muhammadiyah public health journal
TRANSCRIPT
MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL E-ISSN : 2723-4266
Vol 1, No 2 (31 Januari 2021) Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ/
E-mail: [email protected]
Muhammadiyah Public Health Journal |
DAFTAR ISI
Proses Pemecahan Masalah Di Poliklinik Gigi Spesialis Bedah Mulut RSUD Kota Bogor….79
Analisis Faktor Determinan Efisiensi Nilai Bed Occupancy Ratio (Bor) Dengan Fishbone
Analysis…………………………………………………………………….………….………89
Gambaran Tingkat Stres Dalam Pelaksanaan Work From Home Selama Masa Pandemi
Covid19 Di Dki Jakarta…….………………………………………………………………….101
Kajian Literatur: Gambaran Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Diare
Pada Balita .......................................…………………………………………………..….... 115
Studi Ketidakpatuhan Membayar Iuran Bpjs Kesehatan Peserta Non Pbi Bukan Penerima
Upah Di Kelurahan Cempaka Putih Tahun 2018 …………………………………..….…129
Kepaniteraan Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit .............................………………...……... 139
Pelaksanaan PKRS Di Rumah Sakit Berdasarkan Telaah Jurnal ……………………………..155
Solusi Lamanya Waktu Tunggu Pelayanan Farmasi Di RSUD Cileungsi Kab Bogor
Berdasarkan Telaah Jurnal ...........................................................................………….............. 171
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit .....................………………………………......… 179
MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL E-ISSN : 2723-4266
Vol.1, No. 2, 31 Januari 2021 Website: https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
e-mail: [email protected]
Muhammadiyah Public Health Journal | 139
Kepaniteraan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit 1Hantari Rahmawati,
2Budi Hartono,
1,2Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. KH Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan (15419)
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Banyaknya unit yang dimilik oleh Rumah Sakit menjadikan rumah sakit memiliki standar pelayanan
minimal yang mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, salah satunya
mengenai Standar Palayanan Minimal (SPM).Instalasi Radiologi Rumah Sakit merupakan salah satu
unit penunjang medik yang dilaksanakan oleh suatu unit pelayanan yang disebut Instalasi Radiologi.
Dengan adanya SPM pada instalasi radiologi diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik
bagi pasien. Sehingga akan meningkatkan mutu dan kualitas rumah sakit. Tujuan : Mengembangkan
strategi pemecahanmasalah untuk meningkatkan efisiensi pelayanan di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit.Metode : Metode dalam penelitian ini adalah action research, yakni penulis mencari jurnal dari
artikel penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 hingga 2020. Data-data yang didapatkan
kemudian dianalisa dengan fishbone analysis. Selanjutnyapenulis membuat perencanaan untuk
mengatasi masalah yang menyebabkan tidak terpenuhinya SPM pada istalasi radiologi. Hasil : Hasil
penelitian ditemukan permasalahan pelayanan di instalasi radiologi yaitu waktu tunggu hasil
pelayanan foto thorax ≤ 3 jam yang tidak dapat terpenuhi. Kesimpulan dan Saran : Belum
terpenuhinya pelayanan waktu tunggu hasil foto thorax ≤ 3 jam, sehingga perlu adanya penambahan
jadwal dokter spesialis radiologi, serta penambahan SDM di instalasi radiologi, penambahan sarana
prasarana penunjang pelayanan dan peningkatan motivasi dan semangat kerja terutama untuk lebih
meningkatkan kinerja karyawan.
Kata Kunci : Radiologi, foto thorax, waktu tunggu.
ABSTRACT
The number of units owned by the hospital means that the hospital has a minimum service standard
that refers to the regulations set by the government, one of which is the Minimum Service Standards
(SPM). The Hospital Radiology Installation is one of the medical support units implemented by a
service unit called the Radiology Installation. With the SPM in the radiology installation, it is hoped
that it can provide the best service for patients. So that it will improve the quality and quality of the
hospital. Objective: Develop problem-solving strategies to increase service efficiency in the Hospital
Radiology Installation. Methods: The method in this research is action research, in which the authors
search for journals from research articles published in 2017 to 2020. The data obtained are then
analyzed by fishbone analysis. Furthermore, the authors make a plan to overcome the problem that
causes the fulfillment of SPM in radiological istalasi. Results: The results of the study found that
service problems in radiology installations were the waiting time for the results of thorax photo
services ≤ 3 hours which could not be fulfilled. Conclusion and Suggestions: The service has not yet
fulfilled the waiting time for thorax photo results ≤ 3 hours, so it is necessary to add a radiology
specialist's schedule, as well as additional human resources in radiology installations, additional
service support facilities and increased motivation and work morale, especially to further improve
employee performance.
Keywords : Radiology, thorax photo, waiting time
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 140
PENDAHULUAN
Menurut WHO (World Health
Organization), rumah sakit adalah suatu
organisasi sosial dan organisasi kesehatan
dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah Sakit
sebagai salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan merupakan bagian dari sumber
daya kesehatan yang sangat diperlukan
dalam mendukung penyelenggaraan upaya
kesehatan (Etildawati dan Handayani,
2017).
Penyelenggaran pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit mempunyai
karakteristik dan organisasi yang sangat
kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan
dengan perangkat keilmuannya masing-
masing berinteraksi satu sama lain. Ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran yang
berkembang sangat pesat yang harus diikuti
oleh tenaga kesehatan dalam rangka
pemberian pelayanan yang bermutu
(Kemenkumham, 2012).
Banyaknya unit yang dimiliki oleh
Rumah Sakit menjadikan rumah sakit
memiliki standar pelayanan minimal yang
mengacu pada peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Salah satunya
mengenai Standar Palayanan Minimal
(SPM) di instalasi radiologi.
Instalasi Radiologi Rumah Sakit
merupakan salah satu unit penunjang medik
dan dilaksanakan oleh suatu unit pelayanan
yang disebut Instalasi Radiologi, yang
memiliki tujuan untuk memberikan
pelayanan pemeriksaan profesional dengan
hasil berupa gambar/image untuk membantu
para dokter dalam menegakkan diagnosa
pasien yang ditangani.
Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal di
Rumah Sakit, SPM pelayanan radiologi
salah satunya adalah waktu tunggu hasil
pelayanan thorax foto dengan standar
minimal yang ditetapkan≤3 jam. Waktu
tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah
tenggang waktu mulai pasien difoto sampai
dengan menerima hasil yang sudah
diekspertis.
Salah satu penelitian yang dilakukan
oleh Hermiati (2017) menunjukkan lama
waktu tunggu pelayanan radiologi semenjak
pasien melapor di loket radiologi hingga
hasil radiologi selesai di ekspertise dan
divalidasi oleh spesialis radiologi dan siap
dibawa pulang adalah ≥ 3 jam, yang berarti
tidak sesuai dengan standar SPM. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pelayan
Radiologi di Rumah Sakit masih belum
dapat memenuhi SPM
Radiologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang proses pembuatan
gambar (pencitraan) dari organ tubuh
manusia dengan menggunakan radiasi sinar-
x sebagai sumber pencatat gambar (Brigjam
dan Houston 2001 dalam Rahmaddian,
2018). Ilmu radiologi memiliki peranan
yang sangat penting dalam bidang
kedokteran dan bidang pelayanan kesehatan.
Pelayanan Radiodiagnostik adalah
pelayanan untuk melakukan diagnosis dan
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 141
pemberian terapi dengan menggunakan
radiasi pengion, meliputi antara lain
pelayanan radiologi konvensional untuk
membuat foto toraks. Foto toraks adalah
pemeriksaan radiologis sederhana yang
paling banyak dilakukan di semua rumah
sakit dibandingkan dengan pemeriksaan
radiologi yang lain (Yusri, 2015).
Radiologi merupakan sarana
pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosis penyakit dan pemberian terapi
yang cepat dan tepat bagi pasien yang
menjadikan pelayanan radiologi telah
diselenggarakan di berbagai sarana
pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
klinik swasta dan rumah sakit di seluruh
Indonesia. Pelayanan unit radiologi yang
diberikan kepada pasien rumah sakit harus
sesuai dengan standar mutu. Semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, maka
pelayanan radiologi juga sebaiknya dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas.
Pelayanan yang memenuhi standar akan
memberikan hasil yang terbaik dan akan
lebih terarah dalam pelaksanaannya.
Tujuan penelitian ini adalah
mengembangkan strategi pemecahan
masalah yang ada di Instalasi Radiogi
Rumah Sakit.
METODE
Pada penelitian ini, penulis
menggunakan metode action research,
dimana penulis mencari jurnal dari artikel
penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017
hingga 2020. Dari jurnal-jurnal tersebut
kemudian dilakukan analisis untuk dibuat
prioritas masalah, kemudian dibuatkan
perencanaan untuk dapat mengatasi masalah
yang ada di instalasi radiologi rumah sakit.
Teknik pengumpulan data dalam jurnal-
jurnal tersebut dilakukan dengan cara
observasi dan wawancara mendalam serta
telaah pustaka.
Data-data yang didapatkan baik secara
langsung atau pun tidak langsung, kemudian
dilakukan penentuan prioritas masalah di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit menggun
kan metode USG (Urgency, Serious, and
Growth). USG adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu atau masalah
yang harus diselesaikan. Caranya dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan
perkembangan isu dengan menentukan skala
nilai 1 – 5. Isu yang memiliki total skor
tertinggi merupakan isu yang menjadi
prioritas.
Untuk lebih jelasnya, pengertian
urgency, seriousness, dan growth dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Urgency (U)
Seberapa mendesak isu tersebut harus
dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan
waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi.
2) Seriousness (S)
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah
yang menimbulkan isu tersebut atau
akibat yang menimbulkan masalah-
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 142
masalah lain kalau masalah penyebab isu
tidak dipecahkan.
3) Growth (G)
Seberapa kemungkinan isu tersebut
menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan
makin memburuk kalau dibiarkan.
Dari hasil penetuan prioritas untuk
mengatasi masalah yang menyebabkan tidak
terpenuhinya SPM pada instalasi radiologi.
masalah, kemudian dianalisa dengan
fishbone analysis. Selanjutnyapenulis
membuat.
HASIL
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada pembahasan
yang telah dipaparkan sebelumnya, kali
ini penulis mencoba merumuskan
beberapa masalah yang ada yang di
dalam jurnal-jurnal. Permasalahan
tersebut antar lain :
Jumlah asisten radiologi terbatas.
Pelaksana ekspertise radiologi
bersifat referral
Waktu tunggu hasil pelayanan foro
thorax lebih dari 3 jam
Asisten kurang memahami SOP dan
SPM Radiologi
Alat penunjang CT Scan belum ada
Kesalahan prosedur radiografi
2. Penentuan Prioritas Masalah
Pada hakikatnya seluruh masalah
yang ditemukan harus diselesaikan
secara tuntas dan menyeluruh, oleh
karena itu pada penetapan prioritas
masalah bertujuan untuk menentukan
urutan atau peringkat masalah dari yang
terpenting dan banyaknya temuan pada
jurnal, serta seberapa penting masalah
tersebut dapat mempengaruhi kinerja
pada instalasi radiologi, dan harus segera
diselesaikan sampai dengan masalah
yang kurang penting dan tidak harus
segera diselesaikan. Hal ini bertujuan
untuk mempermudah dalam
menyelesaikan masalah yang ditemukan.
Dalam mengidentifikasikan masalah, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan
seperti kemampuan sumber daya
manusia, biaya, tenaga, teknologi dan
lain-lain. Untuk itu, dilakukan penilaian
prioritas masalah dari yang paling
mendesak hingga tidak terlalu mendesak.
Tabel 1 Prioritas Pemecahan Masalah
Number Problem Urgency Seriousness Growth
Final
Score
Level of
Priority
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 143
1 Jumlah asisten radiologi
terbatas. 5 5 3 13 III
2 Pelaksana ekspertise radiologi
bersifat referral 5 5 4 14 II
3 Waktu tunggu hasil pelayanan
foro thorax lebih dari 3 jam 5 5 5 15 I
4 Asisten kurang memahami
SOP dan SPM Radiologi 5 4 3 12 IV
5 Alat penunjang CT Scan
belum ada 4 3 4 11 V
6 Kesalahan prosedur radiografi 4 3 2 10 VI
3. Pengembangan Alternatif
Pemecahan Masalah dengan
fishbone analisys
Berdasarkan hasil identifikasi
masalah didapatkan 1 hal yang menjadi
prioritas masalah yang ada di instalasi
radiologi rumah sakit. Masalah terebut
yaitu waktu tunggu hasil pelayanan foto
thorax yang lebih dari 3 jam. Dengan
fishbone analysis akandiuraikan
penyebab masalahnya.Pada kelompok
Man ada 4 penyebab, pada kelompok
Machine ada 2 penyebab, pada kelompok
Method ada 2 penyebab, pada kelompok
Material ada 1 penyebab, pada
kelompok Money ada 1 penyebab dan
pada kelompok Environment terdapat 2
penyebab, dan Market 2
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 144
Gambar 1. Fishbone analysis
4. Plan of Action
Tabel 2. Plan of action
No Kelelompok
Masalah Nama Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Sumber Dana PJ
1
Man
Pengajuan permohonan
penambahan dokter
petugas asisten radiologi
Mendapatkan tambahan
dokter dan tenaga asisten Manajemen RS
Pengajuan
proposal /nota
dinas
Minggu ke-2
bulan Januari
APBD/BLUD/Ya
yasan
Ka Unit
Radiologi
2 Pelatihan komunikasi
efektif
Meningkatkan kemampuan
dokter dan perawat dalam
berkomunikasi dengan pasien
Petugas Rawat
Jalan (Dokter,
Perawat, Asisten)
Pelatihan di Luar
RS dan atau in
house training
Minggu ke-2
bulan Maret
APBD/BLUD/Ya
yasan
Ka Unit
Rawat Jalan
3
Pengajuan permohonan
penambahan jadwal
ekspertise radiologi
Waktu tunggu pelayanan
radiologi lebih singkat Manajemen RS
Pengajuan
proposal /nota
dinas
Minggu ke-2
bulan Januari
APBD/BLUD/Ya
yasan
Ka Unit
Radiologi
4
Pengajuan pelatihan
keterampilan asisten
radiografi
Meningkatkan ketermpilan
asisten raiografi
Petugas Rawat
Jalan (Dokter,
Perawat, Asisten)
Pelatihan di Luar
RS dan atau in
house training
Minggu ke-3
bulan Maret
APBD/BLUD/Ya
yasan
Ka Unit
Rawat Jalan
5 Market Meningkatkan kapasitas
RS dalam hal teknologi
Memudahkan pasien dalam
mengakses informasi Rumah
Sakit
Unit IT
Pelatihan
kartyawan di
bidang teknologi
Minggu ke-2
bulan April
APBD/BLUD/Ya
yasan Ka Unit IT
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 145
6
Mengajukan pembuatan
papan alur pasien berobat
ke Radiologi yang besar
Memudahkan pasien untuk
mengetahui alur berobat ke
radiologi
Manjemen RS Pembuatan papan Minggu ke-3
bulan Januari
APBD/BLUD/Ya
yasan Sarpras
7
Environment
Mengajukan perbaikan
tata ruang radiologi
Memudahkan dokter saat
memeriksa pasien Manajemen RS
Pengajuan
proposal /nota
dinas
Minggu ke-3
bulan Januari
APBD/BLUD/Ya
yasan Sarpras
8
Mengajukan pengadaan
kipas angin di ruang
tunggu pasien
Memberikan kenyamanan
bagi pasien Manajemen RS
Pengajuan
proposal /nota
dinas
Minggu ke-3
bulan Januari
APBD/BLUD/Ya
yasan Sarpras
9
Machine
Mengajukan pengadaan
kelengkapan sarana dan
prasarana di unit radiologi
Memaksimalkan pelayanan
radiologi di Rumah Sakit Manajemen RS
Pengajuan
proposal /nota
dinas
Minggu ke-3
bulan Januari
APBD/BLUD/Ya
yasan Sarpras
10 Memonitor ulang
penjadwalan kalibrasi alat
Memberikan kenyamanan
bagi asisten saat
mengoperasikan alat
Manajemen RS
Rapat koordinasi
dengan Unit
terkait
Minggu ke-3
bulan Januari
dan minggu k-
3 bulan Juli
APBD/BLUD/Ya
yasan
Ka Unit
Radiologi
11
Metode
Sosialisasi secara rutin
berkaitan dengan
pemahaman pelaksana
terhadap SPM
Meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit Manajemen RS
Pengajuan
proposal /nota
dinas
Minggu ke-3
bulan Januari
APBD/BLUD/Ya
yasan
Ka Unit
Radiologi
12
Memaksimalkan layanan
SIM RS yang telah
tersedia
Meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit Unit IT
Rapat koordinasi
dengan Unit
terkait
Minggu ke-4
bulan April
APBD/BLUD/Ya
yasan Ka Unit IT
13
Material
Mengajukan pembuatan
buku SPM
Meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit
Petugas Rawat
Jalan (Dokter,
Perawat, Asisten)
Pengajuan
proposal /nota
dinas
Minggu ke-3
bulan Januari
APBD/BLUD/Ya
yasan
Ka Unit
Rawat Jalan
14 Pengajuan pengadaan alat
pengeras suara di tiap unit
Memudahkan asisten saat
memanggil pasien Manajemen RS
Pengajuan
proposal /nota
dinas
Minggu ke-3
bulan Januari
APBD/BLUD/Ya
yasan Sarpras
15
Money
Perencanaan pemberian
reward bagi kinerja
karyawan
Meningkatkan kinerja
karyawan
Petugas Rawat
Jalan (Dokter,
Perawat, Asisten)
Rapat koordinasi
dengan Unit
terkait
Minggu ke-1
bulan
November
APBD/BLUD/Ya
yasan
Kabid
Pelayanan
16
Perencanaan pengajuan
anggaran perencanaan
Rumah Sakit
Memaksimalkan penyusuan
rencana anggaran jangka
pendek dan jangka panjang
Rumah Sakit
Manajemen RS
Rapat koordinasi
dengan Unit
terkait
Minggu ke-2
bulan Januari
APBD/BLUD/Ya
yasan Direktur RS
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
146| Muhammadiyah Public Health Journal |
PEMBAHASAN
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit.
Standar Pelayanan Minimal untuk instalasi
radiologi meliputi hal-hal berikut ini:
1. Waktu tunggu hasil pelayanan atau
pemeriksaan foto toraks adalah < 3 jam;
1. Pelaksana ekspertisi adalah dokter
spesialis radiologi;
2. Kejadian kegagalan pelayanan rontgen
berupa kerusakan foto < 2%;
3. Kepuasan pelanggan ditetapkan >80%.
Berdasarkan hasil dari penentuan
prioritas masalah di instalasi radiologi,
waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax
lebih dari 3 jam, merupaan prioritas utama.
Hasil tersebut didapatkan dari beberpa
jurnal yang menjadikan waktu tunggu foto
thorax >3 jam yang menjadi permasalahan.
Berikut akan dibahas kegiatan pada
plan of action berdasarkan hasil telaah
jurnal:
1. Waktu tunggu
Waktu tunggu hasil pelayanan foto
toraks adalah tenggang waktu mulai
pasien di foto sampai menerima hasil
yang sudah diekspertise oleh dokter
spesialis radiologi. Penanggung jawab
hasil pembacaan dan atau pemeriksaan
radiologi adalah dokter spesialis
radiologi atau dokter yang memiliki
kompetensi terbatas yang ditetapkan oleh
Kolegium Dokter Spesialis Radiologi
disertai rekomendasi dari Perhimpunan
Dokter Spesialis Radiologi Indonesia
(PDSRI).
Menurut Fetter dalam Rr. Ratna
Arietta (2012) Faktor-faktor yang
mempengaruhi waktu tunggu pasien
terbagi menjadi tiga, yakni:
(1) First waiting time adalah waktu yang
dikeluarkan pasien sejak dating
sampai jam perjanjian.
(2) True waiting time adalah waktu yang
dikeluarkan pasien sejak jam
perjanjian sampai pasien diterima
atau diperiksa dokter.
(3) Total primary waiting time adalah
waktu tunggu pasien keseluruhan
sebelum bertemu dokter.
Tujuh faktor yang berhubungan
dengan waktu tunggu, yaitu: (1) variasi
appointment interval, (2) waktu
pelayanan yang panjang, (3) pola
kedatangan pasien, (4) pasien tidak
datang pada jam perjanjian, (5) jumlah
pasien yang datang tanpa perjanjian,(6)
pola kedatangan dokter, (7) terputusnya
pelayanan pasien karena keinginan
dokter untuk berhenti sebentar selama
jam praktek (Fetter dalam Rr. Ratna
Arietta, 2012).
Menurut Amanah (2020) waktu
tunggu dalam pelayanan radio diagnostik
juga sangat berpengaruh dalam kualitas
pelayanan yang ada di rumah sakit. Hal
ini dikarenakan pelayanan penunjang
medis juga sangat berpengaruh dalam
penentuan diagnosis kepada pasien.
Untuk itu, diperlukan tolak ukur yang
dapat mengukur mutu pelayanan
kesehatan di sebuah rumah sakit.
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 147
Lama waktu tunggu pasien juga
mencerminkan bagaimana fasilitas
pelayanan kesehatan mengelola
komponen pelayanan yang disesuaikan
dengan situasi dan harapan pasien
(Anggita dalam Amanah, 2020)
Terdapat perbedaan waktu layanan
radiologi di beberapa Rumah sakit, hal
ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya kebijakan dari masing
masing RS terkait permasalahan waktu
tunggu. Selain itu, durasi dari setiap
proses yang dijalani oleh pasien
radiologi ataupun kualitas sarana dan
prasarana yang juga mengakibatkan
lamanya durasi waktu tunggu pelayanan
radiologi (Amanah, 2020). Dari segi
administrasi, terkait dengan status pasien
yang dibedakan menjadi pasien umum
dan pasien BPJS. Waktu tunggu hasil
yang lama disebabkan karena banyaknya
pasien yang melakukan pemeriksaan
radiologi serta kebutuhan akan layanan
melebihi kemampuan (kapasitas)
pelayanan atau fasilitas layanan,
sehingga pengguna fasilitas yang datang
tidak bisa segera mendapat layanan
disebabkan kesibukan layanan. Antrian
sering terjadi karena waktu antar
kedatangan pasien lebih cepat daripada
waktu pelayanan. (Elvina, 2018).
Sedangkan menurut Yusri (2020)
perlu peningkatan peran kepala instalasi
radiologi dalam memotivasi teman
sejawat dokter spesialis radiologi,
mengkoordinasikan pelaksanaan
peningkatan pelayanan radiologi, dan
meningkatkan penggunaan waktu kerja
untuk kegiatan produktif dengan
melakukan perubahan sistem pembacaan
foto yang lebih efektif sehingga semua
foto dapat dibaca dengan cepat.
Waktu tunggu juga merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi
kepuasan pasien. Waktu tunggu yang
lama merupakan salah satu komponen
yang potensial menyebabkan
ketidakpuasan pasien, serta
mencerminkan bagaimana rumah sakit
mengelola komponen yang disesuaikan
dengan situasi dan harapan pasien. Bila
waktu tunggu lama maka hal tersebut
akan mengurangi kenyamanan pasien
dan berpengaruh pada utilitas pasien di
masa yang akandatang (Esti, dkk 2015).
2. SDM
Berdasarkan hasil telaah, bahwa
Kecukupan jumlah SDM di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit masih belum
memenuhi standar seperti tidak adanya
petugas administrasi dan perawat
radiologi.Dengan keterampilan SDM
yang meningkat diharapkan proses
diagnostik paru menjadi lebih cepat.
Diharapkan Rumah Sakit
melakukan penambahan SDM yaitu
dokter spesialis radiologi, radiografer
dan tenaga administrasi radiologi.
Kemudian memberikan pelatihan kepada
radiografer secara internal khusus
pelatihan radiologi minimal 2 hingga 3
kali setahun seperti pelatihan CT Scan,
serta kegiatan pelatihan komunikasi
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 148
efektif. Dari kegiatan tersebut
diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dari
asisten radiografi. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Amanah
(2010) yang mengatakan bahwa tingkat
pengetahuan dari SDM yang baik
diiringi dengan keikutsertaan dari SDM
dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan melalui seminar, workshop
dan symposium.
Bagi pihak rumah sakit sebaiknya
membuat pelatihan efektifitas memberi
pelayanan kesehatan kepada petugas
kesehatan untuk meningkatkan
kemampuan dalam melayani pasien.
Sehingga karyawan dapat meningkatkan
sikap yang ramah dan tanggap memberi
informasi tentang pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada pasien dan tidak
membedakan antara pasien BPJS dengan
pasien umum di instalasi radiologi
Rumah Sakit Putri Hijau dengan
pelatihan service excellent (Elvina,
2018).
Pelayanan merupakan suatu
aktivitas yang ditawarkan dan
menghasilkan sesuatu yang tidak
berwujud namun dapat dinikmati atau
dirasakan. Menurut Tjiptono dalam
Triwibowo (2012), pelayanan yang
berkualitas mempunyai pengaruh positif
terhadap kepuasan pelanggan begitupun
sebaliknya ketidak sesuaian akan
berdampak pada ketidak puasan
pelangganHal ini ditunjukkan dengan
perilaku para karyawan rumah sakit yang
mampu menumbuhkan kepercayaan
pasien terhadap rumah sakit dan rumah
sakit dapat menciptakan rasa aman bagi
para pasiennya (Hamawati,2018).
Astiena dan Darwin (2011) dalam
penelitiannya merekomendasikan agar
meningkatkan penggunaan waktu kerja
untuk kegiatan produktif
denganmelakukan perubahan. Rivai
(2005) mengatakan perlu melakukan
manajemen SDM untuk mencapai tujuan
organisasi (Yusri, 2015)
Dalam hal ini perlu dilakukan
manajemen SDM dengan optimalisasi
tugas petugas loket pengambilan hasil
untuk secara aktif mengambil foto yang
sudah dibaca, misalnya interval 10 menit
untuk melihat ke kamar baca sehingga
foto yang sudah dibaca tidak menumpuk
(Yusri, 2015)
Meningkatkan penggunaan waktu
kerja untuk kegiatan produktif dengan
perubahan sistem membaca foto untuk
dokter spesialis dalam satu
hari.Peningkatan peran kepala instalasi
radiologi dalam memotivasi teman
sejawat dokter spesialis radiologi untuk
mematuhi jumlah jam kerja, serta
memberikan reward and punishment bagi
dokter atau asisten yang tidak dapat
mematuhi jam kerja. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yusri (2015) yang mengatakan bahwa
Manajemen RSMH memberlakukan
sistem reward and punishment kepada
dokter spesialis radiologi sehingga dapat
bekerja dengan disiplin dan penuh
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 149
tanggung jawab. Memperbaiki sistem
antrian pasien dengan mengaturjadual
kedatangan pasien rawat jalan yang tidak
cito.
3. Kebijakan SPO dan SPM
Untuk kebijakan masih ada
beberapa petugas belum memahami
sepenuhnya terkait dengan prosedur
kebijakan yang ada. Kebijakan
Kelengkapan SPO/kebijakan khususnya
untuk standar pelayanan radiologi
memang sudah ada, namun untuk
pemahaman ataupun penerapan serta
pelaksanaan keseluruhan SPO tersebut
masih kurang. Dalam hal ini dikarena
tidak ada sosialisasi yang dilakukan
terkait SPO dan SPM yang ada di
radiologi. Rumah Sakit diharapkan
membuat kebijakan tertulis standar
waktu tunggu pelayanan radiologi
sehingga dapat dijadikan pedoman
pelayanan radiologi
Pembuatan buku pedoman SPO
merupakan salah satu metode yang dapat
diterapkan agar dapat meningkatkan
kinerja di instalasi radiologi. Namun,
perlu diingat meskipun metode baik akan
tetapi jika yang melaksanakan tidak
mengerti atau tidak memiliki
pengalaman maka hasil tidak akan
memuaskan, maka manajemen
memerlukan sebuah metode yang baku
berupa Standard Operational Procedure
untuk mengelola sejumlah unsur
dibutuhkan (Handoko, 2009). Dengan
demikian SOP dapat mempermudah
petugas dan memberi arahan bagi
petugas dalam menjalankan tugas (Basri,
2015). SOP juga menjamin keselamatan
petugas serta keselamatan pasien (patient
safety) (Mahadewi, 2019).
Kemudian perlu dilakukan
pemantauan dan evaluasi program SPO
yang telah ada, dan dapat memenuhi
kebutuhan lain di radiologi seperti
tersediannya perpustkaan mini radiologi.
Bagian instalasi radiologi memahami dan
menggunakan SPO yang ada sebagai
pedoman kerja, koordinator bagian
Instalasi Radiologi mensosialisasikan
SPO-SPO yang berkaitan dengan
radiologi kepada SDM Radiologi, dan
bagian Instalasi radiologi membangun
budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik.
Rawat, Rajin) sehingga dapat
meningkatkan produktivitas dan
kenyamanan petugas (Amanah, 2020).
4. Sarana dan Prasarana
Sarana Prasarana Untuk
menunjang para petugas di Instalasi
Radiologi dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab ketersediaan akan sarana
prasarana merupakan salah satu hal yang
penting yang perlu di perhatikan.
Pada hasil telaah, ketersediaan
sarana prasarana di Instalasi Radiologi
sudah cukup memadai, namun dari segi
tata letak, dan tata ruang masih belum
sesuai dengan standar. Sedangkan dari
segi maintenance dan pemeliharaan alat
sangat kurang, dikarenakan tidak
tersedianya anggaran pemeliharaan dan
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 150
maintenance. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Amanah (2020) yang
menyatakan bahwa sarana atau fasilitas
bangunan harus memadai dalam hal
kualitas dan kuantitas agar dapat
menunjang fungsi dan proses pelayanan
radiologi untuk menjamin lingkungan
kerja yang aman bagi petugas dan
pasien. Rumah Sakit diharpakn dapat
memberikan komitmennya terhadap
pemeliharaan dan maintenance peralatan
radiologi.
Juga membuat pengumuman alur
pelayanan yang besar mengenai prosedur
pelayanan disosialisasikan rumah sakit,
Hal ini sejalan dengan peneletian yang
dilakukan oleh Elvina (2018) yang
menyatakan bahwa pembuatan alur
pelayanan dapat dengan mudah
membuat pasien memperoleh informasi,
lebih meningkatkan pelayanan dalam
memberikan kepuasan dalam hal ini
adalah kenyamanan didalam ruang
tunggu, informasi yang mudah diperoleh
melalui teknologi, akses yang mudah dan
penyediaan parkir.
5. SIM RS
Untuk SIM RS juga masih
menggunakan sistem yang sudah cukup
tertinggal sehingga perlu adanya
perbaikan untuk menunjang kinerja
layanan radiologi. Seperti penggunaan
aplikasi yang dapat menghubungkan
hasil foto rontgen di fasilitas penunjang
dengan komputer di dokter spesialis.
Penggunaan SIM RS sangat berperan
penting dalam pelayanan radiologi.
Dalam Permenkes No 82 tahun
2013 tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
disebutkan bahwa sistem teknologi
informasi komunikasi memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses
pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk
jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara tepat dan akurat, dan
merupakan bagian dari Sistem Informasi
Kesehatan. Suatu alat yang berhubungan
dengan alat penampung, penyimpanan
dan untuk melakukan proses produksi
serta menyangkut macam teknologi yang
berkaitan dengannya (Asmuni dalam
Mahadewi, 2009).
Dengan demikian aplikasi SIM RS
yang menghubungkan pelayanan di
instalasi radiologi diharapkan dapat
mempercepat proses pelayanan oleh
dokter spesialis. Ternyata bukan hanya
dapat mempercepat kerja petugas,
teknologi ini menghindari kemungkinan
pasien ditolak periksa karena tidak
membawa hasil pemeriksaan (Mahadewi,
2019).
6. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan kepada
masyarakat sangat tergantung pada
individu dan sistem yang dipakai.
Tenaga kesehatan dan tenaga penunjang
medis serta non medis yang bertugas
harus memahami cara melayani
pasiennya dengan baik agar dapat
memberikan kepuasan yang optimal
(Donabedian dalam Meilasari, 2018).
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 151
Lima dimensi kualitas pelayanan
tersebut mencakup sebagai berikut:
Reliability (reliabilitas), Assurance
(jaminan), Tangibles (tampilan/bukti
fisik), Emphaty (empati),
Responsiveness (ketanggapan dan
kepedulian). Penilaian pelayanan
instalasi radiologi dapat dilihat dari
tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan yang telah diberikan.
Pelayanan yang baik juga merupakan
suatu keharusan apabila manajemen
rumah sakit ingin menarik jumlah pasien
yang lebih banyak lagi (Anjani dalam
Meilasari, 2018)
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kualitas pelayanan di bagian
Radiologi yang terdiri dari dimensi
reliability, responsiveness, assurance,
emphaty, yang melakukan pemeriksaan
rontgen di RSGM Terpadu FKG
Universitas Mahasaraswati Denpasar
mayoritas responden menyatakan puas.
Penyebab ketidakpuasan berdasarkan
tinjauan hasil kuesioner bahwa pasien
tidak puas terhadap kurangnya ketepatan
waktu dalam pemberian pelayanan.
Penyebab lainnya adalah penataan
ruangan yang masih kurang (Fryananta
dalam Meilasari, 2018).
KESIMPULAN
Pada kepaniteteraan kali ini, penulis
memaparkan diagram pemecahan masalah
bagian instalasi radiologi rumah sakit.
Kemudian penulis melakukan identifikasi
masalah yang ada di instalasi radiologi
menggunakan 3 metode, yaitu telaah jurnal,
wawancara dan observasi di instalasi
radiologi Rumah Sakit Salak Bogor.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang
berada di instalasi radiologi, penulis
melakukan prioritas masalah menggunaka
metode USG. Hasilnya didapatkan, waktu
tunggu foto thorak yang lebih dari 3 jam.
Setelah penulis melakukan analisis dengan
fishbone methode, ditemukan penyebab dari
msalah tesebut, antara lain jumlah dan
jadwal ekperties radiologi yang kurang serta
asisten radiologi yang jumlahnya kurang
memadai.
SARAN
Pihak manajemen rumah sakit
diharapkan untuk melaksanakan sosialisasi
secara rutin berkaitan dengan pemahaman
pelaksana terhadap SPM, merencanakan
perekrutan dokter spesialis dan penambahan
jadwal dokter spesialis radiologi agar proses
pelayanan di instalasi radioligi berjalan
dengan lancar, penambahan sarana dan
prasarana penunjang kerja di instalasi
radiologi, melaksanakan pelatihan secara
rutin untuk meningkatkan kemampuan
pelaksana dalam menjalankan tugasnya
serta pelatihan dalam hal komunikasi untuk
memberikan pelayan yang paripurna kepada
pasien.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih kepada Dr. Budi
Hartono, SE., MARS., ACC selaku dosen
mata kuliah Kepaniteraan Rumah Sakit dan
pembimbing akademik kepaniteraan
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 152
rumahsakit, serta teman-teman mahasiswa
UMJ 2019 Kelas Bogor dan Cirendeu yang
telah membantu di dalam penyusunan
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amanah P, Mustakim, 2020, Analisis
Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi
di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah
Tahun 2018, Visikes 19(1); 118-127
Arietta, Ratna, 2012. Analisis Waktu
Tunggu Pasien di Departemen Gigi
dan Mulut RSPAD Gatot Sobroto
Ditkesad Tahun 2011. Tesis, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Program Studi
Kajian Administrasi Rumah Sakit,
Universitas Indonesia, Depok
Brigham E, Houston J. 2001. Manajemen
Keuangan Buku. Edisi Ke-8. Jakarta:
Erlangga; 2.
Elvina, 2018, Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Tingkat
Kepuasan Pasien di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Putri Hijau
tahun 2017, Jurnal Ilmiah Kesehatan,
27, 17 (1): 27-32
Endradita M, Galih. Panduan Pelayanan
Radiologi. 2017. http://
www.panduindonesia.co.id
Esti, A., Puspitasari, Y. & Rusmawati, A.,
2015. Pengaruh Waktu Tunggu dan
Waktu Sentuh Pasien Terhadap
Tingkat Kepuasan Pasien Poli Umum
Etlidawati, Handayani DY,. 2017,
Hubungan Kualitas Mutu Pelayanan
Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional,
Medisains: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu
Kesehatan, 15 (3), Hal 142-147
Hasmawati , Kamariah N, Syukur At, 2018,
Analisis Kualitas Pelayanan
Kesehatan di Instalasi Radiologi Rsud
Syekh Yusuf Kabupaten Gowa Jurnal
Administrasi Negara, 3 (24); 161-176
Hermiati., Hutaoea F., Wiyono T., 2017,
Analisa Waktu Tunggu Pelayanan
Radiologi Rs Santa Elisabeth Batam,
Jurnal Manajemen Dan Administrasi
Rumah Sakit Indonesia, I (1):42-50
Kemenkumham, 2012,
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/
Mahadewi, Heryana, Kurniawati, Iyan
Ayuba, 2019, Analisis Waktu Tunggu
Pelayanan Poliklinik Paru di Rumah
Sakit Umum Daerah (Rsud)
Tangeranggorontalo Journal Of
Public Health. Vol 2(1); 110-118
Meilasari W, Suwindere1 W, Polii H, 2018,
Tingkat Kepuasan Pasien Dewasa
pada Pelayanan Radiografi
Panoramik di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Maranatha Padjadjaran J Dent Res
Student. Oktober 2019;3(1):87-94
Nugraha, RS, 2019, Sosialisasi Manfaat
Pemeriksaan Radiologi Sebagai
Upaya Edukasi Dokter Kepada Pasien
Penyakit Dalam
Ravikanth, Reddy. (2017). Effective
radiological imaging for the good of
patients: Weighing benefits and risks.
World Journal of Nuclear Medicine,
16(2): 85-87.
Rahmaddian R, Semiarty R, Lita RP, 2019,
Evaluasi Implementasi Kebijakan
Standar Pelayanan Minimal Unit
Radiologi Rumah Sakit Umum
Daerah (Rsud) Dr. Rasidin Padang,
Artikel Penelitian. 8(3); 583-589,
http://jurnal.fk.unand.ac.id
Suryani R, Ciptono WS, Satibi, 2017,
Analisis Pelayanan Rawat Jalan
Rumah Sakit Umum Daerah di
Yogyakarta dengan Pendekatan Lean
Hospital, Jurnal Manajemen dan
Pelayanan Farmasi 7 (3); 132-141
Suyatno, Ferry. (2008). Aplikasi radiasi
sinar-x di bidang kedokteran untuk
menunjang kesehatan masyarakat.
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 153
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir,
503-510.
Triwibowo, C. 2012. Perizinan dan
Akreditasi Rumah Sakit Sebuah
Kajian Hukum Kesehatan, Cetakan 1
Yogyakarta: Nuha Medika.
Yusri, M., 2015, Analisis Faktor yang
Berhubungan dengan Waktu Tunggu
Pemeriksaan Foto Toraks Pasien
Rawat Jalan di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Tahun 2015, Jurnal Arsi,
2 (1); 64-71
Muhammadiyah Public Health Journal
Vol. 1 No.2 Tahun 2021
E-ISSN : 2723-4266
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
Muhammadiyah Public Health Journal | 154