n À w8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/warta-sdgs-unila... · yang paling...
TRANSCRIPT
Warta SDGs adalah salah satu media informasi dariBadan Pengembangan PembangunanBerkelanjutan/Sustainable Development Goals Center(BP2B/SDGs Center) Universitas Lampung yangbertujuan untuk menyampaikan informasi terkaitkemajuan dan dinamika pelaksanaan TujuanPembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) kepadapemangku kepentingan baik di dalam maupun di luarUniversitas Lampung. Informasi Warta SDGs Unila dapatbersumber dari tim SDGs Center Unila, sivitas akademikUnila, serta pihak luar yang bekerjasama dengan SDGsCenter Unila. Warta SDGs Unila juga sebagai upayauntuk menyampaikan informasi perkembangankebijakan, praktik yang baik dan inovasi UniversitasLampung, pemerintah daerah dan pihak-pihak lain yangbekerja untuk pencapaian pembangunan berkelanjutan.Warta SDGs Unila dapat diakses melaluihttp://sdgcenter.unila.ac.id/.
HEADLINEMembangun KetahananKampus BerkelanjutanTerhadap Penyebaran
Corona Virus (Covid-19)
Susunan Redaksi| Penanggung Jawab: Dr. Unang Mulkhan, M.B.A. (Kepala SDGs Center Unila), Dr. Mahpul, M.A. (Sekretaris SDGs Center Unila)Pemimpin Redaksi: Gede Eka Putrawan, S.S., M.Hum. (Ketua Bidang Publikasi SDGs Center Unila) | Redaktur Pelaksana: Khairunnisa
Simbolon, M.A. (Sekretaris Bidang Publikasi SDGs Center Unila), Redaktur: Budi Kurniawan, M.P.P., Fajar Riyantika, M.A., Anggit Wicaksono, M.Si. |Desain Grafis: Indra J. Wiranata, M.A., Septi Haryati, Nyiayu V. Cahyani
WARTA SDGs UNILA
WARTA SDGs UNILA
E D I S I 2 | M A R E T 2 0 2 0
PAGE | 01
UNIVERSITAS LAMPUNGBersinergi dan Berinovasi untuk Negeri
duk semua usia", yang terkait dengan tujuanmengurangi rasio angka kematian ibumelahirkan; mengakhiri kematian bayi baru lahirdan balita yang dapat dicegah; mengakhiriepidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakittropis yang terabaikan, dan memerangi hepatitis,penyakit bersumber air, serta penyakit menularlainnya; mengurangi hingga sepertiga angkakematian dini akibat penyakit tidak menular;memperkuat pencegahan dan pengobatanpenyalahgunaan zat narkotika dan penggunaanalkohol yang membahayakan; mengurangihingga setengah jumlah kematian global dancedera dari kecelakaan lalu lintas; menjaminakses universal terhadap layanan kesehatanseksual dan reproduksi; mencapai cakupankesehatan universal; dan secara signifikanmengurangi jumlah kematian dan kesakitanakibat bahan kimia berbahaya serta polusi dankontaminasi udara, air, dan tanah. Tetapi tujuan ke-3 dari pembangunanberkelanjutan saat ini mendapat tantangan yangcukup berat dengan berkembangnya pandemivirus Corona diseluruh dunia. Fenomena Coronatelah menjadi isu yang mendapat perhatian yangcukup besar dari banyak negara khususnya yangterkena dampak langsungnya. Infeksi virus inidikenal dengan Covid-19 ini pertama kaliditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhirDesember 2019. Penyakit ini disebabkan virus2019 novel coronavirus (2019-nCoV) yang meru-
pakan jenis baru virus corona yang padaperkembangan kasusnya menular sesamamanusia, dan risiko penularannya tinggi.Pengobatan yang tepat dan vaksin untukmenanggulangi kasus ini masih belum ditemukan. Virus ini menular dengan cepat diWuhan sehingga Pemerintah Cina melakukanpembatasan akses keluar-masuk penduduknya,dan membangun rumah sakit yang membantupenanggulangan Covid-19 di wilayah Wuhan. Pada awalnya, selain Tiongkok, Taiwan, HongKong, dan Korea dianggap menjadi negara yangsecara statistik jumlah kasus terbanyak. Namun,info terbaru per 8 Maret 2020, didapatkan tiganegara di luar Tiongkok, yaitu Iran, Itali, danKorea Selatan, didapatkan mengalamipeningkatan kasus signifikan di beberapa daerahdi negara negara tersebut, bahkan beberapanegara telah melaporkan kasus yangterkonfirmasi positif Corvid-19 dan masuk dalamdaftar travel warnibg. Perkembangan kasusCorvid-19 yang progresif ini memicu pemerintahIndoneisa melalui Kemenkes telah mengeluarkanlarangan perjalanan ke negara negara denganoutbreak dan berbagai regulasi dslam upayapeningkatan kewaspadaan penyebaran Corvid-19ini. Universitas Lampung melalui Tujuan ke-3 telahmencoba mengadopsi program SDGs untuk ikutmembantu penanggulangan kasus Covid-19dengan mencoba mensinergikan perencanaan,monitoring, dan evaluasi surveillance denganmembentuk Satgas pencegahan danpenangananpenyebaran virus Covid-19 (SatgasCovid-19) yang diketuai oleh Dr. dr. Asep SukoharWakil Rektor II Bidang Umum & Keuangan,sekaligus Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI)Provinsi Lampung.
MEMBANGUN KETAHANAN KAMPUSBERKELANJUTAN TERHADAP PENYEBARANCORONA VIRUS (COVID-19)
Tujuan ke-3 dalam agenda2030 untuk pembangunanberkelanjutan adalah untuk"menjamin kehidupan yangsehat dan meningkatkankesejahteraan seluruh pendu-
PAGE | 02
HEADLINE
Dapat dilihat bahwa penguatan tahappencegahan penularan Covid-19 menjadi poinyang paling penting dalam skema kewaspadaanini, dan banyak perguruan tinggi di Indonesiatermasuk Universitas Indonesia, Universitas GajahMada, Universitas Brawijaya, Universitas Andalas,juga Universitas Lampung telah ikut untukmembangun sistem kewaspadaan di kampusnyadalam menghadapi perkembangan kasus Covid-19 ini. Rektor Universitas Lampungmelalui Instruksi Rektor Universitas LampungNomor 761/UN26/TU/2020 mengatur tentangpenundaan perjalanan keluar negeri kecuali untukhal yang sangat penting dan harus dilakukan.Dilanjutkan dengan Instruksi Rektor Nomor771/UN26/HK/2020 mengenai ProsedurKewaspadaan Penyebaran Corona Virus Disease-10 (Covid-19) di Unila, berisi pedoman butir butirpeningkatan kewaspadaan, pengetahuan danperilaku yang ditujukan pada akademisi, tamuWNA dan seluruh warga unila, hal ini dibuat dalamupaya menurunkan risiko penyebaran kasusimport Covid-19 ini di Indonesia, khususnyaProvinsi Lampung. Rektor Universitas Lampungmembuat Surat Edaran Nomor2023/UN26/TU/2020 tentang Protokol DaruratPencegahan Penyebaran Infeksi Covid-19 yangditujukan kepada para Dosen, TenagaKependidikan, dan Mahasiswa, sebagai bentukkomitmen Unila untuk melindungikeselamatandan kesehatan segenap warganyaserta partisipasi Unila dalam upaya pengendalianpenyebaran infeksi Covid-19 di Lampung.
Peningkatan kewaspadaan telah dikembangkanWHO di dunia dan Kemenkes RI, apalagi dengantelah didapatkannya laporan per Senin 9 Maret2020, 13 kasus positif Corona dengan 2 orangWNAyang masih dirahasiakan asal mereka. Updateterakhir Solo melalukan upaya lockdown aksessetelah didapatkannya kasus terkonfirmasi positifCovid-19. Peningkatan kasus ini membutuhkankerjasama banyak pihak untukpenanggulangannya dengan membangun sistemkewaspadaan penularan virus corona. KasusCovid-19 ini memang belum masuk secaraeksplisit dalam indikator SDGs yang adakhususnya penyakit menular di tujuan ke-3, tetapiBP SDGs unila akan mencoba mengadopsi targetSDGs Nasional dari Bappenas denganmenyesuaikan dengan jenis kasus menular Covid-19 dan skema antisipasi yang telah dibangunberbasis riset dari negara negara yang palingterkena dampaknya. Beberapa target SDGs dapat diadopsi dalamupaya penguatan kewaspadaan penularan virusCorona-19 ini, seperti gambar di bawah ini:
PAGE | 03
Penulis:
Dr. dr. Khairunnisa Berawi,
M. Kes., AIFO.
Bidang Pengembangan
Sumber Daya Manusia SDGs
Center Unila
Dosen Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
Lanjutan
Untuk diskusi lebih lanjut hubungi email
di bawah ini
Email: [email protected]
Sustainable Development Goals(SDGs) telah menjadi isu pentingdalam pemerintahan termasuk diperguruan tinggi. Center-centerSDGs telah banyak dibuat diberbagai universitas di Indonesiayang mengindikasikan masalahSDGs adalah masalahpembangunan yang penting bagiuniversitas-universitas diIndonesia. Tantangan besar saat inijustru bagaimana kampusmenjadikan semangat SDGs dalamsetiap program dan kebijakannya.Kampus harus memiliki inisiatifprogram, intervensi kebijakan, danpenganggaran yang diperlukanuntuk mencapai KampusBerkelanjutan (SustainableUniversity). Jika kita melihat kampusUniversitas Lampung (Unila)tercinta, kesan pertama yang akanada adalah sebuah kampus yanghijau dengan pepohonan yangmembuat asri. Tidak herankemudian kampus ini dijulukikampus hijau. Namun, adabeberapa hal yang perlu menjadiperhatian dari sudut pandangsustainable development dansustainable environment. Ambilcontoh pembangunan embungyang justru menjadi tantangantersendiri bagi Unila untukmemfungsikannya dengan mem-
perhatikan ekosistem airtawar/fungsi natural sebagaitempat hidup ikan alamiah dantempat penyerapan air. Jika trenddi banyak universitas duniamengembalikan fungsi danau dikampus sebagai tempatmenyimpan air dan penyerapan airdengan teknik naturalisasi dantidak melakukan betonisasi, makatantangan Unila ke depan adalahantara keberadaan embung dankeseimbangan ekosistem sertakeanekaragaman hayati. Contoh berikutnya adalahkepedulian terhadap kaum difabelatau berkebutuhan khusus.Bagaimana di banyak gedung perlufasilitas bagi penyandang cacat.Pembangunan parkir khusus bagimahasiswa, patut kita hargai,namun membangun kampus yangramah bagi pejalan kaki danpesepeda masih menjadi“pekerjaan rumah” ke depan.Ditambah, pentingnya strategi danimplementasi ruangan-ruanganyang hemat energi. PAGE | 04
KAMPUS HARUS MEMILIKI INISIATIF PROGRAM, INTERVENSIKEBIJAKAN, DAN PENGANGGARAN YANG DIPERLUKANUNTUK MENCAPAI KAMPUS BERKELANJUTAN (SUSTAINABLEUNIVERSITY)
Membangun Kampus Berkelanjutan(Sustainable University)
Budi Kurniawan, MPP. AlumniCrawford Schoolof Public Policy,The Australian NationalUniversity Peneliti di SDGs CenterUniversitas Lampungdan Dosen FISIP Unila
Untuk diskusi lebih lanjut
hubungi email di bawah ini
Email:
Gambar 1. Embung UnilaSumber: https://www.unila.ac.id/30-000-bibit-
ikan-ditebar-di-embung-unila/
PERTAMA
Unila perlu membuka keterlibatan luas sivitas akademika dan berkolaborasi bersamaterutama para ahli dan akademisi Unila yang paham tentang sustainable developementdalam menyusun program dan kebijakannya. Pendekatan teknokratis yang dikerangkaiparadigma SDGs inilah yang masih minim sehingga banyak program as business as usualsebagai kepanjangan program pemerintah pusat yang sifatnya top down. Inilah alasanmengapa Badan SDGs Unila sebagai dapur teknokratis kebijakan didirikan agar programUnila lebih berkelanjutan dan pro lingkungan. Inisiatif Unila sebagai kampus yangbanyak ahli (baca: teknokrat) seharusnya bisa dimaksimalkan. Kolaborasi dan inisiatifadalah kata kunci jika Universitas ingin membuat program yang efektif danberkelanjutan.
KEDUA
Perlunya keberpihakan dalam soal anggaran dan pendanaan yang cukup agar program-program yang memiliki semangat pembangunan berkelanjutan menjadi prioritas parapembuat kebijakan di Unila.
KETIGA
Perlu adanya percepatan terhadap program-program keberlanjutan lingkungan/sustainable environment yang sudah ada. Ada banyak proyek yang sudah ada namunperlu percepatan, bukan justru menjadi lambat karena birokrasi dan tata kelola.Misalnya program GreenMetric, percepatan pembangunan Rumah Sakit PerguruanTinggi Negeri (RSPTN), Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), Air dan Sanitasi(Water and Sanitation), serta Energi Terbarukan (Renewable Energy) perlu mendapatperhatian yang serius dengan memasukkan indikator Tujuan PembangunanBerkelanjutan/SDGs.
TERAKHIR
Yang juga penting untuk menjadi semangat setiap program-program Unila adalahmasalah kesetaraan gender. Jangan sampai masalah kesetaraan gender selaluditempatkan di isu pinggiran dalam setiap program dan kebijakan kita. Kampus harusmenggunakan perspektif gender dalam pembangunan fisik dan non-fisik.
Lanjutan
PAGE | 05
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan Unila dalam aspek decision making process dalamrangka menciptakan program-program kerja yang lebih pro lingkungan dan berkelanjutansesuai visi SDGs.
PAGE | 08
Rektor
Universitas
Lampung
Prof . Dr .
Karomani ,
M .Si .
Menghadiri
Lokakarya UI
GreenMetric
2020 untuk
Wilayah
Indonesia
Bagian Barat
di Universitas
Sumatera
Utara pada
tanggal 20-21
Februari
2020 .
LIPUTAN
Rektor Universitas Lampung
Prof. Dr. Karomani, M Si menjadi
salah satu pembicara dengan
menghadirkan presentasi berjudul
“Pengelolaan Limbah di Universitas
Lampung”.
PAGE | 06
KOMITMEN UNILA
PADA ISU
LINGKUNGAN HIDUP
UI GreenMetric World University Rankings merupakan salah satu program dimana perguruan tinggi dinilaiberdasarkan komitmen dan upaya perguruan tinggi terkait dengan penghijauan dan keberlanjutanlingkungan. Program ini bertujuan untuk: Mendorong perguruan tinggi di dunia untuk berinovasi dalam upayamengatasi perubahan iklim global. UI GreenMetric World University Rankings menyediakan hasil survey onlineberkaitan dengan kondisi terkini dan kebijakan terkait kampus hijau dan keberlanjutan di perguruan tinggiseluruh dunia. Sehingga, program ini mendorong pelibatan semua pemangku kepentingan untuk mengubahkebiasaan dalam rangka menjaga lingkungan yang berkelanjutan. UI GreenMetric mengusung tema penting ekuitas, ekonomi, dan lingkungan untuk penghijauan. Kriteriaperhitungan nilai UI GreenMetric adalah sebagai berikut:UI GreenMetric mengusung tema penting ekuitas,ekonomi, dan lingkungan untuk penghijauan. Kriteria perhitungan nilai UI GreenMetric adalah sebagaiberikut:
PAGE | 07
UNIVERSITAS LAMPUNG
MENUJU PEMERINGKATAN
GREENMETRIC 2020
Pengaturan Lahan dan Infrastruktur (SI)
Energi dan Perubahan Iklim (EC)
Informasi mengenai pengaturan lahan dan infrastruktur universitas akan memberikan informasi dasarmengenai pertimbangan universitas menuju lingkungan hijau. Indikator ini juga menunjukkan apakahsuatu Universitas layak disebut sebagai kampus hijau. Tujuan dari indikator ini adalah agar universitasmenyediakan ruang lebih untuk penghijauan dan keamanan lingkungan.
Perhatian universitas terhadap masalah penggunaan energi dan perubahan iklim adalah indikator yangdiberi persentase tinggi. Indikator ini memperhatikan penggunaan energi yang efisien, penggunaanlistrik, program konservasi energi, dan lain-lain. Dengan indikator seperti ini diharapkan universitas bisalebih efisien dalam menggunakan energi dan lebih peduli terhadap sumber energi alami.
Penulis: Dr. Henky Mayaguezz
Ketua Bidang Monitoring and Evaluasi SDGs Center Unila
Dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan
Fakultas Pertanian Unila
Untuk diskusi lebih lanjut hubungi email di bawah ini
Email: [email protected]
Gambar 2
Lanjutan
Sampah (WS)
Air (WR)
Transportasi (TR)
Edukasi (ED
Aktivitas pengolahan limbah dan daur ulang sampah memiliki faktor yang besar dalam lingkungan yang hijau.Indikator ini fokus terhadap program universitas dalam mengelola limbah yang dihasilkan, seperti daur ulang,pengolahan air organik, sistem pembuangan kotoran, dan aturan dalam penggunaan kertas dan plastik diuniversitas.
Indikator penggunaan air di universitas bertujuan agar universitas bisa mengurangi penggunaan air,menambahkan program konservasi air, dan lain-lain.
Sistem transportasi memiliki peranan penting terkait emisi karbon dan polusi di universitas. Indikatortransportasi menilai tentang peraturan universitas yang berkaitan dengan transportasi, seperti pembatasankendaraan bermotor, penggunaan bus dan sepeda di universitas untuk mendorong lingkungan yang lebihsehat.
Indikator ini lebih memfokuskan pada berbagai upaya universitas dalam menciptakan generasi baru yanglebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.
Kedepan, Universitas Lampung akan membentuk tim Taskforce GreenMetric untuk merumuskan langkah danstrategi mencapai Sustainable University melalui GreenMetric, sosialisasi kondisi terkini dan kebijakan terkaitkampus hijau, dengan beberapa kriteria yaitu, setting and infrastructure, energy and climate change, waste, water,transportation, education and research. Kemudian sosialisasi instrument yang dipakai dalam penilaianGreenMetric, pemgumpulan data-data yang dibutuhkan untuk evidence-based achievement., seperti bagan yangberikut ini:
Rektor Unila, Pertemuan GreenMetric di USU MedanPembentukan Tim TaskforceWorkshop GreenMetric UnilaBenchmarking GreenMetric UnilaPembuatan Kebijakan Rektor yang Pro GreenMetric
Intervensi program GreenMetric pada level Fakultasdan UniversitasUsulan Sistem Online GreenMetric
Monev GreenMetric per FakultasMonev GreenMetric level UniversitasPengisian Borang GreenMetric dan Submission
Fase 1 Februari-April 2020
Fase 2 Mei-Juli 2020
Fase 3 Agustus-Oktober 2020
Timeline WorkingPlan GreenMetricUnila 2020
PAGE | 08
Manajemen sampah menjadi isu penting saat ini. Termasuk masalah sampah di Universitas Lampung ketikakampus menghasilkan sampah mencapai 10 ton/hari, belum maksimalnya unit khusus untuk menanganisampah, kebijakan pro lingkungan hidup, penegakan aturan dan pengawasan persampahan masih lemah, tidakada sistem manajemen sampah terintegrasi, dan kantin liar yang memperburuk permasalahan sampah saatini. Disisi lain, ada beberapa hal yang patut dicermati yaitu 1) 95% sampah biomass dapat dikonversikan menjadikompos atau energi terbarukan dalam mensuplai kebutuhan listrik universitas, 2) 10 ton sampah berpotensi,menghasilkan 10.000.000 kkal/hari, 3) adanya komitmen Unila untuk memperoleh pengakuan sebagai kampushijau GreenMetric berkelanjutan dan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Sehingga, kedepan sistem tata kelola lingkungan berkelanjutan patut diimplementasikan dengan pendekatanyang terintegrasi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Untuk itu ada 2 dasar indikator evaluasipencapaian Sustainable University untuk Universitas Lampung, yaitu dari 1) Indikator berbasis SustainableDevelopment Goals (SDGs) dari Times Higher Education (THE), dan 2) Indikator berbasis UN SustainableDevelopment Goals (SDGs), yang keduanya dapat diimplementasikan melalui keberadaan Sistem ManajemenSampah Terintegrasi UNILA, dengan 4 strategi khusus yaitu pembuatan kebijakan Unila yang pro lingkunganhidup, perubahan perilaku dan budaya yang pro lingkungan hidup, dan adanya fasilitas pendukung sertainfrastruktur teknis. Hal di atas digambarkan dalam diagram di bawah ini:
PAGE | 09
PENGELOLAAN
SAMPAH KAMPUS
DALAM PERSPEKTIF
SDGSUntuk diskusi lebih lanjut hubungi email di bawah ini
Email: [email protected]
Penulis: Dr Ika Kustiani
Peneliti di Unila SDGs Center
Dosen Fakultas Teknik Unila
Gambar 4. PLTS stand-alonedengan Media Penyimpan Baterai
sumber:https://collaborativepolicyconsultants.files.wordpress.com/2014/08/s
olar-farm.png
Salah satu sasaran pembangunan berkelanjutandalam SDGs ini adalah penyediaan energi yangterjangkau dan ramah lingkungan (affordable andclean energy). Penyediaan energi ramahlingkungan tentunya harus memperhatikan aspekekonomi dan keberlangsungan usahapenyediaannya agar tidak hanya sekedarprogram hit and run saja. Pemanfaatan tenagamikro hidro misalnya, tanpa adanya upaya seriusberkaitan dengan konservasi alam di hulu sungaimaka keberlangsungan suplai tenaga air tidakakan berlangsung lama. Pusat Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) secarateknis tidak banyak mengubah ekosistemlingkungan yang dilalui oleh instalasi pemipaanmaupun kolam intake-nya karena tipepembangkit listrik energi hidro ini hanyamengambil maksimum 50% saja dari debitsungai/kali. Setelah melalui turbin, air akandikembalikan lagi ke sungai atau kali dibawahnya seperti diperlihatkan pada Gambar-1.Masalah akan timbul ketika bagian hulu sungaiyang merupakan daerah tangkapan airterdegradasi oleh pembalakan liar ataupembukaan ladang yang tak terkendali sehinggamengakibatkan cadangan mata air berkurangatau bahkan hilang setelah beberapa tahunPLTMH dibangun.
Sumber energi lain yang diklaim paling bersihdan ramah lingkungan adalah energi radiasimatahari. Faktanya, Pembangkit Listrik TenagaSurya (PLTS) juga bila terlalu banyakmenggunakan baterai tidak sepenuhnya ramahlingkungan. Terlebih jika baterai yang digunakanadalah tipe baterai asam-timbal (lead acidbattery). Alih-alih ramah lingkungan, justrumenjadi limbah dengan kategori B3. SkematikPLTS terpisah dari jaringan listrik PLN (stand-alone) dengan media penyimpan bateraidiperlihatkan pada Gambar 2. Gambar 3menjelaskan arsitektur PLTS yang terhubung kejaringan listrik umum dengan penggunaanbaterai yang minimal atau bahkan bisadigantikan dengan super kapasitor yangharganya jauh lebih murah dibandingkan denganbaterai tipe lithium.
MENCARI AFFORDABLE DANCLEAN ENERGY
Gambar 3. Layout Sederhana Pembangkit Mikro Hidrosumber:
http://www.energysavers.gov/your_home/electricity/index.cfm/mytopic=11060
PAGE | 10
Pemanfaatan energi matahari untuk listrik yangefisien adalah dengan teknologi on grid atauterkoneksi ke jaringan listrik publik dalam hal inimilik PLN tanpa melalui media penyimpanbaterai yang besar. Penggunaan baterai atau bisajuga menggunakan super kapasitor hanyasekedar untuk meratakan output dari terminalPLTS. Konsekuensinya tentu akan diperlukanseperangkat regulasi tentang harga jual listrik,insentif khusus bagi penyedia maupun peneliti dibidang ini serta kemungkinan aturan pajak danbea masuk untuk keperluan khusus ini. Lebihlanjut, peran peneliti dari perguruan tinggimaupun lembaga riset lainnya sangatlah pentingagar usaha pemanfaatan energi ramahlingkungan ini betul-betul seramah yangdiharapkan.
Keterpaduan langkah semua pemangkukepentingan di bidang ketenagalistrikan iniberlaku untuk seluruh pengembangan energiyang berasal dari renewable resources, termasukdi dalamnya pemanfaatan geothermal yang bilatidak dipilih skenario teknologi yang tepat bisasaja malah merusak lingkungan dan kesehatanmasyarakat di sekitarnya. Akhirnya, untuk mencapai sasaran SDGs dalamhal penyediaan energi yang terjangkau danramah lingkungan diperlukan sinergi antaraPerguruan Tinggi yang menaungi para peneliti,Pemerintah sebagai pembuat regulasi dan sektorswasta yang bergerak di bidangketenagalistrikan. Semoga para pemangkukepentingan di Lampung dapat bersinergi danmenjadikan Lampung salah satu predecessoryang mampu menyatukan resource dalam rangkamencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Gambar 5. PLTS terhubung langsung ke Jaringan Listrik tanpa Batterysumber: https://mynissanleaf.com/viewtopic.php?t=22086
PAGE | 11
Lanjutan
Penulis: Khairudin, S.T., M.Sc., P.hD., Eng.
Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung
Peneliti SDGs Center Universitas Lampung
dan Ketua Jurusan Teknik Elektro UNILA
Untuk diskusi lebih lanjut hubungi email di bawah ini
Email: [email protected]
Tugas Unila ke depan adalah bersinergi dan berkolaborasi memanfaatkan embung untuk mencariaffordable and clean energy.
GENDER ISSUE
LIPUTAN
Apa tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender?
Perempuan cenderung bertahan untuk tidak berubah. Kita perlu memberdayakan suara perempuan danmeyakinkan bahwa ini butuh proses dan kesabaran.
Apa hal yang penting bagi Anda terkait isu kesetaraan gender SDGs?
Perempuan mempunyai perspektif dan karakteristik yang berbeda-beda. Perspektif yang berbeda mampumerangsang kreativitas kita yang tentunya bisa mendorong terciptanya inovasi. Karakteristik yang harus
dimiliki misalnya empati, sensitivitas, dan kerendahan hati. Hal ini dapat membantu dalammempertibangkan perubahan dan pelaksanaan kebijakan yang melibatkan SDGs.
Bagaimana caranya mengajak para pelajar untuk lebih sadar tentang isu kesetaraan gender?
Mendorong pelajar melalui pendidikan untuk menghilangkan norma-norma sosial seputar diskriminasiberbasis gender. Selain itu, kita juga perlu melakukan perubahan-perubahan berbasis komunitas, misalnyamelakukan kampanye terkait makna kesetaraan gender dan apa yang ditawarkan, serta apa yang bisadikontribusikan untuk membangun masyarakat yang lebih baik secara keseluruhan.
PAGE | 12
PENTINGNYA UNIVERSITAS MENGGUNAKANPERSPEKTIF GENDER DALAM
"SUSTAINABLE UNIVERSITY"
Duta SDGs Dita Fatimatuzzahra (Mahasiswa HI FISIP UNILAdengan Cindy Bernical - POLSIS Department The University ofQueensland Australia