawat harus selalu waspada mengenai kemungkinan penyakit ini.1.Tanda Klinis Nonspesifik- Letargia-Nafsu makan jelek-Hipotensi-Muntah-Apnea-Peningkatan haluaran urin-Suhu tidak stabil -Jaundice2. Tanda Spesifik-Abdomen Distensi (sering mengilap)-Darah dalam tinja atau isi lambung -Retensi Lambung -Eritema atau indurasi dinding perut lokal( proses menjadi keras)-Muntah bilious (muntah warna hijau, tanda ileus, obstruksi distal dari insersi common bile duct ke duodenum)Bila pasien dicurigai mengalami penyakit ini, perawat membantu prosedur diagnostik dan mengimplementasikan program terapeutik. Tanda vital, termasuk tekanan darah dipantau mengenai adanya perubahan yang mungkin merupakan petunjuk adanya perforasi usus, septikemia, atau syok kardiovaskular, dan upaya dilakukan untuk mencegah kemungkinan penularan ke bayi lain. Terutama penting untuk menghindari pengukuran suhu rektal karena tingginya bahaya perforasi. Untuk menghindari tekanan pada abdomen yang distensi dan memfasilitasi observasi terus-menerus, bayi sering dibiarkan tanpa popok dan dilentangkan atau miring.Perhatikan mendalam terhadap kebutuhan nutrisi dan hidrasi sangat penting, dan antibiotik diberikan sesuai resep. Bila makan oral dimulai lagi, waktunya bervariasi namun biasanya paling tidak 7 sampai 10 hari setelah diagnosis dan penanganan. Air steril atau larutan elektrolit dapat diberikan awalnya dan diikuti ASI encer (bila ada) atau formula elemental seperti progrestemil. Konsentrasinya secara bertahap dinaikkan sesuai toleransi sampai bayi dapat menerima kembali makanan berkekuatan penuh.Karena NEC adalah penyakit menular, salah satu fungsi keperawatan yang paling penting adalah mengontrol infeksi. Cuci tangan ketat adalah pelindung primer terhadap penyebaran dan kasus multiple yang telah tegak harus diisolasi, Individu dengan gejala ganguan gastrointestinal tidak boleh memberikan asuhan bayi ini atau yang lainnya. Bayi yang memerlukan pembedahan perlu juga mendapat perhatian dan observasi yang sama dengan setiap bayi dengan pembedahan abdominal, termasuk asuhan kolostomi (sesuai keadaan). Gangguan ini merupakan salah satu alasan yang sering untuk melakukan ileostomi pada bayi baru lahir. Bersamaan dengan penatalaksanaan medis dan bedah bayi NEC, perawat harus selalu waspada mengenai tanda komplikasi, seperti septikemia, KID, hipoglikemia, dan gangguan metabolik lainnya. Kewaspadaan Keperawatan Observasi adanya indikasi perkembangan awal NEC dengan memeriksa abdomen sesering mungkin untuk adanya distensi ( mengukur lingkar perut, mngukur residu lambung sebelum makan, dan mendengarkan suara usus) dan melakukan semua pengkajian rutin untuk bayi resiko tinggi.

Sumber : Wong,L Donna, 2008 .Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi.6. Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Necrotizing EnterocolitisAdalah gangguan multifokal yang melibatkan nekrosis iskemik pada traktus alimenter tanpa predisposisi kelainan anatomi dan fungsi. Kondisi ini memungkinkan merupakan satu dari respons akhir potensial dalam jumlah terbatas yang muncul pada saluran cerna setelah satu atau lebih stres. NEC paling umum terjadi pada di ileum terminal dan kolom proksimal, Jumlah seluruh insiden NEC antara 1% dan 5% seluruh bayi yang masuk ke unit perawatan intensif neonatus. NEC terutama menyerang bayi prematur, meskipun sekitar 10% diantaranya merupakan neonatus aterm. Insiden ini meningkat pada usia gestasi yang lebih kecil.Patogenesis pasti NEC belum diketahui, tetapi beberapa faktor tampaknya berperan dalam perkembangannya. Ketidakmaturan saluran cerna dalam keadaan mukosa cedera akibat peristiwa iskemia, hipoksia tampaknya mempredisposisi, bayi terhadap penyakit ini. Tanda dan Gejala NEC sangat bervariasi, berkisar dari intoleransi terhadap pemberian makan sampai kerusakan intraabdomen yang tiba-tiba disertai sepsis, syok, peritonitis, dan kematian. Kondisi ini biasanya muncul dalam bentuk distensi abdomen, aspirasi gaster, muntah empedu, dan feses yang mengandung darah. Gambaran nyata meliputi 1.Letargia2.Apnea3.HipoperfusiTemuan fisik yang tercatat pada serangkaian pemeriksaan meliputi nyeri tekan progresif pada abdomen, gangguan otot( muscular guarding). Dan eritema pada dinding abdomen.Penanganan NEC dilakukan dengan menghentikan pemberian makan enteral, mengistirahatkan usus, memberi antibiotik, dan memberi perhatian segera untuk menstabilkan parameter. Pengkajian abdomen yang sering (terutama perhatian seksama untuk meningkatkan lingkar abdomen) dan pemeriksaan serial sinar X pada usus untuk mengidentifikasi adanya perforasi merupakan upaya tambahan yang diperlukan dalam menangani NEC. Perforasi merupakan suatu kedaruratan bedah. Hasil akhirnya tergantung pada berapa banyak usus yang dapat diselamatkan melalui upaya bedah.

Faktor Resiko NEC-Asfiksia-RDS-Umbilical artery catheter-Transfusi tukar-Pemberian makanan enteral dini-Duktus arteriosus paten-Penyakit jantung kongenital-Polisitemia-Anemia-Syok.Sumber : Bobak, Lowdermilk,. Jensen Alih bahasa Wijayarini A.Maria, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.