musrenbang jatim 2015 ppn bappenas
DESCRIPTION
-TRANSCRIPT
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
Disampaikan Pada Musrenbang RKPD Provinsi Jawa Timur
Surabaya, 14 April 2015
KERANGKA PAPARAN
Prioritas Pembangunan RPJMN 2015-2019 Sasaran Makro RPJMN 2015-2019 Sasaran Nasional RKP 2016 Capaian Kinerja Pembangunan Provinsi Jawa
Timur Penutup Rangkuman Permasalahan Pembangunan Isu Strategis Pembangunan Rekomendasi dan Saran
Slide - 2
Prioritas Pembangunan RPJMN 2015-2019 Sasaran Makro RPJMN 2015-2019 Sasaran Nasional RKP 2016 Capaian Kinerja Pembangunan Provinsi Jawa
Timur Penutup Rangkuman Permasalahan Pembangunan Isu Strategis Pembangunan Rekomendasi dan Saran
VISI MISI PEMBANGUNAN 2015 – 2019
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah:
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, danBerkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkankepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negarahukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah:
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, danBerkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkankepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negarahukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Slide - 3
9 AGENDA PRIORITAS – NAWA CITA
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa danmemberi rasa aman pada seluruh WN
2. Membangun tata kelola Pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis danterpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dg memperkuat daerah-daerahdan desa dlm kerangka Negara Kesatuan
4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem danpenegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik8. Melakukan revolusi karakter bangsa9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa danmemberi rasa aman pada seluruh WN
2. Membangun tata kelola Pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis danterpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dg memperkuat daerah-daerahdan desa dlm kerangka Negara Kesatuan
4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem danpenegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik8. Melakukan revolusi karakter bangsa9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Slide - 4
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMBANGUNANMANUSIA
DIMENSI PEMBANGUNANSEKTOR UNGGULAN
DIMENSI PEMERATAAN &KEWILAYAHAN
1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan
yang makin melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisanmenengah bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan;
3) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbanganekosistem
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
DIMENSI PEMBANGUNANMANUSIA
DIMENSI PEMBANGUNANSEKTOR UNGGULAN
DIMENSI PEMERATAAN &KEWILAYAHAN
KONDISI PERLUKepastian dan
Penegakan HukumKeamanan dan
Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB
Pendidikan
Kesehatan
Perumahan
AntarkelompokPendapatan
Antarwilayah: (1)Desa, (2) Pinggiran,
(3) Luar Jawa, (4)Kawasan Timur
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi &KetenagalistrikanKemaritiman dan
KelautanPariwisata dan IndustriMental / Karakter
Slide - 5
SASARAN MAKRO RPJMN 2015-2019
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
SASARAN MAKRO RPJMN 2015-2019
SASARAN MAKRO RPJMN 2015-2019
IndikatorIndikator 20142014**(Baseline)(Baseline) 20152015 20192019
Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,83(metode lama)
69,4(metode baru)
76,3(metode lama)
Indeks Pembangunan Masyarakat1 0,55 - Meningkat Indeks Gini 0,41 0,40 0,36 Indeks Gini 0,41 0,40 0,36 Pertumbuhan ekonomi 5,1% 5,7% 8,0 % PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar
2010 PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar
2000
43.40340.785
-- 72.217
Tingkat Kemiskinan 10,96 % *) 10,3 7,0-8,0% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,94% 5,6% 4,0-5,0%
*Perkiraan **Maret 2014
1Indeks pembangunan masyarakat merupakan indeks komposit yang mengukur sifat kegotongroyongan, toleransi, dan rasa aman
masyarakat*) Tingkat kemiskinan Bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada Bulan November 2014
Slide - 7
SASARAN RKP 2016 DANRANCANGAN TEMA RKP 2016
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
SASARAN RKP 2016 DANRANCANGAN TEMA RKP 2016
RANCANGAN TEMA RKP 2016
RKP 2015MELANJUTKAN
REFORMASI BAGIPERCEPATAN
PEMBANGUNANEKONOMI YANG
BERKEADILAN
RKP 2016MEMPERCEPATPEMBANGUNANINFRASTRUKTUR
UNTUKMELETAKKAN
FONDASIPEMBANGUNAN
YANGBERKUALITAS
RKP 2017
Ditentukan dalamproses penyusunan
RKP 2017
RKP 2018
Ditentukan dalamproses penyusunan
RKP 2018
RKP 2019
Ditentukan dalamproses penyusunan
RKP 2019
Slide - 10
Salah satu permasalahan utama yang menghambat percepatan realisasi investasi saatini adalah adanya keterbatasan infrastruktur, termasuk pasokan listrik.
Pemenuhan ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama yangharus dilakukan dalam pembangunan yang berkualitas.
Pembangunan berkualitas adalah: Membangun untuk manusia dan masyarakat, yang inklusif dan berbasis luas, dan
tidak boleh memperlebar ketimpangan antar golongan dan antar wilayah. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung
lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Menghasilkan pertumbuhan, dankesejahteraan yang berkelanjutan
Infrastruktur diperlukan, utamanya untuk mendukung agenda prioritas kedaulatanpangan, kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan industri dengan sasarankelompok sosial yang luas dan sasaran wilayah yang memperhatikan pemerataan
RANCANGAN TEMA RKP 2016
Mempercepat Pembangunan Infrastrukturuntuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas
Salah satu permasalahan utama yang menghambat percepatan realisasi investasi saatini adalah adanya keterbatasan infrastruktur, termasuk pasokan listrik.
Pemenuhan ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama yangharus dilakukan dalam pembangunan yang berkualitas.
Pembangunan berkualitas adalah: Membangun untuk manusia dan masyarakat, yang inklusif dan berbasis luas, dan
tidak boleh memperlebar ketimpangan antar golongan dan antar wilayah. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung
lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Menghasilkan pertumbuhan, dankesejahteraan yang berkelanjutan
Infrastruktur diperlukan, utamanya untuk mendukung agenda prioritas kedaulatanpangan, kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan industri dengan sasarankelompok sosial yang luas dan sasaran wilayah yang memperhatikan pemerataan
Slide - 11
Indikator 2014(Baseline) 2016 2019Pendidikan
Rata-rata lama sekolahpenduduk usia diatas 15tahun 8,1 (tahun) 8,46(tahun) 8,8(tahun) Rata-rata angka melekaksara penduduk usia diatas 15 tahun 94,1% 96,8% 96,1 (%)
Arah Kebijakan
Pendidikan1.Melanjutkan upaya untuk memenuhihak seluruh penduduk mendapatkanlayanan pendidikan dasar berkualitas2.Meningkatkan akses PendidikanMenengah yang berkualitas3.Memperkuat peran swasta dalammenyediakan layanan pendidikanmenengah yang berkualitas4.Meningkatkan relevansi pendidikankejuruan dengan kebutuhan duniakerja5.Meningkatkan akses terhadap layananpendidikan dan pelatihanketerampilan6.Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
PENDIDIKAN
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DANMASYARAKAT (1/3)
Rata-rata angka melekaksara penduduk usia diatas 15 tahun Persentase SMA/MAberakreditasi minimal B 73,5% 70% 84,6% Rasio APK SMP/MTsantara 20% penduduktermiskin dan 20%penduduk terkaya
0,85(2012) 0,87 0,90 Rasio APKSMA/SMK/MA antara20% penduduktermiskin dan 20%penduduk terkaya
0,53(2012) 0,59 0,60
Arah Kebijakan
Pendidikan1.Melanjutkan upaya untuk memenuhihak seluruh penduduk mendapatkanlayanan pendidikan dasar berkualitas2.Meningkatkan akses PendidikanMenengah yang berkualitas3.Memperkuat peran swasta dalammenyediakan layanan pendidikanmenengah yang berkualitas4.Meningkatkan relevansi pendidikankejuruan dengan kebutuhan duniakerja5.Meningkatkan akses terhadap layananpendidikan dan pelatihanketerampilan6.Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DANMASYARAKAT (2/3)
No Indikator 2014(Baseline) 2016 2019
1 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan TidakMenular1. Prevalensi Tuberkulosis(TB) per 100.000penduduk 297 (2013) 2,71 2452. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2013) <0,5 <0,5
KESEHATAN
Arah Kebijakan1. Akselerasi Pemenuhan Akses PelayananKesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan LanjutUsia yang Berkualitas2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem JaminanSosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan5. Meningkatan Akses Pelayanan KesehatanDasar yang Berkualitas6. Meningkatan Akses Pelayanan KesehatanRujukan yang Berkualitas7. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran,dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan8. Meningkatkan Ketersediaan,Keterjangkauan, Pemerataan, dan KualitasFarmasi dan Alat Kesehatan9. Meningkatkan Pengawasan Obat danMakanan
2. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2013) <0,5 <0,52 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan1. Jumlah kecamatan yangmemiliki minimal 1puskesmas terakreditasi 0 700 5.600
2. Persentasekabupaten/kota yangmencapai 80 persenimunisasi dasar lengkappada bayi- 80 95
3. Jumlah puskesmas yangminimal memiliki lima jenistenaga kesehatan 1.015 2000 5.600
Arah Kebijakan1. Akselerasi Pemenuhan Akses PelayananKesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan LanjutUsia yang Berkualitas2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem JaminanSosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan5. Meningkatan Akses Pelayanan KesehatanDasar yang Berkualitas6. Meningkatan Akses Pelayanan KesehatanRujukan yang Berkualitas7. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran,dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan8. Meningkatkan Ketersediaan,Keterjangkauan, Pemerataan, dan KualitasFarmasi dan Alat Kesehatan9. Meningkatkan Pengawasan Obat danMakanan
INDIKATOR 2014(BASELINE) 2016 2019Akses AirMinum Layak 70% 70% akses 4 K7% AksesDasar 100%
Akses SanitasiLayak 60,9% 66,3% akseslayak11% aksesdasar100%
Arah Kebijakan:1. Meningkatkan akses masyarakatberpendapatan rendah terhadaphunian yang layak, aman, danterjangkau serta didukung olehpenyediaan prasarana, sarana, danutilitas yang memadai2. Menjamin ketahanan air melaluipeningkatan pengetahuanperubahan sikap dan perilaku dalampemanfaatan air minumdan pengelolaan sanitasi3. Penyediaan infrastruktur produktifdan manajemen layanan melaluipenerapan manajemen asset4. Penyelenggaraan sinergi air minumdan sanitasi yang dilakukan ditingkat nasional, provinsi,kabupaten/kota, dan masyarakat5. Peningkatan efektifitas dan efisiensipendanaan infrastruktur air minumdan sanitasi
PERUMAHAN, AIR MINUM, SANITASI
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DANMASYARAKAT (3/3)
Akses SanitasiLayak 60,9% 66,3% akseslayak11% aksesdasar100%
KawasanPermukimanKumuhPerkotaan38.431 Ha 38.431 Ha 0 Ha
Arah Kebijakan:1. Meningkatkan akses masyarakatberpendapatan rendah terhadaphunian yang layak, aman, danterjangkau serta didukung olehpenyediaan prasarana, sarana, danutilitas yang memadai2. Menjamin ketahanan air melaluipeningkatan pengetahuanperubahan sikap dan perilaku dalampemanfaatan air minumdan pengelolaan sanitasi3. Penyediaan infrastruktur produktifdan manajemen layanan melaluipenerapan manajemen asset4. Penyelenggaraan sinergi air minumdan sanitasi yang dilakukan ditingkat nasional, provinsi,kabupaten/kota, dan masyarakat5. Peningkatan efektifitas dan efisiensipendanaan infrastruktur air minumdan sanitasi
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN(1/4)
INDIKATOR 2014(baseline) 2016 2019
Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan- Produksi perikanan (juta ton) 12,4 14,8 18,8Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi:- Pembangunan dan PeningkatanJaringan irigasi air permukaan , airtanah dan rawa (juta ha) 8,9 9,89 9,89
ARAH KEBIJAKAN:
1.Peningkatan ketersediaan pangan melaluipenguatan kapasitas produksi DN: Padi: (i)penyelesaian pengamanan lahan berkelanjutan(menahan konversi sawah) dan perluasansawah baru 1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii)revitalisasi penyuluhan dan sistem perbenihan-1.000 desa berdaulat benih dan 1.000 desapertanian organik; (iv) bank untuk pertanian-UKM-Koperasi; Produk perikanan: 40 juta ton(ikan dll)**2.Peningkatan aksesibilitas masyarakatterhadap pangan: (i) pembangunan gudang dgfasilitas pasca panen; pengendalian impormelalui pemberantasan mafia impor; (ii)penguatan cadangan pangan dan stabilisasiharga pangan; (iii) pengembangan sistemlogistik ikan.3.Meningkatkan perbaikan kualitaskonsumsi pangan dan gizi masyarakat: (i)konsumsi protein: telur, ikan, dan daging, sayurdan buah; (ii) penggunaan pangan lokal nonberas .4.Mitigasi gangguan terhadap kedaulatanpangan: (i) benih adaptif perubahan iklim,sekolah iklim dan asuransi pertanian.
KEDAULATAN PANGAN
- Pembangunan dan PeningkatanJaringan irigasi air permukaan , airtanah dan rawa (juta ha) 8,9 9,89 9,89- Rehabililtasi jariangan irigasipermukaan, air tanah dan rawa (juta ha) 2,71 5,71 3,01- Pembangunan dan Peningkatan irigasitambak (ribu ha) 189,75 304,75 304,75- Pembangunan waduk)* 21 8 wadukbaru danrehabilitasi3 Waduk 49
ARAH KEBIJAKAN:
1.Peningkatan ketersediaan pangan melaluipenguatan kapasitas produksi DN: Padi: (i)penyelesaian pengamanan lahan berkelanjutan(menahan konversi sawah) dan perluasansawah baru 1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii)revitalisasi penyuluhan dan sistem perbenihan-1.000 desa berdaulat benih dan 1.000 desapertanian organik; (iv) bank untuk pertanian-UKM-Koperasi; Produk perikanan: 40 juta ton(ikan dll)**2.Peningkatan aksesibilitas masyarakatterhadap pangan: (i) pembangunan gudang dgfasilitas pasca panen; pengendalian impormelalui pemberantasan mafia impor; (ii)penguatan cadangan pangan dan stabilisasiharga pangan; (iii) pengembangan sistemlogistik ikan.3.Meningkatkan perbaikan kualitaskonsumsi pangan dan gizi masyarakat: (i)konsumsi protein: telur, ikan, dan daging, sayurdan buah; (ii) penggunaan pangan lokal nonberas .4.Mitigasi gangguan terhadap kedaulatanpangan: (i) benih adaptif perubahan iklim,sekolah iklim dan asuransi pertanian.* Kumulatif 5 tahun
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN(2/4)
ARAH KEBIJAKAN:1. Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gasdan batubara): lapangan baru, IOR/EOR,pengembangan gas non konvensional (shale gas danCBM).2. Meningkatkan Cadangan Penyangga dan OperasionalEnergi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii)pengadaan kontrak jangka menengah dan panjanguntuk SD energi.3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukandalam bauran energi: (i) insentif dan harga yangtepat; (ii) pemanfaatan bahan bakar nabati.4. Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorongpenggunaan SD energi utk penggunaan setempat; (ii)pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG.5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i)pengembangan insentif dan mekanisme pendanaanutk teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) auditenergi; (iii) peningkatan peran perusahaan layananenergi (ESCO).6. Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebihtransparan dan tepat sasaran7. Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA(kelistrikan)
KEDAULATAN ENERGI
INDIKATOR 2014(baseline) 2016 2019*Rasio elektrifikasi 81,5% 91,09% 96,6%Konsumsi ListrikPerkapita 843KWh 1.058 1.200KWh
Peningkatan Produksi SD Energi:- Minyak Bumi (ribuBM/hari) 818 880 700- Gas Bumi (ribuSBM/hari) 1.224 1.150 1.295- Batubara (JutaTon) 421 419 400
ARAH KEBIJAKAN:1. Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gasdan batubara): lapangan baru, IOR/EOR,pengembangan gas non konvensional (shale gas danCBM).2. Meningkatkan Cadangan Penyangga dan OperasionalEnergi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii)pengadaan kontrak jangka menengah dan panjanguntuk SD energi.3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukandalam bauran energi: (i) insentif dan harga yangtepat; (ii) pemanfaatan bahan bakar nabati.4. Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorongpenggunaan SD energi utk penggunaan setempat; (ii)pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG.5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i)pengembangan insentif dan mekanisme pendanaanutk teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) auditenergi; (iii) peningkatan peran perusahaan layananenergi (ESCO).6. Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebihtransparan dan tepat sasaran7. Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA(kelistrikan)
- Batubara (JutaTon) 421 419 400Penggunaan DN(DMO):- Gas bumi DN 53% 61% 64%- Batubara DN 24% 26% 60%Regasifikasionshore (unit) - 5 6Pembangunan FSRU(unit) 2 2 3Jaringan pipa gas(km) 11.960 15.330 17.960PembangunanSPBG (unit) 40 30 118Jaringan gas kota(sambungan rumah) 200 ribu 312 ribu 1 jtPembangunan kilangbaru (unit) - proses 1
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN(3/4)
INDIKATOR 2014(BASELINE) 2016 2019
Memperkuat Jatidiri sebagai negara Maritim
Penyelesaian pencatatan/depositpulau-pulau kecil ke PBB 13.466 500 (tahapidentifikasipulau – pulaukecil) 17.466(Selesai th 2017) Penyelesaian batas maritim antarnegara 1 negara 35 kaliperundingan 9 negaraPemberantasan Tindakan Perikanan Liar• Meningkatnya ketaatan pelakuperikanan
MARITIM DAN KELAUTANARAH KEBIJAKAN:1. Penyelesaian tata batas dan batas landaskontinen di luar 200 mil laut, sertapenamaan pulau2 dan pendaftarannya;2. Pengaturan dan pengendalian ALKI;3. Penguatan lembaga pengawasan laut;4. Peningkatan Koordinasi DalamPenanganan Pelanggaran Tindak Pidana;5. Meningkatkan pembangunan sistemtransportasi multimoda;6. Melakukan upaya keseimbangan antaratransportasi yang berorientasi nasionaldengan transportasi yang berorientasilokal dan kewilayahan;7. Percepatan pengembangan ekonomikelautan;8. Meningkatkan dan mempertahankankualitas, daya dukung dan kelestarianfungsi lingkungan laut;9. Meningkatkan wawasan dan budayabahari serta penguatan SDM dan Iptekkelautan;10. Meningkatkan harkat dan taraf hidupnelayan serta masyarakat pesisir
• Meningkatnya ketaatan pelakuperikanan 52% 82% 87%Membangun Konektivitas Nasional:
Pengembangan pelabuhan untukmenunjang tol laut -- -- 24 Pengembangan pelabuhanpenyeberangan 210 48(pembangunan/penyelesaianpelabuhan baru 270 Pembangunan kapal perintis 50 unit 69 unit 104 unitPengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan Produksi hasil perikanan (juta ton) 22,4 29,51 juta ton 40-50 Pengembangan pelabuhanperikanan 21 unit 22 unit 24 unit Peningkatan luas kawasankonservasi laut 15,7 juta ha 17,1 juta ha 20 juta ha
ARAH KEBIJAKAN:1. Penyelesaian tata batas dan batas landaskontinen di luar 200 mil laut, sertapenamaan pulau2 dan pendaftarannya;2. Pengaturan dan pengendalian ALKI;3. Penguatan lembaga pengawasan laut;4. Peningkatan Koordinasi DalamPenanganan Pelanggaran Tindak Pidana;5. Meningkatkan pembangunan sistemtransportasi multimoda;6. Melakukan upaya keseimbangan antaratransportasi yang berorientasi nasionaldengan transportasi yang berorientasilokal dan kewilayahan;7. Percepatan pengembangan ekonomikelautan;8. Meningkatkan dan mempertahankankualitas, daya dukung dan kelestarianfungsi lingkungan laut;9. Meningkatkan wawasan dan budayabahari serta penguatan SDM dan Iptekkelautan;10. Meningkatkan harkat dan taraf hidupnelayan serta masyarakat pesisir
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN(4/4)
INDIKATOR 2014(Baseline) 2016 2019
Pariwisata Wisatawan
Mancanegara (Orang)9 juta 13 juta 20 juta
Wisatawan Nusantara(Kunjungan)
250 juta 263 juta 275 juta
Devisa (triliun rupiah) 120 169 260
ARAH KEBIJAKAN:
1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkansebanyak mungkin wisatawan manca negara danmendorong peningkatan wisatawan nusantara
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkandaya tarik daerah tujuan wisata sehinggaberdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri
3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkanpartisipasi usaha lokal dalam industri pariwisatanasional serta meningkatkan keragaman dan dayasaing produk / jasa pariwisata nasional di setiapdestinasi periwisata yang menjdai fokus pemasaran
4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata:membangun sumber daya manusia pariwisata sertaorganisasi kepariwisataan nasional
5. Pengembangan Perwilayahan Industri di luar PulauJawa
6. Penumbuhan Populasi Industri dengan menambahpaling tidak sekitar 9 ribu usaha
7. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (NilaiEkspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja)
PARIWISATA DAN INDUSTRI
Devisa (triliun rupiah) 120 169 260
IndustriSasaran Pertumbuhan: Industri (%) 4,7 6,9 8.6
Kontribusi dalam PDB 20,7% 21% 21,6%
Penambahan jumlahIndustri skala menengahdan besar
- -9.000unit*
ARAH KEBIJAKAN:
1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkansebanyak mungkin wisatawan manca negara danmendorong peningkatan wisatawan nusantara
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkandaya tarik daerah tujuan wisata sehinggaberdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri
3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkanpartisipasi usaha lokal dalam industri pariwisatanasional serta meningkatkan keragaman dan dayasaing produk / jasa pariwisata nasional di setiapdestinasi periwisata yang menjdai fokus pemasaran
4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata:membangun sumber daya manusia pariwisata sertaorganisasi kepariwisataan nasional
5. Pengembangan Perwilayahan Industri di luar PulauJawa
6. Penumbuhan Populasi Industri dengan menambahpaling tidak sekitar 9 ribu usaha
7. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (NilaiEkspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja)
* Kumulatif 5 tahun
DIMENSI PEMERATAAN DANKEWILAYAHAN (1/4)
INDIKATOR 2014(Baseline) 2019Perlindungan sosial bagi Penduduk Kurang Mampu (40% penduduk termiskin)
Kepemilikan Jaminan Kesehatan 86% 100% Akses Pangan Bernutrisi 60% 100% Akses thd Pelayanan Keuangan 4,2% 25%Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B) Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga yang ditandai dengan meningkatnya keterampilankerja/usaha, tersedianya alternatif usaha/kerja sebagai sumber penghidupan, tersedianyasarana prasarana pendukung ekonomi, meningkatnya akses pasar bagi pengembangan usahamikro/kecil
SASARAN:Menurunnya tingkat kemiskinan menjadi 7,0%-8,0 persen danpengangguran terbuka menjadi 4,0%-5,0% di tahun 2019.ARAH KEBIJAKAN:1. Membangun landasan yang kuat agar ekonomi tumbuhmenghasilkan kesempatan kerja yang berkualitas
• Memperluas industri manufaktur untuk memperluaslapangan kerja baru berkualitas• Dukungan regulasi yang mendorong iklim investasi• Memperbaiki iklim ketenagakerjaan dan menciptakanhubungan industrial2. Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif• Penataan asistensi sosial, melalui perluasan cakupan danperbaikan desain program: Kartu Indonesia Sehat (KIS),Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sejahtera(KKS)• Perluasan cakupan SJSN bagi penduduk rentan danpekerja informal• Penguatan kelembagaan sosial3. Perluasan dan peningkatan pelayanan dasar• Peningkatan ketersediaan infrastruktur dan saranapelayanan dasar• Peningkatan jangkauan layanan dasar• Pengembangan dan penguatan sistem monev terkaitpenyediaan layanan dasar4. Pengembangan penghidupan berkelanjutan• Meningkatkan akses permodalan dan layanan keuanganmelalui penguatan sistem layanan keuangan mikro• Meningkatkan nilai tambah produk dan jangkauanpemasaran• Mendorong terwujudnya kemudahan, kepastian, danperlindungan usaha• Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan danpelatihan keterampilan
PEMERATAAN
Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga yang ditandai dengan meningkatnya keterampilankerja/usaha, tersedianya alternatif usaha/kerja sebagai sumber penghidupan, tersedianyasarana prasarana pendukung ekonomi, meningkatnya akses pasar bagi pengembangan usahamikro/kecilPeningkatan daya saing tenaga kerja Penyediaan lapangan kerja (2015-2019) 10 juta(rata-rata 2 juta/thn) Persentase tenaga kerja formal 40,5% 51,0%Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan Pekerja formal 29,5 juta 62,4 juta Pekerja Informal 1,3 juta 3,5 jutaMeningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja Jumlah pelatihan Jumlah sertifikasi 1.921.283*576.887* 3.552.950**2.280.764** Jumlah tenaga kerja keahlian menengah yangkompeten 30,0% 42,0% Kinerja lembaga pelatihan milik negaramenjadi berbasis kompetensi 5,0% 25,0%
SASARAN:Menurunnya tingkat kemiskinan menjadi 7,0%-8,0 persen danpengangguran terbuka menjadi 4,0%-5,0% di tahun 2019.ARAH KEBIJAKAN:1. Membangun landasan yang kuat agar ekonomi tumbuhmenghasilkan kesempatan kerja yang berkualitas
• Memperluas industri manufaktur untuk memperluaslapangan kerja baru berkualitas• Dukungan regulasi yang mendorong iklim investasi• Memperbaiki iklim ketenagakerjaan dan menciptakanhubungan industrial2. Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif• Penataan asistensi sosial, melalui perluasan cakupan danperbaikan desain program: Kartu Indonesia Sehat (KIS),Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sejahtera(KKS)• Perluasan cakupan SJSN bagi penduduk rentan danpekerja informal• Penguatan kelembagaan sosial3. Perluasan dan peningkatan pelayanan dasar• Peningkatan ketersediaan infrastruktur dan saranapelayanan dasar• Peningkatan jangkauan layanan dasar• Pengembangan dan penguatan sistem monev terkaitpenyediaan layanan dasar4. Pengembangan penghidupan berkelanjutan• Meningkatkan akses permodalan dan layanan keuanganmelalui penguatan sistem layanan keuangan mikro• Meningkatkan nilai tambah produk dan jangkauanpemasaran• Mendorong terwujudnya kemudahan, kepastian, danperlindungan usaha• Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan danpelatihan keterampilan
DIMENSI PEMERATAAN DANKEWILAYAHAN (2/4)
Indikator 2014(Baseline) 2016 2019
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaana. Penurunan desatertinggal -- 1000 s.d. 5,000desatertinggalb. Peningkatan desamandiri -- palingsedikit2,000 desa
ARAH KEBIJAKAN:Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desatermasuk permukiman transmigrasi sesuai dengankondisi geografis Desa.2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usahaekonomi masyarakat Desa termasuk di permukimantransmigrasi.3. Pembangunan sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan.4. Pengembangan komunitas teknologi perdesaan.5. Pembangunan sumber daya manusia, peningkatankeber-dayaan, dan pembentukan modal sosial budayamasyarakat Desa termasuk di permukimantransmigrasi6. Penguatan Pemerintahan Desa7. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidupberkelanjutan, serta penataan ruang kawasanperdesaan termasuk di kawasan transmigrasi.8. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasukkawasan transmigrasi untuk mendorong keterkaitandesa-kota.Pengembangan Kawasan Perbatasan1. Peningkatan keamanan wilayah perbatasan sebagaihalaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing,dan aman.2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat wilayahperbatasan melalui peningkatan penyediaan kebutuhanfasilitas sosial dan ekonomi, akses infrastruktur.
KEWILAYAHAN DANANTARWILAYAH
b. Peningkatan desamandiri -- 400 palingsedikit2,000 desaPengembangan Kawasan Perbatasan
a. PengembanganPusat EkonomiPerbatasan (PusatKegiatan StrategisNasional/PKSN)3 (111lokasiprioritas) -- 10 (187lokasipriorias)
b. Peningkatankeamanan dankesejahteraanmasyarakatperbatasan12 pulau-pulau kecilterluarberpenduduk -- 92 pulaukecilterluar/terdepan
ARAH KEBIJAKAN:Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desatermasuk permukiman transmigrasi sesuai dengankondisi geografis Desa.2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usahaekonomi masyarakat Desa termasuk di permukimantransmigrasi.3. Pembangunan sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan.4. Pengembangan komunitas teknologi perdesaan.5. Pembangunan sumber daya manusia, peningkatankeber-dayaan, dan pembentukan modal sosial budayamasyarakat Desa termasuk di permukimantransmigrasi6. Penguatan Pemerintahan Desa7. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidupberkelanjutan, serta penataan ruang kawasanperdesaan termasuk di kawasan transmigrasi.8. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasukkawasan transmigrasi untuk mendorong keterkaitandesa-kota.Pengembangan Kawasan Perbatasan1. Peningkatan keamanan wilayah perbatasan sebagaihalaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing,dan aman.2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat wilayahperbatasan melalui peningkatan penyediaan kebutuhanfasilitas sosial dan ekonomi, akses infrastruktur.
Indikator 2014(Baseline) 2016 2019
Pembangunan Daerah Tertinggalc. Rata-rata pertumbuhan ekonomidi daerah tertinggal 7,1% *) 7,02 % 7,24%d. Persentase penduduk miskin didaerah tertinggal 16,64% 15,42% 14,0%e. Indeks Pembangunan Manusia(IPM) di daerah tertinggal 68,46**) 68,49**) 69,59**)
ARAH KEBIJAKAN:
Pengembangan Daerah Tertinggal1. Promosi potensi daerah tertinggal untukmempercepat pembangunan2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasarpublik.3. Pengembangan perekonomian masyarakatyang didukung SDM yang berkualitas.4. Pembangunan infrastruktur./konektivitas.Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomidi Luar Jawa1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah,melalui percepatan Industrialisasi/hilirisasipengolahan SDA (a) menciptakan nilaitambah; (b) menciptakan kesempatan kerjabaru, terutama industri manufaktur, industripangan, industri maritim, dan pariwisa.2. Percepatan pembangunan konektivitas/infrastruktur3. Pengembangan SDM dan IPTEK4. Pengembangan regulasi dan kebijakan5. Peningkatan iklim investasi dan iklim usdahaa.l: Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP);danpemberian insentif fiskal dan non fiskal .
KEWILAYAHAN DANANTARWILAYAH
DIMENSI PEMERATAAN DANKEWILAYAHAN (3/4)
e. Indeks Pembangunan Manusia(IPM) di daerah tertinggal 68,46**) 68,49**) 69,59**)
Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawaa. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)di Luar Jawa 7 -- 14***)b. Kawasan Industri n.a. -- 14c. Kawasan Perdagangan Bebas danPelabuhan Bebas (KPBPB) 4 -- 4
ARAH KEBIJAKAN:
Pengembangan Daerah Tertinggal1. Promosi potensi daerah tertinggal untukmempercepat pembangunan2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasarpublik.3. Pengembangan perekonomian masyarakatyang didukung SDM yang berkualitas.4. Pembangunan infrastruktur./konektivitas.Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomidi Luar Jawa1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah,melalui percepatan Industrialisasi/hilirisasipengolahan SDA (a) menciptakan nilaitambah; (b) menciptakan kesempatan kerjabaru, terutama industri manufaktur, industripangan, industri maritim, dan pariwisa.2. Percepatan pembangunan konektivitas/infrastruktur3. Pengembangan SDM dan IPTEK4. Pengembangan regulasi dan kebijakan5. Peningkatan iklim investasi dan iklim usdahaa.l: Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP);danpemberian insentif fiskal dan non fiskal .*) rata-rata 2010-2014**) Dengan perhitungan Metode Baru***) di Pulau Jawa ada 1 KEK (KEK Tanjung Lesung)
Indikator 2014(Baseline) 2016 2019
Pembangunan Kawasan Perkotaana. PembangunanMetropolitan di Luar Jawasebagai PKN dan PusatInvestasi 2 2 2+5(usulanbaru)b. Optimalisasi 20 kotaotonomi berukuransedang di Luar Jawasebagai PKN/PKW danpenyangga urbanisasi diLuar Jawa
ARAH KEBIJAKAN:1. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional.2. Percepatan pemenuhan StandarPelayanan Perkotaan (SPP) untukmewujudkan kota aman, nyaman, danlayak huni.3. Pembangunan Kota Hijau danberketahanan iklim dan bencana.4. Pengembangan Kota Cerdas danBerdaya Saing dan berbasis teknologidan budaya lokal.5. Peningkatan Kapasitas Tata Kelolapembangunan perkotaan.
DIMENSI PEMERATAAN DANKEWILAYAHAN (4/4)
KEWILAYAHAN DANANTARWILAYAH
b. Optimalisasi 20 kotaotonomi berukuransedang di Luar Jawasebagai PKN/PKW danpenyangga urbanisasi diLuar Jawa43 kotabelumoptimalperannya -- 20dioptimalkanperannya
c. Penguatan 39 pusatpertumbuhan sebagaiPusat Kegiatan Lokal(PKL) atau Pusat KegiatanWilayah (PKW) -- 7 pusatpertumbuhanbaru39pusatpertumbuhan yangdiperkuatd. Pembangunan 10 KotaBaru Publik -- 2 Kotabaru 10Kota Baru
ARAH KEBIJAKAN:1. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional.2. Percepatan pemenuhan StandarPelayanan Perkotaan (SPP) untukmewujudkan kota aman, nyaman, danlayak huni.3. Pembangunan Kota Hijau danberketahanan iklim dan bencana.4. Pengembangan Kota Cerdas danBerdaya Saing dan berbasis teknologidan budaya lokal.5. Peningkatan Kapasitas Tata Kelolapembangunan perkotaan.
SASARAN PEMBANGUNAN JAWA TIMURRPJMN 2015-2019
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
SASARAN PEMBANGUNAN JAWA TIMURRPJMN 2015-2019
SASARAN TINGKAT PENGANGGURANWILAYAH PULAU JAWA PER PROVINSI
TAHUN 2015-2019
Slide - 26
3.0 2.8 2.6 2.5 2.3D.I Yogyakarta
CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNANPROVINSI JAWA TIMUR
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNANPROVINSI JAWA TIMUR
Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan PDRB per Kapita Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Kemiskinan Kependudukan Kesenjangan Antar Golongan dan Antar Wilayah Struktur PDRB menurut Lapangan Usaha Jumlah Orang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan
LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI JAWA TIMURTERHADAP PROVINSI LAIN TAHUN 2014
5,86
Slide - 28Slide - 28Slide - 28
Sumber: BPS, 2015
LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROV. JAWA TIMURTERHADAP PDRB NASIONAL
5.83 5.845.80
6.115.94
5.01
6.68
7.22
7.276.55
5.86
5.035.69 5.50
6.35
6.01
4.63
6.22
6.496.23
5.78
5.02
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
7.50
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
% PDRB Jawa Timur % PDB Nasional
Sumber: BPS
Slide - 29
5.83 5.845.80
6.115.94
5.01
6.68
7.22
7.276.55
5.86
5.035.69 5.50
6.35
6.01
4.63
6.22
6.496.23
5.78
5.02
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
7.50
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
% PDRB Jawa Timur % PDB Nasional
PDRB PER KAPITA PROV. JAWA TIMURTERHADAP NASIONAL
Slide - 30
Pencapaian PDRB per kapita Jawa Timur dari 2006 s.d 2013selalu berada di bawah PDB per kapita Nasional
Sumber: BPS
PRESENTASE TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT)JAWA TIMUR TERHADAP PROVINSI LAIN
(Agustus 2014)
4,19
Indonesia5,94
4
6
8
10
12
Slide - 31
0
2
Bali
Sula
wes
i Bar
atKa
liman
tan
Teng
ahNu
sa T
engg
gara
Tim
urDI
Yog
yaka
rta
Papu
aBe
ngku
luSu
law
esi T
enga
hKa
liman
tan
Sela
tan
Kalim
anta
n Ba
rat
Goro
ntal
oJa
wa
Tim
urSu
law
esi T
engg
ara
Lam
pung
Sum
ater
a Se
lata
nPa
pua
Bara
tJa
mbi
Sula
wes
i Sel
atan
Kep.
Ban
gka
Belit
ung
Mal
uku
Utar
aJa
wa
Teng
ahNu
sa T
engg
ara
Bara
tSu
mat
era
Utar
aSu
mat
era
Bara
tRi
auKe
pula
uan
Riau
Kalim
anta
n Ti
mur
Sula
wes
i Uta
raJa
wa
Bara
tDK
I Jak
arta
Aceh
Bant
enM
aluk
u
% TPT Provinsi % TPT IndonesiaSumber: BPS, 2015
Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Timur 2014 sudah berada di bawah Nasional
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT)PROVINSI JAWA TIMUR TERHADAP NASIONAL
8,518,19
9,86
11,24
10,28
9,11
8,399,00
10,00
11,00
12,00
Jawa Timur Indonesia
Slide - 32
7,698,19
6,796,42
5,08
4,25 4,16 4,12 4,33 4,19
7,87
7,14
6,566,14 6,25
5,94
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sumber: BPS
PRESENTASE PENDUDUK MISKIN PROV. JAWA TIMURTERHADAP PROVINSI LAIN
(September 2014)
12,28Indonesia
10,96
10
15
20
25
30
Slide - 33
0
5
DKI J
akar
ta Bali
Kalim
anta
n Se
lata
nKe
p Ba
ngka
Bel
itung
Bant
enKa
liman
tan
Teng
ahKa
liman
tan
Tim
urKe
p Ri
auSu
mat
era
Bara
tM
aluk
u Ut
ara
Riau
Kalim
anta
n Ba
rat
Sula
wes
i Uta
raJa
mbi
Jaw
a Ba
rat
Sula
wes
i Sel
atan
Sum
ater
a Ut
ara
Sula
wes
i Bar
atJa
wa
Tim
urSu
law
esi T
engg
ara
Jaw
a Te
ngah
Sula
wes
i Ten
gah
Sum
ater
a Se
lata
nLa
mpu
ngDI
Yog
yaka
rta
Aceh
Nusa
Ten
ggar
a Ba
rat
Beng
kulu
Goro
ntal
oM
aluk
uNu
sa T
engg
ara
Tim
urPa
pua
Bara
tPa
pua
Persentase Penduduk Miskin Provinsi (%) Persentase Penduduk Miskin Nasional (%)Sumber: BPS, 2015
Tingkat kemiskinan Jawa Timur 2014 masih berada di atas rata-rata Nasional
KEMISKINAN PROVINSI JAWA TIMURTERHADAP NASIONAL
Slide - 34
Tingkat kemiskinan Jawa Timur dari 2004 s.d 2014selalu berada di atas tingkat kemiskinan Nasional
Sumber: BPS
0,37 0,
76 0,91 1,04 1,10 1,17
1,17 1,24 1,28 1,34 1,41 1,49 1,
67 1,79 1,85 1,90 1,95 1,99 2,07
2,08 2,15 2,26 2,36 2,47 2,56 2,68 2,78
2,80 3,
14 3,58 3,71 3,81
4,95 5,
39
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Per TahunMenurut Provinsi (2000-2010)
0,37 0,
76 0,91 1,04 1,10
0,00
1,00
Jaw
a Te
ngah
Jaw
a Ti
mur
Kalim
anta
n Ba
rat
DI Y
ogya
kart
a
Sum
ater
a Ut
ara
Nusa
Ten
ggar
a Ba
rat
Sula
wes
i Sel
atan
Lam
pung
Sula
wes
i Uta
ra
Sum
ater
a Ba
rat
DKI J
akar
ta
INDO
NESI
A
Beng
kulu
Kalim
anta
n Te
ngah
Sum
ater
a Se
lata
n
Jaw
a Ba
rat
Sula
wes
i Ten
gah
Kalim
anta
n Se
lata
n
Nusa
Ten
ggar
a Ti
mur
Sula
wes
i Ten
ggar
a
Bali
Goro
ntal
o
Aceh
Mal
uku
Utar
a
Jam
bi
Sula
wes
i Bar
at
Bant
en
Mal
uku
Bang
ka B
elitu
ng
Riau
Papu
a Ba
rat
Kalim
anta
n Ti
mur
Kepu
laua
n Ri
au
Papu
a
35
• Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Timur telah berada dibawah rata-ratanasional dan menempati posisi kedua terendah dari seluruh provinsi (0,76%)
• Namun demikian, angka tersebut meningkat sedikit dibanding rata-rata lajupertumbuhan penduduk untuk periode 1990-2000 (0,70%)
2,1 2,
2 2,3
2,3
2,3
2,3 2,
52,
52,
52,
5 2,6
2,6
2,6
2,6
2,6
2,6 2,
7 2,8
2,8
2,8
2,8
2,8
2,8 2,
9 3,0
3,0 3,
13,
1 3,2
3,2 3,
33,
6 3,7
3,7
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
Angka Fertilitas Total (TFR) Menurut Provinsi (2012)
0,0
0,5
1,0
DI Y
ogya
kart
a
Beng
kulu
Jam
bi
DKI J
akar
ta
Jaw
a Ti
mur Bali
Jaw
a Ba
rat
Jaw
a Te
ngah
Bant
en
Kalim
anta
n Se
lata
n
Bang
ka B
elitu
ng
Kepu
laua
n Ri
au
Sula
wes
i Uta
ra
Sula
wes
i Sel
atan
Goro
ntal
o
INDO
NESI
A
Lam
pung
Aceh
Sum
ater
a Ba
rat
Sum
ater
a Se
lata
n
Nusa
Ten
ggar
a Ba
rat
Kalim
anta
n Te
ngah
Kalim
anta
n Ti
mur
Riau
Sum
ater
a Ut
ara
Sula
wes
i Ten
ggar
a
Kalim
anta
n Ba
rat
Mal
uku
Utar
a
Sula
wes
i Ten
gah
Mal
uku
Nusa
Ten
ggar
a Ti
mur
Sula
wes
i Bar
at
Papu
a Ba
rat
Papu
a
36
Angka fertilitas total/TFR = Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorangperempuan sampai dengan akhir masa reproduksinya
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Timur s/d tahun 2010dan proyeksinya s/d tahun 2035
29.1
88,9
32.5
04,0
34.7
83,6
37.4
76,8
38.8
47,6
39.8
86,3
40.6
46,1
41.0
77,3
41.1
27,7
15.000,0
20.000,0
25.000,0
30.000,0
35.000,0
40.000,0
45.000,0
Jum
lah
pend
uduk
(rib
u or
ang)
Jawa Timur
0,0
5.000,0
10.000,0
15.000,0
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035
Jum
lah
pend
uduk
(rib
u or
ang)
• Dalam kurun waktu 30 tahun (1980-2010) jumlah penduduk Jatim meningkat 8,3juta dan dan diproyeksikan meningkat sebanyak 3,7 juta dalam kurun waktu 25tahun kedepan
• Peningkatan jumlah penduduk ini perlu menjadi perhatian dalam perencanaandaerah termasuk dalam menjamin ketersediaanpangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial dasar lainnya.
Proyeksi Rasio Ketergantungan Menurut Provinsi
37,0
39,0
41,0
43,0
45,0
47,0
49,0
51,0
53,0
35,0
37,0
2010 2015 2020 2025 2030 2035
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Indonesia
• Saat ini Provinsi Jatim telah memasuki periode dimana rasio ketergantungan telah mencapaiangka dibawah 50%. Periode ini menjadi peluang untuk meraih bonus demografi, yaitutambahan bersih pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh meningkatnya proporsipenduduk usia produktif.
• Rasio ketergantungan dibawah 50% ini diproyeksikan akan terus terjadi hingga tahun 2035 danmencapai titik rendah pada 43,7 di tahun 2020. Perlu upaya sungguh-sungguh untukmemastikan terjadinya penurunan rasio ketergantungan ini, termasuk upaya menurunkan lajupertumbuhan penduduk dan TFR.
73,54Indonesia
73,81
65
70
75
80
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)PROV. JAWA TIMUR TERHADAP PROVINSI LAIN
TAHUN 2013
60
65
Papu
aNu
sa Te
ngga
ra B
arat
Nusa
Teng
gara
Tim
urPa
pua
Bara
tM
aluk
u Ut
ara
Kalim
anta
n Ba
rat
Sula
wes
i Bar
atSu
law
esi T
engg
ara
Kalim
anta
n Se
lata
nGo
ront
alo
Bant
enSu
law
esi T
enga
hM
aluk
uLa
mpu
ngAc
ehSu
law
esi S
elat
anJa
wa
Tim
urJa
wa
Bara
tJa
wa
Teng
ah Bali
Kepu
laua
n Ba
ngka
Bel
itung
Jam
biSu
mat
era
Sela
tan
Beng
kulu
Kalim
anta
n Ut
ara
Sum
ater
a Ba
rat
Sum
ater
a Ut
ara
Kalim
anta
n Te
ngah
Kepu
laua
n Ri
auRi
auKa
liman
tan
Tim
urSu
law
esi U
tara
D I Y
ogya
kart
aDk
i Jak
arta
IPM Provinsi IPM Nasional
Sumber: BPS, 2015
Slide - 39
PERKEMBANGAN IPM PROVINSI JAWA TIMURTERHADAP IPM NASIONAL, 2009 – 2013
71.06
71.62
72.18
72.83
73.54
71.76
72.27
72.77
73.29
73.81
69.5
70
70.5
71
71.5
72
72.5
73
73.5
74
74.5
2009 2010 2011 2012 2013
IPM Jawa Timur IPM INDONESIA
Sumber: BPS, 2015
Slide - 40
71.06
71.62
72.18
72.83
73.54
71.76
72.27
72.77
73.29
73.81
69.5
70
70.5
71
71.5
72
72.5
73
73.5
74
74.5
2009 2010 2011 2012 2013
IPM Jawa Timur IPM INDONESIA
0,364
Nasional0,413
0,300
0,350
0,400
0,450
0,500Rasio Gini Provinsi Rasio Gini Nasional
RASIO GINI PROVINSI JAWA TIMURTERHADAP PROVINSI LAIN, 2013
0,200
0,250
0,300
Kepu
laua
n Ba
ngka
Bel
itung
Mal
uku
Utar
aAc
ehJa
mbi
Sula
wes
i Bar
atKa
liman
tan
Teng
ahNu
sa T
engg
ara
Tim
urSu
mat
era
Utar
aLa
mpu
ngKa
liman
tan
Sela
tan
Kepu
laua
n Ri
auSu
mat
era
Bara
tJa
wa
Tim
urNu
sa T
engg
ara
Bara
tM
aluk
uKa
liman
tan
Tim
urRi
auSu
mat
era
Sela
tan
Beng
kulu
Jaw
a Te
ngah
Kalim
anta
n Ba
rat
Bant
en Bali
Sula
wes
i Ten
gah
Jaw
a Ba
rat
Sula
wes
i Uta
raSu
law
esi T
engg
ara
Sula
wes
i Sel
atan
Papu
a Ba
rat
DKI J
akar
taGo
ront
alo
DI Y
ogya
kart
aPa
pua
Slide - 41
Sumber: BPS
Kesenjangan Ekonomi (Indeks Williamson)Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2013
Sumber: BPS
Nilai indeks wiliamson dari tahun 2009-2013 cukup tinggi dan dalam 4 tahunterakhir berada di atas nasional dengan kecenderungan semakin meningkat.
Slide - 43
15,38 15,40
15,08 15,05 15,10 14,55
14,76 14,70 14,67 14,87 14,99
10
12
14
16
18
KONTRIBUSI PDRB PROVINSI DI PULAU JAWATERHADAP PDRB NASIONAL
(ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2003-2013)
0
2
4
6
8
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
Sumber: BPSSlide - 44
PERSENTASE NILAI PDRB KABUPATEN/KOTADI JAWA TIMUR
(ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2013)
Kab. Tulungagung,2.13%
Kab. Malang,4.28%
Kab. Jember,3.37%
Kab. Sidoarjo,7.68%
Kab.Gresik,5.10%
Kota Kediri,7.75%
Kota Malang,4.00%
Kota Surabaya,27.93%
Slide - 45
Kab. Tulungagung,2.13%
Kab. Malang,4.28%
Kab. Jember,3.37%
Kab. Sidoarjo,7.68%
Kab.Gresik,5.10%
Kota Kediri,7.75%
Kota Malang,4.00%
Kota Surabaya,27.93%
PERKEMBANGAN NILAI PDRB PERKAPITA KABUPATEN/KOTAJAWA TIMUR TAHUN 2007-2012
(Atas Dasar Harga Berlaku dengan Migas)
K a bu p a ten /K o ta 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013P a cita n 4 .3 2 1 4 .9 7 6 5.527 6.189 6.879 7.717 8.809P o n o r o g o 5 .7 8 1 6 .6 5 6 7.523 8.696 9.781 11.007 12.377Tr e n g g a le k 5 .9 6 9 6 .9 0 3 7.721 8.689 9.792 11.044 12.481Tu lu n g a g u n g 1 1 .4 8 2 1 3 .2 5 7 14.755 16.424 18.361 20.538 23.109B lita r 7 .8 3 6 8 .9 7 0 9.882 11.001 12.256 13.594 15.235K e d ir i 7 .5 2 0 8 .4 3 5 9.294 10.408 11.556 12.906 14.566M a la n g 9 .0 8 5 1 0 .3 9 1 11.400 12.802 14.432 16.365 18.667L u m a ja n g 9 .7 4 2 1 1 .1 3 9 12.312 13.770 15.377 17.154 19.269Je m b e r 7 .5 0 1 8 .7 8 4 9.723 10.815 12.065 13.587 15.485B a n yu w a n g i 1 0 .3 2 8 1 1 .8 9 9 13.350 14.927 17.099 19.804 22.412B o n d o w o so 6 .7 9 0 7 .7 6 2 8.519 9.468 10.533 11.801 13.272S itu b o n d o 9 .0 7 9 1 0 .3 4 4 11.421 12.747 14.203 15.956 17.783P r o b o lin g g o 9 .5 8 9 1 0 .9 6 6 12.093 13.554 15.129 16.898 19.025P a su r u a n 7 .2 4 3 8 .3 0 5 9.123 10.273 11.538 12.970 14.646S id o a r jo 2 1 .6 7 0 2 4 .1 1 3 26.138 28.984 32.510 36.655 41.094M o jo ke r to 1 2 .6 2 8 1 4 .4 1 3 15.735 17.746 19.979 22.516 25.460Jo m b a n g 8 .2 4 0 9 .5 0 8 10.445 11.668 13.147 14.803 16.685N g a n ju k 7 .6 0 6 8 .7 7 6 9.688 10.797 12.016 13.499 15.304M a d iu n 7 .3 7 7 8 .4 4 0 9.246 10.398 11.672 13.122 14.815M a g e ta n 8 .2 3 9 9 .5 8 9 10.597 11.883 13.290 14.891 16.938N g a w i 6 .1 5 3 7 .0 5 6 7.879 8.847 9.887 11.137 12.529B o jo n e g o r o 9 .4 2 5 1 1 .3 9 7 13.922 18.317 22.677 24.564 26.705Tu b a n 1 1 .6 8 8 1 3 .6 5 5 15.225 16.987 18.961 21.226 24.192L a m o n g a n 6 .7 5 7 7 .7 2 6 8.779 9.972 11.381 12.949 14.844Slide - 46
K a bu p a ten /K o ta 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013P a cita n 4 .3 2 1 4 .9 7 6 5.527 6.189 6.879 7.717 8.809P o n o r o g o 5 .7 8 1 6 .6 5 6 7.523 8.696 9.781 11.007 12.377Tr e n g g a le k 5 .9 6 9 6 .9 0 3 7.721 8.689 9.792 11.044 12.481Tu lu n g a g u n g 1 1 .4 8 2 1 3 .2 5 7 14.755 16.424 18.361 20.538 23.109B lita r 7 .8 3 6 8 .9 7 0 9.882 11.001 12.256 13.594 15.235K e d ir i 7 .5 2 0 8 .4 3 5 9.294 10.408 11.556 12.906 14.566M a la n g 9 .0 8 5 1 0 .3 9 1 11.400 12.802 14.432 16.365 18.667L u m a ja n g 9 .7 4 2 1 1 .1 3 9 12.312 13.770 15.377 17.154 19.269Je m b e r 7 .5 0 1 8 .7 8 4 9.723 10.815 12.065 13.587 15.485B a n yu w a n g i 1 0 .3 2 8 1 1 .8 9 9 13.350 14.927 17.099 19.804 22.412B o n d o w o so 6 .7 9 0 7 .7 6 2 8.519 9.468 10.533 11.801 13.272S itu b o n d o 9 .0 7 9 1 0 .3 4 4 11.421 12.747 14.203 15.956 17.783P r o b o lin g g o 9 .5 8 9 1 0 .9 6 6 12.093 13.554 15.129 16.898 19.025P a su r u a n 7 .2 4 3 8 .3 0 5 9.123 10.273 11.538 12.970 14.646S id o a r jo 2 1 .6 7 0 2 4 .1 1 3 26.138 28.984 32.510 36.655 41.094M o jo ke r to 1 2 .6 2 8 1 4 .4 1 3 15.735 17.746 19.979 22.516 25.460Jo m b a n g 8 .2 4 0 9 .5 0 8 10.445 11.668 13.147 14.803 16.685N g a n ju k 7 .6 0 6 8 .7 7 6 9.688 10.797 12.016 13.499 15.304M a d iu n 7 .3 7 7 8 .4 4 0 9.246 10.398 11.672 13.122 14.815M a g e ta n 8 .2 3 9 9 .5 8 9 10.597 11.883 13.290 14.891 16.938N g a w i 6 .1 5 3 7 .0 5 6 7.879 8.847 9.887 11.137 12.529B o jo n e g o r o 9 .4 2 5 1 1 .3 9 7 13.922 18.317 22.677 24.564 26.705Tu b a n 1 1 .6 8 8 1 3 .6 5 5 15.225 16.987 18.961 21.226 24.192L a m o n g a n 6 .7 5 7 7 .7 2 6 8.779 9.972 11.381 12.949 14.844
PERKEMBANGAN NILAI PDRB PERKAPITA KABUPATEN/KOTAJAWA TIMUR TAHUN 2007-2012
(Atas Dasar Harga Berlaku dengan Migas)
Gresik 21.623 24.805 28.347 32.822 36.842 41.418 46.666Bangkalan 6.061 6.850 7.432 8.210 9.108 10.240 11.420Sampang 5.015 5.589 6.046 6.496 7.215 7.965 8.799Pamekasan 4.547 5.117 5.552 6.157 6.949 7.776 8.675Sumenep 7.691 8.686 9.584 10.721 12.008 13.408 15.174Kota Kediri 145.758 167.653 188.705 212.662 240.587 273.327 306.546Kota Blitar 10.764 12.343 13.697 15.339 17.030 19.026 21.375Kota Malang 25.858 30.388 33.258 37.464 41.312 46.162 52.093Kota Probolinggo 15.616 17.881 19.632 21.904 23.928 26.511 29.814Kota Pasuruan 10.084 11.528 12.636 14.162 15.769 17.399 19.369Kota Mojokerto 16.285 18.639 20.450 23.205 25.818 28.859 32.158Kota Madiun 19.901 23.113 25.659 29.166 33.063 37.133 42.085Kota Surabaya 52.569 59.520 64.760 74.022 84.274 94.213 108.326Kota Batu 11.734 13.578 15.088 17.063 19.178 21.500 24.638Jawa Timur 14.629 16.750 18.399 20.725 23.374 26.274 29,62
K a bu p a ten /K ota 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Pa cita n 4 .3 2 1 4 .9 7 6 5.527 6.189 6.879 7.717 8.809Po n o r o go 5 .7 8 1 6 .6 5 6 7.523 8.696 9.781 11.007 12.377Tr e n gga le k 5 .9 6 9 6 .9 0 3 7.721 8.689 9.792 11.044 12.481Tu lu n ga gu n g 1 1 .4 8 2 1 3 .2 5 7 14.755 16.424 18.361 20.538 23.109B lita r 7 .8 3 6 8 .9 7 0 9.882 11.001 12.256 13.594 15.235K e d ir i 7 .5 2 0 8 .4 3 5 9.294 10.408 11.556 12.906 14.566M a la n g 9 .0 8 5 1 0 .3 9 1 11.400 12.802 14.432 16.365 18.667L u m a ja n g 9 .7 4 2 1 1 .1 3 9 12.312 13.770 15.377 17.154 19.269Je m b e r 7 .5 0 1 8 .7 8 4 9.723 10.815 12.065 13.587 15.485B a n yu w a n gi 1 0 .3 2 8 1 1 .8 9 9 13.350 14.927 17.099 19.804 22.412B o n d o w o so 6 .7 9 0 7 .7 6 2 8.519 9.468 10.533 11.801 13.272Situ b o n d o 9 .0 7 9 1 0 .3 4 4 11.421 12.747 14.203 15.956 17.783Pr o b o lin ggo 9 .5 8 9 1 0 .9 6 6 12.093 13.554 15.129 16.898 19.025Pa su r u a n 7 .2 4 3 8 .3 0 5 9.123 10.273 11.538 12.970 14.646Sid o a r jo 2 1 .6 7 0 2 4 .1 1 3 26.138 28.984 32.510 36.655 41.094M o jo ke r to 1 2 .6 2 8 1 4 .4 1 3 15.735 17.746 19.979 22.516 25.460Jo m b a n g 8 .2 4 0 9 .5 0 8 10.445 11.668 13.147 14.803 16.685N ga n ju k 7 .6 0 6 8 .7 7 6 9.688 10.797 12.016 13.499 15.304M a d iu n 7 .3 7 7 8 .4 4 0 9.246 10.398 11.672 13.122 14.815M a ge ta n 8 .2 3 9 9 .5 8 9 10.597 11.883 13.290 14.891 16.938N ga w i 6 .1 5 3 7 .0 5 6 7.879 8.847 9.887 11.137 12.529B o jo n e go r o 9 .4 2 5 1 1 .3 9 7 13.922 18.317 22.677 24.564 26.705Tu b a n 1 1 .6 8 8 1 3 .6 5 5 15.225 16.987 18.961 21.226 24.192L a m o n ga n 6 .7 5 7 7 .7 2 6 8.779 9.972 11.381 12.949 14.844
Sumber: BPS Ket: dalam 000/jiwa
Kesenjangan antardaerah di Jawa Timur dapat dilihat dari perbedaan antarapendapatan per kapita penduduk Kota Kediri dan Kabupaten Pamekasan yang
cukup tinggiSlide - 47
Gresik 21.623 24.805 28.347 32.822 36.842 41.418 46.666Bangkalan 6.061 6.850 7.432 8.210 9.108 10.240 11.420Sampang 5.015 5.589 6.046 6.496 7.215 7.965 8.799Pamekasan 4.547 5.117 5.552 6.157 6.949 7.776 8.675Sumenep 7.691 8.686 9.584 10.721 12.008 13.408 15.174Kota Kediri 145.758 167.653 188.705 212.662 240.587 273.327 306.546Kota Blitar 10.764 12.343 13.697 15.339 17.030 19.026 21.375Kota Malang 25.858 30.388 33.258 37.464 41.312 46.162 52.093Kota Probolinggo 15.616 17.881 19.632 21.904 23.928 26.511 29.814Kota Pasuruan 10.084 11.528 12.636 14.162 15.769 17.399 19.369Kota Mojokerto 16.285 18.639 20.450 23.205 25.818 28.859 32.158Kota Madiun 19.901 23.113 25.659 29.166 33.063 37.133 42.085Kota Surabaya 52.569 59.520 64.760 74.022 84.274 94.213 108.326Kota Batu 11.734 13.578 15.088 17.063 19.178 21.500 24.638Jawa Timur 14.629 16.750 18.399 20.725 23.374 26.274 29,62
STRUKTUR PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 2013PROVINSI JAWA TIMUR
2005 20131. PERTANIAN 17,20 14,912. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2,07 2,003. INDUSTRI PENGOLAHAN 29,94 26,604. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1,50 1,295. KONSTRUKSI 4,22 4,746. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 26,45 31,347. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 5,34 5,948. KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERUSAHAAN 4,62 5,109. JASA-JASA 8,67 8,09
100,00 100,00
NO. DISTRIBUSI PERSENTASE (%)
KONTRIBUSI
LAPANGAN USAHA
Kontribusi PDRB didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran(31,34%) dan jasa-jasa (26,60%) Sementara itu sektor pertanian peranannya menurun dari 17% menjadi 15% Sedangkan sektor industri pengolahan dari 29,94% menjadi 26,60%.
Sumber: BPS
Slide - 48
2005 20131. PERTANIAN 17,20 14,912. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2,07 2,003. INDUSTRI PENGOLAHAN 29,94 26,604. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1,50 1,295. KONSTRUKSI 4,22 4,746. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 26,45 31,347. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 5,34 5,948. KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERUSAHAAN 4,62 5,109. JASA-JASA 8,67 8,09
100,00 100,00
NO. DISTRIBUSI PERSENTASE (%)
KONTRIBUSI
LAPANGAN USAHA
PERUBAHAN JUMLAH ORANG BEKERJAMENURUT LAPANGAN PEKERJAAN 2010-2014
No. Lapangan Pekerjaan2010 2014 (Feb) Perubahan
(orang) Orang % (orang)1 Pertanian 8.307.066 7.330.701 36,86 -976.3652 Pertambangan 142.016 171.581 0,86 29.5653 Industri Pengolahan 2.500.781 2.844.342 14,30 343.5614 Listrik, Gas, Air 30.574 36.615 0,18 6.0415 Bangunan 882.806 1.219.168 6,13 336.3626 Perdagangan, Hotel, Restoran 3.909.487 4.332.275 21,79 422.788
Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian (36,86%), perdagangan, hoteldan restoran (21,79%), dan industri pengolahan (14,30%).
Selama 4 tahun, pekerja di sektor angkutan & telekomunikasi dan pertanian mengalamipenurunan terbanyak masing-masing 21,50% dan 11,75%.
Sumber: BPS
Slide - 49
6 Perdagangan, Hotel, Restoran 3.909.487 4.332.275 21,79 422.7887 Angkutan & Telekomunikasi 885.385 694.999 3,50 -190.3868 Keuangan 260.554 423.438 2,13 162.8849 Jasa-Jasa 2.692.871 2.832.270 14,24 139.399
Total 19.611.540 19.885.389 100,00 273.849
ANGKATAN KERJAMENURUT PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN
Sebagian angkatan kerja telah mentamatkan pendidikan SD (51,15%)
Sumber: BPS
Slide - 50
RASIO SIMPANAN DAN PINJAMANDI BANK UMUM DAN BPR TAHUN 2013
Wilayah
Posisi Simpanandi Bank Umum
dan BPR (MilyarRp)
PosisiPinjaman dibank Umum
dan BPR(Milyar Rp)
RasioPinjamanterhadapSimpanan
Rasio PMTBterhadapSimpanan
Jawa Timur 306.456 316.425 1,03 0,73Jawa 2.237.094 1.917.946 0,86 0,52Nasional 2.968.535 2.774.641 0,93 0,65
Potensi simpanan masyarakat masih mencukupi untuk pembiayaan investasi di daerah.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pinjaman masyarakat yang dilakukan diJawa Timur adalah bersifat konsumtif.
Dalam perspektif jangka panjang, pola ini kurang sehat karena pertumbuhan yangdigerakkan oleh konsumsi saja tidaklah berkelanjutan.
Oleh karena itu selain upaya mendorong akumulasi tabungan masyarakat, jugadiperlukan upaya mendorong investasi masyarakat di sektor produktif.
Sumber: BPS
Slide - 51
Wilayah
Posisi Simpanandi Bank Umum
dan BPR (MilyarRp)
PosisiPinjaman dibank Umum
dan BPR(Milyar Rp)
RasioPinjamanterhadapSimpanan
Rasio PMTBterhadapSimpanan
Jawa Timur 306.456 316.425 1,03 0,73Jawa 2.237.094 1.917.946 0,86 0,52Nasional 2.968.535 2.774.641 0,93 0,65
KOMPOSISI BELANJA APBD PROVINSI JAWA TIMURAGREGAT PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA
Hampir 72% dana APBD digunakan untuk belanja pegawai (51,1%) dan belanja barang jasa(20,5%).
Sementara itu, porsi belanja modal yang merupakan investasi publik masih rendah sekitar19%.
Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan, Kemenkeu
Slide - 52
Keterangan: 2008-2011 realisasi; 2012 Anggaran
KESIMPULAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KESIMPULAN
Peningkatan produktivitas sektor pertanian untuk meningkatkankesejahteraan para petani dan mendukung kedaulatan pangan.
Peningkatan investasi industri pengolahan untuk meningkatkannilai tambah dan memperluas lapangan kerja, terutama untukmeningkatkan pendapatan per kapita.
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
Peningkatan fungsi intermediasi perbankan untuk mendorongakses permodalan usaha (investasi).
Peningkatan porsi belanja modal pemerintah daerah untukmenstimulasi kegiatan perekonomian masyarakat.
Peningkatan kualitas infrastruktur jalan dan suplai kelistrikan.
ISU STRATEGIS PEMBANGUNANPROVINSI JAWA TIMUR (1/4)
Peningkatan produktivitas sektor pertanian untuk meningkatkankesejahteraan para petani dan mendukung kedaulatan pangan.
Peningkatan investasi industri pengolahan untuk meningkatkannilai tambah dan memperluas lapangan kerja, terutama untukmeningkatkan pendapatan per kapita.
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
Peningkatan fungsi intermediasi perbankan untuk mendorongakses permodalan usaha (investasi).
Peningkatan porsi belanja modal pemerintah daerah untukmenstimulasi kegiatan perekonomian masyarakat.
Peningkatan kualitas infrastruktur jalan dan suplai kelistrikan.
Slide - 54
SOSIAL
Rendahnya kesadaran masyarakat berperilaku hidup sehat akibatterbatasnya aksesibilitas terhadap sumber air minum yang bersih dankeperluan sanitasi dasar secara konsisten; Tingginya penyebaran penyakittropis dan penyakit serius lainnya, serta penyebaran HIV/AIDS, danpsikotropika (narkotika); Terbatasnya jumlah tenaga keperawatan dankesehatan, serta sarana prasarana kesehatan masyarakat. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk, dan juga rendahnya kualitaspelayanan pendidikan. Disebabkan belum memadainya kualitas dankuantitas ketersediaan tenaga pendidik; Masih rendahnya kesejahteraanpendidik; Fasilitas belajar mengajar belum tersedia secara mencukupi danbiaya operasional pendidikan belum disediakan secara memadai. Rendahnya kualitas dan produktivitas sumber daya manusia pencari kerjadan belum optimalnya pengawasan ketenagakerjaan, perlindungan dankesejahteraan pekerja, serta hubungan industrial.
ISU STRATEGIS PEMBANGUNANPROVINSI JAWA TIMUR (2/4)
SOSIAL
Rendahnya kesadaran masyarakat berperilaku hidup sehat akibatterbatasnya aksesibilitas terhadap sumber air minum yang bersih dankeperluan sanitasi dasar secara konsisten; Tingginya penyebaran penyakittropis dan penyakit serius lainnya, serta penyebaran HIV/AIDS, danpsikotropika (narkotika); Terbatasnya jumlah tenaga keperawatan dankesehatan, serta sarana prasarana kesehatan masyarakat. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk, dan juga rendahnya kualitaspelayanan pendidikan. Disebabkan belum memadainya kualitas dankuantitas ketersediaan tenaga pendidik; Masih rendahnya kesejahteraanpendidik; Fasilitas belajar mengajar belum tersedia secara mencukupi danbiaya operasional pendidikan belum disediakan secara memadai. Rendahnya kualitas dan produktivitas sumber daya manusia pencari kerjadan belum optimalnya pengawasan ketenagakerjaan, perlindungan dankesejahteraan pekerja, serta hubungan industrial.
Slide - 55
LINGKUNGAN DAN MITIGASI BENCANA
Berkurangnya sumber mata air DAS Brantas Banjir tahunan di PANTURA (DAS Bengawan Solo, Bojonegoro dansekitarnya) Belum terpenuhinya standar air baku akibat pencemaran Perusakan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil akibat eksploitasiberlebihan Terbatasnya kesadaran masyarakat tentang mitigasi bencana
ISU STRATEGIS PEMBANGUNANPROVINSI JAWA TIMUR (3/4)
LINGKUNGAN DAN MITIGASI BENCANA
Berkurangnya sumber mata air DAS Brantas Banjir tahunan di PANTURA (DAS Bengawan Solo, Bojonegoro dansekitarnya) Belum terpenuhinya standar air baku akibat pencemaran Perusakan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil akibat eksploitasiberlebihan Terbatasnya kesadaran masyarakat tentang mitigasi bencana
Slide - 56
KESENJANGAN WILAYAH
Wilayah bagian selatan Jawa Timur (Trenggalek, Pacitan, Ponorogo), sertadaerah tapal kuda (Bondowoso, Jember, dan Madura) relatif tertinggal danmemiliki banyak desa tertinggal.INFRASTRUKTUR
Penanganan banjir DAS Bengawan Solo dan daerah lainnya yg belumoptimal Penyelesaian Jalan Lintas Selatan Jatim Perluasan Bandara Juanda dan penambahan bandara perintis Peningkatan akses ke Pelabuhan Tel. Lamong Peningkatan Double Track Kereta utk meningkatkan akses ke pel. TjPerak, Tj. Tembaga Probolinggo dan Tj. Wangi
ISU STRATEGIS PEMBANGUNANPROVINSI JAWA TIMUR (4/4)
KESENJANGAN WILAYAH
Wilayah bagian selatan Jawa Timur (Trenggalek, Pacitan, Ponorogo), sertadaerah tapal kuda (Bondowoso, Jember, dan Madura) relatif tertinggal danmemiliki banyak desa tertinggal.INFRASTRUKTUR
Penanganan banjir DAS Bengawan Solo dan daerah lainnya yg belumoptimal Penyelesaian Jalan Lintas Selatan Jatim Perluasan Bandara Juanda dan penambahan bandara perintis Peningkatan akses ke Pelabuhan Tel. Lamong Peningkatan Double Track Kereta utk meningkatkan akses ke pel. TjPerak, Tj. Tembaga Probolinggo dan Tj. Wangi
Slide - 57
REKOMENDASI DAN SARAN
Pengembangan dunia usaha pertanian melalui pengembangan teknologi,peningkatan nilai tambah, daya saing industri hilir, pemasaran dan eksporshasil pertanian, dan program pengembangan SDM pertanian
Mendorong peningkatan investasi industri pengolahan untuk meningkatkannilai tambah dan memperluas lapangan kerja, terutama untuk meningkatkanpendapatan per kapita.
Pemberdayaan usaha kecil, menengah, dan koperasi khususnya dalam halakses permodalan dan penguasaan teknologi tepat guna.
Peningkatan kemudahan perijinan usaha dan penyederhanaan prosedurperijinan, melalui PTSP dan pengurangan biaya untuk memulai usaha.
Peningkatan porsi belanja modal APBD untuk pembangunan infrastrukturyang menjadi kewenangan daerah.
Menerapkan iklim ketenagakerjaan yang lebih kondusif dengan tetapmempertimbangkan peningkatan produktivitas untuk menarik investor.
Peningkatan koordinasi antara pemerintah daerah dan otoritas moneter ditingkat wilayah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif: peningkatanfungsi intermediasi perbankan di daerah, penjaminan kredit danpengendalian inflasi daerah.
Peningkatan kualitas infrastruktur terutama jaringan jalan dan listrik.
Pengembangan dunia usaha pertanian melalui pengembangan teknologi,peningkatan nilai tambah, daya saing industri hilir, pemasaran dan eksporshasil pertanian, dan program pengembangan SDM pertanian
Mendorong peningkatan investasi industri pengolahan untuk meningkatkannilai tambah dan memperluas lapangan kerja, terutama untuk meningkatkanpendapatan per kapita.
Pemberdayaan usaha kecil, menengah, dan koperasi khususnya dalam halakses permodalan dan penguasaan teknologi tepat guna.
Peningkatan kemudahan perijinan usaha dan penyederhanaan prosedurperijinan, melalui PTSP dan pengurangan biaya untuk memulai usaha.
Peningkatan porsi belanja modal APBD untuk pembangunan infrastrukturyang menjadi kewenangan daerah.
Menerapkan iklim ketenagakerjaan yang lebih kondusif dengan tetapmempertimbangkan peningkatan produktivitas untuk menarik investor.
Peningkatan koordinasi antara pemerintah daerah dan otoritas moneter ditingkat wilayah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif: peningkatanfungsi intermediasi perbankan di daerah, penjaminan kredit danpengendalian inflasi daerah.
Peningkatan kualitas infrastruktur terutama jaringan jalan dan listrik.Slide - 58
PENYELARASANSISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL DENGAN DAERAH
RKPRPJMNasional
RPJPNasional
Renstra KL Renja -KL
RAPBN
RKA-KL
APBN
RincianAPBN
Pedoman Dijabarkan Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Pemerintah
Pusat
BahanBahan (diserasikandlm RAKORPUS &Trilateral Meeting)
Diacu Diperhatikan Diserasikan melaluiMUSRENBANG
RPJMDaerah
RPJPDaerah
RKPDaerah
RenstraSKPD
Renja -SKPD
RAPBD
RKA -SKPD
APBD
RincianAPBD
Pedoman
Pedoman
Pedoman Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Diacu
UU SPPN (No.25/2004)
Pemerintah
Daerah
Bahan Bahan
UU KeuNeg (No.17/2003)
Slide - 59
Berpedoman(UU 23/2014)
BAGAN ALUR PENYUSUNAN RPJMNDAN PENYELARASAN RENSTRA DAN RPJMD
VISI MISIPRESIDEN TERPILIH
VISI MISIPRESIDEN TERPILIH
RPJPN2005-2025
RPJPN2005-2025
HasilEvaluasiRPJMN
HasilEvaluasiRPJMN
AspirasiMasyarakat
AspirasiMasyarakat
RancanganTeknokratik
RPJMN
RancanganTeknokratik
RPJMN
BackgroundStudy
BackgroundStudy
RANCANGANRPJMN
SIDANGKABINETSIDANGKABINET
MusrenbangJangka
MenengahNasional
MusrenbangJangka
MenengahNasional
RANCANGANAWAL RPJMNRANCANGANAWAL RPJMN
RANCANGANRPJMN
RANCANGANRPJMN
RANCANGANAKHIR RPJMNRANCANGANAKHIR RPJMN
RPJMN2015-2019
(Perpres 2/2015)
RPJMN2015-2019
(Perpres 2/2015)
Slide - 60
RENSTRA K/LRENSTRA K/LRancanganRenstra K/LRancanganRenstra K/L
Pedoman Penyesuaian
HasilEvaluasiRenstra
HasilEvaluasiRPJMN
HasilEvaluasiRPJMN
PedomanPenyusunan
Peraturan BersamaMenteri Dalam Negeri.
MenteriPPN/Bappenas, dan
Menteri Keuangan
RancanganTeknokratikRenstra K/L
RancanganTeknokratikRenstra K/L
RancanganTeknokratik
RPJMN
Pembagian Tugas
TRILATERALMEETING
TRILATERALMEETING
BilateralMeeting
PenyesuaianRenstra K/L
BilateralMeeting
PenyesuaianRenstra K/L
BilateralMeeting
PenyelarasanRPJMD
BilateralMeeting
PenyelarasanRPJMD
SIDANGKABINETSIDANGKABINET
Penelaahan
RANCANGANAWAL RPJMN
RANCANGANRPJMN
RANCANGANAKHIR RPJMN
Difasilitasi oleh:-Kementerian PPN/Bappenas-Kementerian Dalam Negeri-Kementerian Keuangan
PEMERINTAHDAERAH(Provinsi,
Kabupaten/Kota)
PEMERINTAHDAERAH(Provinsi,
Kabupaten/Kota)
RPJMD/RKPDRPJMD/RKPD
PENYELARASANRPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019
Dalam rangka pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional yangditetapkan dalam RPJMN 2015-2019: Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota diharapkan dapat
menyelaraskan RPJMD Provinsi/Kabupten/Kota dengan RPJMN 2015-2019.i. Bagi Provinsi, Kabupaten dan Kota yang akan menyelenggarakan
Pemilihan Kepala Daerah mulai tahun 2015 sampai dengan tahun2018, penyusunan RPJMD Provinsi, Kabupaten dan Kota 2015-2019berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD) dan memperhatikan RPJMN 2015-2019.
ii. Bagi Provinsi, Kabupaten dan Kota yang telah menetapkan RPJMDsebelum ditetapkannya RPJMN 2015-2019, penyelarasan RPJMDmasing-masing dilakukan dalam penyusunan RKPD yangdiselaraskan dengan RKP mulai tahun 2015 dan tahun-tahunberikutnya sampai dengan berakhirnya periode RPJMN 2015-2019.
Dalam rangka pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional yangditetapkan dalam RPJMN 2015-2019: Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota diharapkan dapat
menyelaraskan RPJMD Provinsi/Kabupten/Kota dengan RPJMN 2015-2019.i. Bagi Provinsi, Kabupaten dan Kota yang akan menyelenggarakan
Pemilihan Kepala Daerah mulai tahun 2015 sampai dengan tahun2018, penyusunan RPJMD Provinsi, Kabupaten dan Kota 2015-2019berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD) dan memperhatikan RPJMN 2015-2019.
ii. Bagi Provinsi, Kabupaten dan Kota yang telah menetapkan RPJMDsebelum ditetapkannya RPJMN 2015-2019, penyelarasan RPJMDmasing-masing dilakukan dalam penyusunan RKPD yangdiselaraskan dengan RKP mulai tahun 2015 dan tahun-tahunberikutnya sampai dengan berakhirnya periode RPJMN 2015-2019.
Slide - 61
PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN 2016PROVINSI JAWA TIMUR
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN 2016PROVINSI JAWA TIMUR
PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2016PROVINSI JAWA TIMUR
ISU STRATEGISISU STRATEGIS PRIORITAS PEMBANGUNANPRIORITAS PEMBANGUNAN
Pembangunan Manusia dan Masyarakat (KESEHATAN)
Terbatasnya jumlah tenaga keperawatan dankesehatan, serta sarana prasarana kesehatanmasyarakat
1. RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana-prasarananya yang dilaksanakan di 1 RS yaituRSUD Dr. Soetomo
2. RS Daerah yang tersertifikasi akreditasi nasionalyang akan dilaksanakan di 6 Kota/Kabupaten diwilayah Jawa Timur yaitu Kota Madiun; KabupatenJombang; Kabupaten Jember; KabupatenMagetan; Kabupaten Sidoarjo; KabupatenBanyuwangi
3. RS Pratama yang dibangun yang direncanakanpembangunan 1 RS Pratama di KabupatenPasuruan
4. RS Rujukan Regional yang memenuhi saranaprasarana dan alat (SPA) yang akan dilaksanakandi 5 RS yaitu RSUD Saiful Anwar, Kota Malang;RSUD Ibnu Sina Kab. Gresik, RSUD Haji KotaSurabaya; RSUD Soedono Madiun, RSUD SoebandiKab. Jember.
1. RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana-prasarananya yang dilaksanakan di 1 RS yaituRSUD Dr. Soetomo
2. RS Daerah yang tersertifikasi akreditasi nasionalyang akan dilaksanakan di 6 Kota/Kabupaten diwilayah Jawa Timur yaitu Kota Madiun; KabupatenJombang; Kabupaten Jember; KabupatenMagetan; Kabupaten Sidoarjo; KabupatenBanyuwangi
3. RS Pratama yang dibangun yang direncanakanpembangunan 1 RS Pratama di KabupatenPasuruan
4. RS Rujukan Regional yang memenuhi saranaprasarana dan alat (SPA) yang akan dilaksanakandi 5 RS yaitu RSUD Saiful Anwar, Kota Malang;RSUD Ibnu Sina Kab. Gresik, RSUD Haji KotaSurabaya; RSUD Soedono Madiun, RSUD SoebandiKab. Jember.
Slide - 65
PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2016PROVINSI JAWA TIMUR
ISU STRATEGISISU STRATEGIS PRIORITAS PEMBANGUNANPRIORITAS PEMBANGUNAN
Pembangunan Manusia dan Masyarakat (PEMBANGUNAN PERUMAHAN)Persentase kepemilikan rumah sendiridan rumah kontrak/sewa di Provinsi JawaTimur selama 10 tahun terakhircenderung stagnan Perlu dilakukanpeningkatan penyediaan rumah sewadan rumah susun di perkotan, namunmasyarakat cenderung masih berorientasirumah milik dan landed house
Jumlah Rumah tangga yang menempatirumah tidak layak huni di Jawa Timursebesar 2,019,030 RT (5,23% dari totalRT di Jatim)
Dilakukan pembangunan perumahan melalui program:Target
2016 (*)1. Pembangunan Rusunawa (4 TB)2. PSU Perumahan (322 unit)3. PSU Primer (87 unit)4. PB Swadaya (5 unit)5. PSU Swadaya (5 unit)6. PK PSU Kumuh (14 Ha)7. PK PSU Swadaya (760 unit)
*)Usulan pembangunan program pembangunan perumahanyang diajukan Prov. Jawa Timur kepada d.h. KementerianPerumahan Rakyat pada saat Rakonreg Tahun 2014
Persentase kepemilikan rumah sendiridan rumah kontrak/sewa di Provinsi JawaTimur selama 10 tahun terakhircenderung stagnan Perlu dilakukanpeningkatan penyediaan rumah sewadan rumah susun di perkotan, namunmasyarakat cenderung masih berorientasirumah milik dan landed house
Jumlah Rumah tangga yang menempatirumah tidak layak huni di Jawa Timursebesar 2,019,030 RT (5,23% dari totalRT di Jatim)
Dilakukan pembangunan perumahan melalui program:Target
2016 (*)1. Pembangunan Rusunawa (4 TB)2. PSU Perumahan (322 unit)3. PSU Primer (87 unit)4. PB Swadaya (5 unit)5. PSU Swadaya (5 unit)6. PK PSU Kumuh (14 Ha)7. PK PSU Swadaya (760 unit)
*)Usulan pembangunan program pembangunan perumahanyang diajukan Prov. Jawa Timur kepada d.h. KementerianPerumahan Rakyat pada saat Rakonreg Tahun 2014
Slide - 66
PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2016PROVINSI JAWA TIMUR
ISU STRATEGISISU STRATEGIS PRIORITAS PEMBANGUNANPRIORITAS PEMBANGUNANPembangunan Sektor Unggulan (PARIWISATA)1. Peningkatan daya tarik
daerah tujuan wisatasehingga berdayasaingdi dalam negeri dan diluar negeri
2. Peningkatan partisipasiusaha lokal dalamindustri pariwisatanasional sertameningkatkankeragaman dan dayasaing produk / jasapariwisata nasional disetiap destinasiperiwisata yangmenjadi fokuspemasaran
Pengembangan Destinasi wisata Bromo – Tengger – Semeru, melaluipembangunan dalam kawasan:1. Kebutuhan Air Bersih2. Jalan Dalam Kawasan3. Angkutan Umum dalam kawasan4. Etalase Geopark5. IT Park & Animation Center6. Museum & Discovery Center7. ICT (512 Kbps)8. Vulcano Simulator9. Gardu Pandang/Gazebo10. Tourist Information Center/Layanan Informasi Pariwisata/Info Cuaca11. Penataan Daya tarik wisata (Visitor Management, interpretasi,
diversifikasi produk wisata)12. Pemberdayaan masyarakat sebagai host dan subjek pembangunan
pariwisata13. Peningkatan kapasitas produk, SDM, dan usaha pariwisata14. Sentra kreatif dan pusat ekonomi rakyat15. Promosi pariwisata
1. Peningkatan daya tarikdaerah tujuan wisatasehingga berdayasaingdi dalam negeri dan diluar negeri
2. Peningkatan partisipasiusaha lokal dalamindustri pariwisatanasional sertameningkatkankeragaman dan dayasaing produk / jasapariwisata nasional disetiap destinasiperiwisata yangmenjadi fokuspemasaran
Pengembangan Destinasi wisata Bromo – Tengger – Semeru, melaluipembangunan dalam kawasan:1. Kebutuhan Air Bersih2. Jalan Dalam Kawasan3. Angkutan Umum dalam kawasan4. Etalase Geopark5. IT Park & Animation Center6. Museum & Discovery Center7. ICT (512 Kbps)8. Vulcano Simulator9. Gardu Pandang/Gazebo10. Tourist Information Center/Layanan Informasi Pariwisata/Info Cuaca11. Penataan Daya tarik wisata (Visitor Management, interpretasi,
diversifikasi produk wisata)12. Pemberdayaan masyarakat sebagai host dan subjek pembangunan
pariwisata13. Peningkatan kapasitas produk, SDM, dan usaha pariwisata14. Sentra kreatif dan pusat ekonomi rakyat15. Promosi pariwisata
Slide - 67
PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2016PROVINSI JAWA TIMUR
ISU STRATEGISISU STRATEGIS PRIORITAS PEMBANGUNANPRIORITAS PEMBANGUNANPERDAGANGAN
Mengingat pentingnya investasi bagipertumbuhan ekonomi daerah, hal yangperlu diperhatikan adalah kelembagaanyang ramah dunia usaha. Salah satuindikatornya adalah kemudahanpelayanan perijinan
Implementasi Sistem Pelayanan Informasi danPerizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE) padaPelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di:1. Kab. Ponorogo2. Kab. Jember3. Kab. Tuban4. Kota Madiun
Mengingat pentingnya investasi bagipertumbuhan ekonomi daerah, hal yangperlu diperhatikan adalah kelembagaanyang ramah dunia usaha. Salah satuindikatornya adalah kemudahanpelayanan perijinan
Implementasi Sistem Pelayanan Informasi danPerizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE) padaPelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di:1. Kab. Ponorogo2. Kab. Jember3. Kab. Tuban4. Kota Madiun
Slide - 68
PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2016PROVINSI JAWA TIMUR
ISU STRATEGISISU STRATEGIS PRIORITAS PEMBANGUNANPRIORITAS PEMBANGUNAN
Pembangunan Sektor Unggulan (KEDAULATAN PANGAN)
Salah satu peran penting Jawa Timur bagiperekonomian wilayah dan nasional adalahsebagai lumbung pangan. Produksi padi daerahini memiliki surplus yang berpotensi mendukungketahanan pangan wilayah
1. Pemenuhan target produksi pangan, yaitu:• Padi dengan target 13.180.797 Ton• Jagung dengan target 6.320.862 Ton• Kedelai dengan target 516.911 Ton
2. Pembangunan jaringan irigasi baru dgn target2.375 Ha
3. Rehabilitasi jaringan irigasi dgn target 98.353 Ha(mencakup jaringan irigasi, jaringan irigasi air tanahdan jaringan tata air tambak)
1. Pemenuhan target produksi pangan, yaitu:• Padi dengan target 13.180.797 Ton• Jagung dengan target 6.320.862 Ton• Kedelai dengan target 516.911 Ton
2. Pembangunan jaringan irigasi baru dgn target2.375 Ha
3. Rehabilitasi jaringan irigasi dgn target 98.353 Ha(mencakup jaringan irigasi, jaringan irigasi air tanahdan jaringan tata air tambak)
Pembangunan Sektor Unggulan (MARITIM dan KELAUTAN)
1. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan;2. Peningkatan kualitas, daya dukung dan
kelestarian fungsi lingkungan laut;3. Peningkatan wawasan dan budaya bahari
serta penguatan SDM dan Iptek kelautan;4. peningkatan harkat dan taraf hidup nelayan
serta masyarakat pesisir
1. Pengembangan Pembangunan dan PengelolaanPelabuhan Perikanan
2. Pengelolaan Sistem Prasarana dan SaranaPembudidayaan Ikan
3. Pendidikan Kelautan dan Perikanan4. Pengembangan dan Pembinaan Perkarantinaan Ikan
Slide - 69
PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2016PROVINSI JAWA TIMUR
ISU STRATEGISISU STRATEGIS PRIORITAS PEMBANGUNANPRIORITAS PEMBANGUNAN
Pembangunan Sektor Unggulan (KEDAULATAN ENERGI)
Realokasi Subsidi BBM ke biofuel danpengelolaan energi baru dan terbarukan.
1. Realokasi subsidi BBM ke biofuel melaluiPembangunan storage BBN
2. Pembangunan PLTS Terpusat
1. Realokasi subsidi BBM ke biofuel melaluiPembangunan storage BBN
2. Pembangunan PLTS Terpusat
Slide - 70
PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2016PROVINSI JAWA TIMUR
ISU STRATEGISISU STRATEGIS PRIORITAS PEMBANGUNANPRIORITAS PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH
Tingginya tingkat kemiskinan di ProvinsiJawa Timur dimana Jika pada tahun 2013persentase penduduk miskin nasionalsudah mencapai 11,37 persen, makatingkat kemiskinan di Jawa Timur masihmencapai 12,5 persen.
Rencana Cakupan Lokasi Wilayah PenghidupanBerkelanjutan (P2B) pada Kecamatan Kantong-Kantong Tahun 2016*, terdiri dari:1. Kab. Bangkalan: 4 Kecamatan2. Kab. Sumenep: 1 Kecamatan3. Kab. Sampang: 4 Kecamatan4. Kab. Pamekasan: 1 Kecamatan5. Kab. Pasuruan: 1 Kecamatan6. Kab. Ponorogo: 1 Kecamatan7. Kab. Tuban : 1 Kecamatan8. Kab. Bondowoso: 1 Kecamatan9. Kab. Pacitan: 2 Kecamatan10.Kab. Kediri : 1 Kecamatan11.Kab. Trenggalek: 1 Kecamatan
Tingginya tingkat kemiskinan di ProvinsiJawa Timur dimana Jika pada tahun 2013persentase penduduk miskin nasionalsudah mencapai 11,37 persen, makatingkat kemiskinan di Jawa Timur masihmencapai 12,5 persen.
Rencana Cakupan Lokasi Wilayah PenghidupanBerkelanjutan (P2B) pada Kecamatan Kantong-Kantong Tahun 2016*, terdiri dari:1. Kab. Bangkalan: 4 Kecamatan2. Kab. Sumenep: 1 Kecamatan3. Kab. Sampang: 4 Kecamatan4. Kab. Pamekasan: 1 Kecamatan5. Kab. Pasuruan: 1 Kecamatan6. Kab. Ponorogo: 1 Kecamatan7. Kab. Tuban : 1 Kecamatan8. Kab. Bondowoso: 1 Kecamatan9. Kab. Pacitan: 2 Kecamatan10.Kab. Kediri : 1 Kecamatan11.Kab. Trenggalek: 1 Kecamatan
Slide - 71
PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2016PROVINSI JAWA TIMUR
ISU STRATEGISISU STRATEGIS PRIORITAS PEMBANGUNANPRIORITAS PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERHUBUNGAN
Meningkatkankonektivitas di JawaTimur dengan daerahlain
A. Perhubungan Laut:1. Pengembangan Terminal Mirah 2015-2018 (Car Terminal, Terminal Penumpang,
Lap. Penumpukan RoRo, CY, Area Dedicated Curah Cair)2. Pengadaan Peralatan di terminal Jamrud dan Nilam 2015-2018 (HMC, Fender,
CC)3. Pembangunan Terminal Teluk Lamong (2015-2019):4. Pembangunan Dermaga Berlian (2015-2018):5. Pembangunan Terminal Peti Kemas Surabaya (2015-2018)6. Pembangunan Pelindo Marine Service (PMS) 2015-2018:7. Pengembangan Short Sea Shipping memanfaatkan armada RoRo dan dengan
memperkuat pelabuhan RoRo Paciran dan Kendal.
B. Perhubungan Darat:1. Pembangunan Jalan Lingkar Probolinggo2. Pembangunan jalur ganda ka lintas selatan jawa (Madiun-Mojokerto-
Wonokromo
C. Perhubungan Udara:1. Pengembangan pelayanan kargo udara bandara Juanda untuk
mendukung SISLOGNAS
A. Perhubungan Laut:1. Pengembangan Terminal Mirah 2015-2018 (Car Terminal, Terminal Penumpang,
Lap. Penumpukan RoRo, CY, Area Dedicated Curah Cair)2. Pengadaan Peralatan di terminal Jamrud dan Nilam 2015-2018 (HMC, Fender,
CC)3. Pembangunan Terminal Teluk Lamong (2015-2019):4. Pembangunan Dermaga Berlian (2015-2018):5. Pembangunan Terminal Peti Kemas Surabaya (2015-2018)6. Pembangunan Pelindo Marine Service (PMS) 2015-2018:7. Pengembangan Short Sea Shipping memanfaatkan armada RoRo dan dengan
memperkuat pelabuhan RoRo Paciran dan Kendal.
B. Perhubungan Darat:1. Pembangunan Jalan Lingkar Probolinggo2. Pembangunan jalur ganda ka lintas selatan jawa (Madiun-Mojokerto-
Wonokromo
C. Perhubungan Udara:1. Pengembangan pelayanan kargo udara bandara Juanda untuk
mendukung SISLOGNAS Slide - 72
PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2016PROVINSI JAWA TIMUR
ISU STRATEGISISU STRATEGIS PRIORITAS PEMBANGUNANPRIORITAS PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERHUBUNGAN
Meningkatkankonektivitas di JawaTimur dengan daerahlain
A. Perhubungan Laut:1. Pengembangan Terminal Mirah 2015-2018 (Car Terminal, Terminal Penumpang,
Lap. Penumpukan RoRo, CY, Area Dedicated Curah Cair)2. Pengadaan Peralatan di terminal Jamrud dan Nilam 2015-2018 (HMC, Fender,
CC)3. Pembangunan Terminal Teluk Lamong (2015-2019):4. Pembangunan Dermaga Berlian (2015-2018):5. Pembangunan Terminal Peti Kemas Surabaya (2015-2018)6. Pembangunan Pelindo Marine Service (PMS) 2015-2018:7. Pengembangan Short Sea Shipping memanfaatkan armada RoRo dan dengan
memperkuat pelabuhan RoRo Paciran dan Kendal.
B. Perhubungan Darat:1. Pembangunan Jalan Lingkar Probolinggo2. Pembangunan jalur ganda ka lintas selatan jawa (Madiun-Mojokerto-
Wonokromo
C. Perhubungan Udara:1. Pengembangan pelayanan kargo udara bandara Juanda untuk
mendukung SISLOGNAS
A. Perhubungan Laut:1. Pengembangan Terminal Mirah 2015-2018 (Car Terminal, Terminal Penumpang,
Lap. Penumpukan RoRo, CY, Area Dedicated Curah Cair)2. Pengadaan Peralatan di terminal Jamrud dan Nilam 2015-2018 (HMC, Fender,
CC)3. Pembangunan Terminal Teluk Lamong (2015-2019):4. Pembangunan Dermaga Berlian (2015-2018):5. Pembangunan Terminal Peti Kemas Surabaya (2015-2018)6. Pembangunan Pelindo Marine Service (PMS) 2015-2018:7. Pengembangan Short Sea Shipping memanfaatkan armada RoRo dan dengan
memperkuat pelabuhan RoRo Paciran dan Kendal.
B. Perhubungan Darat:1. Pembangunan Jalan Lingkar Probolinggo2. Pembangunan jalur ganda ka lintas selatan jawa (Madiun-Mojokerto-
Wonokromo
C. Perhubungan Udara:1. Pengembangan pelayanan kargo udara bandara Juanda untuk
mendukung SISLOGNAS Slide - 73
No. Kegiatan TargetQuickwins :1 Mencanangkan Wajar 12 Tahun denganKartu Indonesia PintarSD (siswa) 1.346.326SMP (siswa) 425.697SMA/SMK/SMLB (siswa)** 478.525Pembangunan dan Pengembangan SMKKelautan 3Revitalisasi dan Pengembangan SMKPertanian 5
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian AgamaNo. Kegiatan TargetQuickwins :1 Mencanangkan Wajar 12 Tahundengan Kartu Indonesia PintarMI (siswa) 244.056MTs (siswa) 234.464MA (siswa) 132.386Program Prioritas Lainnya :1 BOP RA (siswa) 280.7952 BOS MI (siswa) 889.793
PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2016PROVINSI JAWA TIMUR BIDANG PENDIDIKAN
Revitalisasi dan Pengembangan SMKPertanianProgram Prioritas Lainnya :1 USB SD * 52 USB SMP * 1013 Tunjangan Khusus Guru Dikdas * 30.3254 BOS SMA/SMLB (siswa)** 509.2705 BOS SMK (siswa) ** 674.7536 USB SMA** 97 USB SMK** 28 Tunjangan Khusus Guru Dikmen** 959 Pendirian Akademi Komunitas 1810 Politeknik Negeri Madiun 111 Politeknik Negeri Madura 1
2 BOS MI (siswa) 889.7933 BOS MTs (siswa) 586.6564 BOS MA (siswa) 270.1415 Tunjangan Khusus GuruMadrasahNon-PNS 366 Rehab ruang kelas madrasah 1127 RKB madrasah 181
Keterangan :* Merupakan target 2015 – 2019** Merupakan target 2015 yang dipertimbangkansebagai basis target 2016