naskah h publikasi -...

22
NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

Upload: lethuy

Post on 22-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

NASKAH PUBLIKASI

SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT

DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

Oleh :

SYAIFUL ANWAR PRASETYO

YULIANTI DWI ASTUTI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

NASKAH PUBLIKASI

SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT

DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

Telah Disetujui Pada Tanggal

_________________________

Dosen Pembimbing Utama

(Yulianti Dwi Astuti, S.Psi.,M.Soc.Sc.)

Page 3: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT

DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

Syaiful Anwar Prasetyo

Yulianti Dwi Astuti

INTI SARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara

kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat. Hipotesis awal

yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan negatif antara kepercayaan

diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat”, semakin tinggi kepercayaan

diri, semakin kecil kemungkinan sikap remaja untuk setuju terhadap penyalahgunaan

obat, dan sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri, semakin besar kemungkinan

sikap remaja untuk setuju terhadap penyalahgunaan obat.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA GAMA

YOGYAKARTA, kelas dua, tahun ajaran 2007/2008 yang berjumlah 50 subyek.

Teknik pengambilan data penelitian dengan menggunakan skala. Adapun skala yang

digunakan adalah skala kepercayaan diri yang mengacu dari teori Lauster, Anthony,

dan Hakim (dikutip Ambarwati, 1999). Sedangkan skala sikap remaja terhadap

penyalahgunaan obat mengacu dari teori Azwar (1988).

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

fasilitas program SPSS 12.0 for Windows untuk menguji apakah ada hubungan antara

kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat. Hasil analisis

data menunjukkan XYr = -0.337 dengan p=0.008. Karena p<0.05 berarti ada korelasi

negatif yang signifikan antara variabel kepercayaan diri dengan variabel sikap remaja

terhadap penyalahgunaan obat, sehingga hipotesis yang diajukan diterima.

Kata Kunci : Kepercayaan Diri, Sikap Remaja Terhadap Penyalahgunaan Obat.

Page 4: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

PENGANTAR

Latar Belakang Permasalahan

Dewasa ini banyak terjadi kasus penyalahgunaan obat-obatan dan yang sangat

memprihatinkan adalah sebagian besar penggunaannya adalah remaja. Ofter

(Koeswara, 1988) mengemukakan bahwa remaja sering melakukan hal-hal yang

menyimpang atau melakukan pelanggaran hukum, penyalahgunaan zat yang berupa

obat-obatan. Hurlock (1993) mengatakan bahwa masa remaja sebagai periode yang

penting, masa remaja sebagai periode peralihan, masa remaja sebagai periode

perubahan, masa remaja sebagai usia bermasalah dan masa remaja sebagai masa

mencari identitas diri. Dengan keadaan psikologis remaja yang demikian, remaja

rentan terhadap penyalahgunaan obat. Salah satu sebab penting yang mendorong para

remaja menggunakan narkoba adalah kecemasan. Keadaan cemas menyebabkan

munculnya perasaan tidak percaya diri. Hal ini mendorong mereka mencari jalan

pintas untuk mengatasinya. Melalui penggunaan narkoba mereka berusaha untuk

memperoleh hidup yang bebas dari kecemasan dan ketidakpercayaan diri. Gejala-

gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

ketidakpercayaan diri adalah meningkatnya penyalahgunaan obat.

Sikap merupakan kesediaan bereaksi terhadap suatu obyek (Gerungan, 1986).

Agar dapat mengetahui kecenderungan-kecenderungan remaja terhadap

Page 5: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

penyalahgunaan obat, perlu diketahui bagaimana sikap remaja terhadap

penyalahgunaan obat. Pada kenyataannya ada remaja yang menunjukkan sikap tidak

menyukai penggunaan obat-obatan dimana remaja tersebut menganggap bahwa

menggunakan obat-obatan dan alkohol akan merusak diri sendiri, dan menghambat

aktivitas belajar sehingga dapat merugikan dirinya sendiri (Widjono, 1982). Di sisi

lain sebagian remaja menunjukkan sikap menyukai penggunaan obat-obatan karena

dengan begitu segala persoalan dapat dipecahkan. Ada juga remaja yang beranggapan

bahwa dengan penggunaan obat-obatan akan lebih percaya diri.

Hawari (1996) dalam penelitiannya menemukan bahwa ada tiga faktor utama

yang mempengaruhi apakah seseorang akan terlibat penyalahgunaan obat yaitu faktor

predisposisi, faktor kontribusi dan faktor pencetus. Variabel-variabel yang masuk di

dalam faktor predisposisi diantaranya kepribadian individu seperti kecemasan,

depresi, atau adanya gangguan kepribadian antisosial. Variabel-variabel yang masuk

dalam faktor kontribusi diantaranya adalah kondisi keluarga, keutuhan keluarga,

kesibukan orang tua dan hubungan interpersonal di dalam keluarga itu sendiri.

Variabel-variabel yang masuk di dalan faktor pencetus diantaranya pengaruh teman

sebaya, peer groups dan kemudahan memperoleh napza itu sendiri.

Salah satu faktor kepribadian yang tidak lepas dari permasalahan

penyalahgunaan obat adalah kepercayaan diri yang dimiliki oleh remaja itu sendiri.

Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan

sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-

Page 6: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

tindakannya dan dapat dengan bebas melakukan hal-hal yang disukai dan

bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan, berinteraksi dengan orang

lain, dapat menerima dan menghargai kelebihan dan kekurangannya (Daradjat, 1990).

Dengan tingginya kepercayaan diri, diharapkan remaja mampu menentukan arah

sikap dimana dalam sikap positif yaitu mendekati, menyenangi, mengharapkan

ataukah dalam sikap negatif yaitu menjauhi, menghindari, membenci dan tidak

menyukai terhadap penyalahgunaan obat (Sarwono, 1987).

Berdasarkan uraian di atas maka muncul pertanyaan, “Apakah ada hubungan

antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat”.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis:

Memberikan masukan bagi disiplin Psikologi, khususnya Psikologi

Perkembangan Remaja.

2. Manfaat Praktis:

Sebagai bahan acuan untuk masyarakat guna menahan atau mengurangi

jumlah penyalahgunaan obat dan mencegah penyalahgunaan obat.

Page 7: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

TINJAUAN PUSTAKA

Sikap Remaja Terhadap Penyalahgunaan Obat

Sikap berasal dari bahasa Inggris, attitude yang artinya kesediaan bereaksi

terhadap suatu hal (Gerungan, 1981). Sikap tersebut berhubungan dengan obyek dan

memberikan penilaian terhadap obyek yang dihadapi. Allport memberikan gambaran

sedikit berbeda mengenai sikap, menurutnya sikap adalah keadaan mental dan syarat

dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik

atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan

dengannya (Sears, dkk, 1988).

Azwar (dikutip Ambarwati, 1999) menyatakan bahwa sikap mempunyai

komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dalam

memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu obyek.

Sejalan dengan pernyatakan Azwar tersebut adalah pernyataan dari Baron dan

Byrne, juga Myers dan Gerungan (dikutip oleh Walgito, 1991). Yang menyatakan

bahwa sikap mengandung tiga komponen, yaitu:

a. Komponen kognitif atau komponen persepsi, merupakan komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaiman orang membuat persepsi terhadap obyek sikap.

b. Komponen afektif atau komponen perasaan yaitu komponen yang berhubungan

dengan rasa senang dan tidak senang terhadap obyek sikap.

Page 8: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

c. Komponen konatif atau komponen perilaku, yaitu komponen yang berhubungan

dengan kecenderungan bertidak terhadap obyek sikap.

Pembentukan sikap dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal meliputi: konsep diri, harga diri, kepercayaan diri, usia, pengalaman

pribadi, dan pengaruh faktor emosional. Sedangkan faktor eksternal meliputi:

pengaruh kebudayaan, keluarga, dan tingkat pendidikan.

Penyalahgunaan obat adalah penggunaan obat yang tidak ditujukan untuk

pengobatan, tetapi obat tersebut dipergunakan untuk mendapatkan kenikmatan.

Sedangkan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat adalah kesediaan remaja

untuk menerima atau menolak penggunaan obat yang bukan untuk tujuan medik atau

pengobatan.

Kepercayaan Diri

Walgito (1991) menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah kepercayaan

seseorang pada kemampuan yang ada dalam dirinya. Sedangkan Angelish (1997)

kepercayaan diri adalah suatu keyakinan dalam hati bahwa segala tantangan hidup

apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu.

Individu yang percaya diri akan memiliki ciri-ciri seperti yang dikemukakan

oleh Lauster, Anthony, dan Hakim (dikutip Ambarwati, 1999) sebagai berikut:

Page 9: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

1) Kemandirian: Adanya kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri

sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak merasa tergantung dengan orang

lain.

2) Komitmen: Individu memiliki kemampuan dalam memegang komitmen yang

sudah ia buat serta bagaimana orang tersebut mematuhinya.

3) Pemahaman diri: Pemahaman diri secara objektif akan memungkinkan seorang

individu bisa melihat kelebihan-kelebihannya yang dapat membuatnya percaya

diri untuk bisa berbuat segala sesuatu, sekalipun harus bersaing.

4) Penyesuaian diri: Adanya kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang di

lingkungan tempat ia berada dalam artian orang tersebut bisa di terima sebagai

salah satu anggota masyarakat yang di butuhkan oleh orang lain.

5) Tegas dan berani menyatakan pendapat: Individu memiliki ketegasan dan

keberanian menyatakan pendapat yang meliputi kemampuan mengungkapkan

perasaan, kemampuan mengungkapkan keyakinan, dan pemikiran secara terbuka

dan terakhir adalah kemampuan untuk mempertahankan hak-hak pribadi.

Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Sikap Remaja

Terhadap Penyalahgunaan Obat

Narkoba atau penyalahgunaan obat sangat dekat dengan kehidupan remaja.

Remaja yang masih labil akan mudah terpengaruh sehingga mudah tergiur oleh

tawaran teman yang tidak baik dan bukannya tidak mungkin mereka akan mencoba

Page 10: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

memakai obat-obatan terlarang atau narkoba. Remaja yang memiliki rasa percaya diri

biasanya optimis dalam menjalani hidup, memiliki keyakinan akan berhasil, selain itu

setiap persoalan yang datang akan dihadapi dengan hati yang tenang (Daradjat,

1990). Rasa kurang percaya diri dapat terjadi karena dihantui rasa tidak mampu

sebelum mencoba serta kurangnya kekuatan mental dalam menghadapi suatu

peristiwa (Rubin, 1989). Remaja yang memiliki rasa percaya diri, mempunyai sikap

mandiri atau tidak terpengaruh kepada orang lain (Langter, 1994).

Kepercayaan diri yang dimiliki remaja berkaitan erat dengan sikap terhadap

penyalahgunaan obat. Semakin tinggi kepercayaan diri maka remaja akan memiliki

sikap tidak setuju terhadap penyalahgunaan obat, karena remaja cenderung

mempunyai kepercayaan diri yang kuat sehingga remaja tidak menunjukkan sikap

ingin mempergunakan obat terlarang, sebaliknya apabila kepercayaan diri yang

dimiliki oleh remaja rendah maka dapat menimbulkan sikap setuju terhadap

penyalahgunaan obat.

Hipotesis Penelitian

“Ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap

penyalahgunaan obat”, semakin tinggi kepercayaan diri, semakin kecil kemungkinan

sikap remaja untuk setuju terhadap penyalahgunaan obat, dan sebaliknya semakin

rendah kepercayaan diri, semakin besar kemungkinan sikap remaja untuk setuju

terhadap penyalahgunaan obat.

Page 11: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

METODE PENELITIAN

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah para remaja siswa dan siswi SMA GAMA

YOGYAKARTA yang berjumlah 50 subyek, karakteristik populasi dalam penelitian

ini adalah remaja berusia 17-19 tahun yang tercatat sebagai siswa SMA GAMA

YOGYAKARTA. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik Cluster Sampling. Teknik Cluster Sampling merupakan teknik

sampling dimana satuan-satuan sampel tidak terdiri dari individu, melainkan dari

kelompok individu atau cluster (Hadi, 1993).

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah metode angket. Adapun angket yang

digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket sikap remaja terhadap

penyalahgunaan obat dan angket kepercayaan diri.

1. Angket sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat

Angket ini terdiri dari tiga aspek yang mengacu pada teori Azwar (1988) yang

menyatakan bahwa sikap mempunyai 3 komponen yaitu:

a. Aspek Kognitif

b. Aspek Afektif

c. Aspek Konatif

Page 12: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

Setiap aspek dalam angket sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat

terdapat butir-butir yang berbentuk pernyataan yang seiring dengan variabel atau

favorable dan butir-butir yang berbentuk pernyataan yang tidak seiring dengan

variabel atau unfavorable. Setiap butir mempunyai empat kemungkinan jawaban,

yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju.

Pada butir favorable, skor jawaban bergerak dari 4 (Sangat Setuju) sampai 1

(Sangat Tidak Setuju) sedangkan butir yang unfavorable, skor jawabannya bergerak

dari 1 (Sangat Setuju) sampai 4 (Sangat Tidak Setuju).

2. Angket Kepercayaan Diri

Angket kepercayaan diri terdiri dari beberapa aspek yang disusun berdasarkan

teori yang dikemukakan oleh Lauster, Anthony, dan Hakim (dikutip Ambarwati,

1999) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Kemandirian

b. Komitmen

c. Pemahaman diri

d. Penyesuaian diri

e. Tegas dan berani menyatakan pendapat

Pada butir favorable, skor jawaban bergerak dari 4 (Sangat Sesuai) sampai 1

(Sangat Tidak Sesuai) sedangkan butir yang unfavorable, skor jawaban bergerak dari

1 (Sangat Sesuai) sampai 4 (Sangat Tidak Sesuai).

Page 13: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

Metode Analisis Data

Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian dengan

mempergunakan teknik korelasi Product Moment. Korelasi Product Moment

melukiskan hubungan antara dua gejala interval, gejala interval yang menggunakan

skala pengukuran yang berjarak sama (Hadi, 1998). Dalam penelitian ini penulis

ingin mengetahui hubungan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat ditinjau dari

kepercayaan diri. Maka sebagai perhitungan analisis datanya, penulis menggunakan

korelasi Product Moment.

Dengan menggunakan pedoman teknik statistik Product Moment, pedoman

pengambilan kesimpulan yang dipakai adalah sebagai berikut:

1. Apabila koefisien korelasi menunjukkan p < 0,05 maka asumsinya hipotesis

diterima.

2. Apabila koefisien korelasi menunjukkan p > 0,05 maka asumsinya hipotesis

ditolak.

Page 14: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Data Penelitian

Setelah menyebarkan angket dan mendapatkan data penelitian yang

dibutuhkan, diperoleh gambaran umum data penelitian yang dapat dilihat pada tabel

deskripsi statistik data penelitian yang meliputi variabel sikap remaja terhadap

penyalahgunaan obat dan variabel kepercayaan diri.

Tabel 1

Deskripsi Statistik Data Penelitian

Variabel Hipotetik Empirik

X min X max Mean X min X max Mean SD

Kepercayaan Diri 19 76 47.5 28 84 36.96 11.232

Skp Rmj Thdp

Pnylhgnn Obat

28

112

70

46

74

59.48

7.129

Keterangan:

• Hipotetik

X min = jumlah item x skor minimal

X max = jumlah item x skor maksimal

Mean = X min + X max

2

• Empirik

Nilai X min, X max, mean, dan SD empirik adalah hasil dari analisis SPSS 12.0

for windows.

Berdasarkan deskripsi data penelitian di atas dapat diketahui kategori masing-

masing variabel yaitu kepercayaan diri dan sikap remaja terhadap penyalahgunaan

obat pada subyek. Deskripsi penelitian yang digunakan untuk membuat kategorisasi

pada masing-masing variabel penelitian yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang,

Page 15: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

Rendah, Sangat Rendah. Kategori yang dibuat berdasarkan lima kategorisasi.

Penentuan kategorisasi tersebut didasarkan pada tingkat diferensiasi yang

dikehendaki. Namun untuk memperoleh kategori perlu ditentukan terlebih dahulu

batasan yang akan digunakan berdasarkan nilai deviasi standar dengan

memperhitungkan rentangan nilai maksimum dan minimum teoritisnya. Kategori ini

ditentukan berdasarkan sebaran empirik.

Tabel 2

Kriteria Kategori skala

Kategori Nilai

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

X > (µ + 1.8 σ)

(µ + 0.6 σ) < X ≤ (µ + 1.8 σ)

(µ - 0.6 σ) < X ≤ (µ + 0.6 σ)

(µ - 1.8 σ) ≤ X ≤ (µ - 0.6 σ)

X < (µ - 1.8 σ)

Catatan: µ = rerata/mean; σ = standar deviasi

Tabel 3

Kategorisasi Variable Kepercayaan Diri

Kategori Nilai Jumlah Prosentase

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

X > 57.1

43.6 < X ≤ 57.1

30.2 < X ≤ 43.6

16.7 < X ≤ 30.2

X < 16.7

2

9

21

18

-

4 %

18 %

42 %

36 %

-

Kategorisasi variabel kepercayaan diri untuk kategori Sangat Rendah tidak

ada, kategori Rendah ada 18 subyek (36 %), kategori Sedang ada 21 subyek (42 %),

kategori Tinggi ada 9 subyek (18 %) dan kategori Sangat Tinggi ada 2 subyek (4 %).

Berdasarkan kategorisasi tabel variabel kepercayaan diri diatas, dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar subyek masuk dalam kategori kepercayaan diri yang sedang.

Page 16: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

Tabel 4

Kategorisasi Variable Sikap Remaja Terhadap Penyalahgunaan Obat

Kategori Nilai Jumlah Prosentase

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

X > 72.3

63.7 < X ≤ 72.3

55.2 < X ≤ 63.7

46.6< X ≤ 55.2

X < 46.6

2

11

21

15

1

4 %

22 %

42 %

30 %

2 %

Kategorisasi variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat untuk

kategori Sangat Rendah ada 1 subyek (2 %), kategori Rendah ada 15 subyek (30 %),

kategori Sedang ada 21 subyek (42 %), kategori Tinggi ada 11 subyek (22 %),

sedangkan kategori Sangat Tinggi ada 2 subyek (4 %). Berdasarkan kategorisasi tabel

variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat di atas, dapat disimpulkan

bahwa sikap yang tidak setuju terhadap penyalahgunaan obat sebanyak 16 subyek,

sikap yang setuju terhadap penyalahgunaan obat sebanyak 13 subyek, sedangkan

sikap yang cenderung setuju terhadap penyalahgunaan obat sebanyak 21 subyek.

Uji Asumsi

Setelah mendapatkan data penelitian yang dibutuhkan, kemudian peneliti

melakukan uji asumsi. Adapun uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas dan

uji linearitas.

Uji Normalitas

Sebaran skor variabel penelitian dikatakan normal jika tidak ada perbedaan

yang signifikan antara distribusi skor empirik dengan distribusi skor hipotetik.

Page 17: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

Perhitungan uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.0 for

Windows. Setelah dilakukan tabulasi terhadap data subyek penelitian, selanjutnya

dilakukan uji normalitas sebaran dengan teknik One-Sample Kolmogorof-Smirnof

Test. Hasil yang diperoleh skor variabel kepercayaan diri adalah normal (K-SZ=1.540

atau p>0.05), sedangkan variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat adalah

normal (K-SZ=0.538 atau p>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data variabel

kepercayaan diri dan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat berdistribusi

normal.

Uji Linearitas

Uji linearitas ini dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara

variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat dan kepercayaan diri. Dari hasil

uji linearitas terhadap variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat dengan

kepercayaan diri diperoleh hasil F = 6.251 dengan p=0.018. Karena p<0.05 dengan

begitu kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang linier.

Uji Hipotesis

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.0 for

Windows. Hasil analisis data menunjukkan XYr = -0.337 dengan p=0.008. Karena

p<0.05 berarti ada korelasi negatif yang signifikan antara variabel kepercayaan diri

dengan variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat, sehingga hipotesis yang

diajukan diterima.

Page 18: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

PEMBAHASAN

Hasil analisis data diatas menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan

antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat, dengan

kata lain hipotesis penelitian ini diterima. Pada hipotesis ini disebutkan bahwa ada

hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap

penyalahgunaan obat, apabila kepercayaan diri tinggi maka sikap remaja terhadap

penyalahgunaan obat rendah. Hal ini dapat dilihat dari uji hipotesis yang

menunjukkan XYr = -0.337 dengan (p=0.008 atau p<0.05)).

Hasil penelitian ini mendukung teori yang telah dikemukakan, bahwa seorang

remaja yang mempunyai kepercayaan diri tidak mudah terpengaruh untuk

menyalahgunakan obat. Biasanya remaja menyalahgunakan obat karena mereka tidak

percaya diri dan dengan menyalahgunakan obat, mereka akan merasa lebih percaya

diri. Selain itu remaja menjadi penyalahguna obat karena terpengaruh oleh teman-

teman di lingkungannya. Dengan demikian kalau remaja sudah mempunyai

kepercayaan diri maka tidak perlu untuk menyalahgunakan obat. Remaja yang

memiliki kepercayaan diri mempunyai sikap yang negatif terhadap penyalahgunaan

obat. Hal ini sesuai dengan (Langter,1994) bahwa seseorang yang memiliki rasa

percaya diri mempunyai sikap mandiri atau tidak terpengaruh kepada orang lain.

Sumbangan efektif variabel kepercayaan diri terhadap sikap remaja terhadap

penyalahgunaan obat sebesar 11,4%. Menurut Rubin (1989) bahwa kepercayaan diri

memberikan kekuatan dalam menentukan langkah. Sehingga 88,6% selebihnya

Page 19: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yaitu konsep diri, harga diri, usia, pengalaman

pribadi, faktor emosional, pengaruh kebudayaan, keluarga, dan tingkat pendidikan.

Dikatakan oleh Azwar (1988), tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi

lingkungan dan pengalaman-pengalaman pribadi seseorang. Sedangkan menurut

Walgito (1991) tingkat pendidikan memiliki hubungan yang seimbang dengan sikap.

Dari deskripsi data penelitian dapat diketahui bahwa Mean Empirik untuk

variabel sikap remaja terhadap penyalahgunaan obat adalah 59.48 dan jika

dibandingkan dengan Mean Hipotetik sebesar 70, berarti Mean Empirik lebih kecil

dari Mean Hipotetik dengan SD remaja sebesar 7.129 hal ini memiliki arti bahwa

subyek dalam penelitian ini mempunyai sikap yang cenderung setuju terhadap

penyalahgunaan obat. Sedangkan Mean Empirik untuk variabel kepercayaan diri

adalah 36.96 dan jika dibandingkan dengan Mean Hipotetik sebesar 47.5, berarti

Mean Empirik lebih kecil dari Mean Hipotetik dengan SD 11.232 hal ini memiliki

arti bahwa subyek dalam penelitian ini mempunyai kepercayaan diri yang masuk

dalam kategori sedang. Remaja yang memiliki rasa percaya diri biasanya optimis

dalam menjalani hidup, memiliki keyakinan akan berhasil, selain itu setiap persoalan

yang datang akan dihadapi dengan hati yang tenang, sebaliknya jika remaja yang

kurang percaya diri akan cenderung pesimis dalam menghadapi kesukaran, karena

setiap kali ada kesukaran atau persoalan yang harus dihadapi sudah terbayang

kegagalan sebelum mencoba untuk menghadapinya (Daradjat, 1990).

Page 20: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMU GAMA

YOGYAKARTA, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut bahwa: Ada

hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan sikap remaja terhadap

penyalahgunaan obat, dengan kata lain semakin tinggi kepercayaan diri, semakin

kecil kemungkinan sikap remaja untuk setuju terhadap penyalahgunaan obat, dan

sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri, semakin besar kemungkinan sikap

remaja untuk setuju terhadap penyalahgunaan obat. Selain itu juga diperoleh

sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap sikap remaja pada penyalahgunaan obat

sebesar 11,4%. Dengan ini berarti hipotesis yang diajukan dapat diterima.

SARAN

Untuk mempertahankan kepercayaan diri yang tinggi memang tidak mudah.

Hal ini disebabkan karena adanya banyak pengaruh dari luar yang mungkin dapat

mempengaruhi kepercayaan diri. Maka alternatif operasional yang bisa ditempuh

misalnya, sebagai berikut:

a. Pihak sekolah memberikan pengarahan dan pelajaran yang berhubungan dengan

cara mempertahankan kepercayaan diri dan menganggap kepercayaan diri sebagai

salah satu kekuatan penghalang untuk mencegah remaja menerima

penyalahgunaan obat.

Page 21: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

b. Bagi remaja, diharapkan untuk dapat menjaga dan mempertahankan kepercayaan

dirinya dengan cara menghindari pengaruh yang negatif dari teman atau

lingkungan sekitar, dengan begitu akan mampu atau berani menolak segala

bentuk penyalahgunaan obat. Untuk meningkatkan kepercayaan diri harus yakin

dan jangan takut gagal sebelum mencoba.

c. Bagi peneliti lain, yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut tentang topik ini

hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor penentu yang lain yang dipandang

berpengaruh, tetapi belum disertakan dalam penelitian ini, antara lain: faktor

lingkungan sosial dan tingkat pengetahuan keagamaan.

Page 22: NASKAH H PUBLIKASI - psychology.uii.ac.idpsychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · gejala yang tampak dari adanya pencarian jalan pintas untuk mengatasi

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, D. 1999. SikapRemaja Pengguna Alkohol Ditinjau Dari Kepercayaan

Diri. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas

Katolik Soegijapranata Semarang.

Angelis, B.D, 1997. Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian, Alih Bahasa

Baty Subakti, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Azwar, S. 1988. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya, Edisi ke-2, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Daradjat,Z. 1990. Kesehatan Mental, Jakarta; CV. Haji Masagung.

Gerungan,W.A. 1986. Psikologi Sosial, Bandung: Eresco.

Hadi, S. 1993. Statistik Jilid 2 Yogyakarta: Andi Offset.

Hawari, D. 2004. Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.

Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.

Hurlock, E.B. 1993. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan, edisi kelima, Alih Bahasa Istiwidayanti, Jakarta: Erlangga.

Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia, Bandung: PT. Eresco.

Langter, P. 1994. The Personality Test London, Holt Reinhart Cruston Inc.

Rubin, T.I. 1989. Delapan Strategi Keputusan Yang Efektif, Semarang: Sahara Price.

Sarwono, S.W. 1987. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sears, D.O., dkk, 1988. Psikologi Sosial, Alih Bahasa M. Adryanto dan S. Soekrisno,

Jakarta: Erlangga.

Walgito, B. 1991. Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi Offset..

Widjono, H. 1982. Yang Perlu Diketahui Generasi Muda Tentang Penyalahgunaan

Obat, Jakarta: Departemen Kesehatan R.I.