bab ii traumatologi

Upload: dony-ramdhani

Post on 08-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    1/26

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    2/26

    . &ungsi terminal bagi penumpang adalah mempermudah perpindahan dari satu moda ke

    moda lainnya atau dengan kata lain untuk mempercepat arus penumpang menuju daerah

    tujuan dengan memperhatikan segi keamanan dan kenyamanan, tersedianya fasilitas

    terminal dan informasi serta fasilitas parkir kendaraan pribadi.

    #. &ungsi terminal bagi pemerintah adalah perencanaan dan manajemen lalu lintas serta

     pengendalian arus kendaraan umum untuk menghindari kemacetan sekaligus sebagai

    sumber pendapatan daerah.

    ). &ungsi terminal bagi operator angkutan umum adalah untuk pengaturan operasi bus,

     penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi a$ak bus dan sebagai fasilitas pangkalan

    Menurut Undang'undang No. ! tahun ""#, fungsi utama dari terminal adalah sebagai

     pelayanan umum antara lain berupa tempat untuk naik turun penumpang dan atau

     bongkar muat barang, untuk pengendalian lalu lintas dan angkutan umum, serta sebagai

    tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

    C. Tipe Terminal

    *erdasarkan karakteristik dan fungsinya, menurut +eputusan Menteri erhubungan No.

    ) tahun "", maka terminal dapat diuraikan sebagai berikut (

    . Terminal Tipe

    Terminal tipe berfungsi untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan ntar 

    +ota ntar ropinsi /+0 dan atau ntar Lintas *atas Negara, angkutan ntar +ota

    Dalam ropinsi /+D0, angkutan kota, dan angkutan pedesaan. ersyaratan lokasi

    terminal tipe (

    a. Terletak di ibukota propinsi, kotamadya, atau kabupaten dalam jaringan trayek ntar 

    +ota ntar ropinsi dan atau Lintas *atas Negara.

     b. Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan minimal kelas 111 .c. 2arak antara dua terminal tipe minimal #3 km di ulau 2a$a, )3 km di ulau

    4umatra dan 3 km di pulau lainnya.

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    3/26

    d. Luas lahan yang tersedia sekurang'kurangnya 5a untuk ulau 2a$a dan 4umatra

    dan ) 5a di pulau lainnya.e. Mempunyai jalan akses ke dan dari terminal sejauh 33 m di ulau 2a$a dan 3 m di

     pulau lainnya.#. Terminal Tipe *

    Terminal tipe * mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan ntar 

    +ota Dalam ropinsi, angkutan kota dan atau angkutan pedesaan. ersyaratan lokasi

    terminal tipe * (

    a. Terletak di kotamadya 6 kabupaten dan dalam jaringan trayek ntar +ota Dalam

    ropinsi.

     b. Terletak di jalan arteri 6 kolektor dengan kelas jalan minimal 111 *.

    c. 2arak antara dua terminal tipe * atau dengan terminal tipe minimal km di ulau

    2a$a dan )3 km di pulau lainnya.d. Tersedia luas lahan minimal ) 5a di ulau 2a$a dan 4umatra dan #

     b. 5a di pulau lainnya.

    ). Terminal Tipe 7

    Terminal tipe 7 mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan

     pedesaan. ersyaratan lokasi terminal tipe 7 (a. Terletak di $ilayah kabupaten tingkat dua dan dalam jaringan trayek angkutan

     pedesaan. b. Terletak di jalan kolektor 6 lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas 111 .

    c. Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.

    d. Mempunyai jalan akses ke dan dari terminal sesuai dengan kebutuhan untuk 

    kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.

    *erdasarkan tingkat pelayanannya, terminal dibagi menjadi tiga yaitu (

    a. Terminal induk yaitu ( terminal utama yang berfungsi sebagai pusat atau induk dari

    terminal'terminal pembantu dengan tingkat pelayanan yang berjangkauan regional atau

    antar kota dan lokal atau dalam kota serta mempunyai kapasitas angkut dan 8olume

     penumpang yang tinggi.

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    4/26

     b. Terminal pembantu atau sub terminal, merupakan terminal pelengkap yang menunjang

    keberadaan terminal induk dengan tingkat pelayanan lokal dalam kota serta mempunyai

    kapasitas angkut dan 8olume penumpang yang lebih sedikit.

    c. Terminal transit yang merupakan terminal yang melayani aktifitas transit penumpang

    dari satu tujuan ke tujuan lain, kendaraan umum hanya menurunkan dan menaikkan

     penumpang.

    D. Fasilitas Terminal Penumpang

    1. &asilitas Utama Terminal

    &asilitas utama adalah fasilitas yang mutlak dimiliki dalam terminal penumpang

    yaitu(

    a. 2alur pemberangkatan kendaraan umum2alur pemberangkatan kendaraan umum adalah pelataran di dalam terminal

     penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menaikkan penumpang.

    b. 2alur kedatangan kendaraan umum

    2alur kedatangan kendaraan umum adalah pelataran di dalam terminal penumpang

    yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menurunkan penumpang.

    c. Tempat tunggu kendaraan umum

    Tempat tunggu kendaraan umum adalah pelataran yang disediakan bagi kendaraan

    angkutan penumpang umum untuk beristirahat dan siap menuju jalur 

     pemberangkatan.

    d. *angunan kantor terminal dan menara penga$as

    *angunan kantor terminal adalah bangunan yang biasanya berada dalam $ilayah

    terminal, yang biasanya digabung dengan menara penga$as yang berfungsi sebagai

    tempat memantau pergerakan kendaraan dan penumpang.

    e. Tempat tunggu penumpang dan atau pengantar Tempat tunggu penumpang atau pengantar adalah pelataran yang disediakan bagi

    orang yang akan melakukan perjalanan dengan angkutan umum atau orang yang

    mengantarnya.

    . 2alur lintasan

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    5/26

    2alur lintasan adalah pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan

     penumpang umum yang akan langsung melakukan perjalanan setelah menurunkan

    atau menaikkan penumpang.

    g. Loket penjualan karcisLoket penjualan karcis adalah ruangan yang digunakan oleh masing' masing

     penyelenggara untuk penjualan tiket yang melayani perjalanan dari terminal yang

     bersangkutan.

    !. Tempat istirahat sementara kendaraan

    Tempat istirahat sementara kendaraan adalah tempat bagi kendaraan untuk 

    istirahat sementara dan dilakukan pera$atan sebelum melanjutkan pemberangkatan.

    i. 9ambu'rambu dan papan informasi yang sekurang'kurangnya memuat petunjuk 

     jurusan, tarif dan jad$al pemberangkatan.

     j. eralatan antisipasi bencana yang dapat dicegah seperti bencana kebakaran, yakni

    9, hydran, dsb.

    #. &asilitas enunjang Terminal&asilitas penunjang adalah fasilitas yang menunjang fasilitas utama sehingga dapat

    meningkatkan pelayanan terhadap penumpang, terdiri atas (

    a.+amar kecil 6 toilet b. Musholla

    c.+ios 6 kantin

    d. 9uang pengobatane.9uang informasi dan pengaduan

    f. Telepon umum

    g. Tempat penitipan barangh. Taman

    i. Dan lain'lain

    ". Kapasitas Terminal

    Terminal penumpang merupakan bagian dari sistem transportasi dan secara umum

     berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. :ffektifitas terminal baik dalam hal

    kenyamanan pelayanan ataupun kecepatan pergerakan penumpang sangat menentukan

    kapasitas sebuah terminal. erencanaan kapasitas terminal harus disesuaikan dengan

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    6/26

     perkembangan yang akan datang. +apasitas yang ada harus memperhitungkan moda

    transportasi yang akan digunakan penumpang, fasilitas yang ada serta tinjauan dari segi

    manajemen lalu lintas di lokasi terminal. Untuk mengetahui kapasitas suatu terminal dapat

    dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan teori antrian.

    Teori antrian merupakan cabang yang terus berkembang dari teori probabilitas. Teori ini

     berhubungan dengan antrian yang terjadi dengan menarik kesimpulan dari berbagai

    karakteristik melalui analisis matematis dan berusaha mendapatkan rumus yang secara

    langsung akan memberikan keterangan dan jenis yang kita dapatkan dari simulasi. &ormulasi

    teori antrian memberikan berbagai informasi yang berguna untuk merencanakan dan

    menganalisa performansi prasarana transportasi, sebagai contoh jumlah rata'rata dari satuan

     jumlah kendaraan yang berada di dalam antrian dan jumlah rata'rata dalam sistem /antrian

    dan pelayanan0 untuk menentukan cukup tidaknya area tempat menunggu bagi konsumen.Distribusi dari $aktu menunggu dan $aktu tunggu rata'rata ini penting untuk 

    memperkirakan cukup tidaknya sistem pelayanan terhadap kendaraan. roses antrian

    merupakan suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan pengguna jasa pada suatu

    fasilitas pelayanan, menunggu dalam baris antrian jika belum dapat dilayani, dilayani dan

    akhirnya meninggalkan

    &asilitas tersebut sesudah dilayani.

    a. *entuk kedatangan

    *entuk kedatangan para pengguna jasa biasanya diperhitungkan melalui $aktu antara

    kedatangan, yaitu $aktu antara kedatangan dua pengguna jasa yang berurutan pada suatu

    fasilitas pelayanan. *entuk ini dapat bergantung pada jumlah pengguna jasa yang berada

    dalam system ataupun tidak bergantung pada keadaan sistem tersebut. *ila bentuk 

    kedatangan ini tidak disebut secara khusus, maka dianggap bah$a pengguna jasa tiba

    satu persatu. sumsinya ialah kedatangan pengguna jasa mengikuti suatu proses dengan

    distribusi probabilitas tertentu.

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    7/26

    b. *entuk pelayanan

    *entuk pelayanan ditentukan oleh $aktu pelayanan, yaitu $aktu yang dibutuhkan

    untuk melayani pengguna jasa pada fasilitas pelayanan. *esaran ini dapat bergantung

     pada jumlah pengguna jasa yang telah berada di dalam fasilitas pelayanan ataupun tidak 

     bergantung pada keadaan tersebut. elayanan dapat dilakukan dengan satu atau lebih

    fasilitas pelayanan yang masing'masing dapat mempunyai satu atau lebih saluran atau

    tempat pelayanan yang disebut dengan ser8er. pabila terdapat lebih dari satu fasilitas

     pelayanan maka pengguna jasa dapat menerima pelayanan melalui suatu urutan tertentu

    atau fase tertentu. ada suatu fasilitas pelayanan, pengguna jasa akan masuk dalam suatu

    tempat pelayanan dan menerima pelayanan secara tuntas dari ser8er. *ila tidak 

    disebutkan secara khusus, pada bentuk pelayanan ini, maka dianggap bah$a suatu

     pelayan dapat melayani secara tuntas satu pengguna jasa. *entuk pelayanan dapat

    konstan dari $aktu ke $aktu.

    c. +apasitas system

    +apasitas sistem adalah jumlah maksimum pengguna jasa, mencakup yang sedang

    dilayani dan yang berada dalam antrian, yang dapat ditampung oleh fasilitas pelayanan

     pada saat yang sama. 4uatu system yang tidak membatasi pengguna jasa di dalam

     pelayanannya dikatakan memiliki kapasitas tak terhingga, sedangkan suatu sistem yang

    membatasi jumlah pengguna jasa yang ada di dalam fasilitas pelayanannya dikatakan

    memiliki kapasitas yang terbatas.

    d. Disiplin antrian

    Disiplin antrian adalah aturan dimana para pengguna jasa dilayani, atau disiplin

     pelayanan / service dicipline0 yang memuat urutan /order 0 para pengguna jasa menerima

    layanan. turan pelayanan menurut urutan kedatangan ini didasarkan pada (

    1. ertama Masuk ertama +eluar /&1&;0

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    8/26

    &1&; / First In First Out 0 merupakan suatu peraturan bah$a yang akan dilayani

    terlebih dahulu adalah pengguna jasa yang dating terlebih dahulu. &1&; ini sering

    disebut &7&4 / First Come First  Served 0.

    #. Terakhir Masuk ertama +eluar /L1&;0L1&; / Last In First Out 0 merupakan antrian bah$a yang datangpaling akhir 

    adalah yang dilayani paling a$al atau lebih dahulu, yang sering juga dikenal dengan

    L7&4 / Last Come First Served 0.

    $.  elayanan Dalam Urutan cak /419;0

    419; /Service In Random Order 0 antrian bah$a pelayanan dilakukan secara acak.

    4ering juga dikenal dengan 944 / Random Selection For Service0.

    %. elayanan *erdasarkan rioritas /910

    elayanan didasarkan pada prioritas khusus.

    F. K&nsep Keba'aran

    +ebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar yang tidak kita kehendaki,

    merugikan pada umumnya sukar dikendalikan /erda D+1, ""#0. +ebakaran juga

    merupakan bencana yang lebih banyak disebabkan oleh kelalaian manusia /human erroe0

    dengan dampak kerugian harta benda, stagnasi atau terhentinya usaha, terhambatnya

     perekonomian dan pemerintahan bahkan korban ji$a /*akornaspb0.

    +lasifikasi kebakaran adalah golongan atau pembagian atas kebakaran berdaasarkan

     pada jenis benda6 bahan yang terbakar. Dengan adanya klasifikasi kebakaran tersebut

    diharapkan akan lebih mudah atau lebih cepat dan lebih tepat mengadakan pemilihan media

     pemadaman yang akan dipergunakan untuk melaksanakan pemadaman /erda D+1, ""#0.

    Menurut erda D+1 /""#0 klasifikasi sesuai dengan bahan bakar yang terbakar dan bahan

     pemadaman untuk masing-masing kelas yaitu(a. +elas

    Termasuk dalam kelas ini adalah pada bahan yang mudah terbakar biasa, misalnya(

    kertas, kayu, maupun plastik. 7ara mengatasinya yaitu bisa dengan menggunakan air 

    untuk menurunkan suhunya sampai di ba$ah titik penyulutan, serbuk kering untuk 

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    9/26

    mematikan proses pembakaran atau menggunakan halogen untuk 

    memutuskan reaksi berantai kebakaran. b. +elas *

    +ebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan seperti cairan combustible dengan

    cairan  flammable,  seperti bensin, minyak tanah, dan bahan serupa lainnya. 7ara

    mengatasinya dengan bahan foam.c. +elas 7

    +ebakaran yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan untuk mengatasinya yaitu

    dengan menggunakan bahan pemadaman kebakaran non kondusif agar terhindar dari

    sengatan listrik.

    d. +elas D

    +ebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar seperti titanium, alumunium,

    magnesium, dan kalium. 7ara mengatasinya yaitu powder khusus kelas ini.Menurut Depnaker 1L; /"

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    10/26

    ibadah, erkantoran, endidikan, 9uang makan, 9uang ra$at inap, enginapan, 5otel,

    Museum, enjara, erumahan b. *ahaya +ebakaran 4edang

    0 *ahaya +ebakaran 4edang 1

    ncaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar 

    sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari #,

    m dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga penjalaran api

    sedang. %ang dimaksud bahaya kebakaran sedang 1 ialah bangunan, tempat

     penjualan dan penampungan susu, restoran, pabrik gelas6 kaca, pabrik asbestos,

     pabrik balok beton, pabrik es, pabrik kaca6 cermin, pabrik garam, restoran6 kafe,

     penyepuhan, pabrik pengalengan ikan, daging, buah-buahan dan tempat pembuatan

     perhiasan.

    #0 *ahaya +ebakaran 4edang 11

    ncaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahna terbakar 

    sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari !m

    dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga penjalaran api

    sedang.

    %ang dimaksud dengan bangunan gedung yang diklasifikasikan dalam bahaya

    kebakaran sedang 11 antara lain( penggilingan produk biji-bijian, pabrik roti6 kue,

     pabrik minuman, pabrik permen, pabrik destilasi6 penyulingan minyak asiri, pabrik 

    makanan ternak, pabrik pengolahan bahan kulit, pabrik mesin, pabrik baterai,

     pabrik bir, pabrik susu kental manis, kon8ensi, pabrik bohlam dan neon, pabrik 

    film6 fotografi, pabrik kertas ampelas, laundry dan dry cleaning, penggilingan dan

     pemanggangan kopi, tempat parkir mobil dan motor, bengkel mobil, pabrik mobil

    dan motor, pabrik teh, toko bir6 anggur dan spirtus, perdagangan retail, pelabuhan,

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    11/26

    kantor pos, tempat penerbitan dan percetakan, pabrik ban, pabrik rokok, pabrik 

     perakitan kayu, teater dan auditorium, tempat hiburan6 diskotik, karaoke, sauna,

    klab malam.

    )0 *ahaya +ebakaran 4edang 111ncaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar 

    agak tinggi, menimbulkan panas agak tinggi serta penjalaran api agak cepat apabila

    terjadi kebakaran. %ang dimaksudkan dengan bangunan gedung yang

    diklasifikasikan dalam bahaya kebakaran sedang 111 antara lain( pabrik yang

    membuat barang dari karet, pabrik yang membuat barang dari plastik, pabrik 

    karung, pabrik pesa$at terbang, pabrik peleburan metal, pabrik sabun, pabrik gula,

     pabrik lilin, pabrik pakaian, toko dengan pramuniaga lebih dari 3 orang, pabrik 

    tepung gterigu, pabrik kertas, pabrik semir sepatu, pabrik sepatu, pabrik karpet,

     pabrik minyak ikan, pabrik perakityan elektronik, pabrik kalu lapis dan papan

     partikel, tempat penggergajian kayu.

    c. *ahaya +ebakaran *erat 10 *ahaya +ebakaran *erat 1

    ncaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar 

    tinggi, menim,bulkan panas tinggi serta penjalaran api cepat apabila terjadi

    kebakaran. %ang dimaksud dengan bangunan gedung yang diklasifikasikan dalam

     bahaya kebakaran berat 1 antara lain( bangunan ba$ah tanah6 bismen, sub$ay,

    hangar pesa$at terbang, pabrik korek api gas, pabrik pengelasan, pabrik foam

     plastik, pabrik foam karet, pabrik resin dan terpentin, kilang minyak, pabrik $ool

    kayu, tempat yang menggunakan hidrolik yang mudah terbakar, pabrik pengecoran

    ligam, pabrik yang menggunakan bahan baku yang mempunyai titik nyala

    )>,"?7 /33?&0, pabrik tekstil, pabrik benang, pabrik yang menggunakan bahan

     pelapis dengan foam plastik /upholstering with plastic foams).

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    12/26

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    13/26

    g. :fek samping yang muncul adalah debu dan kotor.

    h. Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat

    elektronik.

    i. 4ekali pakai pada tiap kejadian.

    #. =as 7air 5allon &ree6& 65alotron

    lat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi

    kebakaran. 4ifat alat pemadam ini antara lain (

    a. *ukan penghantar listrik 

     b. Tidak merusak peralatan

    c. Non ToAic /tidak beracun0

    d. *ersih tidak meninggalkan bekas.

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    14/26

    e. Memadamkan api dengan cara mengikat ;# disekitar area kebakaran

    f. enggunaan yang multi purpose /semua klas kebakaran0

    g. *isa digunakan berulang-ulang

    h. Lebih tepat digunakan di dalam ruangan

    ). 7arbon dioksida

    9acun api 7;# ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas * dan 7.

    4ifat-sifatnya antara lain (

    a *ersih tidak meninggalkan bekas. b Non ToAide / tidak beracun 0.

    c *ukan penghantar listrik.

    d Tidak merusak peralatan / elektronik 6 mesin 0

    e 7ara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang terbakar.f Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.

    g Tekanan kerja sangat besar.

    !. 9acun pi *usa

    9acun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas dan *. 7ara

    kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar. 2ika obyek yang terbakar 

     benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan Bat cair.

    4ifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada ruang

    yang berisi peralatan komponen listrik.

    . &ire 4prinkler 4ystem

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    15/26

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    16/26

    gar bisa bekerja cepat dalam keadaan darurat perlu diperhitungkan persyaratan dan cara

     pemasangan 9 /lat emadam pi 9ingan0 yang antara lain (

    0 Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau diikat mati.

    #0 2arak jangkauan maksimum m.

    )0 Tinggi pemasangan maksimum # cm.

    !0 2enis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api.

    0 Diperiksa secara berkala.

    C0 *isa diisi ulang /9efill0.

    >0 +ekuatan konstruksi terstandar 

    Usaha re8entif Tanggap +ebakaran

    0 enyuluhan dan pelatihan tentang pemadam kebakaran

    #0 danya 4; cara pengoperasian pada tabung pemadam

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    17/26

    )0 astikan listrik6api telah padam sebelum meniggalkan laboratorium

    !0 Usahakan bak kamar mandi selalu penuh

    7ara pelaksanaan pemadaman

    0 4elalu siap mental dan jangan panik

    #0 erhatikan arah angin /dengan melihat lidah api0

    )0 Membelakangi arah angin menghindar dari sisi lain

    !0 4emprotkan6arahkan pada sumber api

    0 5arus tahu jenis benda yang terbakar

    C0 Usahakan mengatur dan menahan nafas

    4edangkan prosedur emergensi e8akuasi seperti berikut (

    a. *unyikan 6 tekan alarm terdekat

     b. +eluar le$at pintu terdekat

    c. *erkumpul ditempat yang berjarak minimal )3 meter dari sumber kebakaran

    d. *eritahu petugas emergensi mengenai orang-orang yang ada didalam

    e. *eritahu petugas emergensi mengenai alasan pengosongan ruangan

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    18/26

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    19/26

    ,. Te!ni' atau cara mengatasi bencana api

    4esuai dengan amanat ermen U No. #69T6M6#33< dan memperhatikan

     berbagai aspek terkait dalam penanggulangan kebakaran serta profil 6 kondisi kota-kota

    dan kabupaten di 1ndonesia dan arah pengembangannya kedepan, maka diperlukan suatu

    9encana 1nduk 4istem roteksi +ebakaran /914+0 yang dapat digunakan sebagai acuan

     baku dalam penyusunan 9encana +erja 6 rogram Dinas emadam +ebakaran kota dan

    kabupaten untuk sekurang-kurangnya sepuluh atau dua puluh tahun ke depan.

    Disamping itu berbagai tuntutan yang berkembang akibat derap perkembangan

    kota dan kabupaten, implikasinya dikaitkan dengan resiko kebakaran serta munculnya

     berbagai paradigma baru dalam sistem proteksi kebakaran dan kondisi kinerja 1nstitusi

    emadam +ebakaran /1+0 saat ini semakin meningkatkan urgensi disusunnya 9encana

    1nduk /&ire 4afety Master lan0 9encana 1nduk 4istem roteksi +ebakaran /914+0 di

    kota-kota 6 kabupaten di 1ndonesia. engaturan manajemen penanggulangan kebakaran di

     perkotaan dimaksudkan untuk me$ujudkan bangunan gedung, lingkungan, dan kota yang

    aman terhadap bahaya kebakaran melalui penerapan manajemen penanggulangan bahaya

    kebakaran yang efektif dan efisien. Manajemen tersebut meliputi penanggulangan di

    $ilayah kota, lingkungan dan bangunan /termasuk mengenai 4atuan 9ela$an

    +ebakaran 6 4TL+90.

     Namun dalam penyusunan 9encana 1nduk 4istem roteksi +ebakaran /914+0

    yang sesuai dan tepat kiranya memerlukan berbagai konsep dan pendekatan metodologis

    yang dapat diterapkan dengan memperhatikan karakteristik dan kekhususan daerah yang

     bersangkutan serta mempelajari pengalaman di berbagai negara maju

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    20/26

    7ara pelaksanaan pemadaman

    . 4elalu siap mental dan jangan panik

    #. erhatikan arah angin /dengan melihat lidah api0

    ). Membelakangi arah angin menghindar dari sisi lain

    !. 4emprotkan6arahkan pada sumber api

    . 5arus tahu jenis benda yang terbakar

    C. Usahakan mengatur dan menahan nafas

    *eberapa konsep dan pendekatan yang dapat diterapkan sebagai upaya

     penanggulangan kebakaran khususnya di ka$asan permukiman padat adalah sebagai

     berikut (

    a. +onsep ilayah Manajemen +ebakaran /M+0 6 Fire anagement !rea /&M0

    +onsep Fire anagement !rea /&M0 atau sering disebut sebagai konsep

    ilayah Manajemen +ebakaran /M+0. M+ merupakan salah satu dasar pokok 

    dalam perencanaan sistem penanggulangan kebakaran di perkotaan yang menentukan

    efekti8itas pemadaman suatu areal atau $ilayah, disamping penentuan penyediaan air 

    untuk pemadaman. Untuk menentukan jumlah kebutuhan air untuk pemadaman di

    setiap M+ dibutuhkan analisis resiko kebakaran, dimana di dalam analisis tersebut

    diperhitungkan 8olume total bangunan, angka resiko bahaya kebakaran, serta angka

    klasifikasi konstruksi bangunan. +onstruksi suatu bangunan harus mampu

    menciptakan kestabilan struktur selama kebakaran untuk memberikan $aktu bagi

     penghuni untuk menyelamatkan diri dan memberikan kesempatan petugas untuk 

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    21/26

     beroperasi. *angunan di k a$asan padat 6 kumuh ser ingk al 1 menggunakan bahan ' 

     bahan bangunan yang sangat sederhana dan rentan terhadap api. Direkomendasikan

    agar bahan bangunan adalah (

    . papan plester dengan ketebalan ) mm, atau bisa juga menggunakan material

    lain dengan ketahanan api yang relatif sama@

    #. lembaran semen serat selulosa dengan ketebalan # mm@). plester berserat yang diperkuat ka$at anyam besi gal8anis yang dipasang tidak 

    lebih dari C mm dari permukaan.

    4ecara fisik, M+ dibentuk dengan mengelompokkan hunian yang memiliki

    kesamaan kebutuhan proteksi kebakaran dalam batas $ilayah yang ditentukan secara

    alamiah maupun buatan. +onsep M+ dirancang untuk mendukung tercapainya

    sistem penanggulangan kebakaran yang efektif yang ditentukan melalui $aktu

    tanggap /respond time0 dan bobot serangan /$eight of attack0. aktu tanggap

    terhadap pemberitahuan kebakaran adalah total $aktu dari saat menerima berita ' 

     pengiriman pasukan dan sarana pemadaman kebakaran ke lokasi kebakaran sampai

    dengan kondisi siap untuk melaksanakan pemadaman kebakaran. aktu tanggap

    terdiri atas $aktu pengiriman pasukan dan sarana pemadam kebakaran /dispatch

    time0, $aktu perjalanan menuju lokasi kebakaran, dan $aktu menggelar sarana

     pemadam kebakaran sampai siap untuk melaksanakan pemadaman /lihat eraturan

    Menteri U No. #69T6M6#33< sebagai referensi0. Untuk kondisi di 1ndonesia,

    $aktu tanggap tidak lebih dari /lima belas0 menit. &aktor-faktor yang

    mempengaruhi $aktu tanggap adalah (

    . 4istem pemberitahuan kejadian kebakaran untuk menjamin respon yang tepat@

    #. Tipe layanan yang dilakukan oleh instansi penanggulangan kebakaran@

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    22/26

    ). Ukuran atau luasan $ilayah yang dilayani termasuk potensi bahaya di lokasi

    M+ dan kapasitas kemampuan yang ada@!. erjalanan petugas E kendaraan pemadam menuju ke lokasi kebakaran.

    Untuk menjamin kualitas bobot serangan dan respond time yang tepat

    termasuk unsur jarak atau aksesibilitas maka ditentukan pos-pos pemadam kebakaran

    dalam setiap M+. 4ecara kuantitas disebutkan bah$a daerah layanan dalam setiap

    M+ tidak melebihi radius >, km, di luar daerah tersebut dikategorikan sebagai

    daerah yang tidak terlindung /unprotected area0. Daerah yang sudah terbangun harus

    mendapatkan perlindungan dari mobil pemadam kebakaran yang pos terdekatnya

     berada dalam jarak #, km dan berjarak ), km dari sektor.

    *erdasarkan unsur-unsur di atas, maka selanjutnya dibuat peta jangkauan

    layanan penanggulangan kebakaran secara rinci yang menunjukkan lokasi dari setiap

     pos pemadam di $ilayah tersebut. eta jangkauan layanan penanggulangan

    kebakaran secara geografis bisa kurang tepat dengan mengingat adanya jalan atau

    infrastruktur lainnya, sungai, bukit-bukit dan batas-batas fisik lainnya. enerapan

    M+ memiliki peran strategis dalam penentuan persyaratan sumber air untuk 

     pemadaman kebakaran di $ilayah kota yang sebagaimana telah disebutkan diatas,

    merupakan unsur utama dalam perencanaan aster "lan.

    +ebutuhan air untuk setiap M+ ditentukan dengan analisis resiko

    kebakaran dengan memperhitungkan potensi bahaya kebakaranyang terdapat dalam

    M+, yang dinyatakan dalam 8olume bangunan yang terkena kebakaran, kelas

     bahaya hunian, kelas konstruksi bangunan dan factor bahaya kebakaran. *agan lir 

    untuk menyusun 9encana 1nduk 4istem enanggulangan +ebakaran +ota 6

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    23/26

    kabupaten -Permen PU N&. #/P0T/)/#23 Dari kebutuhan air total yang

    dibutuhkan pada setiap M+, serta dengan memperhitungkan laju pengeluaran air 

    /deli8ery rate0 dan laju penerapan air efektif /application rate0 untuk pemadaman

    kebakaran, maka dapat ditentukan kebutuhan pos atau stasiun kebakaran yang

    memadai termasuk sarana hidran, mobil tangki dan titik-titik penghisapan air yang

    diperlukan untuk menjamin efekti8itas pemadaman kebakaran. Dari 8olume ini dapat

    direncanakan jumlah dan kualifikasi personil, sarana, peralatan dan kelengkapan

     penunjang lainnya. eralatan sederhana seperti lat emadam pi 9ingan /90

    sebaiknya tersedia pada tiap pos kebakaran lingkungan /min 3 buah F 3 kg0.

    Untuk lingkungan atau gugus bangunan yang berada dalam kelompok beberapa

    kepemilikan tertentu harus dianggap sebagai satu M+ tersendiri dan berlaku

    ketentuanketentuan bagi M+. *agan alir proses penyusunan rencana induk sistem

     penanggulangan kebakaran kota diperlihatkan pada *agan .

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    24/26

     b. endekatan nalisis 9esiko +ebakaran

    9esiko dalam konteks kebakaran diartikan sebagai kombinasi antara

    kecenderungan terjadinya kebakaran dan konsek$ensi potensi yang ditimbulkannya.

    +ecenderungan terjadi kebakaran dan bencana lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor (

    . ertumbuhan kebakaran /fire history0#. enggunaan lahan /land use0

    ). +epadatan penduduk 

    !. +erapatan bangunan. Le8el proteksi terpasang

    C. Le8el kesiapan masyarakat

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    25/26

    4edang konsek$ensi potensial ditunjukkan antara lain dengan korban luka atau

    meninggal, kerugian materi dan terjadinya stagnasi bisnis atau usaha. 1lustrasi mengenai

    resiko ini digambarkan pada *agan #. Dalam penaksiran resiko bahaya kebakaran perlu

    dipertimbangkan faktor-faktor sbb (

    . +ecenderungan terjadinya kebakaran

    #. +onsek$ensi potensial /yang paling berbahaya0). ertimbangan bobot serangan

    !. Memerinci penaksiran resiko

    . erlakuan terhadap resikoC. +ondisi institusi pemadam kebakaran

    >. eran masyarakat

  • 8/19/2019 BAB II traumatologi

    26/26

    atau bobot serangan yang paling efektif. enaksiran resiko dapat dirinci dengan

    melihat atau memperhitungkan peta resiko bahaya tersebut diatas yang bisa didasarkan

     pada (

    . +ategori resiko yang laBim digunakan oleh 1+ #. embagian Boning yang ditetapkan oleh 1+ berdasarkan 9T9

    ). 4istem lain seperti adanya benda-benda berbahaya,

    &asilitas industri yang mengandung bahan atau benda berbahaya Dapat

    disimpulkan bah$a efekti8itas pemadaman tidak semata-mata tergantung

     pada response time dan kualitas serangan, tetapi harus sudah diperluas kepada hal-hal

    yang menyangkut kondisi apakah upaya pencegahan kebakaran telah dilakukan, sejauh

    mana analisis resiko bahaya kebakaran telah diterapkan dan setiap pengerahan

    kendaraan operasional, 4DM dan peralatan lain ke lokasi kebakaran atau bencana

    lainnya didasarkan pada peta resiko bahaya yang sudah ditetapkan sebelumnya.