muskuloskeletal tutorial
DESCRIPTION
EKTREMITAS INFERIORTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Blok neoplasma mempelajari tentang pertumbuhan jaringan abnormal
dalam tubuh. Dalam daftar penyakit standar kompetensi dokter Indonesia,
tingkat kemampuan dokter umum berkenaan dengan neoplasma berada di
angka 2 yang berarti seluruh lulusan dokter umum dari berbagai universitas di
Indonesia harus mampu menetapkan diagnosis, menentukan rujukan yang
paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya dan menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan. Dalam mendiagnosis, seorang dokter harus mengetahui
ciri–ciri klinis, makroskopis dan mikroskopis suatu neoplasma. Untuk
menentukan rujukan yang tepat, seorang dokter harus mampu mengenali jenis
dan tata nama neoplasma sehingga rujukan dapat ditujukan dengan tepat ke
dokter spesialis yang terkait. Setelah menetukan rujukan, dokter umum wajib
memberikan edukasi yang sesuai kepada pasien, edukasi tersebut mencakup
penyebab utama, faktor resiko dan mekanisme singkat terjadinya neoplasma
tersebut agar tidak ada kesalahpahaman di diri pasien atau, lebih luasnya,
masyarakat umum. Edukasi tersebut juga dilakukan sebagai tindakan
rehabilitatif setelah pasien menjalani terapi dari dokter spesialis yang
berwenang.
Dalam laporan ini kami akan membahas kompetensi yang harus dikuasi
dokter umum diatas berdasarkan skenario kedua blok neoplasma yaitu
bagaimana cara kanker mennginfeksi tubuh, cara perkembangan kanker dalam
tubuh dan hal atau bahan apa saja yang dapat menyebabkan kanker.
B. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan prosedur diagnostik neoplasma
2. Menjelaskan tentang stadium dan grade neoplasma
3. Menjelaskan alur penatalaksanaan pasien dengan neoplasma
4. Menjelaskan pemeriksaan tambahan dalam diagnosis neoplasma
5. Menjelaskan macam-macam terapi neoplasma
6. Menjelaskan prognosis kasus neoplasma
C. Skenario
MENGAPA SAYA HARUS MENJALANI KEMOTERAPI, DOK..?
Seorang perempuan berusia 43 tahun dirujuk ke bagian bedah rumah sakit
karena ada benjolan di payudara kiri. Pada anamnesis didapatkan informasi benjolan
sudah ada sejak 3 tahun yang lalu sebesar kelereng yang membesar dengan cepat
dalam 4 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan ukuran diameter
6 cm di kuadran lateral atas mammae sinistra, kenyal, terfiksir, papilla mammae
retraksi. Pada axilla sinistra juga didapatkan benjolan berdiameter 2 cm, kenyal dan
mobile.
Oleh dokter bedahpasien dirujuk ke bagian radiologi untuk pemeriksaan
USG, foto thorax dan mammografi serta bagian patologi anatomi (PA) untuk
pemeriksaan biopsy jarum halus. Hasil USG dan mammografi menunjukkan massa
yang mencurigakan keganasan, hasil biopsy jarum ditemukan sel ganas pada massa
mammae dan axilla sinistra. Foto thorax tidak menunjukkan adanya metastasis dan
kelainan jantung paru. Dokter memutuskan untuk melakukan modified radical
mastectomy sinistra, dan mengirim jaringan hasil operasi ke bagian PA untuk
pemeriksaan histopatologi dan status reseptor (estrogen reseptor (ER), progesterone
reseptor (PR), dan HER2 reseptor). Didapatkan hasil karsinoma duktal invasive
dengan ER(+), PR(+), dan HER2 (+++). Pasien kemudain menjalani radioterapi,
kemoterapi termasuk penggunaan molecular targeted therapy.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan status reseptor?
2. Mengapa masih perlu dilakukan radioterapi dan kemoterapi setelah
operasi?
3. Apa saja macam-macam mastektomi?
4. Bagaimana mekanisme Molecular Targeted therapy?
5. Apa saja tatalaksana selain kemoterapi dan radioterapi?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang selain USG, foto thorax dan
mammografi?
7. Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis pemeriksaan?
8. Bagaimana alur tatalaksana dan penegakkan diagnosis?
9. Apa saja tumor operable dan non operable?
10. Jenis-jenis radioterapi dan kemoterapi?
11. Bagaimana grading dan staging pada kasus dalam scenario? Dan
bagaimana tatalaksananya berdasarkan stadium dan gradenya?
12. Berdasarkan status reseptornya, mengapa tidak dilakukan terapi
hormone?
E. Hipotesis
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut adalah kerangka berpikir skenario tiga :
Dan yang perlu dijelaskan disini adalah membahas sesuai bagan.
Diagnosis
Hal pertama yang dilakukan apabila mendapat kasus seperti dalam skenario
adalah mendiagnosis. Ada beberapa tahapan dalam mendiagnosis :
1. Anamnesis
Hal-hal yang penting ditanyakan dalam anamnesis adalah
Sejak kapan benjolan pertama kali muncul?
Bagaimana ukuran, konsistensi dan batas dari benjolan?
Apakah benjolannya membesar atau tidak?
Apakah benjolan disertai keluarnya nanah, masuknya kulit kedalam,
warna kemerahan ?
Apakah terdapat benjolan lain disekitar axilla?
Apakah ada keluhan lain seperti perut sebah, dada sesak/batuk tanpa
sebab, sakit tulang belakang dan lain-lain?
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi : keadaan payudara saat tangan relaks disamping tubuh, saat
tangan diangkat, saat membungkuk, saat tangan berada di pinggang, dan
lain-lain.
Palpasi
3. Pemeriksaan Gold Standar
Meliputi pemeriksaan biopsy jarum halus( Fine Needle Aspiration
Biopsy) yaitu pengambilan jaringan menggunakan jarum berukuran sangat
kecil untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi/patologi anatomi(PA).
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah sample tersebut termasuk
neoplasma ganas atau jinak. Pemeriksaan gold standar lain yaitu dengan Pap
Smear.
4. Pemeriksaan Penunjang
a) USG, b)mammografi, , c)foto thorax dan lain-lain beserta KELEMAHAN DAN
KELEBIHAN sarah, rahmah, azka
d. MRI
Karena tumor mammae memiliki densitas mikrovaskuler ( microvascular
density) yang abnormal maka MRI dengan kontras memiliki sensitifitas dan
spesifitas yang tinggi dalam diagnosis Ca mammae stadium dini.
e. Pet Scan
Pada PET scan, digunakan suatu bentuk gula (glukosa) yang mengandung
radioaktif. Sejumlah kecil zat radioaktif disuntikkan ke alam pembuluh vena
lengan. Setelah glukosa tersebut dimasukkan ke dalam tubuh, kemudian pasien
masuk ke dalam mesin PET yang memiliki kamera khusus yang dapat mendeteksi
radioaktif. Karena kanker payudara memakai energi dalam jumlah yang
besar,maka daerah kanker akan menyerap glukosa radioaktif dalam jumlah besar.
PET scan tidak direkomendasikan untuk pasien kanker payudara, tetapi dapat
digunakan untuk mengevaluasi pasien secara dini pada pasien dengan metastase
atau kanker payudara rekuren (berulang).
Grading dan Staging
Setelah mendiagnosis dan didapatkan hasilnya maka langkah selanjutnya adalah
menentukan stage dan grade dari neoplasma tersebut. Tujuannya untuk menentukan
jenis terapi yang sesuai dengan derajat keganasan neoplasmanya.
Grading merupakan penilaian terhadap seberapa besar perkembangan
(diferensiasi) dari tumor atau neoplasma, jumlah mitosis di dalam tumor, serta derajat
perbedaan antara sel kanker dan sel normal. Grading (disimbolkan G) membagi
diferensiasi sel kanker sebagai berikut:
G-X Tidak bisa dinilai
G-1 Grade rendah Diferensiasi baik
G-2 Grade menengah Diferensiasi menengah
G-3 Grade tinggi Diferensasi buruk
G-4 Anaplastik Anaplastik
Staging menjelaskan klasifikasi kanker berdasarkan klinis seperti ukuran
tumor, metastasis tumor dan dimana saja tempat metastasis tumor.
Staging Anggit dan dammar
Terapi yang dilakukan berdasarkan staging Ca mammae adalah sebagai berikut :
1. Stadium 0
Kondisi kanker payudara pada stadium ini masih dalam tahap DCIS sehingga
terapi yang diberikan adalah lumpectomy kemusian diikuti dengan radiation
therapy. Beberapa kasus ditangani dengan mastectomy. Pasien dengan kanker
pada stadium 0 juga diberi tamoxifen untuk menurunkan risiko kanker
berkembang menjadi invasive.
2. Stadium 1, 2, 3a, beberapa 3b
Terapi kanker untuk stadium 1, 2, 3a, dan beberapa 3b adalah terapi
kombinasi.
- Stadium 1 dan 2, diterapi dengan lumpectomy dan radiation therapy
- Stadium 2 dan 3a, diterapi dengan mastectomy hingga nodus limfa di
axilla diikuti dengan kemoterapi
- Beberapa stadium 3b, ditambah dengan adjuvant therapy yaitu hormone
therapy, chemotherapy, dan targeted therapy
3. Stadium 3b dan beberapa 3c
Kanker stadium 3b dan beberapa 3c, diawali dengan kemoterapi dilanjutkan
dengan targeted therapy.
4. Stadium 4
Kanker payudara stadium 4 diberi terapi kombinasi berupa hormone therapy,
chemotherapy, dan targeted therapy. Selain itu, kanker pada stadium ini juga diberi
anti-cancer treatment untuk memperlambat progresivitas kanker dan mengurangi
gejala yang muncul.
Penatalaksanaan
Langkah selanjutnya setelah mengetahui grade dan stage dari Ca Mammae
adalah penatalaksanaan. Penatalaksanaan Ca Mammae bisa dalam bentuk Operable
dan Non Operable.
a. Operable
1. Mastektomi Preventif (Preventive Mastectomy)
Wanita yang memiliki faktor genetik atau risiko keturunan kanker
payudara yang tinggi dapat memilih pembedahan mastektomi preventif.
Mastektomi preventif disebut juga prophylactic mastectomy. Operasi ini
dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh payudara dan
puting. Atau berupa subcutaneous mastectomy, dimana seluruh payudara
diangkat namun puting tetap dipertahankan.
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan kanker payudara
dapat dikurangi hingga 90% atau lebih setelah mastektomi preventif pada
wanita dengan risiko tinggi. Kadang wanita pengidap kanker payudara di
salah satu payudaranya akan memutuskan untuk menjalani mastektomi
preventif untuk mengangkat payudara satunya. Hal ini mampu mengurangi
peluang kembalinya (kambuhnya) kanker payudara. Pada beberapa kasus
kedua payudara diangkat. Pengangkatan kedua payudara ini disebut double
mastectomy.
Rekonstruksi (pengembalian kondisi dan penampilan) payudara dapat
dialkukan pada saat dilakukan mastectomy preventif. Rekonstruksi ini
disebuat sebagai immediate reconstruction (rekonstrusi segera). Dapat juga
dijadwalkan sesudah beberapa waktu kemudian. Rekonstruksi ini
disebutdelayed reconstruction (rekonstruksi tertunda). Dokter biasanya
menggunakan implant sintetis atau jaringan pengganti yang diambil dari
bagian tubuh yang lain.
2. Mastektomi Sederhana atau Total (Simple or Total Mastectomy)
Mastektomi dengan mengangkat payudara berikut kulit dan putingnya,
namun simpul limfe masih dipertahankan. Pada beberapa kasus, sentinel
node biopsy terpisah dilakukan untuk membuang satu sampai tiga simpul
limfe pertama.
3. Mastektomi Radikal Termodifikasi (Modified Radical Mastectomy)
Terdapat prosedur yang disebut modified radical mastectomy (MRM)-
mastektomi radikal termodifikasi. MRM memberikan trauma yang lebih
ringan daripada mastektomi radikal, dan ssat ini banyak dilakukan di
Amerika.
Dengan MRM, seluruh payudara akan diangkat beserta simpul limfe
di bawah ketiak, tetapi otot pectoral (mayor dan minor) – otot penggantung
payudara – masih tetap dipertahankan. Kulit dada dapat diangkat dapat pula
dipertahankan, Prosedur ini akan diikuti dengan rekonstruksi payudara yang
akan dilakukan oleh dokter bedah plastik.
4. Mastektomi Radikal (Radical Mastectomy)
Mastektomi radikal merupakan pengangkatan payudara ‘komplit’,
termasuk puting. Dokter juga akan mengangkat seluruh kulit payudara, otot
dibawah payudara, serta simpul limfe (getah bening). Karena mastektomi
radikal ini tidak lebih efektif namun merupakan bentuk mastektomi yang
lebih ‘ekstrim’ , saat ini jarang dilakukan.
Selama melakukan mastektomi dan mengangkat tumor, dokter akan
menentukan apakah kanker telah menyebar. Prosedur ini disebut pentahapan
(staging). Setelah tahapan kanker ditentukan, dokter akan menentukan
penanganan lanjutan yang harus dilakukan pasien, termasuk terapi radiasi,
kemoterapi, dan atau pengobatan.
Beberapa wanita memilih untuk melakukan bedah rekonstruksi
payudara segera setelah mastektomi. Namun demikian, ini membawa risiko
tersendiri sehingga harus berkonsultasi dengan dokter.
4. Mastektomi Parsial atau Segmental (Partial or Segmental Mastectomy)
Dokter dapat melakukan mastektomi parsial kepada wanita dengan
kanker payudara stadium I dan II. Mastektomi parsial merupakan breast-
conserving therapy- terapi penyelamatan payudara yang akan mengangkat
bagian payudara dimana tumor bersarang. Prosedur ini biasanya akan diikuti
dengan terapi radiasi untuk mematikan sel kanker pada jaringan payudara
yang tersisa. Sinar X berkekuatan penuh akan ditembakkan pada beberapa
bagian jaringan payudara. Radiasi akan membunuh kanker dan mencegahnya
menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Pada beberapa kasus, akan lebih banyak pembedahan dilakukan
setelah mastektomi parsial. Kadang, jika sel kanker masih ada dalam jaringan
payudara, dokter akan mengangkat seluruh payudara.
5. Quandrantectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada
prosedur ini, dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan
payudara dibandingkan dengan lumpektomi.
Mastektomi tipe ini akan mengangkat seperempat bagian payudara,
termasuk kulit dan jaringan konektif (breast fascia). Dokter juga akan
melakukan prosedur terpisah untuk mengangkat beberapa atau seluruh
simpul limfe, dengan axillary node dissection atau sentinel node biopsy.
Cairan berwarna biru disuntikkan untuk mengidentifikasi simpul limfe
yang mengandung sel kanker.
6. Lumpectomy atau sayatan lebar,
Merupakan pembedahan untuk mengangkat tumor payudara dan
sedikit jaringan normal di sekitarnya. Lumpektomi (lumpectomy) hanya
mengangkat tumor dan sedikit area bebas kanker di jaringan payudara di
sekitar tumor. Jika sel kanker ditemukan di kemudian hari, dokter akan
mengangkat lebih banyak jaringan. Prosedur ini disebuat re-excision
(terjemahan : pengirisan/penyayatan kembali).
Lumpectomy
7. Excisional Biopsy
Biopsi dengan sayatan juga mengangkat tumor payudara dan sedikit
jaringan normal di sekitarnya. Kadang, pembedahan lanjutan tidak
diperlukan jika biopsy dengan sayatan ini berhasil mengangkat seluruh
tumor.
TINDAKAN OPERABLE LAINNYA Axillary limph node, mengangkat titik-titik kelenjar getah bening ketiak,
kemudian sel kankernya diteliti oleh ahli patology.
Sentinel lymp node biopsy, prosedur dimana ahli bedah akan mencari
dan kemudian mengangkat kelenjar getah bening utama pad ketiak
( sentinel lymph node ) yang langsung berhubungan dengan payudara.
Ahli patology kemudian akan meneliti sel-sel kankernya. Untuk
mengidentifikasi sentinel lymp node ahli bedah akan menyuntikkan
suatu cairan dan / atau radioactive tracer kedalam area sekitar puting
payudara. Cairan atau tracer tadi akan mengalir ketitik-titik kelenjar
getah bening, yang pertama akan sampai ke sentinel lymp node. Ahli
bedah akan menemukan titik-titik pada KGB ( kelenjar Getah Bening )
yang warnanya berbeda ( apabila digunakan cairan ) atau pancaran
radiasi ( bila menggunakan tracer ). Cara ini biasanya mempunyai resiko
rendah akan terjadinya lymphedema ( pembengkakan pada lengan )
daripada axillary lymp node dissection. Bila ternyata hasilnya sentinel
node bebas dari penyebaran kanker, maka tidak ada operasi lanjutan
untuk KGB. Apabila sebaliknya, maka dilanjutkan operasi pengangkatan
KGB.
b. Non Operable
Terapi Non Operable bisa dilakukan antara lain dengan radioterapi dan
terapi gen.
1. Radioterapi blm ada yg ngirim
2. Terapi Gen
Adalah memasukkan gen fungsi normal ke dalam sel target untuk
memperbaiki/mengoreksi defek akibat gen patogenik. Terapi gen terdiri dari
beberapa strategi :
- Terapi gen supresor tumor.
Contoh : Memasukkan gen p53 ke dalam sel tumor sehingga sel kanker
terjadi apoptosis.
- Terapi ‘gen bunuh diri’
Gen tertentu pada virus dan bakteri memiliki fungsi unik. Produk dari gen
tersebut berefek mengubah obat yang semula nontoksik menjadi toksik
sehingga membawa kematian sel. Gen bunuh diri itu dimasukkan ke
dalam sel tumo agar memetabolisme menghasilkan obat toksik yang
mematikan sel tumor itu sendiri. Terapi jenis ini juga memiliki ‘bystander
effect’ yang menyebabkan sel disekitarnya ikut mati walaupun belum
kemasukan obat. Contoh : gen bunuh diri HSV-TK (Herpes Simplex
Virus-Tyrosine Kinase) yang dimasukkan kedalam sel tumor akan dapat
mengubah obat Gansiklovir menjadi metabolit yang mematikan sel.
- Terapi gen antisense
Menggunakan prinsip perpasangan basa. Terapi ini menggunakan fragmen
ribonukleotida rantai pendek yang komplementer DNA/RNA target
sehingga menyekat ekspresi gen abnormal ditingkat transkripsi dan
translasi lalu memutus transmisi sinyal abnormal dan mengakibatkan sel
tumor kembali ke jalur normal atau apoptosis.
- Terapi gen gabungan
Terdapat 3 jenis terapi gen gabungan, antara lain: 1) Gabungan antara gen
imunitas (makrofag,limfosit) dan gen bunuh diri. 2) Gabungan tumor
supresor gen (p53, B7-1) dan gen imunitas (GM-SCF,IL2). 3) Terapi
antara gen imunitas. Contoh IL-2 dan TNF alfa untuk prevensi terhadap
rrekurensi dan metastasis tumor.