naskah lengkap symposium dies unsrat malaria

15
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Infeksi malaria saat ini masih merupakan problem klinik di Negara Negara berkembang terutama Negara yang beriklim tropis, termasuk Indonesia dimana malaria masih merupakan penyakit infeksi utama di kawasan timur Indonesia. Infeksi ini dapat menyerang semua kelompok masyarakat, termasuk wanita hamil yang merupakan golongan paling rentan, sehingga penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang mempengaruhi angka kesakitan dan kematian bayi, balita dan ibu hamil, sehingga salah satu bagian terpenting dalam upaya pemberantasan malaria adalah penanganan kasus malaria baik ringan maupun berat. Oleh karena itu pengembangan manejement malaria sangat diperlukan agar terjadi peningkatan mutu dalam penatalaksanaan kasus malaria pada semua tingkat pelayanan kesehatan. 1,2 Kehamilan akan memperberat penyakit malaria yang diderita, sebaliknya dengan adanya malaria akan mempengaruhi kehamilannya dan penyebabkan penyulit terhadap ibu maupun janin yang di kandungnya. Pada ibu menyebabkan anemia, malaria cerebral, edema paru, gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada janin menyebabkan Abortus, persalainan prematur, berat badan bayi rendah, dan kematian janin. Infeksi pada wanita hamil oleh parasit malaria ini 2

Upload: geralders01

Post on 24-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

bvbj bj

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Infeksi malaria saat ini masih merupakan problem klinik di Negara Negara berkembang terutama Negara yang beriklim tropis, termasuk Indonesia dimana malaria masih merupakan penyakit infeksi utama di kawasan timur Indonesia. Infeksi ini dapat menyerang semua kelompok masyarakat, termasuk wanita hamil yang merupakan golongan paling rentan, sehingga penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang mempengaruhi angka kesakitan dan kematian bayi, balita dan ibu hamil, sehingga salah satu bagian terpenting dalam upaya pemberantasan malaria adalah penanganan kasus malaria baik ringan maupun berat. Oleh karena itu pengembangan manejement malaria sangat diperlukan agar terjadi peningkatan mutu dalam penatalaksanaan kasus malaria pada semua tingkat pelayanan kesehatan.1,2Kehamilan akan memperberat penyakit malaria yang diderita, sebaliknya dengan adanya malaria akan mempengaruhi kehamilannya dan penyebabkan penyulit terhadap ibu maupun janin yang di kandungnya. Pada ibu menyebabkan anemia, malaria cerebral, edema paru, gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada janin menyebabkan Abortus, persalainan prematur, berat badan bayi rendah, dan kematian janin. Infeksi pada wanita hamil oleh parasit malaria ini sangat mudah terjadi 1,2. Kejadian infeksi malaria di Kabupaten Teluk Bintuni Propinsi Papua Barat masih cukup tinggi Menempati urutan kedua dari sepuluh penyakit terbanyak.3Oleh sebab itu penelitian ini ingin mengetahui bagaimana luaran maternal dan perinatal pada kehamilan yang terinfeksi malaria di RSUD Teluk Bintuni Kab.Teluk Bintuni selama Januari 2015 - April 2015.2.1.MATERI DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif yang didasarkan pada catatan medis dari wanita yang melahirkan di RSUD Teluk Bintuni Kab.Teluk Bintuni selama periode Januari - April 2015, didapatkan 22 wanita yang terinfeksi malaria.

Data mencakup usia ibu, pekerjaan, pendidikan, paritas, usia kehamilan saat terinfeksi malaria serta jenis Plasmodim, komplikasi yang di timbulkan. 3.1.HASIL

Pada periode Januari 2015 sampai April 2015, didapatkan 22 wanita yang terinfeksi malaria yang bersalin di RSUD Teluk Bintuni.

Tabel 1. Wanita yang terinfeksi malaria berdasarkan pekerjaan.

PEKERJAANN%

IRT1568,2

PNS418,2

Swasta313,6

Dari 22 wanita yang terinfeksi malaria, didapatkan 68,2% wanita mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, 18,2% wanita sebagai Pegawai Negeri Sipil, 13,6% wanita wiraswasta (tabel1).Tabel 2 Wanita yang terinfeksi malaria berdasarkan pendidikan

PENDIDIKANN%

Tidak Sekolah--

SD836,36

SMP731,8

SMU522,7

Sarjana29,1

Berdasarkan tingkat pendidikan yang berpendidikan SD 36,3% berpendidikan SMP 318% wanita, 22,7% wanita berpendidikan SMA, yang berpendidikan S1 9,1% wanita.(table 2).Tabel 3 Wanita yang terinfeksi Malaria berdasarkan jumlah paritas.

PARITASN%

Nulipara731,8

Multipara1254,54

Grandamulti313,63

berdasarkan jumlah paritas yang multiparitas sebanyak 12 wanita, 3 wanita grandamulti sedangkan nuliparitas sebanyak 7 wanita.(tabel3).Tabel 4 Usia kehamilan yang terinfeksi dengan jenis Plasmodium

JENIS PLASMODIUMINIINIIIN

Pl.Palciparum--29,11463,63

Pl.Vivax--313,6313,6

Pl.Ovale

Mal Klinis----

Jumlah--522,71777,2

Berdasarkan usia kehamilan yang terinfeksi dengan jenis plasmodium. Trimester Pada trimester II sebanyak 5 kasus, 2 wanita yang terinfeksi dengan plasmodium falciparum, 3 wanita yang terinfeksi dengan plasmodium vivax. Pada trimester III yang terinfeksi malaria ada 17 kasus. 3 wanita yang terinfeksi plasmodium vivax, dan 14 wanita yang terinfeksi plasmodium falciparu.(tabel.4)Tabel 5. Distribusi berdasarkan komplikasi pada kehamilan

KOMPLIKASIN%

A. Komplikasi pada Ibu

Anemia2195,4

B. Komplikasi pada Janin

BBLR

Kelahiran Prematur116

5027,2

berdasarkan komplikasi pada kehamilan yang terbanyak pada janin, kelahiran Prematur 6 wanita, kelahiran Bayi berat lahir rendah 11 wanita. 21 wanita yang mengalami anemia.(tabel 5)

Tabel 6. Distribusi berdasarkan luaran Maternal perinatal

LUARAN MATERNAL PERINATALN%

Kelahiran Prematur627

BBLR1150

Apgar 5 mnt pertama < 7731,8

Apgar 8-101568,1

Berdasarkan luaran maternal dan perinatal, 6 kasus prematur dan berat bayi lahir rendah 11 kasus, Apgar 5 menit pertama < 7 sebanyak 7 kasus, apgar 8-10 sebanyak 15 kasus.(table 6).PEMBAHASANGejala malaria biasanya berlangsung antara hari ke tujuh sampai hari ke lima belas setelah terjadi inokulasi oleh nyamuk. Tanda dan gejala malaria bervariasi, akan tetapi umumnya sebagian besar pasien akan menderita demam. Biasanya ditandai dengan serangan yang berulang dari menggigil, demam tinggi, dan berkeringat pada saat turunnya demam, perasaan tidak nyaman dan malaise. Tanda dan gejala lainnya adalah sakit kepala, mual, muntah dan diare. Malaria harus dicurigai pada setiap pasien demam yang tinggal atau berpergian pada daerah endemik dan harus dipertimbangkan differensial diagnosis dari pasien demam yang tidak diketahui sebabnya .1,2,4Disfungsi cerebral merupakan manifestasi berat yang paling banyak dijumpai terutama disebabkan oleh Pl falciparum. Gejalanya terjadi secara bertahap hingga koma yang dapat disertai dengan kejang umum. Beberapa hipotesis menjelaskan proses penyakit ini karena adanya pengumpalan atau obstruksi pembuluh darah cerebral sehingga terjadi kerusakan endotel vaskuler yang mengakibatkan edema cerebral.5,6,7

Banyaknya efek malaria yang dapat berakibat fatal bagi ibu maupun janin yang dikandungnya, membutuhkan perhatian serius untuk menjadi prioritas utama dalam upaya pencegahan infeksi malaria pada ibu hamil..

Berdasarkan penelitian ini ada hubungan antara penyakit malaria pada ibu hamil dengan BBLR (50%). Menurut Menendez dkk, bahwa jika ibu hamil terinfeksi parasit malaria maka parasit tersebut akan mengikat peredaran darah sehingga akan ada di temukan pada plasenta maternal, yang mengakibatkan terganggunya transfer makanan dan oksigen secara transplasental sehingga dapat menyebabkan lahir premature dan BBLR.5,8

Menurut Ismen (2007), Ibu hamil berisiko mengalami imunosupresi selama seorang ibu hamil menderita malaria dan lebih mudah terjadi infeksi yang pada akhirnya dapat mengakibatkan abortus. kalaupun ada hasil yang menyatakan tidak adanya hubungan yang bermakna antara ibu hamil yang menderita malaria dengan abortus, premature dan BBLR mungkin saat hamil penyakit malaria di obati sehingga tidak sampai menimbulkan gangguan pada ibu maupun janin..8,9

Selain abortus malaria berkaitan dengan meningkatnya risiko bayi lahir mati. Sampai saat ini data yang menjelaskan mekanisme yang tepat dari kematian janin masih kurang. Ada beberapa faktor risiko.kematian bayi, pada primigravida rata-rata lebih dari 10% pada daerah endemik malaria di pedesaan. Pada multigravida rata-rata berkisar antara 0,9% - 6,9% di daerah endemik malaria. Faktor lain yang berhubungan adalah hiperpireksia, anemia berat, parasitemia plasenta. Apabila infeksi plasenta terjadi pada awal gestasi aborsi spontan bisa terjadi.1,5,6

Persalinan prematur (27%), umunya terjadi sewaktu atau tidak lama setelah serangan malaria. Beberapa hal yang menyebabakan persalinan prematur adalah febris, dehidrasi, asidosis atau infeksi plasenta. Infeksi plasenta menurunkan persediaan oksigen dan glukosa untuk perkembangan janin melalui mekanisme pemblokiran penebalan membran basal trofoblast ,konsumsi nutrient dan O2 oleh parasit di plasenta dan pemindahan O2 yang rendah oleh eritrosit yang terinfeksi parasit di plasenta kepada janin.1,5,8

Komplikasi maternal infeksi plasmodium seperti anemia juga berkaitan dengan berat badan lahir rendah. (50% ). Masalah alamiah yang multifaktor dan kesulitan penilaian usia gestasi yang akurat mempersulit untuk menentukan pengaruh langsung malaria terhadap berat badan lahir . Mouris dkk melakukan evaluasi peranan sirkulasi parasit malaria, lesi plasenta malaria dan anemia maternal. Prevalensi berat badan lahir rendah berkisar 50% dari total populasi, namun pada wanita yang tidak memiliki faktor tersebut berat badan bayi lahir rendah hanya 6,4% namun jika sirkulasi parasit dan lesi plasenta didapat pada saat lahir, persentase berat badan lahir rendah 25,9 % dan naik menjadi 29,2 % apabila didapat anemia maternal. 5,7

. Infeksi malaria menyebabkan penipisan membran dasar trofoblas. Sinusoid plasenta tertutup oleh pengumpalan eritrosit yang mengandung parasit, ini bersamaan dengan penumpukan makrofag intervillus dan deposit fibrin perivillus yang diduga sebagai penyebab obstruksi mikrosirkulasi dan penurunan aliran nutrisi terhadap janin1,5.

Penyaki malaria saat hamil dapat menyebabkan anemia dan dapat memepengaruhi masa nifas Mekanisme terjadinya anemia sangat beragam, hemolisis yang berhubungan dengan respon immun dapat terjadi di sirkulasi perifer. Sel darah dengan komplek immune dibersihkan dari sirkulasi oleh limpa. Sequestrasi eritrosit yang terinfeksi di limpa, hati, sumsum tulang serta plasenta juga menurunkan hematokrit. Pada penelitian Brabin dkk, derajat splenomegali berhubungan dengan tingkat beratnya anemia. Defisiensi nutrisi dapat berlanjut kepada anemia. Simpanan besi dapat menurun pada kehamilan berulang dengan diet yang tidak adekuat.1,5

Defisiensi folat yang menyebabkan anemia megaloblastik terjadi apabila diet tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan eritropoisis. Sequestrasi splenikus dari eritrosit yang terinfeksi malaria berperan terhadap defisisensi asam folat dan anemia mikrositik. Pada wanita hamil, sequestrasi eritrosit yang terinfeksi terjadi di plasenta, oleh sebab itu anemia berat yang terjadi karena infeksinya menjadi tidak proporsional. Wanita dengan anemia berat mempunyai risiko lebih tinggi terhadap morbiditas. Hal ini sesuai dengan ketentuan WHO dimana secara tidak lansung dapat penyebabkan kematian ibu dan janin. Gregor dkk yang menyatakan bahwa penurunan kadar Hb dalam darah ada hubunganya dengan parasitemia1,5.7,9,10

Malaria serebral merupakan ensefalopati semetrik pada infeksi P.falciparum dan memiliki mortalitas 20%-50%. Serangan sangat mendadak walaupun biasanya didahului oleh episode demam malaria. Kematian dapat terjadi dalam beberapa jam, akan tetapi banyak yang selamat dan mengalami penyembuhan sempurna dalam beberapa hari. 1,5

Sejumlah mekanisme patofisiologi dikemukakan antara lain obstruksi mekanis pembuluh darah serebral akibat berkurangnya deformabilitas eritrosit berparasit atau akibat adhesi eritrosit berparasit pada endotel vaskuler yang akan melepaskan faktor-faktor toksik dan akhirnya menyebabkan permeabilitas vaskuler meningkat, sawar darah otak rusak, terjadi edema serebral dan menginduksi respon radang di sekitar pembuluh darah serebral.1,5,6

Menurut Ismaen dkk (2007) bahwa malaria pada ibu hamil berpengaruh terhadap janin yang di kandungnya sehingga dapat menyebabkan berat badan lahir rendah,begitupun pada ibu hamil yang mengidap malaria akan berisiko melahirkan bayinya asfiksia. Hal ini sesuai dengan Menendez bahwa malaria maternal dapat menyebabkan asfiksia pada bayi baru lahir atau kematian janin. Hal tersebut terjadi karena terganggunya transfer makanan secara transplasental8,9.KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan1. Komplikasi yang tersering ditimbulkan oleh infeksi malaria adalah pada pihak janin dimana kelahiran prematur 6 kasus (27%), Berat Bayi Lahir Rendah 11 kasus (50%).2. Malaria dengan kehamilan terutama yang disebabkan oleh Pl falcifarum mempunyai risiko terhadap morbiditas dan mortalitas baik maternal maupun perinatal.Saran 1. Wanita hamil yang akan bepergian ke daerah endemik malaria sebaiknya diberikan kemoprofilaksis terlebih dahulu.2. Setiap Puskesmas di wilayah endemis malaria perlu ada sarana laboratorium sehingga diagnosa malaria dalam kehamilan dapat di tegakkan dan dapat di berikan terapi yang adekuat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hariadi.R.Ilmu kedokteran Fetomaternal,Himpunan Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan Obstetri Ginekologi 2004:92, 670- 703.2. Harijanto PN : Malaria, Buku ajar ilmu Penyakit dalam edisi 2006 hal 1732 1744.

3. Profil Kesehatan 2009,Dinas kesehatan kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2010.4. Schant dunnj, Nour NM: malaria and pregnancy A Global health perspective in reviuw in obstetric and Gynecology 2009 vol 13.

5. Harijanto PN : Malaria epidemiology Patogenesis, manifestasi klinis dan penanganan, penerbit buku Kedokteran.EGC 1999.

6. Depkes RI 2005 Pedoman Pelaksanaan pencegahan dan penanganan malaria pada Ibu hamil dan masa nifas, Direktorat Binkesmas,7-9,34-36.7. Kakkilaya BS : pregnancy and malaria,http/ww malariasite com 2011,Guyal HL,Snow RW:Impact of malaria during pregnancy on low birth weight.

8. Coll O,Menendez C,Botet F et al.Treatment and Prevention of malaria in Pregnancy and New Born, S Per med 2008 vol 36 p.15 29.

9. Hasann A,ParvesA Shaheen et al Pregnancy in Patient with malaria,j ind al of Cli med,2006 vol 7 p 25 29.

10. MC Gregor I.A.epidemiology Malaria and pregnancy am.j.Trop.Med Hyg.1984,33(4) 512 525.

PAGE 7