iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 muhammad rizal...2. seluruh dosen program pascasarja...

111
ii

Upload: others

Post on 19-Mar-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

ii

Page 2: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

iii

Page 3: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

iv

Page 4: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, atas segala karunia dan ridho-NYA, sehingga Tesis dengan

judul “Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Tanaman Kedelai Hitam

(Glycine Soja) Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Organik

(Bokashi) di Lahan Kering” ini dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Magister Pertanian (MP.) dalam bidang Agronomi pada

Program Pascasarjana Studi Agroteknologi Universitas Muslim Indonesia

dengan sumber dana berasal dari dana sendiri.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

hormat dan menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada :

1. Dr. Ir. Hj. St. Subaedah, MS., Dr. Ir. Hj. Aminah Muchdar, MP.,

Dr. Ir. H. Abdullah, M.Si., Dr. Ir. Hj. Saida, MS. dan Dr. Ir. Hj.

Netty S. Said, MS. Atas bimbingan, arahan dan waktu yang

telah diluangkan kepada penulis untuk berdiskusi selama

menjadi dosen wali, dosen pembimbing dan perkuliahan.

2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah

memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu

pertanian.

3. Ayahanda H. Moch. Djufri Saleh, Ibunda Hj. Mukminang Duppa,

adinda Risna, S.Kep. dan Riswar atas segala dukungan dan

doanya.

Page 5: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

vi

4. Istri saya Jumiati, SP., atas segala motivasi, perhatian dan

doanya serta kesabarannya. Dan Ananda tercinta M. Firas

Ramdani, M. Faris R., Naura Juzal dan Radja yang ayah

sayangi.

5. Rekan-rekan mahasiswa S-2 Agroteknologi 2016: Hapsari

Okgianti Yusuf, Nurul Istiani Abdullah, Andi Ardianti Syarif,

Yuslinda, Wahyuni Mustaman, Andi Dian Tristiana Kusuma,

Renny Pretty Ayuningtyas atas kerjasama dan bantuannya.

6. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Dengan keterbatasan pengalaman, ilmu maupun pustaka yang

ditinjau, penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan.

Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar tesis

ini lebih sempurna serta sebagai masukan bagi penulis untuk penelitian

dan penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap tesis ini memberikan manfaat bagi kita

semua terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan pertanian yang

ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Makassar, November 2019

Penulis

Page 6: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

vii

Page 7: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

viii

ABSTRAK

MUHAMMAD RIZAL, Program Magister Agroteknologi, 2019. Program

Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia Makassar. Pertumbuhan dan

Produksi Dua Varietas Tanaman Kedelai Hitam (Glycine soja)

Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Organik (Bokashi) di

Lahan Kering. Pembimbing St. Subaedah sebagai Ketua, Aminah

Muchdar sebagai Anggota

Penelitian ini bertujuan, 1). Untuk mengetahui pertumbuhan dan

produksi dari dua varietas kedelai hitam di lahan kering. 2). Untuk

mengetahui pengaruh penggunaan pupuk organik terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman kedelai hitam di lahan kering. 3). Untuk mengetahui

interaksi antara berbagai jenis pupuk organik dan varietas terhadap

pertumbuhan dan produksi kedelai hitam di lahan kering. Penelitian ini

dilaksanakan di lokasi lahan praktek Politeknik Pembangunan Pertanian

(Polbangtan) Gowa, Kelurahan Romanglompoa, Kecamatan

Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Penelitian ini berlangsung bulan Juli

sampai Desember 2018. Data hasil pengamatan yang diperolah dianalisis

secara statistik (Analisis ragam dengan uji F) sesuai dengan rancangan

yang digunakan. Pada penelitian ini percobaan dianalisis dengan

menggunakan Rancangan Split Plot Design. Sidik ragam yang

menunjukkan F hitung nyata atau sangat nyata maka analisis data

dilanjutkan pengujiannya dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil

(BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Kedelai hitam varietas

detam-3 memperlihatkan pertumbuhan dan produksi yang lebih baik

dibandingkan dengan varietas detam-4. Pupuk organik bokashi (kotoran

sapi, jerami padi, dan sekam padi) menunjukkan pengaruh terbaik

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai hitam, dengan hasil

produksi yaitu 2.55 ton/ha. Tidak terdapat interaksi antara jenis pupuk

organik dan variet alas kedelai terhadap pertumbuhan dan produksi

kedelai hitam. Disarankan untuk penggunaan varietas kedelai hitam

detam-3 yang disertai dengan penggunaan pupuk organik bokashi

berbahan dasar jerami padi sebagai bagian dari sistem pertanian organik

untuk menunjang produksi yang optimum.

Page 8: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

ix

ABSTRACT

MUHAMMAD RIZAL, Agrotechnology Master Program, 2019.

Postgraduate Program of Makassar Muslim Indonesia University. Growth

and Yield of Two Varieties of Black Soybean (Glycine soja) Against

the Provision of Several Types of Organic Fertilizers (Bokashi) in Dry

Land. Advisor St. Subaedah's as chief, Aminah Muchdar as member.

This research aims, 1). To know the growth and yield of two black

soybean varieties in dry land. 2). To know the effect of using organic

fertilizer on the growth and yield of black soybean in dry land. 3). To know

the interaction between various types of organic fertilizers and variet alies

on the growth and yield of black soybeans in dry land. This research was

conducted at the practice site of the Gowa Agricultural Development

Polytechnic (Polbangtan), located at Romanglompoa Village,

Bontomarannu, Gowa District. This research was conducted from July to

December 2018. Data obtained from observations were analysed

statistically (Analysis of variance with the F test) in accordance with the

design used. In this study the experiments were analysed using the Split

Plot Design. If the variance shows that F count is real or very real, then the

data analysis is continued with the test using the Least Significant

Difference test (LSD). The results showed that Detam-3 varieties had a

significantly different effect with Detam-4 on the growth and yield of black

soybean plants, mixed organic fertilizer bokashi (cow manure, rice straw,

and rice husk) showed the best effect on the growth and yield of black

soybean, with a production yield of 2.55 tons/hectare, and there is no

interaction between the type of organic fertilizer and soybean varieties on

the growth and yield of black soybean. It is recommended to use Detam-3

black soybean varieties accompanied by the use of bokashi organic

fertilizer made from rice straw as part of a organic farming system to

support optimum production.

Page 9: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

x

DAFTAR ISI

Teks Halaman

SAMPUL DEPAN .................................................................................... i

SAMPUL DALAM .................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii

PENGESAHAN ....................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................ x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Kedelai ..................................................................... 8

1. Fase Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai .......... 8

2. Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai ...................................... 11

a. Iklim............................................................................... 11

b. Tanah ............................................................................ 13

3. Teknologi Budidaya Tanaman Kedelai ............................... 15

a. Penyiapan Lahan .......................................................... 15

b. Varietas Unggul ............................................................ 16

c. Tanam ........................................................................... 16

Page 10: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

xi

d. Pemupukan ................................................................... 16

e. Mulsa Jerami Padi ........................................................ 17

f. Pengairan ...................................................................... 17

g. Pengendalian Gulma..................................................... 17

h. Pengendalian Penyakit ................................................. 18

i. Pasca Panen ................................................................. 18

4. Varietas .............................................................................. 18

B. Pengaruh Pupuk Organik Terhadap Tanaman ........................ 22

C. Penelitian Terdahulu ................................................................ 27

BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual .............................................................. 29

B. Hipotesis .................................................................................. 31

BAB IV. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 32

B. Bahan dan Alat ........................................................................ 32

C. Rancangan Penelitian .............................................................. 32

D. Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 33

1. Pembuatan Pupuk Organik Bokashi ................................... 33

2. Analisis Tanah dan Bokashi ............................................... 35

3. Pengolahan Lahan, Pemupukan dan Penanaman ............. 35

E. Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 35

1. Variabel Tanaman Kedelai ................................................. 35

2. Analisis Tanah dan Pupuk Organik Bokashi....................... 36

F. Analisis Data ............................................................................ 36

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ......................................................................................... 38

1. Tinggi Tanaman ................................................................. 38

2. Jumlah Daun ...................................................................... 39

3. Jumlah Polong .................................................................... 39

4. Polong Berisi ...................................................................... 40

5. Polong Hampa .................................................................... 41

Page 11: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

xii

6. Berat Biji Pertanaman (gram) ............................................. 42

7. Berat Biji 100 Biji (gram) ..................................................... 42

8. Berat Biji Per petak (kg)...................................................... 43

9. Berat Biji Per hektar (ton) ................................................... 44

10. Kandungan Hara Pupuk Organik ........................................ 45

11. Kandungan Hara Tanaman Per Petak Penelitian ............... 45

B. Pembahasan ............................................................................ 46

1. Pengaruh Pupuk bokashi ................................................... 46

2. Pengaruh Varietas .............................................................. 52

3. Interaksi Pupuk Organik dan Varietas ................................ 53

4. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Kimia Tanah ............. 54

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................. 62

B. Saran ....................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 63

LAMPIRAN .............................................................................................. 72

Page 12: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Varitas Unggul Kedelai Yang Dilepas Selama Tahun 1995-2014 ...... 19

2. Varietas Unggul Kedelai Hitam Tahun 2018 ...................................... 21

3. Daftar Penelitian Terdahulu Tentang Tanaman Kedelai dan

Pupuk Organik .................................................................................... 27

4. Rata-Rata Jumlah Daun Varietas Detam-3 dan Detam-4 Dengan

Perlakuan Pupuk Organik pada Umur 8 MST ................................... 39

5. Rata-Rata Jumlah Polong Varietas Detam-3 dan Detam-4 Dengan

Perlakuan Pupuk Organik ................................................................... 40

6. Rata-Rata Berat Biji Pertanaman (gram) Varietas Detam-3 dan

Detam-4 Dengan Perlakuan Pupuk Organik ...................................... 42

7. Rata-Rata Berat Biji Per Petak (kg) Varietas Detam-3 dan Detam-4

Dengan Perlakuan Pupuk Organik ..................................................... 43

8. Rata-Rata Berat Biji Perhektar (ton) Varietas Detam-3 dan

Detam-4 Dengan Perlakuan Pupuk Organik ...................................... 44

9. pH, Bahan Organik, P2O5 dan K2O pada Berbagai Jenis Pupuk

Organik ............................................................................................... 45

10. Kandungan Hara Tanah pada Per Petak Penelitian ........................... 46

Page 13: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Kerangka Konseptual Penelitian ........................................................ 30

2. Proses Pembuatan Pupuk Organik Bokashi ....................................... 34

3. Tinggi Tanaman Perlakuan P1, P2, dan P3 pada umur 8 MST ......... 38

4. Rata-Rata Jumlah Polong Berisi Varietas Detam-3 dan Detam-4

Dengan Perlakuan Pupuk Organik ..................................................... 40

5. Rata-Rata Jumlah Polong Hampa Varietas Detam-3 dan Detam-4

Dengan Perlakuan Pupuk Organik ..................................................... 41

6. Rata-Rata Berat Bobot 100 Biji (gram) Varietas Detam-3 dan Detam-4

Dengan Perlakuan Pupuk Organik ..................................................... 43

Page 14: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Tabel Anova Tinggi Tanaman ........................................................... 72

2. Tabel Anova Jumlah Daun ................................................................ 73

3. Tabel Anova Jumlah Polong .............................................................. 74

4. Tabel Anova Persentase Polong Berisi ............................................. 75

5. Tabel Anova Persentase Polong Hampa ........................................... 76

6. Tabel Anova Bobot Biji Pertanaman .................................................. 77

7. Tabel Anova Bobot 100 Biji ............................................................... 78

8. Tabel Anova Bobot Biji Per Petak (kg) .............................................. 79

9. Tabel Anova Bobot Biji Per Ha (ton) .................................................. 80

10. Kandungan Hara Pupuk Organik Kotoran Sapi, Batang Pisang, Jerami

Padi, Daun Gamal dan Sekam Padi .................................................. 81

11. Hasil Analisis Kandungan Hara Tanah Sebelum dan Sesudah

Penelitian .......................................................................................... 82

12. Rekapitulasi Pengaruh Perlakuan Jenis Pupuk Organik

dan Varietas ...................................................................................... 83

13. Data Klimatologi Rata-rata Bulanan (2009-2018) Di Kel.

Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Kab. Gowa ............................ 84

14. Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman Kedelai Di Kel. Romanglompoa,

Kec. Bontomarannu, Kab. Gowa ....................................................... 85

15. Deskripsi Kedelai Hitam Varietas Detam--3 ...................................... 86

16. Deskripsi Kedelai Hitam Varietas-4 ................................................... 87

17. Denah Penelitian di Lapangan .......................................................... 88

18. Dokumentasi Penelitian di Lapangan ................................................ 89

19. Dokumentasi Biji Kedelai Hitam Varietas Detam-3 (Atas) dan Biji

Kedelai Hitam Varietas Detam-4 (Bawah) ......................................... 93

Page 15: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedelai (Glycine soja) merupakan sumber protein nabati paling

populer bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Konsumsi

utamanya dalam bentuk tempe dan tahu yang merupakan lauk pauk

utama bagi masyarakat Indonesia, adapun bentuk lain produk kedelai

adalah kecap, tauco, dan susu kedelai. Ironisnya pemenuhan kebutuhan

kedelai sebanyak 1,5 juta ton (67.99 %) harus diimpor dari luar negeri.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun

2015 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi tempe rata-

rata per orang per tahun di Indonesia sebesar 6.99 kg dan tahu 7.51 kg

(Riniarsi, 2016).

Kebutuhan kedelai domestik sekitar 2.2 juta ton per tahun

dengan proporsi terbesar untuk tempe dan tahu yaitu 1.84 juta ton

(83.7 %), diikuti untuk kecap, tauco, dan produk kedelai lainnya di

posisi kedua yaitu 323.400 ton (14.7 %) (Pusat Data dan Sistem

Informasi Pertanian, 2014). Tingkat konsumsi kecap dilaporkan 0.62

kg/kapita/tahun (setara kedelai) dengan laju peningkatan kebutuhan 5.7 %

per tahun (Anonim, 2004 dalam Kristiani, 2013).

Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari kedelai putih,

yang bijinya berwarna kuning, agak putih, atau hijau dan kedelai hitam

Page 16: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

2

(berbiji hitam). Biji kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan

minyak nabati dunia. Biji kedelai berkulit hitam mengandung banyak

anthosianin, dimana mempunyai aktivitas antioksidan tinggi yang

bermanfaat bagi kesehatan manusia (Futura et al al., 2002).

Kedelai hitam memiliki kandungan protein 40.4 g/100g dan

antioksidan yakni antosianin dan isoflavon. Kandungan total polifenol,

flavonoid dan anthosianin yang lebih tinggi daripada kedelai kuning, yakni

masing-masing 6.13 mg/g ; 2.19 mg/g ; 0.65 mg/g. Isoflavon merupakan

antioksidan golongan flavonoid yang biasa terdapat pada kedelai dan

memiliki efek bermanfaat pada penderita Diabetes Melitus

dengan meningkatkan serum insulin dan komponen insulin

pankreas (Mueller, 2012).

Di Indonesia jumlah varietas kedelai hitam yang dikembangkan

sangat minim. Padahal dari segi syarat tumbuh kedelai hitam (Glycine

soja) lebih cocok ditanam di daerah tropis. Salah satu keunggulan dari

kedelai hitam adalah mengandung anthosianin lebih banyak dan memiliki

daya simpan lebih lama dibanding kedelai kuning. Berkembangnya

industri pangan berbahan baku kedelai disertai dengan pertumbuhan

penduduk mengakibatkan permintaan kedelai di Indonesia menjadi

meningkat tajam, namun produksi nasional cenderung menurun sehingga

defisit kedelai terus meningkat. Hal ini menyebabkan Indonesia semakin

tergantung pada komoditi impor. Banyak sekali manfaat kedelai hitam,

seperti bahan makanan sehat atau industri kecap yang berkualitas baik,

Page 17: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

3

oleh karena itu perlu adanya peningkatan produksi dan produktivitas

kedelai hitam.

Untuk mengatasi kekurangan pasokan kedelai hitam maka

diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan produksi kedelai nasional dan

khususnya produksi kedelai yang ada di Sulawesi Selatan. Rendahnya

produksi kedelai, dikarenakan belum maksimalnya pengetahuan petani

dalam penggunaan teknologi produksi yang mendukung pertanian

berkelanjutan dan semakin berkurangnya sumber daya lahan yang subur

karena penggunaan pupuk anorganik secara terus- menerus.

Salah satu hal yang sangat mempengaruhi produksi kedelai adalah

ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Banyak cara yang

digunakan untuk memenuhi ketersediaan unsur hara dalam tanah. Salah

satunya adalah melalui pemberian pupuk organik yang bertujuan untuk

meningkatkan bahan organik dalam tanah, memperbaiki sifat kimia dan

biologi tanah. Aplikasi pupuk organik dapat langsung kedalam tanah, dan

bisa juga diaplikasikan melalui daun.

Menurut Budiono (2009), penggunaan pupuk kimia, pestisida, dan

bahan kimia lainnya secara terus menerus dapat merusak biota tanah,

reistensi hama dan penyakit, serta dapat merubah kandungan vitamin

pada beberapa komoditi sayuran dan buah. Hal ini tentunya jika dibiarkan

lebih lanjut akan berpengaruh fatal pada kesehatan manusia. Bahkan jika

sayuran dan buah yang telah tercemar tersebut dikonsumsi oleh manusia

Page 18: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

4

secara terus menerus tentunya akan menyebabkan kerusakan jaringan

bahkan kematian.

Penggunaan pupuk anorganik yang tidak disertai dengan pupuk

organik akan mengakibatkan kesuburan tanah berkurang, sehingga

mengakibatkan kadar bahan organik di dalam tanah sangat rendah yakni

kurang dari 2 % dan menjadi faktor pembatas untuk mencapai produksi

yang tinggi. Sedangkan untuk mencapai produktivitas optimal dibutuhkan

bahan organik >2.5 % (Hairiah et al., 2000). Oleh karena itu, diperlukan

upaya peningkatan produktivitas dalam negeri melalui penambahan bahan

organik dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Penambahan

bahan organik ke dalam tanah dapat diperoleh dari berbagai sumber

antara lain pupuk hijau, pupuk kandang, sampah hijauan, sampah kota.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan penambahan

bahan organik melalui pemupukan, diantaranya dengan menggunakan

bokashi dari bahan organik yang dikomposkan. Bahan organik

mengalami berapa kali perombakan dengan mikroorganisme tanah yang

menjadi humus dan bahan organik. Menurut Widiana dan Higa (2005),

pemberian EM-4 pada proses pembuatan bokashi dapat meningkatkan

keragaman dan populasi mikroorganisme, sehingga dapat mempercepat

proses penguraian. Lingga dan Marsono (2010), bila bokashi dimasukkan

ke dalam tanah, bahan organiknya dapat digunakan sebagai pakan oleh

mikroorganisme untuk berkembang biak dalam tanah, sekaligus sebagai

tambahan persedianan unsur hara bagi tanaman. Bokashi adalah

Page 19: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

5

kompos yang dihasilkan melalui fermentasi dengan pemberian Effektive

Mikroorganisme-4 (EM-4) yang merupakan salah satu aktifator untuk

mempercepat proses pembuatan kompos (Indriani, 2011).

Penggunaan pupuk organik memberikan pengaruh yang besar

terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Oleh karena itu pemberian

pupuk organik dinilai sangat mendukung upaya peningkatan produktivitas

tanaman (Musnamar, 2003). Upaya yang dilakukan untuk menambah

peningkatan hasil produksi baik kualitas dan kuantitas produksi kedelai

adalah dengan penambahan bahan organik dalam tanah agar dapat

menunjang pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman yang dapat

lebih efektif. Bahan organik berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran

tanah yang menjadikannya agregat yang mantap (Mulat, 2003).

Pupuk bokashi kotoran sapi merupakan salah satu alternatif dalam

penerapan teknologi pertanain organik yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan. Kotoran sapi merupakan bahan organik yang mempunyai

prospek yang baik untuk dijadikan pupuk organik, karena mempunyai

kandungan unsur hara yang cukup tinggi yaitu C organik 18.76 %,

N 1.06 %, P 0.52 %, K 0.95 %, Ca 1.06 %, Mg 0.86 %, Na 0.17 %, Fe

5726 ppm, Mn 334 ppm, Zn 122 ppm, Cu 20 ppm, Cr 6 ppm, C/N 17.69

%, Kadar air 24.21 % (Yuliprianto, 2010).

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dilakukan penelitian

untuk mengkaji respon pertumbuhan dan produksi dua varietas kedelai

hitam dengan pemberian beberapa jenis pupuk organik di lahan kering.

Page 20: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

6

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pertumbuhan dan produksi dari kedua varietas kedelai

hitam (varietas detam-3 dan detam-4) yang ditanam di lahan kering?

2. Bagaimana pengaruh berbagai jenis pupuk organik terhadap

pertumbuhan dan produksi kedelai hitam di lahan kering?

3. Apakah ada interaksi antara jenis pupuk organik dan varietas

terhadap pertumbuhan dan produksi dua variet alas kedelai hitam di

lahan kering?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

A. Untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi dari dua varietas

kedelai hitam yang ditanam di lahan kering.

B. Untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk organik terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai hitam yang ditanam di

lahan kering.

C. Untuk mengetahui interaksi antara berbagai jenis pupuk organik dan

varietas terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai hitam di lahan

kering.

Page 21: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

7

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi :

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat

tani tentang pengembangan budidaya tanaman kedelai hitam.

2. Sebagai bahan informasi semua pihak yang terkait dalam

pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan

pertanian.

3. Sebagai bahan referensi untuk menunjang penelitian lebih lanjut.

Page 22: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Kedelai

1. Fase Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai

Tanaman kedelai yang dibudidayakan merupakan tanaman tegak,

bersemak dan berdaun banyak. Apabila tanaman kedelai memiliki ruang

tumbuh yang cukup, tanaman akan membentuk cabang yang sedalam–

dalamnya (Phoelman, 1959). Adie dan Krisnawati (2007) menambahkan

bahwa karakteristik kedelai yang dibudidayakan (Glycine soja) di

Indonesia merupakan tanaman semusim, tanaman tegak dengan tinggi

40-90 cm, bercabang, memiliki daun tunggal dan daun bertiga, bulu pada

daun dan polong tidak terlalu padat dan umur tanaman antara 72-90 hari.

Kedelai introduksi umumnya tidak memiliki atau memiliki sangat

sedikit percabangan dan sebagian bertrikoma padat baik pada daun

maupun polong. 9 Biji berkembang dalam waktu yang lama beberapa hari

setelah pembuahan. Perpanjangan dimulai sekitar 5 hari dan panjang

maksimum didapatkan setelah 15–20 hari. Pembelahan sel pada

kotiledon terjadi dua minggu setelah pembuahan. Perkembangan

kotiledon yang cepat ditandai dengan akumulasi berat protein dan lemak

(Shibels et al., 1975).

Biji merupakan komponen morfologi kedelai yang bernilai ekonomis

(Adie dan Krisnawati, 2007). Jumlah biji per polong pada kedelai berkisar

Page 23: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

9

1–5 biji, umumnya varietas kedelai yang dipasarkan memiliki 2 atau 3 biji

per polong. Ukuran biji kedelai sangat bervariasi yang dapat diukur dari

bobot 100 biji. Kisaran bobot 100 biji kedelai adalah 5–35 g (Phoelman,

1959). Pengelompokan ukuran biji kedelai berbeda antar negara, di

Indonesia kedelai dikelompokkan berukuran besar (bobot > 14 g/100 biji),

sedang (10-14 g/100 biji), dan kecil (< 10 g/100 biji). Biji sebagian besar

dilapisi oleh kulit biji (testa). Antara kulit biji dan kotiledon terdapat lapisan

endosperm (Adie dan Krisnawati, 2007).

Sistem perakaran pada kedelai terdiri dari sebuah akar tunggang

yang terbentuk dari calon akar sekunder yang tersusun dalam empat

barisan sepanjang akar tunggang, cabang akar sekunder, dan cabang

akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Bintil akar

pertama terlihat 10 hari setelah tanam. Umumnya sistem perakaran terdiri

dari akar lateral yang berkembang 10-15 cm diatas akar tunggang. Dalam

berbagai kondisi, sistem perakaran terletak 15 cm di atas akar tunggang,

tetap berfungsi mengapsorpsi dan mendukung kehidupan tanaman (Adie

dan Krisnawati, 2007). Akar lateral kedelai muncul 3–7 hari 10 setelah

berkecambah. Sebulan kemudian akar primer muncul sepanjang 45–60

cm (Shibels et al., 1975).

Batang tanaman kedelai berasal dari poros embrio yang terdapat

pada biji masak. Hipokotil merupakan bagian terpenting pada poros

embrio, yang berbatasan dengan bagian ujung bawah permulaan akar

yang menyusun bagian kecil dari poros bakal akar hipokotil. Bagian atas

Page 24: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

10

poros embrio berakhir pada epikotil yang terdiri dari dua daun sederhana,

yaitu primordial daun bertiga pertama dan ujung batang. Sistem perakaran

di atas hipokotil berasal dari epikotil dan tunas aksilar. Pola percabangan

akar dipengaruhi oleh varietas dan lingkungan, seperti panjang hari, jarak

tanam, dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

Daun kedelai terbagi menjadi empat tipe, yaitu kotiledon atau daun

biji, dua helai daun primer sederhana, daun bertiga, dan profila. Bentuk

daun kedelai adalah lancip, bulat, dan lonjong, serta terdapat perpaduan

bentuk daun misalnya antara lonjong dan lancip. Sebagian besar bentuk

daun kedelai yang ada di Indonesia adalah berbentuk lonjong dan hanya

terdapat satu varieats (Argopuro) berdaun lancip (Adie dan Krisnawati,

2007). Kedelai merupakan tanaman menyerbuk sendiri yang bersifat

kleistogami. Polen dari anter jatuh langsung pada stigma bunga yang

sama. Bunga membuka pada pagi hari tetapi terlambat membuka pada

cuaca yang dingin (Phoelman dan Sleper, 1996). Periode berbunga

dipengaruhi oleh waktu tanam, berlangsung 3 sampai 5 minggu. Berbagai

penelitian menyebutkan bahwa tidak semua bunga kedelai berhasil

membentuk polong, dengan tingkat keguguran 20–80 %. Umumnya 11

varietas dengan banyak bunga per buku memiliki persentase keguguran

bunga yang lebih tinggi daripada yang berbunga sedikit (Adie dan

Krisnawati, 2007).

Pertumbuhan tanaman kedelai selain dibagi atas dasar lamanya

periode vegetatif dan generatif, juga dapat dibedakan berdasarkan batang

Page 25: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

11

dan bunga. Maka dari itu tipe pertumbuhan kedelai terdiri dari tipe Pada

tipe determinate, pertumbuhan vegetatif berhenti setelah fase berbunga,

buku bagian atas mengeluarkan bunga pertama, batang tanaman teratas

cenderung berukuran sama dengan batang bagian tengah sehingga pada

kondisi normal batang tidak melilit. Tipe indeterminate, pertumbuhan

vegetatif berlanjut setelah fase berbunga, buku bagian bawah

mengeluarkan bunga pertama, batang tanaman teratas cenderung

berukuran lebih kecil dengan batang bagian tengah sehingga pada kondisi

normal batang melilit. Varietas kedelai yang ada di Indonesia umumnya

bertipe tumbuh determinate (Adie dan Krisnawati, 2007).

2. Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai

a. Iklim

Pertumbuhan optimum kedelai tercapai pada suhu 20–25º C. Suhu

12–20º C adalah suhu yang sesuai bagi sebagian besar proses

pertumbuhan tanaman, tetapi dapat menunda proses perkecambahan

benih dan pemunculan kecambah, serta pembungaan dan pertumbuhan

biji. Suhu yang lebih tinggi dari 30º C menyebabkan fotorespirasi

cenderung mengurangi hasil fotosintesis (Rubatzky dan Yamaguchi,

1998).

Air merupakan faktor yang penting bagi tanaman, karena berfungsi

sebagai pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis.

Periode kering menyebabkan tanaman sering mendapatkan cekaman

kekeringan, karena kurang suplai air di daerah perakaran dan atau laju

Page 26: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

12

transpirasi melebihi laju absorbsi air oleh tanaman. Apabila cekaman

kekeringan berkepanjangan maka tanaman akan mati. Cekaman

kekeringan mempengaruhi pembukaan stomata yaitu semakin 23 tinggi

tegangan air akan mengurangi pembukaan stomata. Cekaman kekeringan

yang terjadi pada saat pertumbuhan generatif, misalnya saat pengisian

polong, akan menurunkan produksi. Kekeringan dapat juga menurunkan

bobot biji, sebab bobot biji sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang

diberikan dalam musim tanam.

Balittan Malang pada tahun 1990 melaporkan bahwa pemberian air

yang intensif akan berpengaruh terhadap hasil biji kedelai. Pemberian air

setiap 10 hari selama musim tanam dapat meningkatkan hasil menjadi

2 ton/ha dibandingkan dengan pemberian 3 kali selama musim tanam

(1.71 ton/ha) dan tanpa irigasi teratur hanya 1.47 ton/ha (Agung dan

Rahayu, 2004). Kedelai dapat tumbuh baik di tempat pada daerah

berhawa panas, di tempat terbuka dengan curah hujan 100–400 mm3 per

bulan. Oleh karena itu, kedelai kebanyakan ditanam di daerah yang

terletak kurang dari 400 m di atas permukaan laut. Jadi tanaman kedelai

akan tumbuh baik, jika ditanam di daerah beriklim kering (Andrianto dan

Indarto, 2004).

Kedelai merupakan tanaman berhari pendek, yakni apabila

penyinaran terlalu lama melebihi 12 jam, tanaman tidak akan berbunga.

Hampir semua varietas tanaman kedelai berbunga dari umur 30–60 hari

(Yustika, 1985). Ketersediaan air diperlukan untuk menyesuaikan diri dan

Page 27: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

13

digunakan untuk pertumbuhan tanaman, di antaranya untuk peningkatan

luas daun. Defisit air dalam jangka waktu yang pendek hanya

berpengaruh pada kapasitas pertukaran gas dan efisiensi fotosintesis,

sedangkan untuk jangka panjang mengakibatkan menurunnya efisiensi

pembentukan bahan kering. Kekurangan air mengakibatkan berkurangnya

laju fotosintesis karena dehidrasi protoplas akan menurunkan kapasitas

fotosintesis. Air yang cukup akan mendukung peningkatan luas daun

sehingga berhubungan dengan tingkat produksi tanaman. Rendahnya

jumlah air akan menyebabkan terbatasnya perkembangan akar, sehingga

mengganggu penyerapan unsur hara, yang berakibat pada menurunkan

produksi. Tanaman kedelai yang mengalami defisit air, translokasi

fotosintat ke biji akan terhambat (Agung dan Rahayu, 2004).

Umumnya kecepatan fotosintesis tanaman bertambah tinggi dengan

naiknya intensitas cahaya. Hubungan ini bersifat hampir linear dengan

kisaran yang kecil. Kecepatan fotosintesa pada intensitas cahaya tertentu

tidak dipengaruhi oleh 24 intensitas cahaya karena daun telah jenuh

dengan cahaya. Kecepatan fotosintesis untuk beberapa tanaman bahkan

dapat mengalami penurunan bila intensitas cahaya lebih tinggi dari titik

jenuhnya (Guslim, 2007).

b. Tanah

Kedelai umumnya dapat beradaptasi terhadap berbagai jenis tanah,

dan menyukai tanah yang bertekstur ringan hingga sedang, dan

berdrainase baik, akan tetapi peka terhadap salinitas (Rubatzky dan

Page 28: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

14

Yamaguchi, 1998). Kemasaman tanah yang baik sebagai syarat tumbuh

yaitu antara 5,8–7, namun pada tanah dengan pH 4,5 pun kedelai masih

dapat tumbuh baik. Tanah yang cocok yaitu alluvial, regosol, grumosol,

latosol dan andosol. Tanah podzolik merah kuning dan tanah yang

mengandung banyak pasir kwarsa menyebabkan pertumbuhan kedelai

kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos

dalam jumlah yang cukup (Andrianto dan Indarto, 2004).

Tanaman kedelai dapat tumbuh pada tanah yang hampir jenuh

(kapasitas lapang) asal tidak terjadi penggenangan, terutama pada awal

stadia vegetatif. Pada dasarnya kedelai adalah tanaman aerobik, yang

lebih sesuai pada tanah yang agak lembab dengan kadar kelembaban

70-80 % kapasitas lapang, tanah berdrainase baik tetapi memiliki daya

pengikat air yang baik, oleh karena itu, tanah dengan tekstur berliat dan

berdrainase baik, atau tanah lempung berpasir yang kaya bahan organik,

sangat sesuai untuk tanaman kedelai (Sumarno dan Manshuri, 2007).

Humus dan atau unsur hara lainnya yang terdapat pada tanah di

daerah dengan curah hujan tinggi, dapat mengakibatkan mudah

mengalami penghanyutan atau pun tercuci ke lapisan bawah sehingga

tidak tersedia bagi tanaman (Kartasapoetra, 2005) Tanah dengan

kandungan nitrogen yang tinggi akan menyebabkan pertumbuhan

tanaman lebih mengarah kepada laju pertumbuhan vegetatif, yang terlihat

dari permukaan daun menjadi lebih lebar, laju fotosintesis lebih tinggi,

Page 29: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

15

indeks luas daun semakin tinggi dan LAN yang semakin besar (Arinong,

et al., 2005).

Page 30: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

16

3. Teknologi Budidaya Tanaman Kedelai

Menurut Adie et al. (2009), varietas kedelai hitam detam-1 dan

detam-2 dapat dibudidayakan pada lahan sawah bekas tanaman padi

maupun dilahan tegal (kering). Pada lahan berkelambaban tanah relatif

tinggi dan pada kondisi tanah agak kering, hasilnya kurang optimal.

Sehingga pemeliharaan saluran drainase menjadi penting agar

memperoleh hasil yang optimal. Pada lahan sawah bekas tanaman padi

dengan kelembaban tanah relatif tinggi, varietas detam-1 dan detam-2

cenderung berumur dalam (di atas 85 hari).

Teknik budidaya anjuran untuk kedelai hitam sama dengan budidaya

kedelai kuning. Dengan pengelolaan tanaman yang optimal, terutama

penyiangan tepat waktu (tidak terlambat) dan diikuti dengan kelembaban

tanah optimal, Maka detam-1 dan detam-2 mampu berproduksi hingga

2.50 ton/ha.

Untuk menghasilkan produksi dan kualitas produk yang tinggi

budidaya dapat mengikuti pedoman sebagai berikut:

a. Penyiapan Lahan

1) Tanah bekas pertanaman padi tidak perluh diolah, 2) Lahan kering,

pengelolahan tanah dilakukan secara onstensif, yaitu dengan dua kali

bajak dan sekali diratakan, 3) Pemberian kapur merupakan salah satu

cara untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah, khususnya pada tanah-

tanah yang bereaksi masam. Pengapuran menetralkan kemasaman

tanah tersebut sehingga pH tanah mendekati netral agar dapat

Page 31: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

17

rnemperbaiki ketersediaan Ca dan P serta menetralisir keracunan Al, Fe,

dan 2 Mn (Atman, 2006), 4) Dibuat saluran dengan kedalaman 25 - 30 cm

dan lebar 30 cm setiap 3-4 m (3-5 saluran/petak) yang berfungsi untuk

mengurangi kelebihan air sekaligus sebagai saluran irigasi pada saat

tidak ada air.

b. Varietas Unggul dan Bersih

1) Varietas detam-1 dan detam-2 dengan daya tumbuh > 90% dan 2)

Kebutuhan benih 70-75 kg/ha untuk detam-1, 65-67,5 kg/ha untuk Detam-

2.

c. Tanam

1) Benih kedelai ditanam dengan tugal dengan kedalaman 1 - 2 cm, 2)

Perlakuan benih dengan carbosulfan (10 g Marshal 25 ST/kg benih) atau

fipronil (10 ml Regent/kg benih) untuk mengendalikan lalat bibit dan

insekta lain (Harnowo D et al., 2015a), 3) Jarak tanam: 40 cm x 10-

15 cm, 2-3 biji/lubang tanam, dan 4) Agar tidak terjadi akumulasi serangan

hama dan penyakit serta kekurangan air, kedelai ditanam tidak lebih dari 7

hari setelah panen padi.

d. Pemupukan

1) Pada sawah yang subur atau bekas padi yang dipupuk dengan dosis

tinggi tidak perlu tambahan pupuk NPK, 2) Takaran pupuk anjuran sekitar

50 kg Urea, 75 kg SP-36, dan 100 kg KCl/ha, 3) Untuk lahan kering,

seringkali perlu penambahan dosis nitrogen, 4) Pupuk anorganik dapat

Page 32: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

18

digantikan dengan pemberian 30 ton kotoran sapi/ha, dan 5) Bila

menggunakan pupuk phonska, maka konversi pupuk atas dasar N.

e. Mulsa Jerami Padi

1) Pemberian mulsa jerami pada lahan sawah maupun lahan kering dapat

menekan frekuensi penyiangan sehingga cukup dilakukan satu kali

sebelum tanaman berbunga, 2) Pada daerah yang selalu terancam

(endemis) serangan lalat bibit, pemberian mulsa dapat menekan serangan

lalat kacang, dan 3) Pemberian mulsa jerami sebanyak 5 ton/ha,

dihamparkan merata, dengan ketebalan <10 cm.

f. Pengairan

Fase pertumbuhan tanaman yang sangat peka terhadap kekurangan

air adalah awal pertumbuhan vegetatif (15 - 20 HST), saat berbunga (25 -

35 HST) dan saat pengisian polong (55 - 70 HST). Dengan demikian

pada fase-fase tersebut tanaman harus diairi apabila hujan sudah tidak

turun lagi.

g. Pengendalian Gulma

1) Pengendalian hama dengan insektisida kimia dilakukan berdasarkan

pemamntauan ambang kendali masing-masing hama dan dikombinasikan

dengan berbagai pengendalian menggunakan insektisida nabati (biji

nimba); dan tanaman pengangkap, 2) Tanaman perangkap kacang hijau

varietas Merak, ditanam pada luasan 12 % dari total lahan dan ditanam

bertahap yaitu 6 % bersamaan tanam dan 6 % sisanya tujuh hari setelah

tanam kedelai. Tanaman kacang hijau sebagai perangkap hama polong,

Page 33: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

19

3) Tanaman perangkap jagung (untuk hama Helecoverpa armigera),

ditanam pada pematang lahan.

Page 34: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

20

h. Pengendalian Penyakit

1) Penyakit utama pada kedelai adalah karat daun Phakopsora pachyrhizi,

busuk batang, dan akar Sclerotium rolfsii dan berbagai penyakit yang

disebabkan virus, 2) Pengendalian penyakit karat daun dengan fungisida

Mancozeb, 3) Pengendalian virus dilakukan dengan mengendalikan

vektornya yaitu serangga hama kutu dengan insektisida decis, dan

4)Waktu pengendalian dilakukan pada saat tanaman berumur 40, 50 dan

60 hari.

i. Pasca Panen

1) Panen dilakukan apabila 95% polong pada batang utama telah

berwarna kuning kecoklatan atau kehitaman dan sebagian besar daunnya

sudah rontok, 2) Hasil panen segera dijemur (4 - 5 hari tergantung sinar

matahari) kemudian dirontok dengan thresher atau pemipil, dan 3) Butir

biji dipisahkan dari kotoran/ sisa kulit polong dan diusahakan kadar air

mencapai 10 – 12 % pada saat disimpan.

4. Varietas

Pengembangan kedelai sering dihadapkan kepada tidak tersedianya

benih bermutu dari varietas unggul tertentu pada saat diperlukan.

Produksi benih sumber secara berkelanjutan menjadi salah satu kegiatan

penting dalam upaya pengembangan Varietas Unggul Baru (VUB) kepada

penggunanya, terutama petani. Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS)

yang ada di Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) diharapkan

dapat berperan dalam mempercepat pengembangan VUB kedelai

Page 35: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

21

di daerah. Tabel 1, menyajikan beberapa varietas kedelai dengan

klasifikasi ukuran biji yang berbeda (biji kecil, biji sedang dan biji besar)

(Harnowo D et al., 2015b).

Tabel 1. Varietas Unggul Kedelai Yang Dilepas Selama Tahun 1995-

2014

Varietas Umur (hari)

Bobot 100

biji (g)

Potensi hasil (t/ha)

Warna biji

Warna Bunga

Sifat penting lainnya

Biji kecil (<10 g/100biji)

Tidar 75 7,0 1,4 Kuning

kehijauan

Ungu

Ungu

Agak tahan lalat

bibit & karat daun

Petak 75 8,3 1,2 Kuning

bersih

Ungu

ungu

Lokal kudus, jawa

tengah

Lumajang

Bewok

77 9,6 1,5 Kuning Putih Agak tahan lalat

bibit & karat daun

Dieng 76 7,5 1,7 Kuning

kehijauan

Ungu

-

Agak tahan rebah

dan karat

Jayawijaya 85 8-9 1,8 Kuning

pucat

-

ungu

Agak tahan karat

dan virus

Seulawah 93 9,5 1,6-2,5 Kuning

kehijauan

Ungu

ungu

Tahan karat,

adaptif lahan

masam

Menyapa 85 9,1 2,0 Kuning

kehijauan

Ungu

ungu

Adapatif pada

lahan rawa tipe

B&C

Gepak Ijo 78 6,8 2,21 Hijau Ungu Adaptif pada

lahan sawah

Gepak

Kuning

73 8,3 2,42 Kuning Ungu Adaptif pada

lahan sawah

Biji sedang (10-12 g/100 biji)

Sindoro 86 12,0 2,03 Kuning Ungu Tahan karat,

adaptif lahan

masam

Slamet 87 12,5 2,26 Kuning Ungu Tahan karat,

adaptif lahan

masam

Sinabung 88 10,7 2,16 Kuning Ungu Agak Tahan

karat, tidak udah

pecah

Ijen 83 11,2 2,15-

2,49

Kuning

mengkilap

Ungu Agak tahan ulat

grayak

Tanggamus 88 11,5 2,5 Kuning Putih Agak Tahan

karat, adaptif

lahan masam

Page 36: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

22

Ratai 90 10,5 1,6-2,7 Kuning Ungu Agak Tahan

karat, adaptif

lahan masam

Nanti 92 11,0 2,4 Kuning Ungu Tahan karat,

adaptif lahan

masam

Lawit 84 10,5 1,9 Kuning Ungu Adaptif pada

lahan rawa tipe B

& C

Gema 73 11,9 3,06 Kuning Ungu Protein 39% lebih

tinggi dari impor

Dering 1 81 10,7 2,8 Kuning Ungu Tahan hama

penggerek polong

dan penyakit

karat daun

Biji Besar (>12 g/100 biji)

Baluran 80 15-17 2,5-3,5 Kuning Ungu Kandungan lemak

20-22%

Burangrang 82 17,0 1,2-2,5 Kuning Ungu Tahan karat,

rendemen susu

tinggi

Anjasmoro 83 14-

15,3

2-2,25 Kuning Ungu Tahan karat, tidak

muda pecah

Panderman 85 18-19 2,37 Kuning

muda

Putih Tahan rebah

Rajabasa 85 15,0 3,90 Kuning

cerah

Ungu Tahan karat,

adaptif pada

lahan masam

Gumitir 81 15,8 2,41 Kuning

kehijauan

Ungu Agak tahan lalat

kacang dan

penisap polong

Argopuro 84 17,8 2,08 Kuning Putih Agak tahan lalat

kacang dan

pengisap polong

Grobogan 74 18,0 2,70 Kuning Ungu Butuh banyak air

Detam 1

84 14,9 2,51 Hitam Ungu Sesuai untuk

bahan baku

kecap

Detam 1

82 13,6 2,46 Hitam Ungu Sesuai untuk

bahan baku

kecap

Sumber: Balitkabi Malang, 2008

Page 37: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

23

Sebagai bahan penyedap dan pemberi warna pada makanan,

kecap yang diolah dari kedelai hitam lebih disukai karena memberi

warna hitam alami dan rasa gurih pada produknya (Damardjati et al.,

1996). Namun, jumlah varietas kedelai hitam sangat terbatas, baik

lokal maupun unggul (merapi, cikuray, mallika) dan umumnya berbiji

kecil. Tahun 2008, Balitkabi telah melepas varietas detam-1 dan detam-

2 yang berbiji besar dengan potensi hasil 3.0-3.5 t/ha dan kadar

protein 45% (Balitkabi, 2012), dilanjutkan dengan detam-3 prida dan

detam-4 prida pada tahun 2013 dengan kriteria berumur genjah, potensi

hasil 3,2 t/ha dan 2,9 t/ha, berbiji sedang, dan kadar protein 36.4% bk

dan 40.3% bk (Adie. 2013). Keempat variet alas tersebut sesuai untuk

bahan baku kecap (Ginting et al., 2015). Tahun 2014, Badan Tenaga

Nuklir Nasional (BATAN) berkontribusi dalam menambah jumlah varietas

unggul kedelai hitam dengan melepas mutiara-2 dan mutiara-3 (SK.

Menteri Pertanian, 2014).

Beberapa varietas kedelai hitam yang banyak dibudidayakan sampai saat

ini oleh petani untuk kebutuhan industri kecap dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Varietas Unggul Kedelai Hitam Tahun 2018

Nama Varietas

Tahun dilepas

Umur (hari)

Ukuran biji (g/100 biji)

Potensi hasil (t/ha)

Keunggulan lain

Malika 2007 88 Sedang (11,0) 2,94 Detam-1 2008 89 Besar (14,84) 3,54 Protein tinggi,

biji besar Detam-2 2008 92 Besar (13,54) 2,96 Protein tinggi,

tahan kekeringan

Detam-3 2013 75 Sedang (11,8) 3,20 Detam-4 2013 76 Sedang (11,9) 2,90 Mutiara-2 2014 87 Besar (13,3) 3,50 Mutiara-3 2014 84 Besar (13,1) 3,20

Page 38: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

24

Sumber : Balitbangtan Kementan 2017

B. Pengaruh Pupuk Organik Terhadap Tanaman

Pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan

ternak yang tercampur dengan sisa-sisa makanan dan alas kandang yang

dapat berfungsi sebagai pemantap agregat tanah (Hakim et al., 1986).

Namun demikian, besar kecilnya pengaruh pupuk kandang yang

diaplikasikan terhadap perbaikan sifat fisik tanah akan sangat tergantung

pada tingkat kemasakan maupun dosis pupuk kandang yang diaplikasikan

(Stockdale et al., 2001). Pada kondisi tanah dengan tingkat ketersediaan

bahan organik rendah, aplikasi pupuk kandang dalam jumlah banyak

sangat diperlukan. Akan tetapi, apabila tingkat ketersediaan bahan

organik tanah tinggi, apalikasi pupuk kandang tidak diperlukan. Rata-rata

kandungan bahan organik yang ideal sekitar 2.5 % - 5 % (Sutanto, 2002).

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara esensial yang sangat

diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup banyak. Hal ini

disebabkan nitrogen mempuyai perang sangat penting bagi pertumbuhan,

diantara adalah: (1) sebagai penyusun klorofil; (2) sebagai unsur

penyusun asam amino; (3) sebagai pembentukan protein, dan enzim.

Oleh sebab itu, apabila kekurangan unsur ini akan memperlihatkan gejala

klorosis yang ditandai dengan menguningnya daun. Menguningnya daun

tersebut akan mengakibatkan menurunnya laju fotosintesis tanaman.

Demikian pula apabila nitrogen yang berlimpah dapat meningkatkan

Page 39: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

25

pertumbuhan dengan cepat terutama pada batang, daun-daun menjadi

hijau gelap dan tanaman menjadi sekulen sehingga mudah hama dan

penyakit (Novriani, 2011) menjelaskan bahwa N ialah bagian yang tidak

dipisahkan dari molekul klorofil dan kerenanya pemberian N dalam jumlah

cukup akan mengakibatkan meningkatkan pertumbuhan vegetatif

tanaman.

Penggunaan pupuk kandang dapat memperbaiki kesuburan tanah

dan meningkatkan efesiensi penggunaan pupuk anorganik, sehingga

mempercepat pertumbuhan tanaman. Kandungan N, P, K dalam pupuk

kandang tidak terlalu tinggi, (Melati, 1990) tetapi dapat memperbaiki

permeabilitas tanah, porositas, struktur tanah, daya menahan air dan

kandungan kation tanah.

Simarmata dan Hamdani (2003), bokashi merupakan hasil

fermentasi bahan organik dengan inokulan EM-4 yang dapat digunakan

sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan

pertumbuhan dan produksi tanaman. Tola et al., (2007), menyatakan

bahwa pupuk bokashi kotoran sapi merupakan salah satu alternatif dalam

penerapan teknologi pertanian organik yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan. Kotoran sapi merupakan bahan organik yang mempunyai

prospek yang baik dijadikan pupuk organik (bokashi), karena mempunyai

kandungan unsur hara yang cukup tinggi selanjutnya dijelaskan bahwa

pupuk bokashi kotoran sapi merupakan salah satu alternatif dalam

Page 40: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

26

penerapan teknologi pertanian organik yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan.

Penggunaan bahan organik hingga saat ini dianggap sebagai

upaya terbaik dalam perbaikan produktifitas tanah marginal termasuk

tanah masam. Arinong (2005), menyatakan bahwa bahan organik

berperan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan

sifat fisik, kimia, dan biologis tanah. Menurut Noor dan Ningsih (2001),

bokashi kotoran sapi merupakan pupuk lengkap, yang mengandung unsur

hara makro dan mikro. Kandungan unsur hara bokashi kotoran sapi

adalah Nitrogen (N) sebesar 0.92 %, Posfor (P) 0.23 %, Kalium (K) 1.03

%, serta mengandung Ca, Mg, dan sejumlah unsur mikro lainnya seperti

Fe, Cu, Mn, Zn, Bo, dan Mo, yang berfungsi sebagai bahan makanan bagi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Menurut Mandal et al. (2004), jerami yang dihasilkan dalam budi

daya padi sebesar 7-10 ton ha permusim tanam. Komponen jerami padi

terutama selulosa, hemiselulosa, lignin serta protein dalam jumlah kecil

yang membuat nilai C/N tinggi. Gaur (1981) menyatakan nilai C/N jerami

padi segar adalah 80-130. Hal ini menyebabkan proses dekomposisi

jerami padi memerlukan waktu yang lama. Untuk mempercepat

proses dekomposisi jerami, sering diperlukan penambahan dekomposer,

berupa bakteri atau cendawan yang mampu menghasilkan selulase

(Meryandini et al., 2009).

Page 41: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

27

Kandungan hara kompos jerami padi C-organik 39.74 %, N 2.1 %,

P 0.49 %, dan K 0.86 % (Tamtomo F et al., 2015). Menurut Makarin et al.

(2007), pengaruh pemberian pupuk organik kedalam tanah khususnya

kompos jerami terhadap sifat-sifat tanah adalah sebagai granulator

(memperbaiki struktur tanah), sumber unsur hara makro maupun

mikro, menambah kemampuan tanah untuk menahan air, menambah

kemampuan tanah untuk menahan unsur hara (kapasitas tukar kation

tanah menjadi tinggi) dan sumber energi bagi mikroorganisme tanah.

Batang pohon pisang adalah batang semu yang bagian

bawahnya merupakan umbi batang, dan bagian atas yang berupa

batang, dibentuk oleh upih daunya yang memanjang dan saling menutupi.

Batang pohon pisang cukup banyak mengandung zat-zat mineral. Kadar

airnya cukup tinggi sedangkan kadar zat karbohidratnya sedikit. Susunan

kimiawi dari batang pisang sebagai berikut: Air : 92.5 % Protein : 0.35 %

Karbohidrat : 4.4 % Zat Fosfor : 135 mgr per 100 gr batang Zat Kalium:

213 mgr per 100 gr batang Zat Kalsium: 122 mgr per 100 gr batang

(Rismunandar, 1989). Menurut Bactiar S. A. (2016), hasil analsis pada

sampel kompos bonggol pisang menghasilkan C 14.89 %, N 1.05 %,

P 0.04 %, dan K 0.76 %. Sedangkan menurut Suprihatin (2011), dari hasil

ekstraksi K 23 % berat, P 32 % berat, dan Ca 16 % berat.

Jusuf et al. (2007), salah satu tanaman yang termasuk golongan

leguminosae yang berpotensi sebagai pupuk organik cair yang dapat

memicu pertumbuhan tanaman adalah gamal. Selain itu gamal juga

Page 42: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

28

memiliki keunggulan dibandingkan jenis leguminosae lain yaitu dapat

dengan mudah dibudidayakan, pertumbuhannya cepat, produksi

biomassanya tinggi. Gamal juga mempunyai kandungan nitrogen yang

cukup tinggi dengan C/N rendah, menyebabkan biomasa tanaman ini

mudah mengalami dekomposisi. Menurut Atekan dan Surahman (2004),

daun gamal memiliki kandungan C-Organik sebanyak 36.9-40.7 %, N 2.4-

3.7 %, P 0.2 %, K 0.9-2.2 %, Ca 1.9-3.2 % dan Mg 0.5-0.8 %.

Sekam padi dan jerami merupakan limbah pertanian yang

pemanfaatannya belum optimal. Biasanya sekam padi dan jerami

dimanfaatkan untuk membakar batu bata sehingga energinya tidak

termanfaatkan secara optimal. Di samping itu jerami juga digunakan

sebagai campuran pakan ternak, campuran dalam pembuatan kompos

dan sebagainya yang penggunaannya tidak banyak. Padahal jumlah

sekam padi dan jerami di Indonesia sangat banyak karena banyaknya

lahan pertanian padi/sawah. Sisa-sisa jerami yang tidak terpakai banyak

yang tidak termanfaatkan dan dibakar di lahan pertanian. Menurut

Suharno (1979), sekam padi mengandung komponen karbohidrat kasar

33.71 %, serat kasar 35.68 %, lemak 1.18 %, protein 3.02 % dan

kadar air 9.02 %. Sedangkan jerami mempunyai komposisi fosfor 0.1%,

kalsium 0.15 %, protein kasar 3-5 % dan serat 31.45-46.5 %.

Menurut Sadjadi et al. (2017), dengan pemberian pupuk bokashi

kotoran sapi dengan dosis 30 ton/Ha setara 150 g/Polybag memberikan

hasil terbaik pada semua peubah yang diamati yaitu: tinggi tanaman,

Page 43: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

29

jumlah anakan, produksi berat segar, produksi berat kering dan produksi

bahan kering pada hijauan pakan ternak besar.

Page 44: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

30

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 3. Daftar Penelitian Terdahulu Tentang Tanaman Kedelai dan Pupuk Organik

Nama/Tahun Judul Hasil Penelitian

Nasution R. S et al., 2016

Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Kedelai Hitam (glycine max (L.) Merril) Dengan Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik

Perlakuan varietas V2 (Detam-2) dan pemberian bahan organik B 1 (kompos jerami padi) berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 2 – 6 Minggu setelah tanam, bobot kering biji per tanaman, bobot kering biji per plot, bobot kering 100 biji, dan berat kering biji per hektar. Interaksi varietas dan bahan organik berpengaruh nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman 4 dan 6 MST dibandingkan perlakuan lainnya.

Tamba H et al., 2017

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Terhadap Aplikasi Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Organik Cair

Pemberian pupuk kandang sapi P1 (4 t/ha) meningkatkan tinggi tanaman 3 – 5 Minggu setelah tanam,Pemberian pupuk organik cair Pemberian POC P2 meningkatkan tinggi tanaman 3 MST, sedangkan pemberian POC P1 meningkatkan diameter batang, dan jumlah polong berisi. Interaksi tanpa pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk organik cair hingga 60 ml/l memberi respon nyata meningkatkan jumlah cabang produktif.

Sihaloho N. S et al., 2015

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai Varietas Detam 1 Terhadap Pemberian Vermikompos dan Pupuk P

Perlakuan vermikompos dan pupuk P dapat meningkatkan parameter tinggi tanaman (3-5 MST), diameter batang (3-5 MST), umur berbunga, bobot basah akar, bobot kering akar, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, volume akar, jumlah cabang produktif, jumlah polong pertanaman, jumlah polong berisi dan produksi per tanaman. Interaksi vermikompos

Page 45: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

31

dan pupuk P berpengaruh nyata terhadap umur berbunga dengan kombinasi terbaik pada perlakuan vermikompos 0,75 kg/polibag dan pupuk P 0,625 g/polibag (V3P1)

Adie M. M et al., 2009

Prospek Kedelai Hitam Varietas Detam-1 dan Detam-2

Varietas kedelai hitam Detam-1 dan Detam-2, berdaya hasil tinggi dan memiliki keunggulan berkandungan protein sangat tinggi, memiliki adaptasi luas, dapat dibudidayakan pada berbagai agroekosistem kedelai yang ada di Jawa Timur, baik pada lahan sawah maupun lahan tegal. 2. Dengan karakteristik demikian usahatani kedelai hitam menggunakan varietas Detam-1 dan Detam-2 memberi keuntungan usahatani yang dapat diterima dan propektif di kembangkan di Jawa Timur. 3. Nilai saing Detam-1 dan Detam-2 dapat ditingkatkan dengan menerapkan pengendalian hama berdasarkan pemantauan.

Windia E. S et al., 2018

Pengaruh Pemberian Agen Hayati Pada Benih dan Pupuk Bokashi Terhadap Mutu Fisiologis Benih Kedelai (Glycine max L. (Merill)) Kultivar Grobogan

Perlakuan pemberian dengan agens hayati Trichoderma sp. dan Azotobacter sp. merupakan kombinasi perlakuan yang dapat meningkatkan viabilitas dan vigor benih kedelai Grobogan. Perlakuan biomatri-conditiong dengan agens hayati Trichoderma sp. dan Azotobacter sp. dinyatakan sama baiknya. Selain itu dosis pupuk bokashi yang dapat meningkatkan hasil pada tanaman kedelai yaitu 300 g/polybag.

Page 46: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

32

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun semakin meningkat sejalan

dengan pertambahan penduduk namun produksi kedelai dari dalam negeri

masih sangat rendah, sehingga impor kedelai tidak bisa dihindari. Produk

olahan kedelai yaitu: tempe, tahu, kecap, tauco, dan susu kedelai

dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, rata-rata

kebutuhan kedelai per tahun adalah 2,2 juta ton. Ironisnya

pemenuhan kebutuhan kedelai sebanyak 1.5 juta ton (67,99 %) harus

diimpor dari luar negeri. Hal ini terjadi karena produksi dalam negeri tidak

mampu mencukupi permintaan produsen tempe, tahu dan kecap.

Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan

menjadi pasar kedelai terbesar di Asia (Riniarsi, 2016).

Pengembangan tanaman kedelai terus diupayakan baik dengan

jalan ekstensifikasi maupun intensifikasi, misalnya dengan pemilihan

varietas dan perbaikan pemupukan. Salah satu jenis kedelai yang

mempunyai kualitas tinggi adalah kedelai hitam yang mengandung lebih

banyak anthosianim. Untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman kedelai

maka perbaikan kesuburan tanah perlu diperhatikan, salah satunya

dengan jalan pemberian pupuk. Pemberian pupuk organik akan

Page 47: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

33

Pemilihan

varietas

Perbaikan

kesuburan

tanah

Athosianim

lebih tinggi

Pupuk organik Varietas

kedelai

hitam

Perbaikan

sifat fisik,

kimia dan

biologi tanah

Pertumbuhan dan produksi kedelai

hitam yang lebih tinggi

Tanaman

Kedelai Kebutuhan

kedelai tinggi

Impor kedelai

terus

meningkat

Pengembangan

tanaman kedelai

memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehinggga dapat

memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai.

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian

Page 48: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

34

B. Hipotesis

1. Terdapat varietas kedelai hitam yang memperlihatkan pertumbuhan

dan produksi yang lebih baik yang ditanam di lahan kering.

2. Terdapat jenis pupuk organik terbaik yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan produksi kedelai hitam yang ditanam di lahan

kering.

3. Terdapat interaksi antara jenis pupuk organik dan varietas terhadap

pertumbuhan dan produksi kedelai hitam.

Page 49: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

35

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lokasi lahan praktek Politeknik

Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa, Kelurahan Romanglompoa,

Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, terletak pada titik koordinat

05o 13' 57,4" LS dan 119o 29' 61,9" BT. Ketinggian 28 mdpl dengan jenis

tanah Alfisol. Penelitian ini berlangsung bulan Juli sampai Desember

2018.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai

bersertifikat yaitu varietas detam-3, dan detam-4 serta pupuk organik

(kotoran sapi, daun gamal, batang pisang, jerami padi, sekam padi,

dedak, EM-4), pupuk an-organik (SP36, KCl, Urea) dan pestisida.

Peralatan yang digunakan adalah meter, gunting setek, parang,

hand sprayer, ember, oven, pH meter, timbangan, label, cangkul, sekop,

springkel irigasi dan alat tulis menulis.

C. Rancangan Penelitian

Percobaan pertumbuhan dan produksi dua varietas kedelai hitam

(detam-3 dan detam-4) dengan pemberian bahan organik didesain

Page 50: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

36

dengan Rancangan Split Plot Design. Sebagai petak utama adalah

varietas kedelai hitam yang terdiri dari dua jenis yaitu:

1) 01 : Kedelai hitam varietas detam -3

2) 02 : Kedelai hitam varietas detam -4

Sebagai anak petak adalah pemupukan bahan organik yang terdiri dari

tiga jenis campuran bahan organik yaitu:

1) P1 : 30 ton/ha pupuk organik bokashi (kotoran sapi + jerami padi +

sekam padi dengan perbandingan 3:1:0,5)

2) P2 : 30 ton/ha pupuk organik bokashi (kotoran sapi + batang pisang +

sekam padi dengan perbandingan 3:1:0,5)

3) P3 : 30 ton/ha pupuk organik bokashi (kotoran sapi + daun gamal +

sekam padi dengan perbandingan 3:1:0.5)

Dari kedua faktor diperoleh 6 kombinasi perlakuan dan diulang

sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 18 unit satuan percobaan.

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Pembuatan Pupuk Organik Bokashi

Proses pembuatan pupuk bokashi berdasarkan perbandingan

beberapa bahan organik. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk bokashi

kotoran sapi yang dibuat dari Kotoran sapi kering, bahan organik (daun

gamal/batang pisang/jerami padi), dedak, sekam, gula pasir, EM4, dan air.

Page 51: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

37

Gambar 2. Proses Pembuatan Pupuk Organik Bokashi

Langkah awal yaitu membuat formula dasar dengan melarutkan

4 tutup botol (40 cc) EM-4, 4 sendok makan (40 gram) gula pasir ke dalam

10 liter air kemudian diaduk. Selanjutnya kotoran sapi sebanyak 3 bagian

+ bahan organik (daun gamal/batang pisang/jerami padi) 1 bagian +

Sekam padi 1/2 bagian + dedak halus secukupnya dicampur secara

merata. Kemudian diberi air dengan perlahan-lahan ke dalam adonan

secara merata, sampai kandungan air adonan mencapai 30-40 % (bila

diremas dengan tangan, air tidak sampai menetes). Adonan yang telah

tercampur rata di siram larutan formula EM-4 secara merata sampai kadar

air 40-50 %, lalu ditumpuk setinggi 40 cm kemudian ditutup dengan plastik

yang telah diberi lubang-lubang kecil agar suhu tidak terlalu tinggi. Apabila

suhu mencapai 40-50 oC, adonan harus diaduk dan diratakan kembali

untuk menurunkan suhu (pengukuran suhu dilakukan setiap 2 kali sehari).

EE-EM-44hh

Gula Pasir

Air

Kotoran Sapi

Sekam dan

Dedak Padi

Formula Dasar

Adonan

Pupuk Bokashi

Bahan

Organik

Fermentasi

Page 52: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

38

Penyimpanan/fermentasi dilakukan selama 7 hari. Bokashi yang baik

menunjukkan suhu stabil dan tidak berbau busuk.

2. Analisis Tanah dan Pupuk Organik Bokashi

Analisis tanah pada percobaan ini bertujuan untuk menegetahui pH

tanah, C-Organik tanah, N total, P, dan K, serta Kapasitas tukar kation

(KTK).

3. Pengolahan Lahan, Pemupukan dan Penanaman

Lahan yang digunakan dibagi dalam tiga blok sebagai ulangan.

Setiap blok dibagi dalam 2 petak utama yang berukuran 7 m x 3 m. Setiap

petak utama dibagi menjadi 3 anak petak yang berukuran 2 m x 3 m.

Jarak antar petak utama 1 m, demikian pula jarak antara blok 1 m. Jarak

antar anak petak 0.5 m. Lahan tersebut diolah dua kali dengan selang

waktu satu minggu. Pemberian bahan organik dari kotoran sapi ditambah

sisa tanaman diberikan dua minggu sebelum tanam dengan takaran 30

ton/ha (18 kg/petak). Penanaman benih kedelai dilakukan secara tugal

dengan jarak antar barisan 40 cm dan jarak dalam barisan 15 cm.

Pemupukan SP-36 75 kg/ha, pemupukan KCl dengan dosis 100 kg/ha,

pemupukan Urea 50 kg/ha diberikan pada saat tanam.

E. Parameter Pengamatan

Pengamatan dan pengumpulan data meliputi :

1. Variabel Tanaman Kedelai

a. Pertumbuhan tanaman yang mencakup tinggi tanaman dan jumlah

daun. Pengamatan dilakukan setiap dua minggu. Pengamatan

Page 53: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

39

dilakukan terhadap 12 tanaman contoh untuk setiap kombinasi

perlakuan.

b. Komponen hasil tanaman yang mencakup jumlah polong,

persentase polong berisi, persentase polong hampa, bobot polong,

bobot 100 butir biji, bobot biji per petak dan produksi per hektar.

2. Analisis Tanah dan Pupuk Organik Bokashi

Meliputi : N total (Kjeldahl). pH (H2O & KCl dengan pH meter). KTK

(NH4OAC 1 N pH7). C-organik (Walkey & Black) dilakukan pada awal dan

akhir percobaan.

F. Analisis Data

Data hasil pengamatan yang diperolah dianalisis secara statistik

(Analisis ragam dengan uji F) sesuai dengan rancangan yang digunakan.

Pada penelitian ini percobaan dianalisis dengan menggunakan rancangan

split plot design (Sastrosupadi, 1999) dengan model matematik sebagai

berikut :

Yijkl : µ + i + Aj + Єaijk + Bk + (AB)jk + Єbijk

I = 1;2;3

J = 1;2;3;4

K = 1;2

Dimana :

Yijkl : nilai hasil pengamatan dari pengaruh perlakuan faktor A taraf ke-i.

faktor B tarak ke-j dan faktor C taraf ke-k pada ualangan ke-i.

µ : nilai tengan umum.

Page 54: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

40

βi : pengaruh blok atau ualangan ke-i.

Aj : pengaruh petak utama (A) taraf ke-j

Bk : pengaruh anak petak (B) taraf ke-k

ABjk : pegaruh interaksi petak utama (A) dan faktor B (II)

Єaijk : pengaruh acak a

Єbijk : pengaruh acak b

Sidik ragam yang menunjukkan F hitung nyata atau sangat nyata maka

analisis data dilanjutkan pengujiannya dengan menggunakan uji Beda

Nyata Terkecil (BNT) (Steel and Torrie. 1981).

Page 55: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

38

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tinggi

Hasil pengamatan tinggi tanaman kedelai hitam varietas detam-3

dan varietas detam-4 pada umur 8 minggu setelah tanam serta analisis

sidik ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 1a dan 1b. Berdasarkan

analisis sidik ragam perlakuan pupuk organik P2 (kotoran sapi, batang

pisang dan sekam) pada varietas detam-3 menunjukkan tinggi tanaman

tertinggi yaitu 90 cm dan memperlihatkan pengaruh tidak nyata dengan

perlakuan pupuk organik lainnya. Sedangkan perlakuan varietas

menunjukkan tinggi tanaman tertinggi pada varietas detam-3 yaitu antara

80-90 cm dan tidak berpengaruh nyata terhadap varietas lainnya. Serta

tidak terdapat interaksi antara perlakuan varietas dan pemberian bahan

organik. Rata-rata tinggi tanaman dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Tinggi Tanaman Perlakuan P1, P2 dan P3 pada umur 8 MST

Page 56: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

39

2. Jumlah Daun

Hasil pengamatan jumlah daun kedelai hitam varietas detam-3 dan

varietas detam-4 pada umur 8 minggu setelah tanam serta analisis sidik

ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 2a dan 2b. Berdasarkan analisis

sidik ragam perlakuan bahan organik P1 (kotoran sapi, jerami padi dan

sekam) menunjukkan rata-rata tinggi tanaman tertinggi yaitu 47.48 cm

tetapi memperlihatkan pengaruh tidak nyata dengan perlakuan pupuk

organik lainnya. Sedangkan perlakuan varietas dimana detam-3 memiliki

rata-rata jumlah daun yaitu 50.48 helai dan berbeda nyata dengan

varietas detam-4 yaitu 39.74 helai, dan perlakuan tertinggi pupuk organik

V1P1 (kotoran sapi, jerami padi dan sekam padi) yaitu 50,40 helai. Namun

tidak terdapat interaksi antara perlakuan varietas dan pemberian bahan

organik. Rata-rata jumlah daun dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-Rata Jumlah Daun Varietas Detam-3 dan Detam-4 Dengan Perlakuan Pupuk Organik pada umur 8 MST

Varietas

Pupuk organik

Rata-rata NPBNT 0,05

Jerami padi (P1)

Batang pisang (P2)

Daun gamal (P3)

Detam-3 (V1) 54,40 50,87 46,17 50,48a

1,05

Detam-4 (V2) 40,57 39,27 39,40 39,74b

Rata-rata 47,48 45,07 42,78 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a,b) berarti tidak berbeda nyata pada uji taraf BNT 5%

3. Jumlah Polong

Berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan bahan organik

memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah polong (Tabel Lampiran 3a

dan 3b). Rata-rata jumlah polong dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 57: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

40

Tabel 5. Rata-Rata Jumlah Polong Varietas Detam-3 dan Detam-4 Dengan Perlakuan Pupuk Organik

Varietas

Pupuk organik

Rata-rata NPBNT 0,05

Jerami padi (P1)

Batang pisang (P2)

Daun gamal (P3)

Detam-3 (V1) 208,53 240,53 185,94 211,67 41,01

Detam-4 (V2) 204,33 191,67 158,20 184,73

Rata-rata 206,43 ab 216,10 a 172,07 b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a,b) berarti tidak berbeda nyata pada uji taraf BNT 5%

Varietas Detam-3 memberikan jumlah polong lebih banyak rata-rata

21.67 polong tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas detam-4 yaitu

184,73 polong, sedangkan perlakuan pupuk organik yang tertinggi

ditunjukkan pada perlakuan P2 (kotoran sapi, batang pisang dan sekam

padi) yaitu rata-rata 216.10 polong dan berbeda nyata terhadap P3

(kotoran sapi, daun gamal dan sekam padi) serta tidak berbeda nyata

dengan P1 (kotoran sapi, jerami padi dan sekam padi).

4. Polong Berisi

Berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan bahan organik maupun

varietas memberikan pengaruh tidak nyata terhadap jumlah polong berisi

(Tabel Lampiran 4a dan 4b). Rata-rata jumlah polong berisi dapat dilihat

pada Gambar 4.

Gambar 4. Rata-Rata Jumlah Polong Berisi Varietas Detam-3 dan Detam-4 Dengan Perlakuan Pupuk Organik

Page 58: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

41

Varietas detam-4 memberikan jumlah polong berisi tertinggi 77

polong dan memperlihatkan pengaruh yang tidak nyata dengan varietas

detam-3 jumlah polong berisi tertinggi 74 polong, sedangkan perlakuan

pupuk organik yang tertinggi ditunjukkan pada perlakuan pupuk organik

P3 (kotoran sapi, daun gamal dan sekam padi) baik pada varietas detam-

3 (74 polong) maupun detam-4 (77 polong) dan memperlihatkan pengaruh

yang tidak nyata terhadap perlakuan pupuk organik lainnya.

5. Polong Hampa

Berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan bahan organik maupun

varietas memberikan pengaruh tidak nyata terhadap jumlah polong hampa

(Tabel Lampiran 5a dan 5b). Rata-rata jumlah polong hampa dapat dilihat

pada Gambar 5.

Gambar 5. Rata-Rata Jumlah Polong Hampa Varietas Detam-3 dan Detam-4 Dengan Perlakuan Pupuk Organik

Varietas detam-3 memberikan jumlah polong hampa tertinggi 42.3

buah dan memperlihatkan pengaruh yang tidak nyata dengan varietas

detam-4 yaitu tertinggi 28 buah. Sedangkan perlakuan pupuk organik

yang tertinggi jumlah polong hampa adalah P2 (kotoran sapi, batang

pisang dan sekam padi) yaitu 42.5 polong pada detam-3 dan 30 polong

Page 59: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

42

pada detam-4, tetapi tidak berpengaruh nyata pada perlakuan pupuk

organik lainnya.

6. Berat Biji Pertanaman (gram)

Berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan bahan organik tidak

berbeda nyata sedangkan varietas memberikan pengaruh nyata terhadap

berat biji pertanaman (Tabel Lampiran 6a dan 6b). Rata-rata berat biji

ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-Rata Berat Biji Pertanaman (gram) Varietas Detam-3 dan Detam-4 Dengan Perlakuan Pupuk Organik

Varietas

Pupuk organik

Rata-rata NPBNT 0,05

Jerami padi (P1)

Batang pisang (P2)

Daun gamal (P3)

Detam-3 (V1) 27,76 25,21 27,89 26,95 a 1,04

Detam-4 (V2) 26,51 25,47 22,17 24,72 b

Rata-rata 27,13 25,34 25,03

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a,b) berarti tidak berbeda nyata pada uji taraf BNT 5%

Varietas detam-3 menunjukkan berat biji pertanaman lebih tinggi dengan

rata-rata 26.95 gram dan berbeda nyata pada detam-4 dengan rata-rata

24.72 gram pertanaman. Sedangkan perlakuan pupuk organik yang

tertinggi ditunjukkan pada perlakuan P1 (kotoran sapi, jerami padi dan

sekam) yang menunjukkan berat tertinggi rata-rata yaitu 27.13 gram

pertanaman tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk organik

lainnya.

7. Berat 100 Biji (gram)

Berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan bahan organik maupun

perlakuan varietas tidak berbeda nyata terhadap berat biji 100 biji (Tabel

Lampiran 7a dan 7b). Rata-rata berat biji ditunjukkan pada Gambar 6.

Page 60: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

43

Gambar 6. Rata-Rata Berat Bobot 100 biji (gram) Varietas Detam-3 dan Detam-4 Dengan Perlakuan Pupuk Organik

Varietas detam-3 menunjukkan berat biji 100 biji yang tertinggi yaitu

12.30 gr per 100 biji dan tidak berbeda nyata pada detam-4 yaitu berat

tertinggi 11.40 gr per 100 biji. Dari keseluruhan kombinasi perlakuan,

V1P1 (kotoran sapi, jerami padi dan sekam) memberikan pengaruh

tertinggi yaitu 12.25 gram per 100 biji tetapi tidak berpengaruh nyata

terhadap perlakuan pupuk organik lainnya.

8. Berat Biji Per Petak (kg)

Berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan bahan organik tidak

berbeda nyata antara perlakuan yang diberikan sedangkan varietas

memberikan pengaruh nyata terhadap berat biji per petak(Tabel Lampiran

8a dan 8b). Rata-rata berat biji ditunjukkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-Rata Berat Biji Perpetak (kg) Varietas Detam-3 dan Detam-4 Dengan Perlakuan Pupuk Organik

Varietas

Pupuk organik

Rata-rata NPBNT 0,05

Jerami padi (P1)

Batang pisang (P2)

Daun gamal (P3)

Detam-3 (V1) 1,57 1,42 1,57 1,52 a 0,06

Detam-4 (V2) 1,50 1,44 1,25 1,39 b

Rata-rata 1,53 1,43 1,41

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a,b) berarti tidak berbeda nyata pada uji taraf BNT 5%

Page 61: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

44

Dibandingkan detam-4, varietas detam-3 menunjukkan berat biji rata-

rata perpetak lebih tinggi rata-rata 1.52 kg per petak dan berbeda nyata

pada detam-4 dengan berat biji rata-rata perpetak 1.39 kg per petak,

sedangkan berat biji perpetak yang tertinggi yaitu pada perlakuan pupuk

organik P1 (kotoran sapi, jerami padi dan sekam) yaitu rata-rata 1.53 kg

perpetak dan tidak berbeda nyata terhadap perlakuan pupuk organik

lainnya.

9. Berat Biji Perhektar (ton)

Berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan bahan organik tidak

pengaruh nyata antara perlakuan yang diberikan sedangkan varietas

memberikan pengaruh nyata terhadap berat biji perhektar (Tabel

Lampiran 9a dan 9b). Rata-rata berat biji ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-Rata Berat Biji Perhektar (ton) Varietas Detam-3 dan Detam-4 Dengan Perlakuan Pupuk Organik

Varietas

Pupuk organik

Rata-rata NPBNT 0,05

Jerami padi (P1)

Batang pisang (P2)

Daun gamal (P3)

Detam-3 (V1) 2,61 2,37 2,61 2,53 a 0,1

Detam-4 (V2) 2,49 2,39 2,08 2,32 b

Rata-rata 2,55 2,38 2,35

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama (a,b) berarti tidak berbeda nyata pada uji taraf BNT 5%

Varietas detam-3 menunjukkan berat biji rata-rata perhektar lebih

tinggi yaitu 2.53 ton dan berbeda nyata pada detam-4 dengan berat rata-

rata 2,32 ton perhektar. Sedangkan perlakuan pupuk organik pada

varietas detam-3 yang tertinggi ditunjukkan pada perlakuan pupuk organik

P1 (kotoran sapi, jerami padi dan sekam) yaitu rata-rata 2.55 ton

Page 62: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

45

perhektar tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk organik

lainnya.

10. Kandungan Hara Pupuk Organik

Berdasarkan analisis kandungan hara bahan organik, pupuk organik

P3 (kotoran sapi, daun gamal dan sekam) pH (5.74), kandungan C-

organik (2.17 %), N (0.53 %) dan K2O (3.28 %) tertinggi dibandingkan

pupuk organik lainnya, sedangkan P2 (kotoran sapi, batang pisang dan

sekam) kandungan P2O5 tertinggi (3.45 %) (Tabel Lampiran 10).

Kandungan pH, Bahan Organik, P2O5 dan K2O pada berbagai jenis pupuk

organik dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. pH, Bahan Organik, P2O5 dan K2O Pada Berbagai Jenis Pupuk Organik

No Jenis Pupuk Organik

pH

Bahan Organik P2O5

%

K2O

% H2O Walkley & Black C %

Kjeldahl N %

C/N

1 P1 5,16 1,63 0,25 7 2,95 3,21 2 P2 5,45 2,11 0,47 4 3,45 1,96 3 P3 5,74 2,17 0,53 4 2,85 3,28 Sumber : Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

11. Kandungan Hara Tanah Per Petak Penelitian

Berdasarkan analisis kandungan hara tanah pada petak penelitian

diperoleh data pH tertinggi P3 (pH 6.5), kandungan C-organik tertinggi P3

(1.0 %), kandungan N tertinggi P3 (0.25 %), C/N tertinggi P2 (13.5),

Kandungan P2O5 tertinggi P3 (12.28 ppm), Kandungan K tertinggi P2

(0.51 cmol(+)kg-1) dan KTK tertinggi P2 (2592 cmol(+)kg-1) (Tabel

Page 63: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

46

Lampiran 11). Kandungan hara pada bebagai petak penelitian dapat

dilihat pada Tabel 10.

Page 64: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

47

Tabel 10. Kandungan Hara Tanah Pada Per Petak Penelitian

Sumber : Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

B. Pembahasan

1. Pengaruh Pupuk Bokashi

Pada Gambar 3 dari perlakuan pupuk organik dapat dilihat bahwa

pupuk organik bokashi P2 (kotoran sapi, batang pisang, dan sekam padi),

menunjukkan pertumbuhan tanaman tertinggi. Dilihat dari hasil kombinasi

perlakuan, varietas detam-3 dengan pemberian pupuk organik campuran

batang pisang memberikan pengaruh terbaik. Menurut Sugiarti (2011),

kompos batang pisang mampu menyuplai hara dan mampu memperbaiki

struktur tanah yang sama dengan pupuk organik yang berasal dari kotoran

hewan. Kandungan Nitrogen yang tinggi akan memacu pertumbuhan

ujung tanaman sedangkan N yang terbatas akan memacu pertumbuhan

akar (Sari et al., 2014).

Tabel 4 menunjukkan bahwa varietas detam-3 menunjukkan jumlah

daun lebih banyak dibandingkan varietas detam-4. Berdasarkan uji BNT

pada taraf 5%, varietas detam-3 (V1) menunjukkan pengaruh berbeda

nyata terhadap varietas detam-4 (V2). Jika ditinjau dari perlakuan pupuk

organik dapat dilihat bahwa pupuk organik dengan kotoran sapi, jerami

No Perlakuan

pH

Bahan Organik P2O5

ppm

K

(cmol(+) kg-1)

KTK

(cmol(+) kg-1)

H2O Walkley & Black C %

Kjeldahl N %

C/N

1 P1 6,3 1,72 0,16 11,5 9,94 0,46 25,35 2 P2 6,4 1,81 0,14 13,5 11,18 0,51 25,92 3 P3 6,5 1,90 0,25 9 12,28 0,50 24,41

Page 65: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

48

padi, dan sekam padi (P1) menunjukkan jumlah daun terbanyak. Dilihat

dari hasil kombinasi perlakuan, varietas Detam-3 dengan pemberian

pupuk organik campuran jerami padi memberikan pengaruh terbaik.

Hasil di atas berkaitan dengan kemampuan bahan organik jerami

padi dalam memperbaiki sifat biologi tanah sehingga tercipta lingkungan

yang lebih baik bagi perakaran tanaman. Selain itu bahan organik jerami

padi dapat mensuplai unsur hara terutama N, P dan K. Semua unsur-

unsur tersebut memegang peran yang sangat penting dalam metabolisme

tanaman. Menurut Sutanto (2002) jerami padi mengandung kira-kira 0.6%

N, 0.1% P, 0.1% S, 1.5% K dan 5% Si dan 40% C. Jerami padi secara

tidak langsung mengandung sumber senyawa N dan C sebagai dasar

pembentuk substrat yang diperlukan untuk metabolisme jasad renik yaitu

gula, pati (starch), selulose, hemiselulose, pektin, lignin, lemak dan

protein. Selain itu, bokashi juga dapat memperbaiki tata udara dan air

tanah. Dengan demikian, perakaran tanaman akan berkembang dengan

baik dan akar dapat menyerap unsur hara yang lebih banyak, terutama

unsur hara N yang akan meningkatkan pembentukan klorofil, sehingga

aktivitas fotosintesis lebih meningkat dan dapat meningkatkan ekspansi

luas daun.

Dibandingkan detam-4, varietas detam-3 memberikan jumlah

polong lebih banyak sedangkan perlakuan pupuk organik yang tertinggi

ditunjukkan pada perlakuan P2 (kotoran sapi, batang pisang dan sekam

padi) rata-rata jumlah polong 216.10 polong dan berbeda nyata dengan

Page 66: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

49

P3 (kotoran sapi, daun gamal dan sekam padi) ) rata-rata jumlah polong

172.07 dan tidak berbeda nyata dengan P1 (kotoran sapi, Jerami padi dan

sekam padi) ) rata-rata jumlah polong 206.43 polong. Dari keseluruhan

kombinasi perlakuan.

Jumlah polong merupakan total keseluruhan produksi polong

tanaman kedelai baik berisi maupun hampa. Hasil jumlah polong berisi

ditunjukkan pada tabel 5. Perlakuan pupuk organik menunjukkan

pengaruh yang nyata terhadap jumlah polong didasarkan pada analisis

sidik ragam ANOVA, pada perlakuan varietas tidak berbeda nyata

terhadap jumlah polong, dan tidak terdapat pula adanya interaksi antara

perlakuan varietas dan pupuk organik. Berdasarkan hasil penelitian

Arsyad (1992) menunjukkan pemberian bahan organik sebagai suatu

perlakuan, dapat memberikan peningkatan hasil pada bobot biji dan bobot

kering bagian atas tanaman serta jumlah polong yang terisi. Pemberian

bahan organik merupakan faktor kesuburan tanah yang dapat

mempengaruhi produksi dan kualitas produksi (Sutanto, 2000).

Berdasarkan gambar 4 di atas, jumlah polong berisi terbanyak

ditunjukkan oleh perlakuan jerami padi yang diaplikasikan pada kedelai

detam-4 (V2P1). Hal ini disebabkan karena pupuk organik jerami yang

digunakan mengandung unsur hara Nitrogen, Fosfor dan Kalium yang

berguna diperlukan selama proses pengisian biji berlangsung. Menurut

Purba (2016), pemberian pupuk organik dapat memberikan hasil yang

lebih baik untuk penambahan tinggi tanaman, jumlah bintil akar dan bobot

Page 67: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

50

kering pada beberapa varietas kedelai yang diujikan. Purnamasari (2009)

bahwa ketersediaan kalsium dalam tanah sangat menentukan jumlah

polong bernas tanaman legum. Kalsium sebanyak 1.31 % yang

terkandung dalam kompos jerami padi dapat diserap langsung oleh akar

dan kulit polong muda sehingga dapat meningkatkan jumlah polong berisi.

Hasil jumlah polong hampa disajikan pada Gambar 5, kedua jenis

perlakuan dan interaksi perlakuan tidak menunjukkan pengaruh nyata

terhadap jumlah biji hampa, namun jumlah polong hampa terbanyak

ditunjukkan oleh perlakuan campuran batang pisang pada varietas detam

-3 (V1P2).

Adapun jumlah polong hampa tersedikit ditunjukkan oleh perlakuan

varietas detam-4 dengan pupuk organik berbahan gaun gamal. Hal ini

disebabkan karena dengan perlakuan pupuk dari daun gamal akan

menyediakan unsur hara lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya.

Selain pengaruh dari sifat pupuk, jumlah polong bernas juga dipengaruhi

oleh lingkungan. Hidajat (1985), mengatakan bahwa jumlah polong yang

terbentuk dipengaruhi oleh lingkungan sewaktu proses pengisian biji.

Selain itu, Rasyad dan Idwar (2010) juga mengatakan bahwa jumlah

polong bernas lebih dominan dipengaruhi oleh lingkungan penanaman

dibanding faktor genetik tanaman, dimana lingkungan penanaman

tersebut dicirikan seperti perbedaan karakteristik lahan dan data iklim

terutama jumlah curah hujan dan suhu maksimum.

Page 68: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

51

Jumlah biji per tanaman erat kaitannya dengan jumlah polong

bernas per tanaman. Hal ini dapat dilihat pada jumlah polong bernas per

tanaman, dimana semakin tinggi jumlah polong bernas per tanaman

cenderung meningkatkan jumlah biji per tanaman. Hidajat (1985),

mengatakan bahwa jumlah polong bernas berkolerasi positif dengan

jumlah biji bernas per tanaman dan jumlah hasil persatuan luas. Sesuai

dengan hasil yang didapatkan pada parameter jumlah polong berisi,

perlakuan dengan pupuk berbahan jerami padi menunjukkan polong berisi

terbanyak. Hal ini disebabkan karena pemberian pupuk berbahan jerami

padi dapat menambah ketersediaan P dalam tanah. Ketersediaan P tanah

nyata lebih tinggi dengan pemberian pupuk berbahan jerami padi. Unsur P

yang diserap oleh tanaman kedelai menyebabkan jumlah polong total dan

jumlah polong bernas pada tanaman kedelai dapat meningkat (Mariam

dan Hudaya, 2002).

Tabel 6, gambar 6 dan tabel 7, serta tabel 8 menunjukkan

berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan bahan organik tidak berbeda

nyata pada berat biji pertanaman, berat biji 100 biji, berat biji perpetak dan

berat biji perhektar. Tetapi berbeda nyata pada varietas pada berat biji

pertanaman, berat biji perpetak dan berat biji perhektar. Pada berat biji

100 biji tidak berbeda nyata pada varietas. Varietas dengan berat biji

tertinggi ditunjukkan pada varietas detam-3 dengan perlakuan pupuk

organik kotoran sapi, jerami padi, dan sekam padi (V1P1) dan perlakuan

pupuk organik kotoran sapi, daun gamal, dan sekam padi (V1P3)

Page 69: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

52

sedangkan berat biji teringan adalah pada perlakuan varietas detam-4

perlakuan pupuk organik kotoran sapi, daun gamal, dan sekam padi

(V2P3). Menurut Novizan (2005), unsur P dapat merangsang

pertumbuhan bunga, buah dan biji serta mampu mempercepat

pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih bernas. Pemberian

kompos jerami padi juga dapat menambah ketersediaan P dalam tanah.

Unsur P yang diserap oleh tanaman kedelai menyebabkan jumlah polong

total, jumlah polong bernas dan berat biji pada tanaman kedelai dapat

meningkat. Penggunaan pupuk organik berbahan jerami padi dapat

meningkatkan kandungan unsur Phospat yang ada di dalam tanah

sehingga tanaman lebih cepat dewasa dan selanjutnya memberikan

jumlah cabang produktif, jumlah polong dan berat biji yang lebih baik.

Berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan bahan organik

memberikan pengaruh tidak nyata sedangkan perlakuan varietas tidak

memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat 100 biji, namun

memberikan pengaruh nyata terhadap berat biji pertanaman, berat biji

perpetak dan berat biji perhektar. Namun tidak terdapat interaksi antara

perlakuan varietas dan pemberian bahan organik.

Gabesius et al. (2012), yang menyatakan bahwa perbedaan

susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab keragaman

penampilan tanaman. Susunan genetik dapat berbeda di antara biji yang

berasal dari tanaman yang berbeda, bahkan dari tanaman yang sama.

Selain itu, faktor genetik lebih berpengaruh terhadap berat 100 biji kering

Page 70: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

53

tanaman kedelai dibandingkan dengan faktor lingkungan yaitu diantaranya

ketersediaan unsur P di dalam tanah. Suprapto (2002), mengatakan

bahwa berat 100 biji sangat ditentukan oleh genetik tanaman dan

tergolong ke dalam sifat yang memiliki variasi yang rendah.

2. Pangaruh Varietas

Pada Tabel Lampiran 12 menunjukkan varietas detam-3 diketahui

memiliki jumlah daun, berat biji pertanaman, berat biji perpetak dan berat

biji perhektar lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan varietas

detam-4. Hal ini disebabkan kemampuan suatu tanaman dalam menyerap

unsur hara dipengaruhi oleh faktor genetik. Perbedaan respon tinggi

tanaman kedelai akibat perbedaan sifat genetik dari kedua varietas

tersebut terhadap berbagai kondisi lingkungan membuat aktivitas

pertumbuhan yang ditunjukkan berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sadjad (1993) bahwa, perbedaan daya tumbuh antar varietas ditentukan

oleh faktor genetiknya.

Selanjutnya Jumin (2008) menambahkan, dalam menyesuaikan

diri, tanaman akan mengalami perubahan fisiologis dan morfologis ke arah

yang sesuai dengan lingkungan barunya. Harjadi (1991) menyatakan

bahwa varietas tanaman yang berbeda menunjukkan pertumbuhan dan

hasil yang berbeda walaupun ditanam pada kondisi lingkungan yang

sama. Karakter genetis ini bisa dijadikan penciri khusus dan akan tetap

muncul sebagai pembeda setiap varietas pada setiap fase pertumbuhan.

Page 71: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

54

Sutopo (2008) menyatakan bahwa saat diproduksi kembali, varietas akan

menunjukkan sifat-sifat yang dapat dibedakan dari yang lainnya.

Di samping itu jumlah daun varietas detam-3 lebih banyak

dibandingkan varietas detam-4. Daun merupakan organ fotosintesis,

sehingga dengan makin banyak jumlah daun maka proses fotosintesis

juga berjalan lebih lancar dan penumpukan fotosintat yang akan disimpan

di biji juga lebih banyak. Peningkatan intensitas cahaya matahari

merupakan sumber energi utama untuk melakukan proses fotosintesis

(Lakitan,1996). Hasil fotosintesis akan ditranslokasikan keseluruh jaringan

tanaman melalui floem, yang selanjutnya energi hasil fotosintesis tersebut

akan dipergunakan tanaman untuk mengaktifkan pertumbuhan tunas,

daun, dan batang sehingga tanaman tumbuh optimal.

3. Interaksi Pupuk Organik dan Varietas

Pada Tabel Lampiran 12, menunjukkan interaksi antara pupuk

organik dan varietas berpengaruh tidak nyata. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Sitompul dan Guritno (1995) Keragaman penampilan tanaman

akibat susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman

yang digunakan berasal dari jenis yang sama.

Pertumbuhan tinggi tanaman dipengaruhi oleh interaksi antara

genetik dan lingkungan tumbuhnya. Respon genotip terhadap faktor

lingkungan terlihat dalam penampilan fenotip dari tanaman bersangkutan

dan salah satunya dapat dilihat dari pertumbuhannya (Bakhtiar et al.,

2014; Darliah et al., 2001). Nilahayati dan Putri (2015) menambahkan

Page 72: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

55

bahwa suatu varietas tanaman yang ditanam pada kondisi lingkungan

yang berbeda akan memberikan respon fenotip yang berbeda pula.

Loveless menyatakan (1989) Terdapat berbagai perbedaan yang

beragam dari masng-masing varietas terhadap peubah amatan yang

diamati. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan genetik pada kedua

varietas tanaman dan adanya pengaruh lingkungan. Setiap varietas

memiliki ciri dan sifat khusus yang saling berpengaruh satu sama lain

sehingga akan menunjukkan keragaman penampilan.

Selanjutnya Jumin (2008) menambahkan, dalam menyesuaikan

diri, tanaman akan mengalami perubahan fisiologis dan morfologis ke arah

yang sesuai dengan lingkungan barunya. Varietas tanaman yang berbeda

menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang berbeda walaupun ditanam

pada kondisi lingkungan yang sama (Harjadi 1991).

Hal ini diduga akibat perbedaan faktor genetik antara satu varietas

dengan varietas lainnya. Dachlan (2008) menjelaskan bahwa diakibatkan

oleh adanya variasi genetik yang berbeda sehingga gen-gen yang

beragam dari masing-masing varietas divisualisasikan dalam karakter-

karakter yang beragam. Faktor genetik tidak akan memperlihatkan sifat

yang dibawanya kecuali dengan adanya faktor lingkungan yang baik

dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.

4. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Kimia Tanah

Kemasaman tanah yang dianalisis terdiri atas pH H2O dan pH KCl.

Hal ini bertujuan untuk mengestimasi jumlah domianan antara kation dan

Page 73: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

56

anion dalam tanah. Kedua parameter ini penting untuk dianalisis

utamanya pada tanah tropis. Estimasi tersebut didasarkan atas selisih pH

KCl dan pH H2O (Mekaru dan Uehara, 1972). Berdasarkan Tabel 10 di

atas, keseluruhan perlakuan memberikan pengaruh yang tidak signifikan,

ditunjukkan dari rata-rata selisih antar perlakuan hanya 0.1-0.3 bahkan

ada yang menunjukkan kesamaan nilai. Perlakuan daun gamal (P3)

menunjukkan nilai pH tertinggi, yaitu 6.5. Hal ini sesuai dengan penelitian

Putro (2016) bahwa pemberian pupuk hijau dari daun gamal dapat

meningkatkan pH tanah seiring dengan penambahan dosis pupuk hijau

daun gamal. Hasil penelitian tersebut adalah perlakuan dengan dosis 6

ton/ha menunjukkan peningkatan pH tanah tertinggi yaitu dari 5.04

menjadi 6.35. Perlakuan kompos dari daun gamal memberikan pengaruh

terbaik terhadap pH tanah. Hal ini terjadi karena berdasarkan hasil analisis

pupuk, dibandingkan kompos dari jerami padi dan kompos dari batang

pisang, kompos daun gamal memiliki pH pupuk paling tinggi, yaitu 5.74

sehingga memungkinkan berkurangnya donor H+ dan meningkatnya OH-.

Penelitian Tufaila et al. (2014) menunjukkan bahwa tanah yang diberi

perlakuan pupuk bokashi kotoran sapi mampu meningkatkan pH tanah

yaitu dari pH 4.9 (masam) pada perlakuan K0 (tanpa perlakuan bokashi

kotoran sapi) menjadi 5.5-6.1. Penelitian Morgo et al. (2015) menunjukkan

bahwa bokashi gamal meningkatkan pH tanah dan berbeda nyata dengan

bokashi johar, kacang tanah, kotoran kambing, kotoran ayam, kotoran

sapi, serta kontrol. Menurut Morgo et al. (2015), peningkatan pH tanah

Page 74: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

57

kemungkinan disebabkan oleh adanya proses dekomposisi menghasilkan

humus dan melepaskan basa-basa yang terkandung dalam bokashi,

sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion OH- dan pada akhirnya

dapat meningkatkan pH tanah. Menurut Notohadiprawiro et al. (2006)

menyatakan bahwa bahan organik sebagai sumber ligan dapat mengatasi

persoalan tanah masam.

Tabel 10 menunjukkan pengaruh perlakuan terhadap pH KCl.

Berdasarkan tabel di atas, sama halnya dengan data pada pH H2O,

Perlakuan daun gamal (P3) menunjukkan nilai pH tertinggi, yaitu 6,5.

Namun yang terendah ditunjukkan oleh P1 yaitu 6,3. Terdapat hasil yang

sejalan antara hasil pH H2O dan pH KCl, hal ini terjadi sebab analisis pH

tanah tetap berdasarkan pada jumlah ion Hidrogen dalam larutan tanah

sehingga jika larutan yang digunakan dalam analisis diganti menjadi KCl

maka hasilnya akan tetap berkorelasi positif. Jika dilihat dari selisih antara

pH H2O dan pH KCl, jumlah anion mendominasi reaksi dalam tanah.

Berdasarkan penelitian Zulkarnain et al. (2013), aplikasi bahan organik

dapat meningkatkan hasil pertumbuhan tanaman dan memperbaiki

kualitas tanah. Efek paling baik terjadi pada perlakuan pupuk kandang

dengan dosis 60 ton/ha sampai 100 ton/ha, yaitu menunjukkan hasil

berupa peningkatan pH tanah. Menurut Atmojo (2003), peningkatan pH

tanah juga akan terjadi apabila bahan organik yang kita tambahkan telah

terdekomposisi lanjut (matang), karena bahan organik yang telah

termineralisasi akan melepaskan mineralnya, berupa kation-kation basa.

Page 75: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

58

Tabel 10 menunjukkan bahwa perlakuan P3 memberikan nilai

C-organik tanah tertinggi, yaitu 1,90. Berdasarkan Balai Penelitian Tanah

(2009), persentase ini tergolong sedang. Sejalan dengan hasil penelitian

Putro (2016) mengenai pengaruh pupuk hijau dari daun gamal terhadap

kandungan C-organik tanah, yaitu terjadi peningkatan kandungan

C-organik sebesar 2%-3%. Hal ini dilihat dari data di atas bahwa terdapat

peningkatan C-organik sebelum dan sesudah perlakuan. Penelitian

Calcino et al. (2009) menunjukkan aplikasi kompos pada lahan tebu

selama tiga tahun meningkatkan hasil tebu dan hasil gula secara

signifikan dibandingkan dengan kontrol. Aplikasi kompos juga

meningkatkan kandungan C-organik. Berdasarkan penelitian Zulkarnain et

al. (2013), aplikasi kompos (perlakuan P1) mampu meningkatkan

kandungan C-organik tanah dari 0.45% (tergolong kurang) menjadi 0.93%.

Dilihat dari data tersebut, peningkatan yang terjadi kurang lebih sebesar

50% dari kandungan C-organik sebelumnya. Berdasarkan penelitian

Tufaila et al. (2014), perlakuan bokashi kotoran sapi juga mampu

meningkatkan kadar C-organik tanah dari rendah (1.78%) pada perlakuan

kontrol menjadi sedang sampai tinggi (1,89-3,21%) pada perlakuan

bokashi pupuk kandang dengan dosis 5 ton/ha sampai 20 ton/ha. Lebih

lanjut Notohadiprawiro et al. (2006) menyatakan bahwa untuk mengatasi

persoalan tanah masam dan C-organik rendah adalah dengan

memanfaatkan bahan organik sebagai sumber ligan. Menurut Mulyanti S.

et al., 2015, Jenis tanaman yang banyak digunakan sebagai pupuk hijau

Page 76: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

59

adalah jenis familileguminosa. tanaman legum baik digunakan sebagai

bahan organik karena memiliki nisbah C/N yang rendah. Hal ini

mengakibatkan C-organik pada tanah yang diberi perlakuan bokashi daun

gamal lebih tinggi kandungannya dibandingkan yang lain karena mudah

terdekomposisi dan melepas senyawa organik (COOH-) lebih banyak

kemudian bereaksi dengan tanah.

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan

tanaman. Namun sayangnya bersifat paling mobile diantara unsur hara

makro lainnya. Dengan penambahan pupuk organik diharapkan dapat

meningkatkan unsur hara N dalam tanah. Secara umum dapat disebutkan

bahwa setiap ton pupuk kandang mengandung 5 kg N, 3 kg P2O5, dan 5

kg K2O serta unsur-unsur hara esensial lain dalam jumlah yang relatif

kecil (Knuti et al., 1970).

Tabel 10 menunjukkan pengaruh perlakuan terhadap N total dalam

tanah. Pada tabel di atas terlihat bahwa perlakuan P3 menunjukkan nilai N

total tertinggi (0.25 %). Perlakuan terhadap daun gamal sebelum

fermentasi berpengaruh nyata terhadap kandungan N, K, Mg, dan pH.

Dengan pemanfaatan daun gamal dapat diperoleh sebesar 3.15% N, 0.22

% P, 2.65% K, 1.35% Ca dan 0.41% Mg (Ibrahim, 2002). Perlakuan daun

gamal menunjukkan nilai kandungan N total tertinggi disebabkan oleh

tingginya kandungan N pada daun gamal. Jaringan daun gamal

mengandung 3.15% N, 0.22% P, 2.65% K, 1.35% Ca dan 0.41% Mg.

Jenis tanaman yang banyak digunakan sebagai pupuk hijau adalah jenis

Page 77: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

60

atau famili leguminosa. Jenis tanaman ini memiliki bintil akar yang dapat

menambat nitrogen (N) bebas dengan bantuan bakteri rhizobium. Hal ini

menguntungkan, baik dalam akumulasi nitrogen (N) dalam tanah maupun

dalam peningkatan kandungan nitrogen (N) bagi pertumbuhan tanaman

(Mulyanti S. et al., 2015). Tingkat kandungan N gamal dalam pupuk

organik tersebut menyebabkan N total tanah lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya. Menurut Stevenson (1982), bahwa agar segera dapat

termineralisasi maka kadar nitrogen dalam bahan organik harus lebih

tinggi dari nilai kritisnya. Lebih lanjut Janzen dan Kucey (1988)

mengemukakan bahwa nilai kritis kadar nitrogen (N) adalah sekitar 1.9%

sampai 1.1%, bila kadar nitrogen (N) berada di bawah nilai kritis tersebut

maka akan terjadi imobilisasi. Agar segera terjadi mineralisasi N maka

kadar minimal N yang diperlukan harus lebih tinggi dari 1,73% (Wahyudi,

2009). Jenis tanaman yang banyak digunakan sebagai pupuk hijau dan

pupuk kompos adalah jenis atau famili leguminosa. Jenis tanaman ini

memiliki bintil akar yang dapat menambat nitrogen bebas dengan bantuan

bakteri rhizobium, salah satu diantaranya adalah gamal.

Meskipun secara keseluruhan nilai N total tanah dengan masing-

masing perlakuan menujukkan nilai yang hampir sama, selisihnya hanya

0.1. Hal ini sesuai dengan pendapat Havlin et al. (2005) bahwa pemberian

pupuk organik padat kedalam tanah menyebabkan tanah tersebut

mendapat suplai unsur hara yang terkandung dalam pupuk organik padat

terutama unsur Nitrogen 2.28% P 0.07%, dan K 2.2% demikian pula unsur

Page 78: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

61

hara lainnya seperti Ca dan Mg serta unsur-unsur mikro. Berdasarkan

penelitian Zulkarnain et al. (2013), terjadi peningkatan kandungan N-total

tanah setelah diberi bahan organik. Hasil ini terbukti dari aplikasi kompos

mampu meningkatkan kandungan N-total tanah dibandingkan dengan

pada saat analisis awal sebelum aplikasi kompos. Perlakuan pupuk

kandang menghasilkan rata-rata kadar nitrogen tanah yang tertinggi.

KTK merupakan sifat kimia tanah yang menunjukkan kemampuan

pertukaran kation basa dalam tanah di mana semakin tinggi nilai

pertukaran ini maka ketersediaan basa-basa dalam tanah akan semakin

tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. Lebih

lanjut sifat kimia tanah diperbaiki dengan meningkatnya Kapasitas Tukar

Kation (KTK) dan ketersediaan hara.

Tabel 10 menunjukkan nilai KTK tanah berdasarkan perlakuan

yang diberikan. Perlakuan P2 menunjukkan KTK tanah tertinggi, yaitu

25.92 dan yang terendah adalah P3 yaitu 24.41. Berdasarkan penelitian

Kusumawati (2015) yang mengkarakterisasi pupuk berbahan batang

pisang, nilai (N+P2O5+K2O) kompos berbahan batang pisang adalah 7.74

%. Nilai ini sesuai dengan syarat teknis minimal pupuk Organik Padat

Permentan Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 yang mensyaratkan

nilai (N+P2O5+K2O) minimal 4%. Hal ini menunjukkan bahwa kompos

berbahan batang pisang dapat dijadikan sumber hara jika diaplikasikan ke

lahan, karena memiliki nilai hara makro (N+P2O5 +K2O) yang besar.

Tingginya kandungan unsur-unsur kation basa tersebut memungkinkan

Page 79: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

62

KTK tanah dengan perlakuan batang pisang pun dapat memberikan hasil

terbaik. Lebih lanjut hasil yang didapatkan adalah bahwa pupuk kompos

berbahan batang pisang memiliki nilai C-organik 29.7% yang sesuai

dengan standar syarat teknis minimal pupuk Organik Padat Permentan

Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 yaitu minimal 15%. Dengan

tingginya kandungan C-organik tersebut maka memungkinkan adanya

peningkatan KTK tanah.

Menurut Soepardi (1983), hasil dari dekomposisi pupuk kandang

menghasilkan senyawa yang yang menyebabkan ion OH meningkat

sehingga pH tanah meningkat kemudian berefek pada meningkatnya daya

jerap kation, jadi dengan meningkatnya kandungan bahan organik maka

semakin tinggi KTK. Hal ini sejalan dengan penelitian Tufaila et al. (2014)

bahwa perlakuan bokashi kotoran sapi juga mampu meningkatkan

Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah dari rendah pada perlakuan kontrol

(11.62 me 100g-1) menjadi sedang (17.32-23.13 me 100g-1) pada

perlakuan bokashi kotoran sapi dengan dosis 7,5 ton/ha. Perlakuan pupuk

organik dapat meningkatkan KTK berkenaan dengan peran bahan organik

terhadap sifat kimia tanah yang dapat meningkatkan KTK sehingga

memengaruhi serapan hara oleh tanaman (Gaur, 1980).

Page 80: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

62

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kedelai hitam varietas detam-3 memperlihatkan pertumbuhan dan

produksi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas detam-4.

2. Pupuk organik bokashi (kotoran sapi, jerami padi, dan sekam padi)

menunjukkan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman kedelai hitam, dengan hasil produksi yaitu 2.55 ton/ha.

3. Tidak terdapat interaksi antara jenis pupuk organik dan varietas

kedelai terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai hitam.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan untuk penggunaan

varietas kedelai hitam detam-3 yang disertai dengan penggunaan pupuk

organik bokashi berbahan dasar jerami padi sebagai bagian dari sistem

pertanian organik untuk menunjang produksi yang optimum.

Page 81: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

63

DAFTAR PUSTAKA

Adie, M.M. 2013. Detam 3 Prida dan Detam 4 Prida: Varietas Kedelai Hitam Berumur Super Genjah dan Toleran Kekeringan. Bogor: Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Adie, M. M. dan A. Krisnawati. 2007. Biologi Tanaman Kedelai. Malang:

Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Adie, M. M., Suharsono dan Sudaryono. 2009. Prospek Kedelai Hitam

Varietas Detam-1 dan Detam-2. Malang: Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-Umbian.

Agung, T dan A. Y. Rahayu. 2004. Analisis Efisiensi Serapan N,

Pertumbuhan, dan Hasil Beberapa Kultivar Kedelai Unggul Baru dengan Cekaman Kekeringan dan Pemberian Pupuk Hayati. Jurnal Agrosains, 6(2): 70-74. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Andrianto, T. T dan N. Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani;

Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang. Cetakan Pertama. Penerbit Absolut, Yogyakarta. Hal. 9-92. Dalam Skripsi M. Ikmal Tawakkal. P. 2009. Respon Pertumbuhan dan Hasil Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max L) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Atmojo, S. W. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah

dan Upaya Pengelolaannya. Sebelas Maret University Press. Surakarta. 36 hlm.

Arinong, A. R, Kaharuddin, dan Sumang. 2005. Aplikasi Berbagai Pupuk

Organik pada Tanaman Kedelai Di Lahan Kering. J. Sains & Teknologi 5(2): 65- 72. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP). Gowa.

Atekan dan Surahman A. 2004. Peranan Bahan Organik Asal Daun

Gamal (Gliricidia Sepium) Sebagai Amelioran Aluminiun pada Tanah Ultisol. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat.

Arsyad, A.R. 1992. Usaha Perbaikan Sifat Fisik Tanah Ultisol dengan

Kapur dan Bahan Organik dalam Hubungannya dengan Pengikisan Tanah dan Produksi Kacang Tanah [tesis]. Padang: Universitas Andalas.

Page 82: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

64

Atekan dan Surahman A. 2004. Peranan Bahan Organik Asal Daun Gamal (Gliricidia Sepium) sebagai Amelioran Aluminiun pada Tanah Ultisol. Mataram: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat.

Atman. 2006. Pengelolaan Tanaman Kedelai di Lahan Kering Masam.

Jurnal Ilmiah Tambua. 5 (3): 281-287. Bahtiar S. A., Muayyad A., Ulfaningtias L., Anggara J., Priscilla C., dan

Miswar. 2016. Pemanfaatan Kompos Bonggol Pisang (Musa acuminata) Unyuk Menigkatkan Pertumbuhan dan Kandungan Gula Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata). Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 18-22.

Bakhtiar, Hidayat T, Jufri Y, Safriati S. 2014. Keragaan Pertumbuhan dan

Komponen Hasil Beberapa Varietas Unggul Kedelai di Aceh Besar. J. Floratek. vol 9(2): 46- 52.

Balai Penelitian Tanah. 2009. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah,

Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Balitkabi. 2012. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-

Umbian. Malang: Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-umbian.

Budiono, R. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan N Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Jawa Timur. Malang: Balai pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur.

Calvino, A. Cirilio, Andrade, Barbieri. 2009. Yield Respons to Narrow

Rows Depend on Increased Radiation Interseption. Agron. J .94: 975-980.

Dachlan, A. Elkawakib Syam'un, dan A. Unga Singkerru. 2008.

Pertumbuhan dan produksi tiga varietas padi pada berbagai paket pemupukan N sintetik- bakteri Azotobacter. J. Agrivigor. 2008 7(3). Hal 230-24.

Damardjati, D.S.,S. Widowati dan H. Taslim. 1996. Soybean processing

and utilization in Indonesia. Journal of Indon. Agric. Res. Devel, 18(1): 13-25. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Page 83: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

65

Darliah IS, de Vress DP, Handayani W, Herawati T dan Sutater T. 2001. Variabilitas Genetik, Heritabilitas dan Penampilan Fenotipik 18 Klon Mawar di Cipanas. J. Hort. vol 11(3): 148-154

Futura, D.L. and R.E. Mullen. 2002. Influence of Stress During Soybean

Black Seed Fill on Seed Weight, Germination, and Seeding Growth Rate. Can J. Plant Sci., 71: 373-383.

Gabesius, Y.O., L.A.M. Siregar dan Y. Husni. 2012. Respon Pertumbuhan

dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L) Merrill) terhadap Pemberian Pupuk Bokashi. Jurnal Online Agroekoteknologi, 1(1): 220-236. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Gaur, A. L. (1980). A manual of Rural Composting Improving Soil Fertility

through Organic recycling. Project Field Document No. 15. FAB/UNDP. Reg. Project RAS/75/004.

Gaur AC. 1981. A Manual of Rural Composting. In Improving Soil Fertility Through Organic Recycling. New Delhi: Indian Agricultural Research Institute.

Ginting, E., R. Yulifianti, H. I. Mulyana, dan Tarmizi. 2015. Varietas

Unggul Kedelai Hitam sebagai Bahan Baku Kecap. Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI 2015. Malang: Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.

Guslim. 2007. Agroklimatologi. Medan: Universitas Sumatera Utara Press. Hairiah K. et all. Pengenalan tanah masam secara bilangan: Refleksi

Pengalaman dari Lampung Utara. Bogor. Word Agroforestry Center.

Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G Nugroho. 1986. Dasar-Dasar

Ilmu tanah. Lampung: Universitas Lampung. Havlin, J. L., J. D. Beaton, S. L. Tisdale and W. L. Nelson. 2005. Soil

Fertility and Fertilizers an Introduction to Nutrient Management. Pearson Education, Inc. New Jersey : United States of America.

Hidajat, O. O. 1985. Morfologi tanaman Kedelai. Bogor: Balai Penelitian

dan Pengembangan Pertanian. Harjadi, 1991. Fisiologi Stres Tanaman. PAU IPB, Bogor.

Page 84: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

66

Harnowo D. et all. 2015a. Panduan Teknis Budidaya Kedelai Di Berbagai Kawasan Agroekosistem. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Malang.

Harnowo D. et all. 2015b. Prinsip-prinsip Produksi Benih Kedelai. Balai

Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Malang. Ibrahim, B. 2002. Intergrasi Jenis Tanaman Pohon Leguminosae dalam

Sistem Budidaya Pangan Lahan Kering dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Tanah, Erosi, dan Produktifitas Lahan [disertasi]. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Indriani, Y. H. 2011. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya.

Jakarta Jansen, H.H. and R.M.N. Kucey 1988. C, N and S mineralization of crop

residues as influenced by crop species and nutrient regime. Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Radja Grafindo. Jakarta

Jusuf L., Mulyati, A.M., dan A.H Sanaba. 2007. Pengaruh Dosis Pupuk Organik Padat Daun Gamal Terhadap Tanaman Sawi. Gowa: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP). Jurnal Agrisistem, 3 (2) : ISSN 1858-4330.

Kartasapoetra, G., A.G. Kartasapoetra, MM Sutedjo. 2005, Teknologi

Konservasi Tanah dan Air.Cetakan Kelima, Rineka Cipta, Jakarta. Knuti,L,L,M .Korpi, dan J .C .Hide,1970 . Profitable Soil Management.

Prentice Hall. Inc. Englewood Cliffs .N.J. Kristiani, H. 2013. Pengaruh diferensiasi produk terhadap loyalitas

pelanggan [skripsi].Universitas Pendidikan. Bandung Kusumawati A. 2015. Analisa Karakteristik Pupuk Kompos Berbahan

Batang Pisang. Seminar Nasional Universitas PGRI Yoyakarta 2015. 323-329.

Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.

Raja Grafindo Persada. Jakarta. Lingga dan Marsono. 2010. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penerbit

Penebar Swadaya, Jakarta. Loveless, A. R. 1989. Prinsip - Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah

Tropik 2. Gramedia. Jakarta

Page 85: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

67

Makarim, A.K., Sumarno, dan Suyamto. 2007. Jerami Padi: Pengelolaan

dan Pemanfaatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan anaman Pangan Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Mandal KG, Misra AK, Hati KM, Bandyopadhyay, Mohanty PM. 2004. Rice

residue-management options and effects on soil properties and crop product ivity. Food, Agriculture & Environment, 2 (1): 224-231.

Mariam, S. dan R. Hudaya. 2002. Pengaruh Pupuk Organik dan SP-36

Terhadap Beberapa Sifat Kimia Andisol Serapan P dan Hasil Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. Grand 11). Universitas Padjadjaran. Bandung.

Melati, M. 1990. Tanggap Kedelai, M.L. Gumperts. 1996. Decomposition

and nutrient relase dynamics of two tropical legeme cover crops. Agron. J. 88:758-764.

Mekaru, T. dan Uehara, G. 1972. Anion Adsoption in Ferruginous Tropical

Soils. Soils Science American Proceeding, Madison, 36(2):296-300.

Menteri Pertanian RI. 2014. Surat keputusan No.

1174/Kpts/SR.120/11/2014 dan No. 1175/Kpts/SR.120/11/2014 tentang pelepasan varietas unggul Mutiara-2 dan Mutiara-3. 8 hlm.

Meryandini A, Widosari W, Maranatha B, Sunarti TC, Rachmania N, Satria

H. 2009. Isolasi bakteri selulotik dan karakterisasi enzimnya. Makara Sains, 13:33-38.

Mulat, T. 2003. Membuat dan Manfaat Kascing Pupuk Organik

Berkualitas. Agromedia Pustaka. Jakarta. Mueller. 2012. Soy intake and risk of type 2 diabetes mellitus in Chinese

Singaporeans. Soy intake and risk of type 2 diabetes. Eur J nutr; 51(8): 1022-40.

Mulyanti S. S., Made U. dan Wahyudi I., 2015. Pengaruh Pemberian

Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (zea mays saccarata). J. Agrotekbis 3-15.

Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik Padat. Penebar Swadaya. Jakarta. Morgo, S., A.R. Thaha, dan Y.S. Patadungan. 2015. Pengaruh Berbagai

Jenis Bokashi Terhadap Serapan Fosfor Tanaman Jagung Manis

Page 86: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

68

(Zea mays saccarata). e-J. Agrotekbis, 3(3): 329-337. Palu: Universitas Tadulako.

Nilahayati dan Putri LAP. 2015. Evaluasi Keragaman Karakter Fenitope

Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.) di Daerah Aceh Utara. J. Floratek. vol 10: 36-45.

Noor, A. dan R.D. Ningsih. 2001. Upaya meningkatkan kesuburan dan

produktivitas tanah di lahan kering dalam Prosiding Lokakarya Strategi Pembangunan Pertanian Wilayah Kalimantan. Banjarbaru: Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian.

Notohadiprawiro, T., S. Soekodarmodjo, dan E. Sukana. 2006.

Pengelolaan Kesuburan Tanah dan Peningkatan Efisiensi Pemupukan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka.

Jakarta. Novriani. 2011. Peranan Rhizobium dalam Meningkatkan Ketersediaan

Nitrogen bagi Tanaman Kedelai. J. Agronobis, 3(5): 35 – 42. Universitas Baturaja. Baturaja.

Poehlman, J. M. 1959. Breeding Soybeans, p 221 - 240. In H. T.

Croasdale (Ed). Breeding Field Crops. University of Missouri. New York.

Phoelman, J. and D. A. Sleper. 1996. Breeding Field Crops Fourth Edition.

Iowa State University Press. USA. 494 p. Purba, R. 2016. Respon Pertumbuhan dan Produksi Kedelai terhadap

Pemupukan Hayati pada Lahan Kering di Pandeglang, Banten. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 19(3): 253-261. Serang: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2014. Buletin Konsumsi

Pangan 5(2):9-18. Purnamasari. (2009). Pemanfaatan Kompos dan Jerami Padi dan Kapur

Guna Memperbaiki Permeabelitas Tanah Ultisol dan Hasil Kedelai. Proseding Seminar Nasional Sains danTeknologi II. Universitas Lampung, Sumatera Selatan.

Putro, Y.D.W. 2016. Pengaruh Dosis Pupuk Hijau Daun Gamal (Gliricidia

sepium) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis

Page 87: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

69

(Phaseolus vulgaris L.) [skripsi]. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Rasyad, A. dan Idwar. 2010. Interaksi Genetik x Lingkungan dan Stabilitas

Komponen Hasil Berbagai Genotipe Kedelai di Provinsi Riau. Indonesian Journal of Agronomy, 38(1): 25-29. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Riniarsi T. D., 2016. Kedelai, Outlook Komoditas Pertanian Sub Sektor

Tanaman Pangan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Rismunandar. 1989. Bertanam Pisang. Sinar baru. Bandung. Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia: Prinsip,

Produksi dan Gizi Jilid 3. C. Herison (penerjemah); S. Niksolihin (ed.). Penerbit ITB. Bandung. 320 hal. Terjemahan dari: World Vegetables; Principles, Production and Nutritive Value.

Sadjad, S. 1993. Kuantifikasi Metabolisme Benih. Gramedia. Jakarta.

Sadjadi, B. Herlina, dan W. Supendi. 2017. Level Penambahan Bokashi Kotoran Sapi terhadap Pertumbuhan dan Produksi pada Panen Pertama Rumput Raja (Pennisetum purpureophoides). Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 12 (4): 411-418.

Sari, D.K., Y. Hasana., dan T. Simanungkalit. 2014. Respons

Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. (merill)) dengan Pemberian Pupuk Organik Cair. Jurnal Online Agroekoteknologi, 2(2): 653-661. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sastrosupadi. 1999. Rancangan Percobaan Bidang Pertanian, Andalas

Press, Padang. Sastrosupadi, A. 1999. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian.

Kanisius. Yogyakarta. 276 hal Simarmata, T. dan J. S. Hamdani., 2003. Efek kombinasi jenis pupuk

organik dengan bionutrisi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jahe (Zingiber officinaleRosc.) pada inceptisol di garut. J. Bionat. Jurnal Online Agroekoteknologi, 5 (1): 29-37.

Sitompul, S.M. dan B. Guritno.1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.

Gadjah Mada.

Page 88: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

70

Shibels, R. M, I. F. Wardlaw and R. A. Fischer. 1975. Soybean, p 151 – 190. In Evan L. T. (Ed). Crop Physiology Some Case Histories. Cambridge University Press. New York.

Steel. R. G. D. And J. H. Torrie. 1981. Principles and procedure of

Statistics. A Biometrical Approach. Mc Graw Hill International Book Company. New York. 748p.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jakarta. Melton Putra. Stevenson, F.T. (1982) Humus Chemistry. John Wiley and Sons,

Newyork. Stockdale, E.A., N.H. Lampkin, Hovi, R. Keatinge E.K.M. Lennatsson,

D.W. Macdonald, S. Padel, F.H. Tattersall, M.S. Wolfe, C. A. Watson. 2001. Agronomic and environmental implication of organic farming systems. Adv. Agron 70:261-327.

Sugiarti, H. 2011. Pengaruh Pemberian Kompos Batang Pisang Terhadap

Pertumbuhan Semai Jabon [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.Suharno. (1979). Komposisi Kimia Sekam Padi, di dalam: Sigit Nugraha dan JettySetiawati, 2001, Peluang Agribisnis Arang Sekam, Badan Penelitian Pascapanen Pertanian, Jakarta

Suharno, Sigit Nugraha dan JettySetiawati, 2001, Peluang Agribisnis

Arang Sekam, Badan Penelitian Pascapanen Pertanian, Jakarta.

Sumarno dan A. G. Manshuri. 2007. Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi Kedelai di Indonesia, hal 74-103. Dalam Sumarno, Suyamto, A. Widjono. Hermanto, H. Kasim (Eds). Kedelai, Teknik Produksi dan Pengembangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Suprapto. 2002. Bertanam Kedelai. Jakarta: Penebar Swadaya. Suprihatin. 2011. Proses Pembuatan Pupuk Cair Dari Batang Pohon

Pisang. Jurnal Teknik Kimia 5 (2): 429-423 Sutanto, R. 2000. Penerapan Pertanian Organik. Pemasyarakatan dan

Pengembangannya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Sutanto, R. 2002. Pengaruh Sampah Kota terhadap Hasil dan Tahana

Hara Lombok Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkugan 3 (1): 24-28 Sutopo, L. 2008. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Page 89: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

71

Tantomo F., Rahayu Sri dan Suyanto Agus. 2015. Pengaruh Aplikasi Kompos Jerami Padi Terhadap Produksi dan Kadar Pati Ubi Jalar. Jurnal Agrosains 12 (2): 1693-5225

Tola, F. Hamzah, Dahlan dan Kaharuddin. 2007. Pengaruh penggunaan

dosis pupuk bokashi kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Jurnal Agrisistem, 3 (1):1-8.

Tufaila, M., D. D. Laksana, dan S. Alam. 2014. Aplikasi Kompos Kotoran

Ayam Untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) di Tanah Masam. Jurnal Agroteknos, 4(2):120-127. Kendari: Universitas Halu Oleo.

Wahyudi. I. 2009. Serapan N Tanaman Jagung (Zea mays L.) Akibat

Pemberian Pupuk Guano dan Pupuk Hijau Lamtoro Pada Ultisol Wanga. Jurnal Agroland, 16(4): 265-272. Palu: Universitas Tadulako.

Widiana dan Higa. 2005. Memperpanjang Umur Produktif Jagung Manis.

Jakarta: Penebar Swadaya. Yulipriyanto, H., 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya.

Yogyakarta: Graha Ilmu. Yustika, S. B. 1985. Hubungan Iklim dengan Pertumbuhan Tanaman

Kedelai. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Zulkarnain, M., B. Prasetya, dan Soemarno. 2013. Pengaruh Kompos,

Pupuk Kandang, dan Custom-Bio terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Tebu (Saccharum officinarum L.) pada Entisol di Kebun Ngrangkah-Pawon, Kediri). Indonesian Green Technology Journal, 2(1): 45-52.

Page 90: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

72

Lampiran 1. Tabel Anova Tinggi Tanaman

Tabel 1a. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) Kedelai Hitam Pada Umur 8 MST

Tinggi Tanaman

kelompok Total Rata-rata

Perlakuan 1 2 3

V1P1 82,5 84,30 81,7 248,5 82,83

V1P2 88,5 83,40 94,4 266,3 88,77

V1P3 76,7 82,20 93,8 252,7 84,23

V2P1 65,9 83,50 78,2 227,6 75,87

V2P2 65,9 77,00 75,7 218,6 72,87

V2P3 68,4 78,60 71,5 218,5 72,83

Total 447,9 489 495,3 1432,2 79,57

Tabel 1b. Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm) Kedelai Hitam Umur 8 MST

ANOVA

SK DB JK KT F HIT F0,05 F0,01

Kelompok 2 220,870 110,435 1,596 tn 19 99

PU (V) 1 587,1022 587,1022 8,483 tn 18,51 98,5

Acak a 2 138,4211 69,21056 AP (P) 2 16,0633 8,031667 0,432 tn 4,46 8,65

VxP 2 59,8544 29,92722 1,611tn 4,46 8,65

ACAK b 8 148,6489 18,58111 TOTAL 17 1170,9600

Kka 10,46

KKb 5,42

Keterangan: tn = tidak nyata, * = nyata pada taraf uji 0,05

Page 91: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

73

Lampiran 2. Tabel Anova Jumlah Daun

Tabel 2a. Hasil Pengamatan Jumlah Daun (helai) Kedelai Hitam Pada Umur 8 MST

Jumlah daun

Kelompok

Total Rata-rata Perlakuan 1 2 3

V1P1 53,3 57,50 52,4 163,2 54,40

V1P2 50,3 44,00 58,3 152,6 50,87

V1P3 45,8 48,30 44,4 138,5 46,17

V2P1 39,3 40,90 41,5 121,7 40,57

V2P2 39,1 39,40 39,3 117,8 39,27

V2P3 39,1 39,50 39,6 118,2 39,40

Total 266,9 269,6 275,5 812 45,11

Tabel 2b. Sidik Ragam Jumlah Daun (helai) Kedelai Hitam Umur 8 MST

ANOVA

SK DB JK KT F HIT F0,05 F0,01

Kelompok 2 6,448 3,223889 3,46 tn 19 99

PU (V) 1 518,4200 518,42 556,44 ** 18,51 98,5

Acak a 2 1,8633 0,931667 AP (P) 2 66,2878 33,14389 2,214 tn 4,46 8,65

VxP 2 39,1433 19,57167 1,31 tn 4,46 8,65

ACAK b 8 119,8156 14,97694 TOTAL 17 751,9778

Kka 2,14

KKb 8,58

Keterangan: tn = tidak nyata, * = nyata pada taraf uji 0,05

Page 92: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

74

Lampiran 3. Tabel Anova Jumlah Polong

Tabel 3a. Hasil Pengamatan Jumlah Polong (Polong) Kedelai Hitam

Jumlah Polong

Kelompok

Total Rata-rata Perlakuan 1 2 3

V1P1 184,58 217,33 223,67 625,58 208,53

V1P2 266,17 194,58 260,83 721,58 240,53

V1P3 178,75 181,08 198,00 557,83 185,94

V2P1 197,67 222,83 192,50 613,00 204,33

V2P2 156,33 203,50 215,17 575,00 191,67

V2P3 151,00 159,09 164,50 474,59 158,20

Total 1134,50 1178,42 1254,67 3567,59 198,20

Tabel 3b. Sidik Ragam Jumlah Polong (Polong) Kedelai Hitam

ANOVA

SK DB JK KT F HIT F0,05 F0,01

Kelompok 2 1232,349 616,1743 0,908 tn 19 99

PU (V) 1 3264,56 3264,565 4,810 tn 18,51 98,5

Acak a 2 1357,28 678,6415 AP (P) 2 6424,76 3212,378 6,045* 4,46 8,65

VxP 2 1497,82 748,9105 1,409 tn 4,46 8,65

ACAK b 8 4251,48 531,4355 TOTAL 17 18028,26

Kka 13,14

KKb 11,63

Keterangan: tn = tidak nyata, * = nyata pada taraf uji 0,05

Page 93: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

75

Lampiran 4. Tabel Anova Persentase Polong Berisi

Tabel 4a. Hasil Pengamatan Persentase Polong Berisi (Polong) Kedelai Hitam

Persentase Polong Berisi (%)

Kelompok

Total Rata-rata Perlakuan 1 2 3

V1P1 70,69 76,09 72,70 219,48 73,16

V1P2 38,23 67,46 70,01 175,71 58,57

V1P3 69,42 71,10 80,64 221,16 73,72

V2P1 67,14 77,15 80,46 224,75 74,92

V2P2 70,4 59,4 83,5 213,36 71,12

V2P3 73,70 79,19 74,96 227,84 75,95

Total 389,59 430,41 462,30 1282,30 71,24

Lampiran 4b. Sidik Ragam Persentase Polong Berisi (Polong) Kedelai Hitam

ANOVA

SK DB JK KT F HIT F0,05 F0,01

Kelompok 2 442,798 221,399 5,245 tn 19 99

PU (V) 1 136,71 136,7131 3,239 tn 18,51 98,5

Acak a 2 84,43 42,21351

AP (P) 2 369,86 184,9283 2,513 tn 4,46 8,65

VxP 2 111,71 55,85633 0,759 tn 4,46 8,65

ACAK b 8 588,72 73,59054

TOTAL 17 1734,23

Kka 9,12

KKb 12,04

Keterangan: tn = tidak nyata, * = nyata pada taraf uji 0,05

Page 94: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

76

Lampiran 5. Tabel Anova Persentase Polong Hampa

Tabel 5a. Hasil Pengamatan Persentase Polong Hampa (Polong) Kedelai Hitam

Persentase Polong Hampa (%)

Kelompok Total Rata-rata

Perlakuan 1 2 3

V1P1 29,305 23,914 27,297 80,516 26,84

V1P2 61,766 32,540 29,989 124,294 41,43

V1P3 30,582 28,898 26,768 86,248 28,75

V2P1 32,864 22,847 19,542 75,252 25,08

V2P2 29,591 40,581 16,464 86,636 28,88

V2P3 26,300 20,813 25,044 72,157 24,05

Total 210,4076 169,59 145,10 525,104 29,17

Tabel 5b. Sidik Ragam Persentase Polong Hampa (Polong) Kedelai Hitam

ANOVA

SK DB JK KT F HIT F0,05 F0,01

Kelompok 2 362,796 181,3979 4,11 tn 19 99

PU (V) 1 180,59 180,5901 4,09 tn 18,51 98,5

Acak a 2 88,21 44,1035

AP (P) 2 322,70 161,3499 2,15 tn 4,46 8,65

VxP 2 93,48 46,74233 0,62 tn 4,46 8,65

ACAK b 8 599,02 74,87722

TOTAL 17 1646,80

Kka 22,76

KKb 29,66

Keterangan: tn = tidak nyata, * = nyata pada taraf uji 0,05

Page 95: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

77

Lampiran 6. Tabel Anova Bobot Biji Pertanaman

Table 6a. Hasil Pengamatan Bobot Biji Pertanaman (gram) Kedelai Hitam

Bobot biji per tanaman (gr)

Kelompok

Total Rata-rata Perlakuan 1 2 3

V1P1 22,87 30,26 30,13 83,27 27,76

V1P2 17,17 24,62 33,85 75,64 25,21

v1P3 24,49 25,21 33,96 83,66 27,89

V2P1 19,93 31,72 27,88 79,53 26,51

V2P2 18,86 20,71 36,86 76,42 25,47

V2P3 19,58 23,14 23,79 66,51 22,17

Total 122,907 155,651 186,463 465,020 25,83

Tabel 6b. Sidik Ragam Bobot Biji Pertanaman (gram) Kedelai Hitam

ANOVA

SK DB JK KT F HIT F0,05 F0,01

Kelompok 2 336,7133 168,3567 163,69** 19 99

PU (V) 1 22,4343 22,43434 21,81* 18,51 98,5

Acak a 2 2,0570 1,02848 AP (P) 2 15,4593 7,729669 0,36 tn 4,46 8,65

VxP 2 28,9808 14,4904 0,68 tn 4,46 8,65

ACAK b 8 170,7950 21,34937 TOTAL 17 576,4397

Kka 3,93

KKb 17,89

Keterangan: tn = tidak nyata, * = nyata pada taraf uji 0,05

Page 96: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

78

Lampiran 7. Tabel Anova Bobot 100 Biji

Tabel 7a. Hasil Pengamatan Bobot 100 Biji (gram) Kedelai Hitam

Bobot 100 biji (gr)

Kelompok Total Rata-rata

Perlakuan 1 2 3

V1P1 11,609 12,765 12,265 36,639 12,21

V1P2 11,611 12,257 11,110 34,978 11,66

V1P3 12,064 12,278 11,398 35,740 11,91

V2P1 10,411 11,640 11,783 33,833 11,28

V2P2 10,295 10,480 12,542 33,317 11,11

V2P3 10,259 12,235 10,079 32,573 10,86

Total 66,24917 71,65417 69,17667 207,080 11,50

Tabel 7b. Sidik Ragam Bobot 100 Biji (gram) Kedelai Hitam

ANOVA

SK DB JK KT F HIT F0,05 F0,01

Kelompok 2 2,4401 1,220064 1,822 tn 19 99

PU (V) 1 3,2371 3,237099 4,833 tn 18,51 98,5

Acak a 2 1,3396 0,669802 AP (P) 2 0,5226 0,26132 0,411 tn 4,46 8,65

VxP 2 0,2060 0,103021 0,162 tn 4,46 8,65

ACAK b 8 5,0834 0,635425 TOTAL 17 12,8289

Keterangan: tn = tidak nyata, * = nyata pada taraf uji 0,05

Page 97: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

79

Lampiran 8. Tabel Anova Bobot Biji Perpetak (kg)

Table 8a. Hasil Pengamatan Bobot Biji Perpetak (kg) Kedelai Hitam

Bobot biji per petak (kg)

Kelompok Total Rata-rata

Perlakuan 1 2 3

V1P1 1,290 1,707 1,699 4,696 1,57

V1P2 0,960 1,389 1,909 4,258 1,42

V1P3 1,370 1,422 1,915 4,707 1,57

V2P1 1,124 1,789 1,572 4,485 1,50

V2P2 1,063 1,168 2,079 4,310 1,44

V2P3 1,104 1,305 1,342 3,751 1,25

Total 6,912 8,779 10,516 26,207 1,46

Table 8b. Sidik Ragam Bobot Biji Perpetak (kg) Kedelai Hitam

ANOVA

SK DB JK KT F HIT F0,05 F0,01

Kelompok 2 1,083 0,541525 159,63 tn 19 99

PU (V) 1 0,069 0,068894 20,31 * 18,51 98,5

Acak a 2 0,007 0,003392 AP (P) 2 0,051 0,025345 0,37 tn 4,46 8,65

VxP 2 0,091 0,045562 0,67 tn 4,46 8,65

ACAK b 8 0,543 0,067893 TOTAL 17 1,844

Kka 4,00

KKb 17,90

Keterangan: tn = tidak nyata, * = nyata pada taraf uji 0,05

Page 98: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

80

Lampiran 9. Tabel Anova Bobot Biji Per Ha (ton)

Tabel 9a. Hasil Pengamatan Bobot Biji Per Ha (ton) Kedelai Hitam

Produksi biji per ha (ton/ha)

Kelompok

Total Rata-rata Perlakuan 1 2 3

V1P1 2,150 2,845 2,832 7,827 2,61

V1P2 1,600 2,314 3,182 7,096 2,37

V1P3 2,283 2,369 3,192 7,845 2,61

V2P1 1,874 2,982 2,620 7,476 2,49

V2P2 1,772 1,946 3,465 7,184 2,39

V2P3 1,841 2,175 2,236 6,252 2,08

Total 11,520 14,631 17,527 43,679 2,43

Table 9b. Sidik Ragam Bobot Biji Per Ha (ton) Kedelai Hitam

ANOVA

SK DB JK KT F HIT F0,05 F0,01

Kelompok 2 3,008 1,504237 159,63 ** 19 99

PU (V) 1 0,191 0,191372 20,31 * 18,51 98,5

Acak a 2 0,019 0,009423 AP (P) 2 0,141 0,070403 0,37 tn 4,46 8,65

VxP 2 0,253 0,126562 0,67 tn 4,46 8,65

ACAK b 8 1,509 0,188592 TOTAL 17 5,121

Kka 4,00

KKb 17,90

Keterangan: tn = tidak nyata, * = nyata pada taraf uji 0,05

Page 99: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

81

Lampiran 10. Kandungan Hara Pupuk Organik Kotoran Sapi, Batang Pisang, Jerami Padi, Daun Gamal dan Sekam Padi

Nomor Contoh Ekstrak 1:2,5 Bahan organik HNO3 : HClO4

pH

Urut

Laboratorium

Pengirim

H2O

Walkley &Black Kjeldahl

C N C/N P2O5 K2O

------- % ------

-------- % -------

1 P1 P1 5,16 1,63 0,25 7 2,95 3,21

2 P2 P2 5,45 2,11 0,47 4 3,45 1,96

3 P3 P3 5,74 2,17 0,53 4 2,85 3,28

Page 100: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

82

Lampiran 11. Hasil Analisis Kandungan Hara Tanah Sebelum dan Sesudah Penelitian

Nomor Contoh Tekstur (pipet) Ekstrak 1:2,5 Terhadap contoh kering 105

oC

pH Bahan organik

Nilai Tukar Kation (NH4-Acetat 1N, pH7)

Urut Laboratorium Pengirim Pasir Debu Liat

Klas Tekstur

Walkley &Black Kjeldahl

Olsen

H2O KCl Salinitas C N C/N P2O5 Ca Mg K Na Jumlah KTK KB

--------- % --------

dS m-1 ------- % ------

- ppm - ---------------- (cmol (+)kg-1) -------------- %

1 A 1 V1P0 20 22 58 Liat 6.5 5.0 01.4 1.79 0.17 11 8.52 5.67 1.71 032 0.36 8.05 24.52 33

2 A 2 V1P1 13 24 63 Liat 6.3 5.0 0.11 1.90 0.22 9 10.25 7.92 0.50 0,.56 0.52 9.50 24.25 39

3 A 3 V1P2 18 11 71 Liat 6.3 4.8 0.16 1.99 0.17 12 9.85 7.43 1.43 0.62 0.68 10.16 26.52 38

4 A 4 V1P3 10 10 79 Liat 6.4 5.0 0.10 2.11 0.17 13 10.45 9.08 0.61 0.48 0.63 10.79 24.98 43

5 A 5 V2P0 15 10 75 Liat 6.3 5.1 0.49 1.48 0.17 9 7.65 6.11 0.55 0.28 0.32 7.26 21.96 33

6 A 6 V2P1 18 23 59 Liat 6.3 5,3 0.92 1.55 0.11 14 9.63 7.65 0.72 0.36 0.54 9.26 26.45 35

7 A 7 V2P2 9 35 56 Liat 6.5 3.2 0.2 1.63 0.11 15 12.52 8.86 0.55 0.41 069 10.51 25.32 41

8 A 8 V2P3 22 11 67 Liat 6.6 5.6 0.2 1.69 0.33 5 14.12 9.41 2.20 0.52 0.62 12.75 23.84 53

Page 101: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

83

Lampiran 12. Rekapitulasi Pengaruh Perlakuan Jenis Pupuk Organik dan Varietas

Parameter Perlakuan

p v p*v

Tinggi tanaman Jumlah daun Jumlah polong Jumlah polong berisi Jumlah polong hampa Berat biji pertanaman Berat biji 100 biji Berat biji perpetak Berat biji perhektar

tn tn * tn tn tn tn tn tn

tn * tn tn tn * tn * *

tn tn tn tn tn tn tn tn tn

Total pengaruh 1 4 0 Keterangan : tn = tidak nyata

* = nyata pada taraf uji BNT 0,05 p = pupuk organik v = varietas

Page 102: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

84

Lampiran 13. Data Klimatologi Rata-Rata Bulanan (2009-2018) Di Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Kab.

Gowa

Data klimatologi rata-rata bulanan (2009-2018) di Kelurahan Romanglompoa

Satelit : METEOBLUE

Koordinat : 5.22⁰ LS dan 119.51⁰ BT

Elevasi : 224 mdpl

Unsur iklim Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Tmaks (oC) 31 32 31 31 31 31 31 31 33 34 34 32

Tmin (oC) 24 23 23 24 24 24 22 21 21 23 24 25

Trataan (oC) 28 27 27 28 28 27 26 26 27 28 29 28

RH (%) 83 83 84 84 84 84 83 80 76 75 76 81

Page 103: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

85

Lampiran 14. Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman Kedelai Di Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Kab. Gowa

Kualitas/Karakteristik Lahan Data Bobot

Temperatur (t)

Rata-rata tahunan (⁰C) 28 S2

Ketersediaan air (w)

Bulan kering (<75mm) 3 S1

Curah hujan (mm) 955 S2

Kelembaban (%) 81 S2

Media perakaran (r)

Drainase tanah Agak terhambat S3

Tekstur Liat S2

Kedalaman efektif (cm) 170 S1

Retensi hara (f)

KTK tanah 24.52 (sedang) S1

Kejenuhan basa (%) 33 S2

pH tanah 6.5 S1

C-organik (%) 1.79 S1

Toksisitas (x)

Salinitas (dS/m) 0.14 S1

Alkalinitas (ESP) (%) 1.47 S1

Hara tersedia (n)

Total N (%) 0.17 (rendah) S2

P2O5 (ppm) 8.52 (rendah) S3

K2O 5.67 (sangat rendah) S3

Penyiapan lahan (p)

Batuan permukaan (%) 0 S1

Singkapan batuan (%) 0 S1

Tingkat bahaya erosi (e)

Bahaya erosi SR S1

Lereng (%) 0 – 3 S1

Bahaya banjir (b) F0 S1

Kelas kesesuaian lahan S3

Page 104: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

86

Lampiran 15. Deskripsi Kedelai Hitam Varietas Detam-3

Dilepas Tahun : 17 Juni 2013 SK Mentan : 4385/Kpts/SR.120/6/2013 Nomor galur : W9837 x Cikuray-34-38(16)-70(5)-66 Asal : Seleksi persilangan galur W9837 dengan

Cikuray Tipe tumbuh : Determinit Umur berbunga : ±34 hari Umur masak : ±75 hari Wama hipokotil : Ungu Warna epikotil : Hijau Warna daun : Hijau Warna bunga : Ungu Warna bulu : Coklat Warna kulit polong : Coklat Warna kulit biji : Hitam Wama kotiledon : Putih Warna hilum : Coklat tua Bentuk daun : Lonjong (triangular) Ukuran daun : Medium Percabangan : Agak tegak-tegak Jumlah polong/tanaman : ±51 polong Tinggi tanaman : ±56,9 cm Kerebahan : Agak toleran Pecah polong : Agak toleran Ukuran biji : Sedang (medium) Bobot 100 biji : ±11,8 gram Bentuk biji : Lonjong Potensi hasil : 3,2 ton/ha Rata-rata hasil : 2,9 ton/ha Kandungan protein : ±36,4% berat kering Kandungan lemak : ±18,7% berat kering Ketahanan thdp hama : Peka terhadap hama penghisap polong, dan penyakit : peka terhadap penyakit karat Keterangan : Berumur genjah dan agak toleran

kekeringan Pemulia : M. Muchlish Adie, Gatut Wahyu AS, Ayda

Krisnawati Peneliti : Erliana Ginting, Abdullah Taufiq Pengusul : Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan

dan Umbi-umbian Malang

Page 105: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

87

Lampiran 16. Deskripsi Kedelai Hitam Varietas Detam-4

Dilepas Tahun : 17 Juni 2013 SK Mentan : 4386/Kpts/SR.120/6/2013 Nomor galur : W9837 x 100H-3l-l99(10)-34l(11)-236 Asal : Seleksi persilangan galur W9837 dgn G100H Tipe tumbuh : Determinit Umur berbunga : +36 hari Umur masak : +76 hari Wama hipokotil : Ungu Warna epikotil : Hijau Warna daun : Hijau Warna bunga : Ungu Warna bulu : Coklat Warna kulit polong : Coklat Warna kulit biji : Hitam Wama kotiledon : Putih Warna hilum : Putih Bentuk daun : Lonjong (triangular) Ukuran daun : Medium Percabangan : Agak tegak -tegak Jumlah polong/tanaman : ±55 polong Tinggi tanaman : ±53,2 cm Kerebahan : Agak toleran Pecah polong : Agak toleran Ukuran biji : Sedang (medium) Bobot 100 biji : ±11,0 gram Bentuk biji : Lonjong Potensi hasil : 2,9 ton/ha Rata-rata hasil : 2,5 ton/ha Kandungan protein : ±40,3% berat kering Kandungan lemak : ±19,7% berat kering Ketahanan thd hama : Agak tahan terhadap hama penghisap dan penyakit : polong, agak tahan terhadap penyakit karat Keterangan : Berumur genjah dan toleran kekeringan Pemulia : M. Muchlish Adie, Gatut Wahyu AS, Ayda

Krisnawati Peneliti : Erliana Ginting, Abdullah Taufiq Pengusul : Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan

dan Umbi-umbian, Malang

Page 106: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

88

Lampiran 17. Denah Penelitian di Lapangan

U

I II III

V1P2

V2P2

V1P3

V1P1

V2P3

V1P1

V1P3

V2P1

V1P2

V2P3 V1P1 V2P2

V2P2 V1P2 V2P1

V2P1 V1P3 V2P3

Ket : V1 : Kedelai hitam varietas detam-3 V2 : Kedelai hitam varietas detam-4 P1 : 30 ton/ha pupuk organik bokashi (kotoran sapi + jerami padi + sekam padi

dengan perbandingan 3:1:0,5) P2 : 30 ton/ha pupuk organik bokashi (kotoran sapi + batang pisang + sekam padi

dengan perbandingan 3:1:0,5) P3 : 30 ton/ha pupuk organik bokashi (kotoran sapi + daun gamal + sekam padi

dengan perbandingan 3:1:0.5)

Page 107: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

89

Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian di Lapangan

Foto 1. Pembuatan Pupuk Organik Bokashi (Atas) dan Pemberian Pupuk Organik Bokashi Pada Petak Penelitian (Bawah)

Page 108: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

90

Foto 2. Pemberian Kapur Pertanian Pada Petak Penelitian (Atas) Penanaman Benih Kedelai Hitam Pada Petak Penelitian (Bawah)

Page 109: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

91

Foto 3. Pengamatan dan Pengukuran Tanaman Sampel (Atas) dan Kondisi Tanaman Penelitian (Bawah)

Page 110: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

92

Foto 4. Tanaman Kedelai Hitam Siap Panen (Atas) dan Panen Polong Tanaman Sampel (Bawah)

Page 111: iirepository.umi.ac.id/46/1/000608152016 Muhammad Rizal...2. Seluruh Dosen program Pascasarja Agroteknologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu pertanian

93

Lampiran 19. Dokumentasi Biji Kedelai Hitam Varietas Detam-3 (Atas) dan Biji Kedelai Hitam Varietas Detam-4 (Bawah)