nama dokumen tor staf asistensi dan konsultan program ... tor bl 169 ta dan... · napza, merupakan...

14
TOR BL. 169 GF NFM PR-NAC CF 2017 1 I. Latar Belakang Upaya pencegahan HIV dan AIDS terkait perilaku menyuntikkan zat akibat ketergantungan Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. Menurut data BNN, jumlah estimasi Orang Dengan Gangguan Penggunaan Zat (ODGPZ) di Indonesia mencapai 5,8 juta pada 2015. Termasuk di dalam estimasi ini, terdapat 35.574 orang di antaranya mengalami ketergantungan Napza suntik (KPAN dan Kemenkes RI). Kecendrungan masyarakat di seluruh dunia, khusus negara-negara dunia ketiga mengalami peningkatan angka estimasi terkait masalah ketergantungan Napza. Masalah transmisi penyakit infeksi melalui pembuluh darah seperti HIV dan hepatitis merupakan bagian prevalensi epidemi penting terkait penggunaan Napza suntik. Kebijakan nasional Indonesia telah mengendalikan prevalensi tersebut melalui Permenkokesra nomor 2 tahun 2007 dan Permenkes nomor 55 tahun 2015. Integrasi program pencegahan dengan pengendalian/pengobatan adiksi yang strategis memerlukan upaya sungguh-sungguh yang berkelanjutan guna membangun sistem pelayanan kesehatan komprehensif bagi pengguna Napza, secara khusus Penasun. Kebijakan di bidang pengurangan dampak buruk Napza suntik juga melalui proses perkembangan. Mulai dari pola intervensi pencegahan infeksi terdampak yang bersifat core barrier, meningkat menjadi pola yang lebih luas dimana partisipasi masyarakat melalui komunitas ditempatkan pada posisi penting yang menentukan keberhasilan pendekatan Yankes. Pendekatan berbasis Fasyankes yang komprehensif tersebut dikenal dengan program Layanan Alat Suntik Steril (LASS) dan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM). Di sisi lain, pemerintah Indonesia menetapkan suatu strategi yang dimuat di dalam UU Narkotika nomor 35 tahun 2009 yaitu rahabilitasi sosial dan rehabilitasi medis (lihat pasal 54). Untuk menterjemahkan pendekatan ini, Pemerintah mengembangkan strategi IPWL (Instansi Penerima Wajib Lapor), yakni pendekatan untuk menjangkau pengguna dan penyalahguna Napza untuk Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza Suntik Waktu Pengajuan Juni 2017 Masa Kontrak Juli s/d Desember 2017 Jumlah Personel Empat (4) orang Sumber Pembiayaan GF NFM Origin 2016 Identitas Anggaran BL. 169. 2016 Carry Forward 2017 Jumlah Total IDR. 352, 763, 270,- PIC Koordinator Harm Reduction Lampiran Lembar Pengumuman Proses Rekrutmen Untuk Publik

Upload: trinhdan

Post on 07-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 1

I. Latar Belakang

Upaya pencegahan HIV dan AIDS terkait perilaku menyuntikkan zat akibat ketergantungan

Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. Menurut data BNN, jumlah estimasi

Orang Dengan Gangguan Penggunaan Zat (ODGPZ) di Indonesia mencapai 5,8 juta pada 2015.

Termasuk di dalam estimasi ini, terdapat 35.574 orang di antaranya mengalami ketergantungan Napza

suntik (KPAN dan Kemenkes RI). Kecendrungan masyarakat di seluruh dunia, khusus negara-negara

dunia ketiga mengalami peningkatan angka estimasi terkait masalah ketergantungan Napza.

Masalah transmisi penyakit infeksi melalui pembuluh darah seperti HIV dan hepatitis merupakan

bagian prevalensi epidemi penting terkait penggunaan Napza suntik. Kebijakan nasional Indonesia

telah mengendalikan prevalensi tersebut melalui Permenkokesra nomor 2 tahun 2007 dan Permenkes

nomor 55 tahun 2015. Integrasi program pencegahan dengan pengendalian/pengobatan adiksi yang

strategis memerlukan upaya sungguh-sungguh yang berkelanjutan guna membangun sistem pelayanan

kesehatan komprehensif bagi pengguna Napza, secara khusus Penasun. Kebijakan di bidang

pengurangan dampak buruk Napza suntik juga melalui proses perkembangan. Mulai dari pola

intervensi pencegahan infeksi terdampak yang bersifat core barrier, meningkat menjadi pola yang

lebih luas dimana partisipasi masyarakat melalui komunitas ditempatkan pada posisi penting yang

menentukan keberhasilan pendekatan Yankes. Pendekatan berbasis Fasyankes yang komprehensif

tersebut dikenal dengan program Layanan Alat Suntik Steril (LASS) dan Program Terapi Rumatan

Metadon (PTRM).

Di sisi lain, pemerintah Indonesia menetapkan suatu strategi yang dimuat di dalam UU Narkotika

nomor 35 tahun 2009 yaitu rahabilitasi sosial dan rehabilitasi medis (lihat pasal 54). Untuk

menterjemahkan pendekatan ini, Pemerintah mengembangkan strategi IPWL (Instansi Penerima

Wajib Lapor), yakni pendekatan untuk menjangkau pengguna dan penyalahguna Napza untuk

Nama Dokumen TOR

Staf Asistensi dan Konsultan Program

Pengurangan Dampak Buruk Napza Suntik

Waktu Pengajuan Juni 2017

Masa Kontrak Juli s/d Desember 2017

Jumlah Personel Empat (4) orang

Sumber Pembiayaan GF NFM Origin 2016

Identitas Anggaran BL. 169. 2016 – Carry Forward 2017

Jumlah Total IDR. 352, 763, 270,-

PIC Koordinator Harm Reduction

Lampiran

Lembar Pengumuman Proses Rekrutmen Untuk Publik

Page 2: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 2

mengakses secara mandiri pelayanan rehabilitasi sosial dan medis. IPWL sebagai terminologi

dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2011 tentang Pelaksanaan IPWL. Untuk

kebutuhan IPWL berbasis rehabilitasi medis, Kementerian Kesehatan menerbitkan Permenkes nomor

1305 tahun 2011 guna memayungi seluruh manifestasi kuratif terkait masalah adiksi di Fasyankes

milik pemerintah maupun swasta.

Pelaksanaan IPWL menghadapi tantangan berat sebab ODGPZ hakikatnya mengalami gangguan

mental sehingga secara alamiah mengalami hendaya sehingga tidak menyadari bahwa dirinya

membutuhkan pertolongan. Oleh sebab itu, sangat sulit bagi seorang Pengguna Napza untuk bertindak

mandiri mengakses layanan rehabilitasi terkait masalah adiksi yang dideritanya (baca: melaporkan

dirinya dengan sadar untuk menerima rehabilitasi). Selain itu, konsep IPWL sulit dilaksanakan

dengan baik sebab adanya stigma yang dilekatkan pada diri seorang pecandu. Masalah lain adalah,

IPWL dipandang sebagai pendekatan bagi aparat penegak hukum / kepolisian untuk menangkap

setiap penyalahguna Narkoba. Pada konsep IPWL belum tercantum manifestasi peran Penjangkauan

dan Pendampingan yang mutlak diperlukan dalam setiap strategi penanganan masalah adiksi.

Penjangkauan dan Pendampingan di banyak negara dilakukan oleh komunitas-komunitas pengguna

sendiri, sehingga sejalan dengan proses pemberdayaan populasi kunci terutama pada Penasun.

KPAN telah lebih dulu melihat perlunya suatu pola pelibatan komunitas dengan pemberdayaan

berbasis organisasi profesional. Pola ini menjamin penempatan komunitas Pengguna Napza sebagai

agen perubahan dalam masyarakat, bukan korban (kapasitas lemah) dan bukan pula beban. Namun

justru memperkuat basis pemberdayaan masyarakat yang mengalami marjinalisasi akibat stigma di

dalam terminologi kebijakan terkait masalah dan dampak penyalahgunaan Narkotika. Oleh sebab itu,

sejak 2009 KPAN mengembangkan pendekatan baru daalam rehabilitasi sosial terutama untuk

Penasun yaitu Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat (PABM). Sekaligus memperkuat kapasitas

organisasi komunitas untuk terlibat proaktif dalam strategi rehabilitasi sosial yang bersinergi dengan

rehabilitasi medis sebagaimana diisyaratkan dalam kebijakan IPWL.

Selanjutnya KPAN bersama pemangku kepentingan kebijakan terkait, bertanggungjawab

membangun sinergitas di dalam sistem penanggulangan HIV dan Napza sehingga seluruh pendekatan

dalam intervensi pengurangan dampak buruk Napza suntik terjamin keberlanjutan dan

pengembangannya. Dalam upaya mencapai sinergitas sistem penanggulangan antara masalah infeksi

HIV dan penggunaan/penyalahgunaan Napza, diperlukan pendekatan-pendekatan teknis yang

menjembatani gap antara terminologi harm reduction dengan pemberantasan penyalahgunaan

Narkoba sebagaimana diatur dalam UU Narkotika nomor 35 tahun 2009 dan produk-produk kebijakan

Page 3: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 3

turunannya. Pendekatan yang dimaksud meliputi upaya penyiapan dukungan kementerian teknis dan

koordinatif untuk melanjutkan pola intervensi PABM dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial, termasuk

posisi patisipatori komunitas untuk mendorong efektifitas penatalaksanaan terapi rahb sosial maupun

medis. Komunitas berbasis organisasi profesional perlu didorong untuk lebih berdaya dan kuat,

sehingga memiliki posisi tawar yang mendapat pertimbangan penting di mata pemerintah.

II. Tujuan

Tujuan Umum :

Mencapai proses penguatan pada pembangunan sinergitas antara sistem penanggulangan HIV dan

Napza dalam implementasi IPWL dengan pendekatan PABM termasuk keberlanjutan partisipasi

komunitas dalam aspek pelayanan kesehatan berbasis harm reduction.

Tujuan Khusus :

1. Melakukan percepatan proses integrasi strategi penanggulangan HIV dan Napza ke dalam sistem

pemberdayaan yang dikembangkan oleh Pemerintah.

2. Memperkuat implementasi program LASS berbasis Fasyankes sesuai Permenkes nomor 55 tahun

2015.

3. Mengintegrasikan strategi PABM dalam pengembangan layanan rehabilitasi sosial dan medis

melalui dukungan bagi pemerintah untuk mengembangkan IPWL berbasis partisipasi

masyarakat.

4. Menjamin tercapainya capaian LASS dan PABM sesuai manifestasi mutu pelyanan yang dapat

dipertanggung-jawabkan dan jaminan keberlanjutan program di masa depan.

5. Mendorong kementerian teknis bidang kesehatan dan sosial untuk memiliki standar tepat guna

untuk meningkatkan kapasitas komunitas sebagai penunjang peningkatan mutu pelayanan LASS

dan rehabilitasi sosial terkait upaya perubahan perilaku Penasun dan Pengguna Napza pada

umumnya.

III. Pemetaan Kebutuhan

Dasar pemikiran yang menjelaskan pemetaan kebutuhan terkait yang menjamin tercapainya tujuan

umum dan tujuan khusus, dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Page 4: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 4

Tujuan Keluaran

Kebutuhan

Umum

Khusus

Implementasi

Teknis Berbasis

Dukungan GF

NFM

Pola Intervensi

Sistem

Mencapai proses

penguatan pada

pembangunan

sinergitas antara

sistem

penanggulangan

HIV dan Napza

dalam implementasi

IPWL dengan

pendekatan PABM

termasuk

keberlanjutan

partisipasi

komunitas dalam

aspek pelayanan

kesehatan berbasis

harm reduction.

1. Melakukan

percepatan proses

integrasi strategi

penanggulangan

HIV dan Napza ke

dalam sistem

pemberdayaan

yang

dikembangkan

oleh Pemerintah.

2. Memperkuat

implementasi

program LASS

berbasis Fasyankes

sesuai Permenkes

nomor 55 tahun

2015.

3. Mengintegrasikan

strategi PABM

dalam

pengembangan

layanan

rehabilitasi sosial

dan medis melalui

dukungan bagi

pemerintah untuk

mengembangkan

IPWL berbasis

partisipasi

masyarakat.

4. Menjamin

tercapainya

capaian LASS dan

PABM sesuai

manifestasi mutu

pelyanan yang

dapat

dipertanggung-

jawabkan dan

jaminan

keberlanjutan

BL. 103

BL. 105

BL. 106

BL. 107

BL. 109

BL. 170

BL. 112 CF

BL. 113 CF

BL. 115 CF

BL. 215 CF

BL. 209

BL. 131 CF

Dukungan

pemantauan

pelaporan dan

pencapaian terget:

LASS, PABM,

Pokja Harm

Reduction, dan

Satelit LASS.

Koordinasi &

Negosiasi

dengan

Kemensos

Koordinasi

berkelanjutan

dengan BNN

Memberi

dukungan

teknis terkait

data dan fungsi

koordinatif ke

Subdit Napza-

Dit.P2MKN

Keterlibatan

pro-aktif pada

proses

penyusunan

RUU

Narkotika

(baru)

Membantu

mitra-mitra

pelaksana

PABM non

IPWL menjadi

IPWL

Drafting Revisi

Pedoman

PABM

Modul dan

Kurikulum

Pelatihan

Konseling

Perubahan

Perilaku

Penasun (untuk

TOT dan End-

Majamemen &

Pengelolaan Rutin

Set.KPAN :

1. Koordinator

Harm

Reduction

2. Asisten

Koordinator

Ham

Reduction &

Poci Remaja

Rekrutmen

Khusus BL.169:

1. Technical

Assistance

Officer Harm

Reduction

2. Konsultan

Modul &

Kurikulum

Pelatihan

SDM Non

Tenaga

Yankes

3. Konsultan

Modul &

Kurikulum

Pelatihan

Konseling

Perubahan

Perilaku

Penasun

4. Konsultan

Penyusunan

Draf & Proses

Finalisasi

Revisi

Page 5: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 5

program di masa

depan.

5. Mendorong

kementerian teknis

bidang kesehatan

dan sosial untuk

memiliki standar

tepat guna untuk

meningkatkan

kapasitas

komunitas sebagai

penunjang

peningkatan mutu

pelayanan LASS

dan rehabilitasi

sosial terkait

upaya perubahan

perilaku Penasun

dan Pengguna

Napza pada

umumnya.

User)

Memulai

proses

penempatan

paket

dukungan

pembiayaan

rehabilitasi

sosial dengan

BPJS.

Memulai

proses

penempatan

paker

dukungan

pembiayaan

program

individual

pasca rehab

dari Kemensos.

Memberi

dukungan

asistensi teknis

untuk

pengesahan SK

Pokja Harm

Reduction di

Kemenko

PMK.

Pedoman

PABM

IV. Batasan, Durasi, Target Kerja, dan Besaran Nilai Penugasan

4.1. Staf Asistensi Teknis Kegiatan Harm Reduction & Koordinasi Lintas Pelaksana Program

HIV dan Masalah Napza.

Kompetensi :

1. Memiliki standar pendidikan minimal Sekolah Mengengah Umum (SMU) dengan pengalaman

bekerja sekurang-kurangnya tiga (3) tahun di bidang pengelolaan program-program kesehatan

berbasis partisipasi masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat, atau

2. Memiliki standar pendidikan sekurang-kurangnya Diploma (D3) bidang Kesehatan atau

Manajemen atau sederajat bidang administrasi dan umum lainnya

Page 6: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 6

3. Mamiliki kemampuan untuk mempersiapkan dan mengelola kegiatan/aktivitas yang melibatkan

banyak partisipan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik.

5. Menyukai aktivitas menulis dan memiliki kemampuan menyusun laporan tertulis, notulensi, TOR,

dan menulis dokumen-dokumen penunjang suatu program

6. Memiliki pengalaman bekerja sekurang-kurangnya satu tahun dalam suatu instansi pemerintah dan

atau non pemerintah di bidang program kesehatan dan atau penanggulangan HIV serta Napza.

7. Dapat bekerja mandiri dengan baik maupun dalam lingkungan kerjasama kelompok atau tim kerja.

8. Memiliki pengatahuan dasar tentang HIV, AIDS, dan masalah penyalahgunaan Napza

Batasan Tupoksi :

1. Membantu Koordinator Harm Reduction untuk melaksanakan persiapan teknis semua kegiatan

bidang terkait dengan dukungan GF NFM.

2. Memantau dan mengelola waktu pengumpulan laporan capaian LASS, PABM, Pokja Harm

Reduction, dan Satelit LASS.

3. Menyiapkan laporan monitoring berbasis check-list untuk persiapan setiap kegiatan / agenda

bidang harm reduction.

4. Melaksanakan fungsi Notulensi untuk setiap kegiatan bidang harm reduction

5. Melaksanakan penugasan di luar kantor di bawah arahan Koordinator Harm Reduction dan

Tandem terkait bagian program di Subdit AIDS dan Subdit Masalah Napza

6. Membantu proses koordinasi lintas program bidang HIV dan Napza yang melibatkan Subdit

AIDS, Set.KPAN, dan Subdit Masalah Napza.

7. Melaksanakan dukungan proses penyediaan surat-surat koordinasi Ka. Set. KPAN di dalam

lingkungan Kementerian Kesehatan dan provinsi melalui Dinas Kesehatan Provinsi untuk sukses

mengawal penguatan basis layanan kesehatan bidang HIV dan Napza.

Jumlah Personel Dua Orang:

Satu Orang untuk di tempatkan di Set.KPAN Bgn. Program Harm Reduction dan

Satu Orang untuk ditempatkan membantu di Subdit AIDS dan Subdit Masalah Napza

Batas Antara Nilai Gaji :

IDR. 4,000,000,- s/d IDR. 5,000,000,- (bulanan) atau mengacu pada PIM strata Asisten Junior

Durasi kontrak : Juli 2017 s/d Desember 2017

Page 7: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 7

4.2. Konsultan Program

Kebutuhan Konsultan Program meliputi :

1. Konsultan untuk menyusun draf Kurikulum Pelatihan & Modul Perubahan Perilaku dan

Dukungan Psikososial untuk Pengguna Napza Suntik dukungan LASS & PABM

2. Konsultan untuk menyusun draf Revisi Pedoman Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat

Durasi Penugasan :

Agustus s/d September 2017 (masing-masing Konsultan bekerja selama 60 hari)

Kompetensi :

1. Menyandang sekurang-kurangnya pendidikan ijazah SMA dengan pengalaman bekerja sebagai

pegiat program pengurangan dampak buruk Napza suntik minimal 10 (sepuluh). Atau

2. Menyandang ijazah S1 bidang pendidikan sosial atau kesehatan masyarakat dengan pengalaman

bekerja sebagai pegiat program pengurangan dampak buruk Napza suntik minimal 5 (lima)

tahun. Atau

3. Menyandang ijjazah S2 bidang kesehatan masyarakat atau psikologi atau bidang sosial yang

relevan dengan pengalaman bekerja sebagai pegiat program dampak buruk Napza suntik minimal

3 (tiga) tahun.

4. Memiliki pengalaman bertugas sebagai pelaksana penjangkauan dan pendampingan Penasun di

lapangan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

5. Memiliki sertifikat pelatihan Konseling Adiksi yang diselenggarakan oleh lembaga setingkat

pemerintah nasional atau internasional.

6. Memiliki kemampuan memberikan layanan Konseling Adiksi dan sudah memberikan pelayanan

konseling kepada Penasun selama berkelanjutan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun terakhir.

7. Pernah terlibat langsung sebagai anggota penulis dalam kegiatan penelitian, penulisan hasil

penelitian, atau makalah untuk media ilmu pengetahuan atau jurnal.

8. Pernah terlibat dalam proses penyusunan Pedoman dan atau Petunjuk Teknis / Modul

Implementasi program pelayanan kesehatan yang dikembangkan oleh pemerintah.

9. Dapat bekerja mandiri dan atau bersama kelompok sebagai bagian tim kerja yang menjamin

terjalinnya komunikasi dan fungsi koordinasi yang baik.

10. Dapat bekerja cepat, efektif, dan profesional untuk mencapai target penugasan dalam kurun

waktu relatif singkat.

11. Sehat jasmani dan rohani. Apabila dalam proses perawatan dan pengobatan berkelanjutan, berada

pada situasi optimal sehingga dimungkinkan untuk beraktivitas kerja dengan baik.

Page 8: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 8

Road-map Pekerjaan Konsultan

Tahap I Tahap II Tahap III

Konsultan Dukungan

LASS & PABM

1. Penyusunan Indikator

Penilaian Kebutuhan

2. Need Asessment

Modul Perubahan

Perilaku & Dukungan

Psikososial Penasun &

Revisi Pedoman

PABM : Medan,

Palembang, DKI

Jakarta, Tangerang,

Bandung, Yogyakarta,

Surabaya, Denpasar,

dan Samarinda.

3. Penyusunan Drafting

tahap awal

1. Pengembangan

Draf

2. Pertemuan Forum

Konsultasi

(melibatkan

stakeholders)

1. Finalisasi Draf

Kurikulum

Pelatihan dan

Modul Perubahan

Perilaku dan

Dukungan

Psikososial

2. Pertemuan Forum

Konsultasi untuk

finalisasi

editorial.

3. Penulisan dan

editing tahap

akhir.

Konsultan Revisi

Pedoman PABM

1. Pengembangan

Draf

2. Pertemuan Forum

Konsultasi

(melibatkan

stakeholders)

1. Finalisasi Draf

Revisi Pedoman

PABM

2. Pertemuan Forum

Konsultasi untuk

finalisasi editorial

(Revisi) Pedoman

PABM

3. Penulisan dan

editing tahap

akhir

Jumlah Personel : Dua Orang Konsultan

Batas Antara Nilai Pendapatan Konsultan :

IDR. 30,000,000 s/d 45,000,000,- per kontrak per orang

V. Pembiayaan

Penyediaan dua (2) orang Staf Asistensi Teknis Harm Reduction dan dua (2) orang Konsultan

Program Harm Reduction dibebankan pada dukungan GF NFM - PR NAC CF 2017 BL. 169 dengan

nilai anggaran total sebesar Rp. 352,763,270,- Beban anggaran untuk pembayaran gaji dan

pendapatan hak profesional konsultan tidak melebihi nilai dana sebesar Rp. 200,000,000,- sehingga

sistem pengadaan dengan berbasis dukungan panitia lelang tidak diperlukan.

Page 9: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 9

Pembiayaan fasilitasi perjalanan dinas melakukan need asessment dan pertemuan-pertemuan forum

konsultasi dihitung terpisah dari nilai kontrak masing-masing personel yang akan direkrut.

Garis besar struktur penggunaan anggaran untuk merealisasikan BL. 169 tersebut, terdiri dari :

1. Gaji (rutin) 6 bulan untuk dua orang Staf Asistensi Teknis

2. Honor (bersih) untuk dua orang Konsultan Program

3. Perjalanan dinas melakukan Need Asessment untuk tiga orang ke 9 kota

4. Paket pertemuan untuk target peserta 20 orang sebanyak empat putaran di kantor dalam kota

Jakarta.

5. Alokasi anggaran tiket pesawat terbang pp, penginapan untuk tiga hari kerja (3 kali putaran),

transportasi lokal, dan per diem apabila Konsultan berdomisili di luar Dejabotabek.

Page 10: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 10

LAMPIRAN TOR BL. 169

SOSIALISASI KEBUTUHAN REKRUTMEN CEPAT SDM PENUNJANG

PROGRAMPENGURANGAN DAMPAK BURUK NAPZA SUNTIK

SEKRETARIAT KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL

Pemerintah Indonesia memiliki komitmen tinggi dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS secara

berkelanjutan termasuk pencegahan prevalensi HIV dan Hepatitis pada Pengguna Napza Suntik

(Penasun). Perhatian difokuskan pada penyediaan sarana dan pra saranan pelayanan kesehatan

berbasis kesehatan masyarakat dari segi pencegahan maupun perawatan, pengobatan, dan dukungan.

Melalui Perpres nomor 124 tahun tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), peran

lintas sektoral dan partisipasi masyarakat dilebur ke dalam fungsi teknis bidang kesehatan yang

dikoordinir secara langsung oleh Kementerian Kesehatan RI. Dengan demikian, upaya pencegahan

menjadi satu pintu dengan upaya perawatan, pengobatan dan dukungan penyakit HIV dan AIDS

secara komprehensif dan berkelanjutan. Langkah strategis ini masih memerlukan penguatan sistemik

yang sesuai dengan kemajuan startegi implementasi, secara khusus bidang HIV dan Napza. Maka

diperlukan percepatan dan efektifitas yang didukung oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

sesuai dengan kompetensi yang diperlukan, sehingga proses transisi terkait ruang lingkup tanggung-

jawab KPAN dalam fungsi pelayanan kesehatan, dapat berlangsung sesuai perencanaan.

Kini Kementerian Kesehatan melalui Sekretariat KPAN bertanggung-jawab mengurus program

Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat (PABM) yang dilaksanakan di rumah-rumah rehabsos milik

organisasi Komunitas Penasun dan Layanan Alat Suntik Steril (LASS) yang tersedia di Puskesmas

dan Satelit milik LSM pelasana program terkait. Sesuai Permenkes nomor 55 tahun 2015 tentang

Program Pengurangan Dampak Buruk Napza Suntik, maka LASS akan diperkuat dengan layanan

konseling Perubahan Perilaku Penasun dan dukungan program psikososial. Sedangkan PABM

membutuhkan penguatan konsep layanan yang komprehensif dan sistem Monev. PABM memberi

perhatian khusus pada strategi rehabilitasi sosial dan medis terkait masalah adiksi, penapisan dampak

buruk pada kualitas kesehatan, perawatan, dan dukungan pengobatan terhadap penyakit komorbiditas.

Saat ini semua program Yankes bidang pengurangan dampak buruk Napza suntik berlangsung di 18

provinsi dan 68 kab/kota di bawah supervisi langsung KPA Provinsi/Kab/Kota dan Dinas Kesehatan

Provinsi/Kab/Kota dengan pelibatan peran pemantauan lintas sektoral.

Saat ini Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) Kementerian

Kesehatan melalui Sekretariat KPAN membutuhkan rekrutmen cepat untuk empat posisi di bawah ini:

1. Konsultan Program untuk Kurikulum & Modul Pelatihan Perubahan Perilaku dan Dukungan

Psikososial Penasun (satu orang)

2. Konslultan Program untuk revisi Pedoman PABM (satu orang)

Page 11: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 11

3. Staf Asistensi Teknis Program HIV & AIDS untuk ditempatkan di Subdit AIDS (satu orang)

4. Staf Asistensi Teknis Program Harm Reduction untuk ditempatkan di Sekretariat KPAN (satu

orang)

KONSULTAN PROGRAM

Kualifikasi dan Kompetensi :

1. Menyandang sekurang-kurangnya pendidikan ijazah SMA dengan pengalaman bekerja sebagai

pegiat program pengurangan dampak buruk Napza suntik minimal 10 (sepuluh). Atau

2. Menyandang ijazah S1 bidang pendidikan sosial atau kesehatan masyarakat dengan pengalaman

bekerja sebagai pegiat program pengurangan dampak buruk Napza suntik minimal 5 (lima)

tahun. Atau

3. Menyandang ijjazah S2 bidang kesehatan masyarakat atau psikologi atau bidang sosial yang

relevan dengan pengalaman bekerja sebagai pegiat program dampak buruk Napza suntik minimal

3 (tiga) tahun.

4. Memiliki pengalaman bertugas sebagai pelaksana penjangkauan dan pendampingan Penasun di

lapangan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

5. Memiliki sertifikat pelatihan Konseling Adiksi yang diselenggarakan oleh lembaga setingkat

pemerintah nasional atau internasional.

6. Memiliki kemampuan memberikan layanan Konseling Adiksi dan sudah memberikan pelayanan

konseling kepada Penasun selama berkelanjutan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun terakhir.

7. Pernah terlibat langsung sebagai anggota penulis dalam kegiatan penelitian, penulisan hasil

penelitian, atau makalah untuk media ilmu pengetahuan atau jurnal.

8. Pernah terlibat dalam proses penyusunan Pedoman dan atau Petunjuk Teknis / Modul

Implementasi program pelayanan kesehatan yang dikembangkan oleh pemerintah.

9. Dapat bekerja mandiri dan atau bersama kelompok sebagai bagian tim kerja yang menjamin

terjalinnya komunikasi dan fungsi koordinasi yang baik.

10. Dapat bekerja cepat, efektif, dan profesional untuk mencapai target penugasan dalam kurun

waktu relatif singkat.

11. Sehat jasmani dan rohani. Apabila dalam proses perawatan dan pengobatan berkelanjutan, berada

pada situasi optimal sehingga dimungkinkan untuk beraktivitas kerja dengan baik.

Durasi Kontrak : 60 (enam puluh) hari

Page 12: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 12

Road-map Tanggungjawab Pekerjaan Konsultan Program

Tahap I Tahap II Tahap III

Konsultan

Kurikulum dan

Modul Pelatihan

Perubahan Perilaku

dan Dukungan

Psikososial Penasun.

1. Penyusunan Indikator

Penilaian Kebutuhan

2. Need Asessment Modul

Perubahan Perilaku &

Dukungan Psikososial

Penasun & Revisi

Pedoman PABM :

Medan, Palembang,

DKI Jakarta,

Tangerang, Bandung,

Yogyakarta, Surabaya,

Denpasar, dan

Samarinda.

3. Penyusunan Drafting

tahap awal

1. Pengembangan Draf

2. Pertemuan Forum

Konsultasi

(melibatkan

stakeholders)

1. Finalisasi Draf

2. Kurikulum

Pelatihan dan

Modul Perubahan

Perilaku dan

Dukungan

Psikososial

3. Pertemuan Forum

Konsultasi untuk

finalisasi

editorial.

4. Penulisan dan

editing tahap

akhir.

Konsultan Revisi

Pedoman PABM

1. Pengembangan Draf

2. Pertemuan Forum

Konsultasi

(melibatkan

stakeholders)

1. Finalisasi Draf

Revisi Pedoman

PABM

2. Pertemuan Forum

Konsultasi untuk

finalisasi editorial

(Revisi) Pedoman

PABM

3. Penulisan dan

editing tahap

akhir

STAF ASISTENSI TEKNIS PROGRAM

Kualifikasi dan Kompetensi :

1. Memiliki standar pendidikan minimal Sekolah Mengengah Umum (SMU) dengan pengalaman

bekerja sekurang-kurangnya tiga (3) tahun di bidang pengelolaan program-program kesehatan

berbasis partisipasi masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat, atau

2. Memiliki standar pendidikan sekurang-kurangnya Diploma (D3) bidang Kesehatan atau

Manajemen atau sederajat bidang administrasi dan umum lainnya

Page 13: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 13

3. Mamiliki kemampuan untuk mempersiapkan dan mengelola kegiatan/aktivitas yang melibatkan

banyak partisipan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik.

5. Menyukai aktivitas menulis dan memiliki kemampuan menyusun laporan tertulis, notulensi, TOR,

dan menulis dokumen-dokumen penunjang suatu program

6. Memiliki pengalaman bekerja sekurang-kurangnya satu tahun dalam suatu instansi pemerintah dan

atau non pemerintah di bidang program kesehatan dan atau penanggulangan HIV serta Napza.

7. Dapat bekerja mandiri dengan baik maupun dalam lingkungan kerjasama kelompok atau tim kerja.

8. Memiliki pengatahuan dasar tentang HIV, AIDS, dan masalah penyalahgunaan Napza

Batasan Tanggungjawab:

1. Membantu Koordinator Harm Reduction untuk melaksanakan persiapan teknis semua kegiatan

bidang terkait dengan dukungan GF NFM.

2. Memantau dan mengelola waktu pengumpulan laporan capaian LASS, PABM, Pokja Harm

Reduction, dan Satelit LASS.

3. Menyiapkan laporan monitoring berbasis check-list untuk persiapan setiap kegiatan / agenda

bidang harm reduction.

4. Melaksanakan fungsi Notulensi untuk setiap kegiatan bidang harm reduction

5. Melaksanakan penugasan di dalam dan di luar kantor sesuai arahan Koordinator Harm

Reduction dan Tandem terkait bagian program di Subdit AIDS dan Subdit Masalah Napza

6. Membantu proses koordinasi lintas program bidang HIV dan Napza yang melibatkan Subdit

AIDS, Set.KPAN, dan Subdit Masalah Napza.

7. Melaksanakan dukungan proses penyediaan surat-surat koordinasi Ka. Set. KPAN di dalam

lingkungan Kementerian Kesehatan dan provinsi melalui Dinas Kesehatan Provinsi untuk sukses

mengawal penguatan basis layanan kesehatan bidang HIV dan Napza.

Durasi Kontrak : Mulai Penetapan hasil rekrutmen hingga 31 Desember 2017.

Proses rekrutmen dan penetapan hasilnya akan memberi perhatian khusus pada Kandidat Odha

serta mempertimbangkan aspek keadilan jender. Peminat proses rektrutmen ini dapat

mengirimkan CV singkat disertai surat lamaran sebagaimana mestinya ke alamat e-mail : ......

selambat-lambatnya pada hari Selasa 11 Juli 2017 pukul 00.00 WIB.

Page 14: Nama Dokumen TOR Staf Asistensi dan Konsultan Program ... TOR BL 169 TA dan... · Napza, merupakan suatu strategi penting yang berkelanjutan. ... Penjangkauan dan Pendampingan di

TOR BL. 169 GF NFM – PR-NAC CF 2017 14