my princess

249
Episode 1 Part 1 Ada sebuah perayaan mengenai budaya korea saat itu. Berbagai kebudayaan khas Korea dipamerkan dengan cara yang sangat keren. Whoaa.. keren... Lee Seol mengambil kerja paruh waktu di acara perayaan itu. Ia bekerja sebagai putri bangsawan palsu, dengan mengenakan segala atribut putri khas korea. Lee Seol menjadi putri bangsawan dengan maksud sebagai objek kemakmuran Korea. Lee Seol berjalan menaiki tangga dengan anggun. Layaknya seorang putri kerajaan, dayang-dayang mengikutinya dibelakang. Perayaan besar dimulai dengan ditandai oleh suara dentuman gong. Dan para penari mulai menari. Lee Seol duduk ditempatnya untuk melihat pertunjukkan itu sebagaimana layaknya seorang putri raja. Tak jauh dari tempatnya duduk, Park Hae Young yang kali ini bertugas untuk mengawasi Princess Stella memberi informasi pada bawahannya. "Putri sudah tiba." ucap Park Hae Young. Princess Stella adalah tamu kehormatan, ia berasal dari luar negeri dan mengunjungi Korea untuk mengenali budayanya. Para pengunjung sangat antusias dengan acara ini, mereka mulai heboh memfoto. Lee Seol sangat menikmati acara itu. Ia tersenyum senang. Tapi, karena aksesories dikepalanya berat, hal itu membuat lehernya pegal. Lalu ia meregangkan diri dan memijat-mijat pundak dan lehernya. Pertunjukan tari selesai, dan pengunjung sudah mulai diperbolehkan untuk mengambil foto bersama Lee Seol as fake princess. Beberapa pengunjung heboh dan berlarian untuk foto bersama Lee Seol. Semua orang mulai berfoto bersama Lee Seol.. XD Karena sudah tidak ada pengunjung, maka tugas Lee Seol sudah selesai. Ia berkata pada staff yang bekerja sebagai fotografer, "Sudah selesaikan? Baiklah aku akan pergi dulu." Lee Seol segera berjalan cepat seraya mengangkat gaun besarnya.

Upload: febrina-zelin

Post on 05-Dec-2014

1.086 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Annyeong.. This sinopsis K-Drama "My Princess" Episode 1-16 END.. Happy Reading!!!

TRANSCRIPT

Page 1: My princess

Episode 1 Part 1

Ada sebuah perayaan mengenai budaya korea saat itu. Berbagai kebudayaan khas Korea dipamerkan dengan cara yang sangat keren. Whoaa.. keren... Lee Seol mengambil kerja paruh waktu di acara perayaan itu. Ia bekerja sebagai putri bangsawan palsu, dengan mengenakan segala atribut putri khas korea. Lee Seol menjadi putri bangsawan dengan maksud sebagai objek kemakmuran Korea.

Lee Seol berjalan menaiki tangga dengan anggun. Layaknya seorang putri kerajaan, dayang-dayang mengikutinya dibelakang. Perayaan besar dimulai dengan ditandai oleh suara dentuman gong. Dan para penari mulai menari. 

Lee Seol duduk ditempatnya untuk melihat pertunjukkan itu sebagaimana layaknya seorang putri raja. Tak jauh dari tempatnya duduk, Park Hae Young yang kali ini bertugas untuk mengawasi Princess Stella memberi informasi pada bawahannya.

"Putri sudah tiba." ucap Park Hae Young.

Princess Stella adalah tamu kehormatan, ia berasal dari luar negeri dan mengunjungi Korea untuk mengenali budayanya.

Para pengunjung sangat antusias dengan acara ini, mereka mulai heboh memfoto. Lee Seol sangat menikmati acara itu. Ia tersenyum senang. Tapi, karena aksesories dikepalanya berat, hal itu membuat lehernya pegal. Lalu ia meregangkan diri dan memijat-mijat pundak dan lehernya.

Pertunjukan tari selesai, dan pengunjung sudah mulai diperbolehkan untuk mengambil foto bersama Lee Seol as fake princess.

Beberapa pengunjung heboh dan berlarian untuk foto bersama Lee Seol. Semua orang mulai berfoto bersama Lee Seol.. XD

Karena sudah tidak ada pengunjung, maka tugas Lee Seol sudah selesai. Ia berkata pada staff yang bekerja sebagai fotografer, "Sudah selesaikan? Baiklah aku akan pergi dulu." Lee Seol segera berjalan cepat seraya mengangkat gaun besarnya.

Staff itu berusaha mengejar Lee Seol, tapi Lee Seol sudah menjauh.

Park Hae Young berlari menghampiri staff fotografer, ia berkata  "Apa kau salah satu kordinator di acara ini?"

"Ya." jawab staff itu.

"Aku dari kantor diplomat." Park Hae Young menyerahkan kartu tanda pengenalnya. "Princess Stella yang mengunjungi acara ini ingin berfoto bersama putri. Aku sangat senang kalau kau bekerja sama dengan kami."

"Sekarang?"

"Ya"

Page 2: My princess

"Oh, My God. Putri kami sudah habis waktu bekerjanya. Aku akan mencoba untuk menelponnya." Staff itu mencoba menelpon Lee Seol, tapi tak ada balasan.

Seorang teman Park Hae Young mendatanginya dan menanyakan, "Apa pemotretan sudah siap?"

"Dia tidak mengangkat teleponnya. Apa yang harus aku lakukan?" ucap Staff itu.

"Sebentar. Tunggu 5 menit." ucap Park Hae Young pada temannya.

Park Hae Young langsung mencari Lee Seol. Ia harus cepat menemukan Lee Seol. Dan ia langsung menuju ke ruang ganti wanita. Di sana para dayang dan penari berganti pakaian.

Park Hae Young langsung saja membuka pintu tanpa menghiraukan jeritan para gadis yang ada di ruangang itu. Para gadis itu tidak hanya berteriak histeris tapi juga melempari Park Hae Young dengan benda yang ada di sekitar mereka.

"Ini adalah urusan diplomat. Permisi sebentar." ucap Park Hae Young, ia masuk ke dalam ruangan itu.

Tidak peduli dilempari dengan banyak benda, Park Hae Young tetap masuk dan akhirnya bertemu dengan Lee Seol.

Karena khawatir, Lee Seol mengambil ancang-ancang untuk memukul Park Hae Young dengan aksesories kepalanya.

"Kau putri kan?" tanya Park Hae Young. "Tapi, kenapa kau tidak mengangkat teleponmu?"

"Ini ruang ganti wanita." ucap Lee Seol kesal. "Siapa kau?!"

"Kita harus keluar dulu dan aku akan menjelaskannya."

Park Hae Young lalu menarik tangan Lee Seol dengan paksa.

"Hey apa yang kau lakukan? Cepat pergi dariku."

"Aku dari kantor Diplomat. Dan aku sedang dalam masalah, jadi aku akan menjelaskannya padamu nanti. Sekarang, kenapa kau tidak memperpanjang waktu kerjamu?" ucap Park Hae Young dengan masih menarik tangan Lee Seol. "Apa kau mengerti?"

Lee Seol mencoba berontak, tapi tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan. "Kau memegangi tangan seorang wanita saat kau bertemu ia pertama kali lalu berbicara padanya. Kau tau? Aku masih bisa mendengar apa yang kau katakan, tanpa kau harus memegang tanganku. Jadi lepaskan." ucap Lee Seol.

Lalu Park Hae Young melepaskan tangan Lee Seol.

Lee Seol berkata, "Aku tidak bisa memperpanjang waktu kerjaku." Lalu ia mencoba pergi dari Park Hae Young.

Page 3: My princess

Tapi Park Hae Young lebih dulu memegang tangannya. "Maaf. Tidak butuh waktu yang lama untuk pengambilan gambar."

"Aku akan tetap menolaknya walaupun kau bilang hanya sebentar. Aku benar-benar akan telat di kerja paruh waktuku yang lain."

Lee Seol menarik tangannya dari genggaman tangan Park Hae Young, tapi Park Hae Young malah semakin memegang kuat lengan Lee Seol. "Kau tidak punya waktu bahkan untuk kepentingan negaramu sendiri?!"

"Kenapa kau marah?!" tanya Lee Seol heran. "Apa kau akan bertanggung jawab bila aku dikeluarkan di kerja paruh waktuku?"

"Aku akan bertanggung jawab bila kau dipecat." jawab Park Hae Young.

"Huh?"

"Aku akan membayarmu. 100 dolar per jam. One. Hundred. Dollars."

Mata Lee Seol langsung bersinar mendengar kata 100 dolar.

Dan pemotretan dimulai. Lee Seol berfoto bersama Princess Stella. Dengan banyak pose yang lucu.

Park Hae Young berbicara dengan temannya. Mereka mulai bergosip. Hahaa.

Temannya berkata, "Berapa banyak uang yang ingin kau bayar untuk sebuah berita utama?"

"Ah.. Lupakan." jawab Park Hae Young.

"Kau menganggap rendah orang yang lebih tua darimu hanya karena kau adalah generasi ke-3 dari penerus perusahaan besar?"

"Apa?"

"Kau tahu ada berapa banyak penyiaran berita langsung sekarang? The Blue House pasti menjadi tempat yang ricuh sekarang."

"Memang selalu kacau ditempat itu." jawab Park Hae Young dengan ringan. "Ada apa sekarang?"

"Pemerintah akan membangun kembali keluarga kerajaan."

"Keluarga kerajaan?" tanya Park Hae Young yang mulai tertarik mendengar berita itu. "Tidak mungkin."

Berita itu memang benar, saat ini pemerintah Korea tengah mengumumkan perihal pembentukkan kembali keluarga kerajaan.

Page 4: My princess

Perwakilan presiden Korea mengumumkan secara resmi. "Warga Koreaku, sepeti yang telah Presiden rencanakan. Kalian akan mengetahui tentang pembetukan kembali keluarga kerajaan dengan mengadakan pemilihan umum. Kami akan melakukan seperti yang warga Korea inginkan. Keluarga kerajaan akan dibentuk dengan pertimbangan mengenai sejarah, kekayaan dan generasi. Mari kita membentuk kembali kebudayaan kita yang telah mulai rusak karena pengaruh luar."

Seperti sebuah keputusan, pasti ada kubu yang tidak setuju dengan keputusan pemerintah itu.

Ketua kubu kontra ini mengatakan, "Apa ini masuk akal? Kita membangun negara kita dengan demokrasi dengan cara hal itu. President,  lebih baik tidak mengurusi hal ini. Dia hanya berusaha untuk membuat semua hal ini menjadi rumit. Aku mengatakan hal ini karena ini benar-benar tidak masuk akal. Aku akan menolak dan membantai keputusan itu."

Lee Seol dan putri stella berpisah. Putri Stella harus kembali ke hotel.

Park Hae Young dan temannya masih membicarakan tentang keputusan pemerintah itu.

"Sepertinya presiden akan terus melakukan hal itu walaupun ada kubu yang menentangnya."

"Tidak mungkin. Keluarga kerajaan? Terserah." jawab Park Hae Young tidak peduli.

Setelah Princess Stella pergi, Lee Seol segera mencari Park Hae Young, ia akan  meminta bayaran. Dan ternyata Park Hae Young pun tak jauh dari tempatnya berdiri. Park Hae Young pun teringat untuk membayar pekerjaan Lee Seol, keduanya saling menghampiri.

"Kerja bagus." ungkap Park Hae Young.

"Aku hanya mengerjakan tugasku sebagai warga negara yang baik. Dan bayarannya.." ungkap Lee Seol seraya menengadahkan tangannya dan tersenyum ramah.

"Sebentar." Park Hae Young mengambil cek dari dompetnya.

Park Hae Young menyerahkan cek itu, kemudian ia menariknya kembali. Tapi Lee Seol sudah memegang cek itu.

"Apa yang kau lakukan. Kau juga bekerja untuk negara kan? Kenapa kau berubah pikiran?" tanya Lee Seo.

"Ini check sebesar 1000 dolar." jawab Park Hae Young.

Lee Seol segera terkejut dan melepaskan check itu. Park Hae Young mengambil cek yang lainnya di dompet. "Aku tidak punya uang tunai. Ada kembalian?" tanya Park HaeYoung seraya memberi cek 1000 dolar.

Lee Seol terdiam, kembalian? uang segitu banyaknya aja dia engga punya.. hahaa..

Park Hae Young kemudian memberikan kartu namanya. "Kau bisa mengirim pesan padaku, dan aku akan segera mengirimkan uang bayaran itu ke rekeningmu."

Page 5: My princess

Lee Seol protes. "Kau sudah berjanji untuk membayarku langsung."

Handphone Park Hae Young berdering. Ia mendapat panggilan dari kakeknya, yang menyuruhnya untuk segera menemuinya. Kemudian ia segera pergi dan masuk ke dalam mobilnya. Ia tidak mempedulikan Lee Seol yang memanggil-manggil namanya. Mobil Park Hae Young menjauh dan Lee Seol mencoba mengejarnya seraya mengumpat.

Park Hae Young, Kakek Park Hae Young [President Park Dong Jae] dan ayah Oh Yoon Joo sedang berada di sebuah makam. Kakek Park Hae Young memberikan penghormatan pada makam itu. Dengan tenaganya yang mulai rapuh, ia harus dibantu saat hendak melakukan penghormatan.

"Kakek apa kau baik-baik saja?" tanya Park Hae Young.

"Tidak perlu mencemaskanku.." jawab Kakek.

"Jadi, kenapa kau datang ke sini?" tanya Park Hae  Young yang tidak mengerti, kenapa kakeknya harus ke tempat seperti ini kalau ternyata kesehatannya tidak membaik.

Ayah Oh Yoon Joon membantu kakek berdiri dan mengambilkan tongkatnya.

"Berhenti bicara. Cepat longgarkan jasmu dan lakukan penghormatan." suruh Kakek.

"Aku tidak punya banyak waktu. Aku akan segera pergi." jawab Park Hae Young. "Lagi pula, aku juga tidak tau siapa yang dimakamkan di makam ini?"

Kakek tidak juga menjelaskan siapa yang ada dimakamkan di tempat itu dan kenapa Park Hae Young harus melakukan penghormatan pada makam itu.

Park Hae Young kesal, "Baiklah. Aku tidak akan bertanya lagi. Setelah kau meninggal. Aku akan membangun rumah di tempat ini dan tinggal di dalamnya."

Park Hae Young lalu pergi dengan kesal.

Ayah Oh Yoon Joon segera berkata, "Aku akan segera mengejarnya dan memberikan pengertian padanya."

Kakek hanya terdiam dan bicara pada dirinya sendiri, "Yang Mulia, pasti anda sudah menunggu waktu yang sangat lama. Sekarang semua persiapan sudah dilakukan."

Lee Seol pergi tergesa-gesa ke kampus dengan sepeda, sesampainya di kampus. Ia segera pergi ke ruang organisasi. Baru saja datang, Lee Seol langsung saja membual tentang alasan kenapa ia kemarin tidak datang untuk kerja paruh waktu bersama mereka. Tapi, teman-temannya tidak percaya dengan bualan Lee Seol.

Kemudian, Prof. Nam Jung Woo datang. Prof. Nam Jung Woo adalah dosen favorite Lee Seol. Melihat Prof. Nam Jung Woo saja, sudah sangat membuat Lee Seol senang bukan kepalang. Mereka segera membungkuk memberikan salam pada prof. Nam Jung Woo.

 

Page 6: My princess

Prof. Nam Jung Woo melihat gaya rambut Lee Seol. Lee Seol pikir Prof. Nam Jung Woo menyukainya, ia lalu berkata "Yah, Prof. Apa kau menyukai gaya seperti ini?"

Prof. Nam Jung Woo tersenyum lalu ia segera berkata pada teman Lee Seol yang lain bahwa ia akan pergi minggu ini, jadi prof. Nam Jung Woo meminta untuk dicarikan hotel. Ia menolak hotel yang penuh dengan gadis-gadis karena hotel seperti itu sangat bising baginya. Yang lain langsung tertawa mendengar prof. berkata seperti itu.

Di kelas sejarah dan archeologi sebagai dosen pengampu Prof. Nam Jung Woo, Lee Seol bukan memperhatikan pelajaran tapi malah terus memperhatikan prof. Nam Jung Woo. Dan siapa yang akan dinobatkan sebagai salah satu keluarga kerajaan yang baru saat ini? Tapi, beberapa sejarah mempercayai kalau Soon Jong telah menyembunyikan seorang putra.

Prof. Nam Jung Woo menjelaskan tentang sejarah peradaban korea. "Dari dulu sampai sekarang raja terakhir dari Korea adalah Soon Jong. Dan kita mengetahui bahwa Soon Joon tidak memiliki garis keturunan."

Ia bahkan membayangkan kalau dirinya bisa pergi bersama dengan prof. Nam Jung Woo ke mesir untuk penelitian. Lee Seol membayangkan dirinya berada di dalam peti mumi dan kemudian Prof. Nam Jung Woo menemukannya.

Lee Seol pura-pura tertidur di peti itu agar prof. Nam Jung Woo bisa membangunkannya dengan sebuah ciuman. Tapi saat melihat Lee Seol memanyunkan bibirnya, prof. Nam Jung Woo malah ketakutan dan pergi. Hahaa.. Lee Seol yang berada di peti itu langsung panik, karena prof. Nam Jung Woo meninggalkan dirinya begitu saja di dalam peti. Parahnya, peti itu malah ditutup oleh prof. Nam Jung Woo. Lee Seol sangat panik.

Pengandaian Lee Seol berakhir dengan teriakannya sendiri, ia berteriak tanpa sadar di tengah pelajaran, "Proffessor!!"

Jelas saja teriakannya membuat seluruh mata memandang aneh ke arah Lee Seol. Termasuk Prof. Nam Jung Woo yang juga ikut terkejut mendengar teriakan Lee Seol.

"Apa?" tanya Prof. Nam Jung Woo dengan ramah.

"Apa?" ulang Lee Seol.

"Kau baru saja memanggilku."

"Ah.. Maafkan aku." ucap Lee Seol dengan malu. Ia kembali duduk. "Aku baru saja memikirkan tentang hal lain beberapa waktu yang lalu." ucapnya dengan pelan.

"Kau baru saja memikirkan tentang sesuatu yang lain dan hal itu masih berkaitan denganku?" ucap prof. Nam Jung Woo seraya tersenyum.

Prof. Nam Jung Woo tertawa (ih, senyumnya manis.. haha) yang lain pun ikut tertawa.

 

 

Page 7: My princess

Prof. Nam Jung Woo menutup pelajarannya. Ia tersenyum ke arah Lee Seol. Lee Seol berkata pada teman disebelah. "Lihat Lihat! Proffesor sangat senang saat aku memikirkannya."

Kemudian Lee Seol tanpa sengaja melihat ke bahan ajar yang terpampang di depannya. "Itu.."

Temannya menjelaskan. "Oh, kau pasti sedang tidur, jadi tidak mendengar penjelasan tentang hal itu, benarkan? Itu adalah buku Soon Jong. Itu bukan original, tapi hanya gambar. Gambar itu adalah motive dari perbuatan Prince Lee Young."

Teman Lee Seol segera menyindir Lee Seol untuk tidak menggoda prof. Nam Jung Woo. Karena Nam Jung Woo sudah memiliki kekasih. Dan mereka akhirnya bergosip ria. Dari mulai di kelas sampai perjalanan pulang. Mereka membicarakan tentang pacar proffesor. Teman Lee Seol menceritakan tentang gosip yang beredar, kalau pacar proffesro sangat cantik, memiliki kulit bersih, sangat kaya dan juga muda, ia juga seorang direktur dari Hae Young Museum. Jelas saja Lee Seol cemburu mendengarnya, karena ia benar-benar sangat menyukai profesor.

Lee Seol memaksa agar ia bisa ikut ke tempat temannya bekerja. Teman Lee Seol bekerja di salah satu bagian departement store yang menjual tas-tas mewah tingkat atas. Di tempat itu, Lee Seol bukannya membeli malah asik berfoto-foto dengan tas koper besar yang ada di sana. Tidak cukup uang untuk membeli koper itu, alhasil ia hanya bisa mengambil gambarnya untuk kenang-kenangan. Ia juga tidak lupa untuk mampir ke sebuah toko perhiasan. Lagi-lagi ia datang bukan untuk membeli tapi hanya melihat-lihat dan sekedar menanyakan harga kemudian berkomentar. Sampai akhirnya ia bertemu kembali dengan Park Hae Young.

Park Hae Young sedang berada di toko perhiasan mewah itu untuk membeli sebuah cincin mahal. Lee Seol melihat ke arah pria yang ada di sebelahnya, ia terkejut saat tau kalau itu adalah Park Hae Young.

"Oh, kau yang waktu itu." seru Lee Seol.

"Oh, Princess." jawab Park Hae Young.

"Katanya kau sibuk, kenapa ada di tempat ini?"

"Aku sudah tidak bekerja paruh waktu lagi, kau tau. Aku sangat telat saat itu. Sekarang berikan uang ku bayaranku yang 100 dollar itu."

"Aku tidak punya nomor rekeningmu."

"Aku harus pulang dulu untuk mengambilnya."

"Hanya 11 angka saja kau tidak bisa mengingatnya."

"Ah, itu account baru."

 

Page 8: My princess

Park Hae Young berjalan ke arah kasir untuk membayar cincin yang dibelinya. Ia membayar langsung dengan total 6000 dolar.

"Apa? Kau akan bayar langsung sebesar 6000 dolar?" Lee Seol terperangah mendengarnya. "whoa."

Park Hae Young menandatangi kuitansi, lalu pelayan mengatakan kalau Park Hae Young akan mendapat hadiah kalau ia menukarkan kuitansi itu ke lantai bawah.

Sebelum pergi Park Hae Young berkata pada Lee Seol, "Berapa nomor rekeningmu?"

"Aku tidak ingat sekarang." jawab Lee Seol.

"Baiklah, kirimi aku pesan sesuai nomor yang aku berikan di kartu tanda pengenalku. Karena aku akan segera mengirim uang bayaranmu."

Lee Seol terpesona saat Park Hae Young pergi meninggalkannya. "Who.. Apa benar-benar ada orang seperti itu."

Karena Lee Seol selalu berbinar saat mendengar dan melihat uang, jadi ia memutuskan untuk mengikuti Park Hae Young dari belakang. Saat di lift, baik Park Hae Young dan Lee Seol merasa kikuk satu sama lain. Hahaa.. Lee Seol mengikuti Park Hae Young sampai ke area parking. Karena merasa risih sudah diikuti seperti itu akhirnya Park Hae Young membalikan badannya dan berbicara langsung dengan Lee Seol.

"Mau sampai kapan kau mengikutiku?" tanya Park Hae Young.

Lee Seol tersenyum malu. "Aku tahu, kau akan terganggu dengan hal ini. Tapi taukah kau, aku sangat ingin memilikinya dari hatiku yang paling dalam." Lee Seol mendekatkan wajahnya ke arah Park Hae Young. Lalu ia memutuskan untuk tidak mengatakan hal yang ingin ia katakan.

Tapi Park Hae Young penasaran dengan apa yang akan Lee Seol katakan,

"Sudahlah lupakan." ucap Lee Seol seraya menunduk dan berjalan pergi.

"Hey.. Kenapa seperti itu. Sepertinya kita tidak akan bertemu lagi, sebaiknya kau mengatakannya." kata Park Hae Young.

Lee Seol tersenyum senang, ia lalu berbalik dan menatap Park Hae Young dengan tatapan memelas. "Benarkah? Aku boleh mengatakannya? Kau tau, kau kan baru saja mendapatkan sebuah kuitansi dari pembelian tadi. Kalau kau tidak ingin menggunakannya lebih baik kau memberikannya padaku."

"Apa?" Park Hae Young tidak mengerti.

Lee Seol terus berbicara dengan mendekatkan wajahnya pada Park Hae Young, Park Hae Young berusaha menghindar. hahaa..

Page 9: My princess

"Kau akan mendapatkan sebuah sertifikat pembelian saat kau melakukan transaksi lebih dari 3000. Sepertinya kau tidak terlalu memerlukannya. Dan aku sangat memerlukan hal itu. Hidupku akan menderita kalau tidak mendapatkannya."

Tapi kemudian handphone Park Hae Young berdering, ia mendapat telepon dari Oh Yoon Joo, ia segera mengangkatnya.

"Oh.. Oh Yoon Joo. Apa semua persiapan untuk pembukaan pameran besok sudah siap?" tanya Park Hae Young dengan ramah.

Lee Seo menunggu Park Hae Young selesai menelpon dengan tatapan harap-harap cemas.

Oh Yoon Joo adalah orang yang sama yang diceritakan oleh teman Lee Seol, itu artinya dia adalah orang disukai oleh proffesor. Tapi, Lee Seol tidak menyadari hal itu.

Oh Yoon Joo menelpon Park Hae Young di sebuah restaurant. "Kau tau, perayaan 20 tahun anniversary akan dilaksanakan besok. Dan terimakasih untuk direktur, karena sudah membuat para pekerjaku harus bekerja keras. Aku membiarkan pegawaiku pulang lebih awal dan saat ini aku sedang mengelap meja mereka." ucap Oh Yoon Joo membual.

"Oh, sudahlah. Biarkan saja, aku akan mengirimkan orang yang baru untuk membantumu." jawab Park Hae Young.

"Tidak masalah. Aku juga sangat senang melakukannya. Ini bukan pekerjaan yang berat." jawab Oh Yoon Joo.

Ternyata proffesor Nam Jung Woo ada janjian pertemua dengan Oh Yoon Joon tepat direstaurant itu. Prof. Nam Jung Woo melihat ke arah Oh Yoon Joon seraya tersenyum dan Oh Yoon Joon pun tersenyum ke arah professor. Proffesor memberi isyarat bahwa mereka berdua harus bicara. Oh Yoon Joon tersenyum lalu Prof. pergi.

Oh Yoon Joon meneruskan pembicaraannya dengan Park Hae Young. "Oh, bagaimana kalau besok kau datang. Aku yakin rasa lelahku akan hilang kalau kau datang."

"Baiklah. Aku akan menemuimu besok."

sambungan terputus.

Park Hae Young segera memanggil Lee Seol yang ada dibelakangnya.

"Ya..Aku disini." ucap Lee Seol.

Park Hae Young bertanya, "Apa kau seorang mahasiswa?"

"Ya. Lihat aku, bukankah aku seperti mereka? Matamu pasti rusak." jawa Lee Seol.

"Maukah kau mengerjakan pekerjaan yang akan aku berikan. Pekerjaannya tidak berat, hanya mengelap beberapa meja. Bayarannya.. Bayarannya adalah kuitansi ini dan uang 30 dollar. Bagaimana?"

Page 10: My princess

Lee Seol kembali mendekatkan wajahnya ke arah Park Hae Young, ia menatap curiga. "Apa ini ada kaitannya dengan pacarmu? Oke! Kau hanya harus menunggu disini. Dan aku akan membuat wanitamu itu memanggilmu Hubby dan honey. Okey? Tunggu sini dan jangan kemana-mana." Lee Seol mengambil kuitansi berlian itu. "Kau tidak akan tau apa yang aku lakukan..." ucap Lee Seol seraya pergi meninggalkan Park Hae Young.

Park Hae Young tersenyum sendiri mendengar kalau Oh Yoon Joon akan mengatakan Hubby dan Honey kepadanya.

Benar saja. Park Hae Young menunggu Lee Seol, karena Lee Seol tak kunjung datang ia berkata, "Aku bodoh sekali, harus menunggunya seperti ini." Park Hae Young hendak masuk ke dalam mobilnya. Tapi dari kejauhan Lee Seol memanggilnya.

"Tunggu.. Tunggu.." ucap Lee Seol. "Kau bahkan tidak bisa menunggu selama 3 menit. Kalau seperti itu kau tidak akan bisa memakan mie ramen selama hidupmu." Lee Seol menyerahkan hasil yang ia dapat pada Park Hae Young.

Park Hae Young heran dengan apa yang diterimanya, "Lap?"

"Apa kau bodoh?" ucap Lee Seol dengan nafas yang tidak beraturan, ia sudah berlari sedari tadi agar Park Hae Young tidak menunggu lama.

"Bodoh?" Park Hae Young tertawa mengejek. "Sepertinya kau belum juga mengerti."

"Sudahlah. Kau pasti orang kaya, dan wanitamu itu pasti kaya juga. Kau pikir dengan uang dan membelikan cincin wanita kaya itu akan luluh dan tersentuh? Biasanya ketika seorang wanita diberikan sebuah benda yang tidak ia duga.. Hal itu.." Lee Seol mendramatisir. "Hal itu akan membuatnya sangat tersentuh. Jadi, pergilah dan bersihkan meja-meja itu dengan dirimu sendiri. Dan kau tahu? Tahun depan, aku yakin kau akan merayakan ulang tahu pertama anakmu?"

"Ulang tahun pertama?"

"Ahh.. Sepertinya kau sangat menyukai ide itu. Aigoo.." Lee Seol berkata dengan antusias. "Dan ini adalah miliku." ucapnya seraya menunjukkan kuitansi. "Fighting! Fighting!!" ucapnya lalu pergi meninggalkan Park Hae Young.

Park Hae Young mendapatkan pesan dari Oh Yoon Joo saat itu juga. Isi pesannya.

Kau tidak berpikir kau akan datang ke tempatku dengan membawa lap kan? Karena aku akan berhenti untuk menunggu, aku harus cepat-cepat mengurusi pekerjaan. Sampai bertemu besok dan selamat malam.

Park Hae Young tersenyum, tidak percaya ternyata semua prediksi Lee Seol tentang wanita benar.

Prof. Nam Jung Woo dan Oh Yoo bertemu dan mereka mengobrol satu sama lain. Kemudian Oh Yoon Joo menunjukkan pada prof. Nam Jung Woo sebuah museum yang akan mulai kembali di buka besok. Ruangan itu penuh dengan barang-barang antik dan itu membuat prof. Nam Jung Woo merasa terkesima melihatnya.

Page 11: My princess

Prof. Nam Jung Woo berkata pada Oh YooN Joo. "Sekarang yang harus kita lakukan adalah menemukan cucu dari Soon Joon."

Oh Yoon Joo menjawab "Sangat tidak mungkin bagi kita untuk melakukan hal itu."

"Aku sudah memiliki sumber informasi tentang hal itu. Dan aku akan berusaha untuk sebaik mungkin agar informan itu memberikan informasinya." ucap Prof. Nam Jung Woo seraya tersenyum.

"Besok akan diadakan perayaan."

"Perayaan?"

"Rahasia. Maka dari itu datanglah dan ucapkan selamat padaku." ucap Yoon Joo seraya tersenyum.

Lee Seol berjalan pulang, karena rumah aslinya berada jauh, jadi ia tinggal menginap dari satu rumah temannya ke rumah temannya yang lain. Kali ini ia pergi ke tempat Dan-kakak Lee Seol, tapi saat hendak masuk, Dan langsung keluar dan mengusir Lee Seol untuk tidak tidur di tempatnya karena ia ingin sendiri.

Lee Seol berkeluh, "Kemana lagi aku pergi." ucapnya seraya duduk di halaman depan.

Akhirnya Lee Seol pergi ke kampusnya, ia menuju ke ruang organisasi, berharap kalau ia dapat tidur di tempat itu. Tapi, saat Lee Seol berjalan di koridor kampus dengan lampu mati, tiba-tiba lampu itu hidup satu persatu. Derap langkah seseorang yang menuju ke arahnya semakin cepat. Ternyata itu adalah prof. Nam Jung Woo.

Lee Seol terkejut melihat prof. Nam Jung Woo ada di kampus malam-malam seperti ini.

Episode 1 Part 2

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Lee Seol.

"Ada dokumenku yang tertinggal jadi aku akan mengambilnya." jawab Nam Jung Woo. "Kau sendiri?"

"Aku.. Aku juga ada sesuatu yang tertinggal." jawab Lee Seol berbohong. 

Prof. Nam Jung Woo melihat Lee Seol membawa mie, tapi Lee Seol segera menyembunyikan mie itu di belakangnya.

"Aku sangat kedinginan, bolehkah satunya lagi untukku?" ucap prof. Nam Jung Woo seraya tersenyum.

Lee Seol dan Prof. Nam Jung Woo makan mie bersama di ruang organisasi. Lee Seol tentu saja sangat senang, ia makan seraya tersenyum lebar.

"Ah.. Ini sangat lezat." ucap prof. Nam Jung Woo.

Page 12: My princess

"Benar.." Lee Seol kembali memakan mienya. Kemudia ia bertanya pada prof. Nam Jung Woo.  "Prof. kenapa kau belum menikah?"

"Karena mungkin popularitasku akan hilang kalau aku menikah."

"Ah, kau berbohong. Kalau wanitamu tau kau berkata seperti itu, sangat cemaslah dia. Prof. Aku dengan pacarmu itu sangat cantik?"

"Benarkah?"

"Jadi, ia tidak cantik?"

"Tidak. Ia cantik."

Lee Seol merengut, "Oh aku tahu. Tapi, bagaimana dengan stylenya. Apa dia innocent? Sweet? Cute? Sexy?"

Prof. Nam Jung Woo mengalihkan pembicaraan, "Kalau kau sudah selesai pulanglah. Kau pulang dengan bus, mobil?"

"Biar prof. saja yang pulang terlebih dulu.."

"Kenapa?"

"Ah.. Senior memberikan tugas untuk menata dokumen. Tapi aku belum juga menyelesaikannya."

"Baiklah.. Ah, ia ada selimut dan bantal di ruang sebelah." ucap prof. Nam Jung Woo seraya berlalu, tidak lupa ia juga tersenyum ke arah Lee Seol.

Setelah prof. Nam Jung Woo pergi, Lee Seol menyadari sesuatu, "Huh? Bagaimana bisa dia tahu kalau aku akan tidur di tempat ini?"

Lee Seol tidur nyenyak di atas sofa dengan selimut dan bantal yang disarankan oleh prof. Nam Jung Woo. Tapi kemudian ia terbangun dan berjalan ke ruangan prof. Nam Jung Woo. Ruangan itu tidak jauh dari ruang organisasi. Lee Seol masuk ke ruangan prof. Nam Jung Woo, ia memperhatikan ke sekeliling dan kemudian duduk di kursi prof. Ia melihat buku yang tergeletak di atas meja.

"Ah.. Ini pasti buku yang ditulis oleh prof. Nam Jung Woo.. Cute sekali. Walaupun dia yang menulisnya tapi ia juga tetap membacanya."

Lee Seol melihat ke sisi buku itu, di sana tertulis nama Oh Yoon Joo. "Oh Yoon Joo.. Oh Yoon Joo. Oh Yoon Joo?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Karena penasaran, Lee Seol membuat status di web,

Isi pesannya.

Siapa yang tahu Oh Yoon Joo, co-author dari The Last nameless Prince?

Page 13: My princess

Balasan :

Aku belum membaca buku itu.

Itu nama ibuku.

Itu nama pacar pertamaku.

Kerjakan saja tugasmu.

Bukankah itu direktur dari Museum Hae Young.

Balasan yang terakhir membuat Lee Seol tertegun.

"Museum Hae Young. Apa dia benar-benar seorang direktur? Ah.. tidak-tidak.. Rumor itu menyebar dengan begitu saja. Itu hanya rumor."

Ada balasan lagi.

"Dia adalah orang yang paling banyak di cari di web. Lihat computer.. Go-Go."

Langsung saja Lee Seol memeriksa komputer, kemudian ia mendapati foto Yoon Joo yang dijadikan wallpaper desktop milik prof. Nam Jung Woo.

Lee Seol kesal. Ia membalikkan kursinya lalu kembali membuat status.

Isi pesannya.

Bagaimana cara agar aku bisa memisahkan priaku dengan wanita lain?

Balasan :

Percaya dirilah untuk menyingkirkannya.

Kirimi ia pesan yang menyakitkan.

Percaya saja pada pacarmu.

Buatlah dia jealous.

Apa dia cantik. Apa wanita cantik itu menyukai pria playboy?

Karena Lee Seol sangat penasaran dengan Yoon Joo jadi ia memutuskan untuk pergi ke Museum Hae Young. Museum itu baru saja dibuka pagi ini. Lee Seol masuk ke dalam museum, di pintu masuk ia mendapatkan panduan. Lagi-lagi di panduan itu juga terdapat foto Yoon Joo.

Lee Seol masuk ke dalam museum, Museum itu terlihat padat dengan pengunjung. Tak jauh dari tempatnya berdiri, tepatnya di atas panggung, Yoon Joo tengah melayani para wartawan

Page 14: My princess

yang sedang memotretnya. Lee Seol melihat ke arah Yoon Joo, kemudian ia mencocokkan foto yang ada di panduan dengan Yoon Joo yang berdiri di atas panggung.

Karena dirasa sudah mendapatkan cukup informasi, maka Lee Seol pergi.  Tapi, kemudian, ia malah bertemu dengan Park Hae Young. Park Hae Young berjalan ke arahnya, tapi Lee Seol segera berlari menghindari Park Hae Young.

Lee Seol berlari ke arah lain, ia memutari lantai atas yang berbentuk spiral. Otomatis, jalan utama yang dilewati oleh Lee Seol adalah tempat dimana Yoon Joo tengah dipotret. Tanpa sengaja dan tanpa tau hal itu, Lee Seol menabarak Yoon Joo. Alhasil para wartawan ikut memfotonya. Yoon Joo tidak marah dengan hal itu, ia malah tersenyum ke arah Lee Seol. Kemudian Yoon Joo pergi ke tempat lain diikuti oleh para wartawan.

Lee Seol lega sekali saat Yoon Joo dan para wartawan pergi. Tapi malangnya, saat Lee Seol berbalik, ia malah bertatap wajah dengan Park Hae Young. Lee Seo kaget setengah mati.

"Akhirnya kita bertemu lagi." ucap Park Hae Young. "Kita bertemu lagi ditempat yang tidak diinginkan.

"Ah, aku hanya ingin memuaskan rasa penasaranku saja." jawab Lee Seol.

Apa kau mengikutiku?" tanya Park Hae Young dengan curiga.

"Kenapa aku harus melakukan hal itu?" jawab Lee Seo segera pergi.

"Tapi kenapa kau malah menghindariku sekarang?" tanya Park Hae Young lagi.

"Ah, aku hanya tidak ingin bertemu dengan pria yang..." kata-kata Lee Seol terputus saat melihat Yoon Joo berjalan ke arahnya. Padahal Yoon Joo sedang menyambut tamunya yang datang.

Hahaa.. Lee Seol terlalu berlebihan, ia bahkan bersembunyi dibalik badan Park Hae Young.

"Ada apa?" tanya Park Hae Young.

"Orang itu. Aku pikir ia akan datang menghampiri."

"Huh?"

"Kau mengenalnya?" tanya Park Hae Young.

"Sebenarnya tidak, tapi yeah.. Kau tau, dia adalah direktur museum ini. Gzz... Ia sangat canti difoto tapi sebenarnya ia bukan wanita yang baik." ucap Lee Geol.

"Apa? Dia benar-benar cantik." jawab Park Hae Young.

"Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu. Dia malah terlihat lebih seperti serigala. Dan dia juga masih sangat muda, apa kau percaya kalau dia itu adalah direktur. Kau tahu, musium ini adalah milik Dae Han group, benar? Dia menamakan museum ini dengan nama anaknya."

Page 15: My princess

"Hmm.. Mungkin bukan nama anaknya tapi nama cucunya. Cucunya bernama Park Hae Young." Park Hae Young membenarkan perkataan Lee Seol yang salah.

Lee Seol berpikir, "benarkah? Ah benar-benar.. Aku pikir, dia adalah kekasih dari salah satu penerus perusahaan Dae Han atau sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan itu." Ucapan Lee Seol terhenti saat melihat Yoon Joo berjalan ke arahnya. Ia kembali bersembunyi di belakang Park Hae Young.

 

Yoon Joo tersenyum ke arah Park Hae Young. "Ah kapan kau datang?" tanya Yoon Joo dengan sangat ramah.

"Ah, baru saja. Kau pasti sangat sibuk melayani pengunjung." ucap Park Hae Young.

Melihat Park Hae Young dan Yoon Joo sedang berbicara, Lee Seol mengambil kesempatan itu untuk pergi, tapi kemudian Park Hae Young segera menarik kerah bagian belakang baju Lee Seo dan menariknya hingga Lee Seong berada di sampingnya lagi.

"Siapa ini?" tanya Yoon Joo dengan ramah.

"Ah, dia temanku yang sangat tertarik padamu." ucap Park Hae Young.

Lee Seol tidak berkata apa-apa, ia malah shock.

"Ayo cepat berikan salam." Park Hae Young memukul punggung Lee Seol, memaksanya untuk mengucapkan salam.

"Halo. Senang bertemu dengan anda." ucap Lee Seol.

"Senang bertemu dengan anda juga." jawab Yoon Joo.

Kemudian, salah seorang staff menghampiri Yoon Joo untuk berbicara dengannya sebentar. Yoon Joo pamit untuk bisa berbicara dengan staff itu.

Lee Seol penasaran, "Kalian sudah saling kenal? Bagaimana bisa kalian saling kenal?"

"Dia adalah pemilik cincin itu." jawab Park Hae Young.

"Apa.. tu.. tu.. tunggu dulu. Lap itu??"

"Hmm.."

"Ah.. bagaimana dengan nasib proffesor." ucap Lee Seol yang mencemaskan professor.

"Apa?" tanya Park Hae Young tidak mengerti.

"Ah tidak.."

Page 16: My princess

"Wanita itu adalah calon menantu dari pemilik perusahan Dae Han." ucap Park Hae Young pada Lee Seol.

"Benarkah? benarkah?" Lee Seol senang mendengar hal itu, itu berarti saingannya untuk mendapatkan prof. sudah berkurang.

"Ah gzz.. sepertinya kau benar-benar tidak ingin menikah. Kenapa kau sesenang itu." tanya Park Hae Young yang aneh melihat kelakuan Lee Seong.

Lee Seol mengalihkan pembicaraan,

"Aigoo.. Kenapa bisa begitu.. Ah, apa kemarin berhasil? Apa sarung tangan lap itu berhasil, benarkan?"

"Tidak. Aku tidak bertemu dengannya, dia sudah pulang terlebih dulu." jawab Park Hae Young.

Lee Seol memukul pelan lengan Park Hae Young. "Ah, kau ini. Lebih kau ke rumahnya saja saat itu, itu hal yang sangat baik. Ah, benar.. Kalau kau ingin merayakan ulang tahun anak pertamamu itu, lebih baik kau melakukan hal ini. Untuk membuat hati wanita luluh adalah dengan.. Kecemburuan."

"Kecemburuan?"

"Ayo kita lihat hal itu berhasil atau tidak. Kau tahu, saat kau tidak memperkenalkanku padanya, ia akan menatapa lurus ke araku dan berkata "Siapa dia""?

Park Hae Young hanya tersenyum mendengar penjelasan Lee Seol.

Setelah berbicara dengan berbagai tamu, ia segera kembali menemui Park Hae Young dan Lee Seol.

"Sebenarnya siapa dia?" tanya Yoon Joo dengan ramah.

Lagi-lagi Park Hae Young terperangah karena kali ini tebakan atau tips cinta dari Lee Seol berhasil.

Ya, aku adalah kekasihnya. Namaku Go Eun Byul." jawab Lee Seong dengan mendekap tangan Park Hae Young erat.

Kecemburuan mulai terlihat di wajah Yoon Joo. Ia berkata, "Ah.. Oppa, tanpa sepengetahuanku. Kau akhirnya mendapatkan kekasih."

Park Hae Young malah bingung harus menjawab apa, karena sudah kepalang basah maka ia meneruskan siasat yang dibuat oleh Lee Seol. "Ah, mungkin aku sudah melakukannya. Lihat, bukankah ia cantik?"

Mereka berbincang-bincang di sebuah restaurant. Pelayan menghidangkan dessert. Dan Lee Seol kembali dengan bualannya yang terlalu berlebihan. "Oppa sudah menceritakan padaku banyak hal tentangmu."

Page 17: My princess

"Benarkah? Tapi, Oppa tidak pernah membicarakan tentangmu." jawab Yoon Joo.

"Ah, itu karena oppa terlalu melindungiku, ia sangat cemburuan. Ia selalu memanggilku 'my little princess'. Ia juga sudah gila, karena ia ingin aku masuk ke dalam kantong sakunya sehingga ia bisa bertemu dan melihatku hanya untuknya sendiri."

Yoon joo menutupi rasa cemburunya dengan mengaduk-aduk minumannya lalu meminumnya. "Jadi, apa yang diceritakan oppa tentangku?"

"Tidak ada yang special. Hanya mengenai banyak rumor yang beredar karena kau telah menjadi direktur di usia muda. Tapi, semua rumor itu tidak benar. Dan ia juga mengatakan kalau kau seperti rubah dan memiliki banyak hubungan dengan banyak pria. Dan pada akhirnya ia berkata, kalau sangat sulit untuk membedakan dirimu dengan malaikat." ucap Yoon Joo yang selalu membuat perkataannya berlebih-lebihan.

Hahaa.. Tapi Park Hae Young tidak menanggapi serius semua bualan Lee Seol.

Yoon Joo tersenyum mendengar perkataan terakhir Lee Seol. "Benarkah kau mengatakan hal itu?"

"aHhH.. Ya, kau memang sangat sulit untuk dibedakan dengan malaikat." jawab Park Hae Young.

Lee Seol melirik ke arah Park Hae Young, ia memberikan isyarat kalau seharusnya Park Hae Young tidak berbicara seperti itu. "Ah.. Oppa memang seperti itu. Ia sangat tidak bisa untuk mengatakan hal buruk saat berbicara pada orang lain. Ah, oppa bagaimana kalau kita makan malam di rumahku. Baiklah. Aku akan menelpon ibuku dulu."

"Ya. Pergilah, telepon ibumu." ucap Park Hae Young.

Lee Seol pergi, Park Hae Young terlihat kaku saat berbicara berdua dengan Yoon Joo. Seorang asisten menghampiri Yoon Joo dan berkata kalau sebentar lagi acara pembukaan akan dimulai.

Lee Seol berlari ke arah Park Hae Young seraya memanggilnya dengan manja, "Oppa.. Oppa.. Oppa.. Ibuku telah membuatkan ayam special untuk kita." ucap Lee Seol.

"Ah, tidak usah.." Park Hae Young memaksakan senyum.

"Huh, bukankah sudah waktunya kau untuk pergi?" tanya Lee Seol pada Yoon Joo yang masih belum juga beranjak dari tempat duduknya. "Kenapa kau masih ada di sini?"

"Ah, baiklah. Aku permisi dulu" ucap Yoon Joo.

"Ya, bekerja keraslah." kata Park Hae Young menyemangati.

"Senang berjumpa denganmu. Lain kali datanglah, aku akan mentratrirmu dengan makanan lezat." ucap Yoon Joo pada Lee Seol.

Lee Seol dan Park Hae Young berjalan beriringan menuju pameran.

Page 18: My princess

"Apa yang dikatakan direktur? Apakah direktur terus menanyakan tentang diriku?" tanya Lee Seol.

"Tidak." jawab Park Hae Young dengan ringan.

"Ah, itu aneh. Bukankah seharusnya dia benar-benar cemburu."

"Bagaimana bisa ia cemburu padamu, kau itu bukan saingannya."

"Apa?! Saat kau membandingkan aku dengannya. Pertama.. Pertama adalah aku lebih muda.. benar.."

"Ya."

"Dann.. dan.. Tinggi badan.. Aku lebih pendek.. dan uang.. Ah.. aku tidak punya uang yang banyak." Lee  Seol menyadari kalau apa yang dikatakan Park Hae Young ada benarnya juga. "Ah, bagaimana dengan kulit? Kulitku lebih bagus kan?"

Park Hae Young diam.

"Ah, baiklah kalaupun tidak, lupakan saja." jawab Lee Seol."

"Tapi kenapa kau sangat ingin mengetahui tentangnya?" tanya Park Hae Young penasaran.

"Karena tentunya aku.." kata-kata Lee Seol terputus saat melihat Prof. Nam Jung Woo juga hadir di acara ini. Ia berbaur dengan tamu-tamu yang lain. Prof. juga membawa satu buket bunga.

"Ah.. ada apa?" tanya Park Hae Young yang heran melihat Lee Seol yang tiba-tiba bersembunyi di belakangnya.

"Ayoo.. ayo. Cepat.. cepat.." Lee Seol menarik-narik tangan Park Hae Young, mereka berjalan menaiki anak tangga dan berada di atas.

Park Hae Young hanya pasrah tangannya ditarik seperti itu.

Park Hae Young dan Lee Seol melihat acara pembukaan dari lantai atas.

Yoon Joo adalah orang kehormatan di acara ini, bukan hanya sebagai direktur tapi ia juga pemilik museum.

Yoon Joo memasuki pelataran panggung.

"Presiden datang." ucap asisten. Kemudian para tamu bertepuk tangan dengan riuh.

Semua perhatian tertuju pada Yoon Joo yang mulai menaiki mimbar untuk berpidato. Tapi Lee Seol malah terus memperhatikan Profesor. Ia cemburu karena Prof. terlihat senang melihat Yoon Joo.

Page 19: My princess

Yoon Joo mulai berpidato setelah riuh tepuk tangan terhenti, "Hallo.. Aku Direktur dari Museum Hae Young, Oh Yoon Joo. Saat itu pembangunan museum dilakukan karena untuk mengembalikan kejayaan Korea. Dan, kali ini, mohon para hadirin mengingatnya.." Yoon Joo menghentikan pidatonya dan berjalan ke tengah panggung. Ia berada di samping sebuah benda yang tertutup rapat tirai.

Yoon Joo tersenyum pasti sebelum membukanya. Saat tirai benda itu dibuka, semua orang berdecak kagum kecuali Prof. Nam Jung Woo. Prof Nam Jung Woo terlihat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia juga kesal. Yoon Joo menatap tajam ke arah proffesor dengan senyum yang dipaksakan.

Yang ditunjukkan Yoon Joo saat itu adalah sebuah tulisan kuno yang sudah sangat dicari oleh banyak orang. Yoon Joo berkata dengan bangga, "Ini adalah tulisan tangan dari Raja Soon Jong. Dia memiliki sebuah legitimasi pada anak laki-lakinya dengan diberikan nama Lee Young. 20 tahun perayaan museum ini, kami bisa menghadirkan sebuah harta karun yang tidak ternilai harganya. Dan aku sangat senang." Seluruh hadirin bertepuk tangan dengan riuh. Kecuali proffesor, ia malah pergi meninggalkan acara itu.

Lee Seol yang melihat proffesor seperti itu menjadi sangat cemas.

Park Hae Young melihat ke arah Lee Seol, Lee Seol tengah memperhatikan tulisan kuno yang terpampang besar di layar di depannya. "Ada apa?"

"Itu.. Tulisan itu.. Aku rasa, aku pernah melihatnya." ucap Lee Seol mencoba mengingat-ingat sesuatu.

"Mungkin kau melihatnya di salah satu web, atau di internet, ada dokumen dan itu hanya gambar.."

"Ah, tidak. Aku rasa di rumahku juga ada benda seperti itu. Benda itu besar dengan dua karakter tulisan yang sama dengan yang ada di sana." ucap Lee Seol mencoba memastikan sesuatu.

"Di rumahku ada berton-ton seperti itu." ucap Park Hae Young meledek.

"Ah, apa maksudmu? Sangat kekanak-kanakan. Dirumahku juga ada berton-ton patung budha."

"Benarkah?"

"Whoaa kau ini.. Baiklah.. Ayo kita selesaikan semua ini di satu tempat." ucap Lee Seol.

"Apa maksudmu." tanya Park Hae Young tidak mengerti.

"Karena aku sudah melakukan semua ini, paling tidak kau memberikanku makan."

Park Hae Young dan Lee Seol makan di sebuah kedai kecil, whoaa.. kalau liat orang korea makan mie, ngiler sangaat.. XD

Page 20: My princess

Mereka makan dengan nikmat, tiba-tiba Park Hae Young mendapat telepon dari Yoon Joo. Park Hae Young hendak mengangkat telepon itu, tapi Lee Seol segera merebut handphone Park Hae Young.

"Hei, apa yang kau lakukan." ucap Park Hae Young.

"Ah, kau bodoh. Ini terlalu cepat. Kau harus lebih tegas agar ia cemburu."

"Sini. cepat.. cepat.. Dia akan segera menutupnya."

Lee Seol semakin menyembunyikan handphone itu di belakangnya.

"Sudah, kerjakan saja apa yang aku katakan agar hubungan cinta kalian berdua tetap abadi." Lee Seol mencoba meyakinkan Park Hae Young.

"Abadi?" Park Hae Young tersenyum. Ish.. Senyumnya maniis..

"Kalau begitu kau akan bisa mengalahkan cucu dari Dae Han group. Kau tau, wanita paling tidak tertarik pada seseorang yang jatuh cinta padanya. Tapi, kenapa kau membeli cincin itu? Ulang tahun? Perayaan?"

"Lamaran.." ucap Park Hae Young.

Mendengar jawaban Park Hae Young, Lee Seol jadi histeris, ia menggebrak  meja.. "Apa?! Tidak."

Semua orang yang ada di kedai itu melihat aneh ke arahnya.

"Kenapa kau berkata tidak?"

"Kau seharusnya memberikan cincin itu saat seorang wanita sangat sangat sangat benar benar menginginkannya."

"Pelankan suaramu." pinta Park Hae Young.

"Baiklah mulai dari sekarang jangan membeli hadiah apapun untuknya. Dan saat ia berulang tahun, telepon dia saja dan ucapkan selamat. Setelah itu kau memberikan hadiahmu seminggu kemudian dan ia pasti akan mengatakan.." Lee Seol mengatakan dengan sungguh-sungguh. "Dia pasti akan mengatakan, =Aku tidak akan mencampur hadiah ini dengan hadiah dari orang lain.= Kau tau, kata-kata itu lebih efektif dari pada 10 cincin yang kau berikan."

Park Hae Young menatap percaya ke arah Lee Seol. Ish, tatapannya .. ahaha...

"Dan kalau sudah begitu, tidak ada artinya lagi cucuk dari Dae Han Group, kau bisa dengan mudah mengalahkanya." ucap Lee Seol.

"Aja! Aja! Fighting." ucap Lee Seol mengepalkan tangannya ke udara.

"Sudahlah, kalau kau sudah selesai, ayo kita pergi."

Page 21: My princess

sebelum pergi, Lee Seol mendapatkan telepon dari ibunya. -Ibunya Chae Gyong Princess Hours.. bener-.  Ibunya menyuruh Lee Seol untuk pulang, karena ia akan pergi ke tempat persembahyangan untuk mendoakan kakak Lee Seol agar lulus ujian. Ibu juga tidak lupa untuk menyuruh Lee Seol memberikan makan kedua anjingnya selama ia pergi. Lee Seol senang sekali, ibunya pergi minggu ini. Karena ia bisa menyewakan rumahnya pada para pengunjung yang berlibur. Lee Seol bahkan ia membayangkan kalau ia akan mendapatkan banyak sekali uang dari hasil penyewaan rumahnya. Dengan uang-uang itu akhirnya dia bisa pergi ke Mesir. Hahaaa..

Setelah selesai makan, Park Hae Young dan Lee Seol berjalan pulang bersama. Lee Seol sangat amat senang, "Ah, ibuku akan pergi keluar kota minggu ini, bukankah aku sangat beruntung?"

Park Hae Young heran, "Kenapa kau malah senang mengetahui ibumu akan pergi?"

"Karena rumah akan kosong dan aku bisa mendapatkan banyak uang. Dengan uang itu aku bisa naik pesawat.."

"Pesawat?"

"Aku akan keluar negeri."

"Apa kau kuliah di luar negeri."

"Ah, kau ini.. Dengan suku bunga seperti saat ini bagaimana bisa aku keluar negeri. Aku akan belajar di luar negeri nanti."

Lalu.. Lee Seol bernyanyi dan berjoged hahaa... Park Hae Young sedikit risih dan ketakutan melihatnya.

"Ahh.. Sudah.. sudah.. berikan saja nomor telepon ibumu." ucap Park Hae Young.

"Kenapa nomor telepon ibuku?" tanya Lee Seol.

"Aku akan menelpon ibumu dan memberitahukan kalau anaknya berpergian seperti ini."

"Ahh.."

"Kau ini, pengangguran sudah banyak, jadi lebih baik kau baca buku dan belajar bahasa yang lain." ucap Park Hae Young seraya berjalan ke arah mobilnya.

Lee Seol tetap mengikutinya, ia menatap polos ke arah Park Hae Young.

"Apa?" tanya Park Hae Young "Kau tidak memintaku untuk mengantarkanmu kan?"

"aH, kalau kita searah kenapa tidak?" jawab Lee Seol.

Kemudian, Park Hae Young mendapat telepon kalau kakeknya jatuh sakit. Park Hae Young langsung pergi dengan mobilnya, ia mengkhawatirkan kakeknya sehingga tidak mempedulikan Lee Seol yang merengek minta di antar.

Page 22: My princess

Park Hae Young menemui kakeknya yang terbaring sakit. Beberapa dokter sudah memeriksanya. Ayah Yoon Joo mengatakan kalau kakeknya jadi seperti ini, karena kakek mendengar berita yang sangat menggembirakan. Park Hae Young penasaran, berita menggembirakan apa.

Lalu kakenya memanggil Park Hae Young, kakek berbisik pada Park Hae Young dengan suara yang tidak jelas.

Kakek mengucapkan sebuah nama, "Lee Seol.."

saya : Whatzzz... Lee Seol?!!

"Lee Seol?!" tanya Park Hae Young tidak mengerti. "Siapa dia kakek?"

Kakek tidak menjawab, ia malah kembali tertidur.

Park Hae Young tidak menyadari kalau gadis yang menenaminya seharian tadi adalah Lee Seol. Yang Park Hae Young tahu nama Lee Seol saat itu adalah Go Eun Byul. Hahaa..

Ayah Yoon Joo menyerahkan selembar kertas yang berisi alamat rumah Lee Seol pada Park Hae Young. Sebenarnya itu bukan alamat asli Lee Seol, tapi alamat rumah Dan, rumah yang beberapa hari ini di tempati oleh Lee Seol.

Park Hae Young kesal, "Siapa dia? Kenapa aku harus membawanya ke sini?"

"Kakekmu beranggapan kalau ia masih memiliki hutang yang harus dibayar." ucap Ayah Yoon Joo.

Park Hae Young tidak percaya, "Aku yakin, kakek tidak pernah memiliki hutang dengan siapapun. Kecuali ada satu hal. Makam itu. Makam yang selalu dikunjungi oleh kakek. Aku yakin, ini berkaitan dengan makam itu, benar?!" tanya Park Hae Young kesal.

"Benar.. Kau sudah besar, kau akan mengetahui segalanya bukan dari mulutku. Pergilah dan turuti perintah presiden."

"Baiklah.. Ada satu hal lagi yang ingin aku tanyakan. Apakah dia anak dari kakek atau cucu dari kakek?" tanya Park Hae Young.

Karena Yoon Joo segera datang, Ayah Yoon Joo tidak menjawab hal itu. Park Hae Young akhirnya pergi tanpa mendapatkan informasi apapun.

Yoon Joo sedikit mendengar pembicaraan Ayahnya dengan Park Hae Young, ia penasaran. Yoon Joo segera menanyakan tentang hal itu pada ayahnya. Tapi, ayahnya tidak menjawab pertanyaan Yoon Joo.

Mau tidak mau Park Hae Young harus menuruti perintah kakeknya, akhirnya ia pergi ke alamat Lee Seol. Ia bertemu dengan Dan-Kakak dari Lee Seol. Park Hae Young menanyakan tentang Lee Seol, awalnya Dan merasa acuh, tapi ketika Park Hae Young menyerahkan kartu namanya, Dan mengetahui kalau Park Hae Young berasal dari perusahaan Dae Han. Karena terpesona, akhirnya Dan memberikan alamat rumah asli dari Lee Seol.

Page 23: My princess

Park Hae Young sampai di tempat Lee Seol. Park Hae Young melihat Lee Seol yang tengah memberi makan anjinya, Lee Seol membelakangi Park Hae Young, jadi mereka sama-sama tidak menyadari satu sama lain.

Park Hae Young memastikan kalau gadis yang tak jauh dari tempatnya berdiri itu adalah Lee Seol, Park Hae Young memastikan dengan menelponnya. Lee Seol segera mengangkat telepon itu.

"Ya, di sini romantis dan bisa melihat sushine." ucap Lee Seol.

Park Hae Young diam tidak menjawab. Ia kembali melihat ke arah Lee Seol, dan yap.. Park Hae Young baru menyadari kalau Lee Seol itu adalah gadis yang ia kenal.

Lee Seol penasaran, ia menelpon kembali orang yang baru saja menelponnya.

"Hallo.. Ini Lee Seol. Kau baru saja menelponku."

"Namamu Lee Seol?" tanya Park Hae Young.

Lee Seol menyadari kalau suara Park Hae Young sepertinya dekat, jadi ia berbalik dan mendapati Park Hae Young tak jauh dari tempatnya berdiri.

Park Hae Young terkejut tapi Lee Seol senang melihat Park Hae Young datang mengunjunginya.

"Ah, kau.. Bagus sekali.." ucap Lee Seol girang.

"Nama mu Lee Seol, bukankah saat itu kau mengatakan kalau namamu itu adalah Go Eun Byul?" tanya Park Hae Young dengan sedikit kesal karena sudah dibohongi.

"Kenapa? Apa namaku bagus.. Haha.. Mereka bilang memang seperti itu, nama dan wajahku sama-sama cantik."

"Kenapa kau membohongiku?"

"Oh, itu karena aku takut kita ketahuan. Ah, tipe seorang gadis memang seperti itu kalau ia sedang bertemu dengan rivalnya."

"Hey, bagaimana bisa kau sampai di sini?" tanya Lee Seol.

"Apa sulit menemukan tempat ini?"

"AH, apa kau memata-mataiku."

"Kenapa?"

"Aaaah.. Aku pikir kau seorang diplomat. apa kau menggunakan uangmu untuk melakukan hal ini?"

Page 24: My princess

"Apa kau sudah mengenalku sebelumnya?" tanya Park Hae Young, ia menatap tajam ke arah Lee Seol.

Sikap Park Hae Young jadi tidak ramah seperti dulu.

Lee Seol tertawa. "Kau terlalu narsis tau.."

"Apa ada kamar kosong.. " tanya Park Hae Young dengan tidak ramah. "Aku akan tinggal sampai besok."

"Apa?" tanya Lee Seol kaget.

"Bukankah kau akan mendapatkan uang kalau kau menyewakan tempat ini?"

Mendengar hal itu Lee Seol senang bukan kepalang, ia berteriak kegirangan.. "Selamat datang pelanggan.."

Episode 2

 Park Hae Young memasuki rumah Lee Seol. Lee Seol dengan bangga mempersembahkan kamar terbaik dari rumahnya pada Park Hae Young. "Jenis type kamar apa yang sedang kau cari?" tanya Lee Seol ramah.

Park Hae Young menatapnya.

Kemudian Lee Seol memandu Park Hae Young untuk memilih kamarnya. Lee Seol menawarkan kamar yang terbaik, yang terdapat di lantai atas untuk Park Hae Young, "Ini adalah Royal Grand Executive Presidential Suite. Apa kau menyukainya?" tanya Lee Seol.

Whatz? Royal Grand Executive Presidential Suite? Mana bisa kamar sesederhana itu dinamakan Royal Grand Executive Presidential Suite. Haha.. Seperti biasa Lee Seol selalu berlebihan saat berbicara.

 

"Bagaimana?" tanya Lee Seol.

Karena Park Hae Young diam saja, maka Lee Seol menyimpulkan kalau Park Hae Young tidak menyukai kamar itu. "Baiklah. Kamar selanjutnya adalah Royal Deluxe Ambassadorr. Bagaimana?"

"Tidak. Aku di sini saja." jawab Park Hae Young.

Kemudian mereka kembali turun.

 

"Normalnya, biaya sewa sebesar 150 dolar per malam. Karena kau akan tinggal selama 2 hari, maka aku akan memberikan harga hanya 295 dolar." ucap Lee Seol.

Page 25: My princess

Lee Seol berbicara dengan logat resmi, "Anda harus membayar tunai di awal transaksi." ucapnya seraya menengadahkan tangan pada Park Hae Young.

Park Hae Young membuka dompetnya kemudian mengeluarkan kartu kredit.

"Oh, baru saja 5 menit sebelum kau datang, mesin penghitung kartu kredit kami rusak." jawab Lee Seol.

Kemudian Park Hae Young mengambil checknya sebesar 1000 dolar. "Ada kembalian 705 dolar?"

"Ah.. Kali ini aku ingat nomor rekeningku. Aku akan membantumu dengan pembayaran tunai." Lee Seol menyerahkan nomor rekeningnya. "Selamat menjalankan transaksi tunai dengan bank.. Sekian dariku." ucap Lee Seol seraya pergi berlari meninggalkan Park Hae Young yang masih memperhatikannya.

Park Hae Young masih menganggap kalau Lee Seol adalah anak dari kakeknya, maka dari itu kakeknya menyuruh Park Hae Young untuk mencari Lee Seol. "Ah, dia benar-benar mirip sekali dengan kakek." ucap Park Hae Young. Ia berjalan mengitari rumah, untuk melihat-lihat.

Tanpa sengaja Park Hae Young melihat foto keluarga Lee Seol. Di foto itu, Lee Seol berfoto bersama ibu dan kakaknya. Park Hae Young melihat foto ibu Lee Seol dengan saksama, kemudian ia menggeleng "Aigoo. Dia benar-benar bukan tipe kakekku."

Kemudian Park Hae Young pergi melihat-lihat kamar yang lain. Ia menelpon ayah Yoon Joo untuk menginformasikan kalau ia sudah bertemu dengan Lee Seol.

"Bagaimana keadaan kakek? Ya, aku sudah menemukannya. Tapi, aku tidak bisa tinggal seperti ini. Ya, dia memang sangat manis sekali dan terlalu berlebihan. Dia adalah orang yang dengan jelas-jelas berbohong dengan nama aslinya dan dia sengaja datang ke museum untuk mendekatiku." ucap Park Hae Young seraya memperhatikan Lee Seol yang tengah memakan kimchi.

"Apa maksudmu.?" tanya Ayah Yoon Joo tidak mengerti.

"Jangan menungguku. Aku akan terlebih dulu mengawasinya, kalau aku mau aku akan membawanya ke rumah." jawab Park Hae Young.

"Mengertilah, dia adalah orang yang sangat dicari oleh Kakekmu. Kakekmu menunggunya selama hidupnya." ucap Ayah Yoon Joo. "Kau harus lebih kuat dari pada saat ini."

Pagi harinya..

Lee Seol memasak daging panggang. Lee Seol ingin agar Park Hae Young yang ada di kamarnya mencium wangi daging panggang yang baru saja dibuat oleh Lee Seol. Lee Seol menyebarkan wangi itu ke sekitar kamar Park Hae Young. Ia meniup-niup daging panggang agar wanginya sampai ke kamar Park Hae Young. Tak lama kemudian Park Hae Young keluar dari kamarnya. Dan Lee Seol cepat-cepat kembali ke meja makan, kembali bersikap wajar.

Page 26: My princess

Lee Seol masih terus memanggang, kemudian ia memuji masakannya sendiri, "Hmm.. Good Smeell." ucapnya.

Park Hae Young menuruni tangga. Melihat Park Hae Young yang sudah berpakaian rapi, Lee Seol bertanya, "Apa kau akan pergi ke suatu tempat?"

"Aku akan keluar untuk sarapan. Apa di sini ada market terdekat?" tanya Park Hae Young.

"Ah.. Market ada di dekat Jalan Tol. Itu memakan waktu sekitar satu setengah jam. Percayalah padaku, lebih dekat Seol ketimbang market itu."

"Benarkah?" tanya Park Hae Young seraya memegangi perutnya.

Lee Seol menghampiri Park Hae Young dan menatapnya dengan iba. "Owh.. Bagaimana ini? Aku tidak menyiapkan hal yang istimewa hanya seperti ini, tapi paling tidak kau bisa mencicipinya." Lee Seol menawarkan sarapan buatannya.

"Benarkah?" ucap Park Hae Young, ia sedikit menutupi egonya agar bisa mendapatkan sarapan. Hahaa.

Park Hae Young duduk, lalu dengan sigap, Lee Seol melayani Park Hae Young.

"Makanan biasa 30 dolar. Makanan resmi 50 dolar." ucap Lee Seol seraya menyiapkan piring dan menaruh daging. "Ah, tentu saja, di situasi seperti ini, orang-orang pasti akan memilih makanan normal." ujarnya.

"Berikan aku makanan biasa." jawab Park Hae Young. Park Hae Young memilih makanan biasa agar Lee Seol mendapatkan sedikit bayaran.

"Ah, kau ini. Di situasi seperti ini, orang-orang akan lebih memilih makanan formal." ucap Lee Seol seraya memamerkan daging buatannya.

Di museum, Yoon Joo tengah diwawancarai oleh salah satu majalah terkemuka.

"Bagaimana perasaanmu tentang boomingnya berita mengenai penemuan yang kau pamerkan kemarin?" tanya pewawancara.

"Aku sangat senang. Karena masyarakat korea ternyata memiliki minat yang besar terhadap Korea." jawab Yoon Joo seraya tersenyum.

"Aku dengar bahwa kau adalah perempuan yang terpilih untuk menjadi perempuan nomor satu di korea."

"Ah, sebenarnya itu bukan prioritas utama. Tapi, entah kenapa, saat aku memikirkannya aku merasa sangat senang. Banyak keraguan yang datang dari pernyataan itu. Aku tau ada banyak keraguan diluar sana. Banyak dari mereka yang berpikir bahwa aku terpilih bukan karena kemampuanku tapi karena penampilanku." ucap Yoon Joo seraya tertawa.

Pewawancara pun tertawa. "Sepertinya seperti itu."

Page 27: My princess

"Bagaimana pertama kali kau mengawali pencarianmu terhadap benda-benda kuno?"

Pertanyaan pewawancara itu membuat Yoon Joo flashback mengenang masa lalunya bersama Prof. Nam Jung Woo. 

"Itu adalah kisah cinta pertamaku."

Yoon Joo menceritakan masa-masannya saat bersama prof. Nam Jung Woo. "Saat itu, kami kebetulan melihat catatan bahwa Kaisar Soon Jon memiliki anak yang sengaja ia sembunyikan. Dan anak itu juga telah berjuang untuk kemerdekaan Korea. Hal itu membuat aku sangat ingin mengetahuinya. Kami pergi ke tempat-tempat bersejarah. Ke museum, tempat persembahyangan dan lain-lain hanya untuk mengkonfirmasi kebenaran. Semakin dekat, kami harus melakukan semua pekerjaan yang ada sebagai syarat agar kami bisa menemukan kebenaran hal itu. Tapi, pada akhirnya yang hanya kami dapatkan adalah sebuah replika palsu. Dan akhirnya, saat ini aku bisa menemukan tulisan tangan Kaisar Soon Jo."

Pewawancara menanyakan hal lainnya, "Mungkin ini cukup pribadi dan akan sulit untuk dijawab. Aku dengar bahwa wali yang menjaga dari benda bersejarah itu tidak memberikan padamu secara gratis. Kau harus mengeluarkan jumlah yang sangat banyak untuk bisa mendapatkannya. Benarkah?"

Ditengah wawancara Prof. Nam Jung Woo datang menghampiri Yoon Joo. Ia memperhatikan Yoon Joo dari samping. Yoon Joo menyadari kedatangan Prof. Nam Jung Woo. Ia mengakhiri wawancara itu. "Tidak ada jumlah yang pasti yang harus aku keluarkan. Biarlah itu menjadi sebuah rahasia. Aku harap kau mengerti." ucap Yoon Joo pada pewawancara.

Yoon Joo dan Prof. Nam Jung Woo berbicara serius. Yoon Joo meminta maaf pada prof. Prof. Nam Jung Woo meminta alasan kenapa Yoon Joo melakukan hal itu. Kenapa Yoon Joo harus mempublikasikan benda itu di depan umum, padahal Prof. Nam Jung Woo juga memiliki peran penting dalam penemuan benda itu. Yoon Joo berbohong, ia berkata bahwa Kakek Park Hae Young (Direktur) meminta dirinya dan ayahnya untuk melakukan hal itu, jadi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Di pihak pemerintah yang menentang adanya pembentukan kembali keluarga kerajaan tengah ribut. Mereka ribut karena ternyata Kakek Park Hae Young tengah melakukan pembicaraan tersembunyi dengan presiden. Ketua pihak pemerintah yang kontra itu meminta asistennya untuk mengetahui apa saja yang dibicarakan antara presiden dan Kakek Park Hae Young.

Kakek Park Hae Young bertemu dengan presiden. Mereka berbicara di ruang tertutup. Presiden menanyakan bagaimana perkembangan pembentukan keluarga kerajaan yang mereka rencanakan. Kakek Park Hae Young mengatakan bahwa ia telah mengatasinya.

Di rumah Lee Seol (sekaligus penginapan yang ditempati oleh Park Hae Young). Karena keran air panas tidak menyala, Park Hae Young berteriak, ia menjerit. Hahaa.. Kemudian, Park Hae Young pergi menemui Lee Seol yang ada di dapur.

Dari dapur, Lee Seol penasaran, kenapa Park Hae Young berteriak. Ia menengok-nengok untuk mengetahui ada masalah apa pada Park Hae Young. Saat Park Hae Young menghampiri Lee Seol, Lee Seol terkejut karena Park Hae Young tidak menutupi badannya.

Page 28: My princess

Park Hae Young hanya menutupi daerah terlarangnya dengan handuk..  Lee Seol membelakangi Park Hae Young.

"Hey, kenapa air panas tidak menyala?" tanya Park Hae Young yang kedinginan.

Lee Seol yang tadinya membelakangi Park Hae Young, langsung berbalik dan berbicara "Kau harus membayar 5 dolar terlebih dulu sebelum menggunakan air panas." ucap Lee Seol seraya menutupi matanya dengan tomat dan bawang bombay agar tidak melihat Park Hae Young yang setengah telanjang.

"Hey, kau.."

"Kau masih punya hutang 5 dolar, jadi aku tidak menyalakan pemanas air. Oh, ya. Aku akan pergi keluar, jadi pastikan kau menutup dan mengunci pintu. Apa kau ingin dibelikan sesuatu? Seperti sup pasta kacang merah mungkin?" tanya Lee Seol.

"Sudahlah, nyalakan saja.." kata-kata Park Hae Young terhenti, ia menyadari sesuatu. "Apa? Sup pasta kacang merah? Kau bilang disekitar sini tidak ada market."

"Memang tidak ada market. Aku akan pergi ke warung."

"Apa?"

"Seharusnya tadi pagi kau tanya, di sini ada warung atau tidak. Begitu." jawab Lee Seol. "Apa kau ingin pergi denganku? Warung itu dekat, mungkin hanya butuh waktu 5 menit untuk sampai ke sana."

"Apa?"

Di kamarnya Park Hae Young tidak bisa tidur, ia gelisah. Kemudian tanpa sengaja, Park Hae Young mendengar suara film yang sedang diputar. Park Hae Young keluar rumah, dan mendapati Lee Seol tengah menonton theater buatannya sendiri di halaman depan. Park Hae Young berjalan ke arah Lee Seol, ia berjalan dengan membelakangi proyektor.

Melihat hal itu Lee Seol langsung protes, "Hey, apa yang kau lakukan, kau membelakanginya. Sini duduk." ajak Lee Seol.

Park Hae Young tersenyum lalu duduk di sebelah Lee Seol. "Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Park Hae Young heran, ia mengambil toples popcorn milik Lee Seol.

"Hanya ada satu theater yang sangat menakjubkan di dunia. Theater buatan Lee Seol yang cute." ucap Lee Seol seraya tersenyum.

"Aish. Intonasimu jelek sekali." jawab Park Hae Young, seraya mengunyah popcorn.

Lee Seol tidak rela popcornnya dimakan begitu saja oleh Park Hae Young "Keluarkan, keluarkan popcornku yang sudah kau makan."

Park Hae Young tidak menjawab, ia malah memasukkan banyak popcorn ke mulut Lee Seol agar Lee Seol tidak berbicara lagi.

Page 29: My princess

Dan, mereka menonton bersama.. XD sweet deh..

Saat di tengah film, karena film di putar di atas tembok yang berjendela, tiba-tiba jendela di tembok itu terbuka. Park Hae Young dan Lee Seol tertawa melihat hal itu.

"Kenapa bisa begitu?" tanya Lee Seol seraya tersenyum. "Tunggu sebentar." Lee Seol berjalan ke arah tembok dan menutup jendela yang terbuka. Lalu Lee Seol kembali duduk di samping Park Hae Young.

Mereka kembali menikmati film yang tengah diputar. Park Hae Young penasaran, ia memberanikan diri untuk menanyakan tentang identitas Lee Seol. Park Hae Young berkata perlahan, "Apa kau punya saudara di kota ini?"

"Apa?" Lee Seol berpikir. "Mm. Bagaimana ya?Aku tinggal di sini sejak usiaku 6 tahun. Sepertinya, bisa dibilang begitu." Lee Seol menyeruput minuman hangatnya.

"Memang sebelumnya kau tinggal dimana?" tanya Park Hae Young.

"Di sini dan di sana."Aku pernah tinggal selama 7 bulan di panti asuhan."

Park Hae Young menatap penasaran ke arah Lee Seol.

"Aku anak adopsi." ucap Lee Seol dengan tersenyum. "Saat aku sampai di tempat ini, aku tidak menangis ataupun tertawa, aku hanya tidur di pangkuan ibuku." Lee Seol tersenyum.

Park Hae Young mengangguk mengerti. Ia mulai merasa kasihan pada Lee Seol, "Apa kau ingat tentang keluarga kandungmu?" tanya Park Hae Young.

Lee Seol melihat ke arah Park Hae Young, ia curiga, kenapa Park Hae Young menanyakan hal itu, "Bagaimana kalau ia? Apa kau akan mencarikan mereka untukku?"

"Huh?"

Lee Seol tertawa, "Sudahlah, tidak perlu khawatir. Aku tidak itu apakah itu sebuah memory yang nyata, atau hanya impianku yang selalu aku impikan atau khayalan yang aku buat. Aku tidak ingat. Yang pasti, hal yang sangat aku ingat sekali. Dan aku tidak pernah melupakannya adalah ucapan itu."

Park Hae Young berkata, "Mungkin aku bisa menemukan mereka."

Lee Seol menatap Park Hae Young.

"Ah, aku seorang diplomat, mungkin aku bisa menemukan mereka untukmu." jawab Park Hae Young.

"Mereka hanya bilang bahwa mereka akan segera kembali." ucap Lee Seol.

"Siapa?"

Page 30: My princess

"Ayahku. Ayahku bilang -Aku akan kembali. Ayah akan kembali untukmu.- Tapi, sepertinya, ia akan kembali dalam waktu yang sangat lama,"

Park Hae Young bertanya lagi. "Apa yang akan kau lakukan saat orang tua kandungmu datang mencarimu ke sini?"

Lee Seol menjawab dengan ringan, "Aku akan melihat warisan mereka. Berapa bagianku di warisan itu."

Park Hae Young menghela nafas mendengar jawaban Lee Seol, hahaa..

"Aku juga akan mengecek, aku punya saudara berapa di keluarga itu. Agar aku juga bisa memperhitungkan, jumlah warisanku."

"Bagaimana bisa, kau memikirkan hal itu." ucap Park Hae Young seraya tersenyum.

Lee Seol pun ikut tersenyum. "Senyumku sangat cantik kan?" ucapnya.

"Aku selalu tersenyum seperti ini saat aku merindukan ayahku. Dan saat aku bertemu dengannya aku akan tersenyum manis ke arahnya."

Kemudian, handphone Lee Seol berdering, ia mendapat panggilan dari seniornya. Seniornya meminta agar Lee Seol, menyewakan penginapannya untuk Prof. Nam Joong Woo. Karena prof akan menginap beberapa waktu untuk kepentingan penelitian.

Penginapan Lee Seol ternyata dekat dengan objek yang akan diteliti oleh Prof. Tapi, karena mungkin prof. akan merasa sangat canggung bila mengetahui Lee Seol pemilik penginapan itu, maka Senior menyuruh Lee Seol untuk mengatakan pada Prof, bahwa kedatangan prof di tempat Lee Seol hanya kebetulan saja.

Mengetahui bahwa prof akan datang dan menginap di tempatnya, Lee Seol senang bukan kepalang. Di pagi hari, ia menyiapkan segalanya, semua usahanya itu agar Prof merasa senang tinggal di tempat Lee Seol. Lee Seol memberikan hiasan di gapura rumahnya, ia membereskan meja taman, mengelap kaca, mendandani anjingnya, menyapu, mengepel dan kemudian Lee Seol berkata, "Apa semua ini begitu sulit? Tapi, pada akhirnya ini adalah takdir." Lee Seol terbahak mendengar kata-katanya sendiri.

Agar hubungannya dengan prof Nam Joong Woo berjalan lancar, Lee Seol memohon pada Park Hae Young untuk pindah kamar, "Aku mohon padamu, pelanggan." ungkapnya dengan nada resmi.

"Yah, kenapa aku harus pindah dari kamar yang sudah aku tempati?" tanya Park Hae Young tidak terima harus pindah kamar tanpa alasan yang jelas.

"Kau tau, kamarku tepat di depan situ. Jadi, nantinya secara alami kami bisa langsung saling bertemu, menyapa dan lalaalaa.."

"Lalalaa?"

Page 31: My princess

"Itu yang aku bilang." Lee Seol kesal. "Kenapa kau tidak mau pindah. Itu permintaan yang mudah."

"Yah, sebenarnya siapa yang akan datang? Seorang pria?" tanya Park Hae Young.

"Proffesor bukan orang yang pantas mendengar kata-kata kasarmu itu. Baiklah, kalau kau tidak mau pindah, kau tidak akan dapat makan." ancam Lee Seol.

Kemudian, dari luar terdengar suara mobil yang terparkir. Lee Seol panik, "Omo.. Sepertinya dia sudah datang.." Lee Seol merapikan bajunya. "Yah, kau. Selama aku mengganti pakaian, kau gantikan aku sebentar untuk menyambutnya. Dan ingat. kau harus baik dan ramah. Okey??" pinta Lee Seol, ia juga sedikit memaksa. Lee Seol segera berlari kencang ke kamarnya untuk berganti pakaian.

"Hey, Yah! Kenapa aku harus melakukan itu!" Park Hae Young tidak rela dirinya disuruh seperti itu.

Prof Nam Jung Woo menyadari kalau Park Hae Young sedang melihat sinis ke arahnya. Profesor bertanya heran, "Apa ada yang ingin kau katakan?"

Karena takut terjadi perang dunia ke 3 dan ke 4, Lee Seol segera mengalihkan pembicaraan, "Oh, benar proffesor. Aku lupa mematikan gas di dalam. Aku akan pergi ke dalam dulu untuk mematikan gas." ucap Lee Seol, ia kemudian berjalan ke arah Park Hae Young.

"Ayo masuk ke dalam. Cepat.." pinta Lee Seol. "Cepat.."

Park Hae Young terus menatap ke arah profesor. Dengan tenaganya, Lee Seol mendorong-dorong Park Hae Young agar ia masuk ke dalam.

Di dalam rumah, Park Hae Young meminta penjelasan pada Lee Seol tentang hal yang baru saja di dengarnya.

"Apa Yoon Joo yang mereka bicarakan adalah Yoon Joo yang aku kenal?" tanya Park Hae Young.

"Oh, apa nama direktur itu Yoon Joo? Aku baru menyadarinya." Kilah Lee Seol.

"Kau sudah mengetahui semua ini dari awal. Katakan padaku siapa orang itu. Siapa yang harus menikahi Yoon Joo." Park Hae Young berkata dengan nada memaksa.

Lee Seol mencoba menghindar, "Apa kau ingin makan sup kacang merah? Aku akan membuatkannya untukmu." Lee Seol berjalan menjauhi Park Hae Young, tapi Park Hae Young sudah terlebih dulu memegang kencang lengan Lee Seol. "Apa kau ingin mengalihkan pembicaraan?"

"Baiklah.. Baiklah.." ucap Lee Seol seraya melepaskan tangan Park Hae Young dari lengannya.

"Kali ini kita akan membuat kesepakatan dan kita akan bergabung menjadi satu team. Begini, sebagaimana rumor yang sudah tersebar, kalau cinta pertama profesor Nam Jung Woo adalah

Page 32: My princess

direktur dari museum Hae Young. Dan ternyata itu bukan hanya sekedar rumor, itu benar-benar terjadi. Yoon Joo adalah cinta pertama proffesor. Apa kau masih punya keberanian untuk mengalahkan cinta pertamanya?" ucap Lee Seol menjelaskan hal yang sebenarnya.

"Kenapa aku harus mengalahkannya?" tanya Park Hae Young tidak mau tersaingi.

"Hey, kau itu sudah kalah dengan cucu dari perusahaan Dae Han. Mengerti?" ucap Lee Seol. "Oke, bagaimanapun juga kau harus membantuku. Kalau seorang pria sudah  jealous, maka darahnya akan naik ke ubun-ubun. Aku akan tetap berusaha mendapatkan proffesor dan pergi ke mesir." ucap Lee Seol dengan berlebihan dan kesungguhan. haha.

"Apa?"

Lee Seol mengajak Park Hae Young untuk mengintip apa yang sedang di lakukan oleh prof dan temannya. Mereka mengamati lewat pintu.

Kemudian mereka kembali masuk ke dalam.

"Hey, ayo, cepat pegang tanganku.." Lee Seol menaruh tangan Park Hae Young di lengannya.

"Kenapa? Saat aku memegang tanganmu kau akan menjerit=proffesor tolong aku proffessor..=' tebak Park Hae Young. haha.. Park Hae Young selalu niruin gaya Lee Seol.

"Binggo! Kenapa kau bisa tau hal itu." tanya Lee Seol heran.

"Sudahlah.. Ayoo.." Park Hae Young menarik tangan Lee Seol, mereka menuju ke lantai atas, tepatnya ke kamar Lee Seol.

"Hey, ada apa ini?" tanya Lee Seol.

"Ini kamarmu bukan? cepat rapikan barang-barangmu." suruh Park Hae Young.

"Ah, kau ingin bersikap tidak bertanggung jawab.."

"Kita akan pergi ke Seol.."

"Aish kita sudah sepakat untuk melakukan perdama--.."

"Aku pikir kau bibiku." ucap Park Hae Young dengan cepat.

Lee Seol tidak mengerti apa yang baru saja Park Hae Young katakan. "Apa? Bibi apa?"

"Kau tidak tau maksud dari kata bibi? Kau anak dari kakekku." jawab Park Hae Young.

Lee Seol percaya tidak percaya, mendengar perkataan Park Hae Young. Dan Lee Seol tertawa, ia kira Park Hae Young sedang membual.

"Ini sangat konyol bukan?" tanya Park Hae Young. "Aku juga berpikiran sama, tidak lebih dari 48 jam aku tau kalau adalah bibimu."

Page 33: My princess

"Maksudmu, aku adalah bibi dari seorang diplomat yang selalu menggunakan mobil mewah, yang membeli cincin mahal dan dia lebih tua dariku. Apa buktinya? Hei, kalaupun keluarga biologisku mencari, ia akan membawa bukti. Misalnya foto keluarga, surat kelahiran dan mereka akan mengatakan =apa kau ingat ini, apa kau tau ini= bukan malah mengirimkan keponakan yang bahkan umurnya lebih tua dariku." ujar Lee Seol.

"Kalaupun kakekku ingin melakukannya, tapi ia tidak bisa. Ia sedang sakit." Park Hae Young memberikan alasan yang benar.

"Whoaa.." Lee Seol memundurkan badannya. "Aku sudah tau ini akan terjadi. Apa dia mencariku karena dia membutuhkan jantung atau ginjal untuk didonorkan?" tanya Lee Seol.. Haha..

"Hey.. Hey.. Kenapa kau berpikir seperti itu." ucap Park Hae Young.

Lee Seol mendekatkan wajahnya pada Park Hae Young, "Hey, kenapa kau memanggilku hey. Kau bilang aku ini adalah bibimu. Tunggu, apa dia kaya? Aku paling tidak suka menjadi seorang anak yang juga sekaligus tulang punggung keluarga. Kau tau, aku sudah sangat menderita saat ini. Aku harus pergi kuliah dan kerja paruh waktu. Kalau aku harus menambahkan satu orang lagi yang harus aku biayai, maka hidupku akan bertambah sulit."

"Lihat aku, apa aku terlihat seperti orang miskin. Ini bukan joke, cepat bereskan barang-barangmu."

Lee Seol dan Park Hae Young menemui profesor Nam Jung Woo. Park Hae Young berkata sinis pada profesor, "Aku akan meminta bantuanmu, ini menyangkut kehidupan Lee Seol jadi kami harus pergi. Dan aku minta padamu untuk menjaga tempat ini sementara waktu."

Lee Seol kesal mendengar Park Hae Young mengatakan salam perpisahan yang tidak sopan seperti itu. "Ini adalah urusanku jadi biarkan aku sendiri yang mengatasinya." ucap Lee Seol pada Park Hae Young.

Lee Seol tersenyum pada prof kemudian ia mengatakan, "Proffesor, seperti yang sudah dia katakan, bahwa ada hal yang penting yang harus aku selesaikan, jadi aku harus pergi."

Karena tidak sabar, maka Park Hae Young langsung menarik tangan Lee Seol dan berjalan cepat menuju mobil. "Apa kau ingin mengucapkan salam perpisahan itu seharian penuh."

Lee Seol berusaha untuk tetap memberikan salam, ia membungkuk.

"Kau tidak perlu seperti itu, karena nantinya, dia yang akan lebih menghormatimu." ucap Park Hae Young.

Di perjalanan, Lee Seol penasaran tentang sesuatu hal, ia langsung menanyakannya pada Park Hae Young yang sedang serius mengemudi, "Sebenarnya apa pekerjaannya?" tanya Lee Seol. "Kakekmu."

"Kakekmu?" Park Hae Young mengulang kata-kata Lee Seol, kemudian Park Hae Young tersenyum. "Well. dia membuat seperti itu." Park Hae Young menunjuk ke sebuah handphone canggih.

Page 34: My princess

"Oah.. Jadi dia mempunya perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan cover handphone." ucap Lee Seol dengan polos.

Park Hae Young tersenyum mendengar hal itu. Aish, kakek Park Hae Young bukan buat cover handphonenya, tapi handphone itu sendiri.

"Apa kau sudah membuang kartu namaku?" tanya Park Hae Young.

"Belum." Lee Seol mengambil kartu nama Park Hae Young di dalam tas.

"Baca namaku."

"Park Hae Young"

"Dan apa nama museum yang kita datangi."

"Hae Young museum." Mendengar ucapannya sendiri, Lee Seol terkejut. "Ja.. Ja. Jadi, cucu dari perusahaan Dae Han adalah kau.."

"Ya. kakekku memberikan nama untuk museum itu, dari nama belakangku."

Lee Seol benar-benar terkejut mendengarnya.

Di pintu gerbang, saat mobil hendak masuk ke rumah besar milik Park Hae Young, lagi-lagi Lee Seol terkagum-kagum.. Mereka sampai di rumah. Beberapa pelayan dan kakek dan juga Ayah Yoon Joo menunggu kedatangan mereka.

Seorang asisten membuka pintu mobil Lee Seol. Kakek melihat Lee Seol, ia sangat bahagia. Kakek berusaha untuk berdiri, walau kesusahan ia tetap berusaha berdiri.

Lee Seol cemas, "Tidak usah, kau duduk saja."

Kakek malah berlutut dan memegang erat tangan Lee Seol, kakek berkata, "Yang mulia.." panggilnya.

Jelas sekali, bukan hanya Lee Seol yang terkaget-kaget mendengar hal itu, tapi juga Park Hae Young.

Kakek menangis, "Yang Mulia, tidak ada yang aku inginkan selain kematian, aku sudah melakukan dosa, Princess.."

Di rumah, Park Hae Young memaksa masuk ke sebuah ruangan. Ayah Yoon Joo tidak memperbolehkan ia masuk, karena kakek sedang berbicara dengan Lee Seol di dalam.

"Tidak boleh ada orang lain yang masuk." ucap Ayah Yoon Joo.

"Apa aku orang lain?" tanya Park Hae Young kesal. "Sebenarnya ada apa? Kenapa bibiku berubah menjadi Princess?" Park Hae Young benar-benar tidak mengerti tentang keadaan yang sebenarnya terjadi. Ayah Yoon Joo juga tetap keukeuh (?) tidak memberitahukan apa yang sudah terjadi.

Page 35: My princess

Di dalam ruangan, Lee Seol melihat ke sekeliling ruangan. Ruangan besar itu benar-benar membuatnya terkesima.

Saat hendak duduk, Lee Seol mempersilakan agar kakek duduk terlebih dulu. "Silakan duduk."

"Silakan duduk yang mulia."

"Ah, tidak. Kau dulu saja."

"Silakan duduk yang mulia." ucap kakek lagi.

Kemudian setelah mereka berdua duduk, kakek membuka sebuah kotak. Kotak itu berisi semua benda-benda berharga dari kerajaan kekaisaran Soon Jong. Kakek mengeluarkan sebuah foto dan menunjukkannya pada Lee Seol.

"Apa kau mengenal siapa ini?" tanyan kakek.

"Bukankah itu kaisar Soon Jong."

"Benar sekali. Aku sangat senang kau mengenalnya. Baiklah aku akan mulai menceritakan sebuah kisah lama padamu."

Kakek kecil 

Flashback ke masa kekaisaran Soon Jong beberapa tahun yang lampau. Saat itu Kakek masih sangat kecil, dan ayah kakek adalah orang kepercayaan Raja Soon Jong. Raja Soon Jong memberikan selembar tulisan tangannya (Di sana tertulis Lee Young) dan benda lain pada ayah kakek. Kaisar Soon Jong memang menyembunyikan anak pertamanya, hal itu dilakukan karena ia tidak ingin terjadi hal yang tidak baik pada anaknya itu. Kaisar Soon Jong hanya ingin kemerdekaan Joseon, kelak saat Kaisar Soon Jong mati, maka penerusnya adalah anaknya sendiri.

Kembali ke kehidupan saat ini.

Kakek berkata, "Ayahku menyembunyikanku dari masyarakat dan mengirimkan uang yang telah disiapkan oleh kaisar Soon Jong untuk Shanghai Provisionally Goverment. Tapi, aku saat itu yang bodoh, sebelum kemerdekaan aku malah melarikan diri dengan segala hal yang tersisa. Itulah kisahnya, Prince Lee Young adalah kakek dari yang mulia. Prince Lee Young harus melakukan banyak hal yang sangat berat. Demi, masyarakat korea, aku meminta maafmu Yang Mulia."

"Secara sederhana, jadi kau ingin mengatakan kalau aku adalah cicit dari Kaisar Soon Jong." ucap Lee Seol mencoba menyederhanakan cerita kakek yang berbelit.

"Apa kau sangat terkejut?" tanya kakek.

"Tentu saja. Aku benar-benar terkejut. Saat aku kecil, mimpiku adalah ingin menjadi seorang Princess."

Page 36: My princess

"Itu bukan hanya mimpi tapi kenyataan. Saat aku kecil, Kaisar Soon Jong sangat baik, aku sering bermain-main di pangkuannya." ucap kakek

"Whoaa. benar-benar sangat mengejutkan. Tapi, bagaimana cara membuktikan kalau aku adalah seorang Princess? Aku tidak memiliki tanda lahir dibadanku?"

Kakek mengeluarkan foto lain. "Apa kau mengenalinya?"

"Tidak."

"Benarkah kau tidak mengenalinya."

"Maafkan aku, aku sama sekali tidak ingat masa-masa kecilku dulu."

"Ingatlah kembali Yang Mulia."

"Tidak mau."

"Ingatlah kembali. Kau harus mengingatnya." pinta Kakek dengan paksa.

"Seharusnya, kenangan itu yang datang ke pikiranku. hanya saat aku berumur 5 tahun yang aku ingat." Lee Seol mengingat-ingat sesuatu. "Menangis keras di gang. Ah, anak kecil mana yang tidak pernah menangis di gang. Ikatan rambut merah Strawaberi. Ah, semua anak juga pernah memilkinya. Rumah... Helikopter.. Ah, aku tidak ingat lagi. Aku bahkan tidak bisa mendeskripsikan apa semua itu benar-benar kenangan atau hanya mimpi atau bahkan hanya fantasi yang aku buat." keluh Lee Seol.

Kakek kembali mengeluarkan sesuatu dari kotak itu. "Sebaiknya kau membukanya."

Perlahan Lee Seol membuka benda yang diberikan kakek, isinya adalah sebuah ikat rambut strawberry warna merah jambu. Seperti yang disebutkan oleh Lee Seol tadi, Lee Seol mengingat tentang ikat rambut itu.

Kakek tersenyum dan berkata pada foto yang dipegangnya. "Yang Mulia, aku sudah menemukan Princess."

Dengan ragu Lee Seol bertanya, "Maksudmu itu adalah ayahku?"

"Kau sama sekali tidak mengenalinya?"

"Tidak. Lalu dimana ia sekarang?" tanya Lee Seol.

Kakek diam tidak menjawab.

"Dimana dia? Kalau aku bertemu dengannya mungkin, ia akan mengenaliku."

"Maafkan aku, aku sudah melakukan tindakan yang salah pada Yang Mulia. Yang Mulia tidak hidup lama di dunia ini." jawab Kakek dengan menyesal.

Page 37: My princess

Lee Seol terkejut mendengarnya, sudah sangat lama ia menunggu ayahnya tapi ternyata ayah Lee Seol sudah lama mati.

Lee Seol yang tidak menerima apa yang ia dengar, segera berjalan cepat keluar ruangan. Lee Seol tidak memperhatikan panggilan kakek.

Di luar, Park Hae Young menunggu dengan gelisah. Lee Seol berlari melewati Park Hae Young. Tapi kemudian Park Hae Young segera mencegatnya.

"Apa pembicaraanmu dengan kakek sudah selesai? Apa yang ia katakan padamu?" tanya Park Hae Young.

"Ayahku sudah meninggal dan aku adalah seorang Princess. Apa itu masuk akal." Lee Seol menahan tangisnya. "Kakekmu sakit kan? Ia pasti salah." ucap Lee Seol seraya berlari meninggalkan Park Hae Young.

Park Hae Young tertegun, kemudian Park Hae Young menyusul Lee Seol dengan mobilnya.

"Masuklah." ucap Park Hae Young setelah turun dari mobil.

Lee Seol menangis. Ia tidak terima kalau ayahnya sudah tidak ada. "Itu bukan ayahku. Ayahku berjanji akan segera kembali." tangisnya semakin keras. "Dia tidak boleh meninggalkanku. Dia tidak boleh mati begitu saja.."

Park Hae Young memeluk Lee Seol, berharap tangis Lee Seol segera mereda.

Park Hae Young mengantar Seol ke rumah Dan-ah (kakak Lee Seol.) Lee Seol akan membuka pintu dengan kode tapi kemudian ia teringat kalau Dan-ah sudah mengganti kode itu. Dan-ah sengaja mengganti kode pintu rumah agar Lee Seol tidak bisa masuk ke rumah. "Ah, aku benar-benar akan gila." keluh Lee Seol.

Lee Seol duduk di depan pintu, ia menelungkupkan tangan dan wajahnya.

Park Hae Young bertanya "Kau bahkan tidak memiliki kunci rumahmu sendiri."

"Dia sudah mengganti kodenya." Lee Seol berkata, "Ah, kalau aku menelponnya, pasti akan langsung di-reject."

"Apa kau memiliki hubungan yang tidak baik dengannya."

"Saudara memang seperti itu, selalu bertengkar." jawab Lee Seol.

"Apa dia adalah saudara kandung dari orang tuamu?" tanya Park Hae Young.

"Bukan, dia juga anak adopsi ibu, sama sepertiku. Umurnya sama denganku. Kami sebaya, walaupun begitu, ibu berkata bahwa diantara kami harus ada seorang kakak dan adik. Ibu menyuruh kami untuk -suit-gunting-kertas-batu- dan aku kalah." jawab Lee Seol.

"Pulanglah." suruh Lee Seol pada Park Hae Young. "Aku sudah tidak punya tempat untuk pulang."

Page 38: My princess

"Baiklah. ikut aku." ajak Park Hae Young seraya menarik tangan Lee Seol.

Park Hae Young mengajak Lee Seol untuk ke rumahnya. Park Hae Young menyambut Lee Seol dengan ramah.

"Copot sepatumu disitu." ucap Park Hae Young.

Lee Seol melakukan hal yang disuruh Park Hae Young.

"Masuklah."

"Apa ini rumahmu?" tanya Lee Seol.

"Kau tidak lihat? orang-orang didepan tadi memberi hormat padaku?" jawab Park Hae Young.

Park Hae Young menunjukkan kamar tamu pada Lee Seol.

"Ini kamar tamu. Dan sebelah sana adalah kamar mandi."

"Terima kasih." ucap Lee Seol.

"Ah, tidak, tidak, tidak.. Ini adalah salah satu pelayanan kami. Dan ini adalah kamar Royal Grand Executive Presidential Suite." Park Hae Young menirukan seperti yang pernah dilakukan Lee Seol padanya. Berharap agar Lee Seol kembali tersenyum, tapi ternyata tidak. Lee Seol masih memikirkan kejadian tadi.

"Aku akan ke kamar mandi terlebih dulu." ucap Lee Seol, ia menaruh tasnya di sofa kemudian berjalan ke kamar mandi.

"Dan, biaya air panas 5 dolar." kata Park Hae Young.

Di kamar mandi, tepat di depan kaca, Lee Seol berkata pada dirinya sendiri. "Ayahku belum mati. Ia akan kembali untukku."

Park Hae Young menyediakan makan malam untuk Lee Seol. Saat tengah makan, ternyata Yoon Joo akan berkunjung ke rumah Park Hae Young. Parahnya, haaha.. Yoon Joo sudah ada di depan rumah Park Hae Young.

Mau tidak mau Park Hae Young harus menyembunyikan Lee Seol. Ia memaksa Lee Seol untuk bersembunyi di dalam kamar. Terpaksa Lee Seol makan di dalam kamar.

Yoon Joo membunyikan bel, dengan gugup Park Hae Young membuka pintu. Ia mencoba bersikap wajar. Yoon Joo datang untuk menanyakan mengenai hal yang berkaitan dengan Lee Seol.

Lee Seol sedang asyik makan di dalam kamar, tiba-tiba perutnya terasa sakit. Haha.. *sumpah ngakak total* Lee Seol harus ke kamar mandi saat itu juga.. Lee Seol mencoba memberitahukan Park Hae Young, kalau dirinya harus ke kamar mandi. Lee Seol juga menyuruh, agar Park Hae Young mengajak Yoon Joo untuk segera pulang.

Page 39: My princess

Terpaksa, dengan gugup Park Hae Young menyuruh Yoon Joo pulang. Belum sempat Yoon Joo keluar dari rumah, di pintu ia melihat sepatu Lee Seol.

Dari kamar, karena sudah tidak tahan Lee Seol menjerit, "Aaah.. Perutku." ucapnya seraya berlari ke luar kamar. Alhasil Yoon Joo mengetahui keberadaan Lee Seol di rumah Park Hae Young.

Episode 3

"Ah, perutku.." jerit Lee Seol seraya berlari ke kamar mandi.

Park Hae Young salah tingkah dan Oh Yoon Joo terkejut. Oh Yoon Joo selalu bisa menutupi rasa keterkejutannya. Karakter yang selalu bisa menipu orang lain, apa yang sedang dirasakannya engga terlalu tampak jelas di wajahnya.

"Apa direktur sudah pergi? Maaf aku terburu-buru!" teriak Lee Seol dari dalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Lee Seol keluar dari kamar mandi dengan tersenyum. "Ah, leganyaaa.."

Betapa terkejutnya Lee Seol saat mengetahui ternyata Oh Yoon Joo masih ada di rumah Park Hae Young.

"Ke..kenapa kau masih ada di situ? Oh, aku kiraa tadi aku mendengar suara pintu ditutup." ucap Lee Seol.

"Bisakah kau kembali kedalam?" pinta Park Hae Young.

"It's okay." kata Yoon Joo. "Kita bertemu lagi."

Lee Seol hanya memaksakan tawanya.

"Oppa, aku baru menyadari kau memiliki sisi seperti ini. Kau sangat cute oppa." ucap Yoon Joo menatap Park Hae Young. Cute? Bahasa lain dari cemburu. Gzz..

"Aku harap kau tidak salah paham." ucap Park Hae Young, ia menyadari sinyal-sinyal tidak baik dari Oh Yoon Joo. haha.. Akhir-akhir ini saya terlalu lebay kalau menulis sesuatu.

"Aku akan pergi, tidak perlu mengantarkanku." jawab Oh Yoon Joo seraya keluar dari rumah.

Setelah Yoon Joo pergi, Lee Seol segera bersembunyi di balik tembok. Ia takut Park Hae Young marah besar. "Hey, ingat aku sudah melakukan yang terbaik." ungkap Lee Seol.

"Sudahlah. Apa kau sudah lega sekarang? Huh?" Park Hae Young pasrah.

Lee Seol tersenyum.. "Whoa.. Tapi tadi direktur Oh sangat cool."

"Apa menurut wanita hal seperti itu cool?"

Oh Yoon Joo mencoba menenangkan dirinya dan ia pergi ke tempat profesor Nam Jung Woo. Sesampainya di tempat Profesor, Oh Yoon Joo langsung memeluk profesor dan berkata,

Page 40: My princess

"Moodku sedang tidak baik dan aku butuh rasa nyaman." Ish, Oh Yoon Joo datang cuma buat memperalat profesor.

Pagi harinya, Oh Yoon Joo yang menginap di tempat profesor Nam Jung Woo mendapat telepon dari kantor. Telepon yang membuatnya sangat terkejut.

"Apa? Benarkah?"

Setelah mendapat informasi yang sangat mengejutkan itu, Oh Yoon Joo segera menemui Park Hae Young.

"Masalah besar." ucap Oh Yoon Joo dengan terburu-buru.

"Ada masalah apa?" tanya Park Hae Young tidak mengerti.

"Bagaimanapun caranya kita harus menghentikan presiden." (Presiden=kakek Park Hae Young.) "Presiden sedang melakukan interview mengenai dibangunnya kembali keluarga kerajaan."

"Apa? Kakek??" Park Hae Young terkejut mendengar berita itu.

Presiden dari Dae Han Group (Kakek Park Hae Young) tengah mengadakan interview public, tentang rencana pembentukan kembali keluarga kerajaan. Ia juga mengumumkan kalau seluruh hartanya akan ia sumbangkan pada publik. Pembentukan kembali keluarga kerajaan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi kakek Park Hae Young, semacam menebus dosa atas dirinya yang tidak mampu bertanggung jawab dengan baik saat masa pemerintahan kerajaan dulu.

Dan pembentukan keluarga kerajaan, bukan hanya mengancam keduduk Park Hae Young tapi hartanya warisannya juga akan hilang. Park Hae Young yang merupakan cucu laki-laki dari presiden Dae Han Group (kakek Park Hae Young.) yang berarti juga merupakan ahli waris syah dari semua kekayaan yang dimiliki ayahnya, warisan itu akan terancam hilang karena statement yang dibuat kakek (presiden Dae Han Group) di depan khalayak umum.

Penduduk korea yang mendengar berita tentang, Presiden Dae Han Group akan memberikan semua hartanya pada publik, masing-masing dari mereka beranggapan apa semua itu benar, apa ia akan benar-benar memberikan hartanya pada public, apa yang terjadi dengan perusahaan Dae Han. Yah, dengan berita seperti itu, banyak rumor yang akan beredar.

 

Park Hae Young sulit untuk menghubungi Lee Seol, ia harus melindungi Lee Seol dari reporter. Park Hae Young mencari Lee Seol di kampusnya. Ia pergi ke ruang tunggu. Di ruang tunggu, Lee Seol tengah menonton berita sama seperti mahasiswa lain. Lee Seol tercengang dengan berita itu.

Park Hae Young kesal, ia belum juga bisa menemukan Lee Seol. Kemudian saat melihat Lee Seol di ruang tunggu, Park Hae Young segera menarik Lee Seol dan ia marah-marah, "kenapa handphonemu tidak kau aktifkan? Apa kau membawa-bawa handphone hanya untuk aksesories? Huh?"

Page 41: My princess

Semua orang yang ada diruang tunggu itu memperhatikan mereka.

"Ah, handphoneku. Maaf. Tapi, apa kau tidak lihat berita itu. Mereka membicarakan tentang kakek." jawab Lee Seol.

"Sudahlah. Ayo kita pergi." Park Hae Young menarik tangan Lee Seol dengan paksa.

Saat hendak membawa Lee Seol pergi, seketika itu juga banyak karyawan yang menyerbu Park Hae Young. Park Hae Young yang melihat kedatangan wartawan segera melindungi Lee Seol. Ia menyembunyikan kepala Lee Seol dibalik jasnya. Park Hae Young berkata pada Lee Seol, "Kalau wajahmu sampai terpotret maka hidupmu akan bertambah sulit."

Lee Seol tidak mengerti kenapa wartawan itu menyerbu mereka, "Apa pertanyaan aneh yang ditanyakan mereka?"

"Sudahlah.."

Park Hae Young menutup wajah Lee Seol. Ia tidak banyak bicara dengan para wartawan yang heboh menanyakan tentang tanggapan Park Hae Young mengenai interview publik yang diadakan kakeknya.

"Mohon berikan kami jalan.." ucap Park Hae Young seraya berjalan cepat, ia masih menutup wajah Lee Seol agar tidak diketahui oleh para wartawan.

Kemudian dengan kesempatan yang ada, Park Hae Young dan Lee Seol berlari cepat. Mereka harus menghindari para wartawan. Park Hae Young dan Lee Seol berlari untuk sampai ke parkiran mobil. Melihat mereka berdua berlari, tentu saja para wartawan tidak kalah cepat, mereka berlari mengikui Park Hae Young dan Lee Seol.

Kampus menjadi sangat ricuh. Profesor Nam Jung Woo merasa penasaran dengan apa yang sudah terjadi dan ia mengawasi dari kejauhan.

Sesampainya di parkiran mobil, Park Hae Young mendorong Lee Seol untuk masuk ke dalam mobil. Pintu mobil dikunci dan wartawan dengan cepat menyerbu Park Hae Young.

Para wartawan bertanya, "Siapa wanita yang ada di dalam?" "Bagaimana tanggapanmu mengenai statemen Presiden Dae Han group?" "Kami ingin mengetahui siapa wanita itu?"

Park Hae Young mencoba berkilah, ia mengatakan "Aku sedang tidak ingin berpose di depan kamera. Dengan semua masalah yang timbul, rasa malu sedang menghantamku." ucap Park Hae Young. "Cukup-cukup. Kalian sudah mendapatkan informasi dan gambar yang cukup.." Park Hae Young hendak masuk ke dalam mobil tapi Reporter Yoo Gi Gwang datang.

Reporter Yoo Gi Gwang adalah salah satu reporter yang disegani. Ia selalu membuat berita yang booming dan selalu bisa menjadikan suatu berita biasa menjadi hal yang luar biasa dan setajam... (jjah..)

Reporter Yoo Gi Gwang berkata, "Kita bertemu lagi diplomat Park Hae Young."

Page 42: My princess

"Oh, kau Reporter Yoo Gi Gwang." Park Hae Young tidak menyukai kedatangan Reporter Yoo Gi Gwang.

"Sepertinya kau masih belum bisa bagaimana cara menghandle wartawan?"

Di dalam mobil Lee Seol mendapatkan telepon dari temannya,

"Hey, apa semua ini candaan? Apa kau memiliki pacar dan tidak memberitahu kami?" tanya teman Lee Seol. Karena semua keributan yang sudah terjadi, teman-teman Lee Seol penasaran dengan kebenaran yang ada.

"Ah, bagaimana kau bisa bilang seperti itu. Cintaku adalah sebuah kesetiaan. Dan aku masih tidak akan menyerah untuk mendapatkan Nam Jung Woo." jawab Lee Seol.

"Hei. Hei. Kau sedang tidak berbicara di depan Nam Jung Woo kan?" tanya Lee Seol.

"Karena kekacauan ini pelajaran belum dimulai. Dan kau tidak tau? Kalau profesor mengawasimu dari jauh?"

"Apa? Benarkah? Sudahlah, aku akan menutup teleponnya." jawab Lee Seol. Ia menutup teleponnya dan teman-temannya kecewa tidak mendapat keterangan yang jelas.

Lee Seol mencari-cari keberadaan profesor. "Dimana dia?" ucapnya seraya melihat sekeliling dari balik kaca mobil.

 

Reporter Yoo Gi Gwang berkata, "Baiklah aku akan mencoba untuk meluruskan hal ini. Bukan kah wanita yang ada di dalam mobil adalah princess?"

Semuar reporter yang mendengar hal itu heboh. Mereka langsung meminta konfirmaasi dari Park Hae Young, "Apa wanita itu adalah princess? Dan dia bukan prince?" "Kenapa kau menyembunyikannya?"

Park Hae Young kesal dengan Reporter Yoo Gi Gwang. Keadaannya memaksanya untuk membuat satu kebohongan publik. Park Hae Young berkata, "Wanita yang didalam mobil ini adalah wanitaku." jawab Park Hae Young.

Whoa.. Reporter bertambah gencar untuk memotret Park Hae Young. "Dia hanya seorang mahasiswa yang aneh. Yang bahkan tidak tau siapa diriku dan tidak tau kenapa ia harus bersembunyi seperti itu. Dia sangat naive. Dan ia akan sangat terkejut dengan semua hal yang terjadi hari ini. Baiklah." Park Hae Young segera masuk ke dalam mobil. Ia tidak peduli dengan banyak pertanyaan yang muncul dari para wartawan.

Park Hae Young melajukan mobilnya dengan cepat. Ia menuju ke hotel bintang lima milik Dae Han Group. Sesampainya di depan hotel, Park Hae Young segera menyuruh para penjaga untuk memanggil para pengawal untuk memblock jalan masuk ke dalam hotel.

Park Hae Young membukakan pintu mobil dan dengan cepat ia menarik tangan Lee Seol. Lee Seol terkejut.

Page 43: My princess

"Ayo cepat." suruh Park Hae Young. Mereka harus buru-buru masuk ke dalam hotel kalau tidak, para wartawan akan segera menangkap mereka. (?)

"Apa ada masalah antara keluargaku dengan keluargamu?" pertanyaan aneh dari Lee Seol.

"Sudahlah. Tidak ada apa-apa.." jawab Park Hae Young, ia menarik paksa Lee Seol untuk masuk ke dalam hotel.

Para wartawan tidak berhasil mengejar Park Hae Young dan Lee Seol, mereka tidak diperbolehkan masuk. Banyak pengawal yang menjaga ketat pintu masuk hotel. Reporter Yoo Gi Gwang kesal, karena ia tidak berhasil mendapatkan informasi yang jelas.

Park Hae Young dan Lee Seol sampai di depan pintu kamar mewah di hotel bintang lima milik Dae Han Young. Park Hae Young menarik tangan Lee Seol dengan paksa, Lee Seol curiga. Ia melepaskan tangannya dari genggaman tangan Park Hae Young dan melindungi dirinya. "Apa yang akan kau lakukan?!"

"Ayo cepat masuk.." ucap Park Hae Young.

Park Hae Young aneh melihat ekspresi Lee Seol yang curiga padanya. "Hey, ekspresi apa itu?"

"Kau sudah menjatuhkan reputasiku." jawab Lee Seol. Haha.. Kalau seorang pria mengajak seorang wanita masuk ke dalam hotel, itu sama artinya mereka sudah menjatuhkan reputasi sang wanita.

"Apa maksudmu? Sampai kapan kau akan---" perkataan Park Hae Young terputus, karena tanpa sengaja Lee Seol memukul Park Hae Young.

Lee Seol tidak bermaksud untuk memukul wajah Park Hae Young, ia hanya berusaha untuk melepaskan tangannya dari genggaman tangan Park Hae Young.

Park Hae Young merintih kesakitan dan Lee Seol merasa bersalah.. "Maaf.."

Mereka berada di dalam kamar hotel.

Park Hae Young tengah membersihkan luka di dekat bibirnya dengan sapu tangan.

"Apa sangat sakit?" tanya Lee Seol pelan.

"Kau.. Kau benar-benar bisa taekwondo? Kenapa kau melayangkan tinju ke arahku?" jawab Park Hae Young kesal.

Lee Seol tersenyum, "Aku memang seperti itu. Kadang saat melihat ketidak adilan, aku selalu melayangkan tinju tanpa memikirkannya terlebih dulu." Lee Seol mempraktekan diri, ia hendak melayangkan tinju. Melihat hal itu, Park Hae Young segera menghindar.

Lee Seol tertawa. "Hei, kenapa kau ketakutan?"

"Apa maksudmu? Itu hanya gerakan refleks."

Page 44: My princess

Park Hae Young berjalan dan ia duduk di sofa. Lee Seol mengikutinya.

"Tapi, tadi tindakanmu sangat cepat. Seketika aku melihat flash dan beberapa detik kemudian aku sudah berada di dalam lindunganmu." ucap Lee Seol seraya mempraktekan cara Park Hae Young melindunginya.

"Aku benar-benar tidak memiliki metode lain selain melakukan hal itu." jawab Park Hae Young. "Kau tidak memiliki banyak pengalaman mengenai hal itu. Kau tau? Saat wajahmu berhasil terpotret oleh para wartawan dan kemudian kehidupan pribadimu diekspos untuk konsumsi publik, itu benar-benar sangat mengganggu."

"Apa seperti semacam kehidupan Paris Hilton?" tanya Lee Seol.

"Hey, bagaimana bisa kau membandingkan aku dengan Paris Hilton. Tapi bagaimana pun juga kami memiliki latar belakang yang sama. Ia adalah cucu dari pemilik hotel Mogal dan aku adalah cucu dari pemilik Dae Han Group."

Lee Seol mengangguk mengerti.

"Kau ingin mendengar hal yang menarik?" tanya Park Hae Young. Ia mulai membuka dirinya. Park Hae Young menceritakan tentang kehidupannya."Seorang anak yang ditinggal oleh orangtuanya saat berumur 11 tahun dan akan menjadi pewaris syah dari harta kekayaan Dae Han Group."

"Apa kau tidak memiliki sepupu atau saudara?" tanya Lee Seol.

"Aku bahkan tidak memiliki ayah. Sudah tidak ada kontak dengan ayahku sejak 20 tahun yang lalu." jawab Park Hae Young. "Saat dirimu terekspos umum dan semua hal pribadimu akan menjadi konsumsi publik, itu tidak hanya akan menjadi sangat buruk tapi juga menggganggu. Ada banyak reporter yang mengelili dan penculikan, dan tawaran-tawaran aneh untuk menjadi bodyguardku saat itu. Tapi, saat ini, kakek malah menyatakan kalau ia tidak akan membiarkan aku mendapatkan sepeser pun dari harta warisan. Haruskah aku marah, huh?"

Lee Seol mengerti dengan keadaan Park Hae Young, ia menepuk-nepuk kepala Park Hae Young. "Kau sudah melalui banyak hal yang sulit. Kau tau? Saat aku berumur 11 tahun. Saat ibuku membagi banyak sosis pada kakaku, aku merasa sangat iri. Dan saat aku pulang sekolah dan pintu rumah masih terkunci, aku juga merasa sangat khawatir. Dari situ, aku mengerti tentang kehidupan." jawab Lee Seol seraya tersenyum..

"Baiklah.. Bagaimana kalau kita menonton berita. Para reporter akan sangat cepat saat mempublikasikan berita yang mereka dapat." ucap Park Hae Young seraya menyalakan televisi.

"Woa.. kenapa mereka bisa siaran di tempat ramai seperti itu?" tanya Lee Seol heran.

Berita menyebutkan bahwa Park Hae Young membawa seorang wanita yang diduga merupakan Princess ke dalam sebuah hotel. Yang menjadi berita utama kali ini adalah saat Park Hae Young menyebutkan bahwa gadis yang bersamanya adalah tunangannya. Lee Seol

Page 45: My princess

yang mendengar hal itu terkejut, "Tunangan?" tanya Lee Seol. "Kau tidak ingin menjelaskannya?"

Park Hae Young salah tingkah, dan ia mulai berkilah, "Wohaa.. Akhir-akhir ini technologi semakin canggih, mereka sangat mahir sekarang." Park Hae Young mematikan TV dan berkata dengan pandangan tidak bersalah, "Itu bukan aku."

Lee Seol tertawa, "Bisa-bisanya kau berkata seperti itu, setelah melihat berita. Bagaimanapun krisisnya keadaan saat ini, sebaiknya kau tidak membuat hal semacam itu." Lee Seol teringat sesuatu. "OMO!! Aku butuh Laptop, akses internet di tempat ini bisa kan?"

Lee Seol mengecek website dan melihat ranking situs pencarian utama, "OMO!! Pencarian yang paling sering adalah tentang -gadis yang dipeluk.-"

Park Hae Young yang mendengar hal itu segera menghampiri Lee Seol, "Apa?"

"Kata kunci yang sering dicari adalah video -wanita yang dipeluk.-"

"Hey, siapa yang memeluk dirimu, aku hanya berusaha untuk melindungi."

"Cepat, kau harus membereskan ini, kau kan anak konglongmerat, kau pasti bisa mengatasi hal ini." ungkap Lee Seol.

"Aku bukan anak konglongmerat tapi.. cucu konglongmerat." jawab Park Hae Young.

"Kalau begitu, kalau begitu, telepon saja kakek dan minta padanya untuk mengatasi hal ini."

"Hey, kau pikir, kakek akan langsung menanggapi hal semacam ini?"

Di rumah, kakek geram karena berita yang beredar akhir-akhir ini. Ia marah besar. Ia menyalahkan Ayah Yoon Joo kenapa tidak bisa mengatasi hal semacam ini dan kenapa Park Hae Young sampai bisa mengatakan kalau Princess Lee Seola adalah tunangannya. Ayah Yoon Joo berkata kalau apa yang dilakukan Park Hae Young hanyalah untuk melindungi Princess Lee Seol.

Yoon Joo marah pada ayahnya. Selama hidup Ayahnya mengabdikan diri pada Keluar Kakek Park Hae Young tapi pada akhirnya, mereka tidak mendapatkan apapun. Yoon Joo tidak rela kalau ia tidak mendapat sepeser pun dari keluarga Park Hae Young. Ayah Yoon Joo hanya berkata bahwa ia melakukan segala karena ketulusan.

 

Untuk mempertahankan bagian warisan yang seharusnya ia pertahankan, Oh Yoon Joo mengadakan pertemuan dengan Reporter Yoo Gi Gwang. Dan yap, mereka melakukan kerja sama.

Yoon Joo menemui Park Hae Young di hotel.

"Oh Yoon Joo, bagaimana kau bisa mengetahui aku berada di sini?" tanya Park Hae Young melihat kedatangan Oh Yoon Joo.

Page 46: My princess

"Semua orang Korea mengetahui kalau kau ada di tempat ini." jawab Oh Yoon Joo.

Di waktu yang tidak diinginkan, Lee Seol keluar dari kamar. Ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut putih. Lee Seol menguap dan berkata, "Jam berapa sekarang." Ia juga sangat terkejut saat mengetahui kedatangan Oh Yoon Joo.

"Kenapa kau keluar dari kamar dan menutupi tubuhmu dengan selimut?" tanya Park Hae Young mencoba untuk menutupi kekesalannya.

"Oh, saat aku tidur, aku kedinginan." jawab Lee Seol.

"Diluar sedang kacau dengan banyaknya reporter dan kau masih bisa tidur?" tanya Oh Yoon Joo.

Park Hae Young menjawab, "Dia baru saja berlarian dan merasa sangat lelah."

Lee Seol mengangguk-angguk. "Bagaimana kabarmu?" tanya Lee Seol ramah.

"Aku bahkan tidak pernah menanyakan -bagaimana kabarmu- ditengah situasi seperti ini." jawab Oh Yoon Joo.

"Dimana tempat kosong. Kita perlu bicara." ucap Oh Yoon Joo pada Park Hae Young. Oh Yoon Joo menatap tidak bersahabat ke arah Lee Seol.

Park Hae Young dan Oh Yoon Joo berbincang di dalam kamar. Tentu saja, di luar kamar, Lee Seol mencuri dengar pembicaraan mereka. Saat memasuki kamar, terlihat kecemburuan pada Oh Yoo Joo saat ia melihat kasur yang berantakan dan sweater Lee Seol yang tergeletak begitu saja diatas kasur.

"Jangan salah paham." ungkap Park Hae Young mencoba menjernihkan masalah.

"Duduklah." pinta Oh Yoon Joo. "Oppa, akhir-akhir aku sangat tidak menyukaimu. Kenapa kau mengumumkan pertunangan di media begitu saja? Walaupun hubungan kita seperti ini, tapi bukankah kita sudah terikat dalam tali pernikahan." Terikat dalam tali pernikahan (?) maksudnya ? Mereka saling mencintai dan hubungan mereka sangat serius. "Kau tau, hatiku sangat sakit."

"Maafkan aku." jawab Park Hae Young. "Aku akan menjelaskan semuanya."

Park Hae Young membuka pintu, Lee Seol yang sedang menyandarkan kepalanya di pintu, ia terjungkal dan terkejut.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Park Hae Young.

"Aigoo.. Kau seharusnya mengetuk pintu dulu sebelum kau masuk." jawab Lee Seol. Mengetuk pintu? Secara yang diluar siapa yang didalam siapa..

"Kau tau? Orang yang mengetuk pintu adalah seseorang yang sedang dalam posisi di luar ruangan." jawab Park Hae Young.

Page 47: My princess

"A.. haa.." Lee Seol tertawa. "Tapi, kau memang melakukan hal itu dengan maksud tertentu kan?"

"Iya, aku penasaran kalau kau pasti akan menguping (?) pembicaraan kami." ungkap Park Hae Young.

"Tapi, aku kira kalian sedang membicarakan tentangku." jawab Lee Seol.

"Bagaimana bisa seperti itu. Bagaimana bisa kami membicarakanmu."

Di ruang tamu (masih di dalam kamar hotel), Lee Seol, Park Hae Young dan Oh Yoon Joo duduk bersama.

"Baiklah. Aku akan mulai memperkenalkan kalian. Ini adalah Oh Yoon Joo, tunanganku." Park Hae Young memperkenalkan Oh Yoon Joo pada Lee Seol.

"Hallo.. Apa kau masih ingat dengan first lovemu?" ucap Lee Seol begitu saja.

Park Hae Young menatapnya kesal.

"Apa??" tanya Oh Yoon Joo.

"Ah, tidak.. Semoga kalian bisa hidup berbahagia." jawab Lee Seol.

"Dan ini adalah seseorang yang dibanggakan kakek. Princess Lee Seol." Park Hae Young memperkenal Lee Seol pada Oh Yoon Joo.

Oh Yoon Joo terkejut saat mengetahui kalau yang ada dihadapannya saat ini adalah Princess Lee Seol. "Princess Lee Seol??"

"Sudah aku katakan, kalau aku bukan Princess." jawab Lee Seol pada Park Hae Young.

"Pada kondisi seperti ini kau tidak bisa mencegah hal itu. Dengan mengatakan ayahmu sebagai alasan, itu sama artinya kau menginginkan sesuatu yang lebih." ungkap Park Hae Young. Park Hae Young beranggapan kalau Lee Seol berpura-pura tidak menerima dirinya adalah seorang Princess, karena Lee Seol menginginkan hal yang lebih besar daripada menjadi seorang Princess.

Lee Seol menatap kesal ke arah Park Hae Young. Ia tidak habis pikir, Park Hae Young bisa berbicara seperti itu.

"Apa yang sangat kau inginkan? Hal apa yang dapat dijadikan pertukaran, antara yang kau inginkan, dengan kedudukan Princessmu itu?" tanya Park Hae Young. "Tulislah. Ah, kau mengatakan kalau kau ingin belajar ke luar negeri. Kami akan membuat hal itu menjadi kenyataan. Atau kau ingin mengadakan pesta tanpa diketahui siapapun? Saat kau memilih untuk pergi keluar negeri untuk belajar, kami akan mengurus data dan tentu saja mengurus keluargamu."

"Ya, dan kalau kau membutuhkan sesuatu, kau hanya tinggal memintanya." Oh Yoon Joo membantu Park Hae Young.

Page 48: My princess

Dengan mengirim Lee Seol ke tempat dimana tak seorang pun dapat menemukannya, sama artinya bagi Park Hae Young dapat menyelamatkan harta warisannya. Menyembunyikan Lee Seol akan membuat warisan Park Hae Young kembali menjadi miliknya.

Lee Seol benar-benar dibuat kesal oleh Park Hae Young "Apa kau benar-benar akan memberikan semua yang aku inginkan? Semuanya?" tanya Lee Seol.

"Ya, kalau itu memungkinkan." jawab Park Hae Young.

"Baiklah.. Aku meminta semua harta warisanmu." ungkap Lee Seol.

Park Hae Young menatap, "Aku sedang tidak ingin bermain-main."

"Ini bukan main-main, ini serius." jawab Lee Seol.

Handphone Oh Yoon Joo berdering, ia mendapat telepon dari Ayahnya. Ayah Oh Yoon Joo menyuruh agar Park Hae Young membawa Princess Lee Seol untuk datang menemui Kakek.

Mengetahui hal itu, Lee Seol berakata, "Tidak, aku tidak akan melakukan hal itu. Lupakan saja. Aku akan pulang. Kalau kau tidak mengizinkanku pulang, aku akan telepon polisi."

"Sebentar. Kakek memintaku untuk membawamu. Kau bisa bertemu dengan ayahmu." Park Hae Young berbohong, ia berbohong agar Lee Seol mau ikut bersamanya untuk menemui Kakek. "Aku akan mengizinkanmu untuk bertemu dengan ayahmu."

Lee Seol yang mendengar hal itu, menahan tangisnya. "Benarkah? Aku akan bertemu dengannya."

Untuk menghindari kejaran Wartawan, Park Hae Young menggunakan Helikopter milik perusahaan Dae Han Group. Lee Seol berkata, "Whoa.. Kau memanggil Helikopter hanya agar para wartawan tidak mengikuti kita? Whoaa.. Helikopter ini memiliki skala yang sangat besar." Lee Seol takjub melihat helikopter yang mendarat di atap gedung.

Park Hae Young merapatkan sweater Lee Seol, dan ia berkata "Ayoo.."

"Kita akan benar-benar bertemu dengan ayahku kan?" tanya Lee Seol. Rasanya bercampur aduk, antara rindu dan senang. Air mata Lee Seol tertahan.

Helikopter itu mengingatkannya pada masa kecilnya, saat ia masih bersama ayahnya. Di sebuah pertambangan, ayah Lee Seol bekerja di sebuah pertambangan atau konstruksi bangunan ya, kayak konstruksi bangunan deh. Saat Lee Seol kecil ikut dengan ayahnya ke lahan tempat bekerja ayahnya. Mandor marah besar karena mengetahui bahwa Ayah Lee Seol membawa anaknya saat bekerja.

Kemudian di tempat itu juga, Lee Seol melihat helikopter yang mendarat.

Lee Seol mengingat sebagian dari masa kecilnya, ia menangis. Park Hae Young khawatir melihat Lee Seol menangis, "Kau baik-baik saja?"

Page 49: My princess

"Kenapa aku seperti ini?" Lee Seol menghapus air matanya seraya tersenyum. "Kita bisa segera pergi." ucap Lee Seol.

Park Hae Young menggenggam tangan Lee Seol dan mereka mulai menaiki helikopter.

Para wartawan yang berada di luar hotel melihat helikopter, mereka kecewa karena Park Hae Young dan Lee Seol berhasil lolos dari mereka.

Lee Seol dan Park Hae Young menggunakan helikopter untuk menghindari wartawan. Helikopter itu mengantarkan mereka menuju sebuah makam. Untuk sampai ke makam, akses helikopter terpotong di lahan yang luas dan Lee Seol-Park Hae Young harus berjalan menaiki bukit. Lee Seol belum menyadari kalau ia akan menuju ke sebuah makam.

Di pintu masuk makam, Presiden (Kakek Park Hae Young) dan Ayah Yoon Joo menunggu Lee Seol. Kakek Park Hae Young membungkuk dan mengucapkan salam, "Kau sudah datang, Princess."

Lee Seol membalas salam dan tersenyum, "Tidak, kau tidak perlu melakukan hal seperti itu."

"Maafkan aku, Princess. Karena hari ini anda sudah mengalami banyak kejadian yang menyusahkan." ungkap Kakek Park Hae Young.

"Ah, tidak.. Park Hae Young menyediakan Helikopter untuk menghindari wartawan. Dan dari situ aku ingat kejadian masa kecilku. Saat itu angin yang sangat kencang dan bahkan aku bisa dibuat terbang oleh angin itu. Sebuah helikopter mendarat di sebuah lahan rekonstruksi, dan saat itu kau datang untuk menjemput ayahku." jawab Lee Seol. Ia tersenyum.

Kakek dan Ayah Oh Yoon Joo senang karena Lee Seol sedikit demi sedikit sudah bisa mengingat masa kecilnya.

"Sekarang dimana ayahku?" tanya Lee Seol.

Park Hae Young hanya bisa memperhatikannya tanpa banyak bicara. Ia juga mengetahui kalau Ayah Lee Seol sudah mati.

Kakek, Ayah Yoon Joo dan Park Hae Young mengantarkan Lee Seol ke sebuah makam yang terawat. Saat melihat gundukan makam, dengan enggan Lee Seol berjalan menghampirinya.

"Yang Mulia. Akhirnya aku bisa membawa Princess ke hadapanmu. Dan aku yang penuh dosa siap mati." ucap Kakek.

Lee Seol menyadari kalau makam itu adalah makam ayahnya.

"Ini adalah makam Kaisar Lee Yeong Chan." kata Ayah Yoon Joo.

Lee Seol tidak percaya, ia menangis seraya menghampiri Park Hae Young, "Kau bilang, kau akan mengizinkanku untuk bertemu ayahku.. Tidak, tidak mungkin. Semua ini tidak benar. Bukankah aku sudah mengatakan padamu kalau ayahku masih hidup. Ada kesalahpahaman di sini. Aku akan pergi."

Page 50: My princess

Park Hae Young menahan Lee Seol. "Tunggu. Aku harus melakukan hal ini. Kau tau, sudah sejak 20 tahun yang lalu aku harus menghormati makam itu tanpa tau siapa yang dikuburkan di dalamnya. Kalau kau tidak ada di sini, kakek tidak mungkin akan menceritakan hal yang sebenarnya. Biarkan aku mendengar kejadian yang sebenarnya."

"Maafkan aku, Princess. Semua ini adalah kesalahan." jawab Kakek seraya menangis.

Lee Seol teringat kembali disaat masa kecilnya. Dirinya dan Ayahnya dijemput oleh Kakek Park Hae Young. Di rumah Lee Seol, Kakek Park Hae Young menyerahkan sebuah tas bersejarah milik ratu MyenSeong. "Maafkan aku Yang Mulia. Baru saat ini aku bisa mengembalikan tas ini. Maafkan aku yang pendosa ini."

Ayah Lee Seol berkata, "Sungguh menakjubkan. Aku bahkan sudah mengganti namaku dan menganggap bahwa aku sudah mati. Tapi, kalian masih bisa menemukanku. Presiden, apapun konflik yang terjadi antara kakekku dan presiden, aku benar-benar ingin melupakannya."

"Yang Mulia, sekarang saatnya anda dan Princess Lee Seol untuk kembali ke istana." jawab Kakek Park Hae Young.

Malam harinya, saat semua orang tidur. Ayah Lee Seol membereskan barang-barangnya. Ia membawa tas bersejarah milik Ratu Myenseong dan kemudian membangunkan Lee Seol yang tertidur nyenyak. Ayah Lee Seol memang benar-benar tidak ingin kembali ke istana, ia sudah cukup dengan hanya hidup sederhana bersama Lee Seol. Agar, para pengawal dan Kakek Park Hae Young tidak mengejar mereka. Ayah Lee Seol dan Lee Seol pergi dengan mengendap-endap.

Saat berlari, Lee Seol kecil berkata, "Ayah, ikat rambut strawberiku tertinggal." Ikat rambut strawbery milik Lee Seol tertinggal saat ia tidur.

"Aku akan membelikannya yang baru." jawab Ayah Lee Seol.

Lee Seol dan Ayahnya berlari, Ayah Lee Seol menghentikan langkahnya dan ia menyuruh Lee Seol untuk menunggu.

"Tunggu Ayah, Lee Seol." ucap Ayah. "Ayah akan kembali secepat mungkin."

"Benarkah, ayah akan kembali secepat mungkin?" tanya Lee Seol.

"Ya." ucap Ayah seraya tersenyum.

"Janji." Lee Seol menunjukkan kelingkingnya.

"Janji." dan mereka membuat kesepakatan dengan janji kelingking (?).

Ayah Lee Seol pergi dan tiba-tiba sebuah mobil menabraknya. Dan seketika itu juga, Ayah Lee Seol meninggal di tempat.

Kembali ke masa sekarang, Lee Seol menahan air matanya. Bagaimanapun juga ia tidak ingin mendengar cerita itu. "Orang-orang yang menceritakannya dan orang-orang yang ingin mendengarkannya apa kalian puas?" ucap Lee Seol.

Page 51: My princess

Lee Seol berdiri dan beranjak pergi.

Tapi kemudian kakek berkata, "Yang Mulia, paling tidak berikan penghormatanmu pada Kaisar. Ia sudah lama sekali menunggu anda. Tidak masalah kalau Princess tidak memaafkanku, tapi sebaiknya anda memberikan penghormatan pada Kaisar."

"Ya, aku memang tidak akan memaafkanmu. Aku tidak akan melakukan apapun yang membuatmu senang. Itu artinya, aku juga tidak akan memberikan penghormatan pada makam Ayahku sendiri." jawab Lee Seol seraya pergi meninggalkan makam.

Kakek tidak bisa berbuat apa-apa.

Di depan sebuah Toko, Lee Seol duduk dan ia merenung. Park Hae Young menghampirinya dan memberikannya sebotol minuman.

Lee Seol menolak minuman itu, "Sudahlah, kau tidak usah berpura-pura kalau kau care padaku. Aku akan mati seperti ayahku, bukankah kau juga senang kalau aku tidak menjadi seorang princess."

Park Hae Young menjawab, "Apa aku perlu memberikanmu microphone agar kau bisa terus berbicara keras seperti itu dan membiarkan orang lain mendengarnya."

"Mulai saat ini, aku tidak akan melakukan hal yang disuruh oleh kakek. Aku akan melakukan apapun yang bertentangan dengan hal itu."

"Kau tau? Hal itu sangat tidak berguna dan sangat tidak memuaskan." jawab Park Hae Young. "Dan kalau kau melakukan hal itu, Ayahmu di sana, juga pasti akan sangat sedih. Apa kau ingin balas dendam pada kakek?"

Lee Seol hanya menatap Park Hae Young.

"Ada satu cara untuk balas dendam pada kakek. Dengan mengacaukan pembentukan kembali keluarga kerajaan."

"Kau benar-benar orang jahat. Kalau aku melakukan hal itu, itu sama artinya kau hanya ingin agar semua harta warisanmu terselamatkan bukan? Tapi, ada hal yang harus aku terima.." ucap Lee Seol. Lee Seol meminta pada Park Hae Young untuk memberikannya foto Ayahnya.

Park Hae Young menemui Ayah Yoon Joo. Ia meminta foto Ayah kandung Lee Seol karena Lee Seol menginginkannya. Ayah Yoon Joo segera memberikan copy-an foto itu. Ayah Yoon Joo juga meminta maaf pada Park Hae Young, karena ia tidak memberitahukan tentang semua hal itu terlebih dulu pada Park Hae Young, sehingga semua harta warisan Park Hae Young terancam hilang. Park Hae Young menjawab kalau semua ini adalah karena kakeknya yang keras kepala dan Ayah Yoon Joo tidak perlu meminta maaf padanya.

Lee Seol pergi ke kampus. Ia masuk ke ruang organisasi. Di ruang itu, kedua temannya segera meng-intorgasi Lee Seol. Terlebih saat Lee Seol mengatakan kalau ia akan cuti. Kedua temannya heboh mendengar kalau Lee Seol akan mengambil cuti, dan mereka beranggapan kalau Lee Seol akan menikah dengan Park Hae Young. Dengan cepat, Lee Seol menyanggah

Page 52: My princess

hal itu. Kedua teman Lee Seol menyarankan pada Lee Seol untuk tidak menerima uang dari keluarga Park Hae Young, karena uang itu tidak seberapa bila nantinya mereka akan menikah. Lee Seol menyetujui hal itu, ia berkata bahwa seharusnya ia mendapat sebuah cek kosong, sehingga ia bisa mengisi jumlah uang yang ia inginkan di dalam cek kosong itu.

Tiba-tiba Oh Yoon Joo datang dan ia masuk ke dalam ruang organisasi tanpa mengetuk pintu. Oh Yoon Joo yang sedikit mendengar pembicaraan Lee Seol, ia berkata, "Apa itu yang kau inginkan?"

Lee Seol dan Yoon Joo berbicara di resto kampus. Oh Yoon Joo menyerahkan banyak dokumen penting pada Lee Seol, dokumen tentang rencana Lee Seol untuk pergi ke luar negeri. Lee Seol menyetujui rencana dirinya untuk pergi ke Egypt.

"Whoaa.. Kau sangat cepat. Apa kau menyiapkan hal ini dalam waktu semalam?" tanya Lee Seol heran.

"Maafkan oppa kemarin. Aku mewakili Oppa meminta maaf padamu." ucap Oh Yoon Joo. "Oppa memang terlalu kasar padamu kemarin."

"Ah, tidak.." ucap Lee Seol.

"Mungkin, kau akan enggan untuk menghubungi Oppa, jadi kalau kau membutuhkan sesuatu kau bisa menghubungiku." Oh Yoon Joo tersenyum seraya memberikan kartu namanya.

"Aku sangat berterimakasih dengan apa yang sudah kau lakukan. Tapi, sepertinya aku harus membicarakan hal ini terlebih dahulu dengan Park Hae Young." jawab Lee Seol.

 

"Aku dan Park Hae Young memiliki hubungan yang serius. Jadi, saat kau berbicara dengannya atau kau berbicara denganku, hal itu akan sama saja." jawab Oh Yoon Joo seraya tersenyum.

"Kau menjalin banyak hubungan serius dengan banyak orang.." ucap Lee Seol dengan polosnya.

"Apa maksudmu?"

"Kau juga menjalin hubungan dengan Profesor Nam Jung Woo kan?"

"Kau pasti mendengar rumor itu dari siswa yang lain."

"Semua orang di jurusanku mengetahui hal itu. Mereka bilang, kau adalah cinta pertama profesor."

"Itu hanya sekear rumor. Bahkan, orang-orang selalu menjadikanku sebagai bahan pembicaraan mereka."

"Park Hae Young sudah mengetahui hal itu, ia sudah mengetahui kalau kau dan Profesor Nam Jung woo memiliki hubungan serius. Aku yang memberitahukan hal itu pada Park Hae

Page 53: My princess

Young. Tapi, tenang. Bahkan Park Hae Youngpun tidak mempercayai hal itu." ungkap Lee Seol.

Oh Yoon Joo tersenyum, "Oppa memang memiliki hati yang lembut, dan tidak banyak orang yang mengetahui hal itu. Oppa bahkan melindungimu dengan sarung tangan yang lembut ketimbang menggunakan tinju yang kasar. Aku sangat menyukainya."

Lee Seol berjalan di koridor seraya memikirkan apa yang baru saja Oh Yoon Joo katakan. Kemudian, Profesor Nam Jung Woo melihatnya dari kejauhan dan menghampirinya.

"Apa yang membuatmu berpikir se-serius itu?" tanya Profesor Nam Jung Woo.

Panggilan Profesor Nam Jung Woo membuat Lee Seol sadar dari ke-termenung-an-nya, "Ah, profesor." ucap Lee Seol seraya tersenyum.

"Aku mendengar berita kalau kau dan cucu dari pemilik dari Dae Han group akan menikah?" tanya Profesor.

"Ah, tidak, tidak begitu. Siapa yang mau menikah dengan orang bodoh seperti itu. Lagi pula aku juga sudah mencintai orang lain." jawab Lee Seol dengan menutupi wajah malunya (?).

"Ah, aku tau.. Kalau kau tidak akan menikah dengan dengannya, jadi apa kau benar-benar seorang Princess?"

"Huh? Bagaimana kau bisa tau?"

"Benarkah?"

"Kau bisa jaga rahasiakan?"

Profesor Nam Jung Woo mengantarkan Lee Seol pulang. Ia diantar sampai di depan rumah kakaknya (Dan-ah). Profesor turun dari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk Lee Seol. Lee Seol membawa banyak buku.

"Profesor terimakasih, sudah meminjam buku-buku ini." ucap Lee Seol seraya tersenyum senang.

"Semua itu buku mahal jadi jangan tidur diatasnya." canda Profesor Nam Jung Woo.

"Profesor.." Lee Seol tergelak.

Mobil Park Hae Young terparkir tepat di belakang mobil Profesor Nam Jung Woo. Park Hae Young turun dari mobil dan berkata, "Sampai kapan kau akan berdiri disitu? Kenapa kau tidak segera kembali?" Park Hae Young menatap sinis pada Profesor Nam Jung Woo.

"Kenapa kau ke sini?" tanya Lee Seol yang tidak menyukai kedatangan Park Hae Young.

"Apa maksudmu? Seorang profesor mengantarkan anak muridnya di tengah hari seperti ini." Park Hae Young mencoba memojokkan Profesor Nam Jung Woo.

Page 54: My princess

"Jadi, maksudmu, ah. Aku kira, kau hanya mengantarkan seorang perempuan di tengah malam, benar?" jawab Profesor.

"Apa yang kau ketahui tentangku?"

"Kau adalah cucu dari pemilik Dae Han Group dan kau adalah orang yang sangat mengkhawatirkan harta warisanmu yang akan dibagikan ke Publik. Dan tentu saja kalian berdua tidak memiliki hubungan serius, Lee Seol bahkan menyukai orang lain." jawab Profesor Nam Jung Woo.

Park Hae Young menatap tidak bersahabat pada Profesor Nam Jung Woo. Tapi, kemudian tanpa sengaja Park Hae Young melihat Reporter Yoo Gi Gwang yang tengah me-wawancara-i Dan-ah (kakak Lee Seol.). Park Hae Young segera menarik tangan Lee Seol.

"Hei, kenapa kau mentapku seperti itu?" Lee Seol kira Park Hae Young tengah menatapnya, padahal Park Hae Young melihat ke arah Dan-ah dan Reporter Yoo Gi Gwang.

"Ayo kita pergi." suruh Park Hae Young.

"Kenapa?" tanya Lee Seol tidak mengerti.

"Bukankah itu kakakmu?" tanya Park Hae Young.

Lee Seol dan Profesor Nam Jung Woo segera melihat ke arah Dan-ah dan Reporter Yoo Gi Gwang.

Melihat hal itu, Lee Seol panik dan ia mengikuti Park Hae Young masuk ke dalam mobil. Sebelum masuk ke dalam mobil, Park Hae Young berkata pada Profesor Nam Jung Woo, "Profesor kau juga harus pergi, cepat, cepat, cepat.." Profesor hanya menatap cemas ke arah Lee Seol.

Karena Dan-ah berada di kubu kontra (orang-orang yang tidak menyukai Lee Seol.), jadi semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Reporter Yoo Gi Gwang, hanya dijawabnya dengan bentakan. Haha..

Untuk menghindari kejaran dari wartawan, Lee Seol dan Park Hae Young pergi ke rumah Ibu Lee Seol. Rumah yang juga sekaligus penginapan itu berada jauh dari Seoul. Jadi, kecemasannya pada wartawan yang akan mengejar mereka menjadi berkurang.

Lee Seol mengintip dari kejauhan, ia tengah melihat kondisi rumahnya. Ia kemudian mengatakan pada Park Hae Young, "Sepertinya rumah aman. Ah, bagaimana bisa mereka menemukan rumahku.."

"Kau seharusnya khawatir tentang apa yang akan kakakmu katakan." jawab Park Hae Young.

"Tenang saja, kakakku tidak menyukaiku, jadi dia pasti akan berpura-pura tidak mengenalku. Tenang saja. Kalaupun ada seorang reporter yang mewawancarainya dan menanyakan tentang diriku, pasti dia akan berteriak dan marah."

Page 55: My princess

"Seharusnya kau belajar darinya. Bagaimana bisa kau minta diantar oleh orang itu di tengah hari seperti ini. Kau tau, pria yang tidak baik adalah pria yang sepertinya terlihat tulus dan jujur, itu sangat berbahaya." Park Hae Young menyipitkan matanya.

Dan tiba-tiba, Ibu Lee Seol muncul dan kepalanya tiba-tiba membumbul (?) di kaca. haha..

"Dan seperti nya kau adalah tipe pria yang berbahaya itu." jawab Ibu Lee Seol.

Lee Seol panik, "Ibu bagaimana kau tau, kami datang?"

"Ah, aku mendengar suara mobil dari dalam dan aku kira ada seorang pengunjung. Kau memang seorang pengunjungkan?" tanya Ibu Lee Seol pada Park Hae Young.

Ibu Lee Seol curiga, "Siapa dia?" tanyanya pada Lee Seol.

"Ah, orang ini.. Orang ini.." Lee Seol gugup. "Ibu, apa kau tidak melihat berita?"

"Ah, kau ini, seperti tidak tau ibumu saja. Aku selalu mematikan TVku saat drama yang aku tonton selesai." jawab Ibu Lee Seol.

"Ah, benar-benar.." jawab Lee Seol.

"Jadi, siapa dia?"

"Dia? Dia hanya pejalan kaki, dan ia menanyakan tentang arah ke supermarket, jadi aku baru saja memberitahukan arah itu padanya."

"Tapi, aku melihatmu keluar dari mobil."

"Ah, kau pasti salah lihat, ibu."

"Sepertinya kalian memiliki hubungan khusus, kenapa kau berbohong?"

"Ah, tidak, aku tidak berbohong" jawab Lee Seol.

Ibu Lee Seol mendekatkan wajahnya pada Park Hae Young. "Aku tau, kau bukan tipe pria yang berbohong. Hmm.. Apabila ada orang tua yang sedang berbicara dan apa kau tidak ingin keluar dari mobilmu?"

Park Hae Young mengerti, tidak sopan bila ia duduk dan berbicara dengan orang tua yang sedang berdiri. "Baik, aku mengerti.." ucap Park Hae Young dengan salah tingkah.

Ibu Lee Seol penasaran dengan mobil mulus Park Hae Young, dan ia mulai meng-introgasi "Apa stiker penyewaannya sudah dicopot?" haha..

"Ah, ini memang mobilku sendiri."

"Benarkah? Apa kreditnya sudah lunas."

"Aku membayar tunai saat membelinya."

Page 56: My princess

Mendengar hal itu, Ibu Lee Seol langsung tertawa terbahak.. Sumpah, ketawanya ibu Lee Seol buat yang denger ngakak. Ni ibu sama anak, sama-sama mata duitan dah.. 

Ibu Lee Seol melayani Park Hae Young dengan pelayanan kelas utama, ia juga tidak lupa untuk mengitrogasi Park Hae Young. Dari mana asal Park Hae Young, Siapa ayah Park Hae Young, ia kerja dimana, rumahnya bagaimana.. Haahaa.. Dengan salah tingkat, Park Hae Young dan Lee Seol saling menjawab pertanyaan Ibunya. Kadang jawaban mereka sama kadang juga bertentangan, hal itu membuat ibunya betambah penasaran.

Karena sudah dirasa cukup mendapatkan informasi dari Park Hae Young, Ibu Lee Seol menyuruh Park Hae Young untuk beristirahat. Ibu Lee Seol sudah mengetahui (setelah penjelasan panjang lebar) kalau Park Hae Young adalah seorang diplomat. Hanya itu. Haaha..

Ibu Lee Seol membiar Park Hae Young untuk beristirahat di kamar Lee Seol, karena ruang penginapan mereka sudah penuh dengan pengunjung yang menginap.

Lee Seol protes, "Ibu, kenapa kau juga harus menutup pintunya."

"Ah, kau ini. Udara di dalam kamar akan tercemar. Dan kau tau, kau harus selalu hangat." jawab Ibu pada Lee Seol.

"Selamat beristirahat," ucap Ibu sopan pada Park Hae Young. "Tenang saja, aku juga tau bagaimaan caranya mengetuk pintu."

Pintu ditutup dan Park Hae Young berkata, "Ah, seperti dia memang benar-benar ibumu. Sifat kalian tidak jauh berbeda. Coba kau test DNA, hasilnya pasti sama dengan ibumu."

"Sudahlah. Duduk, aku pusing melihatmu berkeliling seperti itu." jawab Lee Seol kesal.

"Kau menyuruhku duduk dimana?" Kamar sempit milik Lee Seol memang tidak memiliki ruang untuk duduk, haha.. kecuali duduk di pinggiran kasur.

Park Hae Young melihat-lihat barang-barang yang ada di kamar, kemudian ia menemukan album foto milik Lee Seol.

"Ah,, ini." ucap Park Hae Young.

"Hey, kau. Kau tidak boleh membuka album foto pribadi milik orang lain. Kembalikan." Lee Seol mencoba mengambil album fotonya.

"Hey, bukankah saat seorang tunangan datang ke rumah calonnya, ia akan diperlihatkan album bayi sang calon." jawab Park Hae Young. Park Hae Young mengangkat album foto itu tinggi-tinggi, sehingga Lee Seol tidak bisa meraihnya.

Lee Seol melonjat-lonjat untuk dapat mengambil kembali album fotonya, tapi, saat meloncat, Lee Seol tersandung dan jatuh tepat diatas badan Park Hae Young. Saat itu juga ibu datang dan melihat mereka dalam posisi seperti itu. Langsung saja, keduanya salah tingkah.

Lee Seol kesal, "Ibu, tadi kau bilang kau akan mengetuk pintu terlebih dulu?"

Page 57: My princess

"Hey, aku memang mengatakan hal itu, tapi kau kan bukan anak kecil lagi, masa kau tidak tau bagaimana caranya untuk mengunci pintu. huh??"

"Sudahlah.. Rilex.." ucap Ibu dengan sopan pada Park Hae YOung.. "Rilex.."

Ibu pergi dan kembali menutup pintu.

Lee Seol dan Park Hae Young salah tingkah. Mereka duduk dipinggiran kasur. Lee Seol berhasil mendapatkan kembali album fotonya, ia mendekap album foto itu. Park Hae Young mengeluarkan sebuah foto dari kantong jasnya.

"Ini." Park Hae Young menyerahkan foto Ayah kandung Lee Seol.

"Kau datang ke sini hanya untuk memberikan ini?" tanya Lee Seol heran dan tersentuh.

"Ini foto original jadi jagalah dengan baik."

"Apa kau memberikan foto ini, agar aku bisa cepat mati?!"

"Hey, jangan konyol."

Lee Seol menatap foto itu dan ia merenung, kemudian berkata pada Park Hae Young, "Kapan aku harus berangkat?"

"Lebih cepat lebih baik." jawab Park Hae Young.

Yap, rencana Lee Seol untuk pergi ke Egypt akan segera terlaksana. Lee Seol menyiapkan semuanya, ia membuat surat untuk ibunya, membuat surat untuk profesor, merapikan kamar dan seluruh rumah, dan juga menyiapkan makan pagi special untuk ibunya. Lee Seol akan pergi tanpa berpamitan terlebih dulu dengan ibunya, jadi ia hanya akan meninggalkan surat untuk ibu.

Lee Seol sampai di bandara.

Di ruang tunggu, Lee Seol tengah menuliskan daftar barang-barang yang akan ia belikan untuk ibu dan kakaknya. Tidak berapa lama kemudian, Park Hae Young datang, dan ia langsung merebut catatan itu dari tangan Lee Seol.

Park Hae Young membacakan daftar yang dibuat Lee Seol, "Bikini, mouisturizer, sepatu, pakaian olah raga."

"Hey, kau.. Ini daftar barang-barang yang akan aku belikan untuk ibu dan kakakku." jawab Lee Seol, ia segera mengambil daftarnya dari tangan Park Hae Young.

"Hey, apa ibumu memakai bikini?" tanya Park Hae Young dengan tatapan polos. hehe.

"Itu.. Ish, Itu untuk kakaku."

Page 58: My princess

"Sudahlah, kau bahkan tidak akan memiliki waktu untuk membeli semua itu. Berikan daftar itu padaku, aku yang akan membelikannya dengan kualitas yang bermerek dari Dae Han departement store."

"Benarkah, kau akan membelikannya.?"

Park Hae Young mengangguk.

Waktu untuk Lee Seol pergi sudah tiba. Lee Seol dan Park Hae Young mengantri tiket. Tapi tiba saat giliran Lee Seol untuk pengecekan tiket. Tanpa diduga, tiket Lee Seol ditolak oleh petugas bandara.

Episode 4

Petugas bandara melihat passport Lee Seol dan menghela nafas. Ia mempersilakan Lee Seol keluar dari jalur antrian. Lee Seol bingung, kenapa? Petugas itu mengatakan Lee Seol dilarang meninggalkan Korea dan pasportnya akan ditahan. Hae Yeong dan Lee Seol tercengang dan saling berpandangan. Mengapa seperti ini, tanya Lee Seol pada Hae-yeong.

Hae-yeong mencoba menjelaskan pada petugas bandara bahwa ia seorang diplomat. Dia mengatakan tidak mungkin Lee Seol menghadapi masalah seperti ini (biasanya yang dilarang meninggalkan Negara adalah orang-orang yang bermasalah dengan hukum sedangkan Seol tidak). Petugas itu mengatakan sebaiknya mereka mencari tahu sendiri mengapa Seol dicekal oleh Kantor Imigrasi.

Hae-yeong bertanya pada Seol, “Kau tidak punya catatan criminal kan? Apa kau berhutang pada Negara, misalnya tidak membayar pajak?” Seol berpikir lalu teringat sesuatu,” Apa lupa membayar tagihan gas kota juga termasuk?” Hae-yeong berpikir tidak mungkin gara-gara itu.

Hae-yeong akhirnya menelepon mencari informasi mengapa Seol dicekal. Seol ada dalam daftar Menteri Hukum. Ia mendapati ini semua perbuatan kakeknya. Seol bingung, memangnya kakek Hae-yeong kenal dekat dengan Menteri Hukum? Hae-yeong bilang kakeknya yang membantu biaya kuliah sang menteri dulu dan saksi dari pernikahan menteri tersebut.

“Wah, hebat sekali. Orang-orang elit benar-benar saling berkaitan erat. Jadi maksudmu mereka bekerja sama untuk menjadikanku seorang criminal?”

“Seseorang yang akan menyerahkan seluruh kekayaannya untuk menjadikanmu putri tidak mungkin melakukan hal itu (menjadikan Seol seorang criminal),” sahut Hae-yeong.

“Mengapa tidak mungkin, mungkin saja dia marah…waktu itu aku mengatakan tidak bisa memaafkan kakekmu dengan membuat mata dan wajahku sepeti ini.” Seol menarik kedua ujung matanya dengan jarinya.

Hae-yeong berkata target kakeknya kali ini bukan Seol tapi dirinya. Ia berkata ia akan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melawan kakeknya. Seol mendengus, menurunkan berita di internet saja kau tidak bisa, kau punya kemampuan apa. Kau pikir aku tidak melakukannya karena aku tidak bisa, sahut Hae-yeong, aku tidak mau menyalahgunakan kewenangan pemerintah. Seol tidak terkesan, ya ya ya aku tahu, aku pergi.

Page 59: My princess

Hae-yeong menariknya, kau mau ke mana? Aku harus kembali ke penginapan, kata Seol, aku akan dibunuh ibuku jika ia tahu aku mau melarikan diri. Kau sudah ada di Mesir saat kau ketahuan, jadi apa masalahnya, tanya Hae-yeong.

Kita kan tidak tahu kapan pencekalanku dicabut, aku harus mengambil kembali surat perpisahanku, kata Seol. Hae-yeong kaget Seol memberitahu ibunya ia akan ke Mesir dalam suratnya. Seol berkata mungkin saja ibunya akan mencari Hae-yeong begitu membaca suratnya. Karena ibu Seol mengira Hae-yeong adalah kekasih Seol sebaiknya Hae-yeong membantu Seol mengambil kembali surat itu (soalnya pasti ibu Seol mengira Hae-yeong yang melarikan anaknya). Hae-yeong terpaksa menurut.

Mereka tiba di penginapan namun ibu Seol tidak ada, demikian juga surat yang diselipkan Seol dalam Alkitab ibunya. Hae-yeong menduga ibu Seol pergi ke gereja karena Alkitabnya juga tidak ada. Mereka pergi menyusul ibu Seol ke gereja dan duduk di belakangnya. Mereka melihat Alkitab ibu Seol yang terbuka dan sepertinya ia belum membaca surat itu.

Hae-yeong berusaha mengambil Alkitab ibu Seol saat ia sedang berdoa (disuruh Seol karena tangannya lebih panjang). Baru saja tangannya menyentuh Alkitab, ibu Seol mengambil Alkitab itu dan menoleh ke belakang. Hae-yeong langsung melipat tangannya pura-pura berdoa.

Ia pura-pura terkejut melihat ibu Seol. Ibu Seol senang melihat mereka berdua. Seol mengatakan Hae-yeong mengambil cuti hari ini dan berniat membantu membersihkan penginapan. Hae-yeong dengan manisnya berkata ia ingin mengantar ibu Seol dengan mobilnya.

Seol berkata ia akan mengikuti ibadah dengan sungguh-sungguh dan ingin meminjam Alkitab ibunya. Ibunya menepi tangannya, kebaktian sudah selesai katanya lalu memasukkan Alkitabnya kedalam tas. Ia menyuruh Hae-yeong menyalakan mesin mobil dulu dan menyalakan pemanasnya.

Hae–yeong mengambil kesempatan ini untuk membawakan tasnya dan menaruhnya dulu di mobil. Ibu Seol senang dan memberikan tasnya pada Hae-yeong. Hae-yeong segera pergi ke luar dan membuka tas ibu Seol, mencari surat itu di dalam Alkitab. Ia menemukan sebuah surat dan membukanya. Ia bingung melihat isinya, “Tuhan, aku berdoa untuk anak tertuaku Dan agar ia lulus ujian.” Hae-yeong mencari-cari lagi.

Sementara itu di dalam gereja, pak pendeta mengatakan ia akan membacakan doa-doa yang telah ditulis dan diserahkan dengan penuh iman. Ia mulai membacakan permohonan doa jemaat. Sampai ia menemukan sebuah surat yang isinya bukan permohonan doa. Well, kita udah bisa tebak bukan isinya apa. Pak pendeta mulai membacakan isi surat itu.

“Ibu, ini aku, Seol (Ibu Seol menoleh sementara Seol ternganga mendengar suratnya dibacakan). Sepertinya orang ini memanggil Yesus sebagai ibunya. Baik ibu ataupun bapa (dalam agama Kristen Yesus biasanya dipanggil Bapa), aku akan terus membacakan (Seol berusaha memberi isyarat pada pendeta agar berhenti membaca). Pertama-tama pergilah ke dapur. (Hae-yeong kembali ke dalam gereja dan duduk di samping Seol, ia berbisik ia tidak menemukan suratnya). Ambil segelas air dari kulkas. Pergilah ke lemari. (Seol tak berdaya memandang Hae-yeong, Hae-yeong bertanya ada apa). Ambillah obat herbal. Sebenarnya surat ini mengenai apa?

Page 60: My princess

Pertama, minumlah obat itu. Apa kau sudah meminumnya? Lalu, tenangkan hatimu dan teruskanlah membaca (Hae-yeong masih belum sadar kalau pak pendeta sedang membacakan surat Seol sementara Seol menggelengkan kepala pura-pura tidak tahu ketika ibunya menoleh padanya).

Saat kau membaca surat ini, aku seharusnya berada dalam pesawat menuju Mesir (ibu Seol dan Hae-yeong langsung melotot, keduanya menoleh pada Seol yang mencoba pura-pura tidak tahu). Sejujurnya, aku sudah lama ingin ke sana. Aku tidak mengatakannya padamu karena kupikir akan menghancurkan hatimu. Sepertinya orang ini melarikan diri dari rumah. (Lee Seol menunduk pasrah, Hae-yeong menyikutnya, ibu Seol mendelik kesal pada Seol). Bukankah ibu Lee Seol, adalah Diakones Kim Da Bok (diakones adalah jabatan di gereja untuk pengurus/aktivis wanita)? ”

Mendengar namanya dipanggil, ibu Lee Seol kembali menghadap ke depan. Pak pendeta menanyakan apakah diakones Kim Da Bok hadir di gereja? Ibu Seol pelan-pelan mengangkat tangannya, ya saya datang.

Pak pendeta bertanya ada apa sebenarnya, sepertinya Seol kabur dari rumah. Ibu Seol kebingungan menjawabnya. Sementara itu Seol dan Hae-yeong mengendap-endap keluar dari gereja. “Kalian berdua berhenti!” teriak ibu Seol, lalu berlari mengejar mereka ke luar. Di luar terjadi kehebohan. Ibu seol mengejar Seol sambil terus memukulinya. Para jemaat berusaha menghentikan ibu Seol.

Seol bersembunyi di belakang Hae-yeong. “Kau anak nakal, beraninya kau kabur dari rumah!” seru ibu Seol. Ia kesal sekali dan kembali hendak memukuli Seol. Hae-yeong menahannya, “Ibu!”

“Lepaskan! Kau yang membuat kekacauan ini, jangan sentuh aku!” kata ibu Seol pada Hae-yeong. “Cukup, ibu dengarkan aku, ini semua gara-gara aku. Pukul aku saja.” kata Hae-yeong. Ibu Seol bingung, “Apa maksudmu ini salahmu? Apa kalian merencanakan melarikan diri berdua? Lalu apa kalian mungkin….apa dia hamil?”

Hae-yeong dan Seol terkejut dan berusaha membantahnya. Pak pendeta memberi selamat pada ibu Seol dan mengatakan pada masa kini hal seperti ini tidak masalah (duuh…gimana sih pak pendeta, di mana-mana hamil di luar nikah itu ngga boleh, termasuk dalam agama Kristen). Semua turut memberi selamat. Seol dan Hae-yeong terus membantah.

Pak pendeta mengamati Hae-yeong dan akhirnya mengenalinya sebagai cucu pemilik Daehan Grup. Hae-yeong menutupi wajahnya. Ibu Seol tak kalah kaget. Ia baru tahu kalau “kekasih” putrinya bukan orang sembarangan.

Hae-yeong menenangkan semuanya dan berkata, “Pak pendeta, sejujurnya, masalah pekerjaanku dan keluargaku tidak boleh diungkapkan pada public. Tolong, kumohon padamu.” Ibu Seol tercengang karena Hae-yeong benar-benar cucu Daehan Grup.

Pak pendeta menganggukkan kepala mengerti dan mengatakan ia dan jemaatnya memiliki kesadaran akan hal itu. “Semuanya….dalam nama Tuhan….sssstttt (menutup mulut tentang Hae-yeong dan Seol)…” Semua jemaat mengikutinya termasuk ibu Seol, ”ssssstttt….” Ibu Seol tidak marah lagi, ia malah terlihat senang (Ibu Seol ini perannya selalu anak

Page 61: My princess

perempuannya jadi kekasih orang kaya, dalam Goong ia jadi ibu Chae Kyeong, dalam BBF ia jadi ibu Jan Di).

Kembali ke penginapan, ibu Seol melihat rekaman Hae-yeong memeluk Seol dan menutupi kepalanya di sekolah. Hae-yeong dengan bangga berkata ibu Seol sepertinya terharu (melihat Hae-yeong melindungi Seol) buktinya ia terus melihat rekaman itu. Seol mengatakan seharusnya Hae-yeong menghentikan berita itu.

Ibu Seol menyuruh mereka diam dan berkata, jadi ini benar kalian? Astaga, jadi kau membuat kekacauan di sekolah, kau bahkan menjadi berita, kalian ini benar-benar….?! Seol dan Hae-yeong menunduk, siap-siap menerima kemarahan ibu Seol.

“Sungguh romantis….”

Hae-yeong dan Seol menoleh tak percaya. “Saat muda dulu, aku berharap aku pernah mencoba hal seperti ini. Ahh kau ini, kau pasti benar-benar menyukainya. Bagaimana rasanya? Apa kau gugup? Apa kau tidak gemetar?” tanyanya bertubi-tubi pada Seol.

Seol bertanya apa ibunya tidak marah. “Jika aku mengetahui kondisi ini sebelumnya, aku tadi tidak akan marah. Aku bahkan tidak tahu kalian akan berbulan madu (ke Mesir).” Seol langsung membantah ia akan berbulan madu, menikah saja belum. “Melarikan diri dengan pria yang kaucintai itulah yang disebut bulan madu! Ah mereka bilang anak seperti orangtuanya, kau begitu mirp denganku.”

Apa kau juga melarikan diri dengan ayah, tanya Seol kaget. Ibu Seol mendesah, cinta akan lebih kuat saat menghadapi kesulitan. Seol berusaha menjelaskan bahwa ia dan Hae-yeong tidak seperti itu. Ia sekarang bagaikan mendapat lotto (lotere di Korea).

Kami saling mencintai, kata Hae-yeong cepat. Ia takut Seol membocorkan identitasnya sebagai seorang putri. Benar sekali, kata ibu Seol, mendapat pia seperti Tn. Park benar-benar bagai menang lotere. Seol kaget dan menyikut Hae-yeong, apa kau gila? Kita memang harus mengatakannya pada ibu, oppa akan menjelaskannya nanti, sahut Hae-yeong. “O…Oppa???” Seol melotot kaget.

“Ibu, maaf aku berkata seperti ini tapi keluargaku tidak menyetujui hubungan kami, bahkan saat kakekku melihat Seol pertama kali, ia langsung berlutut dan menangis (kalau ini sih ngga boong).” Hae-yeong memegang lutut Seol dengan akrab sekali^^

“Separah itukah?” tanya ibu Seol cemas. Iya, jadi itulah sebabnya Seol tidak punya pilihan lain selain naik pesawat, tapi asalkan kau mengetahui hal ini, kami ingin pergi ke Mesir dengan restumu. Jadi ibu, Hae-yeong berlutut, tolong berikan persetujuanmu. Seol hanya bisa megap-megap tidak bisa berkata apa-apa.

Kalian saling mencintai, apakah penting aku menyetujui atau tidak, kata ibu Seol. Terima kasih ibu, kata Hae-yeong lega. Ibu, tidak seperti itu, seru Seol. Hae-yeong memeganginya dan terus berterima kasih, mengapa kau tidak mengatakan ibumu keren sekali, kita bisa disetujui lebih awal. Ibu Seol tersipu senang, aku memang seperti itu, tapi sebelum pergi, kalian akan mendaftarkan pernikahan kalian dulu bukan(kaya Ra-im dan Joo-won)?

Page 62: My princess

Hae-yeong dan Seol langsung terdiam, apa? Mendaftarkan pernikahan? Kami belum memikirkannya. Percakapan mereka terhenti dengan masuknya pengawal kakek Hae-yeong. Tuan muda, kami datang untuk mengawalmu.

Ada apa, tanya Hae-yeong. Pengawal itu (salah seorang chef dalam kdrama Pasta) heran melihat Hae-yeong berlutut. Hae-yeong dengan malu duduk di samping Seol. Ada apa, tanyanya kembali berusaha terlihat keren hehe…

Seol menuduh Hae-yeong hendak melarikan diri dan membiarkannya sendiri menghadapi ibunya. Apa kau mau ikut, kakekku pasti senang, sindir Hae-yeong.

“Ibu, aku akan mengurus beberapa hal dulu di Seoul, sementara itu tolong jaga Seol,” kata Hae-yeong manis. Kali ini Hae-yeong merangkul pinggang Seol. Bener kan akrab banget^^

“Jangan khawatir. menantu Park. Kau pikir aku tidak bisa menjaga putriku sendiri?”

Pengawal kakek Hae-yeong menoleh mendengar Hae-yeong dipanggil menantu dan bergumam sendiri, wah ini kayanya bakalan jadi “Sekretaris Kang”nya nih yang diam-diam mendukung hehehe^^

“Kapan kau akan kembali?” tanya Seol kesal. “Jangan khawatir, tidak akan lama.” “Tidak lama itu berapa lama?”

Hae-yeong menjawil pipi Seol gemas, “Aigooo….kau ini cerewet sekali. Kenapa? Kenapa? Walau kau melihat oppa, kau masih begitu merindukan oppa…aigooo….”

Ibu Seol tersenyum melihatnya. “Oppa? Mengapa kau terus mengatakan oppa…oppa?” protes Seol. “Omo…sekarang tiap kau membuka mulut kau mengatakan oppa, oppa. Kau juga sebaiknya tidak melakukan hal itu di depan ibumu. Saat aku muda dulu kaupikir aku tidak memiliki oppa?” sindir ibunya.

“waaaahhh…aku hampir muntah,” gumam Seol kesal.

Hae-yeong kembali menjawil kedua pipinya, “putri kecilku, jangan ke mana-mana, kau harus terus bersama ibumu ya. Aku akan segera kembali.” Hae-yeong melarang Seol kembali ke Seoul dan harus menunggu bersama ibunya. Hae-yeong pergi bersama pengawal kakeknya.

Sekretaris Oh (ayah Yoon -ju)memberitahu Presiden Park (kakek Hae-yeong) bahwa Seol telah kembali ke rumah sementara Hae-yeong kembali ke Seoul. Presiden Park mengatakan pria yang tidak punya kemampuan banyak (Hae-yeong) bagaimana bisa berpikir dapat mencegah kembalinya keluraga Kerajaan.

Presiden Park menanyakan kemajuan proyek pemabangunan maket di hadapannya. Maket itu ternyata maket komplek istana, yang digabung dengan taman, ada waterboomnya segala lho… Ia berkata ia tidak tahu apakah putri akan kerasan tinggal di istana.

Presiden Kim (Presiden Korea) datang dan bergabung melihat-lihat maket tersebut. Ia terkesan dan mengatakan benar-benar seperti istana. Presiden Park menjelaskan model istana putri diambil dari model istana Inggris di Regent’s Park, London, di mana rakyat diperbolehkan menemui putri di halaman, rakya juga dapat menikmati taman tersebut.

Page 63: My princess

Presiden Kim (banyak ya pemeran dari Pasta^^) berseloroh, ia akan menjadi putri yang menerima banyak cinta. Presiden Park senang mendengarnya. Aku iri padanya, kata Presiden Kim (hmmm…apa ada kecemburuan di sini?). Presiden Park mengatakan dalam area tersebut juga ada gedung untuk memperingati Presiden Kim setelah Presiden Kim tidak menjabat lagi, ini sesuai janjinya pada presiden Kim, sebagai presiden yang paling dicintai dalam sejarah.

Tapi akhir-akhir ini rakyat sepertinya lebih tertarik pada kehidupan percintaan Park Hae-yeong, mereka bukan benar-benar kekasih kan? Tanya Presiden Kim. Itu sangatlah tidak mungkin kata Presiden Park meyakinkan (O-ooww..).

Kalau begitu aku akan mempercayaimu, kata Presiden Kim, saat ini partai Geum Ja tetap menentang (pembentukan kembali keluarga kerajaan), dan akan berakibat negatif untuk pengambilan suara nasional (mengenai dibentuknya kembali kerajaan). Maksudmu So Sun-woo, sahut Direktur Park. Dia selalu melakukan berlawanan dengan apa yang kulakukan, keluh Presiden Kim, hari ini ia mengadakan aksi mogok makan.

So Sun-woo dengan berapi-api meneriakkan protesnya melawan pembentukan kembali monarki. Tiba-tiba asistennya (lagi-lagi chef di Pasta, oya muncul juga di Secret Garden jadi cowo yang ketakutan dimarahin Ra-im di pesta) mendapat telepon untuk So Sun Woo. Ia tidak mau menjawab telepon karena sedang banyak reporter yang memotret aksinya. Tapi setelah diberitahu bahwa Oh Yoon-ju yang menelepon, ia mengangkat teleponnya di balik punggung sang asisten.

Yoon-ju berkata Presiden Park mengirimnya untuk membicarakan hal yang tidak dapat dibahas lewat telepon. Mendengar itu, ia langsung pura-pura kena serangan jantung. Yoon-ju menggelengkan kepalanya melihat aksi So sun-woo. Berarti So Sun-woo ini juga sebenarnya takut sama kakek Hae-yeong ya, buktinya dia langsung berhenti demo.

Yoon-ju menemui So Sun-woo di rumah sakit, yang sedang makan dengan lahapnya (lho kan lagi mogok makan?). Yoon-ju menyindirnya agar makan pelan-pelan karena ia baru saja mogok makan. Dengan ringan ia menjawab ia hanya memulai, sisanya mengikuti arus, biarkan saja rakyat yang menanganinya. Rakyat akan mulai menyelidiki latar belakang, pendidikan, dan keluarga gadis itu. Jadi biarkan rakyat yang mengurus semuanya. Yoon-ju meresapi perkataan So Sun-woo dan mendapat ide, ia tersenyum.

Yoon-ju melapor pada kakek hae-yeong, ia sudah menemui So Sun-woo dan sepertinya respon rakyat pada Presiden Kim tidaklah begitu bagus. Sekretaris Oh menasihati kakek, bagaimanapun mereka membutuhkan dukungan partai Geum Ja (partai So Sun-woo) agar bisa menang dan mereka harus mau berkompromi.

Perbincangan mereka diinterupsi dengan kedatangan Hae-yeong. Kakek Hae-yeong langsung memarahinya. Yoon-ju meminta diri lalu keluar. “Dasar tak berguna, beraninya kau membawa putri! Bagaimana bisa aku mempunyai cucu sepertimu?!” maki kakek.

Hae-yeong tidak peduli, “Kakek, kau menyerahkan kekayaanmu pada orang yang sama sekali tidak hubungannya dengan kita. Kakek, apa itu masuk akal memberikan kekayaanmu pada orang asing?”

“Aku hanya mengembalikannya. Grup Daehan dimulai dari dana keluarga kerajaan.”

Page 64: My princess

“Kalau begitu kembalikan saja dana itu berikut bunganya. Bagaimana bisa kau menyerahkan seluruhnya?”

“Apa kau yang menghasilkannya? Apa itu uangmu? Mengapa kau memusingkan dirimu dengan hal ini?”

“Kalau begitu Sekretaris Oh yang punya hak untuk berbicara (karena Sekretaris Oh yang membantu kakek menjalankan bisnisnya), tolong jelaskan padaku. Apa masuk akal memberikan semua bisnis pada kerajaan tanpa mempedulikan keluargamu dan pegawai lainnya?” tanya Hae-yeong. Sekretaris Oh berkata, “Presiden sudah memutuskan hal ini sejak dulu. Tidak ada yang bisa mengubahnya.”

“Tidak. Menyingkirkan gadis itu tidaklah sulit. “ kata Hae-yeong.

“Apa maksudmu?” tanya kakek.

“Aku mempersiapkan diriku menjadi orang yang kejam. Entah aku harus mengikat kakinya atau menculiknya, aku akan melakukan apapun untuk mencegahnya menjadi seorang putri.” Hae-yeong berlalu dari hadapan kakeknya, tapi ia berhenti ketika mendengar kakeknya dengan marah berkata , “Ia mengatakan hal yang sama persis dengan ayahnya.”

Yoon-ju yang menguping di luar juga sama terkejutnya. Hae-yeong bertanya,”sama persis? Apa situasi yang kuhadapi saat ini sama dengan situasi yang dihadapi ayahku?” Kakek Hae-yeong mencoba mengendalikan dirinya. Sekretaris Oh khawatir melihat keadaan kakek Hae-yeong dan meminta Hae-yeong keluar untuk berbicara dengannya.

“Apa kau mengusir ayahku karena masalah keluarga kerajaan? Alasan kau tidak memperbolehkan ayahku menginjak Negara ini adalah karena masalah ini?” Sekretaris Oh berusaha menyuruh Hae-yeong keluar karena takut penyakit Kakek kambuh.

“Selama ini aku penasaran. Mengapa ayahku dicampakkan oleh kakek? Apa dosanya? Apa karena ia ingin menggulingkan kakek dan iri dengan perusahaanmu?”

Kakek Hae-yeong tak tahan lagi, “tutup mulutmu!”

“Aku membayangkan semua itu tentang ayahku. Tapi ternyata karena masalah ini? Untuk membangkitkan kembali kerajaan yang memang telah runtuh, kau menghancurkan anakmu dan membuatku tumbuh sebagai anak yatim piatu?!”

“Keluar! Bawa dia dan keluar” Kakek Hae-yeong berteriak sambil menangis.

“Baik! Baik aku akan keluar! Aku tidak akan membiarkanmu melihat sang putri lagi!” Hae-yeong keluar dari kantor kakeknya. Kakeknya kembali marah namun penyakitnya kambuh.

Yoon-ju menahan Hae-yeong yang pergi dengan marah. “Tunggu sebentar, jika kau pergi dalam keadaan seperti ini, kau bisa mengalami kecelakaan. Tenangkan dirimu. Minum teh dulu baru pergi.”

Hae-yeong menghela nafas dan menoleh, “Jika keluarga kerajaan ditegakkan kembali. Jika aku benar-benar bangkrut. Maka aku tidak bisa menikahimu. Jadi aku berharap aku bisa lebih

Page 65: My princess

frustasi dan terpukul. Kuharap aku dapat bertindak di luar akal sehat. Masuklah ke dalam.” Lalu ia meninggalkan Yoon-ju sendirian. Mata Yoon-ju berkaca-kaca mendengar itu. Hae-yeong mengatakan itu karena ia pikir Yoon-ju berhak mendapatkan yang terbaik sementara bila ia bangkrut ia tidak bisa memberikan apa-apa, bagaimanapun Yoon-ju terluka mendengarnya. Bukankah cinta seharusnya bertahan menghadapi rintangan?

Hae-yeong kembali ke apartemennya dan merenung memandangi foto ayahnya. Ia bersiap-siap dan menemui…So Sun-woo. Ia meminta bantuan agar cekal terhadap Seol dibatalkan dan Seol bisa pergi ke luar negeri. So Sun-woo mengatakan ia mengerti Hae-yeong bermaksud menyingkirkan sang putri tapi ia bisa membuatnya lebih mudah. So Sun-woo ingin menggunakan masa lalu Seol untuk membuat Seol jelek di mata rakyat. Hae-yeong tertegun.

Ibu Seol sibuk membuatkan makan untuk bekal Seol di luar negeri (dia tidak tahu menahu mengenai pencekalan Seol). Banyak banget, bisa buat setahun kayanya. Ibunya juga mengingatkan Seol harus pamit dengan benar pada dosennya, bagaimana bisa meninggalkan surat lalu pergi begitu saja. Seol mengangguk bosan tapi ia teringat. Surat!!

Selian untuk ibunya, Seol juga menulis surat untuk dosennya dalam amplop pink yang diberi parfum. Seol segera menelepon Jung-woo dan menanyakan apakah ia menerima surat yang aneh. Jung-woo memeriksa suratnya dan tersenyum, “apa maksudmu surat dipenuhi tanda hati di amplopnya?”

Seol melompat, iya benar, apa kau sudah membacanya? Aku baru menerimanya, sudah lama sekali aku tidak mendapat surat tulisan tangan, kata Jung-woo senang. Seol mendesah lega, Professor, kau tidak boleh membukanya!

Seol mengenakan jaketnya dan mewanti-wanti Jung-woo untuk tidak membukanya, ia akan segera mengambilnya ke kampus. Ibunya menahannya sesuai permintaan Hae-yeong agar Seol tidak ke mana-mana. Seol menjawab, aku punya masa lalu yang harus kubereskan, lalu ia berlari ke luar. Seol segera pergi ke kampusnya.

Di halaman kampus ia bertemu dengan reporter yang bertanya apakah ia “Gadis yang dipeluk”. Seol segera mengenakan topi jaketnya untuk menutupi wajahnya. Untunglah Jung-woo menghampirinya dan menyelamatkannya dengan pura-pura marah pada Seol dan akan menghukumnya karena bukannya mengikuti kuliah malah memberi wawancara. Seol segera mengikutinya dengan senang.

Mereka duduk dan barbincang di kantin kampus. Seol memuji Jung-woo pandai berakting. Jung-woo senang mendengarnya. “Tampaknya topic “gadis yang dipeluk” sedang hot saat ini, semakin banyak reporter yang datang. Sebelumnya kau lebih terganggu dengan hal ini,” sahut Jung-woo. Seol malah terus memuji Jung-woo.

“Orang-orang berpikir aku lemah lembut. Tapi aku punya sisi liar,” kata Jung-woo memuji dirinya sendiri. I like this professor^^

“Apa kau mengidap pangeran complex?” tanya Seol, tak menyangka professornya seperti ini, namun sebenarnya Jung-woo hanya bercanda. (pangeran complex: orang yang menganggap dirinya pangeran, biasanya dalam karakter film kartun, pangeran digambarkan sebagai orang yang lemah lembut, baik hati namun tangguh dalam menghadapi lawan)

Page 66: My princess

“Ah, apakah terlihat? Aku sampai harus berlatih untuk mengendalikan diri,” seloroh Jung-woo, “karena murid wanita selalu mengirimku hal-hal aneh.” Jung-woo mengeluarkan surat Seol. Seol langsung berusaha mengambil suratnya namun Jung-woo menjauhkan surat itu dari Seol. “Mengapa kau mencoba mengambil yang sudah kauberikan? Bukankah ini untukku? Bolehkah aku membacanya?” katanya.

Seol panik, “tidak boleh! Tidak boleh! Jika kau ingin melihatku mati maka bacalah.” Jung-woo malah senang melihat reaksi Seol, ia memasukkan surat itu ke dalam kantung kemejanya, “memangnya kenapa?”

Seol duduk dan mengatakan sebenarnya surat itu surat berantai, jika Jung-woo membacanya maka keadaan akan menjadi rumit (harus meneruskan surat itu pada beberapa orang maka akan mendapat keberuntungan, jika tidak meneruskan maka akan mendapat celaka….dan aku bahkan membantu membuang surat berantai untuk guruku karena dia takut celaka *sigh*).

“Jika kau memang penasaran maka aku akan memberitahu apa yang kutulis. Surat ini dimulai di Inggris. Surat ini berkeliling dunia setiap tahun. Surat ini membawa keberuntungan bagi penerimanya.”

Jung-woo tertawa geli, kau benar-benar mengingatnya, wah. Seol merubah taktik, “Aku masih ingin belajar di kelasmu. Tapi itu adalah surat terima kasih untuk perhatianmu semalam. Benar-benar memalukan. Jika professor membacanya, aku akan benar-benar malu hingga tidak bisa melihat wajahmu.”

“Kau mengkhawatirkan tidak bisa melihat wajahku lagi, bagaimana bisa kau memikirkan untuk pergi ke Mesir (kalau Seol ke Mesir kan dia tidak bisa melihat professor lagi)?” tanya Jung-woo.

“Jika aku melarikan diri dan pergi ke Mesir…” Seol tersadar sesuatu, “Kau sudah membaca suratnya?”

“Professor, saat aku di Mesir. Kuharap kau akan terus menjomblo dan tiap akhir minggu makan ramen sendirian di rumah. Aku bisa merasakan ketulusanmu,“ jawab Jung-woo, mengucapkan isi surat Seol.

Seol tertunduk malu, “Kau…sudah membacanya.”

“Pengambilan Suara Nasional (tentang pembentukan kembali monarki) akan diadakan akhir tahun tapi sang putri malah ingin ke Mesir. Apa yang sebenarnya kaupikirkan?”

Seol bertanya jadi professor penasaran akan hal itu setelah membaca suratnya? Seol pikir Jung-woo akan bertanya soal terus menjomblo sampai Seol pulang dari Mesir, tapi Jung-woo sebenarnya ingin tahu mengapa Seol mendadak melarikan diri ke Mesir.

“Aku khawatir kau tidak mengatakan hal ini pada siapapun tapi kau tetap pergi ke Mesir sendirian. Apa aku harus lebih mengkhawatirkan kesehatanmu? Atau hasil voting? Atau keamananmu, aku tidak bisa memutuskan. Apa yang harus kulakukan?”

“Kuharap kau terus tidak bisa memutuskan,” sahut Seol cepat, ia senang Jung-woo mengkhawatirkannya.

Page 67: My princess

Mengapa kau tidak mau menjadi putri, tanya Jung-woo. Seol menjawab ia menyukai keadaan seperti sekarang ini, ia juga ingin memiliki banyak rahasia (bila menjadi putri pasti kehidupan pribadinya akan diubek-ubek), dan yang paling penting, ia tidak mau ada orang yang tidak menyukainya. “Aku akan menjadi sangat terkenal dan pasti akan ada banyak anti-fans. Kurasa kakakku akan menjadi pemimpin mereka.”

Seol mendapat telepon dari Soon-Ah yang panic karena kampus mendapat telepon bertubi-tubi dari para reporter. Kakak senior sibuk menerima dan menjawab telepon tersebut, mengatakan ia tidak mengenal “gadis” itu.

Seol terkejut mendengarnya dan berlari ke balkon. Ia melihat halaman kampus dipenuhi oleh reporter. Wartawan Yoo sedang melaporkan secara langsung bahwa Putri Lee Seol, sang putri rahasia, ada di kampus ini. Dia menyebutkan Lee Seol adalah keturunan Raja Soonjong dan putri dari Lee Yoon-chong. Seol melihat itu semua dan merasa takut.

Seol kembali ke dalam dengan lunglai, ia mengatakan pada Jung-woo bahwa ia sudah ketahuan. Jung-woo terlihat khawatir.

Hae-yeong melihat siaran langsung itu dari kantornya. Dia melihat wartawan Yoo melaporkan bahwa putri adalah “gadis yang dipeluk”, tunangan dari cucu Presiden Daehan Grup, Park Hae-yeong. Hae-yeong langsung berlari meninggalkan kantor dan menelepon Seol.

Ia menyuruh Seol segera meninggalkan penginapan dan pergi ke suatu tempat yang sepi. Ia akan segera menemuinya di sana. Tapii betapa terkejutnya Hae-yeong saat tahu Seol ada di kampus dan berteriak-teriak karena dikejar gerombolan wartawan.

Di kampus, Jung-woo memegangi Seol dan membantunya melarikan diri dari kejaran para wartawan. Seol terus berteriak sambil memegang telepon, “Aaaaa…! Bagaimana ini? Tolong aku! Apa yang harus kulakukan? Aaaaa…!” Hae-yeong yang mendengar teriakan Seol terlihat khawatir sekaligus kesal karena ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia marah karena Seol pergi ke kampus.

Jung-woo mengamankan Seol ke ruangannya. Soon-ah dan kakak senior yang masih sibuk menerima telepon, diminta menjaga pintu agar reporter tidak bisa masuk. Lucunya Soon-ah malah berdandan sambil menghalangi pintu. “Untuk berjaga-jaga,” katanya, berharap ikut tersorot kamera.

Wartawan Yoo memberitakan bahwa Grup Daehan diduga menggelapkan uang kerajaan. Saat ini Lee Seol diamankan dari publik dan menolak memberikan pernyataan. So Sun-woo melihat tayangan itu dan tersenyum puas. Ia bertepuk tangan dan berkata Presiden pasti sedang kesal.

“Dilaporkan bahwa selama beberapa tahun terakhir ini Grup Daehan mencari bantuan dari para pejabat senior Blue House (“White House”nya Korea) untuk memulihkan kembali kerajaan. Melalui bantuan yang diberikan, Daehan Grup menekan Blue House. Diduga adanya rencana untuk memindahkan hak manajemen keluarga (dari Daehan Grup pada kerajaan) yang tidak sepatutnya dan akan mempengaruhi masyarakat luas.” Presiden Kim mendengar berita itu dan ia merenungkan sesuatu.

Page 68: My princess

Kakek Hae-yeong membanting surat kabar dan bertanya marah siapa yang telah melakukan ini. Sekretaris Oh cepat-cepat menenangkannya. Sekretaris Oh mengatakan ia akan menyelidiki masalah ini dan mengamankan sang putri. Kakek berkata putri mungkin sedang bersama Hae-yeong, ia memerintahkan membawa keduanya pada kakek.

Hae-yeong tiba di kampus dan dengan cool melewati para wartawan tanpa menjawab apapun pada mereka. Setibanya di depan ruang Jung-woo, ia menelepon agar dibukakan pintu. Pintu dibuka, Jung-woo dan Hae-yeong berhadapan (o…ow). Hae-yeong melihat Seol yang bersembunyi di balik temannya. Dengan dingin ia masuk tanpa menghiraukan Jung-woo. Jung-woo berhasil menutup pintu. Hae-yeong sudah akan menarik Seol ketika Seol malah menghampiri Jung-woo dan bertanya apakah professor baik-baik saja.

Hae-yeong menarik lengan Seol dan membawanya masuk ke kantor pribadi Jung-woo. Seol protes kenapa Hae-yeong menerobos masuk seenaknya. “Kau ingin aku tenang setelah apa yang kaulakukan? Aku sudah menyuruhmu tinggal di rumah, mengapa kau malah pergi ke kampus?!!” seru Hae-yeong. Seol kaget melihat Hae-yeong meledak, ia balas berteriak, “kau pikir aku tidak bisa memaki? Salah siapa aku berada dalam situasi sulit seperti ini? Apa hebatnya kau hingga bisa memaki orang seenaknya?!”

“Aku khawatir! Mengapa kau mematikan teleponmu? Mengapa kau berteriak-teriak (di telepon)? Apa itu tidak akan mengkhawatirkanmu?”

Seol terpana mendengar Hae-yeong mengkhawatirkannya. Hae-yeong meraih lengan Seol dan menariknya hendak keluar kantor Jung-woo. Jung-woo menahannya karena ia berpikir merekka membutuhkan rencana untuk bisa keluar dari kampus yang saat ini dipenuhi reporter. Hae-yeong menyuruhnya minggir. Jung-woo mengatakan Seol adalah muridnya, ia tidak bisa membiarkannya keluar saat ia tahu apa yang akan terjadi padanya begitu ia keluar. Hae-yeong mnenyindir kalau begitu apa yang harus mereka lakukan, apa mereka harus menunggu sampai semua reporter dari seluruh Negara datang ke sini? Jung-woo tetap berpendapat mereka harus menyusun rencana. “Urusanku dan tunanganku bukanlah urusanmu. Tidak ada alasan aku harus mendiskusikannya denganmu,” sahut Hae-yeong.

Seol mulai khawatir melihat mereka beradu mulut. “Ada, aku tidak yakin apakah kau tunangannya atau penculiknya.” Seol tersanjung melihat Jung-woo mempertahankannya. Hae-yeong melihat reaksinya dan terlihat tidak senang, karena berarti Jung-woo mengetahui bahwa mereka sebenarnya tidaklah bertunangan. Ia lebih kesal lagi saat Jung-woo menyebut tentang Mesir.

Seol kaget Jung-woo mneyebut-nyebut tentang tidak perlu terburu-buru ke Mesir (Hae-yeong menyuruh Seol merahasiakannya, malah ibu Seol dan Jung-woo tahu tentang rencana ke Mesir). Hae-yeong langsung mendelik pada Seol, “Ada apa ini? Mengapa ia menyebut Mesir?” Seol menunduk ketakutan. Ia terpaksa mengatakan suratnya untuk professor datang lebih cepat dari perkiraan.

“Apa? Surat apa? Benar-benar…apa yang kautulis kali ini?” tanya Hae-yeong kesal. Walau aku mati aku tidak akan mengatakannya jadi jangan bertanya, sahut Seol cepat. “Tidak banyak isinya, jadi jangan marahi dia. Itu hanya surat cinta yang manis,“ Jung-woo menengahi. Seol ternganga dan melirik temannya yang kesal karena mereka juga menyukai professor.

Page 69: My princess

Hae-yeong mendapat telepon dari pengawal kakeknya yang mengatakan akan mengawal Hae-yeong dan putri keluar kampus. Jung-woo yang tidak tahu masih berusaha menahannya. Hae-yeong mengatakan Jung-woo juga tidak tahu bagaimana cara keluar dari sini jadi jangan menahannya. Pintu terbuka dan para pengawal kakek masuk.

Pengawal mengatakan direktur Oh(Yoon-ju) juga datang. Hae-yeong tidak menyukai itu. Tapi Yoon-ju berjalan masuk tidak menghiraukan Jung-woo yang terkejut melihatnya. Yoon-ju mengatakan ia dikirim kakek Hae-yeong untuk segera mengeluarkan Hae-yeong dan putri dari kampus dan dibawa menemui kakek.

Hae-yeong menyadari Jung-woo yang terus memperhatikan Yoon-ju. Seol juga. Wah, cinta segiempat lagi nih^^. Hae-yeong berkata seharusnya Yoon-ju tidak perlu datang tapi karena sudah terlanjur ia berterima kasih atas bantuannya. Ia berkata pada Jung-woo jika masih ada yang hendak dibicarakan, katakanlah pada Yoon-ju karena Yoon-ju lebih mengenalnya daripada dirinya sendiri (dalam waktu singkat keduanya sudah memperebutkan dua wanita ck ck ck…). Seol dengan khawatir melihat reaksi Jung-woo.

(Bah, baik Hae-yeong maupun Jung-woo, aku ngga rela kalau salah satunya sama Yoon-ju….mending sama aku aja hehehe...)

Hae-yeong menarik Seol keluar, meninggalkan Jung-woo berdua dengan Yoon-ju. Yoon-ju mengatakan bahwa ayahnya akan mengabari pihak sekolah dan ia ingin berdiskusi dulu tentang masalah Seol. Jung-woo memotongnya dan bertanya apa tujuan sebenarnya Yoon-ju datang, bukankah Daehan grup memiliki banyak pegawai dan sekretaris yang bisa melakukannya. Sepertinya Jung-woo sadar Yoon-ju inign memperlihatkan bahwa dia orang yang dibutuhkan Grup Daehan, dengan nada menyindir ia berkata “Aku iri padamu.”

Hae-yeong dan Seol keluar dari ruangan Jung-woo. Para reporter sudah ditahan oleh para pengawal kakek (banyak banget pengawalnya). Mereka berjalan dengan wajah Seol terus ditutupi Hae-yeong. Hae-yeong berbisik Seol pergi ke kampus untuk menemui professor bukan? Seol membantahnya. Hae-yeong mendesah dan berkata mereka harus lari lagi. Ia menyuruh Seol lari dalam hitungan ke-3 (Ia tidak mau membawa Seol menemui kakeknya). 1…2…3….lari…

Hae-yeong dan Seol lari membuat para pengawal panic mengejar mereka. Hae-yeong menyuruh mereka menahan reporter. Para pengawal jadi kebingungan mana yang harus dilakukan. Akhirnya mereka menahan reporter dan tidak berdaya melihat Hae-yeong dan Seol lari.

Di mobil, Seol bertanya mereka mau ke mana, bukankah mereka harus menemui kakek Hae-yeong. Hae-yong mengatakan pencekalan terhadap Seol akan dicabut 2 hari lagi, jadi mereka tinggal menunggu. Seol tetap berpendapat mereka sebaiknya menemui kakek Hae-yeong dan membicarakannya. Hae-yeong berkata Seol tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, bukankah ia mau ke luar negeri.

Seol berkata keadaannya sekarang berubah, semua sudah tahu aku adalah putri bagaimana bisa ia pergi ke Mesir. Semua orang sudah mengetahui wajahnya, mereka mengambil banyak foto. Hae-yeong malah memarahi Seol karena tidak menurut padanya, saat ia bersamanya tidak ada yang bisa mengambil foto Seol (soalnya dipelukin sih). Dengan kesal Seol berkata kalau begitu mengapa keadaan menjadi seperti ini, mengapa jadi sejauh ini (rakyat

Page 70: My princess

mengetahui bahwa dia adalah putri). Hae-yeong juga tidak tahu jawabannya, ia memaki kesal. Saat mereka bertengkar Hae-yeong melihat bensin mobilnya habis.

Mereka pergi ke pom bensin. Seol terus menutupi wajahnya dengan tangan agar tidak dikenali petugas pom bensin. Hae-yeong berkata Seol cukup menunduk saja, jika ia bersikap seperti itu malah terlihat aneh. “Jika aku menutupi wajahku apa aku tetap terlihat cantik?” tanyanya polos. Hae-yeong menyuruhnya terus menutupi wajahnya.

Kakek Hae-yeong menelepon Hae-yeong dan memarahinya. Hae-yeong mengatakan ia akan melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Ia tidak akan kehilangan warisannya walau ia mati. “Saat ini aku bahkan sulit menahan diri untuk mematahkan kaki dan tangannya. Sudah dulu.” Hae-yeong menutup teleponnya. Seol menatap Hae-yeong tak percaya.

Seorang petugas bensin menagih pembayaran lalu mengeluarkan ponsel dan memotret Seol. Hae-yeong menegurnya. Petugas itu berkata Seol adalah putri bukan? Ia berteriak memanggil teman-temannya bahwa putri ada di dalam mobil.

Keadaaan bertambah rumit dengan kedatangan para pengawal kakek yang berhasil menyusul mereka dan ingin membawa mereka menemui kakek. Hae-yeong berusaha mengeluarkan mobilnya dari kerumunan sementara para pengawal lagi-lagi harus menahan para petugas pom bensin yang hendak memotret Seol. Seol yang tidak tahan melihat kekacauan itu menyerah dan berkata sebaiknya mereka menemui kakek, tapi Hae-yeong yang baru saja mengancam kakeknya tidak mau menyerah begitu saja. Akhirnya mereka berhasil lolos.

Hae-yeong membawa mobilnya menyusuri pantai yang sepi. Seol terlihat agak shok dengan kejadian hari itu. Akhirnya Seol tertidur. Hae-yeong meminggirkan mobilnya.

Seol terbangun dengan jas Hae-yeong menyelimuti tubuhnya. Ia melihat Hae-yeong tertidur dan mencoba membangunkannya. Seol menyelimuti Hae-yeong dengan jasnya. Ia menatap wajah Hae-yeong dan melihat bulu mata Hae-yeong yang lentik (cowo kok lentik ya ^^). Ia mengulurkan jarinya dan menyentuhnya, membandingkannya dengan bulu matanya sendiri. Hehehe…Seol lucu deh.

Seol meregangkan tubuhnya dan membuka pintu mobil tapi tangan Hae-yeong menahannya. Seol kaget. Kau bangun, tanyanya. Kau mau ke mana, tanya Hae-yeong. Sudah berapa lama kau bangun? Hae-yeong bergumam, apa kau baru berbicara dengan kakek? Seol menarik nafas lega, kau baru saja bangun, kau tidak mendengar apapun bukan?

Mendengar apa? Bulu mata? Seol ternganga, mengapa kau pura-pura tidur? Dasar genit. Hae-yeong tersenyum geli, siapa melecehkan siapa? Mengapa kau menyentuh wajah orang? Seol membantahnya dan menutupi rasa malunya dengan bertanya siapa yang mengubah posisi jok mobil. Hae-yeong berkata ia melakukannya karena Seol mendengkur, begitu joknya diturunkan Seol berhenti mendengkur. Kau seharusnya dioperasi ke rumah sakit, tambah Hae-yeong.

Seol tergagap, tidak mungkin, aku tidak mendengkur. Tiba-tiba ada suara aneh. Hae-yeong menatap Seol. Seol malu-malu memegang perutnya. “Kau ini selalu berisik baik saat tidur maupun saat bangun,” kata Hae-yeong. Aku kelaparan seharian, keluh Seol, apa kau tidak lapar? Apa kau hanya memikirkan makanan, tanya Hae-yeong.

Page 71: My princess

Seol mendelik kesal, “Dari satu hal kau bisa mempelajari 10 hal. Baru dua hari aku melarikan diri bersamamu aku sudah kelaparan. Bagaimana bisa aku mempercayaimu mengirimku ke luar negeri selama 3 tahun?” gerutu Seol. Hae-yeong tertawa geli, apa kau lapar. Seol dengan wajah memelas mengangguk.

Hae-yeong membawa Seol ke sebuah rumah makan. Kasihan Seol harus terus menutupi wajahnya. Seorang pelayan dengan ramah membawakan makanan untuk mereka dan memberikan minuman gratis khusus untuk “nona cantik” sambil mengedipkan mata pada Seol.

Apa kau melihatnya, ia mengedipkan mata padaku, kata Seol. Mungkin dia sakit mata, kata Hae-yeong cuek. Seol mengatakan jika pelayan itu berani menggodanya berarti ia tidak mengenalinya. Hae-yeong tertawa, menggodamu? Karena tempat ini berada di daerah pinggiran maka tidak ada yang mengenali kita, lanjut Hae-yeong. Seol pun merasa lega dan menawarkan mengambilkan makanan untuk Hae-yeong agar kemeja Hae-yeong tidak ternoda.

Ia menyendokkan sayur banyak-banyak di piring Hae-yeong sementara piringya diisi ikan. Hae-yeong protes mengapa isinya sayur semua dan hendak mengambil ikan di piring Seol. Seol buru-buru memakannya dan berkata itu karena mereka memesan porsi kecil.

Hae-yeong menyerah, melihat begini kau pasti baik-baik saja di Mesir. Seol bertanya apa ia benar-benar harus ke Mesir? Seol berkata ia tidak tahu Daehan Grup sehebat itu. Ia merasa ia akan tetap tertangkap walau ia pergi ke Mesir. Kalau begitu larilah lagi, jawab Hae-yeong. Sampai kapan, tanya Seol lagi. Hmmm…good point, mau lari sampai kapan?

Hae-yeong tidak bisa menjawab, ia berkata tidak akan terlalu lama. Seol tidak yakin akan hal itu. Pelayan menyalakan TV dan langsung terdengar berita mengenai Hae-yeong dan putri. Para pengunjung rumah makan langsung rIbut membicarakan hal itu. Pelayan menyuruh mereka jangan berisik karena ia baru saja diterima bekerja di istana. Jika kerajaan tidak jadi dibentuk, maka ia akan kehilangan pekerjaan. Ia meminta para pengunjung memberi suara untuk membentukan kembali kerajaan. Semua mengiyakan.

Seol dan Hae-yeong heran mendengar pelayan itu akan bekerja di istana, mereka pikir pelayan itu berbohong. Berita beralih pada ayah Seol. Diberitakan ayah Seol bernama Lee Han, anak laki-laki satu-satunya dari Raja Lee-yong. Menurut sumber dari Daehan Grup, Lee-han menjalani hidup tidak terhormat. Ia berpartisipasi dalam pencurian, pemerasan, dan berbagai kegiatan criminal. Berita ini sangat mengejutkan dewan rakyat.

Hae-yeong mengingat pertemuannya dengan So Sun-woo. Saat itu Sun-woo berkata,” Begitu beritanya tersiar maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kudengar ayah putri adalah seorang buruh. Dia anggota kerajaan hanya karena kita mengatakan dia anak raja. Dia tidak lebih dari seorang gembel. Gosipnya ia memiliki banyak wanita. Hanya Tuhan yang tahu wanita seperti apa yang telah melahirkan putri itu. Putri? Apa kau bercanda? Begitu beritanya keluar, maka selesailah semuanya.”

Hae-yeong merasa sedikit bersalah. Sementara itu para pengunjung rumah makan mulai ribut mengata-ngatai ayah Seol dan berkata tidak akan mendukung monarki. Seol shock dan terpukul mendengar berita dan reaksi orang-orang itu.

Page 72: My princess

Ia tidak tahan lagi dan bangkit berdiri. “Itu tidak benar!” Hae-yeong menyuruhnya duduk tapi Seol tidak peduli lagi. “Ia bukan orang seperti itu. Kalian bahkan tidak mengenalnya jadi jangan berkata-kata seperti itu.” Seol mulai menangis. Pelayan itu, Gun, terpana melihat Seol menangis. Hae-yeong buru-buru membawa Seol pergi dari situ.

Seol menangis di tepi jalan. Ia ingat saat kecil ia berjalan-jalan bersama ayahnya ke pantai. Ia memunguti kerang dan menunjukkannya dengan gembira pada ayahnya. Ayahnya menemani dengan sabar dan mengatakan menurutnya Seol adalah yang tercantik, melebihi kerang-kerang itu. Mereka membuat boneka salju. Ayahnya menggendong Seol di punggungnya dan berjalan mengitari boneka salju itu. “Ayah, apa kakimu sakit?” “Saat aku menggendongmu, kakiku tidak pernah sakit,” sahut ayahnya lembut.

“Ayah, apa kita tidak pulang?” Ayahnya terdiam sejenak, “Kau mengantuk bukan? Tidurlah.”

“Ayah, aku kedinginan.” Ayahnya terlihat sedih dan terus berjalan menggendong Seol mengitari boneka itu.

Seol menangis mengingat itu semua. Hae-yeong tidak tega melihatnya. Dengan lembut ia meminta Seol naik ke mobil. Seol menatapnya dan berkata ia akan kembali ke Seoul. Ia akan menemui kakek Hae-yeong. Hae-yeong bertanya untuk apa ia menemui kakeknya. Di antara semua orang yang kukenal, ia orang yang paling berkuasa, berita tadi semuanya bohong, aku akan membukutikan semuanya bohong, kata Seol emosi, aku akan membuat para pembohong itu meminta maaf.

Hae-yeong memintanya melupakan semuanya karena besok Seol akan meninggalkan Korea. Kali ini Seol mengatakan ia tidak mau, ia tidak bisa begitu saja melupakannya. Hae-yeong mencoba menyadarkan Seol agar berpikir logis, apa yang akan kaulakukan jika semua itu benar? Kau tidak mengingat banyak karena kau masih sangat kecil, bagaimana bisa kau begitu yakin akan kebenarannya? Mungkin saja ayahmu melakukan semua itu dan mengabaikan anaknya dan berjuang untuk hidup. Bagaimana jika semua yang kau yakini bohong ternyata benar? Bagaimana kau menghadapinya? Hae-yeong sebenarnya tidak ingin Seol lebih terluka.

Seol menatap Hae-yeong dan berkata, kau pasti lupa, ayahku tidak meninggalkanku (kakek Hae-yeong yang mengejarnya). Seol membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi. Hae-yeong berseru, kau mau ke mana?

Baru beberapa langkah, seorang pemuda menghampiri Seol. “Noona (kakak perempuan)! Kau di sini, aku tadi mencarimu.” Itu adalah Gun. Hae-yeong segera menghampiri. Seol bertanya mengapa ia mencarinya. Gun tersenyum (wow… this boy is so cute^^) dan berkata, “kau adalah putri bukan? Aku minta maaf atas kejadian tadi. Aku tidak mempercayai berita itu jadi lupakanlah.”

Seol menatap Gun, tersentuh karena seorang yang baru dilihatnya menghiburnya sementara Hae-yeong berlaku sebaliknya. Hae-yeong berkata Seol bukan putri dan mengajak Seol pergi.

“Oh mereka datang!” seru Gun. Beberapa mobil menghampiri mereka. “Mereka mencarimu jadi aku membawa mereka kemari. Kalau begitu sampai nanti.” Gun meninggalkan mereka. Kakek Hae-yeong turun dari mobil dan memberi hormat pada Seol.

Page 73: My princess

Kakek mengatakan Seol tidak bisa dan tidak seharusnya menghindar lagi, rakyat sudah menunggu, saatnya membuat keputusan. Kakek Hae-yeong meminta Seol ikut dengannya. Seol berkata rakyat membuat banyak tuduhan, apa kau pikir aku masih berhak menjadi putri? Kakek berkata, kau memang putri. Seol menoleh pada Hae-yeong (yang tidak bisa berkata apa-apa) dan akhirnya memutuskan untuk ikut dengan kakek. Seol masuk ke dalam mobil kakek. Hae-yeong tidak bisa mencegahnya. Ia menghela nafas panjang.

Di mobil, Seol terpekur. Sebenarnya ia juga tidak mau menjadi putri tapi ia ingin membersihkan nama ayahnya. Hae-yeong duduk di mobilnya memandang jok sebelah yang sekarang kosong.

Rombongan mobil tiba di istana. Seluruh pelayan dan pengawal berbaris menyambut kedatangan mereka. Kakek Hae-yeong membangunkan Seol yang tertidur. Seol membuka matanya dan sangat terkejut melihat keadaan sekelilingnya. Sekretaris Oh membukakan pintu untuknya. Kakek Hae-yeong tersenyum mengangguk mempersilakan Seol turun.

Semua langsung memberi hormat begitu Seol turun dari mobil. Gun di barisan paling depan^^. Seol tercengang dan terpesona melihat semuanya. “Apa semua ini berkenan di hati Anda?” tanya kakek Hae-yeong. Dan dimulailah hari-hari Seol sebagai putri…..

Episode 5

Seol terpesona dengan istana ini. Penjaga membuka pintu istana. Pres. Park (selanjutnya kusebut kakek Hae-yeong/kakek saja ya biar gampang^^) bertanya apakah istana ini menyenangkan sang putri. Seol menjawab, “Indah sekali. Aku tidak pernah tahu kita memiliki istana seperti ini di negara kita.” Kakek berkata, “istana ini khusus dibangun untukmu dan telah lama disembunyikan dari dunia, menunggu pemilik kerajaan yang baru”. Seol kaget, jadi…

“Akhirnya Putri akan memasuki istana ini. Melihatmu akan menegakkan kembali kerajaan yang telah jatuh, aku tidak akan menyesal meski aku mati sekarang, “kata Kakek Hae-yeong senang. Seol masih mencerna kata-kata kakek ketika seekor kupu-kupu mungil berwarna biru terbang melintasi atap istana dan hinggap di bahu Seol. Ketika Seol hendak menyentuhnya, kupu-kupu itu terbang masuk ke dalam istana, bagaikan sebuah pertanda. Hal ini disadari kakek Hae-yeong.

“Itu pasti tanda keberuntungan. Kupu-kupu di musim dingin? Yang Mulia Raja pasti telah lama menunggumu, Putri.” Seol tersenyum. Seol dan Kakek Hae-yeong berjalan-jalan melihat istana. Kakek lagi-lagi menanyakan kesan sang Putri setelah melihat istana ini. Seol berkata istana ini besar sekali. Kakek mengatakan memang besar sekali jika ditempati seorang diri tapi nanti putri akan menikah dan memulai keluarga kerajaan.

“Menikah?” tanya Seol kaget. Kakek mengangguk, “Itu rencana untuk masa yang akan datang. Untuk sekarang ini, beristirahatlah dengan nyaman di sini. Dalam waktu seminggu, kami akan mengadakan preskon dan secara resmi mengumumkan kembalinya putri ke istana.” Seol gugup mendengar rencana itu.

“Sebenarnya aku masih tidak nyaman dengan sebutan “putri”, “keluarga kerajaan”. Aku ke sini karena aku tidak bisa menerima rakyat dengan tidak adil menghina ayahku. Aku merasa

Page 74: My princess

kaulah satu-satunya orang yang dapat menghentikan penghinaan itu. Tolong, bantulah aku,” kata Seol.

Kakek mengangguk mengerti. Sekretaris Oh mengatakan ada seseorang yang menunggu Seol di dalam. Ibumu ada di sini, kata kakek. Seol terkejut namun senang ketika melihat ibunya. Ibunya senang melihat Seol tapi ia ragu untuk mendekati Seol ketika Seol menghampirinya untuk memeluknya. Seol bingung, I….Ibu!!

Ibu Seol bingung harus memanggil Seol dengan sebutan apa, ”Yang Mulia…Putri….”

“Ibu, ada apa denganmu?” tanya Seol. Ibu Seol takut-takut menjelaskan, bagaimana ini aku tidak tahu kau ternyata seorang putri, kupikir yang terbaik adalah membesarkanmu sebagai anakku sendiri. Seol tidak tahan lagi dan menangis memeluk ibunya. Ibunya bertanya pada kakek Hae-yeong apakah ia boleh memeluk Seol. Kakek mengangguk dengan hormat. Ibu langsung memeluk Seol erat, “Oh anakku…Seol…Putri…Seol anakku….” Seol tersenyum. Kakek bertanya pada Sekretaris Oh mengenai Hae-yeong.

Hae-yeong pergi bekerja seperti biasa di departemen luar negeri. Namun ia mendapat kejutan tak menyenangkan. Ada pengumuman yang mengatakan bahwa Ia telah melanggar aturan dan dipindahtugaskan. Temannya berkata para wartawan terus mencari Hae-yeong untuk mengambil fotonya. Judul beritanya adalah “Chaebol generasi ke-3 menjalin cinta dengan Putri” dan “Dunia baru menyatukan hubungan politik dan bisnis.” Hae-yeong tidak terlihat senang.

Seorang reporter mengambil fotonya dari tangga. Hae-yeong mengenalinya. Ia adalah reporter Yoo. Hae-yeong tidak senang melihatnya dan menyindirnya dengan mengatakan Yoo adalah reporter kelas tiga. Yoo menjawab ia hanya memberitakan kenyataan bukan spekulasi.

Yoo-ju mendatangi Lee Dan di rumahnya. Yoon Ju mengatakan usaha Lee Dan akan terganggu untuk sementara karena jumlah wartawan yang mencarinya akan meningkat sehubungan dengan sang Putri. Tapi jangan khawatir, aku akan memperketat penjagaan, kata Yoon-ju ramah.

Dengan sinis Lee Dan bertanya berapa orang yang menjaganya dan berapa lama. Jika hanya sedikit maka sia-sia saja. Dan ia tidak suka jika orang memberi sesuatu lalu mengambilnya kembali. Yoon-ju tersenyum menyadari suatu saat Lee Dan akan berguna baginya. Ia menyerahkan kartu namanya pada Lee Dan.

Lee Dan ini agak mirip Lee Shi-young (Playfull Kiss) ya^^

Lee Dan menaruh kartu nama itu dalam sebuah kotak di lacinya. Lalu ia mengambil sebuah bungkusan kecil. Bungkusan yang “mirip” dengan bungkusan yang diberikan kakek Hae-yeong pada ayah Seol. (Kusebut mirip karena kita belum tahu apakah itu bungkusan yang sama.) Lee Dan melihat bungkusan tersebut dan seperti menyadari sesuatu.

Ibu dan Seol duduk bersama Kakek Hae-yeong. Kakek mengamati tingkah laku ibu dan anak itu mirip. (Walau bukan ibu kandung tapi Seol dibesarkan ibunya sejak ia berusia 5 tahun jadi wajar saja semua didikan ibunyalah yang melekat padanya.)

Page 75: My princess

“Sejak kecelakaan itu aku telah mencari putri selama 20 tahun. Aku terus menerus berdoa dia hidup aman di suatu tempat,” kata kakek. “Oh ternyata sejarahnya begitu, sebenarnya selama ini aku bertanya-tanya seperti apakah orangtua kandungnya. Dia terlihat berbeda dari orang lain, “ sahut ibu Seol. Seol bertanya malu, memangnya aku berbeda seperti apa.

“Sejak dia masih muda, kau bisa melihat dia dipenuhi karisma atau semacamnya. Dia tidak bisa mentoleransi ketidakadilan. Dia belajar dengan baik hingga aku tidak pernah perlu memaksanya belajar,” celoteh ibu Seol melebih-lebihkan membuat Seol salah tingkah.

“Benarkah?” tanya Kakek senang. “Bisa dikatakan sedikit seperti itu,” sahut Seol malu-malu. “Aku pikir adakah anak lain yang seperti dia dan kupikir aku beruntung (mengadopsi Seol). Putriku ternyata adalah seorang putri.” Ibu Seol kembali sedih karena itu artinya ia tidak bisa hidup bersama dengan Seol.

Setelah perpisahan yang mengharukan dengan ibunya, ia bertanya pada Kakek apakah ia boleh pulang untuk menjenguk ibunya dan membereskan barang-barangnya. Dengan lembut kakek mengingatkan apakah Seol punya kepercayaan diri untuk kembali saat ini mengingat semua orang mengenalinya sebagai putri sekaligus menganggap ayahnya seorang criminal. Kakek berkata hanya Seol yang bisa membersihkan nama ayahnya menggunakan otoritasnya sebagai keluarga kerajaan. Dan hanya Seol yang bisa memulihkan otoritas itu dengan membentuk kembali monarki.

Kakek berkata, sebelum putri resmi memasuki istana, Seol harus memutuskan apakah ia akan tinggal atau pergi. Seol tidak bisa menjawab.

Kembali ke rumahnya, Kakek Hae-yeong memanggil Yoon-ju. Dengan senang ia bercerita pada Yoon-ju bahwa putri sudah tinggal di istana dan mereka akan mendirikan Dewan keluarga kerajaan lebih cepat dari yang direncanakan. Yoon-ju bingung dan menoleh pada ayahnya. Ayahnya cepat-cepat menjawab, semuanya hampir selesai. Yoon-ju terlihat kecewa.

Kakek bertanya apa yang Yoon-ju inginkan. Apa maksud Anda, tanya Yoon-ju. Aku tahu kalian berdua telah bekerja keras membantu Daehan Grup, sebelum aku menyerahkan seluruh hartaku aku ingin melakukan sesuatu untukmu, kata Kakek.

Yoon-ju menjawab, aku ingin seumur hidupku dapat melakukan apa yang Presdir inginkan. Sekretaris Oh mendongak. “Aku ingin memberimu Museum Hae-young, tapi….” Kakek pikir Yoon-ju menginginkan museum karena saat ini ia adalah direkturnya. Yoon-ju cepat-cepat menjawab, bukan itu maksudku.

Yoon-ju bertanya apakah Presdir akan mengijinkannya mengelola Dewan Keluarga Kerajaan. Ayahnya kaget mendengar permintaan Yoon-ju. “Jika aku mengelolanya sesuai keinginanmu maka Kak Hae-yeong tidak akan bisa melakukan apa yang dia inginkan pada sang Putri.” Kakek yang tidak mengetahui niat Yoon-ju sebenarnya langsung berterima kasih dengan tulus. Ayah Yoon-ju tidak terlihat gembira.

Ketika mereka bicara berdua ia bertanya mengapa Yoon-ju ingin menjadi direktur dewan keluarga kerajaan. Dengan dingin Yoon-ju berkata itu adalah keinginan kakek Hae-yeong. Namun ayah Yoon-ju tahu bahwa putrinya memiliki niat tersembunyi, ia meminta putrinya membatalkan permintaan itu. Yoon-ju menolak bahkan sedikit mengancam ayahnya bahwa ia tidak ingin mengabaikan ayahnya. Ayahnya terhenyak.

Page 76: My princess

Seol memasuki kamar tidurnya dan tak bisa mengatupkan mulutnya hehe…saking terpesonanya. Ia ditemani oleh dua orang dayang. Mereka memperkenalkan diri sebagai Dayang Kepala Istana Hong In-ae dan Dayang istana Shin Mi-so. Mereka berkata mereka bertugas melayani kebutuhan dan keperluan putri di istana. Seol keceplosan mengatakan entah untuk berapa lama ia tinggal di sini tapi untuk sementara tolong bantu dia. Kedua dayang bingung karena bukankah seorang putri tinggal di istana untuk selamanya?

Seol cepat-cepat berkata ia ingin istirahat dan meminta ditinggal sendiri. Seol duduk dengan murung dengan perubahan tiba-tiba ini tapi kemurungannya tidak lama. Begitu melihat lemari pakaian, lebih tepatnya ruang pakaiannya, ia langsung senang. Sepatu-sepatu dan pakaian-pakaian mewah berderet. Ia mencobanya namun terjatuh saat mengenakan sepatu berhak tinggi (I like that shoes^^). Ia kembali murung dan berkata semua itu tak cocok untuknya.

Jung-woo terkejut mengetahui Seol telah masuk istana. Ia mendadak dipanggil ke kantor Rektor. Di kantor Rektor, Rektor sedang mengagumi lukisan pemberian Yoon-ju. Ia tak percaya putri adalah salah satu mahasiswa di universitasnya dan anak didik dari Prof. Nam. Yoon-ju mengatakan ia merekomendasikan Prof. Nam sebagai salah satu Direktur Dewan Keluarga Kerajaan. Jung-woo mengetuk pintu dan masuk. Ia tidak terlalu terkejut melihat Yoon-ju.

Di luar, Yoon-ju membujuk Jung-woo dengan mengatakan bahwa menjadi direktur Dewan Kerajaan akan menjadi langkah karir yang baik. Jung-woo berkata saat ini ia tidak merasa buruk. Menjadi professor pada usia 32 tahun tanpa pendukung dan uang adalah sebuah keajaiban. Apa maksudmu tak memiliki pendukung, kau memiliki aku, sahut Yoon-ju. Jung-woo bertanya benarkah, kalau begitu beritahu aku di mana putri berada agar aku bisa menemuinya.

Apa yang kauinginkan darinya, tanya Yoon-ju. Telepon, jawab Jung-woo singkat. Yoon-ju terlihat cemburu mendengarnya.

Sementara itu ketidakberuntungan terus menimpa Hae-yeong. Kakeknya mendatangkan para pengawalnya ke rumah Hae-yeong untuk mendaftar semua asset (baca: barang) yang akan dikembalikan pada kerajaan. Dimulai dari rumahnya yang dibeli atas nama kakek. Hae-yeong menghela nafas, aku tahu, sekarang pergilah.

Pengawal tidak berhenti sampai di situ mereka masuk ke rumah dan mulai menyita semua barang Hae-yoeng dengan menempelkan stiker merah (jadi inget adegan teve Chae-kyeong disita di Goong^^). Hae-yeong protes, ia membeli semua barang yang mengisi rumahnya dengan menggunakan uangnya bukan uang kakeknya. Pengawalnya berkata Hae-yeong menggunakan kartu kredit yang dibuat dari akun Presiden. Bahkan cangkir dan sepatupun ditempeli stiker merah. Hanya barang-barang yang dibeli Hae-yeong di luar negeri dengan uang tunai yang tidak ditempeli stiker.

Pengawal memberi Hae-yeong koper dan berkata pasti menyedihkan harus diusir keluar dari rumahmu sendiri pada musim dingin. Hae-yeong tak percaya semua ini. Dong-jae, sang pengawal, dengan tak enak hari berkata ia harus mengunci pintu dan bertanya apakah Hae-yeong akan keluar atau ia harus menggunakan kekerasan. Hae-yeong tak bisa apa-apa lagi, ia berteriak kesal.

Page 77: My princess

Dengan hanya membawa sebuah koper, Hae-yeong pergi menemui Yoon-ju. Yoon-ju menyerahkan daftar asset yang akan diserahkan pada kerajaan, real estat, saham dan asset tunai. Yoon-ju bertanya di mana Hae-yeong akan tinggal.

Hae-yeong menjawab rumah di PyeongChangdong (numpang di rumah rumah keluarga Joo-won?? Hehe ^^) kosong, untuk sementara ia akan tinggal di….Hae-yeong melihat daftar itu dan berkata sepertinya aku pun tidak bisa tinggal di sana. Ia melihat daftar itu dan sangat kesal, “Resort di Jeju adalah hadiah ultahku yang ke-8. Itu adalah milikku. Siapa yang memutuskan memberikannya?”

“Resort itu adalah pemberian ayahmu dan sampai sekarang masih menggunakan namanya. Sekarang telah menggunakan nama Presiden,” Yoon-ju menjelaskan. Hae-yeong tambah kesal mendengarnya.

Terbalik dengan Hae-yeong, Seol menjalani hidup putri. Ia berbelanja di mal, diiringi pengawal dan dayang. Banyak orang yang mengenalinya dan ingin bersalaman dengannya. Dayang Shin bertanya, semua belanjaan ini untuk orang lain, kau hanya membeli sebuah jepit rambut. Seol berkata itu untuk ibu dan kakakku, tanpa kehadiranku rumah pasti sepi.

Di mal yang sama, Hae-yeong sedang berbelanja untuk mengisi kopernya. Ia sedang melihat-iihat pakaian dalam saat rombongan Seol menuju ke arahnya. Ia terkejut dan tanpa berpikir panjang bersembunyi di balik manekin pakaian dalam wanita haha.. Rombongan Seol lewat tanpa ada yang menoleh ke arahnya.

Hae-yeong bertanya sendiri untuk apa Seol ke sini. Pramuniaga toko melihatnya dengan aneh. “Teruskan pekerjaanmu,” kata Hae-yeong tersenyum kikuk.

“Sedang apa kau di situ?” tanya Seol tiba-tiba di depan Hae-yeong. Hae-yeong buru-buru menunduk tapi percuma. Hae-yeong berdiri dan bertanya, “Mengapa kau di sini?” Seol tidak sempat menjawab, ia terbelalak melihat tangan Hae-yeong, demikian juga dayang Shin dan pengawal Dong-jae, dan semua orang lainnya.

Hae-young buru-buru melepas tangannya dan berusaha terlihat cool. Tapi Seol terbelalak melihat tangan Hae-yeong yang sebelah lagi:

Hae-yeong melempar celana itu. Seol bertanya apa yang Tn. Park lakukan di sini sebagai pewaris tunggal Mal Dae-han dan juga Grup Daehan? Hae-yeong berkata ia sedang melihat bagaimana keadaan penjualan saat ini. Oh, aku juga sedang menjalankan tugas, sahut Seol ketus lalu meninggalkan Hae-yeong. Hae-yeong malu dan kesal.

Well, sudah bisa kita tebak bukan kalau kartu kredit Hae-young juga ditolak? (Aneh juga ya, sebagai diplomat Hae-yeong kan dapet gaji juga, emangnya Hae-young ngga punya akun atas namanya sendiri? Ya namanya juga chaebol kali ya ngga kepikiran bakal mendadak bangkrut kaya gini :p)

Ia mengejar Seol dan rombongannya dan ikut masuk ke dalam lift tapi ia tidak bisa berkata apa-apa (sepertinya ia ingin minta tolong). Mereka hanya saling melirik namun tidak mau mulai bicara. Akhirnya Seol dengan cuek keluar dari lift diikuti dayang dan para pengawal yang dulu mengikuti Hae-yeong. Hae-yeong frustasi. (Lucu juga ….kita sudah sering melihat chaebol tampan dengan wanita miskin yang dianggap tidak sederajat, nah ini terbalik kan ^^)

Page 78: My princess

Hae-yeong pun mendapat larangan meninggalkan Korea. Ia bertemu dengan Presiden Lee. Presiden Lee berkata pasti keadaan saat ini sangat berat bagi Hae-yeong. Dengan hati-hati Hae-yeong bertanya mengapa Presiden Lee menyetujui pembentukan kembali keluaraga kerajaan. Presiden berkata ia percaya hal ini akan mengembalikan pengetahuan rakyat akan sejarah.

Hae-yeong berkata Presiden belum melihat gadis tidak dewasa yang akan menjadi putri, ia juga menyebut kakeknya tidak bertanggung jawab karena telah memulai kekacauan ini. Ia yakin pembentukan kembali kerajaan akan menuai banyak perhatian dan akan sulit ditangani.

Presiden berkata, ia juga berpikir demikian tapi voting tidak bisa dibatalkan karena adanya konflik dengan partai Geum Ja. Terlebih lagi karena kakek Hae-yeong, voting makin tidak bisa dibatalkan. Ia bertanya menurut Hae-yeong apa yang sebaiknya dilakukan?

Presiden Lee dan So Sun-woo mendonorkan darah bersama. Mereka bersikap bersahabat dan ramah satu sama lain saat para reporter meliput mereka. Begitu tinggal mereka berdua, Sun-woo menyuruh selangnya dicabut saja, ia menderita anemia. Ia mengomel menyuruh lain kali Presiden melakukan hal seperti ini sendiri saja, tidak perlu mengajaknya, mereka bahkan tidak berhubungan baik.

Presiden Lee bertanya apa So Sun-woo akan terus menentang monarki. Presiden Lee berkata putri sudah masuk istana. So Sun-woo terkejut, memangnya istana itu sebuah hotel yang bisa dimasuki seenaknya, ia tidak akan pernah menyetujuinya. Presiden berkata berita sudah tersebar, tidak bisa lagi menyembunyikan sang putri di suatu tempat.

Presiden berkata salah Sun-woo sendiri yang menyebarkan skandal tentang ayah Putri. Pada akhirnya rakyatlah yang akan memutuskan. Presiden mengingatkan Sun-woo untuk tidak menekan sang Putri lagi.

Seol sangat senang ketika mendapat kabar siapa yang menemuinya. Ia berlari keluar kamarnya membuat dayang Shin cemas mengejarnya karena Seol sedang sakit dan bisa terjatuh jika berlari seperti itu. Seol berhenti berlari dan bertanya apakah ia terlihat cantik. Dayang Shin mengiyakan. Seol memanggil Dayang Shin dengan panggilan”Unni” (kakak) sama seperti Chae Kyeong (Goong) memanggil Dayang Choi.

Seol memanggil Jung-woo, “Professor!” dan tersenyum senang. Jung-woo tersenyum melihat Seol. “Kukira kau sakit, apa kau baik-baik saja?” tanya Jung-woo. “Bagaimana aku bisa sakit? Aku di surga saat ini,” kata Seol (maksudnya tentu bukan istananya, tapi karena Jung-woo sengaja datang menemuinya). “Kau tidak berubah, “sahut Jung-woo.

Seol bertanya bagaimana Jung-woo bisa ke istana. Jung-woo menjawab karena ia merindukannya. Seol sampai tergagap, “Benarkah? Tunggu sebentar! Jangan menjawabnya! Karena kau tiba-tiba berkata begitu, sulit bagiku untuk menelannya,” kata Seol memegang dadanya.

Jung-woo mengingatkan, “mulai sekarang hidupmu akan dipenuhi hal-hal yang akan sulit dihadapi dan sebagai tambahannya kau juga mungkin akan kesepian. Tak peduli kapan dan dimanapun, nasib seorang Raja selalu seperti itu. Tentu saja kau hanya seorang putri, tapi bukankah hal itu sama saja? Jadi, daripada kau berteriak di hutan bamboo, “Raja bertelinga

Page 79: My princess

keledai !”, sebaiknya datanglah pertama kali padaku. Suaramu begitu lantang, bagaimana jika muncul gossip.” Seol sangat terharu.

(Ungkapan “berteriak di hutan bamboo” datang dari cerita rakyat Korea. Seseorang dipercayakan sebuah rahasia yang tidak boleh ia katakan pada siapapun tapi lama-lama rahasia ini menjadi terlalu berat baginya untuk ditanggung sendiri (susah untuk menahan diri tidak bergosip?). Ia tidak tahan lagi dan berteriak mengucapkan rahasia itu di hutan, “Raja bertelinga keledai!”. Dengan demikian ia bisa bebas mengatakan rahasia itu tanpa didengar oleh orang lain. Ungkapan ini juga digunakan dalam drama Pasta ketika Eun-soo mengetahui hubungan Hyun-wook dan Yoo-kyung dan ia harus merahasiakannya.)

Mendadak telepon Seol berbunyi. Seol ragu menjawabnya begitu melihat siapa peneleponnya. Tapi karena Jung-woo menyuruh mengangkatnya, akhirnya ia menjawab telepon itu dengan kesal. Ternyata Hae-yeong yang menelepon.

Seol bertanya mengapa Hae-yeong meneleponnya, mereka seharusnya tidak saling berbicara lagi. Hae-yeong menelepon karena ingin tahu di mana Seol sekarang. (bahkan Hae-yeong tidak tahu di mana istananya? Kok ngga tanya Yoon-ju aja ya, Jung-woo juga tau dari Yoon-ju kan? Abaikan)

Seol berkata sejak ia masuk istana ia memutuskan untuk melupakannya (Hae-yeong) jadi jangan meneleponnya lagi. Hae-yeong terus bertanya di mana Seol sekarang.

“Jangan bilang kau akan datang dan menemuiku,” kata Seol. Dayang Kepala dan Dayang Shin berpandangan, soalnya kedengarannya seperti telepon dari mantan pacar yang ngga terima diputusin hehe^^. “Kau ini benar-benar….tolong, biarkan saja aku,” kata Seol lagi.

“Jika aku tidak mau memberitahukannya, aku akan membuat insiden,” ancam Hae-yeong kesal. “Kita sudah membuat semua insiden yang mungkin terjadi!” sahut Seol kesal. Haha…I love this couple, chemistry mereka oke walau cuma lewat telepon. Seol segera sadar Jung-woo mendengarkan ucapannya barusan. (Insiden=kecelakaan=ungkapan untuk sesuatu yang terjadi antara pria dan wanita)

“Benar sekali, berlawanan dengan kepercayaanmu, ada berbagai cara pria dan wanita dapat mneyebabkan insiden. Aku….akan menikahimu,” kata Hae-yeong.

“Menikah?” Seol langsung menutup teleponnya membuat Hae-yeong mengomel. “Dia menjadi gila, apa yang harus kuperbuat?” gumam Seol panik. Duh Seol ini polos banget ya. Seol permisi pada Jung-woo dan menelepon balik Hae-yeong dari ruangan lain.

Hae-yeong dengan santai berkata ia sedang mempersiapkan konferensi pers saat ini dan akan mengumumkan dirinya dan Seol akan menikah, padahal sebenarnya ia sedang berbelanja di minimarket. Seol terkejut, “Mengapa kau menikah denganku?”

Hae-yeong berkata mungkin Seol tidak mengerti tapi semakin besar skandal akan semakin menguntungkannya. Ia menegaskan ancamannya dengan menutup telepon.

Seol bertambah panic. Ia menarik lengan Jung-woo, “Professor, ayo cepat! Go-go-go!” Jung-woo kebingungan. “Cepat, cepat! Mari kita ke hutan!” Kedua dayang bingung, mengira Seol dan Jung-woo benar-benar akan ke hutan. Mereka mengejar keduanya.

Page 80: My princess

Seol menarik Jung-woo ke dalam sebuah ruangan dan menutup pintu. Sebelum menutupnya, Seol berkata mereka akan berduaan dulu dalam ruangan itu dan ia memperingatkan dayangnya untuk tidak membuka pintu. Apapun yang mereka dengar tidak boleh membuka pintu. Tentu saja hal ini membuat para dayang berpikir yang aneh-aneh hehe…

Hutan yang dimaksud Seol adalah ada suatu rahasia yang ingin ia katakan pada Jung-woo. Ia menceritakan ancaman Hae-yeong pada Jung-woo. Mereka berdua memutuskan untuk keluar istana sembunyi-sembunyi.

Akhirnya mereka berdua berhasil keluar dan masuk ke mobil. Tapi Gun melihat mereka dan ketika melihat Jung-woo menutupi kepala Seol dengan kain (untuk menyamar), ia mengira Seol telah diculik.

Seol dan Jung-woo lega telah berhasil keluar istana tapi mereka segera dikejutkan oleh Gun dengan skuternya yang berteriak-teriak mengejar mereka. “Noona! Noona!” untung dia masih pinter ya ngga manggil-manggil: Putri! Putri!

Gun berhasil menyejajarkan skuternya dengan mobil Jung-woo. Ia menyuruh Seol keluar dari mobil. Seol bilang tindakan Gun berbahaya dan menyuruh Gun pergi. Gun bersikeras menyuruh Seol keluar dari mobil, ia akan menyelamakannya. Ternyata ngga sepinter itu hahaha…gimana bisa keluar dari mobil yang lagi jalan terus pindah ke skuter? Karena Jung-woo dan Seol sibuk memperhatikan Gun, mereka lengah dan mobil Jung-woo menabrak penghalang perbaikan jalan. Ujung-ujungnya rumah sakit deh.

Seol berteriak-teriak kesakitan walau dokter mengatakan tidak ada yang salah. Seol tak percaya, kalau begitu mengapa hidungku berdarah? Dokter bilang ia tidak bisa langsung mendiagnosa saat kecelakaan baru terjadi. Ia bertanya di bagian mana Seol merasa sakit. Seol tidak bisa menjawab.

Hae-yeong masuk dengan buru-buru dan bertanya pada dokter apa yang terjadi. Melihat dua pria di depannya (Jung-woo dan Hae-yeong, deuh aku aja bingung milih yang mana^^) dokter mengomel, aku benci jika ada banyak pendamping. Dokter berkata sebenarnya Seol tidak perlu masuk rumah sakit tapi jika Seol berkeras masuk rumah sakit, pendampingnya harus mendaftar. Lalu dokter itu pergi.

Hae-yeong mengomeli Jung-woo, bagaimana ini bisa terjadi? Seol dengan senang berkata,”Kau langsung ke sini berarti preskonnya batal kan? Kan? Kan?” Hae-yeong bertanya apa Seol sengaja kecelakaan untuk menghentikannya?

Jung-woo mengajak Hae-yeong bicara di luar. Hae-yeong malah terus berceloteh, “Kudengar kau yang mengemudi saat kecelakaan itu terjadi? Sudah kubilang bukan? Jangan menaiki mobil pria ini. Sudah berapa kali kukatakan?” Tentu saja Seol membela Jung-woo, karena Hae-yeong mau cari gara-gara maka Jung-woo membantunya.

Hae-yeong terlihat cemburu? “Melihatmu membelanya seperti itu berarti kau tidak apa-apa.” Lalu ia menarik tangan Seol membuat Seol berteriak. Jung-woo memarahi Hae-yeong dan menunduk menanyakan keadaan Seol. Hae-yeong bertanya, apa kau benar-benar sakit. Seol terus mengaduh hingga Jung-woo semakin kesal pada Hae-yeong. Ia berkeras ingin berbicara di luar dan meyakinkan Seol ia akan mendaftarkannya masuk rumah sakit. Merasa sedikit bersalah, Hae-yeong berkata aku tidak dengan kuat menarikmu.

Page 81: My princess

Di meja pendaftaran, persaingan kembali berlanjut. Mereka berebut menandatangani formulir pendaftaran. “Karena ia mendapat kecelakaan saat mencariku, aku akan menandatanganinya,” kata Hae-yeong. Jung-woo merebut bolpen dan form-nya, “Kubilang lupakan.” Hae-yeong balik merebut, “Gaji Professor tidak akan sebanyak itu, biar aku saja.” Jung-woo merebutnya lagi, “Aku bisa mendaftarkannya sebagai muridku. Tapi kau, membayar dalam hubungan apa?” Hae-yeong berkata ia ingin membereskan hubungannya dengan Seol, jika Jung-woo menyingkir sebentar, ia akan dapat mengakhiri “pertunangan” ini. Dan Hae-yeong pun menandatanganinya.

Gun mendatangi tempat tidur Seol. Seol bertanya apakah mereka berkelahi (Jung-woo dan Hae-yeong)? Gun balik bertanya, apa Hae-yeong benar-benar tunangan Seol? Seol bangkit dari tempat tidur, tidak seperti itu, aku harus mengakhirinya sekarang.

Gun khawatir, “Apa kau tidak apa-apa? Tadi kau terlihat tidak begitu baik.” Tapi otak Seol sedang dipenuhi pikiran lain. Ia bertanya siapa nama Gun. “Panggil saja aku Gunnie, kau bisa dengan nyaman berbicara apa saja padaku.”

Seol senang, “Benarkah? Gun, kakak ingin meminta bantuanmu. Apa kau akan membantuku?” Seol mengatakannya dengan mata memelas seperti Puss in Boots dalam Shrek, mana tahaaaaan…

Di istana, dayang Shin membereskan barang-barang Seol yang berserakan. Sementara itu Gun, menyamar jadi Seol, bersembunyi dalam selimut. (I really like this guy…. and his hair colour^^). Dayang Shin berceloteh tentang Jung-woo, bahwa semua orang di istana bertanya-tanya siapa dia. Gun mengeluarkan tangannya sedikit memberi isyarat agar dayang Shin keluar. Dayang Shin berpikir “Seol” sedang bad mood. Gun mengiyakan, namun mendengar sudara Seol yang tidak seperti biasanya membuat dayang Shin berpikir Seol sakit.

Ia berusaha menarik selimut yang menutupi “Seol”. Gun memegangi selimutnya erat-erat dan memberi isyarat agar dayang Shin pergi. Akhirnya dayang Shin keluar. Gun cepat-cepat mengunci pintu kamar. Ia menghela nafas, “Ini benar-benar untuk stabilitas keluarga kerajaan, kan?”

Hae-yeong menemani Seol di rumah sakit. Seol mengigau dalam tidurnya, “Sakit…ayah…” Seol mulai menangis memanggil ayahnya, membuat hati Hae-yeong tergerak. “Ayah….aku lapar…aku lapar….” Hae-yeong langsung mengomel, membuat Seol terbangun.

Seol terbatuk-batuk dan meminta air. Hae-yeong memberi segelas air tapi Seol hanya mengangakan mulutnya minta disuapi. Hae-yeong menggerutu baru tinggal sebentar di istana, Seol sudah punya kebiasaan baru. Seol berkata ia tidak dapat bergerak, ia bahkan tidak bisa menggerakkan bahunya. Hae-yeong mengalah dan membantunya minum. “Ah, kurasa aku bisa hidup sekarang,” gumam Seol lega. Lalu Seol mengangkat tangannya untuk mengusap matanya.

Hae-yeong langsung protes, katamu kau tidak bisa mengangkat tanganmu. Seol beralasan tangan kanannya sakit, dan tangan kirinya ditusuk jarum infus. Hae-yeong bertanya apakah Seol pura-pura sakit. Seol menjawab silakan jika kau mau berpikir demikian.

Seol membelakangi Hae-yeong dan bersiap tidur kembali. Namun tiba-tiba ia berbalik mneghadap Hae-yeong, “Begini…” Ada apa, tanya Hae-yeong. Belum sempat Seol

Page 82: My princess

menjawab, tubuhnya sudah bereaksi duluan. Terdengar siulan panjang dari bokong Seol (maaf, buang gas maksudnya hehehe^^). Hae-yeong speechless….

Hae-yeong menemani Seol ke toilet. Saat mereka hendak kembali ke kamar, seorang ibu menggendong anaknya yang menangis keras di meja pendaftaran. Perawat berkata semua kamar terisi penuh dan meminta ibu itu pergi ke rumah sakit lain. Seol tentu saja tidak tega melihatnya dan langsung minta keluar saat itu juga. Ia berkata ia sudah sembuh.

Mereka keluar. Seol memegangi dahinya dan tidak langsung masuk mobil. Hae-yeong bercanda mengatakan apa Seol meminta dibukakan pintu? Ia masuk ke mobil. Seol masih memegangi dahinya dan akhirnya jatuh pingsan. Awalnya Hae-yeong tidak menyadarinya, namun begitu melihat Seol terbaring di tanah ia langsung panic. Seol melarang Hae-yeong membawanya kembali ke dalam rumah sakit. Terpaksa Hae-yeong membawa Seol ke rumahnya.

Seol mengalami demam tinggi. Hae-yeong mengompresnya. Ia melepas baju Seol di bawah selimut dan memakaikan pakaian tidur (kok bisa ya?). Saat Hae-yeong mengompres tangan Seol, ia melihat luka dan memar di tangan Seol akibat kecelakaan itu. Ia merasa bersalah karena sebelumnya ia tidak percaya Seol sakit bahkan sempat menarik lengannya. Akhirnya demam Seol turun, Hae-yeong lega.

Berita Seol dibawa Hae-yeong ke rumahnya rupanya sampai di telinga kakek Hae-yeong. Kakek memutuskan akan menjemput Seol langsung.

Seol bangun dan mendapati Hae-yeong sedang memasak. Hae-yeong menyuruhnya duduk bahkan menyuapinya bubur karena tangan Seol sedang sakit. Ia mengomel bagaimana bisa Seol terluka seperti itu. Seol mencoba menutupi lukanya tapi lalu ia sadar ia tidak mengenakan pakaiannya sendiri.

Hae-yeong menenangkannya dengan berkata ia tidak melihat apapun, dan lagi tak ada yang bisa dilihat. Seol tidak percaya tapi ia terus makan disuapi Hae-yeong hehe… Seol curiga Hae-yeong menginginkan sesuatu darinya karena mendadak ia bersikap baik.

“Kau bilang kau tidak percaya pada orang yang membuatmu kelaparan. Tapi aku ingin kau percaya padaku.”

Seol bertanya apa yang harus ia percayai dari Hae-yeong.

“Permintaan maafku. Walau kau tidak bisa menerimanya kuharap kau bisa mendengarnya. Cerita mengenai ayahmu, kuharap aku tidak melakukannya. Aku minta maaf.”

Seol masih bingung, ia menatap Hae-yeong.

Seol terkejut melihat barang-barang Hae-yeong ditempeli stiker. Mengapa terkejut, kau yang melakukannya, kata Hae-yeong. Bukan karena pengembalian asset bukan, tanya Seol. Hae-yeong menyuruh Seol mandi dulu baru mereka akan berbicara.

Seol menurut. Ketika ia hendak keluar kamar ia melihat setumpuk surat kabar dengan berbagai judul mengenai pembentukan kembali kerajaan dan berita ayahnya. Lalu ia

Page 83: My princess

menemukan sebuah map. Saat ia membukanya, isinya adalah foto ayahnya dan draft berita. Ternyata itu adalah berita tentang ayahnya yang ia dengar di rumah makan waktu itu.

Bahkan ada draft berita dari berita yang saat ini sedang ditayangkan di televisi mengenai ayahnya. Berita itu mengatakan Lee Han (ayah Seol) membuat barang antic palsu dan menjualnya pada para kolektor dengan harga tinggi. Seol terkejut. Dengan marah ia menemui Hae-yeong dan menunjukkan draft di tangannya, bertanya apa artinya ini semua, semuanya persis sama dengan berita di TV ketika di rumah makan bahkan dengan berita barusan.

Apa kau pikir aku membuat berita tentang ayahmu, tanya Hae-yeong. Seol melemparkan kertas-kertas itu pada Hae-yeong. “Apa lagi yang akan kaulakukan selanjutnya?! Bertindak sejauh ini untuk menghentikan pembentukan kembali keluarga kerajaan. Apa ada orang lain selain dirimu?”

“Tidak,” jawab Hae-yeong, “Ada banyak…banyak sekali. Bahkan jika aku berhenti, bukan berarti kau akan menjadi putri tanpa halangan. Jadi menyerahlah.”

“Apa semua yang kaulakukan itu kebohongan? Agar kau bisa menghentikanku menjadi putri?” tanya Seol.

Hae-yeong menarik nafas, “Dengarkan aku baik-baik. Aku khawatir saat kau sakit, itu benar. Permintaan maafku tentang ayahmu juga benar. Tapi diatas semua kebenaran itu, kau sebaiknya menyerah menjadi putri. Apa kau mengerti?”

Seol menatap Hae-yeong, matanya berkaca-kaca. Ia tidak berkata apa-apa lagi dan keluar dari rumah Hae-yeong. Hae-yeong menyusulnya, namun di luar kakek Hae-yeong tiba untuk menjemput Seol.

Seol meminta maaf pada kakek Hae-yeong (karena telah keluar dari istana). Tapi Kakek hanya menyuruh Seol ikut, Presiden Lee ingin menemui Seol. Awalnya Seol ragu tapi lalu ia masuk ke dalam mobil. Hae-yeong memperhatikannya (gah why this man is so cooool..^^)

Presiden menemui Seol dan menyalaminya dengan ramah. Seol berkata sebenarnya ia juga ingin bertemu Presiden. “Aku juga memilih calon No. 5 (nomor pemilihan Presiden Lee saat pemilu),” katanya malu-malu. Presiden tertawa dan berkata Seol pasti sudah melalui berbagai rintangan.

“Begitu kau memasuki istana, untuk membentuk kembali monarki dan memenangi pengambilan suara, pemerintah tidak akan menahan segala bantuan untukmu. Tapi harap diingat bantuan yang kami berikan harus setara dengan tanggungjawab yang menyertainya. “ Seol tersentuh mendengarnya.

Ketika ia menemui kakek Hae-yeong kembali, kakek bertanya apa keputusan Seol, ke mana Seol akan kembali. Seol menguatkan dirinya dan menatap kakek.

Seol kembali ke istana (ya iyalah… kalo pulang ngga jadi putri lagi dong….beda judul drama^^), kali ini ia melangkahkan kaki dengan mantap.

Saat tidur ia bermimpi Hae-yeong duduk di samping tempat tidurnya dan tersenyum membelai kepalanya seperti ketika ia demam. Saat pagi hari ia membuka mata, ia terkejut

Page 84: My princess

melihat Hae-yeong benar-benar di hadapannya. Dia pikir dia masih bermimpi. Matanya langsung terbuka lebar begitu mendengar Hae-yeong berbicara.

“Selamat pagi Putri, aku Diplomat Park Hae-yeong dari Departemen Urusan Luar Negeri.”

Seol langsung bangun dan duduk tak percaya.

Episode 6

Seol membuka matanya. Ia melihat Hae-yeong sedang duduk menunggunya bangun di ujung tempat tidurnya. Seol pikir ia masih bermimpi. Ia kembali memejamkan matanya. Tapi tunggu, ini seperti kenyataan. “Selamat pagi Tuan Putri, aku Diplomat Park Hae-yeong dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan,” sapa Hae-yeong.

Seol terkejut, ia segera duduk, ini bukan mimpi. Hae-yeong mendekatinya, “Kau tidak akan berteriak? Kau tidak akan melempar bantal padaku? Apa aku begitu dapat dipercaya? Atau mungkin matamu bersinar seperti ini tiap ada seorang pria muncul di samping tempat tidurmu? Kau memiliki pandangan Snow White, saat melihat pangerannya ketika ia bangun setelah hampir mati. Kenapa? Apa aku terlihat begitu tampan walau setelah semua yang terjadi? Atau kau begitu bahagia melihatku?”

Seol menjadi gugup karena Hae-yeong begitu dekat dengannya, “Bagaimana kau bisa masuk ke sini?” Hae-yeong berkata seharusnya Seol bertanya kenapa Hae-yeong ada di sini. Tentu saja untuk menculik, mengancam, meneror, membunuh, kata Seol.

Kalau begitu mengapa kau tidak berteriak, tanya Hae-yeong lekat-lekat. Karena ini hari pertamaku, jawab Seol, jika aku berkata akan melakukan sesuatu, aku akan melakukan sebaik-baiknya. Saat aku berkata aku akan menjadi Putri, aku tidak ingin menyebabkan kekacauan pada hari pertama, Seol menjelaskan, jadi bisakah kau pergi diam-diam sebelum aku memanggil orang kemari?

Kau sekarang terlihat seperti seorang putri, aku ke sini untuk melihat wajahmu untuk terakhir kalinya, karena hubungan kita akan segera berubah, kata Hae-yeong. Seol bingung tak mengerti, sementara Hae-yeong menelepon seseorang dan mengatakan Putri akan segera bersiap. Seol bertambah bingung, awalanya ia pikir Hae-yeong datang diam-diam, dan bertanya kenapa para dayang membiarkan Hae-yeong masuk begitu saja.

Dengan santai Hae-yeong berkata, tentu saja, karena mulai sekarang aku yang akan bertanggungjawab atas dirimu. Ia tersenyum penuh maksud dan meninggalkan Seol yang masih bingung.

Presiden Lee dan Kakek Hae-yeong menemui Seol. Presiden menjelaskan ia yang memanggil Park Hae-yeong kemari untuk mengatur keluarga kerajaan karena Putri sudah memutuskan untuk memasuki istana secara resmi. Hae-yeong membungkuk dan memperkenalkan dirinya, “Aku bertanggungjawab untuk pendidikan dan etika Putri sampai saat pemungutan suara.” “Putri yang kau maksud itu adalah aku?” tanya Seol. “Tentu saja, mulai hari ini aku tinggal di sini,”kata Hae-yeong.

“Tidak bisa!!” seru Seol membuat semua orang kaget. Ia berusaha menjelaskan pelan-pelan, tidak bisa begitu karena sudah ada skandal di antara mereka berdua, hanya akan menambah

Page 85: My princess

gossip mengenai pernikahan mereka dan rakyat akan percaya Grup Daehan mempergunakan monarki.

Itulah sebabnya harus dilakukan seperti ini, kata Presiden. Kita akan mengatakan kalau Park Hae-yeong adalah pengurus Putri, sambung Hae-yeong, aku akan mengatakan aku sedang melindungimu dengan mengatakan kau adalah tunanganku. Anehnya, Kakek Hae-yeong pun menyetujui rencana itu.

“Tunggu sebentar, bagaimana jika aku menolak? Terlalu berbahaya jika diplomat Park mengajar seseorang. Karena dia begitu tampan, kurasa aku akan sulit berfokus pada pelajaran. Tidak bisakah orang lain yang melakukannya?” tanya Seol, hehe…pinter ngeles juga nih putri.

Presiden Lee berkata sulit sekali menemukan orang yang lebih terampil dari diplomat Park. Ia mengatakan Seol sebaiknya tetap pada rencana itu. Seol menarik nafas putus asa dan melirik Hae-yeong dengan kesal.

Kakek ternyata tidak tahu menahu mengenai pemilihan Hae-yeong sebagai pengajar putri. Ia bertanya apa maksud Hae-yeong dengan memasuki istana. “Karena aku tidak mau hidup seperti ayah,” jawab Hae-yeong pahit, “ltu lebih buruk dari kematian. Berkeliaran setelah seluruh uang, reputasi, keluarga dan temanmu diambil daripadamu. Karena itu aku akan melakukan semua yang kauinginkan.”

Kakek berkata percuma Hae-yeong menyebutkan tentang ayahnya. Kakek tidak merasa bersalah terhadap Hae-yeong maupun ayahnya. Jika aku tahu seperti ini, seharusnya aku memberitahumu lebih awal mengapa ayahmu menjadi seperti itu, kata Kakek.

Hae-yeong tidak mengerti mengapa kakek bisa sekejam itu padanya bahkan setelah ia mengatakan akan melakukan semua keinginan kakek. Kakek tidak bergeming, lakukan apa maumu, mari kita lihat bagaimana akhirnya. Sepertinya Kakek tidak percaya Hae-yeong tulus membantu keluarga kerajaaan.

Seol protes pada Hae-yeong mengapa Hae-yeong yang harus mengajarnya, jika memang Hae-yeong mau tinggal di istana, lakukan saja hal yang lain misalnya bersih-bersih, mencuci. Hae-yeong berkata selain dirinya tidak ada lagi yang bisa mengajarnya karena hanya dia yang tumbuh dekat dengan keluarga kerajaan.

Seol meledek, apa yang akan diajarkan Chaebol generasi ketiga seperti Hae-yeong, ekonomi? “Otakmu memang hanya seputar ekonomi, perlukah aku mengatakan seberapa dalam pengaruhnya pada masyarakat jika Grup Daehan menyerahkan seluruh kekayaanya pada kerajaan?” tanya Hae-yeong. Pass, sahut Seol (ia merasa tidak enak membicarakan hal itu), apalagi yang bisa kauajarkan selain bahasa asing, memangnya kau menguasai berapa bahasa?

“Aku bisa berbahasa Jepang, Cina, Spanyol, Jerman, Prancis dan ada banyak bahasa lainnya yang dapat kugunakan dalam percakapan jadi aku tidak bisa mendaftarnya (wah kayanya Hae-yeong satu sekolah sama Joo-won^^). Tapi aku tidak akan mengajarkan itu semua padamu. Kau tidak akan mendapat suara lebih hanya karena kau bisa berbahasa asing. Menggunakan penerjemah dalam pertemuan resmi adalah cara lain untuk menunjukkan harga diri negaramu. Banyak hal yang akan kita lakukan besok, jadi bangunlah lebih pagi.”

Page 86: My princess

Hae-yeong menyerahkan jadwal pada Seol. Seol terbelalak, bangun jam 6 pagi??

Keesokan harinya para dayang kesulitan membangunkan Seol, sementara Hae-yeong menunggu dengan kesal. Akhirnya Hae-yeong menyuruh dayang berhenti membangunkan Seol. Ia menyalakan weker keras-keras dan memasukkannya ke balik selimut Seol. Seol berteriak kaget.

Hae-yeong menyindirnya, hal pertama yang bisa kaukorbankan untuk negaramu adalah waktu tidurmu, kau bilang kau akan melakukan yang terbaik bila kau telah memutuskan sesuatu. Seol menggerutu, aku sudah melihat jadwalnya dan itu bahkan bukan pelajaran, periode 1 test, periode 2 test, periode 3 test, periode 4 test, periode 5 test…apa kau bercanda?

Hae-yeong tersenyum sinis, karena ini hari pertamamu, kita harus mengetes kemampuanmu. Seol kesal, mengapa kau menggunakan bahasa informal ? (karena Seol Putri seharusnya Hae-yeong menggunakan bahasa formal)

Karena tidak ada seorangpun yang mendengarkan, jawab Hae-yeong sambil tersenyum menang.

Aku tidak mau belajar dari guru yang tidak bersertifikasi, kata Seol kesal, lalu masuk kembali ke balik selimut. Aku bersertifikasi, ayo bangun!

Seol bengong menatap sertifikat mengajar Hae-yeong yang berlembar-lembar. Dayang Shin berkata, Hae-yeong cukup populer saat kuliah karena dia adalah guru murid sekaligus chaebol generasi ke-3 (pokonya mah perfect lah). Seol bertanya apa semua ini Hae-yeong yang mengatakannya. Oh, diplomat Park sangat rendah hati dan berhati-hati dalam perkataannya, puji Dayang Shin (jangan-jangan dia peggemar Hae-yeong nih). Seol tertawa keras dan meledek Hae-yeong, benar-benar tidak ada yang tidak bisa kaulakukan, kau pasti senang menjadi diplomat.

Seol tetap tidak mau diajar oleh Hae-yeong. Hae-yeong menjadi kesal, ia mengatakan Seol tidak pantas menjadi putri tapi ia mengijinkannya untuk setidaknya menirukan seorang putri, jadi apa masalah Seol? Aku tidak bisa menghormatimu, kata Seol. Hanya itu alasannya, tanya Hae-yeong. Itu penting bagiku, sahut Seol.

“Seberapa pentingkah alasanmu hingga dua orang pemimpin politik dan ekonomi Korea mempertaruhkan semuanya hanya karenamu. Hanya karena gurumu tidak kau sukai, kau tidak mau belajar?” kata Hae-yeong marah. Seol jadi tidak enak, “Kau ke sini untuk membuatku menderita bukan?” Hae-yeong tidak membantahnya dan mengancam akan melakukan yang lebih buruk jika Seol tidak menurut padanya.

Akhirnya Seol menurut. Ia terkejut melihat soal ujiannya dalam bahasa Inggris. Kau bilang tidak perlu belajar bahasa lain, protes Seol. “Itu bukan test bahasa tapi test pengetahuan politik, kebudayaan dan sejarah Korea,” kata Hae-yeong cuek.

Dengan panic Seol mengerjakan testnya. Dan hasilnya….telor bebek. Melihat semua jawabannya dicoret, Seol protes, “apakah kau tidak tahu pada jaman sekarang orang memberi tanda bintang untuk menunjuk jawaban yang salah?” “Memangnya kau mau membuat kertas ujianmu menjadi gugusan Milky Way?” sahut Hae-yeong. (hehe…saking banyaknya bintang)

Page 87: My princess

Seol meminta kembali kertas ujiannya, namun Hae-yeong tidak memberikannya.” Apakah ini mungkin?” Hae-yeong berdecak kagum melihat kertas test Seol, “tidak mudah mendapat hasil sepertri ini walau kau hanya menebaknya.” Maksud Hae-yeong, walau hanya menebak tidak mungkin salah semua, kan? “Saking terkejutnya, aku mau beristirahat, kita lanjutkan besok pagi saja,” Hae-yeong membereskan barangnya dan meninggalkan Seol.

Seol mengejarnya untuk meminta kertas ujiannya. Hae-yeong tidak mau memberikannya karena ia harus melaporkannya pada orang yang mempekerjakannya. Seol bertambah panic, pada presiden? “Memangnya presiden punya banyak waktu luang untuk melihat hasil testku?” kata Seol.

“Waktu luang? Pembentukan kembali monarki sangat penting baginya. Hal ini memberinya banyak masalah. Mungkin ia akan berubah pikiran jika melihat hasil testmu,” ledek Hae-yeong.

Seol terus mencoba untuk mengambil kertas ujiannya. Ia memohon pada Hae-yeong, membuat para dayang penasaran. Seol bahkan menutupi mulut Hae-yeong agar tidak membicarakan ujiannya yang gagal di depan para dayangnya. Akhirnya Seol membawa Hae-yeong masuk dalam kamar Hae-yeong Sebelumnya ia berpesan pada dayang-dayangnya, “Sekarang aku dan Park Hae-yeong akan bersama dalam kamar ini. Apapun yang kaudengar jangan buka pintunya. Pergilah ke sebelah sana! Sana!” Hehe..kebayang ngga sih apa yang ada dalam pikiran dayang-daynagnya, sebelumnya sama Jung-woo sekarang sama Hae-yeong^^

Hae-yeong mengangkat mapnya tinggi-tinggi. Seol berusaha meraihnya namun kalah tinggi. Ia naik ke tempat tidur dan melompat, Hae-yeong menghindar, Seol jatuh dan berteriak kesakitan. Hae-yeong mencemaskannya, namun Seol ternyata berpura-pura. Ia berhasil merebut map Hae-yeong, tapi kertas ujiannya tidak ada di dalamnya.

Seol kesal Hae-yeong menipunya. Ia berbaring di tempat tidur Hae-yeong dan mengancam tidak akan beranjak dari sana. Syut, Hae-yeong ikut naik ke tempat tidur. Seol tidak terpengaruh, ia menendangi Hae-yeong namun akhirnya ia sendiri yang melorot dari tempat tidur. Hae-yeong berhasil menangkapnya sebelum ia jatuh. Membuat mereka dalam posisi yang sangat dekat.

Mereka langsung melepaskan diri dengan kikuk dan melompat berdiri dari tempat tidur. Hae-yeong berubah baik. Ia bahkan menawarkan kertas ujian Seol. Seol malah mengkhawatirkan laporan Hae-yeong. Akhirnya mereka sepakat jika Seol bangun jam 6 pagi besok maka Hae-yeong tidak akan melaporkan kertas ujian itu.

Seol bersiap sedia agar bisa bangun pagi besok. Tapi ia malah tidak bisa tidur sama sekali. Ia sudah mempersiapkan 6 weker di samping tempat tidurnya dengan bunyi alarm yang sangat keras. Ia berusaha tidur dengan berolahraga namun tidak berhasil.

Karena kelelahan, ia pergi ke dapur untuk minum. Seseorang mengejutkannya. Seol yang sedang minum langsung menyemburkan airnya ke wajah orang itu. si cute Gun. Gun membuatkan susu campur madu hangat yang dibuat dengan “cinta”untuk Seol. Mereka dengan segera menjadi akrab. Wow, mau juga dong punya koki pribadi yang secute Gunnie ^^

Page 88: My princess

Keesokan paginya Hae-yeong menunggu Seol di taman istana. Tapi Seol tidak muncul lagi. Hae-yeong menerobos masuk kamar Seol dan membangunkan Seol. Tapi Seol malah bergumam, “Professor…” sambil tersenyum dan memonyongkan bibirnya seakan hendak mencium. Hae-yeong langsung kesal dan mengangkat Seol ke pundaknya. Para dayang mengejar mereka.

Seol berteriak ketakutan saat Hae-yeong hendak menceburkannya ke air mancur. Tapi Hae-yeong tidak peduli, ia menceburkan Seol di kolam air mancur, membuat seisi istana heboh. Bahkan ada yang menyuruh memanggil 119 segala.

Seol masuk ruang belajar sambil marah-marah sekaligus panic. Kau mengirim kertas ujianku dengan apa? Tanyanya pada Hae-yeong. Hae-yeong tidak mengatakan apapun, ia menyodorkan kertas ujian Seol padanya. Seol terkejut, tidak menyangka He-yeong se”baik” itu. Ia bertanya, “Ini yang asli bukan? Kau tidak membuat salinannya?” Hae-yeong berkata ia memang akan melaporkan hasil pelajaran mereka jadi sebaiknya Seol belajar dengan sungguh-sungguh, ia menyuruh Seol nbangun jam 6 pgi tiap hari dan berlari keliling taman 30 kali sehari. Tentu saja Seol protes, memangnya aku anak SMA.

Dibalik kepolosannya, Seol menyadari Hae-yeong tidak mungkin dengan mudah mau membantunya menjadi putri dan dengan demikian menyerahkan seluruh warisannya untuk Seol. Ia bertanya apakah Hae-yeong benar-benar mau membantunya menjadi putri dan apakah Hae-yeong benar-benar menyerahkan semua warisannya. Hae-yeong terdiam sejenak, apakah kau bertanya karena kau berpikir aku benar-benar bisa melakukannya (melepaskan warisan)? Seol sedikit kecewa dengan jawaban tidak pasti itu.

Mereka diinterupsi dengan kedatangan Sekretaris Oh. Sekretaris Oh menyerahkan daftar nama para wartawan yang akan bertanya pada Seol dalam preskon Seol yang pertama. Ia meminta Seol mengingat wajah dan nama mereka. Hanya sepuluh orang yang berada dalam daftar. Sekretaris Oh mengatakan tentu saja banyak wartawan lain bahkan dari negara-negara lain, tapi sepuluh orang ini mendukung keluarga kerajaan. Seol bersemangat dan bertanya, jadi mereka berada di pihakku kan, aku bisa menjelaskan tentang ayahku.

Sekretaris Oh berpandangan dengan Hae-yeong. Ia mengatakan mereka tidak akan bertanya tentang ayah Seol. Seol bingung. Hae-yeong berkata itu semua sudah diatur kakeknya, lalu ia minta diri karena kehadirannya akan mempersulit Sekretaris Oh. Seol kecewa karena tidak bisa segera memulihkan nama baik ayahnya.

Yoon-ju mendapat ucapan selamat dari para rekan kerjanya karena ia mendapat posisi baru dalam Dewan keluarga kerajaan. Yoon-ju terlihat terharu tapi ia lebih terkejut melihat siapa yang datang. Dayang kepala Hong. Sepertinya Dayang kepala pernah menjadi manager museum Hae-yeong sebelum ia menjadi dayang dan ia mengenal Yoon-ju. Yoon-ju membantu mendanai operasi putri dayang Hong 5 tahun yang lalu.

Yoon-ju dan Dayang kepala beserta putrinya minum teh bersama. Yoon-ju meminta Hong pura-pura tidak mengenalnya bahkan jika mereka bertemu di istana. Putri Hong berkata ibunya sekarang bekerja di istana dan Putri cantik sekali. Yoon-ju terlihat tidak suka mendengarnya. Dayang kepala buru-buru menyuruh anaknya diam.

Yoon-ju bertanya bagaimana keadaan Lee Seol di istana. Agak aneh, kata Hong. Diplomat Park menjadi pengajarnya. Ada saat di mana mereka terlihat bermusuhan tapi dalam

Page 89: My princess

kesempatan lain terlihat sangat dekat. Yoon-ju heran, Oppa? Ia baru tahu Hae-yeong tinggal di istana.

Sementara itu orang yang dibicarakan, Hae=yeong sedang minum-minum bersama Soo Sun-woo dan antek-anteknya. Ia tidak menikmati pertemuan ini. Saat mereka tinggal berdua, Hae-yeong berkata Soo Sun-woo bukan orang yang bisa menepati janji. Sun-woo pura-pura tidak mengerti.

Hae-yeong berkata saat Sun-woo mengirim berkas berita tentang ayah Seol, ia sudah dengan tegas mengatakan jangan membuat berita bohong. Sun-woo berkata begitu berita disebarkan, itu menjadi kenyataan.

Hae-yeong tidak percaya lagi pada Sun-woo bahkan permintaannya untuk mencabut pencekalan tidak dilakukan oleh Sun-woo. Hae-yeong mengancam Sun-woo bahwa ia akan merebut jabatan yang saat ini diincar Sun-woo.

Seol meminta ijin untuk pergi ke suatu tempat pada kakek Hae-yeong. Awalnya kakek Hae-yeong keberatan tapi setelah Seol meyakinkan dia tidak akan melarikan diri lagi, Kakek memperbolehkan.

Di kampus, Jung-woo mendapat sms dari Yoon-ju yang mengatakan ia akan segera memasuki istana, akan lebih baik jika Jung-woo bisa masuk bersama. Jung-woo tidak menjawab sms itu. Ia dikejutkan dengan kehadiran Seol di kantornya.

Seol makan siang bersama Jung-woo. Seol tidak henti-hentinya menatap wajah Jung-woo. “Ini bukan di kelas, jadi berhentilah menatapku,” canda Jung-woo. Kalau diliat-liat hubungan Seol dan Jung-woo ini seperti hubungan Oska dan Ra-im, yang wanita mengidolakan yang pria tapi sebatas itu dan mereka sangat akrab.

Seol bertanya mnegapa waktu di rumah sakit, Jung-woo pergi begitu saja. Jung-woo balik bertanya apakah Seol sudah memberekan semuanya dengan Park Hae-yeong. Seol bercerita kalau saat ini Park Hae-yeong menjadi pengajarnya di istana dan ia bingung apakah ada maksud lain di baliknya. Jung-woo berkata, semua orang pasti penasaran akan maksud musuhnya.

Wajah Seol berubah mendengarnya, Jung-woo menyadari itu. “Kenapa? Apa kau tidak mau ia menjadi musuhmu?” “Akan sangat mneyenangkan jika bukan, maka aku tidak perlu terus mengawasinya,” kata Seol. Seol juga bercerita tentang preskon yang akan segera diadakan. Park Hae-yeong akan menjelaskan hubungan mereka berdua di sana dan ia tidak boleh mengatakan apapun tentang ayahnya. Seol berkata Ia begitu frustasi dan tidak tahu apa yang harus dilakukan hingga harus ke hutan bamboo (Jung-woo).

Jung-woo berkata, “Ada spesialis di sampingmu. Mengapa kau khawatir?” Kau, tebak Seol. “Park Hae-yeong,” jawab Jung-woo. Jung-woo menjelaskan, untuk mengetahui maksud sebenarnya dari Park Hae-yeong yang terbaik adalah dengan belajar dari Park Hae-yeong dan mempergunakannya sebisa mungkin.

Seol menuruti nasihat Jung-woo. Ia mendatangi Hae-yeong. Bukannya membantu, Hae-yeong malah marah karena Seol pergi ke luar istana tanpa memberitahunya apalagi untuk bertemu dengan professor. Hae-yeong melarang Seol untuk membicarakan Jung-woo di

Page 90: My princess

depannya. Seol bingung, kenapa? Hae-yeong malah kembali mengancam Seol, jika Seol tidak menurut maka ia akan melakukan sesuatu yang buruk.  (itu namanya cemburu say^^)

Hae-yeong sedang senang karena semua barang yang disita termasuk apartemennya dikembalikan padanya. Ini karena ia menjadi bagian dari keluarga kerajaan, tempat uang kakeknya mengalr.

Yoon-ju datang menemuinya dan memberitahu kalau ia sekarang menjadi Direktur Dewan Kerajaan. Ia mengatakan dengan demikian semua kekayaan Presiden Park dikendalikan oleh Dewan Kerajaan. Hae-yeong terkejut mendengarnya dan tidak terlihat senang. Ia berkata kalau begitu kita bisa bertemu setiap hari karena sekarang ia bertugas untuk pendidikan Putri, Presiden yang menunjuknya. Yoon-ju berkata bukankah itu tidak adil bagi Hae-yeong. Hae-yeong memotongnya, aku yang meminta ditempatkan di dekatnya, saat ini ia adalah satu-satunya senjataku.

Hae-yeong melanjutkan, “Sebentar lagi akan ada preskon diikuti dengan penobatan keluarga kerajaan. Saat itu bisa menjadi sangat kacau.” Apakah Hae-yeong merencanakan sesuatu? Yoon-ju senang mendengarnya bahkan menawarkan untuk memasakkan sesuatu.

Saat Yoon-ju di dapur, ponselnya yang tergeletak di meja berbunyi. Dari Jung-woo. Hae-yeong melihanya dan sengaja mengangkatnya seakan memberitahu kalau ia dan Yoon-ju saat ini sedang bersama. Yoon-ju dengan kikuk mengangkatnya di depan Hae-yeong.

Yoon-ju buru-buru menemui Jung-woo. Jung-woo menyindirnya, tidak kusangka kau akan datang secepat ini. Yoon-ju senang karena Jung-woo meneleponnya. Jung-woo berkata ia menelepon untuk mengatakan kalau ia menerima jabatan dalam Dewan Keluarga Kerajaan. Selain merupakan kesempatan yang baik, juga bisa melanjutkan penelitiannya.

“Jika bukan karena kau, aku pasti langsung menerimanya tanpa berpikir, “kata Jung-woo. “Kau sedikit berubah. Bukankah kau akan melakukannya? Apa kau perlu berkata seperti itu untuk melukai perasaanku?” sahut Yoon-ju.

Jung-woo tidak sedang bercanada, “kau pasti tidak pernah memikirkan perasaanku selama 10 tahun ini setelah ditinggalkan olehmu. Lagi-lagi kau begitu tega dan bersikap pengecut, kau pasti tidak pernah memikirkannya bukan? Jika kau memang ingin pergi, kau seharusnya terus pergi. Mengapa kau terus muncul? Dan menempatkanku dalam posisi ini?”

Yoon-ju mencoba tetap bercanda, “Kau boleh marah saat ini. Bagaimana bisa kau mengatakan semua itu dengan menatap wajahku?” Yoon-ju masih berpikir kalau Jung-woo mencintainya dan akan terus mencintainya hingga mau melakukan apapun yang ia minta.

“Aku bisa menatap wajahmu karena kau bukan wanitaku. Dan aku tidak punya perasaan apa-apa lagi terhadapmu. Kau….benar-benar…tidak berarti apa-apa untukku sekarang. Aku pergi,” kata Jung-woo dengan tenang.

Yoon-ju tidak bergeming sedikitpun, namun setelah Jung-woo pergi, ia menangis. Jung-woo membalikkan fotonya bersama Yoon-ju saat mereka masih bersama. Hae-yeong melihat buku Yoon-ju yang ditulisnya bersama Jung-woo, selembar foto Jung-woo terselip di dalamnya. Hae-yeong menyadari Yoon-ju masih menyimpan perasan pada Jung-woo.

Page 91: My princess

Seol senang sekali dengan kedatangan ibunya dan Lee Dan. Ibu Seol langsung memeluk Seol sementara Lee Dan dengan dingin menanggapi Seol yang begitu senang melihatnya. Ibu Seol melihat Hae-yeong. Ia pura-pura mencari toilet agar bisa berbicara berdua dengan Hae-yeong.

Saat mereka berdua, ibu Seol berkata ia sudah tahu cerita yang sebenarnya (bahwa Hae-yeong bukanlah kekasih Seol). Hae-yeong meminta maaf atas kebohongannya. Ibu Seol dengan tulus berkata bahwa walaupun singkat tapi ia bahagia waktu itu, kapan lagi aku bisa mendapat menantu setampanmu?

Untuk menghibur ibu Seol, Hae-yeong berkata bahwa nama panggilannya memang “menantu Park” (panggilan ibu Seol pada Hae-yeong selama ini), jadi tidak apa jika ibu terus memanggilnya begitu. Ibu Seol meminta He-yeong menjaga Seol baik-baik. Hae-yeong tidak bisa menjawab. Ibu pikir Hae-yeong minta tips. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang dan menjejalkan uang ke saku Hae-yeong tepat saat Yoon-ju masuk dan menemui mereka.

Yoon-ju mengatakan alasannya meminta ibu Seol datang adalah untuk mencabut ikatan keluarga dengan Putri. Artinya, Seol tidak bisa disebut anak dari keluarga ibu Seol lagi, tapi anak dari Pangeran Lee-han. Ibu sangat sedih, demikian juga Seol yang baru mengetahuinya. Bahkan Hae-yeong pun terkejut dengan tindakan Yoon-ju.

Seol curhat dengan Lee Dan mengenai hal itu, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Bukannya menghibur, Dan malah memarahi Seol agar menjaga sikapnya, jika tidak maka keluarga ibu Seol akan dianggap tidak becus membesarkan Putri. Bener juga sih… tapi Dan dengan ketus meminta Seol agar tidak saling merusak hidup masing-masing. Dan menyatakan kecemburuannya karena Seol selalu bernasib baik… baik itu orang tua dan sekolah, Seol selalu mendapatkan semuanya dengan mudah. Seol tidak mengerti mengapa Dan berkata seperti itu. (Rasa tidak bersyukur membuat orang tidak akan pernah puas dan selalu iri pada orang lain)

Yoon-ju meminta ibu Seol menandatangani dokumen untuk melepas Seol sebagai putrinya. Ibu Seol menyadari dengan melakukannya, maka Seol secara sah akan menjadi Putri. Yoon-ju membenarkan. Sementara itu Seol terus menangis di samping ibunya.

Ibu Seol ragu-ragu dan bertanya pada Yoon-ju, “Aku memiliki sejmlah asuransi dan simpanan untuk putri-putriku saat mereka menikah nanti. Aku bukan orang yang berpendidikan tapi aku khawatir ia akan berubah setelah mengubah daftar keluarganya. Jika aku mati, putri-putriku akan dibayar oleh asuransi. Putri kami pasti masih bisa menerimanya bukan?”

“Ibu, mengapa kau berbicara seperti itu?” Seol memprotes ibunya .

“Itu sebabnya…jika kau mendiskusikan hal ini sebelumnya denganku, aku tidak akan seperti ini. Kalian anak muda selalu berbisik di antara kalian sendiri… Walau aku tidak melahirkan kalian berdua tapi kalian berdua adalah anak-anakku. Mereka bukan anak lelaki tapi putri-putriku…bagaimana bisa aku meninggalkannya begitu saja?” ibu Seol tak tahan lagi dan menangis. Seol memeluknya dan menangis dengan sedih.

Page 92: My princess

Sebelum meninggalkan istana sekali lagi ibu Seol berpesan pada Hae-yeong agar menjaga putrinya. Hae-yeong mengiyakan. Namun setelah ibu Seol pergi, Hae-yeong bergumam, “Maafkan aku, ibu.”

Semalaman Seol menangis memanggil ibunya, menyadari secara sah ia bukan putri ibunya lagi. Hae-yeong mendengarkan dengan sedih tangisan Seol di depan kamarnya. Tidak berani masuk dan menghiburnya.

Keesokan paginya Hae-yeong memasuki kamar Seol. Seol duduk di tempat tidur, jelas tidak tidur semalaman. Ia tidak menjawab Hae-yeong bahkan tidak melihatnya. Hae-yeong mengakui kalau ia bersalah, bukan pada Seol, tapi pada ibu Seol. Seol memantapkan hatinya dan pergi ke ruang belajar.

Kali ini ia dengan serius mencari informasi mengenai ayah kandungnya, Lee Han. Ia dan Hae-yeong bekerja sama.

Seol berlatih membuat video untuk preskon guna mengklarifikasi hubungannya dengan Hae-yeong dan juga mengenai ayahnya. Ia berkali-kali disuruh mengulang oleh Hae-yeong karena bersikap terlalu ceria bahkan terlalu centil, “apa kau mau mengikuti pemilihan Miss Korea? Kau bukan sedang merayu kamera bukan?”

Hae-yeong menemukan sesuatu mengenai ayah angkat Seol. Ayah angkat Seol menjual surat Raja Sunjong yang palsu pada kolektor. Ia tidak mengetahui bahwa surat itu palsu hingga tidak dihukum dan hanya disuruh membayar denda.

Seol tidak mengetahui hal itu sama sekali, bagaimana bisa surat yang palsu ada di rumah kami? Hae-yeong tidak berminat mengetahuinya, namun media dapat dengan segera mengetahuinya dan berita mengenai ayah angkat Seol akan tersebar. Hae-yeong meminta Seol memilih salah satu, apakah ayah aslinya seorang penipu atau ayah angkatnya seorang penipu, mana yang lebih menguntungkan bagi Seol. Tentu saja Seol tidak bisa memilih, apalagi hal itu akan dikemukakan dalam preskon nanti.

Pembicaraan mereka diinterupsi oleh kedatangan Dayang Shin yang memberitahukan bahwa ini adalah saatnya bagi Putri untuk mencoba pakaian yang akan dikenakan pada preskon nanti.

Yoon-ju sudah menunggu di tempat desainer. Mereka saling mengenal satu sama lain. Begitu Seol melangkah masuk bersama Hae-yeong, mata sang desainer langsung bersinar. “Putri? Seperti yang kudengar, kau sangat cantik.” Yoon-ju iri mendengarnya tapi ia menutupinya bahkan denagn ramah menawarkan diri untuk mengantar Seol menunggu di bawah.

Saat mereka hanya berdua, Yoon-ju memperlihatkan wajah aslinya. “Nikmati selagi kau bisa.” Seol bingung, apa maksudmu? “Entah kau keluar sendiri atau kami menyeretmu keluar, apa kau tidak berpikir sebaiknya kau meninggalkan istana? Banyak orang yang tidak suka melihatmu dan kita tidak tahu sampai kapan Pres. Park akan bertahan (karena penyakitnya). Tidak ada seorangpun di istana yang berada di sisimu. Jika aku adalah kau, aku akan memikirkan masa depanku dan diam-diam menghilang pada waktu yang tepat. Apa kau tidak khawatir akan kalah dalam pemungutan suara?”

Seol terkejut dengan perkataan Yoon-ju. The devil is out….

Page 93: My princess

Episode 7

Seol akhirnya menyadari Yoon-ju selama ini berpura-pura baik padanya. Ia terguncang mendengar kata-kata Yoon-ju yang mengatakan bahwa tidak seorangpun berpihak padanya dan lebih baik Seol diam-diam pergi dari istana pada waktu yang tepat.

Pembicaraan mereka terhenti dengan kedatangan sang desainer yang membawakan pakaian untuk dicoba oleh Seol. Seol mencoba berbagai pakaian yang telah disiapkan untuknya sedangkan Yoon-ju memandangnya dengan perasaan iri.

Hae-yeong terpana melihat penampilan Seol dengan pakaian barunya. Yoon-ju pun menyadari pandangan Hae-yeong pada Seol. Mereka mulai membicarakan konsep image Seol yang akan diperlihatkan pada rakyat saat konferensi press nanti.

Yoon-ju menganggap penampilan Seol terlalu polos. Stafnya mengatakan seorang putri harus terlihat percaya diri, bagaimana jika Audrey Hepburn menjadi panutannya karena mereka berukuran hampir sama. Ada juga yang mengusulkan Seol diberi image wanita sehari-hari, tidak berlebihan. Seol bingung mendengar pembicaraan mereka. Ia merasa dirinya seperti sebuah boneka pajangan toko, yang menunggu untuk didandani dan dipajang untuk menarik perhatian orang.

Tapi yang lebih menyakitkan hatinya adalah ketika Yoon-ju menolak usul itu dan mengatakan agar tidak memunculkan topic yang mengingatkan bahwa Seol adalah seorang anak yatim piatu dan anak adopsi. Ia mengatakannya seakan-akan menjadi anak yatim dan anak adopsi adalah sebuah hal yang memalukan dan harus ditutupi. Hae-yeong bahkan terlihat tidak setuju dengan perkataan Yoon-ju, namun ia diam saja.

Kemudian ada juga yang mengusulkan Seol berdandan tradisional dengan hanbok karena ia pernah bekerja part time menjadi “putri” untuk diambil fotonya di istana tua. Lagi-lagi Yoon-ju menolaknya dengan mengatakan harus membuang image Seol yang lusuh. Sang desainer mengeluh ternyata tidak semudah yang mereka bayangkan.

Yoon-ju berdiri dan berkata bahwa putri mewakili jati diri kerajaan yang baru. Jadi sangat penting bagaimana ia memberi kesan pertama pada rakyat. Ia harus menampilkan kesan serius dan kemewahan yang tidak terjangkau. Dan mereka harus menjaga kesan tersebut. Yoon-ju berkata mereka harus menampilkan kesan yang membuat rakyat memberi suara untuk putri.

Seol yang telah mengetahui siapa Yoon-ju yang sebenarnya, tahu bahwa itu hanyalah kepura-puraan. Yoon-ju mengeluh kalau Seol seorang pangeran tentulah lebih mudah tapi karena ia seorang putri maka harus menampilkan image wanita berkuasa yang jauh dari kesan biasa atau lusuh. Jadi ia meminta Seol didandani dengan glamour dan mewah.

Seol hanya diam tak berdaya walau dalam hati ia sedih. Ia sepenuhnya menyadari jika ia didandani mewah dan glamour, maka ia akan terkesan jauh dari rakyat. Apalagi rakyat mengetahui latar belakangnya. Maka image yang ditampilkan pada rakyat bukanlah image yang baik melainkan image angkuh dan sok berkuasa.

Seol kembali ke istana dengan lesu. Hae-yeong memanggilnya namun Seol sedang tidak ingin bicara dan meyakinkan ia akan datang tepat waktu besok untuk belajar. “Istana

Page 94: My princess

seharusnya terasa seperti surga tapi kau merasa seperti di neraka, bukan?” tanya Hae-yeong, “hari ini termasuk mudah. Berikutnya lebih banyak orang. Mungkin seluruh negara akan menyerangmu. Akan berlanjut seperti hari ini dan kau akan terluka lebih sering. Tidak ada yang bisa melindungimu baik di istana maupun diluar istana. Ingatlah hal itu. Aku mengatakannya sebelumnya sebagai gurumu.”

“Aku terbiasa tidak dilindungi siapapun. Aku seorang yatim piatu, “ sahut Seol lalu ia masuk ke dalam.

Malamnya Hae-yeong dikejutkan dengan laporan dayang Shin bahwa Seol menghilang. Hae-yeong terkejut. Dayang Shin mengatakan ia hanya sebentar meninggalkan putri untuk mengambil susu hangat karena putri tidak bisa tidur. Namun ketika ia kembali, putri sudah tidak ada. Padahal putri hanya mengenakan pakaian tipis (cuaca sedang dingin). Hae-yeong meminta dayang Shin tidak mengatakannya pada siapapun dan menunggu.

Hae-yeong mencari Seol di seluruh pelosok istana. Akhirnya ia masuk ke dalam ruangan seperti museum. Ia sudah akan pergi ketika ia mendengar suara. “Ini semua gara-gara kau.”

Ia melihat Seol ada di dalam sebuah mobil tua yang disimpan dalam ruangan itu. Pelan-pelan ia mendekati mobil tersebut. Seol sedang memperhatikan sesuatu dan bicara sendirian. “Ini semua gara-gara kau!”

Ternyata ia sedang menonton sageuk (drama sejarah - Queen Seon-deok) dan menirukan gaya bicara Mi-shil. Ia berulang-ulang mengucapkan kalimat tersebut. “Ini semua gara-gara kau! Park Hae-yeong, ini gara-gara kau! Oh Yoon-ju, ini gara-gara kau! Ini semua gara-gara kalian!” serunya sambil menunjuk-nunjuk.

Hae-yeong masuk ke mobil itu, membuat Seol kaget. Hae-yeong menegurnya padahal dalam hati ia juga geli melihat tingkah Seol, seluruh istana mencarimu dan kau sedang bersenang-senang menonton drama?

Seol berkata ia sedang belajar sendiri. Ia memutuskan teladan hidupnya adalah Mi-shil (kenapa ngga ratu Seon Deok aja ya^^). “Kenapa? Apa kau mau belajar bagaimana cara membunuh seseorang dengan diam-diam (keahlian Mi-shil)?” seloroh Hae-yeong.

Seol menjawab dengan serius bahwa ia harus mempelajarinya agar bisa hidup di istana karena ia dikelilingi oleh banyak musuh.

“Benarkah? Kalau begitu aku pastilah musuhmu yang paling tampan.”

Seol mendelik, apa-apaan kau ini.

“Dan musuh yang paling kaubenci pasti aku juga. Dan musuh yang paling membuatmu susah juga aku.”

“Ada satu yang tidak benar,” jawab Seol. Apa itu, tanya Hae-yeong.

Seol tidak mau memberitahunya dan berdalih ia mengantuk lalu berusaha membuka pintu. Namun pintunya macet.

Page 95: My princess

Dengan tenang, Hae-yeong mengingatkan Seol untuk tidak menggunakan kekerasan, mobil ini berusia 100 tahun lebih, jika rusak apa Seol mau bertanggung jawab? Seol bertanya apa pintu yang di sebelah Hae-yeong dapat dibuka? Ternyata bisa, tapi Hae-yeong menutupnya lagi.

Seol meminta Hae-yeong keluar agar ia bisa keluar tapi Hae-yeong tidak mau. Seol memarahi Hae-yeong dengan gaya Mi-shil hehe…”apa kau tidak akan menyingkir?!” Hae-yeong tertawa geli.

“Tapi, paling tampan, paling dibenci, paling membuatmu susah…yang mana yang bukan?” tanya Hae-yeong penasaran. Seol mendelik.

“Yang paling tampan sudah pasti aku…” gumam Hae-yeong.

“Sungguh menyebalkan, apa kau tidak akan membuka pintu?!” omel Seol.

“Apa kau mau semalaman di sini? Mengapa kau tidak mau menjawabku?” tanya Hae-yeong, “yang paling dibenci dan yang paling menyusahkan. Berarti salah satu dari itu …”

“Baiklah, ketiganya benar,” ujar Seol kesal, “tidak ada yang salah. Jadi sekarang buka pintunya.”

“Kalau begitu kita tidur di sini saja. Ayo istirahat, selamat malam.” Hae-yeong menyandar di jok dan pura-pura tidur. Seol tidak habis pikir mengapa Hae-yeong begitu ingin tahu. Paling tampan, paling dibenci, paling membuat susah, ketiganya tetap saja musuh.

“Kupikir aku tidak akan bisa tidur sebelum tahu jawabannya. Karenamu, aku tidak tidur malam ini,” gerutu Hae-yeong. Seol bingung melihat sikap Hae-yeong.

“Putri!!!” Para dayang menemukan mereka. Seol dan Hae-yeong terkejut. Untuk menghindari gossip, Seol pura-pura sedang belajar mengendarai mobil dengan Hae-yeong.

Seol datang ke kamar Hae-yeong membawakan segelas susu hangat. Masih dengan gaya bicara Mi-shil (tenang dan tegas) ia berkata, “ini adalah segelas susu hangat yang dihadiahkan padamu oleh Putri Republik Korea. Kau bilang tidak bisa tidur jadi aku secara khusus mempersiapkan ini.”

“Berhentilah menonton sageuk,” sahut Hae-yeong.

“Apakah kau akan meminumnya habis dengan sekali teguk?” Seol menyodorkan cangkir susu ke wajah Hae-yeong.

“Apa kau sedang menyingkirkan musuhmu? Apa yang kau masukkan ke dalam (susu)?” tanya Hae-yeong.

“Oho…penghinaan!” seru Seol-Mishil. Akhirnya ia menyerah dan kembali pada gayanya, “kau bilang kau tidak bisa tidur.”

Page 96: My princess

Hae-yeong membaui susu itu dan meminta dibawakan sendok perak (biasanya untuk mendeteksi racun). Seol hendak membawa susu itu pergi tapi Hae-yeong menahannya dan mengambil cangkir itu dari tangan Seol. Ia berterima kasih.

“Tidurlah yang nyenyak, “kata Seol lalu pergi dari kamar Hae-yeong. Hae-yeong meminum susunya sambil tersenyum.

Keesokan harinya Presiden Lee bertanya bagaimana keadaan putri di istana pada Hae-yeong. “Ia belajar dan dapat mengikuti pekajaran dengan baik, “kata Hae-yeong. “Benarkah? Bukankah kerjamu terlalu berlebihan untuk hanya berpura-pura menjadi gurunya? Apa yang akan terjadi jika seluruh warisanmu diambil? Mengapa kau begitu tidak peduli?”

Seperti yang kita curigai sebelumnya, Presiden Lee diam-diam menentang rencana kakek Hae-yeong untuk membangun kembali monarki. Hae-yeong berkata mereka hanya perlu mengawasi putri sampai saat preskon tiba. Presiden Lee meminta jaminan Hae-yeong. Hae-yeong menghela nafas.

Yoon-ju mengumpulkan seluruh staf istana dan memperkenalkan dirinya sebagai direktur Dewan Istana. Ia menegaskan ia yang bertanggungjawab atas semua urusan istana. Ia meminta semuanya bekerja sebaik-baiknya untuk mempersiapkan preskon dan penobatan putri.

Saat melihat-lihat pakaian untuk penobatan Seol, Yoon-ju mendapat laporan sms dari dayang kepala bahwa semalam Seol dan Hae-yeong menghabiskan waktu bersama untuk belajar mengendarai mobil. Ia meminta dayang mempersiapkan Seol ke luar istana.

Ke mana? Ke tempat pijat hehe…Yoon-ju melampiaskan kekesalannya dengan membawa Seol ke tempat spa di mana Seol di”siksa” habis-habisan. Seol berteriak-teriak kesakitan. Para dayangnya mencoba memberi semangat sementara Yoon-ju pura-pura tidak terjadi apa-apa.

Yoon-ju bahkan meledek Seol suka membuat keributan. Seol protes, “Direktur Oh! Kekanakkan sekali kau membalasku dengan cara seperti ini. Apa kau baru saja tersenyum? Bagaimana bisa kau tersenyum melihat orang lain kesakitan?”

Yoon-ju berkata ini untuk kebaikan Seol. Seol bertanya dengan polos, “apa kau yakin ini bukan balas dendam?”

“Balas dendam?” tanya Yoon-ju.

“Apa mungkin kau melihat sesuatu semalam?” tanya Seol panik.

Yoon-ju membeku di tempat duduknya. Ia semakin kesal karena berarti ada sesuatu yang terjadi.

“Apa yang kau lihat kemarin 100% kesalahpahaman!” Seol meyakinkan Yoon-ju.

“Tenang saja, aku tidak akan melakukan apapun pada Putri,” kata Yoon-ju tersenyum.

Page 97: My princess

Berikutnya…makeover. Seol kaget melihat penampilan barunya. Rambutnya dipotong pendek, persis Yoon-ju! Yoon-ju memujinya terlihat terhormat. Seol memprotesnya, aku tidak suka, aku bukan tiruanmu Direktur Oh.

Yoon-ju mengeluh, tapi tetap saja ada yang kurang dari penampilanmu. Itu karena ia memang feminin, kata penata rambut. Jadi maksudmu aku terlihat cerdas karena rambut pendekku, sahut Yoon-ju.

Seol kesal sekali, berhentilah memperlakukanku seperti boneka. Preskon sebentar lagi jadi mengapa kita mengutamakan rambut dan pakaianku. Yoon-ju menyuruh para penata rambur pergi dan mendekati Seol. “bukankah kau tidak mau mengacau di depan reporter? Karena itu, tidak bisakah setidaknya kau mengenakan pakaian cantik dan bersikap ‘aku cantik, tolong berbaiklah padaku’.”

“Wah kau ini menakutkan. Di saat tidak ada orang lain, kau langsung berubah,” ujar Seol.

Yoon-ju mengingatkan bahwa ia sudah melakukan banyak hal untuk Seol. Seol bingung kalau kau begitu tidak menyukaiku mengapa kau menjadi direktur Dewan Istana. Yoon-ju mengaku ada sesuatu yang lebih besar yang ia kejar di balik membangun kembali monarki. Yaitu untuk menghilangkan perasaan bersalah Presdir Park. Dengan kata lain seandainya Presdir Park meninggal esok hari maka semuanya akan berakhir dan semua ini bagaikan tidak pernah terjadi.

Seol menatap Yoon-ju kaget. Yoon-ju bertanya mengapa Seol sekaget itu. Apa ia tidak pernah memikirkannya? Apa Seol sepolos itu? Atau mungkin kau bodoh? Atau kau bersikap seperti itu untuk keuntunganmu (untuk menarik perhatian para pria)?

Seol membalas, aku tahu kau berani seperti ini karena berada di antara dua pria (Hae-yeong dan Jung-woo) tapi apa kau benar-benar yakin kau tidak akan apa-apa berbicara denganku seperti ini?

Kenapa? Kau akan melaporkannya pada Presdir Park? Silahkan, kuyakin ia tidak akan hidup lama mendengar semua orang mengkhianatinya, kata Yoon-ju dengan tenang.

Seol sangat terkejut, bagaimana bisa kau berkata seperti itu mengenai kakek dari orang yang akan kaunikahi?

Karena ia tidak akan tahu, sahut Yoon-ju, kecuali kau yang memberitahunya. Ah, bermain boneka itu tidak menyenangkan, ayo pergi.

Seol menghentikannya. “Aku takut jadi akan kukatakan dengan cepat. Mulai sekarang aku akan makan enak, hidup enak di istana. Sejujurnya aku merasa bersalah pada Park Hae-yeong, dan karena kalian bersama aku juga merasa bersalah padamu. Tapi sekarang aku akan menjadi Putri dan tidak akan merasa bersalah sedikitpun.”

Seol senang mendapat kunjungan mendadak dari ibunya dan Dan. Seol menghadiahi banyak barang untuk ibunya dan Dan. Bahkan Dan pun tersenyum mengenakan gaun pemberian Seol. Ibu Seol membelai kepala Seol dengan penuh kasih sayang namun raut wajahnya sedih. Seol bertanya ada apa.

Page 98: My princess

Ibu Seol ingat ayah Seol (ayah angkat), ia pasti sangat senang melihatmu menjadi putri. Seol meyakinkan ibunya, ayah pasti bahagia melihatku dari surga, kedua ayahku pasti sudah bertemu dan sedang minum bersama di surga.

Seol bertanya mengapa mendadak ibunya datang tanpa pemberitahuan. Ibunya berkata Hae-yeong yang memintanya untuk datang sebelum hari preskon.

Hae-yeong menunjukkan artikel berita yang menyebutkan ayah angkat Seol menjual surat Raja Sungjong yang palsu dan pernah ditahan karenanya. Seol menatap Hae-yeong marah dan mengajak ibunya yang terkejut untuk pergi ke kamarnya. Dan bertanya ada apa sebenarnya. Seol memberi isyarat pada Hae-yeong agar tidak mengatakannya. Hae-yeong serba salah. Tapi lalu ibu Seol mengakui semuanya.

“Itu adalah sebuah dokumen. Aku katakan padanya (ayah angkat Seol) Seol mungkin memerlukannya jika ia ingin mencari orang tua kandungnya. Aku berkeras untuk menyimpannya dan tidak menjualnya. Tapi ia…maafkan aku.”

Hae-yeong berkata pada preskon nanti ia pikir semuanya harus diungkap pada publik. Dan dan ibu Seol terkejut. Seol menatap Hae-yeong dengan kesal.

Di luar, Dan memarahi Seol, “gadis busuk, kau menyuruh kami kemari dan memberi kami hadiah agar kau bisa memberitahukan hal ini? Agar kau bisa mengatakan ayahku mantan napi dan membuktikan ayahmu tidak bersalah? Tapi kau merasa bersalah hingga kau ingin kami membawa hadiah itu dan menutup mulut kami bukan?”

Seol membantahnya dan mencoba menenangkan kakaknya. Dan berkata ia harus ikut ujian negara sedangkan Seol seorang putri dan bukan keluarganya lagi. Jika masalah ini muncul maka ia akan gagal. Hmm…memangnya latar belakang seseorang mempengaruhi hasil kelulusan?

Dan juga mengatakan tidak akan ada yang mau mempekerjakannya jika tahu ia putri seorang mantan napi. Seol tertegun.

Dengan marah Seol menghampiri Hae-yeong. Ia memarahinya karena tidak membicarakan hal ini dengannya. Mengapa Hae-yeong bersikap baik padanya jika ia ingin menghancurkan hidupnya. Hae-yeong berkata ia memang membantu Seol. Bukankah Seol ingin membersihkan nama baik ayahnya, Raja Lee-han? Seol tidak mau menggunakan cara ini, bagaimana ia bisa melakukannya sementara keluarganya menangis?

Hae-yeong menatap Seol dengan kesal, “Lee Seol, kau ini benar-benar serakah. Karenamu aku akan kehilangan segalanya. Tapi kau tidak mau menyerahkan apapun.”

“Ya, aku tidak mau! Aku benci apapun yang menyakiti keluargaku. Apapun yang terjadi aku akan melindungi mereka, jadi jangan pedulikan apa yang akan kukatakan pada para reporter.” Seol meninggalkan Hae-yeong. Hae-yeong menarik nafas panjang.

Seol jongkok termenung memandangi pot-pot tanaman tomat ceri. Gun yang lewat menyapanya dengan ceria dan ikut berjongkok di sebelahnya. Ia memetik sebuah tomat dan menyuapkannya pada Seol (organik jadi aman langsung dimakan^^). Seol tersenyum melihat keceriaan Gun.

Page 99: My princess

Gun bertanya apa Seol mengkhawatirkan sesuatu. Seol hanya memandanginya, tidak bisa mengatakan apa-apa. “Jika kau frustasi, datang dan bicarakanlah denganku. Aku akan meminjamkan bahuku kapanpun kau mau.” Seol tiba-tiba mendapat ide. Ia menelepon Jung-woo dan memintanya datang ke istana..

Ia meminta bantuan Jung-woo mencari informasi mengenai siapapun yang pernah mengenal ayahnya (Lee Han). Ia yakin ayahnya tidak melakukan kejahatan tapi ia harus mencari bukti untuk meyakinkan orang lain. Dan ia pikir hanya Jung-woo yang bisa membantunya. Jung-woo dengan senang hati menyetujuinya.

Jung-woo bertanya apakah Seol sudah mencari bungkusan Ratu Myeong-seong. Dengan malu-malu Seol menjawab belum. Jung-woo bertanya apa benar Seol tidak memiliki bungkusan tersebut. Tentu saja, jika iya pasti sudah ia katakan pada Jung-woo.

Seol ingat ia memiliki bungkusan itu ketika ia kecil tapi ia lupa apakah bungkusan itu hilang atau tidak. Jung-woo berkata, “Kita akan menemukan semuanya, baik itu bungkusan, ingatanmu, atau kebenaran mengenai ayahmu. Jangan khawatir. Tenanglah.” Seol berterima kasih dan ia ingin meminta bantuan sekali lagi, yaitu untuk menemaninya makan siang.

Di ruang makan, Yoon-ju dan Hae-yeong sedang makan bersama. Yoon-ju memperhatikan sikap Hae-yeong yang tidak seperti biasanya. Dengan sopan Hae-yeong menjawab dirinya baik-baik saja. Mereka dikejutkan dengan kedatangan Seol dan Jung-woo.

Seol mengajak Jung-woo makan di kamarnya karena perut mereka akan bermasalah jika makan di sini (sindiran bagi Hae-yeong dan Yoon-ju). Hae-yeong mengatakan tidak baik seorang pria luar keluar masuk kamar putri. Jung-woo tersenyum, kita makan di sini saja.

Jreng…battle of four…two vs two…

Hae-yeong terus melirik Seol, sementara Yoon-ju melirik Jung-woo. Dua-duanya yang dilirik terus makan sambil saling senyum, membuat yang melirik tambah bete.

Hae-yeong mengkritik cara Seol memotong steaknya. Seol dengan cuek mengatakan bahwa begitulah cara memotong steak. Jung-woo dengan senang hati membantu Seol memotongkan steaknya. Membuat Hae-yeong kesal. Tapi bukan dia saja yang kesal…

Yoon-ju menyindir Jung-woo sepertinya memiliki kepribadian yang manis. Bukankah biasanya pria malu melakukan hal seperti itu bahkan jika sedang berkencan?

Jung-woo menjawab itulah sebabnya ia populer (di kalangan wanita).

Hae-yeong menyodorkan piringnya, kalau begitu tolong punyaku juga. Kelihatannya kau punya keahlian khusus dalam memotong steak. Jung-woo tertawa tak percaya.

Seol mengembalikan piring Hae-yeong dengan kesal. Lihat Professor, itulah sebabnya aku mengajakmu makan di kamarku.

”Tentu saja, putri harus makan daging di dekat toilet,” kata Hae-yeong. Ia mengingatkan Seol ketika di apartemen Hae-yeong setelah ia makan steak, ia sakit perut dan tak bisa menahannya lagi hingga terlihat oleh Yoon-ju.

Page 100: My princess

Seol ternganga. “Bagaimana bisa kau menyebut toilet saat makan?”

Hae-yeong: ketika itu toiletku sampai mampet.

Seol: tidak mungkin, aku menyiramnya dua kali. Kau juga mendengarnya bukan, direktur Oh? Kau mnedengar aku menyiramnya kan?

Yoon-ju: Putri, sepertinya kau harus belajar lagi etiket makan. Akan terjadi kekacauan bila hal ini terjadi di antara tamu terhormat…

Jung-woo: memangnya siapa yang lebih terhormat daripada Putri? Kata-katamu sembarangan, Direktur Oh.

Hae-yeong menuduh Jung-woo memiliki niat tersembunyi pada Seol, buktinya Seol tidak jadi ke Mesir dan memutuskan menjadi putri.

Seol membela Jung-woo tidak berubah sebelum dan sesudah ia menjadi putri. Seol membocorkan bahwa ia meminta Jung-woo datang untuk meminta bantuannya.

Hae-yeong meminta maaf dan bertanya dengan nada penuh sindiran, bantuan apa yang dibutuhkan hingga perlu memberi makan steak. Duh, orang kalau udah cemburu kekanakkan banget ya^^

Seol mengatakan ia meminta bantuan Jung-woo untuk mencari orang yang mengenal ayah kandungnya. Hae-yeong meremehkan kemampuan Jung-woo untuk menemukan informasi tersebut dan mengatakan bahwa dengan satu kali telepon sebenarnya masalah ini dapat dibereskan, untuk apa mengundangnya makan segala. Seol kesal sekali.

Jung-woo mengejutkan semuanya, bahkan Seol, dengan mengatakan bahwa ia datang bukan karena diminta Seol tapi untuk menemui Presdir Park (kakek Hae-yeong).

Kakek Hae-yeong berbicara berdua dengan Jung-woo. Jung-woo melaporkan Seol tidak ingat bungkusan itu ada di mana tapi ia ingat memilikinya saat ia kecil. Jung-woo bertanya mengapa Presdir Park tidak bertanya sendiri pada Seol. Presdir Park berkata Seol tidak percaya padanya jadi ia juga tidak bisa percaya pada jawaban Seol. Presdir Park berkata mereka harus menemukan orang yang memiliki bungkusan itu secepatnya dan meminta Jung-woo bergabung dengan Dewan Istana. Ia mengatakan jika rakyat mengetahui Seol tidak memiliki bungkusan itu maka akan timbul masalah dan meminta Jung-woo merahasiakan semua pembicaraan mereka. Jung-woo mengangguk mengerti.

Jung-woo sebaliknya juga meminta Presdir Park merahasiakan pembicaraan mereka tentang bungkusan Ratu Myeongseong dari siapapun terutama dari Oh Yoon-ju. Presdir Park terdiam (ada apa dengan Oh Yoon-ju?)namun mengangguk menyetujuinya.

Seol menunggu Jung-woo dan langsung bertanya apa yang dibicarakan mereka. Jung-woo berkata Presdir agak keberatan melihat Jung-woo sekali-sekali datang ke istana. Seol merasa bersalah membuat Jung-woo dalam posisi sulit.

Page 101: My princess

Jung-woo mengatakan ia benar-benar dalam posisi sulit karena Presdir Park memintanya datang setiap hari ke istana sebagai anggota Dewan Istana. Seol senang sekali. Hae-yeong melihat semua itu dan jelas-jelas tidak suka.

Ia mendekati mereka dan bertanya mengapa Jung-woo belum pergi juga. Jung-woo diminta segera memindahkan mobilnya dan meminta Seol mengikutinya untuk belajar.

Jung-woo menyuruh Seol mengikuti Hae-yeong. Setelah Seol pergi, Yoon-ju memanggil Jung-woo dan ingin bicara dengannya namun Jung-woo mengatakan tidak ada yang bisa mereka bicarakan, ia sudah merasa nyaman dengan keadaan saat ini dan berharap Yoon-ju pun demikian.

Malam itu, di dalam mobil antik, Seol menelepon ibunya unutk menenangkannya, namun sepertinya ibunya sibuk dan tidak bisa berbicara banyak dengannya. Tiba-tiba seseorang membuka pintu, Seol cepat-cepat bersembunyi.

Ternyata Hae-yeong dan Yoon-ju. Yoon-ju berbicara tentang mobil antik itu dan mengatakan mobil itu tidak boleh rusak namun tampaknya pintunya telah rusak. Yoon-ju berjalan mendekati mobil. Seol ketakutan. Untunglah Hae-yeong berkata bahwa ia yang merusaknya hingga Yoon-ju tidak jadi mendekati mobil tersebut. Yoon-ju pura-pura terkejut dan berkata ia pikir Seol yang merusaknya karena ia yang selalu membuat kekacauan dalam istana.

Hae-yeong tersenyum, ia mungkin melakukan semua itu untuk menghadapi masalahnya karena ia sendirian dalam istana yang begitu luas ini. Sama seperti ketika Yoon-ju dan Hae-yeong kehilangan ibu mereka dan harus tinggal dalam rumah yang luas.

Yoon-ju berkata Seol tidak pantas mendapat simpati, jika ia menjadi Seol ia akan merasa bersalah dan tidak dapat menatap wajah Hae-yeong. “Tapi apa kau tahu yang ia katakan padaku? Mulai sekarang, ia akan hidup enak, makan enak, tidur enak di istana. Tanpa merasa bersalah ia akan menjadi putri.” (grrr….emangnya gara-gara siapa Seol ngomong seperti itu??) Seol yang mendengarnya merasa tidak enak pada Hae-yeong.

Reaksi Hae-yeong tidak seperti yang diharapkan Yoon-ju. Ia tersenyum dan berkata itu bagus, aku akan merasa tidak terlalu bersalah padanya. Ia lalu menawarkan untuk mengantar Yoon-ju pulang.

Ketika ia kembali ke istana, ia melihat Seol sedang membakar semua dokumen tentang ayah tirinya. Hae-yeong menarik nafas dan pergi ke ruang belajar. Ia merenungkan apa yang harus ia lakukan.

Ibu Seol mempersiapkan makanan untuk dikirimkan pada Seol. Ia meminta Lee Dan membawanya ke istana. Ibu Seol berkata pada Dan bahwa semalam Seol mengirim sms padanya dan meyakinkan ia tidak akan mengatakan apapun tentang ayah angkatnya. Tentu saja harus seperti itu, kata Dan. Tapi ibu Seol mengerrti kesulitan Seol dalam preskon nanti, itulah sebabnya ia mengirim makanan pada Seol dan menyuruh Dan makan bersamanya dan bersama para penghuni istana lainnya. Dengan enggan Dan mengiyakan.

Dan memang pergi ke istana, namun ia sengaja meninggalkan makanan itu di halte bus. Yoon-ju menemui Dan dan berkata Seol tidak bisa menemuinya karena sedang mengepas

Page 102: My princess

pakaian untuk preskon. Ia bertanya mengapa Dan tidak menghubunginya. Dan menjawab dengan tenang, karena aku tidak berharap banyak darimu.

Yoon-ju mengatakan Dan seperti biasanya bersikap angkuh. Padahal Dan sudah tidak memiliki hubungan apa-apa dengan putri jadi tidak punya alasan untuk datang ke istana lagi. Bagaimana jika aku punya alasan, sahut Dan, kau kurator museum, pasti kau tahu mengenai bungkusan Ratu Myeongseong bukan? Yoon-ju tertarik. Deuh, memang cocok nih berdua.

Seol mengepas pakaiannya dengan tidak bersemangat. Penata busananya berkata Seol semakin kurus saja. Seol mengeluh, istana ini mengurasku. Dayang Shin dan penata busana memuji-muji kecantikan Seol dan mereka senang Seol menjadi putri mereka. Lee Dan diam-diam mendengar semuanya dan merasa iri. Ia pergi tanpa menemui Seol.

Hae-yeong menerima telepon dari seseorang yang mengaku mengenal Lee Han. Ia bingung ketika diberitahu bahwa orang itu telah menelepon berkali-kali. Hae-yeong mencari Sekretaris Oh untuk meminta penjelasan mengapa telepon itu tidak dilaporkan pada Hae-yeong.

Sekretaris Oh menarik nafas panjang, ia berharap Hae-yeong tidak pernah mengetahuinya. Jika Lee Han terbukti tidak bersalah maka Hae-yeong akan kehilangan ayahnya. Hae-yeong terpana. Apa hubungan ayahnya dengan semua ini?

Seketaris Oh berkata ayah Hae-yeong sangat menyayangi Hae-yeong namun ia juga telah menyebabkan seseorang selalu hidup dalam ketakutan. Ia menceritakan kejadiannya.

Kilas Balik :

Seorang pria kaya makan bersama dengan Seol dalam restoran yang mewah. Kita bisa tebak bahwa itu ayah Hae-yeong. Ia memotongkan steak untuk Seol kecil. Seol dengan senang memandangi jepit strawberrynya. Jepit itu pemberian dari ayah Hae-yeong. Seol tidak mau makan sebelum ayahnya datang dan bertanya apakah ayah Hae-yeong benar-benar teman ayahnya. Ayah Hae-yeong berkata mereka bisa disebut teman karena mereka sebaya.

Ayah Seol (Lee Han)datang mencari Seol dengan khawatir. Ayah Hae-yeong mengingatkan pada ayah Seol bahwa ia tidak ingin bertemu dengannya lagi. Ayah Seol juga mengingatkan ayah Hae-yeong untuk tidak mengganggu Seol. Kalau begitu sebaiknya kau tetap tinggal di pulau, kata ayah Hae-yeong. Ia mengancam ayah Seol untuk tidak muncul di hadapannya lagi, kalau tidak ia akan mati. Jika ayah Seol muncul di depan Kakek Hae-yeong maka Seol juga akan mati. Ayah Seol menutupi telinga Seol agar tidak ketakutan.

Tiba-tiba Hae-yeong kecil datang dan memanggil ayahnya. Ayah Hae-yeong cepat-cepat menyuruh ayah Seol pergi. Seol kecil dan Hae-yeong kecil sempat berpapasan. Hae-yeong bertanya pada ayahnya siapa tamu ayahnya barusan. Ayahnya berkata bahwa itu adalah putri. Hae-yeong menemui ayahnya tepat saat itu karena ia sengaja dibawa oleh Sekretaris Oh untuk mencegah terjadi hal yang tidak diinginkan. Seumur hidupnya yang singkat, ayah Seol hidup untuk menghindari ayah Hae-yeong.

Hae-yeong terguncang mendengarnya namun ia menolak untuk mempercayainya. Ia menuduh Sekretaris Oh mengarang cerita untuk menjadikan Seol seorang putri. Sekretaris Oh

Page 103: My princess

mengira Hae-yeong mengingat peristiwa itu. Hae-yeong berteriak marah, aku tidak ingat! Aku tidak ingat apapun! (sepertinya dia ingat) Ia mengusir Sekretaris Oh keluar.

Keesokan paginya Seol menghampiri Hae-yeong dengan senang, “benarkah? Kau menemukan orang yang mengenal ayahku?” Hae-yeong dengan lesu membenarkan. Seol minta diantar untuk menemui mereka saat itu juga. Hae-yeong berkata tempatnya cukup jauh. Tapi melihat pandangan Seol yang begitu berharap dan bersemangat, ia tidak tega dan bersedia mengantar Seol. Juga untuk mengurangi perasaan bersalahnya.

Tempat itu terletak di tepi pantai. Seol turun dari mobil. Hae-yeong bertanya apa Seol mengingat tempat ini. Seol menggeleng sedih. Namun ketika mereka tiba di sebuah rumah dan melihat seorang pria mencuci muka di depan rumah itu, Seol mengingat sesuatu. Ia ingat ketika kecil ayahnya cuci muka di tempat yang sama dan membersihkan hidung Seol. Mereka sangat bahagia saat itu. Mata Seol berkaca-kaca.

Seorang wanita keluar dari rumah tersebut. Pria yang barusan mencuci muka juga berdiri dan bertanya siapa mereka. Hae-yeong berkata mereka dari istana. Seol hanya memandang mereka tidak mampu berkata apa-apa. Pasangan orang tua itu memandangi Seol dan bertanya, apa kau Seol?

Seol dan Hae-yeong terkejut karena mereka benarbenar mengenali namanya. Mereka masuk ke dalam. Seol bertanya tentang ayahnya. Pak Park menceritakan ayah Seol adalah pekerja keras dan tidak banyak bicara namun baik hati. Ia juga sangat telaten mengurus putrinya seorang diri. Bu Park membenarkan, ayah Seol terus menggendong Seol berkeliling di pantai tanpa lelah, ia kasihan melihatnya dan dari sanalah mereka berkenalan. Pekerjaan ayah Seol selama di sana adalah menangkap ikan bersama pak Park. Mereka memiliki foto Seol dan ayahnya.

Seol memandang foto itu dengan penuh kerinduan. Ia terharu dan senang karena dapat menemukan jejak ayahnya. Hae-yeong melihat Seol dengan perasaan campur aduk.

Mereka pergi ke pantai. Dengan bersemangat Seol berkata ia telah mengingat sebagian masa kecilnya. Ia ingat ayahnya pernah membuatkan boneka salju untuknya di pantai dan menggendongnya mengelilingi boneka itu. Ia juga ingat bersekolah dan di sebelah sekolah ada toko serba ada. Ia berkata jika saja ia bisa tinggal seminggu di sini, ia pasti bisa mengingat lebih banyak lagi.

Tentu saja Hae-yeong menentangnya karena preskon akan diadakan besok. Ia mengomel memangnya jadwal preskon sama dengan jadwal makan siang yang bisa diubah-ubah. Seol berkata ia merasa bisa melakukan preskon itu dengan lebih baik jika ia bisa mengingat ayahnya lebih banyak lagi. Hae-yeong menatapnya dan mengajak Seol pergi.

Ia membawa Seol makan malam. Kali ini ia memesan porsi terbesar hehe^^..takut ngga kebagian lagi. Seol memesan soju yang awalnya tidak disetujui Hae-yeong. Seol beralasan mereka berada di luar istana dan perlu melepaskan ketegangan sedikit, dengan begitu ia bisa lebih santai dan lebih bisa berbicara dalam preskon besok.

Hae-yeong menegur Seol minum terlalu banyak dan menuduhnya berniat mabuk agar bisa digendong oleh Hae-yeong. Seol membantah dan membual berkata ia lebih tahan minum dibandingkan semua orang di kampusnya.

Page 104: My princess

Hae-yeong mengeluh, sebagai putri, Seol sudah membuatnya susah. Seol bertanya, jika kau tidak akan kehilangan warisanmu apa kau akan tetap tidak meyukaiku menjadi seorang putri.

“Apa seseorang yang menari di jalan, meminta bon dari pria asing, tidur dan bangun minta makanan, seseorang yang meniru Mi-shil untuk menjadi putri, akan kausukai? Bagaimana bisa kami menjadikanmu putri sedangkan kau kurang dalam segala hal,baik dari karisma, sikap terhormat,dan lain-lainnya?”

Seol memarahi Hae-yeong yang mencoba menghentikannya minum. Kau ini seorang guru dan aku putri, kita berdua tidak bisa. Tidak boleh, Seol menyilangkan jarinya. Hae-yeong membenarkan dan mengajak Seol pergi.

Seol berjalan sempoyongan karena mabuk. Akhirnya Seol terjatuh. Hae-yeong terpaksa menggendongnya. Seol tertawa-tawa dan mengoceh tak karuan. Bahkan menutupi mata Hae-yeong dengan tangannya hingga Hae-yeong sulit berjalan.

“Aku sangat menyukaimu bulu matamu!”

“jangan bicarakan bulu mataku. Aku membencinya.”

“Bisakah kau berikan bulu matamu padaku?”

“Bulu matamu juga cantik,” sahut Hae-yeong.

“Benarkah? Mengapa kau hari ini kau begitu baik padaku. Kau seharusnya melakukannya sejak awal.”

“Diamlah. Kau ini sungguh menyulitkan.”

“Oho! Kau tidak sopan!” Seol kembali meniru Mi-shil bahkan menyenandungkan lagu tema Mi-shil hahaha^^.

Seol melihat tali sepatunya lepas dan berteriak-teriak minta diturunkan (tetep Mi-shil style). Hae-yeong menurunkannya dari gendongan dan membantu mengikatkan tali sepatu Seol sambil mengomel karena membuat diri sendiri mabuk di tempat asing. Seol berkata ia melakukannya karena ia bersama orang yang dapat dipercaya. Hae-yeong ada bersamanya, mengapa ia harus takut.

Hae-yeong tertegun. Ia melihat Seol yang terus tersenyum. “Aku benar-benar bisa gila karenamu. Apa yang harus kulakukan padamu? Seharusnya kau menjadi musuhku yang bisa kubenci.” Hae-yeong menarik nafas.

Seol menjawab, “aku juga. Kau bukan musuhku yang paling kubenci.” Lalu Seol menarik Hae-yeong dan mengecup pipinya. Hae-yeong terpana. Ia menyentuh pipinya dan terus menatap Seol.

“Apa yang akan terjadi saat ini. Lupakanlah,” kata Hae-yeong, lalu ia mencium bibir Seol. Seol terkejut sesaat dan membalas ciumannya.

Page 105: My princess

Episode 8

Hae-yeong membawa Seol yang tertidur karena mabuk kembali ke rumah keluarga Park untuk beristirahat. Hae-yeong merenung sambil memandang Seol. Hatinya dipenuhi rasa bimbang. Ia lalu meninggalkan Seol dengan berat hati. Ternyata ia ingat pernah bertemu Seol ketika kecil. Ini berarti cerita Sekretaris Oh benar.

Keesokan paginya, Seol bangun dan tidak melihat Hae-yeong di manapun. Sementara itu Hae-yeong dalam perjalanan kembali ke Seoul. Seol pergi ke pantai untuk mencari Hae-yeong. Namun tiba-tiba para pengawal Hae-yeong datang, mengambil tasnya, dan memintanya masuk ke mobil, lebih tepatnya membawa Seol pergi dengan paksa.

Seol mengira Yoon-ju yang melakukan semua ini untuk memastikan Seol hadir dalam preskon. Seol menjelaskan pada para “penculik”nya bahwa ia pasti akan kembali ke istana setelah Hae-yeong datang. Ia bahkan tidak diijinkan menerima telepon. Pengawal Hae-yeong ketakutan setelah Seol mengancam akan membuat mereka sengsara, dan meminta Seol mengangkat telepon.

Hae-yeong yang menelepon. Seol meminta Hae-yeong segera menjemputnya karena para pengawalnya telah membuat kekacauan. Hae-yeong berkata ia tidak akan datang, dan mengatakan ia mencampakkan Seol dan Seol tidak akan hadir dalam preskon. Walau Seol datang terlambat, ia tidak diperbolehkan masuk. Seol terkejut. Apa maksud Hae-yeong?

Istana sedang sibuk mempersiapkan preskon. Bahkan Seo Sun-woo pun datang. Yoon-ju menyambutnya dengan ramah. Sun-woo berkata ia datang bukan untuk mendukung kerajaan. Dayang kepala dengan panik menghampiri Yoon-ju dan melaporkan ada masalah besar.

Sementara itu Sekretaris Oh menghampiri kakek Hae-yeong yang baru datang dan melaporkan bahwa putri telah menghilang. Kakek langsung bertanya di mana Hae-yeong. Kakek tahu tiap putri hilang pasti ada kaitannya dengan Hae-yeong.

Hae-yeong masih merenung di ruangannya. Dayang Shin menemui Hae-yeong. Ia mengetahui Seol keluar dengan Hae-yeong kemarin dan ia sudah merahasiakannya tapi sekarang putri belum datang juga. Ia mengakhawatirkan putri tapi Hae-yeong hanya mengatakan dayang Shin telah melakukan tugas dengan baik. Seorang pegawai datang dan berkata sekarang sudah waktunya untuk memulai preskon.

Para wartawan dan tamu yang menghadiri preskon heboh karena kabarnya putri menghilang. Jung-woo melihat ke arah Yoon-ju, ia mencurigai Yoon-ju ada kaitannya dengan hilangnya Seol. Sementara itu Yoon-ju menyadari bahwa Hae-yeong ada di balik semua ini.

Hae-yeong masuk ruang preskon dan mengumumkan karena ada keperluan pribadi, putri tidak bisa menghadiri preskon. Dengan demikian penobatan dan preskon akan diundur. Hae-yeong melanjutkan bahwa ia akan memberi pernyataan mengenai Pangeran Lee Han.

Ia mengumumkan bahwa semua tuduhan terhadap Pangeran Lee Han adalah rekayasa. Dengan demikian istana akan menentang semua tuduhan palsu terhadap pangeran. Ia akan menjelaskan mengenai tuduhan pemalsuan surat Raja Sung Jong (yang tadinya ditujukan pada ayah kandung Seol namun ternyata pelaku sebenarnya ayah angkat Seol).

Page 106: My princess

Yoon-ju dan Sun-woo bingung karena ini artinya Hae-yeong membantu Seol menjadi putri. Jung-woo mencoba menghubungi Seol. Sementara itu Seol meminta ponselnya dikembalikan. Awalnya Dong-jae (pengawal Hae-yeong) tidak memberikannya, tapi ia tak tega melihat ekspresi Seol dan mengembalikan ponselnya.

Jung-woo berhasil menghubungi Seol, ia bertanya apakah Hae-yeong berada di balik semua ini dan apakah Seol yang mengijinkan Hae-yeong mengadakan preskon sendirian. Seol meminta Jung-woo memperpanjang preskon, ia akan berusaha tiba di istana secepatnya. Jung-woo merasa hal itu agak sulit dilakukan.

Hae-yeong mengumumkan bahwa pelaku pemalsuan sebenarnya adalah ayah angkat putri yaitu Lee Dong-gun. Tapi yang mengejutkan, Hae-yeong berkata bahwa putri sedih karena ayah angkatnya yang telah menodai kehormatan kerajaan Korea dan mengatakan bahwa melalui preskon ini putri ingin meluruskan semuanya. Wah…padahal kan Seol jelas-jelas ingin membebaskan kedua ayahnya dan ia sduah berjanji pada ibunya tidak akan mengatakan apapun tentang ayah angkatnya

Hae-yeong juga berkata bahwa ia datang ke istana sebagai pengajar putri, bukan sebagai wakil dari Grup Dae Han. Dengan demikian ia tidak mau ada kesalahpahaman bahwa Grup Dae Han menggunakan keluarga kerajaan untuk mencuci uang atau hal lainnya.

Usai preskon, Hae-yeong dihadang Jung-woo. Jung-woo bertanya apa yang Hae-yeong lakukan. Ia juga mnegatakan Seol meneleponnya dan memintanya untuk memperpanjang preskon, apa Hae-yeong yang menahan Seol dengan paksa? Hae-yeong berkata itu bukan urusan Jung-woo. Sepertinya ia lebih terganggu mendengar Seol menelepon Jung-woo daripada rentetan pertanyaan yang diajukan Jung-woo.

Jung-woo bertanya apakah Hae-yeong mengumumkan tentang ayah angkat Seol sudah mendapat persetujuan dari keluarganya? Hae-yeong menyindir, mana ada keluarga yang mengijinkan hal seperti itu.

Jung-woo kesal, bagi Seol keluarganya adalah segalanya. Karena hal ini, ia bisa kehilangan keluarganya. Jung-woo berkata di manapun ia bertemu dengan Hae-yeong, ia menyadari perhatian Hae-yeong pada Seol adalah tulus. Bahwa Hae-yeong tidak akan menyakiti Seol. Bahwa Hae-yeong bukanlah orang jahat. “Aku juga mempercayaimu sedikit, tapi bagaimana bisa kau melakukan hal ini?” tanya Jung-woo.

Hae-yeong menatap Jung-woo. Kau salah menilaiku. Ia meminta Jung-woo melakukan tugasnya saja sebagai anggota dewan kerajaan. Ia berpikir perhatian Jung-woo pada siswanya (Seol) terlalu berlebihan.

“Seol bukan hanya seorang murid bagiku,” sahut Jung-woo, “Ia adalah sejarah yang hidup. Ia adalah mimpi yang kukejar seumur hidupku. Tentu saja hal ini sulit dimengerti bagi seseorang yang hanya mementingkan uang.” Hae-yeong iri Jung-woo dapat dengan mudah menentukan di pihak mana ia berdiri, sedangkan ia terombang-ambing di antara ayahnya dan Seol. Jung-woo memastikan akan terus berada di pihak Seol.

Seol melihat preskon itu dari ponselnya. Ia tak percaya Hae-yeong melakukan hal ini padanya dan merasa sangat kecewa. Dong-jae prihatin melihatnya. Seol memerintah Dong-jae mengantarnya ke suatu tempat.

Page 107: My princess

Yoon-ju sudah menunggu Hae-yeong di ruang belajar. Ia bertanya apakah Hae-yeong bersama Seol semalam. Hae-yeong membenarkan dan mengakui karena ia memang menginginkannya. Tapi ia tidak akan memberi penjelasan. Yoon-ju berkata tidak apa-apa karena ia mempercayai Hae-yeong.

Apa yang Hae-yeong lakukan saat preskon tadi tidak benar menurut Yoon-ju. Rakyat akan bersimpati pada pangeran Lee Han dan malah memihak Seol. Mengapa Hae-yeong membantu Seol? Hae-yeong mencoba beralasan bahwa memisahkan Seol dari keluarganya akan membuat Seol menyerah. Yoon-ju tidak setuju, Seol mungkin merajuk dan menangis beberapa hari tapi apa hal itu akan menghentikannya menjadi putri? Pada akhirnya Hae-yeong hanya akan membantu Seol. Hae-yeong tidak menampik.

Kakek Hae-yeong datang dan meminta Yoon-ju keluar sebentar. Hae-yeong berkata ia sudah melakukan apa yang kakeknya inginkan. Ia sudah membersihkan nama pangeran, membersihkan nama Grup Dae Han, juga sudah membuat Seol benci padanya. Kakeknya membenarkan dan Hae-yeong tidak perlu bangga karena itu memang hal yang harus dilakukan sejak dulu. Kakek bertanya di mana putri sekarang. Hae-yeong menjawab, ia mungkin sedang menangis di suatu tempat.

Ibu Seol dan Lee Dan terkejut melihat berita yang menyiarkan hasil preskon tadi. Mereka tidak menyangka Seol mengkhianati mereka, terutama ibu Seol. Seol pergi ke rumah ibunya dan mengetuk pintu, berteriak dan menangis meminta dibukakan pintu.

Ibu Seol sudah akan membuka pintu namun ditahan oleh Dan, ia bukan keluarga kita lagi. Seol terus berteriak dan manangis memanggil ibunya. Ia berusaha menjelaskan bahwa ia tidak berencana untuk membicarakan ayahnya saat preskon. Ia terus meminta maaf.

Di dalam rumah, ibu Seol menangis, ia menyadari suatu saat kebenaran memang akan terungkap. Jika Seol hidup bahagia dan baik di istana, ia sudah puas. Tapi ia juga manusia, walau pikiran mengerti tapi hatinya sakit. Jadi ia tidak bisa memandang wajah Seol saat ini.

“Ibu aku bersalah!! Aku bersalah!!” ratap Seol.

Jung-woo yang tahu Seol pasti akan menemui keluarganya, pergi menjemput Seol. Sambil menangis Seol bertanya apa yang harus ia lakukan. Menurut Jung-woo, seharusnya Seol memikirkan apa yang akan Seol lakukan pada dirinya sendiri, bukan ibu atau kakaknya. Seol tak mengerti.

Jung-woo berkata Seol harus memutuskan sekarang, kembali ke keluarganya atau kembali ke istana. Seol tak bisa menjawab. Ini sebenarnya mudah, tapi kau tidak bisa memutuskan bukan, tanya Jung-woo.

“Aku tahu jika kau melihat preskon itu, tempat pertama yang akan kautuju adalah rumah ibumu. Tapi aku berharap kau tidak ada di sini. Tentu saja bagi muridku Seol, adalah hakmu untuk meratapi keluargamu dalam situasi seperti ini. Tapi bukankah sebagai Putri kau harus tetap tiba di tempat preskon walau terlambat? Saat ini kau tidak melakukan apapun, kau terus terjebak oleh Park Hae-yeong dan dipermainkan Oh Yoon-ju. Karena kau masih belum percaya dirimu adalah Putri. Apa aku salah?”

Seol diam, merenungkan perkataan Jung-woo.

Page 108: My princess

“Kau…sebelum kau menjadi putri keluargamu, adalah bagian dari sejarah Korea. Sejarah yang harus perbaiki. Bagiku…juga bagi rakyat Korea,” kata Jung-woo.

Sekretaris Oh menemui Hae-yeong. Ia ingin berterima kasih dan meminta maaf. Menurutnya Hae-yeong telah berbuat benar dalam preskon itu, sekarang kakek merasa lega. Hae-yeong berkata jangan dulu memujinya, walau ia telah bertindak benar belum tentu hasilnya benar. Ia mengingatkan bahwa ia tetap adalah putra ayahnya. Maksudnya adalah ia tidak berpihak pada kakeknya.

Yoon-ju melihat data Lee Dan dan berpikir apakah ia mempunyai bungkusan Ratu Myeongseong yang asli atau tidak. Dayang kepala menemuinya dan melaporkan Seol telah kembali.

Kakek Hae-yeong marah saat mengetahui Seol dan Hae-yeong tinggal dalam satu kamar. Dong-jae mencoba menjelaskan bahwa itu hanya karena tidak ada kamar lain. Bukan berarti terjadi sesuatu di antara mereka. Kakek Hae-yeong tidak mau tahu. Ia berteriak memanggil Sekretaris Oh.

Seol tiba di istana. Tanpa menghiraukan para dayang yang mengkhawatirkannya ia ingin menemui Hae-yeong. Tapi ia harus berhadapan dulu dengan Yoon-ju. “Kau ….sangat sangat terlambat,” sapa Yoon-ju dingin. “Dan kau…..pasti sangat senang,” balas Seol tak kalah dinginnya.

Yoon-ju tidak membantah, ia menyindir Seol memiliki pahlawan yang selalu melindunginya jadi ia tidak merasa khawatir. Ia mengatakan itu sambil menatap Jung-woo. Seol menyadari sindiran itu.

Yoon-ju menyuruh Seol masuk dan menyuruh para dayang kembali ke tampatnya masing-masing. Deuh….yang jadi putrinya siapa sih. Jung-woo jelas tidak suka melihat Yoon-ju memamerkan kekuasaannya. Ia sendiripun beranjak pergi tapi Yoon-ju memanggilnya.

Yoon-ju berkata murid Jung-woo sangat naif, ia selalu pergi ke manapun perasaannya membawanya. “Kau bisa bilang dia merepotkan karena kau tidak pernah tahu ke mana dia akan pergi berikutnya,” katanya dengan sinis. Jung-woo menjawab , itu justru daya tariknya, karena walau kau tidak tahu ke mana dia akan pergi tapi dia selalu mencerahkan tempat itu. Jleb…kena deh Yoon-ju.

Sebelum pergi Jung-woo menambahkan dulu Yoon-ju pun pernah seperti itu, seperti Seol, tapi itu sudah lama sekali hingga mungkin Yoon-ju tidak ingat. Jleb jleb…itu artinya Yoon-ju sudah tidak menarik lagi.

Seol mengetuk kantor Hae-yeong dan meneriakinya agar keluar menemui Seol. “Kau sudah melakukan jasa besar bagiku mengapa kau menghindariku! Keluar! Kubilang keluar!”

Hae-yeong akhirnya keluar. Seol mulai memakinya, dasar brengsek. Lalu mulai memukuli Hae-yeong sambil menangis. “Bagaimana bisa kau meninggalkanku? Bagiamana bisa kau melakukan hal ini padaku?!”

Hae-yeong akhirnya menangkap tangan Seol dan menyuruhnya memelankan suaranya. Kenapa, apa kau takut, tanya Seol, apa kau takut semua orang tahu betapa brengseknya kau.

Page 109: My princess

Seol menceritakan ibu dan kakaknya tidak mau menemuinya, apa yang harus ia lakukan pada mereka.

Bukankah kau sudah terbiasa, kau bilang kau sudah terbiasa senidrian karena kau yatim piatu, mengapa kau merubah kata-katamu sekarang, tanya Hae-yeong. Seol terdiam. Ketika kau memutuskan tinggal di istana kau seharusnya tahu hal ini akan terjadi, tidak mungkin semua orang diam saja mengenai kehidupan pribadimu, kata Hae-yeong lagi.

Seol mengatakan ia sudah tahu, tidak mungkin hidup pribadinya tidak diganggu. Tapi ia pikir Park Hae-yeong tidak seperti orang lain. Walau Seol tidak punya buktinya tapi ia selalu merasa Hae-yeong akan selalu melindunginya. Hae-yeong terpana.

“Kau ini apa? Kau ini apa bagiku? Mengapa kau mengharapkan aku melindungimu? Walau kau tak punya alasan dan bukti mengapa terus mengharapkanku untuk melindungimu? Apa aku yang mencampakkan keluargamu? Kau yang memutuskan demikian. Kalian sudah bukan keluarga lagi. Situasi akan semakin buruk setiap kali kau bangun. Tapi kau menghadapi hal ini dengan begitu sempit dan kau berharap menjadi seorang putri? Apa kau ingin kembali? Apa kau ingin memiliki keluarga kembali? Maka berhentilah jadi putri. Jika kau berhenti, kau bisa kembali pada keluargamu… juga padaku.”

Seol terkejut mendengar kalimat terakhir Hae-yeong. Hae-yeong kembali ke kantornya, meninggalkan Seol yang terduduk lemas dan menangis. Hae-yeong tak tahan lagi mendengar tangisan Seol di luar kantornya. Ia menelepon dayang untuk menjemput Seol. Saat ia memutuskan untuk keluar, ia mendengar dayang sudah tiba untuk membantu Seol. Hae-yeong mengurungkan niatnya keluar.

Keesokan paginya para dayang berkumpul untuk diberi pengarahan. Ada dayang yang berkata putri pasti sduah gila karena melewatkan preskon. Mereka juga mulai menjelek-jelekkan Seol tidak dewasa dan tidak punya sopan santun karena hidup di panti asuhan. Dayang Shin tidak tahan mendengarnya dan memarahi mereka, bukankah sebelum bekerja di istana mereka sudah berjanji untuk melayani putri? Putrilah yang menggaji mereka, bagaimana bisa mereka menjelekkan putri.

Dayang kepala masuk dan menyuruh mereka berhenti, Direktur Oh sudah tiba. Yoon-ju datang dan bertanya di antara para dayang adakah yang mengetahui saat putri keluar istana. Semua dayang diam, termasuk dayang Shin yang sebenarnya tahu. Yoon-ju bertanya lagi sambil melirik dayang Shin tapi dayang Shin tetap bungkam.

Baiklah kita abaikan hal ini, tapi mulai sekarang kuminta kalian melaporkan gerak-gerik putri padaku, tiap ia melangkah atau batuk pun aku harus tahu semuanya, kata Yoon-ju. Ia mengancam jika sekali lagi putri keluar istana diam-diam makan semua dayang akan bertanggungjawab, pastikan kalian tidak dipecat olehku.

Seol berusaha menelepon ibunya tapi tidak diangkat. Sebenarnya karena ibunya tidak membawa ponselnya. Lee Dan mengabaikan telepon Seol. Kesal karena Seol terus menelepon, Dan menggunakan ponsel ibunya untuk meng-sms Seol.

“Mulai sekarang jangan telepon aku.” Demikian isi sms Dan pada Seol yang dikira Seol dikirim oleh ibunya. Seol sedih sekali dan lagi-lagi berusaha pergi dari istana untuk menemui ibunya. Tapi kali ini dayang Shin menghalanginya. Ia berkata jika ia tidak melapor pada

Page 110: My princess

Direktur Oh maka ia dan semua dayang akan dipecat. Seol meminta maaf dan tetap akan keluar tapi Dayang Shin memohon. Seol tak berdaya dan mengurung diri di kamar.

Yoon-ju mendatangi Seol. Aku sudah bilang aku ingin sendirian, kata Seol. Yoon-ju mengatakan ketidakhadiran Seol dalam preskon menjadi berita besar di internet. Bahkan Seol dikabarkan diam-diam masuk rumah sakit, terakhir ada gosip Seol meninggal. Katakan saja aku masih hidup, kata Seol.

Tapi tidak ada buktinya, kata Yoon-ju tenang, paling tidak kita harus buktikan salah satu dari gosip itu benar. Ia menyuruh Seol mengganti pakaiannya dan pergi ke rumah sakit lalu pura-pura sakit. Ia bahkan menghina Seol tidak lebih dari selebritis kelas tiga yang menggunakan gosip untuk menaikkan pamornya. Dengan kesal Seol menyuruh Yoon-ju keluar dari kamarnya.

 Yoon-ju hanya tersenyum. Kesal dan muak dengan sikap otoriter dan sikap tak homat Yoon-ju, Seol menelepon dayang untuk masuk kekamarnya. Ia meminta dayang Shin menyiapkan pakaian yang rapi untuknya. Lalu dengan tegas ia meminta Yoon-ju mengumpulkan semua staf istana sekarang juga. Sebagai Putri ada yang harus ia sampaikan pada semuanya. Yeeaaaay go Princess!!

Semua berkumpul dan berbaris dengan rapi menunggu kedatangan Seol. Jung-woo, Yoon-ju dan Hae-yeong juga ada di sana. Dalam hati mereka bertanya-tanya apa yang ingin Seol sampaikan. Seol dengan anggun masuk dan tersenyum pada Jung-woo. Tapi senyumnya hilang saat melihat Hae-yeong. Seol memandang staf istana. Ia ingin melihat semua stafnya tapi tinggi tubuhnya tidak memungkinkannya.

Tak kehabisan akal, ia naik ke atas sofa. Seol meminta maaf karena mendadak mengumpulkan mereka dan meminta maaf karena tidak hadir dalam preskon. Ia menyadari hal itu menimbulkan banyak berita buruk seputar dirinya. Karena itu mulai sekarang ia akan memperbaikinya.

Seol berkata sampai sekarang ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia merasa takut karena mendadak berada dalam situasi seperti ini. Dengan jujur ia mengatakan alasannya masuk istana adalah untuk mnegembalikan kehormatan ayahnya. Tapi sekarang ia sadarbahwa ayahnya bukan hanya ayahnya tapi juga sejarah negara ini. Karena itu ia memutuskan untuk mengulang acara inaugurasi.

Yoon-ju berkata acara inaugurasi adalah acara untuk menandai kembalinya keluarga kerajaan, tidak ada kaitannya dengan Putri. Ia mengatakannya sambil tersenyum, seakan Seol orang yang bodoh. Dengan tajam Seol menjawab, jika tidak ada kaitannya denganku mengapa kau mengharuskan aku hadir? Ia meminta Hae-yeong mempersiapkan acara inaugurasi kembali secepatnya.

Tentu saja Jung-woo gembira melihat perubahan sikap Seol. Juga dayang Shin. Yoon-ju terlihat kesal dan kaget. Hal itu ia utarakan pada Hae-yeong. Ia bertanya apa yang terjadi pada malam itu hingga Seol berubah.

Hae-yeong menjawab hal ini akan terjadi dengan sendirinya. Yoon-ju tetap tidak mengerti mengapa Hae-yeong membiarkan Seol menjadi pusat perhatian. Kalau begitu persiapkan acara ini agar kau yang bersinar, kata Hae-yeong enteng.

Page 111: My princess

Yoon-ju bertanya apakah Hae-yeong berada dalam jalur yang sama dengan dirinya. Jalur apa yang kaumaksud, tanya Hae-yeong. Kau bertanya apa karena kau tidak tahu, tanya Yoon-ju, apa kau akan bisa menikahiku?

Hae-yeong mengingatkan ia tidak akan menikahi Yoon-ju tanpa kekayaannya. Itu adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan untuk Yoon-ju. Sebagai wanita, Yoon-ju menyadari Hae-yeong tidak mencintainya. Jika Hae-yeong benar mencintainya maka dengan atau tanpa kekayaannya Hae-yeong akan tetap menikahinya.

Yoon-ju berkata bahwa Hae-yeong bersamanya hanya sebagai kesetiaannya. Hanya rasa kasihan yang palsu dan murah. Mengapa kau pikir aku hanya menginginkan uang?

Hae-yeong berusaha membantahnya, aku memang tidak terlalu mesra padamu tapi aku ingin membuatmu bahagia. Ia ingin membayar kesetiaan Sekretaris Oh pada Yoon-ju. Terluka, Yoon-ju menatap Hae-yeong, baiklah kalau begitu bayarlah sekarang juga, walau kau tak memiliki kekayaan mari kita menikah.

Hae-yeong terdiam. Kau tidak bisa menjawab, kata Yoon-ju. Jika kau menjawab maka tidak ada jalan keluar bagimu. Juga, kau sudah tergerak oleh gadis itu. Bukankah itu benar? Hae-yeong meyakinkan Yoon-ju ia tidak akan menjalin hubungan apapun bersama Seol. Yoon-ju berkata, kau mungkin tidak tahu tapi kau sudah menjalinnya.

Seol menenangkan dirinya dari perasaaan gugup. Jung-woo menghampirinya dan memujinya karena tadi Seol keren sekali. Seol berkata ia tidak bisa kehilangan semuanya. Jika kejadian seperti dalam preskon terulang, ia pasti akan tetap kembali ke rumah ibunya. Baginya keluarga lebih penting dari sejarah kerajaan. Tapi keadaan sudah seperti ini, ia tdiak bisa kehilangan keduanya.

Jung-woo menghiburnya mungkin saja Seol tidak harus kehilangan keduanya. Ia menyerahkan hasil penelitiannya selama ini pada Seol. Semua adalah tentang sejarah kakeknya. Seol senang melihatnya karena ia tidak memikirkan kakeknya sebelum ini. Kakeknyalah yang memrakarsai dan mengusahakan kemerdekaan Korea.

Mereka bercanda, Seol akhirnya bisa tertawa lagi. Jung-woo berkata apa yang selama ini hanya ada dalam dokumen dan penelitian sejarah, saat ini tersenyum cerah di hadapannya. Ia merasa jantungnya akan meledak dan ini suatu kehormatan yang sangat besar.

Seol terpana, ia terharu dan berterima kasih pada Jung-woo. “Tapi apa kau yakin aku bisa melakukannya?” tanyanya. “Tentu saja, dan lagi kau ini murid siapa,” canda Jung-woo. Jung-woo mengingatkan bahwa mulai sekarang setiap hari dalam hidup Seol akan ditulis dalam sejarah dan diteruskan pada generasi yang akan datang. Jadi ia mengingatkan Seol untuk berhati-hati dalam segala hal termasuk dalam hal menulis surat cinta. Seol tersenyum.

Mendadak Seol ingat sesuatu. Ia harus menghapus semua catatan masa lalunya. Itu akan menjadi masalah besar jika diketahui oleh umum. Apa itu? Hahaha…Seol mencoba menghilangkan semua jejaknya dalam internet. Ia membuat sebuah daftar berbagai website dan user ID apa saja yang pernah ia gunakan. Ia ingin menghapus semua keanggotaannya dalam berbagai forum dan website, juga semua komentar yang pernah dipost-nya. Padahal semua memakai nama samaran sih. Bukan langkah yang bodoh soalnya kita tahu kan apa bahaya internet untuk karier public figure, contohnya Park Jae-bum.

Page 112: My princess

Hae-yeong secara kebetulan memergokinya. Seol terkejut dan berusaha menghilangkan jejak dengan memakan kertas daftar website yang diikutinya. Hae-yeong menarik kertas itu dan membukanya. Seol menghalanginya tapi Hae-yeong yang penasaran mana mau berhenti.

“Noonas of the Darkness…terkesan dewasa…Kau menonton film porno?” tanya Hae-yeong terkejut.

“Aku hanya melihat previewnya saja,” celetuk Seol. Haha…jadi ketauan deh^^ Seol merebut kertas itu dari Hae-yeong. Hae-yeong mengangkat telepon dan memberitahu temannya untuk menghapus semua jejak Seol dalam internet, tanpa bilang itu daftar putri Seol tentunya.

Seol mengejeknya, mengapa kau baik padaku, apa kau sedang berencana untuk menusukku dari belakang lagi? Apa lagi yang tersisa? Apa kau akan mengirimkan pembunuh bayaran atau ahli pedang saat aku tidur?

“Berhentilah menonton sageuk dan film porno,” sahut Hae-yeong.

Seol membantahnya, itu bukan film porno. Hae-yeong tertawa geli. Mengapa kau tersenyum pada orang yang akan mengambil semua kekayaanmu, tanya Seol. Apa kau mampu untuk itu, sahut Hae-yeong.

Jangan lupa aku dulu pernah menjadi putri palsu untuk mencari uang, sahut Seol. Tentu saja aku ingat, semua orang akan mengira semua putri di negara kita cantik, kata Hae-yeong. Seol sudah akan marah lagi namun berhenti, apa kau bilang? Kau cantik, jawab Hae-yeong.

Kau bilang aku cantik lalu kau mencampakkanku lagi, sindir Seol. Apa jantungmu berdebar barusan, tanya Hae-yeong.

“Apa kau sedang mengujiku?”

“Aku sedang menguji diriku sendiri.”

Namun sayang pembicaraan mereka terhenti karena dayang Shin mengabarkan kakek Hae-yeong datang dan ingin makan bersama mereka. Bukan mereka saja, tapi juga Jung-woo dan Yoon-ju.

Kakek Hae-yeong senang karena Seol akan mengulang acara inaugurasi. Seol minta kakek Hae-yeong bisa tenang sekarang, walau ia belum tahu apa yang akan ia lakukan tapi ia kan berusaha sekuat tenaga.

Yoon-ju dan Hae-yeong hanya diam mendengarkan. Kakek meminta Jung-woo membantu seol. Hae-yeong menunduk, menahan perasaaannya. Kakek juga meminta bantuan Yoon-ju dan….Hae-yeong. Pada kakek, Jung-woo memuji Seol dapat membuat semua orang di sekitarnya merasa senang. Yoon-ju dan Hae-yeong melirik Jung-woo. Cemburu….

Kakek mengatakan alasannya datang ke istana adalah untuk membicarakan masalah yang penting. Yaitu pernikahan Hae-yeong dan Yoon-ju karena umurnya tidak lama lagi. Keempat orang itu terkejut. Kakek meminta mereka diam-diam menentukan tanggal pernikahan dan mengumumkan pernikahan mereka. Dengan demikian rumor miring mengenai putri akan

Page 113: My princess

berhenti sekaligus menunjukkan tidak ada kaitan antara Grup Dae Han dan keluarga kerajaan. Hae-yeong dan Yoon-ju diam. Kakek bertanya mengapa mereka tidak menjawab.

Hae-yeong akhirnya menjawab ya, bukan karena keluarga kerajaan dan bukan karena keinginan kakeknya tapi karena ia ingin melakukannya. Seol terkejut mendengar kata-kata Hae-yeong. Namun jawaban Yoon-ju lebih membuatnya terkejut. “Tidak, aku tidak ingin menikahi oppa.”

Episode 9

Setelah mendengar kakek menyuruh Park Hae Young dan Yoon Joo menikah, Lee Seol terkejut. Keterkejutan yang

membuatnya menjadi cegukan (?). Lee Seol mencoba menghentikan cegukannya, tapi tidak bisa. Prof Nam Jung Woo datang membawa minuman.“Minumlah. Sepertinya kau sangat terkejut.” ucap Profesor.Lee Seol mengambil minuman itu lalu meminumnya, “tidak.” jawab Lee Seol.“Bernahkah? Kau beruntung, aku malah sangat terkejut mendengar keduanya akan menikah.”“Mereka berdua akan menikah kenapa aku harus terkejut?” tanya Lee Seol mencoba menyembunyikan rasa keterkejutannya.

 Mengetahui Yoon Joo tidak ingin menikah dengan Park Hae Young, secara pribadi kakek langsung menanyakan alasan Yoon Joo.“Ada apa? Kenapa kau tidak ingin menikah?” tanya Kakek.“Ketua…” ucap Yoon Joo.“Katakan padaku.”“Ayahku… Dan aku… Kami tidak pernah melanggar semuaperintahmu selama hidup kami. Itulah kenapa, karena kau mengatakan kepadaku untuk menikah… Aku pikir bahwa aku memang harus menikah. Tapi aku tidak ingin menikah hanya karena perintah, tapi… Seperti wanita pada umumnya, aku ingin diadakan sebuah lamaran yang indah.” jawab Yoon Joo, menyembunyikan alasan utamanya.“Maafkan aku…” jawab Kakek, ia merasa bersalah karena tidak mengetahui keinginan Yoon Joo. “Aku terlalu tua untuk memikirkan hal itu. Aku tidak tahu apa yang ada di hatimu dan aku tidak bisa memperkirakan apa yang kau inginkan. Maafkan aku.”“Kami akan pergi sekarang.” Park Hae Young mengajak Yoon Joo pergi. “Ayo.” Di sebuah ruangan mereka saling berbicara. Masing-masing dari mereka mulai mengungkapkan hal yang sebenarnya.“Ada apa denganmu? Apa yang kau lakukan di depan kakek? Apa kau tidak ingin menikah denganku?” tanya Park Hae  Young.“Kau yang memulai terlebih dulu. Jadi apa yang salah denganmu? Kenapa kau mengatakan ingin menikah denganku? Kau bilang kau tidak akan menikah denganku kalau kau jatuh miskin.Kenapa kau tiba-tiba merubah pikiranmu?” tanya Yoon Joo. Ia tahu ada maksud dibalik keinginan Park Hae Young menikahinya.

 ”Tidak seperti itu, aku tidak merubah pikiranku. Tapi saat itu, aku memang harus mengatakan hal itu.” jawab Park Hae Young.“Kenapa?” tanya Yoon Joo.“Apa kau ingin menunjukkan padanya bahwa kau menikahiku hanya untuk kebaikannya.” ucap Yoon Joo, ia berpikir kalau persetujuan Park Hae Young menikahinya hanya untuk kebaikan Lee Seol.

Page 114: My princess

“Tidak.” jawab Park Hae Young. “Semua itu karena orang yang mencintai Oh Yoon Joo melihat kita.Kalau ada seseorang yang harus ditolak, Aku yakin itu adalah aku. Di depan profesor Nam, yang mengetahui semua hal tentang kita…Aku tidak ingin ia melihatmu ditolak.” Park Hae Young hanya tidak ingin mempermalukan Yoon Joo didepan Profesor Nam. Mau ditaruh dimana muka Yoon Joo kalau Park Hae Young bilang ia tidak ingin menikahi dirinya. -kayak Jason di Dream high, dia ngelakuin kebaikan cuma buat kesopanan..-“Kau… tahu? kau mengatakan bahwa kau… tahu?! Tapi kau tidak mengatakan apapun sampai sekarang.” tanya Yoon Joo, Yoon Joo terkejut karena Park Hae Young tetap bungkam saat mengetahui hubungan Yoon Joo dan Profesor.“Karena aku mengerti kau. Kau, kau yang tidak bisa membiarkanku pergi…Kau, yang selalu sendiri karena aku, Itu semua karena aku mengerti. Tapi,tidak sampai aku merasa bimbang karenanya…” pernyataan yang menyatakan kalau Park Hae Young mulai bimbang dengan Lee Seol. haaha. “Betapa burukanya aku untukmu, Aku  mulai menyadari hal itu.Maafkan aku.” ”Oppa, kau benar-benar… Kau orang yang sangat menakutkan. Wanita yang menikahimu… Melirik pria lain dan kau mengetahui hal itu…Dan kau malah mengatakan ‘maaf’? Kau bilang kau mengerti?” Yoon Joo mencoba menahan tangisnya.“Karena aku tulus. Aku tidak membencimu… Sebagai penggantinya, kau tidak bisa kembali lagi padaku, Yoon Joo.” jawab Park Hae Young. Balasan yang setimpal buat Yoon Joo.“Bahkan kalau kau memiliki pria lain, dan kalau kau tidak mencintaiku, dan kalau kau tidak memiliki hubungan dengan dae han group semua hal itu tidak penting lagi sekarang bagiku. Alasan utama kenapa kau tidak dapat kembali padaku adalah… Karena sekarang, aku akan melindungi wanita itu.” jawab Park Hae Young. Cie. Oppa..

 Lee Seol punya kebiasan berbicara sendiri, kayak saya.. haaha..“Hey, Hey. Yah… Kau meninggalkanku seperti itu? Terimakasih.. -Lupakan semau yang sudah terjadi.- Aku akan melakukan hal itu karenakeinginanku sendiri. Pria bodoh! Aku akan meninggalkanmu,karena kau memalukan! Itu bukan karena aku yang menyuruhku untuk melupakanmu.Tapi, karena keinginanku, aku akan melupakanmu.Pria bodoh.” ucap Lee Seol seraya menaruh cream dengan acak diatas soda cappucinonya (?). Tiba-tiba, Park Hae Young datang. Kedatangannya mengejutkan Lee Seol. “Oh My kau mengagetkanku! Kenapa kau datang tanpa suara?! Apa kau mendengarku, huh? Aku tanya apa kau mendengarku!” tanya Lee Seol, ia khawatir Park Hae Young mendengar pernyataannya barusan.“Dengar apa?” tanya Park Hae Young acuh, ia mengambil alkohol lalu meminumnya.“Pria bodoh!  Kalau kau tidak mendengarku, itu lebih baik. Kau mendengarku sekarang. Tapi kenapa kau tidak marah?” tanya Lee Seol.“Karena sesuatu masalah. Aku tidak memiliki energiuntuk marah padamu hari ini.” jawab Park Hae Young ia lalu pergi meninggalkan Lee Seol.“Pria bodoh.” gumam Lee Seol. Park Hae Young lalu berbalik dan menatap Lee Seol.“Kau mendengarku lagi!? Maaf kan aku. Aku akan memikirkan ucapanku sekarang. Dan lagi, kalau aku yang ditolak seperti itu… Aku akan sangat malu dan aku juga akan meminum banyak alkohol. Kau dengarku lagi? Kali ini, aku sedang berbicara dengan diriku sendiri. Kenapa wajahmu seperti itu?” tanya Lee Seol saat melihat Park Hae Young yang menatap aneh ke arahnya.Lee Seol mulai berfilosofi. “Saat kau hidup, Ada saatnya kau endapat penerimaan dan ada saatnya kau mendapat penolakan.”“Apa itu lezat? Berikan aku sedikit.” pinta Lee Seol. Ia meminta minuman yang diminum Park Hae Young.“Kau tidak ingin pergi? Apa kau ingin tinggal di sini sampai larut malam?” tanya Park Hae Young.

Page 115: My princess

“Ingin bertukar, dan kau bisa meminum susu ini?” Lee Seol mengalihkan pembicaraan.“Kenapa selalu ada kau disetiap aku pergi di istana ini?” gumam Park Hae Young.“Kita tinggal di tempat yang sama dan memiliki perasaan yang sama. Aku ditolak hari ini juga. Secara Tidak resmi.” jawab Lee Seol. Penolakan? yA, Secara engga resmi Park Hae Young menolak rasa suka Lee Seol.“Kalau alkohol tidak baik, lalu susu ini juga tidak terlalu buruk. Ayo kita minum-minum, sebagai perayaan bagi yang ditolak dan melupakan semuanya. Ayo lupakan semuanya dan memulai semuanya dari awal besok, ayo kita membuat semuanya menjadi mudah.” ungkap Lee Seol.“Kau tidak ditolak.” jawab Park Hae Young.“Apa maksudmu?”“Kau tidak ditolak. Dan jangan berpikir untuk minum alkohol, dan cepat pergi tidur.Public akan mulai memperhatikanmu dan mencarimu mulai besok. Pertama, kita harus mengungkapkan harta kekayaanmu ke public.” suruh Park Hae Young.Lee Seol tercengang, “Mengungkapkan apa?!”"Ketika menunjukkan sejarah seseorang dan tingkatannya, itu adalah hal objektive yang terbaik.Jadi, datang untuk belajarlah pagi hari.” jawab Park Hae Young.“Kenapa kita harus mengungkapkan harta kita kepada public? Apa aku seorang politisi? Ini sangat gila!”

 Pagi Harinya. Park Hae Young memberikan data kekayaan Lee Seol. Lee Seol tidak ingin harta kekakayaannya di publikasikan.“Ada sesuatu hal yang harus diketahui oleh seseorang dan ada juga yang seharusnya tidak diketahui oleh mereka. Kenapa kita harus mengatakan pada mereka tentang hal ini? ” tanya Lee Seol cemas.“Apa kau tidak pernah diberikan sebuah perintah khusus dari pemerintah? Semua itu public yang melakukannya.”“Tidak.” Lee Seol bernego. “Ayo kita lakukan ini setelah aku menjadi Princess, okay?”“Dari pemilihan yang lain, kau sudah melihat pamplet ini tentang para kandidat, kan? Meskipun voting ini tidak akan menjadikanmu Princess, tapi paling tidak ini akan memmperkuat keluarga kerajaan.Orang-orang perlu mengetahui siapa kau agar mereka memilihmu atau tidak.” Park Hae Young menjelaskan.“AKu mengerti. Berikan aku waktu. Jadi aku bisa menyelaraskan semua asetku.” jawab Lee Seol dengan sungguh-sungguh.“Apa kau memiliki sesuatu yang harus diselaraskan?”“Dan, biarkan aku mendiskusikan hal ini dengan pengawas aset pribadiku.”Lee Seol pergi untuk mengambil semua tabungannya. Ia menjaga sikapnya agar tidak ada yang tahu kalau dirinya adalah Princess.“Aku ingin mencabut semua akun ini. Dan hapus account ini agar seolah-olah tidak ada.” ucap Lee Seol pelan.“Ya, nona.” Lee Seol menghitung uang yang didapatnya.“Apa semua itu adalah kekayaanmu?” tanya Park Hae Young.“Setelah berpikir panjang, aku sampai pada keputusan ini. Aku akan mendonasikan semua warisanku kepada public” ucap Lee Seol. Ia memberikan uang tabungannya pada Park Hae Young. Maksud dari mendonasikan semua kekayaan pada publik adalah memberikan semua tabungannya pada publik. hahaa..“$157?” tanya Park Hae Young heran.“Aku membunuh 2 burung dengan satu batu. Pertama, yang misterius… Untuk menjadi absolute adalah dengan  tidak ada aset di sebuah ekonomi yang kapitalis. Untuk itu, aku akan

Page 116: My princess

melakukan pekerjaan yang terbaik. Aku pikir, aku seorang yang jenius Please, laporkan hal ini pada pemerintah. Princess akan mendonasikan semua hartanya pada masyarakat.” ucap Lee Seol.

 Park Hae Young menatap aneh pada Lee Seol.“Apa ada sesuatu di wajahku?” tanya Lee Seol.“Princess, aku akan bertanggung jawab pada jalannya proses pendonasian semua harta warisan. Ini sangat memalukan, Ayo pergi.” jawab Park Hae Young seraya memakaikan kaca mata Lee Seol.

Saat keluar dari bank, Lee Seol bertemu dengan teman lamanya.

“Seol !” panggil Hyunwoo yang baru saja keluar dari mobil.

“Hyunwoo oppa?!” Lee Seol senang bisa bertemu dengan Hyunwoo. “Kau kembali ke KOrea? Sudah berapa lama?”

“Aku sudah membaca koran… Kau benar-benar seorang Princess?” tanya Hyunwoo.

“Oppa !!!” Lee Seol tertawa, ia hendak memeluk Hyunwoo, tapi Park Hae Young langsung menarik kerah baju Lee Seol dan menariknya. Lee Seol terpaksa memundurkan langkahnya.

“Princess. Ini akan menjadi sangat sulit jika kau menghubungi orang lain yang tidak mengetahui sejarah apa-apa tanpa mengatakan terlebih dulu pada kami.” kata Park Hae Young dengan sopan.

 ”Apa?!” Lee Seol terkejut.“Siapa dia?” tanya Hyunwoo.“Orang ini adalah… Seorang bodyguard, aku rasa?” jawab Lee Seol.“Aku Diplomat Park Hae Young. Kau bisa mengatakan kalau aku bertanggung jawab penuh terhadap Princess.” Park Hae Young mengenalkan dirinya pada Hyunwoo.“Apa kau baru saja mengatakan, “bertanggung jawab penuh”? Itu terdengar sangat menakutkan.” jawab Lee Seol.“Tolong tenanglah. Kita hampir telat, jadi ayo pergi.” ucap Park Hae Young pada Lee Seol.“Kau harus pergi juga, apa yang kau lakukan?” Park Hae Young berkata sinis pada Hyunwoo.“Diplomat Park.” Lee Seol kesal.“Ayo pergi.” Park Hae Young menarik paksa tangan Lee Seol.“Oppa!” Lee Seol memanggil Hyunwoo. Park Hae Young menyediakan selembar kertas besar dan pulpen di hadapan Lee Seol. Lee Seol harus menuliskan sejarah hidupnya sebelum menjadi seorang princess.“Apa ini? Apa kita harus menulis tangan poster ini?” tanya Lee Seol.“Masalahnya bukan hanya pada situs-situs on line. Kita juga harus menjernihkan masalah offline juga.” jawab Park Hae Young.“Apa maksudmu? Seperti apa wanita yang memilikimasa lalu yang rumit?”“Kenapa aku memiliki masa lalu yang rumit? Hyun woo oppa, Sebelumnya, saat kami kecil, kita memiliki hubungan yang baik.” jawab Lee Seol.“Kapan cinta pertamamu?” tanya Park Hae Young.“Apa?”

Page 117: My princess

“Aku tanya kapan cinta pertamamu?! Kenapa? Apa ada banyak pria jadikau tidak bisa mengingatnya? Wow, benarkah.?”“Nama penaku adalah, Single-Heartedly Devoted Dandelion’untuk Mr. N.Siapa Mr. N?”“Inisial tidak diperbolehkan.” ucap Park  Hae Young.“Apa maksudmu?” tanya Lee Seol.“Apa itu Nam Jung Woo?”“Kalau ia, memang apa yang akan kau lakukan?” tanya Lee Seol.”Kapan terakhir kali kau berciuman?” tanya Park Hae Young. Kau tidak akan mengatakannya?”“Let’s see… 3 tahun yang lalu.” jawab Lee Seol.“Kau harus bisa membedakan antara kecupan dan ciuman.” ejek Park Hae Young.“Kau kekanak-kanakan.” Lee Seol kesal. “Kenapa kau menanyakan semua hal itu? Kalau begitu aku akan bertanya juga..”“Aku tidak memiliki hal yang disembunyikan.” jawab Park Hae Young. “Dalam 31 tahun di kehidupanku, aku hidup dengan sangat jujur dan terhormat.”“Apa kau sangat percaya diri?” ucap Lee Seol.“Tentu. Tidak ada waktu untuk tidak percaya diri. Yah, kecuali satu malam itu.” jawab Park Hae Young.“Dan malam apa itu?”“Kenapa kau bertanya?”Pelayan Pribadi Lee Seol datang dan memberitahukan sesuatu.“Princess! Kau dipanggil untuk menuju ke ruang pertemuan.”“Okay, kami akan kesana.” jawab Park Hae Young.“Kau tidak akan pergi? Cepat.” ajak Park Hae Young.

Mereka mengadakan rapat untuk press conference.“Meskipun kita sudah mempersiapkan acara ini sebelumnya, sepertinya aku rasa kita perlu melakukan pertemua ulang. Tolong lihat untuk melihat kegiatan yang sama, mungkin akan terjadi dua kali lipat penambahan biaya dari biaya aslinya.” ucap Yoon Joo pada asisten kerajaan.“Saat Press Conference, datanglah tepat waktu .Princess…”“Alasan sebenarnya kenapa Princess tidak dapat menghadiri Press Conference beberapa waktu lalu… Karena kalian semua memiliki siasat untuk menyisihkannya.” Profesor membela Lee Seol.“Mungkin karena kau adalah seorang arkeolog, Kau menjadi sangat pandai untuk menggali masa lalu.” ejek Park Hae Young pada profesor.“Ya.” jawab Profesor dengan santai.“Princess bahkan membuat sebuah pernyataan permintaan maaf di depan umum. Jadi, tolong berhenti untuk membuat issue yang tidak baik.Dia mungkin akan merasa malu.” ucap Yoon Joo.“Tidak, tidak memalukan untukku. Kenapa kita harus meluruskan sesuatu hal yang sudah lurus.” jawab Lee Seol.“Dari pada kau menghabiskan waktumu dengan hal yang tidak bergunalebih baik kau fokus saja dengan tulisan pidatomu itu?” suruh Park Hae Young pada Lee Seol.“Aku pikir kau akan menanyakan hal itu, jadi aku baru saja menyelesaikan tulisan pidatoku.” jawab Lee Seol seraya membuka catatan pidatonya. Yoon Joo langsung mengambil catatan itu dan membacanya.“Kau sangat pintar berbicara bahkan tanpa adanya sebuah draft pembicaraan. Kau mendaki tempat yang sangat baik. (Artinya adalah kau sangat unggul )” ucap Profesor Nam Jung Woo.

Page 118: My princess

 ”Ada sesuatu yang mengesankan di sini.” Yoon Joo tertawa membaca catatan pidato Lee Seol. “Semua sudah aku lakukan, menempatkan sebuah sendok diatas meja, dan itu aku ibaratkan sebagai monarki dan kalian semua mempersiapkannya.”Semua menahan tawa mendengar catatan pidato Lee Seol yang dibacakan, tidak terkecuali Profesor dan para asisten.“Let me see.” Park Hae Young meminta catatan pidato pada Yoon Joo. yOON jOO Segera menyerahkannya.“Keliatannya kau sangat pandai untuk mengatur sesuatu, daripada yang lain, kau sangat bagus. Tidak terlalu buruk. Kata-katanya memang jujur, tapi sejauh ini ia mengikuti semua hal dengan sangat baik. Kita harus membuat rencana lagi. Itu sudah menjadi tanggung jawabku untuk mengadakan revisi” Park Hae Young menyelamatkan Lee Seol dari rasa malu.. haha..“Aku setuju.” jawab Profesor Nam Jung Woo.“Tolong jangan tempatkan sendokmu  di piring m.ilik orang lain. Ayo akhiri sampai di sini.”Asisten pribadi Lee Seol memberitahukan pada Lee Seol, “Yang Mulia, Miss Lee Dan sudah tiba.”“Unnie? Benarkah? Kakaku sudah datang?” tanya Lee Seol senang.“Ya.” jawab asisten pribadinya.“Aku akan meninggalkan rapat ini. Kerja bagus, semuanya.” ucap Lee Seol seraya pergi untuk menemui Lee Dan.

Yoon Joo berkata pada para asisten kerajaan. “Kita akan benar-benar melakukan hal yang tepat untuk press conference. Tolong cepat kirimkan undangan pada media yang sudah aku pilih.”“Pilih?” tanya asisten kerajaan tidak mengerti.“Apa kau tidak mengerti apa yang dimaksud dengan ‘memilih’? Atau kau tidak mengerti kata-kataku?” ucap Yoon Joo dengan sinis.Yoon Joo akan mengacaukan press conference, ia akan membuat press conference dengan sedikitnya undangan press yang datang.

“Unni! Unni! Kenapa kau tidak menjawab teleponku? Ibu pasti sangat marah padaku.” Lee Seol langsung memeluk Lee Dan saat bertemu.“Jangan dekati aku. Aku merinding.” Lee Dan kesal.“Unnie, mengenai press conferenc itu..” Lee Seol mencoba menjelaskan.“Aku pikir aku sudah sangat pintar. Tapi, sepertinya aku harus belajar banyak darimu.” ucap Lee Dan.“Apa maksudmu?” tanya Lee Seol tidak mengerti.“Kau menggunakan sebuah boneka untuk mendapatkan penghargaan. Berpura-pura dengan menangis keras dan merasa bersalah.. Kau sangat pantas menjadi artis.” jawab Lee Dan.

“Kau salah paham. Aku akan menjelaskannya. Tidak seperti itu.”

Lee Dan sangat iri dengan semua yang telah di dapat Lee Seol, “Kau pasti sangat senang. Di istana besar ini, memakai pakaian yang cantik dan memakan makanan lezat.. Dan orang-orang memanggilmu Princess, tidak ada alasan untukmu menjadi takut.”

“Tidak.” jawab Lee Seol, ia mencoba untuk tidak menangis. “Unni… jujur. Aku sangat takut. Aku sangat takut setiap hari. Aku ingin melarikan diri.” 

Page 119: My princess

“takut? Kau takut? Ingin melarikan diri? Tapi kenapa kau tidak dapat melakukan hal itu. Kau menjadi seorang Princess setelah menjatuhkan keluargamu!!” Lee Dan membentak Lee Seol. Kemarahannya sudah dipuncak, Lee Dan kesal, ia lalu membanting semua barang yang ada di sekitarnya.

 ”Unni!” Lee Seol cemas.“Aku sangat marah. Dan aku tidak bisa menghilangkan kemarahan ini. ” Lee Dan hendak memukul Lee Seol. Tapi, untung saja Park Hae Young segera datang dan segera menahan tangan Lee Da.“Aku rasa ini adalah sebuah ikatan persaudaraan.” ucap Park Hae Young pada Lee Dan. “Princess kami menjadi sangat kesepian karena ia tidak dapat melakukan hal itu. Berkunjunglah sesering mungkin Akan selalu ada banyak pakaian di sini.”Lee Dan kesal, ia langsung pergi.“Unni! Unni!” Lee Seol berusaha mengejar Lee Dan, tapi Park Hae Young langsung menghentikannya.“Bukankah semua ini yang kau inginkan?” tanya Lee Seol kesal pada Park Hae Young.“seperti itulah. Tapi aku benar-benar tidak tahan untuk menontonnya. Tunggu sini.” ucap Park Hae Young. Park Hae Young berjalan cepat untuk menemui Lee Dan.“Kenapa kau datang ke sini?” tanya Park Hae Young.“Untuk melihat saudara perempuanku? Apa mesti ada alasan untuk datang melihat saudaraku?” tanya lee Dan.“Benarkah?”“Apa harus ada alasan untuk seorang kakak perempuan yang mengunjungi adik perempuannya?”“Kalau itu alasanmu mulai sekarang, jangan pernah datang lagi. Dan jangan pergi ke penginapan ibumu dulu. Aku memiliki suatu urusan di sana.” jawab Park Hae Young.“Urusan apa?” tanya Lee Dan.“Kau tidak perlu tahu.”

Park Hae Young datang ke tempat ibu Lee Seol.“Adakah masalah lain mengenai ayah angkat Lee Seol?” tanya Ibu Lee Seol dengan tidak ramah.“Um.. Tentang hal itu.. Aku datang ke sini karena aku pikir ada kesalahpahaman di sini. ” jawab Park Hae Young.“Apa maksudmu kesalahpahaman?” tanya Ibu Lee Seol.“Kesalahapahaman mengenai Princess.” jawab Park Hae Young.“Apa maksudmu?”“Berita mengenai ayah angkat Princess.. Aku adalah orang yang ada di balik hal itu. Aku yang menyuruhnya untuk tidak menghadiri Press Conference.. Meskipun itu adalah sesuatu yang memang seharusnya diungkapkan. Tapi, Princess tidak memiliki pilihan lain.” Park Hae Young mencoba menjelaskan hal yang sebenarnya.“Menjadi ibu yang angkuh yang tidak bisa memaafkan anaknya saja sepertinya tidak cukup. Sekarang aku benar-benar menjadi ibu yang buruk.” jawab Ibu Lee Seol.“Maafkan aku, tapi. Meksipun kau sudah mendapat penjelasan mengenai kesalahapahamaman, untuk saat ini, please jangan muncul di hadapan Princess. Prncess akan menjadi sangat lemah, jika ia bersandar pada orang lain.” jawab Park Hae Young. Ternyata Lee Seol juga datang ke tempat ibunya. Lee Seol mengetuk pintu dan ia tidak mengetahui kalau di dalam rumah ada Park Hae Young. Ibu Lee Seol hendak bangkit dari duduknya untuk membukakan pintu tapi Park Hae Young segera mencegahnya.

Page 120: My princess

Lee Seol terus mengetuk pintu dan berkata, “Ibu. Ibu, ini aku. Seol di sini. Aku datang. Kau mendengarku ibu? open the door, Mom.”

 Lee Seol menyandarkan dirinya di depan pintu, “Karena apa yang sudah aku lakukan padamu ibu. Aku tidak akan enangis lagi. Aku membuat keputusan untuk tidak menangis sekarang. Akan ada banyak orang yang merasa senang saat melihatku menangis.”Dari dalam rumah, Park Hae Young dan Ibu Lee Seol mendengarkan apa yang diucapkan Lee Seol.Lee Seol meneruskan kata-katanya, kali ini ia membicarakna tentang perasaannya pada Park Hae Young. Haha.. Lee Seol mengatakan hal itu tanpa tau, Park Hae Young tengah mendengarkan kata-katanya. “Tapi, ibu.. Apa kau tahu hal yang menyenangkan? Ada banyak orang diluar sana yang akan membuatku sulit, tapi ada satu orang.. Yang aku sukai.. Itu sangat lucu, kan? Betapa idiotnya aku?Tapi alasannya adalah, dia.. membuatku sangat bingung. Dia menusukku dari belakang dan meninggalkanku begitu saja… Tapi, tiba-tiba baja. Dia menjadi begitu baik, seperti seorang ayah. Jadi.. Saat aku berada di depan orang itu, jantungku berdetak sangat cepat.. Aku bahkan tidak bisa berlari, tapi nafasku sangat sesak. Tapi, Ibu.. Orang itu mengatakan, kalau ia akan menikahi wanita lain. Jadi.. aku pikir aku benar-benar membencinya.. Aku benar-benar tidak bisa membencinya.. Aku tidak bisa membencinya. Apa yang harus aku lakukan, ibu?”

  Ibu Lee Seol menatap Park Hae Young. Park Hae Young menundukkan kepalanya, perasaan mereka sama.. haha.“Ibu. Apa kau benar-benar tidak ingin bertemu denganku? Tidak bisakah kau meredakan amarahmu? I really miss you, Mom. Aku akan pergi. kalau kerajaan tau aku pergi dari istana mereka akan kesusahan, jadi aku harus pergi ibu. Aku akan kembali lagi, ibu..Ibu..”Park Hae Young berkata “Maafkan aku.”“Apakah itu kau? Apa kau yang membuat anaku menangis dan tertawa?” Tanya Ibu Lee Seol. ”Hey, bukankah mobil diplomat Park berada di belakang kita.” ucap Kepala pengawal pada supir.“Ya, benar. Mobil itu terparkir di rumah Princess, sejak kita sampai di sana.”Mendengar hal itu Lee Seol panik, “Apa kau bilang?! Benarkah?! Apa itu benar-benar mobil Park hae Young?! Oh, apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku lakukan? Apa dia mendengarku? Apa kau pikir dia mendengar kata-kataku? Oh My! Dia pasti mendengarnya. Apa yang harus aku lakukan? Hentikan mobil ini. Cepat.” ucap Lee Seol.“Huh? Apa yang akan kau lakukan princess?” tanya kepala pengawal tidak mengerti.“Aku harus membuat permintaan. Lakukan cepat?!”Akhirnya mobil menepi dan Lee Seol langsung keluar dari mobil. Ia menyuruh pengawalnya pergi meninggalkannya.“Princess! Princess, are you okay?”“Go! Pergi! Oh, cepat!! Cepat pergi! Hurry! Leave quickly. Cepat! cepat!”Mau tidak mau, pengawal itu pergi meninggalkan Lee Seol.

Lee Seol berjalan santai, berharap mobil Park Hae Young akan berhenti dan ternyata, Park Hae Young sama sekali tidak memperdulikan Lee Seol. Ia malah terus melajukan mobilnya.Lee Seol kesal. Ia marah-marah. “Hey! Apa dia gila? Ah! Bagaimana bisa kau pergi begitu saja?! Tidakkah kau sedang menonton films? Apa kau bercanda? Ah, apa yang harus aku lakukan?” Lee Seol melihat ada truk melintas. Langsung saja, Lee Seol berdiri di tengah jalan lalu melambai-lambaikan tangannya kemudian berseru, “Stop!! Stop!”Tanpa permisi Lee Seol lalu masuk ke dalam truk dan menyuruh sang supir, “Mobil itu!

Page 121: My princess

Tolong ikuti mobil itu!”“Miss.. Apa ini terlihat seperti sebuah taxi?” ucap ahjussi driver. Hahaa…“Oh, please, Ahjussi! kalau kau seperti ini, kita akan kehilangan dia!”“Kenapa aku harus mengikutinya?”“Karena.. itu.. Aku sedang terburu-buru. Ahjussi, mungkin kau tidak mengenaliku? Aku seorang Princess.” ungkap Lee Seol.“Kalau kau seorang Princess, maka aku adalah ayahmu.” jawab ahjussi driver.“Ahjussi, kau sangat bodoh. Kau tidak bisa seperti ini. Aku mohon padamu Princess sungguh memohon dan mengemis padamu. Bisakah kita lebih cepat?!” Lee Seol memasang tampang memelas.“MIss, maksudmu seperti ini? huh?” Ahjussi mempercepat laju truknya.“Benar, ahjussi. Benar. Kalau kau tidak cepat, aku akan menembakmu.cepat, ahjussi.” ancam Lee Seol, ia menodongkan tangannya di kepala ahjussi. Ahjussi pikir Lee Seol sudah gila, jadi mau tidak mau ia melajukan cepat mobilnya.“Ya ampun, apa kau normal…” gumam ahjussi.

 Lee Seol mengambil microphone (?)”Ahjussi, Jalankan ini. Jalankan ini Ahjussi. Kalau kau tidak menjalankan ini, aku akan menembakmu.” pinta Lee Seol.Ahjussi menekan tombol agar microphone berfungsi.Lee Seol mengetes suaranya, “A..a..a.. 5074. 5074. Kalau kau tidak berhenti sekarang, aku tidak akan meminta pertanggung jawabanmu.” Ucap Lee Seol pada Park Hae Young.Dari dalam mobil, Park Hae Young mendengar suara Lee Seol, ia melihat Lee Seol dan truknya dari kaca spion. “Apa..Dia..”“5074, kau!”“Kenapa dia..? Apa.. Apa yang ia kendarai…”“Jangan salah paham.. Apapun yang kau dengar di rumahku,itu semua salah. Kau salah mendengar. Sebenarnya, bukan seperti itu. Oi! Apa kau dengar. Aku akan benar-benar gila! Kau lebih baik menghentikan mobilmu, sekarang! Hey, kau.. Beraninya kau pergi begitu saja!” Lee Seol menambahkan volume suaranya.“Oh, Ahjussi! Menepilah. Thank you so much, Ahjussi! Kau akan diberkati di setiap keturunanmu.” ucap Lee Seol seraya tersenyum manis. Ahjussi hanya geleng-geleng kepala seraya tersenyum. Lee Seol turun dari mobil truk lalu ia menghampiri Park Hae Young yang juga telah menepi. Mobil truk pergi.“Apa yang akan kau lakukan sekarang? Aku sangat malu karena kau sekarang.” tanya park Hae young kesal.“Meskipun aku harus melakukan hal ini, aku harus  menjelaskan kesalahpahaman ini.. Kau mendengar semua yang aku katakan di rumah, kan? Jangan percaya hal itu. Ok?” ucap Lee Seol memperingati bahwa Park Hae Young tidak seharusnya salah paham dengan ucapan Lee Seol.

Semua orang juga akan mengatakan hal seperti itu. Tentu saja! Siapa yang akan merasa salah paham dengan hal itu?” jawab Park Hae Young seraya tersenyum.“Omo. Lihat kau! Aku tahu semua ini akan terjadi. Yang aku bicarakan tadi di rumah itu bukan Park Hae Young.” Lee Seol cepat-cepat meralat semuanya.“Ada lelaki lain yang membuat jantungmu berdetak cepat, dan orang itu akan menikahi wanita lain.”“Itu adalah kesalahpahaman. Aku tahu, semua ini akan terjadi, itulah kenapa aku Baiklah. Katakanlah apakah itu.. “

Page 122: My princess

“Apa maksudmu “katakalah”? Kau begitu angkuh? Apa kau sangat percaya pada dirimu sendiri?” ejek Lee Seol.

“Itu bukan karena aku percaya diri. Itu karena aku jujur..” jawab Park Hae Young. 

“Aku bilang, semuanya bukan seperti itu.”

“Aku mengerti, aku mengerti, aku mengerti. Meskipun cuaca sekarang tidak dingin, tapi kenapa telingamu memerah? Apa kau malu?” tanya Park Hae Young.

“Lupakan. Besok adalah waktu press conference. Apa kau akan meninggalkanku lagi?” Lee Seol mengalihkan pembicaraan.

“Berpura-puralah kejadian itu akan terjadi, ayo pergi. cepat.” Lee Seol berada di ruang make up, beberapa asisten tengah mendadaninya. Hari Ini adalah hari dimana press conference pembentukan kembali keluarga kerajaan akan di selenggarakan. Beberapa kali Lee Seol berlatih pidatonya di depan kaca.Asisten pribadi Lee Seol datang, ia membawakan bingkisan titipan ibu Lee Seol.“Princess, Ibumu mengirimkan ini padamu. Ibu? Ibuku?”“Ya.”

 Dengan tersenyum senang, Lee Seol membuka bingkisan itu. Bingkisan berupa rangkaian bunga cantik membuat Lee Seol tersenyum.Di sana tertulis,Instead of flowers, Princess.Instead of flowers, Lee Seolmy daughter.“Ini sudah waktunya, Princess..” ucap asisten pribadi Lee Seol mengingatkan. “Kau akan melakukan yang terbaik, kan?”“Ya.” jawab Lee Seol pasti.

 Lee Seol berjalan ke arah mimbar, ia terkejut karena hanya ada 3 orang reporter di press conference itu. Lee Seol melihat ke arah Yoon Joo.Kakek yang juga datang menghadiri press conference terkejut melihat keadaan. “Apa yang terjadi? Press conference pengklarifikasian. Kenapa seperti itu?”Yoon Joo berkata tanpa merasa bersalah, “Aku pikir ada sesuatu yang salah.”

 Lee Seol memaksakan diri untuk bisa menerima keadaan yang terjadi. Ia memulai pidatonya. “Hello, I am the Princess of Korea, Lee Seol. Meskipun hari ini dingin, kepada semua media dan semua tamu yang terhormat.. Aku mengucapkan terimakasih.”Park Hae Young pun terkejut melihat hal itu. Ia lalu memanggil ketua pengawal kerajaan lalu menanyakan hal yang terjadi. Ketua pengawal itu berkata, “Sepertinya mereka menghentikan orang-orang. Orang-orang yang tidak memiliki kartu resmi, akses dilarang masuk.”“Apa itu mungkin dilakukan oleh Direktu Yoon Joo.” tanya Park Hae Young.“Sepertinya begitu.” jawab ketua pengawal.

 Park Hae Young berpikir untuk mencari solusi, bagaimanapun caranya press conference kali ini harus berjalan sukses. Kemudian, Hae Young menulis sebuah memo untuk Lee Seol. Ia memberikan memo itu pada kepala pengawal agar memberikannya pada Lee Seol. Kau akan

Page 123: My princess

bertanggung jawab penuh dengan mendapatkan memo ini dari Princess.”“Ya, aku mengerti.”

 ”Untuk itu, pembentukan kembali keluarga kerajaan adalah suatuperwujudan dari sejarah korea, dan hal itu akan membuat…” pidato Lee Seol terhenti sejenak karena kedatangan pengawal.“Ini untukmu.” bisik kepala pengawal itu.Lee Seol membaca memo itu. Isi memo :Bagaimana kalau mengadakan press conference di tempat parkir, princess?Lee Seol tersenyum, “Agar orang-orang di seluruh dunia tahu tentangKeindahan budaya Korea dan orang-orang di sana.. AKu akan meneruskan pidato, di tempat Parkir.” ucap Lee Seol. “Bisakah kita pergi?” Lee Seol lalu berlari meninggalkan ruang press conference. Pengawal istana dan seluruh staff istana panik, mereka mengejar Lee Seol.“Princess, kau akan pergi kemana? Princess! Princess!”“Princess! Princess! Princess! PRINCESS!! Princess!”Lee Seol mencopot sepatunya agar larinya mudah.

 Reporter yang melihat Lee Seol datang ke arah mereka, “Di sana! Ia datang! Apa alasan atas semua hal yang sudah terjadi hari ini? Apa kau sudah mengumpulkan semua kekuatanmu? Tolong bicara! Tolong bicara!” Para reporter itu segera melayangkan banyak pertanyaan pada Lee Seol.“Hello everyone, I am the Princess of Korea, Lee Seol. Mulai saat ini, di sini, aku akan melanjutkan pidatoku mengenai pengembalian kembali keluarga kerajaan.” ucap Lee Seol.“Di sini? Dia melakukan pidato di sini?” ucap salah satu reporter.Lee Seol menarik sebuah bangku lalu ia berdiri diatasnya, ia berkata dengan lantang. “Aku benar-benar minta maaf atas tempat yang tidak nyaman.“Suaramu tidak terdengar.” kata para reporter. “Mohon keraskan suaramu.”Lagi-lagi ia menggunakan microphone (?). “Kau bisa mendengarku sekarang, kan?” ucap Lee Seol.“Ya.” jawab para reporter serentak.

“Apa yang harus aku lakukan? Karena aku terburu-buru untuk sampai di tempat ini, sehingga aku meninggalkan notes pidatoku di podium Baiklah, aku akan mengatakan apa yang ingin aku katakan. Beberapa terakhir ini, aku sudah menuliskan laporan dan melakukan kerja part time di Gyeongbok Palace.. Tapi, sekarang, mereka mengatakan kalau aku adalah seorang Princess. Untuk menjadi seorang putri, aku tidakmemiliki kelayakan yang pantas. I’m sorry. Catatanku tertulis. Sebuah monarrki dapat membangun kembali tradisi, dan itu adalah titik penting dalam pengembalian kembali sejarah kita Dan itu lah kenapa aku menjadi seorang Princess Princess Lee Seol. Ya, aku akan melakukan hal itu. Tapi, semuanya, aku tidak tahu bagaimana seharusnya aku memulai titik balik penting dalam sejarah kita. Atau bagaimana seharusnya aku membangun kembali sejarah tradisional kita. Jadi, ajarkan aku! Tolong katakan padaku, Lee Seol. Apa yang seharusnya dilakukan. Apa yang orang seperti aku harus lakukan. Meskipun aku tidak pintar, tapi orang-orang yang berada di istana yang membantuku, mereka sangat cerdas. Untuk orang-orang itu, aku akan bekerja keras.” ucap Lee Seol panjang lebar.

 ”Apa yang akan kau lakukan? Bagaimana kita bisa mengetahuinya? Bagaimana kami harus mengetahui hal itu?” tanya para reporter.“Terdengar hanya sebatas kata-kata, benar? Mulai sekarang tolong tulislah pendapat kalian di Myprincess@monarchy dot HS dot KR. Please kirimkan aku email dari semua tempat. Aku

Page 124: My princess

akan sangat menghargai hal itu. Apapun itu, aku akan mendengarkan pendapat yang kalian tuliskan. Aku akan melakukan hal yang terbaik. Di cuaca yang dingin ini, kalian masih mendengarkan apa yang aku katakan sampai akhir. Thank you so very much.” Lee Seol mengakhiri pidatonya.Semua yang ada di tempat itu langsung bersorak, mereka tersentuh dengan kata-kata Lee Seol. “Princess, you’re so cool! Aku akan pastikan, aku menulis email itu.”Lee Seol tersenyum.

 Pengawal mengantarkan Lee Seol masuk ke dalam istana. Lee Seol berakta pada asisten pribadinya, “Bagaimana aku? Aku sangat nervous, aku bahkan tidak menyadari apa yang aku katakan.”“Itu benar-benar sangat menyentuh, Princess. Bagaimana bisa kau memikirkan hal itu?” tanya asisten pribadi Lee Seol.“Sebuah note membantuku. Tapi memo itu, siapa yang memberikannya? Apa Itu, Park Hae Young?” tanya Lee Seol pada kepala pengawal.“Eh, bukan.” jawab kepala pengawal dengan gugup.“Apa benar-benar bukan dia?” tanya Lee Seol. “Apa dia mengatakan untuk tidak memberitahukan hal yang sebenarnya?”“Bukan, tapi ia memberitahukan untuk tidak memberitahu siapapun.” ucap pengawal itu tanpa menyadari perkataanya. ”Oooh.. kakiku. Ah, melepuh. Memar. Apa yang harus kita lakukan?” rintih Lee Seol, ia melihat kakinya yang melepuh karena tadi ia berlarian tanpa memakai sepatu.“Apa yang kau lakukan?” tanya Park Hae Young yang datang menghampiri Lee Seol.“Kau bisa mengatakan kalau aku sedang bermeditasi.”“Apa yang terjadi dengan kakimu?” Park Hae Young panik.“Kakiku?”“Sedari tadi, kau terus memperhatikan kakimu.” ucap Park Hae Young.

 ”Ohh, karena kakiku sakit.” jawab Lee Seol.“Sakit? Kenapa? Biarkan aku lihat.” ucap Park Hae Young.“Ohh..! Oh! Kenapa kau harus melihatnya?! Apa yang akan kau lakukan?” Lee Seol panik karena Park Hae Young mengangkat-angkat kakinya.Lee Seol lalu menarik paksa kakinya dan ia segera memasukkan kakinya ke dalam air. “Kakiku mungkin sedang terserang penyakit flu? Mereka sedang balas dendam.” ucap Lee Seol.“Lihat air ini jadi kotor!” ujar Park Hae Young. “Karena kau sudah melakukan yang terbaik di press conference,ini adalah hadiahku untukmu yang mulia.”“Apa?” tanya Lee Seol.“Ini.” Park Hae Young memberikan sepatu Lee Seol. Ia lalu menggendong Lee Seol. jjah, sweet. “Kakimu akan membeku. cepat, letakan kakimu di air hangat.”“Turunkan aku. Apa ada seseorang yang melihat?” tanya Lee Seol.“Tentu saja mereka melihat, kau tahu ada banyak mata di istana ini.”“Apa tidak apa-apa kalau mereka melihat?”“Bagaimana akan baik-baik saja? Itu akan menjadi kacau.” jawab Park Hae Young.“Kenapa kau begitu berat?  Apa kau batu besar? Jujurlah, berapa beratmu?”“Berat? Siapa yang berat?”

 Dari kejauahan, Yoon Joo melihat Park Hae Young menggendong Lee Seol. Ia menatap iri dan cemburu.

Page 125: My princess

 ”Apa? Idola?” tanya Lee Seol tidak percaya saat asisten pribadinya berkata bahwa sekarang Lee Seol sudah memiliki banyak fans.“Ya. Princess, parking lot press conference, etc… Sudah masuk ke dalam 10 besar pencarian utama on line. Dan setiap waktu penggemar dan anti Lee Seol semakin terlihat, 100 dan 1000 orang bergabung.”“Woah! Tapi, benar ada anti Lee Seol?” tanya Lee Seol.“Seperti itulah, ketika ada terang, pasti akan ada sisi gelap. Aku juga meregistrasikan diri di sana. Aku sudah mengetahui ID dari orang-orang yang berkomentar tidak baik. Aku berencana untuk mengenyakan mereka, secepat mungkin.” ucap Asisten Lee Seol dengan sungguh-sungguh.“Fighting!”

 Hahaa.. ini dia yang saya tunggu, Gun-i cute.. “Dia sudah menjadi bintang besar. Kenapa?” Gun-i menangis karena ternyata Noonanya itu sudah tidak lagi menjadi miliknya, karena sekarang Lee Seol sudah memiliki banyak penggemar..

 Kubu kontra mulai berdiskusi tentang kemajuan yang dilakukan oleh Lee Seo. “Tapi tuan, kau juga harus mewawanarai Princess juga untuk mendapatkan satu tanda tangan.”“Hey hey hey! Apa yang mereka lakukan? Mereka melemparkan boneka dan sekarang orang-orang mulai mengambil bagian mereka. Meskipun begitu, seberapa lama kau pikir mereka akan bertahan? Apakah aku tidak populer? Sepertinya hanya sementara.”

Presiden dan Park Hae Young saling berbicara, “Aku mengirim kalian ke istana karena Aku mengerti kalian adalah objek dari monarki. Tapi, Semua yang telah kau lakukan akan menambah popularitas Princess.” ucap Presiden.“Maafkan aku.” jawab Park Hae Young, publik akan lebih memihak Princess ketimbang presiden. Dan kemungkinan besar, publik akan memilih princess.“Kau tidak harus meminta maaf. Ayo kita ubah ketidakberuntungan ini,menjadi sesuatu manfaat. Kata-kata Princess lebih efektif dari padakata-kata Presiden sepertiku. Aku juga ingin membantunya.” jawab Presiden. “Pendidikan Princess sangat baik. Ia sudah bisa berbicara lantang seakrang. Saat burung beo belajar berbicara, ia akan berbicara dengan sangat baik. Biarkan Princess menjadi seorang pembicara, maka ia akan diterima oleh semua kalangan nasional.”

 Di ruangannya, Park Hae Young menonton video Lee Seol yang tengah mengenalkan dirinya.“Hello, I am Princess Lee Seol. Hello, I am Princess Lee Seol.”“Hello, I am Princess Lee Seol. Hello, I am Princess Lee Seol”Park Hae Young mengulang-ngulang video di bagian yang sama, ia lalu tersenyum. Woah.. bunga-bunga cinta mulai mewangi dan merekah.. HUAHAA..

 Lee Seol berada di mobilnya, ia berkata setelah mengetahui pengikut fanatiknya bertambah, “12,988 members. Popularitas ini sangat menakjubkan..”Dengan mengikuti gaya Mishil – Queen Seon Duk saat berbicara, “Sekarang waktunya untuk Lee Seol. It’s now the time of Lee Seol. It’s now the time of Lee Seol.” Hahaa.. beberapa kali, Lee Seol mengikuti gaya mishil berbicara.

 Lee Seol tidak menyadari kalau Park Hae Young tengah memperhatikannya. Park Hae Young masuk begitu saja ke dalam mobil kuno bersejarah. lee Seol kaget melihat kedatangan Park Hae Young.

Page 126: My princess

“Aku akan mengundurkan diri.” ucap Park Hae Young.“Apa seseorang menyuruhmu?” tanya Lee Seol.“Kalau aku pergi, kau akan mulai mencariku.” jawab Park Hae Young.“Betapa senangnya! Siapa yang akan mencari siapa? Kau adalah orang yang selalu mengikutiku. Dan juga, satu hal yang perlu diluruskan. Di sini, aku akan menggunakan ruangan ini dari jam 10 sampai 11, jadi selain waktu itu kau boleh masuk dan keluar sesuka hatimu. Jadi, kita tidak akan bertemu satu sama lain.” ujar Lee Seol.“Aku tidak mau.” jawab Park Hae Young. “Aku ingin di sini dari pukul 10 sampai 11.”“Kenapa.” tanya Lee Seol.“Karena aku menyukainya.”“Kau..”“Kalau begitu aku tidak akan di sini jam 10.. Aku akan di sini dari jam 9 sampai jam 10.“Baiklah, Aku akan  pergi.” ucap Park Hae Young seraya keluar dari mobil.“Kau mau pergi kemana?” tanya Lee Seol.Park Hae Young tidak menjawab ia malah pergi begitu saja. ”Di panti Yatim piatu?” tanya Profesor Nam Jung Woo.“Ya, diingatanaku, aku memiliki tas bersejarah itu. Jadi, aku akan memulai berpikir dari tempat aku diadopsi. Dari segi sejarah, tas bersejarah itu memiliki arti yang sangat penting.. Itulah kenapa aku ingin menemukannya. Bisakah kita mencarinya ke sana?” tanya Lee Seol pada profesor Nam Jung Woo.“Tidak bisa.” jawab Profesor.“Kenapa?”“Karena aku harus menemukan hal itu dulu.”“Gezz.. Profesor, apa yang kau lakukan?” Lee Seol terbahak.“Baiklah, ayo kita pergi. Tapi, kalau kau menemukan tas bersejarah itu. Kau harus menyebukan namaku di buku bersejarah.” pinta Profesor.“Tentu.”  jawab Lee Seol, ia masih tidak berhenti tertawa.“Aku berjanji. Tentu.” Ternyata Yoon Joo yang lebih dulu datang ke panti asuhan itu. Ia juga menanyakan tentang tas bersejarah.“Lee Seol sangat menyukai anak kecil. Dia tidak berubah semenjak ia kecil. Aku sangat mengenalnya. Dia menjadi yatim piatu selama sebulan, sebalum diadopsi. Sebenarnya, kami merekomendasikan Eun Byul. Tapi, orang tua angkat ingin Lee Seol. Lee Seol dan Go Eun Byo memiliki umur yang sama. Tapi, Eun byo mengganti namanya. Ia mengganti nama menjadi Lee Dan.” ucap pengurus panti asuhan.“Yeah. Tapi kenapa merekomendasikan anak lain, padahal orang tua angkat sudah memilih Lee Seol?” tanya Yoon Joo.“Karena Lee Seol tidak bisa mengingat masa lalunya. Tidak hanya namanya, tapi juga dimana ia tinggal. Dan bagaimana ia terpisah dengan orangtuanya, dia tidak ingat.Mungkin. Saat ia menjadi yatim piatu, apakah ia punya benda seperti ini?” Yoon Joo menyerahkan foto tas bersejarah pada pengasuh panti.“Ohhh, Aku ingat.” jawab pengasuh panti.

 Kemudian pembicaraan mereka terputus karena kedatangan Lee Seol dan Profesor Nam Jung Woo.“Ya, tuhan! Lee Seol kami tumbuh dengan sangat baik. Aku melihatmu di TV.” sambut pengasuh panti itu dengan hangat.“Apa kau mengingatku?” tanya Lee Seol.“Tentu saja.” jawab pengasuh panti, kemudian mempersilakan mereka duduk.“Tapi, ada satu benda yang harus benar-benar aku temukan. Aku rasa tempat seperti ini adalah sebuah petunjuk, untuk itu aku datang ke sini. Kalau kau mengingatku, kau pasti tahu

Page 127: My princess

bahwa aku tidak ingat apapun sebelum aku ke sini. Aku hanya ingat beberapa potong kisah dari masalaluku. Tapi, ada satu benda yang harus benar-benar aku temukan. Aku rasa tempat seperti ini adalah sebuah petunjuk, untuk itu aku datang ke sini. Mungkin, kau pernah melihat benda seperti ini?” tanya Lee Seol, ia menyerahkan selembar kertas yang bergambar tas bersejarah.“Jadi, kalian datang ke tempat ini untuk mencari benda ini?” tanya pengasuh itu pada Lee Seol dan Yoon Joo.Lee Seol langsung menatap Yoon Joo, ia bertanya-tanya kenapa Yoon Joo juga ikut mencari benda miliknya.

 ”Sebelumnya, kau bilang kau ingat.” ucap Yoon JOo“Tentu saja aku ingat. Aku pikir itu adalah bagian dari baju. Tas bersejarah ini tidak ada pada Lee Seol, tapi itu ada di Eun Byo. Dia dipanggil Dan sekarang. Dia adalah orang yang juga diadopsi di waktu yang sama denganmu.” jawab pengasuh panti.“Apa kau benar-benar yakin?” tanya Lee Seol.“Ya, seperti itu. Diingatanku, itu memang sebuah tas bersejarah. Tentu aku ingat, karena kau selalu menangis sepanjang hari. Eun Byo berkata itu adalah pemberian ibuny. Dia selalu membawa benda itu kemana-mana. Itu benda yang mengingatkannya pada ibunya, semua orang pasti merindukan ibunya. Dan saat menerima hadiah, memang masing-masing orang memiliki rasa iri. Agar mendapatkan hal itu, aku tidak tahu setiap orang memiliki argumennya masing-masing.” jawab pengasuh panti.Mendengar hal itu, Yoon Joo tersenyum sinis.“Lalu,… tentang tasku? Bukankah aku memiliki tas milik ayahku?” tanya Lee Seol.“Ya, kau memilikinya. Kau selalu membawanya kemana-mana setiap hari dan setiap malam Kami bahkan tidak bisa memberi makan dirimu, saat itu.. Kau tau betapa kami sangat mengkhawatirkan kau Saat itu kau selalu bersama Eun Byo.”“Apa kau yakin kau tidak membuat kesalahana tentang memory ini?memory yang sudah lama yang mungkin saja memudar.” ucap Lee Seol.“Tidak, memang seperti itu.”

 Setelah mendapatkan informasi, mereka keluar dari ruangan. Yoon Joo berjalan di depan Lee Seol dan profesor.“Kalau itu adalah Lee Dan, bukan kah itu kakakmu? Aku kira, kita harus bertemu Lee Dan dulu.” ucap Profesor pada Lee Seol.“Kalau itu benar-benar kakakku, apa yang harus aku lakukan? Apa aku membuat kesalahan? Apa yang akan terjadi?”“Atau mungkin itu palsu? Itu dapat menjadi masalah yang sederhana, kalau saja kenangan kakakmu itu adalah salah. Atau kakakmu mencoba membohongimu.”“Kakaku berkata bohong?”

 ”Kau sudah selesai dengan pekerjaanmu? Ayo kita pulang bersama.” ucap Yoon Joo yang tiba-tiba berbalik dan menghampiri Lee Seol-profesor Nam Jung Woo.“Baiklah. Profesor, aku akan pergi dengan Direktur.” jawab Lee Seol. “Melihatmu di sini, Ada sesuatu hal yang harus aku bicarakan.” ucap Lee Seol pada Yoon Joo.“Ok.”“Kalau ada sesuatu yang terjadi, telepon aku.” ucap Profesor Nam jung Woo.“Apa maksudmu?” Yoon Joo mulai tersinggung, ia pikir dirinya akan mencelakai Lee Seol.“Mahasiswaku jauh lebih kurus dari kelihatannya. Baiklah, aku pergi.” ucap Profesor seraya tersenyum lalu pergi meninggalkan Yoon Joo dan Lee Seol.

Page 128: My princess

 Yoon Joo tidak langsung mengantarkan Lee Seol kembali ke istana, mereka mampir terlebih dulu ke sebuah restauran dan memesan alkohol. Lee Seol bertanya pada Yoon Joo, diantara park hae young dan profesor nam jung woo, mana yang paling Yoon Joo sukai. Yoon Joo menjawab kalau ia menyukai keduanya dan ia memperingati Lee Seol kalau Lee Seol tidak akan dengan mudah merebut keduanya dari diri Yoon Joo. Dan Yoon Joo juga berkata kalau dirinya sekarang sangat merindukan Profesor nam jung woo karena ia mendapat banyak cinta dari profesor nam jung woo.Yoon Joo bahkan bertaruh kalau park Hae Young dan profesor nam jung woo sangat menyukai dirinya. Yoon Joo dengan sengaja mengirim sms yang sama pada Park Hae Young dan Profesor. Tentu saja,  keduanya langsung datang menjemput Yoon Joo. Park Hae Young datang untuk menjemput mereka, melihat Park Hae Young datang. Yoon Joo langsung memeluknya. dan hal itu membuat Lee Seol dan Profesor cemburu.

Episode 10

Hae Young datang, dengan tatapan yang tak pernah lepas dari mata Lee Seol, walaupun Yoon Ju berlari memeluknya. Begitu pula dengan tatapan Yoon Ju, yang lurus ke belakang Hae Young, walaupun Hae Young berada di depannya.

Hae Young tahu permainan yang dilakukan Yoon Ju.dengan suara yang pelan Hae Young berkata apakah Youn Joo ingin tahu-diantara mereka berdua siapa yang sebenarnya ingin datang menjemputnya karena jelas itu bukan Dia.Dan Yoon Jo juga tidak bodoh dan berkata apakah ini semua agar Hae Young lakukan agar Lee Seol tahu bahwa Ia masih sayang mah Lee seol.dan Hae Young berhutang padanya karena Ia mau mengikuti permainan ini.

Hae Young meraih pergelangan tangan Yoon Ju dan pergi tapi Lee seol berusaha mencegahnya dan meminta Hae Young untuk tidak pergi akan tetapi Hae Young mulai ragu untuk meninggalkan Lee Seol tapi Ia tetap pergi juga bersama Yoon Jo dan tinggallah Lee Seol dan Jung Woo yang patah hati

Yoon Ju mendapati kenyataan walau pun dirinya yang pergi bersama Hae Young tapi Hae Young tampak sangat menyayangi Lee Soul.sedangkan kedua orang yang patah hati ini berusaha saling menghibur.Jung Woo mengajak Lee Seol makan makana manis karena makanan manis bisa meredakan patah hati.Lee Seol setuju asalkan Jun Woo yang Traktir.akhirnya kedua orang ini tahu siapa yang ada dalam hati mereka masing-masing

Istana,Hae Young Khawatir karena sampai sekarang Lee Seol belum pulang dan Ia berusaha menghubunginya tapi tidak aktif.Hae Young meminta dayang2 untuk menghubungi Jung Woo dan hasilnya sama.Keduanya tidak bisa dihubungi.

Malah Ia menemukan Lee Seol diruang makan sedang masak Mie.Saat melihat Hae Young,Lee Seol langsung beranjak pergi namun Hae Young langsung meminta Lee Seol untuk tinggal mematikan kompor,membuang telur dan memakan Mienya karena Ia tahu Lee Seol bukan orang yang suka membuang-buang makanan.

Hae Young juga berkata padanya bahwa betapa mengebu-gebunya Lee Seol saat konferensi pers kemarin.Lee Seol mengatakan bahwa Ia akan menjadi Putri yang baik tapi kenapa sekarang malah pergi minum-minum dan tidak mengaktifkan handphonenya.

Page 129: My princess

Hae Young menyadari kalau Ia terus berbicara Ia akan ketahuan betapa Ia sangat Mnecemaskan Lee Seol,maka Ia menutupinya dengan berkata”Menyebalkan,Tak terbakar???(ha….ha …takut ketahuan )

Pagi hari yang pertama dilakukan Hae Young ketika terbangun adalah mengecek me2day(twitter ala korea)milik Lee Seol dan senyum-senyum sendiri melihat foto Lee Seol.dari update itu Ia tahu Lee Seol baik-baik saja.

Dan Ia kaget karena saat memandangi me2day Lee Seol,pemilik akun menelponnya.Lee Seol ingin meminta sarannya.ternyata itu adalah Email penggemarnya dan Lee Seol sedang menjawab email sejak pagi tadi dan sekarang sudah yang ke-500.Hae Young langsung menutup akses internet untuknya dan mengatakan mulai sekarang Ia tidak boleh menjawab pertanyaan tentang apapun juga karena semua pertannyaan akan berdampak politis baginya seperti merah atau kuning,makanan asing atau local.Dll

Lee Seol memahami maksud Hae Young dan Ia berkata apakah Ia boleh menjawab pertanyaan ”apakah P orang baik atau jahat?apakah pertanyaan itu juga berdampak politis?

Hae Young yang merasa dipojokkan, mengalihkan pandangannya dari Lee Seol dan menyuruhnya untuk tidak menjawab karena pertanyaan itu adalah pertanyaan yang paling bisa dipolitisasi. Jadi Lee Seol tak boleh menjawabnya. Dan Hae Young juga menyuruhnya untuk tak pergi atas persetujuannya

Hae Young sungguh-sungguh posesif.Presiden ingin menarik Putri dalam sayap (partainya), maka ia memanggil Hae Young untuk meluangkan waktu Putri dengannya untuk tampil di publik. Hae Young yang sudah tahu taktik Presiden mengatakan bahwa Putri belum siap tampil di publik. Walaupun sedikit ragu, Presiden akan menuruti saran HaeYoung saat in

Ayah Yoon Ju menemui  Yoon Ju, dan menasihatinya agar ia meletakkan ambisinya (menikah dengan Hae Young dan menginginkan asset Dae Han agar tetap di tangan Hae Young). Ia menduga kalau ayah Hae Young memiliki andil dalam meninggalnya ayah Lee Seol.  Dulu, Hae Young mengikuti nasehat Kakeknya untuk melayani Negara dan ia menjadi Diplomat. Namun sekarang karena Hae Young sudah mengetahui kenyataan bahwa ayahnya mungkin membunuh ayah Lee Seol), ia mungkin sudah berubah. Jadi Yoon Ju juga harus menyerah.Lee Seol duduk di tempat persembunyiannya, mencoba menghubungi Lee Dan yang terus menerus menuai kegagalan. Ia malah mendapat telepon dari sahabatnya yang menuduhnya sombong dan tak mau bertemu dengannya setelah menjadi Putri.Lee Seol mengatakan kalau Putri itu pasti sudah gila, dan ia berjanji akan menemuinya hari ini.Sayang Hae Young mendengar dan bertanya hendak kemana ia pergi. Lee Seol tergagap dan menjawab,

Hae Young memahami perasaan Lee Seol, karena ayahnya ayahnya ayahnya temannya meninggal. MEMANG DIA BISA DIKIBULI? Hae Young melarangnya pergi dan memberikan daftar buku yang harus dia baca.Lee Dan menemukan pesan kalau bunga yang dikirim ibunya telah sampai, dan ia marah-marah. Ia menuduh ibunya lebih menyayangi Lee Seol daripada dia, padahal ia telah sekuat tenaga menjadi mahasiswa yang berprestasi bahkan mendapat beasiswa. Ibu menangis meminta maaf pada Lee Dan, karena itu semua salahnya.Ternyata yang menginginkan Putri menjadi sayap partai bukan hanya presiden saja, tapi juga anggota senat Go yang meminta Yoon Ju untuk mengajak Putri mengikuti salah satu event yang diadakan olehnya.

Page 130: My princess

Semua karakter di sini adalah fiksi, kecuali politikus. Dan di negara manapun, politikus tetap politikus.

Lee Seol bosan akan bacaan yang diberikan oleh Hae Young. Dia malah mengeluarkan memo pesan Hae Young padanya. Tersenyum mengingat semua kebaikan Hae Young, sampai ia membalik kertas itu dan membaca kalau itu adalah e-tiket.

Lee Seol langsung mendatangi Hae Young dan menuduhnya akan mengirimnya pergi lagi. Hae Young yang semula membantah, (memo itu berasal darinya) mengatakan kalau itu adalah tiketnya. Lee Seol tak mengerti apa yang direncanakan Hae Young, dan Hae Young pun tak mau mengatakannya dan mengajaknya untuk mulai pelajaran.

 Pelajaran kali ini adalah cara menghadapi pers dan menjawab pertanyaan. Hae Young mengajarkan kalau Lee Seol boleh memilih untuk tidak menjawab pertanyaan yang diberikan. Tapi jangan menjawab sembarangan. Hae Young mulai membombardir pertanyaan seperti warna favorit: biru langit (jangan menjawab sembarangan), Penyanyi favorit:John Park (jangan memberi satu nama), buku favorit : Hasrat Terpendam Presiden Wanita (Huh?)

Hehehe… pantas saja Lee Seol bosan dengan bacaan yang diberikan oleh Hae Young.

Kunci dalam melakukan wawancara adalah ia harus jujur, tapi jangan detail. Jika ia terlalu condong ke satu pihak, pihak lain akan menyerang. Jika ia menghadapi pertanyaan yang susah dijawab, ia dapat menjawabnya dengan diselingi guyonan.Lee Seol menganggapnya mudah karena ia sangat humoris. Dan Hae Young menantang Lee Seol :

Mata Lee Seol berkedip, dan menjawab:

 Lee Seol malah membentak Hae Young dengan gaya Mishilnya, mengatakan ia tak sopan. Ia akan membiarkan Hae Young hidup jika pelajaran berakhir sekarang. 

Hae Young menyindir dan bertanya, apa yang diharapkan rakyat pada keluarga kerajaan, kalau ia mau menghentikan pelajaran yang baru berlangsung 10 menit? Lee Seol malah melupakan semua pelajarannya dan menjawab sekenanya: Cuaca hari ini sangat bagus.

Bagaimana pendapat Anda tentang kebijakan pemerintah tentang pengangguran? : Apakah kau ingin berjalan-jalan keluar? Bagaimana dengan kebijakan tentang utilisasi usia kerja generasi muda? :Aku lapar

Sejak kapan kau menyukai P? : Aku juga haus.

Lee Seol tersentak menyadari pertanyaan terakhir Hae Young yang bermuatan politis. Dan Lee Seol membalasnya dengan menanyai pertanyaan politis lanjutan :”Apakah kau masih menjadi musuhku?

Hae Young menghela nafas, mencondongkan badannya ke arah Lee Seol dan menjawab perlahan,

Tapi Lee Seol tak mau melepaskan Hae Young begitu saja. Ia ingin Hae Young memberi contoh padanya bagaimana menjawab pertanyaan : Jika Putri masih menjadi musuhnya, apa

Page 131: My princess

alasan Hae Young membantunya? Kapan Putri  terlihat paling cantik? Apakah kau masih berharap ia tak menjadi Putri?

Hae Young menjawab pelajaran sudah usai. Dan ia pergi meninggalkan Lee Seol.

Jika Lee Seol masih harus belajar lebih banyak lagi tentang cara menjawab pertanyaan, maka sebaliknya dengan Lee Dan.Saat Jung Woo menelponnya dan meminta untuk  bertemu, Lee Dan menghindari pertanyaan Jung Woo dengan balik bertanya. Bahkan jawaban diplomatis pun diberikan Lee Dan saat Jung Woo bertanya apakah Lee Dan memiliki kantong itu, atau dia yang mengambilnya.Rupanya Lee Dan juga sudah mengambil kelas Hae Young dalam menjawab pertanyaan sulit. Karena saat terpojok, Lee Dan mengatakan kalau ia harus segera pergi untuk mempersiapkan ujian dan harus belajar.

Jung Woo melaporkan hasil pertemuannya pada Lee Seol. Ia menemukan fakta kalau Lee Dan sudah dihubungi oleh seseorang, yang tak menyukai dirinya menjadi Putri. Tapi ia tak tahu apakah Lee Dan memiliki kantong tersebut atau tidak. Jika ya, masalah besar akan muncul, karena jika kantong itu asli, maka tak ada cara yang membuktikan kalau ia adalah Putri yang asli. Lee Seol diberitahu Yoon Ju kalau akan ada acara di Panti Asuhan tempat ia tinggal dulu, bersama Presiden.  Dengan naifnya ia menyetujui akan hadir di sana, dan mulai mempersiapkan makanan yang akan dibawanya ke Panti Asuhan bersama Gun. Gun dengan senang hati membantunya, bahkan mencicipi makanan yang dibuat Lee Seol dengan cinta, jika saja Tuan ‘pencemburu yang hatinya tak terbakar’ datang.  

Gun yang tak mau mendapat masalah, mengedipkan mata pada Lee Seol dan buru-buru kabur. Hae Young memarahi Lee Seol yang memutuskan datang ke panti asuhan tanpa berunding dulu dengannya. Ia menilai Lee Seol belum siap untuk pergi keluar hanya berbekal sup (bukannya ketrampilan berbicara dan membawa diri seperti yang diajarkannya tadi). Ia tak akan mengijinkan Lee Seol untuk pergi kemanapun juga.Lee Seol berbalik membentak bahwa dia bukan milik Hae Young, tak ada cinta di antara mereka, jadi ia tak berhak melarangnya.  Hae Young nampak stress menghadapi gadis naïf yang keras kepala di depannya. Dipandanginya Lee Seol, sampai Lee Seol salah tingkah.

Untuk menutupi rasa canggungnya, dengan gaya sageuk Lee Seol mengatakan karena saat ini ia memegang pisau, maka ia adalah Jang Geum. Namun ada perbedaannya, karena Hae Young bukan pasangan hidupnya, dan Ji Jin Hee  (actor yang memerankan pasangan Jang Geum) tak ada di sampingnya untuk melindunginya. LOL, dan ‘Jang Geum’ pun mendendangkan Onnara onnara…

Hae Young tak dapat menutupi kekesalannya. Bagaimana mungkin gadis ini memahami politik yang keji jika referensinya adalah Mishil dan Jang Geum? 

Ia menyuruhnya segera membereskan semua, dan Lee Seol tetap tak boleh ke Panti Asuhan. Ia tak mau mendengar argumentasi Lee Seol lebih lanjut dan segera pergi.Lee Seol mendatangi Yoon Ju dan bertanya bagaimana mungkin Hae Young melarangnya pergi, bukannya mereka adalah satu paket (pasangan yang tak menyetujui dirinya menjadi Putri)? Yoon Ju mengatakan bahwa ia akan membujuk Hae Young agar menyetujuinya. Lee Seol yang curiga kemudian malah membatalkan acara tersebut dengan alasan ia mendapat firasat buruk jika Yoon Ju mengijinkannya. Dan ia segera merubah rencananyaDan rencana

Page 132: My princess

tersebut adalah mengundang anak-anak itu ke dalam istana. Yoon Ju yang mengetahui perubahan itu membiarkannya namun memperingatkan dayang-dayang kroninya agar Hae Young tak boleh mengetahui hal ini.

Tapi Yoon Ju tak perlu khawatir karena Hae Young sedang pergi menemui Kakek Park untuk memastikan apakah ayahnya yang membunuh ayah Lee Seol, atau ini hanyalah kesalahpahaman semata. Kakek juga ingin hal ini sebagai kesalahpahaman, tapi sepertinya tidak. 

Lee Dan yang datang menemui Yoon Ju, bertanya apakah Yoon Ju (yang dulu pernah bekerja sebagai kurator) dapat membantunya akan kantong kerajaan? Yoon Ju tak suka pada Lee Dan yang bersikap sok di hadapannya (Ia lebih suka IA yang sok di depan yang lain). Ia mengatakan kalau memang Lee Dan mempunyai kantong itu, lebih baik keluarkan sekarang dan ia akan membayar mahal untuk kantong tersebut.

Lee Dan sadar kalau tujuan mereka kelihatannya saja sama tapi ternyata berbeda. Tujuan mereka sama-sama ingin menjadi pusat perhatian. Jika kantong itu dipegang Lee Dan, maka ia mungkin bisa menjadi Putri dan menyingkirkan Lee Seol, sementara jika kantong itu dipegang Yoon Ju, sebagai kurator ia akan mendapat pengakuan yang tinggi dan juga menyingkirkan Lee Seol. Maka Lee Dan pun memilih meninggalkan Yoon Ju dan menuju ke orang lain yang lebih dia percayai.

Yaitu Profesor Nam Jung Woo. Walaupun ia adalah dosen Lee Seol, tapi kecintaannya terhadap barang-barang arkeologis lebih menjadikan Prof. Nam sebagai orang yang lebih kredibel dan obyektif (dia membenci Yoon Ju karena Yoon Ju tak punya etika dalam memburu surat kerajaan yang sama-sama mereka cari di masa lalu-Ep.1).Dan penilaian Lee Dan benar. Karena Jung Woo begitu terkesima dengan kantong yang diberikan olehnya, dan berjanji akan memeriksa barang tersebut.

Hae Young kaget melihat Lee Seol mengundang anak-anak panti asuhan. Tapi ia tak bisa marah karena secara teknis Lee Seol tidak melanggar larangannya. Hae Young tak mempermasalahkan hal ini, sampai pengawal memberitahukan kalau Presiden sudah hadir. Tentu saja hal ini sudah direncanakan oleh Yoon Ju, yang beradaptasi dengan perubahan yang dilakukan oleh Lee Seol.

Dan sesuai perkiraan Hae Young, Lee Seol tak siap dengan Presiden dan wartawan yang datang. Berbagai pertanyaan dilontarkan, dimana jawabannya bukan pertanyaan benar dan salah. Lee Seol panik dan menoleh pada Hae Young, meminta bantuannya.Hae Young mendesah, berpikir sejenak, kemudian menuju ke tengah ruangan dan berkata,

“Saya Park Hae Young, berterima kasih pada semua wartawan yang hadir untuk meliput kegiatan Putri. Saya ingin menekankan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Putri ini, tak memiliki hubungan politis terhadap partai tertentu. Sejak saat ini, keluarga kerajaan akan mempertahankan sikap tak berpihak pada partai politik tertentu. Dan saya tak akan mengijinkan orang lain menghancurkan sikap apolitis kerajaan tersebut. Maafkan kami, tapi Putri memiliki agenda kegiatan lain setelah ini.”

Hae Young kemudian menarik Lee Seol pergi, tak mempedulikan pertanyaan wartawan yang mempertanyakan wewenang apa yang diimiliki Hae Young sehingga ia berani memberi pernyataan seperti itu.

Page 133: My princess

Lee Seol pun mempertanyakan hal itu. Kenapa Hae Young begitu sensitif terhadap kegiatan amal yang dia lakukan. Hae Young bertanya balik, sebenarnya ia baik hati atau bodoh, sih? Dan Hae Young menjawab sendiri kalau Lee Seol adalah bodoh karena tak merasa kalau ia sedang diperalat oleh Presiden. 

Sekarang timbul opini publik tentang kesejahteraan rakyat yang rendah yang menjatuhkan Presiden. Dengan adanya Putri (dimana kerajaan harus disokong oleh dana yang seharusnya bisa dipaka untuk rakyat), maka ia terlepas dari kesalahan tersebut. Dan Putri menjadi  alat untuk meningkatkan opini publik tentang dirinya (dan sebaliknya menjatuhkan opini publik Putri).Apalagi jika mereka tahu kalau panti asuhan ini adalah panti asuhan tempat ia tinggal semasa kecil dulu, maka tudingan itu tak hanya mengarah pada Lee Seol, tapi juga panti asuhan. Lee Seol tak tahu mengenai hal rumit ini.

Hae Young yang baru saja menemui kakeknya, mengungkapkan rasa frustasi pada ayahnya pada Lee Seol, “Jangan seperti ayahmu, selamanya dijadikan alat oleh orang lain dan hanya menjadi boneka. Menyedihkan, tahu tidak sih?”

Lee Seol merasa kata-kata Hae Young keterlaluan. Tapi Hae Young tak peduli. Karena yang baru saja ia lakukan juga sudah keterlaluan, diluar akal sehatnya sendiri.

Lee Seol tercengang menyadari implikasi tindakan yang baru saja ia lakukan, namun tak bisa berkata apa-apa. Bahkan ia tak berani mengetuk pintu kamar Hae Young. Karena dia, Hae Young kehilangan warisannya. Karena dia pula, besar kemungkinan jabatan diplomatpun akan melayang. Lee Seol kembali ke kamarnya, termangu dan menangis menyesali semua kejadian ini.

Profesor Nam Jung Woo mendapat kabar bahwa kantong itu adalah kantong asli. Dia hanya tersenyum nanar saat menerima ucapan selamat dari rekan kerjanya.

Di dalam kamar, Hae Young tampak menimbang semua kemungkinan yang ada. Kemudian ia berjalan menuju kamar Lee Seol, tak mempedulikan Yoon Ju yang datang menanyainya.

Sesampainya di depan kamar, ia mengetuk pintu Lee Seol. Ditunggunya sampai Lee Seol membuka pintu, dan ia berkata,

“Aku ingin bertanya padamu, bisakah kalau kau tidak menjadi Putri? Apakah kau harus menjadi Putri? Dapatkah kalau kau tak menjadi putri, dan sebagai gantinya… hidup sebagai wanitaku (milikku)?”

Episode 11

“Aku tak akan menjawab”

Lee Seol meneruskan kalau karenanyalah, Hae Young mengesampingkan pekerjaanya dan karenanya juga ia tak menerima warisan. Jadi bagaimana ia dapat menjawabnya? Karena jawaban yang akan ia berikan malah akan menambah beban untuk Hae Young. Park Hae Young, seseorang yang aku tak dapat melindunginya. Jadi bagaimana bisa ia menjawabnya? Walaupun dia harus mati, dia tetap akan menjawabnya.

Page 134: My princess

Hae Young tersenyum kecil, memuji Lee Seol yang menjawab seperti yang diajarkan. Pertanyaan yang dia berikan : buruk, tapi jawaban yang Lee Seol berikan : bagus.

“Yang ini jangan dilupakan.”

Hae Young tahu maksud Lee Seol, Lee Seol juga tahu kalau Hae Young mengerti jawaban ia sebenarnya.

Tapi…. nenek bilang jangan berdua-duaan sendirian, nanti ada setan lewat.

Ternyata beneran loh.

Yoon Ju pasti merencanakan sesuatu karena ia saat itu juga mendatangi Jung Woo di rumahnya dan dan tanpa berbasa-basi langsung menanyakan keberadaan dan keaslian kantong itu. Jung Woo balik bertanya apa yang Yoon Ju inginkan?

Jung Woo sendiri mengharapkan kantong itu asli, demi yang benar-benar peduli akan kerajaan. Namun jika demi orang-orang yang ingin menyalahgunakan, ia mengharapkan kantong itu palsu atau tak ada. Dan Lee Dan tak mungkin dapat menjadi Putri hanya dengan memiliki kantong itu. Jadi apa yang Yoon Ju inginkan?

“Ingin yang terburuk. Tapi karena kau telah mengatakan kemungkinan terakhir itu (tak mungkin terlaksana), aku memikirkan hal lain yang lebih buruk.”

Pagi-pagi sekali Lee Seol sudah menunggu koran datang. Betapa terkejutnya ia. Berita tentang kejadian kemarin dengan Presiden lebih buruk dari yang dia duga.Gun yang khawatir akan kesehatan Putri, membujuknya untuk makan, tak mempedulikan dayang-dayang yang mencoba bermain mata dengannya.

Seperti yang Hae Young duga, Presiden sangat marah akan penghinaan yang dilakukan oleh Hae Young. Dia menampakkan maksud aslinya yang tak setuju akan dua kepala dalam satu negara (Kepala pemerintahan dan Kepala negara). Presiden berpikir mereka memiliki tujuan yang sama. Namun karena Hae Young sudah mengkhianatinya, dia menyuruh Hae Young agar segera meninggalkan istana, alias dipecat.

Lee Dan menemui Yoon Ju, dan mereka berdua sama-sama memastikan masing-masing tahu apa niat asli mereka. Semua kartu dibuka. Tujuan mereka adalah satu, menyingkirkan Lee Seol. Yoon Ju memberi kesempatan bagi Lee Dan untuk menjadi Putri menggantikan Lee Seol. Lee Dan mencoba mengulur tawaran Yoon Ju lebih jauh lagi, kalau referendum tentang kerajaan berhasil digolkan, apakah ia akan jadi Putri selamanya?

“Apakah kau pikir setelah aku menyingkirkan yang asli, aku akan melayani yang palsu?”

Lee Dan pun hanya mencoba-coba. Yoon Ju berjanji, sampai proses voting selesai, Lee Dan dapat menjadi Putri. Setelah itu ia akan mengirim Lee Dan ke luar negeri dan mengurus sisanya. Lee Dan puas dengan pembagian seperti itu.

Ia berkunjung ke calon kamarnya, dimana Lee Seol berada. Lee Seol merasa senang, karena kakaknya sudah tak marah lagi padanya, dan menanyakan kabar ibu. Lee Dan tak menggubris, malah membaca surat dari anak panti asuhan yang mengatakan kalau Lee Seol

Page 135: My princess

memberikan harapan pada mereka. Lee Dan mencemooh karena kenangan masa kecilnya buruk dan memalukan baginya. Dan karena ia adalah Lee Dan, sebelum ia pergi ia menyuruh Lee Seol untuk sudah keluar dari kamar ini saat pertemuan berikutnya.

Lee Seol kembali ke tempat peristirahatannya, namun ternyata sudah didahului oleh Hae Young. Tak ingin bertemu dengannya, Lee Seol mengendap-endap, menghindarinya.Mungkin Lee Seol berpikir dirinya adalah sosok kartun yang bisa menipiskan badannya dan tak terlihat.

Hae Young pun berpikir seperti itu. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya pada kelakuan Lee Seol.

“Aku melihatmu.”

Lee Seol menyalahkan Hae Young yang tidak mengikuti ‘jadwal berkunjung’, namun Hae Young berkilah ia tak pernah berjanji untuk menepatinya. Maka Lee Seol mencoba menarik garis yang jelas, siapa dia sebenarnya? Tom atau Jerry?

Hae Young tersenyum dan menjawab dia adalah Tom, karena dialah yang mengejar.

Aww… pengakuan lagi? Dan dengan menjawab Tom, ia mengakui kalau dia yang sering dipermainkan oleh Lee Seol, karena tingkah Lee Seol sering tak terduga olehnya.

Ia hanya ingin bertemu dengan Lee Seol. Lee Seol buru-buru menutupi telinganya, berharap tidak mendengar apa yang akan diucapkan oleh Hae Young, mungkin seperti menyuruhnya melupakan kejadian kemarin. Hae Young meyakinkannya kalau hari ini ia akan selalu bersama Lee Seol dan mengajaknya makan bersama.

Lee  Seol yang tak terbiasa akan perlakuan manis Hae Young tetap curiga akan sikapnya. Ia ragu-ragu untuk makan bersama (dan mungkin Hae Young akan memintanya lagi untuk tidak menjadi Putri dan menjadi miliknya). Yah, sekali ditembak mungkin dapat menolak. Tapi dua kali ditembak? Siapa juga yang bisa tahan?

Maka saat Hae Young mengagetkannya dari belakang, Lee Seol diselamatkan oleh telepon sahabatnya yang memintanya untuk menemuinya di toko tempatnya bekerja. Berpura-pura bahwa Prof. Jung meneleponnya karena urusan penting, ia meninggalkan Hae Young.Lee Seol curhat tentang problem cintanya pada sahabatnya, Sun Ah. Ia merasa si P itu sepertinya dekat padahal jauh, dan walaupun jauh padahal dekat. Sahabatnya mengerutkan kening, walaupun sudah menjadi Putri, Lee Seol tetap bertepuk sebelah tangan? Sahabatnya menyuruhnya untuk mengaku pada Mr. P.

Yang tiba-tiba muncul dari kejauhan. Lee Seol buru-buru mencari tempat persembunyian agar tidak ketahuan.

Ternyata Hae Young datang untuk membeli koper. Setelah berbasa-basi dengan Sun Ah, yang ia ketahui sebagai teman Lee Seol, ia menunjuk koper yang sudah diincarnya. Sun Ah meminta agar tidak buru-buru memilih karena  toko mereka memiliki banyak koper yang cantik. Tapi Hae Young tetap bersikeras karena ia sudah menyukai koper itu pada pandangan pertama. Dan ia menghentikan bujukan Sun Ah dengan mengeluarkan kartu kreditnya.

Page 136: My princess

Hae Young menarik koper barunya ke tempat yang sepi.

Ditunggunya sampai ada tangan yang keluar dari koper, dan voila..!

“Karena kau sudah suka di dalam, kau tinggal di sana lebih lama lagi saja.”

Lee Seol sekarang menganggap dirinya Jumong (dimana legendanya mengatakan kalau ia berasal dari telur), karena ia sekarang sedang lahir kembali (dari koper).

Lee Seol mengira Hae Young mengejarnya lagi, tapi Hae Young berkilah kalau ia membeli koper. Ia tak mungkin mencari Lee Seol karena ia bisa gila karena malu. Lee Seol mengajak Hae Young untuk bersama-sama (merasa malu) karena sudah kepalang basah. Hae Young menolak dan menyuruh Lee Seol memilih antara masuk lagi ke dalam koper atau keluar mengikutinya.Lee Seol mengeluh sebagai Putri ia tak mempunyai Me Time, dan ingin bermain bersama Sun Ah.  Hae Young mencemooh Lee Seol yang hanya berkata di bibir saja waktu mengatakan akan menjadi Putri yang baik, padahal ia masih belum menunjukkan bagaimana Putri yang seharusnya. Kalau saja ia tahu dari dulu (kalau hasilnya seperti ini), ia akan mengajar Lee Seol lebih keras lagi. Jadi sekarang ia akan memberikan pelajaran di luar kelas.

Lee Seol menutup telinganya dan mengoceh agar ia tak mendengar kuliah Hae Young. Hae Young meraih kedua tangan Lee Seol dan mulai mengajar, ”1. Jangan biarkan tanganmu digenggam orang lain, 2. Tak boleh naik ke mobil orang lain, 3. Tak boleh digendong (piggyback) oleh orang lain, 4. Tidak boleh minum dan mabuk dengan orang lain.”

“Dan yang terakhir : Jangan pernah menerima pernyataan cinta dari orang lain.”

Dan menunjukkan betapa posesifnya Hae Young. Hae Young meminta Lee Seol mencatatnya di hati. Lee Seol memintanya untuk mengulangnya sekali lagi, namun Hae Young mengabaikannya dan mengatakan pelajaran selanjutnya adalah praktikum.

Hae Young membawa Lee Seol ke tempat pertama kali mereka bertemu. Saat melihat Putri yang menggantikannya di singgasana, ia mengatakan ingin berfoto dengannya. Hae Young, yang belum pernah memperlakukannya secara protokoler, mengatakan untuk pertama dan terakhir ia akan melakukan untuknya.

Lee Seol mengatakan kalau ini memang yang pertama, tapi mengapa juga yang terakhir? Hae Young menjawab sambil lalu, “Memang aku gila apa, mau melakukan ini dua kali?”

Sepertinya di job description menjadi Putri di tempat foto adalah meminta bayaran di muka, sebab hal itu juga dilakukan oleh Putri tersebut. Dan sesaat setelahnya, mereka dikerumuni orang-orang yang menyadari siapa yang berada di atas panggung.

Lee Seol berjanji akan berfoto dengan mereka gratis asal mereka berjanji tak menaruhnya di internet. Dan akhirnya sesi fotopun dilakukan. Satu per satu antri untuk berfoto dengan Putri.

Sampailah Hae Young pada gilirannya. Lee Seol menolaknya tapi tak disetujui oleh Hae Young karena ia juga antri seperti yang lain. Lee Seol kemudian minta bayaran terlebih dahulu, dan saat Hae Young mengeluarkan dompetnya, Lee Seol langsung bertanya apakah ia akan mengeluarkan cek? Atau meminta kembalian 995.000 won?

Page 137: My princess

Sekembalinya mereka ke istana, mereka mengomentari foto-foto yang mereka buat. Lee Seol menganggap menjadi Putri bukan pekerjaan yang mudah. Mendengar keluhan satu per satu (seperti yang pernah dia jawab via email) bahkan mungkin sekarang ada email yang masuk ke mailbox-nya.Dengan serius Hae Young menambahkan, bahwa sekarang ia tahu bahwa menjadi Putri bukannya ‘meminta bayaran 5000 won’, tapi seperti Putri yang baru saja ia tunjukkan di antrian tadi. Dan mulai sekarang Lee Seol harus melihat rakyat secara langsung dan ikut menyelesaikan masalah mereka. Hae Young minta Lee Seol berjanji padanya untuk melakukannya.

Lee Seol merasa Hae Young agak aneh seharian ini, dan menanyakan sebabnya. Hae Young berkelit mengatakan kalau Jung Woo menghubungi Lee Seol untuk berbicara mengenai kantong Ratu, dan meyuruhnya segera pergi.

Namun  Hae Young seakan enggan melepas Lee Seol pergi. Ia meraih tangan Lee Seol, dan menggenggamnya erat. Sesaat mereka hanya bertatapan sampai akhirnya Hae Young mengambil foto yang masih dipegang Lee Seol dan memintanya.

Walaupun foto itu sudah beralih kepemilikan, Hae Young tetap tak mau melepaskan tangannya, semakin membuat bingung Lee Seol. Hae Young yang tersadar akan tindakannya, berlagak meneliti foto itu. Lee Seol menganggap Hae Young memperhatikan gaya smiley hand yang benar, dan ia mencontohkannya.

Setelah Lee Seol pergi, Hae Young memandangi foto itu dengan sedih.Jung Woo mengabarkan pada Lee Seol tentang keaslian kantong itu. Jadi Lee Seol yang masih tak percaya, mengajak Jung Woo untuk pergi ke panti asuhan lagi dan bertanya pada Suster Kepala tentang orang tua kandung Lee Dan.

Suster Kepala mengatakan kadang-kadang anak-anak berimajinasi tentang orang tua mereka, seperti ‘orang tuanya datang kemarin’ atau ‘orang tuanya kaya raya’. Lee Dan membicarakan ibunya terus menerus, sementara Lee Seol membicarakan tentang ayah dan seorang paman. Dan saat Suster Kepala bertanya pada Lee Seol kecil, Lee Seol kecil berkata jika ia tinggal bersama dengan paman, ayah akan datang menjemputnya. Hal ini membuat bingung Lee Seol karena ia tak ingat tentang paman itu.

Sesampainya mereka di istana, Yoon Ju datang melabraknya. Ia mengatakan, karenanya (ulahnya kemarin), Hae Young dipecat dari posisinya. Lee Seol yang tak percaya segera mencari Hae Young.

Jung Woo hendak mengejarnya namun ditahan olehYoon Ju, “Jangan mengejarnya. Walaupun yang lain pergi ke sisinya, kau tak boleh. Karena aku telah meninggalkanmu untuk mengejar sesuatu, tapi malah gadis itu yang mendapatkannya.”

Mungkin Yoon Ju perlu periksa ke dokter, karena logikanya kebalik-balik.

Lee Seol tak menemukan Hae Young dimanapun. Ia malah menemukan dokumen yang ditujukan untuknya, yang menyatakan bahwa ia, Hae Young, telah melakukan tugas pertama dari Putri, yaitu menyumbangkan hartanya. Kemudian ada sms dari Hae Young kalau ia meninggalkan dua hadiah untuknya.

Page 138: My princess

Dan ibunya masuk ke dalam kamar, dan Lee Seol menghambur ke pelukan ibunya dan menangis. Ibunya meminta maaf karena baru datang sekarang. Park Hae Young memintanya datang untuk memeluk Lee Seol erat, karena Lee Seol saat ini sedang terluka. Lee Seol semakin terisak-isak, karena walaupun sudah tak ada di sisinya, Hae Young masih tetap menjaganya.

Jung Woo menemui Hae Young yang memintanya datang. Ia secara khusus meminta Jung Woo menjaga Lee Seol karena Lee Seol masih suka menimbulkan masalah yang tak kecil. Jung Woo menganggap aneh permintaan Hae Young, karena ia seperti menyerahkan (yang berarti dia dulu pernah memiliki) Lee Seol.

Hae Young mempersiapkan keberangkatannya ke New York. Ia sudah meminta rekan kerjanya untuk melacak keberadaan ayahnya di sana. Ia juga sudah mengundurkan diri dari tempat kerjanya yang lama. Semua sudah siap. Ia siap pergi.

Namun Lee Seol tak siap ditinggalkan Hae Young. Ia masih berusaha menghubungi Hae Young, walau selalu gagal. Ia berharap Hae Young meneleponnya atau menjawab teleponnya. Ia semakin tak siap setelah melihat ada guru baru yang telah hadir untuknya. Dan itu membuktikan suatu hal.

Ia menelepon meminta informasi tentang kepergian Hae Young. Kemudian ia bergegas ke bandara, mencari ke seluruh sudut, dan di antara sekian ribu orang,

Lee Seol menangis melihat Hae Young pergi meninggalkannya tanpa satu kata. Tanpa mengatakan selamat tinggal. Kenapa ia pergi sejauh itu? Kapan ia akan pulang? Hae Young tak dapat menjawab pasti karena ia juga tak tahu.

Saat itu datang pengawal Lee Seol yang mengangsurkan handphone pada Hae Young. Ternyata Yoon Ju menelepon dan mengatakan kalau Hae Young tak boleh pergi karena ia harus melindungi Putri yang sedang mendapat masalah.

Masalah itu adalah Yoon Ju sendiri. Pada Kakek Park, ia memperlihatkan kantong Ratu yang sudah lama hilang dan mengatakan kalau si pemilik berada di sini.

Kakek kaget, karena tahu itu adalah kakak Lee Seol. Lee Seol yang tak mengenali kantong tersebut juga bertanya-tanya kenapa kantong itu dapat bersama Lee Dan. Ia bahkan dapat menceritakan apa yang terjadi padanya waktu kecil, sama seperti yang diceritakan oleh Lee Seol. Bahkan ia juga menceritakan kalau waktu itu ia dan ayahnya dikejar-kejar oleh sekelompok orang.

Waktu Lee Seol menanyakan siapa orang itu, Lee Dan hanya mengatakan kalau Park Hae Young lebih tahu masalah itu. Kakek terkejut, karena informasi itu hanya sedikit yang tahu. Bahkan Hae Young pun juga baru saja mengetahui.

Pertemuan mereka diinterupsi karena ada berita tentang kemungkinan Putri Lee Seol adalah palsu. Hae Young menenangkan Lee Seol, yang kemudian cegukan karena kaget.

Hae Young bertanya langsung pada Lee Dan, bagaimana ia bisa tahu tentang semua ini. Lee Dan berkata karena memang ia mengalaminya sendiri. Ia tak tertarik menjadi Putri dan segala tetek bengek tentang restorasi karena saat ia dan ayahnya melarikan diri, mereka ditampung

Page 139: My princess

oleh banyak orang. Dan bagaimana mungkin ia sekarang menyatakan diri menjadi Putri di atas kehidupan orang-orang yang pernah menampungnya.

Lee Dan benar-benar pintar. Pintar berbohong. Dan ia tak berkedip sedikitpun saat berkata. Entah ia pembohong yang lihai atau robot yang canggih.

Kakek tak tahu bagaimana informasi tentang ayahnya bisa keluar, karena hanya sedikit orang yang tahu. Sepertinya ia tak percaya akan bualan Lee Dan, tapi dengan adanya skandal ini, impiannya untuk mendirikan kerajaan akan gagal. Maka ia menuduh satu-satunya orang yang (ia pikir) tak menyetujui restorasi kerajaan. Siapa lagi kalau bukan Hae Young. Ia langsung mencaci Hae Young dan menyamakannya dengan ayahnya. Hae Young yang sakit hati karena dituduh, membenarkan semua tuduhan kakeknya.

Lee Seol mencegat Lee Dan. Sebelum ia sempat bertanya, Lee Dan menyelanya, menanyakan apakah ia khawatir (akan posisinya?). Lee Seol malah membentaknya,

“Apa yang telah kau lakukan pada Park Hae Young?”

Dan Yoon Ju yang menjawabnya, “Seperti Romeo dan Juliet, kau jatuh cinta pada pria yang ayahnya mengejarmu dan ayahmu. Menyedihkan sekali.” Saat itu juga Hae Young datang menemui Lee Seol.

Episode 12

Hae Young tak mengira kakeknya menuduh semua ini karena ulahnya. Bahkan Kakek Park juga menyamakannya dengan ayahnya. Hae Young tak terima dengan sikap kakek. Ia telah melakukan apapun untuknya, dan ia masih disalahkan?Apalagi kakek kembali mengungkit-ungkit kesalahan ayahnya.  Hae Young meninggalkan ruangan dengan penuh amarah 

Jung Woo yang menyaksikan Lee Seol cegukan tanpa henti karena terkejut, menarik Yoon Ju dan bertanya kekacauan apalagi yang akan ditimbulkan? Apakah Yoon Ju memang berniat mengadu kedua saudara itu?

Yoon Ju mengakui kalau Lee Dan hanya umpan, karena siapapun pemegang kantong itu, namun skandal itu tetap menjadi aib yang mencoreng martabat kerajaan.  Akhirnya membuat orang meragukan legitimasi pendirian kerajaan itu dan menghasilkan hancurnya hasil voting. Dan untuk mencegah semua hal ini, dia hanya berharap keajaiban terjadi, yaitu Kakek Park jatuh sakit.

Melihat segala kepedihan yang dirasakan oleh Yoon Ju, Jung Woo memeluknya, memintanya untuk menyerah dan tak melakukannya.

”Aku tahu.. tapi aku tak mau.”

Lee Seol mencegat Lee Dan dan menanyakan apa yang ia maksud dengan Park Hae Young, namun disela oleh Yoon Ju yang akan mengatakan sendiri pada Lee Seol. Mereka berdua seperti Romeo dan Juliet, ia jatuh cinta pada ayah laki-laki yang menyebabkan kematian ayahnya. Dan sekarang kekacauan baru saja dimulai. Hari ini media membicarakan tentang kantong, besok akan membicarakan tentang ayah Hae Young. Jika itu terjadi, apa mungkin Hae Young masih bisa tinggal di Korea?

Page 140: My princess

“Jawabannya sederhana. Tinggalkan istana dan menghilang. Dan aku akan mengubur semua masalah itu.”

Lee Seol tak sadar kalau ia sampai menahan nafas saat mendengar ancaman Yoon Ju. Hae Young masuk ke kamar Lee Seol dan menanyakan apa saja yang dikatakan Yoon Ju. Yoon Ju berkilah kalau ia hanya menenangkan Lee Seol karena kabar tadi mengguncangnya.

Hae Young tak percaya begitu saja. Ia menanyakan langsung pada Lee Seol. Namun tak mau membuat Hae Young khawatir ia membenarkan ucapan Yoon Ju. Yoon Ju yang puas terhadap sikap Lee Seol kemudian pamit kepada Putri.

Namun Hae Young yang tahu saat Lee Seol berbohong, memintanya mengatakan yang sebenarnya. Ia ingin menceritakan tentang masalah kedua ayah mereka, tapi Lee Seol mendahuluinya dengan mengatakan ia telah mengetahuinya. Namun ia menenangkan Hae Young kalau ia tak mempercayai kakaknya, karena ia suka membaca banyak novel dan imajinasinya kemana-mana. Jadi ia minta P tidak mempercayainya juga.

Hae Young tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia pun meninggalkan Lee Seol yang ingin beristirahat sejenak. 

Namun ia tahu Lee Seol mempercayai ucapan Lee Dan dan Yoon Ju mengatakan sesuatu yang jahat, karena dari balik pintu ia mendengar Lee Seol menangis terisak-isak.

Esok harinya, Lee Seol menemui Yoon Ju  yang menyapanya dengan, “Apakah kau tidak tidur nyenyak semalam?” Lee Seol memberikan jawaban. Ia akan pergi, tapi ia pasti akan kembali. Dan saat ia kembali, saat itu pula Yoon Ju mati.

Yoon Ju tersenyum sinis dan bertanya bagaimana cara Lee Seol akan kembali, karena mencoba kembali pun tak bisa, bahkan walaupun ia mati. Sebab begitu Lee Seol menginjakkan kaki ke istana, saat itu pulalah berita akan ayah Hae Young akan menyebar. Jika ia ingin Park Hae Young, orang yang Lee Seol cintai, dicemooh banyak orang maka kembalilah.

“Tahukah kau, denganmu menjadi Putri, kau menghancurkan kehidupan orang banyak? Kehidupan Hae Young, kehidupanku dan kehidupan ayah Hae Young? Semua akan baik-baik saja saat kau menghilang.”

 Hae Young menelepon ayahnya, ragu-ragu karena sudah sekian lama tak bertemu. Namun ia hanya mendapati mailbox. Hae Young hanya meninggalkan pesan bahwa ia berterima kasih atas hadiah yang ayahnya berikan di ulang tahun ke 14-nya dulu. Dan ia minta ayahnya untuk menghubunginya kembali.

Ancaman Yoon Ju masih terngiang-ngiang di telinga Lee Seol. Maka saat Hae Young mengetuk pintu dan langsung masuk, ia menjadi canggung. Ia mengkritik Hae Young yang masuk tanpa dipersilahkan terlebih dahulu. Hae Young hanya tersenyum dan menggodanya, ”Lain kali kau boleh juga kok, masuk kamarku tanpa aku persilahkan.”

Hae Young meminta foto Lee Seol yang diberikan oleh nelayan kenalan ayahnya. Ia ingin mempublikasikan foto itu untuk membuktikan ia adalah ayah Lee Seol. Namun Lee Seol takut hal itu akan menyulitkan kakaknya. Dan juga sepertinya bukti foto saja tak akan cukup.

Page 141: My princess

Nanti orang-orang menginginkan tes DNA, dimana kuburan ayahnya harus digali, dan semuanya berputar-putar terus tiada akhir.

Hae Young bersikeras kalau memang seperti itu, mereka akan mempertahankan sampai akhir. Lee Seol memotong, kalau ia akan mempertimbangkannya. Tapi untuk hari ini ia akan beristirahat tak mau memikirkan hal itu. Hae Young mengerti, dan mengatakan akan pergi untuk bertemu seseorang.

Lee Seol tak ingin Hae Young pergi begitu saja. Ia kemudian bertanya apakah Hae Young percaya kalau ia adalah Putri yang sebenarnya?

“Aku percaya. Walaupun seluruh dunia tak mempercayaimu, tapi bagiku kau adalah orang yang telah merebut semua warisanku. Putri yang sangat ‘jahat’. Jadi ke depannya, kalau aku mengatakan sesuatu padamu, kau tak boleh menyangkalnya dan harus mematuhiku. Mengerti?”

Hanya itulah kata-kata yang dibutuhkan Lee Seol untuk membuatnya tersenyum kembali. Hae Young meraih pundaknya dan menyuruh Lee Seol untuk tak khawatir karena ia akan membereskan semuanya. 

Lee Seol mulai berkemas-kemas, meninggalkan semua atribut yang ia kenakan sebagai Putri, yang Kakek Park sediakan untuknya. Ia hanya mengenakan sesuatu yang mengingatkan bahwa ia adalah anak ayahnya; mengikat rambutnya dengan ikat rambut strawberi.

Ia tak perlu cemas kalau Hae Young memergokinya, karena ia tahu Hae Young sedang pergi. Dayang-dayangnya tahu, dan mencoba mencegahnya pergi, namun gagal karena Lee Seol sudah mendapat ijin dari Yoon Ju.

Yoon Ju menyaksikan kepergian Lee Seol dengan senang namun menyuruh dayang-dayang kroninya untuk menyuruh orang untuk mengikuti Lee Seol pergi. Dayang-dayang itu mematuhi Yoon Ju, walaupun tampak ia khawatir akan Lee Seol yang pergi sendiri.

 Lee Dan menghubungi Yoon Ju dan mulai mengeluh karena ia seperti terkungkung di tempat persembunyian. Ia merasa seharusnya merekaberdua harusnya sama-sama mendapat keuntungan bukan hanya Yoon Ju seorang. Namun Yoon Ju mengabaikannya dan mengatakan hal ini bukan untuk keuntungan Lee Dan tapi untuk keuntungannya.

Yoon Ju, jika begini cara memperlakukan sekutu, cepat atau lambat sekutu itu akan menggigitmu balik.

Lee Dan tak sempat untuk mengeluh karena ada seseorang yang mengetuk rumah persembunyiannya. Park Hae Young.

Yoon Ju bertanya pada dayang-dayang bagaimana mungkin Hae Young bisa mengetahui tempat persembunyian Lee Dan? Yoon Ju menyuruh Lee Dan untuk tidak membuka pintu dan berpura-pura taka ada di rumah itu.

Namun Hae Young yakin Lee Dan ada di situ, dan membujuk Lee Dan untuk berbicara dengannya. Atau mendengarnya saja jika ia tak mau keluar. Hae Young mengatakan kalau bukan kantong itu saja satu-satunya bukti yang bisa menunjukkan siapa Putri yang

Page 142: My princess

sebenarnya. Lee Seol memilikinya, tapi memilih tak menunjukkan karena takut sesuatu akan terjadi pada kakaknya. Lee Dan beruntung memiliki adik yang masih memikirkan kakaknya yang sudah tak memikirkan adiknya lagi.

Jadi jika Lee Dan ingin berbicara padanya, maka ia dapat menghubungi Hae Young kapan saja. Dan ia akan membantu Lee Dan.

Lee Dan pun memikirkan kembali ucapan Hae Young.

Tak hanya Lee Dan yang Hae Young ingin temui. Ia menemui Sekretaris Oh dan menanyakan dahulu Kakek menyuruhnya untuk menjemput Lee Seol. Hal ini berarti mereka sudah yakin atas jati diri Lee Seol sebagai Putri, namun mengapa mereka sekarang seperti kebingungan, apa alasannya? Apakah ada rahasia lain yang belum ia ketahui, yang berkaitan dengan ayahnya? 

Sekretaris Oh mencoba menghindari pertanyaan ini tapi tak bisa saat Hae Young mengaitkan kekacauan ini dengan kemungkinan keterlibatan Yoon Ju. Sekretaris Oh gusar karena Hae Young berani menuduh Yoon Ju yang bukan-bukan. Walaupun Hae Young tak jadi menikah dengan Yoon Ju, mereka berempat tetap keluarga, jadi harus saling mempercayai.

Hae Young sudah tak dapat mempercayai siapapun. Maka ia akan menanyai ayahnya sendiri secara langsung, bagaimanapun caranya.

Saat Hae Young tiba di istana, dayang-dayang memberitahukan kepergian Lee Seol satu jam yang lalu. Ia tak dapat mencegahnya karena kepergian Lee Seol itu sudah atas persetejuan Yoon Ju. Hae Young yang panic, mulai mencari ke segala tempat yang mungkin disinggahi Lee Seol, yaitu rumah Ibu dan makam Lee Han. Terlihat ada bunga di makam, menunjukkan Lee Seol baru saja mengunjungi makam tersebut. Hae Young berkata pada ayah Lee Seol, kalau lain kali ia akan datang lagi bersama putrinya.

Saat itu Lee Seol sedang di kantor polisi, mencari tahu tentang peristiwa tertabraknya ayahnya. Namun polisi mengatakan hal itu tercatat sebagai kecelakaan saja. Dan catatan detailnya sudah terhapus karena peristiwa itu sudah terjadi lebih dari lima tahun.

Sementara dari nelayan kenalan ayahnya, Lee Seol mengetahui kalau saat Lee Seol dan ayahnya tinggal di sini, suatu malam ayahnya pergi begitu saja tanpa memberitahu. Dan setelah itu ada laki-laki dengan mobil mewah mencari ayahnya. Dan mereka juga menghubungi nomor yang tertera di surat kabar, namun tak mendapat jawaban yang memuaskan. Hanya dengan menghubungi Park Hae Young (yang mereka tahu dari berita), maka mereka dapat terhubung dengan Lee Seol.

Lee  Seol kemudian menghubungi nomor tersebut, dan memperkenalkan diri. Ia meminta semua nomor yang menghubungi sehubungan dengan iklan tersebut. Namun pegawai Dae Han menolak karena mereka diperintahkan seperti itu oleh Sekretaris Oh. Hanya ketika Lee Seol mengancam akan menghubungi Kakek Park langsung, mereka kemudian memberikan informasi itu.

Hae Young yang kembali ke apartemen menelepon Sun Ah, menanyakan apakah Lee Seol menghubunginya. Sun Ah juga mencoba menghubungi Lee Seol, tapi juga tak diangkat. Tapi

Page 143: My princess

sepertinya Lee Seol tidur di ruang asisten kemarin malam. Dan ia berjanji Hae Younglah orang pertama yang ia hubungi jika ia mendapat berita tentang Lee Seol.

Hae Young kembali menghubungi ayahnya. Ia, yang semakin cemas dengan kepergian Lee Seol, meminta ayahnya menjawab teleponnya. Tanpa berbasa-basi ia menanyakan apakah ayahnya benar yang membunuh Lee Han. Dan ia minta ayahnya untuk menjawabnya.

Di restoran, Lee Seol menghubungi satu per satu nomor yang diberikan oleh Dae Hal. Semuanya memberikan jawaban yang tak memuaskan. Saat ia mencoba menelepon nomor terakhir –James Park-, ia terhubung dengan mailbox (yang sama seperti mailbox ayah Hae Young). Ia meninggalkan pesan agar menghubunginya.

 Hae Young yang masih memikirkan Lee Seol, mencari tahu kabarnya melalui me2day Lee Seol. Dan berita terakhirnya mengatakan, “Karena abdi Negara, hatiku berdebar tak ada henti. Aku tak dapat tidur.” Dan Hae Young membalasnya, “Jelas karenamu, hatiku berdebar keras, tak dapat tidur. Apa yang harus aku lakukan? P.”

Yoon Ju datang ke rumah Hae Young atas undangannya. Tanpa basa-basi Hae Young menanyakan kemana Lee Seol pergi, karena menduga Yoon Ju pasti menyuruh orang untuk membuntutinya. Ia tak peduli apa alasan Yoon Ju membuat Lee Seol pergi, ia akan mengerti itu asal Yoon Ju memberitahunya kemana Lee Seol pergi.

Yoon Ju akhirnya mengatakan namun dengan syarat kalau Lee Seol tetap tak boleh menginjakkan kaki lagi di Istana. Honey, you will regret it later..

Para pengunjung restoran mengamati Lee Seol yang sedang tertidur, bertanya-tanya mungkinkah yang sedang terlelap adalah Putri? Mungkin benar kalau Putri sekarang diusir dari istana karena skandal terakhir. Lee Seol yang dibangunkan, sontak menutupi mukanya dan buru-buru pergi. Namun karena tergesa-gesa, ia menabrak seorang wanita dan menumpahkan kopi ke kaosnya (yang tulisannya ‘Why you need a brain, when you have these?) 

Wanita itu meminta ganti rugi pada Putri, namun Lee Seol mengaku sudah tak punya uang. Sebelum Lee Seol dibentak lebih lanjut oleh wanita itu, sudah ada yang membentaknya terlebih dahulu.

“Kau baru berpisah denganku sehari saja, dan kau sudah membuat kekacauan?”

Okeey… Hae Young, jangan berlebihan saat menunjukkan kalau kau lega telah menemukan Lee Seol.

Hae Young segera mengganti kopi dan laundry dengan sebuah cek (satu juta won?) dan menarik Lee Seol pergi. Di dalam mobil ia bertanya apakah ia akan melarikan diri lagi?

Lee Seol berkeras tak akan kembali ke istana sampai ia menemukan jawaban atas ayahnya. Hae Young bertanya apakah Lee Seol percaya kalau ayahnya yang membunuh ayah Lee Seol? Melihat mimik Lee Seol yang ragu-ragu, Hae Young mendapat jawabannya. Terserah jika Lee Seol mau percaya. Tapi jika Lee Seol ingin mencari tahu tentang peristiwa tersebut, ia minta agar mereka mencarinya bersama-sama.

Page 144: My princess

Lee Seol bertanya apakah Hae Young mempercayai ayahnya tak bersalah, dan Hae Young pun menjawab “Hanya hal itu sajalah yang membuatku dapat bertahan.”

Semoga keyakinan Hae Young benar. Karena jika ternyata terbukti keyakinannya salah, bahkan cinta Lee Seol yang sangat besarpun tak akan dapat menghapus perasaan bersalah Hae Young.

Jung Woo terkejut karena tanpa ba bi bu, Hae Young menerobos masuk rumahnya dan berterima kasih karena sudah memberi ijin tinggal. Jung Woo semakin kebingungan karena Lee Seol mengetuk pintu dan masuk dengan malu-malu. 

Hae Young tanpa malu meminta ijin agar mereka dapat tinggal sementara di rumahnya. Bahkan Hae Young pun malah membuka lemari es dan komplain karena tak ada makanan yang bisa dimakan, membuat Lee Seol malu.

“Park Hae Young-ssi..!”

Entah saya baru memperhatikan, atau baru sekarang Lee Seol memanggil Hae Young dengan akhiran ssi; kalau tidak salah dulu Lee Seol memanggil Hae Young dengan predikat pekerjaannya. Sementara Lee Seol masih memanggil Jung Woo dengan predikat Profesornya.

Hae Young mengajak Jung Woo untuk membeli bahan makanan, mengesampingkan protes Jung Woo yang biasanya membeli dengan sistem COD. Saat di supermarket, Hae Young memberi alasan mereka pergi, agar Lee Seol dapat mandi tanpa sungkan.

Di istana terjadi operasi penyelamatan Putri secara online oleh Gun dan Dayang-dayang. Mereka menghajar orang-orang yang berkomentar negatif pada Putri. Dan Gun pun menghadiahkan tomat pada dayang-dayang untuk menghajar mereka. Cute…

Yoon Ju yang mendapat kabar kalau Lee Seol dibawa Hae Young pergi ke rumah Jung Woo, marah. Ia mungkin sekarang menyesali kenapa ia memberitahu Hae Young malam tadi. Namun belum sempat melakukan apapun, Kakek Park memanggilnya dan memarahinya mengapa Putri bisa pergi dari istana? Pasti ini ulah Hae Young yang ingin merusak ambisinya. Dan Kakek meminta Yoon Ju untuk membawa pulang Putri Lee Seol ke istana.

Sesampainya di rumah, Hae Young dan Jung Woo mendapati Lee Seol tertidur di sofa. Hae Young mulai mengomeli Jung Woo lagi karena sofanya yang terlalu pendek, sehingga membuat Lee Seol tidur dengan tak nyaman. Hae Young menahan cemburunya saat melihat Jung Woo menyelimuti Lee Seol dengan selimutnya.

“Stop, stop! Kau hanya perlu menyelimutinya, tak perlu menyentuhnya lebih lama lagi.”

Jung Woo mengecam Hae Young yang sekarang begitu peduli pada Lee Seol, padahal dulu ia berniat mengirimnya ke Mesir. Dan juga kenapa harus rumahnya yang mereka pakai sebagai tempat persinggahan?

Hae Young mengakui kalau Yoon Ju tak akan berpikir kalau mereka ada di sini. Walaupun ia tahu, tapi mengingat hubungan masa lalu mereka, Yoon Ju tak akan berani ke sini. Jung Woo mengatakan kalau Hae Young tak mengenal Yoon Ju dengan pasti. Karena hari ini, demi Hae Young, akan melakukannya (datang ke rumah ini).

Page 145: My princess

Jung Woo kemudian menyuruh Lee Seol untuk bangun, membuat heran Hae Young. Ternyata selama ini Lee Seol berpura-pura tidur, yang hanya diketahui oleh Jung Woo yang pernah tidur di sofa dengan posisi itu dan berakibat kakinya kesemutan. Dan Lee Seol pun malu-malu mengakuinya.

Dan untuk membuktikan kebenaran kata-katanya akan Yoon Ju, ada bel berbunyi yang menandakan dua hal. Yoon Ju datang, dan Jung Woo sudah mengubah password pintu rumahnya.

Tanpa mengucap salam, Yoon Ju mengajak Lee Seol berbicara empat mata di luar. Lee Seol pun menerima tantangan Yoon Ju.

Kata-kata yang keluar dari mulut Yoon Ju saat mereka berdua adalah mengapa Lee Seol memilih alternatif aneh untuk tempat bernaung sementaranya adalah rumah Profesor Jung? Tanpa mengakui itu adalah ide Hae Young, Lee Seol menyindirnya,

“Kau sepertinya cemburu padaku. Aku bersama dua pria, yang semuanya tak mau kau lepas.”

Yoon Ju pun marah mendengarnya. Ia langsung menyuruh Lee Seol ikut pulang menemui Kakek Park dan memberitahunya kalau ia tak mau lagi menjadi Putri. Namun sebelum Yoon Ju berhasil mengancam Lee Seol lebih jauh lagi, Hae Young mendatanginya, menggenggam tangan Lee Seol dan mengajaknya pergi.

Dipenuhi rasa cemburu, Yoon Ju menyuruh melepaskan tangan Lee Seol, karena ia akan membawa Lee Seol pergi menghadap Kakek. Hae Young menyuruhnya untuk memberitahukan kakek kalau ia yang membawa Lee Seol pergi, dan ini bukan kebohongan, karena ia memang ingin membawa pergi Lee Seol.

Di dalam mobil, Hae Young menyuruh Lee Seol untuk tak menemui Yoon Ju sendirian. Saat Lee Seol menanyakan kemana Hae Young membawanya pergi, Hae Young tak menjawab.

“Tak penting dimana tempat itu berada, tapi yang penting tak seorangpun tahu tempat itu. Walaupun saat ini adalah saat-saat terberatmu, namun bagiku ini saat-saat yang menyenangkan. Biarkanlah aku yang menjadi si Jahat, karena aku ingin berdua denganmu.”

Dan mereka pun tiba di sebuah rumah kecil di atas bukit, dan Lee Seol seperti terlempar ke masa lalu, melihat sosok paman yang telah menunggunya sambil tersenyum.

Episode 13

Lee Seol kaget dengan sosok laki-laki yang tampak di depannya. Tapi saat ia memalingkan muka melihat Hae Young, yang ingin tahu mengapa Lee Seol tampak aneh, dan melihat ke sosok itu kembali, sosok itu telah menghilang. Lee Seol mengabaikan khayalannya yang tak masuk akal, dan bertanya pada Hae Young rumah siapa sebenarnya ini. Hae Young hanya tersenyum mengatakan kalau rumah ini adalah sesuatu yang memberi banyak kenangan untuknya.

Saat berkeliling rumah, Lee Seol mendapati foto Hae Young semasa kecil, dan buku pianonya yang penuh stiker Princess Walt Disney.

Page 146: My princess

Hae Young yang sedang mempersiapkan makan siang, hanya tersenyum saat mendengar Lee Seol memainkan lagu anak-anak, dan memintanya untuk turun.

Lee Seol pun tak ingin ketinggalan mempersiapkan peralatan makan untuk Hae Young. Ada sendok anak-anak yang tertinggal, membuat Lee Seol bertanya apakah itu milik Hae Young kecil? Hae Young membantahnya, dan Lee Seol memutuskan untuk makan menggunakan sendok itu.

Hae Young bertanya pada Lee Seol, apakah ia masih mengingat ajarannya? Karena saat ini, ia akan menambahnya lagi. Yaitu, saat di rumah ini, Lee Seol harus melupakan semuanya. Ia hanya boleh melihat ke Park Hae Young, hanya memikirkan Park Hae Young dan mendengarkan kata-kata Park Hae Young.

Saat malam tiba, suasana romantis pun terasa, dan Hae Young mengancam Lee Seol agar tidak mengatakan sesuatu yang sok romantis yang malah merusak suasana itu. Lee Seol pun juga memperingatkan Hae Young agar tidak merusaknya dengan kata-kata romantis tapi sok puitis.

Hae Young mencemooh orang yang mau mengatakan hal itu, .. pasti Prof. Nam-nya. Cemoohannya itu mendapat pukulan bantal di kepalanya. Hae Young semakin mencemooh lagi mengatakan pasti dugaannya benar, karena Lee Seol memukulnya.

Dan serangan bantal itu datang bertubi-tubi ke arahnya.

Lee Seol tertidur di pelukan Hae Young. Seperti Lee Seol dahulu yang mengagumi bulu matanya yang cantik, sekarang giliran Hae Young yang mengagumi  wajah Lee Seol. Tangannya menyentuh mata, hidung dan bibir Lee Seol, membuat Lee Seol terbangun.

Saat tahu Hae Young belum tidur, ia juga ingin tak tidur. Tapi Hae Young mencegahnya membuka mata. Karena,

“Jika aku melihat matamu lagi hari ini, aku tak akan dapat tidur.”

Aww…

Saat Hae Young terbangun di pagi hari, ia tak menemukan Lee Seol. Teringat akan Lee Seol yang pergi tanpa pamit sebelumnya, ia memanggil Lee Seol berulang-ulang. Ternyata Lee Seol hanya berjalan-jalan keluar rumah. Hae Young menyuruhnya untuk segera mencuci muka.

Lee Seol keluar kamar mandi dengan kedinginan, meminta handuk kepada Hae Young. Bukannya memberikan handuk, Hae Young malah memeluk pundak Lee Seol dan mengeringkan mukanya dengan handuk yang ia bawa. Lee Seol protes karena ia dapat melakukannya sendiri, tapi Hae Young mengabaikannya, membuat Lee Seol mengalah dan malah menikmatinya.

Ia juga membiarkan Hae Young mengikat rambutnya (dan kerepotan karenanya), namun memintanya berhati-hati akan karet rambutnya karena itu pemberian teman ayahnya. Ucapan yang kelepasan dari mulutnya itu membuat mereka berdua kaget, karena Lee Seol sendiri juga baru tahu sekarang. Sepertinya ingatan masa kecilnya perlahan-lahan kembali.

Page 147: My princess

Hae Young pergi membuat kopi. Di saat yang sama Lee Seol mendapat telepon dari nomor yang tak dikenal. Ia mengangkatnya, terlepas anjuran Hae Young untuk tak menerimanya, karena berharap ada informasi yang mungkin ia dapatkan dari usahanya menelepon kemarin.

Dan ternyata benar, ada telepon dari seseorang, yaitu anak dari Presiden Park (kakek Park), yang berarti ayah Hae Young. Ayah Hae Young ingin menemui Lee Seol, tapi karena ia diasingkan di luar negeri oleh ayahnya, maka ia tak dapat kembali ke Korea. Hanya Lee Seol yang dapat membujuk Presiden Park untuk mencabut larangan kembali itu. Dan saat itu, ia akan menjelaskan semuanya.

Lee Seol ingin tahu jawabannya sekarang. Apakah ia memang membunuh ayahnya? Sebab bukan ia saja yang benar-benar ingin tahu, tapi anaknya, Hae Young, juga ingin tahu tentang hal ini. Ayah Hae Young menjawab kalau ia tidak membunuh Lee Han. Kematian Lee Han murni kecelakaan. Makanya ia membawa Lee Seol ke rumahnya. Ia akan menjelaskan semuanya saat mereka bertemu.

Ayah Hae Young menutup percakapan. Tapi percakapan itu membuka kembali kenangan Lee Seol di rumah itu. Ia bertemu dengan ayah Hae Young di depan rumah, sama seperti khayalannya tadi. Dan saat itu, Lee Seol kecil bertanya mengapa ayahnya belum pulang juga, padahal ayahnya berjanji akan datang menjemputnya setelah 10 hari. Ayah Hae Young mengatakan kalau ayahnya telah meninggal.  Lee Seol kecil menutup telinganya tak mau mendengar kenyataan yang ada. Putaran kenangan itu membuka masa lalunya.

Lee Seol menangis mengingat semuanya.

Kakek Park terkejut saat diberitahu Jung Woo kalau kantong yang dipegangnya sekarang itu palsu, padahal Yoon Ju sendiri sudah memeriksa keasliannya. Jung Woo mengatakan kalau ialah yang memeriksanya. Ia mengganti yang asli dengan yang palsu, dan ia menyimpan yang asli. Kakek menanyakan alasan Jung Woo melakukan hal ini.

Alasannya adalah karena Jung Woo mengenal Lee Seol dengan baik, dan ia juga tahu kalau bukan Lee Dan pemilik kantong itu. Namun Jung Woo tak memberitahu Kakek siapa alang di balik rencana ini. Ia hanya ingin Kakek percaya padanya karena ia akan mengembalikan kantong yang asli ini pada Lee Seol dan membawanya kembali. Kakek yang juga tak percaya kalau Lee Dan adalah Putri yang asli, mempercayai Jung Woo dan menyerahkan urusan ini kepadanya.

Hae Young menyadari Lee Seol menghilang (lagi) dan mencarinya ke seluruh penjuru rumah. Tanpa hasil, ia akhirnya menelepon Lee Seol, dan bertanya kenapa ia pergi meninggalkannya. Ia meminta Lee Seol untuk kembali.

Lee Seol menolaknya. Ia meninggalkan Park Hae Young, karena apa yang Lee Dan katakana tentang kejadian itu ternyata benar. Ia tak ingin percaya, tapi tak bisa dipungkiri kalau hal itu benar adanya.

Hae Young memintanya untuk kembali, bukannya mereka telah setuju kalau mereka akan mencari kebenarannya bersama-sama?

Page 148: My princess

Lee Seol juga menginginkan hal itu, tapi tak bisa. Ia merasa hal itu tak adil untuk ayahnya. Jadi ia tak dapat kembali pada Hae Young. Lee Seol menutup telepon sambil menangis, dan Sekretaris Oh datang menjemputnya.

Dan iapun meninggalkan Hae Young.

Jung Woo menemui Yoon Ju untuk mengatakan kalau kantong yang dipegang Kakek Park adalah palsu, karena ia telah menukarnya. Yoon Ju tak menyangka kalau Jung Woo mengkhianatinya dan bertanya mengapa ia melakukannya.

Karena Yoon Ju percaya padanya, maka mudah baginya untuk mengkhianatinya. Karena ia tak ingin Yoon Ju meneruskan rencana jahatnya.

Ia memberi Yoon Ju pilihan, mengundurkan diri dari posisinya di kerajaan atau jika tidak ia harus mempertanggungjawabkan tentang keabsahan (yang palsu) kantong tersebut. Jika Yoon Ju bersedia mengundurkan diri, maka konspirasi menggagalkan  pendirian kerajaan bersama Lee Dan akan terkubur rapat-rapat. Jung Woo meminta Yoon Ju menjawabnya dalam waktu dekat.

Lee Seol pergi untuk bertemu dengan Kakek Park. Ia menanyakan apakah ayah Hae Young yang membunuh ayahnya? Dengan jujur Kakek menjawab ayah Hae Young tidak membunuh ayahnya. Kematian ayahnya murni karena kecelakaan. Kakek mengakui tersebut, karena mobilnyalah yang menabrak ayahnya. Ialah yang harus disalahkan.

Lee Seol seakan tak mempercayai pendengarannya. Karena demi ambisi Kakek Park untuk mendirikan kerajaan kembali, telah membuat ayahnya, ayah Hae Young, Hae Young dan kakaknya, semua, menderita. Dan ia harus menjadi Putri demi orang yang telah membunuh ayahnya? Ia sekarang tak mau lagi  menjadi Putri.

Kakek Park berlutut di hadapan Lee Seol, memintanya untuk mendengarkannya. Bersamaan dengan itu Sekretaris Oh dan Yoon Ju masuk ke ruangan, dan saat itu juga Kakek Park jatuh tak sadarkan diri.

Presiden mendapat kabar kalau Kakek Park pingsan. Ia berencana untuk tetap merangkul Putri, karena begitu Kakek meninggal, maka otomatis harta Dae Han akan jatuh ke tangan Putri.

Di rumah sakit, Yoon Ju dan Lee Seol menunggu di luar, sementara Sekretaris Oh menunggui Kakek Park yang belum sadar. Hae Young datang dan hanya memandang Lee Seol, mengabaikan Yoon Ju. Lee Seol mencoba menghindari tatapan Hae Young yang berkata ‘Kau dan aku harus bicara’, tapi tak dapat melakukannya.

Sebelum masuk ke dalam kamar Kakek,  Hae Young menyuruh Lee Seol untuk menunggunya dan jangan pergi kemana-mana (lagi).

Dengan tersenyum, Yoon Ju memuji Lee Seol yang berhasil membuat pingsan Kakek. Dan apakah Lee Seol sekarang sedang cemas? Karena jika Kakek meninggal, maka Lee Seol akan gagal menjadi Putri. Lee Seol tak menyangka Yoon Ju sejahat itu. Bagaimana mungkin ia sekarang tersenyum dengan kondisi Kakek yang sedang kritis?

Page 149: My princess

Di dalam kamar, Hae Young diberitahu Sekretaris Oh kalau masa kritis Kakek telah lewat, tapi harus menunggu 3 hari lagi untuk hasil pastinya. Sekretaris Oh memberi tahu Hae Young kalau Putri tahu sesuatu. Karena sebelum Kakek jatuh, Kakek meminta ampun pada Putri. Dan Sekretaris Oh juga memberitahu kalau Lee Seol sudah mendapatkan daftar orang yang menjawab iklan ayahnya, dimana salah satu dari mereka adalah ayah Hae Young. Perasaannya mengatakan kalau Putri telah berhasil menghubungi ayahnya.

Hae Young menarik kesimpulan kalau Lee Seol sudah tahu semuanya.

Yoon Ju mengatakan pada Jung Woo kalau keajaiban yang ia nantikan telah datang, dan keajaiban itu datang dari Lee Seol. Ia tak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi yang pasti bukan tentang kantong itu. Ia meminta kantong yang asli pada Jung Woo, karena secara hukum ia berhak memilikinya (huh?). Jung Woo membalasnya dengan Yoon Ju boleh memintanya dengan cara hukum. Jung Woo mengingatkan Yoon Ju sekali lagi atas pilihan yang harus ia ambil.

Lee Dan mulai kesal karena ia terkungkung terus menerus di hotel. Bahkan untuk menelepon ibunyapun tak bisa. Yoon Ju mengingatkan Lee Dan kalau semuanya memilki konsekuensi. Tapi ia juga telah mentransfer uang ke rekeningnya, dan ia bisa pergi ke luar negeri. Lee Dan mencium ada yang aneh, apakah dengan ia pergi, maka ia akan disalahkan karena masalah kantong itu? Yoon Ju hanya mengatakan kalau itu memang rencananya. Itu gunanya uang yang ia transfer.

Lee Dan mengancam akan membuka persekongkolan mereka, tapi Yoon Ju tetap pada rencananya. Sehingga lebih baik Lee Dan mengambil uang itu dan segera pergi ke luar negeri. Lee Dan mau tak mau, suka tak suka, harus mau melakukannya, karena tak ada jalan lain untuknya.

Hae Young menemui Lee Seol yang sudah menunggunya. Tentang kepergiannya, apakah Lee Seol pergi karena ayahnya telah menghubunginya? Lee Seol tak menjawab.

Hae Young meneruskan, ia tak tahu apa yang telah Lee Seol dengar, ia juga tak tahu apa yang telah diingatnya.  Jika karena itu, mereka tak dapat bersama, ia dapat memahaminya. Asalkan Lee Seol tahu, kalau ia selalu akan berada di pihaknya.

Lee Seol menjawab kalau ia tahu dari Kakek Park, bahwa bukan ayah Hae Young yang telah membunuh ayahnya.  Kalau Hae Young ingin berada di pihaknya, jangan jadikan ia sebagai Putri.

Namun bukan seperti yang Hae Young maksud.

Karena dengan ia tidak sebagai putri maka kesalahan Keluarga Park tak akan hilang sepanjang masa. Itulah yang diinginkan Kakek sebenarnya. Dengan ia menjadi Putri, maka kesalahan Kakek mengambil harta kerajaan akan terhapus. Apapun yang keluarga Park lakukan, menakut-nakuti ayahnya, mengancamnya, membuat ayahnya harus lari sepanjang hidupnya, semuanya sama saja, berakhir pada kematian ayahnya.

Saat Yoon Ju datang mengunjungi Kakek Park, ayahnya, Sekretaris Oh, sedang memijat Kakek Park. Saat itu Kakek Park sadar dan membuka mata. Sekretaris Oh girang dan keluar memberi tahu dokter. Kakek yang menyadari Yoon Ju ada di sana menanyakan keberadaan

Page 150: My princess

Putri. Saat tahu Putri sudah pergi, Kakek berkata kalau Putri tak boleh pergi, jangan biarkan Putri pergi.

Yoon Ju hanya menatap nanar pada Kakek, menyadari keajaibannya telah pergi.

Jung Woo menghampiri Lee Seol yang meninggalkan rumah sakit, dan mengatakan kalau Kakek telah siuman. Lee Seol lega mendengarnya, tapi menolak untuk mengunjunginya, takut kalau akan membuat Kakek pingsan lagi. Lee Seol memberitahu kalau ia sudah ingat tentang kantong itu. Ingatan itu bukan bukti yang kuat, tapi cukup baginya. Jung Woo menanyakan bagaimana dengan Lee Dan (yang mengambil kantong itu)?

Lee Seol tak tahu, karena hal itu rumit baginya. Walapun Lee Dan jahat dan selalu membuat hidupnya susah, tapi Lee Dan tetaplah kakaknya. Lee Seol berkata akan ke rumah ibunya, karena ia sudah rindu padanya.

Ibu menyambut Lee Seol dengan gembira. Ia tak mempermasalahkan segala kekacauan yang terjadi (reporter dan gossip lainnya) asalkan Lee Seol bahagia dan tak sedih lagi.  Ibu menghindari pertanyaan Lee Seol yang menanyakan keberadaan kakaknya. Ia sebenarnya sudah janji bertemu dengan seseorang, jika tahu Lee Seol akan datang, ia akan membatalkannya.

Lee Seol tahu, dari tas bawaan Ibu, kalau Ibu akan bertemu dengan Lee Dan. Maka ia meminta Ibu untuk tetap pergi untuk memenuhi janjinya.

Seperti yang diperkirakan Lee Seol, Ibu bertemu dengan Lee Dan. Ibu menanyakan alasannya berbohong. Seperti yang ibu ketahui, bagaimana mungkin Lee Dan berbohong menjadi Putri kalau ia masih bertemu dengan orang tua kandungnya (Huh?). Lee Dan terkejut karena ibunya tahu tentang hal itu. Tapi Ibu tak mempermasalahkannya. Tapi dengan mengaku sebagai Putri, seperti bukan Lee Dan yang ia kenal. Lee Dan yang selalu membanggakannya.

Lee Dan menjawab bahwa selama ini ia memang menjadi putri yang membuat ibunya bangga, sementara Lee Seollah yang selalu membuat masalah. Jadi kenapa ibu masih tetap sama rata dalam menyayanginya? (HUH??) Ia tak mempermasalahkan hal itu, jadi sekarang saat ia membuat masalah, Lee Dan harap Ibu jangan membencinya dan tetap menyayangi mereka sama rata.

Ibu minta maaf pada Lee Dan, karena hal ini berbeda, jadi ia tak mungkin memaafkannya.

Yoon Ju meminta Jung Woo untuk menemaninya membelikan jas untuk ayahnya. Tadi ia memperhatikan kancing jasnya sudah koyak. Dan setelah membeli, Yoon Ju meminta toko untuk mengirimnya bukannya memberikan langsung pada Sekretaris Oh. Yoon Ju  tak suka melihat ayahnya berterima kasih padanya.

“Kau tak mau ayahmu berterimakasih padamu, tapi kau membiarkan ayahmu harus meminta maaf pada Presiden Park. Kau ingin hal itu terjadi?” tanya Jung Woo.

Yoon Ju mengatakan hal itu tak akan terjadi. Dia akan menunjukkan bagaimana sebuah rahasia itu disimpan dan menantang Jung Woo untuk mengeluarkan kantong yang asli. Jung Woo yang kecewa karena  berharap terlalu tinggi padanya, dan berkata Yoon Ju telah membuang kesempatan terakhirnya.

Page 151: My princess

Hae Young tiba tepat saat Lee Dan pergi dari tempat persembunyiannya, lengkap dengan tiket dan kopernya. Hae Young memberitahu kalau ia tak perlu repot-repot pergi, karena ia sudah dicekal untuk keluar negeri. Ini akibatnya karena telah mengacaukan hidup Lee Seol walaupun ia tak ingin membalasnya.

Lee Dan tak menyesal telah melakukannya karena ia sudah mendapat uang yang banyak untuk dinikmati. Hae Young tak bergeming mendengar bualan Lee Dan, karena, oh ya.. rekening atas namanya juga sudah dibekukan. Jadi lupakan untuk bisa hidup mewah di kemudian hari. Lee Dan mulai memahami akibat menipu kelompok Dae Han. Hae Young memerintahkan Lee Dan untuk tidak sekali-kali menghubungi ibunya, Lee Seol dan Yoon Ju. Dan ini peringatan terakhir untuknya.

Hae Young meninggalkan Lee Dan yang gemetar ketakutan.

Whoa.. Hae Young keren sekali!

Di rumah ibunya, Lee Seol menyibukkan diri membersihkan setiap pojok rumah untuk menghilangkan pikirannya yang tertuju pada Hae Young. Tapi sayangnya, ia melihat ke kamar tempat Hae Young dulu bermalam dan teringat Hae Young kembali.

Saat ia memberi makan anjingnya di luar, Hae Young berdiri di belakangnya, dan memintanya untuk berbicara sebentar. Lee Seol menolaknya, mengatakan ia sedang sibuk dan masuk ke dalam rumah.

Dari balik pintu Lee Seol mendengar Hae Young berbicara, kalau ia tahu saat ini Lee Seol berdiri di depan pintu karena ia ingin menemuinya. Ingin mendengar suaranya. Untuk membuktikan kata-kata Hae Young salah, ia menjauh dari pintu dan berjalan menuju ke lantai atas. Tapi langkahnya berhenti saat Hae Young berkata lagi,

“Aku paling benci menunggu. Tapi hari ini aku akan menunggumu. Seol-ah, Lee Seol.. buka pintunya!”

Hae Young membuktikan ucapannya, Ia menunggu Lee Seol sampai malam datang. Ia berkata pada Lee Seol yang juga duduk menungguinya : Jika ia memikirkan apa yang ayahnya lakukan pada Lee Seol, ia tahu tak seharusnya ia datang ke sini. Tapi ia tak  sanggup. Ia tak sanggup melepaskan keinginan untuk selalu bertengkar dengannya, selalu mengusilinya, selalu membingungkannya. Ia tak ingin melepaskannya. Hae Young selalu ingin membuat hatinya berdebar-debar. Sejak kecil ia selalu dimanja, jadi ia tak biasa untuk sabar. Dan ia tak pernah tahu bagaimana caranya untuk menyerah. Lee Seol benar, ia memang brengsek. Jadi katakana padanya, apa yang harus ia lakukan kalau ia rindu padanya?

Sama seperti Lee Seol yang mulai menangis, Hae Young pun tak kuasa menahan airmatanya,

“Apa yang harus kulakukan kalau aku merindukanmu setiap hari, 24 jam terus menerus? Aku kangen padamu, sampai rasanya ingin mati. Apa yang harus aku lakukan? Lee Seol, aku mencintaimu. P ini mencintaimu.”

Pintu rumah Lee Seol terbuka, dan Lee Seol ingin mengucapkan sesuatu, “Aku juga..”

Tapi Hae Young langsung merengkuhnya dan ..

Page 152: My princess

Episode 14

Hae Young meminta Lee Seol untuk tidak menghindar lagi dan menghadapi masalah ini bersama-sama, karena ia tak akan membiarkannya sendirian. 

Dan apa yang terjadi selanjutnya jika ada dua orang dewasa berciuman? 

“Kamarku masih kosong, kan? Royal Grand Executive Preseidential Suite. Dan nyalakan air panasnya, aku mau mandi. Ayo masuk kedalam.”

Hae Young benar-benar paling bisa untuk merusak suasana. Ia mengundang dirinya sendiri untuk menginap di rumah Lee Seol, walaupun Lee Seol menyuruhnya pergi.

Lee Seol pun kesal dibuatnya. Dia merasa Hae Young berpura-pura, manja dan kekanak-kanakan, yang sekarang Hae Young malah merajuk, dirinya demam karena semalaman di luar.

Hae Young menyuruhnya untuk menyalakan pemanas ruangan sekarang, atau..

“Jika kau mau untuk menemaniku semalaman, tanpa heater pun tak masalah.”

Sontak kata-kata itu membuat Lee Seol pergi dan membanting pintu, meninggalkan Hae Young yang terkekeh geli.. Namun Lee Seol kembali dan membuka pintu tiba-tiba, membuat Hae Young yang ada di balik pintu terantuk karenanya. Seharusnya Lee Seol mengetuk pintu terlebih dahulu, apa ia tak tahu hal ini?

“Bukannya dulu kau mengatakan kalau ‘lain kali saat kau mau masuk ke kamar, langsung saja masuk’?”

Tentu saja maksud Hae Young berbeda, bukan membuka pintu dengan cara seperti ini, dan bukan pula hanya dengan maksud menyalakan heater seperti yang dilakukan Lee Seol.

Yoon Ju melemparkan kemarahannya pada Jung Woo. Dia dipecat langsung oleh Jung Woo di rapat komite kerajaan, karena  terjadinya skandal-skandal kerajaan.. Beginikah caranya untuk melindungi Lee Seol? Atau untuk kelancaran restorasi kerajaan? Atau karena kecintaanya pada peninggalan-peninggalan kerajaan?

“Bukan. Ini karena seorang wanita yang pernah aku cintai setengah mati.”

Di meja makan, Hae Young tak menyantap makanan yang disediakan. Ia hanya menatap Lee Seol yang menjadi salah tingkah karenanya. Hae Young menolak untuk makan, ingin membiarkan agar dirinya sakit, agar Lee Seol harus menjaganya. Jika ia demam tinggi, Lee Seol akan menemaninya, mengkompres dahinya, dan membuatkan bubur untuknya. 

Dan saat Hae Young sakit parah, Lee Seol akan mengkhawatirkan dirinya sampai ia lupa akan sakit hatinya, walaupun itu hanya sesaat. Jadi walaupun Lee Seol membencinya, ia tak dapat meninggalkan dirinya.

Lee Seol menghindari pernyataan Hae Young dan memintanya segera makan karena Ibu akan segera pulang. Hae Young yang sudah menelepon Ibu, mengatakan kalau Ibu tak akan pulang

Page 153: My princess

malam ini. Dan jika ia pulangpun, Ibu akan memihaknya. Karena Ibu sudah menyukai menantunya ini.

“Aku juga menyukai menantu ini. Dan aku juga merindukannya.”

Tapi Lee Seol membutuhkan waktu untuk ini. Walaupun ia tahu semua ini bukan kesalahan Hae Young, tapi ini juga bukan kesalahannya. Dan lebih mudah dan meringankan beban Lee Seol jika ia dapat membenci seseorang karenanya. Seseorang itu adalah Hae Young.

Kedengarannya aneh, tapi Hae Young dapat memahaminya.

“Kau boleh membenciku. Tapi, pandanglah hanya padaku, walaupun hanya untuk membenciku. Jika itu yang kau inginkan, tak apa-apa. Aku akan tetap menjadi pendampingmu.”

Whoaa.. wanita mana yang dapat membenci pria yang ia cintai jika ia mengatakan seperti itu? 

Pembicaraan mereka terpotong karena ada tamu, yaitu guru baru Lee Seol yang memintanya untuk pulang ke istana.

Hae Young yang timbul rasa posesifnya, berbicara tanpa tedeng aling-aling, meminta guru itu untuk pulang dan meminta Lee Seol untuk meninggalkan mereka (dan biarkan ia yang menanganinya). Saat guru itu mengancam akan melaporkan pada Presiden, Hae Young balik mengancam akan membeberkan dukungan apa saja yang diberikan oleh Kakeknya pada Presiden selama ini jika Presiden masih tetap bersikeras untuk ‘bermain-main’ dengan keluarga kerajaan.

Saat di lantai atas, Hae Young menekankan pentingnya ada laki-laki di sebuah keluarga. Bagaimana jika dia tak ada, apakah Lee Seol bisa mengusir orang itu?

Lee Seol menjawab jika orang itu sudah diusir, hendaknya orang ini juga bisa keluar juga, kan? Yang ia maksud dengan orang ini adalah Hae Young. Tentu saja Hae Young menolak karena sebentar lagi ada beberapa tamunya yang akan datang.

Dan ternyata Hae Young mengundang orang-orang terdekat Lee Seol.

Lee Seol memandang Hae Young yang mengandung arti,

“Kau adalah.. Pacar paling hebat sedunia!”

Walaupun ada sedikit yang luput dari perhitungannya.

Jung Woo mengundang dirinya sendiri untuk ikut pesta malam itu, terlepas gerutuan dari seseorang dan kekaguman dari beberapa orang.

 “Aahhh.. Profesor Nam..”

Lengkaplah sudah. Pesta bisa dimulai!

Page 154: My princess

Lee Seol bahagia karena dikelilingi sahabat-sahabatnya, dan hal ini karena Hae Young. Tak sadar ia menatap terus pada Hae Young dari kejauhan. Ia buru-buru memalingkan wajahnya saat ketauhan oleh Hae Young.

Dan seperti dulu, jika ia senang, ia cenderung untuk mabuk. Hae Young mendecakkan lidahnya melihat kelakukan Lee Seol yang minum banyak bir. Jung Woo tak melihat ada masalah, karena toh Lee Seol berada di rumahnya sendiri dan dikelilingi oleh teman-temannya.

“Kau belum pernah melihat kalau Seol-ku mabuk.”

Panggilan sayang dan posesif itu tak luput dari perhatian Jung Woo. Ia turut berbahagia dengan keadaan mereka berdua. Tapi ia juga ingin memberitahu pada Hae Young kalau ia sekarang sudah memecat Yoon Ju. Ia meminta Hae Young untuk menjaga Yoon Ju, sama seperti dulu saat Hae Young meminta Jung Woo untuk menjaga Lee Seol untuknya.

Namun Hae Young dengan berat hati menolak, karena jika ia melakukan itu, mungkin ia akan melukai Yoon Ju lebih banyak lagi.

Malam itu terjadi cinta segitiga antara Sun Ah, Gun dan dayang-dayang istana. Sun Ah yang merasa tersingkirkan, memilih untuk minum lagi dan berteriak pada P untuk mengambil bir lebih banyak lagi.

P meminta mulai sekarang jika ingin menyuruh, suruh saja N. N tentu menolak. Jadi biarkan diputuskan dengan:

N: “Siapa yang memiliki uang lebih banyak?” (mengacu pada P)

P: “Kalau begitu tentukan berdasarkan usia.” (mengacu pada N)

N: “Kalau begitu bagaimana dengan gamsut.”

P: “Oke. Jadi kau yang harus membawa birnya.”

Skor sementara P = 1, N = 0

Hehehe.. P memang masih anak-anak. Dia yakin kalau dia pasti menang gamsut.

Namun jika berhubungan dengan Lee Seol, P bukan anak-anak lagi. Karena saat Gun mengoprek handphone Hae Young, ia menemukan sebuah video dengan nama Ero-Seol. Merasa aneh dengan nama tersebut, ia membukanya dan..

Hae Young yang menyadari rahasianya akan terbongkar, mencoba merebut handphone tersebut dari tangan Gun. Namun yang lain langsung menahannya, ingin tahu apa isi video itu. Lee Seol yang tak tahu harus berbuat apa, karena ia ingin mengganggu Hae Young juga, tapi tahu kalau video itu pasti berkaitan dengan dirinya, hanya terpana saat melihat video yang disambungkan Gun ke televisi.

Page 155: My princess

Pecah tawa mereka. Hae Young dan Lee Seol hanya bisa tersipu malu melihat video itu. Jung Woo ikut menggodanya, bagaimana mungkin salam perkenalan Lee Seol bisa disebut porno? Tapi mungkin porno .. untuk Hae Young.

Skor akhir P = 1, N = 1.467.999 kuadrat

Hae Young tak dapat berkutik, hanya bisa menambahkan kalau Lee Seol cantik di video itu, kan?

Pagi harinya Lee Seol terbangun dan diberitahu oleh Jung Woo kalau Hae Young berangkat ke Seoul pagi-pagi sekali. Dan dayang-dayang yang mendapat berita dari istana mengabarkan kalau ada konferensi pers yang diadakan oleh Hae Young.

Dan ternyata Hae Young berencana membuat hujan deras setelah malam sebelumnya menciptakan malam cerah dan berbintang.

Dalam konferensi pers tersebut Hae Young mengungkapkan aib keluarga Park yang disembunyikan Kakek Park rapat-rapat. Bagaimana ia menggunakan dana kerajaan yang diamanatkan oleh Kaisar Sun Jung kepadanya untuk membangun bisnis Dae Han. Namun ia yang merasa bersalah pada negara, memutuskan untuk mengembalikan kepada pewaris sahnya (Lee Seol) dan merestorasi kerajaan. Namun pewaris Dae Han (ayah Hae Young) menolak rencana tersebut, sama seperti dirinya sebelumnya.

Aib ini dibuka oleh Hae Young kepada publik agar masyarakat mengerti apa yang terjadi di balik pendirian kerajaan yang sedang didengang-dengungkan. Kakeknya, ayahnya dan ia sendiri telah melukai negara dan masyarakat, maka ia meminta maaf sedalam-dalamnya atas kejadian ini.

Hae Young mengatakan kalau keluarga kerajaan telah melakukan yang terbaik untuk melindungi Korea dan memperjuangkan kemerdekaanya, dan ia meminta agar negara dapat melindungi Putri Lee Seol. 

Lee Seol tak dapat mempercayai apa yang Hae Young telah lakukan. Jung Woo mengatakan kalau dari perspektif Hae Young, hanya inilah jalan keluar terbaik yang bisa ia lakukan.

Tapi Lee Seol tetap mengkhawatirkan Hae Young, karena dengan membuka aib sendiri, ia seperti tak memiliki masa depan. Jung Woo hanya bisa menenangkan Lee Seol dengan membawanya pergi ke rumah sakit, tempat dimana Hae Young mungkin berada sekarang.  

Lee Seol menemui Hae Young tepat sebelum Hae Young masuk ke kamar kakek. Ia meminta alasan Hae Young melakukan semua ini, dan mengapa ia tak mengatakan sebelumnya.

“Aku tak dapat memikirkan jalan keluar yang lebih baik dari ini. Dan aku tahu kau pasti tak akan membiarkanku untuk melakukannya.”

Lee Seol tak tahu harus bagaimana. Hae Young sudah melakukan sebanyak ini untuknya, tapi tak ada yang bisa ia lakukan untuknya. Hae Young memegang pundaknya dan memintanya untuk pulang, karena sebentar lagi kakek akan memarahinya.

 

Page 156: My princess

Di dalam kamar Kakek Park, Hae Young hanya bisa meminta maaf berulang kali, karena membuat kakeknya menjadi penjahat. Tapi Kakek Park malah menyelamatinya, karena ia sendiri tak punya nyali untuk mengakui hal itu di hadapan rakyat Korea. Tapi berkat Hae Young, ia akhirnya dapat melepas beban berat yang ditanggungnya selama ini. Dan seperti ingin minta maaf, Kakek memuji Hae Young yang sebagai cucunya, mengalami banyak hal yang orang lain tak akan pernah alami. Ia meminta agar Hae Young tak membenci ayahnya, karena yang menyebabkan kecelakaan itu adalah dirinya, bukan Park Tae Jun.

Hae Young meminta kakek untuk beristirahat sejenak. Kakek melakukannya setelah sebelumnya ia berpesan agar Hae Young menjaga Putri. Karena ia sekarang mempercayainya.

Di luar, Lee Seol dilabrak oleh Yoon Ju. Dari Yoon Ju yang sudah mengenalnya sejak kecil, saat itu Lee Seol mendapat kenyataan seperti apa Hae Young sebenarnya.

“Di mata orang, Park Hae Young adalah generasi ketiga konglomerat Dae Han yang tak bercela. Namun Hae Young Oppa adalah orang yang paling kesepian dan patut dikasihani.”

Yoon Ju pun berkata kalau bukan hanya Lee Seol yang terluka. Jadi atas hak apa Lee Seol membuat Hae Young merendahkan dirinya sedalam ini? Jika ia menyalahkan ayah Hae Young akan kematian ayahnya, kenapa ia ikut menyalahkan Hae Young juga? Apakah ia puas saat anak dari musuhnya berlutut pada Lee Seol dan meminta maaf?

Sampai kalimat ini saya setuju dengan Yoon Ju. Namun sisi egois Yoon Ju muncul dan merusak semuanya.

Yoon Ju bertanya-tanya, bagaimana mungkin Lee Seol saat itu dapat meninggalkan istana dengan kepala tegak. Ia menuduh Lee Seol merencanakan hal ini, walaupun sudah takdirnya dan Lee Han untuk tak mendapatkan tahta. Jika saja Lee Seol tak muncul, Hae Young tak akan terluka sebanyak ini dan Kakek tak mungkin jatuh sakit.

Yoon Ju sangat pandai memanipulasi keadaan, menimpakan segala kesalahan semua ke Lee Seol. Namun hal itu tak benar.

Bagaimana jika Kakek tak memutuskan untuk memberikan kekayaannya ke Lee Seol, dan tak mencari-cari Lee Seol? Toh Hae Young tetap akan bertemu dengan Lee Seol sebelumnya. Dengan kepribadian Lee Seol yang sekarang, Hae Young tetap akan tertarik padanya. Walau jalan yang ditempuh tetap rumit, tapi setidaknya Lee Seol tetap memiliki kesempatan untuk menjadi pacar Hae Young. Dan garis hidupnya, TETAP akan memiliki Hae Young dan warisan tersebut. Malah Kakek akan terbelenggu oleh rasa bersalah sepanjang hidupunya dan Hae Young mewarisi perasaan bersalah tersebut.

Serangan Yoon Ju pada Lee Seol terhenti karena dokter berlari ke dalam ruangan Kakek. Mereka berdua segera mengikuti masuk ke dalam ruangan, dan mendapati Kakek Park telah tiada.

Pemakaman dilakukan. Hanya saja, sesuai permintaan Kakek Park, tak  ada makam untuknya. Tak ada makam untuk pengkhianat kerajaan seperti dirinya. Ia merasa bersalah, hingga sampai matipun ia menghukum dirinya sendiri. Maka Hae Young pun menaburkan abu kakeknya di sebuah sungai. Lee Seol menemani Hae Young sampai akhir.

Page 157: My princess

Yoon Ju yang sebelumnya secara meyakinkan menangisi kepergian kakek Park, menunjukkan maksud aslinya dengan menelepon ayah Hae Young di New York. Ia memastikan akan mencabut ijin cekalnya agar ayah Hae Young (yang tak setuju akan rencana restorasi) dapat kembali ke Korea.

Namun, Hae Young benar-benar mengerti jalan pikiran teman masa kecilnya itu. Saat Yoon Ju menemui Senator Go untuk minta agar ijin cekal Park Tae Jun dihilangkan, Hae Young pun menemui mereka dan mengatakan agar melupakan rencana tersebut. Karena jika Yoon Ju melakukan hal ini untuk Hae Young, ia tak membutuhkannya. Dan jika Yoon Ju melakukan hal ini untuk dirinya sendiri, maka Yoon Ju salah sangka.

Lee Seol bermuram durja di rumah ibunya. Ia tak mempunyai tenaga untuk melakukan apapun, bahkan untuk membersihkan kamar. Namun ia langsung sigap membuka pintu saat mendengar suara bel, mengharapkan..

“Aku kangen denganmu..”

Bahkan Jung Woo pun menyadari bahwa bukan dirinya yang diharapkan datang, karena reaksi Lee Seol sudah berbeda 180 derajat daripada saat ia menggodanya dulu.

Ia datang karena ingin memberikan kantong kerajaan yang asli, karena sesuai pesan Kakek Park agar kantong itu dikembalikan pada Putri yang asli dan membawanya pulang ke istana. 

Lee Seol masih ragu akan keinginannya pulang ke Istana. Pulang ke Istana berarti banyak hal. Dan itu berhubungan dengan Hae Young. Namun Hae Young berpikiran lain. Ia ingin agar Lee Seol kembali ke istana.

Dan ia menambahkan bahwa ia akan pergi untuk sementara waktu. Ia memberikan hadiah bunga yang harus ditumbuhkan sendiri oleh Lee Seol. Saat ditanya bunga apa yang akan tumbuh, Hae Young pun tak tahu, karena ia pun juga menunggunya. Ia meminta agar Lee Seol merawat tanaman tersebut dan ia memastikan waktu akan berlalu cepat, karena tanaman itu akan menemani Lee Seol sebagai ganti kehadiran Hae Young.

 Sepertinya kepergian Hae Young berkaitan dengan wasiat Kakek. UU waris Korea menyatakan bahwa ½ warisan otomatis akan jatuh kepada keturunan langsung, yang menyebabkan keinginan Kakek untuk memberikan hartanya pada kerajaan akan tertunda. Oleh karena itu hanya Park Tae Jun-lah yang dapat menganulir UU waris tersebut.

Lee Seol tersesat dalam rasa kesepian dan rindunya yang mendalam pada Hae Young. Ia bertanya-tanya makna bunga yang diberikan Hae Young padanya.

Dan sekarang saatnya memilih, jalan hidup manakah yang ia pilih?

Ia memutuskan pilihannya, dan memberitahu Kakek Park keputusannya tersebut.

“Selama ini aku menyalahkan Kakek, dan aku selalu mencari-cari alasan untuk tidak menjadi Putri. Aku bahkan tak pernah mengucapkan terima kasih pada Kakek yang telah menemukan ayahku. Aku benar-benar minta maaf dan berterima kasih pada Kakek. Aku tak akan melarikan diri lagi, jadi Kakek harus mengawasiku dari sana.”

Page 158: My princess

Dan Lee Seol kembali ke istana bersama bunga Hae Young dan disambut gembira bahkan oleh dayang-dayang sekutu Yoon Ju.

Dan dimanakah Yoon Ju sekarang? Ia cukup puas bekerja di Museum Hae Young, museum yang membesarkan namanya.

Namun itu tak berlangsung lama, karena Putri Lee Seol menepati janjinya. Yoon Ju akan mati begitu ia kembali ke istana oleh karena itu ..

“Kurator Oh, ini terakhir kalinya aku memanggilmu dengan jabatanmu. Mulai sekarang, Oh Yoon Ju ssi, kau akan dibebastugaskan dari posisimu di Museum Hae Young. Kemasi barang-barangmu, dan pergilah!”

Yoon Ju tak terima dengan perlakuan ini. Museum ini adalah pemberian Kakek Park untuknya. Lee Seol tak bisa mengintervensi begitu saja. Dengan bangga Lee Seol memberitahu kalau ia bisa saja mengintervensi karena mulai hari ini Museum Hae Young adalah milik kerajaan

Yoon Ju mengadu pada ayahnya dengan mengatakan kalau Kakek Park dulu memberikan museum itu padanya, dan museum itu adalah harga dirinya, sementara harta dan kekuasaan hanyalah bayangan baginya.

Siapa dulu yang menolak pemberian museum yang ingin Kakek Park berikan? Siapa yang dulu menyabotase rencana restorasi kerajaan, karena tak terima harta Dae Han akan jatuh ke tangan Lee Seol? Seharusnya Yoon Ju berhenti saat Kakek memberinya museum tersebut jika memang itu adalah harga diri dan reputasinya

Ayahnya pun menempatkan Yoon Ju pada kenyataan, kalau reputasi Yoon Ju sekarang itu bukan dicapai dengan tangannya sendiri. Jika bukan karena keinginan Kakek Park, maka tak akan ada pendirian Museum Hae Young.

Sekretaris Oh memberikan uang pesangon dan warisan Kakek untuk Yoon Ju. Jika Yoon Ju masih ingin bekerja untuk Dae Han, Sekretaris Oh menyarankan agar ia menerimanya. Lagipula sudah ada posisi baru yang telah menunggunya.

Dan Yoon Ju menerimanya dengan muka masam.

Mengemban tugasnya sebagai Putri, Lee Seol memimpin rapat tentang bagaimana memperkenalkan Korea pada dunia, yang beberapa idenya berdasarkan atas masukan-masukan yang diterimanya melalui e mail. Komite Kerajaan pun menyetujuinya ide-ide tersebut.

Namun tugas-tugasnya ini tak membuatnya tak merindukan Hae Young. Ia tetap mencoba menelepon dan menelepon Hae Young, sampai pengawalnya memberi tahu kalau Hae Young sekarang berada di luar negeri. 

Lee Seol kaget karena tak ada yang memberitahunya tentang hal ini. Jika ia tahu, maka ia akan mencekalnya.

Page 159: My princess

Dan guru pengganti pun tak dapat menandingi Hae Young. Saat guru itu memberikan jadwal belajar Lee Seol, dengan mudah Lee Seol menolaknya dan memberikan jadwal belajar versinya sendiri.

Sejarah : Nam Jung Woo

Ekonomi: Steve Jobs

Bahasa Inggris : John Park

Bahasa Jepang : Joe Odagiri

Musik, lagu : BEAST 

Musik, dance : Rain

Seni, Fashion : Shinee

Olah raga berkuda : Bidam

“Tolong rekrut mereka dalam waktu seminggu. Kau pasti bisa menunjukkan kemampuanmu, oke?”

Jika saja daftar ini sampai ke tangan Hae Young, bisa habis Lee Seol. Dan setelah itu Lee Seol mungkin akan mendapat jadwal belajar yang baru seperti :

Sejarah : Oh Yoon Ju

Ekonomi: Elinor Ostrom

Bahasa Inggris : Park Hae Young

Bahasa Jepang : Park Hae Young

Musik, lagu : IU

Musik, dance : Lee Hyo  Ri

Seni, Fashion : Kim Tae Hee

Olah raga berkuda : Putri Deok Man

Dan hari-hari dilalui Lee Seol tanpa Hae Young. Ia menunggu Hae Young, ditemani oleh tanaman Hae Young yang semakin lama semakin besar.

“Dimana kau sekarang? Apakah urusanmu membutuhkan waktu lama?” 

“Apakah kau sedang berusaha memutuskan pacarmu di sana? Apakah banyak sekali?”

“Kau tidak lupa, kan, kalau aku sedang menunggu teleponmu?”

Page 160: My princess

“Hari ini aku memakai rok yang benar-benar pendek. Kalau kau tak datang juga, aku akan memakai gaun yang berpotongan rendah. Terserah padamu, kau mau datang atau tidak.”

“Apakah kau sedang selingkuh? Apakah Putri di sana lebih cantik? Tapi bagaimanapun juga aku lebih cantik kan?”

“Jika kau sekarang menghilang dan tak ingin kembali, aku akan menerimanya. Tapi balaslah pesanku, tanda kalau kau masih ada. Walaupun hanya sebuah titik, balaslah pesanku. Titik..”

Lee Seol mengingat masa-masa bersama Hae Young di kolam taman. Begitu banyak sms yang masuk, tapi tak satupun dari Hae Young. Kecuali ..

Lee Seol melompat-lompat kegirangan, tak menyadari akan kakinya yang basah dan tergelincir..

Tepat pada saat itu, ada seseorang yang menangkapnya.

Episode 15

Hae Young muncul di istana. Ternyata dia yang menangkap Lee seolyang terpeleset karena kegirangan mendapat sms dari Hae Young.

Hae Young memberitahu Lee seol bahwa ia merindukannya, tapi ia jengkel karena sudah dua bulan Hae Young tidak memberi kabar. Hae Young berada di New York dan Lee seol bertanya apakah ia meninggalkan bisnisnya untuk pergi ke New York.. Pada saat seperti ini seharusnya ia melakukan suatu tindakan. Apakah ia belajar sesuatu di New York? Hae Young menjawab bahwa di New York, mereka bereaksi seperti ini,,,, è Ia mencium bibir Seol, disusul dengan ciuman yang lain d wajah lee seol.

itu cara yang cukup efektif untuk mendapatkan hati Lee seol kembali. Kejengkelan Lee seol mereda dan ia melompat ke dalam pelukannya. Hae Young pun mengangkat dan memutar-mutar badanlee seol.

Ia menjelaskan bahwa di New York ia harus bertemu seseorang. Seol:” Katherine? Mary, Jane atau Brittany?” Hae Young bingung. Lee seolberasumsi untuk perkataannya yang terakhir, berapa wanita yang telah ia diamkan sebelum putus dengannya dan memberitahunya untuk menempatkannya dimasa lalu. Tanaman yang diberikan padanya telah bertunas dan arti dari bunganya adalah “berbahagialah”. Lee seolcemberut karena pesan bunga tersebut tidak romantis, tapi Hae Young mengkoreksinya,” Bagaimana kamu bisa bahagia tanpaku? Itu artinya aku akan selalu berada didekatmu setiap hari.” Lee seolmemeluk Hae Young dan menginginkannya untuk mengganti waktu yang hilang dengan mengajarinya mengemudi, bermain piano dan berada didekatnya dalam radius 50 cm, mulai besok kalau tidak ia akan menyuruhnya meminum racun.

Hae Young telah membawa pernyataan tertulis ayahnya bahwa ia tidak akan mengklaim warisannya yang membuat Hae Young menjadi pewaris utama dari harta Kakek sehingga ia memiliki separonya. Langkah berikutnya adalah memberikan bagiannya kepada kerajaan,, kecuali kalau ia tidak ingin melakukannya lagi.

Page 161: My princess

Hae Young bertemu dengan Yoon Ju yang masih merasa kesal akan nasibnya. Ia telah mendapat pekerjaan setelah di pecat dari museum tapi berhenti pada hari pertama kerja.

Hae Young memberitahunya bahwa ayahnya bahagia bertemu dengannya, ia juga menanyakan Yoon Ju. Tapi ia telah salah langkah karena ayahnya telah memutuskan untuk tidak kembali ke Korea. Ia lebih suka menerima hukuman dari Kakek.

Hae Young menambahkan bahwa ia tidak akan menemui Yoon Ju lagi.

Yoon Ju bertemu ayahnya untuk makan siang, tapi ia menemui bahwa dirinya telah dipaksa untuk kencan buta. Yoon Ju duduk dengan tidak nyaman ketika pria di depannya berbicara tentang pekerjaannya. Tiba-tiba Jung Woo datang dan menolongnya dari kencan yang memalukan ini. Jung Woo menarik tangan Yoon Ju keluar dari restoran dan berkata bahwa ia merindukannya. Yoon Ju berkata dengan kaku bahwa ialah yang meninggalkannya, kemudian ia ditinggalkan oleh tunangannya, tapi Jung woo tetap ingin memulai kembali hubungan dengannya.

Yoon Ju memberitahunya bahwa ia gila, tapi Jung woo hanya tersenyum dan berkata bahwa saat bersama Yoon Ju semua terlihat mempesona. #prof. Nam jung woo emang setia banget#

Lee seolbertemu dengan Sekretaris Oh dan menawarkan lowongan pekerjaan yang ditinggalkan Yoon Ju. Sekretaris Oh kaget. Ia protes karena kesalahannya membuat Yoon Ju di pecat dan ia sangat malu karena tidak dapat mengontrol tingkah laku Yoon Ju, tapi Lee seolberkata bahwa Sekretaris Oh telah melayani Kakek seumur hidupnya dan akan sangat membantunya.

Berita bahwa Ayah Hae Young telah menyerahkan hak warisnya membuat semua perhatian tertuju pada Hae Young, berspekulasi tentang apakah ia akan menyerahkan hartanya atau tidak. Lee seol mendengar  dayang-dayangnya bergosip.

Ini artinya Hae Young sekarang didekati oleh ketua oposisi yang sangat senang dengan perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini. Mempertimbangkan komentar lama Hae Young tentang menghalangi kemajuan princess, ia berasumsi bahwa Hae Young akan berada disisinya sekarang dan mendesaknya untuk percaya padanya.

Jung Woo membuat asumsi yang berkebalikan bahwa Hae Young akan mengalihkan hartanya kepada kerajaan dan bertanya apa yang akan ia lakukan untuk mengatasi semua spekulasi yang terjadi. Hae Young menjawab bahwa ia adalah manusia biasa dan keputusan itu tidaklah mudah dan sekarang ia sedang memikirkannya. Ia menambahkan:” Kenapa orang-orang lebih tertarik dengan warisan yang diterima orang lain daripada miliknya sendiri?”

Tapi kemudian ia menenangkan Jung Woo bahwa ia tidak mempunyai keinginan untuk memiliki hartanya, ini hanya strategi yang dijalankannya untuk memperoleh perhatian dari masyarakat umum. Pengetahuan bahwa kerajaan mengambil uang dari seorang chaebol akan membuat mereka memilih. Jika ia bersemangat untuk memberikannya tanpa perlawanan, semua jadi tidak tertarik. “ Semua hal memerlukan penjahat.” Jung Woo sedikit terkesan dan tertawa sendirian.

Page 162: My princess

Ia melakukan rencananya saat diwawancara oleh seorang wartawan yang bertanya apakah ia akan mensuport kerajaan ataukah ia akan melawan restorasi. Hae Young memberikan jawaban yang tidak pasti,, hae young berkata seperti itu dirancang agar terlihat seperti dia tidak memperhatikan pentingnya pemilihan, dengan santai mengatakan bahwa dia tidak mengira pemilihan sebegitu pentingnya. Pada pertanyaan kunci apakah ia menyerahkan warisannya ketika rencana restorasi dibatalkan, dia bertanya, "Apakah kamu menyerahkannya mudah?"

Reporter itu bahkan ragu-ragu untuk mempublikasikan cerita, mengakui bahwa mungkin menyebabkan cibiran publik untuk Hae Young. Tapi Hae Young mendorongnya untuk menerbitkan apa pun yang ia rasa benar, karena tidak penting baginya.

Lee seol tidak tahu rencana besar yang dilakukan Hae Young, Ia membaca artikel tentangnya dan sangat khawatir. Jung Woo tidak berkomentar dan melihat reaksi Lee seol dengan geli, khususnya ketika Lee seol menyuruh bodyguard Hae Young untuk memasukkan Hae Young ke dalam daftar larangan terbang melihat tingkahnya akhir-akhir ini yang sedikit aneh. Bodyguard tersebut bergumam bahwa ia tidak punya wewenang untuk melakukan hal itu. Maka Lee seol menyuruhnya untuk mengawasi Hae Young, melaporkan apa yang dilakukannya bahkan merekamnya.

Ketika ia menyerang Hae Young, Hae  Young menggodanya berkata bahwa ia lebih baik mulai menjilatnya karena ia mulai bimbang tentang warisannya

Lee seol tidak percaya dengan perubahan hati Hae Young, tidak tertarik dengan tawaran untuk mengambil kekayaannya dan tinggal diluar negeri bersama. Hae Young memberitahunya untuk hal terbaik yang harus dilakukannya adalah menjaganya supaya tetap bahagia dan memberitahunya untuk mulai memakai rok mini seperti yang diancam kepadanya melalui sms.

Kemudian ia mempermasalahkan cara Lee seolmemanggil nya (Park Hae Young sshi). Lee seolmenjawab,” Bagaimana aku harus memanggilmu, Hae Young  ah?” Hae Young memintanya untuk memanggilnya oppa tetapi ditolak oleh Seol. Ia berpura-pura kesal dan melangkah pergi dengan marah, Lee seol mengejarnya dan berkata,” Baik, aku akan melakukannya. Oppa, puas?. Hae Young berpura-pura tidak mendengarnya, jadi Lee seol berteriak di telinganya. “OPPA~~~~~~”

Hae Young mengambil HP Lee seol untuk mengganti “Mr P” menjadi “oppaku”, yang kemudian dihapusnya dan diganti dengan “sayangku” kemudian menjadi “Hae Young oppa yang hangat dan muda” hahahahah ^^

Ia merasa bangga dengan apa yang dilakukannya. Lee seol menggerutu bahwa itu terlalu memuji diri sendiri. Hae Young berpura-pura merasa terhina, menyuruh Lee seol untuk meminta maaf. Ia menyuruh Lee seol bahwa sampai ia menandatangani surat-surat pemindahan kekayaan, ia ingin Lee seol mengedipkan matanya setiap mereka saling menatap. Lee seol tidak bisa mengedipkan satu mata maka ia mengedipkan kedua matanya sekalian.

Lee seol memanggilnya pelit dan kekanak-kanakan karena menahan warisannya untuk menyuruhnya melakukan apa yang diinginkannya, dan Hae Young setuju, "Tapi itu begitu menyenangkan."

Page 163: My princess

Akhirnya Lee seol dapat membalasnya dengan mengatakan bahwa ia telah menerima beberapa tawaran untuk kencan buta dan ia akan pergi ke salah satu kencan buta tersebut.

Lee seol memperkenalkan Sekretaris Oh kepada seluruh staff sebagai direktur yang baru dan mengumumkan  keinginannya untuk terus menempati posisi ini walaupun pemilihan tidak berjalan baik. Lee seol ingin berdedikasi sebagai princess. Masalah mereka adalah kurangnya dana. Maka ia meminta staffnya untuk mencari cara menjalankan yayasan tanpa uang dan menawarkan untuk menggunakan popularitasnya saat ini untuk membintangi iklan CF untuk barang-barang yang berkaitan dengan ke-princessan.

Hae Young menelepon melalui video  callnya, mencoba menahan kekhawatiran bahwa Lee seol akan pergi kencan buta seperti ynag diancamkannya. Lee seol menutup telponnya dan Hae Young menelponnya lagi menyuruhnya untuk menemuinya. Tempat pertemuannya ternyata sebuah dealer mobil, dimana ia ingin tahu tentang kencannya dan bertanya dengan detail – Apa pekerjaan pria itu? Apakah Lee seol tersenyum padanya? Melihat matanya? Lee seol memberitahunya bahwa ia berpikir untuk pergi kencan lagi dengan pria itu. Ternyata Hae Young mengajaknya ke dealer mobil untuk membeli sebuah mobil untuknya dan akan mengajarinya mengemudi seperti janjinya.

Saat mengajari Seol, Hae Young sangat stress. Lee seol mengemudi seperti wanita tua, berjalan dengan kecepatan 20 km/jam, sedangkan lee seol bilang dengan kecepatan itu sudah ngebut. #hahaha,, mungkn kura-kura aja lbh cepat ^^#  sedangkan Hae Young memukul-mukul dadanya  karena sterss melihat kemampuan lee seol menyetir. Lee seol tidak bisa menyetir dengan lurus.

Akhirnya ia menyuruh Lee seol keluar dan menyebutnya bodoh karena stress. Lee seolmembalasnya, mungkin bukan masalah mobilnya, mungkin cara mengajar Hae Young yang buruk. Hae Young akan menarik perkataan bahwa ia bodoh asalkan ia mau menerima hukumannya,, dan bersandar untuk mencium. Lee seolberpikir itu hukumannya tidak sesuai.

Hae Young pergi menemui Presiden untuk meminta bantuan. Presiden sangat terkejut tetapi setuju untuk membiar pemilihan yang akan menentukan nasib kerajaan. Presiden berkomentar pada kebodohan dan keberanian Hae Young untuk melepaskan warisannya yang membuatnya ingin Hae Young berada disisinya. Kenyataannya, Presiden menawari Hae Young untuk bekerja padanya lagi di Blue House.

Hari berlalu, dua hari menjelang pemilihan, Lee seol diwawancara oleh wartawan Yoon. Ia ditanyai apa yang pertama kali akan Lee seol lakukan apabila pemilihan restorasi sukses, Lee seol menjawab bahwa ia akan  senang apabila ”seseorang” memberinya selamat, ditanya mengenai “seeorang’tersebut,, lee seol tidak menjawabnya.

Setelah itu ia menuju ruang rapat dimana Hae Young sedang menandatangani surat penyerahan warisannya kepada kerajaan. Lee seol akhirnya sadar motivasi Hae young menunda penyerahan warisan. Ia menyuruh Jung Woo untuk tidak mengumumkannya sampai pemilihan selesai, karena jika itu menjadi berita sekarang, maka orang-orang tidak akan termotivasi untuk memilih.

Lee seol berterimakasih pada Hae Young dan Hae Young menjawab bahwa ia tidak perlu berterima kasih karena pada dasarnya harta itu bukan miliknya, sebelumnya ia hanya serakah. Untuk menenangkan Lee seol bahwa ia akan baik-baik saja, ia mengingatkan Lee seol bahwa

Page 164: My princess

ia seorang diplomat dan gajinya cukup bagus, rumahnya pun sudah atas nama dirinya,” Jadi jangan berlari kesana kemari dan mengatakan aku miskin sekarang.”

Hae young bertanya hadiah apa yang akan diberikan kepadanya untuk membayar niat baiknya. Mereka pergi berjalan-jalan berdua. Lee seol mengomentari bahwa ini adalah permintaan yang kencan yang biasa,,  Hae young menjawab:” Dan apa hadiah termanis yang akan kau berikan padaku, Yang Mulia Ero-Seol?”

Lee seol bertanya apakah ia akan berada didekatnya bila pemilihan gagal, dan Hae Young menggodanya, “ Tidak. Princess Monaco benar-benar cantik.” Lee seol menyuruhnya untuk menyukai Princess Fiona saja (film Shrek), berkulit hijau, yang sangat cantik pada siang hari. Hae Young lebih suka Lee seol karena pada malam hari pun ia cantik.

Lee seol berkata:  lebih cantik di malam hari. Hae young menyahut, Ia cantik ketika sedang tidak berbicara dan Lee seol berjalan disebelahnya seperti boneka yang terus berkicau.

Mereka terus berjalan, makan jajanan di pinggir jalan, melihat-lihat toko, bermain games. Mereka beristirahat sejenak ketika beberapa pejalan kaki mengenali mereka dan mengejarnya, meminta untuk berfoto. Lee seol dan Hae young berhasil melarikan diri dengan selamat.

Namun mereka melihat berita di layar lebar di pinggir jalan, dengan keterangan bahwa salah satu skandal Lee seol telah terungkap. Berita ini disebabkan karena ia mengelak menjawab pertanyaan dari wartawan Yoon dan mengambil cuplikan lama Hae Young dan Lee seol ketika bersama.  Menghubungkan bahwa mereka mempunyai ikatan yang romantis. Wartawan telah mengubah wawancara Lee seol menjadi berita besar, pada malam pemilihan.

Hae Young berencana untuk menggunakan penyanggahan rumor tsb melalui televisi untuk menghindari masalah yang lebih rumit, tapi Jung Woo memperingatkan bahwa hal tersebut dapat menyebabkan dampak buruk yang tidak terduga. Lee seol berkata bahwa ia akan mengurus masalah ini sendiri dan meminta untuk memfilmkan sebuah video.

Lee seol Seol: Hallo, ini Lee Seol. Anda pasti terkejut karena melihat berita. Untuk memulai pengakuan, aku mencintai Park Hae young. Menyangkut keraguan atas monarki akan ada orang yang mempercayaiku dan ada pula yang tidak. Bagaimanapun juga, kebenarannya adalah aku mencintai Park Hae Young.”

Video disiarkan dan hari pemilihan pun tiba. Sebagian berpura-pura, seperti ketua oposisi dan Presiden yang berpose di depan kamera, ketika mereka memilih, mengejek pernyataan cinta tersebut. Yoon Ju hanya duduk di rumahnya, ketika ayahnya memberitahunya bahwa ia percaya Yoon Ju akan pergi ke Tempat pemungutan suara.

Di istana, semua berkumpul untuk melihat acara berita ketika penghitungan suara tiba. Lee seol duduk dengan cemas, hae young memaksanya pergi dari depan TV dan membawanya kekamar, dimana ia mengajarinya latihan pernapasan agar lebih santai. Lee seol melihatnya  mengintip berita melalui HPnya dan segera bertanya bagaimana hasilnya. Dengan wajah yang suram ia menjawab,” Semuanya telah selesai.”

Page 165: My princess

Sebelum ia bertanya apa maksud dari perkataannya, Jung Woo masuk dengan seluruh staff di belakangnya, menemuinya dengan wajah yang datar dan memberitahunya untuk melihat hasilnya sendiri di televisi. Kelihatannya bukan berita yang baik.

Episode 16

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~DUA TAHUN KEMUDIAN~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Putri Lee Seol asyik bersepeda ke kampus, diiringi oleh pengawal yang terengah-engah berlari mengikutinya. Hal ini tak akan terjadi jika Lee Seol lulus dalam ujian mengemudinya. Ujian berikutnya harus lulus, oke?

Dan ternyata tak hanya pelajaran mengemudipun yang harus diulang oleh Lee Seol. Ia pun harus mengulang pelajaran Manajemen Museum dan Artefak.

Mengapa? Karena penyebabnya tak lain dan tak bukan  adalah Oh Yoon Ju, yang menjadi dosen di kampus Lee Seol. Sepertinya hubungan mereka adalah hubungan benci tapi butuh. Dan kampus adalah tempat yang tepat bagi mereka untuk beradu mulut tanpa ketahuan.

Dan apalagi yang diperdebatkan kalau bukan Hae Young? Yoon Ju menyalahkan Lee Seol, karena Lee Seol, maka Hae Young menjadi seperti ayahnya dan pergi ke luar negeri. Lee Seol menampik tuduhan itu, karena Hae Young berbeda. Ia menjalankan pekerjaannya menjadi Diplomat. Dan ia juga bisa pulang ke Korea.

Saat Lee Seol syuting dengan memainkan musik tradisional Korea dan memasak makanan Korea, Lee Seol mendapat kejutan perayaan di lokasi syuting. Ternyata hari ini Lee Seol ulang tahun, dan seluruh kru menyelamatinya. Bahkan Pangeran Harry meneleponnya dari Inggris ingin mengucapkan selamat ulang tahun. Begitu juga Pangeran dari Thailand (Nick Chun?). Namun tak ada telepon dari Hae Young.

Wartawan pun menanyainya seputar ulang tahun dan menanyakan Hae Young dan hubungan mereka. Lee Seol yang mulai mahir dalam wawancara, menjawab dengan taktis, walaupun sedikit lengah saat dikonfirmasi tentang kabar putusnya mereka. Untung dayang-dayang segera menyelamatkannya. Wartawan pun menanyakan tentang pencarian buku harian Kakek Buyutnya yang hilang. Lee Seol menjelaskan kalau pihak kerajaan sedang mengusahakan agar buku harian itu dapat kembali ke Korea.

Sesampainya di Istana, setumpuk hadiah sudah menggunung menunggu untuk dibuka. Lee Seol langsung meminta untuk membuka hadiah dari Hae Young terlebih dahulu. Namun dayang-dayang mengatakan kalau Hae Young belum mengirimkan hadiah apapun.

Lee Seol menyuruhnya untuk berhenti menggodanya. Ia tahu kalau Hae Young pasti memintanya melakukan hal itu. Itu trik lama, Lee Seol sudah tahu hal itu. Dayang-dayang menyesal karena harus menghancurkan imajinasi Lee Seol, karena Hae Young memang tidak mengirimkan hadiah apapun.

Bagaimana mungkin Hae Young tak mengirimkan hadiah? Jelas-jelas Lee Seol sudah mengingatkannya sejak minggu lalu. Dayang-dayang memberi alasan perbedaan waktu, yang mungkin menyebabkan Hae Young belum menyelamatinya.

Page 166: My princess

“Kalau selama dua tahun ini dia masih belum menyadari perbedaan waktu, lebih baik ia tak jadi Diplomat saja sekalian.”

Lee Seol memutuskan kalau ialah yang akan menelepon Hae Young dahulu, walaupun hari ini ia yang berulang tahun. Namun betapa kesalnya Lee Seol mendapati handphone Hae Young tak aktif. Dayang-dayang pun memintanya untuk beristirahat karena ada hal penting yang harus dilakukan besok, yaitu ujian mengemudi.

Lee Seol mengunjungi Kakek Park, berkeluh kesah akan kepergian Hae Young yang begitu lama. Ia bingung, apakah kepergian Hae Young itu karena pekerjaan atau karena dirinya?

Dan Lee Seol meminta pada Kakek, walaupun ia telah diberi banyak oleh Kakek Park.

“Dapatkah Kakek memberikan Hae Young padaku?”

Aww.. 

Dan seperti yang ditakutkan oleh banyak pihak, Lee Seol kembali tak lulus dalam ujian mengemudi. Saat berlatih sendirian, Lee Seol mengeluh karena Hae Younglah ia selalu gagal. Jika saja Hae Young dapat terus mengajarinya, dan tidak pergi terus menerus.

Sebuah mobil berada di belakang mobil Lee Seol, mengklaksonnya berkali-kali, membuat Lee Seol panik. Mobil itu akhirnya menyalip mobil Lee Seol, dan memotong jalan. Lee Seol hampir saja menyumpah serapah pada pengendara mobil itu, jika saja ia tak melihat seseorang yang keluar dari mobil, dan tersenyum padanya.

Mungkin kemampuan menyetir Lee Seol harus sedikit dipoles lagi. Ia menepikan mobilnya, sehingga spion mobilnya tepat satu senti dari badan Hae Young. Dengan jarak sedekat itu, ia tak dapat membuka pintu mobil. Apalagi Hae Young tak membantunya sama sekali, malah menutup pintu mobil dengan kakinya, berkali-kali, membuat Lee Seol menyerah.  

Ia menurunkan jendela mobilnya. Lee Seol tak percaya akan penglihatannya. Hae Youngnya telah kembali?

Hae Young pun juga tak percaya. Setelah sekian lama, Lee Seol masih tetap tidak lulus ujian? Berita kegagalan Lee Seol cepat menyebar, membuat Hae Young malu.

Tapi Lee Seol tak mempedulikan. Semua ujian boleh gagal, karena Hae Youngnya telah kembali!

Dan tanpa menunggu sedikitpun, Lee Seol keluar dari jendela mobil, dan memeluknya erat. Ia meminta Hae Young untuk tak pergi lagi.

“Ya, saya akan melakukan titah Paduka Tuan Putri.”

Saat mereka makan di rumah Hae Young, tak sengaja Lee Seol melihat cincin yang disimpan Hae Young untuknya. Ia sangat senang sekali, karena berarti Hae Young akan melamarnya sebentar lagi.

Ia akan sabar menunggunya, walaupun setelah ini Hae Young harus pergi menemui Presiden.

Page 167: My princess

Dan yang mengetahui tentang cincin itu ternyata tak hanya Lee Seol. Presiden pun mengetahuinya, karena ada yang melihatnya sedang membeli cincin saat Hae Young bertugas di London. Presiden menyarankan agar menundanya. Karena pernikahan mereka adalah hal yang sangat genting. Jika Hae Young menikahi Putri Lee Seol, maka tuduhan lama pun akan muncul kembali.

Presiden melakukan ini karena ia ingin Hae Young menjadi orang besar. Hae Young tentu tak ingin kalau ia hanya dikenal sebagai Hae Young, Pendamping Putri, bukan?

Ucapan Presiden sepertinya merasuk ke dalam pikiran Hae Young. Ia melihat cincin yang rencananya diberikan pada Lee Seol. Dan Lee Seol seperti membaca pikirannya, karena saat itu Lee Seol meneleponnya, menanyakan kapan mereka bisa bertemu. Namun sepertinya Hera, Dewi pernikahan, masih ingin bermain-main, karena jadwal mereka sangat padat, sehingga mereka tak dapat bertemu keesokan harinya.

Hae Young berjanji untuk menemui Lee Seol lusa, karena ada yang ingin ia bicarakan. 

Lee Seol sangat bahagia, karena lusa ia akan dilamar oleh Hae Young! Dayang-dayang yang menyertainya turut berbahagia, dan mereka memikirkan tentang bagaimana Hae Young akan melamarnya.

Namun rupanya Lee Seol harus jauh lebih sabar menunggu lebih lama lagi, karena Hae Young sangat sibuk pada hari yang telah dijanjikan. Dan jadwal mereka selalu bertubrukan sehingga tak memungkinkan untuk bertemu. Lee Seol mengeluh pada Hae Young yang seperti tak pernah mengenal hari libur. Dan Hae Young pun membalas kalau Putri juga tak pernah mengenal hari libur.

Akhirnya Lee Seol yang sudah tak sabar, menemui Hae Young di Blue House (istana kepresidenan), di tengah rapat penting yang sedang ia hadiri. Hae Young buru-buru membawanya keluar. Bagaimana mungkin ia, sebagai Putri, masuk ke dalam rapat penting di Blue House hanya karena ingin menemuinya? Ia tak bisa membayangkan gosip apa yang akan timbul besok.

Ia meminta Lee Seol pulang dan menunggunya di Istana. Lee Seol yang ingin segera dilamar menuduhnya memakai alasan tak punya waktu, padahal seperti sekarang ini, Hae Young dapat keluar dari ruang rapat. Pasti karena perasaan Hae Young, maka Hae Young tak punya waktu.

Hae Young yang belum mengerti arah pembicaraan Lee Seol (yang ingin dilamar karena telah melihat cincin tersebut), mengatakan bukankah mereka telah berjanji kalau kondisi seperti ini (kesibukan karena posisi mereka) tak boleh dijadikan alasan untuk bertengkar?

“Kondisi apa? Bukankah dulu kau yang menyuruhku untuk menjadi Putri? Mungkin kau tak mau mengatakan hal yang penting ini karena kondisi itu? Aku menjadi Putri?”

Jelas sekali kalau mereka berdua tidak berbicara tentang konteks yang sama.

Hae Young menenangkan Lee Seol, dan memintanya lagi untuk pulang ke istana. Tapi Lee Seol yang masih marah mengancam, jika Hae Young berani melangkah, satu langkah saja, meninggalkannya, maka Hae Young tak akan dapat menemuinya lagi.

Page 168: My princess

Tentu saja Hae Young tak dapat menuruti Lee Seol, karena dia sedang ada rapat penting. Maka Lee Seol pun berkata,

“Baik, kalau begitu jangan temui aku.. selamanya. Kita putus!”

Lee Seol ternyata bukan hanya Princess. Tapi Queen.. of drama. Karena dia sudah dapat memprediksi kalau Hae Young pasti akan mengejarnya ke istana. Maka ia menangis keras dan meratapi nasibnya yang ditinggal oleh Hae Young karena kondisi mereka. Pelatih aktingnya, yaitu dayang-dayang, memuji acting Lee Seol yang bagus sekali.

Dan pelatih itu harus turun tangan saat Hae Young mengancam akan mendobrak pintu jika Lee Seol tetap tak mau bertemu dengannya.

Di luar, dayang-dayang mengatakan kalau Putri tak ingin bertemu dengannya sekarang. Mungkin hal ini juga disebabkan karena Putri sedang banyak tekanan, terutama tentang pencarian buku harian Putra mahkota terakhir, yaitu kakek Lee Seol. Hae Young pun mencoba mengatasi masalah ini dengan caranya.

Ia menemui Lee Seol di kamar, yang sedang meratapi nasibnya. Ia sekarang berbicara bukan sebagai P, tapi sebagai Diplomat Park Hae Young yang ingin melaporkan sesuatu yang berkaitan dengan keluarga kerajaan.

Hae Young pun mendekati Lee Seol yang masih terisak-isak. Ia mengatakan kalau mungkin ia dapat membantu untuk menemukannya. Lee Seol pun membuka selimutnya,

“Benarkah? Beneran? Benar-benar?”

Hae Young pun merasa tertipu dengan acting Lee Seol selama ini. Jadi sekarang mereka masih putus atau tidak? Lee Seol pun berkilah, kalau mereka putus karena kondisi itu (Putri dan Diplomat), maka sekarang mereka berbaikan lagi karena kondisi itu juga.

Hae Young tersenyum mendengar jawaban Lee Seol yang bagus. Namun ada sedikit masalah karena pihak Museum Inggris tak mau melepas buku harian itu, jika tidak merundingkan dengan orang yang mereka pilih. Orang itu adalah Yoon Ju.

Maka Lee Seol pun, mengesampingkan perasaan tak sukanya, menemui Yoon Ju. Ia meminta bantuan pada Yoon Ju, dan berharap akan kesanggupannya. Karena ia tahu, bahwa kecintaanya pada barang bersejarah melebihi kebenciannya pada Lee Seol. Dan di saat Lee Seol sudah mulai hilang harapan, Yoon Ju menemuinya.

Tak lama kemudian, Yoon Ju terbukti memang ahli dalam bidangnya. Karena Museum Inggris bersedia melepas buku harian itu tanpa syarat apapun. Media pun memuji Lee Seol yang telah bekerja keras mengembalikan barang-barang bersejarah Korea. Jung Woo mencoba menghubungi Yoon Ju, ingin menyelamatinya. Tapi Yoon Ju tak mengangkat telepon itu, tapi ia tersenyum melihatnya.

Hae Young datang saat Lee Seol dan staf istana membersihkan galeri untuk mempersiapkan kedatangan buku harian itu. Para staf langsung mengerti, dan undur diri satu per satu.

Page 169: My princess

Lee Seol mengucapkan terima kasih pada Hae Young Oppa. Berkat Hae Young Oppa, semua ini dapat terjadi. Lee Seol pun mengagetkan Hae Young dengan mencium pipinya. 

Hae Young menggodanya dengan berteriak pada dayang-dayang karena Putri ingin melakukan sesuatu padanya. Lee Seol buru-buru menutup mulutnya, agar tak berteriak lagi.

“Kenapa? Kalau aku tak berteriak, kau akan menciumku lagi?”

Lee Seol pun menyalahkan Hae Young yang membuatnya seperti ini. Ia, yang sudah tak sabar menunggu, menanyakan kapan Hae Young akan memberikan cincin itu? Ia tak perlu lilin dan balon sebagai penyerta untuk melamarnya. Ia hanya butuh cincin itu. Akhirnya Hae Young menyadari kalau Lee Seol sudah melihat cincinnya

Hae Young hanya diam, tak tahu harus berkata apa. Lee Seol pun melihat keraguan Hae Young dan menuduhnya akan memberikan cincin itu pada gadis lain. Hae Young pun menantangnya, bagaimana jika memang cincin itu bukan untuk nya?

“Kalau begitu berikan notanya padaku. Aku akan menukarnya dengan voucher.”

Hehe.. Menjadi Putri atau tidak, Lee Seol masih tetap seperti dulu. Hae Young akhirnya mengerti sikap aneh Lee Seol selama ini. Apakah mungkin Lee Seol mendesak karena ingin dinikahi olehnya? Walaupun malu, tapi Lee Seol melihat apa yang tak mungkin. Toh cepat atau lambat mereka akan menikah. Ya, kan?

Namun melihat ekspresi keraguan lagi di wajah Hae Young, pikiran buruk kembali menghampiri Lee Seol. Apa mungkin Hae Young sekarang sudah tak mencintainya lagi? Hae Young mendesah,

“Jika saja memang seperti itu, hatiku tak akan sesakit ini.”

Sebelum Hae Young menjelaskan maksud kata-katanya, dayang-dayang masuk dan memberitahukan kalau mereka sudah menemukan Lee Dan. Dan Lee Seol harus buru-buru mendatangi rumah Lee Dan, kalau tidak Lee Dan akan lari lagi seperti kali terakhir.

Lee Seol tak tahu harus sedih atau gembira melihat kondisi Lee Dan sekarang. Tempat tinggalnya hanya sebuah kamar kecil yang sempit, dan iapun sedang sakit. Beginikah nasibnya sekarang setelah mengkhianatinya? Mengkhianati keluarganya? Bukankah seharusnya ia bisa hidup mewah?

Lee Dan menyuruhnya agar tidak mengejeknya. Dan beraninya Lee Seol melemparkan bantal kepadanya.

“Kenapa tidak? Selama 20 tahun ini kau selalu melemparkan barang padaku, kenapa sekarang aku tak boleh melempar padamu? Kau telah mengkhianati keluargamu dan aku seperti orang bodoh datang ke sini mencarimu. Dan kau bilang aku tak boleh melemparmu?”

Dan dengan itu, dimulailah perkelahian dua bersaudara yang terpendam selama dua puluh tahun ini. Perkelahiannya mengingatkan saya hampir dua puluh tahun yang lalu saya dan kakak saya berkelahi, persis seperti itu namun dengan alasan yang berbeda (saya tak mau disuruh mandi). Hmm…

Page 170: My princess

Kelelahan, mereka menghentikan pukulan-pukulannya. Lee Seol menyuruhnya untuk pulang karena ibu mencemaskannya. Lee Dan menolaknya. Ia menyuruh Lee Seol mengatakan pada ibu kalau ia baik-baik saja. Ia akan kembali kalau ia sudah berhasil. Lee Seolpun menyuruhnya untuk berhasil, dan ia boleh kembali. Awas saja kalau ia berani pulang tanpa berhasil!

Lee Seol memberitahu ibu kalau ia sudah menemukan Lee Dan. Dan ia baik-baik saja. Sekarang ia sudah bekerja dengan gaji tinggi. Namun Lee Dan tak dapat menemui ibu sekarang. Ia berjanji pada Lee Seol akan pulang menemui ibu suatu saat nanti.

Ibu pun mempercayainya. Ia malah menanyakan tentang kabar Hae Young. Ia menyarankan jika Hae Young masih belum melamarnya, lebih baik Lee Seol mencari orang lain yang lebih mungkin baginya untuk dinikahi.

Gun menemui dayang-dayang, karena ia akan cuti selama 3 hari. Dayang-dayang pun, dengan kalem, mempersilahkan Gun pergi. Ia sekarang sudah capek menjadi babysitter Gun selama 2 tahun. Maka ia memutuskan untuk mencari laki-laki yang tepat untuk dinikahinya. Laki-laki kaya yang memiliki penghasilan lebih dan 5 rekening tabungan.

Gun pun meminta dayang-dayang menunggunya sebentar lagi. Ia tahu noona-nya sudah berada di umur menikah. Namun karena ia lebih muda dari noona, dan ia harus bekerja agar bisa menikahinya. Maka ia minta noona menunggunya dan jangan pergi kemana-mana. Oke?

Kenapa ya sampai sekarang saya tak tahu nama dua dayang-dayang Lee Seol?

Dayang-dayang kroni Yoon Ju melaporkan kondisi di istana yang baik-baik saja. Bahkan Yoon Ju pun dapat melihat kalau dayang-dayang itupun sekarang sudah berpihak pada Lee Seol. Namun bukan masalah bagi Yoon Ju. Bahkan ia turut merasa senang, karena Yoon Ju mengkhawatirkan kroninya itu mendapat kesulitan setelah kepergiannya. Ia hanya meminta agar dayang-dayang menjaga ayahnya selama ia pergi.