Download - BAB II traumatologi
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
1/26
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
2/26
. &ungsi terminal bagi penumpang adalah mempermudah perpindahan dari satu moda ke
moda lainnya atau dengan kata lain untuk mempercepat arus penumpang menuju daerah
tujuan dengan memperhatikan segi keamanan dan kenyamanan, tersedianya fasilitas
terminal dan informasi serta fasilitas parkir kendaraan pribadi.
#. &ungsi terminal bagi pemerintah adalah perencanaan dan manajemen lalu lintas serta
pengendalian arus kendaraan umum untuk menghindari kemacetan sekaligus sebagai
sumber pendapatan daerah.
). &ungsi terminal bagi operator angkutan umum adalah untuk pengaturan operasi bus,
penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi a$ak bus dan sebagai fasilitas pangkalan
Menurut Undang'undang No. ! tahun ""#, fungsi utama dari terminal adalah sebagai
pelayanan umum antara lain berupa tempat untuk naik turun penumpang dan atau
bongkar muat barang, untuk pengendalian lalu lintas dan angkutan umum, serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
C. Tipe Terminal
*erdasarkan karakteristik dan fungsinya, menurut +eputusan Menteri erhubungan No.
) tahun "", maka terminal dapat diuraikan sebagai berikut (
. Terminal Tipe
Terminal tipe berfungsi untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan ntar
+ota ntar ropinsi /+0 dan atau ntar Lintas *atas Negara, angkutan ntar +ota
Dalam ropinsi /+D0, angkutan kota, dan angkutan pedesaan. ersyaratan lokasi
terminal tipe (
a. Terletak di ibukota propinsi, kotamadya, atau kabupaten dalam jaringan trayek ntar
+ota ntar ropinsi dan atau Lintas *atas Negara.
b. Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan minimal kelas 111 .c. 2arak antara dua terminal tipe minimal #3 km di ulau 2a$a, )3 km di ulau
4umatra dan 3 km di pulau lainnya.
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
3/26
d. Luas lahan yang tersedia sekurang'kurangnya 5a untuk ulau 2a$a dan 4umatra
dan ) 5a di pulau lainnya.e. Mempunyai jalan akses ke dan dari terminal sejauh 33 m di ulau 2a$a dan 3 m di
pulau lainnya.#. Terminal Tipe *
Terminal tipe * mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan ntar
+ota Dalam ropinsi, angkutan kota dan atau angkutan pedesaan. ersyaratan lokasi
terminal tipe * (
a. Terletak di kotamadya 6 kabupaten dan dalam jaringan trayek ntar +ota Dalam
ropinsi.
b. Terletak di jalan arteri 6 kolektor dengan kelas jalan minimal 111 *.
c. 2arak antara dua terminal tipe * atau dengan terminal tipe minimal km di ulau
2a$a dan )3 km di pulau lainnya.d. Tersedia luas lahan minimal ) 5a di ulau 2a$a dan 4umatra dan #
b. 5a di pulau lainnya.
). Terminal Tipe 7
Terminal tipe 7 mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan
pedesaan. ersyaratan lokasi terminal tipe 7 (a. Terletak di $ilayah kabupaten tingkat dua dan dalam jaringan trayek angkutan
pedesaan. b. Terletak di jalan kolektor 6 lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas 111 .
c. Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.
d. Mempunyai jalan akses ke dan dari terminal sesuai dengan kebutuhan untuk
kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
*erdasarkan tingkat pelayanannya, terminal dibagi menjadi tiga yaitu (
a. Terminal induk yaitu ( terminal utama yang berfungsi sebagai pusat atau induk dari
terminal'terminal pembantu dengan tingkat pelayanan yang berjangkauan regional atau
antar kota dan lokal atau dalam kota serta mempunyai kapasitas angkut dan 8olume
penumpang yang tinggi.
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
4/26
b. Terminal pembantu atau sub terminal, merupakan terminal pelengkap yang menunjang
keberadaan terminal induk dengan tingkat pelayanan lokal dalam kota serta mempunyai
kapasitas angkut dan 8olume penumpang yang lebih sedikit.
c. Terminal transit yang merupakan terminal yang melayani aktifitas transit penumpang
dari satu tujuan ke tujuan lain, kendaraan umum hanya menurunkan dan menaikkan
penumpang.
D. Fasilitas Terminal Penumpang
1. &asilitas Utama Terminal
&asilitas utama adalah fasilitas yang mutlak dimiliki dalam terminal penumpang
yaitu(
a. 2alur pemberangkatan kendaraan umum2alur pemberangkatan kendaraan umum adalah pelataran di dalam terminal
penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menaikkan penumpang.
b. 2alur kedatangan kendaraan umum
2alur kedatangan kendaraan umum adalah pelataran di dalam terminal penumpang
yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menurunkan penumpang.
c. Tempat tunggu kendaraan umum
Tempat tunggu kendaraan umum adalah pelataran yang disediakan bagi kendaraan
angkutan penumpang umum untuk beristirahat dan siap menuju jalur
pemberangkatan.
d. *angunan kantor terminal dan menara penga$as
*angunan kantor terminal adalah bangunan yang biasanya berada dalam $ilayah
terminal, yang biasanya digabung dengan menara penga$as yang berfungsi sebagai
tempat memantau pergerakan kendaraan dan penumpang.
e. Tempat tunggu penumpang dan atau pengantar Tempat tunggu penumpang atau pengantar adalah pelataran yang disediakan bagi
orang yang akan melakukan perjalanan dengan angkutan umum atau orang yang
mengantarnya.
. 2alur lintasan
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
5/26
2alur lintasan adalah pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan
penumpang umum yang akan langsung melakukan perjalanan setelah menurunkan
atau menaikkan penumpang.
g. Loket penjualan karcisLoket penjualan karcis adalah ruangan yang digunakan oleh masing' masing
penyelenggara untuk penjualan tiket yang melayani perjalanan dari terminal yang
bersangkutan.
!. Tempat istirahat sementara kendaraan
Tempat istirahat sementara kendaraan adalah tempat bagi kendaraan untuk
istirahat sementara dan dilakukan pera$atan sebelum melanjutkan pemberangkatan.
i. 9ambu'rambu dan papan informasi yang sekurang'kurangnya memuat petunjuk
jurusan, tarif dan jad$al pemberangkatan.
j. eralatan antisipasi bencana yang dapat dicegah seperti bencana kebakaran, yakni
9, hydran, dsb.
#. &asilitas enunjang Terminal&asilitas penunjang adalah fasilitas yang menunjang fasilitas utama sehingga dapat
meningkatkan pelayanan terhadap penumpang, terdiri atas (
a.+amar kecil 6 toilet b. Musholla
c.+ios 6 kantin
d. 9uang pengobatane.9uang informasi dan pengaduan
f. Telepon umum
g. Tempat penitipan barangh. Taman
i. Dan lain'lain
". Kapasitas Terminal
Terminal penumpang merupakan bagian dari sistem transportasi dan secara umum
berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. :ffektifitas terminal baik dalam hal
kenyamanan pelayanan ataupun kecepatan pergerakan penumpang sangat menentukan
kapasitas sebuah terminal. erencanaan kapasitas terminal harus disesuaikan dengan
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
6/26
perkembangan yang akan datang. +apasitas yang ada harus memperhitungkan moda
transportasi yang akan digunakan penumpang, fasilitas yang ada serta tinjauan dari segi
manajemen lalu lintas di lokasi terminal. Untuk mengetahui kapasitas suatu terminal dapat
dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan teori antrian.
Teori antrian merupakan cabang yang terus berkembang dari teori probabilitas. Teori ini
berhubungan dengan antrian yang terjadi dengan menarik kesimpulan dari berbagai
karakteristik melalui analisis matematis dan berusaha mendapatkan rumus yang secara
langsung akan memberikan keterangan dan jenis yang kita dapatkan dari simulasi. &ormulasi
teori antrian memberikan berbagai informasi yang berguna untuk merencanakan dan
menganalisa performansi prasarana transportasi, sebagai contoh jumlah rata'rata dari satuan
jumlah kendaraan yang berada di dalam antrian dan jumlah rata'rata dalam sistem /antrian
dan pelayanan0 untuk menentukan cukup tidaknya area tempat menunggu bagi konsumen.Distribusi dari $aktu menunggu dan $aktu tunggu rata'rata ini penting untuk
memperkirakan cukup tidaknya sistem pelayanan terhadap kendaraan. roses antrian
merupakan suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan pengguna jasa pada suatu
fasilitas pelayanan, menunggu dalam baris antrian jika belum dapat dilayani, dilayani dan
akhirnya meninggalkan
&asilitas tersebut sesudah dilayani.
a. *entuk kedatangan
*entuk kedatangan para pengguna jasa biasanya diperhitungkan melalui $aktu antara
kedatangan, yaitu $aktu antara kedatangan dua pengguna jasa yang berurutan pada suatu
fasilitas pelayanan. *entuk ini dapat bergantung pada jumlah pengguna jasa yang berada
dalam system ataupun tidak bergantung pada keadaan sistem tersebut. *ila bentuk
kedatangan ini tidak disebut secara khusus, maka dianggap bah$a pengguna jasa tiba
satu persatu. sumsinya ialah kedatangan pengguna jasa mengikuti suatu proses dengan
distribusi probabilitas tertentu.
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
7/26
b. *entuk pelayanan
*entuk pelayanan ditentukan oleh $aktu pelayanan, yaitu $aktu yang dibutuhkan
untuk melayani pengguna jasa pada fasilitas pelayanan. *esaran ini dapat bergantung
pada jumlah pengguna jasa yang telah berada di dalam fasilitas pelayanan ataupun tidak
bergantung pada keadaan tersebut. elayanan dapat dilakukan dengan satu atau lebih
fasilitas pelayanan yang masing'masing dapat mempunyai satu atau lebih saluran atau
tempat pelayanan yang disebut dengan ser8er. pabila terdapat lebih dari satu fasilitas
pelayanan maka pengguna jasa dapat menerima pelayanan melalui suatu urutan tertentu
atau fase tertentu. ada suatu fasilitas pelayanan, pengguna jasa akan masuk dalam suatu
tempat pelayanan dan menerima pelayanan secara tuntas dari ser8er. *ila tidak
disebutkan secara khusus, pada bentuk pelayanan ini, maka dianggap bah$a suatu
pelayan dapat melayani secara tuntas satu pengguna jasa. *entuk pelayanan dapat
konstan dari $aktu ke $aktu.
c. +apasitas system
+apasitas sistem adalah jumlah maksimum pengguna jasa, mencakup yang sedang
dilayani dan yang berada dalam antrian, yang dapat ditampung oleh fasilitas pelayanan
pada saat yang sama. 4uatu system yang tidak membatasi pengguna jasa di dalam
pelayanannya dikatakan memiliki kapasitas tak terhingga, sedangkan suatu sistem yang
membatasi jumlah pengguna jasa yang ada di dalam fasilitas pelayanannya dikatakan
memiliki kapasitas yang terbatas.
d. Disiplin antrian
Disiplin antrian adalah aturan dimana para pengguna jasa dilayani, atau disiplin
pelayanan / service dicipline0 yang memuat urutan /order 0 para pengguna jasa menerima
layanan. turan pelayanan menurut urutan kedatangan ini didasarkan pada (
1. ertama Masuk ertama +eluar /&1&;0
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
8/26
&1&; / First In First Out 0 merupakan suatu peraturan bah$a yang akan dilayani
terlebih dahulu adalah pengguna jasa yang dating terlebih dahulu. &1&; ini sering
disebut &7&4 / First Come First Served 0.
#. Terakhir Masuk ertama +eluar /L1&;0L1&; / Last In First Out 0 merupakan antrian bah$a yang datangpaling akhir
adalah yang dilayani paling a$al atau lebih dahulu, yang sering juga dikenal dengan
L7&4 / Last Come First Served 0.
$. elayanan Dalam Urutan cak /419;0
419; /Service In Random Order 0 antrian bah$a pelayanan dilakukan secara acak.
4ering juga dikenal dengan 944 / Random Selection For Service0.
%. elayanan *erdasarkan rioritas /910
elayanan didasarkan pada prioritas khusus.
F. K&nsep Keba'aran
+ebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar yang tidak kita kehendaki,
merugikan pada umumnya sukar dikendalikan /erda D+1, ""#0. +ebakaran juga
merupakan bencana yang lebih banyak disebabkan oleh kelalaian manusia /human erroe0
dengan dampak kerugian harta benda, stagnasi atau terhentinya usaha, terhambatnya
perekonomian dan pemerintahan bahkan korban ji$a /*akornaspb0.
+lasifikasi kebakaran adalah golongan atau pembagian atas kebakaran berdaasarkan
pada jenis benda6 bahan yang terbakar. Dengan adanya klasifikasi kebakaran tersebut
diharapkan akan lebih mudah atau lebih cepat dan lebih tepat mengadakan pemilihan media
pemadaman yang akan dipergunakan untuk melaksanakan pemadaman /erda D+1, ""#0.
Menurut erda D+1 /""#0 klasifikasi sesuai dengan bahan bakar yang terbakar dan bahan
pemadaman untuk masing-masing kelas yaitu(a. +elas
Termasuk dalam kelas ini adalah pada bahan yang mudah terbakar biasa, misalnya(
kertas, kayu, maupun plastik. 7ara mengatasinya yaitu bisa dengan menggunakan air
untuk menurunkan suhunya sampai di ba$ah titik penyulutan, serbuk kering untuk
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
9/26
mematikan proses pembakaran atau menggunakan halogen untuk
memutuskan reaksi berantai kebakaran. b. +elas *
+ebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan seperti cairan combustible dengan
cairan flammable, seperti bensin, minyak tanah, dan bahan serupa lainnya. 7ara
mengatasinya dengan bahan foam.c. +elas 7
+ebakaran yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan untuk mengatasinya yaitu
dengan menggunakan bahan pemadaman kebakaran non kondusif agar terhindar dari
sengatan listrik.
d. +elas D
+ebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar seperti titanium, alumunium,
magnesium, dan kalium. 7ara mengatasinya yaitu powder khusus kelas ini.Menurut Depnaker 1L; /"
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
10/26
ibadah, erkantoran, endidikan, 9uang makan, 9uang ra$at inap, enginapan, 5otel,
Museum, enjara, erumahan b. *ahaya +ebakaran 4edang
0 *ahaya +ebakaran 4edang 1
ncaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar
sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari #,
m dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga penjalaran api
sedang. %ang dimaksud bahaya kebakaran sedang 1 ialah bangunan, tempat
penjualan dan penampungan susu, restoran, pabrik gelas6 kaca, pabrik asbestos,
pabrik balok beton, pabrik es, pabrik kaca6 cermin, pabrik garam, restoran6 kafe,
penyepuhan, pabrik pengalengan ikan, daging, buah-buahan dan tempat pembuatan
perhiasan.
#0 *ahaya +ebakaran 4edang 11
ncaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahna terbakar
sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari !m
dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga penjalaran api
sedang.
%ang dimaksud dengan bangunan gedung yang diklasifikasikan dalam bahaya
kebakaran sedang 11 antara lain( penggilingan produk biji-bijian, pabrik roti6 kue,
pabrik minuman, pabrik permen, pabrik destilasi6 penyulingan minyak asiri, pabrik
makanan ternak, pabrik pengolahan bahan kulit, pabrik mesin, pabrik baterai,
pabrik bir, pabrik susu kental manis, kon8ensi, pabrik bohlam dan neon, pabrik
film6 fotografi, pabrik kertas ampelas, laundry dan dry cleaning, penggilingan dan
pemanggangan kopi, tempat parkir mobil dan motor, bengkel mobil, pabrik mobil
dan motor, pabrik teh, toko bir6 anggur dan spirtus, perdagangan retail, pelabuhan,
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
11/26
kantor pos, tempat penerbitan dan percetakan, pabrik ban, pabrik rokok, pabrik
perakitan kayu, teater dan auditorium, tempat hiburan6 diskotik, karaoke, sauna,
klab malam.
)0 *ahaya +ebakaran 4edang 111ncaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar
agak tinggi, menimbulkan panas agak tinggi serta penjalaran api agak cepat apabila
terjadi kebakaran. %ang dimaksudkan dengan bangunan gedung yang
diklasifikasikan dalam bahaya kebakaran sedang 111 antara lain( pabrik yang
membuat barang dari karet, pabrik yang membuat barang dari plastik, pabrik
karung, pabrik pesa$at terbang, pabrik peleburan metal, pabrik sabun, pabrik gula,
pabrik lilin, pabrik pakaian, toko dengan pramuniaga lebih dari 3 orang, pabrik
tepung gterigu, pabrik kertas, pabrik semir sepatu, pabrik sepatu, pabrik karpet,
pabrik minyak ikan, pabrik perakityan elektronik, pabrik kalu lapis dan papan
partikel, tempat penggergajian kayu.
c. *ahaya +ebakaran *erat 10 *ahaya +ebakaran *erat 1
ncaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar
tinggi, menim,bulkan panas tinggi serta penjalaran api cepat apabila terjadi
kebakaran. %ang dimaksud dengan bangunan gedung yang diklasifikasikan dalam
bahaya kebakaran berat 1 antara lain( bangunan ba$ah tanah6 bismen, sub$ay,
hangar pesa$at terbang, pabrik korek api gas, pabrik pengelasan, pabrik foam
plastik, pabrik foam karet, pabrik resin dan terpentin, kilang minyak, pabrik $ool
kayu, tempat yang menggunakan hidrolik yang mudah terbakar, pabrik pengecoran
ligam, pabrik yang menggunakan bahan baku yang mempunyai titik nyala
)>,"?7 /33?&0, pabrik tekstil, pabrik benang, pabrik yang menggunakan bahan
pelapis dengan foam plastik /upholstering with plastic foams).
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
12/26
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
13/26
g. :fek samping yang muncul adalah debu dan kotor.
h. Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat
elektronik.
i. 4ekali pakai pada tiap kejadian.
#. =as 7air 5allon &ree6& 65alotron
lat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi
kebakaran. 4ifat alat pemadam ini antara lain (
a. *ukan penghantar listrik
b. Tidak merusak peralatan
c. Non ToAic /tidak beracun0
d. *ersih tidak meninggalkan bekas.
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
14/26
e. Memadamkan api dengan cara mengikat ;# disekitar area kebakaran
f. enggunaan yang multi purpose /semua klas kebakaran0
g. *isa digunakan berulang-ulang
h. Lebih tepat digunakan di dalam ruangan
). 7arbon dioksida
9acun api 7;# ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas * dan 7.
4ifat-sifatnya antara lain (
a *ersih tidak meninggalkan bekas. b Non ToAide / tidak beracun 0.
c *ukan penghantar listrik.
d Tidak merusak peralatan / elektronik 6 mesin 0
e 7ara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang terbakar.f Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
g Tekanan kerja sangat besar.
!. 9acun pi *usa
9acun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas dan *. 7ara
kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar. 2ika obyek yang terbakar
benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan Bat cair.
4ifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada ruang
yang berisi peralatan komponen listrik.
. &ire 4prinkler 4ystem
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
15/26
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
16/26
gar bisa bekerja cepat dalam keadaan darurat perlu diperhitungkan persyaratan dan cara
pemasangan 9 /lat emadam pi 9ingan0 yang antara lain (
0 Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau diikat mati.
#0 2arak jangkauan maksimum m.
)0 Tinggi pemasangan maksimum # cm.
!0 2enis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api.
0 Diperiksa secara berkala.
C0 *isa diisi ulang /9efill0.
>0 +ekuatan konstruksi terstandar
Usaha re8entif Tanggap +ebakaran
0 enyuluhan dan pelatihan tentang pemadam kebakaran
#0 danya 4; cara pengoperasian pada tabung pemadam
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
17/26
)0 astikan listrik6api telah padam sebelum meniggalkan laboratorium
!0 Usahakan bak kamar mandi selalu penuh
7ara pelaksanaan pemadaman
0 4elalu siap mental dan jangan panik
#0 erhatikan arah angin /dengan melihat lidah api0
)0 Membelakangi arah angin menghindar dari sisi lain
!0 4emprotkan6arahkan pada sumber api
0 5arus tahu jenis benda yang terbakar
C0 Usahakan mengatur dan menahan nafas
4edangkan prosedur emergensi e8akuasi seperti berikut (
a. *unyikan 6 tekan alarm terdekat
b. +eluar le$at pintu terdekat
c. *erkumpul ditempat yang berjarak minimal )3 meter dari sumber kebakaran
d. *eritahu petugas emergensi mengenai orang-orang yang ada didalam
e. *eritahu petugas emergensi mengenai alasan pengosongan ruangan
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
18/26
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
19/26
,. Te!ni' atau cara mengatasi bencana api
4esuai dengan amanat ermen U No. #69T6M6#33< dan memperhatikan
berbagai aspek terkait dalam penanggulangan kebakaran serta profil 6 kondisi kota-kota
dan kabupaten di 1ndonesia dan arah pengembangannya kedepan, maka diperlukan suatu
9encana 1nduk 4istem roteksi +ebakaran /914+0 yang dapat digunakan sebagai acuan
baku dalam penyusunan 9encana +erja 6 rogram Dinas emadam +ebakaran kota dan
kabupaten untuk sekurang-kurangnya sepuluh atau dua puluh tahun ke depan.
Disamping itu berbagai tuntutan yang berkembang akibat derap perkembangan
kota dan kabupaten, implikasinya dikaitkan dengan resiko kebakaran serta munculnya
berbagai paradigma baru dalam sistem proteksi kebakaran dan kondisi kinerja 1nstitusi
emadam +ebakaran /1+0 saat ini semakin meningkatkan urgensi disusunnya 9encana
1nduk /&ire 4afety Master lan0 9encana 1nduk 4istem roteksi +ebakaran /914+0 di
kota-kota 6 kabupaten di 1ndonesia. engaturan manajemen penanggulangan kebakaran di
perkotaan dimaksudkan untuk me$ujudkan bangunan gedung, lingkungan, dan kota yang
aman terhadap bahaya kebakaran melalui penerapan manajemen penanggulangan bahaya
kebakaran yang efektif dan efisien. Manajemen tersebut meliputi penanggulangan di
$ilayah kota, lingkungan dan bangunan /termasuk mengenai 4atuan 9ela$an
+ebakaran 6 4TL+90.
Namun dalam penyusunan 9encana 1nduk 4istem roteksi +ebakaran /914+0
yang sesuai dan tepat kiranya memerlukan berbagai konsep dan pendekatan metodologis
yang dapat diterapkan dengan memperhatikan karakteristik dan kekhususan daerah yang
bersangkutan serta mempelajari pengalaman di berbagai negara maju
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
20/26
7ara pelaksanaan pemadaman
. 4elalu siap mental dan jangan panik
#. erhatikan arah angin /dengan melihat lidah api0
). Membelakangi arah angin menghindar dari sisi lain
!. 4emprotkan6arahkan pada sumber api
. 5arus tahu jenis benda yang terbakar
C. Usahakan mengatur dan menahan nafas
*eberapa konsep dan pendekatan yang dapat diterapkan sebagai upaya
penanggulangan kebakaran khususnya di ka$asan permukiman padat adalah sebagai
berikut (
a. +onsep ilayah Manajemen +ebakaran /M+0 6 Fire anagement !rea /&M0
+onsep Fire anagement !rea /&M0 atau sering disebut sebagai konsep
ilayah Manajemen +ebakaran /M+0. M+ merupakan salah satu dasar pokok
dalam perencanaan sistem penanggulangan kebakaran di perkotaan yang menentukan
efekti8itas pemadaman suatu areal atau $ilayah, disamping penentuan penyediaan air
untuk pemadaman. Untuk menentukan jumlah kebutuhan air untuk pemadaman di
setiap M+ dibutuhkan analisis resiko kebakaran, dimana di dalam analisis tersebut
diperhitungkan 8olume total bangunan, angka resiko bahaya kebakaran, serta angka
klasifikasi konstruksi bangunan. +onstruksi suatu bangunan harus mampu
menciptakan kestabilan struktur selama kebakaran untuk memberikan $aktu bagi
penghuni untuk menyelamatkan diri dan memberikan kesempatan petugas untuk
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
21/26
beroperasi. *angunan di k a$asan padat 6 kumuh ser ingk al 1 menggunakan bahan '
bahan bangunan yang sangat sederhana dan rentan terhadap api. Direkomendasikan
agar bahan bangunan adalah (
. papan plester dengan ketebalan ) mm, atau bisa juga menggunakan material
lain dengan ketahanan api yang relatif sama@
#. lembaran semen serat selulosa dengan ketebalan # mm@). plester berserat yang diperkuat ka$at anyam besi gal8anis yang dipasang tidak
lebih dari C mm dari permukaan.
4ecara fisik, M+ dibentuk dengan mengelompokkan hunian yang memiliki
kesamaan kebutuhan proteksi kebakaran dalam batas $ilayah yang ditentukan secara
alamiah maupun buatan. +onsep M+ dirancang untuk mendukung tercapainya
sistem penanggulangan kebakaran yang efektif yang ditentukan melalui $aktu
tanggap /respond time0 dan bobot serangan /$eight of attack0. aktu tanggap
terhadap pemberitahuan kebakaran adalah total $aktu dari saat menerima berita '
pengiriman pasukan dan sarana pemadaman kebakaran ke lokasi kebakaran sampai
dengan kondisi siap untuk melaksanakan pemadaman kebakaran. aktu tanggap
terdiri atas $aktu pengiriman pasukan dan sarana pemadam kebakaran /dispatch
time0, $aktu perjalanan menuju lokasi kebakaran, dan $aktu menggelar sarana
pemadam kebakaran sampai siap untuk melaksanakan pemadaman /lihat eraturan
Menteri U No. #69T6M6#33< sebagai referensi0. Untuk kondisi di 1ndonesia,
$aktu tanggap tidak lebih dari /lima belas0 menit. &aktor-faktor yang
mempengaruhi $aktu tanggap adalah (
. 4istem pemberitahuan kejadian kebakaran untuk menjamin respon yang tepat@
#. Tipe layanan yang dilakukan oleh instansi penanggulangan kebakaran@
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
22/26
). Ukuran atau luasan $ilayah yang dilayani termasuk potensi bahaya di lokasi
M+ dan kapasitas kemampuan yang ada@!. erjalanan petugas E kendaraan pemadam menuju ke lokasi kebakaran.
Untuk menjamin kualitas bobot serangan dan respond time yang tepat
termasuk unsur jarak atau aksesibilitas maka ditentukan pos-pos pemadam kebakaran
dalam setiap M+. 4ecara kuantitas disebutkan bah$a daerah layanan dalam setiap
M+ tidak melebihi radius >, km, di luar daerah tersebut dikategorikan sebagai
daerah yang tidak terlindung /unprotected area0. Daerah yang sudah terbangun harus
mendapatkan perlindungan dari mobil pemadam kebakaran yang pos terdekatnya
berada dalam jarak #, km dan berjarak ), km dari sektor.
*erdasarkan unsur-unsur di atas, maka selanjutnya dibuat peta jangkauan
layanan penanggulangan kebakaran secara rinci yang menunjukkan lokasi dari setiap
pos pemadam di $ilayah tersebut. eta jangkauan layanan penanggulangan
kebakaran secara geografis bisa kurang tepat dengan mengingat adanya jalan atau
infrastruktur lainnya, sungai, bukit-bukit dan batas-batas fisik lainnya. enerapan
M+ memiliki peran strategis dalam penentuan persyaratan sumber air untuk
pemadaman kebakaran di $ilayah kota yang sebagaimana telah disebutkan diatas,
merupakan unsur utama dalam perencanaan aster "lan.
+ebutuhan air untuk setiap M+ ditentukan dengan analisis resiko
kebakaran dengan memperhitungkan potensi bahaya kebakaranyang terdapat dalam
M+, yang dinyatakan dalam 8olume bangunan yang terkena kebakaran, kelas
bahaya hunian, kelas konstruksi bangunan dan factor bahaya kebakaran. *agan lir
untuk menyusun 9encana 1nduk 4istem enanggulangan +ebakaran +ota 6
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
23/26
kabupaten -Permen PU N&. #/P0T/)/#23 Dari kebutuhan air total yang
dibutuhkan pada setiap M+, serta dengan memperhitungkan laju pengeluaran air
/deli8ery rate0 dan laju penerapan air efektif /application rate0 untuk pemadaman
kebakaran, maka dapat ditentukan kebutuhan pos atau stasiun kebakaran yang
memadai termasuk sarana hidran, mobil tangki dan titik-titik penghisapan air yang
diperlukan untuk menjamin efekti8itas pemadaman kebakaran. Dari 8olume ini dapat
direncanakan jumlah dan kualifikasi personil, sarana, peralatan dan kelengkapan
penunjang lainnya. eralatan sederhana seperti lat emadam pi 9ingan /90
sebaiknya tersedia pada tiap pos kebakaran lingkungan /min 3 buah F 3 kg0.
Untuk lingkungan atau gugus bangunan yang berada dalam kelompok beberapa
kepemilikan tertentu harus dianggap sebagai satu M+ tersendiri dan berlaku
ketentuanketentuan bagi M+. *agan alir proses penyusunan rencana induk sistem
penanggulangan kebakaran kota diperlihatkan pada *agan .
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
24/26
b. endekatan nalisis 9esiko +ebakaran
9esiko dalam konteks kebakaran diartikan sebagai kombinasi antara
kecenderungan terjadinya kebakaran dan konsek$ensi potensi yang ditimbulkannya.
+ecenderungan terjadi kebakaran dan bencana lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor (
. ertumbuhan kebakaran /fire history0#. enggunaan lahan /land use0
). +epadatan penduduk
!. +erapatan bangunan. Le8el proteksi terpasang
C. Le8el kesiapan masyarakat
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
25/26
4edang konsek$ensi potensial ditunjukkan antara lain dengan korban luka atau
meninggal, kerugian materi dan terjadinya stagnasi bisnis atau usaha. 1lustrasi mengenai
resiko ini digambarkan pada *agan #. Dalam penaksiran resiko bahaya kebakaran perlu
dipertimbangkan faktor-faktor sbb (
. +ecenderungan terjadinya kebakaran
#. +onsek$ensi potensial /yang paling berbahaya0). ertimbangan bobot serangan
!. Memerinci penaksiran resiko
. erlakuan terhadap resikoC. +ondisi institusi pemadam kebakaran
>. eran masyarakat
-
8/19/2019 BAB II traumatologi
26/26
atau bobot serangan yang paling efektif. enaksiran resiko dapat dirinci dengan
melihat atau memperhitungkan peta resiko bahaya tersebut diatas yang bisa didasarkan
pada (
. +ategori resiko yang laBim digunakan oleh 1+ #. embagian Boning yang ditetapkan oleh 1+ berdasarkan 9T9
). 4istem lain seperti adanya benda-benda berbahaya,
&asilitas industri yang mengandung bahan atau benda berbahaya Dapat
disimpulkan bah$a efekti8itas pemadaman tidak semata-mata tergantung
pada response time dan kualitas serangan, tetapi harus sudah diperluas kepada hal-hal
yang menyangkut kondisi apakah upaya pencegahan kebakaran telah dilakukan, sejauh
mana analisis resiko bahaya kebakaran telah diterapkan dan setiap pengerahan
kendaraan operasional, 4DM dan peralatan lain ke lokasi kebakaran atau bencana
lainnya didasarkan pada peta resiko bahaya yang sudah ditetapkan sebelumnya.