kenapa seorang dokter perlu mendalami traumatologi

24
KENAPA SEORANG DOKTER PERLU MENDALAMI TRAUMATOLOGI PEMBIMBING: Prof. Dr. Amri Amir, Sp. F (K), DFM, SH, Sp. Ak DISUSUN OLEH : Rahendra Nugraha 1010070100041 Wike Sri Wahyuni 1010070100181 Diya Triutami` 1010070100129 Riska Eka Putri 1010070100081 Vindy Dacasia 1010070100202

Upload: rafika

Post on 21-Feb-2016

37 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

jkbjhbjh

TRANSCRIPT

Page 1: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

KENAPA SEORANG DOKTER PERLU MENDALAMI TRAUMATOLOGI

PEMBIMBING:

Prof. Dr. Amri Amir, Sp. F (K), DFM, SH, Sp. Ak

DISUSUN OLEH :

Rahendra Nugraha 1010070100041

Wike Sri Wahyuni 1010070100181

Diya Triutami` 1010070100129

Riska Eka Putri 1010070100081

Vindy Dacasia 1010070100202

Page 2: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

DEFENISI

Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan atas jaringan tubuh yang hidup (living tissue), sedangkan logos berarti ilmu. Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubunganya berbagai kekerasan (ruda paksa), sedangkan yang dimaksud dengan luka adalah suatu keadaan yang tidak sinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.

Page 3: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

Pengertian trauma (injury) dari aspek medikolegal sedikit berbeda dengan pengertian medis. Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya kontuinitas jaringan. Dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang.

Page 4: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

KLASIFIKASI

Ditinjau dari berbagai sudut dan kepentingan, luka dapat diklasifikasikan berdasarkan :A. Berdasarkan Etiologi I.Trauma Mekanik. 1.Kekerasan Tumpul. a).Luka memar (bruise, contusion). b).Luka lecet (abration). c).Luka robek (laceration). d).Patah tulang pergeseran sendi (fraktur, dislocation).

Page 5: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

2. Kekerasan tajam.

a. Luka sayat (incised wound).

b. Luka tusuk, tikam (punctured wound).

c. Luka bacok (chopped wound).

3. Luka tembak (fire arm wound).

II. Luka thermis (suhu).

1. Temperatur panas.

a). Terpapar suhu panas (heat stroke, heat exhaustion, heat cramp).

b). Benda panas (luka bakar dan scald).

2. Temperatur dingin.

a). Terpapar dingin (hipothermia).

b). Efek local (frost bite).

Page 6: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

III. Luka kimiawi.

1. Zat korosif.

2. Zat iritatif.

IV. Luka listrik, radiasi, ledakan, dan petir.

B. Derajat Kualifikasi Luka

1. Luka ringan.

2. Luka sedang.

3. Luka berat.

C. Medikolegal

1. Perbuatan sendiri (suicide) terkadang dijumpai luka percobaan (tentative, wound).

2. Perbuatan orang lain (homicide) terkadang dijumpai luka tangkis (denfence wound).

Page 7: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

3. Kecelakaan (accidental). 4. Luka tangkis 5. Dibuat (fabricated)D. Waktu Kematian 1. Ante mortem. 2. Post mortem.

Page 8: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

K O M B I N A S I D A R I L U K A L E C E T, M E M A R D A N R O B E K

Luka lecet, memar dan laserasi dapat terjadi bersamaan. Benda yang sama dapat menyebabkan memar pada pukulan pertama, laserasi pada pukulan selanjutnya dan lecet pada pukulan selanjutnya. Tetapi ketiga jenis luka tersebut dapat terjadi bersamaan pada satu pukulan. Secara umum bahwa ketiga jenis luka yang ada yaitu luka lecet, luka memar dan luka robek memiliki arti yang cukup penting dalam ilmu kedokteran kehakiman, walaupun nilai klinisnya kurang begitu penting.

Page 9: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

Kepentingan itu didasari atas :

1. Menentukan arah trauma2. Menentukan kuat ringannya tenaga trauma3. Menentukan penyebab luka, apakah kecelakaan, bunuh diri atau dibunuh (perkelahian)4. Menentukan penyebab kematian5. Menentukan berat ringannya keadaan pasien6. Menentukan secara kasar benda penyebab luka7. Menentukan secara kasar lokasi/ tempat kejadian berlangsung.

Page 10: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

POLA TRAUMA

Page 11: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

MANFAAT PERLU TIDAKNYA MENGETAHUI TENTANG

TRAUMATOLOGI

Adapun tujuan dan manfaat dalam mengetahui traumatologi: 1. Agar memahami: a. Aspek medikolegal b. Klasifikasi Trauma berdasarkan penyebabnya c. Karakteristik Trauma d. Sebab dan mekanisme matinya 2. Agar dapat menentukan : a. Kualifikasi trauma dan sebab kematian untuk kepentingan peradilan

Page 12: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

Dengan ini seorang dokter atau calon dokter mampu mendeskripsikan luka secara benar sehingga mampu membuat Visum et Repertum yang baik dan benar sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti yang bisa meyakinkan hakim untuk memutuskan suatu tindak pidana. Serta mempelajari mengenai tindak kekerasan yang menyebabkan perlukaan akibat benda tajam hingga menyebabkan kematian.

Page 13: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

ASPEK MEDIKOLEGAL DAN UNDANG-UNDANG

Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibat kekerasan, pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari permasalahan sebagai berikut :a) Jenis luka apakah yang terjadi.b) Jenis kekerasan/ senjata apakah yang menyebabkan luka.c) Bagaimanakah kualifikasi luka itu.d) Bagaimana membedakan luka tersebut merupakan upaya bunuh diri, pembunuhan atau kecelakaan.

Page 14: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

e) Berapa lama usia luka tersebut.f) Bagaimanakah membedakan luka tersebut sewaktu masih hidup atau setelah mati.

Pengertian kualifikasi luka sangat diperlukan dalam ilmu kedokteran forensik yang dapat dipahami setelah melihat kitab undang-undang hukum pidana pasal 90 (tentang luka berat) dan pasal 351 (tentang penganiayaan luka sedang), pasal 352 (tentang luka ringan).

Page 15: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

PASAL 3511. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak 4.500 rupiah.

2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama lima tahun.

3. Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

4. Dengan sengaja merusak kesehatan orang disamakan dengan penganiayaan.

5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Page 16: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

PASAL 352

1. Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan

yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan

pekerjaan jabatan atau pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan,

dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau denda paling banyak

4.500 rupiah.

Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kegiatan itu

terhadap orang yang bekerja padanya atau menjadi bawahannya.

2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Page 17: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

PASAL 90

Luka berat berarti :

1. Jika sakit atau mendapat luka, yang tidak memberi harapan atau sembuh sama sekali, atau

yang menimbulkan bahaya maut.

2. Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atas pekerjaan pencaharian.

3. Kehilangan salah satu panca indra.

4. Mendapat cacat berat.

5. Menderita sakit lumpuh.

6. Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih.

7. Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan.

Page 18: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

Sedangkan sangsi hukuman dari tindak pidana berdasarkan klasifikasi luka (ringan/ sedang/ berat) yang direncanakan atau suatu kealpaan atau yang mendatangkan akibat kematian diatur pada KUHP BAB XX pasal 351- pasal 358. Dari pasal-pasal tersebut dapat dibedakan empat jenis tindak pidana yaitu:1. Penganiayaan ringan.2. Penganiayaan.3. Penganiayaan yang menyebabkan luka berat.4. Penganiayaan yang menyebabkan kematian.

Page 19: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

Oleh karena istilah ”penganiayaan” merupakan istilah hukum, yaitu: dengan sengaja melukai atau menimbulkan perasaan nyeri pada seseorang maka didalam VeR yang dibuat dokter tidak boleh mencantumkan istilah penganiayaan, oleh karena dengan sengaja atau tidak itu merupakan urusan Hakim. Demikian pula dengan menimbulkan perasaan nyeri sukar sekali untuk dapat dipastikan secara objektif, maka kewajiban dokter dalam membuat VeR hanyalah menentukan secara objektif adanya luka, dan bila ada luka, dokter harus menentukan derajatnya. Derajat luka tersebut harus disesuaikan dengan salah satu dari ketiga jenis tindak pidana yang telah disebutkan tadi, yaitu:1. Penganiayaan ringan.2. Penganiayaan.3. Penganiayaan yang mengakibatkan luka berat.4. Penganiayaan yang mengaibatkan kematian

Page 20: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

Penganiayaan ringan, yaitu penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian di dalam ilmu Kedokteran Forensik pengertiannya menjadi ; ”luka yang tidak berakibat penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian.” Luka ini dinamakan Luka derajat pertama. Bila sebagai akibat penganiayaan seseorang itu mendapat luka atau menimbulkan penyakit atau halangan di dalam melakukan pekerjaan jabatan atau pencaharian, aka tetapi hanya untuk sementara waktu saja, maka luka ini dinamakan ”luka derajat kedua.” Apabila penganiayaan tersebut mengakibatkan luka berat seperti yang dimaksud dalam pasal 90 KUHP, luka tersebut dinamakan ”luka derajat ketiga.”

Page 21: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

Dengan demikian didalam penulisan kesimpulan VeR kasus-kasus perlukaan, penulisan kualifilasi luka adalah sebagai berikut:1. Luka yang tidak mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan atau jabatan (luka ringan).2. Luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan atau jabatan untuk sementara waktu (luka sedang).3. Luka yang termasuk dalam pengertian hukum (luka berat) penjelasan pada pasal 90 KUHP.

Page 22: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

KESIMPULANTraumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), sedangkan yang dimaksudkan dengan luka adalah suatu keadaan ketidaksenimbungan jaringan tubuh akibat kekerasan.Kekerasan yang menyebabkan luka dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, tumpul, dan senjata api), luka karena kekerasan fisik (luka karena arus listrik, petir, suhu tinggi, dan suhu rendah), dan luka karena kekerasan kimiawi (asam organik, asam anorganik, kaustik alkali, dan karen logam berat), kekerasan terhadap rohani, yang lazimnya disebut trauma psikis.

Page 23: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

Dengan ini seorang dokter atau calon dokter mampu mendeskripsikan luka secara benar sehingga mampu membuat Visum et Repertum yang baik dan benar sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti yang bisa meyakinkan hakim untuk memutuskan suatu tindak pidana. Serta mempelajari mengenai tindak kekerasan yang menyebabkan perlukaan akibat benda tajam hingga menyebabkan kematian

Page 24: Kenapa Seorang Dokter Perlu Mendalami Traumatologi

DAFTAR PUSTAKA

1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Traumatologi Forensik. Ilmu Kedokteran Jorensik. Jakarta : FKUI.1994

2. Idries, Abdul. Luka dan Kekerasan. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta : Sagung Seto.

3. Idries, Abdul. Sistimatik Pemeriksaan Ilmu Kedokteran Forensik Khusus Pada Korban Perlukaan. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta : Sagung Seto.

4. Amir, Amri. Trauma Mekanik. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua. Medan : FK USU. 2014

5. William A. Cox, MD. Pathology of Blunt Force Traumatic Injury. Forensic Pathologist. 2011

6. Harma, Mukesh. Forensic Interpretation of Injuries/ Wound Found On The Human Body. Directorate, State Forensic Science Laboratory. India. 2011

7. Amir, Amri. Autopsi Pada Kasus-kasus Tertentu. Autopsi Medikolegal. Edisi Kedua. Medan : Ramadhan. 2014

8. Soegandhi. R. Traumatologi, toksikologi dan otopsi forensik. 2nd bulletin of trauma. 2009