muhammadiyah public health journal

18

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL
Page 2: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL E-ISSN : 2723-4266

Vol 1, No 2 (31 Januari 2021) Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ/

E-mail: [email protected]

Muhammadiyah Public Health Journal |

DAFTAR ISI

Proses Pemecahan Masalah Di Poliklinik Gigi Spesialis Bedah Mulut RSUD Kota Bogor….79

Analisis Faktor Determinan Efisiensi Nilai Bed Occupancy Ratio (Bor) Dengan Fishbone

Analysis…………………………………………………………………….………….………89

Gambaran Tingkat Stres Dalam Pelaksanaan Work From Home Selama Masa Pandemi

Covid19 Di Dki Jakarta…….………………………………………………………………….101

Kajian Literatur: Gambaran Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Diare

Pada Balita .......................................…………………………………………………..….... 115

Studi Ketidakpatuhan Membayar Iuran Bpjs Kesehatan Peserta Non Pbi Bukan Penerima

Upah Di Kelurahan Cempaka Putih Tahun 2018 …………………………………..….…129

Kepaniteraan Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit .............................………………...……... 139

Pelaksanaan PKRS Di Rumah Sakit Berdasarkan Telaah Jurnal ……………………………..155

Solusi Lamanya Waktu Tunggu Pelayanan Farmasi Di RSUD Cileungsi Kab Bogor

Berdasarkan Telaah Jurnal ...........................................................................………….............. 171

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit .....................………………………………......… 179

Page 3: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL E-ISSN : 2723-4266

Vol.1, No. 2, 31 Januari 2021 Website: https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

e-mail: [email protected]

Muhammadiyah Public Health Journal | 139

Kepaniteraan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit 1Hantari Rahmawati,

2Budi Hartono,

1,2Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Jl. KH Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan (15419)

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Banyaknya unit yang dimilik oleh Rumah Sakit menjadikan rumah sakit memiliki standar pelayanan

minimal yang mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, salah satunya

mengenai Standar Palayanan Minimal (SPM).Instalasi Radiologi Rumah Sakit merupakan salah satu

unit penunjang medik yang dilaksanakan oleh suatu unit pelayanan yang disebut Instalasi Radiologi.

Dengan adanya SPM pada instalasi radiologi diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik

bagi pasien. Sehingga akan meningkatkan mutu dan kualitas rumah sakit. Tujuan : Mengembangkan

strategi pemecahanmasalah untuk meningkatkan efisiensi pelayanan di Instalasi Radiologi Rumah

Sakit.Metode : Metode dalam penelitian ini adalah action research, yakni penulis mencari jurnal dari

artikel penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 hingga 2020. Data-data yang didapatkan

kemudian dianalisa dengan fishbone analysis. Selanjutnyapenulis membuat perencanaan untuk

mengatasi masalah yang menyebabkan tidak terpenuhinya SPM pada istalasi radiologi. Hasil : Hasil

penelitian ditemukan permasalahan pelayanan di instalasi radiologi yaitu waktu tunggu hasil

pelayanan foto thorax ≤ 3 jam yang tidak dapat terpenuhi. Kesimpulan dan Saran : Belum

terpenuhinya pelayanan waktu tunggu hasil foto thorax ≤ 3 jam, sehingga perlu adanya penambahan

jadwal dokter spesialis radiologi, serta penambahan SDM di instalasi radiologi, penambahan sarana

prasarana penunjang pelayanan dan peningkatan motivasi dan semangat kerja terutama untuk lebih

meningkatkan kinerja karyawan.

Kata Kunci : Radiologi, foto thorax, waktu tunggu.

ABSTRACT

The number of units owned by the hospital means that the hospital has a minimum service standard

that refers to the regulations set by the government, one of which is the Minimum Service Standards

(SPM). The Hospital Radiology Installation is one of the medical support units implemented by a

service unit called the Radiology Installation. With the SPM in the radiology installation, it is hoped

that it can provide the best service for patients. So that it will improve the quality and quality of the

hospital. Objective: Develop problem-solving strategies to increase service efficiency in the Hospital

Radiology Installation. Methods: The method in this research is action research, in which the authors

search for journals from research articles published in 2017 to 2020. The data obtained are then

analyzed by fishbone analysis. Furthermore, the authors make a plan to overcome the problem that

causes the fulfillment of SPM in radiological istalasi. Results: The results of the study found that

service problems in radiology installations were the waiting time for the results of thorax photo

services ≤ 3 hours which could not be fulfilled. Conclusion and Suggestions: The service has not yet

fulfilled the waiting time for thorax photo results ≤ 3 hours, so it is necessary to add a radiology

specialist's schedule, as well as additional human resources in radiology installations, additional

service support facilities and increased motivation and work morale, especially to further improve

employee performance.

Keywords : Radiology, thorax photo, waiting time

Page 4: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 140

PENDAHULUAN

Menurut WHO (World Health

Organization), rumah sakit adalah suatu

organisasi sosial dan organisasi kesehatan

dengan fungsi menyediakan pelayanan

paripurna (komprehensif), penyembuhan

penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit

(preventif) kepada masyarakat. Rumah Sakit

sebagai salah satu fasilitas pelayanan

kesehatan merupakan bagian dari sumber

daya kesehatan yang sangat diperlukan

dalam mendukung penyelenggaraan upaya

kesehatan (Etildawati dan Handayani,

2017).

Penyelenggaran pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit mempunyai

karakteristik dan organisasi yang sangat

kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan

dengan perangkat keilmuannya masing-

masing berinteraksi satu sama lain. Ilmu

pengetahuan dan teknologi kedokteran yang

berkembang sangat pesat yang harus diikuti

oleh tenaga kesehatan dalam rangka

pemberian pelayanan yang bermutu

(Kemenkumham, 2012).

Banyaknya unit yang dimiliki oleh

Rumah Sakit menjadikan rumah sakit

memiliki standar pelayanan minimal yang

mengacu pada peraturan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah. Salah satunya

mengenai Standar Palayanan Minimal

(SPM) di instalasi radiologi.

Instalasi Radiologi Rumah Sakit

merupakan salah satu unit penunjang medik

dan dilaksanakan oleh suatu unit pelayanan

yang disebut Instalasi Radiologi, yang

memiliki tujuan untuk memberikan

pelayanan pemeriksaan profesional dengan

hasil berupa gambar/image untuk membantu

para dokter dalam menegakkan diagnosa

pasien yang ditangani.

Menurut Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008

tentang Standar Pelayanan Minimal di

Rumah Sakit, SPM pelayanan radiologi

salah satunya adalah waktu tunggu hasil

pelayanan thorax foto dengan standar

minimal yang ditetapkan≤3 jam. Waktu

tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah

tenggang waktu mulai pasien difoto sampai

dengan menerima hasil yang sudah

diekspertis.

Salah satu penelitian yang dilakukan

oleh Hermiati (2017) menunjukkan lama

waktu tunggu pelayanan radiologi semenjak

pasien melapor di loket radiologi hingga

hasil radiologi selesai di ekspertise dan

divalidasi oleh spesialis radiologi dan siap

dibawa pulang adalah ≥ 3 jam, yang berarti

tidak sesuai dengan standar SPM. Hal

tersebut menunjukkan bahwa pelayan

Radiologi di Rumah Sakit masih belum

dapat memenuhi SPM

Radiologi merupakan ilmu yang

mempelajari tentang proses pembuatan

gambar (pencitraan) dari organ tubuh

manusia dengan menggunakan radiasi sinar-

x sebagai sumber pencatat gambar (Brigjam

dan Houston 2001 dalam Rahmaddian,

2018). Ilmu radiologi memiliki peranan

yang sangat penting dalam bidang

kedokteran dan bidang pelayanan kesehatan.

Pelayanan Radiodiagnostik adalah

pelayanan untuk melakukan diagnosis dan

Page 5: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 141

pemberian terapi dengan menggunakan

radiasi pengion, meliputi antara lain

pelayanan radiologi konvensional untuk

membuat foto toraks. Foto toraks adalah

pemeriksaan radiologis sederhana yang

paling banyak dilakukan di semua rumah

sakit dibandingkan dengan pemeriksaan

radiologi yang lain (Yusri, 2015).

Radiologi merupakan sarana

pemeriksaan penunjang untuk menegakkan

diagnosis penyakit dan pemberian terapi

yang cepat dan tepat bagi pasien yang

menjadikan pelayanan radiologi telah

diselenggarakan di berbagai sarana

pelayanan kesehatan seperti puskesmas,

klinik swasta dan rumah sakit di seluruh

Indonesia. Pelayanan unit radiologi yang

diberikan kepada pasien rumah sakit harus

sesuai dengan standar mutu. Semakin

meningkatnya kebutuhan masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan, maka

pelayanan radiologi juga sebaiknya dapat

memberikan pelayanan yang berkualitas.

Pelayanan yang memenuhi standar akan

memberikan hasil yang terbaik dan akan

lebih terarah dalam pelaksanaannya.

Tujuan penelitian ini adalah

mengembangkan strategi pemecahan

masalah yang ada di Instalasi Radiogi

Rumah Sakit.

METODE

Pada penelitian ini, penulis

menggunakan metode action research,

dimana penulis mencari jurnal dari artikel

penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017

hingga 2020. Dari jurnal-jurnal tersebut

kemudian dilakukan analisis untuk dibuat

prioritas masalah, kemudian dibuatkan

perencanaan untuk dapat mengatasi masalah

yang ada di instalasi radiologi rumah sakit.

Teknik pengumpulan data dalam jurnal-

jurnal tersebut dilakukan dengan cara

observasi dan wawancara mendalam serta

telaah pustaka.

Data-data yang didapatkan baik secara

langsung atau pun tidak langsung, kemudian

dilakukan penentuan prioritas masalah di

Instalasi Radiologi Rumah Sakit menggun

kan metode USG (Urgency, Serious, and

Growth). USG adalah salah satu alat untuk

menyusun urutan prioritas isu atau masalah

yang harus diselesaikan. Caranya dengan

menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan

perkembangan isu dengan menentukan skala

nilai 1 – 5. Isu yang memiliki total skor

tertinggi merupakan isu yang menjadi

prioritas.

Untuk lebih jelasnya, pengertian

urgency, seriousness, dan growth dapat

diuraikan sebagai berikut:

1) Urgency (U)

Seberapa mendesak isu tersebut harus

dibahas dikaitkan dengan waktu yang

tersedia serta seberapa keras tekanan

waktu tersebut untuk memecahkan

masalah yang menyebabkan isu tadi.

2) Seriousness (S)

Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas

dikaitkan dengan akibat yang timbul

dengan penundaan pemecahan masalah

yang menimbulkan isu tersebut atau

akibat yang menimbulkan masalah-

Page 6: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 142

masalah lain kalau masalah penyebab isu

tidak dipecahkan.

3) Growth (G)

Seberapa kemungkinan isu tersebut

menjadi berkembang dikaitkan

kemungkinan masalah penyebab isu akan

makin memburuk kalau dibiarkan.

Dari hasil penetuan prioritas untuk

mengatasi masalah yang menyebabkan tidak

terpenuhinya SPM pada instalasi radiologi.

masalah, kemudian dianalisa dengan

fishbone analysis. Selanjutnyapenulis

membuat.

HASIL

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada pembahasan

yang telah dipaparkan sebelumnya, kali

ini penulis mencoba merumuskan

beberapa masalah yang ada yang di

dalam jurnal-jurnal. Permasalahan

tersebut antar lain :

Jumlah asisten radiologi terbatas.

Pelaksana ekspertise radiologi

bersifat referral

Waktu tunggu hasil pelayanan foro

thorax lebih dari 3 jam

Asisten kurang memahami SOP dan

SPM Radiologi

Alat penunjang CT Scan belum ada

Kesalahan prosedur radiografi

2. Penentuan Prioritas Masalah

Pada hakikatnya seluruh masalah

yang ditemukan harus diselesaikan

secara tuntas dan menyeluruh, oleh

karena itu pada penetapan prioritas

masalah bertujuan untuk menentukan

urutan atau peringkat masalah dari yang

terpenting dan banyaknya temuan pada

jurnal, serta seberapa penting masalah

tersebut dapat mempengaruhi kinerja

pada instalasi radiologi, dan harus segera

diselesaikan sampai dengan masalah

yang kurang penting dan tidak harus

segera diselesaikan. Hal ini bertujuan

untuk mempermudah dalam

menyelesaikan masalah yang ditemukan.

Dalam mengidentifikasikan masalah, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan

seperti kemampuan sumber daya

manusia, biaya, tenaga, teknologi dan

lain-lain. Untuk itu, dilakukan penilaian

prioritas masalah dari yang paling

mendesak hingga tidak terlalu mendesak.

Tabel 1 Prioritas Pemecahan Masalah

Number Problem Urgency Seriousness Growth

Final

Score

Level of

Priority

Page 7: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 143

1 Jumlah asisten radiologi

terbatas. 5 5 3 13 III

2 Pelaksana ekspertise radiologi

bersifat referral 5 5 4 14 II

3 Waktu tunggu hasil pelayanan

foro thorax lebih dari 3 jam 5 5 5 15 I

4 Asisten kurang memahami

SOP dan SPM Radiologi 5 4 3 12 IV

5 Alat penunjang CT Scan

belum ada 4 3 4 11 V

6 Kesalahan prosedur radiografi 4 3 2 10 VI

3. Pengembangan Alternatif

Pemecahan Masalah dengan

fishbone analisys

Berdasarkan hasil identifikasi

masalah didapatkan 1 hal yang menjadi

prioritas masalah yang ada di instalasi

radiologi rumah sakit. Masalah terebut

yaitu waktu tunggu hasil pelayanan foto

thorax yang lebih dari 3 jam. Dengan

fishbone analysis akandiuraikan

penyebab masalahnya.Pada kelompok

Man ada 4 penyebab, pada kelompok

Machine ada 2 penyebab, pada kelompok

Method ada 2 penyebab, pada kelompok

Material ada 1 penyebab, pada

kelompok Money ada 1 penyebab dan

pada kelompok Environment terdapat 2

penyebab, dan Market 2

Page 8: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 144

Gambar 1. Fishbone analysis

4. Plan of Action

Tabel 2. Plan of action

No Kelelompok

Masalah Nama Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Sumber Dana PJ

1

Man

Pengajuan permohonan

penambahan dokter

petugas asisten radiologi

Mendapatkan tambahan

dokter dan tenaga asisten Manajemen RS

Pengajuan

proposal /nota

dinas

Minggu ke-2

bulan Januari

APBD/BLUD/Ya

yasan

Ka Unit

Radiologi

2 Pelatihan komunikasi

efektif

Meningkatkan kemampuan

dokter dan perawat dalam

berkomunikasi dengan pasien

Petugas Rawat

Jalan (Dokter,

Perawat, Asisten)

Pelatihan di Luar

RS dan atau in

house training

Minggu ke-2

bulan Maret

APBD/BLUD/Ya

yasan

Ka Unit

Rawat Jalan

3

Pengajuan permohonan

penambahan jadwal

ekspertise radiologi

Waktu tunggu pelayanan

radiologi lebih singkat Manajemen RS

Pengajuan

proposal /nota

dinas

Minggu ke-2

bulan Januari

APBD/BLUD/Ya

yasan

Ka Unit

Radiologi

4

Pengajuan pelatihan

keterampilan asisten

radiografi

Meningkatkan ketermpilan

asisten raiografi

Petugas Rawat

Jalan (Dokter,

Perawat, Asisten)

Pelatihan di Luar

RS dan atau in

house training

Minggu ke-3

bulan Maret

APBD/BLUD/Ya

yasan

Ka Unit

Rawat Jalan

5 Market Meningkatkan kapasitas

RS dalam hal teknologi

Memudahkan pasien dalam

mengakses informasi Rumah

Sakit

Unit IT

Pelatihan

kartyawan di

bidang teknologi

Minggu ke-2

bulan April

APBD/BLUD/Ya

yasan Ka Unit IT

Page 9: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 145

6

Mengajukan pembuatan

papan alur pasien berobat

ke Radiologi yang besar

Memudahkan pasien untuk

mengetahui alur berobat ke

radiologi

Manjemen RS Pembuatan papan Minggu ke-3

bulan Januari

APBD/BLUD/Ya

yasan Sarpras

7

Environment

Mengajukan perbaikan

tata ruang radiologi

Memudahkan dokter saat

memeriksa pasien Manajemen RS

Pengajuan

proposal /nota

dinas

Minggu ke-3

bulan Januari

APBD/BLUD/Ya

yasan Sarpras

8

Mengajukan pengadaan

kipas angin di ruang

tunggu pasien

Memberikan kenyamanan

bagi pasien Manajemen RS

Pengajuan

proposal /nota

dinas

Minggu ke-3

bulan Januari

APBD/BLUD/Ya

yasan Sarpras

9

Machine

Mengajukan pengadaan

kelengkapan sarana dan

prasarana di unit radiologi

Memaksimalkan pelayanan

radiologi di Rumah Sakit Manajemen RS

Pengajuan

proposal /nota

dinas

Minggu ke-3

bulan Januari

APBD/BLUD/Ya

yasan Sarpras

10 Memonitor ulang

penjadwalan kalibrasi alat

Memberikan kenyamanan

bagi asisten saat

mengoperasikan alat

Manajemen RS

Rapat koordinasi

dengan Unit

terkait

Minggu ke-3

bulan Januari

dan minggu k-

3 bulan Juli

APBD/BLUD/Ya

yasan

Ka Unit

Radiologi

11

Metode

Sosialisasi secara rutin

berkaitan dengan

pemahaman pelaksana

terhadap SPM

Meningkatkan mutu

pelayanan Rumah Sakit Manajemen RS

Pengajuan

proposal /nota

dinas

Minggu ke-3

bulan Januari

APBD/BLUD/Ya

yasan

Ka Unit

Radiologi

12

Memaksimalkan layanan

SIM RS yang telah

tersedia

Meningkatkan mutu

pelayanan Rumah Sakit Unit IT

Rapat koordinasi

dengan Unit

terkait

Minggu ke-4

bulan April

APBD/BLUD/Ya

yasan Ka Unit IT

13

Material

Mengajukan pembuatan

buku SPM

Meningkatkan mutu

pelayanan Rumah Sakit

Petugas Rawat

Jalan (Dokter,

Perawat, Asisten)

Pengajuan

proposal /nota

dinas

Minggu ke-3

bulan Januari

APBD/BLUD/Ya

yasan

Ka Unit

Rawat Jalan

14 Pengajuan pengadaan alat

pengeras suara di tiap unit

Memudahkan asisten saat

memanggil pasien Manajemen RS

Pengajuan

proposal /nota

dinas

Minggu ke-3

bulan Januari

APBD/BLUD/Ya

yasan Sarpras

15

Money

Perencanaan pemberian

reward bagi kinerja

karyawan

Meningkatkan kinerja

karyawan

Petugas Rawat

Jalan (Dokter,

Perawat, Asisten)

Rapat koordinasi

dengan Unit

terkait

Minggu ke-1

bulan

November

APBD/BLUD/Ya

yasan

Kabid

Pelayanan

16

Perencanaan pengajuan

anggaran perencanaan

Rumah Sakit

Memaksimalkan penyusuan

rencana anggaran jangka

pendek dan jangka panjang

Rumah Sakit

Manajemen RS

Rapat koordinasi

dengan Unit

terkait

Minggu ke-2

bulan Januari

APBD/BLUD/Ya

yasan Direktur RS

Page 10: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

146| Muhammadiyah Public Health Journal |

PEMBAHASAN

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang

Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit.

Standar Pelayanan Minimal untuk instalasi

radiologi meliputi hal-hal berikut ini:

1. Waktu tunggu hasil pelayanan atau

pemeriksaan foto toraks adalah < 3 jam;

1. Pelaksana ekspertisi adalah dokter

spesialis radiologi;

2. Kejadian kegagalan pelayanan rontgen

berupa kerusakan foto < 2%;

3. Kepuasan pelanggan ditetapkan >80%.

Berdasarkan hasil dari penentuan

prioritas masalah di instalasi radiologi,

waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax

lebih dari 3 jam, merupaan prioritas utama.

Hasil tersebut didapatkan dari beberpa

jurnal yang menjadikan waktu tunggu foto

thorax >3 jam yang menjadi permasalahan.

Berikut akan dibahas kegiatan pada

plan of action berdasarkan hasil telaah

jurnal:

1. Waktu tunggu

Waktu tunggu hasil pelayanan foto

toraks adalah tenggang waktu mulai

pasien di foto sampai menerima hasil

yang sudah diekspertise oleh dokter

spesialis radiologi. Penanggung jawab

hasil pembacaan dan atau pemeriksaan

radiologi adalah dokter spesialis

radiologi atau dokter yang memiliki

kompetensi terbatas yang ditetapkan oleh

Kolegium Dokter Spesialis Radiologi

disertai rekomendasi dari Perhimpunan

Dokter Spesialis Radiologi Indonesia

(PDSRI).

Menurut Fetter dalam Rr. Ratna

Arietta (2012) Faktor-faktor yang

mempengaruhi waktu tunggu pasien

terbagi menjadi tiga, yakni:

(1) First waiting time adalah waktu yang

dikeluarkan pasien sejak dating

sampai jam perjanjian.

(2) True waiting time adalah waktu yang

dikeluarkan pasien sejak jam

perjanjian sampai pasien diterima

atau diperiksa dokter.

(3) Total primary waiting time adalah

waktu tunggu pasien keseluruhan

sebelum bertemu dokter.

Tujuh faktor yang berhubungan

dengan waktu tunggu, yaitu: (1) variasi

appointment interval, (2) waktu

pelayanan yang panjang, (3) pola

kedatangan pasien, (4) pasien tidak

datang pada jam perjanjian, (5) jumlah

pasien yang datang tanpa perjanjian,(6)

pola kedatangan dokter, (7) terputusnya

pelayanan pasien karena keinginan

dokter untuk berhenti sebentar selama

jam praktek (Fetter dalam Rr. Ratna

Arietta, 2012).

Menurut Amanah (2020) waktu

tunggu dalam pelayanan radio diagnostik

juga sangat berpengaruh dalam kualitas

pelayanan yang ada di rumah sakit. Hal

ini dikarenakan pelayanan penunjang

medis juga sangat berpengaruh dalam

penentuan diagnosis kepada pasien.

Untuk itu, diperlukan tolak ukur yang

dapat mengukur mutu pelayanan

kesehatan di sebuah rumah sakit.

Page 11: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 147

Lama waktu tunggu pasien juga

mencerminkan bagaimana fasilitas

pelayanan kesehatan mengelola

komponen pelayanan yang disesuaikan

dengan situasi dan harapan pasien

(Anggita dalam Amanah, 2020)

Terdapat perbedaan waktu layanan

radiologi di beberapa Rumah sakit, hal

ini dapat disebabkan oleh beberapa

faktor diantaranya kebijakan dari masing

masing RS terkait permasalahan waktu

tunggu. Selain itu, durasi dari setiap

proses yang dijalani oleh pasien

radiologi ataupun kualitas sarana dan

prasarana yang juga mengakibatkan

lamanya durasi waktu tunggu pelayanan

radiologi (Amanah, 2020). Dari segi

administrasi, terkait dengan status pasien

yang dibedakan menjadi pasien umum

dan pasien BPJS. Waktu tunggu hasil

yang lama disebabkan karena banyaknya

pasien yang melakukan pemeriksaan

radiologi serta kebutuhan akan layanan

melebihi kemampuan (kapasitas)

pelayanan atau fasilitas layanan,

sehingga pengguna fasilitas yang datang

tidak bisa segera mendapat layanan

disebabkan kesibukan layanan. Antrian

sering terjadi karena waktu antar

kedatangan pasien lebih cepat daripada

waktu pelayanan. (Elvina, 2018).

Sedangkan menurut Yusri (2020)

perlu peningkatan peran kepala instalasi

radiologi dalam memotivasi teman

sejawat dokter spesialis radiologi,

mengkoordinasikan pelaksanaan

peningkatan pelayanan radiologi, dan

meningkatkan penggunaan waktu kerja

untuk kegiatan produktif dengan

melakukan perubahan sistem pembacaan

foto yang lebih efektif sehingga semua

foto dapat dibaca dengan cepat.

Waktu tunggu juga merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi

kepuasan pasien. Waktu tunggu yang

lama merupakan salah satu komponen

yang potensial menyebabkan

ketidakpuasan pasien, serta

mencerminkan bagaimana rumah sakit

mengelola komponen yang disesuaikan

dengan situasi dan harapan pasien. Bila

waktu tunggu lama maka hal tersebut

akan mengurangi kenyamanan pasien

dan berpengaruh pada utilitas pasien di

masa yang akandatang (Esti, dkk 2015).

2. SDM

Berdasarkan hasil telaah, bahwa

Kecukupan jumlah SDM di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit masih belum

memenuhi standar seperti tidak adanya

petugas administrasi dan perawat

radiologi.Dengan keterampilan SDM

yang meningkat diharapkan proses

diagnostik paru menjadi lebih cepat.

Diharapkan Rumah Sakit

melakukan penambahan SDM yaitu

dokter spesialis radiologi, radiografer

dan tenaga administrasi radiologi.

Kemudian memberikan pelatihan kepada

radiografer secara internal khusus

pelatihan radiologi minimal 2 hingga 3

kali setahun seperti pelatihan CT Scan,

serta kegiatan pelatihan komunikasi

Page 12: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 148

efektif. Dari kegiatan tersebut

diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan dari

asisten radiografi. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Amanah

(2010) yang mengatakan bahwa tingkat

pengetahuan dari SDM yang baik

diiringi dengan keikutsertaan dari SDM

dalam meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan melalui seminar, workshop

dan symposium.

Bagi pihak rumah sakit sebaiknya

membuat pelatihan efektifitas memberi

pelayanan kesehatan kepada petugas

kesehatan untuk meningkatkan

kemampuan dalam melayani pasien.

Sehingga karyawan dapat meningkatkan

sikap yang ramah dan tanggap memberi

informasi tentang pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada pasien dan tidak

membedakan antara pasien BPJS dengan

pasien umum di instalasi radiologi

Rumah Sakit Putri Hijau dengan

pelatihan service excellent (Elvina,

2018).

Pelayanan merupakan suatu

aktivitas yang ditawarkan dan

menghasilkan sesuatu yang tidak

berwujud namun dapat dinikmati atau

dirasakan. Menurut Tjiptono dalam

Triwibowo (2012), pelayanan yang

berkualitas mempunyai pengaruh positif

terhadap kepuasan pelanggan begitupun

sebaliknya ketidak sesuaian akan

berdampak pada ketidak puasan

pelangganHal ini ditunjukkan dengan

perilaku para karyawan rumah sakit yang

mampu menumbuhkan kepercayaan

pasien terhadap rumah sakit dan rumah

sakit dapat menciptakan rasa aman bagi

para pasiennya (Hamawati,2018).

Astiena dan Darwin (2011) dalam

penelitiannya merekomendasikan agar

meningkatkan penggunaan waktu kerja

untuk kegiatan produktif

denganmelakukan perubahan. Rivai

(2005) mengatakan perlu melakukan

manajemen SDM untuk mencapai tujuan

organisasi (Yusri, 2015)

Dalam hal ini perlu dilakukan

manajemen SDM dengan optimalisasi

tugas petugas loket pengambilan hasil

untuk secara aktif mengambil foto yang

sudah dibaca, misalnya interval 10 menit

untuk melihat ke kamar baca sehingga

foto yang sudah dibaca tidak menumpuk

(Yusri, 2015)

Meningkatkan penggunaan waktu

kerja untuk kegiatan produktif dengan

perubahan sistem membaca foto untuk

dokter spesialis dalam satu

hari.Peningkatan peran kepala instalasi

radiologi dalam memotivasi teman

sejawat dokter spesialis radiologi untuk

mematuhi jumlah jam kerja, serta

memberikan reward and punishment bagi

dokter atau asisten yang tidak dapat

mematuhi jam kerja. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yusri (2015) yang mengatakan bahwa

Manajemen RSMH memberlakukan

sistem reward and punishment kepada

dokter spesialis radiologi sehingga dapat

bekerja dengan disiplin dan penuh

Page 13: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 149

tanggung jawab. Memperbaiki sistem

antrian pasien dengan mengaturjadual

kedatangan pasien rawat jalan yang tidak

cito.

3. Kebijakan SPO dan SPM

Untuk kebijakan masih ada

beberapa petugas belum memahami

sepenuhnya terkait dengan prosedur

kebijakan yang ada. Kebijakan

Kelengkapan SPO/kebijakan khususnya

untuk standar pelayanan radiologi

memang sudah ada, namun untuk

pemahaman ataupun penerapan serta

pelaksanaan keseluruhan SPO tersebut

masih kurang. Dalam hal ini dikarena

tidak ada sosialisasi yang dilakukan

terkait SPO dan SPM yang ada di

radiologi. Rumah Sakit diharapkan

membuat kebijakan tertulis standar

waktu tunggu pelayanan radiologi

sehingga dapat dijadikan pedoman

pelayanan radiologi

Pembuatan buku pedoman SPO

merupakan salah satu metode yang dapat

diterapkan agar dapat meningkatkan

kinerja di instalasi radiologi. Namun,

perlu diingat meskipun metode baik akan

tetapi jika yang melaksanakan tidak

mengerti atau tidak memiliki

pengalaman maka hasil tidak akan

memuaskan, maka manajemen

memerlukan sebuah metode yang baku

berupa Standard Operational Procedure

untuk mengelola sejumlah unsur

dibutuhkan (Handoko, 2009). Dengan

demikian SOP dapat mempermudah

petugas dan memberi arahan bagi

petugas dalam menjalankan tugas (Basri,

2015). SOP juga menjamin keselamatan

petugas serta keselamatan pasien (patient

safety) (Mahadewi, 2019).

Kemudian perlu dilakukan

pemantauan dan evaluasi program SPO

yang telah ada, dan dapat memenuhi

kebutuhan lain di radiologi seperti

tersediannya perpustkaan mini radiologi.

Bagian instalasi radiologi memahami dan

menggunakan SPO yang ada sebagai

pedoman kerja, koordinator bagian

Instalasi Radiologi mensosialisasikan

SPO-SPO yang berkaitan dengan

radiologi kepada SDM Radiologi, dan

bagian Instalasi radiologi membangun

budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik.

Rawat, Rajin) sehingga dapat

meningkatkan produktivitas dan

kenyamanan petugas (Amanah, 2020).

4. Sarana dan Prasarana

Sarana Prasarana Untuk

menunjang para petugas di Instalasi

Radiologi dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawab ketersediaan akan sarana

prasarana merupakan salah satu hal yang

penting yang perlu di perhatikan.

Pada hasil telaah, ketersediaan

sarana prasarana di Instalasi Radiologi

sudah cukup memadai, namun dari segi

tata letak, dan tata ruang masih belum

sesuai dengan standar. Sedangkan dari

segi maintenance dan pemeliharaan alat

sangat kurang, dikarenakan tidak

tersedianya anggaran pemeliharaan dan

Page 14: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 150

maintenance. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Amanah (2020) yang

menyatakan bahwa sarana atau fasilitas

bangunan harus memadai dalam hal

kualitas dan kuantitas agar dapat

menunjang fungsi dan proses pelayanan

radiologi untuk menjamin lingkungan

kerja yang aman bagi petugas dan

pasien. Rumah Sakit diharpakn dapat

memberikan komitmennya terhadap

pemeliharaan dan maintenance peralatan

radiologi.

Juga membuat pengumuman alur

pelayanan yang besar mengenai prosedur

pelayanan disosialisasikan rumah sakit,

Hal ini sejalan dengan peneletian yang

dilakukan oleh Elvina (2018) yang

menyatakan bahwa pembuatan alur

pelayanan dapat dengan mudah

membuat pasien memperoleh informasi,

lebih meningkatkan pelayanan dalam

memberikan kepuasan dalam hal ini

adalah kenyamanan didalam ruang

tunggu, informasi yang mudah diperoleh

melalui teknologi, akses yang mudah dan

penyediaan parkir.

5. SIM RS

Untuk SIM RS juga masih

menggunakan sistem yang sudah cukup

tertinggal sehingga perlu adanya

perbaikan untuk menunjang kinerja

layanan radiologi. Seperti penggunaan

aplikasi yang dapat menghubungkan

hasil foto rontgen di fasilitas penunjang

dengan komputer di dokter spesialis.

Penggunaan SIM RS sangat berperan

penting dalam pelayanan radiologi.

Dalam Permenkes No 82 tahun

2013 tentang Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

disebutkan bahwa sistem teknologi

informasi komunikasi memproses dan

mengintegrasikan seluruh alur proses

pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk

jaringan koordinasi, pelaporan dan

prosedur administrasi untuk memperoleh

informasi secara tepat dan akurat, dan

merupakan bagian dari Sistem Informasi

Kesehatan. Suatu alat yang berhubungan

dengan alat penampung, penyimpanan

dan untuk melakukan proses produksi

serta menyangkut macam teknologi yang

berkaitan dengannya (Asmuni dalam

Mahadewi, 2009).

Dengan demikian aplikasi SIM RS

yang menghubungkan pelayanan di

instalasi radiologi diharapkan dapat

mempercepat proses pelayanan oleh

dokter spesialis. Ternyata bukan hanya

dapat mempercepat kerja petugas,

teknologi ini menghindari kemungkinan

pasien ditolak periksa karena tidak

membawa hasil pemeriksaan (Mahadewi,

2019).

6. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan kepada

masyarakat sangat tergantung pada

individu dan sistem yang dipakai.

Tenaga kesehatan dan tenaga penunjang

medis serta non medis yang bertugas

harus memahami cara melayani

pasiennya dengan baik agar dapat

memberikan kepuasan yang optimal

(Donabedian dalam Meilasari, 2018).

Page 15: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 151

Lima dimensi kualitas pelayanan

tersebut mencakup sebagai berikut:

Reliability (reliabilitas), Assurance

(jaminan), Tangibles (tampilan/bukti

fisik), Emphaty (empati),

Responsiveness (ketanggapan dan

kepedulian). Penilaian pelayanan

instalasi radiologi dapat dilihat dari

tingkat kepuasan pasien terhadap

pelayanan yang telah diberikan.

Pelayanan yang baik juga merupakan

suatu keharusan apabila manajemen

rumah sakit ingin menarik jumlah pasien

yang lebih banyak lagi (Anjani dalam

Meilasari, 2018)

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kualitas pelayanan di bagian

Radiologi yang terdiri dari dimensi

reliability, responsiveness, assurance,

emphaty, yang melakukan pemeriksaan

rontgen di RSGM Terpadu FKG

Universitas Mahasaraswati Denpasar

mayoritas responden menyatakan puas.

Penyebab ketidakpuasan berdasarkan

tinjauan hasil kuesioner bahwa pasien

tidak puas terhadap kurangnya ketepatan

waktu dalam pemberian pelayanan.

Penyebab lainnya adalah penataan

ruangan yang masih kurang (Fryananta

dalam Meilasari, 2018).

KESIMPULAN

Pada kepaniteteraan kali ini, penulis

memaparkan diagram pemecahan masalah

bagian instalasi radiologi rumah sakit.

Kemudian penulis melakukan identifikasi

masalah yang ada di instalasi radiologi

menggunakan 3 metode, yaitu telaah jurnal,

wawancara dan observasi di instalasi

radiologi Rumah Sakit Salak Bogor.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang

berada di instalasi radiologi, penulis

melakukan prioritas masalah menggunaka

metode USG. Hasilnya didapatkan, waktu

tunggu foto thorak yang lebih dari 3 jam.

Setelah penulis melakukan analisis dengan

fishbone methode, ditemukan penyebab dari

msalah tesebut, antara lain jumlah dan

jadwal ekperties radiologi yang kurang serta

asisten radiologi yang jumlahnya kurang

memadai.

SARAN

Pihak manajemen rumah sakit

diharapkan untuk melaksanakan sosialisasi

secara rutin berkaitan dengan pemahaman

pelaksana terhadap SPM, merencanakan

perekrutan dokter spesialis dan penambahan

jadwal dokter spesialis radiologi agar proses

pelayanan di instalasi radioligi berjalan

dengan lancar, penambahan sarana dan

prasarana penunjang kerja di instalasi

radiologi, melaksanakan pelatihan secara

rutin untuk meningkatkan kemampuan

pelaksana dalam menjalankan tugasnya

serta pelatihan dalam hal komunikasi untuk

memberikan pelayan yang paripurna kepada

pasien.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih kepada Dr. Budi

Hartono, SE., MARS., ACC selaku dosen

mata kuliah Kepaniteraan Rumah Sakit dan

pembimbing akademik kepaniteraan

Page 16: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 152

rumahsakit, serta teman-teman mahasiswa

UMJ 2019 Kelas Bogor dan Cirendeu yang

telah membantu di dalam penyusunan

penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Amanah P, Mustakim, 2020, Analisis

Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi

di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah

Tahun 2018, Visikes 19(1); 118-127

Arietta, Ratna, 2012. Analisis Waktu

Tunggu Pasien di Departemen Gigi

dan Mulut RSPAD Gatot Sobroto

Ditkesad Tahun 2011. Tesis, Fakultas

Kesehatan Masyarakat Program Studi

Kajian Administrasi Rumah Sakit,

Universitas Indonesia, Depok

Brigham E, Houston J. 2001. Manajemen

Keuangan Buku. Edisi Ke-8. Jakarta:

Erlangga; 2.

Elvina, 2018, Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Tingkat

Kepuasan Pasien di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Putri Hijau

tahun 2017, Jurnal Ilmiah Kesehatan,

27, 17 (1): 27-32

Endradita M, Galih. Panduan Pelayanan

Radiologi. 2017. http://

www.panduindonesia.co.id

Esti, A., Puspitasari, Y. & Rusmawati, A.,

2015. Pengaruh Waktu Tunggu dan

Waktu Sentuh Pasien Terhadap

Tingkat Kepuasan Pasien Poli Umum

Etlidawati, Handayani DY,. 2017,

Hubungan Kualitas Mutu Pelayanan

Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien

Peserta Jaminan Kesehatan Nasional,

Medisains: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu

Kesehatan, 15 (3), Hal 142-147

Hasmawati , Kamariah N, Syukur At, 2018,

Analisis Kualitas Pelayanan

Kesehatan di Instalasi Radiologi Rsud

Syekh Yusuf Kabupaten Gowa Jurnal

Administrasi Negara, 3 (24); 161-176

Hermiati., Hutaoea F., Wiyono T., 2017,

Analisa Waktu Tunggu Pelayanan

Radiologi Rs Santa Elisabeth Batam,

Jurnal Manajemen Dan Administrasi

Rumah Sakit Indonesia, I (1):42-50

Kemenkumham, 2012,

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/

Mahadewi, Heryana, Kurniawati, Iyan

Ayuba, 2019, Analisis Waktu Tunggu

Pelayanan Poliklinik Paru di Rumah

Sakit Umum Daerah (Rsud)

Tangeranggorontalo Journal Of

Public Health. Vol 2(1); 110-118

Meilasari W, Suwindere1 W, Polii H, 2018,

Tingkat Kepuasan Pasien Dewasa

pada Pelayanan Radiografi

Panoramik di Instalasi Radiologi

Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Maranatha Padjadjaran J Dent Res

Student. Oktober 2019;3(1):87-94

Nugraha, RS, 2019, Sosialisasi Manfaat

Pemeriksaan Radiologi Sebagai

Upaya Edukasi Dokter Kepada Pasien

Penyakit Dalam

Ravikanth, Reddy. (2017). Effective

radiological imaging for the good of

patients: Weighing benefits and risks.

World Journal of Nuclear Medicine,

16(2): 85-87.

Rahmaddian R, Semiarty R, Lita RP, 2019,

Evaluasi Implementasi Kebijakan

Standar Pelayanan Minimal Unit

Radiologi Rumah Sakit Umum

Daerah (Rsud) Dr. Rasidin Padang,

Artikel Penelitian. 8(3); 583-589,

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Suryani R, Ciptono WS, Satibi, 2017,

Analisis Pelayanan Rawat Jalan

Rumah Sakit Umum Daerah di

Yogyakarta dengan Pendekatan Lean

Hospital, Jurnal Manajemen dan

Pelayanan Farmasi 7 (3); 132-141

Suyatno, Ferry. (2008). Aplikasi radiasi

sinar-x di bidang kedokteran untuk

menunjang kesehatan masyarakat.

Page 17: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 153

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir,

503-510.

Triwibowo, C. 2012. Perizinan dan

Akreditasi Rumah Sakit Sebuah

Kajian Hukum Kesehatan, Cetakan 1

Yogyakarta: Nuha Medika.

Yusri, M., 2015, Analisis Faktor yang

Berhubungan dengan Waktu Tunggu

Pemeriksaan Foto Toraks Pasien

Rawat Jalan di Instalasi Radiologi

Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin

Palembang Tahun 2015, Jurnal Arsi,

2 (1); 64-71

Page 18: MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

Muhammadiyah Public Health Journal

Vol. 1 No.2 Tahun 2021

E-ISSN : 2723-4266

Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Muhammadiyah Public Health Journal | 154