naskah publikasi
TRANSCRIPT
PENGARUH JALAN SANTAI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRA
LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEJAHTERA ABADI IX CANDI BARU
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
mencapai derajat Sarjana Kedokteran
Diajukan oleh :
NUGROHO DWI SAPUTRO
J500110014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2
3
PENGARUH JALAN SANTAI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRA
LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEJAHTERA ABADI IX CANDI BARU
Nugroho dwi saputro, Sigit widyatmoko, Safari wahyu
jatmiko
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak: Latar Belakang Masalah: Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut
karena dapat menjadi faktor resiko dari penyakit stroke, payah jantung dan
penyakit jantung koroner. Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat bunyi
kortokoff pertama berbunyi sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan pada saat
bunyi kortokoff terakhir berbunyi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan
darah adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan
oleh otot rangka yang memerlukan energi.
Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh jalan santai terhadap perubahan
tekanan darah pada peserta Posyandu Lansia Sejahtera Abadi IX, Candi Baru.
Metode Penelitian: penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik
dengan pendekatan eksperimental semu. Penelitian ini melibatkan 68 responden
dengan karakteristik sampel yang tergolong pra lansia (45-59 tahun), tidak
merokok dan tidak menderita keganasan. Pengambilan sampel dengan teknik
purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Automatic blood preasure
monitor dan daftar pernyataan DASS.
Hasil Penelitian: diperoleh hasil penelitian yakni nilai p pada uji t berpasangan
baik sistolik maupun diastolik p < 0.05 yang artinya bermakna secara statistik,
dimana terdapat pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra-lansia di
Posyandu Lansia Sejahtera Abadi IX Candi Baru
Kesimpulan : ada pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di
Posyandu Lansia Sejahtera Abadi IX Candi Baru dengan perbedaan yang
bermakna secara statistik.
Kata Kunci: Jalan santai, Tekanan darah, Pra-lansia
4
Pendahuluan
Hipertensi menjadi masalah
pada usia lanjut karena dapat
menjadi faktor resiko dari penyakit
stroke, payah jantung dan penyakit
jantung koroner. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh National Center
for Health Statistic (NCHS)
prevalensi penduduk di amerika yang
terkena hipertensi sebanyak 32,8%
untuk yang berusia 18-39 tahun,
55,7% pada mereka yang berusia 40-
59 tahun dan 54,9% pada mereka
yang berusia 60 tahun atau lebih
(Yoon et al, 2012).
EFFFECT OF WALKING ON PRE ELDERLY’S BLOOD PREASURE IN
SEJAHTERA ABADI IX ELDERLY INTENSIFE HEALTH CARE,
CANDI BARU
Nugroho dwi saputro, Sigit widyatmoko, Safari wahyu jatmiko
Faculty of Medicine of UMS
Background : Hypertension is a problem in the elderly because it can be a risk
factor for stroke, heart failure and coronary heart disease. Systolic pressure is the
blood pressure when the sound of the first kortokoff reads while diastolic pressure
is the pressure at the time of the last kortokoff sound rang. One of the factors that
affect blood pressure is physical activity. Physical activity is body movement
produced by skeletal muscles that requires energy.
Purpose : Knowing the influence of walking to changes in blood pressure in
elderly participants Sejahtera Abadi IX intesife health care, Candi Baru.
Method : This study is observational analytic quasi-experimental approach. The
study involved 68 respondents to the characteristics of the sample were classified
as pre elderly (45-59 years), not smoking and not suffering from malignancy.
Sampling taken with purposive sampling technique. The measuring instrumen is
tAutomatic blood preasure monitor and list DASS statement. Paired t-test and
Pearson correlation used to analyse the data .
Result : the research of this experiment obtained the p-value paired t test p <0.05
and p value at Pearson test p = 0979, which means statistically significant, so
there is a walking effect on blood pressure in pre-elderly in the Elderly Sejahtera
Abadi IX intensife health care, Candi Baru
Conclusion : there is an effect on blood pressure of walking on a pre elderly in
Sejahtera Abadi IX elderly intensife health care, Candi Baru with a statistically
significant difference and the strength of the correlation is very strong.
Key Words: Walking, Blood Preasure, Pre Elderly
5
Tekanan sistolik adalah
tekanan darah saat bunyi kortokoff
pertama berbunyi sedangkan tekanan
diastolik adalah tekanan pada saat
bunyi kortokoff terakhir berbunyi.
Tekanan darah dapat di dibagi
menjadi empat tingkatan,
normotensi, prehipertensi, hipertensi
stage I dan hipertensi stage II (Joint
of national comite, 2003).
Tekanan darah sangat
bervariasi tergantung pada keadaan.
Tekanan darah akan meningkat
ketika terjadi peningkatan aktifitas
fisik, stess, dan emosi. Dan akan
turun ketika beristirahat atau tidur
(Brendan,2007).
Salah satu faktor yang
mempengaruhi tekanan darah adalah
aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah
gerakan tubuh yang dihasilkan oleh
otot rangka yang memerlukan energi.
Peningkatan tekanan darah yang di
atur oleh sistem aktivasi retikular
pada batang otak akan merangsang
area vasokonstriktor dan
kardioakselerator di pusat
vasomotor. Keadaan tersebut akan
meningkatkan tekanan darah segera
untuk menyetarakan besarnya
peningkatan aktivitas otot (Guyton &
Hall,2014). Survey sosial ekonomi
nasional 2004 mengenai kebiasaan
penduduk usia15 tahun ke atas dalam
melakukan aktivitas fisik, dalam
survei ini aktivitas fisik
dikelompokkan dalam 3 tingkat,
yaitu aktivitas berat, aktivitas
sedang, dan aktivitas ringan.
Persentase penduduk yang
melakukan aktivitas berat sebesar
36,02%, aktivitas sedang sebesar
77,44%, dan aktivitas ringan sebesar
66,67% . Contoh aktivitas ringan
antara lain mengemudi, mengajar,
kerja kantoran, memancing dan
membaca. Sedangkan aktivitas
sedang meliputi kerja rumah tangga,
bersepeda, bowling, berjalan. Contoh
aktifitas fisik berat meliputi aerobik,
bersepeda mendaki, dansa, jogging,
panjat tebing(Departemen
kesehatan,2006).
Aktivitas jalan santai
merupakan aktivitas yang rutin
dilakukan oleh peserta Posyandu
lansia Sejahtera Abadi IX di Candi
Baru. Setiap bulan selain melakukan
jalan santai peserta Posyandu lansia
juga melakukan pemeriksaan
kesehatan seperti tekanan darah dan
gula darah sewatu. Hal ini sesuai
6
dengan tujuan dari posyandu lansia
dimana posyandu lansia merupakan
wahana pelayanan bagi kaum usia
lanjut, yang dilakukan oleh, dari dan
untuk kaum usia lanjut yang
menitiberatkan pada pelayanan
kesehatan promotif dan preventif
(Notoatmojo, 2011)
Berjalan santai merupakan
aktifitas fisik sedang yang selalu
dilakukan setiap bulannya oleh
peserta Posyandu Lansia Sejahtera
Abadi IX Candi Baru. Berdasarkan
studi pendahuluan yang telah peneliti
lakukan, hampir 60% dari populasi
peserta Posyandu lansia berada pada
tingkatan usia pra-lansia. Oleh
karena itu peniliti ingin meneliti
adakah pengaruh aktifitas fisik
berupa jalan santai terhadap
perubahan tekanan darah pada
pralansia di Posyandu Lansia
Sejahtera Abadi IX Candi Baru.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental semu, Dalam hal ini
penelitian yang dilakukan bertujuan
untuk mengetahui Mengetahui
pengaruh jalan santai terhadap
perubahan tekanan darah pada
peserta Posyandu Lansia Sejahtera
Abadi IX, Candi Baru.
Sample yang digunakan pada
penelitian merupakan pralansia di
posyandu lansia Sejahtera Abadi IX
yang ikut jalan santai. Teknik sampel
yang digunakan pada penelitian ini
adalah purposive sampling. Adapun
kriteria sample yang akan digunakan
sesuai kriteria restriksi yang di
tetapkan peneliti. Kriteria inklusi:
Responden tergolong pralansia (45-
59 tahun). Bersedia menjadi
responden. Kriteria eksklusi
:Responden yang tidak mengikut
jalan santai sampai selesai.
Responden menderita keganasan.
Responden memiliki kebiasaan
merokok.
Penelitian ini berlangsung di
Posyandu Lansia Abadi Sejahtera IX
Candi Baru pada bulan Januari 2015.
Analisis data dilakukan untuk
tujuan menjawab hipotesis
penelitian, maka digunakan uji
statistik yang sesuai dengan variabel
penelitian. Data tersebut diuji
normalitanya dengan uji
kolmogorov-smirnov, selanjutnya di
7
uji dengan uji t berpasangan jika
distribusi datanya normal, jika
distribusi datanya tidak normal maka
digunakan uji alternatif wilcoxon.
Seluruh data yang diperoleh diolah
dengan menggunakan program SPSS
versi 17 for windows 2007 .
Hasil
Dari uji kolmogorov-
smirnov didapatkan nilai p>0,05
pada tekanan darah sistolik dan
diastolik. Dikarenakan nilai
p>0,05 maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa distribusi
data tersebut normal.
Tabel 4.3 Hasil uji kolmogorov-
smirnov (sistolik)
Tests of Normality
Kolmogorov-
Smirnova
Statistic df Sig.
tekanan_darah_sebelum ,054 68 ,200*
tekanan_darah_sesudah ,079 68 ,200*
Tabel 4.4 Hasil uji kolmogorov-
smirnov (diastolik)
Tests of Normality
Kolmogorov-
Smirnova
Statistic df Sig.
diastole_sebelum ,087 68 ,200*
diastole_sesudah ,098 68 ,175
Selanjutnya dilakukan uji
T berpasangan untuk uji beda
rerata tekanan darah sebelum
dan sesudah melakukakan jalan
santai dan uji pearson untuk
mengetahui hubungan antara
tekanan darah sebelum dan
sesudah melakukan jalan santai.
8
Tabel 4.5 Hasil uji t
berpasangan (sistolik)
Paired Samples Test
Paired Differences t d
f
Sig.
(2-
tailed
)
Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mea
n
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pai
r 1
Tekanan
darah
sistolik
sebelum
dan
sesudah
jalan
santai
-
12,912
5,087 ,617 -
14,143
-
11,681
-
20,932
6
7
,000
Tabel 4.6 Hasil uji t
berpasangan (diastolik)
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
(2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Tekanan
darah
diastolik
sebelum
dan
sesudah
jalan
santai
-
13,324
6,226 ,755 -
14,830
-
11,817
-
17,648
67 ,000
Untuk uji t berpasangan
didapatkan p=0,000 maka dapat
di simpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna antara
tekanan darah sistolik dan
diastolik sebelum dan sesudah
jalan santai pada pra lansia di
Posyandu Lansia Sejahtera
Abadi IX Candi Baru.
Dari olah data yang
dilakukan juga dapat
disimpulkan bahwa rata-rata
tekanan darah sistolik sebelum
jalan santai sebesar 124,28
mmHg dan sesudah jalan santai
sebesar 137,29 mmHg, dengan
selisih sebesar 13,1mmHg.
Diskusi
Penelitian pengaruh jalan
santai terhadap perubahan tekanan
darah pada pra lansia dilaksanakan di
Posyandu Lansia Sejahtera Abadi IX
Candi Baru. Penelitian ini
menunjukkan terjadi peningkatan
tekanan darah sebesar 13,1mmHg
pada tekanan darah sistolik dan
9
13,22mmHg pada tekanan darah
diastolik.
Tekanan darah sangat
bervariasi tergantung pada keadaan.
Tekanan darah akan meningkat
ketika terjadi peningkatan aktifitas
fisik, stess, dan emosi. Dan akan
turun ketika beristirahat atau tidur
(Brendan, 2007).
Jalan santai merupakan suatu
kegiatan yang dapat menurunkan
faktor resiko penyakit degeneratif
seperti hipertensi, stroke dan diabetes
militus (Hasibuan, 2010). Pada
penenelitian ini didapatkan
peningkatan yang signifikan dari
tekanan darah baik sistole maupun
diastol. Hal ini terjadi karena efek
seketika dari olah raga. Peningkatan
tekanan darah ini terjadi karena
perubahan hemodinamik yang terjadi
saat beraktivitas khususnya olah
raga, baik olahraga aerobik maupun
anaerobik, keadaan ini disebut
dengan hipertensi hiperdinamik
(Silbernaglet al, 2013). Saat tubuh
melakukan aktivitas yang lebih dari
biasanya otot-otot akan memerlukan
asupan oksigen dan nutrisi yang
lebih oleh karena itu aliran darah di
pusatkan pada otot-otot yang
berkontraksi, pada kasus ini aliran
darah akan berpusat di daerah
ekstermitas inferior maupun
superior. Aliran darah yang awalnya
berkisar 750ml/menit dapat
meningkat menjadi 8000ml/menit,
curah jantung yang awalnya berkisar
5000ml/ menit dapat meningkat
menjadi 12.500ml/menit (Sherwood,
2012).
Peningkatan tekanan darah
ini dapat terjadi karena
meningkatnya detak jantung sebagai
kompensasi dari meningkatnya
kebutuhan nutrisi dan oksigen
jarigan, selain itu juga terjadi
peningkatan volume sekuncup
jantung. Penelitian yang dilakukan
oleh Claire et al pada tahun 2011
mengatakan bahwa volume sekuncup
jantung saat berjalan dengan
kecepatan 4km/jam berkisar
65ml/denyut dan dapat meningkat
menjadi 120ml/denyut saat reponden
berlari dengan kecepatan 14km/jam.
Peningkatan tekanan darah juga
terjadi karena peningkatan
peningktan volume sekuncup yang
diakibatkan oleh meningkatnya
10
aliran balik vena karena adanya
peningkatan pompa otot skelet selam
melakukan olah raga. Saat olah raga
pembuluh darah juga lebih
cenderung megalami vasodilatasi
karena adanya penurunan tahanan
perifer total saat sedang olah raga.
Penelitian lain mengenai
pengaruh bersepeda statis terhadap
tekanan darah menunjukan adanya
pengaruh yang bermakna. Penelitian
dari Tanaka et al tahun 2014
didapatkan bahwa terdapat pengaruh
bersepeda statis terhadap tekanan
darah yang bermakna (P=0,001)
pada orang dewasa berusia >25
tahun yang normotensi dan tidak
sedang mendapat pengobatan di
Jepang. Rata-rata peningkatan
tekanan darah pada penelitian itu
sebesar 16mmHg pada tekanan darah
sistolik. Penelitian dari Miyai et al
tahun 2002 didapatkan bahwa
terdapat pengaruh olah raga sepeda
statis terhadap peningkatan tekanan
darah yang bermakna, peningkatan
yang terjadi sebesar 11mmHg pada
2483 peserta laki-laki pada tahun
1992-1995 di Jepang.
Peningkatan tekanan darah
setelah berolah raga tidak berlaku
jika responden melakukan olah raga
secara rutin. Menurut penelitian yang
dilakukan Sam Liu dan kawan-
kawan pada tahun 2012 didapatkan
hasil penurunan tekanan darah
setelah berolahraga. Pada penelitian
itu responden diukur tekanan darah
sebelu dan sesudah melakukan olah
raga selama 8 minggu, hasilnya
didapatkan penurunana yang
signifikan dengan penurunan tekanan
darah sistolok sebesar 7mmHg dan
tekanan darah diastolik sebesar
5,2mmHg. Hal ini terjadi karena
pada rreponden yang melakukan
olahraga secara teratur dalam jangka
waktu yang lama didapatkan
penurunan kekakuan dari pembukuh
darah arteri serta penurunan aktivitas
sistem saraf simpatis (Liu et al,
2012).
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Miyai et al pada tahun
2002 dapat disimpulkan bahwa
peningkatan tekanan darah yang
terjadi setelah melakukan olah raga
dapat dijadikan prediksi tentang
11
resiko hipertensi dimasa yang akan
datang (Miyai et al, 2002).
Keterbatasan dalam
penelitian ini yaitu tidak diteliti efek
jangka panjang dari berjalan santai,
serta tidak dapat mengendalikan
keseriussan reponden dalam berjalan
santai. Kelebihan dalam penelitian
ini peneliti fokus meneliti efek
seketika dari berjalan santai pada pra
lansia yang jarang dilakukan pada
penelitian-penelitian sebelumnya.
Serta lebih mengkhususkan efek
seketika dari jalan santai, bukan pada
aktivitas fisik atau olah raga pada
umumnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada perbedaan tekanan darah
yang bermakna antara sebelum dan
sesudah melakukan jalan santai pada
pra lansia di Posyandu Lansia
Sejahtera Abadi IX, Candi Baru.
Daftar Pustaka
Akmal, H.F., 2021. Perbedaan
Asupan Energi Protein,
Aktivitas Fisik dan Status
Gizi Antara Lansia yang
Mengikuti dan Tidak
Mengikuti Senam Bugar
Lansia. Studi Kasus Fakultas
Kedokteran Universitas
Diponegoro Semarang.
Terdapat di
http://eprints.undip.ac.id/375
52/1/Hilda_Fauzia_A-
G2A008093-LAP.KTI.pdf
:diakses 5 september 2014
Ambrdini, R.L., 2014. Aktivitas Fisik
Pada Lanjut Usia. Tesis
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Negeri
Yogyakarta. Terdapat di http:
staff.uny.ac.id/stress/defalut/f
iles/1320/aktivitas fisik pada
lansia.pdf :diakses 24 agustus
2014
Anggara, F.H.D dan Prayitno.N.,
2013, Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Tekanan Darah Di
Puskesmas Telaga Murni
Cikarang Barat Tahun 2012.
J IL KES, 5 (1), 22-3.
Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional, 2009.
Gender, Kekuasaan dan
Kesehatan Reproduksi.
Terdapat di
http/babel.bkkbn.go.id
diakses : 28 agustus 2014
Brendan, P, 2007. Human Health,
The : A Basic Guide to
Hearth Disease. 2nd edision.
Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins, 31-2
Claire, B, 2011. Cardiovascular
Response To Acute
Excercise. Philadelphia:
Lippincott Williams &
Wilkins, 31-2
12
Crawford, J. C. & Henry, J. D.,
2003.Depression Anxiety
Stres Scale (DASS-42).BRIT
J CLIN PSY
(2003).42111113.
http://www.serene.me.uk/test
/dass-42.pdf. Diakses: 7
November 2014.
Damanik, D.E., 2006. Pengujian
Realibilitas, Validitas,
Analisis Item, dan
Pembuatan Norma
Depression, Anxiety and
Stress Scale (DASS).
http://eprints.lib.ui.ac.id/1525
3/1/94859%2DPengujian%20
realibilitas%2DFull%20Text
%20(T%2017892).pdf.
Diakses: 7 november 2014
Darmojo, B, 2009. Teori proses
menua dalam Geritri Ilmu
(Kesehatan Usia Lanjut).
Martono hadi, pranaka kris
(eds). Edisi 4. Jakarta. Balai
Penerbit Fakultas Ilmu
Kedokteran Universitas
Indonesia, 3-8
Departmen Kesehatan Republik
Indonesia, 2006. Profil
Kesehatan Republik
indonesia 2004. Terdapat di
http/ litbang.depke.go.id
diakses: 8 september 2014
Fauzi, L dan Anggorowati, L., 2013.
Perbedaan Intensitas Jalan
Kaki Dengan Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa
Darah. J Il Kes Mas, Kemas
8 (2),1.
Guyton, A.C. dan Hall, J.E., 2014.
Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Irawati,
Rahmawati dian, Indriyani
dian, Dany frans, Nuryanto
imam, Rianti s.s.p, Resmisari
titiek, Suyono joko
(terjemahan). 12nd edision.
Jakarta: EGC, 107
Hasibuan, R, 2010, Terapi
Sederhana Menekan Gejala
Penyakit Degeneratif. J IL
OLAHRAGA, 8 (2), 79-81
Kotchen, T.A, 2012, Hypertension,
in Harrison Principles of
Interna Medicine, Longo Dan
L, Kasper Dennis L, Jameson
J Larry, Fauci Anthony S,
Hauser Stephen L, Loscalzo
Joshep (eds) . 18th edision.
New York : Mc Grawl Hill
Medicine, 2042-45
Kurniawan, I, 2007. Efek Latihan
Fisik Jangka Pendek Yang
Teratur dan Terukur
Terhadap Kadar High
Sensitivity C-Reactive
Protein Pada Pasien Infark
Miokard Akut. J KARDIOL
INDONESIA 28 (2), 102-3
Larsen, G.E; James, D.G.J.L.A;
Fellingham, G.W, 2014.
Prediction of Maximum
Oxigen Consumption for
Walking, Jogging or
Running. Taylor & Francis
Ltd., American Alliance for
Health, Physical Education
and Recreation, 73 (1), 5
Marvin, S.M; Julian, M.S; Sanjukta,
S.A.M; Domenic, S and
William, H. F, 2008.
Phatophisiology, Diagnosis
and Treatment of Orthostatic
Hypotension and Vasovagal
13
Syncope. Lippincott Williams
& Wilkins, 16 (1), 4-14
Miyai, N., Arita, M., Miyashita, K.,
Morioka, I., Shiraishi, T. and
Nishio, I., 2002. Blood
Pressure Response to Heart
Rate During Exercise Test
and Risk of Future
Hypertension. American
Hearth Association. No.39,
761-766
Moura, B.P.D; Marins, J.C.B;
Amorim, P.R.S, 2010. Self
Selected Walking Speed in
Overweight Adults : Is This
Intensity Enogh to Promote
Health Benefits?. Apaunts,
108 (5), 3
Nadeak, B, 2010, Hipertensi
Sekunder akibat Perubahan
Histologi Ginjal. Majalah
Kedokteran FK UKI 2010, 27
(1), 29-30.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta: PT Rhineka Cipta,
277-82
Sherwood, L., 2011. Fisiologi
Manusia Dari Sel ke Sistem.
Pendit, Bram U (terjemahan).
6th edision . Jakarta: EGC,
411, 610-11
Shibao, C; Lipsitz, L.A; Biaggiono, I
, 2013, ASH Position Paper:
Evaluation and Treatment of
Orthostatic Hypotension.
Journal of The American of
Hypertension, 15 (3), 149-50
Silbernagl, S. dan Lang, F., 2006
Teks & Atlas Berwarna
Patofisiologi.Setiawan Iwan,
Mochtar Iqbal (terjemahan)
Edisi 1. Jakarta: EGC, 208
Snell, R.S, 2011. Anatomi Klinis
Berdasarkan Sistem.
Sugiharto Liliana
(terjemahan). Jakarta: EGC,
135-44
Tessy, A, 2009, Hipertensi Pada
Penyakit Ginjal dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Sudoyo Aru W, Setyohadi
Bambang, Alwi Idrus, K
Marcellus Simadibrata,
Setiati Siti (eds). Edisi5.
Jakarta: Interna Publishing,
1086-89
U . S . Departement of Health and
Human Services, 2003,
Prevention Detection
Evaluatin and Treatment of
High Blood Preasure.
National High Blood
Preasure Education Program,
4-5
Yogiantoro, M, 2009, Hipertensi
Esensial dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam.
Sudoyo Aru W, Setyohadi
Bambang, Alwi Idrus, K
Marcellus Simadibrata,
Setiati Siti (eds) Edisi 5.
Jakarta: Interna Publishing,
1079-85
Yoon, S.S., Burt, V., Louis, T. dan
Carrol, M.D., 2012.
Hypertension Among Adult
in United State , 2009-2010.
Center for Disease Control
and Prevention. No.104, 1.