nanospray.docx
TRANSCRIPT
GOOGLING
SEKARANG
ini dunia sedang mengarah pada revolusi nanoteknologi di mana dalam periode 2010 sampai
2020 akan tejadi percepatan luar biasa dalam penerapan nanoteknologi di dunia industri.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa negara-negara maju di dunia, seperti Amerika Serikat,
Jepang, Australia, Kanada dan negara-negara Eropa, serta beberapa negara Asia, seperti
Singapura, Cina, dan Korea tengah giat-giatnya mengembangkan suatu cabang baru
teknologi yang populer disebut Nanoteknologi. Mengapa teknologi kita harus beralih ke
nanometer? Ketika mencanangkan program NNI (National Nanotechnology Initiative) pada
tahun 2000, presiden Amerika Bill Clinton menargetkan bahwa paling lambat tahun 2020
sebagian besar teknologi akan berbasis pada material skala nano meter. Menurut hasil
penelitian material ukuran nanometer memiliki sejumlah sifat kimia dan fisika yang lebih
unggul dari material ukuran besar seperti mikro. Yang lebih menarik lagi, sifat tersebut dapat
diubah-ubah melalui pengontrolan ukuran material, pengaturan komposisi kimiawi,
modifikasi permukaan, dan pengontrolan interaksi antarpartikel.
Sejak tahun 2000, riset nano memasuki babak paling progresif. Penemuan baru dalam bidang
ini hampir muncul setiap minggu dan aplikasi-aplikasi baru muncul dalam berbagai bidang.
Contoh pada bidang elektronik (pengembangan piranti/device ukuran nano), energi
(pembuatan sel surya yang lebih efisien), kimia (pengembangan katalis yang lebih efisien),
kedokteran (pengembangan peralatan deteksi kanker berdasarkan interaksi antarsel kanker
dengan partikel ukuran nano), farmasi dan kesehatan (pengembangan obat-obatan dengan
ukuran nano sehingga lebih cepat melarut dalam tubuh serta pengembangan oba pintar yang
dapat mencari sel tumor dalam tubuh dan langsung mematikan sel tersebut tanpa
mengganggu sel-sel normal), lingkungan (penemuan penghancur skala nano untuk polutan
organik di air dan udara), dsb.
Milyaran dollar dana mulai dikucurkan di negara-negara ini, di berbagai bidang penelitian.
Semuanya berlomba-lomba menggunakan kata kunci Nanoteknologi. Sebenarnya apa itu
nanoteknologi? Dan mengapakah begitu banyak peneliti di berbagai negara berlomba-lomba
memasuki bidang yang satu ini? Seberapa luaskah ruang lingkupnya? Mengapakah baru
beberapa tahun ini terjadi boom nanoteknologi? Dilihat dari pembagian suku katanya
nanoteknologi dibagi menjadi 2 suku kata yaitu nano dan teknologi, “nano” berasal dari
bahasa Yunani yang berarti kecil/kerdil. Jadi sesuai dengan namanya nanoteknologi
adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengontrol zat, material dan sistem pada skala
nanometer, sehingga menghasilkan fungsi baru yang belum pernah ada. Ukuran 1 nanometer
adalah 1 per satu milyar meter (0,000000001 m) yang berarti 50.000 kali lebih kecil dari
ukuran rambut manusia. Dengan teknologi ini kita dapat membuat zat menjadi ukuran yang
sangat kecil, dan karena itu pula maka sifat dan fungsi zat tersebut bisa diubah sesuai dengan
yang kita inginkan. Semua benda yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari tersusun
dari atom-atom berukuran nano. Bahkan makhluk hidup, termasuk manusia, juga tersusun
dari atom-atom. Karakteristik/sifat dari semua benda itu sangat bergantung pada susunan
atom-atomnya. Sehingga, sedikit saja susunan struktur atomnya diubah, karakteristik suatu
benda bisa berubah drastis. Inilah konsep utama dalam nanoteknologi.
Teknologi nano meliputi cakupan yang sangat luas, sehingga perlu adanya persamaan
persepsi di kalangan ilmuwan. Royal Society dan Royal Academy of Engineering di UK
telah mendefinisikan sebagai berikut:
Nanoscience : studi tentang fenomena dan manipulasi dari material pada skala atom, yang
mana memiliki sifat yang berbeda dibandingkan sifat dari skala makro.
Nanotechnology : desain, karakterisasi, produksi, dan aplikasi dari struktur, alat, dan sistem
dengan mengontrol bentuk dan ukuran dari material pada skala nano.
Dalam artikel ini, partikel nano didefinisikan sebagai material berdiameter 250 nm atau
kurang.
Metode Pembuatan Partikel nano
* Proses wet chemical yaitu proses presipitasi seperti: kimia koloid, hydrothermal method,
sol-gels. Proses ini pada intinya mencampur ion-ion dengan jumlah tertentu dengan
mengontrol suhu dan tekanan untuk membentuk insoluble material yang akan presipitasi dari
solution. Presipitat dikumpulkan dengan cara penyaringan dan/atau spray drying untuk
mendapatkan butiran kering.
* Mechanical process termasuk grinding, milling, dan mechanical alloying teknik. Intinya
material di tumbuk secara mekanik untuk membentuk partikel yang lebih halus.
* Form-in-place process seperti lithography, vacuum deposition process, dan spray coating.
Proses ini spesifik untuk membuat nanopartikel coating.
* Gas-phase synthesis, termasuk di dalamnya adalah mengontrol perkembangan carbon
nanotube dengan proses catalytic cracking terhadap gas yang penuh dengan carbon seperti
methane.
Teknologi nano selain memberikan manfaat yang besar bagi manusia dalam berbagai bidang.
Hal ini disebabkan karena elemen yang terbuat dari ukuran yang sangat kecil akan memiliki
sifat yang berbeda dengan elemen yang berukuran normal sehingga elemen ini dapat bereaksi
dengan lingkungan dalam cara yang tidak terduga. Dengan teknologi nano, produk yang
dihasilkan akan memiliki kualitas yang jauh lebih baik, lebih tahan lama, lebih aman, lebih
hemat, lebih bersih dan lebih efisien, baik untuk komunikasi, pengobatan, transportasi,
agrikultur dan industri.
Karena manfaatnya yang begitu besar bagi kehidupan manusia inilah maka dalam
perkembangannya sekarang, nanoteknologi sudah memasuki dunia kesehatan, eltronik, pangan,
elektronika, dan masih banyak lagi. Nanoteknologi menjadi penting dalam dunia rekayasa karena
manusia berusaha untuk mengintegrasikan suatu fungsi atau kerja dalam skala ukuran yang lebih
kecil dan lebih kecil, sehingga sekarang ini menimbulkan istilah bahwa “kecil itu indah” , jadi
semakin kecil benda itu maka nilai ekoonomis dan keindahan dari benda itu akan semakin tinggi.
Tentunya memperkecil suatu fungsi juga bukan semata-mata membuat benda itu menjadi lebih
kecil namun juga kita harus mempertimbangkan energi yang diperlukan per suatu fungsi kerja
dan berarti pula mempercepat proses serta mempermurah biaya pekerjaan.
Satu aspek lain yang sangat menarik dari nanoteknologi adalah self replication atau kemampuan
untuk duplikasi diri secara otomatis. Konsep ini menyontek kemampuan reproduksi makhluk
hidup. Sel-sel dalam tubuh kita (juga tersusun dari atom-atom) memiliki kemampuan
memperbarui diri sehingga sel-sel yang rusak dan mati selalu digantikan dengan sel baru yang
sehat. Mesin-mesin nano dirancang dan diprogram supaya bisa memproduksi mesin-mesin nano
lain yang merupakan replikanya, yang juga memiliki kemampuan memproduksi replika
berikutnya. Ini berarti biaya produksi dapat ditekan sangat rendah. Aspek ini sangat berpengaruh
dalam dunia ekonomi di masa mendatang.
Ada satu hal yang biasanya salah dimengerti. Kemampuan self replication ini tidak berarti bahwa
mesin-mesin nano tersebut menjadi sama dengan makhluk hidup. Ada satu keunikan makhluk
hidup yang tidak bisa ditiru oleh mesin-mesin nano yang canggih dan pintar ini: kemampuan
beradaptasi. Aspek skala nano yang kedua terpenting adalah bahwa semakin zarah nano menjadi
kecil, semakin besar nisbahnya antara luas permukaan dengan isi padu. Struktur elektroniknya
juga berubah secara hebat.
Kedua-dua kesan ini menyebabkan keaktifan bermangkin menjadi lebih baik, tetapi juga boleh
mengakibatkan kereaktifan kimia yang agresif. Keterpesonaan terhadap nanoteknologi terdiri
daripada fenomena-fenomena kuantum dan permukaan ini yang unik yang ditampilkan oleh jirim
pada skala nano, dan memungkinkan penggunaan baru serta bahan-bahan yang menarik.
Sejak 10 tahun terakhir muncul berbagai aplikasi nanoteknologi dalam berbagai produk
yang sudah banyak beredar di pasaran, diantaranya aplikasi nanoteknologi dalam
kosmetik. Apa kelebihan produk kosmetik dengan teknologi nano? Dan apakah aman
untuk kulit? Beberapa pertanyaan tersebut akan saya kupas dalam artikel ini. Yang basic
keilmuannya bukan sains mungkin rada berat baca bahasan ini ^___^.
Apa kelebihan kosmetik dengan teknologi nano?
Tommy Julianto, Ph.D. dalam kuliah profesi apoteker mahasiswa farmasi UII
menyampaikan bahwa kosmetik yang dirancang dengan nanoteknologi akan memiliki
kemampuan penetrasi yang lebih baik ke dalam kulit, efikasi yang lebih baik, dan dapat
tertinggal di lapisan kulit lebih lama. Lebih lanjut pak Tommy menjelaskan bahwa kosmetik
dengan teknologi nanoemulsi akan bersifat non-sticky dan non-oily, sifat penetrasi yang baik,
dapat menjaga kelembaban kulit lebih baik, dan dapat mendistribusikan zat aktif dengan baik
pada kulit. Kosmetik dengan campuran lipid nanopartikel juga memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya meningkatkan stabilitas bahan aktif, memperpanjang bau (wangi) jika itu digunakan
untuk pembuatan parfum, dan perlindungan kulit yang lebih baik terhadap sinar UV. Jadi,
sederhananya, kosmetik seperti cream wajah atau bedak dengan teknologi nano dapat
memberikan peluang besar pada kulit pemakainya menjadi lebih baik, karena ia bersifat lebih
netral, lebih melembabkan, tidak menyebabkan kulit berminyak, dan karena distribusi zat aktif
pada kulit lebih baik daripada kosmetik biasa maka jika ada permasalahan serius pada kulit
seperti flek, jerawat, atau bekas luka, maka proses pemulihan/penyembuhannya lebih cepat
karena zat aktif bekerja tepat pada sasaran kulit yang bermasalah.
Hal senada juga disampaikan oleh pakar nanoteknologi ITB, Prof. Dr. Heny Rachmawati.
Beliau menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi nano dalam dunia farmasi dapat berperan
dalam meningkatkan kualitas produksi dan keamanan (safety performance). Produk kosmetik
yang menggunakan nanoteknologi akan lebih cepat diserap oleh kulit sehingga dari segi
penggunaannya lebih efisien. Teknologi nano banyak dipilih dalam dunia farmasi karena sifat
kelarutan, stabilitas, dan kamampuan penyerapannya yang lebih baik dibandingkan bahan lain.
terkadang, senyawa tertentu dalam obat ataupun kosmetik mengalami kesulitan untuk larut dan
melakukan penetrasi karena ukuran partikelnya terlalu besar, maka teknologi nano digunakan
untuk mengatasi problem tersebut. Lebih lanjut bu Henny menuturkan bahwa BP POM sendiri
saat ini sangat ketat dalam melakukan pengawasan terhadap produk yang menggunakan
teknologi nano, apakah teknologi nano itu benar-benar diterapkan dalam produk atau hanya
sekedar label. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan pemalsuan label nano oleh produsen.
dr Trisna Mudjiana MARS selaku kepala Ristra Institute juga menegaskan bahwa partikel
nano sebagai penghantar bahan aktif akan mampu memaksimalkan penyerapan bahan aktif
kosmetik pada kulit. Partikel nano juga bisa menyalurkan secara lebih merata bahan kosmetik
yang berfungsi melindungi kulit dari sinar matahari dan energi negatif. dr Trisna yang menjamin
bahwa produk kosmetik yang menggunakan teknologi nano tetap aman dan tidak memiliki efek
samping. Beliau menjelaskan bahwa partikel nano dalam kosmetik hanya berfungsi sebagai
penghantar (carrier), setelah mulai terserap oleh kulit dia akan terlepas. Penggunaan
nanoteknologi jauh lebih baik dibandingkan produk konvensional. Maka tak heran jika harga
produk kosmetik dengan nanoteknologi jauh lebih tinggi dibandingkan produk-produk sejenis
yang tidak menggunakan teknologi nano. Apalagi mengingat sebagian besar bahan baku untuk
nano di Indonesia masih import dari luar negeri.
Dokter kulit Adnan Nasir, MD, PhD, FAAD, asisten profesor klinis di Departmen
Dermatologi University of North Caroline di Chapel Hill, Amerika, menjelaskan bahwa
nanomaterial dalam kosmetik berperan dalam anti penuaan. Rekayasa nanomaterial pada
kosmetik dapat memberikan retinoid topikal dan antioksidan yang dapat memacu faktor
pertumbuhan untuk peremajaan kulit di masa depan. Lebih lanjut Adnan Nasir memberikan
contoh pada sediaan bahan penyusun tabir surya avobenzona yang menyebabkan wajah terlihat
berminyak sesaat setelah digunakan. Namun sejak ditemukaan partikel nano titanium sebagai
penyusun tabir surya menyebabkan perlindungan kulit terhadap sinar UV menjadi lebih baik
tanpa meninggalkan bekas residu dan minyak.
Lalu apakah kosmetik dengan teknologi aman digunakan?
Hm... kalau menurut dr Trisna kosmetik berteknologinano itu relatif aman dan gak ada
efek sampingnya. Adnan Nasir, meskipun tidak spesifik menjelaskan bahaya nanomaterial,
namun dia menyampaikan bahwa di Amerika sendiri belum ada standar khusus untuk
mengevaluasi keamanan produk tropikal yang mengandung partikel nano. Produsen-produsen
kosmetik besar di Amerika masih menunggu keputusan dari Food and Drug Asministrator (FDA)
mengenai keamanan produk teknologi nano.
Beberapa pengujian material nano dengan metode bioassay (uji terhadap mahluk hidup)
yang dilakukan oleh David B. Warheit, Ph.D dari DuPont Haskel Laboratory Newark, Delaware,
USA (2007) menyebutkan bahwa pengujian inhalasi pada paru-paru bioassay (debu
nanomaterial) dan uji tokisistas akut oral (paparan yang termakan/terminum) menunjukkan hasil
tokisistas yang sangat rendah, uji iritasi pada kulit tidak menunjukkan adanya iritasi, genoksisitas
tes (kemungkinan toksisitas genetis) hasilnya negatif, dan iritasi mata hanya sedikit terjadi
konjungtiva (mata kemerahan). Dari hasil riset ini dapat ditarik kesimpulan bahwa nanomaterial
relatif aman digunakan pada suatu produk. Beberapa pengujian bioassay terhadap resiko buruk
nanomaterial juga dilakukan oleh para peneliti di Eropa, namun sampai saat ini sebagian besar
hasil risetnya menunjukkan hasil yang negatif, artinya belum terbukti adanya resiko buruk yang
signifikan dari penggunaan nanomaterial terhadap makhluk hidup.
Fungsi Nano Spray. Nano Spray adalah suatu trend baru dibidang kecantikan, yang
menggunakan treatment modern serupa semprotan (spray). Penemuan ini mulai diperkenalkan
sekitar tahun 2011 dan kini booming di Indonesia seiring berjalannya waktu dan semakin
banyaknya orang yang mengenal khasiat dari alat kecantikan yang satu ini. Sebenarnya cara
kerja nano spray cukup sederhana. Anda cukup menyemprotkan Nano Spray ke permukaan kulit
dengan jarak tertentu, dan partikel air oksigen yang sudah di olah dengan fungsi nanoteknologi
dalam alat Nano Spray ini menjadi partikel nano yang super kecil dan sangat lembut sehingga
mudah meresap pada kulit Anda. Tak perlu memakai krim atau mengoles berbagai macam lotion
ke permukaan kulit, dengan memakai nano spray saja kondisi kulit dapat diperbaiki menjadi
lebih sehat, bersih, segar, kencang, mulus, bebas jerawat, dan berbagai kondisi kesehatan kulit
yang menakjubkan lainnya. Yang rumit dalam kecanggihan fungsi Nano Spray ini tentu saja
adalah proses dalam alat tersebut yang harus mampu bekerja mengubah air yang diisikan ke
dalamnya menjadi partikel nano yang super kecil dan sangat lembut, sehingga partikel air yang
disemprot dapat masuk ke dalam pori-pori kulit dengan mudah. Air oksigen murni yang masuk
ke dalam pori dan sel kulit inilah yang diklaim akan memperbaiki kondisi sel kulit, dengan
membuatnya terhidrasi dan ternutrisi serta membantu metabolisme sel kulit lebih cepat dalam
melakukan regenerasi sel. Oleh karena fungsi dan manfaatnya yang sangat menarik dan bikin
ngiler, tak heran jika alat asli Nano Spray ini dibandrol dengan harga yang relatif tinggi untuk
orang Indonesia, yakni seharga Rp 1.700.000 (satu juta tujuh ratus ribu rupiah) per-unit Nano
Spray. Tentu saja dengan harga tersebut Anda sudah mendapatkan alat asli yang sangat
bermanfaat dan bergaransi resmi dari perusahaan, serta dapat digunakan seumur hidup cukup
dalam satu kali pembelian saja, justru lebih hemat bukan.
Sebenarnya bagaimana sih cara kerja Nano Spray kok bisa ampuh menghilangkan jerawat cuma
menggunakan air oksigen saja? Mungkin didalam hati Anda bertanya-tanya tentang cara kerja
Nano Spray untuk menghilangkan jerawat seperti diatas. Baiklah, dalam artikel kali ini saya akan
menjawab tentang hal tersebut agar Anda dapat memahami cara kerja Nano Spray dalam
menghilangkan jerawat dengan mudah. Secara umum sel kulit kita dapat dianalogikan dengan
“motor” untuk melakukan fungsi dengan sempurna tentu saja motor membutuhkan suplai bahan
bakar yang cukup, saluran bahan bakarnya juga harus lancar, begitupun mengenai saluran
pembuangannya, setelah syarat tersebut telah terpenuhi tentu saja motor akan memaksimalkan
fungsinya dengan sangat baik. Nah begitu pula mengenai sel, untuk dapat melakukan
metabolisme secara lancar sel kulit juga membutuhkan suplai oksigen yang cukup untuk
menghasilkan energi sebagai sumber tenaganya. Di dalam sel kulit terdapat bagian sel yang bisa
mengkonversi oksigen menjadi energi yakni yang disebut dengan mitokondria. Lalu energi
tersebut digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsi metabolisme sel agar berjalan secara
optimal termasuk fungsi pertahanan terhadap bakteri penyebab jerawat.
Walaupun sel kita sesungguhnya sudah terlengkapi dengan fungsi pertahanan untuk melawan
infeksi bakteri salah satunya yang disebut dengan Lisosom, namun jika terjadi kekurangan suplai
oksigen terhadap sel, pertahanan tersebut akan menjadi melemah. Itulah yang menyebabkan kulit
kita mudah terserang jerawat. Dengan suplai oksigen yang cukup Lisosom mampu
memaksimalkan fungsinya yaitu dapat mengeluarkan enzim hidrolitik yang mampu
menghancurkan bakteri dan kuman penyakit yang masuk melaui pori-pori kulit sehingga kulit
kita tidak akan terserang dengan yang namanya jerawat karena bakteri dan kuman penyakit
penyebab jerawat terkalahkan oleh Lisosom sel dengan mudah. Pemakaian Nano Spray mampu
menutrisi sel dengan keperluan oksigen yang cukup sehingga sel dapat menjalankan fungsinya
secara maksimal termasuk didalam pertahan ini.
Dalam mengatasi jerawat jangan semakin membebani derita sel kulit kita dengan cara yang tidak
benar salah satunya dengan penggunaan sabun pencuci muka maupun krim, mengapa? Karena
hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapi sel kulit mengenai suplai oksigen
yang kurang. Sabun pencuci muka hanya mampu membersihkan permukaan kulit dari luar saja
tidak mampu sampai menembus pori-pori kulit, sedangakan penerapan perawatan kulit dengan
pemakaian bahan kimia seperti krim akan menyebabkan iritasi hingga mampu berpotensi
menyebabkan kangker kulit, walau tidak dirasakan sekarang tetapi bahan-bahan kimia tersebut
akan terakumulasi dan mengendap di sel kulit dalam jangka waktu yang lama bahan-bahan
karsinogenik tersebut akan menjadi penyebab kangker kulit. Stop Eksperimen dengan pemakaian
berbagai krim penghilang jerawat yang mengandung bahan kimia berbahaya.
Tentu saja masih banyak lagi aplikasi nanoteknologi dalam kehidupan manusia. Oleh karenanya,
masih diperlukan bebagai penelitian untuk mengembangkan nanosains untuk kesejahteraan
manusia di bumi.
Dan semoga dengan
semakin perkambangnya teknologi ini diharapkan di masa yang akan datang akan tercipta suatu
penemuan-penemuan terbaru yang mengedepankan bahan yang ramah lingkungan, biaya yang
murah, efisien, dan penggunaan barang yang semakin hemat.