my paper vina.docx

55
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat seseorang yang memeriksa tekanan darah dengan menggunakan alat yang sering disebut tensimeter. Dari pengukuran tekanan darah ini kemudian didapatkan hasil, misalnya 120/80 mmHg yaitu tekanan darah sitole per diastole. Naik turunnya gelembung tekanan darah seirama dengan pemompaan jantung untuk mengalirkan darah di pembuluh arteri. Tekanan darah memuncak pada saat jantung memompa, ini dinamakan “systole:, dan menurun sampai pada tekanan terendah yaitu saat jantung tidak memompa (relaxes) ini disebut “Diastole.” Bagaimana cara menentukan angka-angka tersebut, atau adakah hal yang memepengaruhi sehingga tekanan darah setiap orang TEKANAN DARAH 1

Upload: parjismansacrp923

Post on 27-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: MY PAPER VINA.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi

dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah

daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana

akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika

beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu

pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat seseorang yang

memeriksa tekanan darah dengan menggunakan alat yang sering disebut

tensimeter. Dari pengukuran tekanan darah ini kemudian didapatkan hasil,

misalnya 120/80 mmHg yaitu tekanan darah sitole per diastole. Naik turunnya

gelembung tekanan darah seirama dengan pemompaan jantung untuk mengalirkan

darah di pembuluh arteri. Tekanan darah memuncak pada saat jantung memompa,

ini dinamakan “systole:, dan menurun sampai pada tekanan terendah yaitu saat

jantung tidak memompa (relaxes) ini disebut “Diastole.” Bagaimana cara

menentukan angka-angka tersebut, atau adakah hal yang memepengaruhi sehingga

tekanan darah setiap orang berbeda-beda dan bagaimana pengaruhnya terhadap

keadaan fisiologis seseorang.

1.2. Rumusan Masalah

a) Bagaimana ada perbedaan tekanan darah pada posisi duduk, berdiri, berbaring

dan setelah melakukan aktivias otot?

b) Bagaimana mengukur arteri brachialis melalui auskultasi dan palpasi?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

a) Memahami cara mengukur tekanan darah pada berbagai posisi

TEKANAN DARAH 1

Page 2: MY PAPER VINA.docx

b) Memahami cara mengukur arteri brachialis melalui auskultasi dan

palpasi

c) Memahami perbedaan tekanan darah pada posisi duduk, berdiri,

berbaring dan setelah melakukan aktivitas otot.

1.3.2. Tujuan Khusus

a) Mengukur tekanan darah arteri brachialis melalui auskultasi dan

palpasi

b) Mengukur tekanan darah brachialis pada berbagai posisi

c) Membandingkan ukuran tekanan darah sebelum dan sesudah kerja otot

TEKANAN DARAH 2

Page 3: MY PAPER VINA.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada

dinding pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital utama. Pada

setiap detak jantung, tekanan darah bervariasi antara tekanan maksimum (sistolik)

dan minimum (diastolik). Tekanan darah dikarenakan oleh pemompaan jantung

dan resistensi pembuluh darah, berkurang sebagai sirkulasi darah menjauh dari

jantung melalui arteri. Tekanan darah memiliki penurunan terbesar dalam arteri

kecil dan arteriol, dan terus menurun ketika bergerak melalui darah kapiler dan

kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Gravitasi, katup dalam pembuluh

darah, dan memompa dari rangka kontraksi otot, adalah beberapa pengaruh lain

pada tekanan darah di berbagai tempat di dalam tubuh. Tekanan darah dinilai

dalam dua hal, sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi

maksimal jantung dan tekanan rendah diastolik atau tekanan istirahat.

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada

pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota

tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan

biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan

tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan

sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di

antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole.

Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kanan,

kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik

dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya

diukur dengan tensimeter air raksa.

Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda

istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tidak ada nilai tekanan darah

TEKANAN DARAH 3

Page 4: MY PAPER VINA.docx

'normal' yang tepat, namun dihitung berdasarkan rentang nilai berdasarkan

kondisi pasien. Tekanan darah amat dipengaruhi oleh kondisi saat itu, misalnya

seorang pelari yang baru saja melakukan lari maraton, memiliki tekanan yang

tinggi, namun ia dalam nilai sehat. Dalam kondisi pasien tidak bekerja berat,

tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi atau

hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg. Tekanan darah rendah

disebut hipotensi.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi

dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah

daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana

akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika

beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu

pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Bila tekanan darah

diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan

mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-

kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg

saat istirahat. Tekanan yang diciptakan oleh kontraksi ventrikel adalah kekuatan

pendorong untuk aliran darah melalui pembuluh dari sistem. Ketika darah

meninggalkan ventrikel kiri, aorta dan arteri diperluas untuk mengakomodasi hal

itu. Ketika ventrikel relaks dan menutup katup semilunar, dinding elastis arteri

mundur, mendorong darah maju ke arteri yang lebih kecil dan arteriol.

Dengan mempertahankan tekanan aliran darah selama ventrikel

berelaksasi, arteri terus-menerus menghasilkan aliran darah melalui pembuluh

darah. Sirkulasi arus di sisi arteri berdenyut, mencerminkan perubahan dalam

tekanan arteri sepanjang siklus jantung. Ketika melewati arteriol, gelombang

menghilang. Dalam sirkulasi sistemik, tekanan darah tertinggi terletak pada arteri

dan terendah di pembuluh darah kecil. Tekanan darah tertinggi di arteri dan jatuh

terus seperti darah mengalir melalui sistem sirkulasi. Penurunan tekanan terjadi

karena energi yang hilang akibat hambatan dari pembuluh darah. Resistensi

terhadap aliran darah juga berasal dari gesekan antara sel-sel darah.

TEKANAN DARAH 4

Page 5: MY PAPER VINA.docx

Dalam sirkulasi sistemik, tekanan tertinggi terjadi di dalam aorta dan

mencerminkan tekanan diciptakan oleh ventrikel kiri. Tekanan aorta mencapai

tinggi rata-rata 120 mm Hg selama sistol ventrikel, kemudian terus menurun dari

80 mm Hg selama diastol ventrikel. Perhatikan bahwa meskipun tekanan dalam

ventrikel turun menjadi hampir 0 mm Hg sebagai ventrikel relaks, tekanan

diastolik dalam arteri besar masih relatif tinggi. Tekanan diastolik yang tinggi

dalam arteri mencerminkan kemampuan wadahnya untuk menangkap dan

menyimpan energi dalam dinding elastis. Peningkatan tekanan yang cepat terjadi

saat ventrikel kiri mendorong darah ke aorta dapat ditinggalkan sebagai denyut

nadi, atau tekanan gelombang, diteruskan melalui arteri berisi cairan dari sistem

kardiovaskular. Gelombang tekanan sekitar 10 kali lebih cepat dari darah itu

sendiri.

2.2. Faktor – Faktor Tekanan Darah

1. Faktor Jenis Kelamin

Terdapat beberapa penilaian yang mengungkapkan perbedaan jenis

kelamin berpengaruh terhadap kerja sistem kardiovaskular. Dibandingkan

dengan laki-laki dengan usia yang sama, wanita premenopause memiliki

massa ventrikel kiri jantung yang lebih kecil terhadap body mass ratio yang

mungkin mencerminkan afterload jantung yang lebih rendah pada wanita.

Hal ini mungkin akibat dari tekanan darah arteri lebih rendah, kemampuan

compliance aorta yang lebih besar dan kemampuan peningkatan

penginduksian mekanisme vasodilatasi.

Perbedaan ini dianggap berhubungan dengan efek proktektif estrogen

dan mungkin dapat menjelaskan mengapa pada wanita premenopause

memiliki risiko lebih rendah menderita penyakit kardiovaskuler. Tetapi,

setelah menopause perbedaan jenis kelamin tidak akan berpengaruh pada

kemungkinan penyakit kardiovaskuler. Hal ini mungkin disebabkan karena

berkurangnya jumlah esterogen pada wanita yang sudah menopause.

2. Faktor Gravitasi

TEKANAN DARAH 5

Page 6: MY PAPER VINA.docx

Tekanan darah akan meningkat dengan 10 mmHg setiap 12 cm

dibawah jantung karena pengaruh gravitasi. Diatas jantung, tekanna darah

akan menurun dengan jumlah yang sama. Jadi dalam keadaan berdiri, maka

tekanan darah sistol adalah 220 mmHg dikaki tetapi hanya 90 mmHg diotak.

Dalam keadaan berbaring kedua tekanan ini akan sama (Green, 2008 dalam

anggita 2012)

Tekanan darah dalam arteri pada orang dewasa dalam keadaan duduk

atau posisi berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena

tekanan darah akibat dari curah jantung dan resistensi perifer, maka tekanan

darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang mempengaruhi setiap atau

dan isi kuncup. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard

dan volume darah yang kembali ke jantung.

a) Duduk

Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini

dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang

dan sinyal-sinyal saraf pusat pun dijalankan serentak melalui saraf rangka

menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan

ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan

seluruh vena cadangan abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah

darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa meningkat. Keseluruhan

respon ini disebut kompresi abdomen (guyton dan hall, 2002, dalam

anggita 2012).

Pada beberapa orang terutama orang tua, perubahan posisi yang cepat

misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi

pusing atau bahkan pingsan. Karena gerakan cepat ini membuat jantung

tidak dapat memompa darah yang cukup ke otak.

Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berapa dalam posisi berbaring, yang

mana merupakan posisi meguntungkan bagi jantung karena efek gravitasi

berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir ke otak.

TEKANAN DARAH 6

Page 7: MY PAPER VINA.docx

b) Berdiri

Detak jantung meningkat saat seseorang berdiri, karena tekanan darah

kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin

menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika

seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri.

Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada pembuluh

“capacitance” vena anggota tubuh bagian bawah dan isi kuncup

mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu yang

lama dengan tidak banyak waktu yang bergerak atau hanya diam akan

menyebabkan kenaikan volume cairan antara jaringan pada tungkai

bawah. Selama individu tersebut dapat bergerak maka kerja pompa otot

menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena

cukup. (Ganong 2002 dalam anggita 2012)

Pada posisi berdiri, pengumpulan tekanan darah di balik vena lebih

banyak. Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang

ditampunga dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali

kejantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan

kemungkinan tekanan darah akan turun.

Jantung memompa dara keseluruh bagian tubuh dan akan kembali lagi ke

jantung. Darah sampai ke kaki dan ada tekanan untuk mengembalikannya

aliran darah ke jantung. Untuk itu diperlukan kontraksi otot guna

megalirkan aliran darah ke atas. Pada vena ke bawah dari kepala ke

jantug tidak ada katup, maka darah dapat mengalir kembali ke jantung.

Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah

yang kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang, sehingga

pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang

keluarkan jantung menimbulkan tekanannya menurun. Tekanan darah

berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh

yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung sedikit.

Volume jantung berkurang maka darah yang keluar dan tekanan menjadi

berkurang (guyton dan hall, 2002 dalam anggita 2012)

TEKANAN DARAH 7

Page 8: MY PAPER VINA.docx

c) Berbaring

Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikit

dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat

orang berbarig , maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang

membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui

pembuluh darah. Jika darah kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh

mampu memompa lebih banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti

denyut jantung yang diperlukan per menit untuk memenuhi kebutuhan

darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih sedikit.

Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa

melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama kerja pada posisi

berdiri, isi sekuncup meningkat secara linier dan mencapai nilai tertinggi

pada 40% - 60% VO2 maksimal. VO2 Max adalah volume maksimal O2

yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan intensif.

Pada posisi berbaring, dalam keadaan istirahat isi sekuncup mendekati

nilai maksimal sedangkan pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan.

Nilai pada posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan

nilai maksimal yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri.

Jumlah isi kuncup pada orang dewasa laki – laki mempunyai variasi 70 –

100 ml. makin besa intensitas kerja (melebihi batas 85% dari kapasitas

kerja) makin sedikit isi kuncup. Hal ini disebabkan memendeknya waktu

pengisian diastol akimbo frekuensi denyut jantung yang meningkat (bila

mencapai 180/menit maka 1 siklus jantung akan berlangsung selama 0,3

detik dan pengisian diastol merupakan bagian dari 0,3 detik tersebut)

(guyton, 2002 dalam anggita,2002 )

3. Resistensi Perifer

4. Elastisitas Pembuluh Darah

5. Volume Darah ; semakin banyak, tekanan semakin tinggi

TEKANAN DARAH 8

Page 9: MY PAPER VINA.docx

6. Cardiac Output meningkat, apabila tekanan darah meningkat

2.3. Cara Mengukur Tekanan Darah

Tekanan darah biasanya diukur di lengan atas, pada arteri brachialis. Pembacaan

tekanan darah yang diambil dari tempat lain harus dijelaskan.

1. Manset diletakkan dengan lembut di atas arteri brachialis (2 cm di atas area

antecubital).

2. Bel stetoskop diletakkan diatas arteri brachialis.

3. Tekanan kemudian dinaikkan dengan memompa kantong karet dalam manset

untuk menghentikan aliran darah melewati arteri.

4. Tekanan kemudian dilepaskan dengan perlahan-lahan dan bunyi menutupnya

katup jantung dapat didengar. Bunyi tersebut berhubungan dengan perubahan

tekanan dalam darah.

5. Tekanan darah diukur:

a. Pada titik tertingginya sebagai tekanan sistolik. Berupa bunyi teratur

pertama yang anda dengar.

b. Pada titik terendahnya sebagai tekanan diastolik. Berupa perubahan

bunyi atau bunyi terakhir yang anda dengar.

c. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan nadi.

Tekanan nadi memberikan informasi penting mengenai kesehatan arteri.

Tekanan nadi rata-rata pada orang dewasa yang sehat adalah sekitar 40

mmHg. Tetapi, ada faktor-faktor kesehatan dan penyakit yang dapat

menimbulkan gangguan pada tekanan nadi. Peningkatan volume darah

atau frekuensi jantung atau penurunan kemampuan arteri untuk

mengembang dapat menyebabkan peningkatan tekanan nadi.

6. Pembacaan tekanan darah dicatat seperti pecahan; contoh: sistolik/diatolik

atau 130/92.

7. Nilai tekanan darah:

TEKANAN DARAH 9

Page 10: MY PAPER VINA.docx

a. Tekanan arteri brachialis orang dewasa pada saat istirahat rata-rata adalah

antara 90-140 mmHg sistolik dan antara 60-90 mmHg diastolik.

b. Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah jika nilai sistolik lebih besar dari

140 mmHg dan diastolik lebih besar dari 90 mmHg.

c. Hipotensi (tekanan darah rendah) adalah jika nilai sistolik kurang dari

100 mmHg dan diastolik 60 mmHg.

(Ganong, 2002)

2.4. Metode Pengukuran

Metode Palpasi

Cara auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi pada stetoskop, dalam hal ini

untuk menentukan tekanan darah orang coba dan didapatkan tekanan sistole

yang sama dengan cara palpasi yaitu 100/70 mmHg. Timbulnya bunyi pada

pemeriksaan terutama disebabkan oleh semburan darah yang melewati pembuluh

yang mengalami hambatan parsial. Semburan darah ini menimbulkan aliran

turbulen di dalam pembuluh yang terletak di luar area manset, dan keadaan ini

akan menimbulkan getaran yang terdengar melalui stetoskop yang dikenal

dengan bunyi Korotkoff.

Metode Auskultasi

Metode ini pertama-tama diperkenalkan oleh seorang dokter Rusia yaitu

Korotkoff pada tahun 1905. Kedua tekanan sistol dan diastole dapat diukur

dengan metode ini., dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang timbul pada

arteri brachialis yang disebut bunyi Korotkoff. Bunyi ini terjadi akibat timbulnya

aliran turbulen dalam arteri yang disebabkan oleh penekanan manset pada arteri

tersebut. Dalam cara auskultasi ini harus diperhatikan bahwa terdapat suatu jarak

paling sedikit 5 cm, antara manset dan tempat meletakkan stetoskop. Kemudian

pompalah manset sehingga tekanannya melebihi tekanan sistolis (yang diketahui

dari palpasi). Turunkanlah tekanan manset perlahan-lahan sambil meletakkan

stetoskop di atas arteri brachialis pada siku. Mulamula tidak terdengar suatu

bunyi kemudian akan terdengar bunyi mengetuk yaitu ketika darah mulai

TEKANAN DARAH 10

Page 11: MY PAPER VINA.docx

melewati arteri yang tertekan oleh manset sehingga terjadilah turbulensi. Bunyi

yang terdengar disebut bunyi Korotkoff dan dapat dibagi dalam lima fase yang

berbeda, yaitu:

Fase I; Timbulnya dengan tiba-tiba suatu bunyi mengetuk yang jelas dan makin

lama makin keras sewaktu tekanan neburun 10-14 mmHg berikutnya. Ini

disebut pula nada letupan.

Fase II; Bunyi berubah kualitasnya menjadi bising selama penurunan tekanan

15-20 mmHg berikutnya.

Fase III; Bunyi sedikit berubah dalam kualira tetapi menjadi lebih jelas dank

eras selama penurunan tekanan 5-7 mmHg berikutnya.

Fase IV; Bunyi meredam (melemah) selama penurunan 5-6 mmHg berikutnya.

Setelah itu bunyi menghilang.

Permulaan dari Fase I yaitu dimana

bunyi mula-mula terdengar

merupakan tekanan systole.

Permualaan Fase IV atau Fase V

merupakan tekanan diastole,dengan

perbadaan sebagai berikut: Fase IV

terjadi pada tekanan 7-10 mmHg

lebih tinggi daripada tekanan diastole

intra arterial yang diukur secara

langsung. Fase V terjadi pada

tekanan yang sangat mendekati tekanan diastole intra arterial pada keadaan

istirahat. Pada keadaan latihan otot atau keadaan yang meningkatkan aliran

darah, maka Fase V lebih tepat digunakan sebagai Index tekanan diastolis.

Tekanan darah arteri pada manusia secara rutin diukuk dengan metode

auskultasi. Suatu manset yang dapat dipompa dihubungkan pada manometer air

raksa kemudian dililitkan disekitar lengan dan stetoskop diletakkan diatas arteri

TEKANAN DARAH 11

Page 12: MY PAPER VINA.docx

brakialis pada siku. Manset secara tepat dipompa sampai tekanan didalamnya

diatas tekanan sistolik yang diharapkan dalam arteri brakialis. Arteri dioklusi

oleh manset dan tidak ada suara terdengar oleh stetoskop. Kemudian tekanan

dalam manset diturunkan secara perlahan-lahan. Pada titik tekana sistolik dalam

arteri dapat melampaui tekanan manset, semburan darah melewatinya pada tiap

denyut jantung dan secara sinkron dengan tiap denyut, bunyi detakan didengar

dibawah manset. (Sherwood, 2001)

BAB III

METODOLOGI

TEKANAN DARAH 12

Page 13: MY PAPER VINA.docx

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu : 8 mei 2013

Tempat : Ruang Skill Laboratorium Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Palembang

3.2. Alat dan Bahan

1. Sfignomanometer

2. Stetoskop

3. Alat tulis

3.3 Cara Kerja

Cara memasang manset yang benar (Bates, 2008)

1. Lengan baju digulung setinggi mungkin sehingga tidak terlilit manset

TEKANAN DARAH 13

Page 14: MY PAPER VINA.docx

2. Tepi bawah manset berada pada 2-3 cm di atas fossa cubiti

3. Lebar kantong manset yang dapat dikembungkan harus berukuran kira-kira

40% lingkar lengan atas (sekitar 12-14 cm pada individu dewasa rata-rata).

4. Panjang kantong balon harus sekitar 80% lingkar lengan atas (dengan

panjang yang mencukupi untuk melingkari lengan)

5. Pipa karet jangan menutupi fossa cubiti

6. Manset diikiat dengan cukup ketat

7. Stetoskop diafragma terletak tepat di atas denyut arteri brachialis

c.4 Pengukuran Tekanan Darah Pada Berbagai Posisi

1. Naracoba berbaring telentang selama 10 menit

2. Pasang manset sfigmomamoter padelangan tangan kanan atas naracoba

3. Temukan denyut arteri brachlias pada fossa cubiti dan arteri radialis pada

pergelangan tangan melalui palpasi

4. Sambil meraba arteri radialis , pompa manset sampai arteri radialis tidak

teraba lagi ( mencapai tekanan sistolik ) . bila arteri radialis tidak teraba

manset terus dipompa sampai kurang lebih 30 mmHg diatas tekanan

sistolik

5. Meletakan stetoskop di atas denyut arteri brachalis

6. Turunkam tekanan udara dalam manset (buku klep udara) secara perlahan

sambil mendengarkan adanya bunyipembuluh (penurunan tekanan 2-3

mmHg per denyut)

7. Tentukan ke-5 fase Korotkoff

8. Ulangi pengukuran (no 4-7) sampai 3 kali untuk mendapatkan nilai rata” .

catat hasilnya ( sebelum mengulang, yakinnkan bahwa tekanan manset

kembali ke nol )

9. Naracoba duduk, tunggu 3 menit , lakukan pemeriksaan tekanan darah

seperti produser di atas.( posisi lengan atas sedikit merapat batang tubuh )

10. Naracoba berdiri, tunggu 3 menit, lakukan pemeriksaan tekanan darah

seperti produser di atas. (posisi lengan atas sedikit merapat batang tubuh )

11. Bandingkan tekanan darah pada tiga posisi tersebut

TEKANAN DARAH 14

Page 15: MY PAPER VINA.docx

c.5 Tekanan darah secara duduk

1. Naracoba berada pada posisi duduk, lengan bawah berpangku di atas paha,

pergelangan supinasi

2. Lakukan pemeriksaan tekanan darah dengan auskultasi seperti percobaan

pengukuran tekanan darah pada berbagai posisi , tentukan tekanan sistoli

dan diastolic

3. Turunkan tekanan manset sampai posisi nol

4. Sambil meraba arteri radialis , naikkan tekanan manset sampai denyut

arteri radialis tidak teraba . tekanan terus dinaikkan sampai 30 mmHg

diatasnya

5. Tanpa mengubah letak jari, turunkan tekanan manset sampai denyut arteri

radialis kembali teraba . pada saat arteri radialis teraba,manometer Hg

menunjukkam tekanan sistolik

6. Bandingkan dengan tekanan sistolik melalui auskultasi

c.6 Tekanan darah setelah aktivitas otot

1. Ukur tekanan darah sistolik dan diastolic arteri brachialis pada posisi

duduk seperti percobaan pengukuran tekanan darah pada berbagai posisi

2. Tanpa melepas manset, naracoba berlari kecil di selama 5 menit. Segera

berlari, naracoba langsung duduk dan ukuran tekanan darah

3. Ulangi pengukuran tiap 2 menit sampai tekanan kembali kembali ke nilai

semula atau pada tekanan darah basal

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKANAN DARAH 15

Page 16: MY PAPER VINA.docx

4.1. Tabel Data Hasil Praktikum

a. Pengukuran Tekanan Darah pada Berbagai Posisi

No Naracoba JK Umur

Berbaring Duduk Berdiri

Sis Dias Sis Dias Sis Dias

1 Rahmania Prama O Pr 18 100 50 100 60 110 60

2 M. Muamin Lk 18 120 70 120 70 130 75

3 Putri Indah Sari Pr 17 100 60 100 60 120 70

4 Gusti Nilasari Pr 20 110 70 110 70 110 80

5 Putra Pandu Sentosa Lk 19 120 70 120 70 130 60

6 Desi Puspitasari Pr 19 100 60 100 80 90 60

7 Lydia Mandasari Pr 20 110 70 110 70 100 70

8 Shasti Marida ST Pr 19 90 60 90 60 100 70

9 Dela Ariska Pr 19 100 80 120 80 120 85

TEKANAN DARAH 16

Page 17: MY PAPER VINA.docx

10 Adawiyah Simanjuntak Pr 19 120 90 120 90 120 80

11 Aditya Prasetyo Leisan Lk 18 120 70 120 80 120 90

12 Armaliah Tiara Puspa Pr 18 110 70 110 70 100 70

13 Mutiara Oktariandri Pr 18 120 60 120 60 120 60

14 Bunyamin Lk 18 110 70 110 80 120 90

15 Alqodri Setiawan Lk 17 110 80 120 80 120 80

16 Yessy Puspasari Pr 20 110 80 120 80 120 80

17 Desmia Jayanti Putri Pr 18 110 70 120 80 120 70

18 Rangga Tagari Lk 19 120 80 120 90 120 90

19 Yernica Putri Lisba Pr 18 110 80 120 80 120 80

20 Syaifudin Baharsyah Pr 19 100 60 110 70 120 60

21 Dimas Ismail Lk 17 130 60 113 80 130 80

22 Lefiriana Rahma Putri Pr 18 110 70 120 80 120 80

TEKANAN DARAH 17

Page 18: MY PAPER VINA.docx

23 Egyd Tradiga Lk 19 110 70 110 70 110 70

24 Al Fajri Ridho P Lk 17 110 65 120 70 120 70

25 Kurniadi Diyan Ekaputra Lk 19 110 80 110 90 120 90

26 Yogi Aranses Lk 21 100 80 100 80 110 80

27 Vinitiara Surga Pr 18 110 60 110 70 110 70

28 Afif Naufal Akbarsyah Lk 19 110 80 120 80 120 80

29 Rogayah Pr 18 110 60 110 60 110 60

30 Siska Sarwana Pr 18 110 70 110 80 110 80

31 Nova Nilam Sari Pr 18 110 60 110 60 110 70

32 Alfreda Devina Susanti Pr 18 110 70 110 90 110 90

33 Yolanda Pr 17 110 70 110 80 120 80

34 Santa Mercylia Pr 18 110 70 120 90 120 80

35 Malahayati Hasan Pr 18 110 80 110 80 110 80

TEKANAN DARAH 18

Page 19: MY PAPER VINA.docx

36 Sulthanah Anisah Pr 18 100 80 100 80 110 80

37 Fauziah Nabila Pr 19 110 80 120 80 120 80

38 Nanda Dian Ningsih Pr 19 90 60 100 60 110 60

39 Almira Dina Mariski Pr 18 90 60 100 60 100 60

40 Monda Darma Lk 18 100 70 100 70 110 70

41 Muhammad Alif P Lk 18 110 70 120 70 120 70

42Nidiah Syarifatul

HidayahPr 18 110 70 110 70 120 70

43 Izzaty A.H Pr 18 110 60 110 70 110 70

44 Selviana Dwi Rizky Pr 19 110 80 120 80 120 80

45 Elin Mutia sari Pr 18 110 70 110 70 110 70

46 M. Rizky Rachmadi Lk 18 110 40 110 60 116 70

47 M.Bagus Hadi Kusuma Lk 17 110 60 110 60 116 70

48 Sheny Fitshara Pr 20 110 80 120 80 120 80

TEKANAN DARAH 19

Page 20: MY PAPER VINA.docx

49 Feizal Faturahman Lk 19 137 80 140 90 135 80

50 M.Iqbal Ali Rabbani Lk 19 120 80 120 70 128 90

51 Mitra Aidina Pr 17 100 80 110 70 110 90

52 Nadya Win Apriliani Pr 19 110 80 120 80 120 80

53 Rizky Zuriati Pr 18 90 60 100 70 100 80

54 Arti Dewinta Putrie Pr 19 110 80 120 80 120 80

55 Siti Zalika Pr 18 110 60 110 70 115 70

56 Riska Annis Az-Zahra Pr 20 110 80 120 80 120 80

57 Alpriansyah Hadiwijaya Lk 16 110 60 120 80 110 60

58 Tiya Amalia Enira Pr 18 102 60 114 69 117 90

59Muhammad Fakhri

HamasLk 19 110 80 120 80 120 80

60 Triyanti Purnamasari Pr 19 110 70 120 80 120 80

TEKANAN DARAH 20

Page 21: MY PAPER VINA.docx

61 Shindina Firly Claudia Pr 19 110 80 120 80 120 80

62 Rani Julianti Pr 18 100 70 100 80 100 70

63 Faldi Pramayudha Lk 20 104 62 100 71 110 73

64 Eva Alvionita Pr 18 100 60 100 60 110 70

65 Rukmana Devi Lestri Pr 19 110 80 120 80 120 80

66 Novita Intan Adiningsih Pr 19 100 80 110 80 120 90

67 M.Awin Arja Sirait Lk 19 110 80 120 80 120 80

68 Bella Monica Putri Pr 18 90 60 100 70 110 70

69 Bunga Rezeki Ananda Pr 18 100 60 90 60 100 70

70 Siti Nurbaya Pr 23 100 90 110 90 110 90

b. Pengukuran Tekanan Darah Secara Palpasi

No Naracoba JK Umur Palpasi

TEKANAN DARAH 21

Page 22: MY PAPER VINA.docx

Sistolik

1 Rahmania Prama O Pr 18 100

2 M. Muamin Lk 18 120

3 Putri Indah Sari Pr 17 100

4 Gusti Nilasari Pr 20 110

5 Putra Pandu Sentosa Lk 19 120

6 Desi Puspitasari Pr 19 100

7 Lydia Mandasari Pr 20 110

8 Shasti Marida ST Pr 19 90

9 Dela Ariska Pr 19 120

10 Adawiyah Simanjuntak Pr 19 120

11 Aditya Prasetyo Leisan Lk 18 120

12 Armaliah Tiara Puspa Pr 18 110

TEKANAN DARAH 22

Page 23: MY PAPER VINA.docx

13 Mutiara Oktariandri Pr 18 120

14 Bunyamin Lk 18 110

15 Alqodri Setiawan Lk 17 120

16 Yessy Puspasari Pr 20 120

17 Desmia Jayanti Putri Pr 18 120

18 Rangga Tagari Lk 19 120

19 Yernica Putri Lisba Pr 18 120

20 Syaifudin Baharsyah Pr 19 110

21 Dimas Ismail Lk 17 113

22 Lefiriana Rahma Putri Pr 18 120

23 Egyd Tradiga Lk 19 110

24 Al Fajri Ridho P Lk 17 120

25 Kurniadi Diyan Ekaputra Lk 19 110

TEKANAN DARAH 23

Page 24: MY PAPER VINA.docx

26 Yogi Aranses Lk 21 100

27 Vinitiara Surga Pr 18 110

28 Afif Naufal Akbarsyah Lk 19 120

29 Rogayah Pr 18 110

30 Siska Sarwana Pr 18 110

31 Nova Nilam Sari Pr 18 110

32 Alfreda Devina Susanti Pr 18 110

33 Yolanda Pr 17 110

34 Santa Mercylia Pr 18 120

35 Malahayati Hasan Pr 18 110

36 Sulthanah Anisah Pr 18 100

37 Fauziah Nabila Pr 19 120

38 Nanda Dian Ningsih Pr 19 100

TEKANAN DARAH 24

Page 25: MY PAPER VINA.docx

39 Almira Dina Mariski Pr 18 100

40 Monda Darma Lk 18 100

41 Muhammad Alif P Lk 18 120

42Nidiah Syarifatul

HidayahPr 18 110

43 Izzaty A.H Pr 18 110

44 Selviana Dwi Rizky Pr 19 120

45 Elin Mutia sari Pr 18 110

46 M. Rizky Rachmadi Lk 18 110

47 M.Bagus Hadi Kusuma Lk 17 110

48 Sheny Fitshara Pr 20 120

49 Feizal Faturahman Lk 19 140

50 M.Iqbal Ali Rabbani Lk 19 120

51 Mitra Aidina Pr 17 110

TEKANAN DARAH 25

Page 26: MY PAPER VINA.docx

52 Nadya Win Apriliani Pr 19 120

53 Rizky Zuriati Pr 18 100

54 Arti Dewinta Putrie Pr 19 120

55 Siti Zalika Pr 18 110

56 Riska Annis Az-Zahra Pr 20 120

57 Alpriansyah Hadiwijaya Lk 16 120

58 Tiya Amalia Enira Pr 18 114

59Muhammad Fakhri

HamasLk 19 120

60 Triyanti Purnamasari Pr 19 120

61 Shindina Firly Claudia Pr 19 120

62 Rani Julianti Pr 18 100

63 Faldi Pramayudha Lk 20 100

TEKANAN DARAH 26

Page 27: MY PAPER VINA.docx

64 Eva Alvionita Pr 18 100

65 Rukmana Devi Lestri Pr 19 120

66 Novita Intan Adiningsih Pr 19 110

67 M.Awin Arja Sirait Lk 19 120

68 Bella Monica Putri Pr 18 100

69 Bunga Rezeki Ananda Pr 18 90

70 Siti Nurbaya Pr 23 110

c. Pengukuran Tekanan Darah Setelah Aktivitas

No Naracoba JK Umur

TD BasalTD 1

Menit

Post Exercise

TD 2

Menit I

TD 2

Menit II

TD 2

Menit

III

S D S D S D S D S D

TEKANAN DARAH 27

Page 28: MY PAPER VINA.docx

1 Rahmania Prama O Pr 18 100 50 120 60 100 60 - -

2 M. Muamin Lk 18 120 70 135 70 120 70 - -

3 Putri Indah Sari Pr 17 100 60 130 70 120 70 - -

4 Gusti Nilasari Pr 20 110 70 120 70 110 70 - -

5Putra Pandu

SentosaLk 19 120 70 130 80 120 70 - -

6 Desi Puspitasari Pr 19 100 60 120 80 100 60 - -

7 Lydia Mandasari Pr 20 110 70 130 80 110 70 - -

8 Shasti Marida ST Pr 19 90 60 100 70 100 70 90 60

9 Dela Ariska Pr 19 120 80 120 90 120 90 110 80

10Adawiyah

SimanjuntakPr 19 120 90 130 90 120 90 - -

11Aditya Prasetyo

LeisanLk 18 120 70 130 90 120 80 - - -

TEKANAN DARAH 28

Page 29: MY PAPER VINA.docx

12Armaliah Tiara

PuspaPr 18 110 70 120 80 120 80 110 70 -

13Mutiara

OktariandriPr 18 120 60 130 70 120 60 - - -

14 Bunyamin Lk 18 110 70 120 80 110 80 - - - -

15 Alqodri Setiawan Lk 17 120 80 130 90 120 80 - - - -

16 Yessy Puspasari Pr 20 110 80 120 90 110 80

17Desmia Jayanti

PutriPr 18 110 70 120 80 130 90 130 90

12

080

18 Rangga Tagari Lk 19 120 80 140 90 140 80 120 80 - -

19 Yernica Putri Lisba Pr 18 110 80 120 90 110 80

20Syaifudin

BaharsyahPr 19 120 70 140 70 120 60 110 60 - -

21 Dimas Ismail Lk 17 130 60 140 70 140 70 130 80 - -

22 Lefiriana Rahma P Pr 18 110 71 130 70 130 70 110 70 - -

TEKANAN DARAH 29

Page 30: MY PAPER VINA.docx

23 Egyd Tradiga Lk 19 110 70 120 80 110 80 110 70 - -

24 Al Fajri Ridho P Lk 17 120 70 130 90 120 80 120 70 - -

25 Kurniadi Diyan E Lk 19 110 80 130 90 120 80 110 80

26 Yogi Aranses Lk 21 120 80 130 80 130 80 100 80 - -

27 Vinitiara Surga Pr 18 110 70 120 70 110 60 - - - -

28 Afif Naufal A Lk 19 110 80 120 90 110 80

29 Rogayah Pr 18 110 60 120 70 110 60 - - - -

30 Siska Sarwana Pr 18 110 60 120 90 110 60 - - - -

31 Nova Nilam Sari Pr 18 110 60 120 70 110 60 - - - -

32 Alfreda Devina S Pr 18 110 70 120 70 120 70 110 60 - -

33 Yolanda Pr 17 110 60 120 80 110 80 110 70 - -

34 Santa Mercylia Pr 18 110 60 130 70 120 70 110 80 - -

35 Malahayati Hasan Pr 18 120 70 130 70 120 90 110 80 - -

TEKANAN DARAH 30

Page 31: MY PAPER VINA.docx

36 Sulthanah Anisah Pr 18 100 80 120 70 100 80 - - - -

37 Fauziah Nabila Pr 19 110 80 120 90 110 80 - - - -

38Nanda Dian

NingsihPr 19 90 60 120 70 90 60 - - - -

39Almira Dina

MariskiPr 18 90 60 120 70 100 70 - - - -

40 Monda Darma Lk 18 100 70 130 60 120 60 110 70 - -

41 Muhammad Alif P Lk 18 110 70 130 80 120 80 11 70 - -

42 Nidiah Syarifatul H Pr 18 110 70 130 90 110 70 - - - -

43 Izzaty A.H Pr 18 110 70 120 90 110 70 - - - -

44Selviana Dwi

RizkyPr 19 110 80 130 90 110 80

45 Elin Mutia sari Pr 18 110 70 120 80 120 80 120 80 - -

46M. Rizky

RachmadiLk 18 110 40 140 80 110 40 - - - -

TEKANAN DARAH 31

Page 32: MY PAPER VINA.docx

47 M.Bagus Hadi K Lk 17 110 60 120 90 110 60 - -

48 Sheny Fitshara Pr 20 110 80 120 90 110 80 - -

49 Feizal Faturahman Lk 19 139 80 137 80 138 80 137 80 - -

50M.Iqbal Ali

RabbaniLk 19 120 80 125 90 110 70 130 80 - -

51 Mitra Aidina Pr 17 110 80 120 70 120 70 120 70 - -

52Nadya Win

AprilianiPr 19 110 80 120 90 110 80 - -

53 Rizky Zuriati Pr 18 90 60 120 80 110 70 100 70 - -

54 Arti Dewinta Putrie Pr 19 110 80 120 90 110 80 - -

55 Siti Zalika Pr 18 110 70 125 90 115 70 - - - -

56 Riska Annis A Pr 20 110 80 120 90 110 80 - -

57 Alpriansyah H Lk 16 120 80 140 80 120 80 - -

58 Tiya Amalia Enira Pr 18 103 60 107 64 103 60 - - - -

TEKANAN DARAH 32

Page 33: MY PAPER VINA.docx

59 Muhammad Fakhri Lk 19 110 80 120 90 110 80 - -

60Triyanti

PurnamasariPr 19 110 70 120 90 110 70 - -

61 Shindina Firly C Pr 19 110 80 120 90 110 80 - -

62 Rani Julianti Pr 18 120 80 100 80 120 80 100 80 - -

63 Faldi Pramayudha Lk 20 100 70 130 70 110 74 91 70 - -

64 Eva Alvionita Pr 18 100 60 110 80 110 70 100 60 - -

65Rukmana Devi

LestriPr 19 110 80 120 90 110 80 - -

66 Novita Intan A Pr 19 110 80 120 90 110 80 - - - -

67 M.Awin Arja Sirait Lk 19 110 80 120 90 110 80 - -

68 Bella Monica Putri Pr 18 90 60 110 60 100 70 - - - -

69 Bunga Rezeki A Pr 18 100 60 110 60 100 60 - - - -

70 Siti Nurbaya Pr 23 110 90 120 90 110 90

TEKANAN DARAH 33

Page 34: MY PAPER VINA.docx

4.1 Pembahasan Hasil Praktikum

Pada praktikum ini, tekanan darah diukur dengan metode tidak langsung

dan pengukuran dilakukan pada lengan bagian atas. Tekanan darah dari masing-

masing praktikan diukur dalam beberapa keadaan, yaitu pada saat duduk, berdiri,

setelah exercise dan berbaring. Sebelum praktikan melakukan kegiatan (istirahat)

praktikan diukur tekanan darahnya dengan menggunakan spigmomanometer.

Kemudian praktikan melakukan sejumlah aktivitas otot yaitu berlari kecil

di tempat danPengukuran tekanan darah dengan spigmomanometer ini

memperoleh hasil yangsangatlah beragam antara 100/60 mmHg sampai 160/90

mmHg. Berdasarkan padareferensi dan literatur, seluruh data yang dihasilkan

tersebut masih menunjukkanrange tekanan darah yang normal.

Tekanan darah sistolik yang dianggap normaluntuk orang dewasa adalah

adalah 90-130 mmHg, sedangkan tekanan diastolik yang normal untuk orang

dewasa adalah sebesar 60-90 mmHg. Angka yangditunjukkan dalam tekanan

sistolik selalu lebih besar dari angka diastolik karenaselama sistol, ventrikel kiri

jantung memaksa darah untuk masuk ke aorta denganfase ejeksi (penyemprotan).

Hal tersebutterjaadi akibat perbedaan tekanan antaara ventrkel dengan aorta.

Sehingga ketika katup yang membatasi atrum dengan aorta terbuk maka terjadi

perpindahan daarah daari atrium ke aorta dengaa eejekssi dan tekanan yang besar.

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.

Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik.

Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat.

Pada praktikum kali ini, praktikan akan mengukur tekanan darah OP. Cara

mengukur tekanan darah yaitu dimulai dengan membalutkan manset dengan

kencang dan lembut pada lengan atas dan dikembangkan dengan pompa. Tekanan

dalam manset dinaikkan sampai denyut radial atau brakial menghilang.

Hilangnya denyutan menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah

dilampaui dan arteri brakialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar

20 sampai 30 mmHg diatas titik hilangnya denyutan radial. Kemudian manset

dikempiskan perlahan, dan dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun

TEKANAN DARAH 34

Page 35: MY PAPER VINA.docx

palpasi. Dengan palpasi kita hanya dapat mengukur tekanan sistolik. Sedangkan

dengan auskultasi kita dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dengan

lebih akurat.

Untuk mengauskultasi tekanan darah, ujung stetoskop yang berbentuk

corong atau diafragma diletakkan pada arteri brakialis, tepat di bawah lipatan

siku (rongga antekubital), yang merupakan titik dimana arteri brakialis muncul

diantara kedua kaput otot biseps. Manset dikempiskan dengan kecepatan 2

sampai 3 mmHg per detik, sementara kita mendengarkan awitan bunyi berdetak,

yang menunjukkan tekanan darah sistolik. Bunyi tersebut dikenal sebagai Bunyi

Korotkoff yang terjadi bersamaan dengan detak jantung, dan akan terus terdengar

dari arteri brakialis sampai tekanan dalam manset turun di bawah tekanan

diastolik dan pada titik tersebut, bunyi akan menghilang.

Dari hasil pengukuran, ternyata dari perwakilan kelompok banyak

memiliki tekanan darah normal yaitu tekanan sistol 90-120 dan tekanan diastole

60-80 (pada keadaan istirahat),.

Setelah menjalani latihan fisik, terdapat peningkatan tekanan sistol dan

diastole hal ini dikarenakan olahraga dapat memperlancar pemasokan darah ke

seluruh tubuh Keadaan jantung pada orang yang berolahraga (terlatih) jauh

berbeda dengan orang yang tidak berolahraga. Jantung orang yang tidak

berolahraga (tidak terlatih) biasanya dalam satu kali denyutan volume darah yang

dapat dipompakan 70 cc sedangkan bagi yang terlatih dapat mencapai 200 cc, ini

dipengaruhi oleh kekuatan kontraksi otot jantung terutama ventrikel. Dengan

demikian pasokan darah keseluruh tubuh menjadi lancar, Karena meningkatnya

volume darah yang dapat dipompakan dalam satu kali denyutan (stroke volume).

Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45

menit per hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan

tekanan darah. Aktivitas fisik dan kegiatan sehari-hari sangat mempengaruhi

tekanan darah. Semakin tinggi kegiatan fisik yang dilakukan tekanan darah

semakin meningkat.

Umur yang bervariasi pada ke pada kelompok juga mempengaruhi tekanan

darah. Tekanan darah akan cenderung tinggi bersama dengan peningkatan umur.

TEKANAN DARAH 35

Page 36: MY PAPER VINA.docx

Semakin tua, tekanan sistolik semakin tinggi dan biasanya di hubungkan dengan

timbulnya arteiosklerosis kira-kira sepersepuluh dan orang tua meningkat di atas

200 mmHg. Tetapi karena kelompok memiliki usia yang relatif sama maka faktor

ini tidak terlalu jelas mempengaruhi.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, jenis

kelamin, usia, aktivitas, obesitas, kondisi kesehatan, strees, obat-obatan, dll.

Namun, pada praktikum ini hanya dibahas faktor aktivitas, jenis kelamin, dan

usia. Apabila dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelum beraktivitas otot

cenderung akan lebih tinggi. Dari hasil pengukuran rata-rata didapatkan, tekanan

saat berdiri lebih tinggi daripada berbaring. Hal tersebut dikarenakan semakin

tinggi aktivitas dari kerja jantung yang mengeluarkan tenaga yang tinggi sehingga

tekanan darah juga meningkat.

Tekanan darah yang meningkat ini dipengaruhi oleh tingkatan aktivitas.

Tekanan darah setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan tekanan

darah pada saat beristirahat. Hal tersebut diakibatkan karena pada saat beraktivitas

sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak diakibatkan dari metabolisme sel

yang berkerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran

darah didalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang

dibutuhkan akan semakin besar. Akibatnya adanya vasodilatasi pada otot jantung

dan otot rangka serta vasokontriksi arteriol yang menyebabkan arteriol menyempit

dan kerja jantung tiap satuan waktu pun bertambah sehingga volume darah pada

arteriol akan meningkat dan tekanannya pun akan meningkat. Dapat dikatakan

bahwa volume darah yang masuk dari arteri ke jantung meningkat. Pada organ-

organ tersebut dapat menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal

berkurang.

Persentase darah yang dialirkan ke organ-organ tersebut akan semakin

cepat dalam memompa darah. Namun demikian, denyut jantungnya tetap dalam

keadaan normal. Sedangkan terdapat praktikan lain yang memiliki tekanan darah

yang hampir mendekati ambang tidak normal yaitu 130/90 mmHg pada saat

istirahat. Berdasarkan dua hal tersebut, dapat diketahui bahwa salah satu faktor

TEKANAN DARAH 36

Page 37: MY PAPER VINA.docx

yang mempengaruhi tinggi-rendahnya tekanan darah adalah aktivitas atau jenis

aktivitas

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada

dinding pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital utama

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu gravitasi, aktivitas

fisik, jenis kelamin, usia, elastisitas pembuluh darah, volume Darah dan

Cardiac Output.

TEKANAN DARAH 37

Page 38: MY PAPER VINA.docx

3. Metode yang digunakan pada saat mengukur tekanan darah di berbagai

aktivitas fisik menggunakan metode palpasi dan medote aukultasi

menggunakan sfigmomanometer (manual atau digital) dan stetoskop.

4. Semakin berat aktivitas tubuh,, semakin cepat curah jantung karena adanya

vasodilatasi di otot rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada

organ-organ tersebut menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan

ginjal berkurang. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah setelah

exercise lebih tinggi dibandingkan saat berdiri.tekanan darah saat berdiri

lebih tinggi daripada duduk, saat duduk, saat duduk tekanan darah lebih tinggi

daripada berbaring.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F., MD., 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20.

Jakarta: EGC.

Guyton, Hall 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Edisi 11 Jakarta: EGC

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem . Edisi 2.

Jakarta : EGC.

Silverthorn. 2001. Human Physiology An Integrated Approach. Second

Edition. United States of America: Benjamin Cummings.

TEKANAN DARAH 38

Page 39: MY PAPER VINA.docx

TEKANAN DARAH 39