naskah publikasi
TRANSCRIPT
![Page 1: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/1.jpg)
ANALISIS PENGARUH MUZARA’AH TERHADAP PENDAPATAN
PETANI PENGGARAP
(Studi Kasus Di Pondok Modern Gontor Kecamatan Mantingan Kabupaten
Ngawi)
Tesis
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat sarjana S-2
Program Studi Agama dan lintas Budaya
minat Ekonomi Islam
Diajukan oleh :
diajukan oleh
Andi Triyawan
10/307046/PMU/06720
Kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
![Page 2: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/2.jpg)
ANALISIS PENGARUH MUZARA’AH TERHADAP PENDAPATAN
PETANI PENGGARAP
(Studi Kasus Di Pondok Modern Gontor Kecamatan Mantingan Kabupaten
Ngawi)
(NASKAH PUBLIKASI)
diajukan Oleh:
ANDI TRIYAWAN
10/307046/PMU/06720
Telah disetujui pembimbing untuk diajukan.
15 Agustus 2012
![Page 3: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/3.jpg)
Abstract
This study analyzes the effect on income tenants muzara'ah of case studies
in modern cottage district Gontor Mantingan ngawi district. Necessary data in this
study were primary and secondary data. Primary data obtained through interviews
with rice farmers in sub-district Mantingan ngawi by using a list of questions that
have been provided. Secondary data was collected from various sources that is
relevantagencies.
Analysis tools used to determine the factors affecting farmers incomes are
multiple linear regression. Dependent variable is the production of rice, while the
independent variable is the land area, number of seeds, fertilizer amount, the
amount of pesticides and HOK (person-days). To find the average income per
hectare of land farmers, used cost function analysis, to determine the factors that
affect income farmers used simple linear regression. Dependent variable is the
income while the independent variable is the production. From the analysis of the
factors that affect rice production is obtained that the area of land, seed, fertilizer,
pesticides and HOK jointly have a significant effect on rice production.
That the use of production factors such land, fertilizer and pesticides
showed positive and significant effect on rice production, while the use of
production factors such Seed and HOK showed no significant effect. These
factors together showed a significant effect on rice production. Average land to
expand production at one time the plant is 6123 kg / ha. From the analysis of data,
known to the average revenue yield of the rice paddies are 18.369.000/ha reduced
total cost of planting one of 7.801.716,63/ha, we got the result of 10.567.283,37.
because it uses the system muzara'ah the results are shared with the foundation so
that the two net income of farmers amounted to Rp. 5.283.641,685/ ha. The results
of data analysis influence the productivity of smallholder farmers net income
showed a positive and significant impact on net income of farmers.
Key words: muzara'ah, rice production, income, the dependent variable,
independent variable.
![Page 4: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/4.jpg)
Pendahuluan
Indonesia sejak lama disebut sebagai Negara agraris, karena hampir
sebagian besar tanahnya bisa digunakan untuk bercocok tanam. Masa kejayaan
pembangunan pertanian bangkit sekitar tahun 1970-1980-an, Sehingga sektor
pertanian rata-rata sekitar 3,2% per tahun untuk pertumbuhan PDB. Pada
Triwulan II tahun 2011, pangsa sektor pertanian terhadap PDB sebesar 15,4
persen, nomor dua setelah sektor industri pengolahan yang mencapai 24,3 persen.
Indonesia pernah menjadi salah satu negara penghasil Padi dan
berswasembada beras pada tahun 1984 (Yulizar, 2009). Namun hal tersebut hanya
dapat dipertahankan sampai tahun 1993. Menurut data statistik dari Departemen
Pertanian Republik Indonesia secara terperinci luas tanah sawah secara nasional
berdasarkan komoditinya sebagai berikut.
Tabel 1.1
Data luas lahan pertanian Indonesia tahun 2010-2011
Komoditi 2010 2011
Padi 12.147.637 ha 13.566.598 ha
Padi Ladang 1,134,671 ha 1.052.482 ha
Padi Sawah 12.118.779 ha 12.514.116 ha
Sumber: Departemen Pertanian RI
Berdasarkan data diatas, Sektor Pertanian seringkali disebut sebagai sektor
pemimpin (leading sector), yang bermakna bahwa sektor ini yang akan menjadi
sumber kesejahteraan masyarakat. Menurut Departemen Pertanian Produksi padi
nasional tahun 2011 mencapai 68.061.715 ton, melebihi produksi padi tahun 2010
yaitu 66.411.469 ton. Khusus di Jawa Timur produksi Padi tahun 2011 sebesar
11,643,773 (Kementrian Pertanian,2012 dalam www.deptan.go.id). Kesejahteraan
masyarakat dapat terjamin dengan mengelola tanah pertanian. Khusus didaerah
pedesaan, mayoritas masyarakat desa bekerja sehari-hari disawah. Baik itu
mengerjakan sawahnya sendiri ataupun ladang orang lain.
Dalam hal ini pemerintah juga pernah mendukung segala aktifitas
pertanian dengan mendirikan KUD-KUD di desa-desa, guna membantu para
![Page 5: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/5.jpg)
petani untuk distribusi pupuk, benih, dan pengadaan gabah. Bagi petani yang tidak
mempunyai tanah sendiri, maka biasanya mereka ikut menjadi buru tani untuk
membantu penggarapan tanah/ ladang orang.
Kerjasama yang dilakukan oleh pihak penggarap sawah dan pemilik sawah
adalah bagi hasil Muzara’ah (Al Jaziri, 2004). Dimana semua kebutuhan yang
digunakan untuk bercocok tanam dipenuhi oleh pemilik lahan, sedangkan untuk
penggarap sawah cukup hanya mengerjakan pengolahan sawah dari masa tanam
hingga panen. Para penggarap sawah tersebut mendapatkan bagian keuntungan
dari hasil panen yang didapat. Secara implisit pihak petani dan penggarap sawah
saling bahu membahu tolong menolong dalam kebajikan seperti yang difirmankan
oleh Allah SWT dalam Al Qur’an yang berbunyi:
ان دو الع ى اإلمث و نوا عل او ع ال تـ ى و التـقو ى الرب و نوا عل او ع تـ و “Bertolong-tolonganlah kamu dalam kebajikan dan ketakwaan dan jangan
bertolong-tolongan atas dosa dan permusuhan”. (QS. Al-Maidah: 2). Adanya
tolong-menolong antar umat islam menjadikan dasar pengakuan bahwasannya
semua yang ada dilangit dan bumi adalah ciptaan Allah SWT. Dan Allah SWT
menurunkan air hujan dari langit untuk menumbuhkan tanam-tanaman yang ada
dibumi. Seperti halnya Firman Allah dalam Al Qur’an;
هجة ات بـ ق ذ ا به حدائ ن تـ ب فأنـ اء اء م م ن الس كم م ل ل أنـز ض و األر اوات و م ق الس أمن خلم ل هم قـو ع الله ب ه م ل ها أإ توا شجر ب ن كم أن تـ ا كان ل دلون م ع يـ
Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air
untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang
berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan
pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan
(sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).
(QS. An Naml: 60)
![Page 6: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/6.jpg)
Disamping itu juga pada saat terjadi kerjasama didalam usaha pertanian
tersebut, kedua belah pihak tidak boleh saling mendholimi. Karena kedholiman
yang diperbuat oleh kedua belah pihak mengakibatkan rusaknya akad muzara’ah.
يل قل ات و وا الصاحل عمل نوا و ض إال الذين آم ع ى بـ م عل ضه ع غي بـ ب ي اء ل ط ل ن اخل ا م ري إن كث و
ا هم ◌ م
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berkongsi itu
benar-benar berbuat zalim kepada sebagian lainnya kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal sholeh”. (QS. Shod: 24).
Ayat diatas memberikan gambaran bahwasannya peluang untuk berbuat
zalim didalam kerjasama itu sangat mudah sekali, sehingga dengan lugas ayat
tersebut mencela perilaku zalim yang dilakukan dalam perkongsian.
Muzara’ah juga telah dilakukan oleh para sahabat nabi dahulu. Adalah Ali,
Sa’ad bin Malik, Abdullah bin Mas’ud, Umar bin Abdul Aziz, Qasim, Urwah,
keluarga Abu Bakar, keluarga Umar, keluarga Ali dan Ibnu Sirin, mereka
melakukan muzara’ah. Rasulullah SAW bersabda:
ا أخاه عه ر ز ليـ ا فـ عه ر ز ا فإن مل يـ ه ع ر ز ليـ ض فـ أر ه ن كانت ل م“Barang siapa yang mempunyai tanah, hendaklah ia menanaminya atau
hendaklah ia menyuruh saudaranya untuk menanaminya.”
Hadits nabi diatas memberikan perintah kepada umatnya agar memproduktifkan
tanah yang dipunyai. Dan apabila tidak sanggup untuk mengolahnya sendiri
hendaknya menyerahkan pengolahannya kepada orang lain.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman : Aku adalah mitra ketiga dari dua
orang yang bermitra selama salah satu dari kedunya tidak mengkhianati yang
lainnya. Jika salah satu dari keduanya telah mengkhianatinya, maka Aku keluar
dari perkongsian itu”. H. R. Abu Dawud dan al-Hakim. Maksud dari hadits diatas
bahwasannya Allah SWT akan memberikan keberkahan didalam kerjasama antara
dua orang yang bermitra selama keduanya tidak saling mengkhianati.
![Page 7: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/7.jpg)
Berkata Imam Bukhari rohimahulloh: berkata Qais bin Muslim dari Abu
Ja’far, dia berkata: “Tidaklah di Madinah kaum Anshar melainkan mereka
menanam dengan bagian sepertiga atau seperempat. Istilah-istilah yang dipakai di
jawa biasanya maro (bagi hasil 50%), mertelon (bagi hasil 1/3), dan lain
sebagainya. Istilah ini sangat popular disetiap penggarapan sawah yang
dilimpahkan kepada orang lain.
Seiring dengan pentingnya upaya sebuah penelitian untuk mengevaluasi
aktivitas ekonomi, dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah aktivitas
Muzara’ah yang terjadi di Pondok Modern Gontor. Dalam hal ini mengapa
Pesantren yang menjadi objeknya. Berangkat dari asumsi bahwasannya
kebanyakan dunia Pondok Pesantren adalah dunia keilmuan yang tidak ada
sangkut pautnya dengan aktivitas ekonomi.
Menarik minat peneliti untuk meneliti aktivitas ekonomi pondok
pesantren yang erat kaitannya dengan muzara’ah (pengelolaan tanah dengan
sistem bagi hasil). Pondok Pesantren yang mempunyai lahan sawah luas, tidak
memungkinkan bagi pengurusnya untuk mengelolanya sendiri, sehingga
diberikan tugas pengelolaannya kepada masyarakat sekitar.
1.1.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dikeahui bahwa tujuan Tujuan
penelitian ini adalah :
1. Menghitung Rata-rata hasil produksi, total Penerimaan, total biaya
dan pendapatan bersih penggarap dengan lahan seluas 1 ha
2. Menganalisis faktor-faktor produksi : lahan, pupuk, bibit, pestisida
dan HOK (Hari Orang Kerja) yang mempengaruhi produksi.
3. Menganalisis pengaruh antara hasil produksi lahan pertanian
dengan pendapatan bersih penggarap.
Pembahasan
Muzara'ah
Dalam Islam, kerjasama didalam usaha diperbolehkan, dengan syarat tidak
ada kedzhaliman dan khianat didalamnya (Al Jazairi: 2005). Seperti dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nasa’i dan Al Hakim; “dulu pada zaman
![Page 8: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/8.jpg)
jahiliyah engkau menjadi mitra yang paling baik, engkau tidak mengkhianatiku
dan tidak membantahku”.
Menurut Syafi’iyah kerjasama (syirkah) yang dibolehkan ada dua yaitu
Syirkah ‘Inan dan Syirkah Mudharabah. (Ath Thayyar: 2004). Syirkah ‘inan
biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih kemudian masing-masing berserikat
mengeluarkan hartanya secara sama, kemudian menggabungkannya untuk
digunakan sebagai modal berdagang. Sedangkan Syirkah Mudharabah seperti
halnya Muzara’ah, yaitu kerjasama antara pemilik modal dengan pekerja, yang
kemudian hasilnya dibagi berdua ( Khotob: 2001). Dalam Mudharabah ini juga,
kedua belah pihak saling memberikan kontribusi modal baik itu berupa maal atau
tenaga (Al Khotib: 1989)
Muzara’ah secara etimologis terambil dari kata azzar’u yang berarti
penanaman atau pengolahan. Adapun secara terminologis adalah menyerahkan
tanah kepada orang yang menanami dan mengelolanya kemudian hasilnya dibagi
berdua (Ath Thayyar:2004). Bagi hasil yang akan dibagikan tentunya harus
berdasarkan kesepakatan antara pemilik lahan dengan penggarap lahan. Menurut
hanafiyah.
عة شرعا هي عقد على الزرع ببعض اخلارج من األرض، ومعىن هذا أن املزار
املزارعة عبارة عن عقد بني مالك أرض و عامل يعمل يف األرض يشتمل على أن
العامل يستأجر األرض ليزرعها ببعض املتحصل من الزرع، أو أن املالك يستأجر
.العامل على أن يزرع له أرضه ببعض اخلارج املتحصل من األرض
muzara’ah adalah akad kerjasama pengelolaan tanah antara pemilik lahan dengan
buruh (penggarap), yang mana pihak penggarap bisa menyewa tanah kepada
pemilik lahan atau pemilik lahan menyewa buruh untuk menggarap tanahnya.
Senada dengan ulama’ madzhab Maliki yang mendefinisikan muzara’ah
dengan كة يف الزرع ري Perserikatan dalam pertanian”. Sedangkan menurut“ الش
ulama’ madzhab Hambali
![Page 9: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/9.jpg)
يـ الزرع بـ ا و ه يـ عل ل م ع ا أو يـ ه ع ر ز ن يـ ض إىل م فع األر ا د م ه نـ “Penyerahan lahan pertanian pertanian kepada seorang petani untuk diolah dan
hasilnya dibagi berdua”. Di Irak istilah muzara’ah sering disebut dengan istilah
mukhaabarah املخابرة (Hasan, 2004).
Landasan Hukum Muzara’ah
ق ات أمن خل ق ذ ا به حدائ ن تـ ب فأنـ اء اء م م ن الس كم م ل ل أنـز ض و األر ات و او م الس
دلون ع م يـ ل هم قـو ع الله ب ه م ل ها أإ توا شجر ب ن كم أن تـ ا كان ل ة م هج بـArtinya:
Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air
untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang
berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan
pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan
(sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).
(QS. An Naml: 60)
Dalam ayat diatas menjelaskan tentang penciptaan alam bahwasannya
Allahlah yang menciptakan langit dan bumi, bahkan air yang digunakan oleh
petani untuk mengairi sawah, menumbuhkan tanaman dan lain sebagainya itu
berasal dari-Nya (Sabiq: 2006). Dalam hal ini penggarapan sawah padi berhajat
Air yang diturunkan oleh Allah.
ان دو الع ى اإلمث و نوا عل او ع ال تـ ى و التـقو ى الرب و نوا عل او ع تـ و
Artinya:
“Bertolong-tolonganlah kamu dalam kebajikan dan ketakwaan dan
jangan bertolong-tolongan atas dosa dan permusuhan”. (QS. Al-Maidah: 2).
![Page 10: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/10.jpg)
Ayat diatas menjelaskan bahwasannya Allah SWT memerintahkan kita
untuk saling tolong menolong dalam kebajikan dan ketaqwaan. Dalam Hal ini
asas dari pada Muzara’ah adalah tolong menolong antara pihak pemilik lahan
dengan pihak pihak penggarap sawah. Dalam hal ini, pihak yayasan ingin
menolong masyarakat sekitar untuk menggarap lahannya, dan masyarakat sekitar
juga memberikan pertolongan dalam penggarapan sawah tersebut. Ada simbiosis
mutualisme yang saling menguntungkan, pihak yayasan pondok juga merasa
terbantu dengan penggarapan sawahnya dan masyarakat mendapatkan pekerjaan
untuk mendapatkan penghasilan.
ا ري إن كث و يل قل ات و وا الصاحل عمل نوا و ض إال الذين آم ع ى بـ م عل ضه ع غي بـ ب ي اء ل ط ل ن اخل م
ا هم م
Artinya:
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berkongsi itu
benar-benar berbuat zalim kepada sebagian lainnya kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal sholeh”.(QS. Shod: 24).
Ayat diatas menjelaskan bahwasannya didalam melakukan kerjasama
bisnis, yang juga bisa dikaitkan dengan muzara’ah, tidak boleh saling
mendholimi. Karena kebanyakan orang-orang yang berkongsi atau melakukan
kerjasama bisnis seringkali mudah untuk berbuat dholim atau kecurangan.
Hadits ini memberikan rambu-rambu penting didalam Muzara’ah juga.
Karena kerjasama antara pihak yayasan pondok dan masyarakat haruslah
memakai asas iman dan amal sholeh sehingga tidak ada yang merasa dirugikan
diantara kedua belah pihak.
![Page 11: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/11.jpg)
Hadits
سلم ه و ي عل ل اهللا صلى اهللا سو ا : قال ر عه ر ز ا فإن مل يـ ه ع ر ز ليـ ض فـ أر ه ن كانت ل م
ا أخاه عه ر ز ليـ فـ
Artinya:
“Barang siapa yang mempunyai tanah, hendaklah ia menanaminya atau
hendaklah ia menyuruh saudaranya untuk menanaminya.”
Hadits nabi diatas memerintahkan agar tanah atau ladang, tidak boleh
dibiarkan terbengkalai, harus ditanami sehingga menghasilkan. Daripada itu
rasulullah SAW juga memberikan solusi apabila pihak pemilik lahan tidak mampu
untuk menanaminya bisa dilimpahkan kepada saudara atau orang lain yang
mampu. Abu Ubaid sahabat nabi pernah berkata kepada Bilal, “Bahwa Rasulullah
SAW tidak memberikan lembah kepadamu untuk kamu pagari agar orang-orang
tidak bisa mengambilnya, akan tetapi beliau memberikan kepadamu agar kamu
menggarapnya. Maka ambillah dari tanah tersebut yang sanggup kamu kelola
dan yang lain (yang tidak bisa kamu kelola) kembalikanlah”.(An Nabhani: 1996;
140)
Dalam penelitian ini, pihak yayasan pondok tidak mampu untuk
menggarap sawahnya, maka melimpahkan penggarapannya kepada masyarakat
sekitar sehingga, ada penghasilan tambahan bagi masyarakat setelah panen. Dan
ini seirama dengan hadits diatas apabila tidak mampu untuk mengerjakan
lahannya sendiri maka dilimpahkan kepada orang lain yang mampu.
Berkata Imam Bukhari Rohimahulloh: berkata Qais bin Muslim dari Abu Ja’far,
Nabi bersabda: “Tidaklah di Madinah kaum Anshar melainkan mereka menanam
dengan bagian sepertiga atau seperempat (Az-Zuhaili: 2001)
Karakteristik Muzara’ah di Pondok Modern Gontor
Penggarapan di sawah milik yayasan Pondok Gontor memakai akad
Muzara’ah (Bagi Hasil). Dalam hal ini, lahan sepenuhnya milik yayasan, pihak
![Page 12: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/12.jpg)
petani penggarap (warga desa setempat) hanya bertugas menggarap dengan bagian
masing-masing lahan per individu. Ada yang 0,5 hektar, 0,7 hektar dan 1 hektar.
Akan dijelaskan beberapa karakteristik muzara’ah yang diterapkan oleh yayasan
Pondok Gontor diantaranya:
1. Masa tanam di lahan pondok sebanyak 3 kali setiap tahunnya.
2. Petani penggarap diberikan kepercayaan oleh pondok untuk mengelola
sawah pondok.
3. Pajak sawah ditanggung sepenuhnya oleh pondok. Penggarap tidak
dikenakan biaya sewa lahan.
4. Sebagian besar Petani penggarap diberikan pinjaman berupa bibit,
pestisida, dan pupuk.
5. Untuk masalah Air, pihak yayasan pondok telah menyediakan pompa air
dibeberapa titik sawah. Pihak Penggarap dapat meminta pemompaan air
melalui mandor di masing-masing kelompok dengan biaya pemompaan
perjamnya 33.000.
6. Pihak yayasan pondok menyediakan Traktor yang kemudian bisa
digunakan oleh penggarap dengan biaya sewa sebesar Rp. 355.000/0,5 ha.
7. Untuk masalah pembayaran no. 4,5 dan 6 dilakukan dengan pemotongan
hasil panen.
8. Apabila terjadi gagal panen, pihak penggarap dapat membayarnya dilain
waktu saat panen berhasil.
9. Pihak yayasan memberikan penyuluhan berupa pembinaan dalam bidang
pertanian dan pembinaan keagamaan setiap bulannya melalui pengajian.
Setiap selesai panen, maka pihak Yayasan Pondok menyelenggarakan
Pengajian Akbar.
10. Setiap akhir tahun, pihak yayasan mengadakan tour ke tempat-tempat
wisata dengan seluruh keluarga petani penggarap. Semua biaya
ditanggung oleh pihak pondok.
Hipotesis
![Page 13: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/13.jpg)
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang belum diuji kebenarannya,
sehingga dapat dipertegas atau ditolak secara empiris. (Hussey, J.: 1997; 55)
Adapun hipotesis yang diambil penulis adalah sebagai berikut.
1. Faktor-faktor luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, HOK (hari orang kerja),
berpengaruh positif terhadap produksi gabah
2. Produksi gabah berpengaruh positif terhadap pendapatan bersih petani.
PEMBAHASAN
Analisis Rata-rata Pendapatan Bersih Petani Penggarap
Pendapatan yang digunakan dalam analisis adalah pendapatan bersih dari
produktifitas lahan, yaitu total penerimaan produksi dikurangi biaya pengeluaran
produksi lahan kemudian dibagi dua dengan pihak yayasan pondok. Penerimaan
produksi adalah nilai produksi per hektar yang diperoleh dalam satu masa tanam.
Penggarapan sawah yayasan pondok Modern Gontor oleh petani penggarap
selama lebih kurang empat bulan setiap musim tanam menghasilkan rata-rata
produksi (Y) sebesar 6.123 kg. Harga jual gabah pada saat panen sebesar 3000/kg.
Rata-rata total penerimaan (TR) sebesar Rp. 18.368.100.
Biaya produksi tani terdiri dari Biaya Penyusutan peralatan, Biaya
pemeliharaan saluran air, biaya sewa traktor, biaya bibit, biaya pupuk, biaya air,
biaya pestisida, biaya tenaga kerja. Secara ringkas perhitungan biaya produksi
sesuai volume faktor produksi disajikan dalam table dibawah ini.
Tabel 1
Rata-rata Biaya Produksi Gabah Per Hektar di Pondok Gontor
No Uraian Nilai (Rp)
1 Penyusutan Alat Rp 43.519,30
2 Biaya pemeliharaan saluran air RP 60.000,00
3 Sewa traktor Rp. 710.000
4 biaya bibit Rp. 269.098,00
5 biaya pupuk Rp 1.220.468,00
6 biaya air Rp 1.194.757,00
7 biaya pestisida/obat-obatan Rp 598.660,00
![Page 14: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/14.jpg)
8 biaya tenaga kerja Rp 3.705.215,00
Total (TC) Rp 7.801.717,3
Sumber : Data Primer (diolah)
Berdasarkan informasi yang disajikan dalam tabel diatas, diketahui Rata-
rata total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 7.801.717,3. Pendekatan yang
digunakan untuk menganalisis rata-rata pendapatan penggarap sawah adalah rata-
rata pendapatan bersih dari usaha pertanian dibagi 2, dalam hal ini rata-rata
Pendapatan bersih diperoleh dari pengurangan antara total rata-rata penerimaan
dengan total rata-rata biaya produksi dibagi 2, karena pihak penggarap hanya
menerima bagi hasil dari netto hasil produksi.
Dapat diketahui bahwa usaha penggarapan sawah yayasan pondok
Gontor di mantingan rata-rata menghasilkan penerimaan (TR) sebesar Rp.
18.368.100 dengan biaya produksi (TC) sebesar Rp. 7.801.717,3 sehingga rata-
rata pendapatan per satu kali masa tanam adalah sebesar Rp. 10.566.382,7.
Sedangkan pendapatan bersih bagi penggarap per satu musim tanam sebesar Rp.
5.283.191,35.
Penggunaan akad muzara’ah lebih menguntungkan daripada yang
dilakukan pada umumnya. Karena pemilik lahan dan penggarap sama-sama
menganggung beban biaya. Jika menggunakan metode bagi hasil pada umumnya,
pendapatan bersih petani lebih kecil karena petani penggarap menanggung seluruh
biaya pertanian.
Hasil Analisis Data
Beberapa hal penting yang perlu dibahas terkait hasil uji statistik untuk
pengujian hipotesis yang peneliti lakukan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (Uji F) menunjukkan bahwa
variabel independen yaitu lahan, pupuk, bibit, pestisida, HOK secara bersama-
sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen
yaitu produksi petani.
2. Berdasarkan hasil uji signifikansi individual (uji t) menunjukkan bahwa secara
parsial lahan berpengaruh terhadap peningkatan produksi, dan hal ini selaras
dengan hipotesis yang peneliti ajukan yaitu Hipotesis pertama (HA) yang
![Page 15: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/15.jpg)
menyebutkan bahwasannya lahan berpengaruh positif terhadap peningkatan
produksi pertanian. Sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.
3. Berdasarkan hasil uji signifikansi individual (uji t) menunjukkan bahwa secara
parsial bibit tidak berpengaruh terhadap peningkatan produksi, dan hal ini berbeda
dengan hipotesis yang peneliti ajukan yaitu Hipotesis pertama (Ha) yang
menyebutkan bahwasannya bibit berpengaruh positif terhadap peningkatan
produksi pertanian, sehingga Ha ditolak dan H0 diterima.
4. Berdasarkan hasil uji signifikansi individual (uji t) menunjukkan bahwa secara
parsial pupuk berpengaruh terhadap peningkatan produksi, dan hal ini selaras
dengan hipotesis yang peneliti ajukan yaitu Hipotesis pertama (Ha) yang
menyebutkan bahwasannya pupuk berpengaruh positif terhadap peningkatan
produksi pertanian, sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.
5. Berdasarkan hasil uji signifikansi individual (uji t) menunjukkan bahwa secara
parsial Pestisida berpengaruh terhadap peningkatan produksi, dan hal ini selaras
dengan hipotesis yang peneliti ajukan yaitu Hipotesis pertama (Ha) yang
menyebutkan bahwasannya pestisida berpengaruh positif terhadap peningkatan
produksi pertanian, sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.
6. Berdasarkan hasil uji signifikansi individual (uji t) menunjukkan bahwa secara
parsial Hari orang kerja (HOK) tidak berpengaruh terhadap peningkatan produksi,
dan hal ini berbeda dengan hipotesis yang peneliti ajukan yaitu Hipotesis pertama
(Ha) yang menyebutkan bahwasannya HOK berpengaruh positif terhadap
peningkatan produksi pertanian, sehingga Ha ditolak dan H0 diterima.
Analisis Pengaruh Produksi Gabah Terhadap Pendapatan Bersih Petani
Penggarap
Dalam hal ini peneliti akan menganalisis sejauh mana pengaruh dari pada
hasil produksi terhadap pendapatan bersih petani penggarap dengan bantuan
program SPSS 15.00. variabel dependennya adalah pendapatan bersih penggarap
dan variabel independennya adalah hasil produksi.
Hasil analisis fungsi pendapatan tersebut diperoleh nilai keofisien
determinasi (R2) sebesar 0,936. Hal ini menunjukkan bahwa 93,6 % variasi
![Page 16: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/16.jpg)
pendapatan petani dipengaruhi oleh variasi produksi padi, sedangkan sisanya
6,4% variasi pendapatan dipengaruhi oleh variasi faktor lain diluar model.
Hasil analsiis juga menunjukkan bahwa variabel produksi mempunyai
nilai t-hitung sebesar 20,176 lebih besar jika dibandingkan dengan t-tabel pada
tingkat signifikansi 95% (α = 0,05) df = 29 sebesar 1,699 berarti variabel produksi
(Y) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani. Hubungan antara
produksi (Y) dengan pendapatan bersih petani penggarap mempunyai koefisien
regresi positif, artinya jika produksi bertambah sebesar 1 persen, maka pendapatan
petani akan bertambah sebesar 1270,336 persen.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan penggarap sawah pondok
modern Gontor di kecamatan mantingan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dengan akad Muzara’ah rata-rata hasil produksi gabah sebesar 6.123 kg/ ha,
dengan harga Rp. 3000/kg, didapat rata-rata TR/ha sebesar Rp. 18.369.000. Rata-
rata total biaya/ ha sebesar Rp.7.801.716,63, maka dari total penerimaan dikurangi
dengan total biaya kemudian dibagi 2 mendapatkan pendapatan bersih penggarap
permusim tanam sebesar Rp.5.283.641,685. Jika dengan pembagian hasil yang
dilakukan pada umumnya, penggarap menanggung semua biaya sehingga
pendapatan bersih penggarap lebih kecil.
2. Penggunaan faktor produksi lahan, pupuk dan pestisida menunjukkan pengaruh
positif dan signifikan terhadap hasil produksi padi, sedangkan penggunaan faktor
produksi bibit dan HOK menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan.
3. Produksi menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan
bersih petani penggarap.
![Page 17: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/17.jpg)
Daftar Pustaka
Al Jazairi, A. B. J., 2005, Encyclopedia of Muslim Minhajul Muslim, Islamic
Books Kaffah.
Al Jaziri, A., 2000, Al-Fiqh al-Ala Madhzahib arba'ah, Jild 3, cet I, Egypt: Dar al
Dawn
Al khofifi, A., 1996, Ash almuamalat Ahkam Syar'iyah, Jild 3, cet I, Egypt: Daar
Alfikr Aroby
Al-Harithi. J., Al-Fiqh Al Iqtishadi Li Amiril Mumineen Umar Ibn Al Khattab
(trans Asmuni Solihan Zamakhsyari), 2010,, East Jakarta: Khalifa.
Al-Quran and the translation, 2000, London: Diponegoro
An Nabhani, T., 1996, Build Alternative Economic Systems. New York:
Proceedings of Gusti.
Thayyar Ath, A. B. M., 2009, in view of the Prophet Fiqh Encyclopedia of four
schools, Maktabah Al Hanif, Yogyakarta.
Az-Zuhaili, W., tt, Al-Fiqh al-Islami wa adillatuhu, cet III, Damascus: Dar Al-
Fikr.
Bahri, S., 2011, Analysis of Farmers Income and Factors Affecting Maize
Production in Sub Labangka Sumbawa regency, Thesis: University of
Gadjah Mada.
Haroen, N., 2007, the Fiqh Prophet, cet II, London: Style Media Pratama.
Hasan, I., 2009, Data Analysis with Statistical Research, cet IV, New York:
Literacy.
Hasan, MA, 2004, A wide range of transactions in Islam, cet II, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Hussey, J., and Hussey. R., 1997, Business Research A practical guide for
undergraduate and postgraduate students, New York: Palgrave.
Kario, N. H., 2009, Efficiency Factors Rice Farming in Kupang regency, Thesis:
University of Gadjah Mada.
Khotob, H. S. H., 2001, asbab istihkoki ribh, cet I, Cairo.
Koentjaraningrat, 1989, Community Research Methods, New York: Scholastic.
![Page 18: naskah publikasi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022060114/5572113a497959fc0b8e9b50/html5/thumbnails/18.jpg)
Ultimate, A. G., 2010, Factors Affecting the Production and Dryland Farmers
Income: The Case of the Village District Rimpak Sapuran Wonosobo
regency in Central Java, 2009, Thesis: University of Gadjah Mada.
Prabawati, A., 2010, Statistical Data Processing Research with SPSS, London:
Andi Offset.
Praja, J. S and Mukhlisin. M., 2009, Economic Pranata Islamic Waqf, Cirebon:
STAIC PRESS
Sabiq, S., 2006, the Fiqh Sunnah, nor interpreter Hasanuddin, cet I, New York:
Plume Pundi Literacy
Saragih, B., Soejono. I., Limbong. W. H, Wagiono. Y. K., Krisnamurthi. Y. B.,
Napitupulu. A. H., Pambudy. R., Bunasor, Hendrakusumaatmaja. S.,
Sinaga B. M., 1994, Economic Social Research, Directorate of Private
Higher Education Directorate General of Higher Education.
Soeratno and Arsyad, L., 2008, Methodology for the study of Economics and
Business, New York: UPP STIM YKPN