nalco-halaman-9-10

3
NALCO halaman 9-10 Mengapa sifat kimia air dibutuhkan dalam sistem cooling water? Sifat kimia dari air memiliki peran/dampak langsung ke dalam 4 permasalahan yang terjadi di dalam cooling water sistem, 4 permasalahan tsb adalah korosi, kerak, fouling dan kontaminasi mikroba. Sifat ini juga berdampak pada design program untuk mengontrol permasalahan tsb. Konduktiviti : dalam program treatment cooling water akan berfungsi sesuai dengan range konduktiviti.range tsb akan tergantung pada rancangan sistem pendingin air, karakteristik, dan program kimia. pH : pengontrolan pH dibutuhkan untuk mayoritas dalam pengolahan cooling water. Umumnya, laju korosi metal akan bertambah saat pH dibawah range yang direkomendasikan. Kerak akan mulai terbentuk atau bertambah apabila pH diatas range yang direkomendasikan. Keefektivitasan dari biocide tergantung pada pH. Selain itu, apabila terjadi pH tinggi atau rendah akan memungkinkan terjadinya permasalahan mikroba. Alkalinitas : alkalitinas dan pH berhubungan karena apabila pH meningkat akan menunjukkan alkalinitas yang meningkat dan vice versa? Sama seperti pH, apabila nilai alkalinitas dibawah range yang dijinkan akan menyebabkan terjadinya peluang korosi. Dan apabila nilai alkalinitas tinggi maka akan terjadi pembentukan kerak. Apabila terjadi permasalahan kerak dan korosi, maka akan menyebabkan permasalahan fouling. Hardness (kesadahan) : tingkat kesadahan biasanya berhubungan dengan kecenderungan utk membentuk kerak. Secara kimia/pengolahan secara kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya kerak dapat berfungsi apabila tingkat kesadahan sesuai dengan range yang ditentukan. Beberapa pengontrolan/pencegahan korosi membutuhkan tingkat kesadahan untuk dapat berfungsi secara baik sebagai inhibitor korosi. Jadi, sangat penting untuk menentukan tingkat kesadahan agar tidak terlalu rendah pada pengolahan cooling water. Apa saja sistem cooling water?

Upload: anam23q

Post on 11-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sadffgfhj

TRANSCRIPT

Page 1: NALCO-halaman-9-10

NALCO halaman 9-10

Mengapa sifat kimia air dibutuhkan dalam sistem cooling water?

Sifat kimia dari air memiliki peran/dampak langsung ke dalam 4 permasalahan yang terjadi di dalam cooling water sistem, 4 permasalahan tsb adalah korosi, kerak, fouling dan kontaminasi mikroba. Sifat ini juga berdampak pada design program untuk mengontrol permasalahan tsb.

Konduktiviti : dalam program treatment cooling water akan berfungsi sesuai dengan range konduktiviti.range tsb akan tergantung pada rancangan sistem pendingin air, karakteristik, dan program kimia.

pH : pengontrolan pH dibutuhkan untuk mayoritas dalam pengolahan cooling water. Umumnya, laju korosi metal akan bertambah saat pH dibawah range yang direkomendasikan. Kerak akan mulai terbentuk atau bertambah apabila pH diatas range yang direkomendasikan. Keefektivitasan dari biocide tergantung pada pH. Selain itu, apabila terjadi pH tinggi atau rendah akan memungkinkan terjadinya permasalahan mikroba.

Alkalinitas : alkalitinas dan pH berhubungan karena apabila pH meningkat akan menunjukkan alkalinitas yang meningkat dan vice versa? Sama seperti pH, apabila nilai alkalinitas dibawah range yang dijinkan akan menyebabkan terjadinya peluang korosi. Dan apabila nilai alkalinitas tinggi maka akan terjadi pembentukan kerak. Apabila terjadi permasalahan kerak dan korosi, maka akan menyebabkan permasalahan fouling.

Hardness (kesadahan) : tingkat kesadahan biasanya berhubungan dengan kecenderungan utk membentuk kerak. Secara kimia/pengolahan secara kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya kerak dapat berfungsi apabila tingkat kesadahan sesuai dengan range yang ditentukan. Beberapa pengontrolan/pencegahan korosi membutuhkan tingkat kesadahan untuk dapat berfungsi secara baik sebagai inhibitor korosi. Jadi, sangat penting untuk menentukan tingkat kesadahan agar tidak terlalu rendah pada pengolahan cooling water.

Apa saja sistem cooling water?

1. Open recirculating sistem (sistem sirkulasi terbuka)2. Once through sistem (sistem sekali jalan)3. Closed recirculating system (sistem sirkulasi tertutup)

Apa perbedaan dari ketiga sistem tsb?

Sistem sirkulasi terbuka : sistem cooling water ini paling sering digunakan dalam dunia industri. Sistem ini terdiri dari pompa, HE, dan cooling tower. Pompa akan menjaga sirkulasi air yang melalui HE. Air berasal dari HE kemudian dialirkan ke cooling tower, dimana panas akan dilepaskan melalui proses evaporasi. Akibat evaporasi, air dalam sistem sirkulasi terbuka akan mengalami perubahan sifat kimia. Konsentrasi TDS dan TSS dalam air akan semakin meningkat.

Page 2: NALCO-halaman-9-10

Once through sistem (sistem sekali jalan) : cooling water melalui HE hanya sekali. Kandungan mineral pada cooling water tidak berubah akibat sistem 1 kali tersebut. Akibat penggunaan volume cooling water yang besar, maka sistem ini jarang digunakan daripada sistem sirkulasi. Perubahan/variasi Suhu cuaca akan menyebabkan permasalahan operasional . polusi suhu oleh danau dan sungai oleh sistem pelepasan akan menjadi perhatian lingkungan.

Closed recirculating system (sistem sirkulasi tertutup) : menggunakan cooling water yang sama secara berulang dalam sistem kontinu. Pertama, air menyerap panas dari air proses dan melepaskan pada HE yang lainnya. Pada sistem ini, proses evaporasi cooling water tidak terjadi. Sistem ini sering digunakan untuk aplikasi pendinginan kritis atau saat suhu air dibawah suhu ambient yang diperlukan, seperti dalam sistem air pendingin.

Apakah tipe cooling sistem berpengaruh terhadap pengaplikasian cooling water treatment?

Iya, pemilihan tergantung pada tipe dari sistem.

Pada sistem sirkulasi terbuka kebanyakan pengolahan secara kimia perlu dilakukan, karena komposisi air berubah secara signifikan akibat adanya proses evaporasi. Konsentrasi Korosi dan kerak akan semakin meningkat. Bagaimanapun, pengolahan air secara kimia juga akan meningkatkan konsentrasi evaporasi. Selain itu, setelah dosis awal, hanya dosis yang cukup yang akan mempertahankan ti8ngkat yang lebih tinggi dari pengobatan yang diperlukan utk sistem tsb.

Once through sistem (sistem sekali jalan) : perlindungan akan diperoleh dengan realtif sedikit begian per juta dari pengobatan, karena air tidak berubah secara signifikan dalam komposisi sementara lewat peralatan. Pengolahan dapat menantang karena bahkan dosis pengolahan yang kecil dapat menyebabkan perubahan kuantitas yang besar akibat pengunaan volume air yang besar.

Dalam Closed recirculating system (sistem sirkulasi tertutup), komposisi air akan tetap. Idealnya, pengolahan air secara kimia digunakan hanya sedikit. Pengolahan dengan penambahan softener atau demineralisasi water dan dosis yang tinggi dapat digunakan tanpa berdampak ke dalam biaya Karena pada sistem biasanya diisi air sekali dan air minimal akan berkurang dari sistem.